SKRIPSI RESEPSI ANGGOTA KOES MUSIC FANS CLUB MENGENAI NASIONALISME PADA TALKSHOW “YOK KOESWOYO” Disusun Oleh : LU’LUAH AL QIYA 2016102540 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS BISNIS DAN KOMUNIKASI INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS KALBIS JAKARTA 2021
SKRIPSI
RESEPSI ANGGOTA KOES MUSIC FANS CLUB
MENGENAI NASIONALISME PADA TALKSHOW
“YOK KOESWOYO”
Disusun Oleh :
LU’LUAH AL QIYA
2016102540
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS BISNIS DAN KOMUNIKASI
INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS KALBIS
JAKARTA
2021
i
SKRIPSI
RESEPSI ANGGOTA KOES MUSIC FANS CLUB
MENGENAI NASIONALISME PADA TALKSHOW
“YOK KOESWOYO”
Disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar kesarjanaan pada
Program Studi Ilmu Komunikasi Program Sarjana
Fakultas Bisnis dan Komunikasi
Institut Teknologi dan Bisnis Kalbis
Oleh :
LU’LUAH AL QIYA
2016102540
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS BISNIS DAN KOMUNIKASI
INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS KALBIS
JAKARTA
2021
ii
PENGESAHAN SKRIPSI
RESEPSI ANGGOTA KOES MUSIC FANS CLUB
MENGENAI NASIONALISME PADA TALKSHOW
“YOK KOESWOYO”
Disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar kesarjanaan pada
Program Studi Ilmu Komunikasi Program Sarjana
Fakultas Bisnis dan Komunikasi
Institut Teknologi dan Bisnis Kalbis
Oleh:
Nama : Lu’luah Al Qiya
NIM : 2016102540
Jakarta, 11 Januari 2021
Menyetujui, Mengetahui,
Pembimbing Ketua Program Studi
Dyah Kusumawati, S.Sos., M.I.Kom. Altobeli Lobodally, S.Sos., M.I.Kom
L14253 L15324
iii
PERNYATAAN DEWAN PENGUJI
Dengan ini Dewan Penguji menyatakan bahwa
Nama Mahasiswa : Lu’luah Al Qiya
NIM : 2016102540
Program Studi : Ilmu Komunikasi Jenjang (S1)
Fakultas : Bisnis dan Komunikasi
Telah dinyatakan lulus dalam sidang ujian Skripsi pada hari SABTU, 13
FEBRUARI 2021 dengan judul:
RESEPSI ANGGOTA KOES MUSIC FANS CLUB
MENGENAI NASIONALISME PADA TALKSHOW
“YOK KOESWOYO”
Tim Dosen Penguji:
Nama
Tanda Tangan
1. Altobeli Lobodally, S.Sos., M.I.Kom. ……………………
2. Agustrijanto S.H., M.I.Kom. ……………………
3. Dyah Kusumawati, S.Sos., M.I.Kom. ……………………
iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya Lu‟luah Al Qiya – 2016102540
Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul:
RESEPSI ANGGOTA KOES MUSIC FANS CLUB MENGENAI
NASIONALISME PADA TALKSHOW “YOK KOESWOYO”
adalah benar hasil karya saya dan belum pernah diajukan sebagai karya ilmiah,
atas nama saya atau pihak lain. Saya siap bertanggungjawab dan diberikan sanksi
sesuai peraturan pada Institut Teknologi dan Bisnis Kalbis apabila terbukti
melakukan plagiat sesuai Permendiknas No.17 Tahun 2010 dalam penyusunan
Skripsi ini.
Jakarta, 11 Januari 2021
Lu‟luah Al Qiya
2016102540
v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI
Nama : Lu‟luah Al Qiya
NIM : 2016102540
Judul Skripsi :
RESEPSI ANGGOTA KOES MUSIC FANS CLUB MENGENAI
NASIONALISME PADA TALKSHOW “YOK KOESWOYO”
memberikan kepada Institut Teknologi dan Bisnis Kalbis hak non-eksklusif untuk
menyimpan, menggandakan dan menyebarluaskan Skripsi karya saya, secara
keseluruhan atau hanya sebagian atau hanya ringkasannya saja, dalam bentuk
format tercetak dan atau elektronik.
Menyatakan bahwa saya, mempertahankan hak eksklusif saya, untuk
menggunakan seluruh atau sebagian isi karya saya, guna pengembangan karya di
masa depan.
Jakarta, 11 Januari 2021
Lu‟luah Al Qiya
2016102540
vi
RESEPSI ANGGOTA KOES MUSIC FANS CLUB MENGENAI
NASIONALISME PADA TALKSHOW “YOK KOESWOYO”
ABSTRAK
Abstract: This study aims to determine the reception of members of Koes Music Fans Club
regarding nationalism on the talkshow "Yok Koeswoyo" by using three position categories,
namely dominant hegemony, negotiation, and opposition. In this study, researchers used a
qualitative approach with descriptive research types and the encoding-decoding theory by Stuart
Hall. Researchers analyzed using the audience reception analysis method. The results of this
study in the first, second, third, seventh, ninth, tenth discussion, on average, are in the dominant
hegemonic position because the informants receive messages given by the media without any
rejection; in the fourth, fifth, sixth, eighth, eleventh discussion, there are informants in a
negotiating position because the informant receives messages given by the media but the
informant refuses in certain cases; in the sixth and eleventh discussion, there are informants who
are in the opposition position because the informant rejects the media message and replaces the
media message with the way of thinking of each informant.
Keywords: reception, encoding-decoding theory, nasionalism, talkshow
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui resepsi anggota Koes Music Fans Club
mengenai nasionalisme pada talkshow “Yok Koeswoyo” dengan menggunakan tiga kategori
posisi, yaitu posisi hegemoni dominan, negosiasi, dan oposisi. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif dan teori encoding-
decoding oleh Stuart Hall. Peneliti menganalisis menggunakan metode analisis resepsi khalayak.
Hasil penelitian ini dalam pembahasan kesatu, kedua, ketiga, ketujuh, kesembilan, kesepuluh,
rata rata berada pada posisi hegemoni dominan karena informan menerima pesan yang diberikan
media tanpa ada penolakan; dalam pembahasan keempat, kelima, keenam, kedelapan, kesebelas,
terdapat informan berada pada posisi negosiasi karena informan menerima pesan yang diberikan
media namun informan menolak pada kasus tertentu tertentu; dalam pembahasan keenam, dan
kesebelas, terdapat informan berada pada posisi oposisi karena informan menolak pesan media
dan mengganti pesan media dengan cara berpikir masing masing informan.
Kata kunci: resepsi, teori encoding-decoding, nasionalisme, talkshow
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karuniaNya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi
yang berjudul “Resepsi Anggota Koes Music Fans Club Mengenai Nasionalisme
Pada Talkshow “Yok Koeswoyo”” dengan baik sebagai syarat kelulusan jenjang
Sarjana/S1.
Dalam proses penulisan, peneliti mengalami beberapa kesulitan.
Alhamdulillah peneliti bisa melalui kesulitan yang dialami karena mendapat
dukungan dari keluarga, saudara, rekan-rekan, dan pembimbing yang selalu
memberikan semangat kepada peniliti sehingga dapat menyelesaikan skripsi atau
tugas akhir jenjang Sarjana/S1
Dengan selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang telah memberikan masukan serta dukungan kepada saya. Untuk itu saya
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya kepada penulis.
2. Bapak Altobeli Lobodally S.Sos.,M.I.Kom., selaku Kaprodi Ilmu Komunikasi
Kalbis Institute yang telah memberikan izin kepada penulis untuk bisa
mengikuti penulisan Skripsi di semester ganjil 2020/2021.
3. Bapak Agustri S.H., M.I.Kom. selaku Sekprodi Ilmu Komunikasi Kalbis
Institute.
4. Ibu Dyah Kusumawati S.Sos., M.I.Kom. Selaku Dosen Pembimbing Skripsi
atas segala bimbingan dan ilmu – ilmu yang diberikan kepada penulis.
5. Ibu Dyah Kusumawati S.Sos., M.I.Kom. selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang selalu memantau nilai IPK dan memberikan arahan serta
saran kepada penulis.
6. Seluruh dosen dan staff Institut Teknologi dan Bisnis Kalbis, terutama kepada
dosen program studi ilmu komunikasi yang telah memberikan ilmu dan
pengetahuannya kepada penulis.
viii
7. Orangtua peneliti, Bapak Iman Ahdiat dan Ibu Hanisah, yang tiada henti
mendoakan, memberikan dukungan, semangat dan kasih, terhadap peneliti
untuk menyelesaikan skripsi ini.
8. Jannati Jannat Azzahra dan Mahesha As Sakandari sebagai adik adik peneliti
yang selalu memberikan peneliti semangat dan mampu menghilangkan rasa
lelah peneliti dalam mengerjakan skripsi dengan keceriaan mereka.
9. Bapak Wahyudi Budi Arifin S.H sebagai fixer yang telah mempertemukan
peneliti dengan orang orang penting yang terlibat di dalam penelitian peneliti
dan selalu mendukung peneliti baik dengan moral maupun dengan materi.
10. Anggota Koes Music Fans Club yang bersedia meluangkan waktunya untuk
menjadi informan sehingga peneliti mendapatkan data dan informasi yang
peneliti butuhkan selama melakukan penelitian ini.
11. Tato Sulistianto / Tato S / Tato Heygress selaku pengamat musik yang
bersedia meluangkan waktunya untuk menjadi informan sehingga peneliti
mendapatkan data dan informasi yang peneliti butuhkan selama melakukan
penelitian ini.
12. Cindiyola Harits R dan Gugun Gunawan yang selalu menemani peneliti untuk
mengerjakan skripsi ini dan memberikan motivasi untuk tidak menyerah.
13. Teman-teman Broadcasting, teman teman Ilmu Komunikasi 2016 atas
pertemanan dan dukungannya selama empat tahun ini terutama Yola,
Rossalina, Suci, Okta Dan teman-teman sesama bimbingan skripsi Ibu Dyah
Kusumawati yang selalu memberikan semangat untuk pantang menyerah.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih banyak sekali kekurangan,
sehingga peneliti berharap akan saran dan kritik yang dapat membangun
sebagai bekal pengalaman bagi peneliti yang lebih baik lagi di masa depan.
Peneliti meminta maaf apabila terdapat kesalahan baik yang disengaja
maupun tidak disengaja. Peneliti berharap hasil dari skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Akhir kata, terima kasih atas semua doa, dukungan, dan semangat yang
kalian berikan sehingga peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir atau skripsi ini.
ix
Mohon maaf apabila masih ada kekurangan dalam penelitian ini, semoga tugas
akhir atau skripsi peneliti berkenan dan dapat bermanfaat bagi pembaca sehingga
ada beberapa hal yang dapat dipelajari.
Jakarta, 11 Januari 2021
Penulis
Lu‟luah Al Qiya
2016102540
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL DALAM ..................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ....................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN DEWAN PENGUJI .................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................ iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI .................... v
ABSTRAK ................................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................................ vii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... xv
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar belakang ................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 6
1.3 Batasan Masalah ................................................................................................ 6
1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................................... 7
1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................................. 7
1.5.1 Manfaat Teoritis atau Akademis ....................................................................... 7
1.5.2 Manfaat Praktis ................................................................................................. 7
1.6 Sistematika Penulisan ........................................................................................ 7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 9
2.1 Landasan Teori .................................................................................................. 9
2.1.1 Teori Encoding Decoding ................................................................................ 9
2.2 Landasan Konsep ............................................................................................ 10
2.2.1 Resepsi Khalayak ............................................................................................ 10
2.2.2 Talkshow .......................................................................................................... 12
2.2.3 Nasionalisme ................................................................................................... 13
2.2.4 Koes Bersaudara Menjadi Koes Plus .............................................................. 15
2.3 Studi Penelitian Terdahulu .............................................................................. 17
2.3.1 Nasionalisme Dalam Film Surat Kaleng Karya Azhari Meugit ...................... 17
2.3.2 Analisis Resepsi Khalayak Terhadap Stereotip Profesi Pada Video
Kitabisa.com di Youtube ................................................................................. 18
2.3.3 Analisis Resepsi Interpretasi Penonton terhadap Konflik Keluarga dalam
Film "Dua Garis Biru" ..................................................................................... 19
xi
2.3.4 New media audience and gender perspective: A reception analysis of
millenials interpretation ................................................................................... 19
Nasionalisme Dalam Film Surat Kaleng Karya Azhari Meugit.................................. 20
Analisis Resepsi Khalayak Terhadap Stereotip Profesi Pada Video Kitabisa.com
di Youtube ....................................................................................................... 20
2.4 Kerangka Pemikiran ........................................................................................ 25
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN...................................................................... 27
3.1 Paradigma Penelitian ....................................................................................... 27
3.2 Metode Penelitian ............................................................................................ 28
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................................... 31
3.4 Teknik Pemilihan Informan Penelitian ........................................................... 33
3.5 Teknik Pengumpulan Data .............................................................................. 37
3.6 Teknik Analisis Data ....................................................................................... 41
3.7 Teknik Keabsahan Data .................................................................................. 43
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................................... 45
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................................ 45
4.1.1 Media Indonesia .............................................................................................. 45
4.1.2 Kanal YouTube Medcom.id ............................................................................ 46
4.1.3 Talkshow “Yok Koeswoyo Jadi Agen Rahasia dan Nasionalisme Tanpa
Jemu” ............................................................................................................... 48
4.1.4 Koes Music Fans Club .................................................................................... 50
4.2 Hasil Penelitian ............................................................................................... 51
4.2.1 Pemahaman Anggota Koes Music Fans Club mengenai Nasionalisme .......... 52
4.2.2 Inspirasi Pembuatan Lagu “Kolam Susu” ....................................................... 55
4.2.3 Pesan Untuk Mencintai Tanah Air Pada Lirik Lagu “Nusantara” .................. 61
4.2.4 Yok Koeswoyo Memberikan Istilah “Sekarang Itu Kolam Lumpur, Bukan
Kolam Susu Lagi” ........................................................................................... 66
4.2.5 Skenario Dipenjarakannya Band Koes Bersaudara Untuk Menjalankan
Misi Rahasia .................................................................................................... 70
4.2.6 Penegasan Yok Koeswoyo “Kalau Untuk Bangsa dan Negara, Mati Pun
Rela” ................................................................................................................ 74
4.2.7 Penciptaan Lagu Lagu Untuk Mempersatukan Bangsa Indonesia Yang
Beragam Suku, Budaya, dan Agama ............................................................... 78
4.2.8 Tonny Koeswoyo Merupakan Sosok Yang Keras Menyampaikan Aspirasi
Sesuai Dengan Keadaan “Kalau Rumah Kita Bocor Itu Jangan Disuruh
Nampung Air Aja, Atapnya Itu Diganti!” ....................................................... 82
4.2.9 Album “To The So Called Guilties” Yang Memberikan Kode Karena
Dituduh Bersalah ............................................................................................. 86
4.2.10 Pesan Yok Koeswoyo Agar “Jangan Meninggalkan Identitas Seni Dan
Budaya Daerah” .............................................................................................. 90
4.2.11 Filosofi Jawa Yang Disampaikan Yok Koeswoyo Yaitu “Sedulur Papat
Lima Pancer” Merupakan Dasar Pembentukan Pancasila .............................. 94
4.3 Pembahasan ..................................................................................................... 97
4.4 Triangulasi Data ............................................................................................ 111
xii
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 114
5.1 Kesimpulan .................................................................................................... 114
5.2 Saran .............................................................................................................. 116
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 117
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................................. 121
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Pak Yok Koeswoyo dalam Medcom id .................................................... 3
Gambar 1.2 Logo komunitas KOES MUSIC FANS CLUB ........................................ 5
Gambar 2.1 Band Koes Bersaudara (Nomo Koeswoyo masih bergabung) ............... 16
Gambar 2.2 Band Koes Plus (Nomo Koeswoyo sudah keluar dan digantikan
Kasmury) ............................................................................................... 17
Gambar 2.3 Bagan Kerangka Pemikiran ..................................................................... 26
Gambar 4.1 Logo Media Indonesia ............................................................................ 45
Gambar 4.2 Logo Medcom.id saat wawancara dengan Yok Koeswoyo ................... 47
Gambar 4.3 Logo Medcom.id terbaru ........................................................................ 47
Gambar 4.4 Yok Koeswoyo bercerita ........................................................................ 50
Gambar 4.5 Logo komunitas KOES MUSIC FANS CLUB ...................................... 51
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu ................................................................................... 20
Tabel 3.1 Periode Penelitian ....................................................................................... 33
Tabel 3.2 Daftar Informan........................................................................................... 36
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Transkrip Wawancara Informan 1 ............................................... L1
Lampiran 2. Transkrip Wawancara Informan 2 ............................................... L8
Lampiran 3. Transkrip Wawancara Informan 3 ............................................... L14
Lampiran 4. Transkrip Wawancara Informan 4 ............................................... L20
Lampiran 5. Transkrip Wawancara Informan 5 ............................................... L26
Lampiran 6. Transkrip Wawancara Informan 6 ............................................... L32
Lampiran 7. Transkrip Wawancara Informan 7 ............................................... L38
Lampiran 8. Dokumentasi Wawancara ............................................................ L43
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kemajuan teknologi di zaman modern ini membuat segalanya lebih mudah.
Derasnya gempuran budaya asing yang masuk melalui teknologi yang dapat
mendominasi serta mempengaruhi budaya lokal merupakan permasalahan bangsa
untuk menghadapi tantangan serius terkait nasionalisme. Nasionalisme adalah
paham (ajaran) untuk mencintai bangsa dan negara sendiri, menjiwai bangsa
Indonesia, kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara potensial atau
aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan, serta semangat kebangsaan.
Memudarnya jiwa nasionalisme dapat dicirikan dari semakin lunturnya
penghargaan terhadap karya bangsa sendiri, kondisi ini semakin memburuk
karena industri tanah air kalah bersaing dengan produk buatan negara tetangga.
Gaya hidup yang serba kekinian membuat jiwa nasionalisme dalam diri seseorang
berkurang. Budaya luar yang masuk ke Indonesia merupakan salah satu pengaruh
dari hilangnya jiwa nasionalis.
Berbeda dengan era kepemimpinan Presiden Soekarno, nasionalisme sangat
digalakan pada saat itu. Tidak ada yang boleh bergaya kebarat baratan, tidak ada
yang boleh menyukai lagu barat, budaya barat, dan lain lain. Apapun yang
sifatnya kebarat baratan harus di ganyang. Siapapun yang tidak berjiwa nasionalis
akan mendapatkan hukuman. Salah satunya adalah Koes Bersaudara, pemusik
yang ditangkap dan terkena hukuman penjara karena bergaya kebarat baratan,
musiknya yang berkiblat pada The Beatles, Rolling Stone, dan The BeeGees
dianggap kontra revolusioner (Irawan, 2007 : 2). Sikap Koes Bersaudara dianggap
tidak nasionalis dan tidak mencintai bangsa. Koes Bersaudara merupakan band
keluarga Koeswoyo sebelum terbentuk menjadi Koes Plus.
2
Koes Bersaudara dan Koes Plus merupakan band legendaris. Tidak hanya
kalangan tua saja yang mengidolakan band Koes Bersaudara dan Koes Plus,
kalangan muda juga mengidolakan band Koes Bersaudara dan Koes Plus. Melalui
vidio Talkshow Medcom.id yang berjudul “Yok Koeswoyo Jadi Agen Rahasia
dan Nasionalisme Tanpa Jemu” khalayak akan mengetahui cerita sebenarnya dari
legenda hidup, yang tidak lain dan tidak bukan adalah Yok Koeswoyo bassis /
vokalis dari Band Koes Bersaudara dan Koes Plus. Dalam talkshow “Yok
Koeswoyo Jadi Agen Rahasia dan Nasionalisme tanpa Jemu” terdapat unsur
nasionalisme. Selama ini, banyak khalayak yang belum mengetahui cerita Koes
Bersaudara dan Koes Plus yang sebenarnya. Khalayak hanya mengetahui cerita
yang tersebar di media saja. Sebenarnya Koes Bersaudara dipenjara untuk
menjalankan misi rahasia dari pemimpin nomor satu Indonesia yaitu Soekarno.
Talkshow “Yok Koeswoyo Jadi Agen Rahasia dan Nasionalisme tanpa Jemu”
dalam kanal Medcom.id merupakan video informasi dan klarifikasi yang berisikan
tentang wawancara Yok Koeswoyo dengan Medcom.id. Talkshow adalah cerita
atau karangan khas yang berpijak pada fakta dan data yang diperoleh melalui
proses jurnalistik (Muslimin, 2019 : 58). Talkshow memberikan informasi yang
mendidik, menghibur, meyakinkan, dan dapat membangkitkan simpati atau
empati pembaca/khalayak. Hal yang tidak pernah diketahui oleh khalayak
dijelaskan oleh Yok Koeswoyo di talkshow ini. Dengan adanya talkshow,
khalayak dapat mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dibalik peristiwa masa
lalu, tentunya dengan narasumber yang tepat dan terpercaya. Karena, menurut
Nasir (2010 : 47), Adinegoro (1966) menjelaskan bahwa talkshow adalah segala
hal tentang fakta, bukan tentang fiksi.
3
Gambar 1.1
Pak Yok Koeswoyo dalam Medcom id
(Sumber : chanel youtube Medcom.id, di ambil pada 29-9-2020 03:14)
Pada gambar 1.1 menunjukan bahwa Yok Koeswoyo bassis / vokalis Koes
Bersaudara dan Koes Plus sedang di wawancara mengenai kisah sebenarnya
mengapa mereka di penjara, ada alasan apa dan lain lain. Video talkshow “Yok
Koeswoyo Jadi Agen Rahasia dan Nasionalisme tanpa Jemu” berdurasi 01:03:35,
dipublikasikan pada tanggal 3, bulan September, tahun 2019 oleh Medcom.id.
Data yang didapat dari talkshow tersebut merupakan data yang sebenar benarnya
karena sang legenda hiduplah yang menceritakan semuanya.
Berbagai spekulasi dari khalayak bermunculan, khalayak memiliki resepsi
yang berbeda beda atas dipenjarakannya Koes Bersaudara oleh Soekarno. Untuk
itu maka diperlukan sebuah penelitian tentang nasionalisme pada talkshow “Yok
Koeswoyo Jadi Agen Rahasia dan Nasionalisme tanpa Jemu”. Penelitian
menggunakan analisis resepsi khalayak. Analisis resepsi khalayak adalah
bagaimana khalayak memahami proses pembuatan makna atau pemaknaan yang
dilakukan khalayak saat khalayak mengkonsumsi tayangan, program televisi,
yang digunakan untuk melihat serta memahami respon, penerimaan, sikap, dan
4
makna yang dibentuk oleh penonton (Ida, 2014: 161). Dalam penelitian analisis
resepsi khalayak, peneliti memfokuskan penelitian dengan wawancara mendalam
anggota KMFC (Koes Music Fans Club). Peneliti akan mengajak anggota KMFC
untuk menyaksikan video talkshow yang berjudul “Yok Koeswoyo Jadi Agen
Rahasia dan Nasionalisme Tanpa Jemu” dalam kanal youtube Medcom.id. Peneliti
ingin mengetahui bagaimana pemaknaan atau pembentukan makna dari anggota
KMFC setelah menyaksikan talkshow tersebut dengan mengajukan pertanyaan.
Menurut Sarwo Edi (2016: 4), Herdiansyah (2015) menjelaskan bahwa tujuan
utama wawancara adalah “paham”, Menemukan informasi dan memahaminya.
Komunitas yang ingin diwawancarai oleh peneliti adalah komunitas KMFC.
KMFC merupakan kependekan dari Koes Music Fans Club, awal mula
perkumpulan ini tercipta karena sekumpulan orang yang menyukai Koes Plus
selalu berkumpul dan selalu membahas hobi yang sama di tahun 2000. Tahun
2005 perkumpulan ini resmi menjadi komunitas yang legal yang diberi nama
Koes Music Fans Club. Pendiri sekaligus pengurus komunitas KMFC adalah
seorang seniman musik bernama Tedi Hendarwan. Markas komunitas ini berada
di wilayah jakarta barat kebon jeruk tepatnya di komplek pertambangan 1 no.5
Kelapa Dua. Komunitas KMFC sudah berdiri 20 tahun lamanya. KMFC memiliki
anggota dengan jumlah ±10.000 tersebar di pulau jawa. Anggota KMFC tidak
harus diresmikan secara formal. Bagi KMFC, siapapun yang satu visi, misi, dan
hobi, mereka sudah menjadi bagian dari KMFC.
5
Gambar 1.2
Logo komunitas KOES MUSIC FANS CLUB
(Sumber : Tedi Hendarwan KMFC)
Dalam menginterpretasikan sebuah pesan, terdapat proses pengiriman dan
penerimaan pesan yaitu encoding dan decoding. Encoding adalah proses
menyandi pesan yang akan dikirim oleh pengirim sehingga dapat diterima dengan
baik dan lengkap oleh penerima (Liliweri, 2017 : 66). Sedangkan decoding adalah
proses yang dilakukan penerima untuk menyandi pesan yang diterima. Menyandi
tidaklah mudah dilakukan penerima. Faktor mental set sangatlah berpengaruh
dalam proses menyandi pesan (Liliweri, 2017 : 68). Setiap orang memiliki proses
penerimaan yang berbeda beda. Maka dari itu, untuk mengetahui resepsi dari
seseorang dibutuhkan analisis resepsi khalayak. Menurut Hall dalam Morissan
(2013: 550), khalayak yang melakukan decoding akan melalui tiga kemungkinan
posisi, yaitu posisi oposisi, negosiasi, dan hegemoni dominan.
Peneliti memilih enam orang anggota komunitas Koes Music Fans Club
sebagai informan dalam penelitian ini. Terdiri dari empat orang anggota yang
usianya terbilang senior, dan dua orang anggota yang masih berusia muda/junior.
Empat anggota KMFC yang peneliti pilih merupakan anggota yang dianggap
6
senior dari sisi usianya dan pengalamannya. Melihat dari usianya yang senior,
informan mengetahui apa yang sudah terjadi di masa lalu berdasarkan
pengalaman. Sedangkan dua anggota KMFC berusia muda yang peneliti pilih
berguna untuk menghasilkan data yang lebih bervariasi. Dari keenam informan,
terdapat dua orang sebagai key informan karena paling menguasai informasi.
Untuk itu, peneliti ingin mengkaji bagaimana masing masing analisis resepsi
anggota KMFC mengenai nasionalisme pada talkshow “Yok Koeswoyo Jadi
Agen Rahasia dan Nasionalisme Tanpa Jemu”. Walaupun berada dalam hobi yang
sama, setiap anggota pasti memiliki penerimaan atau resepsi yang berbeda beda.
Walaupun dalam ruang lingkup satu komunitas, setiap anggota pasti memiliki
penerimaan yang berbeda beda. Hal ini menjadi dasar perbedaan resepsi saat
melihat/menonton video talkshow “Yok Koeswoyo Jadi Agen Rahasia dan
Nasionalisme Tanpa Jemu”. Untuk mengetahui posisi mereka, apakah berada di
posisi hegemoni dominan, negosiasi, atau oposisi. Berdasarkan latar belakang di
atas, peneliti akan melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Resepsi
Anggota Koes Music Fans Club Mengenai Nasionalisme pada feature “Yok
Koeswoyo Jadi Agen Rahasia dan Nasionalisme Tanpa Jemu””.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan diatas, maka penelitian ini
merumuskan masalah sebagai berikut:
Bagaimana resepsi anggota komunitas Koes Music Fans Club mengenai
nasionalisme pada talkshow “Yok Koeswoyo Jadi Agen Rahasia dan
Nasionalisme Tanpa Jemu” ?
1.3 Batasan Masalah
Masalah yang akan diteliti memiliki batasan untuk mempermudah pembaca
memahami maksud dari penelitian ini. Dalam penelitian ini, peneliti membatasi
resepsi pesan mengenai nasionalisme pada talkshow “Yok Koeswoyo Jadi Agen
7
Rahasia dan Nasionalisme Tanpa Jemu”. Resepsi akan dipetakan dalam tiga
kategori, menurut Hall dalam Morissan (2013 : 550) ada tiga kemungkinan posisi
yaitu posisi oposisi, negosiasi, dan hegemoni dominan.
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan penelitian di atas, Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui Analisis Resepsi Anggota Koes Music Fans Club Mengenai
Nasionalisme pada talkshow “Yok Koeswoyo Jadi Agen Rahasia dan
Nasionalisme Tanpa Jemu”.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritis atau Akademis
Secara akademis, penelitian ini bermanfaat untuk memberikan kontribusi
bagi perkembangan ilmu komunikasi khususnya bagi jurusan penyiaran dalam
Analisis Resepsi Anggota Koes Music Fans Club Mengenai Nasionalisme pada
talkshow “Yok Koeswoyo Jadi Agen Rahasia dan Nasionalisme Tanpa Jemu”.
1.5.2 Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian ini bermanfaat untuk memberikan saran dan
rekomendasi bagi komunitas dan pembaca untuk mengetahui Analisis Resepsi
Anggota Koes Music Fans Club Mengenai Nasionalisme pada talkshow “Yok
Koeswoyo Jadi Agen Rahasia dan Nasionalisme Tanpa Jemu”. Sehingga
penelitian ini dapat menghasilkan manfaat praktis untuk media sehingga mereka
memahami informasi yang disampaikan ke khalayak akan dipahami secara
beragam.
1.6 Sistematika Penulisan
BAB 1 PENDAHULUAN
Dalam Bab ini berisikan latar belakang, Rumusan masalah, Batasan masalah,
Tujuan penelitian, Manfaat penelitian, dan Sistematika penulisan.
8
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Dalam Bab ini, berisikan tinjauan pustaka mengenai landasan teori yang
berkaitan dengan judul penelitian yang diangkat. Landasan teori dibuat dengan
menggunakan buku-buku pustaka yang ada kaitannya dengan penelitian.
Disamping itu bab ini juga berisi studi penelitian terdahulu dan kerangka
berpikir.
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini berisikan tentang paradigma penelitian, Metode penelitian,
Pendekatan dan Jenis penelitian, Lokasi dan Waktu Penelitian, Teknik
Penelitian Informan, Teknik Analisis Data dan Teknik Kebasahan Data
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini berisikan tentang penjabaran Analisis Resepsi Anggota Koes
Music Fans Club Mengenai Nasionalisme pada talkshow “Yok Koeswoyo Jadi
Agen Rahasia dan Nasionalisme Tanpa Jemu”, Hasil data dari metode yang
digunakan, Pembahasan data yang telah dibahas dan menghasilkan informasi
yang bisa digunakan dalam memecahkan masalah, Serta validasi data berupa
triangulasi data.
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini berisikan tentang kesimpulan dari penelitian berdasarkan
rumusan masalah dan tujuan penelitian. Saran berfungsi sebagai rekomendasi
untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
9
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Encoding Decoding
Dalam studi komunikasi proses encoding dan decoding merupakan hal
yang penting. Dengan adanya proses encoding dan decoding, pemaknaan dan
penerjemahan pesan dari khalayak dapat diketahui. Encoding merupakan kegiatan
yang dilakukan pembicara dalam pengkodean dan menerjemahkan pikiran serta
ide-idenya ke dalam suatu bentuk yang dapat diterima oleh indra pihak penerima
(khalayak), di mana pesan merupakan hasil dari proses encoding yang dapat
dirasakan atau diterima oleh indra. Sedangkan decoding merupakan proses untuk
menginterpretasikan atau menerjemahkan pesan-pesan ke dalam bentuk yang
memiliki arti bagi penerima pesan. (Morissan, 2013: 18-21)
Menurut Ruky (2002 : 183) encoding merupakan proses pembentukan
formulasi pesan yang akan disampaikan. Sedangkan proses decoding merupakan
kebalikan dari proses encoding. Decoding adalah bagaimana penerima
menginterpretasikan pesan yang disampaikan pembicara / sumber.
Dalam komunikasi, proses untuk dapat menghasilkan efek yang
ditimbulkan kepada khalayak akan melalui tiga proses. Menurut Suryawati,
Maryati (2007 : 58) ada tiga tahap proses komunikasi:
1. Pertama adalah Encoding, pada tahap ini gagasan yang akan
dikomunikasikan diwujudkan melalui gambar. Komunikator harus
memilih istilah, kata, kalimat, dan gambar yang tepat sehingga mudah
dipahami komunikan. Komunikator harus menghindari kode atau sandi
yang dapat membingungkan komunikan.
2. Tahap kedua adalah penyampaian, dalam tahap ini merupakan perwujudan
gagasan yang sudah digambarkan melalui kata, kalimat, dan istilah.
Penyampaian dapat berupa lisan, tulisan atau gabungan keduanya.
10
3. Tahap terakhir adalah decoding, pada tahap ini dilakukan proses mencerna
dan memahami pesan yang diterima menurut pemahaman dan pengalaman
yang dimiliki.
Untuk mendapatkan resepsi atau penerimaan dari khalayak tentang suatu
tayangan, talkshow, acara tv, film, dan drama. Maka penggunaan teori yang paling
tepat adalah teori encoding / decoding. Proses penerjemahan ide untuk dapat
diterima oleh penerima (encoding) dan proses menerjemahkan atau
menginterpretasikan pesan sehingga memiliki arti bagi penerima (decoding).
Dalam penelitian yang peneliti teliti, peneliti menggunakan teori encoding
/ decoding karena untuk mengetahui resepsi anggota Koes Music Fans Club
mengenai nasionalisme pada talkshow “Yok Koeswoyo Jadi Agen Rahasia dan
Nasionalisme Tanpa Jemu”. Walaupun memiliki hobi dan kesukaan yang sama,
tetap saja anggota KMFC memiliki pemaknaan yang berbeda beda dan bervariasi.
Maka dari itu, teori encoding / decoding digunakan dalam penelitian ini untuk
mengetahui resepsi pada tayangan talkshow dari anggota KMFC.
2.2 Landasan Konsep
2.2.1 Resepsi Khalayak
Analisis resepsi Khalayak merupakan studi untuk memahami proses
pembentukan makna (making meaning process) yang dilakukan oleh khalayak
setelah mengkonsumsi tayangan, film, sinema, atau program tv. Analisis resepsi
digunakan untuk melihat respon, penerimaan makna, dan sikap yang dibentuk
khalayak (Ida, 2014 : 161). Khalayak yang heterogen pasti memiliki resepsi yang
berbeda beda. Makna yang dibentuk oleh khalayak berbeda beda karena
menyesuaikan dengan pendidikan, budaya, dan pengalaman yang dimiliki oleh
masing-masing individu.
Dalam pengertian paling luas, “khalayak” nyaris sama dengan
“masyarakat” karena digunakan untuk merujuk pada banyak cara yang dilakukan
oleh media untuk berhubungan dengan dunia sosial yang luas. Seluruh orang
dalam masyarakat menjadi seorang khalayak untuk media apapun (Stokes, 2003 :
11
146). Menurut Taufik (2020 : 211) khalayak media adalah mereka yang aktif
menggunakan media. Aktif dalam membaca dan menonton tayangan media serta
mengkritisi apa yang sudah di baca, mengonstruksi apa yang sudah ditonton
dalam arti tidak mengambil apa saja dari media tanpa ada penawaran.
Menurut Stuart Hall (1972) dalam Ida (2014 : 161) Asumsi dasar analisis
resepsi merupakan konsep khalayak aktif. Khalayak aktif adalah khalayak yang
mempunyai otonomi untuk memproduksi makna yang ada di dalam sebuah film,
tayangan, serta drama yang ditontonnya. Dapat dikatakan bahwa khalayak aktif
merupakan penonton dan pembaca sebuah tayangan atau novel. Khalayak yang
tidak menonton dan tidak membaca tidak bisa disebut sebagai khalayak aktif.
Khalayak yang berperilaku kebalikan dari khalayak aktif disebut khalayak pasif.
Khalayak aktif bebas memilih media dan konten sesuai kehendaknya dan tidak
lagi bisa didikte oleh satu media saja dalam satu waktu tertentu untuk memenuhi
kebutuhannya (Musi, 2020 : 242)
Khalayak tidak serta merta menerima begitu saja pesan yang disuntikan ke
dalam pikiran mereka. Khalayak berupaya untuk menerjemahkan pemaknaan atau
kode kode yang masuk ke dalam pikiran mereka. Upaya untuk menerjemahkan
disebut decoding (Nasrullah, 2019 : 37). Proses pembentukan makna akan
bergantung pada pendidikan khalayak, usia khalayak, budaya, dan pengalaman.
Karena itulah pemaknaan setiap individu khalayak bisa berbeda beda.
Dari penjelasan di atas, proses decoding sangat menentukan pemakanaan
khalayak. Jika ingin mengetahui pemaknaan khalayak dari suatu tayangan, film,
program tv, sinema dan lain lain maka dilakukan analisis resepsi khalayak. Objek
analisis resepsi khalayak pada tayangan ialah khalayak aktif (khalayak yang sudah
menonton atau melihat) tayangan, program tv atau sinema. Khalayak aktif bebas
memilih media yang ingin digunakan dan bebas memilih konten yang disukai
sesuai dengan kebutuhan masing masing khalayak. Media tidak bisa mengikat
khalayak begitu saja tanpa ada penawaran serta keuntungan. Khalayak akan
menjadi aktif saat mengkritisi suatu tayangan yang sudah ditonton atau buku yang
sudah dibaca.
12
2.2.2 Talkshow
Talkshow merupakan obrolan (talk) dan gelaran (show). Isi dari talkshow
adalah dialog atau obrolan. Dialog menjadi menu primer pada talkshow,
sedangkan property, setting, lighting, wardrobe dan sebagainya menjadi menu
sekunder (Yusanto, 2017 : 86). Terdapat tiga jenis format talkshow, yaitu
talkshow news, talkshow entertainment, talkshow sponsorship (Fachruddin, 2015 :
153-154):
1. Talkshow News adalah program dialog yang dipandu oleh seorang
pembawa acara/moderator/host dengan narasumber sesuai kebutuhan
redaksi yang membahas konten aktual berkaitan dengan hard news dan
isu hangat yang sedang berkembang.
2. Talkshow Entertainment adalah program dialog yang dipandu oleh
seorang pembawa acara/moderator/host dengan narasumber. Talkshow
entertainment membahas isu isu yang menarik dengan narasumber
sesuai konsep produser atau tim kreatif.
3. Talkshow Sponsorship adalah program dialog yang dipandu oleh
seorang pembawa acara/moderator/host dengan narasumber yang
mensponsori atau mem-blocking program sesuai konsep produser / tim
kreatif dan pihak sponsor. Membahas konten konten yang berisikan
promosi komersial.
Menurut Masduki (2001 : 45) Dua komponen penting dalam sebuah
talkshow adalah obrolan dan musik yang berfungsi sebagai selingan. Sekilas
talkshow sama dengan wawancara, namun talkshow dan wawancara merupakan
dua hal yang berbeda. Perbedaan paling penting antara talkshow dan wawancara
adalah talkshow bersifat dinamis, tidak terpaku pada aktualitas topik
perbincangan, dan jam tayangnya fleksibel. Talkshow merupakan pengembangan
konsep wawancara. Pola dasarnya seperti wawancara, perbedaannya pada cara
penyajian yang dibangun sebagai program siaran secara utuh dengan durasi
13
tertentu (Adam, 2004 : 83). Host talkshow harus berusaha menjaga
independensinya dengan tidak terlalu ingin terus tampil berbicara , seolah - olah
hendak menunjukkan bahwa ia telah menguasai persoalan yang diangkat dalam
talkshow (Adam, 2004 : 75). Dalam menyusun program talkshow, ada tiga hal
yang harus diperhatikan yaitu (Yusanto, 2017 : 86):
1. Arahkan pembicara ke dalam situasi yang melahirkan pro dan kontra,
karena talkshow hanya „menjual‟ orang yang sedang berdialog. Maka
materi yang dapat diolah hanya dari dialog itu sendiri.
2. Talkshow hanya „menjual‟ orang yang sedang berdialog. Maka materi
yang dapat diolah hanya dari dialog itu sendiri. Presenter/host harus
memahami topik pembicaraan agar bisa menggali lebih dalam
permasalahan.
3. Presenter/host memberikan counter back terhadap statement
narasumber yang kiranya tidak sesuai dengan pemahaman
presenter/host untuk dapat menyuguhkan tontonan yang mengedukasi
derta dapat memberikan informasi.
Talent adalah sebuah roh dari sebuah program menggunakan identitas
seseorang untuk membangun sebuah karakter program. Artinya antara talent dan
program sama sama dapat dijadikan sebagai keunikan sebuah program (Yusanto,
2017 : 87). Faktor target audiens sangat penting dalam hal pemilihan gaya bahasa.
Misalnya talkshow yang targetnya adalah remaja, maka gaya bahasa yang harus
dibawakan oleh host adalah gaya bahasa remaja. Jika targetnya adalah keluarga,
maka gaya bahasa yang digunakan adalah bahasa yang santun. Hal ini menjadi
penting bagi para target audiens karena unsur kedekatan akan terbangun (Yusanto,
2017 : 88).
2.2.3 Nasionalisme
Nasionalisme adalah rasa cinta terhadap tanah air, memuja dan setia
terhadap nusa dan bangsa. Nasionalisme merupakan doktrin ideologis untuk
14
mengutamakan kepentingan nasional. Nasionalisme merupakan gerakan
mempertahankan kemerdekaan, independency, dan kemandirian.
Mempertahankan identitas diri bangsa bangsa bisa dilakukan mulai dari hal hal
yang kecil seperti, tidak menggunakan bahasa asing di pengaturan gawai,
membeli produk karya anak bangsa, tidak meresap semua budaya asing dan tidak
menghilangkan budaya sendiri.
Nasionalisme merupakan sikap mempertahankan jati diri bangsa. Zaman
sekarang ini jati diri bangsa sudah berkurang. Fenomena ini tentu tidak terjadi
pada sektor sosial saja tapi merambah ke tatanan yang lebih luas termasuk sistem
politik nasional, bahasa nasional, dan kehidupan sehari hari (Sachari 2007 : 6).
Semakin modern maka semakin mudah untuk mengakses segala hal. Budaya
asing masuk melalui internet, sosial media dan lain lain. Masyarakat Indonesia
harus pintar menggunakan teknologi dan bisa melakukan penyaringan untuk diri
sendiri dan tetap mencintai bangsa sendiri.
Nasionalisme itu bukannya selalu ”anti asing” artinya anti terhadap semua
orang asing, akan tetapi yang dilawan oleh nasionalisme adalah kekuatan asing
yang menjalankan imperialisme dan kolonialisme terhadap rakyat kita sendiri
(Hardi, 1983 : 12). Jiwa patriotisme mulai memudar seiring berjalannya waktu
ketika mereka berhadapan dengan peluang untuk menjadi lebih sejahtera dalam
waktu singkat (Soedarsono, 2008 : 8). Dalam era globalisasi masyarakat Indonesia
diharapkan untuk tetap menjaga nama baik bangsa dan tetap mempertahankan jati
diri bangsa.
Menurut para ahli yang sudah dijelaskan di atas, dapat disimpulkan bahwa
nasionalisme merupakan hal terpenting untuk kemajuan suatu bangsa, walaupun
di zaman sekarang budaya asing sangat mudah untuk meracuni pikiran,
masyarakat Indonesia harus tetap memiliki jiwa nasionalisme dan patriotisme
yang tinggi. Jiwa nasionalisme harus dibentuk sejak usia dini. Jangan sekali kali
melupakan sejarah agar bisa menghargai sebuah perjuangan dan patriotisme,
mencintai negara sendiri, mencintai budaya bangsa, serta menghargai hasil karya
anak bangsa.
15
2.2.4 Koes Bersaudara Menjadi Koes Plus
Kata “Koes” berasal dari “Koeswoyo” yang berarti keluarga Koeswoyo.
Bapak Koeswoyo merupakan ayah dari John Koeswoyo, Tonny Koeswoyo, Yon
Koeswoyo, Yok Koeswoyo, dan Nomo Koeswoyo. John Koeswoyo membentuk
band Koes Bersaudara yang personilnya adalah adik adiknya sendiri yaitu Tonny
Koeswoyo, Yon Koeswoyo, Yok Koeswoyo, dan Nomo Koeswoyo. John
Koeswoyo hanya membentuk band Koes Bersaudara tapi tidak ikut serta menjadi
personelnya. John Koeswoyo membentuk band Koes Bersaudara tahun 1962
(Irawan, 2007 : 14).
Saat band Koes Bersaudara mulai terdengar namanya di belantika musik,
presiden Soekarno tidak menyukai band Koes Bersaudara karena dianggap
berkiblat pada musik barat. Musiknya yang berbeda dan gaya Koes Bersaudara
yang mengadopsi band asal inggris The Beatles membuat mereka di penjara
(1965) selama tiga bulan karena saat itu Indonesia sedang gencar menentang
pengaruh barat (Irawan, 2007 : 2). Tahun 1967 Nomo Koeswoyo keluar dari band
Koes Bersaudara. Tonny, Yon, dan Yok tidak putus asa dan mencari pengganti
Nomo sebagai drummer. Pengganti Nomo bernama Kasmury atau biasa di sebut
Murry. Murry bukan berasal dari keluarga Koeswoyo, hal ini membuat asumsi
bahwa Murry sebagai “Plus” atau tambahan dari keluarga Koeswoyo. Padahal
yang sebenarnya bukan seperti itu asal mula kata “Plus” muncul, yang sebenarnya
adalah ketika Koes Bersaudara makan di Pasar Mayestik, mereka melihat iklan
yang bertuliskan APC PLUS (obat masuk angin dan vitamin), jadi Koes
Bersaudara memutuskan untuk menambahkan kata “Plus” pada bandnya karena
mudah diingat, unik, dan menggunakan bahasa inggris. Kata “Koes” tetap menjadi
pilihan utama karena memang mereka berasal dari keluarga Koeswoyo. Setelah
digabungkan kata “Koes” dan “Plus” akhirnya menjadi Koes Plus.
Sampai saat ini semua penggemar Band Koes Plus masih bertanya Tanya
perihal kapan terbentuknya band Koes Plus. Ada yang mengatakan Band Koes
Plus terbentuk tahun 1968, ada juga yang mengatakan tahun 1969, ada juga yang
berpendapat Band Koes Plus terbentuk saat Murry masuk menjadi anggota, serta
ada yang berpendapat Koes Plus terbentuk saat meluncurkan album perdana
16
(Irawan, 2007:57). Menurut Tedi Hendarwan (pemimpin KMFC), band Koes Plus
dibentuk tahun 1969.
Koes Plus dimotori oleh Tonny Koeswoyo (anggota tertua dari keluarga
Koeswoyo). Koes Plus merupakan band pelopor musik pop di Indonesia sekaligus
mengawali tradisi menciptakan dan membawakan lagu lagu ciptaan sendiri. Koes
Plus terdiri dari empat orang personel yaitu, Tonny Koeswoyo (Lead guitar,
keyboard, piano, vocal), Yon Koeswoyo (rhythm, vocal), Yok Koeswoyo (Bass,
vocal), dan Murry (Drum, vocal) (Irawan, 2007:13).
Gambar 2.1
Band Koes Bersaudara (Nomo Koeswoyo masih bergabung)
(Sumber :Irawan, 2007 : 15)
17
Gambar 2.2
Band Koes Plus (Nomo Koeswoyo sudah keluar dan digantikan Kasmury)
(Sumber :Irawan, 2007 : 16)
2.3 Studi Penelitian Terdahulu
2.3.1 Nasionalisme Dalam Film Surat Kaleng Karya Azhari Meugit
Penelitian pertama berjudul Nasionalisme Dalam Film Surat Kaleng Karya
Azhari Meugit yang disusun oleh Rismawati dan Wahidah Nasution dalam Jurnal
Metamorfosa Volume 8, No. 2, 2020. Penelitian ini memanfaatkan teori sosiologi,
menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, menggunakan visualisasi gambar
dan dialog untuk mendukung penelitian ini. Data yang diperoleh dalam penelitian
ini dengan melakukan wawancara mendalam dengan masyarakat Aceh mengenai
nasionalisme dalam film Surat Kaleng. Analisis resepsi merupakan studi mengkaji
18
tentang bagaimana khalayak menerima dan memaknai suatu pesan yang diterima
melalui media.
Hasil penelitian ini menunjukkan masyarakat Aceh memiliki nasionalisme
dalam bentuk 1) Otonomi nasional merujuk pada konsep kebebasan dan
pembebasan dalam bentuk antikolonial, partisipatif dalam pembangunan Nasional,
dan efektifitas dalam pelaksanaan perencanaan nasional. 2) Kesatuan merujuk
pada konsep kesatuan ideology yaitu Islam, kesatuan wilayah, yaitu Indonesia,
dan kesatuan budaya dan bahasa. 3) Kesamaan yang dimiliki Aceh dan Indonesia
adalah kesamaan tekad untuk mencapai kemerdekaan meskipun dari multicultural,
namun demikian adanya kesamaan tekad, persamaan keturunan, bahasa, daerah,
kesatuan politik, adat-istiadat dan tradisi, serta agama yang membentuk
nasionalismenya orang Aceh. 4) Identitas nasional, yaitu identitas kebahasaan,
Bahasa Indonesia. Selanjutnya, identitas nasional lainnya antara lain, Presiden RI,
Bangsa Indonesia, dan Rakyat Indonesia.
2.3.2 Analisis Resepsi Khalayak Terhadap Stereotip Profesi Pada Video
Kitabisa.com di Youtube
Penelitian kedua berjudul Analisis Resepsi Khalayak Terhadap Stereotip
Profesi Pada Video Kitabisa.com di Youtube yang disusun oleh Nabila Rizki
Azizah, Ratnaningru Zusyana Dewi, Masnia Ningsih dalam Pawitra Komunikasi
Jurnal Komunika dan Sosial Humaniora, Program Studi Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Majapahit. Volume 1, No. 2, tahun 2020. Penelitian ini
menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan metode analisis resepsi dan
teknik pengumpulan data wawancara mendalam. Teori utama yang digunakan
dalam penelitian ini adalah teori resepsi khalayak dan teori encoding-
decoding karya Stuart Hall.
Hasil dari penelitian ini menjelaskan Resepsi Khalayak Terhadap Stereotip
Profesi Pada Video Kitabisa.com di Youtube yang dikategorikan dalam tiga jenis
pemaknaan dengan jumlah 4 informan berada pada posisi Dominant-
hegemonic (khalayak memahami dan menerima pesan yang disampaikan
media), 3 informan di posisi Negotiated Position (khalayak memahami namun
19
tidak sepenuhnya menerima pesann yang disampaikan media), dan 2 informan di
posisi Opositional „counter‟ hegemonic (khalayak memiliki pendapat tersendiri
dalam menginterpretasikan pesan dari media). Pemberian klasifikasi pemaknaan
tersebut ditentukan berdasarkan opini informan terkait stereotip profesi yang
ditampilkan pada video “Social Experiment: 2 Orang Ngobrol Tanpa Melihat,
Ternyata Ini Yang Terjadi.
2.3.3 Analisis Resepsi Interpretasi Penonton terhadap Konflik Keluarga
dalam Film "Dua Garis Biru"
Penelitian ketiga berjudul Analisis Resepsi Interpretasi Penonton terhadap
Konflik Keluarga dalam Film "Dua Garis Biru" yang disusun oleh Mega Pertiwi,
Ida Ri‟aeni, dan Ahmad Yusron dalam Jurnal Jurnal Audiens Program Studi Ilmu
Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Volume 1, No. 1, tahun 2020.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan
analisis resepsi model encoding / decoding Stuart Hall yang mengamati asimilasi
antara wacana media dengan wacana dan budaya khalayaknya. Pemahaman
tentang konflik antara orang tua dan anak.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa resepsi interpretasi penonton
terhadap film Dua Garis Biru untuk adegan konflik pertama dan kedua di
dominasi oleh dominant-hegemonic position yang berarti pesan tersampaikan
secara ideal dan para penonton menerima pesan apa adanya. Sedangkan pada
adegan konflik ketiga didominasi oleh oppositional position yang berarti penonton
menyangkal pesan dominan dan memiliki acuan alternatif dalam
menginterpretasikan adegan yang ada.
2.3.4 New media audience and gender perspective: A reception analysis of
millenials interpretation
Penelitian keempat berjudul New media audience and gender perspective:
A reception analysis of millenials interpretation yang disusun oleh Rizki
Briandana (Indonesia) dan Azman Azwan Azmawati (Malaysia) dalam
International Journal of Humanities and Social Science Research by Faculty of
20
Communication Science, Universitas Mercu Buana, Jakarta, Indonesia, dan School
of Communication, Universiti Sains Malaysia, Penang, Malaysia, Volume 6, Issue
1, tahun 2020. Dalam penelitian ini Analisis resepsi digunakan sebagai
metodologi, dalam hal ini diskusi kelompok terfokus sebagai teknik menyelidiki
data. Penelitian ini hanya membahas tentang makna analisis resepsi, makna, teori
encoding / decoding, komunikasi, dan makna New media.
Hasil perumusan menunjukkan bahwa makna teks dalam video Jovi
Adhiguna, sebagian besar berada pada posisi dominan. Artinya, maknanya cocok
di antara video dan penonton dalam hal ini memiliki makna yang tinggi jika
dibandingkan dengan negosiasi dan lingkungan.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Item Nasution Azizah Yusron Briandana
1 Judul
Penelitian
Nasionalisme
Dalam Film
Surat Kaleng
Karya Azhari
Meugit
Analisis
Resepsi
Khalayak
Terhadap
Stereotip
Profesi Pada
Video
Kitabisa.com
di Youtube
Analisis
Resepsi
Interpretasi
Penonton
terhadap
Konflik
Keluarga
dalam Film
"Dua Garis
Biru"
New media
audience
and gender
perspective:
A reception
analysis of
millenials
interpretatio
n
2 Nama,
Tahun,
Lembaga
Rismawati,
Wahidah
Nasution; 2020
; vol 8 no 2;
Jurnal
Metamorfosa;
STKIP Bina
Bangsa
Getsempena.
Nabila Rizki
Azizah,
Ratnaningrum
Zusyana Dewi,
Masnia Ningsih;
2020 ; vol 1 no
2; Pawitra
Komunikasi
Jurnal
Komunika dan
Sosial
Humaniora,
Program Studi
Ilmu
Komunikasi
Universitas Islam Majapahit.
Mega
Pertiwi, Ida
Ri‟aeni,
Ahmad
Yusron
; 2020 ; vol 1
no 1; Jurnal
Audiens
Program
Studi Ilmu
Komunikasi,
Fakultas
Ilmu Sosial
dan Politik;
Universitas
Muhammadi
yah
Yogyakarta.
Rizki
Briandana ¹,
Azman
Azwan
Azmawati ²;
2020; vol 6
issue 1;
Internationa
l Journal of
Humanities
and Social
Science
Research
by ¹Faculty
of
Communica
tion
21
Science,
Universitas
Mercu
Buana,
Jakarta,
Indonesia,
²School of
Communica
tion,
Universiti
Sains
Malaysia,
Penang,
Malaysia
3 Fokus
Penelitian
Penelitian ini
fokus pada
Nasionalisme
pada film Surat
Kaleng karya
Azhari Meugit.
Penelitian ini
fokus pada
Analisis Resepsi
Khalayak
terhadap
Stereotip Profesi
Pada Video
Kitabisa.com di
Youtube
Penelitian ini
fokus pada
Analisis
Resepsi
Interpretasi
Penonton
terhadap
Konflik
Keluarga
dalam Film
"Dua Garis
Biru" .
This study
focuses on
New media
audience
and gender
perspective:
A reception
analysis of
millenials
interpretatio
n.
4 Teori Penelitian ini
hanya
menyebutkan
tinjauan
pustaka;
pengertian
nasionalisme;
penjelasan film
Surat Kaleng.
Penelitian ini
hanya
menyebutkan
pengertian
analisis resepsi,
stereotip,
profesi,
Kitabisa.com,
Youtube;
tinjauan pustaka
berupa definisi;
menggunakan
teori encoding-
decoding
Penelitian ini
hanya
menyebutkan
pengertian
analisis
resepsi,
konflik
keluarga, dan
film Dua
Garis Biru;
tinjauan
pustaka
berupa
definisi
konsep; teori
encoding /
decoding.
This
research
only
mentions the
meaning of
reception
analysis, the
meaning
and theory
encoding/de
coding,
communicat
ion, and the
meaning of
New media.
5 Metode
Penelitian
Penelitian ini
memanfaatkan
teori sosiologi,
menggunakan
pendekatan
kualitatif
Penelitian ini
menggunakan
pendekatan
deskriptif
kualitatif dengan
metode analisis
Penelitian ini
menggunaka
n metode
penelitian
kualitatif
dengan
Acceptance
analysis is
used as a
methodolog
y in this
22
deskriptif,
menggunakan
visualisasi
gambar dan
dialog untuk
mendukung
penelitian ini.
resepsi dan
teknik
pengumpulan
data wawancara
mendalam. Teori
utama yang
digunakan dalam
penelitian ini
adalah teori
resepsi khalayak
dan
teori encoding-
decoding karya
Stuart Hall.
pendekatan
analisis
resepsi
model
encoding/dec
oding Stuart
Hall yang
mengamati
asimilasi
antara
wacana
media
dengan
wacana dan
budaya
khalayaknya.
Pemahaman
tentang
konflik
antara orang
tua dan anak.
regard
Focus group
discussions
as a
technique of
investigatin
g data.
6 Hasil
Penelitian
Hasil penelitian
ini
menunjukkan
masyarakat
Aceh memiliki
nasionalisme
dalam bentuk 1)
Otonomi
nasional
merujuk pada
konsep
kebebasan dan
pembebasan
dalam bentuk
antikolonial,
partisipatif
dalam
pembangunan
Nasional, dan
efektifitas
dalam
pelaksanaan
perencanaan
nasional. 2)
Kesatuan
merujuk pada
konsep
kesatuan
ideology yaitu
Hasil dari
penelitian ini
menjelaskan
Resepsi
Khalayak
Terhadap
Stereotip Profesi
Pada Video
Kitabisa.com di
Youtube yang
dikategorikan
dalam tiga jenis
pemaknaan
dengan jumlah 4
informan berada
pada
posisi Dominant
-
hegemonic (khal
ayak memahami
dan menerima
pesan yang
disampaikan
media), 3
informan di
posisi Negotiate
d
Position (khalay
ak memahami
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
resepsi
interpretasi
penonton
terhadap film
Dua Garis
Biru untuk
adegan
konflik
pertama dan
kedua di
dominasi
oleh domina
nt-hegemonic
position yang
berarti pesan
tersampaikan
secara ideal
dan para
penonton
menerima
pesan apa
adanya.
Sedangkan
pada adegan
konflik
The
formulation
results show
that the
meaning of
the text
In the Jovi
Adhiguna
video, most
of them are
in a
dominant
position.
This means
that the
meaning
matches
between the
videos
and the
audience in
this case has
a high
meaning
when
compared to
negotiations
23
Islam, kesatuan
wilayah, yaitu
Indonesia, dan
kesatuan
budaya dan
bahasa. 3)
Kesamaan yang
dimiliki Aceh
dan Indonesia
adalah
kesamaan tekad
untuk mencapai
kemerdekaan
meskipun dari
multicultural,
namun
demikian
adanya
kesamaan
tekad,
persamaan
keturunan,
bahasa, daerah,
kesatuan
politik, adat-
istiadat dan
tradisi, serta
agama yang
membentuk
nasionalismeny
a orang Aceh.
4) Identitas
nasional, yaitu
identitas
kebahasaan,
Bahasa
Indonesia.
Selanjutnya,
identitas
nasional lainnya
antara lain,
Presiden RI,
Bangsa
Indonesia, dan
Rakyat
Indonesia.
namun tidak
sepenuhnya
menerima
pesann yang
disampaikan
media), dan 2
informan di
posisi Oposition
al „counter‟
hegemonic (khal
ayak memiliki
pendapat
tersendiri dalam
menginterpretasi
kan pesan dari
media).
Pemberian
klasifikasi
pemaknaan
tersebut
ditentukan
berdasarkan
opini informan
terkait stereotip
profesi yang
ditampilkan
pada video
“Social
Experiment: 2
Orang Ngobrol
Tanpa Melihat,
Ternyata Ini
Yang Terjadi
ketiga
didominasi
oleh oppositi
onal
position yang
berarti
penonton
menyangkal
pesan
dominan dan
memiliki
acuan
alternatif
dalam
menginterpre
tasikan
adegan yang
ada.
and the
environment
.
24
Berdasarkan tabel penelitian terdahulu diatas terdapat perbedaan antara
penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan penulis. Dalam penelitian
pertama yang berjudul Nasionalisme Dalam Film Surat Kaleng Karya Azhari
Meugit yang disusun oleh Rismawati dan Wahidah Nasution dalam Jurnal
Metamorfosa Volume 8, No. 2, 2020. Penelitian ini memanfaatkan teori sosiologi,
menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, menggunakan visualisasi gambar
dan dialog untuk mendukung penelitian ini. Perbedaan penelitian yang dilakukan
oleh Rismawati dan Wahidah Nasution terletak pada teori dan subjek yang
digunakan. Penelitian ini menggunakan teori sosiologi dan subjeknya adalah
masyarakat Aceh. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh penulis
menggunakan teori encoding/decoding dan subjek penelitiannya adalah anggota
Koes Music Fans Club atau KMFC.
Penelitian kedua berjudul Analisis Resepsi Khalayak Terhadap Stereotip
Profesi Pada Video Kitabisa.com di Youtube disusun oleh Nabila Rizki Azizah,
Ratnaningru Zusyana Dewi, Masnia Ningsih dalam Pawitra Komunikasi Jurnal
Komunika dan Sosial Humaniora, Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas
Islam Majapahit. Volume 1, No. 2, tahun 2020. Landasan teori yang digunakan
dalam penelitian ini adalah teori resepsi khalayak dan teori encoding-
decoding karya Stuart Hall. Dalam penelitian ini, perbedaannya terdapat pada
subjeknya. Subjek dalam penelitian ini adalah masyarakat sosial. Sangat berbeda
dengan penelitian yang dilakukan penulis. Penulis menjadikan anggota Koes
Music Fans Club sebagai subjeknya.
Ketiga, penelitian ini berjudul Analisis Resepsi Interpretasi Penonton
terhadap Konflik Keluarga dalam Film "Dua Garis Biru" yang disusun oleh Mega
Pertiwi, Ida Ri‟aeni, dan Ahmad Yusron dalam Jurnal Jurnal Audiens Program
Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Volume 1, No. 1, tahun
2020. Terdapat perbedaan antara penelitian yang di buat oleh Mega Pertiwi, Ida
Ri‟aeni, dan Ahmad Yusron dengan penelitian yang dilakukan penulis. Penelitian
ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis resepsi
model encoding/decoding Stuart Hall yang mengamati asimilasi antara wacana
media dengan wacana dan budaya khalayaknya. Subjek penelitian ini adalah
25
penonton film Dua Garis Biru. Sedangkan penulis menggunakan teori
encoding/decoding stuart hall untuk mengetahui proses pembuatan makna
khalayak. Khalayak yang dimaksud dalam penelitian yang dilakukan penulis
adalah anggota Koes Music Fans Club.
Penelitian terakhir berjudul New media audience and gender perspective:
A reception analysis of millenials interpretation yang disusun oleh Rizki
Briandana (Indonesia) dan Azman Azwan Azmawati (Malaysia) dalam
International Journal of Humanities and Social Science Research by Faculty of
Communication Sciecne, Universitas Mercu Buana, Jakarta, Indonesia, dan School
of Communication, University Sains Malaysia, Penang, Malaysia, Volume 6,
Issue 1, tahun 2020. penelitian ini menggunakan analisis resepsi sebagai
metodologi, dalam hal ini diskusi kelompok terfokus sebagai teknik menyelidiki
data. Menggunakan teori encoding / decoding, dan penjelasan tentang New media.
Terdapat perbedaan dalam penelitian ini dan penelitian yang dilakukan oleh
penulis. Perbedaannya terdapat pada konsep yang digunakan dan subjeknya.
Penelitian ini menggunakan berfokus pada new media dan menjadikan para
penonton video Jovi Adhiguna sebagai subjek. Sedangkan penelitian yang
dilakukan penulis berfokus pada nasionalisme pada talkshow “Yok Koeswoyo
Jadi Agen Rahasia dan Nasionalisme Tanpa Jemu”, dan subjeknya adalah anggota
Koes Music Fans Club atau KMFC.
2.4 Kerangka Pemikiran
Dalam penelitian ini, paradigma yang digunakan adalah paradigma
konstruktivisme. Menurut Yerby (1995) dalam West, Turner (2008 : 55)
Paradigma konstruktivisme menyatakan bahwa para individu secara berkala
menciptakan struktur sosial melalui aksi dan interaksi. Maka dari itu tidak ada
realitas ataupun keenaran tunggal. Karena realita ada ketika orang
menciptakannya secara bersama sama. Penggunaan paradigma konstruktivis
dalam penelitian ini berguna untuk mengetahui resepsi khalayak mengenai
nasionalisme dalam talkshow “Yok Koeswoyo Jadi Agen Rahasia dan
Nasionalisme Tanpa Jemu”. Teori yang digunakan peneliti adalah encoding /
26
decoding oleh Stuart Hall guna mengetahui resepsi anggota Koes Music Fans
Club dalam hal penciptaan makna mengenai nasionalisme pada talkshow “Yok
Koeswoyo Jadi Agen Rahasia dan Nasionalisme Tanpa Jemu”. Dalam penelitian
ini digunakan analisis resepsi untuk mengelompokkan atau mengklasifikasi posisi
keenam anggota Koes Music Fans Club berada di posisi hegemoni dominan,
negosiasi, atau oposisi. Dapat digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut:
Gambar 2.3 Bagan Kerangka Pemikiran
Paradigma
Konstruktivisme
Nasionalisme
Feature “Yok
Koeswoyo Jadi
Agen Rahasia Dan
Nasionalisme
Tanpa Jemu”
Koes Music Fans
Club (KMFC)
Encoding /
Decoding (Stuart
Hall)
Resepsi Anggota Koes Music Fans
Club Mengenai Nasionalisme:
1. Posisi Hegemoni Dominan
2. Posisi Negosiasi
3. Posisi Oposisi
27
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Paradigma Penelitian
Paradigma merupakan sistem Fundamental yang dijadikan dasar sebagai
cara memandang dunia. Paradigma berhubungan dengan pandangan seseorang
yang dilandasi keyakinan. Asumsi yang mempengaruhi cara berpikir dan
berperilaku yang diterapkan dalam komunitas tertentu khususnya dalam disiplin
intelektual (Sanjaya, Budimanjaya, 2017 : 2). Paradigma dapat diartikan sebagai
seperangkat nilai, asumsi, konsep, dan perilaku yang diterapkan dalam
memandang realitas suatu komunitas, khususnya dalam intelektual. Menurut
Kuhn dalam West, Turner (2008 : 54), Seiring dengan berjalannya waktu
paradigma akan digantikan dengan hal yang baru yang lebih masuk akal menurut
para ahli. Kuhn menjelaskan bahwa proses ini merupakan revolusi ilmiah,
contohnya dalam ilmu alam, fisika merupakan pemikiran menurut Newton
kemudian digantikan dengan relativisme Einstein.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan paradigma konstruktivisme.
Menurut Yerby (1995) dalam West, Turner (2008 : 55) paradigma
konstruktivisme menyatakan bahwa individu yang menciptakan struktur sosial
secara berkala melalui aksi dan interaksi. Maka dari itu tidak ada realitas ataupun
kebenaran tunggal, Karena realita ada ketika orang menciptakannya secara
bersama sama. Sangatlah wajar setiap orang memiliki cara untuk memandang
dunia yang berbeda beda. Paradigma konstruktivis mengakui adanya “kebenaran”
ganda (Amien, 2005 : 39). Dalam artian kebenaran merupakan hak milik setiap
individu, setiap individu memiliki kebenarannya masing masing.
Konstruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan merupakan konstruksi
(bentukan) dari yang mengetahui sesuatu. Kuhn dalam (Anwar, Adang, 2008 : 60)
menjelaskan bahwa konstruktivisme adalah filsafat pengetahuan yang
menekankan pada pengetahuan seseorang merupakan hasil bentukan diri sendiri.
Menurut Guba Lincoln dalam (Gora, 2019 : 197) sifat sifat konstruktivis
dapat dijelaskan sebagai berikut:
28
1. Konstruksi merupakan upaya untuk menafsirkan pengalaman, dan
kebanyakan bisa bersifat mempertahankan atau memperbarui diri.
2. Kualitas konstruksi yang dihasilkan bergantung pada rangkaian
informasi dari konstruktor (kecanggihan konstruktor dalam mengolah
informasi).
3. Konstruksi dikenal secara luas, dan “konstruksi yang diupayakan”.
Dalam arti upaya yang kolektif dan sistematis demi kesepakatan umum
tentang sesuatu misalnya, ilmu pengetahuan.
4. Meskipun konstruksi dianggap bermakna, tetapi sebagiannya dianggap
mal konstruksi, karena tidak lengkap (simplistic), tidak menjelaskan,
secara internal inkonsisten, atau diperoleh dari sebuah metodologi
yang tidak memadai.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan paradigma konstruktivisme
untuk melihat resepsi atau penerimaan dari anggota Koes Music Fans Club
Mengenai Nasionalisme pada talkshow “Yok Koeswoyo Jadi Agen Rahasia dan
Nasionalisme Tanpa Jemu”. Berdasarkan pengalaman, pengetahuan, dan kesukaan
terhadap Koes Bersaudara dan Koes Plus dari anggota KMFC Mengenai
Nasionalisme.
3.2 Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis resepsi
khalayak. Analisis resepsi khalayak adalah studi untuk memahami proses
pembentukan makna (making meaning process) yang dilakukan oleh khalayak
setelah mengkonsumsi tayangan, film, sinema, atau program tv. Analisis resepsi
digunakan untuk melihat respon, penerimaan makna, dan sikap yang dibentuk
khalayak (Ida, 2014 : 161). Khalayak media adalah mereka yang aktif
menggunakan media. Aktif dalam membaca dan menonton tayangan media serta
mengkritisi apa yang sudah di baca, mengonstruksi apa yang sudah ditonton
dalam arti tidak mengambil apa saja dari media tanpa ada penawaran (Taufik,
2020 : 211). Menurut Nasrullah (2019 : 37) Khalayak tidak serta merta menerima
29
begitu saja pesan yang disuntikan ke dalam pikiran mereka. Khalayak berupaya
untuk menerjemahkan pemaknaan atau kode kode yang masuk ke dalam pikiran
mereka. Upaya untuk menerjemahkan disebut decoding.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif.
Menurut Denzin, Lincoln (1994) dalam (Anggito, Setiawan, 2018 : 7) penelitian
kualitatif merupakan penelitian yang menggunakan latar fenomena untuk
menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan cara melibatkan
berbagai metode yang ada. Dalam artian metode penelitian kualitatif merupakan
penelitian yang bersifat naturalistik atau penelitian yang dilakukan dengan cara
ilmiah (natural setting). Objek yang apa adanya dan tidak ada manipulasi.
Kehadiran peneliti juga tidak mempengaruhi dinamika pada objek. Dalam
penelitian kualitatif instrumennya adalah orang atau manusia. Maka dari itu
peneliti harus mampu bertanya, menganalisis, memotret, dan mengkonstruksi
situasi sosial yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna (Sugiyono, 2012: 8).
Mendokumentasikan hasil observasi merupakan hal yang sangat penting bagi
peneliti untuk melengkapi penelitian yang sedang dilakukan oleh peneliti. Setiap
penelitian harus memiliki bukti fenomena, cerita, dan aktivitas sosial agar
memiliki tujuan yang jelas yang dapat dimaknai banyak orang.
Berikut beberapa tujuan penelitian kualitatif (Suwendra, 2018 : 5-6):
1. Menggambarkan objek penelitian (Describing object)
Agar object penelitian dapat dimaknai dengan jelas, maka perlu
untuk melakukan pemotretan gambar, memvideokan, meilustrasikan,
dan menarasikan baik secara verbal maupun non verbal.
Penggambaran ini dilakukan pada objek berupa fenomena, dan
aktivitas sosial.
2. Mengungkapkan makna dibalik fenomena (Exploring meaning behind
the phenomena)
Peneliti harus masuk ke dalam penelitiannya melalui wawancara
mendalam (depth interview), dan observasi partisipasi (participation
observation)
30
3. Menjelaskan fenomena yang terjadi (Explaining object)
Fenomena yang tampak dari permukaan sering tidak sama dengan
tujuan. Dalam keadaan demikian, perlu adanya penjelasan detail, rinci,
dan sistematis. Klarifikasi secara objektif perlu dilakukan untuk
menghindari kesalahpahaman yang menimbulkan kesalahan
interpretasi.
Karakteristik kualitatif adalah metode empiris logis dalam pengertian luas
dan ajakan untuk menerapkan kerangka kedalam penelitian manusia. Setiap orang
adalah konstruktivis, asalkan kita percaya bahwa pikiran aktif dalam
mengkonstruksi pengetahuan (Gora, 2019 : 196). Sifat konstruktivis ada pada
setiap orang, tergantung dengan pikiran, pengalaman, dan pengetahuan masing
masing individu. Semua itu sangat berpengaruh untuk seseorang menjadi
konstruktivis.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Menurut Nasir
(2002 : 61) dalam Rukajat (2018 : 1) Penelitian deskriptif merupakan metode
yang dilakukan dalam penelitian status sekelompok manusia. Suatu pemikiran dan
suatu peristiwa pada masa sekarang. Penelitian kualitatif bertujuan untuk
membuat gambaran (deskripsi) secara sistematis mengenai fakta yang
berhubungan dengan suatu fenomena yang diselidiki. Penelitian deskripsi
memiliki ciri ciri seperti: (1) menggambarkan suatu fenomena atau kejadian; (2)
menerangkan hubungan; (3) menguji; (4) membuat hipotesa; (5) membuat
prediksi; (6) mendapatkan arti untuk masalah yang dipecahkan. Jenis penelitian
deskriptif adalah penelitian yang berusaha untuk menggambarkan,
mendeskripsikan secara aktual mengenai fakta fakta dari suatu fenomena.
Sekilas penelitian deskriptif mirip seperti pekerjaan seorang wartawan
yang mengajukan pertanyaan dalam wawancara. Namun penelitian deskriptif
dengan pekerjaan seorang wartawan sangatlah berbeda. Penelitian deskriptif
merupakan pengamatan ilmiah yang dilakukan secara hati hati dan cermat.
Penelitian deskriptif memiliki hasil pengamatan yang lebih akurat dan tepat
31
dibandingkan dengan pengamatan biasa yang dilakukan oleh seorang wartawan
(Morissan, 2013 : 37).
Penelitian deskriptif memiliki beberapa keuntungan (Budiarto, 2002 : 34):
1. Relative mudah dilaksanakan
2. Tidak memerlukan kelompok control sebagai pembanding
3. Diperoleh banyak informasi yang digunakan untuk penelitian karena
melakukan wawancara mendalam (depth interview)
4. Penelitian deskriptif dapat menentukan apakah temuan yang diperoleh
memerlukan penelitian lanjutan atau tidak.
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
Observasi peneliti dan pelaksanaan wawancara mendalam yang dilakukan
oleh peneliti, dilaksanakan di wilayah Jakarta Barat kebon jeruk tepatnya di
komplek pertambangan 1 no.5 Kelapa Dua (markas KMFC) sejak tanggal 03 Juli
2020 sampai 06 Agustus 2020. Talkshow “Yok Koeswoyo Jadi Agen Rahasia dan
Nasionalisme Tanpa Jemu” diperlihatkan atau dipertontonkan kepada anggota
KMFC di kediaman masing masing anggota yang dipilih untuk diwawancarai,
karena situasi dan kondisi tidak memungkinkan untuk menonton bersama.
Anggota yang di pertontonkan merupakan informan yang akan di wawancarai
mengenai Resepsi mereka mengenai nasionalisme pada talkshow “Yok Koeswoyo
Jadi Agen Rahasia dan Nasionalisme Tanpa Jemu” dalam medcom.id. Kemudian
dilanjutkan dengan wawancara mendalam.
Peneliti melakukan proses wawancara mendalam dengan cara mendatangi
rumah masing-masing para anggota satu persatu dan juga mendatangi event
KMFC yang tamu undangannya sangat sedikit karena dibatasi. Wawancara
mendalam yang dilakukan terlebih dulu adalah untuk klasifikasi usia anggota
KMFC yang senior. Ada empat anggota KMFC yang berusia senior yang peneliti
pilih untuk diwawancarai. Pelaksanaan wawancara mendalam dilaksanakan pada
tanggal 06 Oktober 2020, 28 Oktober 2020, 07 November 2020, dan 08
November 2020. Peneliti dengan informan pertama melakukan wawancara
32
mendalam di kediaman informan yang berada di wilayah jakarta barat, kebon
jeruk, komplek pertambangan 1 no.5 Kelapa Dua pada tanggal 06 Oktober 2020.
Peneliti dengan informan kedua melakukan wawancara mendalam dengan cara
mendatangi informan di event komunitas pada tanggal 28 Oktober 2020.
Wawancara dilakukan saat jeda event, dan saat selesai event. Event yang diadakan
adalah ulang tahun salah satu band pelestari Koes Plus yang bernama T‟Koes
Band di Karawaci, Tangerang, Banten. Peneliti dengan informan ketiga
melakukan wawancara mendalam di kediaman informan di Perum Malaka Permai
Rt.06 Rw.06 No.49 kelurahan Rorotan, kecamatan cilincing Jakarta Utara pada
tanggal 07 November 2020. Dan Peneliti dengan informan terakhir melakukan
wawancara mendalam di kediaman informan yang berada di Jl. Kebantenan 9
Rt.001 Rw.006 No.30 Semper Timur Jakarta Utara pada tanggal 08 November
2020.
Setelah melakukan wawancara mendalam dengan anggota KMFC yang
berusia senior, kemudian peneliti melakukan wawancara mendalam dengan
anggota KMFC yang usianya lebih junior pada tanggal 28 Oktober 2020 dan
tanggal 20 November 2020. Peneliti melakukan wawancara mendalam dengan
informan kelima dengan cara mendatangi informan di event komunitas pada
tanggal 28 Oktober 2020. Wawancara dilakukan saat jeda event, dan saat selesai
event. Event yang diadakan adalah ulang tahun salah satu band pelestari Koes Plus
yang bernama T‟Koes Band dan perayaan ulang tahun salah satu personel band
T‟Koes di Karawaci, Tangerang, Banten. Peneliti melakukan wawancara
mendalam dengan informan keenam dengan cara mendatangi kediaman informan
di jl. Porselen 1 no.5 Jakarta Timur, pada tanggal 20 November 2020.
Penelitian dilaksanakan selama kurun waktu enam bulan, terhitung mulai
dari bulan Juli 2020 hingga bulan Desember 2020. Waktu pelaksanaan dimulai
dari tahap persiapan, pra-penelitian, observasi lapangan, penyusunan, sampai
tahap penelitian.
33
Tabel 3.1 Periode Penelitian
NO Jenis penelitian 2020 - 2021
JULI AUG SEPT OKT NOV DES JAN FEB
1 Pra-Penelitian
2 Menyusun
Proposal
3 Pengumpulan
Data
4 Pengolahan Data
5 Analisis Data
6 Hasil Akhir
7 Sidang Skripsi
8 Revisi
9 Publikasi Hasil
Penelitian
3.4 Teknik Pemilihan Informan Penelitian
Dalam penelitian, objek penelitian merupakan permasalahan yang dikaji.
Terkadang kata “objek” dan “subjek” sering tertukar pengertiannya. Namun,
objek dan subjek memiliki pengertian yang sangat berbeda di dalam sebuah
penelitian. Menurut Mukhtazar (2020 : 45) subjek merupakan narasumber atau
informan yang menjadi sumber penelitian, sedangkan objek merupakan
permasalahan yang diinvestigasi dalam penelitian. Orang atau responden yang
menjadi sumber data merupakan subjek penelitian.
Sehubungan dengan penelitian yang akan diteliti oleh peneliti, maka
subjek penelitian adalah dengan anggota Koes Music Fans Club (KMFC), peneliti
memilih enam anggota KMFC atau informan untuk dijadikan sampel penelitian
dengan kategori usia senior dan junior. Senior berusia >50 tahun dan yang berusia
junior <30 tahun. Usia senior dipilih karena dianggap lebih berpengalaman dan
34
lebih mengetahui kehidupan masa lalu dibandingkan usia junior. Sedangkan usia
junior dipilih guna untuk menghasilkan data yang lebih bervariasi.
Dalam penelitian ini, informan ditentukan dengan menggunakan teknik
Purposive Sampling (sampel bertujuan). Penggunaan purposive tidak terdapat
keterwakilan. Tetapi sebagai sarana untuk menggali sedalam mungkin, sehingga
jika mendapati data yang seragam dari informan dapat dihentikan. Purposive tidak
bergantung pada jumlah, melainkan sejauh mana informasi / data yang diperoleh
dapat menjawab (Kusmayadi, Agung, Satori, 2019 : 23). Sedangkan menurut
Hutagalung (2019 : 70) teknik purposive sampling / judgment sampling
merupakan kerangka dalam memilih informan atau sampel berdasarkan
pengetahuan yang didapat peneliti. Dalam penelitian ini, informannya adalah
anggota Koes Music Fans Club (KMFC), karena anggota KMFC memahami dan
mengetahui informasi tentang cerita masa lalu Band Koes bersaudara sampai
berubah nama menjadi Koes Plus serta memiliki pengetahuan masa lalu saat
pemberitaan Koes Bersaudara di penjara.
Dalam Ishar (2016 : 6) menurut Bogdan dan Taylor (1975) Informan
merupakan sumber data dan pemberi informasi dan responden. Sedangkan
menurut Afrizal (2014 : 139) Informan dengan responden merupakan hal yang
berbeda. Informan adalah orang-orang yang memberikan informasi baik tentang
dirinya sendiri, orang lain, terhadap suatu kejadian, atau suatu hal, sedangkan
responden adalah orang-orang yang menjawab pertanyaan dari pewawancara
tentang dirinya dengan hanya merespons pertanyaan-pertanyaan pewawancara
bukan memberikan informasi atau keterangan mengenai topik penelitian.
Dalam penelitian analisis resepsi anggota Koes Music Fans Club
Mengenai Nasionalisme pada talkshow “Yok Koeswoyo Jadi Agen Rahasia dan
Nasionalisme Tanpa Jemu”. Peneliti melibatkan enam orang yang dijadikan
sebagai informan. Mereka semua merupakan anggota Koes Music Fans Club.
Peneliti mengkategorikan informan menjadi dua sesuai usia, yaitu usia yang
terbilang senior >50 tahun, dan usia yang terbilang junior <30 tahun yang mana
mereka adalah pecinta musik Koes bersaudara sampai berlanjut menjadi Koes
35
Plus. Mereka mengetahui sejarah dan cerita masa lalu serta memiliki pengalaman
hidup bagi informan yang sudah berusia senior.
Dalam penelitian ini, Peneliti ingin mengetahui resepsi anggota Koes
Music Fans Club Mengenai Nasionalisme pada talkshow “Yok Koeswoyo Jadi
Agen Rahasia dan Nasionalisme Tanpa Jemu”. Peneliti melibatkan enam
informan yang merupakan anggota KMFC. Peneliti yakin bahwa setiap anggota
KMFC memahami dan mengetahui informasi tentang “nasionalisme” pada
talkshow “Yok Koeswoyo Jadi Agen Rahasia dan Nasionalisme Tanpa Jemu”.
Masing masing anggota pasti memiliki pengalaman hidup, pengetahuan, serta
proses penciptaan makna yang berbeda walaupun memiliki hobi yang sama. Maka
dari itu, peneliti ingin melihat bagaimana keenam informan anggota KMFC
meresepsi pemaknaan “nasionalisme” pada talkshow “Yok Koeswoyo Jadi Agen
Rahasia dan Nasionalisme Tanpa Jemu” dalam Medcom.id. Berikut keenam
anggota Koes Music Fans Club:
1) Tedi Hendarwan adalah laki laki berusia 59 tahun. Lahir pada tanggal 11
Februari 1961. Tedi merupakan lulusan sarjana. Pada masa mudanya, ia sangat
menyukai seni musik, dan suka berkumpul dengan teman teman lainnya yang
menyukai musik. Terkhusus berkumpul dengan pecinta lagu lagu Koes
bersaudara dan Koes Plus. Tedi merupakan pengurus dari komunitas Koes
Music Fans Club (KMFC).
2) Agusta Marzall merupakan laki laki yang berusia 60 tahun, lahir pada tanggal
06 November 1960. Pendidikan terakhir Agusta Marzall adalah sarjana. Musik
sudah mendarah daging dalam diri Agusta. Walaupun sudah berusia 60 tahun,
Agusta masih eksis bermusik sampai sekarang. Agusta menjadi drummer di
band T‟Koes. Band T‟Koes dibentuk oleh Teddy selaku ketua komunitas
KMFC guna melestarikan lagu lagu Koes Bersaudara atau Koes Plus.
3) Herman Cassette, beliau adalah laki laki berusia 75 tahun. Lahir pada tahun
1945. Di usia senjanya Herman masih menyukai musik walaupun tidak se-
eksis masa mudanya. Di umur ke 20 tahun Herman mempunyai band lagu
lagu pop populer pada masanya. Herman sering menyanyikan lagu lagu dari
36
Koes Plus karena lagu mereka sedang terkenal terkenalnya. Lagu lagu Koes
Plus yang penuh makna membuat Herman mengidolakan band Koes Plus.
4) Susilo merupakan laki laki yang lahir pada tanggal 19 November tahun 1962.
Usianya saat ini sudah 59 tahun. Mengenal lagu lagu Koes Plus saat ia berusia
17 tahun. Pada saat itulah Susilo menjadi penggemar Koes Plus. Dimasanya,
menonton tv bersama di lapangan adalah kegiatan biasa yang sering dilakukan
warga. Saat menonton tv, lagu lagu yang sering di putarkan di tv adalah lagu
lagu Koes Plus yang berirama dangdut. Hal ini membuatnya semangat untuk
menonton tv bersama dilapangan karena menurutnya asik. Hanya ada satu tv
di satu lapangan untuk ditonton banyak orang.
5) Ghalifa Marzall adalah laki laki yang baru berusia 22 tahun. Usianya memang
masih muda, tapi siapa sangka, Ghalifa Marzall adalah personel dari band
T‟Koes (guitar, vocal). Ghalifa biasa dipanggil ghali lahir pada tanggal 28
Oktober 1998. Sejak kecil ia sudah menyukai lagu lagu Koes Plus. Karena
kecintaannya pada Koes Plus, style dan gaya berpakaian gali mengikuti era
Koes Plus, berambut gondrong, dan memakai celana cutbray ala Koes Plus.
6) Agus Setiawan laki laki berusia 23 tahun, lahir pada tanggal 22 Agustus 1997.
Agus menyukai musik sejak dia duduk di bangku SMP. Agus menguasai alat
musik gitar. Ia mulai menyukai lagu lagu Koes Plus saat dia menempuh
pendidikan di SMK, lagu yang sangat ia sukai dari Koes Plus berjudul
“Bujangan”. Agus juga menyukai gaya ala tempo jadul (jaman dulu) seperti
suka memakai celana cutbray, dan jaket oversize tempo jadul.
Tabel 3.2 Daftar Informan
Nama Jenis
Kelamin Usia Pendidikan Kategori usia anggota
Tedi
Hendarwan Laki - laki 59 tahun Sarjana
Senior >50 tahun
Agusta
Marzall Laki - laki 60 tahun Sarjana
Senior >50 tahun
37
Herman
Cassette Laki - laki 75 tahun SMA
Senior >50 tahun
Susilo Laki - laki 59 tahun SMA Senior >50 tahun
Ghalifa
Marzall Laki - laki 22 tahun SMA
Junior <30 tahun
Agus
Setiawan Laki - laki 24 tahun SMK
Junior <30 tahun
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan
wawancara mendalam. Pada dasarnya sumber data terdiri dari dua sumber, (1)
sumber data primer (primary data sources); (2) sumber data sekunder (secondary
data sources, (Hermawan, 2005 : 168):
1. Sumber Data Primer (Primary Data Sources)
Data primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung oleh
peneliti untuk memecahkan masalah atau menjawab penelitian yang
dilakukan dalam penelitian eksploratif, deskriptif, maupun kausal,
dengan menggunakan metode wawancara mendalam, observasi atau
survey.
Wawancara Mendalam
Mengkonstruksi mengenai kejadian, kelompok, organisasi,
perasaan, motivasi, kepedulian dan kebulatan. Mengkonstruksi
kebulatan kebulatan sedemikian rupa sehingga yang dialami di
masa lalu dapat memproyeksikan kebulatan kebulatan
sebagaimana yang telah diharapkan untuk memperluas
konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagian besar
dari pengecekan anggota (Lincoln dan guba dalam Moleong,
1999) dalam (Kusmayadi, Agung, Satori, 2019 : 23). Pada
penelitian ini, peneliti melakukan wawancara mendalam
dengan enam orang informan yang merupakan anggota Koes
38
Music Fans Club. Peneliti memilih anggota KMFC sebagai
informan karena sehubungan dengan konten video talkshow
“Yok Koeswoyo Jadi Agen Rahasia dan Nasionalisme Tanpa
Jemu”. Dari keenam informan, terdapat dua orang key informan
karena keduanya paling mengetahui informasi tentang Koes
Bersaudara dan Koes Plus.
Observasi
Upaya pengumpulan data yang dilakukan peneliti dengan cara
mengamati langsung aktivitas yang sedang berjalan guna
mendapatkan data secara langsung dari lapangan (Kusmayadi,
Agung, Satori, 2019 : 23). Dalam penelitian ini, peneliti
melakukan observasi seperti, mengamati pertemuan anggota
KMFC dan ikut serta dalam event yang mereka adakan.
2. Sumber Data Sekunder (Secondary Data Sources)
Data sekunder adalah data historis atau data yang telah dikumpulkan
oleh pihak lain. Misalnya dokumentasi dan literatur buku terkait
penelitian
Dokumentasi
Cara menjaring data data sekunder menggunakan dokumentasi
(gambar) yang terkait.
Literatur Buku
Studi yang mempelajari literatur yang ada hubungannya
dengan penelitian yang sedang diteliti dengan menggunakan
bacaan, menelaah buku, dan literaturnya untuk mengumpulkan
data data (Mukhtazar, 2020 : 159)
Dalam penelitian kualitatif, beberapa metode digunakan untuk memenuhi
kebutuhan data yang beraneka ragam tersebut. Beberapa metode pengumpulan
data diantaranya adalah wawancara individual, wawancara kelompok, penelitian
dokumen dan arsip, serta penelitian lapangan (Gunawan, 2015: 141-142). Dalam
39
penelitian ini, teknik pengumpulan data primer yang digunakan peneliti adalah
primer, diperoleh melalui observasi dan melakukan wawancara mendalam pada
anggota Koes Music Fans Club. Data primer adalah data yang diperoleh langsung
dari lapangan penelitian, melakukan wawancara langsung dengan objek penelitian
(Maryati, Suryawati, 2001 : 110). Sedangkan menurut Istijanto (2005 : 38), data
primer merupakan alternatif lain dari data sekunder, data primer (primary) berarti
utama, asli atau langsung dari sumbernya. Data primer dikumpulkan sendiri oleh
periset sebab sebelumnya belum pernah ada riset sejenis atau hasil riset sejenis
sudah kadaluwarsa. Dalam penelitian ini, data yang di peroleh oleh peneliti
didapat dengan menggunakan dua teknik:
1) Observasi
Menurut Rohidi (2011) dalam Julia (48) Observasi berupaya untuk
mengungkapkan gambaran sistematis mengenai peristiwa, tingkah
laku, karya atau benda yang digunakan. Sedangkan menurut Raco
(2010: 112) observasi merupakan bagian pengumpulan data. Observasi
berarti pengumpulan data yang dilakukan secara langsung dari
lapangan. Dalam melakukan observasi, ada beberapa proses yang
harus dilalui seperti, mengidentifikasi tempat yang akan diteliti,
membuat pemetaan, mengidentifikasi siapa yang akan diobservasi, dan
menetapkan cara merekam wawancara. Merekam wawancara berguna
untuk memutar kembali suara partisipan agar bisa didengar berkali kali
untuk bisa dianalisis.
Observasi terbagi menjadi dua yaitu: observasi partisipan dan
observasi non partisipan. Observasi partisipan merupakan observasi
dimana peneliti terlibat aktif dengan kegiatan yang sedang diamati dan
mencatat perilaku yang muncul pada saat itu (Borden, Abbott, 1995),
Sedangkan observasi non partisipan merupakan metode observasi
dimana peneliti tidak ambil bagian dalam peri kehidupan masyarakat
yang di teliti (Ni‟matuzahroh, Prasetyaningrum, 2018 : 35-36).
2) Wawancara Mendalam
40
Wawancara Mendalam (Depth Interview) adalah metode yang
memungkinkan pewawancara untuk bertanya kepada responden untuk
mendapatkan informasi mengenai hal yang diteliti. Peneliti memilih
wawancara mendalam karena tertarik kepada arah yang ditentukan
responden. Mereka tidak mementingkan hipotesis, melainkan mencari
tahu pengalaman pengalaman mereka. Wawancara mendalam biasanya
dilakukan satu sampai tiga jam karena peneliti ingin mengetahui
informasi yang lebih dalam. Sekarang wawancara mendalam bisa
dilakukan dengan melalui internet (Garner , 1999) dalam (West,
Turner, 2008 : 83)
Wawancara mendalam merupakan salah satu teknik pengumpulan
data dalam riset kualitatif. Bertujuan untuk menggali informasi yang
lebih dalam seperti, pendapat, resepsi, persepsi, sikap, mengenai hal
hal yang berkaitan dengan kajian yang diteliti. Wawancara mendalam
memiliki keuntungan dan keterbatasan. Keuntungannya adalah
mengumpulkan data dengan informasi yang mendalam, memperjelas
suatu konsep, dan memberikan data tambahan. Keterbatasan
wawancara mendalam adalah karena melakukan wawancara mendalam
untuk menggali informasi, jumlah respondennya terbatas karena
dibutuhkan waktu untuk melakukan wawancara, untuk mewawancarai
responden harus mempunyai keahlian khusus, hasil wawancara tidak
dapat di kualifikasi karena yang ditarik adalah kesimpulan dan kesan
yang bersifat subjektif (Budiarto, Anggraeni, 2001: 46-47).
Peneliti akan menjelaskan isi dari talkshow “Yok Koeswoyo Jadi Agen
Rahasia dan Nasionalisme Tanpa Jemu” yang menggambarkan tentang jiwa
nasionalisme yang ada pada band Koes Bersaudara sebagai bahan penelitian.
Peneliti akan memberikan pertanyaan kepada anggota Koes Music Fans Club
untuk mendapatkan pendapat mengenai nasionalisme pada talkshow “Yok
Koeswoyo Jadi Agen Rahasia dan Nasionalisme Tanpa Jemu”. Selain menggali
informasi tentang komunitas Koes Music Fans Club, peneliti juga akan menggali
41
pengalaman anggota KMFC tentang kecintaan mereka terhadap musik Koes
Bersaudara dan Koes Plus serta mengetahui alasan mengapa mereka begitu
mencintai band legendaris itu. Dengan wawancara mendalam, peneliti dapat
memperoleh informasi secara mendalam dari anggota KMFC. talkshow “Yok
Koeswoyo Jadi Agen Rahasia dan Nasionalisme Tanpa Jemu” di pertontonkan di
rumah masing masing anggota karena kondisi dan situasi yang tidak
memungkinkan untuk menonton tayangan secara bersama sama. Setelah
menonton tayangan, peneliti kemudian melakukan wawancara mendalam dengan
para anggota Koes Music Fans Club yang dipilih oleh peneliti berdasarkan dua
kategori usia, yaitu usia senior >50 tahun, dan usia junior <30 tahun.
Data sekunder yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah
literatur dan jurnal. Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan oleh pihak
lain bukan dari pihak periset atau peneliti. Periset sekedar mencatat, mengakses,
atau meminta data yang sudah berbentuk informasi ke pihak yang yang sudah
mengumpulkannya di lapangan (Istijanto, 2009 : 38). sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2007: 62). Menurut
Wibisono (2003 : 119) data sekunder adalah data yang di dapat dan disimpan
orang lain, biasanya data sekunder merupakan historical masa lalu. Dalam
menggunakan data sekunder, terdapat keuntungan dan kerugian. Kerugian data
sekunder seperti:
- Informasinya sudah usang
- Pendefinisian yang bervariasi
- Kekurangan informasi untuk melakukan verifikasi
- Dan perbedaan satuan unit
Dalam menggunakan data sekunder ada keuntungan yang didapat oleh peneliti
seperti, biaya yang diperlukan untuk memperolehnya tidak semahal jika harus
menggunakan data primer.
3.6 Teknik Analisis Data
Khalayak merupakan salah satu ruang lingkup dalam penelitian
komunikasi. Khalayak merupakan masyarakat yang menggunakan media massa
42
sebagai sumber pemenuhan kebutuhan bermedianya. Ada dua tipe khalayak,
general public audience dan specialized audience. General public audience
merupakan khalayak yang sangat luas misalnya penonton televisi. Sedangkan
specialized audience dibentuk dari beberapa macam kepentingan bersama dari
anggotanya sehingga bersifat homogen. Anggota specialized audience heterogen
dalam umur, pendidikan, pendapatan, gaya hidup, dan sebagainya, tapi mereka
homogen dalam ketertarikan suatu bidang (Kriyantono, 2006 : 203). Dalam
analisis resepsi khalayak, penggunaan khalayak merupakan bagian yang sangat
penting karena khalayak merupakan sumber yang dapat digali informasinya.
Khalayak bisa disebut juga penonton. Setelah mereka menonton suatu tayangan,
maka mereka akan mencerna dan melakukan proses penciptaan makna (decoding)
untuk apa yang sudah mereka tonton. Penerimaan yang dihasilkan dari masing
masing khalayak akan berbeda beda walaupun tayangan yang mereka tonton
merupakan tayangan yang sama. Untuk melakukan penelitian tentang resepsi,
maka dapat menggunakan analisis resepsi khalayak.
Analisis resepsi khalayak adalah bagaimana khalayak memahami proses
pembuatan makna atau pemaknaan yang dilakukan khalayak saat khalayak
mengkonsumsi tayangan, program televisi, yang digunakan untuk melihat serta
memahami respon, penerimaan, sikap, dan makna yang dibentuk oleh penonton
(Ida, 2014: 161). Dalam penelitian analisis resepsi khalayak selalu menggunakan
teori encoding dan decoding, yaitu tentang bagaimana sumber memproses pesan
menjadi dapat diterima oleh khalayak, kemudian khalayak akan melakukan proses
penciptaan makna yang disebut decoding.
Menurut Hall dalam Morissan (2013: 550-551), khalayak melakukan decoding
terhadap pesan media melalui tiga kemungkinan posisi, yaitu posisi hegemoni
dominan, negosiasi, dan oposisi.
1. Posisi Hegemoni dominan (Dominan Hegemonic Position)
Hall menjelaskan hegemoni dominan merupakan situasi dimana “the
media produce the message; the masses consume it. The audiens reading
coincide with the perfect reading” yang berarti media menyampaikan
pesan kemudian khalayak menerimanya. Apa yang disampaikan oleh
43
media secara kebetulan juga disukai oleh khalayak.dengan kata lain, media
menggunakan budaya dominan yang berlaku dalam masyarakat dalam
menyampaikan pesan. Pesan yang dibuat harus disesuaikan dengan budaya
dominan di masyarakat. Jika khalayak menginterpretasikan pesan media
dengan cara cara yang dikehendaki media, maka media, pesan dan
khalayak sama sama menggunakan ideologi dominan.
2. Posisi Negosiasi (Negotiated Position)
Posisi dimana khalayak menerima ideologi dominan namun menolak
penerapannya dalam kasus tertentu. Sebagaimana Hall menjelaskan the
audience assimilates the leading ideology in general but opposes its
application in specific case.
3. Posisi Oposisi (Oppositional position)
Posisi dimana khalayak mengubah atau mengganti pesan yang
disampaikan media dengan pesan alternatif. Khalayak menolak makna
pesan media dan menggantikannya dengan cara berpikir mereka sendiri
terhadap topik yang disampaikan media.
3.7 Teknik Keabsahan Data
Dalam penelitian kualitatif, analisis triangulasi sangatlah penting, supaya
kesimpulan penelitiannya dapat sungguh valid, akurat, dan dipercaya. Dalam
tindakan penelitian sampelnya hanya sedikit, maka dibutuhkan pengambilan data
dari berbagai sudut pandang. Triangulasi adalah melihat suatu realitas dari
berbagai sudut pandang atau perspektif , dari berbagai segi sehingga lebih
kredibel dan akurat (Suparno, 2007 : 71). Menurut Denzin (1989) dalam Darwis
(2003 : 65) triangulasi adalah aplikasi studi yang menggunakan multi metode
untuk menelaah fenomena yang sama. Sedangkan menurut Sahide (2019 : 10)
prinsip triangulasi merupakan prinsip keabsahan data dengan klarifikasi data
melalui penggunaan saluran pengambilan data yang berbeda sampai data yang
didapat telah jenuh sehingga dapat diambil sintesa data yang absah.
Menurut Norman K. Denkin, dalam Mamik (2015 : 117-118) triangulasi
adalah gabungan dari berbagai metode yang dipakai untuk mengkaji fenomena
44
terkait dari sudut pandang atau perspektif yang berbeda. Triangulasi terdiri dari
empat hal yaitu: (1) triangulasi metode; (2) triangulasi antar peneliti; (3)
triangulasi sumber data; (4) triangulasi teori. Triangulasi ini dapat
dikombinasikan, dilakukan bersamaan dengan kegiatan lapangan, sehingga
peneliti bisa melakukan pencatatan data secara lengkap dengan demikian, data
yang dikumpulkan layak untuk dimanfaatkan.
Penelitian yang sedang peneliti kaji menggunakan triangulasi sumber data.
Triangulasi sumber data adalah menggali kebenaran informasi tertentu melalui
berbagai sumber perolehan data. Selain wawancara dan observasi, peneliti bisa
menggunakan observasi terlibat, dokumen, catatan, gambar, dan foto. Masing
masing cara itu akan menghasilkan data yang berbeda, kemudian memberikan
pandangan yang berbeda mengenai fenomena yang diteliti.
Peneliti ini melibatkan enam anggota Koes Music Fans Club dengan
kategori yang berbeda. Peneliti mengkategorikan dari segi usia, untuk
mendapatkan hasil / untuk mendapatkan data yang berbeda dan bervariasi.
Kategori usia senior >50 tahun dan kategori usia junior <30 tahun. Peneliti
melakukan observasi ke markas KMFC serta event yang diadakan KMFC,
kemudian peneliti melakukan wawancara mendalam mengenai nasionalisme
dalam talkshow “Yok Koeswoyo Jadi Agen Rahasia dan Nasionalisme Tanpa
Jemu” pada keenam informan dengan mengajukan pertanyaan pertanyaan yang
sama untuk memperoleh data yang peneliti butuhkan. Setelah wawancara
mendalam, peneliti melakukan triangulasi data dari pengamat musik yang
bernama Tato Sulistianto / Tato S / Tato Heygress. Keenam informan pasti
memiliki sudut pandang dan resepsi yang berbeda beda walaupun mereka berada
dalam komunitas yang sama. Triangulasi data dari pihak lain berguna untuk
memberikan data yang lebih konkret.
45
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
4.1.1 Media Indonesia
MetroTV mendapatkan izin siaran pada tanggal 25 Oktober 1999.
MetroTV merupakan anak Media Grup yang dipimpin oleh Surya Paloh. Surya
Paloh merupakan presiden perusahaan atau pemimpin perusahaan (CEO). Surya
Paloh memiliki banyak pengalaman dalam industri media lokal dan penerbit koran
nasional ketiga di Indonesia. Tenaga kerja awal Media Indonesia adalah 280
karyawan, dan sekarang perusahaan Media Indonesia memiliki 1200 karyawan
yang rata rata bekerja di ruang produksi dan area redaksi. MetroTV merupakan tv
berita. Selalu mengedepankan berita berita terbaru dan terpercaya untuk disajikan
kepada khalayak.
Gambar 4.1
Logo Media Indonesia
(https://images.app.goo.gl/aPCgXX8LCwiSqCTa8)
Diakses pada Kamis, 7/12/20, 18:10
MetroTV memberikan tayangan yang berkualitas, memberikan berita yang
rata rata adalah hard news. Sebagian besar konten konten MetroTV adalah berita
dan wawancara bersama orang orang ternama dan berpengaruh. Anak perusahaan
Media Grup bukan hanya MetroTV saja. Seiring perkembangan zaman, Media
Grup juga membuat kanal atau saluran berita pada YouTube. Media Grup
46
Indonesia memiliki anak perusahaan di kanal YouTube bernama Medcom.id.
Sama halnya dengan MetroTV, kanal YouTube Medcom.id memberikan tayangan
yang berisikan berita. Medcom.id memberikan berita yang dikemas kedalam
video talkshow dengan wawancara bersama orang orang yang berpengaruh.
Medcom.id berisikan Video talkshow untuk menyuguhkan informasi dan edukasi
(linkedin MediaIndonesia, dilihat pada Kamis, 7/12/20, 18:14).
4.1.2 Kanal YouTube Medcom.id
Medcom.id merupakan kanal YouTube yang berbeda dari kanal YouTube
lainnya. Kanal YouTube lainnya biasanya berisikan konten yang mengumbar
sensasi, menggoda, menipu atau biasa disebut prank, sampai konten yang
berisikan hal kriminalitas, mistik, dan seksualitas dieksploitasi habis oleh
youtuber youtuber muda sekarang ini. Media online sekarang ini hanya
mengutamakan kecepatan jualan dibandingkan dengan karya yang dihasilkan.
Sama hal nya dengan media televisi yang selalu bersaing dan berlomba lomba
untuk menyampaikan berita terupdate untuk apapun yang terjadi, termasuk berita
berita ringan. Kecenderungan viral konten dan selalu ingin menjadi yang terdepan
dalam menyampaikan informasi membuat kualitas sering terabaikan.
Medcom.id memberikan hal yang berbeda dari kanal kanal lainnya.
medcom.id memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri. Hal ini dilakukan
Medcom.id untuk menghasilkan sesuatu yang berbeda juga dari kanal lainnya.
keunikan kanal Medcom.id adalah mengutamakan kualitas video yang dihasilkan.
Kualitas yang dihasilkan sangat penting bagi suatu pemberitaan atau informasi
yang sifatnya berbobot dan berat. Medcom.id menggunakan cara depth interview
untuk menggali berita yang lebih dalam dan sah atas kebenarannya berdasarkan
narasumber yang terpercaya.
Kanal YouTube Medcom.id di ikhtiarkan bukan untuk menampilkan
jurnalisme baru, tetapi “jurnalisme lama” yaitu jurnalis yang merujuk kembali ke
akarnya. Mengedepankan cara jurnalisme yang sesuai dengan nilai nilai jurnalistik
yang ada seperti: (1) memiliki rasa ingin tahu yang disertai skeptisisme, (2)
melakukan cek ricek dan verifikasi ulang, (3) serta memperteguh nilai nilai
47
jurnalistik. Sebagai “News Video Portal” Medcom.id tampil dalam bentuk
multimedia. Konten dalam Medcom.id tidak hanya berisikan foto, dan teks, tetapi
juga audio, video, grafis dan video grafis. Lewat video yang dibuat dengan
informasi yang padat berisi, khalayak diharapkan mendapatkan informasi lebih
dan mendapatkan pencerahan serta inspirasi. Melalui tulisan tulisan yang
ivestigatif dan lengkap, khalayak juga diharapkan untuk bisa memahami isu, dan
mengambil keputusan. Bersama para awak berpengalaman serta jaringan media
grup yang terpercaya, Medcom.id juga memanfaatkan data publik kemudian
menyajikan dengan berita yang informatif melalui visual yang memikat
(Medcom.id, dilihat pada Rabu, 2/12/20, 02:08)
Gambar 4.2
Logo Medcom.id saat wawancara dengan Yok Koeswoyo
(Sumber : https://images.app.goo.gl/pdNz3g93XKa5mks28)
Diakses pada Rabu, 2/12/20, 02:15
Gambar 4.3
Logo Medcom.id terbaru
(Sumber : https://images.app.goo.gl/13AQvfgj4Eke3h697)
Diakses pada Rabu, 2/12/20, 02:20
48
4.1.3 Talkshow “Yok Koeswoyo Jadi Agen Rahasia dan Nasionalisme
Tanpa Jemu”
Talkshow “Yok Koeswoyo Jadi Agen Rahasia dan Nasionalisme Tanpa
Jemu” dalam Medcom.id berdurasi 01:03:35. Berisikan wawancara mendalam
dengan sang legenda musik Indonesia. Beliau bernama Yok Koeswoyo personel
dari band Koes bersaudara dan Koes Plus. Yok Koeswoyo merupakan bassis dan
vokalis serta pencipta lagu. Lagu yang beliau ciptakan dan terkenal sampai saat ini
berjudul “Kolam Susu”. Sebelum menjadi band Koes Plus, band yang pertama
kali dibentuk bernama Koes Bross (Koes Brothers). Band Koes Bross eksis pada
tahun 60. Namun, karena nama Koes Bross di anggap kebarat baratan maka nama
Koes Bross diganti menjadi Koes Bersaudara. Dengan kata lain, Koes Bersaudara
merupakan jelmaan dari band Koes Bross yang berganti nama. Personelnya sama,
hanya saja nama band nya berubah. Personelnya terdiri dari keluarga Koeswoyo
yaitu, Tonny Koeswoyo (lead guitar, keyboard, piano, vocal), Nomo Koeswoyo
(drum, vocal), Yon Koeswoyo (rhythm, vocal), dan Yok Koeswoyo (bass, vocal).
Band Koes Bersaudara eksis di tahun 1962. Saat sedang naik daun berkat karya
karya yang diciptakan, Koes bersaudara dipenjarakan pada tahun 1965 karena
musiknya dianggap berkiblat pada The Beatles, Rolling Stone, The BeGees.
Mereka dipenjarakan selama tiga bulan. Walaupun di dalam penjara, mereka tetap
menghasilkan karya karya lagu, seperti “Hidup dalam BUI dan Balada Kamar
15”.
Dalam talkshow “Yok Koeswoyo Jadi Agen Rahasia dan Nasionalisme
Tanpa Jemu” sang legenda hidup Yok Koeswoyo menceritakan semua
pengalaman pengalamannya beserta rekan rekannya saat di sergap dan di tahan
untuk dipenjarakan di penjara Glodok. Beliau juga menceritakan tentang suatu
tujuan yang dibentuk bung Karno perihal pemenjaraan band Koes Bersaudara
dalam lagu To The So Called Guilties. Saat masuk penjara, nama bandnya masih
Koes bersaudara belum berubah menjadi Koes Plus. Yok Koeswoyo juga
menceritakan tentang latar belakang penciptaan lagu lagu mereka yang liriknya
49
penuh makna. Saat beliau beserta rekan rekannya mendapatkan inspirasi, saat itu
pula penulisan lirik lagu di mulai.
Lagu lagu yang mereka ciptakan liriknya menceritakan keindahan alam
Indonesia. Salah satunya adalah lagu “Kolam Susu” Yok Koeswoyo menciptakan
lagu Kolam Susu karena mendapat inspirasi dari orang jerman. Saat itu Yok
Koeswoyo dan Tonny Koeswoyo pergi memancing di daerah kepulauan seribu
dan mobilnya mogok, kemudian mereka berdua meminta bantuan tumpangan, tiba
tiba orang asing berkebangsaan Jerman menghampiri mereka dan bertanya,
“kalian masih study atau bekerja dimana?”
Yok Koeswoyo dan Tonny Koeswoyo pun menjawab “Tidak, kami bermusik”
orang Jerman itu kaget dan berkata “wah kaya dong kalian”
Yok Koeswoyo membantah perkataan orang asing tersebut, “bagaimana mau
kaya? wong kita aja mau nyebrang ke Sumatera masih lewat laut”
orang berkebangsaan Jerman pun membantah perkataan Yok Koeswoyo dengan
mengatakan “kamu itu ga punya laut, all you have pool so milk”
saat itulah Yok Koeswoyo menyadari betapa kayanya lautan dan alam Indonesia
sampai sampai orang asing berkata bahwa laut Indonesia merupakan kolam susu.
Kolam susu berarti kemakmuran dan kekayaan, maka Yok Koeswoyo membuat
lagu yang berjudul “Kolam Susu”.
Selain menceritakan tentang karya karya berupa lagu lagu yang dihasilkan
berdasarkan inspirasi yang didapat dari pengalaman hidup, Yok Koeswoyo dalam
wawancara Medcom.id menjelaskan tentang kebenaran yang telah dirahasiakan
selama ini. Sebenarnya Koes Bersaudara di penjarakan karena ada misi
kenegaraan. Bisa dikatakan, dipenjarakannya Koes Bersaudara merupakan
permainan dari pemerintah untuk menjalankan kepentingan negara (durasi
00:19:00). Jiwa Nasionalisme mereka benar benar tanpa jemu, karena sebenarnya
mereka diutus oleh Ir.Soekarno untuk menjalankan misi negara. Tetapi mereka
diminta untuk diam dan tidak membocorkan kepada siapapun bahwa pemenjaraan
mereka hanyalah sandiwara. Dengan kata lain, Koes Bersaudara merupakan
bagian dari intelegent negara.
50
Gambar 4.4
Yok Koeswoyo bercerita
(Sumber :Medcom.id)
Koes bersaudara sangat mengagumi proklamator Indonesia. Koes
bersaudara juga sangat mencintai keindahan alam Indonesia, sehingga banyak
karya karya mereka yang inspirasinya berasal dari keindahan alam Indonesia.
Untuk membangun jiwa nasionalisme pada saat itu, Koes bersaudara menciptakan
mars yang berjudul “Jiwa Nusantara”.
4.1.4 Koes Music Fans Club
KMFC merupakan kependekan dari Koes Music Fans Club, awal mula
perkumpulan ini tercipta karena sekumpulan orang yang menyukai Koes Plus
selalu berkumpul dan selalu membahas hobi yang sama di tahun 2000. Tahun
2005 perkumpulan ini resmi menjadi komunitas yang legal yang di beri nama
Koes Music Fans Club. Pendiri sekaligus pengurus komunitas KMFC adalah
seorang seniman musik bernama Tedi Hendarwan. Markas komunitas ini berada
di wilayah jakarta barat kebon jeruk tepatnya di komplek pertambangan 1 no.5
Kelapa Dua. Komunitas KMFC sudah berdiri 20 tahun lamanya. KMFC memiliki
anggota dengan jumlah ±10.000 tersebar di pulau Jawa. Anggota KMFC tidak
51
harus diresmikan secara formal. Bagi KMFC, siapapun yang satu visi, misi, dan
hobi, mereka sudah menjadi bagian dari KMFC.
Gambar 4.5
Logo komunitas KOES MUSIC FANS CLUB
(Sumber : Tedi Hendarwan KMFC)
4.2 Hasil Penelitian
Berdasarkan video talkshow yang diteliti, peneliti membagi scene
pembicaraan Yok Koeswoyo mengenai nasionalisme menjadi sebelas
pembahasan. Bahasan pertama adalah pemahaman anggota Koes Music Fans Club
mengenai nasionalisme; bahasan kedua adalah saat Yok Koeswoyo menjelaskan
tentang inspirasi pembuatan lagu “Kolam Susu”; bahasan ketiga adalah pesan
untuk mencintai tanah air pada lirik lagu “Nusantara”; bahasan keempat adalah
saat Yok Koeswoyo memberikan istilah “sekarang itu kolam lumpur, bukan
kolam susu lagi”; bahasan kelima adalah skenario dipenjarakannya band Koes
Bersaudara untuk menjalankan misi rahasia; bahasan keenam yaitu penegasan
Yok Koeswoyo “kalau untuk bangsa dan negara, matipun rela”; bahasan ketujuh
tentang penciptaan lagu lagu untuk mempersatukan bangsa Indonesia yang
beragam suku, budaya, dan agama; bahasan kedelapan yaitu saat Yok Koeswoyo
52
menceritakan tentang Tonny Koeswoyo merupakan sosok yang keras
menyampaikan aspirasi sesuai dengan keadaan “kalau rumah kita bocor itu jangan
disuruh nampung air aja, atapnya itu diganti!”; bahasan kesembilan adalah, Yok
Koeswoyo menceritakan tentang album “To The So Called Guilties” yang
memberikan kode karena dituduh bersalah; bahasan kesepuluh pesan Yok
Koeswoyo agar “jangan meninggalkan identitas seni dan budaya daerah”; dan
yang terakhir bahasan kesebelas tentang filosofi jawa yang disampaikan Yok
Koeswoyo yaitu “sedulur papat lima pancer” merupakan dasar pembentukan
pancasila.
4.2.1 Pemahaman Anggota Koes Music Fans Club mengenai Nasionalisme
Dalam keseluruhan video talkshow “Yok Koeswoyo Jadi Agen Rahasia
dan Nasionalisme Tanpa Jemu”. Pembahasan pemahaman anggota Koes Music
Fans Club mengenai nasionalisme informan menyimpulkan keseluruhan video
talkshow mengenai nasionalisme, setiap informan akan memberikan penerimaan
yang berbeda beda, proses pembuatan makna masing masing informan berbeda,
itu semua tergantung dengan latar belakang pendidikan informan, pengalaman
masa lalu, dan pengetahuan dari informan. Menurut Informan pertama Tedi
Hendarwan, nasionalisme adalah sifat mencintai negeri. Sifat nasionalisme bisa
dilakukan ke dalam segala bidang asalkan mengarah kepada kecintaan terhadap
Indonesia.
“nasioalisme itu… mencintai negeri. Mengabdi sama negeri. Semua tergantung
bidangya masing masing. Kalau tentara ya harus melindungi negara, kalau guru
harus mengajarkan nilai nilai pancasila, kalau pelajar harus bisa bawa nama
Indonesia, kalau penyanyi yaa harus bisa ciptain musik yang liriknya ada unsur
nasionalismenya. Jadi tergantung ya… tergantung sama konteks dan bidangnya”
(Tedi Hendarwan, 06 Oktober 2020).
Informan pertama mengatakan bahwa apapun dan siapapun bisa menjadi
seorang nasionalis. Jika seseorang menunjukkan tindakan mencintai negeri, maka
dia sudah bisa dikatakan sebagai nasionalis. Semua itu tergantung dengan bidang
yang ditekuni.
53
Informan kedua memiliki pendapat yang sama dengan informan pertama.
Orang yang mencintai negaranya sudah menjadi seorang nasionalis. Sikap dan
tindakan adalah hal yang utama. Sikap nasionalis harus disertakan dengan
tindakan.
“setau papa, nasionalisme adalah orang yang mencintai Indonesia, yang mau
melakukan apapun demi membawa nama Indonesia menjadi lebih baik. Gitu...”
(Agusta Marzall, 28 Oktober 2020).
Informan kedua mengatakan bahwa, sepengetahuannya orang yang sudah
memiliki jiwa nasionalisme pasti akan melakukan apapun demi membawa nama
baik negara. Jika mampu membawa nama baik Indonesia, pasti akan membuat
Indonesia menjadi lebih baik lagi. Otomatis Indonesia akan dilihat baik oleh
negara negara lain.
Informan ketiga juga memiliki pendapat yang sama dengan informan
sebelumnya. Jiwa nasionalisme harus dibarengi dengan tindakan. Kemudian
informan kedua membandingkan nasionalisme tempo dulu dan sekarang.
“nasionalisme itu apa ya… rasa yang di barengin sama tindakan buat mencintai
bangsa. Kan kalau dulu harus perang, kalau sekarang ga perlu berperang, udah
enak. Tapi rasa nasionalisme itu harus tetep ada didalam diri kita. Kalau bukan
kalian kalian yang masih muda, siapa yang lagi mencintai negara nantinya?...
nah itu” (Herman Casette, 07 November 2020).
Informan ketiga mengatakan bahwasanya untuk menjadi seorang
nasionalis, tindakan dan perilaku merupakan hal penting. Jika tidak disertai
tindakan berarti tidak lengkap. Nasionalis di jaman dulu harus berperang, berbeda
dengan jaman sekarang, nasionalisme bisa dilakukan dalam hal apapun yang
bertujuan untuk mengangkat nama baik Indonesia. Hal itu merupakan kewajiban
bagi anak anak muda jaman sekarang.
Informan keempat berpendapat bahwa orang orang yang berjuang demi
Indonesia berarti memiliki jiwa nasionalisme. Nasionalisme merupakan sebuah
rasa di dalam jiwa. Jiwa nasionalis adalah ada didalam diri seseorang yang
membela negara.
54
“waduuh… baru mulai udah berat pertanyaannya hahaha. Nasionalisme itu tuh
orang orang yang berjuang demi bangsa Indonesia. Apa ya, bukan orangnya sih
yang disebut nasionalisme. Tapi jiwa nya, didalam dirinya itu ada semangat
juang yang tinggi untuk bela negara” (Susilo, 08 November 2020).
Informan keempat mengatakan selain memiliki rasa semangat untuk
membela negara, tetap harus ada tindakan perjuangannya. Sebab nasionalis
merupakan sifat. Jika tidak di terapkan ke dalam tindakan, maka akan menjadi sia
sia.
Informan kelima memiliki pendapat yang sama dengan keempat informan
sebelumnya. Nasionalisme merupakan rasa semangat perjuangan. Nasionalisme
merupakan rasa cinta terhadap Indonesia dalam segala hal. Membawa nama baik
Indonesia juga merupakan nasionalisme.
“jiwa nasionalisme itu, jiwa yang selalu membela tanah air, yang mencintai
Indonesia, yang membawa nama baik bangsa, pokonya segala tindakan yang
bikin nama bangsa itu naik” (Ghalifa Marzall, 28 Oktober 2020).
Informan kelima mengatakan dengan sangat tegas bahwa orang yang
berjiwa nasionalisme adalah orang membela tanah air. Intinya segala tindakan
dalam membela tanah air dan membawa nama baik bangsa disebut nasionalisme.
Informan keenam juga memiliki pendapat yang sama dengan informan
sebelumnya. Sama sama mengatakan bahwa nasionalisme adalah mencintai
Indonesia. Mencintai segala hal yang ada di Indonesia.
“Nasionalisme? Hmm… itu rasa cinta sama Indonesia. Bingung saya
ngejelasinnya. Ya menurut saya nasionalisme itu cinta sama negeri sendiri. Cinta
sama alamnya, budaya, pokonya semua teantang Indonesia” (Agus Setiawan, 20
November 2020 )
Informan keenam mengatakan bahwa mencintai negeri sendiri merupakan
nasionalisme. Mencintai alam Indonesia, budaya Indonesia dan lain lain. Apapun
yang menyangkut nama Indonesia haru dicintai.
Dari keenam informan tersebut, rata-rata mereka memiliki resepsi atau
penerimaan yang sama mengenai pemahan nasionalisme. Rata rata berpendapat
bahwa nasionalisme adalah sikap yang disertai tindakan dalam mencintai segala
55
hal yang ada di Indonesia. Seperti budaya, adat, alam Indonesia dan lain
sebagainya.
4.2.2 Inspirasi Pembuatan Lagu “Kolam Susu”
Dalam scene pertama durasi 00:07:25, host Shindu Alpito bertanya kepada
legenda hidup Yok Koeswoyo “bagaimana cerita dari lagu Kolam Susu? Kolam
susu ini apa?” Kemudian Yok Koeswoyo menjawabnya secara detail. Yok
menjelaskan cerita di balik lagu kolam susu. Saat itu Yok dan Nomo pergi
memancing ke pulau Seribu, kendaraan yang mereka kendarai mogok, kemudian
mereka melihat ada orang asing berkebangsaan Jerman, dan mereka melambaikan
tangan. Disinilah percakapan antara Yok, Nomo, dan orang Jerman tersebut
dimulai. Orang Jerman bertanya kepada Yok dan Nomo tentang pekerjaan
mereka, kemudian Yok dan Nomo menjawab kalau mereka bermusik. Orang
Jerman tersebut mengatakan bahwa Yok dan Nomo adalah orang kaya, karena
biasanya orang yang bermusik memiliki banyak uang. Tetapi Yok membantah
perkataan orang Jerman, dan mengatakan bahwasannya Yok dan Nomo tidaklah
kaya, karena jika ingin pergi ke Sumatera Yok dan Nomo masih melewati laut
(tidak lewat udara). Orang Jerman langsung berkata “all you have pool so milk”
dari kata kata inilah jiwa Yok tergerak dan langsung menyadari bahwa Indonesia
memiliki kekayaan berlimpah sampai lautnya saja diistilahkan sebagai susu. Jadi,
Yok mendapatkan inspirasi untuk membuat lagu kolam susu dari perkataan orang
jerman yang mengatakan “all you have pool so milk”. Terkait dengan pendapat
Yok Koeswoyo, Setiap informan memaknainya berbeda-beda.
Informan pertama bernama Tedi Hendarwan, Tedi adalah anggota KMFC
yang berusia senior yaitu 59 tahun. Tedi sudah bergabung KMFC selama 20 tahun
sejak tahun 2000. Namun pada tahun 2000 KMFC belum memiliki legalitas.
Sebelum melihat tayangan Dalam talkshow “Yok Koeswoyo Jadi Agen Rahasia
dan Nasionalisme Tanpa Jemu”, Tedi sudah mengetahui darimana inspirasi
pembuatan lagu “Kolam Susu” didapat. Di tambah lagi penjelasan Yok Koeswoyo
pada talkshow “Yok Koeswoyo Jadi Agen Rahasia dan Nasionalisme Tanpa
56
Jemu” membuat dirinya semakin yakin bahwa jawabannya memang benar. hasil
wawancara Tedi tentang pendapat Yok:
“saya sudah tau cerita ini, sebelum saya lihat tayangan tadi, saya juga sudah tau
cerita tentang kolam susu. Yok itu cerdas, setiap ada yang berkesan langsung
dibikin lagu. Ya… contohnya itu, lagu Kolam susu yang sampai sekarang masih
eksis. Hebat beliau. Awalnya itu gini, Yok itu pergi mancing sama Nomo, terus
dia ketemu sama orang Jerman. Orang Jerman kagum sama mereka berdua
karena mereka berdua pemusik. Nah… orang Jerman itu anggap kalo pemusik
berarti kaya. Tapi Yok nya ngebantah omongan orang Jerman, Yok bilang kalo
dia sama Nomo masih miskin karena mau ke Sumatera aja lewat laut. Terus
orang Jerman bantah omongan Yok dan bilang kalo semua lautan Indonesia itu
semuanya adalah susu. Yok itu jiwa nasionalismenya tinggi. Begitu dia denger
omongan orang asing, dia ga mau kalah sama orang asing yang bilang Indonesia
itu airnya susu semua. Akhirnya dia bikin lagu deh…. Liriknya itu kan
menceritakan kekayaan alam Indonesia yang berlimpah. Memang benar apa yang
dikatakan sama Yok itu. susu kan minuman yang paling banyak manfaatnya.
Sama juga alam Indonesia yang bisa bermanfaat untuk semua. Sebagai orang
Indonesia Yok lebih bangga dari orang asing itu. Dia mau jiwa nasionalisme dan
jiwa cinta tanah airnya dikenang sampai kemasa selanjutnya. Dan terbukti,
sampai sekarang lagunya masih eksis. Dulu sempet dipake buat jingle iklan
minuman di tv, iya toohhh? Jiwa nasionalisme kan bukan ikut perang aja, bikin
karya ngebangga banggain tanah air juga nasionalisme namanya”. (Tedi
Hendarwan, 06 Oktober 2020).
Informan pertama menyatakan bahwa jiwa nasionalisme juga bisa
dituangkan lewat karya, contohnya Yok Koeswoyo yang menulis lagu kolam
susu. Hasil karya akan dikenang oleh generasi selanjutnya. Dari lirik lirik yang
ada pada lagu kolam susu terdapat makna yang dalam. Informan pertama
memaknai “kolam susu” sebagai kekayaan alam berlimpah yang dimiliki
Indonesia. Mencintai negara sendiri itu tidak harus mengikuti perang, membuat
karya untuk membanggakan negara sendiri juga merupakan salah satu jiwa
nasionalisme.
57
Begitu pula informan kedua, Agusta Marzall yang berusia senior 60 tahun.
Merupakan anggota KMFC, Ia sangat terkesan melihat tayangan talkshow “Yok
Koeswoyo Jadi Agen Rahasia dan Nasionalisme Tanpa Jemu”. Agusta terkesan
karena isi wawancara di dalam tayangan ini sangat berbobot. Agusta berharap,
dengan adanya talkshow ini, generasi selanjutnya akan tetap mengenang Koes
Bersaudara dan Koes Plus sebagai band yang amat sangat berpengaruh di
belantika musik Indonesia dan pemusik yang paling memiliki jiwa nasionalisme
tinggi di antara pemusik lainnya. Agusta sudah mengetahui cerita sebenarnya
tentang lagu kolam susu. Setelah melihat tayangan ini ia takjub karena
pengetahuan yang ia miliki seputar Koes Bersaudara dan Koes Plus sama dengan
realitanya dan ia membenarkan perkataan Yok pada talkshow.
“itu semua emang bener... Lagu itu tuh terbentuk karena orang jerman. Yok itu
ga mau kalah, orang asing bisa bilang “all you have pool so milk” kenapa dia
engga. Perbincangan ini terjadi waktu Yok mancing sama Nomo di Kepulauan
Seribu. Akhirnya Yok nulis lagu Kolam susu. Yok tertampar sama kata kata orang
asing itu. Dia ngerasa bahwa dia itu harus lebih mencintai negara Indonesia dari
orang Jerman itu. Jiwa nasionalismenya dia udah bener bener tingkat tinggi.
Mana ada orang zaman sekarang bikin lagu yang bangga banggain kekayaan
alam Indonesia? Ga ada. Lagu kolam susu itu menggambarkan apapun sumber
daya alam di Indonesia bisa di manfaatkan, sampai sampai lautan yang asin
dibilang kolam susu, berarti kan manis hasil lautnya bisa bikin sejahtera. Jiwa
nasionalismenya dia patut di contoh sama generasi zaman sekarang”. (Agusta
Marzall, 28 Oktober 2020).
Informan kedua menyatakan bahwa cerita lagu kolam susu memang benar
seperti itu. informan kedua memaknai kolam susu sebagai kekayaan lautan
Indonesia, bisa mensejahterakan karena hasilnya seperti susu yang memiliki
banyak manfaat. Cerita tentang lagu kolam susu yang memiliki arti kekayaan
yang berlimpah. Ia berharap, generasi selanjutnya mengetahui tentang hal ini.
Karena di zaman sekarang ini jarang sekali orang yang berjiwa nasionalisme
tinggi. Karakter Koes Bersaudara patut dicontoh oleh generasi sekarang.
58
Informan ketiga bernama Herman Cassette, Herman adalah anggota
KMFC yang berusia senior yaitu 75 tahun. Setelah melihat tayangan talkshow
“Yok Koeswoyo Jadi Agen Rahasia dan Nasionalisme Tanpa Jemu”, Herman baru
mengetahui latar belakang pembuatan lagu kolam susu. Sebelumnya Herman
tidak mengetahui cerita sebenarnya. Yang ia ketahui, lagu kolam susu dibuat
hanya untuk menceritakan keindahan indonesia saja. Ternyata pada realitanya,
lagu kolam susu dibuat untuk menunjukkan kebanggaan terhadap kekayaan
Indonesia kepada orang asing.
“Loh… justru saya baru tau, setua ini saya gatau lagu kolam susu itu diciptakan
karna pernyataan orang asing, terimakasih yaa… setelah saya lihat tayangan opo
ini? yaa.. pokonya yang tadi, saya jadi paham jelas Koes Bersaudara itu punya
jiwa nasionalisme yang kuat yoo… sampe Yok bikin lagu sebegitu indah
maknanya. Bener deh saya gatau kalo lagu ini tercipta karena pernyataan orang
asing. Kolam susu itu lagu yang mendeskripsikan alam Indonesia yang
menguntungkan. Makannya diistilahkan sama susu. Karena susu kan minuman
yang manfaatnya banyak.” (Herman Casette, 07 November 2020).
Informan ketiga menyatakan bahwa ia tidak mengetahui cerita tentang
lagu kolam susu. Di umurnya yang sudah senja, dia baru mengetahui cerita
sedetail ini langsung dari Yok Koeswoyo yang diwawancara dalam tayangan
talkshow Medcom.id. Informan ketiga memaknai perkataan Yok tentang kolam
susu sebagai kekayan alam Indoensia yang menguntungkan bagi banyak orang. Ia
berterima kasih karena sudah memperlihatkan tayangan talkshow “Yok Koeswoyo
Jadi Agen Rahasia dan Nasionalisme Tanpa Jemu” karena ia jadi mengetahui
informasi yang belum ia ketahui.
Sama halnya dengan informan ketiga, informan keempat anggota KMFC
yaitu Susilo yang berusia senior, usianya sekarang 59 tahun. Susilo juga tidak
mengetahui persis cerita tentang inspirasi dari pembuatan lagu kolam susu. Susilo
hanya mengetahui bahwa lagu itu diciptakan karena kekayaan maritim Indonesia.
“yang saya tahu, ini lagu kolam susu itu dibikin karena Indonesia itu lautannya
gede, luas lautnya, banyak ikannya, hasil lautnya berlimpah pokoknya. Jadi Koes
Bersaudara bikin dah tuh lagu kolam susu. Kan bukan lautan hanya kolam susu,
59
jadi lautan itu seolah olah manis, manis itu dalam arti kata kaya. Di tayangan
tadi baru jelas cerita sebenarnya bagaimana. Ya namanya jaman dulu ya kan…
hp aja ga ada, informasi susah didapat kalo bukan dari tv sama radio. Itu juga
jarang jarang ada yang punya. Yang punya begituan itu udah kaya banget dulu
mah. Hebat banget ya berarti Yok Koeswoyo, bisa dapat inspirasi dari omongan
orang asing. Dan lagi dia gamau kalah sama orang asing buat bangga banggain
negaranya. Salut saya, nasionalis emang dia” (Susilo, 08 November 2020).
Informan keempat menyatakan bahwa tidak mengetahui banyak tentang
cerita inspirasi pembuatan kolam susu, yang ia tahu hanya lagu kolam susu
menceritakan tentang kekayaan maritim Indonesia. Informan keempat salut
dengan hasil karya Yok Koeswoyo yang menciptakan lagu atas dasar rasa cinta
dan kebanggaannya terhadap tanah air.
Informan kelima merupakan anggota KMFC yang berusia junior, informan
kelima bernama Ghalifa Marzall, berusia 22 tahun. Ghalifa sudah mengetahui
cerita tentang lagu kolam susu. Sejak kecil Ghalifa sudah diceritakan oleh
ayahnya yang merupakan penggemar Koes bersaudara juga.
“gua udah tau cerita ini, papa gua juga penggemar Koes Bersaudara. Dan
sekarang juga gua jadi penggemar berat Koes Bersaudara sama Koes Plus. Dari
kecil gua udah jadi personel band T-Koes, band pelestari lagu lagu legendaris
Koes Bersaudara sama Koes Plus. Gua appreciate banget sama mereka mereka,
biarpun pemusik, tapi mereka tetap jadi patriot bangsa. Menurut gua makna lagu
kolam susu itu ceritain kalo Indonesia itu kaya, makmur, sejahtera, tanah surga.
Surga men…. kebayang ga sama indahnya surga? Lo mau apa aja, ada disana.
Yok Koeswoyo itu bilang Indonesia itu tanah surga. Bangga banget dia sama
alam Indonesia. Lah anak muda zaman sekarang sukanya malah lagu yang pake
bahasa asing” (Ghalifa Marzall, 28 Oktober 2020).
Informan kelima menyatakan sudah mengetahui cerita tentang lagu kolam
susu. Ayahnya juga seseorang yang mengidolakan Koes Bersaudara sampai
menjadi Koes Plus. Sejak kecil, Ghalifa sudah menjadi personel band pelestari.
Band nya bernama T-Koes band. Ghalifa sangat appreciate dengan Koes
bersaudara karena mereka adalah seorang patriot yang berjiwa nasionalis.
60
Menurut informan kelima, makna lagu kolam susu menceritakan kalo Indonesia
itu kaya, makmur, sejahtera, tanah surga. Dimana kata kata surga diistilahkan
sebagai tempat yang indah, jika ingin sesuatu maka sudah tersedia. Yok
Koeswoyo itu bilang Indonesia itu tanah surga.
Informan keenam adalah informan terakhir yang berusia junior, usianya
saat ini 24 tahun, memiliki nama lengkap Agus Setiawan. Agus hanya menyukai
lagu lagu dari Koes Bersaudara dan Koes Plus tetapi tidak dengan ceritanya. Agus
bersemangat sekali melihat tayangan talkshow “Yok Koeswoyo Jadi Agen
Rahasia dan Nasionalisme Tanpa Jemu”. Karena Agus ingin mengetahui cerita
yang sebenarnya.
“gatau apa apa saya soal cerita Koes Bersaudara sama Koes Plus, saya Cuma
suka lagu lagunya. Begitu saya liat tayangan apa ini? wawancara Yok ya? Saya
jadi tertampar. Ga nyangka aja Yok Koeswoyo nyiptain lagu ini itu karena beliau
gamau kalah sama orang asing yang bilang kalo Indonesia itu lautnya kolam
susu. Saya yakin, Yok Koeswoyo juga tertampar karena perkataan dari orang
asing itu, makannya beliau bikin lagu kolam susu deh. Menurut saya, kolam susu
itu berarti kekayaan. Kayanya bukan Cuma lagu kolam susu yang nyeritain
tentang kekayaan Indonesia deh, banyak malah, lagu mereka itu rata rata isinya
Indonesiaisme banget. Apa namanya kalo cinta Indonesia? Hmm… iyaaa
nasionalisme yaa…” (Agus Setiawan, 20 November 2020 )
Informan keenam menyatakan bahwa ia tidak mengetahui persis cerita dari
band legendaris Koes Bersaudara dan Koes Plus. Ia hanya menyukai lagu lagunya
saja. Cerita tentang inspirasi lagu kolam susu pun ia tidak mengetahuinya. Hanya
memahami maksud liriknya saja. Makna kolam susu menurut informan keenam
adalah kekayaan. Ia berpendapat bahwa Koes Bersaudara dan Koes Plus sangat
Indonesiaisme.
Dari keenam informan tersebut, rata-rata mereka memiliki resepsi (making
meaning process) yang berbeda-beda terhadap cerita yang menjadi inspirasi
pembuatan lagu “Kolam Susu”. Pemaknaan terhadap cerita tersebut oleh ketiga
informan adalah mereka mengetahui cerita yang menjadi inspirasi pembuatan lagu
“Kolam Susu”. Berbeda dengan tiga informan lainnya yang mengatakan bahwa
61
mereka tidak mengetahui cerita tersebut sebelum melihat tayangan talkshow “Yok
Koeswoyo Jadi Agen Rahasia dan Nasionalisme Tanpa Jemu”.
4.2.3 Pesan Untuk Mencintai Tanah Air Pada Lirik Lagu “Nusantara”
Pada scene kedua durasi 00:10:30, host Shindu Alpito dan Yok Koeswoyo
membicarakan tentang “pesan untuk mencintai negeri pada lirik lagu
“Nusantara””. Lagu nusantara terdiri dari, nusantara I; nusantara II; nusantara III;
nusantara IV; nusantara V; nusantara VI; nusantara VII. Semua lirik yang ada
pada lagu nusantara merupakan suara hati dan manifestasi serta rasa syukur
sekaligus mempromosikan Indonesia.
Untuk yang lahir dan besar di nusantara, jangan berjiwa lain, apalagi
membeda bedakan suku, ras, dan agama. Kita semua sudah dimulai dengan
sumpah palapa, kemudian sumpah pemuda. Harus kita laksanakan bersama sama.
Semua ini adalah tugas untuk generasi sekarang ini, generasi penerus untuk
menjaga kesatuan bangsa. Kita semua sudah satu kesatuan, satu nusa dan satu
bangsa. Semua warga negara punya hak yang sama (Yok Koeswoyo, Medcom.id).
Menurut informan, lagu lagu nusantara semua liriknya adalah membangga
banggakan Indonesia atau nasionalis.
“bener banget… lagu nusantara itu semua liriknya adalah mebangga banggakan
Indonesia. Orang yang selalu bangga banggain negaranya sendiri berarti jiwa
nasionalisnya tinggi. Yang gatau lagunya bisa lihat di internet. Di lagu nusantara
I, liriknya bunyi begini “Ku harap kau tidak cemburu melihat hidupku, hidupku
bebas selalu kawanku, tiada yang memburu, di nusantara yang indah rumahku,
kamu harus tahu, tanah permata tak pernah kecewa, di khatulistiwa”. Nah…
begitu liriknya. Jadi yang Yok bilang di tayangan tadi itu bener. Lirik lagunya
emang punya pesan untuk mencintai negerinya sendiri yaa Indonesia…. dari lirik
itu saya bisa dapat pesan bahwa Indonesia itu kaya, sebenernya orang asing
cemburu sama kita. Cemburu…. Kita dinusantara itu kaya banget, segalanya
udah disediain sama alam. Ayolahh buat generasi sekarang harus sadar.
Banggain negeri sendiri, pakai produk negeri sendiri, lestarikan bahasa daerah,
lestarikan budaya daerah, dan satu lagi… rawatlah alam Indonesia ini, supaya
62
anak cucu kita bisa lihat keindahannya juga, bukan zaman Yok Koeswoyo doang
yang sadar akan cinta negara, kalian kalian ini sebagai penerus bangsa juga
harus punya jiwa nasionalis”. (Tedi Hendarwan, 06 Oktober 2020)
Informan pertama menyatakan, pesan yang terkandung pada lirik lagu
nusantara adalah selalu membangga banggakan negara sendiri. Ia berkata bahwa
sebenarnya orang asing sangat cemburu dengan nusantara/Indonesia. Indonesia
adalah negara yang kaya akan segala hal seperti, alamnya yang indah dan
menghasilkan, bahasa, dan budaya daerahnya yang beragam.
Informan kedua memiliki pendapat yang sama dengan informan pertama.
Menurut informan kedua, lirik lagu nusantara memang berisikan pesan untuk
mencintai tanah air. Lagu nusantara memiliki jiwa nasionalisme.
“loh iya, judul lagunya saja sudah nusantara. Yaa isinya tentang nusantara, yang
dimaksud Yok Koeswoyo waktu diwawancara medcom.id itu tuh gini, jangan
Cuma di era beliau saja yang jiwa nasionalismenya tinggi, di era sekarang pun
juga harus punya jiwa nasionalis. Jangan rusak keberagaman Indonesia,
nusantara itukan udah diawali sama sumpah palapa, terus sumpah pemuda, jadi
ga boleh cerai berai gitu aja. Suku, ras, budaya, agama di Indonesia itu memang
beragam, karena keberagaman itulah yang menjadikan Indonesia kaya, alamnya
juga indah bukan main… hutannya hijau, sawah yang menguning, di luar negeri
ga ada yang kaya begini.”. (Agusta Marzall, 28 Oktober 2020)
Informan kedua menyatakan bahwa banyak pesan yang terkandung dalam
lagu nusantara. Yok Koeswoyo menggaris besarkan untuk mencintai tanah air.
Menurut Agusta, mencintai tanah air itu harus menjaga keutuhan dari
keberagaman. Indonesia dibentuk dari kata nusantara yang sudah diawali dengan
sumpah palapa dan sumpah pemuda. Agusta berharap pesan cinta tanah air dalam
lirik lagu nusantara yang disampaikan oleh Yok Koeswoyo dapat diteruskan di era
sekarang.
Sama halnya dengan informan pertama dan kedua, informan ketiga
memiliki pendapat yang sama dengan kedua informan sebelumnya. Pesan yang
terkandung dalam lirik lagu nusantara untuk cinta tanah air itu banyak jenisnya.
63
Cinta tanah air bukan berarti memakai baju yang bertuliskan I love Indonesia.
Cinta tanah air dapat diwujudkan dengan sebuah kebanggaan.
“pesen Yok dalam lagu nusantara itu mencintai tanah air. Cinta tanah air itu
bukan hanya kita pakai baju I love Indonesia saja. Cinta tanah air itu banyak
jenisnya, saya saja yang sudah tua begini paham maksud yang dikatakan Yok itu
apa. Indonesia itu luas tenan tohh… alamnya bagus luar biasa, tapi anak
sekarang cita citanya adalah jalan jalan keluar negeri, padahal mengelilingi
negara sendiri saja belum. Anak sekarang itu budaya luar jadi panutan,
sedangkan budaya sendiri mati, ancurkan kalo kaya gitu caranya?. Yok itu
seumuran saya, di masa tuanya, dia juga merasakan apa yang saya rasakan, dan
saya juga merasakan apa yang dia rasakan. Kalo jiwa nasionalisme mati,
ancur…! makannya dia pesan untuk cinta tanah air.” (Herman Casette, 07
November 2020).
Informan ketiga menyatakan bahwa cinta tanah air merupakan kata utama.
Cinta tanah air itu memiliki banyak jenisnya. Bukan hanya memakai baju yang
bertuliskan I love Indonesia saja. Ada banyak makna yang tersirat dalam pesan
cinta tanah air dalam lagu nusantara.
Informan keempat juga berpendapat sama seperti informan informan
sebelumnya. Pesan dalam lagu nusantara adalah keindahan dan kekayaan alam
Indonesia. Menurutnya, alam Indonesia sangatlah indah, dan kekayaan alam yang
sangat berlimpah. Indonesia pantas untuk dicintai
“di lagu nusantara kan ada yang ceritain sawah menguning, padang yang hijau,
sama tanah permata. Ya itu sebenarnya kekayaan Indonesia. sawah menguning
itu pemandangan yang indah, selain indah juga ada hasil alamnya. Padang hijau
kalo diliat kan bikin adem, bikin tenang. Padang hijau juga menghasilkan hasil
alam, kita napas kan pake oksigen, tanaman hijau kan penghasil oksigen utama di
bumi. Terus ada tanah permata. Tanah kita itu unsurnya banyak mengandung
bebatuan dan logam mulia. Indah kalo di liat serta menguntungkan jika diolah
dengan benar. Yok itu sudah menggambarkan seperti itu, anak muda sebagai
generasi penerus harus mencintai tanah air sendiri, jangan sampai hasil bumi
64
direbut oleh bangsa asing. Generasi muda harus menanamkan jiwa nasionalisme
dalam diri” (Susilo, 08 November 2020).
Informan keempat menyatakan bahwa pesan Yok dalam lagu nusantara
adalah menceritakan tentang keindahan alam Indonesia dan hasil alam Indonesia.
Generasi muda harus memiliki jiwa nasionalisme agar keindahan alam tetap
terjaga dan hasil alamnya tetap milik sendiri, tidak direbut bangsa asing. Jiwa
nasionalisme harus ditanamkan pada diri masing masing.
Informan kelima juga berpendapat sama dengan keempat informan
sebelumnya yang berusia senior. Informan kelima adalah informan yang berusia
junior, tetapi dia mengerti pesan untuk cinta tanah air dalam lagu nusantara yang
dinyanyikan oleh Koes Plus. Karena Ghalifa hafal dengan lagunya, ia sangat
memahami artinya.
“lirik lagunya itu simpel, tapi kalau dihayati itu kita kaya ditampar. Kepikiran
sampe sebegitunya mereka ciptain lagu nusantara. Bangga banggain negara
sendiri lewat lagu. Keren men…! gua sebagai anak muda salut banget sama
pesen Yok Koeswoyo untuk mencintai tanah air. Negara Indonesia itu berawal
dari nusantara. Ada sumpah palapa, terus sumpah pemuda. Kita itu satu,
bersaudara, satu ibu, yaitu ibu pertiwi. Indonesia itu kaya, kaya akan budaya,
dan keindahan alamnya, dan Yok Koeswoyo berpesan di tayangan tadi, katanya
generasi sekarang harus jadi penerus yang memiliki jiwa nasionalisme. Ini
berarti tugas gua, elu, dan temen temen muda kita yang lainnya” (Ghalifa
Marzall, 28 Oktober 2020).
Informan kelima menyatakan bahwa dalam lagu nusantara, ada begitu
banyak pesan untuk mencintai negeri. Ia salut dengan jiwa nasionalisme yang
dimiliki oleh band Koes Bersaudara dan Koes Plus yang sudah menciptakan lagu
lagu untuk membanggakan Indonesia. Karena ia adalah informan junior, ia merasa
tertampar akan kata kata Yok Koeswoyo tersebut. Sebagai generasi penerus ia
bertugas untuk tetap menjaga kesatuan bangsa. Ia juga memperingatkan kepada
generasi muda yang lainnya agar selalu berjiwa nasionalis supaya tidak ada
perpecahan.
65
Informan keenam memiliki pendapat yang sama dari kelima informan
sebelumya. Ia menegaskan bahwasannya jiwa nasionalisme tidak harus
menciptakan lagu. Mencintai negeri sendiri itu mudah dilihat, tetapi sulit untuk
dilakukan dan diterapkan oleh diri sendiri.
“pesan untuk mencintai tanah air dari Yok Koeswoyo lewat lagu nusantara
emang nasionalis semua isinya. Jiwa nasionalisme itu diliatnya gampang, tapi
sebenernya jiwa nasionalisme itu susah untuk di lakuin dan di terapin. Susah
banget… jiwa nasionalis itu ga harus bikin lagu tentang Indonesia. Generasi
sekarang itu kalo berantem sedikit, ras, suku, agama dikata katain. Mengejek satu
sama lain. Padahal pesan Yok Koeswoyo adalah jangan sampai terjadi
perpecahan. Mau agamanya Islam, Kristen, Hindu, Budha, kita itu semua sama,
tuhan kita itu satu. Cuma cara menyembahnya aja yang berbeda. Janganlah bikin
keberagaman itu jadi perpecahan. Ga beres nanti” (Agus Setiawan, 20
November 2020).
Informan keenam menyatakan bahwa jiwa nasionalisme itu tidak hanya
membuat lagu tentang Indonesia. Bersifat toleransi dengan menerima
keberagaman ras, suku, dan agama juga merupakan jiwa nasionalis. Memang
terlihat gampang, tapi sebenarnya susah untuk diterapkan. Menjaga kesatuan
tanah air dengan sifat toleransi dan saling menghormati satu sama lain akan
menghindarkan perpecahan.
Dari keenam informan, rata-rata masing masing informan memiliki resepsi
atau penerimaan yang sama. Mereka beranggapan bahwasannya ada pesan untuk
mencintai tanah air pada lirik Lagu “Nusantara”. Lirik lagu nusantara
menceritakan alam Indonesia yang sangat indah dan tidak ada negara lain yang
memiliki keindahan alam seperti Indonesia. Rata rata informan memberikan
penjelasan tentang pesan dalam lirik lagu Nusantara berupa keindahan alam
Indonesia yang harus dijaga.
66
4.2.4 Yok Koeswoyo Memberikan Istilah “Sekarang Itu Kolam Lumpur,
Bukan Kolam Susu Lagi”
Pada scene ketiga, durasi 00:14:27. Yok Koeswoyo memberikan istilah
“sekarang itu kolam lumpur, bukan kolam susu lagi”. Saat Yok Koeswoyo
diminta oleh host Shindu Alpito untuk bernyanyi kolam susu, beliau menyebutkan
istilah tersebut, dan menyanyikan lagunya seperti ini,
“Bukan lautan hanya kolam lumpur”
“kail dan jala sudah banyak yang nganggur”
“tiada ikan tiada udang kau temui”
“semuanya sudah habis dicuri”
“orang bilang tanah kita tanah surga”
“tapi sayangnya salah kelola”
Informan pertama memiliki pendapat bahwasannya yang dikatakan Yok
Koeswoyo memang benar adanya. Dahulu lautan Indonesia merupakan kolam
susu, dalam arti lautan Indonesia memiliki kekayaan yang melimpah, hasil lautnya
bisa untuk menghasilkan keuntungan. Tetapi sekarang tidak lagi, bukan kolam
susu lagi.
“istilah tersebut itu emang kenyataannya begitu sekarang. Yok bilang kolam
lumpur, saya juga berani bilang kalo sekarang Indonesia itu kolamnya lumpur.
Hasil lautnya aja sudah di ambil sama orang asing. Nelayan asing kalo mancing
perahunya gede gede. Lah orang kitanya malah pake perahu kecil. Jelas beda…
ga ada hasilnya. Gimana mau sejahtera? Gimana mau hidup makmur? Kadang
nelayan kitanya salah kelola, mereka jual benih ikan mahal ke luar negeri murah,
terus luar negeri rawat ikannya sampai gede, terus kalo udah gede dijual lagi ke
Indonesia dengan harga yang mahal banget. Salah kan… alam udah nyediain tapi
orangnya kurang cinta alam. Cinta alam Indonesia juga termasuk jiwa
nasionalisme loh” (Tedi Hendarwan, 06 Oktober 2020).
Informan pertama menyatakan kalau nelayan Indonesia itu salah kelola
hasil lautan. Menjual benih ikan mahal dengan sangat murah ke luar negeri, dan
membelinya kembali dengan harga yang mahal. Tidak akan hidup makmur dan
67
sejahtera bila pengelolaannya salah. Harusnya menguntungkan, tapi malah
merugikan.
Informan kedua berpendapat sama tentang istilah yang dikatakan Yok.
Lautan Indonesia sudah jadi kolam lumpur. Tidak seperti dahulu yang menjadi
kolam susu. Zaman sekarang banyak orang yang serakah, jadi merugikan untuk
nelayan kecil.
“iyah bener, sekarang emang kolam lumpur, nelayan nelayan kecil menderita ko.
Nelayan kecil kan perahunya kecil jadi gabisa ngambil ikan banyak. Laut kita
emang menguntungkan, tapi ga menguntungkan buat semua. Laut kita itu
menguntungkan buat orang yang serakah. ngambil ikan banyak, ga di pilah dulu,
biar tetep terjaga ekosistem. orang kita itu jahat jahat sama alam, segala pake
pukat harimau, karang rusak, alhasil ga ada ikan lagi yang berenang disitu.
Menteri kelautan kita udah bagus padahal, bu susi pudjiastuti. Tapi kalo
orangnya susah di atur juga ga akan makmur. Mereka kurang mencintai alam,
kurang mencintai negara sendiri, jadi mereka yang serakah berlaku seenaknya
aja, ga mikir kalo alam itu warisan berharga buat anak cucu” (Agusta Marzall,
28 Oktober 2020).
Informan kedua mengatakan istilah “sekarang itu kolam lumpur, bukan
kolam susu lagi” adalah benar adanya. Banyak orang yang serakah, mengambil
hasil alam tanpa memikirkan ekosistem. Kemakmuran hanya bisa diambil oleh
yang serakah, sedangkan nelayan kecil yang susah. Orang serakah sudah
melupakan bahwa alam adalah warisan berharga bagi generasi selanjutnya.
Informan ketiga memiliki pendapat yang sama dari informan sebelumnya.
Kurangnya kesadaran menjaga kelestarian alam dan hasil alam adalah salah satu
masalah terbesarnya. Ketidakpedulian akan alam membuat lautan berubah
menjadi lumpur.
“lumpur itu kan lambang kesusahan, kalo susu kan lambang kemakmuran. Yang
Yok katakan itu bener. Alam itu menguntungkan kalo dikelola dengan baik. Opo
toh… nelayan gede pake bom sampe ikannya abis semua. Nelayan kecil yang ga
bisa mencari ikan ke tengah kan kasian ga dapet ikan. Iyalah… perahunya kecil,
jadi ga bisa jauh jauh ngambil ikannya. Laut yang abis di bom rusak, ga ada
68
ikannya, lumpur sudah… bukan susu lagi. Mencintai negeri bukan hanya lomba
ke Eropa terus bawa nama Indonesia saja. Buat apa pinternya? Mulai dari hal
kecil dulu, menjaga alam itu mencintai negeri juga kan” (Herman Casette, 07
November 2020).
Informan ketiga menyatakan bahwa, mencintai negeri tidak harus lomba
ke Eropa dan membawa nama Indonesia. Menjaga alam Indonesia merupakan hal
kecil yang dilupakan. Menjaga alam Indonesia berarti mencintai Indonesia, dan
mencintai Indonesia merupakan sifat nasionalisme.
Sama halnya dengan ketiga informan sebelumnya, informan keempat juga
memiliki pendapat yang sama. Pendapatnya adalah tentang suramnya laut
Indonesia seperti lumpur. Tidak ada yang bisa menguntungkan dari lumpur.
“susu kan manis, enak kan? Yaa… begitu lautan Indonesia dulunya. Dulu lautan
Indonesia bisa memakmurkan, karena hasilnya yang menguntungkan,
keindahannya juga terjaga. Kalo sekarang mah paittt… apasi yang bisa dijual
dari lumpur? Ga ada! udah bener bener suram. Yok aja yang bikin lagu kolam
susu sampe bilang kalo sekarang kolamya berubah jadi lumpur. Yaa itu betul
emang. Suram udah sekarang mah, ga kaya dulu lagi. Sedih kan? Sekarang aja
udah sedih, apalagi masa depan nanti. Sekarang aja udah lumpur, masa depan
jadi apaan? Jadi comberan?” (Susilo, 08 November 2020).
Informan keempat mengatakan lautan Indonesia yang sekarang sudah
pahit, tidak manis lagi seperti dulu yang masih jadi kolam susu. Lautan Indonesia
sekarang sudah suram. Tidak ada yang menguntungkan dari lumpur karena tidak
ada yang bisa dijual dari lumpur.
Informan kelima berpendapat, istilah tersebut menggambarkan keadaan
sekarang. Nelayan kecil yang susah, lautan yang rusak, air lautnya keruh, dan
hasil alam yang berkurang. Indonesia merupakan negara maritim. Jika dikelola
dengan benar, maka hasilnya adalah kemakmuran.
“sekarang kolam lumpur ya pantes, lautnya udah rusak, terumbu karang juga
rusak, udah jelek lautnya, laut yang rusak juga ga ada ikannya, airnya udah ga
bening lagi, airnya warna coklat. Selain udah ga indah lagi, hasil lautnya juga
berkurang. Ikannya di tangkep semua, di alam habitatnya jadi berkurang. Bener
69
tuh lirik baru yang dinyanyiin di tayangan tadi. Bukan lautan, hanya kolam
lumpur hahaha. Nelayan kecil hidupnya pada susah, karena hasil yang didapet
itu sedikit. Padahal Indonesia itu negara maritim, tapi lautnya udah jadi lumpur.
Percuma kalo bu susi doang yang berjuang biar hasil laut melimpah terus, tapi
yang laennya engga. Kata Yok kan gini, orang bilang tanah kita tanah surga, tapi
sayangnya salah kelola. Ya bener… kalo ga dikelola dengan baik, hasilnya juga
ga akan baik. Ini berlaku bukan Cuma buat laut, yang laen juga begitu”. (Ghalifa
Marzall, 28 Oktober 2020).
Informan kelima menyatakan bahwa, lautan sekarang pantas untuk disebut
kolam lumpur. Kondisi kolam lumpur sama dengan keadaan lautan sekarang yang
airnya berwarna cokelat. Jika pengelolaan nya benar, maka hasilnya akan baik,
bukan hanya di bidang kelautan saja yang harus benar pengelolaannya, ini berlaku
untuk semua bidang.
Informan keenam memiliki pendapat yang sama dari kelima informan
sebelumnya. Pada intinya kolam lumpur yang dimaksud adalah lautan yang sudah
tidak indah dan hasil lautnya sudah berkurang. Akhirnya kemakmuran akan
kekayaan dari laut hilang.
“Sekarang kolam lumpur yaa…? Ya emang benersih, bener banget. Gini nih, kita
lautannya luas banget tapi ikan masih import dari luar negeri. Aneh kan? Kita
lautnya indah banget, tapi kenapa aernya cokelat, kenapa ga ada ikannya, banyak
sampah nya. Ikan di import dari luar negeri itu karena kita ga kelola lautan
dengan baik, kualitas ikan kita kalah sama negara luar. Laut kita itu indah banget
tapi emang dasar orangnya aja yang ga peduli sama alam, buang sampah dimana
mana, sampe dilaut pun ada sampahnya. Sebenernya yang bikin kolam susu
berubah jadi kolam lumpur itu orang orangnya sendiri. Kalo kita kelolanya baik,
bener, kolam kita bisa jadi kolam susu lagi. semua tergantung dari rasa tanggung
jawab masing masing orang dan pilihan masing masing orang. Kalo dia ngerasa
bertanggung jawab buat mencintai lautan Indonesia yang indah, dia ga akan mau
buang sampah di laut apalagi sampe ngerusak laut. Terus… kalo pilihan orang
itu beli ikannya ikan import, berarti dia ga cinta sama hasil buminya sendiri”
(Agus Setiawan, 20 November 2020).
70
Dari keenam informan, rata-rata informan memiliki resepsi atau
penerimaan yang sama. Mereka beranggapan bahwa istilah yang dikatakan Yok
Koeswoyo “sekarang Itu kolam lumpur, bukan kolam susu lagi” memang benar
adanya. Penjelasan rata rata informan adalah membandingkan keindahan dan
kekayaan laut Indonesia zaman dahulu dan keindahan serta kekayaan laut
Indonesia saat ini. Perbandingan yang diberikan oleh informan memang sesuai
dengan realita Indonesia yang sekarang.
4.2.5 Skenario Dipenjarakannya Band Koes Bersaudara Untuk
Menjalankan Misi Rahasia
Pada scene keempat, durasi 00:19:04. Host Shindu Alpito bertanya tentang
dipenjarakannya Koes Bersaudara di glodok. Yok Koeswoyo mengatakan bahwa
semuanya itu bohong, semua itu hanya skenario pemerintah agar Koes Bersaudara
menjalankan misi negara untuk menyusup ke Malaysia. Tetapi karena ada
peristiwa G30S PKI Band Koes Bersaudara tidak jadi dikirim ke Malaysia.
Sebenarnya, Koes Bersaudara sudah mengetahui bahwa mereka akan ditangkap
dan dipenjara karena sudah mendapatkan mandat dari kolonel Koesno. Yok
Koeswoyo juga mengatakan bahwa rahasia itu tidak boleh dibuka, dan harus
bersikap seperti tidak mengetahui apapun.
Informan pertama membenarkan bahwa semuanya itu adalah bohong.
Dipenjarakannya Koes Bersaudara merupakan kebohongan. Semuanya adalah
taktik pemerintah pada saat itu untuk mengirim Koes Bersaudara ke Malaysia
dengan menjalankan suatu misi.
“penangkapan Koes Bersaudara itu cuma bohong. Penangkapan mereka itu
supaya ga keliatan aja sama kita. Seolah olah mereka di penjara karena mereka
berkiblat pada musik barat. Emang semuanya sudah diatur, sebelum di tangkap,
mereka juga sudah mengetahuinya bahwa mereka akan di tangkap dan
dimasukan ke penjara. Mereka rela di beritakan atas berita bohong, demi
menjalankan misi negara pada saat itu. Misinya itu menyusup ke Malaysia.
Karena mereka adalah seniman dan musisi, mereka akan lebih mudah menyusup
dan menjalankan misinya. Tapi ga jadi… karena pengiriman mereka ke Malaysia
71
bertepatan sama peristiwa G30S. mereka mau bela negara, menjalankan misi
negara, walaupun nama mereka menjadi buruk. Orang orang dulu tidak
mengetahui ini. karena memang benar benar rapih gituloh, dramanya itu rapih,
ga ada bocor” (Tedi Hendarwan, 06 Oktober 2020).
Informan pertama menyatakan, bahwa semua itu benar adanya. Semua
hanyalah skenario yang disusun sedemikian rupa agar masyarakat tidak
mengetahui hal yang sebenarnya. Koes Bersaudara rela namanya diberitakan
dengan tidak benar demi menjalankan sebuah misi rahasia pemerintahan, yaitu
menyusup ke Malaysia.
Informan kedua berpendapat sama dengan informan pertama. Ditangkap
dan dipenjara merupakan skenario pemerintah, agar misi negara tetap menjadi
rahasia. Koes Bersaudara merupakan seorang nasionalis, karena mereka rela
mengorbankan apapun demi menjalankan misi rahasia negara pada saat itu.
“Mereka itu orang orang hebat, rela nama mereka jadi buruk. jaman dulu kalo
udah di beritain ditangkap dan dimasukin ke penjara itu udah buruk banget. Tapi
mereka rela… hebat kan? Semua itu demi menjalankan misi rahasia negara untuk
menyusup ke Malaysia. Mereka itu jiwa nasionalisnya tinggi. Sebenernya mereka
itu ga pernah konser nyanyiin lagu barat, gaya mereka itu memang gaya yang
sedang trend waktu itu di dunia. Mereka mengikuti gaya dunia tujuannya hanya
untuk berjualan. Hanya saja mereka dulunya penyanyi cafe, kalo penyanyi cafe
kan nyanyi sesuai permintaan pelanggan iyaa kan? Nah… pelanggan itu pada
minta mereka nyanyiin lagu barat. Jadi sebenernya mereka itu orang yang ga
salah apa apa, mereka hanya terpilih untuk menjalankan misi rahasia negara”
(Agusta Marzall, 28 Oktober 2020).
Inforrman kedua menjelaskan tentang penangkapan dan pemenjaraan Koes
Bersaudara adalah skenario, semuanya hanya drama, dan bohong. Koes
Bersaudara di katakan mengikuti aliran barat agar pemerintah memiliki alasan
atas penangkapan mereka untuk konsumsi media. Hal itu dilakukan agar misi
rahasia negara tetap menjadi rahasia. Koes Bersaudara rela namanya menjadi
buruk, dan rela menjadi tersangka, demi menjalankan misi rahasia yaitu
72
menyusup ke Malaysia. Sebenarnya mereka sudah diberitahu akan ada drama
penangkapan mereka.
Informan ketiga berbeda dengan kedua informan sebelumnya. Informan
ketiga sama sekali tidak mengetahui bahwa penangkapan dan pemenjaraan Koes
Bersaudara hanya skenario. Ia juga tidak mengetahui Koes Bersaudara di penjara
untuk menjalankan misi rahasia negara.
“Loh saya gatau, ini saya baru tau setelah liat video tadi. Setua ini saya baru tau
kalo penangkapan Koes Bersaudara itu Cuma skenario. Saya juga gatau kalo
mereka jalanin misi rahasia negara. Saya baru tau sekarang. wong di berita
mereka itu ngikutin barat, jadinya di penjara. Hebat juga mereka, rela dijelek
jelekin negara demi menjalankan misi negara. Bener deh saya gatau apa apa,
baru tau ini. Kuat yaa mereka jaga rahasia selama ini…” (Herman Casette, 07
November 2020).
Informan ketiga menyatakan bahwa dirinya tidak mengetahui apapun
tentang berita ini. Ia hanya mengetahui tentang di penjarakannya Koes
Bersaudara. Ia tidak mengetahui skenario dipenjarakannya Koes Bersaudara
Untuk menjalankan misi negara. Herman hanya mengetahui berita yang tersebar
pada saat itu.
Informan keempat memiliki pendapat yang sama dengan informan ketiga.
Ia tidak mengetahui apapun tentang skenario dipenjarakannya Koes Bersaudara.
Ia hanya mengetahui bahwa Koes Bersaudara dipenjara karena musik dan
gayanya berkiblat ke barat.
“di penjara itu bukan gara gara musiknya ngikutin barat ternyata. Saya ga tau
nih cerita tentang misi rahasia kaya gini. Ga bisa banyak cerita saya, intinya
saya gatau. Keren juga mereka, musisi jadi intel negara. Tapi dulu nama mereka
udah jelek banget karena masuk penjara, dan mereka rela namanya jelek demi
jalanin misi rahasia negara. Dan ternyata itu cuma skenario, kalo kata kita mah
cuma maen maenan doang yaa… hebat lah mereka” (Susilo, 08 November 2020).
Informan keempat memberikan pernyataan yang sama dengan informan
ketiga. Ia tidak mengetahui tentang skenario dipenjarakannya Koes Bersaudara
untuk menjalankan misi rahasia negara. Ia hanya terkagum mendengar penjelasan
73
yang sebenarnya dari Yok Koeswoyo dalam talkshow “Yok Koeswoyo Jadi Agen
Rahasia dan Nasionalisme Tanpa Jemu”.
Berbeda dengan informan ketiga dan keempat, informan kelima sangat
mengetahui cerita tentang skenario dipenjarakannya band Koes Bersaudara untuk
menjalankan misi. Ia mengetahui bahwa semuanya hanyalah bohong belaka.
“gua tau ko… gua tau cerita ini dari papa gua. Waktu pemenjaraan di glodok,
nama bandnya masih Koes Bersaudara, belom berubah jadi Koes Plus. Koes
Bersaudara itu emang musisi, seniman, tapi mereka juga seorang patriot yang
punya jiwa nasionalisme tinggi, buktinya mereka adalah intel negara. Mereka
rela namanya jelek di depan publik demi jalanin misi dari bung Karno. Jadi,
cerita mereka di tangkep itu boong boongan, biar publik percaya bahwa mereka
dipenjara itu karna musiknya berkiblat kebarat, padahal kan sebenernya ga gitu.
Misinya itu nyelusup ke Malaysia, tapi ga jadi karena bertepatan sama G30S”
(Ghalifa Marzall, 28 Oktober 2020).
Informan kelima menjelaskan bahwa dirinya sudah mengetahui tentang
skenario dipenjarakannya Koes Bersaudara untuk menjalankan misi dari papanya.
Ia mengetahui bahwa semuanya hanya settingan, hanya drama, agar publik tidak
mengetahui yang sebenarnya tentang misi rahasia negara. Ia juga mengatakan
bahwa Koes Bersaudara merupakan patriot yang berjiwa nasionalisme.
Berbeda dengan informan kelima, informan keenam justru tidak
mengetahui tentang skenario dipenjarakannya Band Koes Bersaudara untuk
menjalankan misi. Yang ia ketahui adalah Koes Bersaudara dipenjara karena
aliran musiknya berkiblat kebarat baratan. Musiknya yang kebarat baratan
membuat bung Karno tidak menyenanginya. Dan akhirnya Koes Bersaudara
dipenjara di glodok.
“saya sih ga tau ya kalo mereka di penjara karena mau jalanin misi dari Bung
Karno. Yang saya tau mereka di penjara itu karena musiknya kebarat baratan
jadi Bung Karno gasuka sama mereka, soalnya Bung Karno itu kan orang nya ga
suka sama apapun yang mengarah ke barat baratan. Mereka di penjara di
Glodog. Itu sih yang saya tau… ini saya baru tau kalo mereka itu sebenernya
intel negara” (Agus Setiawan, 20 November 2020).
74
Informan keenam menyatakan bahwa dirinya tidak mengetahui cerita
tentang skenario dipenjarakannya Koes Bersaudara untuk menjalankan misi.
Apapun cerita dibalik skenario atas pemenjaraan Koes Bersaudara tidak ia
ketahui. Ia hanya mengetahui cerita yang sudah beredar luas saja.
Dari keenam informan tersebut, mereka memiliki resepsi (making meaning
process) yang berbeda-beda tentang sekenario dipenjarakannya band Koes
Bersaudara untuk menjalankan misi. Penerimaan informan tentang sekenario
dipenjarakannya band Koes Bersaudara untuk menjalankan misi oleh ketiga
informan sepakat membenarkan bahwa pemenjaraan Koes Bersaudara hanyalah
skenario untuk menipu mata khalayak / publik. Berbeda dengan tiga informan
yang menyatakan bahwa mereka tidak mengetahui informasi tentang skenario
dipenjarakannya band Koes Bersaudara untuk menjalankan misi.
4.2.6 Penegasan Yok Koeswoyo “Kalau Untuk Bangsa dan Negara, Mati
Pun Rela”
Pada scene kelima, durasi 00:23:01. Yok Koeswoyo menjelaskan bahwa
beliau adalah seorang Soekarnois, yang artinya pengagum Soekarno. Pada saat
pergantian orde lama ke orde baru terjadi perubahan pemerintahan, tetapi Yok
Koeswoyo tetap memasang foto Soekarno di depan rumahnya, beliau tidak takut
ditembak karena dianggap sebagai antek antek Soekarno. Host Shindu Alpito
bertanya tentang sikap politis pada masa pergantian orde lama ke orde baru
“apakah pak Yok tidak takut di tembak atau yang lain sebagainya?” Yok
Koeswoyo menjawab “tidak, kalau untuk bangsa dan negara, matipun rela”.
Menurut informan pertama, penegasan Yok Koeswoyo sangat nasionalis. Apapun
beliau lakukan demi negara. Tidak takut melawan apapun asalkan untuk negara.
“Yok itu memang patriot, ga takut dia sama hukuman kalo dia merasa benar. Di
tembak aja ga takut, makannya dia sampai bilang mati pun rela kalo untuk
negara. Zaman pergantian orde lama ke orde baru itu zamannya tembak
menembak. Salah sedikit aja di tembak, apalagi salah banyak. Kalo orang udah
punya prinsip kaya Yok, Udah jelas orang ini patriot, jiwa nasionalismenya ga
maen maen” (Tedi Hendarwan, 06 Oktober 2020).
75
Informan pertama menyatakan bahwa, orang yang berani berkata seperti
itu adalah patriot. Memiliki jiwa nasionalis yang tinggi. Jika menyangkut
negaranya, apapun akan ia lakukan demi negaranya.
Informan kedua memiliki pendapat yang sama dengan informan pertama
tentang penegasan Yok Koeswoyo. Jika seseorang sudah memiliki prinsip dalam
dirinya, akan menjadi jati diri untuk dirinya sendiri. Seorang patriot tidak takut
apapun apabila sudah menyangkut negaranya.
“waktu itu kan lagi rusuh rusuhnya, orang pada takut semua, apalagi pasang foto
Soekarno karena lagi masa peralihan pemerintahan. Yok mah beda… dia pasang
foto Soekarno di depan rumah. Orang aja pada ga berani lewat rumahnya karena
takut liat foto itu, bukan takut apa apa, tapi takut di tembak. Tapi Yok ga takut
sama sekali, sampai akhirnya Yok copot fotonya Soekarno karna kasian sama
orang orang, pada takut lewat. Yok itu kalo merasa benar dia ga akan takut, tapi
kalo dia ngerasa salah dia siap dihukum. Ga takut di tembak dia, berarti
nantangin mati kan hahaha… emang susah kalo udah punya rasa nasionalis,
udah jadi prinsip hidup” (Agusta Marzall, 28 Oktober 2020).
Informan kedua menjelaskan tentang rasa nasionalisme Yok sampai
menantang maut. Jika Yok Koeswoyo merasa benar, dia tidak akan takut
dihukum. Tetapi jika Yok merasa salah, dia siap dihukum. Apapun yang
menyangkut negaranya, Yok siap menghadapinya sampai rela mati.
Informan ketiga juga memiliki pendapat yang sama seperti informan
sebelumnya. Rasa nasionalisme di bangun dalam diri sendiri. Rela melakukan
apapun demi negaranya bahkan sampai mati merupakan jiwa nasionalisme.
“era orde lama menuju orde baru itu emang lagi kacau. Ada rezim inilah, ada
rezim itulah, waahh pokoe mumet waktu itu. Tidak bela si anu di tembak,
menjelekan si anu langsung hilang, dahlah… takut kalo mau macem macem. Tapi
Yok ini berani gituloh, dia itu malah pasang foto Soekarno di depan rumah. Dia
ga takut ditembak, karena emang menurut Yok pajang foto Soekarno itu haknya
dia” (Herman Casette, 07 November 2020).
76
Informan ketiga menjelaskan bahwa Yok Koeswoyo adalah orang yang
pemberani. Tidak takut apapun jika sudah menyangkut negaranya dan haknya.
Apapun yang menjadi kebenaran akan selalu Yok bela mati matian.
Informan keempat memiliki pendapat sama dengan ketiga informan
sebelumnya. Sama sama mengatakan bahwa Yok adalah seorang patriot yang
berani melakukan apapun demi bangsa dan negaranya. Bahkan mati pun Yok rela
demi bangsa dan negara.
“yaa kalo udah berani mati demi negara berarti nasionalismenya udah ga
diraguin lagi. Zaman sekarang udah ga ada yang rela mati demi negara. Macem
Yok begitu ga akan ada. Sampe ga takut peluru gitu. Gilaa kan… ga bisa
bayangin sih saya. Nyari masalah sendiri Yok tuh. Tapi selagi dia bener, ga akan
takut dia sama siapapun, apapun dia lakuin kalo itu bener” (Susilo, 08 November
2020).
Informan keempat menjelaskan bahwa perilaku Yok adalah hal yang gila
karena mencari masalah untuk diri sendiri. Tapi kegilaannya merupakan sisi
positif dari seorang Yok. Kegilaannya terhadap Soekarno, dan Indonesia membuat
dirinya menjadi seorang nasionalis.
Informan kelima juga mengatakan hal yang sama. Yok merupakan seorang
yang nasionalis. Tidak takut akan hukuman jika sudah menyangkut haknya,
kebenaran, dan negaranya. Apapun hukumannya akan beliau terima jika beliau
benar benar bersalah.
“gua gatau kerusuhan orde lama menuju orde baru karena belom lahir kan. Tapi
gua tau kalo oderlama itu masa pemerintahan Soekarno dan orde baru masa
pemerintahan Soeharto. Ada sebutan BenTo (Benteng Soeharto) masa peralihan
ini emang serem sih. Siapapun yang ga pro ke Soeharto akan di tembak mati atau
hilang begitu aja. Nah ini Yok malah pasang foto Soekarno gede gede di depan
rumahnya. Bener bener ga takut di tembak beliau. Karena menurut Yok pasang
foto siapapun itu hak beliau. Pasang fotonya juga dirumahnya, jadi ga
mengganggu. Karena menurutnya perilakunya udah bener, jadi dia ga merasa
takut sedikitpun. Kita bisa belajar dari Yok, kalo kita merasa benar itu ga boleh
77
takut, dan kalo kita salah harus siap di hukum” (Ghalifa Marzall, 28 Oktober
2020).
Informan kelima menyatakan bahwa kita bisa mempelajari sikap Yok atas
prinsip hidupnya. Apabila perilaku kita sudah benar, kita tidak boleh takut untuk
menghadapinya. Apabila perilaku kita salah, maka kita harus siap dihukum.
Informan keenam juga memberikan pendapat yang sama dengan informan
kelima. Sikap pemberani Yok yang memperjuangkan haknya patut di contoh.
Jangan mau ditindas oleh kekuasaan dan pemerintahan jika itu tidak benar. dalam
konteks yang berbeda, kata “pemberani” juga bisa digunakan pada segala bidang ,
bukannya hanya berani di tembak saja.
“zaman sekarang mana ada yang mau relain hidupnya buat negara? Ga ada
kan? yaa karena zaman sekarang juga bukan masanya peperangan pake peluru
atau pertumpahan darah. Zaman sekarang udah enak, tinggal kitanya aja yang
berani untuk memperjuangkan hak kita kepada siapapun. Jangan mau kalah sama
negara asing yang punya teknologi lebih canggih, Indonesia juga harus bisa
setara. Jangan mau di tindas negara asing lewat budaya. jangan lupa! Kita punya
kewajiban buat lestarikan budaya Indonesia. Dan budaya yang lestari adalah hak
bangsa. Apapun yang menjelekkan bangsa harus dilawan, bukan dengan
pertempuran atau peperangan, tetapi dengan ilmu dan pengetahuan. Mati matian
membela negara itu bukan berarti harus mati beneran, iya kan? Berusaha bawa
nama bangsa juga itu usaha yang mati matian yang harus sungguh sungguh.
Begitu…” (Agus Setiawan, 20 November 2020).
Informan keenam menjelaskan perbedaan arti istilah “kalau untuk bangsa
dan negara, mati pun rela” dahulu dengan sekarang. dulu kata “rela mati” berarti
benar benar kehilangan nyawa karena ikut perang, di tembak atau sebagainya.
Tetapi di zaman sekarang kata “rela mati” berarti berusaha mati matian dalam
meningkatkan ilmu pengetahuan, teknologi, infrastruktur dan lain lain mengenai
bangsa dan negara. Karena zaman sekarang bukan zaman peperangan dan
pertumpahan darah seperti dulu.
Dari keenam informan, rata rata mereka memiliki resepsi atau penerimaan
yang sama. Mereka beranggapan bahwa penegasan Yok “kalau untuk bangsa dan
78
negara, matipun rela” sangat nasionalis. Rata rata penjelasan yang diberikan
informan adalah keberanian yang dimiliki Yok merupakan keberanian seorang
patriot. Masing masing mereka ada yang mengetahui kericuhan pergantian era
orde lama ke orde baru, dan ada juga yang tidak mengetahui kericuhan yang
terjadi saat pergantian era orde lama ke orde baru.
4.2.7 Penciptaan Lagu Lagu Untuk Mempersatukan Bangsa Indonesia
Yang Beragam Suku, Budaya, dan Agama
Pada scene keenam, durasi 00:24:48. Host Shindu Alpito bertanya tentang
tujuan penciptaan lagu nusantara yang memiliki beberapa seri. Kemudian Yok
Koeswoyo menjawab “lagu nusantara diciptakan bukan dengan rencana, tetapi
tercipta dengan sendirinya. Lagu nusantara bertujuan untuk menanamkan rasa
mencintai Indonesia. Indonesia terdiri dari banyak budaya, suku dan agama. Ada
agama Islam yang mengajarkan kedamaian dan toleransi, ada agama Kristen yang
mengajarkan cinta kasih, budha, hindu juga mengajarkan kebaikan, semua agama
mengajarkan kebaikan, tidak boleh merasa paling baik, karena semuanya
bermuara kepada tuhan yang satu”. Yok Koeswoyo menggunakan lagu untuk
menyatukan bangsa Indonesia yang memiliki suku, budaya dan agama yang
berbeda. Yok berharap, orang lain bisa mencintai keberagaman yang ada di
Indonesia. Menurut informan pertama, cita cita band Koes Bersaudara dan Koes
Plus sangatlah mulia. Bahwasannya mereka menggunakan lagu dan karya untuk
mempersatukan bangsa dengan keberagamannya.
“Beliau beliau itu kalo soal negara dalem rasanya, cita cita mereka itu mulia.
Nyiptain lagu juga ga asal nyiptain, mereka punya tujuan di dalem lagunya. Liat
aja lagu nusantara yang sampe ada beberapa seri. Ya itu isinya mengajak kita
buat mencintai Indonesia, alamnya, kekayaannya, keberagamannya, kalo gatau
liriknya bagaimana, cari aja di google, di resapi bacanya pasti dalem rasanya.
Berasa deeggg gitu di dada” (Tedi Hendarwan, 06 Oktober 2020).
Informan pertama menjelaskan tentang cita cita mulia dari sebuah lagu
untuk bangsa Indonesia. Kekayaan dan keanekaragaman Indonesia merupakan
79
dasar dari terciptanya lagu lagu nusantara. Bukan hanya sekedar lagu yang enak
didengar, tetapi memiliki tujuan penting di dalam liriknya.
Informan kedua memiliki pendapat yang sama yaitu cita cita mulia dari
beberapa musisi untuk mempersatukan bangsa melalui lagu. Keberagaman
Indonesia harus dicintai, harus saling menerima, karena semuanya bermuara
kepada satu panutan. Tidak ada yang saling membeda bedakan. Ini merupakan
dasar dari penciptaan lagu lagu Band Koes Bersaudara dan Koes Plus yang penuh
makna.
“Kalian itu kan generasi penerus. Kalian harus bisa mencontoh hal yang baik.
Kalo kalian suka musik, yaa kalian harus ciptain lagu yang sifatnya persuasif
untuk kebaikan bersama. Yok itu bikin lagu pake penghayatan, ga di rencanain
bikin lagu itu, tapi di rasain. Bener kata Yok… sebuah lagu juga harus punya
tujuan. Biar lagunya itu berguna. Sambil menyelam minum air kalo kata
pribahasa. Sambil nyanyi tapi juga melakukan kampanye buat mencintai
keberagaman bangsa Indonesia” (Agusta Marzall, 28 Oktober 2020).
Informan kedua menyatakan bahwa, generasi penerus harus mencontoh hal
baik yang sudah dilakukan oleh generasi sebelumnya. Menciptakan sesuatu juga
harus memiliki tujuan. Menurut peribahasa “sambil menyelam, minum air”.
Informan ketiga memberikan pendapat tentang sifat yang ditunjukkan oleh
Koes Bersaudara adalah sifat yang baik. Jarang sekali, bahkan sampai sekarang
tidak ada musisi yang menciptakan lagu untuk mencintai bangsa sampai beberapa
seri. Hanya Koes Bersaudara yang memiliki sifat nasionalis seperti itu.
“Dah lah… udah ga bisa komentar apa apa saya. Sifat mereka emang udah
paling bener. Buktinya sampe sekarang ga ada musisi yang bisa nyiptain lagu
tentang mencintai bangsa sampe beberapa seri, ga ada… dari dulu sampe
sekarang yaa cuma mereka penyanyi yang nyiptain lagu buat ngajak orang dalam
hal mencintai bangsa. Lagunya itu kalo didengerin ringan, baru sekali denger
pasti langsung hafal. Tapi dibalik lagu yang ringan itu ada makna yang dalem,
ada tujuan yang baik buat para pendengarnya. Bukan Cuma lagu nusantara kok
yang ngajak pendengarnya buat cinta tanah air, masih ada lagu laen lagi”
(Herman Casette, 07 November 2020).
80
Informan ketiga menjelaskan tentang lagu Koes Bersaudara yang begitu
ringan dan mudah untuk dihafal. Tetapi di dalam lagu yang ringan, terdapat
makna yang dalam dan luar biasa. Tidak ada musisi yang seperti mereka sampai
sekarang.
Informan keempat berpendapat tentang penciptaan lagu itu tidak
sembarangan. Karena lagu akan didengarkan oleh banyak orang. Koes Bersaudara
menciptakan lagu yang bertujuan untuk mempersatukan bangsa Indonesia
merupakan hal yang kreatif.
“gini… dari lagu kita bisa ngerasain jatuh cinta, dari lagu kita bisa ngerasain
sedih, dari lagu kita bisa ngerasain bahagia. Lagu itu sebenernya ungkapan hati
seseorang. Lagu itu perannya penting, karena melambangkan apa yang lagi
dirasain sama seseorang. Nah , kalo kita dengerin lagu lagu Koes Bersaudara
yang liriknya punya tujuan untuk mencintai keberagaman, pasti kita juga ikut
merasakannya, ada rasa semangat jadinya didalam diri kita. Kalo musisi nyiptain
lagu cinta kan banyak, tapi kalo musisi yang nyiptain lagu buat mempersatukan
bangsa itu jarang. Bukan Cuma satu lagu Koes Bersaudara ciptain lagu buat
persatuan Indonesia, banyak…” (Susilo, 08 November 2020).
Informan keempat menjelaskan tentang kreatifitas tanpa batas untuk para
musisi. Berkreasi tidak hanya sekedar menciptakan lagu yang hanya enak
didengar, tapi harus memiliki arti dan dapat menimbulkan semangat bagi banyak
orang, terutama semangat untuk mencintai keberagaman Indonesia.
Informan kelima berpendapat tentang lagu yang mempersatukan bangsa
Indonesia seperti Bhineka Tunggal Ika. Lagu yang diciptakan karena didasari dari
perbedaan supaya saling bertoleransi, memiliki cinta kasih, dan tidak saling
membeda bedakan. Karena berbeda, maka akan saling melengkapi.
“Lagu beliau itu yang nyeritain Indonesia sama keberagamannya ibarat
semboyan bhineka tunggal ika. Lagu Koes Bersaudara itu punya tujuan, punya
misi. Mereka mau Indonesia ga ada perpecahan, saling toleransi antar sesama
umat, suku dan budaya. Saling meberikan cinta kasih, ya pokonya damai ga ada
perpecahan. Mereka berharap, lewat lagu mereka orang yang suka jelek jelekin
sesama warga Indonesia itu sadar kalo kita itu satu. Lagu mereka liriknya
81
gampang, kaya puisi yang di kasih nada. Jadi kita juga dengerinnya enak gitu…
kalo sambil merem sambil halu makna liriknya pasti kebayang” (Ghalifa Marzall,
28 Oktober 2020).
Informan kelima menyatakan bahwa lagu mereka seperti Bhineka tunggal
ika. Berisikan lirik yang mudah diingat dan dimengerti. Jika ingin menghasilkan
makna yang lebih dari sebuah lagu, maka harus dilakukan penghayatan dengan
cara mendengarkan sambil memejamkan mata, maka makna dari sebuah lagu akan
terlihat dalam pikiran.
Informan keenam memiliki pendapat yang sama dengan informan
sebelumnya. Bahwasannya lagu Koes bersaudara sama seperti bhineka tunggal ika
yang bertujuan untuk mempersatukan bangsa Indonesia yang beragam suku,
budaya dan agamanya. Melalui sebuah lagu, semangat persatuan bisa di bangun.
“tujuan bhineka tunggal ika kan mempersatukan bangsa Indonesia. Lagu mereka
juga punya tujuan yang sama kaya bhineka tunggal ika. Rasa didalam lagu di
bentuk sama pencipta lagunya. Kalo pendengar udah bisa kebawa suasana
berarti lagunya itu berhasil. Kaya lagu lagu di album nusantara nya Koes
Bersaudara, semua lirik lagunya itu tentang keberagaman Indonesia, alam
Indonesia yang kaya, pokonya yang bikin kita bangga jadi orang Indonesia. Yok
itu pengen kita bisa hidup berdampingan tanpa ada masalah, bukan cuma Yok aja
yang pengen begitu, personel yang laennya juga pengen kita semua bersatu”
(Agus Setiawan, 20 November 2020).
Informan keenam menjelaskan tentang harapan seorang musisi dari lagu
yang diciptakannya. Tujuan lagu bisa dilihat dari liriknya. Bisa membawa
pendengar kedalam jiwa persatuan merupakan keberhasilan dari lagu Koes
Bersaudara.
Dari keenam informan, rata rata mereka memiliki resepsi atau penerimaan
yang sama tentang penciptaan lagu lagu untuk mempersatukan bangsa Indonesia
yang beragam suku, budaya, dan agama. Informan kesatu, kedua, dan keempat
memberi anggapan bahwa Koes Bersaudara memiliki cita cita mulia untuk
mempersatukan bangsa lewat lagu. Informan ketiga memberi anggapan bahwa
menciptakan lagu untuk mempersatukan bangsa merupakan sifat nasionalis.
82
Sedangkan Informan kelima menjelaskan bahwa lagu yang mempersatukan
bangsa seperti Bhineka Tunggal Ika.
4.2.8 Tonny Koeswoyo Merupakan Sosok Yang Keras Menyampaikan
Aspirasi Sesuai Dengan Keadaan “Kalau Rumah Kita Bocor Itu
Jangan Disuruh Nampung Air Aja, Atapnya Itu Diganti!”
Pada scene ketujuh, durasi 00:29:10. Host Shindu Alpito membahas
tentang sifat keras Tonny Koeswoyo, kemudian Yok Koeswoyo menjelaskan
tentang sifat keras Tonny Koeswoyo. Tonny merupakan orang yang sangat
memegang prinsip dirinya sendiri dan tidak mendengarkan kata orang lain.
Menurut istilah jawa, sifat keras Tonny Koeswoyo disebut “jejeg”. Tonny
Koeswoyo pernah berbicara di depan hukum “kalau rumah kita bocor itu jangan
disuruh nampung air aja, atapnya itu diganti”. Tonny Koeswoyo membuat
seseorang tersinggung atas kata katanya tersebut. Menurut informan pertama,
penjelasan Yok Koeswoyo tentang sifat Tonny Koeswoyo yang keras. Tonny
adalah seorang yang berprinsip sangat kuat diantara saudara saudaranya. Yok
merupakan seorang yang berprinsip teguh, tapi masih kalah kuat dengan Tonny.
“sepengetahuan saya tetang Koes Bersaudara dan Koes Plus, Yok mempunyai
prinsip yang teguh, tetapi masih kalah kuat dengan Tonny Koeswoyo. Tonny itu
yang paling keras diantara yang lainnya. kalo Tonny udah ngomong, semuanya
ikut. Dulu Yok dan Tonny juga sempet bermasalah Karena sama sama keras.
Waktu itu kan Nomo selain bermusik juga suka berbisnis. Tapi Tonny gasuka
orang kaya Nomo, karena gapunya prinsip. Tonny suruh Nomo milih antara
bisnis atau musik, dan akhirnya kan Nomo pilih berbisnis. Jadi keluarlah dia dari
Koes Bersaudara. Setelah Nomo keluar, Yok gamau ngeband lagi karena menurut
dia ga lengkap tanpa ada Nomo (drummer). Sekerasnya batu sama batu, pasti
ada yang paling keras, yaa… itu Tonny. Toh... lama lama Yok mau ikut ngeband
juga walaupun tanpa Nomo” (Tedi Hendarwan, 06 Oktober 2020).
Lebih lanjut informan pertama menjelaskan kalimat yang dikatakan oleh
Tonny Koeswoyo. Informan pertama beranggapan bahwa kata kata tersebut
83
memang sebuah sindiran halus untuk sistem pemerintahan dan petinggi petinggi
negara.
“kalo di telaah, kalimat yang di bilang Tonny itu mengarah ke pemerintahan.
Menurut saya, kata “rumah” itu negara tempat kita tinggal, terus kata “atap” itu
petinggi negara atau pemerintahannya, nahh… kalo kata “bocor” berarti
kecurangan dan ketidak adilan, sedangakan kata “menampung air” adalah
menanggung kesalahan dari bagian atas. Jadi bisa di simpulin kalau sebuah
negara berantakan, jangan hanya rakyat yang dibawah saja yang disuruh
menanggung kesalahan, tetapi bagian pemerintahan dan atasan yang melakukan
kesalahan harus turun dari jabatannya, begitu. Berani banget tonny memang.
Susah kalo orang sudah punya sifat keras, apapun yang dia rasa salah, pasti akan
di tentang” (Tedi Hendarwan, 06 Oktober 2020).
Informan pertama menjelaskan kalimat Tonny Koeswoyo yang
disampaikan oleh Yok Koeswoyo. Jika dicermati dan ditelaah, kalimat itu
memang merupakan sindiran bagi orang orang atas / petinggi negara. Tonny
Koeswoyo menggunakan konteks bahasa tingkat tinggi yang menggunakan kiasan
kiasan, majas, dan pengandaian.
Informan kedua memiliki pendapat yang sama dengan informan pertama,
bahwasannya kalimat “kalau rumah kita bocor itu jangan disuruh nampung air aja,
atapnya itu diganti” merupakan kalimat sindiran halus mengenai sistem
pemerintahan beserta pengurus pengurusnya. Jika suatu negara mengalami
kekacauan, jangan hanya menyalahkan rakyat, tapi lihatlah sistemnya dan
pengurus pengurusnya. Jangan biarkan rakyat menderita karena kesalahan dari
atas.
“menurut saya, kalimatnya Tonny itu sindiran halus buat pengurus pengurus
pemerintahan. Kalo rumah bocor yaa jangan nampung air aja, tapi atapnya di
ganti. Sama halnya kaya negara, kalo negara kacau, jangan cuma salahin rakyat,
tapi liat atasannya udah pada bener apa belom ngurus negara. Intinya Tonny itu
nyuruh orang atasan ngaca. Sebelum salahin rakyat kecil, mereka harus ngaca
kesalahan mereka apa. Kalo ga sanggup ngurus negara yaa harus turun jabatan”
(Agusta Marzall, 28 Oktober 2020).
84
Informan kedua menyatakan bahwa yang harus di benahi dari sebuah
negara adalah pengurus pengurusnya. Keberhasilan suatu negara dan pengurus
negara, dapat dilihat dari kedamaian negaranya, dan tidak ada kecurangan pada
bidang apapun. Sebelum menyalahkan rakyat, pengurus negara harus berkaca diri
untuk kesalahan yang sudah mereka lakukan.
Informan ketiga juga memiliki pendapat yang sama tentang kata kata
Tonny. Menurutnya, kata kata itu ditujukan untuk pemerintah. Membiarkan
bawahan menanggung kesalahan yang dilakukan atasan bukan sistem
kepemimpinan yang baik.
“itu sepertinya buat pemerintah, jaman waktu itu kan lagi pergantian orde lama
ke orde baru. Ini juga hanya perkiraan saya. Saya kurang tahu apa masalahnya.
Tapi saya bisa ngerti kalau yang di maksud atap bocor dan harus diganti itu
pemerintah. Tapikan semua tergantung konteks dan situasi yooo… contohnya
kalo didalam rumah tangga kan atap itu melambangkan kepala keluarga, Ya kalo
di dalam pemerintahan berarti pemimpin. Kalau pemimpinnya ngebebanin rakyat
kecil atas kesalahan yang dilakuinnya yaa berarti ga baik” (Herman Casette, 07
November 2020).
Informan ketiga menyatakan bahwa ia kurang mengetahui permasalahan
waktu itu. Informan menyimpulkan istilah atap adalah pemimpin namun harus
disesuaikan konteks dan situasinya. Pemimpin yang tidak bertanggung jawab
bukanlah pemimpin yang baik.
Informan keempat berpendapat bahwa jika memang kata kata Tonny
ditujukan untuk pemerintah pada saat itu, berarti Tonny memang orang yang
sangat keras dan berani. Jika atap rumah sudah bocor, maka atapnya harus
diperbaiki. Menurutnya kata kata bocor itu bisa berbagai arti.
“kalau itu nyindir pemerintah yaaa berarti emang bener Tonny itu sifatnya keras,
berani juga. Ya bener dong, masa rumah bocor didiemin aja, dibenerin lah
atapnya. Atap itu pemerintah mungkin, tapi kalo kata kata bocor kan banyak
artinya. Bisa aja ga bener, bisa aja korupsi, pokonya banyak arti, ga bisa
nyimpulin juga saya” (Susilo, 08 November 2020).
85
Informan keempat menjelaskan tentang sifat Tonny yang berani dan keras.
Menurutnya atap merupakan pemerintah, dan bocor bisa diartikan ke berbagai
arti. Informan keempat tidak bisa menyimpulkan kata kata Tonny Koeswoyo.
Infroman kelima memilki pendapat bahwa kata kata Tonny Koeswoyo
belum tentu untuk menyindir pemerintahan. Kata kata itu disesuaikan dengan
situasi dan kondisi. Tidak bisa disimpulkan begitu saja jika tidak mengetahui
kondisi saat itu.
“gimana yaa, kata kata itu kan harus disesuaikan sama situasinya. Kalau gua sih
gatau keadaan waktu itu. Yaa tapi ada benernya juga siih kalo dipikir pikir, atap
rumah yang bocor itu harus diganti, kalo aernya ditampung terus kan salah,
bodoh berarti yang punya rumah. Nyambung sih kalo ditujuin ke pemerintahan”
(Ghalifa Marzall, 28 Oktober 2020).
Informan kelima menyatakan bahwa setiap kata kata yang dilontarkan oleh
seseorang tidak bisa disimpulkan begitu saja tanpa mengetahui situasi yang
dialaminya. Tetapi jika kata kata Tonny Koeswoyo di hubungkan dengan
pemerintahan benar juga. Jangan hanya menampung air saja, itu merupakan
tindakan bodoh karena atapnya yang harus diperbaiki.
Informan keenam berpendapat bahwasanya kata kata kiasan
yang memiliki makna dan ditujukan kepada seseorang berarti merupakan sindiran.
Begitu juga kata kata yang dilontarkan oleh Tonny Koeswoyo. Menggunakan kata
kiasan menggambarkan rumah yang bocor dan orang dibawahnya yang terus
menampung air.
“sindiran kan emang begitu. Ga to the point ngomongnya, tapi ngena banget.
Pake kata kata yang mengumpamakan. Tonny kan pake kata kata halus, ibarat
rumah yang bocor, terus orang dibawahnya nampung air terus. Ini termasuk
sindiran, karena artinya ngena banget. Kalo soal pemerintahan ya berarti
atapnya harus diganti, pemimpinnya berarti. Terus yang nampung aer terus
terusan itu rakyatnya. Kurang lebih kaya gitu” (Agus Setiawan, 20 November
2020).
Informan keenam menjelaskan tentang kata halus yang digunakan Tonny
seperti kata sindiran karena memiliki arti. Kata sindiran tidak merujuk secara
86
langsung, tapi melalui perumpamaan. Memang kata kata Tonny tidak to the point
menyebutkan pemerintahan, tapi jika di telaah maka akan mengarah kesana.
Dari keenam informan tersebut, mereka memiliki resepsi (making meaning
process) yang berbeda-beda tentang sifat keras Tonny Koeswoyo, menyampaikan
aspirasi sesuai dengan keadaan “kalau rumah kita bocor itu jangan disuruh
nampung air aja, atapnya itu diganti!”. Informan kesatu, kedua, ketiga, keempat,
dan keenam beranggapan bahwa kata kata Tonny Koeswoyo memang merupakan
sindiran halus untuk pemerintahan dan sistem pemerintahan pada masa itu.
sedangkan informan kelima beranggapan bahwa kata kata Tonny Koeswoyo
belum tentu menyindir pemerintahan, karena kata kata seperti itu bisa dikaitkan
dengan berbagai situasi dan kondisi yang sedang dialami.
4.2.9 Album “To The So Called Guilties” Yang Memberikan Kode Karena
Dituduh Bersalah
Pada scene kedelapan, durasi 00:39:55. Host Shindu Alpito membahas
tentang album To The So Called Guilties yang berisikan kode atau clue bahwa
sesungguhnya Koes Bersaudara itu masuk penjara atas tuduhan palsu. Tidak
bersalah tetapi dituduh dan kemudian masuk penjara. Album ini tercipta karena
kejadian pemenjaraan Koes Bersaudara yang sebenarnya di penjara karena untuk
menjalankan misi negara. Koes Bersaudara ingin memberikan informasi melalui
lagu kepada publik bahwa mereka itu hanya dituduh bersalah kemudian dipenjara.
Tetapi publik tidak memahami maksud dari Koes Bersaudara dalam lagu To The
So Called Guilties. Menurut informan pertama To The So Called Guilties artinya
tuduhan kesalahan. Dilihat dari judul, sebenarnya sudah terlihat bahwa lagu ini
memang menceritakan tentang mereka yang hanya dituduh bersalah dengan alasan
dan tujuan tertentu. Memang benar bahwa lagu To The So Called Guilties
berisikan kode kode agar publik mengetahuinya.
“dari artinya aja kan bisa dimengerti To The So Called Guilties itu kan tuduhan
kesalahan, dituduh bersalah. Jadi sebenernya ini tuh kode yaa, kode kalo mereka
Cuma dituduh bersalah. Sebenernya mereka ga ngelakuin kesalahan apa apa,
mereka dipenjara kan karena ada alesan tertentu. Alesannya yaa mereka jalanin
87
misi, biar misinya tetep rahasia jadi mereka rela dituduh bersalah. Kalo orang
yang cermat ngedengerin lagu ini pasti akan mikir. Musisi itu kan nuangin
perasaan sama apa yang dialaminya itu kan lewat karyanya, lewat lagu” (Tedi
Hendarwan, 06 Oktober 2020).
Informan pertama menjelaskan bahwa lagu merupakan sarana musisi
untuk menuangkan perasaannya. Melalui lagu To The So Called Guilties, Koes
Bersaudara menuangkan perasaan dan apa yang sedang mereka alami pada saat
itu. Pada saat itu mereka hanya dituduh bersalah untuk menipu mata publik agar
misi yang mereka jalankan tetap rahasia.
Informan kedua berpendapat sama tentang lagu To The So Called Guilties
yang memberikan sinyal kepada khalayak bahwa Koes Bersaudara hanya dituduh
bersalah. Koes Bersaudara berusaha untuk memberikan informasi agar publik bisa
mengetahui yang sebenarnya. Koes Bersaudara memberikan informasi melalui
lagu supaya misi yang mereka jalankan tetap rahasia.
“sesuai arti judul lagunya To The So Called Guilties itu kan artinya dipanggil
bersalah, dituduh. Kebetulan saat itu juga kan lagi rame ramenya pemenjaraan
Koes Bersaudara. Mereka itu bermusik, jadi mereka kasih informasi lewat lagu.
Engga secara to the point, tapi pake kata kata yang dibikin sedemikian rupa biar
lagunya enak didenger dan diselipin informasi dari mereka. Di video tadi Yok itu
ga nyesel dipenjara, Koes Bersaudara bikin lagu ini Cuma sekedar buat informasi
aja. Justru mereka seneng bisa ikut jalanin misi negara” (Agusta Marzall, 28
Oktober 2020).
Informan kedua menyatakan bahwa dari judul lagunya saja sudah terlihat
artinya. Jika diperhatikan dan didengarkan dengan teliti, maka akan menemukan
informasi didalamnya. Koes Bersaudara menciptakan lagu To The So Called
Guilties bukan karena mereka menyesal karena dituduh bersalah, mereka
menciptakan lagu tersebut hanya untuk menyampaikan informasi kepada publik
atau khalayak tanpa harus mengatakannya secara langsung.
Informan ketiga berpendapat bahwasannya sebuah lagu bisa dijadikan
sarana untuk menyampaikan informasi. Namun, informan ketiga tidak mengetahui
bahwa lagu lagu To The So Called Guilties yang berarti dituduh bersalah
88
diciptakan untuk memberikan informasi. Ia hanya menikmati lagu To The So
Called Guilties sebagai sarana hiburan saja.
“oiya saya tau lagu itu, artinya juga tau. Tapi saya ga tau kalau lagu itu buat
infoin ke orang orang tentang tuduhan bersalah. Yaa namanya juga musisi, wajar
wajar aja mereka nyiptain lagu buat nunjukin apa yang lagi mereka alamin. Jujur
saya ga tau kalau lagu ini itu isyarat. Saya cuma nikmatin lagu itu sebagai
hiburan aja, ga paham terlalu dalem sama lagu itu” (Herman Casette, 07
November 2020).
Informan ketiga menyatakan bahwa dirinya tidak mengetahui informasi
yang ada pada lagu To The So Called Guilties. Ia hanya mengetahui arti dari judul
lagunya saja. Ia hanya mendengarkan lagu tersebut sebagai hiburan, dan tidak
memahami maknanya terlalu dalam.
Informan keempat memiliki pendapat yang sama dengan informan ketiga,
ia tidak mengetahui bahwa lagu To The So Called Guilties merupakan clue dari
Koes Bersaudara. Menurutnya lagu To The So Called Guilties hanya hiburan
semata, dan sebuah musik yang enak didengar.
“ga tau saya kalau lagu itu bermaksud buat ngasih info ke masyarakat soal
perkara pemenjaraan. Yang saya tau lagu itu enak didengar, terhibur aja gitu.
Kalau orang awam kaya saya kan ga terlalu pahamin lirik apalagi yang pake
bahasa asing. Walaupun saya ga ngerti maksud lagu itu apa, tapi saya suka
lagunya. Soal lirik bahasa asing aja saya ga ngerti gimana mau mahaminnya….
hahaha” (Susilo, 08 November 2020).
Informan keempat menyatakan bahwa dirinya tidak mengetahui maksud
dari lagu To The So Called Guilties. Ia mengatakan bahwa tidak mengerti lirik
lagu yang berbahasa asing. Jika tidak mengerti arti liriknya, maka sudah otomatis
tidak akan mengetahui maksud dari lagu To The So Called Guilties.
Informan kelima berpendapat sama dengan informan pertama dan kedua.
Ia mengetahui bahwa sebenarnya lagu To The So Called Guilties memiliki
maksud untuk menyampaikan informasi kepada publik / khalayak. Koes
Bersaudara tidak bisa memberitahukan secara langsung, Koes Bersaudara
memberikan informasi karena dituduh bersalah melalui sebuah lagu.
89
“iya menurut sepengetahuan gua sih emang gitu. Lagu To The So Called Guilties
dibuat untuk ngasih penjelasan kenapa Koes Bersaudara bisa dipenjara.
Walaupun mereka ga secara langsung ngasih taunya, cuma lewat lagu.
Sebenernya mereka dipenjara itu kan buat jalanin misi negara. Tapi kan yang
diketahui sama orang orang mereka dipenjara karena nyanyi lagu lagu barat
yang ga disukain Soekarno. Dituduh bersalah berarti kan ga punya salah apa apa
terus di tangkep, boong boongan doang, buat nipu mata orang orang supaya
misinya ga keliatan” (Ghalifa Marzall, 28 Oktober 2020).
Informan kelima menjelaskan tentang pendapatnya mengenai lagu The So
Called Guilties. Lagu ini diciptakan untuk menjelaskan kepada khalayak bahwa
sebenarnya Koes Bersaudara hanya dituduh bersalah. Tragedi penggrebekan dan
pemenjaraan Koes Bersaudara hanyalah tipu muslihat supaya tidak ada yang
mengetahui bahwa mereka sedang ingin ditugaskan untuk menjalankan misi
negara.
Informan keenam berpendapat sama dengan informan ketiga dan keempat.
Ia hanya mengetahui lagunya saja, tetapi tidak mengetahui maksud dan tujuan dari
lagu To The So Called Guilties. Informan keenam mendengarkan lagu To The So
Called Guilties hanya untuk menghibur dirinya.
“saya aja baru tau tadi abis liat video wawancara itu, saya gatau kalo lagu To
The So Called Guilties itu ternyata kode buat ngasih tau orang orang kalo apa
yang mereka lihat dipemberitaan itu ga bener. Jadi Koes Bersaudara itu ngasih
tau yang sebenernya melalui lagu tapi orang orangnya aja yang pada ga ngerti.
Baru paham saya setelah denger penjelasan di video tadi” (Agus Setiawan, 20
November 2020).
Informan keenam menyatakan bahwa dirinya baru mengetahui maksud
lagu To The So Called Guilties dari tayang video wawancara Yok Koeswoyo
dalam Medcom.id. Sebelumnya ia tidak mengetahui apa apa tentang lagu tersebut.
Ia mendengarkan lagu To The So Called Guilties hanya untuk hiburan saja.
Dari keenam informan, mereka memiliki resepsi (making meaning
process) yang berbeda-beda tentang album “To The So Called Guilties” yang
memberikan kode karena dituduh bersalah. Informan kesatu, kedua, dan kelima
90
mengatakan bahwa lagu To The So Called Guilties merupakan sarana Koes
Bersaudara untuk memberikan informasi yang mereka alami, bahwa pemenjaraan
mereka merupakan tuduhan saja karena mereka tidak melakukan kesalahan.
Informan ketiga, keempat, dan keenam mengatakan ketidaktahuan informasi
dalam lagu To The So Called Guilties dan hanya meganggap lagu tersebut sebagai
hiburan.
4.2.10 Pesan Yok Koeswoyo Agar “Jangan Meninggalkan Identitas Seni Dan
Budaya Daerah”
Pada scene kesembilan, durasi 00:53:27. Yok Koeswoyo berpesan kepada
generasi penerus agar “jangan meninggalkan identitas seni dan budaya daerah”.
Jika seni dan budaya daerah tetap lestari, beberapa suku bangsa akan berpaling ke
nusantara. Dalam artian lain nusantara atau Indonesia bisa menjadi panutan bagi
bangsa bangsa asing dalam bidang kesenian. Budaya daerah Indonesia membuat
turis asing tertarik untuk melihat dan mempelajarinya. Jadi, tetaplah lestarikan
budaya dan kesenian Indonesia agar generasi selanjutnya tetap mengetahui budaya
dan kesenian daerah di Indonesia yang beragam. Menurut informan pertama,
pesan dari Yok Koeswoyo agar jangan meninggalkan identitas seni dan budaya
daerah adalah pesan yang baik. Jika tidak dilestarikan, maka generasi selanjutnya
tidak akan mengetahui beragam kesenian Indonesia. Melestarikan budaya dan
kesenian juga merupakan salah satu tindakan mencintai tanah air.
“menurut saya itu bagus. Pesan Yok itu bener. Biar anak cucu kita semua tau
kalo Indonesia itu punya budaya dan kesenian yang beragam. Kalo bisa orang
daerah tetep harus ajarin anak anak mereka ngomong bahasa daerah, biar ga
ilang bahasa daerah. Bahasa Indonesia memang bahasa persatuan, semua
memakai bahasa Indonesia. Tapi mempertahankan bahasa daerah juga bukan
suatu kesalahan kan. Ini contoh kecilnya saja. Masih banyak keberagaman di
Indonesia selain bahasa daerah. Cintain budaya daerah asal kalian, itu sama
dengan kalian mencintai tanah air juga” (Tedi Hendarwan, 06 Oktober 2020).
Informan pertama menjelaskan tentang rasa mencintai budaya daerah
masing masing berarti mencintai tanah air juga. Selalu mengajarkan nilai nilai
91
budaya daerah masing masing kepada anak anak sebagai penerus kehidupan.
Bahasa daerah jangan sampai punah untuk generasi selanjutnya.
Informan kedua berpendapat sama dengan informan pertama. Kebudayaan
dan kesenian bangsa merupakan daya tarik bagi anak bangsa supaya makin
mencintai bangsa sendiri daripada bangsa lain. Maka dari itu, sangatlah penting
melestarikan budaya dan kesenian bangsa untuk menanamkan jiwa nasionalisme
kepada genereasi penerus.
“itu emang penting, melestarikan budaya bangsa itu penting. Biar bangsa laen
kagum sama bangsa Indonesia yang punya beragam budaya. makannya semua itu
harus dilestariin. Kasian keturunan kita nanti, kalo budaya bangsa ga dilestariin
mereka ga akan tau budaya Indonesia yang beragam. Kalo kita udah mencintai
budaya sendiri, otomatis kita punya jiwa nasionalis. Makannya Yok ngasih pesen
supaya jangan ninggalin identitas seni dan budaya daerah, yaa tujuannya buat
itu. begitu…” (Agusta Marzall, 28 Oktober 2020).
Informan kedua mengatakan bahwa seni dan budaya daerah di Indonesia
harus terus dilestarikan. Semua itu bertujuan untuk menanamkan rasa cinta
terhadap tanah air dan menanamkan jiwa nasionalisme kepada generasi penerus.
Akan terlihat kasihan Jika generasi penerus tidak mengetahui budaya daerah di
Indonesia.
Informan ketiga juga sependapat dengan kedua informan sebelumnya.
Jangan meninggalkan budaya daerah supaya budaya daerah tetap lestari. Berbagai
daerah pasti memiliki ciri khas budayanya masing masing seperti, pakaian adat,
bahasa daerah, lagu daerah, dan tradisi adat daerahnya.
“semua budaya dan seni harus dilesitarikan. Budaya daerah itu macem macem
loh… ada baju adat, lagu daerah, bahasa daerah, sama tradisi tradisi adatnya.
Cara melestarikan budaya daerah itu sebenernya gampang. Kalo kita orang jawa
yaa pake bahasa jawa buat ngobrol sama orang rumah. Kalo orang sunda yaa
pake bahasa sunda kalo ngomong sama orang rumah. Ga harus full pake bahasa
daerah kok, ngomongnya tetep bahasa Indonesia, tapi di selipin bahasa bahasa
jawa biar anak anak denger dan ngerti. Cara kaya gitu juga namanya udah
melestarikan budaya bangsa. Harus bangga jadi orang Indonesia yang punya
92
budaya macem macem tapi bisa bersatu sama bahasa kesatuan Indonesia”
(Herman Casette, 07 November 2020).
Informan ketiga menyatakan bahwa budaya daerah itu macam macam, ada
pakaian adat, bahasa daerah, lagu daerah, dan tradisi daerah. Melestarikan budaya
daerah itu sangat mudah. Berbicara bahasa daerah dirumah dengan keluarga
merupakan cara untuk melestarikan bahasa daerah agar bahasa daerah tidak
punah.
Informan keempat sependapat dengan ketiga informan sebelumnya. Pesan
Yok Koeswoyo untuk tidak meninggalkan identitas seni dan budaya daerah
memang benar. Kesenian dan budaya daerah memang seharusnya dilestarikan.
Apapun bentuknya, tetap harus dilestarikan dan jangan sampai hilang ditelan
zaman.
“soal ngelestariin budaya emang kudu. Kita ini orang Indoensia, punya banyak
kesenian budaya. seni kan bukan lagu atau musik doang. Kain batik juga kan
namanya seni, dan batik itu warisan budaya Indonesia yang udah diakuin dunia.
Nah… generasi muda itu wajib melestarikan kesenian budaya Indonesia apapun
bentuknya. Baju adat, lagu, bahasa, adat, pokonya semua tetang Indonesia. Kalau
bisa generai muda ciptain karya seni yang berbau etnik Indonesia. Kan makin
mantep… jadinya dunia makin melek sama Indonesia” (Susilo, 08 November
2020).
Informan keempat menyatakan bahwa melestarikan kesenian budaya
Indonesia merupakan hal yang wajib dilakukan. Membawa kesenian budaya
Indonesia kepada dunia akan jauh lebih baik. Seperti kain batik yang sudah diakui
oleh dunia sebagai warisan budaya Indonesia.
Informan kelima juga sependapat dengan keempat informan sebelumnya.
Tetap melestarikan seni dan budaya daerah di Indonesia jangan sampai hilang
ditelan zaman. Tidak meninggalkan identitas seni dan budaya daerah berarti tidak
meninggalkan identitas diri.
“yaiyalah… identitas bangsa kan berarti identitas diri. Kalo identitas bangsa
ilang, berarti kita udah ga ada identitasnya dong. identitas bangsa itu kan
kesenian budaya Indonesia. Makannya kita yang muda juga harus lestarikan. Ga
93
susah melestarikan budaya Indonesia. Jangan malu buat berbahasa daerah. Kita
juga harus sadar diri, jangan terlalu mencintai budaya asing sampai sampai
melupakan budaya bangsa sendiri” (Ghalifa Marzall, 28 Oktober 2020).
Informan kelima menyatakan bahwa tidak perlu malu berbahasa daerah,
karena orang daerah dan orang kota sama saja. walaupun banyak bahasa daerah di
Indonesia tetapi kita tetap satu kesatuan yaitu bahasa Indonesia. Sebagai generasi
muda harus sadar diri, tidak perlu berlebihan mencintai budaya asing sampai
sampai budaya bangsa sendiri dilupakan.
Informan keenam juga berpendapat sama dengan informan kelima.
Memang seharusnya generasi muda melestarikan budaya dan kesenian bangsa.
Jika bukan generasi muda yang melestarikan budaya bangsa, maka lama kelamaan
budaya, adat, dan kesenian Indonesia akan menghilang.
“yaa beliau bener, Yok pesenin itu ke kita kita biar kita ga lupa, ga ninggalin
kesenian budaya bangsa sendiri demi kebudayaan asing. Kita harus lestariin
budaya daerah kita masing masing. Kalau bukan kita kita yang muda yang
melestarikan lalu siapa lagi? Iya kan?. Jangan sampai aset bangsa yang paling
berharga hilang seiring berjalannya waktu” (Agus Setiawan, 20 November
2020).
Informan keenam mengatakan bahwa kita harus melestarikan budaya
daerah masing masing. Jika tidak dilestarikan, budaya bangsa akan hilang. Jangan
sampai aset bangsa yang paling berharga hilang dengan seiring berjalannya waktu.
Kalau bukan generasi muda yang melestarikan, lalu siapa lagi?.
Dari keenam informan, rata rata mereka memiliki resepsi atau penerimaan
yang sama tentang pesan Yok Koeswoyo agar “jangan meninggalkan identitas
seni dan budaya daerah” bahwasannya kesenian dan kebudayaan Indonesia harus
dilestarikan supaya tidak hilang ditelan waktu. Mencintai kesenian budaya
Indonesia dan melestarikannya sama saja mencintai tanah air. Jika Mencintai dan
melestarikan kesenian budaya Indonesia, berarti sudah otomatis memiliki jiwa
nasionalisme.
94
4.2.11 Filosofi Jawa Yang Disampaikan Yok Koeswoyo Yaitu “Sedulur
Papat Lima Pancer” Merupakan Dasar Pembentukan Pancasila
Pada scene kesepuluh, durasi 00:56:07. Yok Koeswoyo menjelaskan
tentang filosofi jawa sedulur papat lima pancer. Yok Koeswoyo mengistilahkan
sedulur papat lima pancer sebagai dasar pembentukan pancasila. Menurut Yok,
pada saat di Dnd Soekarno duduk di bawah pohon sukun yang memiliki lima
cabang. Kelima cabang dari pohon sukun tersebut diibaratkan seperti filosofi jawa
sedulur papat lima pancer. Yok mengatakan bahwa sedulur papat berarti keadilan
sosial, musyawarah mufakat, persatuan, kemanusiaan yang adil dan beradab.
Sedulur papat merupakan hal yang baik. Setiap agama selalu mengajarkan hal
yang baik yang tertulis dalam kitab kitabnya, Taurat, Zabur, Injil, Al Qur‟an
semuanya akan mengarah kepada ketuhanan yang maha esa. Menurut informan
pertama, setiap orang berhak menyampaikan pendapatnya. Kita semua
mengetahui bahwa pembuatan pancasila itu tidak main main. Yok Koeswoyo
hanya mengistilahkan saja bahwa sedulur papat lima pancer merupakan dasar
pembentukan pancasila. Semuanya tetap mengarah kepada ketuhanan yang maha
esa.
“itu kan istilahnya Yok, semua orang kan bebas menyampaikan pendapat. Yok
mengistilahkan filosofi jawa sedulur papat lima pancer sebagai dasar
pembentukan pancasila. Kita semua juga udah tau kok kalo pembentukan
pancasila itu ga main main. Melalui proses musyawarah sampai akhirnya ketemu
mufakat. Jadi, Yok itu hanya mengistilahkan saja, karena sedulur papat lima
pancer memang mengarah kepada ketuhanan yang maha esa” (Tedi Hendarwan,
06 Oktober 2020).
Informan pertama mengatakan bahwa sedulur papat lima pancer
merupakan pengistilahan dari Yok. Filosofi jawa tersebut mengarah kepada satu
tujuan yaitu ketuhanan yang maha esa. Sama seperti pancasila, dari keempat
silanya, sila pertama dari pancasila adalah ketuhanan yang maha esa.
Informan kedua berpendapat sama seperti informan pertama bahwasannya
Yok hanya mengistilahkan filosofi jawa tersebut sebagai dasar pembentukan dasar
pancasila. Karena didalam sejarah, pembentukan pancasila melibatkan banyak
95
orang dan mengalami perdebatan panjang. Dari kelima sila dalam pancasila,
semua bermuara kepada ketuhanan yang maha esa, sama halnya dengan sedulur
papat lima pancer yang bermuara kepada ketuhanan yang maha esa.
“Yok itu cuma mengistilahkan, filosofi jawa dan pancasila kan bermuara kepada
ketuhanan yang maha esa. Di dalam sejarah juga diceritain pembentukan
pancasila itu melibatkan banyak orang, terus ada perdebatan panjang, ada ulama
ulama juga. Kita semua juga udah pada tau sejarahnya gimana. Tapi kan setiap
orang bebas berpendapat. Pada intinya, semua itu bermuara kepada ketuhanan
yang maha esa kan” (Agusta Marzall, 28 Oktober 2020).
Informan kedua menyatakan bahwa semua itu hanya pengistilahan.
Filosofi jawa sedulur papat lima pancer dan pancasila bermuara kepada ketuhanan
yang maha esa. Pada intinya, semua itu bermuara kepada ketuhanan yang maha
esa.
Informan ketiga memiliki pendapat yang berbeda, menurut informan
ketiga, filosofi jawa sedulur papat lima pancer adalah hal spiritual, tidak seperti
pancasila. filosofi jawa tersebut berisikan tentang proses pembentukan manusia,
sedulur papat terdiri dari getih (darah), pusar (plasenta), ketuban, ari ari, dan lima
pancernya adalah Nur Muhammad SAW. Filosofi jawa tersebut mengarah kepada
keagamaan, dan spiritual agama Islam.
“Kalo menurut saya pancasila sama sedulur papat lima pancer itu ga ada
hubungannya. Wong sedulur papat lima pancer isinya tentang spiritual agama
islam. Sedulur papat terdiri dari getih (darah), pusar (placenta), ketuban, ari ari,
dan lima pancernya adalah Nur Muhammad SAW. Filosofi itu isinya begitu,
bukan kemanusiaan yang adil dan beradab, musyawarah mufakat, bukan keadilan
sosial. Jadi, filosofi jawa itu bukan dasar pembentukan pancasila. Jelas beda… ”
(Herman Casette, 07 November 2020).
Informan ketiga menjelaskan tentang filosofi jawa sedulur papat lima
pancer, filosofi tersebut sebenarnya merupakan spiritual agama islam. Sangat
berbeda dengan pancasila, dari isinya saja sudah berbeda, apalagi maknanya. Jadi,
filosofi jawa tersebut bukanlah dasar pembentukan pancasila.
96
Informan keempat juga memiliki pendapat sama dengan informan ketiga.
Informan ketiga mengatakan bahwa pancasila dan filosofi jawa sedulur papat lima
pancer itu berbeda. Jadi, sedulur papat lima pancer tidak bisa dikatakan sebagai
dasar pembentukan pancasila. Dalam sejarah, pancasila dibentuk melalui
musyawarah.
“sedulur papat lima pancer sama pancasila itu beda jauh. Dasar pembentukan
pancasila bukan dari filosofi ini setau saya. Menurut saya sih, filosofi jawa itu
mengarah ke kerohanian. Sedangkan pancasila itu kan pedoman bangsa
Indonesia. Intinya, dua duanya ini beda jauh, Udah itu aja” (Susilo, 08
November 2020).
Informan keempat mengatakan bahwa pancasila dan filosofi jawa sangat
berbeda. Menurutnya, filosofi jawa mengarah kepada kerohanian. Sedangkan
pancasila adalah pedoman untuk bangsa Indonesia.
Informan kelima memberikan pendapat berbeda dari keempat informan
sebelumnya. Informan kelima berpendapat bahwa dirinya tidak mengetahui
apapun tentang filosofi jawa yang dikatakan Yok. Informan kelima hanya
memahami pancasila.
“gua gatau filosofi jawa itu, sedulur papat lima pancer gua gatau. Ga ngerti
hahaha… yang gua tau cuma pancasilanya aja. Haduuh gua juga bingung mau
bilang apa, karena emang bener bener gatau. Tapi sih tadi pas gua dengerin
videonya emang sama sih kaya pancasila, jadi filosofi sama pancasila itu sama
sama bertujuan ke ketuhanan yang maha esa” (Ghalifa Marzall, 28 Oktober
2020).
Informan kelima menyatakan bahwa ia tidak mengetahui tentang filosofi
jawa sedulur papat lima pancer. Informan kelima hanya membicarakan ulang apa
yang dikatakan Yok Koeswoyo di dalam video talkshow tentang rasa ketuhanan
yang membuat persatuan Indonesia. Dirinya hanya mengetahui dan memahami
dasar negara pancasila.
Informan keenam memilki pendapat yang sama dengan informan kelima
tentang ketidaktahuannya terhadap filosofi jawa sedulur papat lima pancer.
97
Informan kelima hanya mengetahui isi dari sila sila pancasila. Informan kelima
baru mengetahui ada filosofi sedulur papat lima pancer dari video talkshow.
“waduuh saya kurang tahu. Itu kaya filosofi jawa kuno, anak seumuran saya
belom tentu tau filosofi sedulur papat lima pancer. yaa mungkin sedulur papat
lima pancer itu sama kaya pancasila. Ada kemanusaiaan yang adil dan beradap,
ada persatuan Indonesia, ada musyawarah dan mufakat, ujung ujungnya semua
mengarah ke tuhan yang maha esa. Begitu mungkin, jadi disebut sebagai dasar
pembentukan pancasila deh” (Agus Setiawan, 20 November 2020).
Informan keenam menyatakan ketidaktahuannya terhadap filosofi jawa
tersebut. Yang diketahuinya hanya sila sila pancasila saja. Informan keenam juga
mengulang kata kata Yok di dalam video talkshow.
Dari keenam informan, mereka memiliki resepsi (making meaning
process) yang berbeda-beda tentang filosofi jawa yang disampaikan Yok
Koeswoyo yaitu “sedulur papat lima pancer” merupakan dasar pembentukan
pancasila. informan kesatu, kedua, ketiga, dan keempat beranggapan bahwa itu
hanyalah pengistilahan Yok saja. Yok mengistilahkan filosofi jawa sebagai dasar
pembentukan pancasila karena memiliki kesamaan yaitu mengarah kepada
ketuhanan yang maha esa. Berbeda dengan informan kelima dan keenam, mereka
tidak mengetahui filosofi jawa tersebut, jadi informan kelima dan keenam hanya
mengulang perkataan Yok pada video talk show.
4.3 Pembahasan
Berdasarkan data yang dikumpulkan peneliti dari metode observasi dan
wawancara mendalam, peneliti akan menjelaskan bagaimana analisis resepsi
anggota Koes Music Fans Club mengenai nasionalisme pada talkshow “Yok
Koeswoyo jadi agen rahasia dan nasionalisme tanpa jemu”. Encoding merupakan
proses pembentukan formulasi pesan yang akan disampaikan. Sedangkan proses
decoding merupakan kebalikan dari proses encoding. Decoding adalah bagaimana
penerima menginterpretasikan pesan yang disampaikan pembicara / sumber
(Ruky, 2002 : 183).
98
Dari sebelas Informasi mengenai nasionalisme yang dijelaskan dalam
talkshow “Yok Koeswoyo jadi agen rahasia dan nasionalisme tanpa jemu”
memiliki penerimaan yang berbeda-beda dari keenam anggota Koes Music Fans
Club. Informan menyatakan informasi tentang pemahaman anggota Koes Music
Fans Club mengenai nasionalisme adalah sifat nasionalisme merupakan sifat
mencintai Indonesia, dan membawa nama Indonesia menjadi lebih baik lagi.
Selanjutnya informan menyatakan informasi mengenai inspirasi pembuatan lagu
“Kolam Susu” merupakan sebuah kebanggan akan kekayaan alam Indonesia.
Selanjutnya informan berpendapat mengenai informasi pesan untuk mencintai
tanah air pada lirik lagu “Nusantara”. Menurutnya informasi yang didapat dari
tayangan talkshow “Yok Koeswoyo jadi agen rahasia dan nasionalisme tanpa
jemu” dalam Medcom.id, lirik lagu “Nusantara” memang berisikan tentang
kecintaan dan rasa nasionalis Koes Bersaudara terhadap tanah air dengan
menceritakan keindahan alam yang dimiliki Indonesia tetapi tidak dimiliki negara
lain. Informasi tentang Yok Koeswoyo memberikan istilah “sekarang itu kolam
lumpur, bukan kolam susu lagi” memang benar adanya. Zaman sekarang
keindahan dan kekayaan laut Indonesia sudah tidak seperti dulu lagi akibat
pencemaran dan salah dalam pengelolaan. Informasi tentang skenario
dipenjarakannya Band Koes Bersaudara untuk menjalankan misi rahasia negara
memang benar. informan menjelaskan bahwa band Koes Bersaudara dipenjara
untuk menjalankan misi rahasia menyelusup ke Malaysia. Informasi tentang
Penegasan Yok Koeswoyo “kalau untuk bangsa dan negara, mati pun rela”
merupakan penegasan Yok pada saat pergantian pemerintahan orde lama ke orde
baru. Menurut informan, pada saat itu memang terjadi kericuhan dan tembak
menembak. Informasi tentang penciptaan lagu lagu untuk mempersatukan bangsa
Indonesia yang beragam suku, budaya, dan agama memang benar. Menurut
informan Koes Bersaudara menciptakan lagu memang bertujuan untuk
mempersatukan bangsa yang beragam suku, budaya, dan agama seperti Bhineka
Tunggal Ika. Informasi tentang Tonny Koeswoyo merupakan sosok yang keras
menyampaikan aspirasi sesuai dengan keadaan “kalau rumah kita bocor itu jangan
disuruh nampung air aja, atapnya itu diganti!” merupakan kata kata kiasan
99
terdengar seperti sindiran. Menurut informan, kata kata tersebut memanglah
sebuah sindiran yang ditujukan pemerintah. Kata kata kiasan seperti itu sangatlah
fleksibel bisa ditunjukkan kepada siapapun selain pemerintahan, tergantung situasi
dan konteksnya. Dalam informasi tentang album “To The So Called Guilties”
yang memberikan kode karena dituduh bersalah memanglah benar. Menurut
informan dari judulnya yang berarti dipanggil bersalah atau dituduh bersalah saja
sudah terlihat bahwasannya lagu To The So Called Guilties memanglah
pengkodean dari Koes Bersaudara untuk khalayak. Informasi tentang pesan Yok
Koeswoyo agar “jangan meninggalkan identitas seni dan budaya daerah”
ditunjukkan kepada generasi penerus untuk tetap melestarikan budaya daerah agar
budaya daerah tidak hilang ditelan waktu. Menurut informan pesan Yok
Koeswoyo sangat bagus, melestarikan budaya daerah merupakan salah satu sifat
nasionalisme. Informasi tentang filosofi jawa yang disampaikan Yok Koeswoyo
yaitu “sedulur papat lima pancer” merupakan dasar pembentukan pancasila
merupakan sebuah pengistilahan dan bukan yang sebenarnya. Menurut informan,
karena filosofi jawa dan pancasila memiliki kesamaan yaitu bermuara kepada
ketuhanan yang maha esa, maka Yok Koeswoyo memberi pengistilahan untuk hal
tersebut. Selanjutnya, khalayak akan melakukan decoding terhadap infomasi
mengenai nasionalisme yang didapat dari talkshow “Yok Koeswoyo jadi agen
rahasia dan nasionalisme tanpa jemu”, ada tiga kategori posisi, yaitu posisi
hegemoni dominan, negosiasi, dan oposisi.
Decoding adalah proses mencerna dan memahami pesan yang diterima
menurut pemahaman dan pengalaman yang dimiliki. Ketika khalayak menerima
pesan dari pihak lain maka khalayak melakukan decoding terhadap pesan yang
diterima berdasarkan persepsi, ilmu pengetahuan, dan pengalaman masa lalu.
Proses terjadinya decoding pada penelitian ini adalah saat anggota Koes Music
Fans Club menyaksikan tayangan talkshow “Yok Koeswoyo jadi agen rahasia dan
nasionalisme tanpa jemu”.
Menurut Hall dalam Morissan (2015: 550-551), khalayak melakukan
decoding terhadap pesan media melalui tiga kemungkinan posisi, yaitu posisi
hegemoni dominan, negosiasi, dan oposisi. Hegemoni dominan sebagai situasi di
100
mana media menyampaikan pesan kemudian khalayak menerimanya. Apa yang
disampaikan oleh media secara kebetulan juga disukai oleh khalayak. Negosiasi
yaitu posisi dimana khalayak menerima ideologi dominan namun menolak
penerapannya dalam kasus tertentu. Oposisi yaitu Posisi dimana khalayak
mengubah atau mengganti pesan yang disampaikan media dengan pesan alternatif.
Khalayak menolak makna pesan media dan menggantikannya dengan cara
berpikir mereka sendiri terhadap topik yang disampaikan media.
Dalam informasi tentang pemahaman anggota Koes Music Fans Club
mengenai nasionalisme, keenam informan berada pada posisi hegemoni-dominan.
Informan pertama berada pada posisi dominan. Menurut informan, Jika seseorang
menunjukkan tindakan mencintai negeri, maka dia sudah bisa dikatakan sebagai
nasionalis. Apapun dan siapapun bisa menjadi seorang nasionalis. Semua itu
tergantung dengan bidang yang ditekuni. Informan kedua berada pada posisi
hegemoni-dominan, karena informan kedua juga berpendapat orang yang
mencintai negaranya sudah menjadi seorang nasionalis. Sikap dan tindakan adalah
hal yang utama. Sikap nasionalis harus disertakan dengan tindakan. Informan
ketiga berada posisi hegemoni-dominan. Karena informan ketiga mengatakan
bahwasanya untuk menjadi seorang nasionalis, tindakan dan perilaku merupakan
hal penting. Jika tidak disertai tindakan berarti tidak lengkap. Nasionalis di jaman
dulu harus berperang, berbeda dengan jaman sekarang, nasionalisme bisa
dilakukan dalam hal apapun yang bertujuan untuk mengangkat nama baik
Indonesia. Informan keempat berada pada posisi hegemoni-dominan. Sama halnya
dengan informan ketiga yang mengatakan nasionalisme adalah rasa semangat
juang yang disertai dengan sikap dan tindakan. Informan keempat juga
mengatakan selain memiliki rasa semangat untuk membela negara, tetap harus ada
tindakan perjuangannya. Sebab nasionalis merupakan sifat. Jika tidak di terapkan
ke dalam tindakan, maka akan menjadi sia sia. Informan kelima berada pada
posisi hegemoni-dominan. Informan kelima mengatakan bahwa nasionalisme
merupakan rasa semangat perjuangan. Nasionalisme merupakan rasa cinta
terhadap Indonesia dalam segala hal. Membawa nama baik Indonesia juga
merupakan nasionalisme. Kemudian informan keenam juga berada di posisi
101
hegemoni-dominan. Sama halnya dengan informan kelima yang mengatakan
bahwa nasionalisme adalah mencintai Indonesia. Mencintai segala hal yang ada di
Indonesia, informan keenam mengatakan bahwa mencintai negeri sendiri
merupakan nasionalisme. Mencintai alam Indonesia, budaya Indonesia dan lain
lain. Apapun yang menyangkut nama Indonesia haru dicintai.
Dalam informasi mengenai inspirasi pembuatan lagu “Kolam Susu”,
keenam informan berada pada posisi hegemoni-dominan. Informan pertama
berada pada posisi dominan. Menurut informan, ia sudah mengetahui darimana
inspirasi pembuatan lagu “Kolam Susu” didapat. Ditambah lagi penjelasan Yok
Koeswoyo talkshow “Yok Koeswoyo Jadi Agen Rahasia dan Nasionalisme Tanpa
Jemu” membuat dirinya semakin yakin bahwa jawaban memang benar. suatu
ketika Yok dan Nomo pergi memancing, kemudian berbicara dengan orang asing
dan orang asing tersebut mengatakan all you have pool so milk. Jiwa nasionalisme
juga bisa dituangkan lewat karya, contohnya Yok Koeswoyo yang menulis lagu
kolam susu. Hasil karya akan dikenang oleh generasi selanjutnya. Dari lirik lirik
yang ada pada lagu kolam susu terdapat makna yang dalam. Informan kedua
berada pada posisi hegemoni-dominan, karena informan kedua juga mengetahui
cerita tentang inspirasi pembuatan lagu kolam susu. Informan bercerita hal yang
sama dengan informan pertama bahwasannya lagu kolam susu tercipta karena
Yok mendengar orang asing berbicara all you have pool so milk. Informan ketiga
berada posisi hegemoni-dominan. Sebelum melihat tayangan talkshow “Yok
Koeswoyo jadi agen rahasia dan nasionalisme tanpa jemu” informan ketiga tidak
mengetahui apapun tentang cerita tersebut. Kemudian setelah melihat tayangan
talkshow “Yok Koeswoyo jadi agen rahasia dan nasionalisme tanpa jemu” barulah
informan ketiga mengetahui ceritanya, dan menerima informasi tanpa ada
penolakan. Informan keempat berada pada posisi hegemoni-dominan. Sama
halnya dengan informan ketiga yang tidak mengetahui apapun sebelum melihat
tayangan, informan keempat juga tidak mengetahui apapun. Setelah melihat
tayangan talkshow barulah informan keempat mengetahui cerita yang sebenarnya
darimana inspirasi pembuatan lagu kolam susu didapat. Informan kelima berada
pada posisi hegemoni-dominan. Informan kelima sudah mengetahui cerita tersebut
102
dari ayahnya yang juga penggemar Koes Bersaudara dan Koes Plus. Menurut
informan kelima, inspirasi pembuatan lagu kolam susu tercipta dari kata kata yang
dilontarkan orang jerman yaitu all you have pool so milk. Tanpa ada penolakan,
informan kelima langsung menerima cerita Yok yang ia dengarkan di tayangan
talkshow. Kemudian informan keenam juga berada di posisi hegemoni-dominan.
Awalnya ia tidak mengetahui apapun tentang cerita kolam susu. Setelah melihat
tayangan talkshow “Yok Koeswoyo jadi agen rahasia dan nasionalisme tanpa
jemu”, ia baru mengetahui cerita tentang inspirasi pembuatan kolam susu yang
sebenarnya tanpa ada penolakan.
Dalam informasi tentang pesan untuk mencintai tanah air pada lirik lagu
“Nusantara”, keenam informan berada pada posisi hegemoni-dominan. Menurut
informan pertama, semua liriknya adalah mebangga banggakan Indonesia. Orang
yang selalu menjunjung tinggi negaranya sendiri berarti memiliki jiwa nasionalis
yang tinggi. Di lagu nusantara I, liriknya berbunyi “Ku harap kau tidak cemburu
melihat hidupku, hidupku bebas selalu kawanku, tiada yang memburu, di
nusantara yang indah rumahku, kamu harus tahu, tanah permata tak pernah
kecewa, di khatulistiwa”. Informan pertama membenarkan bawa lirik lagu
nusantara memang berisikan kecintaan terhadap negara. Informan kedua berada
pada posisi hegemoni-dominan, karena tidak menolak dan tidak menyangkal apa
yang dikatakan Yok dalam tayangan talkshow. Nusantara memiliki sumpah
palapa, dan Indonesia memiliki sumpah pemuda, jadi tidak ada alasan apapun
untuk bercerai berai, harus tetap menjadi satu kesatuan. Lirik lagu nusantara
memang berisikan pesan untuk mencintai tanah air. Lagu nusantara memiliki jiwa
nasionalisme. Dari judulnya saja sudah nusantara, berarti liriknya itu
menceritakan tentang nusantara atau Indonesia. Informan ketiga berada pada
posisi hegemoni-dominan, karena informan ketiga membenarkan kata kata yok
pada tayangan talkshow “Yok Koeswoyo jadi agen rahasia dan nasionalisme tanpa
jemu” bahwasannya lirik lagu nusantara memiliki pesan untuk mencintai tanah
air. Pesan yang terkandung dalam lirik lagu nusantara untuk cinta tanah air itu
banyak jenisnya. Cinta tanah air bukan berarti memakai baju yang bertuliskan I
love Indonesia. Cinta tanah air dapat diwujudkan dengan sebuah kebanggaan
103
melalui lagu. Informan keempat berada di posisi hegemoni-dominan. Pesan dalam
lagu nusantara adalah keindahan dan kekayaan alam Indonesia. Menurutnya, alam
Indonesia sangatlah indah, dan kekayaan alam yang sangat berlimpah. Indonesia
pantas untuk dicintai. Informan kelima berada pada posisi hegemoni-dominan.
Dalam lagu nusantara, ada begitu banyak pesan untuk mencintai negeri. Ia salut
dengan jiwa nasionalisme yang dimiliki oleh band Koes Bersaudara dan Koes
Plus yang sudah menciptakan lagu lagu untuk membanggakan Indonesia.
Kemudian informan keenam juga berada pada posisi hegemoni-dominan karena
menurutnya jiwa nasionalisme itu tidak hanya membuat lagu tentang Indonesia.
Bersifat toleransi dengan menerima keberagaman ras, suku, dan agama juga
merupakan jiwa nasionalis. Memang terlihat gampang, tapi sebenarnya susah
untuk diterapkan. Menjaga kesatuan tanah air dengan sifat toleransi dan saling
menghormati satu sama lain akan menghindarkan perpecahan.
Dalam informasi tentang Yok Koeswoyo memberikan istilah “sekarang itu
kolam lumpur, bukan kolam susu lagi”, terdapat empat informan yang berada
pada posisi hegemoni-dominan dan satu informan berada pada posisi negosiasi.
Informan pertama berada pada posisi hegemoni-dominan. Menurut informan
pertama nelayan Indonesia itu salah kelola hasil lautan. Menjual benih ikan mahal
dengan sangat murah ke luar negeri, dan membelinya kembali dengan harga yang
mahal. Tidak akan hidup makmur dan sejahtera bila pengelolaannya salah.
Harusnya menguntungkan, tapi malah merugikan. Informan kedua berada pada
posisi hegemoni-dominan. Menurut informan kedua yaitu istilah “sekarang itu
kolam lumpur, bukan kolam susu lagi” adalah benar adanya. Banyak orang yang
serakah, mengambil hasil alam tanpa memikirkan ekosistem. Kemakmuran hanya
bisa diambil oleh yang serakah, sedangkan nelayan kecil yang susah. Informan
ketiga berada pada posisi hegemoni-dominan. Lumpur merupakan lambang
kesusahan, sedangkan susu merupakan lambang kemakmuran. Alam itu
menguntungkan kalau dikelola dengan baik. Menangkap ikan menggunakan bom
akan mengakibatkan semua ikan terbunuh dan merusak laut sehingga nelayan
kecil yang tidak bisa mencari ikan ke tengah laut dan tidak akan mendapatkan
ikan. Keuntungan hanya dimiliki oleh sebagian orang besar saja. Menjaga alam
104
Indonesia merupakan hal kecil yang dilupakan. Menjaga alam Indonesia berarti
mencintai Indonesia, dan mencintai Indonesia merupakan sifat nasionalisme.
Informan keempat berada pada posisi hegemoni-dominan. Menurut informan
keempat lautan Indonesia yang sekarang sudah pahit, tidak manis lagi seperti dulu
yang masih jadi kolam susu. Lautan Indonesia sekarang sudah suram. Tidak ada
yang menguntungkan dari lumpur karena tidak ada yang bisa dijual dari lumpur.
Informan kelima berada pada posisi hegemoni-dominan. Informan kelima
menjelaskan bahwa kolam lumpur menggambarkan nelayan kecil mengalami
kesusahan, lautan yang rusak akibat keserakahan manusia, air lautnya keruh tidak
jernih, dan hasil alam yang berkurang. Indonesia merupakan negara maritim. Jika
dikelola dengan benar, maka hasilnya adalah kemakmuran. Informan keenam
berada pada posisi negosiasi. Informan keenam menerima pengistilahan Yok
tentang “sekarang itu kolam lumpur, bukan kolam susu lagi”. Menurut informan
keenam, selain kesusahan akibat salah kelola, kolam lumpur juga mengartikan
lautan yang tercemar sampah dan limbah yang membuat laut menjadi kotor dan
membuat air laut menjadi berwarna coklat seperti lumpur.
Dalam informasi tentang skenario dipenjarakannya Band Koes
Bersaudara untuk menjalankan misi rahasia, terdapat empat informan yang
berada pada posisi hegemoni-dominan dan satu informan yang berada pada posisi
negosiasi. Informan pertama berada pada posisi hegemoni-dominan. Informan
pertama membenarkan bahwa semuanya itu adalah bohong. Dipenjarakannya
Koes Bersaudara merupakan kebohongan. Semuanya adalah taktik pemerintah
pada saat itu untuk mengirim Koes Bersaudara ke Malaysia. Informan kedua
berada pada posisi hegemoni-dominan karena menurut informan kedua informasi
tersebut adalah benar, penangkapan dan pemenjaraan Koes Bersaudara adalah
skenario, semuanya hanya drama, dan bohong. Koes Bersaudara dikatakan
mengikuti aliran barat agar pemerintah memiliki alasan atas penangkapan mereka
untuk konsumsi media. Hal itu dilakukan agar misi rahasia negara tetap menjadi
rahasia. Informan ketiga berada pada posisi hegemoni-dominan. Informan ketiga
menjelaskan bahwa dirinya hanya mengetahui berita yang tersebar pada saat itu.
Sebelum melihat tayangan tayangan talkshow “Yok Koeswoyo jadi agen rahasia
105
dan nasionalisme tanpa jemu” informan ketiga tidak mengetahui apapun tentang
kejadian yang sebenarnya di balik penangkapan Koes Bersaudara, setelah melihat
dan mendengarkan tayang talkshow, informan ketiga menerima apa yang
disampaikan oleh Yok dalam Medcom.id. Informan keempat berada pada posisi
hegemoni-dominan. informan keempat sama sekali tidak mengetahui berita
tersebut sebelum melihat tayangan talkshow. Sama halnya dengan informan
ketiga, Setelah mengetahui informasi tersebut dan mendengar penjelasan yang
sebenarnya, informan keempat juga menerima apa yang disampaikan oleh Yok
dalam Medcom.id. Informan kelima berada pada posisi hegemoni-dominan.
Informan kelima menjelaskan bahwa semuanya hanya settingan, hanya drama,
agar publik tidak mengetahui yang sebenarnya tentang misi rahasia negara.
Menurutnya, Koes Bersaudara merupakan patriot yang berjiwa nasionalisme.
Berbeda dari kelima informan yang berada pada posisi hegemoni-dominan,
informan keenam berada pada posisi negosiasi. Informan keenam menerima
pesan dari medcom.id, tetapi dirinya beranggapan Koes Bersaudara memanglah
kebarat baratan dan pada saat itu tidak boleh ada yang kebarat baratan dalam
bentuk apapun.
Dalam informasi tentang Penegasan Yok Koeswoyo “kalau untuk bangsa
dan negara, matipun rela”, terdapat empat informan yang berada pada posisi
hegemoni-dominan, satu informan yang berada pada posisi oposisi, dan satu
informan berada pada posisi negosiasi. Informan pertama berada pada posisi
hegemoni-dominan, menurutnya zaman pergantian pemerintahan orde lama ke
orde baru itu zamannya tembak menembak. Melakukan kesalahan kecil di
tembak, apalagi melakukan kesalahan besar. Orang yang berani berkata seperti
itu adalah patriot dan berjiwa nasionalis. Informan kedua berada pada posisi
hegemoni-dominan. Menurutnya jika seseorang sudah memiliki prinsip dalam
dirinya, akan menjadi jati diri untuk dirinya sendiri sehingga tidak takut akan
apapun. Informan ketiga berada pada posisi hegemoni-dominan. Informan ketiga
menyatakan bahwa Yok Koeswoyo adalah orang yang pemberani, tidak takut
apapun jika Yok merasa perilakunya benar. informan keempat berada pada posisi
hegemoni-dominan, menurut informan keempat perilaku Yok adalah hal yang
106
gila karena mencari masalah untuk diri sendiri. Tapi kegilaannya merupakan sisi
positif dari seorang Yok. Kegilaannya terhadap Soekarno, dan Indonesia
membuat dirinya menjadi seorang nasionalis. Informan kelima berada pada posisi
oposisi karena menurutnya sikap yang diambil Yok itu menunjukkan bahwa
dirinya tidak setuju dengan pemerintahan Soeharto yang biasa di sebut bento
(Benteng Soeharto), bukan karena apa apa. Informan keenam berada pada posisi
negosiasi. Informan keenam menerima apa yang sudah disampaikan Yok dalam
Medcom.id, namun informan keenam beranggapan bahwa sekarang bukan zaman
tembak menembak lagi, bukan zaman dulu lagi, perilaku yang dilakukan Yok
hanya bisa dilakukan di zamannya saja.
Dalam informasi tentang penciptaan lagu lagu untuk mempersatukan
bangsa Indonesia yang beragam suku, budaya, dan agama, keenam informan
berada pada posisi hegemoni-dominan. Menurut informan pertama, informasi
tersebut benar. Cita cita band Koes Bersaudara dan Koes Plus sangatlah mulia.
Bahwasannya mereka menggunakan lagu dan karya untuk mempersatukan bangsa
dengan keberagamannya. Informan kedua berada pada posisi hegemoni-dominan,
karena menurutnya informasi tersebut sudah benar, cita cita mulia dari beberapa
musisi untuk mempersatukan bangsa melalui lagu. Keberagaman Indonesia harus
dicintai, harus saling menerima, karena semuanya bermuara kepada satu panutan.
Tidak ada yang saling membeda bedakan. Ini merupakan dasar dari penciptaan
lagu lagu Band Koes Bersaudara. Informan ketiga berada pada posisi hegemoni-
dominan. Informan ketiga juga membenarkan informasi yang disampaikan oleh
Yok dalam Medcom.id, informan ketiga mengatakan lagu Koes Bersaudara yang
begitu ringan dan mudah untuk dihafal. Tetapi di dalam lagu yang ringan, terdapat
makna yang dalam dan luar biasa. Tidak ada musisi yang seperti mereka sampai
sekarang. yang menciptakan lagu untuk mencintai bangsa sampai beberapa seri.
Hanya Koes Bersaudara yang memiliki sifat nasionalis seperti itu. informan
keempat berada pada posisi hegemoni-dominan, informan keempat mengatakan
kreatifitas tanpa batas untuk para musisi. Berkreasi tidak hanya sekedar
menciptakan lagu yang hanya enak didengar, tapi harus memiliki arti dan dapat
menimbulkan semangat bagi banyak orang, terutama semangat untuk mencintai
107
keberagaman Indonesia. Informan kelima berada pada posisi hegemoni-dominan.
Koes bersaudara menyadari Indonesia adalah bangsa yang memiliki keberagaman
suku, budaya, dan agama. Sebagai musisi, Koes bersaudara ingin mempersatukan
bangsa melalui lagu yang diciptakan untuk menanamkan rasa toleransi, cinta
kasih, dan selalu menebarkan kebaikan kepada setiap orang. Informan keenam
juga berada pada posisi hegemoni-dominan. Informan keenam menjelaskan
tentang harapan seorang musisi dari lagu yang diciptakannya. Tujuan lagu bisa
dilihat dari liriknya. Lagu mereka juga punya tujuan yang sama seperti Bhineka
Tunggal Ika. Rasa didalam lagu di bentuk oleh pencipta lagunya, bisa membawa
pendengar ke dalam jiwa persatuan merupakan keberhasilan dari lagu Koes
Bersaudara.
Dalam informasi tentang Tonny Koeswoyo merupakan sosok yang keras
menyampaikan aspirasi sesuai dengan keadaan “kalau rumah kita bocor itu jangan
disuruh nampung air aja, atapnya itu diganti!”, empat informan berada pada posisi
hegemoni-dominan, dan dua informan yang berada pada posisi negosiasi.
Informan pertama berada pada posisi hegemoni-dominan. informan pertama
menjelaskan tentang sifat keras yang dimiliki Yok Koeswoyo masih kalah keras
dengan Tonny Koeswoyo. Tonny adalah seorang yang berprinsip sangat kuat
diantara saudara saudaranya itu benar. Informan pertama beranggapan bahwa kata
kata tersebut memang sebuah sindiran halus untuk sistem pemerintahan dan
petinggi petinggi negara. Informan kedua berada pada posisi hegemoni-dominan,
karena menurutnya informasi itu benar dan dapat diterima. Informan kedua
mengatakan kalimat Tonny Koeswoyo “kalau rumah kita bocor itu jangan disuruh
nampung air aja, atapnya itu diganti” merupakan kalimat sindiran halus mengenai
sistem pemerintahan beserta pengurus pengurusnya. Jika suatu negara mengalami
kekacauan, jangan hanya menyalahkan rakyat, tapi lihatlah sistemnya dan
pengurus pengurusnya. Jangan biarkan rakyat menderita karena kesalahan dari
atas. Informan ketiga berada pada posisi negosiasi. Informan ketiga mengatakan
bahwa kurang mengetahui permasalahan waktu itu. Informan ketiga
menyimpulkan istilah atap adalah pemimpin, namun harus disesuaikan konteks
dan situasinya. Pemimpin yang tidak bertanggung jawab bukanlah pemimpin yang
108
baik. Informan keempat berada pada posisi hegemoni-dominan. Informan
keempat menerima pesan yang disampaikan Yok mengenai kata kata Tonny.
Menurut informan keempat, Tonny memang orang yang sangat keras dan berani.
Atap merupakan pemerintah, dan bocor bisa diartikan ke berbagai arti. Informan
kelima berada pada posisi negosiasi. Informan kelima menyatakan bahwa setiap
kata kata yang dilontarkan oleh seseorang tidak bisa disimpulkan begitu saja tanpa
mengetahui situasi yang dialaminya. Tetapi jika kata kata Tonny Koeswoyo di
hubungkan dengan pemerintahan benar juga. Jangan hanya menampung air saja,
itu merupakan tindakan bodoh karena atapnya yang harus di perbaiki. Kemudian
informan keenam berada pada posisi hegemoni-dominan. Informan keenam
menjelaskan bahwa kata kata kiasan yang memiliki makna dan ditujukan kepada
seseorang berarti merupakan sindiran. Begitu juga kata kata yang dilontarkan oleh
Tonny Koeswoyo. Kata sindiran tidak merujuk secara langsung, tapi melalui
perumpamaan. Memang kata kata Tonny tidak to the point menyebutkan
pemerintahan, tapi jika ditelaah maka akan mengarah kesana.
Dalam informasi tentang album “To The So Called Guilties” yang
memberikan kode karena dituduh bersalah, keenam informan berada pada posisi
hegemoni-dominan. Informan pertama berada pada posisi hegemoni-dominan.
Informan pertama mengatakan To The So Called Guilties artinya tuduhan
kesalahan. Dilihat dari judul, sebenarnya sudah terlihat bahwa lagu ini memang
menceritakan tentang mereka yang hanya dituduh bersalah dengan alasan dan
tujuan tertentu. Memang benar bahwa lagu To The So Called Guilties berisikan
kode kode agar publik mengetahuinya. Informan kedua berada pada posisi
hegemoni-dominan, karena informan kedua menjelaskan tentang lagu To The So
Called Guilties yang memberikan sinyal kepada khalayak bahwa Koes Bersaudara
hanya dituduh bersalah. Koes Bersaudara berusaha untuk memberikan informasi
agar publik bisa mengetahui yang sebenarnya. Koes Bersaudara memberikan
informasi melalui lagu supaya misi yang mereka jalankan tetap rahasia. Informan
ketiga berada pada posisi hegemoni-dominan. Informan ketiga mengatakan bahwa
dirinya tidak mengetahui informasi yang ada pada lagu To The So Called Guilties.
Ia hanya mengetahui arti dari judul lagunya saja. Ia hanya mendengarkan lagu
109
tersebut sebagai hiburan, dan tidak memahami maknanya terlalu dalam. Informan
ketiga menerima informasi yang disampaikan oleh Yok dalam Medcom.id tanpa
ada penolakan. Informan keempat berada pada posisi hegemoni-dominan.
Informan keempat menyatakan dirinya tidak mengetahui maksud dari lagu To The
So Called Guilties. Ia mengatakan bahwa tidak mengerti lirik lagu yang berbahasa
asing. Jika tidak mengerti arti liriknya, maka sudah otomatis tidak akan
mengetahui maksud dari lagu To The So Called Guilties. Informan keempat
menerima dengan baik informasi tersebut dan menerimanya. Informan kelima
berada pada posisi hegemoni-dominan. Menurutnya lagu The So Called Guilties
diciptakan untuk menjelaskan kepada khalayak bahwa sebenarnya Koes
Bersaudara hanya dituduh bersalah. Tragedi penggerebekan dan pemenjaraan
Koes Bersaudara hanyalah tipu muslihat supaya tidak ada yang mengetahui bahwa
mereka sedang ingin ditugaskan untuk menjalankan misi negara. Kemudian
informan keenam juga berada pada posisi hegemoni-dominan. Informan keenam
menerima informasi yang diberikan Yok pada talkshow dalam Medcom.id.
Informan keenam baru mengetahui maksud lagu To The So Called Guilties dari
tayang video wawancara Yok Koeswoyo dalam Medcom.id. Sebelumnya ia tidak
mengetahui apa apa tentang lagu tersebut. Ia mendengarkan lagu To The So
Called Guilties hanya untuk hiburan.
Dalam informasi tentang pesan Yok Koeswoyo agar “jangan
meninggalkan identitas seni dan budaya daerah”, keenam informan berada pada
posisi hegemoni-dominan. Informan pertama berada pada posisi hegemoni-
dominan. Informan pertama mengatakan pesan dari Yok Koeswoyo agar jangan
meninggalkan identitas seni dan budaya daerah adalah pesan yang baik. Jika tidak
dilestarikan, maka generasi selanjutnya tidak akan mengetahui beragam kesenian
Indonesia. Melestarikan budaya dan kesenian juga merupakan salah satu tindakan
mencintai tanah air. Informan kedua berada pada posisi hegemoni-dominan.
Informan kedua menjelaskan tentang kebudayaan dan kesenian bangsa merupakan
daya tarik bagi anak bangsa supaya makin mencintai bangsa sendiri daripada
bangsa lain. Maka dari itu, sangatlah penting melestarikan budaya dan kesenian
bangsa untuk menanamkan jiwa nasionalisme kepada generasi penerus. Informan
110
ketiga berada pada posisi hegemoni-dominan. Informan ketiga mengatakan jangan
meninggalkan budaya daerah supaya budaya daerah tetap lestari. budaya daerah
itu macam macam, ada pakaian adat, bahasa daerah, lagu daerah, dan tradisi
daerah. Melestarikan budaya daerah itu sangat mudah. Berbicara bahasa daerah
dirumah dengan keluarga merupakan cara untuk melestarikan bahasa daerah agar
bahasa daerah tidak punah. Informan keempat berada pada posisi hegemoni-
dominan. Menurut informan keempat, pesan Yok Koeswoyo untuk tidak
meninggalkan identitas seni dan budaya daerah memang benar. Kesenian dan
budaya daerah memang seharusnya dilestarikan. Apapun bentuknya, tetap harus
dilestarikan dan jangan sampai hilang ditelan zaman. Informan kelima berada
pada posisi hegemoni-dominan. Informan kelima menjelaskan bahwa
melestarikan seni dan budaya daerah di Indonesia adalah keharusan jangan sampai
hilang ditelan zaman. Tidak meninggalkan identitas seni dan budaya daerah
berarti tidak meninggalkan identitas diri. Sebagai generasi muda harus sadar diri,
tidak perlu berlebihan mencintai budaya asing sampai sampai budaya bangsa
sendiri dilupakan. Informan keenam berada pada posisi hegemoni-dominan,
karena informan keenam membenarkan informasi tersebut. Informan keenam
mengatakan budaya daerah masing masing harus dilestarikan. Jika tidak
dilestarikan, budaya bangsa akan hilang. Jangan sampai aset bangsa yang paling
berharga hilang dengan seiring berjalannya waktu.
Dalam informasi tentang filosofi jawa yang disampaikan Yok Koeswoyo
yaitu “sedulur papat lima pancer” merupakan dasar pembentukan pancasila,
terdapat dua informan berada pada posisi negosiasi, dua informan berada pada
posisi oposisi, dan dua informan berada pada posisi hegemoni-dominan. Informan
pertama berada pada posisi negosiasi. Informan pertama mengatakan bahwa setiap
orang berhak menyampaikan pendapatnya. Yang dikatakan Yok adalah pendapat
dirinya sendiri. Kita semua mengetahui bahwa pembuatan pancasila itu tidak main
main. Yok Koeswoyo hanya mengistilahkan saja bahwa sedulur papat lima pancer
merupakan dasar pembentukan pancasila. Semuanya tetap mengarah kepada
ketuhanan yang maha esa. Informan kedua berada pada posisi negosiasi. Informan
kedua mengatakan Yok hanya mengistilahkan filosofi jawa tersebut sebagai dasar
111
pembentukan dasar pancasila. Karena di dalam sejarah, pembentukan pancasila
melibatkan banyak orang dan mengalami perdebatan panjang. Dari kelima sila
dalam pancasila, semua bermuara kepada ketuhanan yang maha esa. sama halnya
dengan sedulur papat lima pancer yang bermuara kepada ketuhanan yang maha
esa. Informan ketiga berada pada posisi oposisi. Informan ketiga mengatakan,
filosofi jawa sedulur papat lima pancer adalah hal spiritual, tidak seperti pancasila.
filosofi jawa tersebut berisikan tentang proses pembentukan manusia, sedulur
papat terdiri dari getih (darah), pusar (plasenta), ketuban, ari ari, dan lima
pancernya adalah Nur Muhammad SAW. Filosofi jawa tersebut mengarah kepada
keagamaan, dan spiritual agama Islam. Informan ketiga mengganti pesan media
dengan cara berpikirnya. Selanjutnya informan keempat, sama halnya dengan
informan ketiga, informan keempat juga berada pada posisi oposisi. Informan
keempat beranggapan pancasila dan filosofi jawa sangat berbeda. Menurutnya,
filosofi jawa mengarah kepada kerohanian. Sedangkan pancasila adalah pedoman
untuk bangsa Indonesia. Jadi, sedulur papat lima pancer tidak bisa dikatakan
sebagai dasar pembentukan pancasila. Dalam sejarah, pancasila dibentuk melalui
musyawarah. Informan kelima berada pada posisi hegemoni-dominan. Informan
kelima menyatakan ketidaktahuannya tentang filosofi jawa sedulur papat lima
pancer. Informan kelima hanya membicarakan ulang apa yang dikatakan Yok
Koeswoyo di dalam video talkshow tentang rasa ketuhanan yang membuat
persatuan Indonesia, dan informan kelima menerima pesan media tanpa ada
bantahan atau penolakan. Informan keenam berada pada posisi hegemoni-
dominan. Sama halnya dengan informan kelima, informan keenam hanya
mengulang perkataan Yok dan menerima pesan begitu saja dari informasi yang
didapat pada talkshow “Yok Koeswoyo jadi agen rahasia dan nasionalisme tanpa
jemu” dalam Medcom.id.
4.4 Triangulasi Data
Triangulasi dilakukan kepada seorang pengamat musik Koes Bersaudara
dan Koes Plus. Tato Sulistianto biasa disebut Tato S sudah berkecimpung di dunia
musik sejak tahun 1965-1970. Tato Sulistianto sempat rekaman musik pada tahun
112
1973, dan tahun 1982 di TVRI. Memiliki band bernama Heygress. Karena nama
bandnya Heygress, sampai sekarang Tato S dikenal sebagai Tato Heygress. Tato
Heygress lahir pada tanggal 21 April 1953. Walaupun usianya sudah terbilang
senja, tetapi Tato tetap berjiwa muda, dan memiliki penampilan kekinian.
Menurutnya tentang Koes Bersaudara dan Koes Plus, motor penggerak band
tersebut adalah Tonny Koeswoyo. Karena Tonny yang menciptakan musik, dan
lagu lagu dari Koes Bersaudara dan Koes Plus. Tonny tidak menyangka lagu yang
diciptakannya menjadi terkenal. Akhirnya Tonny kewalahan dan menyuruh adik
adiknya untuk membuat lagu juga. Saat nama bandnya masih bernama Koes
Bersaudara, personilnya terdiri dari Tonny Koeswoyo, Yon Koeswoyo, Yok
Koeswoyo, dan Nomo Koeswoyo (1962). Kemudian terjadi perpecahan dan nama
band berubah menjadi Koes Plus, personelnya terdiri dari Tonny Koeswoyo, Yon
Koeswoyo, Yok Koeswoyo, dan Kasmury atau Murry (1968-1969). Koes
Bersaudara dan Koes Plus memiliki upbeat cepat dan hal ini disebut sebut sebagai
mengikuti aliran barat. Dalam menciptakan lagu, Tonny akan meminta kepada
rakyat biasa, tukang becak, pedagang kaki lima, dan lain lain untuk
mendengarkannya bernyanyi. Jika mereka mengatakan “lagunya enak” maka lagu
itu akan segera dirilis. Hal itu juga merupakan strategi marketing agar semua
orang dari kalangan apapun menyukai lagu lagunya. Tragedi pemenjaraan terjadi
saat nama bandnya masih bernama Koes Bersaudara tahun 1965. Penggerebekan
terjadi di rumah Sardjan ayah dari Titiek Qadarsih saat Koes Bersaudara sedang
mengisi acara. Kemudian Koes Bersaudara ditangkap dan dipenjara di Glodok.
Tetapi semua itu hanyalah skenario. Yang sebenarnya adalah Koes Bersaudara
ditangkap dan dipenjara untuk menjalankan misi rahasia negara menyusup ke
Malaysia. Agar publik tidak mengetahuinya, maka disusunlah skenario seperti itu.
Sampai sekarang pun masih belum ada titik terang untuk apa Koes Bersaudara
dikirim ke Malaysia, karena yang mengetahui semuanya adalah Tonny Koeswoyo,
dan setelah Tonny Koeswoyo meninggal, tidak ada yang bisa menjelaskan lagi
untuk menjalankan misi apa Koes Bersaudara dikirim ke Malaysia. Selain Tonny
yang berbicara tentang misi, maka dianggap tidak relevan informasinya. Yok, Yon
dan Nomo juga kurang mengetahui untuk apa mereka dikirim ke Malaysia, karena
113
memang yang diajak berbicara pada saat itu adalah Tonny. Koes Bersaudara dan
Koes Plus merupakan band yang memiliki jiwa nasionalis tinggi. Mereka
menciptakan lagu untuk mengagung agungkan Indonesia, dan untuk
mempersatukan rakyat Indonesia. Selain musisi, mereka juga seorang patriot.
Mereka menyelipkan pesan pada lagu lagu nusantara untuk tetap mencintai tanah
air. Tato Heygress mengatakan bahwa kita dapat mengambil sifat sifat positif dari
mereka apapun itu, ikatan persaudaraan yang kuat, musisi sekaligus patriot, musisi
yang mempunyai cita cita mulia mempersatukan bangsa, musisi yang memiliki
jiwa nasionalisme yang sangat sangat tinggi, dan hal hal positif lainnya. semoga
harapan harapan mereka seperti budaya Indonesia yang tetap lestari, alam
Indonesia yang indah tetap terjaga, lautan Indonesia tetap menjadi kolam susu,
bertoleransi antar umat, saling mengasihi sesama rakyat Indonesia, dan lain lain
bisa terwujud sampai nanti, supaya anak, cucu, dan cicit tetap bisa merasakannya
di masa depan. Kalau bisa, anak muda zaman sekarang bisa merubah tanggapan
Yok yang mengatakan “sekarang itu bukan kolam susu, tapi kolam lumpur”.
Harus bisa merubah tanggapan itu menjadi “dulu, sekarang, dan nanti, kolam susu
tetaplah kolam susu, tidak ada yang berubah”. Menurut Tato Heygress khalayak
bisa memaknai sendiri pesan pesan yang terkandung dalam lagu Koes Bersaudara
yang memiliki rasa nasionalis tinggi.
114
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian berjudul “Analisis Resepsi Anggota Koes Music Fans Club
Mengenai Nasionalisme Pada Talkshow “Yok Koeswoyo Jadi Agen Rahasia Dan
Nasionalisme Tanpa Jemu”. Judul penelitian ini diambil peneliti untuk
mengetahui pemaknaan anggota Koes Music Fans Club pada informasi mengenai
nasionalisme dalam talkshow “Yok Koeswoyo jadi agen rahasia dan nasionalisme
tanpa jemu” Dalam tayangan talkshow ini, informasi yang diberikan adalah
pemahaman anggota Koes Music Fans Club mengenai nasionalisme; inspirasi
pembuatan lagu “Kolam Susu”; pesan untuk mencintai tanah air pada lirik lagu
“Nusantara”; Yok Koeswoyo memberikan istilah “sekarang itu kolam lumpur,
bukan kolam susu lagi”; skenario dipenjarakannya Band Koes Bersaudara untuk
menjalankan misi; Penegasan Yok Koeswoyo “kalau untuk bangsa dan negara,
matipun rela”; penciptaan lagu lagu untuk mempersatukan bangsa Indonesia yang
beragam suku, budaya, dan agama; Tonny Koeswoyo merupakan sosok yang
keras menyampaikan aspirasi sesuai dengan keadaan “kalau rumah kita bocor itu
jangan disuruh nampung air aja, atapnya itu diganti!”; album “To The So Called
Guilties” yang memberikan kode karena dituduh bersalah; pesan Yok Koeswoyo
agar “jangan meninggalkan identitas seni dan budaya daerah”; filosofi jawa yang
disampaikan Yok Koeswoyo yaitu “sedulur papat lima pancer” merupakan dasar
pembentukan pancasila.
Hasil dari penelitian ini, informan dapat memasuki tiga kategori posisi,
yaitu hegemoni-dominan, negosiasi, dan oposisi. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa masing masing informan memiliki pandangan yang berbeda saat memaknai
pesan yang disampaikan media. Terbukti dari jawaban keenam informan yang
terbagi menjadi dua kategori yaitu usia senior >50 tahun dan usia junior <30 tahun
masing masing anggota KMFC memberikan jawaban yang berbeda mengenai
informasi yang ada pada talkshow “Yok Koeswoyo jadi agen rahasia dan
nasionalisme tanpa jemu”.
115
Dalam informasi tentang pemahaman anggota Koes Music Fans Club
mengenai nasionalisme, keenam informan berada pada posisi hegemoni-dominan;
dalam informasi mengenai inspirasi pembuatan lagu “Kolam Susu”, keenam
informan berada pada posisi hegemnoi-dominan; dalam informasi mengenai pesan
untuk mencintai tanah air pada lirik lagu “nusantara”, keenam informan berada
pada posisi hegemoni-dominan; dalam informasi Yok Koeswoyo memberikan
istilah “sekarang itu kolam lumpur, bukan kolam susu lagi, kelima informan
berada pada posisi hegemoni-dominan dan satu informan berada pada posisi
negosiasi; dalam informasi tentang skenario dipenjarakannya band Koes
Bersaudara untuk menjalankan misi rahasia, kelima informan berada pada posisi
hegemoni-dominan dan satu informan berada pada posisi negosiasi; dalam
informasi penegasan Yok Koeswoyo “kalau untuk bangsa dan negara, mati pun
rela”, keempat informan berada pada posisi hegemoni-dominan, satu informan
berada pada posisi oposisi, dan satu informan berada pada posisi negosiasi; dalam
informasi tentang penciptaan lagu lagu untuk mempersatukan bangsa Indonesia
yang beragam suku, budaya, dan agama, keenam informan berada pada posisi
hegemoni-dominan; dalam informasi tentang Tonny Koeswoyo merupakan sosok
yang keras menyampaikan aspirasi sesuai dengan keadaan “kalau rumah kita
bocor itu jangan disuruh nampung air aja, atapnya itu di ganti!”, keempat
informan berada pada posisi hegemoni-dominan dan dua informan berada pada
posisi negosiasi; dalam informasi mengenai album “to the so called guilties” yang
memberikan kode karena dituduh bersalah, keenam informan berada pada posisi
hegemoni-dominan; dalam informasi tentang pesan Yok Koeswoyo agar “jangan
meninggalkan identitas seni dan budaya daerah”, keenam informan berada pada
posisi hegemoni-dominan; dalam informasi tentang filosofi jawa yang
disampaikan Yok Koeswoyo yaitu “sedulur papat lima pancer” merupakan dasar
pembentukan pancasila, dua informan berada pada posisi hegemoni-dominan, dua
informan berada pada posisi negosiasi, dan dua informan berada pada posisi
oposisi
116
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, peneliti dapat memberikan beberapa saran
sebagai berikut:
1. Penelitian ini dapat menjadi acuan dan memberikan kontribusi serta
memberikan referensi peneliti lain dalam melakukan penelitian selanjutnya
dengan menggunakan metode yang lain. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan pendekatan kualitatif untuk mengetahui pandangan atau
pemahaman penonton terhadap tayangan talkshow “Yok Koeswoyo Jadi
Agen Rahasia Dan Nasionalisme Tanpa Jemu”. Peneliti menyadari bahwa
skripsi ini masih banyak sekali kekurangan. Peneliti meminta maaf apabila
terdapat kesalahan baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Peneliti
berharap hasil dari skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
2. Untuk PT Media Indonesia yang memiliki anak perusahaan MertroTV dan
Medcom.id yang semuanya adalah media berita, konten konten yang di
pilih harus berorientasi pada audiens, memilih konten yang sekiranya
memberikan wawasan yang lebih luas bagi audiens. Selalu memberikan
berita terbaru pada saluran tv MetroTV, dan pembahasan yang di
tampilkan pada talkshow dalam Medcom.id harus memberikan manfaat
bagi khalayak.
117
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Adam, Rainer. (2004). Radio Pemilu 2004. Jakarta: Friedrich Ebert Stiftung
Afrizal. (2014). Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung
Penggunaan Penelitian Kualitatif Dalam Berbagai Disiplin Ilmu. Jakarta:
PT Rajagrafindo Persada
Anggito, Albi dan Setiawan, Johan. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif.
Sukabumi: CV Jejak
Anwar, Yesmil dan Adang. (2008). Pengantar Sosiologi Hukum. Jakarta: PT
Grasindo
Budiarto, Anggraeni. (2001). Metodologi Penelitian Kedokteran. Jakarta: EGC
Darwis, Sudarwan. (2003). Metode Penelitian Kebidanan: Prosedur, Kebijakan,
dan Etik. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Edi, Sarwo. (2016). Teori Wawancara Psiko Diagnostik. Yogyakarta: PT Leutika
Nouvalitera
Fachruddin, Andi. (2012). Dasar Dasar Produksi Televisi: Produksi Berita,
Feature, Laporan Investigasi, dan Teknik Editing, Jakarta: Kencana
Gora, Radita. (2019). Riset Kualitatif Public Relations. Surabaya: CV Jakad
Publishing
Gunawan, Imam. (2015). Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta:
PT Bumi Aksara
Hardi. (1983). Api Nasionalisme Cuplikan Pengalaman. Jakarta: Gunung Agung
Hermawan, Asep. (2009). Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif, Jakarta: Raja
Grafindo
Hutagalung, Reynold. (2019). Perbudakan Modern, Anak Buah Kapal Ikan
(ABKI) Asal Indonesia. Depok: LKPS
Ida, Rachmah. (2014). Metode Penelitian: Studi Media dan Kajian Budaya.
Jakarta: Prenada Media Group
Irawan, Herman. (2007). Koes Plus, Kiprah dan Perjalanan Karir. Jakarta
117
118
Ishar, Abang. (2016). Sejarah Kesultanan Melayu Sanggau, Jakarta: Yayasan
Pustaka Obor Indonesia
Istijanto. (2005). Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama
Kriyantono, Rachmat. (2006). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana
(Divisi dari Prenada Media Group)
Kusmayadi, Agung, dan Satori. (2019). Model Politik Kartel Dalam Pilkada
Calon Tunggal di Kabupaten Tasikmalaya. Yogyakarta: Deepublish (Grup
Penerbitan CV Budi Utama)
Latief, Rusman. (2020). Panduan Produksi Acara Televisi Nondrama. Jakarta:
Kencana
Liliweri, Alo. (2017). Komunikasi Antar-Personal. Jakarta: Kencana
Mamik. (2015). Metodologi Kuaalitatif. Sidoarjo: Zifatama Publisher
Maryati, Kun, dan Suryawati, Juju. (2007). Sosiologi. Jakarta: Erlangga
Masduki. (2001). Jurnalistik Radio: Menata Profesionalisme Reporter dan
Penyiar. Yogyakarta: LKiS Yogyakarta
Morissan. (2013). Teori Komunikasi Individu Hingga Massa. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Morissan. (2015). Teori Komunikasi Individu Hingga Massa. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group
Mukhtazar. (2020). Prosedur Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Absolute Media
Musi, Suryani. (2020). Modul Krisis Public Relations: Teori dan Praktek.
Pasuruan: Qiara Media
Muslimin, Khoirul. (2019). Jurnalistik Dasar: Jurus Jitu Menulis Berita, feature
Biografi, Artikel Populer, dan Editorial. Jepara: Lingkar Media Jogja
Nasir, Zulhasril. (2010). Menulis Untuk Dibaca: Feature dan Kolom. Jakarta:
Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Nasrullah, Rulli. (2019). Teori dan Riset Khalayak Media. Jakarta: Kencana
(Divisi dari PrenadaMedia Group)
119
Rukajat, Ajat. (2018). Pendeketan Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Deepublish
(Grup Penerbitan CV Budi Utama)
Ruky, Achmad S. (2002). Sukses Sebagai Manajer Profesional Tanpa Gelar MM
atau MBA. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Sachari, Agus. (2007). Budaya Visual Indonesia. Jakarta: Erlangga
Sahide, Muhammad. (2019). Buku Ajar Metodologi Penelitian Sosial: Teknik
Penulisan Ilmiah. Makasar: Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin
Soedarsono, Soemarno. (2008). Membangun Kembali Jati Diri Bangsa. Jakarta:
Elex Media Komputindo
Stokes, Jane. (2003). How To Do Media and Cultural Studies: Panduan Untuk
Melaksanakan Penelitian Dalam Kajian Media dan Budaya. Yogyakarta:
PT Bentang Pustaka
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Anggota Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI)
Suparno, Paul. (2007). Riset Tindakan Untuk Pendidik. Jakarta: PT Grasindo
Suwendra, I Wayan. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif: Dalam Ilmu Sosial,
Pendidikan, Kebudayaan, dan Keagamaan. Bandung: NilaCakra
Taufik, Tata. (2020). Dakwah Era Digital: Sejarah Metode dan Perkembangan.
Kuningan: Pustaka Al-Ikhlash, Yayasan Ta‟limiyah Al-Ikhlash
West, Richard, dan Turner, Lynn H. (2008). Pengantar Teori Komunikasi
Analisisi dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika
Wibisono, Dermawan. (2003). Riset Bisnis, Panduan Bagi Praktisi dan
Akademisi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Yusanto, Freddy. (2017). Produksi Program Televisi Multi Camera. Yogyakarta:
CV Budi Utama
Jurnal :
Nasution Wahidah dan Rismawati. “Nasionalisme Dalam Film Surat Kaleng
Karya Azhari Meugit” Jurnal Metamorfosa; STKIP Bina Bangsa
Getsempena, Vol. 8, No. 2 (Juli 2008)
Azizah Nabila, Dewi Zusyana, Ningsih Masnia. “Analisis Resepsi Khalayak
Terhadap Stereotip Profesi Pada Video Kitabisa.com di Youtube” Pawitra
120
Komunikasi Jurnal Komunika dan Sosial Humaniora, Program Studi Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Majapahit, Vol. 1, No 2 (2020)
Yusron Ahmad, Ri‟aeni Ida, dan Pertiwi Mega. “Analisis Resepsi Interpretasi
Penonton terhadap Konflik Keluarga dalam Film "Dua Garis Biru"” Jurnal
Audiens Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan
Politik; Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Vol. 1 No. 1 (2020)
Briandana, Rizki dan Azmawati, Azwan, Azman. “New media audience and
gender perspective: A reception analysis of millenials interpretation”
International Journal of Humanities and Social Science Research,issue 1
Vol. 6 (January, 2016) Page No. 58-63.
Internet :
https://www.medcom.id/tentangkami pada (Diakses pada Rabu, 2/12/20, 02:08)
https://id.linkedin.com/company/media-televisi-indonesia-pt-metro-tv- (Diakses
pada Kamis, 7/12/20, 18:14)
“Logo Medcom.id Saat Wawancara Dengan Yok Koeswoyo”
https://images.app.goo.gl/pdNz3g93XKa5mks28 (Diakses pada Rabu,
2/12/20, 02:20)
“Logo Medcom.id Terbaru” https://images.app.goo.gl/13AQvfgj4Eke3h697
(Diakses pada Rabu, 2/12/20, 02:20)
“Logo Media Indonesia” https://images.app.goo.gl/aPCgXX8LCwiSqCTa8
(Diakses pada Kamis, 7/12/20, 18:10)
121
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Lu‟luah Al Qiya
Nim : 2016102540
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal, Lahir : Subang, 01 Juni 1998
Alamat :
No Telepon : 0838-7463-3006
E-mail : [email protected]
RIWAYAT PENDIDIKAN
A. 2002 – 2004 : PAUD AL HUSNA
B. 2004 – 2010 : SDN SUKAPURA 02 PAGI
C. 2010 – 2013 : SMPN 121 JAKARTA
D. 2013 – 2016 : SMAN 83 JAKARTA
RIWAYAT PEKERJAAN
A. 2019 : Internship di IEP INDOSIAR & SCTV
sebagai FLOOR DIRECTOR
Jl. Tipar Cakung, gg.Damai
Rt.006/Rw.001 No.92 Kel.Sukapura
Kec.Cilincing Jakarta Utara, DKI
Jakarta
L 1
LAMPIRAN 1
Transkrip Wawancara Informan 1
Nama : Tedi Hendarwan
Umur : 59 Tahun
Anggota KMFC (senior)
Wawancara dilakukan setelah Informan melihat tayangan Talkshow “Yok
Koeswoyo jadi agen rahasia dan nasionalisme tanpa jemu”
Pengenalan Diri
Peneliti : Silakan Pak Tedi perkenalkan diri bapak, dan jelaskan semua hal
tentang KMFC dari awal sampai sekarang
Tedi : Nama saya Tedi Hendarwan, umur saya 59 Tahun, lahir tanggal
11 februari 1961, saya pengurus KMFC. Semua berawal dari tahun 2000, saya
dan teman saya yang pecinta Koes Bersaudara, Koes Plus, dan musiknya senang
kumpul kumpul, ngobrol, membahas hobi dalam bermusik, nyanyi nyanyi lagu
L 2
Koes Bersaudara sama Koes Plus. Terus saya kepikiran, “kenapa kita ga bikin
perkumpulan saja?, kan lebih baik kalo perkumpulan kita punya nama”. Akhirnya
dibuatlah nama perkumpulan buat para pecinta Koes Bersaudara, Koes Plus dan
lagu lagunya. KMFC namanya, KMFC itu singkatan dari Koes Music Fans Club.
Tahun 2005 perkumpulan ini resmi menjadi komunitas yang legal yang di beri
nama Koes Music Fans Club. Markas komunitas ini ya disini, di wilayah jakarta
barat kebon jeruk tepatnya di komplek pertambangan 1 no.5 Kelapa Dua.
Komunitas KMFC sudah berdiri 20 tahun lamanya. Anggota KMFC itu banyak,
jumlahnya ±10.000 tersebar di pulau jawa. KMFC ga bikin formulir atau apapun
buat jadi anggota. Siapapun yang punya satu visi, misi, dan hobi, mereka sudah
menjadi bagian dari KMFC.
Pemahaman Anggota KMFC mengenai Nasionalisme
Peneliti : Apa pemahaman bapak tentang nasionalisme
Tedi : Nasioalisme itu… mencintai negeri. Mengabdi sama negeri.
Semua tergantung bidangya masing masing. Kalau tentara ya harus melindungi
negara, kalau guru haru mengajarkan nilai nilai pancasila, kalau pelajar harus bisa
bawa nama Indonesia, kalau penyanyi yaa harus bisa captain musik yang liriknya
ada unsur nasionalismenya. Jadi tergantung yaa… tergantung sama konteks dan
bidangnya.
inspirasi pembuatan lagu “kolam susu”
Peneliti : Apa benar lagu kolam susu itu inspirasinya dari orang asing pak?
Apa makna dari kolam susu pak?
Tedi : Saya sudah tau cerita ini, sebelum saya lihat tayangan tadi, saya
juga sudah tau cerita tentang kolam susu. Yok itu cerdas, setiap ada yang berkesan
langsung dibikin lagu. Ya… contohnya itu, lagu Kolam susu yang sampe
sekarang masih eksis. Hebat beliau. Awalnya itu gini, Yok itu pergi mancing
sama Nomo, terus dia ketemu sama orang jerman. Orang jerman kagum sama
mereka berdua karena mereka berdua pemusik. Nah… orang german itu anggap
kalo pemusik berarti kaya. Tapi Yok nya ngebantah omongan orang german, Yok
bilang kalo dia sama Nomo masih miskin karna mau ke Sumatera aja lewat laut.
L 3
Terus orang jerman bantah omongan Yok dan bilang kalo semua lautan Indonesia
itu semuanya adalah susu. Yok itu jiwa nasionalismenya tinggi. Begitu dia denger
omongan orang asing, dia gamau kalah sama orang asing yang bilang Indonesia
itu airnya susu semua. Akhirnya dia bikin lagu deh…. Liriknya itu kan
menceritakan kekayaan alam Indonesia yang berlimpah. Memang benar apa yang
dikatakan sama Yok itu. Susu kan minuman yang paling banyak manfaatnya.
Sama juga alam Indonesia yang bisa bermanfaat untuk semua. Sebagai orang
Indonesia Yok lebih bangga dari orang asing itu. Dia mau jiwa nasionalisme dan
jiwa cinta tanah airnya dikenang sampai kemasa selanjutnya. Dan terbukti, sampe
sekarang lagunya masih eksis. Dulu sempet dipake buat jinggle iklan minuman di
tv, iya toohhh? Jiwa nasionalisme kan bukan ikut perang aja, bikin karya
ngebangga banggain tanah air juga nasionalisme namanya
Pesan untuk mencintai tanah air pada lirik lagu “nusantara”
Peneliti : Apa benar ada pesan untuk mencintai tanah air pada lagu
nusantara? Apakah pesan tersebut memiliki makna untuk mencintai tanah air Pak?
Tedi : Benar banget… lagu nusantara itu semua liriknya adalah
mebangga banggakan Indonesia. Orang yang selalu bangga banggain negaranya
sendiri berarti jiwa nasionalisnya tinggi. Yang gatau lagunya bisa lihat di internet.
Di lagu nusantara I, liriknya bunyi begini “Ku harap kau tidak cemburu melihat
hidupku, hidupku bebas selalu kawanku, tiada yang memburu, di nusantara yang
indah rumahku, kamu harus tahu, tanah permata tak pernah kecewa, di
khatulistiwa”. Nah… begitu liriknya. Jadi yang Yok bilang di tayangan tadi itu
bener. Lirik lagunya emang punya pesan untuk mencintai negerinya sendiri Yaa
Indonesia….dari lirik itu saya bisa dapat pesan bahwa Indonesia itu kaya,
sebenernya orang asing cemburu sama kita. Cemburu…. Kita dinusantara itu kaya
banget, segalanya udah disediain sama alam. Ayolahh buat generasi sekarang
harus sadar. Banggain negeri sendiri, pakai produk negeri sendiri, lestarikan
bahasa daerah, lestarikan budaya daerah, dan satu lagi… rawatlah alam Indonesia
ini, supaya anak cucu kita bisa lihat keindahannya juga, bukan zaman Yok
L 4
Koeswoyo doang yang sadar akan cinta negara, kalian kalian ini sebagai penerus
bangsa juga harus punya jiwa nasionalis
Yok Koeswoyo memberikan istilah “sekarang itu kolam lumpur, bukan
kolam susu lagi”
Peneliti : Apa makna dari istilah “sekarang itu kolam lumpur, bukan kolam
susu lagi” pak?
Tedi : Istilah tersebut itu emang kenyataannya begitu sekarang. Yok
bilang kolam lumpur, saya juga berani bilang kalo sekarang Indonesia itu
kolamnya lumpur. Hasil lautnya aja sudah di ambil sama orang asing. Nelayan
asing kalo mancing perahunya gede gede. Lah orang kitanya malah pake perahu
kecil. Jelas beda… ga ada hasilnya. Gimana mau sejahtera? Gimana mau hidup
makmur? Kadang nelayan kitanya salah kelola, mereka jual benih ikan mahal ke
luar negeri murah, terus luar negeri rawat ikannya sampai gede, terus kalo udah
gede dijual lagi ke Indonesia dengan harga yang mahal banget. Salah kan… alam
udah nyediain tapi orangnya kurang cinta alam. Cinta alam Indonesia juga
termasuk jiwa nasionalime loh
Skenario dipenjarakannya band Koes Bersaudara untuk menjalankan misi
rahasia
Peneliti : Tolong bapak jelaskan tentang di penjarakannya Koes Bersaudara
untuk menjalankan misi? Apa yang dapat bapak maknai dari peristiwa tersebut?
Tedi : Penangkapan Koes Bersaudara itu cuma bohong. Penangkapan
mereka itu supaya ga keliatan aja sama kita. Seolah olah mereka di penjara karena
mereka berkiblat pada musik barat. Emang semuanya sudah diatur, sebelum di
tangkap, mereka juga sudah mengetahuinya bahwa mereka akan di tangkap dan
dimasukan ke penjara. Mereka rela di beritakan atas berita bohong, demi
menjalankan misi negara pada saat itu. Misinya itu menyelusup ke Malaysia.
Karena mereka adalah seniman dan musisi, mereka akan lebih mudah menyelusup
dan menjalankan misinya. Tapi ga jadi… karena pengiriman mereka ke Malaysia
bertepatan sama peristiwa G30S. mereka mau bela negara, menjalankan misi
L 5
negara, walaupun nama mereka menjadi buruk. Orang orang dulu tidak
mengetahui ini. karena memang benar benar rapih gituloh, dramanya itu rapih, ga
ada bocor
Penegasan Yok Koeswoyo “kalau untuk bangsa dan negara, mati pun rela”
Peneliti : Apa makna dari kata kata “kalau untuk bangsa dan negara, mati
pun rela” pak?
Tedi : Yok itu memang patriot, ga takut dia sama hukuman kalo dia
merasa benar. Di tembak aja ga takut, makannya dia sampai bilang mati pun rela
kalo untuk negara. Zaman pergantian orde lama ke orde baru itu zamannya
tembak menembak. Salah sedikit aja di tembak, apalagi salah banyak. Kalo orang
udah punya prinsip kaya Yok, Udah jelas orang ini patriot, jiwa nasionalismenya
ga maen maen
penciptaan lagu lagu untuk memepersatukan bangsa Indonesia yang
beragam suku, budaya, dan agama
Peneliti : Apakah Informasi yang disampaikan Medcom.id adalah benar?
apa makna dari kalimat “penciptaan lagu lagu untuk memepersatukan bangsa
Indonesia yang beragam suku, budaya, dan agama”?
Tedi : Beliau beliau itu kalo soal negara dalem rasanya, cita cita mereka
itu mulia. Nyiptain lagu juga ga asal nyiptain, mereka punya tujuan di dalem
lagunya. Liat aja lagu nusantara yang sampe ada beberapa seri. Ya itu isinya
mengajak kita buat mencintai Indonesia, alamnya, kekayaannya, keberagamannya,
kalo gatau liriknya bagaimana, cari aja di google, di resapi bacanya pasti dalem
rasanya. Berasa deeggg gitu di dada
Tonny Koeswoyo merupakan sosok yang keras menyampaikan aspirasi
sesuai dengan keadaan “kalau rumah kita bocor itu jangan disuruh
nampung air aja, atapnya itu di ganti!”
Peneliti : Apakah perkataan Tonny “kalau rumah kita bocor itu jangan
disuruh nampung air aja, atapnya itu di ganti!” merupakan sindiran untuk
pemerintahan? Bagaimana bapak memaknai perkataan Tonny tersebut?
L 6
Tedi : Sepengetahuan saya tetang Koes Bersaudara dan Koes Plus, Yok
mempunyai prinsip yang teguh, tetapi masih kalah kuat dengan Tonny Koeswoyo.
Tonny itu yang paling keras diantara yang lainnya. kalo Tonny udah ngomong,
semuanya ikut. Dulu Yok dan Tonny juga sempet bermasalah Karena sama sama
keras. Waktu itu kan Nomo selain bermusik juga suka berbisnis. Tapi Tonny
gasuka orang kaya Nomo, karena gapunya prinsip. Tonny suruh Nomo milih
antara bisnis atau musik, dan akhirnya kan Nomo pilih berbisnis. Jadi keluarlah
dia dari Koes Bersaudara. Setelah Nomo keluar, Yok gamau ngeband lagi karena
menurut dia ga lengkap tanpa ada Nomo (drummer). Sekerasnya batu sama batu,
pasti ada yang paling keras, yaa… itu Tonny. Toh... lama lama Yok mau ikut
ngeband juga walaupun tanpa Nomo.
kalo di telaah, kalimat yang di bilang Tonny itu mengarah ke pemerintahan.
Menurut saya, kata “rumah” itu negara tempat kita tinggal, terus kata “atap” itu
petinggi negara atau pemerintahannya, nahh… kalo kata “bocor” berarti
kecurangan dan ketidak adilan, sedangakan kata “menampung air” adalah
menanggung kesalahan dari bagian atas. Jadi bisa di simpulin kalau sebuah negara
berantakan, jangan hanya rakyat yang dibawah saja yang disuruh menanggung
kesalahan, tetapi bagian pemerintahan dan atasan yang melakukan kesalahan
harus turun dari jabatannya, begitu. Berani banget tonny memang. Susah kalo
orang sudah punya sifat keras, apapun yang dia rasa salah, pasti akan di tentang.
album “to the so called guilties” yang memberikan kode karena dituduh
bersalah
Peneliti : Apakah informasi tersebut benar? apa makna dari “to the so
called guilties”?
Tedi : Dari artinya aja kan bisa dimengerti To The So Called Guilties itu
kan tuduhan keslahanan, dituduh bersalah. Jadi sebenernya ini tuh kode yaa, kode
kalo mereka Cuma dituduh bersalah. Sebenernya mereka ga ngelakuin kesalahan
apa apa, mereka dipenjara kan karena ada alesan tertentu. Alesannya yaa mereka
jalanin misi, biar misinya tetep rahasia jadi mereka rela dituduh bersalah. Kalo
L 7
orang yang cermat ngedengerin lagu ini pasti akan mikir. Musisi itu kan nuangin
perasaan sama apa yang dialaminya itu kan lewat karyanya, lewat lagu
pesan Yok Koeswoyo agar “jangan meninggalkan identitas seni dan budaya
daerah”
Peneliti : Apa makna pesan dari Yok Koeswoyo “jangan meninggalkan
identitas seni dan budaya daerah”?
Tedi : Menurut saya itu bagus. Pesan Yok itu bener. Biar anak cucu kita
semua tau kalo Indonesia itu punya budaya dan kesenian yang beragam. Kalo bisa
orang daerah tetep harus ajarin anak anak mereka ngomong bahasa daerah, biar ga
ilang bahasa daerah. Bahasa Indonesia memang bahasa persatuan, semua
memakai bahasa Indonesia. Tapi mempertahankan bahasa daerah juga bukan
suatu kesalahan kan. Ini contoh kecilnya saaja. Masih banyak keberagaman di
Indonesia selain bahasa daerah. Cintain budaya daerah asal kalian, itu sama
dengan kalian mencintai tanah air juga
filosofi jawa yang disampaikan Yok Koeswoyo yaitu “sedulur papat lima
pancer” merupakan dasar pembentukan pancasila
Peneliti : apakah informasi tersebut benar? mengapa filosofi jawa “sedulur
papat lima pancer” dikatakan sebagai dasar pembentukan pancasila? apa makna
“sedulur papat lima pancer”?
Tedi : Itu kan istilahnya Yok, semua orang kan bebas menyampaikan
pendapat. Yok mengistilahkan filosofi jawa sedulur papat lima pancer sebagai
dasar pembentukan pancasila. Kita semua juga udah tau kok kalo pembentukan
pancasila itu ga main main. Melalui proses musyawarah sampai akhirnya ketemu
mufakat. Jadi, Yok itu hanya mengistilahkan saja, karena sedulur papat lima
pancer memang mengarah kepada ketuhanan yang maha esa
L 8
LAMPIRAN 2
Transkrip Wawancara Informan 2
Nama : Agusta Marzall
Umur : 60 Tahun
Anggota KMFC (senior)
Wawancara dilakukan setelah Informan melihat tayangan Talkshow “Yok
Koeswoyo jadi agen rahasia dan nasionalisme tanpa jemu”
Pengenalan Diri
Peneliti : Silakan Pak Agusta perkenalkan diri bapak
Agusta : Nama saya Agusta Marzall, saya anggota KMFC, saya juga
melestarikan lagu lagu Koes Plus dengan menjadi papa dari band T’Koes. Kamu
panggil saya papa saja ya. Biar sama kaya anak anak. Oiya, umur saya 60 tahun.
Saya lahir tanggal 06 November tahun 1960.
L 9
Pemahaman Anggota KMFC mengenai Nasionalisme
Peneliti : Apa pemahaman papa Agusta tentang nasionalisme
Agusta : Setau papa, nasionalisme adalah orang yang mencintai Indonesia,
yang mau melakukan apapun demi membawa nama Indonesia menjadi lebih baik.
Gitu...
inspirasi pembuatan lagu “kolam susu”
Peneliti : Apa benar lagu kolam susu itu inspirasinya dari orang asing pa?
Apa makna dari kolam susu pa?
Agusta : Itu semua emang bener... Lagu itu tuh terbentuk karena orang
jerman. Yok itu gamau kalah, orang asing bisa bilang you have pool so milk
kenapa dia engga. Perbincangan ini terjadi waktu Yok mancing sama Nomo di
Kepulauan Seribu. Akhirnya Yok nulis lagu Kolam susu. Yok tertampar sama
kata kata orang asing itu. Dia ngerasa bahwa dia itu harus lebih mencintai negara
Indonesia dari orang jerman itu. Jiwa nasionalismenya dia udah bener bener
tingkat tinggi. Mana ada orang zaman sekarang bikin lagu yang bangga banggain
kekayaan alam Indonesia? Ga ada. Lagu kolam susu itu menggambarkan apapun
sumber daya alam di Indonesia bisa di manfaatkan, sampai sampai lautan yang
asin dibilang kolam susu, berarti kan manis hasil lautnya bisa bikin sejahtera. Jiwa
nasionalismenya dia patut di contoh sama generasi zaman sekarang
Pesan untuk mencintai tanah air pada lirik lagu “nusantara”
Peneliti : Apa benar ada pesan untuk mencintai tanah air pada lagu
nusantara? Apakah pesan tersebut memiliki makna untuk mencintai tanah air Pak?
Agusta : Loh iya, judul lagunya saja sudah nusantara. Yaa isinya tentang
nusantara, yang dimaksud Yok Koeswoyo waktu diwawancara medcom.id itu tuh
gini, jangan Cuma di era beliau saja yang jiwa nasionalisnya tinggi, di era
sekarang pun juga harus punya jiwa nasionalis. Jangan rusak keberagaman
Indonesia, nusantara itukan udah diawali sama sumpah palapa, terus sumpah
pemuda, jadi gaboleh cerai berai gitu aja. Suku, ras, budaya, agama di Indonesia
itu memang beragam, karena keberagaman itulah yang menjadikan Indonesia
L 10
kaya, alamnya juga indah bukan main… hutannya hijau, sawah yang menguning,
di luar negeri ga ada yang kaya begini.
Yok Koeswoyo memberikan istilah “sekarang itu kolam lumpur, bukan
kolam susu lagi”
Peneliti : Apa makna dari istilah “sekarang itu kolam lumpur, bukan kolam
susu lagi” pa?
Agusta : Iyah bener, sekarang emang kolam lumpur, nelayan nelayan kecil
menderita ko. Nelayan kecil kan perahunya kecil jadi gabisa ngambil ikan banyak.
Laut kita emang menguntungkan, tapi ga menguntungkan buat semua. Laut kita
itu menguntungkan buat orang yang yang serakah. ngambil ikan banyak, ga di
pilah dulu, biar tetep terjaga ekosistem. orang kita itu jahat jahat sama alam,
segala pake pukat harimau, karang rusak, alhasil ga ada ikan lagi yang berenang
disitu. Menteri kelautan kita udah bagus padahal, bu susi pudjiastuti. Tapi kalo
orangnya susah di atur juga ga akan makmur. Mereka kurang mencintai alam,
kurang mencintai negara sendiri, jadi mereka yang serakah berlaku seenaknya aja,
ga mikir kalo alam itu warisan berharga buat anak cucu
Skenario dipenjarakannya band Koes Bersaudara untuk menjalankan misi
rahasia
Peneliti : Tolong papa jelaskan tentang di penjarakannya Koes Bersaudara
untuk menjalankan misi? Apa yang dapat bapak maknai dari peristiwa tersebut?
Agusta : Mereka itu orang orang hebat, rela nama mereka jadi buruk.
Zaman dulu kalo udah di beritain ditangkap dan dimasukin ke penjara itu udah
buruk banget. Tapi mereka rela… hebat kan? Semua itu demi menjalankan misi
rahasia negara untuk menyelusup ke Malaysia. Mereka itu jiwa nasionalisnya
tinggi. Sebenernya mereka itu ga pernah konser nyanyiin lagu barat, gaya mereka
itu memang gaya yang sedang trend waktu itu di dunia. Mereka mengikuti gaya
dunia tujuannya hanya untuk berjualan. Hanya saja mereka dulunya penyanyi
café, kalo penyanyi café kan nyanyi sesuai permintaan pelanggan iyaa kan?
Nah… pelanggan itu pada minta meraka nyanyiin lagu barat. Jadi sebenernya
L 11
mereka itu orang yang salah apa apa, mereka hanya terpilih untuk menjalankan
misi rahasia negara
Penegasan Yok Koeswoyo “kalau untuk bangsa dan negara, mati pun rela”
Peneliti : Apa makna dari kata kata “kalau untuk bangsa dan negara, mati
pun rela” pa?
Agusta : Waktu itu kan lagi rusuh rusuhnya, orang pada takut semua,
apalagi pasang foto Soekarno karena lagi masa peralihan pemerintahan. Yok mah
beda… dia pasang foto Soekarno di depan rumah. Orang aja pada ga berani lewat
rumahnya karena takut liat foto itu, bukan takut apa apa, tapi takut di tembak.
Tapi Yok ga takut sama sekali, sampai akhirnya Yok copot fotonya Soekarno
karna kasian sama orang orang, pada takut lewat. Yok itu kalo merasa benar dia
ga akan takut, tapi kalo dia ngerasa salah dia siap di hukum. Ga takut di tembak
dia, berarti nantangin mati kan hahaha… emang susah kalo udah punya rasa
nasionalis, udah jadi prinsip hidup
penciptaan lagu lagu untuk memepersatukan bangsa Indonesia yang
beragam suku, budaya, dan agama
Peneliti : Apakah Informasi yang disampaikan Medcom.id adalah benar?
apa makna dari kalimat “penciptaan lagu lagu untuk memepersatukan bangsa
Indonesia yang beragam suku, budaya, dan agama”?
Agusta : Kalian itu kan generasi penerus. Kalian harus bisa mencontoh hal
yang baik. Kalo kalian suka musik, yaa kalian harus ciptain lagu yang sifatnya
persuasif untuk kebaikan bersama. Yok itu bikin lagu pake penghayatan, ga di
rencanain bikin lagu itu, tapi di rasain. Bener kata Yok… sebuah lagu juga harus
punya tujuan. Biar lagunya itu berguna. Sambil menyelam minum air kalo kata
pribahasa. Sambil nyanyi tapi juga melakukan kampanye buat mencintai
keberagaman bangsa Indonesia
L 12
Tonny Koeswoyo merupakan sosok yang keras menyampaikan aspirasi
sesuai dengan keadaan “kalau rumah kita bocor itu jangan disuruh
nampung air aja, atapnya itu di ganti!”
Peneliti : Apakah perkataan Tonny “kalau rumah kita bocor itu jangan
disuruh nampung air aja, atapnya itu di ganti!” merupakan sindiran untuk
pemerintahan? Bagaimana papa memaknai perkataan Tonny tersebut?
Agusta : Menurut saya, kalimatnya Tonny itu sindiran halus buat pengurus
pengurus pemerintahan. Kalo rumah bocor yaa jangan nampung air aja, tapi
atapnya di ganti. Sama halnya kaya negara, kalo negara kacau, jangan cuma
salahin rakyat, tapi liat atasannya udah pada bener apa belom ngurus negara.
Intinya Tonny itu nyuruh orang atasan ngaca. Sebelum salahin rakyat kecil,
mereka harus ngaca kesalahan mereka apa. Kalo ga sanggup ngurus negara yaa
harus turun jabatan
album “to the so called guilties” yang memberikan kode karena dituduh
bersalah
Peneliti : Apakah informasi tersebut benar? apa makna dari “to the so
called guilties”?
Agusta : Sesuai arti judul lagunya To The So Called Guilties itu kan
artinya dipanggil bersalah, dituduh. Kebetulan saat itu juga kan lagi rame ramenya
pemenjaraan Koes Bersaudara. Mereka itu bermusik, jadi mereka kasih informasi
lewat lagu. Engga secara to the point, tapi pake kata kata yang dibikin sedemikian
rupa biar lagunya enak didenger dan diselipin informasi dari mereka. Di video tadi
Yok itu ga nyesel dipenjara, Koes Bersaudara bikin lagu ini Cuma sekedar buat
informasi aja. Justru mereka seneng bisa ikut jalanin misi negara
pesan Yok Koeswoyo agar “jangan meninggalkan identitas seni dan budaya
daerah”
Peneliti : Apa makna pesan dari Yok Koeswoyo “jangan meninggalkan
identitas seni dan budaya daerah”?
Agusta : Itu emang penting, melestarikan budaya bangsa itu penting. Biar
bangsa laen kagum sama bangsa Indonesia yang punya beragam budaya.
L 13
makannya semua itu harus dilestariin. Kasian keturunan kita nanti, kalo budaya
bangsa ga dilestariin mereka ga akan tau budaya Indonesia yang beragam. Kalo
kita udah mencintai budaya sendiri, otomatis kita punya jiwa nasionalis.
Makannya Yok ngasih pesen supaya jangan ninggalin identitas seni dan budaya
daerah, yaa tujuannya buat itu. begitu…
filosofi jawa yang disampaikan Yok Koeswoyo yaitu “sedulur papat lima
pancer” merupakan dasar pembentukan pancasila
Peneliti : Apakah informasi tersebut benar? mengapa filosofi jawa “sedulur
papat lima pancer” dikatakan sebagai dasar pembentukan pancasila? apa makna
“sedulur papat lima pancer”?
Agusta : Yok itu cuma mengistilahkan, filosofi jawa dan pancasila kan
bermuara kepada ketuhanan yang maha esa. Di dalam sejarah juga diceritain
pembentukan pancasila itu melibatkan banyak orang, terus ada perdebatan
panjang, ada ulama ulama juga. Kita semua juga udah pada tau sejarahnya
gimana. Tapi kan setiap orang bebas berpendapat. Pada intinya, semua itu
bermuara kepada ketuhanan yang maha esa kan
L 14
LAMPIRAN 3
Transkrip Wawancara Informan 3
Nama : Herman Casette
Umur : 75 Tahun
Anggota KMFC (senior)
Wawancara dilakukan setelah Informan melihat tayangan Talkshow “Yok
Koeswoyo jadi agen rahasia dan nasionalisme tanpa jemu”
Pengenalan Diri
Peneliti : Silakan Pak Herman perkenalkan diri bapak
Herman : Bismillahirrahmanirahim, saya pak Herman Casette. Unik ya
nama saya ada casettenya. Hahaha… saya seumuran sama Indonesia merdeka, 75
tahun. Tapi saya masih ngerasa muda, saya lahir tahun 1945. Saya itu suka sama
Koes Bersaudara atau Koes Plus itu dari saya muda, sampai sekarang juga masih.
L 15
Cuma ga sefanatik dulu, saya dulu ngeband loh, saya nyanyiin lagu lagu
keroncongnya Koes Plus. Karena saya memang suka lagu keroncong Koes Plus.
Pemahaman Anggota KMFC mengenai Nasionalisme
Peneliti : Apa pemahaman pak Herman tentang nasionalisme
Herman : Nasionalisme itu apa ya… rasa yang di barengin sama tindakan
buat mencintai bangsa. Kan kalau dulu harus perang, kalau sekarang ga perlu
berperang, udah enak. Tapi rasa nasionalisme itu harus tetep ada didalam diri kita.
Kalau bukan kalian kalian yang masih muda, siapa yang lagi mencintai negara
nantinya?... nah itu
inspirasi pembuatan lagu “kolam susu”
Peneliti : Apa benar lagu kolam susu itu inspirasinya dari orang asing pak?
Apa makna dari kolam susu pak?
Herman : Loh… justru saya baru tau, setua ini saya gatau lagu kolam susu
itu diciptakan karna pernyataan orang asing, terimakasih yaa… setelah saya lihat
tayangan opo ini? yaa.. pokonya yang tadi, saya jadi paham jelas Koes Bersaudara
itu punya jiwa nasionalisme yang kuat yoo… sampe Yok bikin lagu sebegitu
indah maknanya. Bener deh saya gatau kalo lagu ini tercipta karena pernyataan
orang asing. Kolam susu itu lagu yang mendeskripsikan alam Indonesia yang
menguntungkan. Makannya diistilahkan sama susu. Karena susu kan minuman
yang manfaatnya banyak.
Pesan untuk mencintai tanah air pada lirik lagu “nusantara”
Peneliti : Apa benar ada pesan untuk mencintai tanah air pada lagu
nusantara? Apakah pesan tersebut memiliki makna untuk mencintai tanah air Pak?
Herman : Pesen Yok dalam lagu nusantara itu mencintai tanah air. Cinta
tanah air itu bukan hanya kita pakai baju I love Indonesia saja. Cinta tanah air itu
banyak jenisnya, saya saja yang sudah tua begini paham maksud yang di katakan
Yok itu apa. Indonesia itu luas tenan tohh… alamya buagusee luar biasa, tapi anak
sekarang cita citanya adalah jalan jalan keluar negeri, padahal mengelilingi negara
L 16
sendiri saja belum. Anak sekarang itu budaya luar jadi panutan, sedangkan budaya
sendiri mati, ancurkan kalo kaya gitu caranya?. Yok itu seumuran saya, di masa
tuanya, dia juga merasakan apa yang saya rasakan, dan saya juga merasakan apa
yang dia rasakan. Kalo jiwa nasionalisme mati, ancur…! makannya dia pesen
untuk cinta tanah air
Yok Koeswoyo memberikan istilah “sekarang itu kolam lumpur, bukan
kolam susu lagi”
Peneliti : Apa makna dari istilah “sekarang itu kolam lumpur, bukan kolam
susu lagi” pak?
Herman : Lumpur itu kan lambang kesusahan, kalo susu kan lambang
kemakmuran. Yang Yok katakan itu bener. Alam itu menguntungkan kalo
dikelola dengan baik. Opo toh… nelayan gede pake bom sampe ikannya abis
semua. Nelayan kecil yang ga bisa mencari ikan ke tengah kan kasian ga dapet
ikan. Iyalah… perahunya kecil, jadi ga bisa jauh jauh ngambil ikannya. Laut yang
abis di bom rusak, ga ada ikannya, lumpur sudah… bukan susu lagi. Mencintai
negeri bukan hanya lomba ke Eropa terus bawa nama Indonesia saja. Buat apa
pinternya? Mulai dari hal kecil dulu, menjaga alam itu mencintai negeri juga kan
Skenario dipenjarakannya band Koes Bersaudara untuk menjalankan misi
rahasia
Peneliti : Tolong pak Herman jelaskan tentang di penjarakannya Koes
Bersaudara untuk menjalankan misi? Apa yang dapat bapak maknai dari peristiwa
tersebut?
Herman : Loh saya gatau, ini saya baru tau setelah liat video tadi. Setua ini
saya baru tau kalo penangkapan Koes Bersaudara itu Cuma skenario. Saya juga
gatau kalo mereka jalanin misi rahasia negara. Saya baru tau sekarang. wong di
berita mereka itu ngikutin barat, jadinya di penjara. Hebat juga mereka, rela
dijelek jelekin negara demi menjalankan misi negara. Bener deh saya gatau apa
apa, baru tau ini. Kuat yaa mereka jaga rahasia selama ini…
L 17
Penegasan Yok Koeswoyo “kalau untuk bangsa dan negara, mati pun rela”
Peneliti : Apa makna dari kata kata “kalau untuk bangsa dan negara, mati
pun rela” pak?
Herman : Era orde lama menuju orde baru itu emang lagi kacau. Ada rezim
inilah, ada rezim itulah, waahh pokoe mumet waktu itu. Tidak bela si anu di
tembak, menjelekan si anu langsung hilang, dahlah… takut kalo mau macem
macem. Tapi Yok ini berani gituloh, dia itu malah pasang foto Soekarno di depan
rumah. Dia ga takut ditembak, karena emang menurut Yok pajang foto Soekarno
itu haknya dia
penciptaan lagu lagu untuk memepersatukan bangsa Indonesia yang
beragam suku, budaya, dan agama
Peneliti : Apakah Informasi yang disampaikan Medcom.id adalah benar?
apa makna dari kalimat “penciptaan lagu lagu untuk memepersatukan bangsa
Indonesia yang beragam suku, budaya, dan agama”?
Herman : Dah lah… udah ga bisa komentar apa apa saya. Sifat mereka
emang udah paling bener. Buktinya sampe sekarang ga ada musisi yang bisa
nyiptain lagu tentang mencintai bangsa sampe beberapa seri, ga ada… dari dulu
sampe sekarang yaa cuma mereka penyanyi yang nyiptain lagu buat ngajak orang
dalam hal mencintai bangsa. Lagunya itu kalo didengerin ringan, baru sekali
denger pasti langsung apal. Tapi dibalik lagu yang ringan itu ada makna yang
dalem, ada tujuan yang baik buat para pendengarnya. Bukan Cuma lagu nusantara
kok yang ngajak pendengarnya buat cinta tanah air, masih ada lagu laen lagi
Tonny Koeswoyo merupakan sosok yang keras menyampaikan aspirasi
sesuai dengan keadaan “kalau rumah kita bocor itu jangan disuruh
nampung air aja, atapnya itu di ganti!”
Peneliti : Apakah perkataan Tonny “kalau rumah kita bocor itu jangan
disuruh nampung air aja, atapnya itu di ganti!” merupakan sindiran untuk
pemerintahan? Bagaimana pak Herman memaknai perkataan Tonny tersebut?
L 18
Herman : Itu sepertinya buat pemerintah, jaman waktu itu kan lagi
pergantian orde lama ke orde baru. Ini juga hanya perkiraan saya. Saya kurang
tahu apa masalahnya. Tapi saya bisa ngerti kalau yang di maksud atap bocor dan
harus diganti itu pemerintah. Tapikan semua tergantung konteks dan situasi
yooo… contohnya kalo didalam rumah tangga kan atap itu melambangkan kepala
keluarga, Ya kalo di dalam pemerintahan berarti pemimpin. Kalau pemimpinnya
ngebebanin rakyat kecil atas kesalahan yang dilakuinnya yaa berarti ga baik
album “to the so called guilties” yang memberikan kode karena dituduh
bersalah
Peneliti : Apakah informasi tersebut benar? apa makna dari “to the so
called guilties”?
Herman : Oiya saya tau lagu itu, artinya juga tau. Tapi saya ga tau kalau
lagu itu buat infoin ke orang orang tentang tuduhan bersalah. Yaa namanya juga
musisi, wajar wajar aja mereka nyiptain lagu buat nunjukin apa yang lagi mereka
alamin. Jujur saya ga tau kalau lagu ini itu isyarat. Saya cuma nikmatin lagu itu
sebagai hiburan aja, ga paham terlalu dalem sama lagu itu
pesan Yok Koeswoyo agar “jangan meninggalkan identitas seni dan budaya
daerah”
Peneliti : Apa makna pesan dari Yok Koeswoyo “jangan meninggalkan
identitas seni dan budaya daerah”?
Herman : Semua budaya dan seni harus dilesitarikan. Budaya daerah itu
macem macem loh… ada baju adat, lagu daerah, bahasa daerah, sama tradisi
tradisi adatnya. Cara melestarikan budaya daerah itu sebenernya gampang. Kalo
kita orang jawa yaa pake bahasa jawa buat ngobrol sama orang rumah. Kalo orang
sunda yaa pake bahasa sunda kalo ngomong sama orang rumah. Ga harus full
pake bahasa daerah kok, ngomongnya tetep bahasa Indonesia, tapi di selipin
bahasa bahasa jawa biar anak anak denger dan ngerti. Cara kaya gitu juga
namanya udah melestarikan budaya bangsa. Harus bangga jadi orang Indonesia
L 19
yang punya budaya macem macem tapi bisa bersatu sama bahasa kesatuan
Indonesia
filosofi jawa yang disampaikan Yok Koeswoyo yaitu “sedulur papat lima
pancer” merupakan dasar pembentukan pancasila
Peneliti : Apakah informasi tersebut benar? mengapa filosofi jawa “sedulur
papat lima pancer” dikatakan sebagai dasar pembentukan pancasila? apa makna
“sedulur papat lima pancer”?
Herman : Kalo menurut saya pancasila sama sedulur papat lima pancer itu
ga ada hubungannya. Wong sedulur papat lima pancer isinya tentang spiritual
agama islam. Sedulur papat terdiri dari getih (darah), pusar (placenta), ketuban, ari
ari, dan lima pancernya adalah Nur Muhammad SAW. Filosofi itu isinya begitu,
bukan kemanusiaan yang adil dan beradab, musyawarah mufakat, bukan keadilan
sosial. Jadi, filosofi jawa itu bukan dasar pembentukan pancasila. Jelas beda…
L 20
LAMPIRAN 4
Transkrip Wawancara Informan 4
Nama : Susilo
Umur : 59 Tahun
Anggota KMFC (senior)
Wawancara dilakukan setelah Informan melihat tayangan Talkshow “Yok
Koeswoyo jadi agen rahasia dan nasionalisme tanpa jemu”
Pengenalan Diri
Peneliti : Silakan Pak Susilo perkenalkan diri bapak
Susilo : Assalamualaikum, nama pendek saya Susilo, nama panjang saya
Susilooooooooo… hahaha, hiburan dulu biar ga tegang saya mau ditanya tanya.
Umur saya 59 tahun. Tanggal lahir saya itu tanggal 19 November 1962. Saya dari
remaja udah suka lagu lagu Koes Bersaudara sama Koes Plus
L 21
Pemahaman Anggota KMFC mengenai Nasionalisme
Peneliti : Apa pemahaman pak Susilo tentang nasionalisme
Susilo : Waduuh… baru mulai udah berat pertanyaannya hahaha.
Nasionalisme itu tuh orang orang yang berjuang demi bangsa Indonesia. Apaya,
bukan orangnya sih yang disebut nasionalisme. Tapi jiwa nya, didalam dirinya itu
ada semangat juang yang tinggi untuk bela negara
inspirasi pembuatan lagu “kolam susu”
Peneliti : Apa benar lagu kolam susu itu inspirasinya dari orang asing pak?
Apa makna dari kolam susu pak?
Susilo : Yang saya tahu, ini lagu kolam susu itu dibikin karena Indonesia
itu lautannya gede, luas lautnya, banyak ikannya, hasil lautnya berlimpah
pokonya. Jadi Koes Bersaudara bikin dah tuh lagu kolam susu. Kan bukan lautan
hanya kolam susu, jadi lautan itu seolah olah manis, manis itu dalam arti kata
kaya. Di tayangan tadi baru jelas cerita sebenernya bagaimana. Ya namanya
jaman dulu yak an… hp aja ga ada, informasi susah didapet kalo bukan dari tv
sama radio. Itu juga jarang jarang ada yang punya. Yang punya begituan itu udah
kaya banget dulu mah. Hebat banget yaa berarti Yok Koeswoyo, bisa dapet
inspirasi dari omongan orang asing. Dan lagi dia gamau kalah sama orang asing
buat bangga banggain negaranya. Salut saya, nasionalis emang dia
Pesan untuk mencintai tanah air pada lirik lagu “nusantara”
Peneliti : Apa benar ada pesan untuk mencintai tanah air pada lagu
nusantara? Apakah pesan tersebut memiliki makna untuk mencintai tanah air Pak?
Susilo : Di lagu nusantara kan ada yang ceritain sawah menguning,
padang yang hijau, sama tanah permata. Ya itu sebenernya kekayan Indonesia.
sawah menguning itu pemandangan yang indah, selain indah juga ada hasil
alamnya. Padang hijau kalo diliat kan bikin adem, bikin tenang. Padang hijau juga
menghasilkan hasil alam, kita napas kan pake oksigen, tanaman hijau kan
penghasil oksigen utama di bumi. Terus ada tanah permata. Tanah kita itu
L 22
unsurnya banyak mengandung bebtauan dan logam mulia. Indah kalo di liat serta
menguntungkan jika di olah dengan benar. Yok itu sudah menggambarkan seperti
itu, anak muda sebagai generasi penerus harus mencintai tanah air sendiri, jangan
sampai hasil bumi direbut oleh bangsa asing. Generasi muda harus menanamkan
jiwa nasionalisme dalam diri
Yok Koeswoyo memberikan istilah “sekarang itu kolam lumpur, bukan
kolam susu lagi”
Peneliti : Apa makna dari istilah “sekarang itu kolam lumpur, bukan kolam
susu lagi” pak?
Susilo : Susu kan manis, enak kan? Yaa… begitu lautan Indonesia
dulunya. Dulu lautan Indonesia bisa memakmurkan, karena hasilnya yang
menguntungkan, keindahannya juga terjaga. Kalo sekarang mah paittt… apasi
yang bisa dijual dari lumpur? Ga ada! udah bener bener suram. Yok aja yang bikin
lagu kolam susu sampe bilang kalo sekarang kolamya berubah jadi lumpur. Yaa
itu betul emang. Suram udah sekarang mah, ga kaya dulu lagi. Sedih kan?
Sekarang aja udah sedih, apalagi masa depan nanti. Sekarang aja udah lumpur,
masa depan jadi apaan? Jadi comberan?
Skenario dipenjarakannya band Koes Bersaudara untuk menjalankan misi
rahasia
Peneliti : Tolong pak Herman jelaskan tentang di penjarakannya Koes
Bersaudara untuk menjalankan misi? Apa yang dapat bapak maknai dari peristiwa
tersebut?
Susilo : Di penjara itu bukan gara gara musiknya ngikutin barat ternyata.
Saya ga tau nih cerita tentang misi rahasia kaya gini. Ga bisa banyak cerita saya,
intinya saya gatau. Keren juga mereka, musisi jadi intel negara. Tapi dulu nama
mereka udah jelek banget karena masuk penjara, dan mereka rela namanya jelek
demi jalanin misi rahasia negara. Dan ternyata itu cuma skenario, kalo kata kita
mah cuma maen maenan doang yaa… hebat lah mereka
L 23
Penegasan Yok Koeswoyo “kalau untuk bangsa dan negara, mati pun rela”
Peneliti : Apa makna dari kata kata “kalau untuk bangsa dan negara, mati
pun rela” pak?
Susilo : Yaa kalo udah berani mati demi negara berarti nasionalismenya
udah ga diraguin lagi. Zaman sekarang udah ga ada yang rela mati demi negara.
Macem Yok begitu ga akan ada. Sampe ga takut peluru gitu. Gilaa kan… ga bisa
bayangin sih saya. Nyari masalah sendiri Yok tuh. Tapi selagi dia bener, ga akan
takut dia sama siapapun, apapun dia lakuin kalo itu bener
penciptaan lagu lagu untuk memepersatukan bangsa Indonesia yang
beragam suku, budaya, dan agama
Peneliti : Apakah Informasi yang disampaikan Medcom.id adalah benar?
apa makna dari kalimat “penciptaan lagu lagu untuk memepersatukan bangsa
Indonesia yang beragam suku, budaya, dan agama”?
Susilo : Gini… dari lagu kita bisa ngerasain jatuh cinta, dari lagu kita bisa
ngerasain sedih, dari lagu kita bisa ngerasain bahagia. Lagu itu sebenernya
ungkapan hati seseorang. Lagu itu perannya penting, karena melambangkan apa
yang lagi di rasain sama seseorang. Nah , kalo kita dengerin lagu lagu Koes
Bersaudara yang liriknya punya tujuan untuk mencintai keberagaman, pasti kita
juga ikut merasakannya, ada rasa semangat jadinya didalam diri kita. Kalo musisi
nyiptain lagu cinta kan banyak, tapi kalo musisi yang nyiptain lagu buat
mempersatukan bangsa itu jarang. Bukan Cuma satu lagu Koes Bersaudara
captain lagu buat persatuan Indonesia, banyak…
Tonny Koeswoyo merupakan sosok yang keras menyampaikan aspirasi
sesuai dengan keadaan “kalau rumah kita bocor itu jangan disuruh
nampung air aja, atapnya itu di ganti!”
Peneliti : Apakah perkataan Tonny “kalau rumah kita bocor itu jangan
disuruh nampung air aja, atapnya itu di ganti!” merupakan sindiran untuk
pemerintahan? Bagaimana pak Herman memaknai perkataan Tonny tersebut?
L 24
Susilo : Kalau itu nyindir pemerintah yaaa berarti emang bener Tonny itu sifatnya
keras, berani juga. Ya bener dong, masa rumah bocor didiemin aja, dibenerin lah
atapnya. Atap itu pemerintah mungkin, tapi kalo kata kata bocor kan banyak
artinya. Bisa aja ga bener, bisa aja korupsi, pokonya banyak arti, ga bisa
nyimpulin juga saya
album “to the so called guilties” yang memberikan kode karena dituduh
bersalah
Peneliti : Apakah informasi tersebut benar? apa makna dari “to the so
called guilties”?
Suilo : Ga tau saya kalau lagu itu bermaksud buat ngasih info ke
masyarakat soal perkara pemenjaraan. Yang saya tau lagu itu enak di denger,
terhibur aja gitu. Kalau orang awam kaya saya kan ga terlalu pahamin lirik apalagi
yang pake bahasa asing. Walaupun saya ga ngerti maksud lagu itu apa, tapi saya
suka lagunya. Soal lirik bahasa asing aja saya ga ngerti gimana mau
mahaminnya…. hahaha
pesan Yok Koeswoyo agar “jangan meninggalkan identitas seni dan budaya
daerah”
Peneliti : Apa makna pesan dari Yok Koeswoyo “jangan meninggalkan
identitas seni dan budaya daerah”?
Susilo : Soal ngelestariin budaya emang kudu. Kita ini orang Indoensia,
punya banyak kesenian budaya. seni kan bukan lagu atau musik doang. Kain batik
juga kan namanya seni, dan batik itu warisan budaya Indonesia yang udah diakuin
dunia. Nah… generasi muda itu wajib melestarikan kesenian budaya Indonesia
apapun bentuknya. Baju adat, lagu, bahasa, adat, pokonya semua tetang Indonesia.
Kalau bisa generai muda captain karya seni yang berbau etnik Indonesia. Kan
makin mantep… jadinya dunia makin melek sama Indonesia
filosofi jawa yang disampaikan Yok Koeswoyo yaitu “sedulur papat lima
pancer” merupakan dasar pembentukan pancasila
L 25
Peneliti : Apakah informasi tersebut benar? mengapa filosofi jawa “sedulur
papat lima pancer” dikatakan sebagai dasar pembentukan pancasila? apa makna
“sedulur papat lima pancer”?
Susilo : Sedulur papat lima pancer sama pancasila itu beda jauh. Dasar
pembentukan pancasila bukan dari filosofi ini setau saya. Menurut saya sih,
filosofi jawa itu mengarah ke kerohanian. Sedangkan pancasila itu kan pedoman
bangsa Indonesia. Intinya, dua duanya ini beda jauh, Udah itu aja
L 26
LAMPIRAN 5
Transkrip Wawancara Informan 5
Nama : Ghalifa Marzall
Umur : 22 Tahun
Anggota KMFC (junior)
Wawancara dilakukan setelah Informan melihat tayangan Talkshow “Yok
Koeswoyo jadi agen rahasia dan nasionalisme tanpa jemu”
Pengenalan Diri
Peneliti : Silakan Ghali perkenalkan diri Ghali
Ghalifa : Nama gua Ghalifa Marzall, umur gua 22 tahun, tanggal lagir gua
28 Oktober 1998. Kita seumuran ya. Dari kecil gua udah dikasih asupan lagu
Koes Bersaudara dan Koes Plus sama papa. Dari kecil juga gua udah jadi personel
band T’Koes. Biar yang tua bernostalgia, yang muda melestarikan.
L 27
Pemahaman Anggota KMFC mengenai Nasionalisme
Peneliti : Apa pemahaman Ghali tentang nasionalisme
Ghalifa : Jiwa nasionalisme itu, jiwa yang selalu membela tanah air, yang
mencintai Indonesia, yang membawa nama baik bangsa, pokonya segala tindakan
yang bikin nama bangsa itu naik
inspirasi pembuatan lagu “kolam susu”
Peneliti : Apa benar lagu kolam susu itu inspirasinya dari orang asing? Apa
makna dari kolam susu menurut ghali?
Ghalifa : Gua udah tau cerita ini, papa gua juga dulu penggemar Koes
Bersaudara. Dan sekarang juga gua jadi penggemar berat Koes Bersaudara sama
Koes Plus. Dari kecil gua udah jadi personel band T-Koes, band pelestari lagu
lagu legendaris Koes Bersaudara sama Koes Plus. Gua appreciate banget sama
mereka mereka, biarpun pemusik, tapi mereka tetep jadi patriot bangsa. Menurut
gua makna lagu kolam susu itu ceritain kalo Indonesia itu kaya, makmur,
sejahtera, tanah surga. Surga men…. kebayang ga sama indahnya surga? Lo mau
apa aja, ada disana. Yok Koeswoyo itu bilang Indonesia itu tanah surga. Bangga
banget dia sama alam Indonesia. Lah anak muda zaman sekarang sukanya malah
lagu yang pake bahasa asing
Pesan untuk mencintai tanah air pada lirik lagu “nusantara”
Peneliti : Apa benar ada pesan untuk mencintai tanah air pada lagu
nusantara? Apakah pesan tersebut memiliki makna untuk mencintai tanah air?
Ghalifa : Lirik lagunya itu simpel, tapi kalo dihayati itu kita kaya ditampar.
Kepikiran sampe sebegitunya mereka captain lagu nusantara. Bangga banggain
negara sendiri lewat lagu. Keren men…! gua sebagai anak muda salut banget
sama pesen Yok Koeswoyo untuk mencintai tanah air. Negara Indonesia itu
berawal dari nusantara. Ada sumpah palapa, terus sumpah pemuda. Kita itu satu,
bersaudara, satu ibu, yaitu ibu pertiwi. Indonesia itu kaya, kaya akan budaya, dan
keindahan alamnya, dan Yok Koeswoyo berpesan di tayangan tadi, katanya
L 28
generasi sekarang harus jadi penerus yang memilki jiwa nasionalisme. Ini berarti
tugas gua, elu, dan temen temen muda kita yang lainnya
Yok Koeswoyo memberikan istilah “sekarang itu kolam lumpur, bukan
kolam susu lagi”
Peneliti : Apa makna dari istilah “sekarang itu kolam lumpur, bukan kolam
susu lagi”?
Ghalifa : Sekarang kolam lumpur ya pantes, lautnya udah rusak, terumbu
karang juga rusak, udah jelek lautnya, laut yang rusak juga ga ada ikannya, airnya
udah ga bening lagi, airnya warna coklat. Selain udah ga indah lagi, hasil lautnya
juga berkurang. Ikannya di tangkep semua, di alam habitatnya jadi berkurang.
Bener tuh lirik baru yang dinyanyiin di tayangan tadi. Bukan lautan, hanya kolam
lumpur hahaha. Nelayan kecil hidupnya pada susah, karena hasil yang didapet itu
sedikit. Padahal Indonesia itu negara maritim, tapi lautnya udah jadi lumpur.
Percuma kalo bu susi doang yang berjuang biar hasil laut melimpah terus, tapi
yang laennya engga. Kata Yok kan gini, orang bilang tanah kita tanah surga, tapi
sayangnya salah kelola. Ya bener… kalo ga dikelola dengan baik, hasilnya juga
ga akan baik. Ini berlaku bukan Cuma buat laut, yang laen juga begitu
Skenario dipenjarakannya band Koes Bersaudara untuk menjalankan misi
rahasia
Peneliti : Tolong Ghali jelaskan tentang di penjarakannya Koes Bersaudara
untuk menjalankan misi? Apa yang dapat Ghali maknai dari peristiwa tersebut?
Ghalifa : Gua tau ko… gua tau cerita ini dari bapa gua. Waktu pemenjaraan
di glodog, nama bandnya masih Koes Bersaudara, belom berubah jadi Koes Plus.
Koes Bersaudara itu emang musisi, seniman, tapi mereka juga seorang patriot
yang punya jiwa nasionalisme tinggi, buktinya mereka adalah intel negara.
Mereka rela namanya jelek di depan publik demi jalanin misi dari bung Karno.
Jadi, cerita mereka di tangkep itu boong boongan, biar publik percaya bahwa
mereka dipenjara itu karna musiknya berkiblat kebarat, padahal kan sebenernya ga
gitu. Misinya itu nyelusup ke Malaysia, tapi ga jadi karena bertepatan sama G30S
L 29
Penegasan Yok Koeswoyo “kalau untuk bangsa dan negara, mati pun rela”
Peneliti : Apa makna dari kata kata “kalau untuk bangsa dan negara, mati
pun rela”?
Ghalifa : Gua gatau kerusuhan orde lama menuju orde baru karena belom
lahir kan. Tapi gua tau kalo oderlama itu masa pemerintahan Soekarno dan orde
baru masa pemerintahan Soeharto. Ada sebutan BenTo (Benteng Soeharto) masa
peralihan ini emang serem sih. Siapapun yang ga pro ke Soeharto akan di tembak
mati atau hilang begitu aja. Nah ini Yok malah pasang foto Soekarno gede gede di
depan rumahnya. Bener bener ga takut di tembak beliau. Karena menurut Yok
pasang foto siapapun itu hak beliau. Pasang fotonya juga dirumahnya, jadi ga
mengganggu. Karena menurutnya perilakunya udah bener, jadi dia ga merasa
takut sedikitpun. Kita bisa belajar dari Yok, kalo kita merasa benar itu ga boleh
takut, dan kalo kita salah harus siap di hukum
penciptaan lagu lagu untuk memepersatukan bangsa Indonesia yang
beragam suku, budaya, dan agama
Peneliti : Apakah Informasi yang disampaikan Medcom.id adalah benar?
apa makna dari kalimat “penciptaan lagu lagu untuk memepersatukan bangsa
Indonesia yang beragam suku, budaya, dan agama”?
Ghalifa : Lagu beliau itu yang nyeritain Indonesia sama keberagamannya
ibarat semboyan bhineka tunggal ika. Lagu Koes Bersaudara itu punya tujuan,
punya misi. Mereka mau Indonesia ga ada perpecahan, saling toleransi antar
sesama umat, suku dan budaya. Saling meberikan cinta kasih, ya pokonya damai
ga ada perpecahan. Mereka berharap, lewat lagu mereka orang yang suka jelek
jelekin sesama warga Indonesia itu sadar kalo kita itu satu. Lagu mereka liriknya
gampang, kaya puisi yang di kasih nada. Jadi kita juga dengerinnya enak gitu…
kalo sambil merem sambil halu makna liriknya pasti kebayang
L 30
Tonny Koeswoyo merupakan sosok yang keras menyampaikan aspirasi
sesuai dengan keadaan “kalau rumah kita bocor itu jangan disuruh
nampung air aja, atapnya itu di ganti!”
Peneliti : Apakah perkataan Tonny “kalau rumah kita bocor itu jangan
disuruh nampung air aja, atapnya itu di ganti!” merupakan sindiran untuk
pemerintahan? Bagaimana Ghali memaknai perkataan Tonny tersebut?
Ghalifa : Gimana yaa, kata kata itu kan harus disesuaikan sama situasinya.
Kalau gua sih gatau keadaan waktu itu. Yaa tapi ada benernya juga siih kalo
dipikir pikir, atap rumah yang bocor itu harus diganti, kalo aernya ditampung
terus kan salah, bodoh berarti yang punya rumah. Nyambung sih kalo ditujuin ke
pemerintahan
album “to the so called guilties” yang memberikan kode karena dituduh
bersalah
Peneliti : Apakah informasi tersebut benar? apa makna dari “to the so
called guilties”?
Ghalifa : Iya menurut sepengetahuan gua sih emang gitu. Lagu To The So
Called Guilties dibuat untuk ngasih penjelasan kenapa Koes Bersaudara bisa
dipenjara. Walaupun mereka ga secara langsung ngasih taunya, cuma lewat lagu.
Sebenernya mereka dipenjara itu kan buat jalanin misi negara. Tapi kan yang
diketahui sama orang orang mereka dipenjara karena nyanyi lagu lagu barat yang
ga disukain Soekarno. Dituduh bersalah berarti kan ga punya salah apa apa terus
di tangkep, boong boongan doang, buat nipu mata orang orang supaya misinya ga
keliatan
pesan Yok Koeswoyo agar “jangan meninggalkan identitas seni dan budaya
daerah”
Peneliti : Apa makna pesan dari Yok Koeswoyo “jangan meninggalkan
identitas seni dan budaya daerah”?
Ghalifa : Yaiyalah… identitas bangsa kan berarti identitas diri. Kalo
identitas bangsa ilang, berarti kita udah ga ada identitasnya dong. identitas bangsa
L 31
itu kan kesenian budaya Indonesia. Makannya kita yang muda juga harus
lestarikan. Ga susah melestarikan budaya Indonesia. Jangan malu pake berbahasa
daerah. Kita juga harus sadar diri, jangan terlalu mencintai budaya asing sampai
sampai melupakan budaya bangsa sendiri
filosofi jawa yang disampaikan Yok Koeswoyo yaitu “sedulur papat lima
pancer” merupakan dasar pembentukan pancasila
Peneliti : Apakah informasi tersebut benar? mengapa filosofi jawa “sedulur
papat lima pancer” dikatakan sebagai dasar pembentukan pancasila? apa makna
“sedulur papat lima pancer”?
Ghalifa : Gua gatau filosofi jawa itu, sedulur papat lima pancer gua gatau.
Ga ngerti hahaha… yang gua tau cuma pancasilanya aja. Haduuh gua juga
bingung mau bilang apa, karena emang bener bener gatau. Tapi sih tadi pas gua
dengerin videonya emang sama sih kaya pancasila, jadi filosofi sama pancasila itu
sama sama bertujuan ke ketuhanan yang maha esa
L 32
LAMPIRAN 6
Transkrip Wawancara Informan 6
Nama : Agus Setiawan
Umur : 23 Tahun
Anggota KMFC (junior)
Wawancara dilakukan setelah Informan melihat tayangan Talkshow “Yok
Koeswoyo jadi agen rahasia dan nasionalisme tanpa jemu”
Pengenalan Diri
Peneliti : Silakan Agus perkenalkan diri Agus
Agus : Nama saya sesuai sama bulan lahir saya. Saya Agus Setiawan,
umur saya 23 tahun, saya lagir tanggal 22 Agustus tahun 1997. Suka sama Koes
Plus dari saya remaja, lagunya itu enak enak, ringan lagunya. Lagu yang saya
paling suka itu “Bujangan”
L 33
Pemahaman Anggota KMFC mengenai Nasionalisme
Peneliti : Apa pemahaman Agus tentang nasionalisme
Agus : Nasionalisme? Hmm… itu rasa cinta sama Indonesia. Bingung
saya ngejelasinnya. Ya menurut saya nasionalisme itu cinta sama negeri sendiri.
Cinta sama alamnya, budaya, pokonya semua teantang Indonesia.
inspirasi pembuatan lagu “kolam susu”
Peneliti : Apa benar lagu kolam susu itu inspirasinya dari orang asing? Apa
makna dari kolam susu menurut agus?
Agus : Gatau apa apa saya soal cerita Koes Bersaudara sama Koes Plus,
saya Cuma suka lagu lagunya. Begitu saya liat tayangan apa ini? wawancara Yok
ya? Saya jadi tertampar. Ga nyangka aja Yok Koeswoyo nyiptain lagu ini itu
karena beliau gamau kalah sama orang asing yang bilang kalo Indonesia itu
lautnya kolam susu. Saya yakin, Yok Koeswoyo juga tertampar karena perkataan
dari orang asing itu, makannya beliau bikin lagu kolam susu deh. Kayanya bukan
Cuma lagu kolam susu yang nyeritain tentang kekayaan Indonesia deh, banyak
malah, lagu mereka itu rata rata isinya Indonesiaisme banget. Apa namanya kalo
cinta Indonesia? Hmm… iyaaa nasionalisme yaa…
Pesan untuk mencintai tanah air pada lirik lagu “nusantara”
Peneliti : Apa benar ada pesan untuk mencintai tanah air pada lagu
nusantara? Apakah pesan tersebut memiliki makna untuk mencintai tanah air?
Agus : Pesan untuk mencintai tanah air dari Yok Koeswoyo lewat lagu
nusantara emang nasionalis semua isinya. Jiwa nasionalisme itu diliatnya
gampang, tapi sebenernya jiwa nasionalisme itu susah untuk di lakuin dan di
terapin. Susah banget… jiwa nasionalis itu ga harus bikin lagu tentang Indonesia.
Generasi sekarang itu kalo berantem sedikit, ras, suku, agama dikata katain.
Mengejek satu sama lain. Padahal pesan Yok Koeswoyo adalah jangan sampai
terjadi perpecahan. Mau agamanya Islam, Kristen, Hindu, Budha, kita itu semua
L 34
sama, tuhan kita itu satu. Cuma cara menyembahnya aja yang berbeda. Janganlah
bikin keberagaman itu jadi perpecahan. Ga beres nanti
Yok Koeswoyo memberikan istilah “sekarang itu kolam lumpur, bukan
kolam susu lagi”
Peneliti : Apa makna dari istilah “sekarang itu kolam lumpur, bukan kolam
susu lagi”?
Agus : Sekarang kolam lumpur yaa…? Ya emang benersih, bener
banget. Gini nih, kita lautannya luas banget tapi ikan masih import dari luar
negeri. Aneh kan? Kita lautnya indah banget, tapi kenapa aernya cokelat, kenapa
ga ada ikannya, banyak sampah nya. Ikan di impor dari luar negeri itu karena kita
ga kelola lautan dengan baik, kualitas ikan kita kalah sama negara luar. Laut kita
itu indah banget tapi emang dasar orangnya aja yang ga peduli sama alam, buang
sampah dimana mana, sampe dilaut pun ada sampahnya. Sebenernya yang bikin
kolam susu berubah jadi kolam lumpur itu orang orangnya sendiri. Kalo kita
kelolanya baik, bener, kolam kita bisa jadi kolam susu lagi. semua tergantung dari
rasa tanggung jawab masing masing orang dan pilihan masing masing orang. Kalo
dia ngerasa bertanggung jawab buat mencintai lautan Indonesia yang indah, dia ga
akan mau buang sampah di laut apalagi sampe ngerusak laut. Terus… kalo pilihan
orang itu beli ikannya ikan import, berarti dia ga cinta sama hasil buminya sendiri
Skenario dipenjarakannya band Koes Bersaudara untuk menjalankan misi
rahasia
Peneliti : Tolong Agus jelaskan tentang di penjarakannya Koes Bersaudara
untuk menjalankan misi? Apa yang dapat Agus maknai dari peristiwa tersebut?
Agus : Saya sih ga tau ya kalo mereka di penjara karena mau jalanin misi
dari Bung Karno. Yang saya tau mereka di penjara itu karena musiknya kebarat
baratan jadi Bung Karno gasuka sama mereka, soalnya Bung Karno itu kan orang
nya ga suka sama apapun yang mengarah ke barat baratan. Mereka di penjara di
Glodog. Itu sih yang saya tau… ini saya baru tau kalo mereka itu sebenernya intel
negara
L 35
Penegasan Yok Koeswoyo “kalau untuk bangsa dan negara, mati pun rela”
Peneliti : Apa makna dari kata kata “kalau untuk bangsa dan negara, mati
pun rela”?
Agus : Zaman sekarang mana ada yang mau relain hidupnya buat
negara? Ga ada kan? yaa karena zaman sekarang juga bukan masanya peperangan
pake peluru atau pertumpahan darah. Zaman sekarang udah enak, tinggal kitanya
aja yang berani untuk memperjuangkan hak kita kepada siapapun. Jangan mau
kalah sama negara asing yang punya teknologi lebih canggih, Indonesia juga
harus bisa setara. Jangan mau di tindas negara asing lewat budaya. jangan lupa!
Kita punya kewajiban buat lestariin budaya Indonesia. Dan budaya yang lestari
adalah hak bangsa. Apapun yang menjelekkan bangsa harus di lawan, bukan
dengan pertempuran atau peperangan, tetapi dengan ilmu dan pengetahuan. Mati
matian membela negara itu bukan berarti harus mati beneran, iya kan? Berusaha
bawa nama bangsa juga itu usaha yang mati matian yang harus sungguh sungguh.
Begitu…
penciptaan lagu lagu untuk memepersatukan bangsa Indonesia yang
beragam suku, budaya, dan agama
Peneliti : Apakah Informasi yang disampaikan Medcom.id adalah benar?
apa makna dari kalimat “penciptaan lagu lagu untuk memepersatukan bangsa
Indonesia yang beragam suku, budaya, dan agama”?
Agus : Tujuan bhineka tunggal ika kan mempersatukan bangsa
Indonesia. Lagu mereka juga punya tujuan yang sama kaya bhineka tunggal ika.
Rasa didalam lagu di bentuk sama pencipta lagunya. Kalo pendengar udah bisa
kebawa suasana berarti lagunya itu berhasil. Kaya lagu lagu di album nusantara
nya Koes Bersaudara, semua lirik lagunya itu tentang keberagaman Indonesia,
alam Indonesia yang kaya, pokonya yang bikin kita bangga jadi orang Indonesia.
Yok itu pengen kita bisa hidup berdampingan tanpa ada masalah, bukan cuma
Yok aja yang pengen begitu, personel yang laennya juga pengen kita semua
bersatu
L 36
Tonny Koeswoyo merupakan sosok yang keras menyampaikan aspirasi
sesuai dengan keadaan “kalau rumah kita bocor itu jangan disuruh
nampung air aja, atapnya itu di ganti!”
Peneliti : Apakah perkataan Tonny “kalau rumah kita bocor itu jangan
disuruh nampung air aja, atapnya itu di ganti!” merupakan sindiran untuk
pemerintahan? Bagaimana Ghali memaknai perkataan Tonny tersebut?
Agus : Sindiran kan emang begitu. Ga to the point ngomongnya, tapi
ngena banget. Pake kata kata yang mengumpamakan. Tonny kan pake kata kata
halus, ibarat rumah yang bocor, terus orang dibawahnya nampung air terus. Ini
termasuk sindiran, karena artinya ngena banget. Kalo soal pemerintahan ya berarti
atapnya harus diganti, pemimpinnya berarti. Terus yang nampung aer terus
terusan itu rakyatnya. Kurang lebih kaya gitu
album “to the so called guilties” yang memberikan kode karena dituduh
bersalah
Peneliti : Apakah informasi tersebut benar? apa makna dari “to the so
called guilties”?
Agus : Saya aja baru tau tadi abis liat video wawancara itu, saya gatau
kalo lagu To The So Called Guilties itu ternyata kode buat ngasih tau orang orang
kalo apa yang mereka lihat dipemberitaan itu ga bener. Jadi Koes Bersaudara itu
ngasih tau yang sebenernya melalui lagu tapi orang orangnya aja yang pada ga
ngerti. Baru paham saya setelah denger penjelasan di video tadi
pesan Yok Koeswoyo agar “jangan meninggalkan identitas seni dan budaya
daerah”
Peneliti : Apa makna pesan dari Yok Koeswoyo “jangan meninggalkan
identitas seni dan budaya daerah”?
Agus : Yaa beliau bener, Yok pesenin itu ke kita kita biar kita ga lupa, ga
ninggalin kesenian budaya bangsa sendiri demi kebudayaan asing. Kita harus
lestariin budaya daerah kita masing masing. Kalau bukan kita kita yang muda
L 37
yang melestarikan lalu siapa lagi? Iya kan?. Jangan sampai aset bangsa yang
paling berharga hilang seiring berjalannya waktu
filosofi jawa yang disampaikan Yok Koeswoyo yaitu “sedulur papat lima
pancer” merupakan dasar pembentukan pancasila
Peneliti : Apakah informasi tersebut benar? mengapa filosofi jawa “sedulur
papat lima pancer” dikatakan sebagai dasar pembentukan pancasila? apa makna
“sedulur papat lima pancer”?
Agus : Waduuh saya kurang tahu. Itu kaya filosofi jawa kuno, anak
seumuran saya belom tentu tau filosofi sedulur papat lima pancer. yaa mungkin
sedulur papat lima pancer itu sama kaya pancasila. Ada kemanusaiaan yang adil
dan beradap, ada persatuan Indonesia, ada musyawarah dan mufakat, ujung
ujungnya semua mengarah ke tuhan yang maha esa. Begitu mungkin, jadi disebut
sebagai dasar pembentukan pancasila deh
L 38
LAMPIRAN 7
Transkrip Wawancara Informan 7
Nama : Tato Sulistianto / Tato Heygress
Umur : 68 Tahun
Pengamat Musik Koes Bersaudara dan Koes Plus
Wawancara dilakukan setelah Informan melihat tayangan Talkshow “Yok
Koeswoyo jadi agen rahasia dan nasionalisme tanpa jemu”
Pengenalan Diri
Peneliti : Silakan Pak Tato perkenalkan diri Pak Tato
Tato : Okeh, nama saya Tato S. saya pengamat musik Koes Bersaudara
dan Koes Plus, usia saya baru 68 tahun, saya lahir tanggal 21 April tahun 1953
tepat di hari Kartini saya lahir. Jadi ulang tahun saya dirayain sama semua wanita
di Indonesia. Tapi nama saya Tato ya, bukan Kartono hahaha. Saya dulu punya
band nama band nya heygress. Saya sempet rekaman tahun 1973. Saya sudah
berkecimpung didunia musik sejak tahun 1965-1970an.
L 39
Pemahaman Anggota KMFC mengenai Nasionalisme
Peneliti : Apa pemahaman Tato tentang nasionalisme
Tato : Nasionalisme artinya mencintai Indonesia, baik alam, budaya,
serta adat. Nasionalisme bisa dari bidang apapun. Ya contohnya Koes Bersaudara
sama Koes Plus, mereka captain lagu yang sifatnya nasionalis. Kalau pembalap
berarti jiwa nasionalisnya bawa nama baik Indonesia jadi juara, kalau traveling
yang keliling dunia jiwa nasionalisnya itu memeprkenalkan Indonesia ke dunia.
Gitu… pokonya jiwa nasionalisme tergantung sama bidang yang mereka tekuni.
inspirasi pembuatan lagu “kolam susu”
Peneliti : Apa benar lagu kolam susu itu inspirasinya dari orang asing? Apa
makna dari kolam susu menurut pak Tato?
Tato : Ya, itu semua benar, memang benar Yok mendapatkan Inspirasi
pembuatan lagu kolam susu dari orang asing. Mungkin kamu juga sudah tahu
ceritanya bagaimana. Makna dari kolam susu itu kekayaan alam Indonesia. Orang
asing berduyun duyun mau menikmati manisnya alam Indonesia. Manis itu istilah
kata, alam Indonesia jika dikelola sumber daya alamnya, maka investor akan
datang dan meraup keuntungan.
Pesan untuk mencintai tanah air pada lirik lagu “nusantara”
Peneliti : Apa benar ada pesan untuk mencintai tanah air pada lagu
nusantara? Apakah pesan tersebut memiliki makna untuk mencintai tanah air?
Tato : Ya memang benar, judul lagunya saja sudah nusantara. Loh jelas
ada makna nya, tapi kan orang orang ada yang paham sama maknanya ada juga
yang ga sadar sama maknanya. Lirik lagu nusantara itu maknanya menunjukkan
rasa cinta Koes Bersaudara dan Koes Plus terhadap alam Indonesia.
Yok Koeswoyo memberikan istilah “sekarang itu kolam lumpur, bukan
kolam susu lagi”
L 40
Peneliti : Apa makna dari istilah “sekarang itu kolam lumpur, bukan kolam
susu lagi”?
Tato : Ya maknanya itu dulu kekayaan alam kita berlimpah, sekarang
sudah berkurang kekayaan alam kita. Airnya sudah tercemar sama limbah dan
sampah. Semoga kalian sebagai generasi penerus dapat mengubah perkataan Yok
menjadi “dulu, sekarang, nanti, kolam susu tetaplah kolam susu”
Skenario dipenjarakannya band Koes Bersaudara untuk menjalankan misi
rahasia
Peneliti : Tolong pak Tato jelaskan tentang di penjarakannya Koes
Bersaudara untuk menjalankan misi? Apa yang dapat pak Tato maknai dari
peristiwa tersebut?
Tato : Waktu di penjara, nama bandnya masih Koes Bersaudara.
Memang ada misi rahasia negara. Tetapi yang tahu misinya cuma Tonny
Koeswoyo, setelah Tonny meninggal, ga ada yang tahu lagi misi sebenarnya
mereka itu apa. Menyelusup ke Malaysia kan punya tujuan, tapi udah ga bisa
nanya lagi, karena orang yang bersangkutan sudah meninggal. Kalau yang
ngomong orang lain, dianggap tidak relevan.
Penegasan Yok Koeswoyo “kalau untuk bangsa dan negara, mati pun rela”
Peneliti : Apa makna dari kata kata “kalau untuk bangsa dan negara, mati
pun rela”?
Tato : Kata kata itu kan buat jaman jaman yang lagi ricuh karena
perubahan pemerintahan, jadi pantes ada kata kata kaya gitu. Kalau sekarang kan
keadaannya lagi aman sentosa. Kata kata kaya gitu bukan pada tempatnya lagi
kalau sekarang. tergantung sama situasi kondisi aja.
penciptaan lagu lagu untuk memepersatukan bangsa Indonesia yang
beragam suku, budaya, dan agama
L 41
Peneliti : Apakah Informasi yang disampaikan Medcom.id adalah benar?
apa makna dari kalimat “penciptaan lagu lagu untuk memepersatukan bangsa
Indonesia yang beragam suku, budaya, dan agama”?
Tato : Bener banget dong, ya lagu lagu nusantara kan isinya keindahan
alam sama keberagaman. Walau hanya lirik lagu, Tapi itu merupakan sebuah
pesan yang bermakna buat masyarakat, supaya bisa hidup berdampingan
walaupun berbeda beda.
Tonny Koeswoyo merupakan sosok yang keras menyampaikan aspirasi
sesuai dengan keadaan “kalau rumah kita bocor itu jangan disuruh
nampung air aja, atapnya itu di ganti!”
Peneliti : Apakah perkataan Tonny “kalau rumah kita bocor itu jangan
disuruh nampung air aja, atapnya itu di ganti!” merupakan sindiran untuk
pemerintahan? Bagaimana pak Tato memaknai perkataan Tonny tersebut?
Tato : Orang kan berkata kata pasti menyesuaikan situasi dan kondisi.
Kata kata tersebut juga bisa di pake dalam organisasi, rumah tangga, macem
macem kan. Tapi memang sih jaman itu sistem pemerintahan lagi kacau, bisa juga
kata kata itu mengarah ke pemerintah.
album “to the so called guilties” yang memberikan kode karena dituduh
bersalah
Peneliti : Apakah informasi tersebut benar? apa makna dari “to the so
called guilties”?
Tato : Informasi itu memang benar. Dilihat dari arti judulnya saja berarti
tudahan bersalah. Sebenernya lirik lagu itu penuh makna karena menceritakan
tuduhan tuduhan palsu kepada Koes Bersaudara.
pesan Yok Koeswoyo agar “jangan meninggalkan identitas seni dan budaya
daerah”
Peneliti : Apa makna pesan dari Yok Koeswoyo “jangan meninggalkan
identitas seni dan budaya daerah”?
L 42
Tato : Maknanya itu kita ga boleh lupa darimana kita berasal. Harus
tetap melestarikan seni dan budaya daerah, budaya daerah kan macem macem
juga, baju adat, tradisi, bahasa daerah. Kalo seninya ada seni pahat, seni tari, lagu
daerah. Nah itu semua harus kita lestariin biar ga ilang ditelan jaman
filosofi jawa yang disampaikan Yok Koeswoyo yaitu “sedulur papat lima
pancer” merupakan dasar pembentukan pancasila
Peneliti : Apakah informasi tersebut benar? mengapa filosofi jawa “sedulur
papat lima pancer” dikatakan sebagai dasar pembentukan pancasila? apa makna
“sedulur papat lima pancer”?
Tato : Itu cuma pengistilahan Yok saja. Kan kita semua tahu sejarah
pembentukan pancasila kaya gimana. Pembentukan pancasila itu melalui
perdebatan panjang untuk mendapat mufakat, dan melibatkan banyak orang juga.
L 50
Dokumentasi Surat Surat Komunitas Koes Music Fans Club
Surat Keterangan Domisili Koes Music Fans Club