perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i RESPON MELON (Cucumis melo L.) TERHADAP PERLAKUAN DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN KONSENTRASI NPK Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian Di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Jurusan/program Studi Agronomi Oleh : SRI NINGSIH H 0107086 JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
48
Embed
RESPON MELON (Cucumis melo L.) TERHADAP PERLAKUAN …/Respon... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i RESPON MELON (Cucumis melo L.) TERHADAP PERLAKUAN DOSIS
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
RESPON MELON (Cucumis melo L.) TERHADAP PERLAKUAN DOSIS
PUPUK KANDANG SAPI DAN KONSENTRASI NPK
Skripsi
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian
Di Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret
Jurusan/program Studi Agronomi
Oleh :
SRI NINGSIH
H 0107086
JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
HALAMAN PENGESAHAN
RESPON MELON (Cucumis melo L.) TERHADAP PERLAKUAN DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN KONSENTRASI NPK
Yang dipersembahkan dan disusun oleh
SRI NINGSIH H 0107086
telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal :
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Tim Penguji
Ketua
Ir. Suharto Pr. MP NIP. 194910101976 11 1001
Anggota I
Ir. YV. Pardjo NS. MS NIP. 194903231980 10 1001
Anggota II
Prof. Dr. Ir. Djoko Purnomo, MP. NIP. 194804261976 09 1001
Surakarta, Juli 2011 Mengetahui
Universitas Sebelas Maret Fakultas Pertanian
Dekan
Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS NIP. 19562251986 01 1001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Respon Melon
(Cucumis melo L.) Terhadap Perlakuan Dosis Pupuk Kandang Sapi dan
Konsentrasi NPK”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan
guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas
Sebelas Maret.
Dalam penelitian skripsi ini tentunya tak lepas dari batuan, bimbingan dan
dukungan berbagai pihak, sehingga peneliti tak lupa mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Ir Suharto Pr, MP selaku pembimbing utama dan Ir. YV. Pardjo NS. MS selaku
pembimbing pendamping yang telah memberikan saran dan sumbangan
pemikiran kepada penulis selama pelaksanaan penelitian sampai penyusunan
skripsi ini.
3. Prof. Dr. Ir. Djoko Purnomo, MP. selaku dosen pembahas yang telah
memberikan masukan dan saran pada skripsi ini.
4. Dr. Samanhudi, SP, MSi selaku pembimbing akademik penulis.
5. Ibu dan bapak tercinta yang selalu mendoakan dan mendukung penulis.
6. Sahabatku “Trio Melon”, Su-Genk (Ndaru Minanti, Nur ‘Aisyah, Susanti
RESPON MELON (Cucumis melo L.) TERHADAP PERLAKUAN DOSIS
PUPUK KANDANG SAPI DAN KONSENTRASI NPK
SRI NINGSIH
(H0107086)
RINGKASAN
Melon merupakan salah satu komoditas hortikultura yang saat ini sudah memasuki pasar ekspor. Untuk menghasilkan kualitas buah yang bagus maka kegiatan pemupukan penting untuk dilakukan. Penggunaan pupuk organik saat ini sangat ditekankan, karena pupuk organik sangat aman bagi lingkungan serta dapat memperbaiki kualitas tanah. Namun, jika hanya diberikan pupuk organik saja biasanya ukuran buah akan kecil sehingga harga jual juga rendah. Untuk mengatasi hal tersebut maka harus ditambah dengan penggunaan pupuk kimia seperti NPK.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis pupuk organik dan konsentrasi NPK yang tepat bagi pertumbuhan dan hasil melon. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pilang, Masaran, Sragen yang terletak pada ketinggian 93 mdpl dengan jenis tanah grumusol pada bulan Februari 2011 – Mei 2011. Penelitian menggunakan rancangan petak terpisah (split plot design) dengan 2 (dua) kombinasi perlakuan. Faktor pertama adalah konsentrasi NPK sebagai petak utama (main plot) terdiri atas 4 taraf yaitu, A0: 0 g/l, A1: 20 g/l, A2: 30 g/l, A3: 40 g/l. Faktor kedua adalah dosis pupuk kandang sapi sebagai anak petak (sub plot) yang terdiri atas 4 taraf yaitu, B0: 0 ton/ha, B1: 10 ton/ha, B2: 15 ton/ha, B3: 20 ton/ha. Pelaksanaan Penelitian meliputi analisis tanah dan pupuk kandang sapi, pengolahan lahan dan pemupukan, persemaian dan pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan.
Variabel Pengamatan meliputi pertumbuhan tanaman (diameter batang, luas daun, dan Kadar klorofil) dan hasil (berat buah, diameter, volume, kemanisan, dan tebal daging buah). Analisis data menggunakan analisis ragam dengan uji F taraf 0,05 dan 0,01. Apabila terdapat beda nyata dilanjutkan dengan kontras ortogonal polinomial.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pupuk kandang sapi berpengaruh nyata hampir diseluruh variabel pangamatan kecuali pada klorofil (klorofil a dan karoten, kemanisan luar serta tebal daging buah. NPK berpengaruh nyata terhadap hasil terutama pada berat buah, diameter buah serta volume buah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
RESPONSE OF MELON (Cucumis melo L.) BY TREATMENT OF DOSE COW MANURE FERTILIZER AND NPK CONCENTRATION
SRI NINGSIH (H0107086)
SUMMARY
Melon is one of horticulture commoditie that currently was enter the export
market. Fertilization is essential to produce good quality of melon fruits. Organic fertilizer become first choice, because it is save to environment and improve soil quality. However, if given only organic fertilizers are usually the size of the fruit will be small so the fruit is low price. Combination between chemical such us NPK fertilizer can solve the problem.
The aims of this experiment are find the dose of organic ferlitizer and NPK right concentration for the growth and yield of melon. This experiment had been done at Pilang Village, Masaran, Sragen, exactly on 93 metres above sea level altitude, with grumusol soil type conducted from February 2011 - Mei 2011. This experiment using separate plot design (split plot design) with 2 (two) combination treatment. The first factor is concentration of NPK as the main plot they are, 0 g/l, 20 g/l, 30 g/l, 40 g/l. The second factor is dose of cow manure fertilizer as a subplot (sub-plot) they are, 0 ton/ha, 10 ton/ha, 15 ton/ha, 20 ton/ha. Implementation of the experiment included analysis of soil and cow manure fertilizer, land cultivation and fertilization, seedbed and seedling, planting, rearing, harvesting.
The variable which were observed are the growth of plants (stem diameter, leaf area and amount chlorophyll) and yield (fruit weight, diameter, volume, sweetness, and the flesh thickness of fruit). Analysis of the data using various analysis by F test at level 0.05 and 0.01, if the treatment shown significant effect to variable response, it will be continued with contras ortogonal polinomial.
The results of this shows that the use of cow manure fertilizer significantly affect almost all the variables except observation of chlorophyll (chlorophyll and carotenoids, outer sweetness of fruit, and the flesh thickness of fruit). NPK fertilizer significantly increase the yield of melon, especially on fruit weight, fruit diameter and also fruit volume.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Melon merupakan salah satu komoditas hortikultura yang sangat diminati
masyarakat. Permintaan buah melon yang terus meningkat serta fluktuasi harga
yang relatif stabil membuat petani membudidayakan komoditas ini. Meskipun
tanaman ini memerlukan perawatan yang intensif, namun harga jual melon
mampu menutupi biaya produksi yang diperlukan.
Agribisnis melon menunjukkan prospek menjanjikan. Tetapi jika faktor
tanah yang semakin keras, miskin unsur hara terutama unsur hara mikro dan
hormon alami, faktor iklim dan cuaca, faktor hama dan penyakit tanaman serta
faktor pemeliharaan tidak diperhatikan maka keuntungan akan menurun
(Anonim, 2008).
Ada beberapa sebab mengapa tanaman melon banyak dibudidayakan di
Indonesia. Hampir sebagian besar tanah di Indonesia sangat subur sehingga
cocok untuk berbagai jenis tanaman termasuk melon. Tanaman melon memiliki
umur yang pendek. Jika dibandingkan dengan beberapa tanaman buah yang
lain melon termasuk tanaman yang berumur pendek. Tanaman ini
membutuhkan waktu 70 hari untuk siap dipanen. Tanaman ini juga tidak
membutuhkan lahan yang sangat luas dalam budidayanya, karena tanaman ini
ditanam dengan lanjaran sehingga dapat mengefisienkan penggunaan lahan
sempit. Sehingga dengan lahan terbatas dapat ditanami melon dalam jumlah
yang banyak. Tanaman ini juga memiliki harga yang stabil di pasaran. Hal ini
disebabkan jumlah permintaan terhadap buah melon tinggi dan tingginya
permintaan tersebut tidak diikuti oleh ketersediaan akan buah melon sehingga
menyebabkan harga melon tetap stabil di pasaran (Prasetyo, 2010).
Tidak hanya pasar dalam negeri saja yang menjadi target petani, namun
daerah pemasaran sudah sampai pasar luar negeri. Hal ini dibuktikan dengan
adanya melon asal Karanganyar yang mampu menembus pasar Singapura.
Dengan adanya kerjasama tersebut maka pemerintah daerah mulai
menghimbau petani melon untuk menghasilkan buah melon yang sesuai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
dengan standar kualitas melon untuk ekspor.
Untuk menghasilkan kualitas buah yang bagus maka kegiatan pemupukan
penting untuk dilakukan. Pupuk sangat penting bagi tanaman karena banyak
unsur hara yang dibutuhkan untuk menunjang pertumbuhan tanaman. Kondisi
tanah yang semakain menurun tingkat kesuburannya menjadi alasan penting
untuk melakukan kegiatan pemupukan.
Ada dua jenis pupuk yang beredar dipasaran, yaitu pupuk kimia
(anorganik) dan pupuk alami (organik). Pupuk kimia lebih cepat memberikan
hasil bagi tanaman, selain itu mudah diperoleh serta bentuknya relatif lebih
praktis sehingga banyak masyarakat yang memakai pupuk kimia.
Penggunaan pupuk organik saat ini sangat ditekankan, mengingat
penggunaan pupuk organik sangat aman bagi lingkungan serta dapat
memperbaiki kualitas tanah. Namun, jika tanaman melon hanya diberikan
pupuk organik saja biasanya ukuran buah akan kecil sehingga harga jual juga
rendah. Untuk mengatasi hal tersebut maka harus ditambah dengan
penggunaan pupuk kimia seperti NPK yang dapat menambah ukuran buah.
Pengguaan pupuk kimia secara berlebihan juga tidak baik untuk
lingkungan karena lambat laun kondisi tanah akan rusak. Oleh karena itulah
penggunaan pupuk kimia harus terkontrol dengan dosis yang tepat agar aman
bagi lingkungan serta dapat mempercepat pertumbuhan dan menambah hasil
tanaman.
Kemajuan di bidang teknologi dan industrialisasi, menganjurkan petani
menggunakan pupuk kimiawi. Dengan menggunakan pupuk kimiawi,
produktifitas hasil pertanian dapat ditingkatkan. Karena pupuk kimia sifatnya
instan dan cepat sekali dapat diserap tanaman. Namun demikian dengan
menggunakan pupuk kimia lama kelamaan struktur tanah akan menjadi tidak
baik, keras dan tidak subur lagi yang mengakibatkan produksi hasil pertanian
menurun (Gunawan, 2008).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
B. Perumusan Masalah
Buah melon merupakan salah satu komoditas hortikultura yang
permintaannya relatif tinggi bahkan saat ini mulai menembus pasar
internasional. Untuk menghasilkan melon yang sesuai dengan permintaan pasar
ekspor maka perlu perawatan yang intensif. Salah satunya adalah kegiatan
pemupukan yang sesuai dengan kebutuhan tanaman. Penggunaan pupuk
organik sangat dianjurkan, namun untuk tanaman melon ternyata memerlukan
pupuk tambahan yang berupa pupuk kimia agar ukuran buah besar karena
biasanya melon yang hanya dipupuk organik saja akan berukuran kecil
sehingga kurang diminati masyarakat.
Pupuk kimia yang biasa digunakan adalah pupuk NPK karena kandungan
unsur makro sangat diperlukan tanaman. Agar penggunaan pupuk kimia
sebagai pupuk tambahan tidak berlebihan maka perlu dilakukan penelitian agar
diperoleh kombinasi yang tepat dengan konsentrasi pupuk kimia yang tentunya
bisa dikurangi agar diperoleh buah melon dengan hasil dan ukuran maksimum
sesuai dengan permintaan pasar.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui dosis pupuk kandang sapi yang tepat untuk meningkatkan
kualitas melon.
2. Mengetahui konsentrasi NPK yang tepat untuk meningkatkan kualitas
melon.
3. Mengetahui interaksi dosis pupuk kandang sapi dan konsentrasi yang tepat
untuk meningkatkan kualitas melon.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tanaman Melon
Melon termasuk keluarga tanaman labu-labuan (Cucurbitaceae).
Kedudukan tanaman melon dalam sistematika tumbuhan, diklasifikasikan
sebagai berikut:
Divisio : Spermatophyta
Sub-divisio : Angiospermae
Kelas : Dycotyledoneae
Ordo : Cucurbitales
Famili : Cucurbitaceae
Genus : Cucumis
Spesies : Cucumis melo L.
(Rukmana, 1994).
Secara umum pertumbuhan vegetatif tanaman melon F2 tidak berbeda
(setara) dibanding tanaman F1, namun hasil buah F2 lebih rendah dibanding
tanaman F1. Faktor generasi F1 dan F2 berpengaruh terhadap hasil dan tidak
berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif (Mursito dan Parjanto, 2002).
Petani sering membudidayakan melon sepanjang tahun, baik pada musim
kemarau maupun hujan. Hal ini didorong oleh adanya permintaan pasar akan
buah melon secara terus-menerus sepanjang tahun. Terdapat perbedaan
keragaan (performance) pertanaman melon pada musim hujan dibanding
kemarau. Pada musim hujan pertumbuhan dan perkembangan tanaman
lambat, umur panen lebih panjang, namun hasil buah lebih tinggi. Perbedaan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman musim hujan dan musim kemarau
tersebut tampaknya disebabkan oleh perbedaan kondisi lingkungan kedua
musim tersebut, terutama perbedaan faktor radiasi matahari, pada musim
hujan lebih rendah daripada musim kemarau.
(Parjanto dan Djoko Mursito, 2001).
Tanaman melon sangat memerlukan sinar matahari. Apabila tanaman
melon kurang mendapat sinar matahari pada awal pertumbuhannya bisa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
mengalami etiolasi (jangkung,lemah,mudah rebah). Sedangkan bagi tanaman
melon yang telah berbuah, kekurangan sinar matahari dapat mengakibatkan
buah melon menjadi kurang manis (Tjahjadi, 1990).
Tanaman buah semusim merupakan tanaman buah yang berumur pendek,
sekitar 3-4 bulan. Setelah masa berbuahnya selesai tanamannya mati,
contohnya semangka dan melon. Tanaman buah ini memerlukan pupuk dalam
jumlah yang banyak untuk mendukung pertumbuhannya. Pemupukan
tanaman buah semusim dibagi menjadi dua, yaitu masa vegetatif dan masa
generatif. Masa vegetatif, yaitu pada saat tanaman sedang mengalami
petumbuhan daun dan tunas. Adapun pada masa generatif tanaman sedang
membentuk bunga dan membesarkan buah. Pada kedua masa tersebut, jenis
pupuk yang diaplikasikan sangat berbeda satu sama lain. Kesalahan
pemberian pupuk pada kedua masa tersebut akan menyebabkan hasil buah
yang diharapkan tidak tercapai (Prihmantoro, 2006).
Buah melon sangatlah beragam tergantung dari varietasnya, baik ukuran,
bentuk buah, rasa, aroma, permukaan kulit buah, serta warna daging buah.
Biasanya buah melon bisa dipanen pada umur 65-75 hari setelah pindah
tanam. Ciri-ciri buah melon yang telah siap dipanen adalah bila telah terjadi
keretakan menyerupai bentuk cincin pada tangkai buahnya (mengelilingi
tangkai buah) dan mulai mengeluarkan aroma harum. Bisa juga dengan cara
memukul-mukul menggunakan jari tangan. Bila berbunyi nyaring berarti
sudah tua (Bina Karya Tani, 2009).
B. Pupuk Kandang Sapi
Dalam pupuk kandang dikenal istilah pupuk panas dan pupuk dingin.
Pupuk panas adalah pupuk kandang yang proses penguraiannya berlangsung
cepat sehingga terbentuk panas, misalnya pupuk kandang dari kuda, kambing,
domba, dan ayam. pupuk dingin adalah pupuk kandang yang terurai lebih
lama dan tidak menimbulkan panas, misalnya pada sapi, kerbau, dan babi.
Pupuk kandang yang berasal dari sapi dan babi banyak mengandung
mikroorganisme pengurai yang bermanfaat untuk meningkatkan jenis dan
populasi mikroorganisme tanah. Kandungan pupuk kandang sapi adalah N:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
0,3%, P2O5: 0,2%, dan K20: 0,3 % (Novizan, 2005).
Pupuk kandang membuat tanah lebih subur, gembur, dan lebih mudah
diolah. Kegunaan ini tidak dapat digantikan oleh pupuk buatan. Kandungan
unsur hara dalam kotoran ternak yang penting untuk tanaman antara lain
unsur nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K). Ketiga unsur inilah yang
paling banyak dibutuhkan oleh tanaman. Ketiga jenis unsur hara ini sangat
penting diberikan karena masing-masing memiliki fungsi yang sangat penting
bagi pertumbuhan tanaman (Setiawan, 2004).
Diantara jenis pupuk kandang, pupuk sapilah yang mempunyai kadar
serat yang tinggi seperti selulosa, hal ini terbukti dari hasil pengukuran
parameter C/N rasio yang tinggi >40. Tingginya kadar C dalam pupuk
kandang sapi menghambat penggunaan langsung ke lahan pertanian karena
akan menekan pertumbuhan tanaman utama. Penekanan pertumbuhan terjadi
karena mikrobia dekomposer akan menggunakan N yang tersedia untuk
mendekomposisi bahan organik tersebut sehingga tanaman utama akan
kekurangan N. Untuk memaksimalkan penggunaan pupuk kandang sapi harus
dilakukan pengomposan agar menjadi kompos pupuk kandang sapi dengan
C/N di bawah 20 (Hartatik dan L. R Widowati, 2011).
C. Pupuk NPK
Pemberian pupuk NPK pada tanah tidak selamanya bersifat
mengasamkan tanah. Hal ini diduga bahwa pengaruh pupuk NPK terhadap
kemasaan tanah masih sangat sedikit sehingga pada tanah masih berada pada
tingkat kemasaman yang stabil, dalam artian ketersediaan unsur hara yang
disuplai pupuk NPK dapat diserap oleh tanaman (Aryani et al, 2006).
Kalium adalah salah satu unsur penting yang dibutuhkan tanaman untuk
pertumbuhan dalam jumlah yang relatif banyak. Keadaan ini akan
mendukung pertumbuhan akar tanaman dalam rangka menyerap unsur hara
dan air yang ada dalam tanah khususnya unsur kalium yang sukar tersedia
bagi tanaman dan cenderung mudah tercuci oleh air hujan maupun oleh air
irigrasi (Santoso et al, 2002).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Manfaat unsur N adalah memacu pertumbuhan tanaman secara umum,
terutama pada fase vegetatif, berperan dalam pembentukan klorofil, asam
amino, lemak, enzim, dan persenyawaan lain. Manfaat unsur P adalah
membantu pertumbuhan protein dan mineral yang sangat tinggi bagi tanaman,
bertugas mengedarkan energi keseluruh bagian tanaman, merangsang
pertumbuhan dan perkembangan akar, mempercepat pembungaan dan
pembuahan tanaman, serta mempercepat pemasakan biji dan buah. Manfaat
unsur K adalah membantu pembentukan protein, karbohidrat dan gula,
membantu pengangkutan gula dari daun ke buah, memperkuat jaringan
tanaman, serta meningkatkan daya tahan terhadap penyakit (Anonim, 2010).
Pemakaian pupuk majemuk saat ini sudah sangat luas. Berbagai merk,
kualitas dan analisis telah tersedia di pasaran. Kendati harganya relatif lebih
mahal, pupuk majemuk tetap dipilih karena kandungan haranya lebih
lengkap. Variasi analisis pupuk mejemuk sangat banyak. Meskipun demikian,
perbedaan variasinya bisa jadi sangat kecil, misalnya antara NPK 15-15-15
dan NPK 16-16-16. Variasi analisis pupuk, seperti 15-15-15, 16-16-16, dan
20-20-20 menunjukkan ketersediaaan unsur hara yang seimbang. Fungsi
pupuk majemuk dengan variasi analisis seperti ini antara lain untuk
mempercepat perkembangan bibit, sebagai pupuk pada awal penanaman, dan
sebagai pupuk susulan saat tanaman memasuki fase generatif, seperti saat
mulai berbunga (Anonim, 2010).
D. Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah penggunaan dosis pupuk kandang sapi 15
ton/ha dan konsentrasi NPK 30 g/l mampu meningkatkan kualitas buah
melon.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pilang, Kecamatan Masaran, Sragen
yang terletak pada ketinggian 93 mdpl dengan jenis tanah grumusol pada
bulan Februari 2011 – Mei 2011.
B. Bahan dan Alat
1. Bahan:
a) Bibit melon varietas mai 119
b) Pupuk organik kandang sapi
c) NPK majemuk mutiara 16-16-16
2. Alat:
a) Timbangan
b) Mulsa plastik
c) Ajir
d) Bak persemaian
e) Polibag
f) Hand refractometer
g) Spektrofotometer
h) Jangka sorong
C. Cara Kerja Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian diselenggarakan dengan menggunakan rancangan petak
terpisah (split plot design) dengan 2 (dua) kombinasi perlakuan. Faktor
perlakuan percobaan adalah:
a. Konsentrasi pupuk NPK sebagai petak utama (main plot) terdiri atas :
A0: 0 g/l
A1: 20 g/l,
A2: 30 g/l,
A3: 40 g/l.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Dosis pupuk kandang sapi sebagai anak petak (sub plot) terdiri atas :
B0: 0 ton/ha
B1: 10 ton/ha
B2: 15 ton/ha
B3: 20 ton/ha
Dengan demikian, terdapat 16 kombinasi perlakuan, yaitu: