Top Banner
POSSIBILITY IN ENERGY INDUSTRY UNCONVENTIONAL HYDROCARBON GEOTHERMAL ENERGY JOB OPPORTUNITIES LIPUTAN PETROGLANZ
52
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Reservo januari 2012

POSSIBILITY IN ENERGY INDUSTRYUNCONVENTIONAL HYDROCARBON

GEOTHERMAL ENERGYJOB OPPORTUNITIES

LIPUTAN PETROGLANZ

Page 2: Reservo januari 2012
Page 3: Reservo januari 2012

Tim RedaksiPenanggungjawab

Randy Rahmansyah

Penanggungjawab Untuk Petroglanz

Hafiz Adi Kurnia

Pemimpin RedaksiM. Ramadhan Yoan M.

Tim KontenAnggi Wijaya (Ketua Tim)Aulia Rizky P., Elisabeth Maria W., Eriska Eklezia D., Dara Ayuda M., Irsyad G., Hadi Prasojo, Benhard Teddy, Arka Rahmantya, Jemi Jaenudin.

Tim Layout dan DesignTito Ajiguno (Ketua Tim)Heru Cakra, Ilham Akbar Suhendi, Irsyad Giovani, Lamdamatra Arliyando, Chaedar Indra Pramana, Zaka Muflih, Fauzan Akbar.

Tim Produksi dan DistribusiBima C. Bhaskara (Ketua Tim)Muzaki M. T., M. Imam P., Rezha A., Rakhmadian A., Raymond H., Dicky.

Tim Pendanaan MajalahKevin Anggriawan (Ketua Tim)

Kontributor Konten SPE SC ITB, IATMI SM ITB, HMTM PATRA ITB, Kajian Energi PATRA, Samuel Zulkhifly, Raja Simarmata, Satria Andrianata, Ibrahim Kunto B., Dhita S., M. Fadhian A., Fakthur R., Suwondo.

1

REDAKSI

Page 4: Reservo januari 2012

Dunia ini sedang berada pada zaman yang sangat tergantung kepada keberadaan bahan bakar fosil, terutama minyak dan gas. Hampir semua kebutu-han energi dunia dipenuhi dengan menggunakan minyak bumi dan gas alam. Bayangkan bila keduanya tidak ada, kehidupan tidak akan berjalan dengan semestinya. Ambil saja contoh yang paling dekat dengan kehidupan hari-hari ini : transportasi. Bukan hanya itu, keperluan rumah tangga lain seperti alat-alat memasak, kosmetik, dan dan kebu-tuhan pembangkitan listrik tidak akan terpenuhi.

Pada dekade 70 dan 80-an, program studi Teknik Perminyakan merupakan program studi yang dianggap sebelah mata oleh masyarakat. Di masa itu, ada anggapan bahwa minyak di Indonesia akan segera habis dalam beberapa tahun ke depan. Ternyata fakta menunjukkan hal yang berlawanan. Produksi minyak Indonesia pada masa itu mencapai masa kejayaan.

Sampai hari ini, dunia masih belum bisa terlepas dari ketergantungannya pada bahan bakar minyak dan gas. Meskipun telah banyak muncul sumber-sumber energi alternatif, minyak dan gas tetap menjadi primadona. Bahkan di belahan dunia lain, minyak diperebutkan dengan cara mengangkat senjata. Minyak dan gas telah menjadi semacam mata uang untuk memperbaiki perekonomian suatu negara. Kedua sumber energi tersebut menjadi alat politik yang digunakan untuk memperluas kekuasaan.

Berbagai cara dilakukan untuk meningkat-kan produksi minyak. Indonesia yang pada akhirnya melepas predikat sebagai negara pengekspor minyak pun tak ketinggalan mengusakan pening-katan produksi. Berbagai teknologi dan metode baru dipatenkan oleh industri-industi minyak.

Untuk mengurangi ketergantungan akan minyak, Indonesia mengembangkan berbagai energi lain seperti energi panas bumi.Indonesia ternyata memilikisumber daya panas yang menakjub-kan. Sebagai negara yang dilalui oleh ring of fire, Indonesia memiliki energi panas bumi sekitar 35 % dari sumber panas bumi dunia. Hanya saja, pemanfaatannya masih sangat minim. Ke depan-nya, mungkin yang harus Indonesia lakukan adalah meningkatkan pemakaian dari jenis energi ini.

Sampai puluhan tahun ke depan, dunia seper-tinya tetap akan tergantung pada keberadaan minyak bumi. Yang menjadi masalah dan mau tak mau harus dihadapi adalah bagaimana negara Indonesia bertahan di tengah politik minyak bumi ini. Indonesia harus bisa memiliki ketahanan energi supaya dapat terus menjadi negara yang eksis di dunia.

Editorial

2

INTRODUCTION

Page 5: Reservo januari 2012

1 Redaksi

2 EditorialIntroduction & Tim Redaksi

47 PetrotainmentKarikatur

48 Glossarium

Community34 Society of Petroleum

Engineers ITB Student Chapter

36 IATMI Seksi Mahasiswa ITBIkatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia

38 HMTM Patra ITBHimpunan Mahasiswa Teknik Perminyakan

40 PETROGLANZPetroglanz Debate CompetitionNational Grand Seminar PetroglanzShort Class MigasCar Free Day CampaignRadio Talkshow

All About Energy4 Peluang dan Tantangan

Pengembangan Hidrokarbon Non Konvensional di IndonesiaOpini Tim Kajian Energi Patra

Petrotechnosains9 Coalbed Methane

Sebagai Pemasok Kebutuhan Listrik LokalSatria Andrianata

12 GTL The New Paradigm In Gas IndustryIbrahim Kunto B.

14 Melirik Potensi Energi Gas HidratSamuel Zulkhifli & Raja Simarmata

Focus23 Gerakan Cinta

Lingkungan Pertamina EP, Deklarasi untuk Bumi

26 Panas Bumi Melejit, Indonesia Mandiri Energi

30 Dies Emas Teknik Perminyakan ITB 2012Taufan Marhaendrajana

Explore32 Profil Seorang

Salis S. Aprilian Presiden Direktur PT Pertamina Hulu Energi

Carrier & Education18 Study Abroad At Texas

A&M University

20 Job Opportunities in Oil Industry for Petroleum Engineer

Petroskill44 Soft Skill di Industri

Perminyakan

7 26 40

3

DAFTAR ISI

Page 6: Reservo januari 2012

Peluang dan Tantangan Pengembangan Hidrokarbon Non Konvensional di IndonesiaSemenjak sumur minyak per-tamakali dibor di Indonesia oleh J. Reerink, seorang Belanda, di daerah Majalengka pada tahun 1871, semenjak itu pula minyak bumi bagaikan darah negara kita, mengalir melalui pembuluh-pembuluh berupa pipa transmisi dan tanker-tanker minyak. Minyak pun menjadi primadona untuk menggerakkan pereko-nomian hingga saat ini. Tidak hanya di Indonesia, di sebagian besar negara di dunia, minyak menjadi pondasi penting bagi pembangunan, bahkan dapat mempengaruhi tingkat inflasi di suatu negara. Tak heran minyak sangat cocok mendapat sebutan “emas hitam”, dimana ia memeg-ang peranan penting dalam ketahanan energi dan ekonomi di kebanyakan negara.

Pertanyaannya adalah mengapa

minyak menjadi sedemikian pri-madona? Mengapa sedemikian mempengaruhi inflasi suatu negara? Apabila dibandingkan gas, minyak lebih aman dan lebih mudah dalam pengolahan-nya, tidak perlu wadah khusus bertekanan tinggi, ataupun liquefaction dan lain sebagainya. Apabila dibandingkan batu-bara, minyak sangat praktis dan mudah dibawa kemana-kemana, dengan kandungan energi yang lebih banyak per satuan berat pula. Apalagi dibandingkan den-gan energi lain semisal energi angin dan air, minyak jelas memi-liki banyak kelebihan, utamanya dari jumlah energi yang dihasil-kan per satuan beratnya. Dengan seluruh kelebihan ini, banyak kegiatan yang manusia lakukan sangat tergantung oleh minyak. Bukan rahasia pula bahwa siapa yang mengontrol minyak, akan

mengontrol dunia.

Setelah Indonesia merdeka, negara kita memulai ketergan-tungannya pada minyak sekitar 15 tahun setelah proklamasi, yaitu pada tahun 1960 ketika negara kita membeli Shell Indonesia di lapangan Cepu seharga US$ 110 juta. Mulai dari saat itu, dengan PSC (Production Sharing Contract), minyak konvensional mulai diproduk-sikan dengan menggandeng cukup banyak kontraktor asing. Pada masa jayanya, lapangan-lapangan minyak di Indonesia mampu memproduksikan lebih dari 1 MMSTBPD (juta barrel per hari). Namun sesuai dengan hukum alam bahwa reservoir minyak yang makin turun tekanannya juga akan makin menurun produksinya, maka saat ini untuk mencapai 930 MSTBPD

foto : flickr.com

4

Opini Tim Kajian Energi PatraALL ABOUT ENERGY

Page 7: Reservo januari 2012

(ribu barrel per hari) saja, kontraktor-kontraktor harus putar otak dengan berbagai inovasi serta melakukan IOR (Improved Oil Recovery) yang memakan kapital tidak sedikit. Tentu banyak orang migas berkata bahwa hal ini hanyalah karena kurangnya eksplorasi di Indonesia. Sudah majemuk bagi pelaku-pelaku migas di negara kita untuk berkata bahwa saat ini yang ting-gal sedikit hanyalah cadangan, sedangkan potensi masih cukup

banyak, dan daerah-daerah frontier serta laut dalam harus lebih banyak dieksplorasi, agar cadangan kita bertambah.

Tentunya terbersit dalam pikiran, setelah dieksplorasi dan ber-hasil, cadangan kita bertambah, lalu apa? Akankah demand minyak di negara ini turun? Penghematan-penghematan memang dilakukan dan harus berhasil, namun hal terse-but hanya memperlambat

kenaikannya, ibarat seorang tua yang diberi penyambung kehidupan di rumah sakit di ibu kota, memperpanjang waktunya sebelum dijemput ajal. Kenaikan demand akan terus terjadi, seperti kepastian bahwa orang tua tersebut bertemu malaikat maut. Demand minyak akan terus naik, sementara supply nya tetap, atau sekalipun bertambah karena adanya eksplorasi, sulit mengimbangi kenaikan demand. Sampai pada suatu saat harg-anya akan terlalu tinggi untuk dibeli, dan pada saat itu energi-energi terbarukan yang selama ini terpinggirkan,menemukan tempatnya di masyarakat sebagai pendamping yang kurang lebih setara bagi minyak. Meskipun demikian, rasa-rasanya minyak atau secara umum hidrokarbon masih sulit untuk digantikan, apalagi minyak sangat vital bagi industri petrokimia, dan energi primer transportasi.

Pada saat yang sedemikian maka sering dimunculkan istilah cadangan hidrokarbon non konvensional (unconventional hydrocarbon reserve).

Gambar 1. Sumberdaya Holditch: sumberdaya non konvensional membutuhkan teknologi dan pendanaan yang lebih besar. Sumber: Presentasi Prof Ertekin

5

Opini Tim Kajian Energi Patra

ALL ABOUT ENERGY

Page 8: Reservo januari 2012

Secara bahasa awam, cadangan hidrokarbon non konvensional adalah cadangan hidrokarbon yang tak biasa: diambil dengan cara tak biasa, dan harganya pun tak biasa. Letak ketakbiasaan-nya sebenarnya bukan secara by nature namun lebih karena perilaku alami manusia yang mencari yang mudah dahulu, baru yang susah-susah kemu-dian, ketika yang mudah sudah mulai habis.

Cadangan hidrokarbon yang ‘biasa’ contohnya adalah yang saat ini banyak dieksploitasi: cadangan-cadangan besar, di darat maupun laut dangkal, serta mudah diambil karena misalnya mudah mengalir, di Indonesia misalnya lapangan Minas dan blok Mahakam. Sedikit lebih ‘tak biasa’ dari itu adalah cadangan-cadangan besar yang terletak di laut dalam (deep water).

Contoh proyek deep water di Indonesia adalah lapangan West Seno. Untuk contoh cadangan yang ‘tak biasa’ misalnya adalah CBM (Coal Bed Methane), minyak berat, serta gas hidrat. CBM ter-kandung dalam sebagian besar lapisan batubara di Kalimantan dan Sumatera, sedangkan minyak berat contohnya ada di Duri.

Bagi sebagian besar negara di dunia termasuk Indonesia, eksploitasi atas cadangan hidrokarbon non kon-vensional amat berharga untuk

mengamankan pasokan energi primer selain dari minyak selama beberapa tahun bahkan abad, tergantung dari besar cadangan yang ada. Namun tentu saja ada persyaratan yang harus dipenuhi sebelum cadangan hidrokarbon non konvensional ini dapat men-jadi komersial. Faktor pertama adalah harga. Selama harga hidrokarbon konvensional belum melambung terlampau tinggi, maka eksploitasi cadangan non konvensional masih belum feasi-ble. Hal ini juga berkaitan dengan faktor kedua yaitu teknologi. Karena sifat cadangannya yang tak biasa semisal sulit mengalir karena terlalu kental atau tersim-pan di lapisan batubara, maka teknologi yang dipakai pun harus khusus, dan pengembangan teknologi baru pun memerlu-kan biaya. Faktor lainnya yang menentukan adalah pendanaan dari negara melalui mekanisme Cost Recovery kepada kontraktor-kontraktor yang mengusahakan migas konvensional maupun non konvensional.

Di Indonesia, kontraktor-kontrak-tor migas bergerak berdasarkan kontrak yang sebagian besar diantaranya, menggunakan Cost Recovery. Inti dari Cost Recovery adalah bahwa setelah minyak dan/atau gas terproduksikan, investasi, biaya O&M kontrak-tor diganti oleh negara agar negara tetap menjadi pihak yang mengusahakan migas di negaranya sendiri, sehingga oto-matis setiap investasi kontraktor

sudah menjadi milik Indonesia. Namun demikian, negara tidak akan mengganti biaya-biaya ini dengan gegabah, dan dengan penuh perhitungan. Apabila dianggap masuk akal, maka akan disetujui dan diganti (di-recover) sedangkan apabila tidak maka tidak akan disetujui.

Sejauh ini beberapa kontraktor memang telah mengungkapkan keinginannya untuk masuk ke ranah bisnis hidrokarbon non konvensional khususnya CBM, bahkan ada kontraktor yang salah satu sumur CBM nya telah berproduksi. Namun demikian sumur CBM tersebut ber-produksi dengan rate yang tidak ekonomis apabila dibandingkan dengan sumur gas konvensional. Pengalaman ini tentu saja dapat diambil baik sebagai lesson learned maupun best practice oleh kontraktor-kontraktor yang lain maupun pemerintah bahwa setelah proses dewatering di CBM gas memang dapat keluar. Dalam kasus CBM, karena hidrokarbon ini terletak dalam reservoir yang seringkali dangkal, tekanannya pun kecil sehingga rate nya kecil, dan dibutuhkan ribuan sumur dengan teknologi multilateral ataupun pinate untuk mencapai rate yang ekonomis. Baik CBM maupun migas konvensional, faktor ekonomis merupakan faktor yang amat penting, dan menentukan keberjalanan proyek tersebut kedepannya. Selain CBM, potensi hidrokarbon non konvensional lain yang

6

Opini Tim Kajian Energi Patra

ALL ABOUT ENERGY

Page 9: Reservo januari 2012

Sebegitu sulitnyakah pengembangan hidrokarbon berembel-embel non kon-vensional ini di Indonesia? Melihat kenyataan sekarang, ada beberapa hal yang patut dicermati mengenai hidrokarbon non konvensional di Indonesia. Pertama, pemerintah selama ini memang terlihat menggembar-gemborkan kepada kontraktor migas maupun batubara untuk mengusahakan CBM yang tersebar di wilayah-wilayah kerja yang sebagian besar terletak di Sumatera dan Kalimantan, namun produksi gas yang cukup kecil dari salah satu kontraktor yang telah selesai melakukan dewatering seharusnya menjadi lesson learned bagi pemerintah untuk mendanai proyek-proyek sejenis. Problemnya adalah kee-konomian proyek CBM sangat berbeda dengan migas konven-sional, dimana ratenya memang akan sustain untuk waktu yang cukup lama, namun dalam jum-lah yang jauh lebih kecil.

Kedua, saat-saat sekarang ini nampaknya kontraktor maupun pemerintah sama-sama hanya bermanis mulut untuk CBM dan lebih tertarik untuk mengem-bangkan migas konvensional di Indonesia bagian timur dan laut dalam (deepwater), dimana kedu-anya punya alasan yang bagus untuk itu. Daerah-daerah frontier di Indonesia timur menjanjikan cekungan-cekungan yang seba-gian terkesplorasi namun belum berproduksi, demikian pula

deepwater menjanjikan cadan-gan-cadangan raksasa dimana pemboran satu sumur seharga 50 juta USD menjadi tidak masalah, karena sumur-sumur migas konvensional berproduksi sangat besar dibandingkan sumur CBM.

Ketiga, potensi hidrokarbon non konvensional membutuhkan teknologi dan pengalaman, expertise. Untuk dapat meman-faatkan hidrokarbon non konvensional di Indonesia tidak bisa hanya sekadar mencomot pengalaman dan teknologi untuk mengembangkan sumberdaya tersebut dari negara lain yang

telah mengembangkan lebih dahulu, karena kondisi geologi kita memang dapat berbeda. Misalnya, lapisan batubara kita bukan tipikal tebal dan dangkal namun interbedded dan dalam, ataupun terhubung dengan akuifer ataupun faktor lainnya. Sehingga, mental “tanam modal proyek berjalan” seperti di migas konvensional sudah tidak dapat dipakai lagi. Penelitian untuk memproduksikan hidrokarbon non konvensional di negara kita tidak hanya butuh modal namun butuh waktu, dan ini berlaku tidak hanya untuk CBM namun juga untuk sumberdaya hidrokar-bon non konvensional lainnya.

Gambar 2. Peta cekungan-cekungan yang berpotensi di Indonesia, terlihat bahwa banyak cekungan di Indonesia timur belum memperlihatkan tanda-tanda produksi, dan dibutuh-kan lebih banyak eksplorasi. Sumber: BP Migas

foto : flickr.com

7

Opini Tim Kajian Energi Patra

ALL ABOUT ENERGY

Page 10: Reservo januari 2012

Kita juga harus mengakui bahwa Indonesia adalah negara yang hingga saat ini masih berjuang untuk memenuhi produksi energinya. Saat ini negara kita terengah-engah untuk memen-uhi target lifting APBN 2011 sebesar 945 ribu barrel per day, sementara realisasi berada di angka sekitar 930 ribu barrel per day, karena hambatan-hambatan di berbagai lapangan. Implikasi dari hal tersebut adalah difokus-kannya usaha pada eksplorasi dan eksploitasi hidrokarbon konvensional di laut dalam dan daerah timur Indonesia, sehingga nampaknya hidrokar-bon non konvensional di Indonesia harus menunggu saat yang tepat. Namun demikian, penelitian-penelitian dan pilot project ke arah ini tidak boleh berhenti begitu saja, karena di masa depan apabila sumber hidrokarbon non konvensional dibutuhkan, akan terlalu terlam-bat untuk melakukan penelitian dan pengujian di masa tersebut, karena demand sudah mendesak untuk dipenuhi.

Secara umum, potensi hidrokar-bon non konvensional di Indonesia memang menjanjikan, namun demikian pemerintah yang memiliki dana terbatas pada saat ini seharusnya lebih memfokuskan diri pada minyak dan gas konvensional di deep-water dan Indonesia Timur yang berpotensi besar dalam mengamankan pasokan energi Indonesia dalam beberapa

tahun mendatang. CBM, Oil Shale, Gas Shale, hidrat gas serta hidrokarbon non konvensional lainnya harus mulai dilakukan pilot project untuk mengetahui potensi dan strategi pengem-bangannya yang pas di negara kita, karena vital untuk menga-mankan pasokan energi di Indonesia di masa depan. Untuk menjamin pengembangannya, maka payung hukum berupa peraturan dan undang-undang juga harus dibuat agar investor yang menanamkan modalnya di sektor ini merasa aman. Langkah berikutnya tentunya mirip dengan di sektor migas konvensional saat ini, yaitu sete-lah kita mempelajari teknologi dan strategi pengembangan hidrokarbon non konvensional melalui kontrak kerjasama dengan kontraktor, diharapkan kedepannya Indonesia mampu mengelola hidrokarbon konven-sional maupun non konvensional secara mandiri untuk mencapai ketahanan energinya sendiri.

by Kajian Energi Patra

foto : ccg.gcc.gc.ca

8

Opini Tim Kajian Energi Patra

ALL ABOUT ENERGY

Page 11: Reservo januari 2012

Coalbed Methane sebagai Pemasok Kebutuhan Listrik LokalCoalbed methane (CBM) merupa-kan gas metana yang terbentuk secara alamiah dalam proses pembentukan batubara dan terperangkap di dalam lapisan batubara. CBM pertama kali dikenal karena keberadaan dari CBM yang sering menimbulkan masalah dalam penambangan batubara bawah tanah, seperti gas metana yang dapat menim-bulkan ledakan akibat terganggu keberadaannya, selain itu gas metana beracun apabila dihirup dalam jangka waktu cukup lama. Jika CBM dieksploitasi dari lapisan batubara, CBM tidak akan merubah kualitas matriks batubara sehingga lapisan batubara dapat menghasilkan keuntungan ganda dari eksplo-tasi CBM dan batubara. Indonesia merupakan negara nomor 6 di dunia yang memiliki cadangan CBM, yaitu mencapai 453 TCF (sumber : Advanced Resources International Inc, 2003) atau sekitar tiga kali lipat cadangan gas konvensional. Potensi CBM Indonesia tersebut tersebar di 11 cekungan hidrokarbon dengan

cadangan terbesar diperkira-kan berada di daerah Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur.

Tantangan Pengembangan CBMDari sisi cadangan yang ter-bilang besar, CBM mampu berkontribusi dalam pemenuhan kebutuhan gas Indonesia jika potensi CBM tersebut dapat direalisasikan menjadi energi yang dapat dikonsumsi melalui tahap eksplorasi dan eksploitasi. Isu mengenai CBM dan penye-lidikan mengenai potensi CBM Indonesia sebenarnya sudah berkembang sejak 15 tahun yang lalu, namun belum ada realisasi pengembangan CBM yang signifikan baik dari pemer-intah maupun perusahaan yang bergerak dalam bidang minyak dan gas bumi maupun tambang. Hal ini berbeda dengan negara berpotensi CBM besar yang lain, seperti Amerika Serikat, Kanada, dan China. Mereka telah mampu memproduksikan CBM dengan

dengan produksi cukup besar. Sebagai contoh sukses pengem-bangan CBM adalah produksi CBM di Amerika Serikat menca-pai sekitar 2 TCF per tahun dalam waktu pengembangan 20 tahun. Indonesia memiliki beberapa tantangan yang menyebabkan pengembangan lapangan CBM memerlukan analisis ekonomi lebih detail. Tantangan tersebut antara lain adalah investasi yang besar di awal pengembangan, sistem penjualan gas, dan infras-truktur produksi gas yang kurang memadai.

Eksploitasi CBM berbeda dengan eksploitasi gas konvensional. Reservoir batubara harus men-galami rekayasa terlebih dahulu sebelum dapat menghasilkan gas metana. Rekahan atau cleat dalam batubara biasanya dipenuhi oleh air, sehingga CBM dapat diproduksikan dari reservoir, tekanan reservoir harus dikurangi dengan cara memompa air keluar dari lapisan batubara. Pada awal produksi, sumur CBM belum menghasilkan

foto : flickr.com

9

PETROTECHNOSAINS

Page 12: Reservo januari 2012

gas dalam jumlah ekonomis karena memproduksikan air dalam jumlah besar. Puncak produksi dari CBM biasanya diperoleh dalam jangka waktu 5-7 tahun dari masa awal produksi. Jangka waktu ini lebih lama dibandingkan dengan jangka waktu puncak produksi gas konvensional yang hanya 1-2 tahun dari masa operasional. Laju produksi dari lapangan CBM juga relatif lebih kecil daripada gas konvensional sehingga

diperlukan banyak sumur untuk menghasilkan rate gas tinggi, namun dari sisi decline periode, CBM memiliki periode penu-runan produksi lebih lambat dari reservoir gas konvensional. Tekanan produksi di permu-kaan juga rendah (10-20 psi), sehingga untuk melakukan distribusi gas harus diperlukan tambahan fasilitas permukaan berupa kompresor. Hal inilah yang menyebabkan diperlukan investasi yang relatif besar dan diperlukan waktu lebih lama untuk balik modal pada awal pengembangan lapangan CBM.

Selain dari sisi produksi, dari sisi konsumen, untuk dapat mem-produksikan gas, terlebih dahulu harus ada perjanjian jual beli gas atau Gas Sales and Purchase Agreement (GSPA). Sepinya konsumen akan menyebabkan lapangan CBM hanya menjadi lahan tidur, karena produksi CBM tidak dapat dilakukan tanpa ada konsumen yang akan membeli. Sebenarnya gas sangat dibu-tuhkan pada industri terutama industri pupuk, artinya banyak konsumen yang ingin membeli gas. Akan tetapi, jika jarak antara konsumen dan lapangan CBM cukup jauh diperlukan infrastruk-tur yang memadai dan ada harga yang disepakati antara kedua belah pihak. Sebagai contoh, produksi CBM berada di daerah Kalimantan, namun industri yang membutuhkan berada di pulau jawa. Infrastruktur untuk distri-busi gas tersebut yang belum

dimiliki oleh Indonesia sehingga jatuh harga gas menjadi lebih mahal dan tidak ekonomis, akh-irnya energi gas dari CBM dipilih belum dikembangkan karena tidak ekonomis.

Inisialisasi Pengembangan CBMDemikian banyak tantangan dalam pengembangan energi alternatif CBM di Indonesia, namun diversifikasi energi harus dilakukan dalam upaya pengu-rangan ketergantungan terhadap gas konvensional. Pemerintah dapat membantu memperte-mukan konsumen dan produsen CBM. Inisialisasi pengembangan lapangan CBM yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan CBM sebagai sumber pembangkit listrik lokal di daerah operasi hulu CBM. PT Perusahaan Listrik Negara (PT PLN) sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dapat berperan sebagai konsumen CBM. CBM ini nantinya dapat digunakan seba-gai bahan bakar pembangkit listrik lokal untuk mengupaya-kan ketersediaan listrik bagi masyarakat sekitar.

Dari sisi ekonomi, biaya energi primer untuk pembangkit listrik gas adalah 339 rupiah per kwh, hampir 4 kali lebih murah dari biaya energi primer untuk pem-bangkit listrik BBM, yaitu 1420 rupiah per kwh (sumber:

foto : google.com

10

Coalbed Methane Sebagai Pemasok Energi

PETROTECHNOSAINS

Page 13: Reservo januari 2012

RDP November 2009). Hal ini mengindikasikan bahwa subsidi listrik dapat dikurangi walaupun dalam skala yang tidak terlalu besar. Dari sisi lingkungan, CBM merupakan sumber pembangkit listrik yang ramah lingkungan dan menghasilkan panas lebih tinggi jika dibandingkan batu-bara. Artinya, jika CBM dapat menggantikan batubara sebagai sumber pembangkit listrik, maka emisi karbondioksida akan lebih sedikit. Sebagai perbandingan, emisi karbondioksida per unit listrik yang dihasilkan dari pem-bakaran batubara adalah 600 ton per GWH, sedangkan emisi CBM hanya sekitar 25 ton per GWH. Selain itu, CBM bebas sulfur sehingga tidak mengakibatkan polusi dan hujan asam.

Dengan adanya inisialisasi PLN sebagai konsumen dari gas CBM dengan harga gas yang pantas, maka pengembangan lapangan CBM akan meningkat. Banyak manfaat yang akan diperoleh dari pengembangan lapangan CBM. Jika dilihat dari sisi peru-sahaan yang memproduksikan CBM, untuk pembangunan infrastruktur dan fasilitas per-mukaan untuk distribusi tidak

diperlukan investasi yang mahal, karena lokasi pembangkit listrik lokal dan CBM tidak jauh. Selain itu, untuk konsumsi pembang-kit listrik, kontrak rate gas yang disepakati tidak terlalu tinggi (0.5 MMSCFD – 1 MMSCFD), sehingga tidak diperlukan sumur yang banyak dalam tahap awal pengembangan. Hal ini akan menjadi pertimbangan dari sisi ekonomi untuk mulai mengem-bangkan lapangan CBM. Jika melihat dari sisi pemerintah dan masyarakat Indonesia, pengem-bangan lapangan CBM berarti mendukung program nasional pemerintah mengenai diversi-fikasi energi dan peningkatan kelistrikan nasional. Sebagai contoh, dengan digunakan CBM sebagai bahan bakar pembang-kit listrik lokal di daerah-daerah berarti mendukung program bright and green yang dicanang-kan oleh BP Migas, yaitu mengupayakan ketersediaan listrik bagi masyarakat di wilayah operasi hulu.

Langkah nyata yang telah dimulai pemerintah adalah nota kesepahaman jual beli CBM antara PLN dan Virginia Indonesia Company (VICO). Dari kesepa-katan ini, VICO akan memasok 0.5 MMSCFD CBM ke PLN dalam jangka waktu minimal 5 tahun untuk bahan bakar pembang-kit listrik. Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) lain bisa mengi-kuti langkah tersebut untuk mulai ikut secara nyata mengem-bangkan CBM Indonesia dengan dukungan pemerintah sebagai stimulator pengembangan lapangan CBM untuk diversi-fikasi energi Indonesia secara bertahap.

By Satria Andrianata

Gambar 1. Skema pengembangan lapangan CBM

foto : flickr.com

11

Coalbed Methane Sebagai Pemasok Energi

PETROTECHNOSAINS

Page 14: Reservo januari 2012

Gas yang kaya dengan kadungan metana dikonversi langsung atau melalu syngas sebagai perantara, contohnya dengan menggunakan metode Fischer Tropsch. Produk yang dihasilkan dari teknologi GTL ini meliputi: naphtha, middle distillates, lilin (waxes), dimetil eter (DME), dan metanol. Dari beberapa produk GTL tersebut, middle distillates dapat mengganti langsung die-sel berbasis minyak bumi yang digunakan selama ini dalam mesin diesel. Produk samping yang dihasilkan berupa hidrokar-bon ringan (tail gas) masih dapat dimanfaatkan sebagai power generation, sedangkan hidrogen dapat diolah lanjut menjadi pupuk atau diman-faatkan sebagai sumber energi dalam merancang kilang GTL terintegrasi.

Dengan teknologi GTL, cadangan gas sebesar 1 TCF (Trillion Cubic Feet) dapat menghasilkan produk GTL berupa bahan bakar sintetis (diesel & naphtha) sebesar 10,000 barrel/hari selama 30 tahun, dengan asumsi laju alir umpan gas alam sebesar 100 MMSCFD (Million Standard Cubic Feet per Day). Data terakhir CIA World

Factbook mencatat jumlah cadangan gas terbukti Indonesia tahun 2010 sebesar 105.98 TSCF; dengan demikian kita dapat menghitung sendiri berapa barrel/hari diesel dan naphtha yang dapat diprod-uksi guna mengurangi impor BBM (solar) yang selama ini dilakukan. Tahapan proses dari teknologi GTL ini adalah :

1. Gaspurification, memurnikan dari senyawa pengganggu proses selanjutnya seperti H2S, CO2, H2O, dll

2. Synthesis gas process,gas alam yang telah dibersihkan, direak-sikan sehingga menghasilkan gas sintesis. Gas sintesis atau SynGas adalah istilah yang diberikan kepada campuran gas CO dengan H2 yang digunakan untuk mensintesis berbagai macam zat seperti metanol dan ammonia.

3. Fischer-Tropsch process, gas sintesis dikonversi menjadi hidrokarbon rantai panjang

4. Product upgrading

Perkembangan teknologi GTL di dunia saat ini telah mencapai tahap komersial. Beberapa pemegang paten seperti Sasol Ltd., Shell, ExxonMobil, Rentech Inc., Syntroleum Corp., JNOC, dll, telah berhasil mengoperasikan kilang-kilang GTL di berbagai penjuru dunia seperti Nigeria, Mesir, Argentina, Qatar, Iran, Malaysia, dan Australia.

Gambar 1 : Sasol, Ltd

GTL The New Paradigm In Gas IndustryGas-to-liquid (gtl) merupakan proses pengolahan gas alam atau gas hidrokarbon lainnya guna meng-hasilkan bahan bakar cair sintetis yang mirip dengan produk-produk turunan minyak bumi, seperti gasoline atau diesel, bahkan dengan kualitas yang lebih baik

12

PETROTECHNOSAINS

Page 15: Reservo januari 2012

Pertimbangan kondisi dan keuntungan

pengembangan GTL di Indonesia :1. Konsumsi minyak mentah atau BBM

di Indonesia semakin meningkat dan menyebabkan Indonesia mengimpor minyak sekitar 400.000 barrel perharinya, oleh karena itu apabila GTL dapat dikembangkan di Indonesia maka ketergantungan terhadap minyak bumi akan berkurang.

2. Lapangan-lapangan gas alam yang belum diproduksi karena pertimbangan kekonomisan dapat dimaksimalkan peman-faatannya, sangat disayangkan apabila kita tidak dapat memaksimalkan gas alam Indonesia karena cadangan gas alam Indonesia dapat menjamin pasokan energi nasional yang lebih lama dibandingkan cadangan minyak nasional. Selain itu kita dapat memanfaatkan gas yang selama ini di flare, yang artinya terbuang begitu saja, padahal faktanya setiap hari di seluruh dunia ini terdapat 10 BSCF gas yang di flare dan ini setara dengan 1.7 juta barrel minyak.

3. Distribusi BBM (produk GTL) secara masal akan lebih mudah dan murah dibanding distribusi gas/LNG/LPG, kita dapat meng-gunakan infrastrukur yang ada untuk mendistribusikan produk GTL, tidak perlu mengadakan infrastruktur baru lagi untuk memasok di setiap pelosok Indonesia.

4. Produk GTL sudah berupa BBM siap pakai, baik berupa minyak solar (diesel) den-gan nilai cetane lebih dari 70 (diesel yang beredar di Indonesia saat ini baru memiliki nilai cetane berkisar 50), gasoline, atau pun methanol sehingga tidak perlu mengadakan

konversi mesin kendaraan bermotor.5. Bahan bakar GTL dapat dianggap tidak

memiliki kandungan belerang, aromatic, atau pun racun, dan bahan bakar ini juga dapat dicampur dengan non-complying diesel fuel untuk membuat bahan bakar yang bersih.

6. Kilang-kilang GTL (Fischer-Tropsch) dapat menggunakan bahan baku gas apa saja yang mengandung unsur H, C dan O, baik dari gas alam, hasil gasifikasi biomassa, atau hasil gasifikasi batubara (permukaan dan underground).

7. Teknologi GTL dapat diaplikasikan tidak hanya pada sumur gas yang memiliki cadan-gan besar, tetapi juga pada sumur-sumur gas kecil/marjinal dengan cadangan sekitar 1-3 TCF, lain halnya apabila dibandingkan dengan LNG yang membutuhkan sumur gas dengan cadangan 6-8 TCF.

8. Diesel GTL lebih ramah lingkungan karena mampu mereduksi emisi dari gas buang yang dihasilkan. Reduksi emisi yang dihasilkan untuk hidrokarbon (HC), kar-bonmonoksida (CO), NOx, dan partikulat masing-masing sebesar: 16%, 29%, 14%, dan 46%.

9. Dengan biaya investasi yang relatif sama dengan pembangunan kilang lainnya, kilang GTL mampu memberikan pendapatan yang relatif lebih besar per tahunnya.

Biaya produksi GTL dapat menjadi lebih murah apabila didesain dengan tepat dan ditemu-kan teknologi yang lebih canggih dalam setiap komponen-komponen sistemnya.

By Ibrahim Kunto B.

Produksi Pendapatan/tahun

(juta USD)

Biaya investasi

(Juta USD)

bahan bakar gtl 10,000 barrel/hari 145 400

gas melalui pipa 100 mmscfd 110 250

lng 100 mmscfd 110 >600

metanol 3000 ton/hari 220 475

nh3 urea 3100 ton/hari 180 485

pembangkit listrik 550 mw 138

Tabel 1. Termasuk penjualan listrik yang dihasilkan (Sumber : Rentech.inc)13

PETROTECHNOSAINS

Page 16: Reservo januari 2012

Suatu ide terkait pengembangan sumber energi alternatif hidrat gas telah diajukan untuk men-gatasi krisis energi dunia di masa mendatang. Saat ini, hidrat gas tengah ramai diperbicangkan para ahli di dunia, terutama di negara-negara maju. Banyak penelitian dan pengembangan yang dilakukan untuk meng-karakterisasikan hidrat gas. Untuk memanfaatkan potensi hidrat gas tersebut, maka pertama kali kita perlu mengenal hidrat gas itu sendiri, mulai dari bentuk, penyusun, proses terbentuknya hingga cara untuk memanfaat-kan hidrat gas tersebut.

Saat ini, energi tengah men-jadi permasalahan yang cukup banyak diperbincangkan di dunia. Konsumsi energi fosil konvensional (minyak dan

gas bumi) yang begitu tinggi pada beberapa dekade akhir ini, memaksa umat manusia untuk menghemat penggunaan energi dan mencari alternatif sumber energi baru. Minyak bumi sebagai sumber energi utama di dunia pun belum bisa memenuhi seluruh kebutuhan umat manusia, apalagi trend harga minyak yang cender-ung bertambah tinggi seiring waktu berjalan, yang semakin menambah pelik permasalahan energi dunia. Saat ini, harga minyak berada di kisaran $99.79 per barel (per 29 November 2011). Kondisi ini mirip dengan dekade 70-an, dimana kala itu harga minyak membubung tinggi, yang memaksa para ahli energi di dunia untuk mencari alternatif sumber energi baru. Pada saat itu, banyak negara di dunia melirik energi panas bumi dan sejak dekade 70-an, banyak lapangan panas bumi di dunia mulai dikembangkan (diproduk-sikan). Saat ini pun, ketika harga minyak mulai membubung naik, banyak ahli mencari dan meneliti alternatif sumber energi lain, termasuk hidrat gas ini.

Indonesia pun tidak lepas dari permasalahan ini. Banyak potensi

energi yang dimiliki negara kita, seperti geotermal, air, energi solar, dan masih banyak lagi, namun baru sebagian kecil yang dimanfaatkan. Saat ini, banyak negara tengah ramai mengem-bangkan penelitian hidrat gas yang diduga berpotensi untuk menjadi sumber energi masa depan karena jumlahnya yang diperkirakan sangat melimpah di seluruh dunia. Indonesia pun termasuk negara yang diperkira-kan memiliki cadangan hidrat gas yang cukup besar, sehingga perlu untuk mengenal seluk-beluk hidrat gas tersebut.

Hidrat gas adalah kristal es yang terdiri atas molekul-molekul air yang membentuk struktur seperti kurungan, sangkar atau disebut clathrate. Setiap clathrate dapat mengurung atau menje-bak molekul gas dan biasanya disebut hidrat clathrate atau gas clathrate, namun istilah hidrat gas lebih sering digunakan dalam industri minyak dan gas. Bentuk hidrat gas ditunjukkan dalam

Melirik Potensi Energi Gas HidratDiperkirakan indonesia menyimpan 1080,6 tcf gas hidrat yang tersebar di seluruh pelosok negeri. Namun hingga saat ini, penelitian untuk memanfaatkan sumber energy tersebut masih belum dikembangkan.

14

PETROTECHNOSAINS

Page 17: Reservo januari 2012

Hidrat gas terbentuk dan stabil pada lingkungan dengan kondisi tekanan tinggi dan temperatur yang mendekati titik beku air atau lebih rendah. Hidrat gas ditemukan di dua daerah, yaitu di daerah daratan sekitar kutub dan laut dalam. Di daerah sekitar kutub, hidrat gas ditemukan di permafrost, yaitu lapisan pada daratan dengan suhu sama dengan atau lebih kecil dari titik beku air. Sedangkan pada daerah laut, biasanya hidrat gas terben-tuk dan stabil pada kedalaman 150 m sampai 2000 m dibawah permukaan laut. Lokasi hidrat gas ditunjukkan pada Gambar 1 berikut (Kvenvolden, 1993).

Terdapat tiga struktur geometri hidrat gas, yaitu struktur I, struk-tur II, dan struktur H, tergantung dari susunan molekul-molekul air yang membentuk hidrat gas. Setiap unit dari struktur hidrat gas memiliki nomor rongga yang menggambarkan tipe dari setiap rongga, seperti ditunjukkan pada Gambar 2.

Terdapat beberapa jenis molekul gas yang dapat terperangkap dalam hidrat gas atau mengisi rongga dalam hidrat gas, yaitu metana (CH4), etana (C2H6), propana (C3H8), butana (C4H10), nitrogen (N2), karbon dioksida (CO2), dan hidrogen sulfat (H2S). Namun, jenis molekul gas yang paling sering terperangkap dalam hidrat gas adalah metana, sehingga banyak orang menyebut hidrat gas dengan sebutan hidrat met-ana (methane hydrate). Ketika molekul-molekul gas metana terperangkap dalam clathrates,

maka molekul-molekul metana tersebut tidak akan bisa keluar, kecuali struktur hidrat gas rusak atau hancur. Hidat gas dapat melebur atau terurai jika tekanan turun atau temperatur bertam-bah tinggi.

Gambar 1. Lokasi hidrat gas. Bagian sebelah kiri menunjukkan permafrost dan bagian sebelah kanan menunjukkan laut dalam

Gambar 2. Model struktur hidrat gas

15

PETROTECHNOSAINS

Page 18: Reservo januari 2012

Indonesia sendiri memiliki beragam potensi sum-ber energi. Namun, hingga saat ini, masih sedikit dari potensi tersebut yang dimanfaatkan. Tabel 1 berikut menunjukkan potensi sumber energi yang ada di indonesia beserta pemanfaatannya.

Deposit gas alam yang terdapat di dunia, diperkira-kan mencapai 13.000 TCF dengan cadangan 5.000 TCF. Sedangkan persediaan minyak dunia diperkira-kan sebesar 1.144,013 milyar barel.

Sedangkan deposit hidrat gas yang terdapat di bawah laut di seluruh dunia diperkirakan seki-tar 30.000 TCF sampai 49.100.000 TCF dan yang terdapat di daratan mencapai 5.000 TCF sampai 12.000.000 TCF. Satu m3 hidrat gas apabila diolah mampu mengurai menjadi 150 m3 sampai 180 m3.

Ilmuwan Indonesia yang bekerja sama dengan ilmuwan Jepang dari Jamstec dan Universitas Tokyo, telah meneliti dan memastikan secara positif keberadaan hidrat gas di lokasi subduksi miring di bagian selatan Sumatera. Di daerah tersebut, terda-pat hidrat gas dengan luas area 22.125 km3 dimana setiap satu m3 persegi area dapat menyimpan 800 m3 hidrat gas metana. Secara kasar, diperkirakan di

dasar laut di bagian selatan Sumatera, menyimpan 625,4 TCF (Thrillion Cubic Feet) hidrat gas. Selain di patahan Sumatera (Sumatera Subduction Zone), ditemukan pula sumber hidrat gas yang mengand-ung metana, yakni di Sulawesi Utara seluas 8.200 km3 dengan kandungan 233,2 TCF hidrat gas. Kedua area ini menyimpan potensi energi gas yang cukup besar. Sebagai perbandingan, sumber gas di Natuna saat ini hanya memiliki cadangan gas 222 TCF (http://sinarharapan.co.id artikel 4820, http://www.energi.lipi.go.id).

Riset mengenai keberadaan hidrat gas metana ini telah dilakukan sejak tahun 1994 oleh peneliti BPPT, Universitas Indonesia (UI), Pusat Penelitian Geologi Laut (PPGL) , peneliti Jamstec dan Universitas Tokyo, Jepang, dengan peneliti Jerman dari Bundestanstalt fur Geowiessenschaften und Rohstoffe (BGR). Lalu disusul dengan survei yang semakin menguatkan indikasi tersebut pada tahun 1999. Baru kemudian pada tahun 2002 dipastikan keberadaan gas met-ana di Indonesia (http://www.migas.esdm.go.id).

Dalam satu unit volume hidrat gas terdapat 164 molekul gas metana. Untuk memanfaatkan potensi gas tersebut, maka hidrat gas perlu diurai sehingga

JENIS ENERGI

FOSILSUMBER DAYA

CADANGAN

(PROVVEN+POSSIBLE)

PRODUKSI

(PER TAHUN)

RASIO CAD/PROD

(TANPA EKSPLORASI)

TAHUN

MINYAK86,9 MILIAR

BAREL9 MILIAR BAREL 500 JUTA BAREL 18

GAS 384,7 TSCF 182 TSCF 3,0 TSCF 61

BATUBARA 57 LILIAR TON 19,3 MILIAR TON 130 JUTA TON 147

ENERGI NON FOSIL SUMBER DAYA SETARA PEMANFAATANKAPASITAS TER-

PASANG

TENAGA AIR 845,00 JUTA BOE 75,67 GW 6.851,00 GWH 4.200,00 MW

PANAS BUMI 219 JUTA BOE 27,00 GW 2.593,50 GWH 800,00 MW

MINI/MICRO HYDRO 458,75 MW 458,75 MW 84,00 MW

BIOMASS 49,81 GW 302,40 MW

TENAGA SURYA 4,80 KWH/M2/HARI 8,00 MW

TENAGA ANGIN 9,29 GW 0,50 MW

URANIUM (NUKLIR)24.112 TON* E.Q. 3 GW

UTK 11 TAHUN

Tabel 1. Potensi Energi Nasional Indonesia Tahun 2004

16

Melirik Potensi Energi Gas Hidrat

PETROTECHNOSAINS

Page 19: Reservo januari 2012

gas metana dapat dikeluarkan. Hidrat gas yang terlepas dalam bentuk gelembung di dalam laut akan mengurai dan melepaskan molekul gas metana ke atmosfer. Maka dibutuhkan teknik khusus untuk memproduksikan hidrat gas tersebut. Diperkirakan pula bahwa di bawah zona hidrat gas terdapat zona yang mengand-ung gas bebas dalam jumlah besar, dan bila kita telah mampu memproduksikan hidrat gas secara ekonomis, maka kita akan mampu untuk memanfaatkan zona gas bebas tersebut.

Hingga saat ini, masih terdapat kesulitan dalam memproduksi serta mentransportasikan hidrat gas secara efektif dan efisien. Beberapa metode yang tengah diteliti masih belum ekonomis untuk memproduksikan hidrat gas. Namun, terdapat tiga metode yang tengah diteliti untuk memproduksi hidrat gas, yaitu :

1. Pengurangan tekanan (depressurization), yang prinsipnya adalah mengu-rangi tekanan pada lapisan gas bebas yang berada di bawah BHSZ (Bottom Gas Hydrate Stability Zone) sehingga langsung mem-pengaruhi zona kestabilan hidrat gas (GHSZ).

2. Stimulasi termal (Heat Injection), yang prinsipnya menaikkan temperature pada zona kestabilan hidrat gas (GHSZ).

3. Menginjeksikan inhibitor

kimia, seperti glikol dan metanol yang akan menyebabkan pergeseran kondisi kesetimbangan hidrat gas pada zona kes-

tabilan hidrat gas (GHSZ).

Disamping itu, terdapat permsalahan yang cukup serius dalam memproduksikan hidrat gas. Jika molekul metana dalam hidrat metana lepas ke udara, maka berpotensi menyebab-kan pemanasan global, karena pengaruh metana 23 kali lebih berbahaya daripada gas karbon dioksida dalam menaikkan suhu bumi. Untuk itu, diperlukan penelitian yang lebih intens agar ditemukan cara memproduksi hidrat gas yang ekonomis dan aman terhadap lingkungan (Kvenvolden, 1993).

Indonesia memiliki cadangan hidrat gas yang cukup besar dan berpotensi untuk dimanfaat-kan sebagai salah satu sumber energi yang dapat memenuhi kebutuhan bangsa. Karena jumlahnya yang sangat besar baik di Indonesia maupun di dunia, hidrat gas sangat ber-potensi untuk menjadi sumber energi masa depan di dunia yang mampu menggantikan minyak bumi dan energi fosil konvensional lainnya. Indonesia seyogyanya segera memulai penelitian hidrat gas dan meny-iapkan sumber daya manusia Indonesia untuk mengolah hidrat gas tersebut, karena sangat

berpotensi untuk memajukan kesejahteraan masyarakat, khususnya menjawab tantangan krisis energi dunia.

By Samuel Zulkhifli & Raja Simarmata

foto : knol.google.com

17

Melirik Potensi Energi Gas Hidrat

PETROTECHNOSAINS

Page 20: Reservo januari 2012

Study Abroad At Texas A&M UniversityProgram Studi Teknik Perminyakan adalah salah satu jurusan yang lapangan pekerjaannya lebih banyak berkecimpung dalam dunia perminyakan. Tidak heran kalau mahasiswa lulusan jurusan tersebut banyak tersebar di peru-sahaan minyak lokal maupun internasional. Kebanyakan maha-siswa jurusan teknik perminyakan memilih untuk segera bekerja setelah lulus nanti. Namun tidak sedikit dari mahasiswa tersebut memilih untuk melanjutkan studi mereka sebelum ataupun setelah bekerja. Salah satu lulusan Teknik Perminyakan ITB yang kembali melanjutkan studinya adalah Ir. Dr. Zuher Syihab atau biasa dipanggil Mas Zuher. Beliau memilih melanjutkan studinya ke Amerika setelah bekerja selama kurang lebih 2 tahun di ARCO yang sekarang lebih dikenal sebagai BP.

Menurut lulusan Texas A&M University, Texas, Amerika

Serikat ini, untuk dapat kuliah di luar negeri tidaklah sulit jika kita dapat memenuhi persyaratan sebagai berikut. Yang pertama adalah tentu saja GPA (IPK), tetapi nilai index prestasi kita selama kuliah saja tidaklah cukup karena kita juga memerlukan nilai TOEFL dan GRE yang baik. GRE sendiri adalah merupakan semacam tes standardisasi yang dibutuhkan untuk banyak sekolah di Amerika Serikat. Dosen teknik perminya-kan ini menambahkan bahwa untuk dapat diterima sebagai mahasiswa disana juga memer-lukan surat rekomendasi dari dosen di universitas tersebut. Hal ini merupakan salah satu syarat yang dibutuhkan agar dapat memudahkan kita untuk mem-peroleh pengakuan disana. Cara untuk mendapatkan surat pen-gakuan tersebut adalah dengan memberikan “letter of purpose”, maksudnya adalah surat yang berisikan tujuan kita berkuliah disana. Salah satu contohnya adalah mengajukan diri kepada

dosen bahwa kita tertarik untuk mengikuti proyek mereka dan menunjukkan kelebihan-kelebi-han yang kita miliki. Demikian adalah cara untuk memperoleh pengakuan disana. Dengan begitu kita pun dapat memper-oleh beasiswa dan berkuliah disana dengan gratis.

Kebanyakan mahasiswa disana adalah mahasiswa dari man-canegara. Tidak jarang kita temui mahasiswa asal India dan china. Justru mahasiswa yang berasal dari Amerika sendiri lebih sulit ditemukan. Mahasiswa disana kebanyakan sangat betah di dalam kampus, hal yang sedikit berbeda dengan mahasiswa di Indonesia. Kebanyakan maha-siswa Indonesia lebih sering berada diluar kampus ketimbang di dalam. Kesulitan berarti yang dialami saat belajar disana adalah masalah bertahan hidup. Kita harus dapat memenuhi kebutu-han kita masing-masing dengan bekerja. Salah satunya adalah

foto : flickr.com

18

CARRIER AND EDUCATION

Page 21: Reservo januari 2012

dengan menjadi asisten dari dosen. Upah yang kita peroleh juga hanya cukup untuk makan kita sehari-hari. Tentu saja kita harus hemat memakainya. Tidak sedikit mahasiswa disana yang memilih untuk tinggal bersama sanak saudara mereka ataupun dengan warga senegara mereka. Hal ini dilakukan agar dapat menekan biaya pengeluaran. Adakalanya, beasiswa yang diberikan tidak secara penuh mencukupi kebutuhan seh-ingga kita memerlukan biaya tambahan selain untuk sekedar bertahan hidup, tapi sekarang kita tidak perlu khawatir, bea-siswa diberikan secara penuh dan kita tidak perlu lagi memikir-kan biaya kuliah dan lain-lain.

Ada hal-hal yang harus diperha-tikan oleh kita untuk masuk ke negara Amerika Serikat itu sendiri diantaranya yang pertama adalah kita mempunyai “admis-sion letter” untuk mendaftar di Kedubes Amerika Serikat. Kita juga harus mempunyai surat rekomendasi dari sekolah asal kita. Tidak hanya itu, ada juga persyaratan yang harus dipenuhi yaitu kita harus memiliki Bank Statement sendiri atau minimal dari orang lain. Maksudnya ada-lah kita harus dapat meyakinkan Kedubes Amerika bahwa kita memiliki uang dalam rekening kita. Hal ini dilakukan untuk mey-akinkan Negara Amerika bahwa mahasiswa yang akan belajar disana tidak menjadi gelandan-gan. Jika hal-hal berikut dipenuhi

maka kita dapat mengurus visa students.

Mahasiswa asal Indonesia sangat berpotensi untuk berkuliah di luar negeri, tidak sedikit lulusan asal Indonesia yang berkuliah di sana, namun kita juga harus dapat memenuhi prasyarat dan syarat yang dibutuhkan untuk memperolehnya. Intinya adalah jangan takut untuk menghadapi tantangan yang diberikan tetapi gunakan tantangan itu sebagai tolak ukur keberhasilan kita.

By Benhard T.

foto : flickr.com

19

CARRIER AND EDUCATION

Page 22: Reservo januari 2012

Job Opportunities in Oil Industry for Petroleum EngineerEnergi merupakan salah satu fak-tor penting sebagai penyokong pembangunan dan pertumbu-han ekonomi nasional. Sumber energi utama dunia khususnya Indonesia masih didominasi oleh minyak sehingga saat ini industri migas memeg-ang peranan penting dalam pemenuhan kebutuhan energi dimana tantangan yang dihadapi semakin sulit Untuk menjawab tantangan ini, pada program studi teknik perminyakan, mahasiswa dipersiapkan untuk mempelajari bagaimana teknik dalam mengeksploitasi dan men-goptimasi proses-proses terkait dengan pemanfaatan sumber energi minyak dan gas sehingga mahasiswa siap terjun di dunia migas untuk menjawab tan-tangan pemenuhan kebutuhan energi yang terus meningkat.

Secara umum bidang studi teknik perminyakan mencakup

sumber energi yang ada di dalam perut bumi dalam bentuk fluida. Seiring berkembangnya teknologi dan tantangan pemenuhan kebutuhan energi, hidrokarbon yang dimanfaat-kan bukan hanya minyak dan gas bumi saja, tetapi juga jenis hidrokarbon yang berbeda baik bentuk maupun metode perolehannya yang biasa disebut unconventional hydrocarbon. Contoh dari unconventional hydrocarbon ini adalah CBM (Coal Bed Methane), shale gas, hydrate gas, tight gas reservoir, dsb. Untuk dapat memanfaatkan unconventional hydrocarbon ini, diperlukan teknologi, investasi, dan teknik pemanfaatan yang tentunya memiliki tantangan tersendiri. Sehingga, diperlukan studi yang lebih mendalam agar unconventional hydrocarbon ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif selain minyak dan gas di masa depan.

Selain hidrokarbon, pada program studi teknik permin-yakan khususnya di ITB juga dipelajari mengenai sumber energi panas bumi. Kemiripan sistem pengembangan yang meliputi proses eksplorasi, pengeboran, pengembangan lapangan, hingga dapat diprod-uksikan, memang membuat teknik panas bumi lebih mudah untuk dipelajari oleh mahasiwa teknik perminyakan walaupun sistem pemanfaatnya tentu saja berbeda. Program studi master panas bumi yang bersebelahan dengan program studi teknik perminyakan ITB turut men-dukung kemudahan mahasiswa teknik perminyakan ITB untuk belajar lebih dalam mengenai sumber energi panas bumi. Sehingga dengan adanya berma-cam-macam jenis sumber energi di dalam bumi, prospek kerja program studi teknik perminya-kan, khususnya ITB menjadi lebih

foto : flickr.com

20

CARRIER AND EDUCATION

Page 23: Reservo januari 2012

luas dan prospektif di masa kini maupun masa yang akandatang.

Pada umumnya lulusan maha-siswa sarjana teknik perminyakan yang ingin langsung terjun di dunia kerja akan meniti karirnya sebagai Petroleum Engineer di perusahaan migas. Dari segi keteknikan, berkarir sebagai petroleum engineer di perusahaan migas dapat dikelompokkan ke dalam kelompok keahlian tert-entu. Sebagai contoh misalnya, seorang drilling engineer bertugas mengoptimasi dan mengontrol proses pemboran, reservoir engineer bertugas menganalisa kondisi reservoir minyak dan gas, production engineer bertugas mengoptimasi proses produksi, dan facility engineer bertugas mendesain dan mengoptimasi fasilitas yang dibutuhkan hingga minyak atau gas dapat disimpan untuk kemudian dijual. Selain dari kelompok keahlian terse-but, sebenarnya masih banyak kelompok keahlian yang lebih spesifik berdasarkan kebutuhan perusahaan untuk menguasai bidang-bidang yang memerlu-kan pendalaman.

Lingkungan kerja masing-masing kelompok keahlian tentu saja berbeda-beda. Reservoir engineer akan sering bekerja di kantor, dibandingkan drilling engineer yang akan lebih sering bekerja di lapangan. Sedangkan produc-tion maupun facility engineer juga akan lebih sering bekerja di kan-tor dibanding terjun kelapangan

secara langsung. Selain itu, beragam posisi yang ditawarkan dalam perusahaan juga memiliki kompetensi dengan standard gaji yang berbeda-beda. Posisi yang ditawarkan mulai dari junior engineer, senior engineer, supervisor, superintendent, opera-tion atau field manager, general manager, hingga CEO. Semakin tinggi kompetensi dan pengala-man seseorang di perusahaan tersebut, maka posisi yang ditawarkan juga akan semakin tinggi. Umumnya dengan latar belakang pengalaman di bidang teknis, maka karirnya akan mengarah di bidang keteknikan yang lebih spesifik sehingga menjadi expert di bidangnya. Namun, bukan berarti tidak bisa mengarah pada posisi yang lebih bersifat manajerial seperti general manager atau CEO. Hal ini bergantung pada tipikal dan kemampuan manajerial selama

menitikarirnya di perusahaan.

Dengan latar belakang teknik dan manajemen bisnis, mis-alnya dengan melanjutkan studi manajemen bisnis/MBA, maka akan semakin membuka peluang untuk berkarir di perusahaan migas sebagai manajer maupun CEO. Bahkan bukan tidak mung-kin, seseorang yang memiliki latarbelakang teknik dan manaje-men bisnis dapat menitikarirnya sebagai entrepreneur dengan mendirikan usaha di bidang migas. Usaha yang dibangun dapat dimulai dari mendirikan perusahaan yang menawarkan jasa di bidang perminyakan (service company) sebagai pen-dukung industri Migas atau bahkan mendirikan perusahaan Migas. Pelaku industri penyedi-aan jasa ini yang menyediakan peralatan (vendor), pemasangan/konstruksi, dan service lainnya

foto : flickr.com

21

CARRIER AND EDUCATION

Page 24: Reservo januari 2012

kepada Owner yang bertindak sebagai client. Owner biasanya memerlukan bantuan pelaku seperti perusahaan jasa (kontrak-tor) maupun konsultan. Owner, dalam hal ini perusahaan migas, bertindak sebagai pemilik fasilitas atau lapangan migas yang tentu-nya memproduksi Migas secara optimal dalam mengerjakan usahanya. Dengan terbukanya kesempatan dan peluang bisnis yang ada di bidang migas, lulu-san teknik perminyakan dapat memulai karirnya dengan mendi-rikan perusahaan dari nol hingga menjadi perusahaan besar yang memiliki dayasaing tinggi.

Bagi seseorang yang tertarik dengan keilmuan dari teknik perminyakan itu sendiri biasanya akan memulai karirnya dengan menjadi pengajar seperti dosen maupun sebagai konsultan. Konsultan adalah mereka yang menyediakan jasa konsultansi mengenai analisis teknis mau-pun non-teknis bagi perusahaan migas. Bahkan dengan menjadi pengajar seperti dosen dapat juga berkarir sebagai konsul-tan sekaligus. Karir sebagai konsultan sebenarnya tidak terbatas hanya bagi perusa-haan, sebagai contoh adalah konsultan di bidang perbankan, dimana bank memerlukan analisis prospek yang dilakukan perusahaan yang memerlukan dana untuk pengembangan lapangan. Sehingga tidak aneh bahwa sektor perbankan juga membutuhkan sarjana teknik

perminyakan. Selain berkarir di perusahaan migas atau indus-tri pendukungnya, peluang bekerja di institusi pemerintah khususnya di bidang energi dan sumber daya mineral atau lem-baga riset juga masih terbuka.

Secara umum prospek kerja program studi teknik perminya-kan baik di masa kini maupun masa yang akan datang tetap akan memberikan prospek kerja yang menjanjikan dengan beragamnya sumber energi di dalam bumi seperti uncon-ventional hydrocarbon atau geothermal. Selain itu cakupan karir-nya yang cukup luas, dari

perusahaan Migas, industri-industri pendukungnya, institusi pemerintahan, maupun lembaga riset dan pendidikan membuat peluang kerja teknik permin-yakan semakin terbuka lebar di tengah ketatnya persaingan dalam berkarir.

foto : ugly-christmas-trees.com

22

Job Opportunities in Oil and Energy Industry

CARRIER AND EDUCATION

Page 25: Reservo januari 2012

Gerakan Cinta Lingkungan Pertamina EP, Deklarasi untuk BumiJakarta, 21 Januari 2012

Banyak yang tidak menyadari bahwa kelangsungan mahluk hidup di bumi ini sangat bergantung pada keberadaan hutan. Kurangnya kesadaran manusia akan arti penting hutan telah mengakibatkan peruba-han kondisi hutan di Indonesia. Sehingga suka atau tidak, perla-han tapi pasti, keberadaan hutan sudah mengalami pergeseran yang nyata. Paru-paru dunia ini pun semakin berkurang.

Keprihatinan terhadap kondisi

alam dan lingkungan hidup tersebut, membuat Pertamina EP tergerak untuk melakukan kegia-tan penghijauan dan pelestarian satwa langka. Pada akhir tahun 2011, Pertamina EP menggelar kegiatan penanaman 50 ribu pohon. Dengan demikian, total pohon yang ditanam sejak tahun 2008 hingga 2011 mencapai lebih dari 270 ribu pohon. Tidak hanya itu, Pertamina EP juga menyatakan komitmennya untuk menanam 1.000 pohon untuk setiap satu sumur pemboran

dalam sebuah Deklarasi untuk Bumi.

Berkurangnya hutan ternyata juga berdampak pada kelang-sungan hidup flora dan fauna. Berbagai macam spesies flora dan fauna yang sangat bergan-tung pada keberadaan hutan terpaksa tersingkir. Bahkan, sebagian sudah menjadi langka dan terancam punah. Sebagai contoh, seperti yang terjadi pada burung Maleo dan ekosistem laut.

Gambar 1. Pelestarian Maleo. Presiden Direktur Pertamina EP Syamsu Alam (kanan) pada kegiatan Gerakan Cinta Lingkungan Pertamina EP secara resmi menyerahkan empat ekor anak Maleo kepada Kementerian Kehutanan yang diwakilkan oleh Direktur Jenderal Bina Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Perhutanan Sosial Harry Santoso (tengah) di Jakarta, Minggu (15/1). Selanjutnya, burung Maleo tersebut diserahkan kepada Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tengah Sri Winenang (kiri) untuk pelaksanaan pelestariannya.

23

FOCUS

Page 26: Reservo januari 2012

Guna mendukung upaya pele-starian satwa endemik Sulawesi ini, Pertamina EP bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tengah berupaya untuk melakukan kon-servasi burung Maleo di kawasan SM Bakiriang yang berada di sekitar daerah operasi Proyek Pengembangan Gas Matindok. Sedangkan untuk membantu upaya pelestarian ekosistem laut Pertamina EP juga melakukan penyerahan bibit mangrove

dan pelepasan anak penyu di kawasan Kepulauan Seribu.

Selain itu, dalam rangkaian Gerakan Cinta Lingkungan, Pertamina EP juga meny-erahkan bantuan satu unit kendaraan donor darah kepada PMI. Bantuan ini merupakan wujud kepeduliaan perusahaan terhadap pelaksanaan tugas kemanusiaan yang dilakukan oleh PMI.

Lingkungan hidup di sekitar dearah operasi menjadi perha-tian utama Pertamina EP dalam pelaksanaan kegiatan oper-asinya. Hal ini menjadi wujud keseimbangan antara kegiatan operasi dan tanggung jawab sosial perusahaan.

Gambar 2. Lestarikan Ekosistem Laut. Presiden Direktur Pertamina EP Syamsu Alam menyerahkan bantuan 4000 bibit mangrove dan pelepasan 100 ekor anak penyu di pulau Semak Daun Kepulauan Seribu, Jum’at (13/1). Penyerahan bantuan bibit Mangroove dan pelepasan anak penyu tersebut merupakan bagian dari kegiatan Gerakan Cinta Lingkungan yang dilancarkan oleh Pertamina EP.

24

FOCUS

Page 27: Reservo januari 2012

Gambar 3. Unit Donor Darah untuk PMI. Pertamina EP menyerahkan bantuan 1 unit Mobil Donor Darah Kepada PMI sebagai wujud kepedulian perusahaan dalam mendukung PMI melaksanakan kegiatan kemanusiaan. Bantuan tersebut diserahkan oleh Direktur Hulu Pertamina yang juga merupakan Komisaris Utama Pertamina EP M Husen kepada Direktur Unit Donor Darah Pusat PMI Dr. Yuyun SM Soedharmono di Jakarta, Minggu (15/1).

Gambar 4. Deklarasi untuk Bumi. Presiden Direktur Pertamina EP Syamsu Alam didampingi Direktur Eksplorasi Pertamina EP Doddy Priambodo menandatanganan Deklarasi untuk Bumi di Jakarta, Minggu (15/1). Deklarasi untuk Bumi merupakan komitmen Pertamina EP terhadap upaya pelestarian lingkungan hidup yakni penanaman 1000 pohon untuk setiap 1 sumur pemboran.

25

FOCUS

Page 28: Reservo januari 2012

Pemerintah berencana mening-katkan kapasitas listrik terpasang dari tenaga panas bumi 4733 mwe pada tahun 2014.

Bahan bakar fosil yang kian hari kian menurun produksinya di Indonesia (sekitar 960 ribu barrel per hari) memaksa pemerintah untuk mengimpor minyak dari luar negeri akibat terbatasnya produksi minyak nasional untuk memenuhi kebutuhan energi nasional yang justru semakin meningkat (1.3-1.4 juta bar-rel per hari). Melambungnya harga minyak mentah dunia akibat adanya konflik di negara penghasil minyak mentah dunia yaitu di wilayah middle east, menambah masalah baru bagi Indonesia. Dampak buruknya, APBN harus tersedot tiap tahun-nya oleh impor dan subsidi minyak, sedangkan kebutuhan lain yang lebih mendesak seperti pembangunan infrastruktur dan pemerataan pembangu-nan nyaris tak tersentuh APBN. Di sisi lain, dampak buruk juga

dirasakan oleh lingkungan alam Indonesia yang kaya akan keanekaragaman hayati oleh pemanasan global sebagai akibat dari emisi gas rumah kaca yang bersumber dari pembakaran bahan bakar fosil. Dari per-masalahan yang telah dpaparkan di atas, solusi seperti apa yang harus dijawab oleh pemerintah? Dalam pertemuan puncak 21 kepala negara anggota APEC di Honolulu, Hawai, Amerika Serikat November lalu, presiden Susilo Bambang Yudhoono pada kes-empatannya menuturkan “Untuk

mengamankan energi, kita ingin mendiversifikasi energi sehingga tidak tergantung bahan bakar fosil. Panas bumi kita punya potensi besar, energi lepas pantai dan laut dalam juga belum tereksploitasi. Kita akan menga-rah ke sana”. Diversifikasi sumber daya energi dengan mengede-pankan energi alternatif yang ramah lingkungan dan ekonomis sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh Indonesia adalah upaya yang harus dijalankan oleh pemerintah saat ini dan kede-pannya. Banyak sekali sumber

Gambar 1. Sumber : Blue Print Pengelolaan Energi Nasional, 2005

Panas Bumi Melejit, Indonesia Mandiri Energifoto : blog.runforoneplanet.com

26

FOCUS

Page 29: Reservo januari 2012

energi alternatif di Indonesia yang sangat berpotensi, seperti energi matahari, gelombang laut, panas bumi, dan angin. Dari bermacam-macam energi ini, energi panas bumi adalah energi yang paling mungkin untuk dikembangakan dalam waktu dekat ini terkait potensi yang besar, teknologi yang sudah dikembangkan dan nilai kee-konomisannya saat ini.

Walaupun Energi alternatif ramah lingkungan ini memi-liki banyak menfaat yang bisa diperoleh, namun sampai saat

ini pemanfaatan energi geother-mal tergolong sangat rendah di Indonesia. Panas bumi adalah energi alternatif yang dimiliki Indonesia dengan potensi yang tertinggi di dunia. Tidak tanggung-tanggung, potensi geothermal energy Indonesia mencapai 29.038 MW atau sekitar 40% dari total energi panas bumi di seluruh dunia. Pembangkit listrik panas bumi di Indonesia yang sudah beroperasi ada 8 lapangan, yaitu 4 lapa-ngan di Jawa Barat (Kamojang, Darajat, Wayang Windu, dan Awibengkok-Gunung Salak)

dengan kapasitas terpasang 1052 MWe, serta 4 lapangan lainnya berada di daerah Dieng – Jawa Tengah 60 MWe, Lahendong – Sulawesi Utara 60 MWe, Sibayak – Sumatera Utara 12 MWe, serta lapangan yang baru beroperasi di Ulumbu – NTT 5 MWe. Total kapasitas listrik PLTP saat ini men-capai 1194 MWe atau sekitar 4 % dari potensi yang ada. Hingga tahun 2014 pemerintah men-canangkan adanya penambahan kapasitas total listrik PLTP sebesar 4733 MWe dan menargetkan kapasitas total mencapai 9500 MWe di tahun 2025.

Di samping ramah lingkungan, energy panas bumi memiliki cost yang jauh lebih murah sekitar 9.7 sen US$/kWh jika diband-ingkan dengan bahan bakar minyak dengan harga 30 sen US$/kWh. Berdasarkan sumber data dari kementrian ESDM 2009, Indonesia memproduksi minyak sebesar 357 juta barrel dan mengkonsumsi 457 juta barrel tiap tahunnya. Terdapat defisit

Gambar 2. Sumber : ESDM 2010

27

FOCUS

Page 30: Reservo januari 2012

sebesar 100 juta barrel yang harus ditanggung pemerintah melalui biaya impor minyak. Bila Indonesia bisa memaksi-malkan penggunaan energi selain minyak seperti panas bumi, akan berdampak sangat baik bagi keuangan Indonesia. Wakil Menteri ESDM, Widjajono Partowidagdo menuturkan, “Kalau bisa mengganti listrik berbahan bakar minyak dengan energi lain akan menghemat

Rp4.000 per liter atau Rp35,6 triliun. Dana yang dihemat lebih dari Rp100 triliun untuk harga BBM Rp6.000 per liter. Apabila harga BBM Rp8.000 per liter maka penghematan akan lebih besar. Dana tersebut dapat digunakan untuk pembangunan infrastrutur dan mengembangkan kemam-puan Migas dan Energi Nasional sehingga menciptakan banyak Lapangan Kerja.”

Dalam prakteknya, pengem-bangan lapangan panas bumi mengalami beberapa kendala terkait masalah lingkungan dan lokasi sumber panas bumi yang berada di tengah kawasan hutan lindung. Sebagai contoh kasus lapangan yang digarap oleh PT Pertamina Geothermal Energy dengan PT Bali Energy Limited di Bedugul, Bali yang menimbulkan penolakan dari sebagian masyarakat terutama kalangan pecinta lingkungan karena dianggap pengem-bangan lapangan panas bumi tersebut dapat merusak lingkun-gan. Widjajono Partowidagdo menuturkan,” kegiatan migas dan panas bumi tidak seperti kegiatan Pertambangan Umum yang mengelupas tanah seh-ingga membutuhkan lahan yang luas. Di sini kegiatannya adalah mengebor tanah”. Dalam diskusi mengenai panas bumi di Universitas Udayana Bali didapat informasi bahwa Proyek Panasbumi di Bedugul hanya membutuhkan lahan seluas 80 hektare (ha). “Lebih baik peru-sahaan migas diperbolehkan untuk melakukan kegiatan di hutan tetapi diberi tugas untuk membantu menanam pohon di situ” tungkas Guru Besar Teknik Perminyakan ITB ini. Namun, saat ini masalah tersebut telah men-dapat sinyal positif dari Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan yang menyatakan kesiapannya melakukan terobosan untuk percepatan pembangunan pem-bangkit listrik ramah lingkungan

2014

PENAMBAHAN KAPASITAS 2620 MV

LAPANGAN YANG

AKAN DIKEMBANGKANPULAU KAPISTAS

LAPANGAN YANG

AKAN DIKEM-

BANGKAN

PULAUKAPASI-

TAS

WAYANG WINDU JAWA 120 ATADEI NTT 10

PATUHA JAWA 60 LAINEA SULAWESI 10

DIENG JAWA 60 KOTAMUBAGU SULAWESI 40

TANGKUBAN

PERAHU-1JAWA 55 MERANA SULAWESI 10

TANGKUBAN

PERAHU-2JAWA 25 SUNGAIPENUH SUMATERA 55

CISOLOK-CISUKAR-

AMEJAWA 50 LUMUT BALAI SUMATERA 55

KARAHA BODAS JAWA 110 ULUBELU SUMATERA 55

IJEN JAWA 110 RANTAN DADAP SUMATERA 110

WILIS/NGEBEL JAWA 110 SUOH SEKINCAU SUMATERA 55

GN. PAPANDAYAN JAWA 55 DANAU RANAU SUMATERA 55

RAWA DANO JAWA 110 WAI RATAI SUMATERA 55

TAMPOMAS JAWA 45 SIPAHOLON SUMATERA 55

IYANG ARGOPURO JAWA 55 SORIK MERAPI SUMATERA 55

ARJUNO WELIRANG JAWA 55 PASUK BUKKIT SUMATERA 55

GUCI JAWA 55 SARULLA SUMATERA 110

BATU RADEN JAWA 110 SEULAWAH AGAM SUMATERA 55

JAILOLO MALUKU 10 JABOI P. SABANG 10

SONGA WAYAUA MALUKU 10 GUNUNG TALANG SUMATERA 20

HUU NTB 5 MUARALABOH SUMATERA 110

MATALOKO NTT 5 BUKIT KILI SUMATERA 55

SUKORIA NTT 10

Tabel 1. Sumber : Bambang Praptono (2009), Harga Listrik Pembangkit Panas Bumi dan ESC. Diskusi Panel : Pengembangan Energi Panas Bumi untuk Penyediaan Tenaga Listrik.

28

Panas Bumi Melejit , Indonesia Mandiri Energi

FOCUS

Page 31: Reservo januari 2012

berbasis panas bumi di kawasan hutan. Ujarnya, Kemenhut akan memberikan kemudahan dalam proses pengurusan izin tidak lebih dari 3 bulan. Dirjen Planologi Kehutanan Kemenhut, Bambang Soepijanto menam-bahkan bahwa pemanfaatan kawasan hutan untuk pengem-bangan lapangan panas bumi dapat dilakukan melalui mekan-isme izin pinjam pakai kawasan hutan.

Saat ini masyarakat tinggal memilih, apakah akan menggu-nakan energi ramah lingkungan dan ekonomis seperti geothermal energy yang secara umum tidak merusak lahan secara permanen

dan hanya membutuhkan lahan yang relatif kecil, ataukah menggunakan energi bahan bakar batu bara dan minyak yang menimbulkan berbagai macam permasalahan lingkun-gan dan perusakan lahan yang cukup luas di WKP(Wilayah Kerja Pertambangan)-nya. Jadi, bijaksanalah dalam pemanfaatan sumber daya energi, jangan lihat dampak negatif yang saat ini terjadi sebagai perhatian utama, tetapi lihatlah jauh ke depan bahwa dengan adanya dampak negatif yang terjadi saat ini akan tercipta dampak positif yang jauh lebih besar dan bermanfaat di kemudian hari.

By Anggi W.

2013

Penambahan kapasitas 740 MW

LAPANGAN YANG AKAN

DIKEMBANGKANPULAU KAPASITAS

KAMOJANG JAWA 60

CIBUNI JAWA 10

PATUHA JAWA 60

SALAK JAWA 40

DARAJAT JAWA 55

TANGKUBAN PERAHU JAWA 55

WILIS/NGEBEL JAWA 55

ARJUNA WELIRANG JAWA 55

GUCI JAWA 55

BATURADEN JAWA 110

SEMBALUN NTB 20

HULULAIS SUMATERA 55

LUMUT BALAI SUMATERA 55

ULUBELU SUMATERA 55

RAJABASA SUMATERA 110

2012

Penambahan kapasitas 1028 MW

LAPANGAN YANG

AKAN DIKEMBANGKANPULAU KAPASITAS

BEDUGUL BALI 10

DARAJAT JAWA 55

WAYANG WINDU JAWA 120

KARAHA BODAS JAWA 30

DIENG JAWA 55

PATUHA JAWA 60

TULEHU MALUKU 10

ULUMBU NTT 3

LAHENDONG V SULAWESI 20

BORA SULAWESI 5

KOTAMUBAGU SULAWESI 40

ULUBELU SUMATERA 55

SUNGAI PENUH SUMATERA 55

LUMUT BALAI SUMATERA 55

HULU LAIS SUMATERA 110

RAJABASA SUMATERA 110

SARULLA SUMATERA 220

Tabel 2.

Tabel 3.

foto : flickr.com

29

Panas Bumi Melejit, Indonesia Mandiri Energi

FOCUS

Page 32: Reservo januari 2012

Dies Emas Teknik Perminyakan ITB 20122012 Adalah tahun emas bagi department teknik perminyakan setelah 50 tahun mempertahankan eksistensinya sebagai pogram studi di Institut Teknologi Bandung.

Pada pertengahan tahun 2012 yang akan datang, program studi Teknik Perminyakan ITB akan memasuki tahunnya yang ke-50. Dengan tujuan berkon-tribusi kepada institusinya serta meningkatkan konsolidasi antarkolega Teknik Perminyakan, maka para dosen, alumni, serta mahasiswa Teknik Perminyakan secara utuh akan bersinergi untuk menyelenggarakan “Dies Emas Teknik Perminyakan ITB”.

Dr. Ir. Taufan Marhaendradjana, selaku dosen Teknik Perminyakan ITB (TM-ITB) dan juga menjabat sebagai ketua umum panitia, menyatakan bahwa acara ini adalah dari, oleh, dan untuk alumni. “Meskipun ada susunan kepanitiaan, namun otoritas hier-arki kepanitiaan tidaklah ketat. Kami sangat menyambut para

alumni yang ingin ikut terlibat di dalam kepanitiaan, ” ujar beliau. Dies Emas ini akan dilaksanakan antara bulan Juni atau Juli 2012, dimana animo dari alumni turut berperan dalam memutuskan waktu pelaksanaan.

Seiring globalisasi dan perkem-bangan teknologi, adalah fakta bahwa kita sangat membutuh-kan energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Ekplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi yang inovatif dan ramah lingkungan merupakan amanah kita sebagai generasi muda supaya puluhan tahun menda-tang anak cucu kita masih dapat menikmati energi seperti kita. Oleh karena itu, kiprah alumni Teknik Perminyakan ITB di bidang edukasi dan teknologi sangat berperan dalam perkembangan

indutri migas di Indonesia.

Pada rangkaian acara Dies Emas TM-ITB akan dis-elenggarakan suatu “Business Forum” yang membahas apa-kah kita, bangsa Indonesia, berkompeten untuk membuka perusahaan migas secara mandiri dan mampu mengeksploitasi kekayaan negeri kita sendiri tanpa bergantung dengan peru-sahaan asing? Bagaimanakah dengan masalah birokrasi, periji-nan, akses, investasi, dan lainnya? Sedangkan industri migas beresiko tinggi, padat modal, dan membutuhkan teknologi canggih.

30

FOCUS

Page 33: Reservo januari 2012

Teknik Perminyakan ITB sendiri memiliki mimpi untuk menjadi sebuah “world class program” yang dapat menjadi leader di bidang edukasi dan penelitian di Indonesia. Berlandaskan tujuan tersebut, panita akan menyelenggarakan sebuah seminar yang dapat mendukung tujuan terse-but. Selanjutnya, para alumni diberi kesempatan untuk menampilkan hasil karya inovasinya yang berhubungan dengan oil & gas dalam sebuah pameran. Di sana, mereka akan mempresentasi-kan teknologi inovasi dari karyanya kepada para pengunjung yang merupakan dosen, alumni, dan mahasiswa. Yang pasti, acara ini akan sangat menarik bagi para insan pendidikan yang peduli akan perkembangan migas di Indonesia.

Lalu pada hari Sabtu malam, akan diadakan PATRA night yang akan menampilkan band-band antar angkatan. Selanjutnya, pada penghujung acara Dies Emas akan diadakan acara fun, seperti family gathering, pertandingan olahraga yang berpusat di SABUGA, serta turnamen golf yang kemungkinan

diadakan pada waktu yang berbeda. Tujuannya adalah memberi kesempatan kepada para alumni untuk bernostalgia dengan teman-teman kuliahnya dulu, serta menumbuhkan komunikasi yang baik dan sehat antar alumni dan mahasiswa.

“Inti dari acara ini adalah untuk menumbuhkan sin-ergi yang semakin kuat. Bagi saya sebagai seorang dosen, Teknik Perminyakan sebagai suatu institusi adalah seperti ibu kandung. Kita, baik dosen, alumni, maupun mahasiswa dibesarkan oleh TM. Karena itu, ikatan antara mahasiswa dengan alumni sangat penting sehingga mahasiswa dapat melihat ‘ini loh para alumni’ dan para mahasiswa pun dapat melihat contoh yang baik dari para alumni. Dengan ikatan dan komunikasi yang baik, maka kita dapat berkontribusi kepada TM dan bersama kita bisa memajukan industri migas di Indonesia,” ujar Mas Taufan.

By Elisabeth M. W.

31

FOCUS

Page 34: Reservo januari 2012

Profil Seorang Salis S. Aprilian Presiden Direktur PT Pertamina Hulu Energi

Memajukan Pertamina menjadi perusahaan kelas dunia serta meningkatkan produksi minyak dan gas Indonesia adalah visi seorang Salis S. Aprilian.

Salis S. Aprilian, atau lebih dikenal dengan panggilan Pak Salis, ada-lah seorang President Director PT Pertamina Hulu Energi. Pak Salis yang sebelumnya telah menjabat sebagai Senior Vice President Upstream Strategic Planning and Subsidiary Management adalah almamater Teknik Perminyakan ITB. Ia menempuh program pendidikan Sarjana dan mag-ister-nya di Institut Teknologi Bandung hingga tahun 1993, yang kemudian melanjutkan program doktoralnya di Texas A&M University USA dan menda-patkan gelar doktor di universitas tersebut pada tahun 1998.

Sebelum mencapai posis-inya saat ini, pria kelahiran Purwokerto, 21 April 1963 ini meniti karirnya di Pertamina sejak tahun 1989 sebagai asisten eksploitasi di Tanjung, Kalimantan Timur. Posisi yang telah diisi oleh Pak Salis di Pertamina sebagai Ahli Teknik Lapangan diantaranya adalah Asisten Ahli Water Flooding, Spesialis Utama Reservoir Data Analysis, Ahli Utama Secondary Recovery DOH Prabumulih sebelum akhirnya

berkecimpung di Direktorat Hulu Pertamina. Berbagai macam jabatan telah dialami oleh Pak Salis di Diraktorat ini, dianta-ranya Manajer Pengembangan, Manajer Eksploitasi, Manajer Manajemen Reservoir, Vice President Region Kawasan Kalimantan dan Timur Indonesia, Deputy Project Executive Mobil Cepu Ltd , Presiden Direktur PT Pertamina EP Cepu, Presiden Direktur Pertamina EP, Senior Vice President Upstream Strategic Planning and Subsidiary Management hingga akhirnya menjadi President Director PT Pertamina Hulu Energi di Direktorat Hulu Pertamina. Sebagai Presdir PT Pertamina Hulu Energi, Pak Salis memiliki tanggung jawab dalam hal operasional produksi, portofolio, serta partnership untuk lapangan minyak, gas dan CBM (Coal Bed Methane) yang dikelola PT PHE (Pertamina Hulu Energi).

Berbagai macam penghargaan di bidang keprofesian telah diterima oleh Pak Salis dekade lalu hingga saat ini. Diantaranya yang terakhir diterima olehnya

32

EXPLORE

Page 35: Reservo januari 2012

adalah penghargaan Asia Pacific Regional Service Award 2011 dari The Society Petroleum Engineers (SPE), yang diserahkan pada acara SPE APOGCE 2011. Penghargaan-penghargaan yang telah diraihnya tersebut adalah hasil perjuangan keras yang telah ditempa oleh ayah tiga anak ini dalam organisasi yang telah dan sedang Ia geluti. Organisasi seperti IATMI, PetroGolf, dan SPE APOGCE 2011 pernah diket-uai olehnya. Tidak hanya itu, segudang karya ilmiah telah tercipta dari kepala seorang Presdir ini yang dipresentasikan baik dalam forum internasional di SPE dan IPA (Indonesian Petroleum Association) maupun forum nasional seperti IATMI, ETTI(Exploration Think Tank Indonesia), IAGI, KMI(Komunitas Migas Indonesia), dan Student Chapter.

Pak Salis yang mendedikasi-kan dirinya mengabdi di PT Pertamina Hulu Energi memiliki visi untuk memajukan Pertamina sebagai perusahaan kelas dunia. Ditengah menurunnya produksi minyak nasional, Pertamina yang dipimpin olehnya berusaha untuk meningkatkan kembali produksinya. Banyak sekali faktor yang mempengaruhi turun-nya produksi minyak nasional.

“Menurunnya produksi minyak itu memang secara alamiah terjadi. Pertamina sendiri men-galami penurunan produksi rata-rata sebesar 18%. Selain fak-tor alamiah tersebut, Pertamina hampir dua dekade ini tidak kunjung menemukan giant field, artinya hasil eksplorasi yang besar. Yang kami awasi, yaitu satu lapangan besar di Blok Cepu, tapi produksinya masih belum maksi-mal, sekarang produksinya masih 20.000 bbl/d padahal target 160 ribu bbl/d. Faktor lainnya adalah faktor non teknis seperti adanya tumpang tindih lahan, otonomi daerah, serta adanya Undang-Undang Lingkungan Hidup yang bukan mempermudah periz-inan, tapi malah harus melalui birokrasi yang rumit,” tuturnya saat diwawancarai di Institut Teknologi Bandung pada acara guest lecture yang diselengga-rakan IATMI ITB November lalu. Terkait semakin menurunnya cadangan minyak di Indonesia, saat ini Pertamina tengah mengembangkan energi alter-natif seperti CBM dan Shale Gas. “Kami, Pertamina, juga mengikuti perkembangan unconventional oil and gas dimana mulai tahun lalu kami sudah punya kontrak CBM sebanyak 9 kontrak area, kemudian Pertamina menjadi operator di 5 area tersebut, yang

lainnya berupa kerja sama yang kebetulan itu semua di bawah saya, di bawah PHE (Pertamina Hulu Energi). Untuk Shale Gas di Pertamina EP sudah maju, artinya shale gas telah dipelajari oleh kami, sekarang tinggal regulas-inya yang belum disusun oleh pemerintah mengenai shale gas ini,” ungkap Sang Nasionalis Energi tentang pengembangan energi alternatif di PT Pertamina.

Terkait dengan produksi gas PT Pertamina yang tertinggi di ting-kat nasional, Pak Salis berharap kepada pemerintah untuk mem-benahi infrastruktur transmisi gas melalui pipa. Saat ini Pertamina tengah merintis pembangunan pipa transmisi di Pulau Jawa dari Jawa Barat sampai Jawa Timur. Dengan adanya pipa tersebut akan mempermudah transmisi gas yang dihasilkan di lapangan minyak di Pulau Jawa. Selain itu, pemerintah diharapkan agar mempercepat pembenahan birokrasi dan regulasi terkait industri Migas agar perindustrian Migas di Indonesia jadi lebih berkembang, khususnya bagi PT Pertamina.

By Anggi W.

33

EXPLORE

Page 36: Reservo januari 2012

SnapshotSociety of Petroleum Engineers (SPE) ITB Student Chapter is professional organization in the field of petroleum, organ-ized by Petroleum Engineering students in Institut Teknologi Bandung. The vision of this body is “Promoting SPE ITB SC to be Internationally Recognized Organization of Professional Excellence”. Currently SPE ITB SC is chaired by a President and has 13 boards in its structure. Each head of divisions lead thier staffs with the total of 46 people. There are more than 250 members in this chapter, including students from Petroleum Engineering, Geology, and Geophysics Engineering ITB. The structure of this organization is as shown on Fig.1.

Society of Petroleum EngineersITB Student Chapter“Promoting SPE ITB SC to be Internationally Recognized Organization of Professional Excellence”.

Fig. 1. SPE SC ITB organization Structure

Fig 2. SPE Field Trip

Fig 3. SPE Field Trip

34

COMMUNITY

Page 37: Reservo januari 2012

Our ActivitiesSPE ITB SC serves its members by providing them the ease to access limitless knowledge and valu-able experience. For instance, we disseminate information through lecturers, connect links with O&G industry, provide training and establish weekly info updates. Field observing trips and tours to company facilities also play a significant role in the life of many SPE ITB SC members. More than that, not only we concern to enhance the competence of our members in ITB, but also we increase public awareness of energy sector by offering presenta-tions to local senior high schools and other schools out of town.

Internally, this organization has a unique ability to organize work without much visible planning, even when managing a complex project. But it focuses on completion, using timetables and schedules.

Our ValuesDespite governed internationally under SPE International, SPE ITB SC is currently focusing on local student’s competence and development. Nowadays, student holds an important role for the determination of Indonesian’s welfare in the future. Regardless of its scope, this is our main duty to be responsible with.

People are at the core of SPE ITB SC, and it’s at its best during organizing a project to enhance the competence of the students. We are very much aware that engineering students are Indonesian’s future asset, thus SPE ITB SC works hard to develop the potential and has a deep commitment to the people it serves. We are committed to encourage and equip them with knowledge and scope over-view of oil and gas industry to enable them to deal with the reality of it, or even in wider scale, energy sector.

Gambar 4. SPE Gathering.

35

COMMUNITY

Page 38: Reservo januari 2012

IATMISEKSI MAHASISWA ITB“IATMI yang aktif, kuat, dan sinergis”.

Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Seksi Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (IATMI SM ITB) merupakan organisasi sosial non profit yang berada di program studi teknik perminyakan di bawah koordinasi IATMI Komisariat daerah Bandung dan IATMI Pusat. Kegiatan utama dari IATMI itu sendiri bertujuan untuk mengembangkan keprofesian di kalangan ahli teknik perminyakan dan gas bumi Indonesia melalui berbagai kegiatan, seperti sim-posium nasional-internasional, seminar, talk show, kursus keprofesian, dan mendatangkan pengajar terkemuka ke pergu-ruan tinggi.

Sebagai organisasi sosial yang bergerak di bidang perminyakan dan gas bumi, IATMI memiliki tujuan-tujuan organisasi yaitu :• menyampaikan pemikiran,

saran, dan aspirasi anggota IATMI untuk berperan aktif dalam pembangunan nasional,

• mengembangkan ker-jasama dengan lembaga riset, PTN, dan asosiasi,

• meningkatkan profesional-isme anggota,

• melestarikan lingkungan hidup,

• memupuk rasa kekeluar-gaan antar anggota.

Berdasarkan tujuan yang telah disebutkan, terbentuk suatu visi “ A.K.S.I ”, yaitu IATMI yang aktif, kuat, dan sinergis. Hal tersebut diwujudkan dalam misi-misi IATMI sebagai berikut :• pengembangan kreativitas

dan pengetahuan,• membangun kekompakan

internal dan eksternal,• kerjasama dan komunikasi

dengan PATRA dan SPE.

Demi ketercapaian tujuan yang terkandung dalam visi dan misi, IATMI mengadakan kegiatan-kegiatan yang diagendakan tiap tahunnya. Beberapa kegiatan sudah diagendakan IATMI untuk tahun 2011 dan 2012, seperti :

Tahun 2011 :• Mei, kunjungan ke IATMI

Pusat dan SM, internal gathering,

• Juni, workshop Produksi Gas Indonesia,

• September, guest lec-ture, Bandung Energy Competition,

• Oktober, guest lecture, kunjungan lapangan,

• November, symposium

nasional IATMI, training software,

• Desember, guest lecture.

Tahun 2012 :• Januari, seminar softskill,

kunjungan lapangan,• Februari, internal gathering,• Maret, pemilu Ketua IATMI

SM ITB, • April, wisuda April.

Sekretariat IATMI SM ITB terletak di Gedung Teknik Perminyakan ITB, Lantai 3, Jl. Ganesha No.10 Bandung. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi IATMI di nomor 085229541619 atau dengan mengirimkan e-mail ke alamat [email protected].

Edited by Arka Rahmantya

36

COMMUNITY

Page 39: Reservo januari 2012

Gambar 1. Ketua IATMI Pusat, Salis S. Aprilian dalam acara Sharing Pertamina

Gambar 2. Kolaborasi dalam penyelenggaraan acara antara IATMI SM ITB dan HMTM PATRA

37

COMMUNITY

Page 40: Reservo januari 2012

HMTM Patra ITBHimpunan Mahasiswa Teknik Perminyakan Institut Teknologi Bandung.

Himpunan Mahasiswa Teknik Perminyakan (HMTM) “PATRA” Insitut Teknologi Bandung didirikan pada tanggal 24 Desember 1963 sebagai salah satu lembaga kemahasiswaan dengan peran sebagai badan kelengkapan yang sinergis untuk menciptakan Sarjana Teknik Perminyakan seutuhnya sebagai insan akademis yang merupakan tujuan dari ITB. HMTM PATRA merupakan wahana pelaksana kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat penalaran, keilmuan, dan pengabdian masyarakat yang sesuai dengan program studi Departemen Teknik Perminyakan sehingga HMTM PATRA dikagumi oleh anggota, kemahasiwaan ITB, dan lingkungan lainnya. Dengan ini HMTM PATRA juga merupa-kan kelengkapan non-struktural dari Jurusan Teknik Perminyakan Insitut Teknologi Bandung.

HMTM PATRA memiliki misi melaksanakan pembinaan dan

pengembangan kemampuan mahasiswa untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pendidikan, kemahasiswaan, dan kemanu-siaan. HMTM PATRA berperan memberikan nilai tambah yang sangat baik bagi anggotanya dan juga lingkungan sekitar.Artinya, setiap anggota di dalam HMTM Patra harus dapat meningkatkan kualitas personal dan dapat mengembangkan dirinya minimal di HMTM Patra, baik itu adanya peningkatan di bidang akademik maupun non-akademik. Selain itu, HMTM Patra sebagai himpunan kema-hasiswaan dalam keprofesian yang berada dalam naungan sebuah perguruan tinggi wajib menjunjung Tri Dharma per-guruan tinggi sehingga HMTM Patra dapat memiliki nilai – nilai yang solutif cerdas dan berkarya, serta bermanfaat bagi lingkun-gan sekitar.

38

COMMUNITY

Page 41: Reservo januari 2012

Untuk Memenuhi fungsinya sebagai suatu wahana pembi-naan, HMTM PATRA melakukan beberapa kegiatan rutin yang antara lain adalah pendidikan dasar organisasi, Guest Lecture (kuliah tamu), turnamen Internal dalam bidang olah raga, seni,

dan sains, dan mengadakan acara besar seperti halnya Petroglanz. Sedangkan untuk mengamalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi khususnya dalam hal pengabdian masyarakat, HMTM PATRA telah melakukan Patra Teach English,

yang berupa kegiatan belajar mengajar bahasa inggris secara berkala di SD Plesiran. Selain itu ada Patra One For One dan Sahur on the road yang ditujukan pada anak-anak yayasan yatim-piatu.

Edited by Aulia R. P.

Gambar 1. Struktur Badang Pengurus HMTM PATRA ITB.

39

COMMUNITY

Page 42: Reservo januari 2012

PETROGLANZPETROGLANZ merupakan sebuah perwujudan dari upaya mahasiswa Teknik Permiyakan ITB untuk memajukan dunia Perminyakan Indonesia. PETROGLANZ ini sendiri meru-pakan hasil kolaborasi ketiga organisasi yang bernaung dibawah Teknik Perminyakan ITB, yaitu HMTM PATRA, IATMI SM-ITB, dan SPE SC-ITB. Perwujudan tersebut dituangkan dalam sebuah rangkaian acara yang telah dilaksanakan November lalu. Acara tersebut diantaranya adalah sebegai berikut.

Petroglanz Debate CompetitionPetroglanz Debate Competition (PDC) adalah upaya mahasiswa

Teknik Permiyakan ITB yang bertujuan mengajak maha-siswa lintas jurusan untuk bersama-sama memajukan dunia perminyakan Indonesia. PDC dilaksanakan di Ruang 26, Campus Center Barat, Institut Teknologi Bandung, pada hari Selasa, tanggal 29 November 2011 lalu.

PDC mengadopsi format debat British Parliamentary. Dalam format ini, 4 tim beranggotakan masing-masing 2 orang ber-tarung dalam satu sesi debat. 2 tim mewakili pemerintah dan 2 lainnya oposisi.

Mosi yang diangkat dalam kom-petisi debat ini masalah-masalah dalam industri perminyakan

Indonesia. 4 mosi dipakai pada babak penyisihan adalah pembatasan penggunaan BBM subsidi, Pertamina go interna-tional, kontrak migas Indonesia, dan nasionalisasi migas.

Dewan juri yang memandu jalannya kompetisi adalah Dwita Aryani (Universitas Parahyangan), Rendy Prahara (Universitas Padjadjaran), dan Yosaka Eka Putranta (Teknik Perminyakan ITB). Di penghujung lomba, dewan juri memutuskan tim LPMI berhak meraih Juara 1, Universitas Bina Nusantara Juara 2, dan Teknik Perminyakan ITB Juara 3.

40

COMMUNITY

Page 43: Reservo januari 2012

National Grand Seminar PetroglanzNational Grand Seminar PETROGLANZ ini diadakan pada Sabtu, 26 November 2011 ber-tempat di gedung Aula Barat ITB yang bertujuan untuk mencer-daskan masyarakat mengenai perminyakan Indonesia.. Seminar ini mengundang beberapa kalangan yang bergerak di sek-tor energi, di antaranya Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Widjajono Partowidagdo, Presdir PT Petrogas Jatim Utama Cendana, Hadi Ismoyo Pengajar Pascasarjana FE UI Kurtubi, per-wakilan Presdir Pertamina Hulu Energi Ari Bukhari, dan Deputi Operasional BP MIGAS Rudi Rubiandini.

Seminar ini dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama bertema “How to Start Business in Oil and Gas Industries” dan dimoderatori

oleh Taufan Mahendrajana, dosen Teknik Perminyakan ITB. Sedangkan sesi kedua bertema “Memaksimalkan Potensi Minyak dan Gas Bumi Indonesia untuk Kepentingan Bangsa” dan dimod-eratori oleh Ketua Himpunan HMTM PATRA ITB, Muhammad Ramadhan.

Pembicara pertama pada sesi pertama, Hadi Ismoyo menjelaskan teknis pendirian perusahaan dari penggalangan modal, negosiasi pemerintah daerah, hingga ke operasional perusahaan. Dilanjutkan dengan pembicara kedua, Widjajono menjelaskan strategi mem-bangun bisnis di bidang migas serta hambatan-hambatannya. Pada sesi kedua hadir sebagai pembicara pertama, Kurtubi, berpandangan bahwa masih banyak peluang dalam mening-katkan potensi migas Indonesia. Menurutnya potensi-potensi ini

dapat dimaksimalkan dengan memperbaiki pengelolaan migas serta merangsang eksplorasi-eksplorasi baru. Lalu peran Pertamina dalam memaksimal-kan potensi migas diantaranya melakukan intensifikasi sumur-sumur yang ada melalui EOR (Enhance Oil Recovery) disampai-kan oleh Ari Bukhari. Dan terakhir, Rudi Rubiandini memaparkan beberapa solusi diantaranya membenahi Undang-Undang untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif, debirok-ratisasi dan penyajian jenis-jenis kontrak lain, serta penyabutan subsidi BBM.

Gambar 1. Petroglanz Debate Competition

41

COMMUNITY

Page 44: Reservo januari 2012

Short Class MigasShort Class Migas (SCM) meru-pakan salah satu rangkaian acara petroglanz yang diada-kan atas dasar dari mahasiswa untuk mahasiswa. Kegiatan ini merupakan kelas singkat yang diberikan oleh mahasiswa Teknik Perminyakan kepada mahasiswa ITB khususnya program studi non-Teknik Perminyakan. Tujuan dari SCM ini sendiri adalah untuk memberikan gambaran ten-tang kondisi migas di Indonesia kepada mahasiswa non-Teknik Perminyakan. Acara ini dilaksana-kan di ruang 29 Campus Center Barat, Institut Teknologi Bandung, tanggal 28 November 2011.

Tema yang dibawakan dalam Short Class Migas ini antara lain adalah kondisi energi di indonesia, diversifikasi energi di indonesia, subsidi BBM, nasion-alisasi migas, dan cost recovery. Antusiasme peserta terlihat dari berbagai pertanyaan yang dilontarkan saat acara berlang-sung. Banyak peserta yang bertanya mengenai bagaimana bisa sumber daya Indonesia yang melimpah akan tetapi Indonesia masih mengimpor minyak, bahkan masih terjadi kelangkaan bahan bakar. Dengan adanya Short Class Migas ini diharapkan dapat mencerdas-kan mahasiswa-mahasiswa non Teknik Perminyakan mengenai kondisi energi, khususnya migas Indonesia saat ini dan yang akan datang.

Car Free Day CampaignCar Free Day Campaign merupakan bentuk pre-event Petroglanz yang bertujuan untuk memberikan pandangan baru mengenai dunia migas di dunia khususnya di Indonesia. Car free Day Campaign dilaksanakan pada hari minggu 20 November 2011 saat Car Free Day Jalan Ir. H. Djuanda.

Cara penyampaian dibagi menjadi dua, statis dan dinamis. Penyampaian statis dilaksanakan di stand dengan format bincang-bincang dengan mahasiswa Teknik Perminyakan ITB menge-nai isu-isu yang menarik dengan materi-materi seperti contract sharing di Indonesia, asal usul harga BBM, dan potensi migas di Indonesia. Sementara peny-ampaian dinamis dilaksanakan dengan media Walking Banner yang berjalan mengelilingi kawasan Car Free Day. Materi yang tertulis mengenai info-info unik di dunia perminyakan. Secara keseluruhan materi lebih diarahkan untuk membuka para-digma baru di masyarakat bahwa Indonesia kaya akan energi, bukan kaya akan Migas. Gambar 2. Petroglanz Short Class Migas

Gambar 3. Petroglanz Car Free Day Campaign

42

Liputan Petroglanz

COMMUNITY

Page 45: Reservo januari 2012

Radio TalkshowRadio Talkshow ini diadakan untuk memberikan pengetahuan tentang dunia perminyakan kepada masyarakat luas. Acara ini berlangsung pada tanggal 17 November 2011 dan bertem-pat di 8EH Radio pada pukul 13.30-15.00.

Talkshow ini dimulai dengan publikasi mengenai acara Petroglanz itu sendiri oleh Khemal Abidin, mahasiswa Perminyakan angkatan 2008, di talkshow ini dijelaskan tentang latar belakang acara ini, rang-kaian acara di dalamnya, dan ditutup dengan ajakan agar para pendengar datang ke rangka-ian acara petroglanz. Setelah itu talkshow mulai mengarah ke tema utama yaitu menge-nai perekonomian migas yang lebih fokus pada sistem kontrak lapangan Migas di Indonesia.

Pembicara talkshow kali ini merupakan dua orang maha-siswa Teknik Perminyakan yang sudah mempunyai pengetahuan lebih mengenai tema yang kami bawakan, yaitu Muhammad Ramadhan dan Suwondo.

Gambar 2. Petroglanz Short Class Migas

Gambar 4. Petroglanz Radio Talkshow

43

Liputan Petroglanz

COMMUNITY

Page 46: Reservo januari 2012

Soft Skill di Industri PerminyakanKomunikasi, manajemen, serta kepemimpinan adalah hal yang mut-lak diperlukan untuk sukses meniti karir.

Semakin kompleksnya dinamika kehidupan zaman modernisasi ini menyababkan berbagai macam persoalan yang harus diselesaikan oleh masing-masing individu baik itu dalam dunia pendidikan, pekerjaan, maupun sosial. Bahkan dalam kegiatan sehari-hari pun kita membutuh-kan kecakapan atau skill dasar untuk dapat membantu kita bertahan menghadapi masalah-masalah yang tak kunjung habis. Mahasiswa, sebagai jenjang peralihan antara masa remaja menuju dewasa, perlu untuk mengembangkan skill dasar mengingat setelah kelulusannya, segudang masalah menanti di depan mata mereka. Salah satu kasus yaitu ketika para maha-siswa ini mulai meniti karirnya dimana realitas hidup dan problematika kehidupan mulai menghujam laksana badai yang menerjang daratan. Begitu juga jika seseorang berkarir di industri perminyakan, dimana kita ditun-tut untuk bisa menyelesaikan suatu permasalahan dengan cepat, tepat, dan bijaksana. Jadi, skill apa saja yang dibutuhkan agar bisa bertahan di industri perminyakan? Ada tiga softskill utama yang harus kita asah terus untuk kesuksesan kita di masa

depan tidak hanya di dunia industri perminyakan tapi di segala bidang. Berikut ini adalah 3 skill utama tersebut.

1. KomunikasiKomunikasi merupakan pemin-dahan informasi dan pengertian dari satu orang ke orang lain (Davis, 1981). Komunikasi sebagai media utama antar tiap manu-sia baik secara verbal (bahasa) ataupun non-verbal (isyarat dan bahasa tubuh). Kemampuan komunikasi adalah hal paling utama untuk sukses dimanapun. Kesalahan interpretasi seseorang akibat buruknya komunikasi yang kita lakukan jelas sangat merugikan tidak hanya bagi diri sendiri maupun orang lain. Kesalahan yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Komunikasi sendiri terbagi ke dalam dua bentuk, yaitu:

Komunikasi VerbalKomunikasi verbal adalah komunikasi dengan kata-kata menggunakan suatu bahasa. Di dunia teknik perminyakan sendiri bahasa Inggris sangat penting sebagai media komuni-kasi antar pekerja yang bersifat multinasional mengingat bahasa tersebut merupakan bahasa

foto : deviantart.com

44

PETROSKILL

Page 47: Reservo januari 2012

internasional yang dipelajari oleh semua bangsa di dunia ini. Untuk itu perlu kita mengasah keterampilan bahasa Inggris kita. Lebih baik lagi jika kita bisa berkomunikasi menggunakan bahasa ibu dari orang yang sedang kita ajak bicara. Nilai plus kita dapatkan jika kita menguasai bahasa.

Komunikasi Non VerbalKomunikasi verbal adalah penyampaian pesan tanpa kata-kata dan biasanya komunikasi non-verbal dapat memberikan tambahan arti pada komunikasi verbal. Yang termasuk komuni-kasi non-verbal adalah ekspresi wajah, kontak mata, sentuhan, postur tubuh, suara, dan gerak isyarat. Ekspresi yang salah akan membuat orang menginterpre-tasikan sesuatu yang salah juga. Jadi, penting untuk mempelajari komunikasi non-verbal ini agar tidak terjadi miss interpretation dalam berkomunikasi.

2. Keterampilan Manajemen“Manajemen waktu sangat vital dalam menunjang keberhasilan seseorang di segala bidang. Orang yang bisa memanfaat-kan waktu sebaik mungkinlah yang akan dapat memenang-kan kompetisi yang kian ketat. Orang lain pun akan nyaman jika berhubungan dengan orang yang dapat diandalkan. Kalau orang lain sudah bisa nyaman berhubungan dengan kita, maka keberhasilan tinggal selangkah lagi di depan.” (Ivananto Effendy).

Seperti diungkapkan di atas, manajemen waktu sangat penting dalam segala hal. Suatu target akan berantakan apabila manajemen waktu-nya salah. Untuk itu hal utama yang harus dihilangkan adalah kebiasaan menunda karena apabila 1 pekerjaan ditunda akan memengaruhi pekerjaan lainnya

sehingga akan lebih sulit lagi untuk diselesaikan. Salah satu tips pemanfaatan waktu yaitu mengerjakan sesegera mungkin apa yang bisa dikerjakan dan memiliki target penyelesaian pekerjaan tersebut. Hal lain yang tidak kalah penting selain mana-jemen waktu yaitu keterampilan manajemen dalam hal pikiran, yaitu memfokuskan antara yang kita kerjakan dengan sesuatu di luar itu. Contoh nyatanya peker-jaan seseorang yang tak kunjung selesai akibat mengalami per-masalahan di dalam keluarganya. Manajemen waktu yang telah kita buat akan menjadi sampah apabila kita tidak bisa melakukan manajemen pikiran tersebut. Inti dari manajemen ini adalah FOKUS. Fokus dengan apa yang sedang kita kerjakan saat itu.

foto : postconflict.unep.ch

45

PETROSKILL

Page 48: Reservo januari 2012

3. KepemimpinanKepemimpinan adalah proses memengaruhi atau mem-beri contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organ-isasi. Kepemimpinan selalu dihubungkan dengan proses mempengaruhi orang baik itu individu ataupun orang ban-yak. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoor-dinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama (Panji Anogara). Menurut James A.F. Stonen. Tugas utama seorang pemimpin adalah :

1. Mampu bekerjasama den-gan seluruh pengikutnya maupun orang yang ada di luar kepemimpinannya.

2. Bertanggung jawab untuk menyusun tugas dan men-jalankannya lalu setelah itu mengadakan evaluasi.

3. Menyusun tugas-tugas dengan mendahulukan prioritas utama.

4. Mampu menjelaskan tiap pekerjaan dengan jelas dan mengidentifikasikan masalah dengan akurat.

5. Menjadi mediator (penen-gah) dalam tim nya.

6. Mampu mengajak dan melakukan kompromi.

7. Mampu memecahkan masalah.

Untuk menjadi seorang pemipin yang efektf, kita perlu memiliki

sifat yang sangat penting, antara lain :• Memiliki visi yang baik• Mengerti tujuan utama

tim nya• Mengenali tiap

anggotanya• Bertanggung Jawab • Membuat keputusan yang

tepat• Berkomunikasi dengan

baik• Penuh ide-ide kreatif• Memberikan Keteladanan • Mempercayai Orang • Mampu Menahan Emosi • Tahan Menghadapi

Tekanan

Menjadi seorang pemimpin tidak perlu menjadi seorang bos ataupun orang yang di ‘atas’. Kita semua bisa menjadi seorang pemimpin yang efektif, asalkan kita mampu aktif terlibat dalam sebuah tim, mengapresiasikan ide-ide kreatifnya, dan juga mampu berinisiatif untuk hal-hal yang positif.

46

Soft Skill di Industri Perminyakan

PETROSKILL

Page 49: Reservo januari 2012

47

PETROTAINMENT

Page 50: Reservo januari 2012

AAkuifer lapisan kulit bumi berpori

yg dapat menahan air dan terletak di

antara dua lapisan yg kedap air.

BBSCF billion standard cubic feet,

satuan volume.

CCetane sebuah hidrokarbon bermin-

yak, C16H32, berasal dari golongan

etilena

Coal Bed Methane (Gas metana

batubara) suatu gas metana yang

tersimpan dalam reservoir batubara

DDecline Period Periode dimana laju

produksi menurun

Dewatering Penghilangan air dari

material padat dengan berbagai cara

Diversifikasi penganekaragaman

EEkplorasi penjelajahan lapangan

dng tujuan memperoleh peng-

etahuan lebih banyak, terutama

sumber-sumber alam yg terdapat di

tempat itu

Emisi pancaran, keluaran

GGas Flare pembuangan suar/nyala

dari gas

Gasoline campuran hidrokarbon

yang berwujud cairan dan tidak

berwarna, mudah menguap, serta

mudah terbakar, yang merupakan

fraksi dari minyak bumi dan diguna-

kan sebagai bahan bakar

IImproved Oil Recovery

Peningkatan produksi minyak

Inhibitor zat yg berfungsi meng-

hambat (menghentikan) reaksi,

khususnya rekasi kimia

K Kilang Terintegrasi pembauran

prasarana untuk membentuk suatu

satuan kilang

LLiquefaction konversi dari solid

atau gas menjadi liquid (cair)

MMatriks Batubara bagian pada

batubara yang mengisi rongga-

rongga kecil yang dikelilingi oleh

rekahan

Metode Fischer-Tropsch reaksi

katalisasi kimia pada sintesis gas,

dimana senyawa hidrokarbon disin-

tesis melalui pencampuran hidrogen

dan karbon monoksida melaui

permukaan logam transisi.

MMSCFD Satu juta standard cubic

feet per hari, satuan untuk laju gas

NNon-complying diesel fuel diesel

yang tidak memenuhi syarat sebagai

suatu bahan bakar

PPatahan retakan sepanjang blok

pada kerak bumi yang pada kedua

sisinya bergerak satu dengan yang

lainnya dengan arah yang paralel

dengan retakan tersebut

Product Upgrading suatu metode

untuk meningkatkan kualitas produk

Production Sharing Contract

(kontrak bagi hasil) suatu pengga-

bungan usaha antara pemerintah

yang diwakili oleh Badan Pelaksana

Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas

sebagai Badan Hukum Milik Negara

dengan perusahaan lainnya untuk

mengeksploitasi minyak dan gas

bumi

Psi Pound per squre inch, satuan

untuk Tekanan, 1 psi = 0,068 atm

RReservoir Batuan-batuan

yang mengandung cadangan

hidrokarbon

S Sintetis tidak langsung dari alam,

hasil pengolahan

Shale gas gas alam yang diproduksi

dari batu serpih

Subduksi proses geologi di mana

salah satu ujung lempeng men-

galami gaya ke samping dan ke

bawah ke dalam mantel di bawah

lempeng lain , zona penunjaman

lempeng samudra ke bawah lem-

peng benua

Syngas Synthetic Gas, suatu

campuran gas yang mengandung

jumlah yang bervariasi dari karbon

monoksida dan hidrogen

TTCF Triliun Cubic Feet, satuan untuk

volume

48

GLOSSARIUM

Page 51: Reservo januari 2012
Page 52: Reservo januari 2012

210x297

TOTAL IN INVENTING AND DEVELOPING THE FIRST SUBSEA GAS/LIQUID SEPARATION SYSTEM.

TOTAL IN EMPOWERING NEW HOPES.

We are the first to invent subsea gas/liquid

separating system. Today, we are still the pioneer

and best for deep sea technological prowess.

Our operation in Angola, the mega Pazflor project,

does not only prove our leadership in securing

the world’s energy. It is one step ahead in

the conquest of the deep offshore.

We bring this technology, expertise, and experience

to Indonesia, today. We commit to prepare

the Indonesian oil & gas industry’s future

into greatness.

Total in Indonesia