KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGUE HEMORRAGIC FEVER GRADE II DENGAN MASALAH KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH DI RUANG ASOKA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGIL PASURUAN
KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGUE HEMORRAGIC FEVER GRADE II DENGAN MASALAH KETIDAKSEIMBANGAN
NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH DI RUANG ASOKA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGIL
PASURUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGUE HEMORRAGIC FEVER GRADE II DENGAN MASALAH KETIDAKSEIMBANGAN
NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH DI RUANG ASOKA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGIL
PASURUAN
Diajukansebagaisalah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program Studi Diploma III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu KesehatanInsan Cendekia
Medika Jombang
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKAJOMBANG
2019
LEMBAR PENGESAHAN
Karya tulis ilmiah ini telah diajukan oleh :
Nama Mahasiswa : Vila Nurfika
NIM : 161210048
Program studi : D3 Keperawatan
Judul : Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengue Hemorragic
Fever Grade II Dengan Masalah Ketidakseimbangan
Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Di Ruang Asoka
Rumah Sakit Umum Daerah Bangil Pasuruan
Telah berhasil diperahankan dan diuji dihadapan dewan penguji dan diterima
sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pedidikan pada
Program Studi D III Keperawatan
Komisi Dewan Penguji,
Panitia Penguji.
1. Penguji Utama : Maharani Tri P., S.Kep.,Ns.M.M ( )
2. Penguji Anggota1 : H. Imam Fatoni, SKM., MM ( )
3. Penguji Anggota 2 : Endang Yuswatiningsih, S.Kep.,Ns.,M.Kes ( )
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kediri dari keluarga bapak Tamaji dan ibu Mariati.
Penulis merupakan anak ke satu dari dua bersaudara. Tahun 2004 penulis lulus
dari TK Dharma Wanita Selopanggung 2, tahun 2010 penulis lulus dari SDN
Selopanggung 2, tahun 2013 penulis lulus dari SMPN Semen 2 dan tahun 2010
penulis lulus dari SMK Kesehatan Bhakti Indonesia Medika Kediri, tahun 2016
penulis lulus seleksi masuk STIKes ”Insan Cendekia Medika” Jombang melalui
jalur PMDK gelombang 1. Penulis memilih program Studi D3 Keperawatan dari
lima pilihan program studi yang ada di STIKes “ICME” Jombang. Demikian
riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.
Sembah sujud serta syukur alhamdulillah kepada ALLAH SWT. Atas
karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya Karya Tulis Ilmiah
yang sederhana ini dapat terselesaikan.
Aku persembahkan karya tulis ini untuk seseorang yang selalu
senantiasa merawatku, membesarkanku, memberikanku banyak pendidikan
mulai dari tidak mengerti sampai umurku sekarang terimakasih bapak ibu dan
suami tercintaku Zaenal karena selalu memanjatkan doa disetiap sujudmu
sehingga karya tulis ini terselesaikan.
Terima kasih untuk sahabat-sahabatku Elka, Devi, Winda, Octa, dan
Elma yang selalu memberikan dukungan dan semangat kepada ku sehingga
terselesaikan karya tulis ini dengan tepat waktu.
Terima kasih juga teman-teman D3 Keperawatan yang aku cintai
sudah menjadi teman-teman yang luar biasa selama 3 tahun ini, tawa, canda,
tangis sudah pernah kita rasakan aku pasti akan rindu dengan kalian semua.
Terimakasih atas semuanya
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga penyusunan karya tulis ilmiah yang berjudul ”Asuhan
Keperawatan Pada Anak Dengue Hemorragic Fever Grade II Dengan Masalah
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh” dapat selesai tepat
pada waktunya.
Penyusunan karya tulis ilmiah ini diajukan sebagai syarat menyelesaikan
pendidikan Diploma III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan
Cendekia Medika Jombang. Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis
banyak mendapat bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat H. Imam Fatoni, SKM., MM
selaku ketua STIKes ICMe Jombang dan pembimbing I, Endang Yuswatiningsih,
S.Kep.,Ns.,M.Kes sebagai pembimbing II yang telah memberikan bimbingan
hingga terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini. Ungkapan terimakasih juga
disampaikan kepada kedua orang tua dan teman-teman atas doa dan dukungannya.
Penulis sadar bahwa Karya Tulis Ilmiah ini belum sempurna oleh karena
itu penulis sangat berharap saran dan kritik dari pembaca yang bersifat
membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGUE HEMORRAGIC FEVER GRADE II DENGAN MASALAH KETIDAKSEIMBANGAN
NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH DI RUANG ASOKA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGIL
PASURUAN
Oleh : Vila Nurfika
Pendahuluan Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh vector nyamuk Aedes Aegypty (Suciwati, 2015).
Tujuan studi kasus ini yaitu melaksanakan asuhan keperawatan pada anak dengue hemorragic fever dengan masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
Desain penelitian ini deskriptif dengan metode studi kasus dengan 2 klien pada anak usia 0-15 tahun dengan diagnosa medis DHF Grade II dengan masalah keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Data dikumpulkan dari hasil wawancara, observasi, dokumentasi.
Hasil penelitian disimpulkan sebagai berikut berdasarkan data pengkajian diketahui bahwa klien 1 dan klien 2 mengeluhkan mual muntah dan nafsu makan berkurang didukung dengan data objektif keadaan umum lemah, pasien tampak mual dan muntah saat makan dan wajah klien tampak pucat. Intervensi keperawatan disusun berdasarkan kriteria NIC NOC 2015 yang meliputi manajemen nutrisi dan status nutrisi. Implementasi kepada klien 1 dan klien 2 dilaksanakan berdasarkan dari intervensi selama 3 kali pertemuan, evaluasi dilaksankan setiap akhir implementasi.
Kesimpulan bahwa klien 1 pada evaluasi hari ketiga masalah sudah teratasi hal ini menunjukkan peningkatan dalam hal ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Sedangkan pada klien 2 masalah belum teratasi.
Jadi asuhan keperawatan yang diberikan pada Klien 1 lebih efektif dibandingkan dengan asuhan keperawatan yang diberikan pada Klien 2.
Kata kunci : Dengue hemorragic fever, Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
NURSING IN CHILDREN WITH HEART HEMORRAGIC FEVER GRADE II WITH THE PROBLEM OF NUTRITION LESS THAN
THE BODY NEEDS IN THE ASOKA SPACE BANGIL
REGIONAL GENERAL HOSPITAL PASURUAN
By:Vila Nurfika
Introduction Dengue Haemoragic Fever (DHF) is a disease caused by the dengue virus and is transmitted by the vector of the Aedes Aegypty mosquito (Suciwati, 2015).
The purpose of this case study is to carry out nursing care for dengue children with hemorragic fever with problems with nutritional imbalances that are less than the body's needs.
Method the design of this study was descriptive with a case study method with 2 clients in children aged 0-15 years with a medical diagnosis of DHF Grade II with nursing problems nutritional imbalance was less than the body's needs. Collected from interviews, observation, documentation. Results the results of the study concluded as follows based on study data that client 1 and client 2 complained of nausea vomiting and reduced appetite supported by objective data weak general condition, the patient looked nauseous and vomited when eating and the client's face looked pale. Nursing interventions are prepared based on
the 2015 NIC NOC criteria which include nutrition management and nutritional status. Implementation for client 1 and client 2 is carried out based on interventions for 3 meetings, evaluations are carried out at the end of each implementation.
Conclusion the conclusion is that client 1 in the evaluation of the third day of the problem has been resolved, this shows an increase in terms of nutritional imbalances less than the body's needs. Whereas in the client 2 problems have not been resolved. So the nursing care given to Client 1 is more effective than nursing care given to Client 2.
DAFTAR ISI
Cover Luar........................................................................................................iCover Dalam....................................................................................................iiSurat Pernyataan.............................................................................................iiiLembar Persetujuan........................................................................................iv
Lembar pengesahan.........................................................................................vRiwayat hidup.................................................................................................viMoto dan kata persembahan..........................................................................viiKata pengantar...............................................................................................viiAbstak ........................................................................................................... ixDaftar Isi........................................................................................................ xiDaftar Tabel..................................................................................................xiiiDaftar Gambar............................................................................................. xivDaftar Lampiran.............................................................................................xvDaftar Lambang dan Singkatan....................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 11.2 Rumusan Masalah..................................................................................... 41.3 Tujuan Penelitian...................................................................................... 4
1.3.1 Tujuan Umum.................................................................................. 41.3.2 Tujuan Khusus................................................................................. 4
1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................... 51.4.1 Manfaat Teoritis............................................................................... 51.4.2 Manfaat Praktis................................................................................ 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar DHF................................................................................... 7
2.1.1 Definisi............................................................................................. 72.1.2 Etiologi............................................................................................. 72.1.3 Patofisiologi..................................................................................... 82.1.4 Pohon Masalah................................................................................. 92.1.5 Klasifikasi...................................................................................... 102.1.6 Manifestasi Klinis.......................................................................... 102.1.7 Komplikasi .................................................................................... 112.1.8 Pemeriksaan Penunjang................................................................. 112.1.9 Penatalaksanaan ............................................................................ 12
2.2 Konsep Dasar Nutrisi.............................................................................. 142.2.1 Definisi........................................................................................... 14
2.2.2 Etiologi........................................................................................... 142.3 Konsep Dasar Ketidakseimbangan Kurang Dari Kebutuhan Tubuh.......16
2.3.1 Definisi ...........................................................................................162.3.2 Batasan Karakteristik......................................................................162.3.3 Faktor Yang Berhubungan..............................................................172.3.4 Kekurangan Nutrisi.........................................................................172.3.5 Metode Menentukan Kekurangan Nutrisi.......................................182.3.6 Metode pemberian nutrisi...............................................................22
2.4 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan....................................................... 242.4.1 Pengkajian........................................................................................... 24
2.4.2 Pemeriksaan Penunjang...................................................................... 322.4.3 Analisa Data........................................................................................ 322.4.4 Diagnosa Keperawatan....................................................................... 332.4.5 Intervensi............................................................................................ 332.4.6 Implementasi .......................................................................................342.4.7 Evaluasi................................................................................................34
BAB 3 METODE PENELITIAN3.1 Desain Penelitian.................................................................................... 353.2 Batasan Istilah......................................................................................... 353.3 Partisipan .................................................................................................36
3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian...................................................................363.5 Pengumpulan Data ..................................................................................373.6 Analisa Data.............................................................................................373.7 Etika Penelitan ........................................................................................38
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil........................................................................................................ 404.2 Pembahsan.............................................................................................. 58
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan............................................................................................. 654.2 Saran....................................................................................................... 66
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kebutuhan energi perhari...............................................................16
Tabel 2.2 Menentukan berat badan ideal........................................................23
Tabel 2.3 Intervensi keperawatan...................................................................36
Tabel 4.1 Identitas klien.................................................................................42
Tabel 4.2 Identitas Orang tua.........................................................................42
Tabel 4.3 Riwayat penyakit............................................................................43
Tabel 4.4 Riwayat kehamilan dan persalinan.................................................44
Tabel 4.5 imunisasi.........................................................................................44
Tabel 4.6 pertumbuh.......................................................................................44
Tabel 4.7 Perkembangan................................................................................44
Tabel 4.8 Riwayat spiritual............................................................................45
Tabel 4.9 Pengkajian dasar.............................................................................45
Tabel 4.10 pemeriksaan fisik head to to.........................................................46
Tabel 4.11 Tabel Pemeriksaan Penunjang.....................................................48
Tabel 4.12 Tabel Terapi.................................................................................48
Tabel 4.13 Tabel Analisa Data.......................................................................49
Tabel 4.14 Tabel Diagnosa Keperawatan.......................................................50
Tabel 4.15 Tabel Intervensi............................................................................50
Tabel 4.16 Tabel Implementasi......................................................................51
Tabel 4.17 Evaluasi........................................................................................54
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 ː Jadwal Kegiatan Penelitian
Lampiran 2 ː Formulir Permohonan Responden
Lampiran 3 ː Formulir Persetujuan Responden
Lampiran 4 ː Format Pengkajian
5. > : Lebih dari
Singkatan
1. STIKes : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
2. ICMe : Insan Cendekia Medika
3. WHO : World Health Organization
4. RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah
5. DHF : Dengue Hemorragic Fever
6. DINKES ːDinas Kesehatan
7. NIC ːNursing Interventions Classification
8. NOC ːNursing Outcomes Classifications
9. BHK : Babby Homster Kidney
10. IV ː Intravena
11. TTV ː Tanda – tanda vital
12. HB ː Hemoglobin
13. HT ː Hematokrit
14. MRS ː Masuk rumah sakit
15. SPTK : Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
16. SP : strategi pelaksanaan
17. BHSP : Bina Hubungan Saling Percaya
18. RM : Rekam Medik
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Demam dengue (DF) dan demam berdarah dengue (DBD) serta
dengue haemorrhagic fever (DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan
oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot, nyeri sendi
yang disertai leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan ditesis
hemoragik (Sudoyo Aru, dkk 2009 dalam Huda N. A & Kusuma H, 2015).
DHF dapat menyerang semua kelompok umur, namun DBD masih
merupakan penyebab utama kematian pada anak-anak. DBD sering terjadi
pada anak berusia kurang dari 15 tahun, dengan tingkat serangan tertinggi
dalam umur 5-9 tahun (Fauziah H, 2017). Penyakit DHF menimbulkan respon
antibodi yang memicu terjadinya kompleks antigen antibodi menimbulkan
respon mual, muntah, anoreksia, yang menjadikan tubuh kehilangan cairan
serta elektrolit penting dalam tubuh terbuang termasuk juga nutrisi. Salah satu
masalah keperawatan yaitu nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (Widartin,
2017).
Data WHO terbaru menunjukkan dari tahun 2016-2018 ada 450 juta
infeksi dengue pertahun dimana 69 juta bermanifestasi klinis dengan berbagai
derajat dan revalensi Dengue Hemorrhagic Fever diperkirakan mencapai 3,9
milyar orang di 128 negara beresiko terinfeksi virus dengue (WHO 2018). Di
Indonesia kasus DHF pada tahun 2016 tercatat sebanyak 202.314 kasus,
dengan angka kematian 1.593 pada awal Januari hingga Mei pada tahun 2018
1
2
Kementrian kesehatan mencatat jumlah penderita DHF sebanyak 17.877
kasus, dengan 115 angka kematian (Kemenkes RI, 2018). Provinsi Jawa
Timur berada diposisi teratas sebaran penyakit Dengue Hemorrhagic Fever
tahun 2017- 2018 sebanyak 2.657 kasus tercatat di daerah Jawa Timur. Data
yang terlaporkan 13.683 (kasus) dari seluruh provinsi, 372 kabupaten/kota,
Jawa Timur memang yang paling tinggi, kemudian Jawa Barat. Data kematian
akibat Dengue Hemorrhagic Fever di Jawa timur juga paling banyak, yakni 47
pasien meninggal dunia. Data kematiannya secara nasional ada 133 (korban
meninggal) (Kemenkes RI, 2018). Berdasarkan survey data yang didapat dari
RSUD Bangil Pasuruan pada tahun 2017-2019 sebanyak 227 penderita dan di
Ruang Asoka RSUD Bangil Pasuruan pada tanggal 05 April rata-rata angka
kejadian Dengue Hemorragic Fever sebanyak 19 penderita di tahun 2019 (RM
RSUD Bangil).
DHF (Dengue Hemorragic Fever) adalah suatu penyakit yang
disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk aedes aegypti betina
lewat air liur gigitan saat menghisap darah manusia (NIC-NOC 2015). Hal ini
akan menyebabkan gangguan hemostasis pada DHF menyangkut 3 faktor
yaitu perubahan vaskuler, trombositopenia dan gangguan koagulasi. Setelah
virus dengue masuk ke dalam tubuh, pasien akan mengalami keluhan dan
gejala karena viremia, seperti demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal
seluruh badan, hiperemi ditenggorokan, timbulnya ruam dan kelainan yang
mungkin muncul pada system retikuloendotelial seperti pembesaran kelenjar-
kelenjar getah bening, hati dan limpa. Ruam pada DHF disebabkan karena
kongesti pembuluh darah dibawah kulit (Nur Wakhidah A, 2015). Gejala
3
yang paling menonjol yang dialami oleh anak yaitu mual, muntah, dan
anoreksia hal tersebut menjadikan tubuh kehilangan cairan dikarenakan oleh
demam dan respon tubuh tersebut. Menjadikan banyak cairan tubuh serta
elektrolit penting dalam tubuh terbuang termasuk juga nutrisi dalam tubuh
(Widartin, 2017). Nutrisi yang kurang mencukupi tubuh untuk mengontrol
otot, kimia, darah, dan fungsi organ. Penyakit Dengue Hemorrhagic Fever
menyebabkan anoreksia dan muntah dapat mengganggu pemenuhan nutrisi
klien terutama pada anak bisa pengaruhi begitu banyak aspek. Mulai dari
lambatnya perkembangan otak, perkembangan fungsi kognitif, motorik, dan
sosio emosional jangka panjang. Bahkan sebagian dampak tersebut tidak
dapat diperbaiki, sehingga muncul masalah keperawatan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh (Widartin, 2017).
Untuk mengatasi masalah keperawatan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh akibat efek penyakit Dengue Hemorrhagic Fever tugas perawat,
menentukan status gizi pasien dan kemampuan pasien untuk memenuhi
kebutuhan gizi, menentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan,
mengatur diet yang diperlukan yaitu menyediakan makanan protein tinggi
(Gloria et al 2016). Mengidentifikasi adanya alergi atau intoleransi makanan
yang dimiliki klien, menentukan apa yang terjadi preferensi makanan bagi
klien, intruksikan klien mengenai kebutuhan nutrisi yaitu membahas pedoman
diet dan piramida makanan (Gloria et al 2016).
Berdasarkan penjelasan tersebut penulis tertarik membuat karya tulis
ilmiah dengan judul “Asuhan keperawatan pada anak dengue hemorrhagic
fever dengan masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
4
di ruang Asoka Rumah Sakit Umum Daerah Pasuruhan tahun 2019” (Data
primer peneliti, 2019).
1.2 Rumusan masalah
Bagiaman asuhan keperawatan pada anak dengue hemorragic fever
dengan masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh di
ruang Asoka RSUD Bangil Pasuruhan?.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Melaksanakan asuhan keperawatan pada anak Dengue
Hemorragic Fever dengan masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh di Ruang Asoka RSUD Bangil Pasuruan Tahun
2019.
1.3.2 Tujuan khusus
1. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada anak dengue
hemoragic fever dengan masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh.
2. Mampu menetapkan diagnosa keperawatan pada anak dengues
hemorragic fever dengan masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh.
3. Mampu menyusun perencanaan keperawatan pada anak dengue
hemoragic fever dengan masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh.
5
4. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada anak dengue
hemorragic fever dengan masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh.
5. Mampu melaksanakan evaluasi pada anak dengue hemorragic dengan
masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat teoritis
Penelitian ini dapat menambah wawasan dan informasi
tentang dengue hemorragic fever sehingga menjadi masukan untuk
meningkatkan mutu pelayanan kasus DHF dan sebagai referensi
peneliti selanjutnya.
1.4.2 Manfaat praktis
1. Bagi Perawat
Dapat digunakan sebagai acuan dalam pengkajian sampai
evaluasi keperawatan pada fokus permasalahan yang tepat sehingga
dapat melaksanakan asuhan keperawatan secara tepat khususnya pada
Anak DHF (Dengue Hemorragic Fever).
2. Bagi Rumah Sakit
Agar dapat di gunakan sebagai masukan dalam melaksanakan
asuhan keperawatan pada anak DHF (Dengue Hemoragic Fever),
serta dapat meningkatkan mutu atau kualitas pelayanan kesehatan
pada pasien yang dirawat inap di Rumah Sakit.
3. Bagi Institusi pendidikan
6
Agar dapat digunakan sebagai wacana dan pengetahuan tentang
perkembangan ilmu keperawatan anak dan medikal bedah, terutama
kajian pada anak dengan penyakit DHF (Dengue Hemorragic Fever).
4. Bagi Pasien dan Keluarga Pasien
Pasien dan keluarga dapat mengetahui cara pencegahan,
perawatan, penyebab, tanda dan gejala, serta pertolongan pertama
yang dilakukan jika ada anggota kelurga yang mengalami penyakit
DHF (Dengue Hemorragic Fever).
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar DHF (Dengue Hemorragic Fever)
2.1.1 Definisi DHF (Dengue Hemorragic Fever)
Demam dengue (DF) dan demam berdarah dengue (DBD) serta
dengue haemorrhagic fever (DHF) adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus dengue (Sudoyo Aru, , dkk 2009 dalam Huda N. A
& Kusuma H, 2015).
DHF (Dengue Hemorragic Fever) adalah penyakit demam akut yang
disertai dengan adanya manifestasi perdarahan, yang bertendensi
mengakibatkan renjatan yang dapat menyebabkan kematian (widartin,
2017).
2.1.2 Etiologi DHF (Dengue Hemorragic Fever)
Virus dengue, termasuk genus flavivirus, kelurga flaviridae.
Terdapat 4 serotipe virus yaitu DEN - 1, DEN - 2, DEN – 3, dan DEN –
4, keempatnya ditemukan di Indonesia dengan DEN – 3 serotype
terbanyak. Infeksi salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi
terhadap serotipe yang bersangkutan, sedangkan antribodi yang terbentuk
terhadap serotipr lain sangat kurang, sehingga tidak dapat memberikan
perlindungan yang memadai terhadap serotipr lain tersebut. Seseorang
yang tinggal di daerah edemis dengue dapat terinfeksi oleh 3 atau 4
serotipe selama hidupnya. Keempat serotipe virus dengue dapat
ditemukan diberbagai daerah di Indonesia (Sudoyo Aru, dkk 2009 dalam
Huda N. A & Kusuma H, 2015).
7
18
2.1.3 Patofisiologi DHF (Dengue Hemorragic Fever)
Virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk
aedes aegypty. Pertama-tama yang terjadi adalah viremia yang
mengakibatkan penderita mengalami demam, sakit kepala, mual, nyeri
otot, pegal-pegal diseluruh tubuh, ruam atau bintik-bintik merah pada
kulit (petekie), hyperemia tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi
seperti pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran hati
(Hepatomegali) dan pembesaran limpa (Splenomegali) (Widartin, 2017).
Kemudian virus akan bereaksi dengan antibody dan
terbentuklah kompleks virus-antibody dalam sirkulasi akan mengaktivasi
system komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan
C5a, dua peptida yang berdaya untuk melepaskan histamine dan
merupakan mediator kuat sebagai factor meningkatnya permeabilitas
dinding kapiler pembuluh darah yang mengakibatkan terjadinya
perembesan plasma ke ruang ekstra seluler. Perembesan plasma ke ruang
ekstra seluler mengakibatkan berkurangnya volume plasma, terjadi
hipotensi, hemokonsentrasi, dan hipoproteinemia serta efusi dan renjatan
(syok) (Widartin, 2017).
Gangguan hemostasis pada DHF menyangkut 3 faktor yaitu
perubahan vaskuler, trombositopenia dan gangguan koagulasi. Setelah
virus dengue masuk ke dalam tubuh, pasien akan mengalami keluhan dan
gejala karena viremia, seperti demam, sakit kepala, mual, nyeri otot,
pegal seluruh badan, hiperemi ditenggorokan, timbulnya ruam dan
kelainan yang mungkin muncul pada system retikuloendotelial seperti
19
pembesaran kelenjar-kelenjar getah bening, hati dan limpa (Nur
Wakhidah A, 2015)
2.1.4 WOC
Gambar 2.1 Patofisiologi Sumber Huda N. A & Kusuma H, 2015)
Arbovirus (melaluli nyamuk aedes aegypti)
Beredar dalam aliran darah
Infeksi virus dengue (Viremia)
Mengaktifkan sistem komponen
Permebilitas membran meningkat
Resiko syok hipovolemik
Agregasi trombosit Kerusakan endotel pembuluh darah
TrombositopeniMerangsang faktor
pembekuanRenjatan hipovolemik
dan hipotensi
Kebocoran plasmaPerdarahanResiko perdarahan
Resiko perfusi jaringan tidak efektif
Hipoksia Jaringan
Kekurangan volume
cairan
Ke extravas
kulerAsidosis metabolik
Resiko syok hipovoemik
AbdomenParu-paru Hepar
Ascites
Mual mutah
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Hepatomegali
Penekanan intraabomen
Nyeri
Efusi paru
Ketidakefektifan pola nafas
20
2.1.5 Klasifikasi DHF
Derajat penyakit DBD terbagi empat derajat menurut widartin, 2017) :
1. Derajat 1 : Demam disertai gejala tidak khas, hanya terdapat
manifestasi perdarahan (uji tourniquet positif)
2. Derajat II : Seperti derajat I disertai perdarahan spontan dikulit dan
perdarahan lain pada hidung (epistaksis)
3. Derajat III : Ditemukan kegagalan sirkulasi dengan adanya nadi cepat
dan lemah, tekanan darah menurun (˂20 mm/Hg) / hipotensi disertai
kulit dingin dan lembab serta gelisah
4. Derajat IV : Renjatan berat dengan nadi tidak teraba dan tekanan darah
yang tidak dapat diukur, akral dingin dan akan mengalami syok.
2.1.6 Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis DHF menurut Nur Wakhidah A, (2015) yaitu :
1. Mayor (Harus ada) : Suhu tubuh lebih tinggi dari 37,8 ͦC secara oral
atau 38,3 ͦC.
2. Minor (Mungkin ada)
a. Kulit kemerah-merahan
b. Hangat pada saat disentuh
c. Peningkatan frekuensi pernafasan
d. Takikardi
e. Menggigil atau merinding
f. Dehidrasi
g. Rasa sakit dan nyeri yang spesifik atau menyeluruh
h. Malaise atau keletihan atau kelemahan
21
2.1.7 Komplikasi
Komplikais pada DHF menurut Nur Wakhidah A, (2015) yaitu :
a. Infeksi primer pada demam dengue
b. Kehilangan cairan dan elektrolit
c. Hiperpireksia
d. Kejang demam adalah komplikasi paling sering pada bayi dan anak-anak
e. Epistaksis, petekie, dan lesi purpura tidak umum tetapi dapat terjadi pada
derajat manapun.
f. Keluarnya darah dari epistaksis, muntah atau keluar dari rektum, dapat
memberi kesan keliru perdarahan gastrointestinal.
Komplikasi akibat pelayanan yang tidak baik selama rawatan inap
juga dapat terjadi berupa menurut (Halstead, 2007).
a. Kelebihan cairan (fluid overload)
b. Hiperglikemia dan hipoglikemia
c. Ketidak seimbangan elektrolit dan asam-basa
d. Infeksi nosokomial
e. Praktik klinis yang buruk
2.1.8 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang demam berdarah dengue menurut (NANDA NIC
NOC 2015)
1. Pemeriksaan Laboratorium :
a. Trombosit menurun (˂20 mm/Hg)
b. Hematokrit meningkat 20% atau lebih
c. Leukosit menurun pada hari kedua dan ketiga
22
d. Kadar albumin menurun dan bersifat sementara
e. Hipoproteinemia ( Protein darah rendah )
f. Hiponatremia ( NA rendah )
2. Pemeriksaan Radiologi
Pada foto trorax ( pada DHF grade III/ IV dan sebagian besar grade II di
dapatkan efusi pleura.
2.1.9 Penatalaksanaan
Penatalaksanan demam berdarah dengue menurut Nur Wakhidah A,
(2015)
a. Grade Iː
1. Tirah baring
2. Pemberian makanan lunak
3. Minum banyak (2-2,5 liter/24 jam)
4. Pemberian cairan melalui infuse dapat di berikan antipiretik dan
cairan rumatan atau cairan oral apabila anak masih mau minum
5. Pemantauan dilakukan setiap 12-24 jam
a. Grade II
1. Pemberian cairan intra vena ( Biasanya RL )
2. Monitor tanda – tanda Vital tiap jam ( suhu,nadi ) tensi,
pernafasan jika kondisi pasien memburuk observasi tiap jam.
3. Periksa Hb, Ht dan trombosit setiap hari
4. Pemberian obat antipiretik
5. Bila timbul kejang dapat diberikan diazepam
b. Grade III
23
1. Cairan pe oral, cairan intravena rumatan per hari dan 5% defisit
2. Diberikan untuk 48 jam atau lebih
3. Kecepatan cairan IV disesuaikan dengan kecepatan kehilangan
plasma, sesuai keadaan klinis, tanda vital, diuresis, dan hematokrit
c. Grade IV
1. Bila selama pemantauan lebih dari 12 jam, keadaan klinis makin
memberat atau respons pemberian cairan minimal, maka penderita
dinyatakan untuk dirujuk (bila dirawat di Puskesmas atau klinik
atau rumah sakit daerah) atau dilakukan tindakan yang lebih
intensif, kalau perlu di rawat di ICU.
2. Infus trombosit diberikan bila ada penurunan jumlah trombosit
yang menyolok disertai dengan tanda-tanda perdarahan masif. Bila
terjadi perdarahan yang masif dengan penurun kadar Hb dan Ht,
segera beri tansfusi Whole blood.
3. Bila keadaan syok masih belum teratasi dengan pemberian cairan
yang cukup sesuai perhitungan, tanda-tanda perdarahan tidak
nyata, dan pemantauan laboratorium tidak menunjukkan
perbaikan, maka pilihan kita adalah pemberian FFP (Fresh Frozen
Plasma) atau Plasma biasa.
4. Bila keadaan klinis stabil, pemeriksaan ulangan laboratorium pada
fase penyembuhan.
2.2 Konsep Dasar Nutrisi
2.2.1 Definisi Nutrisi
24
Nutrisi merupakan zat gizi yang terdapat didalam makanan, yang
terdiri dari karbohidrat, lemak, protein, mineral,vitamin, air (Hidayat,
Musrifatul & Hidayat, A.Aziz Alimul, 2008).
2.2.2 Jenis-jenis nutrisi
Jenis –jenis nutrisi dalam tubuh menurut (Hidayat, Musrifatul &
Hidayat, A.Aziz Alimul, 2008) yaitu :
1. Karbohidrat: zat gizi yang terdapat didalam makanan berbentuk
amilum. Dimulut, amilum diubah menjadi maltosa oleh enzim ptialin
yang ada dalam air ludah. Zat tersebut kemudian diteruskan
kelambung. Dari lambung hidrat arang dikirim terus keusus dua belas
jari dan sisa amlium yang belum diubah menjadi maltosa oleh amilase
pankreas ini diubah seluruhnya menjadi maltosa (Hidayat, Musrifatul
& Hidayat, A.Aziz Alimul, 2008)
2. Lemak: penceranan lemak dimulai dalam lambung karena dalam mulut
tidak ada enzim pemecah lemak. Lambung mengaturkan enzim lipase
untuk mengubah sebagaian kecil lemak menjadi asam lemak dan
gliserin (Hidayat, Musrifatul & Hidayat, A.Aziz Alimul, 2008).
3. Kebutuhan Energi per hari
Tabel 2.1 Kebutuhan Energi per hari
25
Umur Berat Badan (kg)
Tinggi Badan (cm)
Energi (Kkal)
0-6 bulan7-12 bulan1-3 tahun4-6 tahun7-9 tahun10-12 tahun13-15 tahun
5,58,5121823,53242
607189108120139153
56080012201720186017501900
(Sumber A. Aziz, 2006)
4. Protein: kelenjar ludah dalam mulut tidak membuat enzim protease
terdapat dalam lambung. Enzim protease yaitu berupa pepsin yang
mengubah protein menjadi albuminosa dan pepton untuk selanjutnya
diubah menjadi asam amino dan diserap oleh dinding usus. Dalam usus
dua belas jari terdapat enzim tripsin yang berasal dari pankreas yang
berfungsi mengubah sisa protein yang belum sempurna untuk diubah
menjadi albuminosa dan pepton (Hidayat, Musrifatul & Hidayat,
A.Aziz Alimul, 2008)
5. Vitamin: proses penyerapan vitamin dapat dilakukan dengan difusi
sederhana. Vitamin yang larut dalam lemak diserap oleh sistem
transpor aktif yang membawa lemak keseluruh tubuh, sedangkan
vitamin yang larut dalam air mempunyai beberapa variasi mekanisme
transpor aktif (Hidayat, Musrifatul & Hidayat, A.Aziz Alimul, 2008)
6. Mineral: mineral tidak butuh pencernaan. Mineral hadir dalam bentuk
tertentu sehingga tubuh mudah untuk memprosesnya. Umumnya
mineral diserap dengan mudah melalui dinding usus halus secara difusi
pasif maupun transpor aktif. Mekanisme transpor aktif terjadi jika
kebutuhan tubuh meningkat atau diet yang rendah kadar mineralnya.
26
Mekanisme aktif ini diatur oleh hormon (Hidayat, Musrifatul &
Hidayat, A.Aziz Alimul, 2008).
7. Air: zat gizi yang paling dasar. Tubuh manusia terdiri atas kira-kira
50% - 70% air. Asupan air secara teratur sangat penting dibandingkan
dengan asupan nutrisi lain (Hidayat, Musrifatul & Hidayat, A.Aziz
Alimul, 2008). Bayi memiliki proporsi air yang lebih besar di
bandingkan orang dewasa (Djoko Pekik Irianto, 2007 dalam widartin
R. el at, 2017).
2.3 Konsep dasar ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh
2.3.1 Definisi
Kebutuhan asupan nutrisi tidak mencukupi kebutuhan tubuh
untuk proses metabolik (Huda N, A & Kusuma H, 2015)
2.3.2 Batasan karakteristik
1. Berat badan 20% atau lebih di bawah rentang berat badan ideal.
2. Bising usus hiperaktif.
3. Cepat kenyang setelah makan.
4. Diare.
5. Gangguan sensasi rasa.
6. Kehilangan rambut berlebihan.
7. Kelemahan otot pengunyah.
8. Kelemahan otot untuk menelan.
9. Kerapuhan kapiler.
27
10. Kesalahan informasi.
11. Kesalahan persepsi.
12. Ketidakmampuan memakan makanan.
13. Kram abdomen.
14. Kurang informasi.
15. Kurang minat pada makanan
16. Membran mukosa pucat.
17. Nyeri abdomen.
18. Penurunan berat badan dengan asupan makan adekuat.
19. Penurunan berat badan dengna asupan makanan adekuat.
20. Sariawan rongga mulut.
21. Tonus otot menurun.
2.3.3 Faktor yang berhubungan
1. Faktor biologis.
2. Faktor ekonomi.
3. Gangguan psikososial.
4. Ketidakmampuan makan.
5. Ketidakmampuan mencerna makanan.
6. Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien.
7. Kurang asupan makanan
2.3.4 Kekurangan Nutrisi
28
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan
kekurangan gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah
asupan yang tidak sesui dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah
berat badan rendah meskipun asupan makanannya cukup dari kebutuhan
tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan energi, kulit pucat,
konjungtiva, dan lain - lain (Hidayat, Musrifatul & Hidayat, A.Aziz
Alimul. 2008).
1. Tanda Klinis :
a. Berat badan 10-20% di bawah normal.
b. Tinggi badan di bawah ideal.
c. Lingkar kulit trisep lengan tengah kurang dari 60% ukuran
standar.
d. Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot.
e. Adanya penurunan albumin serum.
f. Adanya penurunan transferin.
2. Kemungkinan penyebab :
a. Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna
kalori akibat penyakit infeksi atau kanker.
b. Disfagia karena adanya kelainan persyarafan.
c. Penurunan absorpsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi
laktosa.
d. Nafsu makan menurun.
29
2.3.5 Metode menentukan kekurangan nutrisi
1. Riwayat makanan
Riwayat makanan meliputi informasi atau keterangan
tentang pola makan, tipe makanan yang di hindari ataupun di
abaikan, makanan yang lebih di sukai, yang dapat di gunakan untuk
membantu merencanakan jenis makanan untuk sekarang, dan rencana
makanan untuk masa selanjutnya.
2. Kemampuan makan
Beberapa hal yang perlu di kaji dalam hal kemampuan
makan, antara lain kemampuan mengunyah, menelan, dan makan
sendiri tanpa bantuan orang lain.
3. Pengetahuan tentang nutrisi
Aspek lain yang sangat penting dalam pengkajian nutrisi
adalah penentuan tingkat pengetahuan pasien mengenai kebutuhan
nutrisi.
4. Nafsu makan, jumlah asupan.
5. Tingkat aktifitas.
6. Pengonsumsian obat.
7. Penampilan fisik
3. Pengukuran Antropometrik
30
Pengukuran ini meliputi pengukuran tinggi badan, berat
badan, dan lingkar lengan. Tinggi badan anak dapat di gambarkan
pada suatu kurva atau grafik sehingga dapat terlihat pola
perkembanganya.
a. Menentukan berat badan ideal
Salah satu parameter untuk mengetahui keseimbangan energi
seseorang adalah melalui penentuan berat badan ideal dan indeks
masa tubuh. Rumus Brocca adalah cara untuk mengetahui berat badan
ideal, yaitu sebagai berikut:
Berat badan ideal (kg) = [Tinggi badan (cm) – 100]-[10% (tinggi
badan-100)
Keterangan hasil :
1. Bila berat badanya < 80%, di kategorikan sebagai kurus.
2. Bila berat badanya 80 – 120% di kategorikan berat badan ideal.
3. Bila berat badanya > 120% di kategorikan gemuk.
Cara lain untuk menentukan berat badan ideal adalah dengan
menggunakan indeks masa tubuh. Cara ini telah di tetapkan oleh
Departemen Kesehatan RI
Tabel 2.2 Batas ambang indeks masa tubuh (IMT) di indonesa
Kategori IMTKurus Kekurangan berat
badan tingkat berat
<17
Kekurangan berat badan tingkat sedang
17,0-18,5
Normal 18,5-25,0
31
Gemuk Kelebihan berat badan
tingkat ringan
>25,0-27,0
Kelebihan berat badan
tingkat berat
>27,0
Sumber: Depkes 2018
Indeks masa tubuh = Berat badan (kg)
Tinggi badan2 (m)
Cara pengukuran kebutuhan kalori
Kebutuhan kalori total di temukan oleh basal metabolisme rate,
aktifitas fisik, dan spesifik dynamik action (SDA). Sebelum menentukan
jumlah kebutuhan kalori total, maka tentukan basal metabolisme rate
(BMR). Ada beberapa cara untuk mengukur BMR di antaranya adalah
1) Rumus Harris Benedict yang di kenal dengan debutan rumus REE (Resting
Energi Expenditure). Caranya adalah
BMR (laki-laki) = 66.5 + {13,5 x BB (kg)} + {5,0 x TB (cm) – (6.75 x umur (th)}
BMR (wanita) = 65,1 + {9,56 x BB (kg)} + {1,85 x TB (cm) – (4,68 x umur (th)}
2) Metode faktorial. Caranya adalah
BMR (laki-laki) = BB (kg) x 1,0 x 24 kkalBMR (wanita) = BB (kg) x 0,9 x 24 kkal
a. Tentukan berat atau ringan jenis aktivitas yang di lakukan klien.
Klien dengan aktivitas ringan harus di kurangi 10-20% dari jumlah
kalori basal, sebaliknya klien dengan aktivitas berat harus
menambahkan 10-20% dari jumlah kalori basal. Patokan orang
32
yang tergolong aktivitas berat dalah pekerja kuli bangunan atau
pekerja kasar. Orang yang bekerja di kantor, yang sebagian besar
waktunya yang di habiskan untuk duduk, termasuk aktivitas
ringan. Pekerjaan rumah tangga termasuk ke dalam aktivitas
sedang (Suarthana 2007).
b. Menghitung besarnya SDA. Di perkirakan besarnya SDA adalah
10% jumlah energi basah dan energi aktivitas (Departemen Gizi
dan Kesehatan Masyarakat FKM UI 2007).
Rumus untuk menghitung jumlah kebutuhan kalori total :
Total energi = energi basal (BMR) + energi aktivitas + SDA
Sumber : Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKM UI 2007
4. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang langsung berhubungan dengan
pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah pemeriksaan albumin serum, Hb,
glukosa, elektrolit.
4.2.6 Metode pemberian nutrisi
1. Pemberian nutrisi melalui oral
Pemberian nutrisi melalui oral merupakan tindakan
keperawatan yang di lakukan pada pasien yang tidak mampu
memenuhi kebutuhan nutrisi secara sendiri dengan cara membantu
memberikan makan atau nutrisi melalui oral (mulut), bertujuan
memenuhi kebutuhan nutrisi pasien dan membangkitkan selera
makan pada pasien.
33
2. Pemberian nutrisi melalui pipa penduga atau lambung
Pemberian nutrisi melalui pipa penduga atau lambung
merupakan tindakan keperawatan yang di lakukan pada pasien yang
tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara oral atau tidak
mampu menelan dengan cara memberi makan melalui pipa lambung
atau pipa penduga. Tujuanya adalah untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi pasien.
3. Pemberian Nutrisi melalui parenteral
Pemberian nutrisi melalui parenteral merupakan pemberian
nutrisi berupa cairan infus yang di masukkan ke dalam tubuh
melalui darah vena, baik secara sentral (untuk nutrisi parenteral
total) ataupun vena periver (untuk nutrisi parenteral parsial).
Pemberian nutrisi melalui parenteral di lakukan pada pasien yang
tidak bisa makan melalui oral atau pipa nasogastrik dengan tujuan
untuk menunjang nutrisi enteral yang hanya memenuhi sebagian
kebutuhan nutrisi harian.
a. Metode pemberian nutrisi melalui parenteral :
1. Nutrisi parenteral parsial
Merupakan pemberian nutrisi melalui intravena
yang di gunakan untuk memenuhi sebagian kebutuhan
nutrisi harian pasien karena pasien masih dapat
34
menggunakan saluran pencernaan. Cairan yang biasanya
di gunakan dalam bentuk dextrose atau cairan asamino.
2. Nutrisi parenteral total
Merupakan pemberian nutrisi melalui intravena di
mana kebutuhan nutrisi sepenuhnya melalui cairan infus
karena keadaan saluran pencernaan pasien tidak dapat di
gunakan. Cairan yang dapat di gunakan adalah cairan yang
mengandung karbohidrat seperti triofusin E 1000, cairan
yang mengandung asam amino seperti Pan Amin G, dan
cairan yang mengandung lemak seperti intralipid.
3. Jalur pemberian nutrisi parenteral dapat melalui vena sentral
untuk jangka waktu lama dan melalui vena parifer.
(Hidayat, AAA & Uliyah, M, 2005)
2.4 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pada Anak DHF Dengan Masalah
Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
2.4.1 Pengkajian
a. Identitas klien ː Terdiri dari nama, alamat, umur, status, diagnosa
medis, tanggal MRS, keluarga yang dapat di hubungi, catatan
kedatangan, no MR.
b. Riwayat utama
1) Keluhan Utama
35
Biasanya pasien datang ke RS dengan keluhan demam
lebih dari 3 hari, tidak mau makan, terdapat bintik merah pada
tubuh.
2) Riwayat kesehatan sekarang
Suhu tubuh meningkat sehingga menggigil yang
menyebabkan sakit kepala.
a. Tidak nafsu makan, mual dan muntah, sakit saat menelan,
lemah.
b. Nyeri otot dan persendian.
c. Konstipasi dan bisa juga diare.
d. Mukosa mulut kering, perdarahan gusi, lidah kotor.
e. Batuk ringan.
f. Mata terasa pegal, sering mengeluarkan air mata,
(Lakrimasi), foto fobia.
g. Ruam pada kulit (kemerahan).
h. Perdarahan pada kulit ptekie, ekimosis, hematoma, dan
perdarahan lain ː Epistaksis, hematemesis, hematuria, melena.
3) Riwayat kesehatan dahulu
a. Pernah menderita DHF
b. Riwayat kurang gizi
c. Riwayat aktivitas sehari – hari.
d. Pola hidup (life style)
e. Riwayat kesehatan keluarga, adanya penderita DHF dalam
keluarga
36
f. Pemeriksaan fisik
4) Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
a) Riwayat pertumbuhan
Pertumbuhan merupakan bertambah jumlah besarnya
sel di seluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat di
ukur (Asmadi, 2008). Pada riwayat pertumbuhan di nyatakan
bagaimana status pertumbuhan pada anak apakah pernah
terjadi gangguan dalam pertumbuhan dan terjadinya pada saat
umur berapa dengan menanyakan atau melihat catatan
kesehatan tentang ukuran berat badan, tinggi badan lingkar
lengan atas, lingkar dada dan lingkar kepala.
1. Berat badan
a. Berat badan hari ke – 10 ː BB lahir
b. 5 bulan ː 2x lahir
c. 1 tahun ː 3x lahir
d. 2 tahun ː 4x lahir
e. Prasekolah kenaikan berat badan rata-rata ː 2 kg/tahun.
2. Pertumbuhan tinggi badan
a. Tinggi badan lahir rata-rata ː 50 cm
b. 1 tahun ː 1,5x lahir
c. 4 tahun ː 2x lahir
d. 6 tahun ː 1,5 TB setahun
e. 13 tahun ː 3x TB lahir
f. Kenaikan tinggi badan rata-rata prasekolahː
37
6-8 cm/tahun
3. Proporsi kepala, badan dan anggota gerak, 2 bulan ː
a. Kepala besar dan dan panjang (janin) hampir sama
dengan panjang badan + anggota gerak
b. Lingkar kepala rata-rata 34 cm
c. 6 bulan - 44 cm ( 50%)
d. 1 tahun = 47 cm
e. 2 tahun = 49 cm
f. Dewasa = 54 cm
(Sudarti, 2010).
b) Riwayat perkembangan
Perkembangan merupakan bertambah sempurnanya
fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh
kematangan dan belajar (asmadi, 2008). Riwayat ini dapat di
lihat dari proses perkembangan anak melalui penggunaan
perkembangan DDST II (Denver Development Skrening Test
II) ː
Adapun perkembangan yang di nilai antara lainː
1. Personal social (perilaku sosial)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan
mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan
lingkunganya.
2. Fine motorik adaprive (gerakan motorik halus)
38
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak
untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang
melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan di lakukan
otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang
cermat.
3. Language (bahasa)
Kemampuan untuk memberikan respon terhadap
suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan.
4. Grass motor (gerakan motorik kasar)
Gerakan yang berhubungan dengan pergerakan dan
sikap tubuh.
Prosedur DDST ada 2 tahap ː
Tahap I ː
a. Umur 3–6 bulan
b. Umur 9-12 bulan
c. Umur 18-24 bulan
d. Umur 3 tahun
e. Umur 4 tahun
f. Umur 5 tahun
Tahap II ː Bila di curigai (Sudarti, 2010)
c) Riwayat Imunisasi
Pada pengumpulan data tentang riwayat imunisasi dasar
sepertiː
A. Jenis-jenis imunisasi yang wajib
39
1. BCG
Vaksinasi BCG memberikan kekebalan aktif
terhadap penyakit tuberculosis (TBC). BCG di berikan 1
kali sebelum anak berumur 2 bulan.
2. Difteri, pertusis, dan tetanus
Pemberian imunisasi ini akan memberikan
kekebalan aktif terhadap penyakit diferi, pertusis dan
tetanus dalam waktu bersamaan. Imunisasi di berikan
sebanyak 3 kali sejak bayi lahir berumur dua bulan
dengan penyuntikan satu-dua bulan.
d) Riwayat social
Siapa pengasuh klien, interaksi social, kawan bermain, peran
ibu, keyakinan agama/ budaya.
e) Kebutuha dasar
Makan, minum, penurunan intake, nutrisi dan cairan, diare,
penurunan BB, mual dan muntah
f) Aktifitas dan istirahat : Kelemahan, lesu, penurunan aktifitas,
banyak berbaring
g) BAK : Tidak begitu terganggu
h) Kenyamanan : Malgia, sakit kepala
i) Higiene : Penampilan kusut, kurang tenaga
j) Pemeriksaan tingkat perkembangan
40
a. Motorik kasar: setiap anak berbeda, bersifat familiar, dan
dapat dilihat dari kemampuan anak menggerakkan anggota
tubuh.
b. Motorik halus: gerakkan tangan dan jari untuk mengambil
benda, menggengggam, mengambil dengan jari,
menggambar, menulis dihubungkan dengan usia.
k) Data psikologis
a) Anak
Krisis hospitalisasi, mekanisme koping yang terbatas
dipengaruhi oleh: usia, pengalaman sakit, perpisahan,
adanya support, keseriusan penyakit.
b) Orang tua
Reaksi orang tua terhadap penyakit anaknya dipengaruhu
oleh:
(a) Keseriusan ancaman terhadap anaknya
(b) Pengalaman sebelumnya
(c) Prosedur medis yang akan dilakukan pada anaknya
(d) Adanya suportif dukungan
(e) Agama, kepercayaan dan adat
(f) Pola komunikasi dalam keluarga
5) Pengkajian umum
a) Tingkat Kesadaran ː Komposmentis, apatis, somnolen, sopor,
koma.
41
b) Keadaan umum ː Sakit ringan, sedang, berat.
c) Keadaan gizi ː Tinggi badan dan berat badan dengan gizi baik,
sedang, buruk.
d) Tanda-tanda fital ː Suhu meningkat, tekanan darah pada DF dan
DHF dapat meningkat, sedangkan pada DSS dapat menurun,
nadi pada DF dan DHF tkikardi, sedangkan pada DSS dapat
cepat dan lemah serta ada proses penyembuhan bradikardi,
pernafasan dapat normal dan meningkat, pada DSS cepat dan
dangkal.
6) Pemeriksaan Fisik Head to toeː
a) Keadaan umum: tampak lemah, sakit berat
b) Tanda- tanda vital
(TD menurun, nafas sesak, nadi lemah dan cepat, suhu
meningkat, distresss pernafasan, sianosis)
c) TB/ BB : Sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan
d) Kulit (tampak pucat, siaonosis, biasanya turgor jelek)
e) Kepala (sakit kepala)
f) Mata (tidak ada yang begitu spesifik)
g) Hidung (nafas cuping hidung, sianosis)
h) Mulut (pucat sianosis, membrane mukosa kering, bibir kering
dan pucat.
i) Telinga ː Lihat secret, kebersihan, biasanya tidak ada spesifik
pada kasus ini.
j) Leher (tidak terdapat pembesaran KGB dan kelenjar tiroid.
42
k) Jantung (pada kasus komplikasi ke endokarditis, terjadi bunyi
tambahan.
l) Paru (infiltrasi pada lobus paru, perkusi pekak (redup), ronchi
(+), wheezing (+), sesak nafas istirahat dan bertambah saat
beraktifitas.
m) Punggung (tidak ada spesifik)
n) Abdomen (bising usus (+), distensi abdomen, nyeri biasanya
tidak ada.
o) Genitallia (tidak ada gangguan)
p) Ekstremitas (kelemahan, penurunan aktifitas, sianosis ujung jari
dan kaki.
q) Neurologis (terdapat kelemahan otot, tanda refleks spesifik
tidak ada.
2.4.2 Pemeriksaan Penunjang
a. Darah
1. Leukositopenia atau lekositosis (N ː 5000 – 10.000 ul)
2. Trombositopenia (N ː 150.000-400.000 ul)
3. Hematokrit meningkat (Nː laki-laki 14-16 gr/dl, perempuan 12-16
gr/dl)
4. Hiponatremia 135 – 147 meq/l)
5. SGPT/SGOT , ureum dan Ph darah meningkat
N ː SGPT / SGOT < 12 U/L
43
N ː ureum 20 – 40 mg / dl
N ː Ph 7, 38 – 7, 44
b. Urin
Albuminuria ringan (Nː 4-5, 2 g/dl)
c. Uji Serologis
1. Uji hemaglutinasi inhibisi (Hl Test)
2. Uji komplemen fiksasi (CF Test)
3. Uji neutralisasi (Nt Test)
4. Lgm ELISA ( Mac ELISA)
5. Lgm ELISA
2.4.3 Analisa data
Secara garis besar, analisa data meliputi tabulasi dan penerapan
data sesuai dengan pendekatan penelitian.
2.4.4 Kemungkinan Diagnosa Keperawatan
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan
nafsu makan yang menurun (Huda N. A & Kusuma H, 2015).
2.4.5 Intervensi Keperawatan
Table 2.3 Intervensi keperawatan menurut NANDA NIC-NOC 2016
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan dan
Kriteria Hasil
Intervensi
Ketidakseimbangan
Nutrisi kurang
NOC:Batasan penyelesaian
1) Status nutrisi bayi
1. NIC:2. Intervensi keperawatan
yang disarankan untuk
44
dari kebutuhan
tubuh.
Definisi: Asupan
nutrisi tidak
cukup untuk
memenuhi
kebutuhan
metabolik.
Faktor yang
berhubungan
dengan:
1) Faktor biologis2) Faktor ekonomi3) Gangguan psikososial4) Ketidakmampuan
makan5) Ketidakmampuan
mencerna makanan6) Ketidakmampuan
mengabsorbsi nutrien7) Kurang asupan
makananBatasan
karakteristik:1) Berat badan 20% atau
lebih di bawah rentang berat badan ideal.
2) Bising usus hiperaktif.
3) Cepat kenyang setelah makan.
4) Diare.5) Gangguan sensasi
rasa.6) Kehilangan rambut
berlebihan.7) Kelemahan otot
pengunyah.8) Kelemahan otot
untuk menelan.9) Kerapuhan kapiler.
2) Status nutrisi3) Status nutrisi: Asupan
nutrisiBatasan
Karakteristik:1) Nafsu makan2) Eliminasi usus3) Pengetahuan: Diet sehat4) Status nutrisi: energi5) Status nutrisi: asupan
makanan dan cairan6) Berat badan: massa
tubuhFaktor Outcome
Menengah:1) Perilaku diet : Diet
yang sehat.2) Perilaku diet: Diet yang
di sarankan.3) Kontrol diri terhadap
kelainan makan4) Pengetahuan:
Managemen kelainan makan
5) Pengetahuan: Diet yang di sarankan
6) Pengetahuan menejemen berat badan
7) Keparahan mual dan muntah
8) Perawatan diri Makan.
menyelesaikan masalah:3. Manajemen gangguan
makan1) Manajemen
elektrolit/cairan.2) Manajemen cairan.3) Monitor cairan.
4. Manajemen nutrisi.1) Terapi nutrisi.2) Konseling nutrisi.3) Monitor nutrisi.4) Bantuan perawatan
diri: Pemberian makan.
5) Monitor tanda-tanda vital.
5. Bantuan peningkatan berat badan1) Manajemen berat
badan.2) Pemberian makan.3) Pemasangan infus.4) Terapi intravena (IV).5) Interpretasi data
laboratorium.6) Manajemen
pengobatan.7) Phlebotomi: Sampel
darah vena.8) Pengajaran: peresepan
diet.9) Pemberian Nutrisi
Total
2.4.6 Implementasi Keperawatan
45
Implementasi yang merupakan komponen dari proses
keperawatan adalah kategori dari proses keperawatan dimana tindakan
yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari
asuhan keperawatan yang dilakukan dan disesuaikan (Potter & Perry,
2015).
2.4.7 Evaluasi Keperawatan
Merupakan tahap akhir dari suatu proses keperawatan yang
merupakan perbandingan yang sistematis dan rencana tentang kesehatan
pasien yang tujuannya telah ditetapkan, dilakukan dengan cara
melibatkan pasien dan sesame tenaga kesehatan (Wijaya, 2013).
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam studi kasus ini adalah studi untuk
mengeksplor masalah asuhan keperawatan pada anak Dengue
Hemorragic Fiver dengan masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh di
ruang Asoka RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan tahun 2019.
3.2 Batasan Istilah
Batasan istilah dalam studi kasus ini adalah :
a. DHF (Dengue Hemorragic Fever)
DHF (Dengue Hemorragic Fever) adalah suatu penyakit
yang disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk aedes
aegypti betina lewat air liur gigitan saat menghisap darah manusia
(NIC NOC 2015).
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme
untuk fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan dan
pemeliharaan kesehatan (Wikipedia, 2008).
c. Asuhan Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah merupakan suatu tindakan
kegiatan atau proses dalam praktik keperawatan yang diberikan
secara langsung kepada klien (pasien) untuk memenuhi kebutuhan
objektif klien sehingga dapat mengatasi masalah yang sedang di
36
37
hadapinya, dan asuhan keperawatan dilaksanakan berdasarkan
kaidah-kaidah ilmu keperawatan.
3.3 Partisipan
Partisipan pada kasus ini adalah 2 klien anak Dengue
Hemorragic Fiver dengan masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
Dengan kriteria subjek:
1) 2 klien anak usia 0-15 tahun Dengue Hemorragic Fiver
2) 2 klien yang kooperatif.
3) 2 klien mengalami defisit perawatan diri.
3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.4.1 Lokasi
Lokasi yang di gunakan dalam penyusunan KTI studi kasus
adalah di ruang Asoka RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan. Lokasi
ini beralamat di Jl. Raya Raci-Bangil, Masangan, Bangil, Pasuruan,
Jawa Timur.
3.4.2 Waktu
Waktu yang di gunakan dalam penyusunan KTI studi kasus
adalah studi kasus individu (di rumah Sakit) lama waktu sejak klien
pertama kali MRS sampai pulang dan atau klien yang di rawat
minimal 3 hari.
38
3.5 Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penyusunan studi kasus ini adalah :
a. Wawancara (hasil anamnesis berisi tentang identitas klien, keluhan
utama, riwayat penyakit sekarang-dulu-keluarga dll). Sumber data
dari klien, keluarga, perawat lainnya).
b. Observasi dan pemeriksaan fisik (dengan pendekatan IPPA :
inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi) pada system tubuh klien.
c. Studi dokumentasi dan angket (hasil dari pemeriksaan diagnostic dan
data lain yang relevan).
3.6 Uji Keabsahan Data
Uji keabsahan data dalam studi kasus ini dilakukan dengan :
a. Memperpanjang waktu pengamatan/tindakan.
b. Sumber informasi tambahan menggunakan triagulasi dari tiga sumber
data utama yaitu klien, perawat dan keluarga klien yang berkaitan
masalah yang diteliti.
3.7 Analisa Data
Urutan dalam analisis adalah :
a. Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dari hasil WOD (wawancara, observasi,
dokumen).
b. Mereduksi Data
Data hasil wawancara yang terkumpul dalam bentuk
catatan lapangan dijadikan satu dalam bentuk transkip dan
dikelompokkan menjadi data subjektif dan objektif, dianalis
39
berdasarkan hasil pemeriksaan diagnostic kemudian dibandingkan
nilai normal.
c. Penyajian Data
Penyajian data dapat dilakukan dengan table, gambar,
bagan maupun teks naratif. Kerahasiaan dari klien dijamin dengan
jalan mengaburkan identitas dari klien.
d. Kesimpulan
Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan
dibandingkan dengan hasil-hasil penelitian terdahulu dan secara
teoritis dengan perilaku kesehatan. Penarikan kesimpulan dilakukan
dengan metode induksi.
3.8 Etik Penelitian
Dicantumkan etika yang mendasari penyusunan studi kasus, terdiri dari :
a. Informed Consent (persetujuan menjadi klien)
b. Memberikan bentuk persetujuan antara dan responden studi kasus
dengan memberikan lembar persetujuan. Tujuan Informed consent
adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan studi kasus.
c. Anonimity (tanpa nama)
Masalah etika studi kasus merupakan masalah yang
memberikan jaminan dalam penggunaan subjek studi kasus dengan
cara memberikan atau menempatkan nama responden dan hanya
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil studi
yang akan disajikan.
40
d. Confidentiality (kerahasiaan)
Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin
kerahasiaan peneliti studi kasus.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Gambaran lokasi pengambilan data
Lokasi yang digunakan dalam penyusunan karya tulis ilmiah
studi kasus serta pengambilan data ini adalah di Ruang Asoka RSUD
Bangil Pasuruan yang terakreditasi Paripurna dengan kapasitas tempat
tidur 14 pasien. Lokasi ini beralamat di Jalan Raya Raci – Bangil
Pasuruan, Jawa Timur.
4.1.2 Pengkajian
1. Identitas klien
Tabel 4.1 Identitas klienIdentitas Klien Klien 1 Klien 2
NamaUmurJenis KelaminAgama PendidikanPekerjaanSuku / bangsaTanggal MRSTanggal PengkajianJam Masuk No. RMAlamat Diagnosa Masuk
An. C10 TahunPerempuanIslamSDPelajarJawa08 – 04 – 2019 10 – 04 – 201910.00 WIB004213xxBangil PasuruanDHF Grade II
An. D7 TahunLaki – laki IslamSDPelajarJawa09 – 04 – 2019 10 – 04 – 201908.00 WIB002223xxGanti PasuruanDHF Grade II
2. Identitas orang tua
Tabel 4.2 Identitas Orang tuaIdentitas Orang tua Klien I Klien II
Nama Ayah/IbuPekerjaanPendidikanSukPenanggung Jawab Biaya
Tn. ASwastaSMPJawaOrang tua
Tn. NSwastaSMAJawaOrang tua
41
42
3. Riwayat Penyakit
Tabel 4.3 Riwayat penyakitRiwayat Penyakit
Klien 1 Klien 2
Keluhan Utama
Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat alergi
Riwayat penyakit keluarga
Riwayat Lingkungan Rumah atau Komunitas
Keluarga pasien mengatakan, pasien muntah 5x, dan tidak mau makan
Keluarga pasien mengatakan panas sudah 7 hari, muntah 5x, gusi berdarah, nyeri perut, lalu oleh kedua oarang tua nya dibawa ke IGD RSUD Bangil Pasuruan.
Keluarga klien mengatakan, klien mempunyai riwayat penyakit kejang pada saat usia 12 bulan.
Keluarga klien mengatakan bahwa klien tidak memiliki riwayat alergi obat dan makanan.
Keluarga klien mengatakan bahwa klien tidak mempunyai riwayat penyakit keluarga seperti HT, DM, dan Hepatitis
Ibu klien mengatakan keadaan rumah bersih, kamar mandi dikuras 1 minggu 1x, lingkungan di sekitar rumah kotor, banyak selokan yang jarang di bersihkan.
Keluarga pasien mengatakan, pasien muntah 5x, dan tidak mau makan
Keluarga pasien mengatakan panas 6 hari, muntah 5x, mimisan 3x, batuk, sakit perut, BAB hitam, lalu oleh keluarga di bawa ke IGD RSUD Bangil Pasuruan.
Keluarga klien mengatakan, klien tidak mempunyai riwayat penyakit dahulu seperti Yang di derita klien saat ini.
Keluarga klien mengatakan bahwa klien tidak memiliki riwayat alergi obat dan makanan.
Keluarga klien mengatakan bahwa klien tidak mempunyai riwayat penyakit keluarga seperti HT, DM, dan Hepatitis
Ibu klien mengatakan keadaan rumah bersih, kamar mandi dikuras 1 minggu 1x, lingkungan di sekitar rumah kotor, banyak selokan yang jarang di bersihkan.
43
4. Riwayat kehamilan dan persalinan
Tabel 4.4 Riwayat kehamilan dan persalinanRiwayat kehamilan
dan persalinanKlien 1 Klien 2
Penyakit yang pernah diderita selama hamil
Obat-obatan yang dikonsumsi selama kehamilan
Gestasi Jenis persalinanBB LahirKelainan Kongenital
Ibu klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit selama hamil.
Ibu klien mengatakan tidak ada obat-obatan yang di konsumsi selama kehamilan
9 bulanNormal3,0 kgTidak ada kelainan kongenital
Ibu klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit selama hamil.
Ibu klien mengatakan tidak ada obat-obatan yang di konsumsi selama kehamilan
9 bulanNormal3,1 kgTidak ada kelainan kongenital
5. Imunisasi
Tabel 4.5 imunisasiJenis Imunisasi Klien 1 Klien 2
BCGDPTHepatitisCampakPolio
1 kali, umur 1 bulan1 kali1 kali1 kali1 kali
3 kali, umur 1 bulan3 kali, umur 2, 3, 4 bulan1 kali, saat lahir1 kali, umur 8 bulan4 kali, umur 1,2,3,4 bulan
6. Tumbuh kembang
Tabel 4.6 pertumbuhPertumbuhan Klien 1 Klien 2
Berat BadanBB Sebelum SakitTinggi BadanLingkar Lengan Atas
25 kg25 kg30 cm9 cm
20 kg20 kg29 cm8 cm
Tabel 4.7 PerkembanganPerkembangan, Usia Anak
SaatKlien 1 Klien 2
Tengkurap
Duduk
Berdiri
BerjalanMengangakat kepala
Merangkak 9 bulan
Bisa bicara
4 bulan
9 bulan
1 tahun 2 bulan
11 bulan 1 bulan4 bulan
9 bulan
1,5 tahun
4 bulan
8 bulan
1 tahun, 1 bulan
1 tahun4 bulan
9 bulan
1,5 tahun
44
Perkembangan, Usia Anak Saat
Klien 1 Klien 2
Tumbuh gigi
Tahap perkembangan psikososial
Tahap Perkembangan Psikoseksual
Tahap Kognitif
3 tahun
Ibu klien mengatakan mengatakan teman di lingkungan sekolah maupun di rumah banyak.
Ibu klien mengatakan klien lebih senang bermain dengan wanita sebaya
Anak mampu menjawab pertanyaan dengan tepat misal 1+ 1 = 2.
3 tahun, 1bulan
Ibu klien mengatakan mengatakan teman di lingkungan sekolah maupun di rumah banyak
Ibu klien mengatakan klien lebih senang bermain dengan teman cowok sebaya
Anak mampu menjawab pertanyaan dengan tepat misal 1+ 1 = 2.
7. Riwayat spiritual
Tabel 4.8 riwayat spiritual Klien 1 Klien 2
Ibu klien mengatakan anaknya rajin ibadah dan mengaji saat di rumah
Ibu klien mengatakan anaknya ibadah tapi belom 5 waktu saat di rumah.
8. Pengkajian dasar
Tabel 4.9 pengkajian dasarData Klien 1 Klien 2
Nutrisi Di rumah ːKlien makan 3x sehari (Nasi, lauk, sayur)Di rumah sakitːKlien makan 3x sehari porsi sedikit (Nasi, lauk, sayur, buah), di tambah buah anggur yang di bawakan dari rumah klien menghabiskan 4 biji.
Di rumah ː Klien makan 3x sehari (Nasi,lauk,sayur)Di rumah sakitːKlien tidak mau makan sama sekali Cuma minum air tapi sedikit, di tambah buah apel yang di bawakan dari rumah klien menghabiskan ½ buah.
Eliminasi Di Rumah ːBAB 1x/hariBAK 6x/hariDi rumah sakitːSelama di Rumah sakit klien belum bisa BABBAKː 3x/hari
Di rumah ː BAB 1x/hariBAK 5x/hariDi rumah sakit ːSelama di Rumah sakit klien belom bisa BABBAKː 4x/hari.
Istirahat Tidur
Di rumahː Selama di rumah pasien istirahat siang 2 jam, malam 10 jamDi rumah sakitː Selama di RS pasien istirahat siang 3 jam, istirahat malam 8 jam
Di rumahː Selama di rumah pasien jarang tidur siang, tidur malam 8 jam.Di rumah sakitː Selama di RS pasien istirahat siang 2 jam, istirahat malam 7 jam
Aktivitas Di rumahː Bermain, belajar, sekolah, mengaji.Di rumah sakitː Selama di RS pasien hanya bermain di atas tidurnya.
Di rumahː Bermain, belajar, sekolah, mengaji.Di rumah sakit ːSelama di RS pasien hanya bermain di atas tidurnya.
45
9. Pemeriksaan fisik
Tabel 4.10 pemeriksaan fisik head to toKlien 1 Klien 2
1. Keadaan UmumKesadaranGCS (glasgow coma scale)Tanda-tanda VitalNadiSuhuRespiration Rate
LemahComposmentis4-5-6
100/70 Mmhg109x per menit37°C21x per menit
LemahComposmentis4-5-6
110/80 Mmhg124x per menit37,8 °C18x per menit
2. Kulit PucatSianosisTurgor KulitLesi
TidakTidakKurangTidak ada
TidakTidakKurangTidak ada
3. KepalaBentuk KepalaBentuk WajahKeluhan PusingBenjolanPertumbuhan Rambut
SimetrisSimetrisIyaTidak AdaMerata
SimetrisSimetrisIyaTidak AdaMerata
4. MataPergerakan Bola MataRefleks PupilKonjungtivaKornea
SimetrisNormalAnemisBening
SimetrisNormalAnemisBening
5. HidungBentukPernapasan Cuping HidungSepumnasiTerpasang NGT
SimetrisTidak
SimetrisTidak
SimetrisTidak
SimetrisTidak
6. MulutMukosa BibirPucatSianosisGigiLidah
KeringIyaTidakBersihBersih
KeringIyaTidakBersihBersih
7. Telinga Bentuk Daun TelingaKebersihanSekretFungsi Pendengaran
SimetrisBersihTidak AdaNormal
SimetrisBersihTidak AdaNormal
8. Leher BentukPembesaran Kelenjar TyroidPembesaran JVP
SimetrisTidak Ada
Tidak Ada
SimetrisTidak Ada
Tidak Ada9. Jantung
Keluhan Nyeri dadaIrama JantungCRT
Tidak AdaTeraturKurang dari 3 Detik
Tidak AdaTeraturKurang dari 3 Detik
46
Klien 1 Klien 2
10. Paru-paruKeluhanBentuk DadaPergerakan NafasIrama NapasSuara Napas
Tidak adaSimetrisSimetrisTeraturVesikuler
Tidak adaSimetrisSimetrisTeraturVesikuler
11. PunggungKeluhan NyeriLuka/Lesi
Tidak AdaTidak Ada
Tidak AdaTidak Ada
12. AbdomenBentukBising UsusNyeri tekanPembesaran HeparPembesaran LienAscitesMualMuntah
SimetrisNormal 17 x/menitTidak Tidak AdaTidak AdaTidak AdaIyaIya, pasien muntah 4x
SimetrisNormal 20 x/menitTidakTidak AdaTidak AdaTidak AdaIyaIya, pasien muntah 5x
13. GenataliaKeluhanAlat Bantu KateterKandung Kencing MembesarNyeri tekanLuka/LesiProduksi UrineWarnaBau
Tidak AdaTidakTidak
Tidak AdaTidak Ada200cc/24 jamKuningKhas
Tidak AdaTidakTidak
Tidak AdaTidak Ada150 cc/24 jamKuningKhas
14. EkstermitasKelainan EkstremitasKelemahanSianosis Ujung JariKekuatan Otot
Tidak AdaTidak AdaTidak
5 55 5
Tidak AdaTidak AdaTidak
5 55 5
15. NeurologisKesadaranGCSKeluhan Pusing
Composmentis4-5-6Iya
Composmentis4-5-6Iya
47
4.1.3 Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan Darah
Tabel 4.11 Tabel Pemeriksaan PenunjangJenis Pemeriksaan
Klien 1(Pemeriksaan tgl 08-02-2017)
Klien 2(Pemeriksaan tgl 08-02-2017)
NilaiNormal
HEMATOLOGI Darah LengkapLeukosit (WBC)NeutrofilLimfositMonositEosinofilBasofilNeutrofil %Limfosit %Monosit %Eosinofil %Basofil %Eritrosit (RBC)
Hemoglobin (HGB)Hematokrit (HCT)MCVMCHMCHCRDWPLTMPV
2,67
1,40,60,60,00,150,923,6H 23,0L 0,3H2,35,430
14,10
41,20
L 75,90L26,0034,30L10,60449,72
3,85
2,50,70,50,00,065,919,2H 13,4L 0,31,05,920
15,40
44,10
L 74,60L 26,0034,90L 10,50L 397,79
37,70-10,1
39,3-73,718,0-48,34,40-12,70,600-7,300,00-1,704,2-11,0
12,0-16,0
38-47
81,1-96,027,0-31,231,8-35,411,5-14,5155-3666,90-10,6
4.1.4 Terapi
Tabel 4.12 Tabel TerapiKlien 1 Klien 2
Infus asering 5 1000cc/24 jamInjeksi omeprazole 2x12.5 mgInjeksi ondansentron 1x3,75 mgInjeksi antrain 3x250 mgProbiokid 1x1Vitamin c 1x1/2
Infus asering 5 1500 cc/24 jamInjeksi omeprazole 2x20 mgInjeksi antrain 200 mgInjeksi ondansentron 1x2 mgProbiokid 1x1
4.1.5 Analisa data
Tabel 4.13 Tabel Analisa Data
48
Analisa Data Etiologi MasalahKlien 1Data Subyektif : Keluarga pasien mengatakan, pasien mual, muntah 4x, dan nafsu makan berkurang.Data Objektif :
1. Keadaan umum lemah2. Pasien tampak mual dan muntah 3. Pasien tidak nafsu makan.4. Tanda-Tanda Vitalː
TD ː 110/70 MmhgN ː 109x per menitS ː 37,7 °cRR ː 21x per menit
5. Wajah klien tampak pucat6. Kesadaran composmentis
GCS ː 4-5-67. BB : 25 kg8. CRT < 3detik9. Tidak terpasang NGT10. Hasil laboratoriumː
Trombosit ː 44 103/uLHematokrit ː 41,20 %Leukosit ː 2,67Hemoglobin ː 14,10 g/dl
Intek : Klien makan 3x sehari porsi sedikit (Nasi, lauk, sayur, buah), di tambah buah anggur yang di bawakan dari rumah klien menghabiskan 4 biji.Terapi : Infus asering 5 1000cc/24 jamInjeksi omeprazole 2x12.5 mgInjeksi ondansentron 1x3,75 mgInjeksi antrain 3x250 mgProbiokid 1x1Vitamin c 1x1/2
Output : mutah 5 kali Selama di Rumah sakit klien belum bisa BABBAKː 3x/hari
Klien 2Data Subyektif :Keluarga pasien mengatakan, pasien mual, muntah 5x, dan tidak mau makan.Data Obyektif :
1. Keadaan umum lemah2. Pasien tampak mual dan muntah
saat makan3. Pasien tidak nafsu makan4. Tanda-Tanda Vitalː
TD ː 110/80 MmhgN ː 124x per menit
Virus Dengue
Ativasi C3 dan C5
Viremia
Hiperthermi
Anoreksia, muntah
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Virus Dengue
Ativasi C3 dan C5
Viremia
Hiperthermi
Anoreksia, muntah
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Klien 1 ː Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Klien 2 ː Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
49
S ː 37,8 °cRR ː 18x per menit
5. Wajah klien tampak pucat6. Kesadaran composmentis GCS ː
4-5-67. BB ː 20 kg8. Klien hanya mau minum air
mineral.9. CRT < 3detik10. Tidak terpasang NGT11. Hasil laboratoriumː
Trombosit ː 39 103/uLHematokrit ː 44,10 %Leukosit ː 3,85Hemoglobin ː 15,40 g/dl
Intek: Klien tidak mau makan sama sekali Cuma minum air tapi sedikit, di tambah buah apel yang di bawakan dari rumah klien menghabiskan ½ buah.Terapi:Infus asering 5 1500 cc/24 jamInjeksi omeprazole 2x20 mgInjeksi antrain 200 mgInjeksi ondansentron 1x2 mgProbiokid 1x1
Output: Mutah 5 kaliSelama di Rumah sakit klien belom
bisa BABBAKː 4x/hari
4.1.6 Diagnosa keperawatan
Tabel 4.14 Tabel Diagnosa KeperawatanKlien 1 Klien 2
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual dan muntah.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual dan muntah.
4.1.7 Intervensi
50
Tabel 4.15 Tabel IntervensiDiagnosa Keperawatan
NOC(NURSING OUTCOME CALSSIFICATION)
NIC(NURSING INCOME CLASSIFICATION)
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual dan muntah.
Klien 1ː Tujuan ː Nutrisi klien terpenuhi setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam.Kriteria hasilː
1. Mual berkurang.2. Nafsu makan
meningkat.3. Makan habis 1 porsi.4. Berat badan
tetap/bertambah.5. Tidak ada edema
pada tungkai.
Klien 2 ː Tujuan ː Nutrisi klien terpenuhi setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam.Kriteria hasilː
1. Mual berkurang.2. Nafsu makan
meningkat.3. Makan habis 1 porsi.4. Berat badan
tetap/bertambah.5. Tidak ada edema pada
tungkai
Klien 1ː4. Intervensi keperawatan yang
disarankan untuk menyelesaikan masalah:
5. Manajemen nutrisi.1. Monitor nutrisi.2. Monitor tanda-tanda vital.Bantuan peningkatan berat badan1. Manajemen berat badan.2. Pemberian makan.3. Terapi intravena (IV).4. Interpretasi data
laboratorium.
Klien 2ːIntervensi keperawatan yang disarankan untuk menyelesaikan masalah:
6. Manajemen nutrisi.1) Monitor nutrisi.2) Monitor tanda-tanda vital.Bantuan peningkatan berat badan1) Manajemen berat badan.2) Pemberian makan.3) Terapi intravena (IV).4) Interpretasi data
laboratorium.
4.1.8 Implementasi
51
Tabel 4.16 Tabel Implementasi
Diagnosa Keperawatan Tanggal Waktu Implementasi
Klien 1 10-04-2019 Dinas PagiKetidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual dan muntah.
08.00
08.15
10.00
10.15
12.00
12.05
Menimbang berat badan apakah ada perubahan berat badan : berat badan sebelum sakit 25 kg berat badan sesudah sakit 25 kgMemberikan terapi Infus asering 5 1000cc/24 jam, Injeksi omeprazole 12.5 mg, Injeksi ondansentron 3,75 mg, Injeksi antrain 250 mg, Probiokid 1x1, Vitamin c 1/2.Memberikan makan nasi lunak pasien menghabisan 2-3 sendok makan. dan jus jambu pasien menghabiskan ½ gelas.Melihat perkembangan nafsu makan pasien : nafsu makan pasien berkurang sehingga pasien hanya menghabiskan 3 sendok makan saja.Memonitor tanda-tanda vitalTD ː 110/70 MmhgN ː 109x per menitS ː 37,7 °cRR ː 21x per menitMemonitor hasil laboratoriumːTrombosit ː44 103/uLHematokritː 41,20 %Leukosit ː2,67Hemoglobinː 14,10 g/dl
Klien 1 11-04-2019 Dinas Pagi Implementasi08.10
10.00
10.15
11.00
11.10
12.00
Menimbang berat badan apakah ada perubahan berat badan : berat badan sebelum sakit 25 kg berat badan sesudah sakit 25 kgMemberikan terapi Infus asering 5 1000cc/24 jam, Injeksi omeprazole 12.5 mg, Injeksi ondansentron 3,75 mg, Injeksi antrain 250 mg, Probiokid 1x1, Vitamin c 1/2.Memberikan makan nasi lunak pasien menghabiskan 4 sendok makan dan buah semangka pasien menghabiskan ½ gelas.Melihat perkembangan nafsu makan pasien : nafsu makan pasien berkurang sehingga pasien hanya menghabiskan 3 sendok makan saja.Memonitor tanda-tanda vitalːTD ː 100/70 MmhgN ː 80x per menitS ː 36,6 °cRR ː 22x per menitMemonitor hasil laboratoriumːTrombosit ː 145 103/uLHematokrit ː 46,50%Leukosit ː 2,64Hemoglobin ː 14,90 g/dl
Klien 1 12-04-2019 Dinas Pagi Implementasi
52
08.00
08.15
10.00
10.15
12.00
12.05
Menimbang berat badan apakah ada perubahan berat badan.Memberikan terapi Infus asering 5 1000cc/24 jam, Injeksi omeprazole 12.5 mg, Injeksi ondansentron 3,75 mg, Injeksi antrain 250 mg, Probiokid 1x1, Vitamin c 1/2.Memberikan makan nasi lunak pasien menghabiskan 1 porsi yang di sediakan oleh rumah sakit dan buah semangka pasien menghabiskan 1 gelas.Melihat perkembangan nafsu makan pasien, nafsu makan pasien membaik sehingga pasien menghabiskan 1 porsi makanan yang di sediakan rumah sakit.Memonitor tanda-tanda vitalːTD ː 100/70 MmhgN ː 88x per menitS ː 36,5 °cRR ː 22x per menitMemonitor hasil laboratoriumːTrombosit ː 250 103/uLHematokrit ː 46,50 %Leukosit ː 3,90Hemoglobin ː 14,90 g/dl
Diagnosa Keperawatan Tanggal Waktu Implementasi
Klien 2 10-04-2019 Dinas PagiKetidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual dan muntah.
08.00
08.15
10.00
10.15
11.20
12.00
Menimbang berat badan apakah ada perubahan berat badan : berat badan sebelum sakit 20 kg berat badan sesudah sakit 20 kgMemberikan terapi Infus asering 5 1500 cc/24 jam, Injeksi omeprazole 20 mg, Injeksi antrain 200 mg, Injeksi ondansentron 2 mg, Probiokid 1x1Memberikan makan nasi lunak, pasien tidak mau makan sama sekali dan jus jambu pasien menghabiskan ½ gelas.Melihat perkembangan nafsu makan pasien, nafsu makan pasien berkurang sehingga pasien tidak mau makan sama sekali.Memonitor tanda-tanda vitalːTD ː 110/70 MmhgN ː 124x per menitS ː 37,5 °cRR ː 18x per menitMemonitor hasil laboratoriumːTrombosit ː 39 103/uLHematokrit ː 44,10 %Leukosit ː 3,85Hemoglobin ː 15,40 g/dl
Klien 2 11-04-2019 Dinas Pagi Implementasi08.00
08.15
Menimbang berat badan apakah ada perubahan berat badan : berat badan sebelum sakit 20 kg berat badan sesudah sakit 20 kgMemberikan terapi Infus asering 5 1500 cc/24 jam, Injeksi omeprazole 20 mg, Injeksi antrain 200 mg, Injeksi ondansentr 2 mg, Probiokid 1x1
53
10.00
10.15
11.15
12.00
Memberikan makan nasi lunak pasien menghabisan 2 sendok makan dan jus jambu pasien menghabiskan ½ gelas..Melihat perkembangan nafsu makan pasien, nafsu makan pasien berkurang sehingga pasien Cuma menghabiskan 2 sendok makan saja.Memonitor tanda-tanda vitalːTD ː 90/70 MmhgN ː 80x per menitS ː 36,5 °cRR ː 22x per menitMemonitor hasil laboratoriumːTrombosit ː 145 103/uLHematokrit ː 48,70 %Leukosit ː 7,95Hemoglobin ː 17,70 g/dl
Klien 2 21-04-2019 Dinas Pagi Implementasi08.00
08.15
10.00
10.15
12.00
13.00
Menimbang berat badan apakah ada perubahan berat badan.Memberikan terapi Infus asering 5 1500 cc/24 jam, Injeksi omeprazole 20 mg, Injeksi antrain 200 mg, Injeksi ondansentron 2 mg, Probiokid 1x1Memberikan makan nasi lunak pasien menghabisan 1 porsi yang di sediakan rumah sakit. dan jus jambu pasien menghabiskan 1 gelas.Melihat perkembangan nafsu makan pasien, nafsu makan pasien membaik sehingga pasien menghabiskan 1 porsi makanan yang di sediakan rumah sakit.Memonitor tanda-tanda vitalːTD ː 100/70 MmhgN ː 80x per menitS ː 36,5 °cRR ː 21x per menitMemonitor hasil laboratoriumːTrombosit ː 290 103/uLHematokrit ː 48,70 %Leukosit ː 7,90Hemoglobin ː 17,80 g/dl
54
4.1.9 Evaluasi
Tabel 4.17 EvaluasiDiagnosa
keperawatanTanggal Evaluasi
Klien 1Dx: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
10-04-2019 Subjektif ː Keluarga pasien mengatakan, pasien mual, muntah 4x, dan nafsu makan berkurang
Objektif ː 1. Keadaan umum lemah2. Pasien tampak mual dan muntah saat makan.3. Pasien tidak nafsu makan.4. CRT < 3detik5. Tanda-Tanda Vitalː
TD ː 110/70 MmhgN ː 109x per menitS ː 37,7 °cRR ː 21x per menit
6. Wajah klien tampak pucat7. Kesadaran composmentis GCS ː 4-5-68. BB : 25 kg9. Hasil laboratoriumː
Trombosit ː 44 103/uLHematokrit ː 41,20 %Leukosit ː 2,67Hemoglobin ː 14,10 g/dl
A ː Masalah belum teratasiP ː Intervensi di lanjutkan nomer 1,2,3,4,5,6, 7,8,9.
Klien 1Dx: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
11-04-2019 Sː Keluarga pasien mengatakan pasien tidak nafsu makanOː 1. Keadaan umum cukup2. Pasien sudah tidak mual dan muntah3. Pasien tidak nafsu makan.4. CRT < 3detik5. Tanda-Tanda Vitalː
TD ː 100/70 MmhgN ː 80x per menitS ː 36,6 °cRR ː 22x per menit
6. Wajah klien tampak pucat7. Kesadaran composmentis GCS ː 4-5-68. BB : 25 kg9. Hasil laboratoriumː
Trombosit ː 145 103/uLHematokrit ː 46,50%Leukosit ː 2,64Hemoglobin ː 14,90 g/dl
A ː Masalah teratasi sebagianP ː Intervensi di lanjutkan nomer 1,3,4, 6, 7, 8, 9.
Diagnosa Tanggal Evaluasi
55
keperawatan
Klien 1Dx: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
12-04-2019 Sː Keluarga pasien mengatakan pasien sudah nafsu makanOː 1. Keadaan umum baik2. Pasien tidak mual dan muntah3. Pasien nafsu makan.4. CRT < 2detik5. Tanda-Tanda Vitalː
TD ː 100/70 MmhgN ː 88x per menitS ː 36,5 °cRR ː 22x per menit
6. Wajah klien tidak pucat7. Kesadaran composmentis GCS ː 4-5-6
8. BB : 25 kg9. Hasil laboratoriumː
Trombosit ː 250 103/uLHematokrit ː 46,50 %Leukosit ː 3,90Hemoglobin ː 14,90 g/dl
A ː Masalah teratasiP ː Intervensi di hentikan
Klien 2Dx: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
10-04-2019 Sː Keluarga pasien mengatakan, pasien mual, muntah 5x, dan tidak mau makanOː 1. Keadaan umum lemah2. Pasien tampak mual dan muntah saat makan3. Pasien tidak nafsu makan4. Tanda-Tanda Vitalː
TD ː 110/70 MmhgN ː 124x per menitS ː 37,5 °cRR ː 18x per menit
5. Wajah klien tampak pucat6. Kesadaran composmentis GCS ː 4-5-67. BB ː 20 kg8. Klien hanya mau minum air mineral.9. CRT < 3detik10. Hasil laboratoriumː
Trombosit ː 39 103/uLHematokrit ː 44,10 %Leukosit ː 3,85Hemoglobin ː 15,40 g/dl
A ː Masalah belum teratasiP ː Intervensi di lanjutkan nomer 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8,
9,10
Diagnosa Tanggal Evaluasi
56
keperawatan
Klien 2Dx: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
11-04-2019 Sː Keluarga pasien mengatakan, pasien mual, muntah 3x, dan tidak nafsu makanOː 1. Keadaan umum cukup2. Pasien tampak mual dan muntah saat makan3. Pasien tidak nafsu makan4. Tanda-Tanda Vitalː
TD ː 90/70 MmhgN ː 80x per menitS ː 36,5 °cRR ː 22x per menit
5. Wajah klien tampak pucat6. Kesadaran composmentis GCS ː 4-5-67. BB ː 20 kg8. Klien hanya mau minum air mineral.9. CRT < 3detik10. Hasil laboratoriumː
Trombosit ː 154 103/uLHematokrit ː 48,70 %Leukosit ː 7,95Hemoglobin ː 17,70 g/dl
A ː Masalah teratasi sebagianP ː Intervensi di lanjutkan nomer 1, 2, 3, 5, 8, 9, 10.
Klien 2Dx: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
12-04-2019 Sː Keluarga pasien mengatakan, pasien sudah nafsu makan tapi sedikit, mual, muntah 2x.
Oː 1. Keadaan umum cukup2. Pasien masih tampak mual dan muntah3. Pasien nafsu makan tapi sedikit4. Tanda-Tanda Vitalː
TD ː 100/70 MmhgN ː 80x per menitS ː 36,5 °cRR ː 21x per menit
5. Wajah klien tidak pucat6. Kesadaran composmentis GCS ː 4-5-67. BB ː 20 kg8. CRT < 2detik9. Hasil laboratoriumː
Trombosit ː 290 103/uLHematokrit ː 48,70 %Leukosit ː 7,90Hemoglobin ː 17,80 g/dl
A ː Masalah teratasi sebagianP ː Intervensi di lanjutkan nomer 2 dan 3.
57
4.2 Pembahasan
Pada bab ini peneliti akan membahas tentang laporan kasus asuhan
keperawatan anak dengan masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh pada kasus DHF (Dengue Hemorragic Fever) di ruang
anak RSUD Bangil Pasuruan. Di sini peneliti akan membahas diagnosis
prioritas utama yaitu Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan proses penyakit. DHF (Dengue Hemorragic
Fever) dengan alasan, bahwa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh merupakan masalah utama yang harus segera di atasi.
Ruang lingkup pembahasan ini meliputiː Pengkajian, diagnose, Intervensi
keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi keperawatan.
4.2.1 Pengkajian
1. Data Subjektif
Pada data subjektif dari pengkajian antara 2 klien didapatkan
keluhan yang sama yaitu panas, penurunan nafsu makan, mual dan
muntah disertai lemas, tetapi penurunan nafsu makan klien 2 lebih
parah daripada klien 1.
DHF (Dengue Hemorragic Fever) adalah suatu penyakit yang
disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk aedes aegypti
betina lewat air liur gigitan saat menghisap darah manusia. Anak
merupakan yang paling rentan yang biasanya banyak terjadi pada anak
usia 0-12 tahun. Penyakit ini berhubungan erat dengan higiene
perorangan dan sanitasi lingkungan. Kebersihan yang buruk dapat
58
berdampak buruk apabila penderita mengalami ketidakseimbangan
nutrisi akibat mual muntah. (NIC NOC 2018).
Berdasarkan keterangan data dan teori tersebut terdapat
kesenjangan antara teori dan praktek karena peneliti menemukan
perbedaan pada keluhan utama yang dialami oleh kedua klien dengan
gejala yang muncul dikarenakan respon dalam penerimaan nutrisi yang
ditunjukkan oleh klien yang berbeda. Adapun pada klien 2 lebih
melakukan penolakan dalam penerimaan nutrisi daripada klien 1.
2. Data Obyektif
Pemeriksaan fisik pada data obyektif antara klien 1 dan klien 2
didapatkan pemeriksaan fisik dengan tanda gejala yang tidak sama
yakni pada klien 1 ditemukan TD : 110/70mmHg, N : 109x/menit, S :
37,7°C, RR : 21x/menit, kesadaran composmentis, GCS 4-5-6, mau
makan nasi 2-3 sendok sedangkan pada klien 2 TD : 110/80 mmHg,
N :124x/menit, S : 37,8 oC, RR : 18x/menit, kesadaran composmentis,
GCS 4-5-6, klien hanya mau minum air putih dan tidak mau makan.
DHF (Dengue Hemorragic Fever) disebabkan oleh gigitan
nyamuk betina yang mengandung virus dengue, nyamuk tersebut
menyebabkan infeksi arbovirus akut. Penyakit ini sering menyerang
anak, remaja, dan dewasa yang menimbulkan respon antibodi, respon
antibodi memicu terjadinya kompleks antigen antibodi menimbulkan
respon mual, muntah, anoreksia, hal tersebut menjadikan tubuh
kehilangan cairan dikarenakan oleh demam oleh respon tubuh tersebut.
Menjadikan banyak cairan tubuh serta elektrolit penting dalam tubuh
59
terbuang termasuk juga nutrisi. Nutrisi yang kurang mencukupi tubuh
untuk mengontrol otot, kimia, darah, dan fungsi organ, selain itu
penyakit DHF menyebabkan anoreksia dan muntah dapat mengganggu
pemenuhan nutrisi klien terutama pada anak bisa pengaruhi begitu
banyak aspek. "Mulai dari lambatnya perkembangan otak,
perkembangan fungsi kognitif, motorik, dan sosio emosional jangka
panjang. Bahkan sebagian dampak tersebut tidak dapat diperbaiki.
(Andra dan Yessie 2013).
Berdasarkan keterangan data dan teori tersebut ditemukan data
yang sama klien 1 dan klien 2 masing-masing mengalami penurunan
nafsu makan dan muntah ketika makan serta badan lemas. Hanya saja
klien 1 masih mau makan 2-3 sendok, dibandingkan dengan klien 2
yang hanya mau minum air putih saja.
4.2.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan pada klien 1 dan klien 2 berdasarkan hasil
pengkajian, hasil pemeriksaan fisik dan hasil pemeriksaan diagnostic
yang didapatkan menunjukkan masalah yang dialami kedua klien adalah
ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan anorexia, mual dan muntah.
Klien dengan riwayat DHF (Dengue Hemorragic Fever) dengan
masalah ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh akan
rentan dengan nutrisi yang kurang mencukupi tubuh untuk mengontrol
otot, kimia, darah, dan fungsi organ, selain itu penyakit DHF
menyebabkan anoreksia dan muntah dapat mengganggu pemenuhan
60
nutrisi klien terutama pada anak bisa pengaruhi begitu banyak aspek.
"Mulai dari lambatnya perkembangan otak, perkembangan fungsi
kognitif, motorik, dan sosio emosional jangka panjang. Bahkan sebagian
dampak tersebut tidak dapat diperbaiki," sehingga muncul Masalah
Keperawatan Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
(Andra dan Yessie 2013).
4.2.3 Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan yang diberikan pada klien 1 dan klien 2
adalah NOC status nutrisi dan nafsu makan. Pada klien 1 diberikan infus
asering 5 1000cc/24 jam, injeksi omeprazole 2x12.5 mg, injeksi
ondansentron 1x3,75 mg, injeksi antrain 3x250 mg, probiokid 1x1,
vitamin c 1x1/2. Sedangkan pada klien 2 diberikan infus asering 5 1500
cc/24 jam, injeksi omeprazole 2x20 mg, injeksi antrain 200 mg, injeksi
ondansentron 1x2 mg, probiokid 1x1.
NIC-NOC (2017) menjelaskan bahwa pada NOC nafsu makan
menurun dengan NIC monitor nutrisi : Timbang berat badan pasien,
monitor adanya penurunan berat badan, monitor turgor kulit, monitor
kulit kering, monitor adanya mual muntah, identifikasi abnormalitas
eliminasi bowel, monitor diet dan asupan makanan, monitor tipe dan
banyaknya aktivitas yang biasa yang dilakukan, identifikasi perubahan
nafsu makan, monitor kekeringan, rambut kusam dan mudah patah,
monitor adanya warna pucat, kemerahan dan jaringan konjungtiva yang
kering, monitor kadar albumin, total protein, trombosit, leukosit,dan
61
kadar Hematokrit, monitor makanan kesukaan, monitor pertumbuhan dan
perkembangan.
Berdasarkan keterangan data dan teori tersebut intervensi
keperawatan digunakan sesuai dengan keluhan utama dan tanda gejala
yang dialami oleh klien 1 dan klien 2. Intervensi keperawatan menurut
NIC-NOC (2017) dengan masalah ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh menggunakan NOC status nutrisi dengan NIC
Manajemen nutrisi : Mengkaji adanya alergi makanan dan jika klien
didapat mempunyai alergi makanan dapat dicegah dalam pemberian
makanan, melakukan perawatan mulut sebelum makan, pastikan diet
mencakup makanan tinggi kandungan serat untuk mencegah konstipasi,
berikan kalori tentang kebutuhan nutrisi, beri obat-obatan sebelum makan
jika diperlukan, Monitor kalori dan asupan makanan, monitor
kecenderungan terjadinya penurunan dan kenaikan berat badan, ajarkan
pasien bagaimana membuat catatan makanan harian, kaji kemampuan
pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan, tawarkan makanan
yang padat gizi.
4.2.4 Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan yang diberikan pada klien 1 dan klien
2 sudah sesuai dengan apa yang ada pada intervensi keperawatan, tetapi
untuk kolaborasi pemberian terapi pada klien 1 diberikan infus asering 5
1000cc/24 jam, injeksi omeprazole 2x12.5 mg, injeksi ondansentron
1x3,75 mg, injeksi antrain 3x250 mg, probiokid 1x1, vitamin c 1x1/2.
Sedangkan pada klien 2 diberikan infus asering 5 1500 cc/24 jam, injeksi
62
omeprazole 2x20 mg, injeksi antrain 200 mg, injeksi ondansentron 1x2
mg, probiokid 1x1. Hal ini menunjukkan bahwa pada kedua klien dengan
masalah keperawatan yang sama tapi tidak sama dalam pemberian terapi.
Implementasi yang merupakan komponen dari proses
keperawatan adalah kategori dari proses keperawatan dimana tindakan
yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari
asuhan keperawatan yang dilakukan dan disesuaikan (Potter & Perry,
2005). Implementasi merupakan pengelolaan dari perwujudan intervensi.
Menurut Debora (2011) perlakuan yang dilakukan pada klien akan
berbeda, disesuaikan dengan kondisi klien saat itu dan kebutuhan yang
paling dibutuhkan klien. Pelaksanaan pengelolaan dari perwujudan
intervensi meliputi kegiatan yaitu validasi, rencana keperawatan,
mendokumentasikan rencana, memberikan askep dalam pengumpulan
data, serta melaksanakan adusa dokter dan ketentuan RS.
Berdasarkan keterangan data dan teori tersebut implementasi yang
dilakukan pada studi kasus pada kedua klien dengan masalah
ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh sudah sesuai
dengan intervensi. Jika ada penambahan pada implementasi untuk
kolaborasi dengan tim dokter itu dilakukan untuk mempercepat
kesembuhan klien dalam pemenuhan nutrisi.
4.2.5 Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan pada klien 1 dan klien 2 yang dilakukan
selama 3 hari, pada hari pertama dan hari kedua yang belum mencapai
criteria hasil karena keluhan dan tanda gejala yang dialami klien masih
63
teratasi sebagian dan masih sama dengan saat pengkajian dilakukan yakni
kedua klien masih mengalami penurunan nafsu makan. Pada hari ketiga
klien 1 dan klien 2 mengalami perubahan evaluasi keperawatan yang
menunjukkan adanya peningkatan nafsu makan, pada klien 1 tidak lagi
mual dan muntah saat makan dan pada klien 2 masih mengalami mual
dan muntah saat makan, keadaan umum pada klien 1 baik dan klien 2
cukup. Bahkan klien 1 menurut visite dokter sudah diperbolehkan pulang,
sedangkan klien 2 masih terjadi muntah, keadaan umum cukup dan mau
makan tapi sedikit.
Evaluasi merupakan tahap akhir dari suatu proses keperawatan
yang merupakan perbandingan yang sistematis dan rencana tentang
kesehatan pasien yang tujuannya telah ditetapkan, dilakukan dengan cara
melibatkan pasien dan sesama tenaga kesehatan (Wijaya, 2013). Evaluasi
merupakan tahap akhir dari suatu proses keperawatan yang merupakan
perbandingan keadaan pasien dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat
pada tahap perencanaan (Nikmatur &Saiful, 2012).
Berdasarkan keterangan data dan teori tersebut pada hari kedua,
kedua klien menunjukkan hasil yang berbeda karena masih mengeluh
penurunan nafsu makan tetapi klien 1 sudah menunjukkan peningkatan
nafsu makan yang baik dibandingkan dengan klien 2.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada An. C dan An. D dengan
kasus DHF (Dengue Hemorragic Fever), keluarga dan klien
menginginkan perawatan yang lebih intensif di Rumah Sakit dan
menginginkan lekas sembuh.
2. Diagnosa keperawatan aktual yang muncul pada klien 1 dan klien 2
yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia, mual dan muntah.
3. Intervensi keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan NIC
2018 mengenai ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
Hal tersebut disesuaikan dengan keadaan klien, sehingga diharapkan
mendapatkan pencapaian yang optimal.
4. Implementasi keperawatan yang dilakukan secara observasi, mandiri,
edukasi dan kolaborasi, disesuiakan dengan intervensi yang telah
diambil dari NIC 2018 agar mencapai tujuan yang diharapkan. Peneliti
melakukan implementasi disesuaikan dengan kondisi klien selama 3
hari.
5. Evaluasi keperawatan yang dilakukan pada klien dengan masalah
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh menunjukan
bahwa keluarga dan klien mampu menerapkan aturan-aturan dari dokter
maupun perawat yang bertugas.
64
65
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis menyampaikan saran antara
lain :
1. Bagi pasien dan keluarga
Dengan adanya bimbingan yang dilakukan oleh perawat dan
peneliti selama proses pemberian asuhan keperawatan, diharapkan pasien
dan keluarga mandiri dalam mencegah, meningkatkan dan
mempertahankan kesehatan baik bagi diri, keluarga maupun lingkungan,
sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal.
2. Bagi institusi pendidikan
Institusi pendidikan sebagai tempat menempuh ilmu keperawatan
diharapkan hasil penelitian ini dijadikan sebagai acuhan dalam penelitian
yang selanjutnya, yang terkait dengan masalah seperti ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan hasil karya tulis ilmiah ini dapat menjadi bahan
refrensi dan acuan untuk peneliti selanjutnya serta dapat memanfaatkan
waktu seefektif mungkin, sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan
kepada klien secara maksimal dengan hasil sesuai yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Andra F,S & Yessie M.P. 2013. Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta :
Nuha Medika
Alimul, Aziz. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta ː Salemba Medika
Asmadi. 2008. Konsep Dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta ː Salemba
Medika
Bulechek, Gloria M Et Al.2016. Nursing Interventions Classifications (Nic). 6th
Edition. Elsevier:Indonesia
Djoko Pekik Irianto, 2007, Panduan Gizi Lengkap Keluarga Dan Olahragawan.
Yogyakarta: Cv. Andi Offset.Elizabeth, Dkk. 2015. Nursing Outcomes
Classifications. Singapore
Fauziah Hikmatul, 2017, Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Demam
Berdarah Dengue (Dbd) Di Ruang Rawat Inap Rsi Ibnu Sina Padang
Tahun 2017, Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang
Halstead, S.B., 2007. Dengue Fever And Dengue Hemorragic Fever. Nelson
Textbook Of Pediatrics. Philadelphia ː Saunders Elsevier
Hidayat, A.A., & Uliyah, M 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakartaː
Salemba. Medika
Hindra Satari. 2014. Tatalaksana Demam Berdarah Dengue Petunjuk Praktis
Terapi Cairan
Huda N. A & Kusuma H, 2015, Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & Nanda (North American Nursing Diagnosis
Association) Nic-Noc, Edisi Revisi Jilib 2, Jogjakarta : Mediaaction
ICME STIKES, 2016, Buku Panduan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah,
Jombang : Stikes Icme.
66
67
Junaidi. 2017. Diagnosis Terapi Pasien Dhf. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran Egc.
Kemenkes RI, 2016, Situasi DBD Di Indonesia.
Http://Www.Depkes.Go.Id/Resources/Download/Pusdatin/Infodatin/Inf
odatin Dbd 2016.Pdf.
Kemenkes RI ,2017, Profil Kesehatan Indonesia 2016.
Http://Www.Depkes.Go.Id
/Resources/Download/Pusdatin/Lain-Lain/Data Dan Informasi
Kesehatan Profil Kesehatan Indonesia 2016 - Smaller Size - Web.Pdf –
Diakses Agustus 2017.
Mubin. 2008. Panduan Praktis Ilmu Penakit Dalam Diagnosis Dan Terapi, Edisi
2. Egc : Jakarta
Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan ː Pendekatan Praktis
Edisi 4. Jakarta : Salemba Medika
Profil Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, [email protected] , Journal
2019
Perry, Potter. 2006. Fundamental Keprawatan: Konsep,Proses, Dan Praktik.
Jakarta: Egc.
Soedarto. 2015. Perawatan Medikal Bedah. Volume I. Bandung : Yayasan Ikatan
Alumni Pendidikan Keperawatan
Soedarto. 2012, Demam Berdarah Dengue. Jakarta : Salemba Medika
Suciwati, 2015, Implementasi Kebijakan Pemerintah Mengenai Pengendalian
Penyakit Demam Berdarah Dengue (Dbd) Dalam Rangka
Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat,Di Kota Semarang.
Http://Ejournal.Stikestelogorejo.Ac.Id/Index.Php/ Ilmukeperawatan/
Article/Viewfile/289/313
68
Rekam Medik Rsud Bangil Pasuruan, 2019, Angka Kejadian Dengue
Hemorragic Fever, Bangil Pasuruan
Tanjung. 2015, Laporan Pendahuluan Dan Askep Demam Berdarah (Dhf)
Aplikasi Nanda Nic Noc
Wagner, Dkk. 2015. Nursing Interventions Classification. Singapore
Widartin Ririn, Ruliati, Muslim Agus, 2017, Asuhan Keperawatan Pada Anak
Dengue Hemorragic Fever Grade II Dengan Ketidakseimbangan
Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Di Ruang Anak Rumah Sakit
Umum Daerah Bangil Pasuruan, Stikes Icme Jombang
69
JADWAL KEGIATAN KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN Th. 2019
No Jadwal Kegiatan
Bulan
Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persamaan persepsi
2 Pengumuman bimbingan
3Bimbingan proposal & konfrimasi
4Bimbingan proposal & studi pendahuluan
5 Bimbingan proposal
6 Seminar proposal
7 Revisi seminar proposal
8 Pengurusan izin
9Pengambilan data & pengumpulan data
10 Analisa data
11 Bimbingan hasil
12 Ujian hasil
13 Revisi KTI seminar hasil
Lampiran 1
70
14 Pengumpulan dan penggandaan KTI
Lampiran 2
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Vila Nurfika
NIM : 161210043
Adalah mahasiswa DIII Keperawatan STIKes ICMe Jombang
yang akan melakukan karya tulis ilmiah dalam bentuk studi kasus tentang
“Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengue Hemorragic Fiver Dengan
Masalah Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Di
Ruang Asoka RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan Tahun 2019” sebagai
upaya dalam memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif.
Tugas akhir ini bermanfaat sebagai meningkatkan mutu pelayanan dan
perawatan pada klien anak Dengue Hemorragic Fiver Masalah
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan.
Untuk itu saya mohon partisipasi Bapak/Ibu menjadi responden
dalam karya tulis ilmiah ini. Semua data yang telah dikumpulkan akan
dirahasiakan. Data responden disajikan untuk keperluan karya tulis ilmiah
ini. Apabila dalam penelitian ini responden merasa tidak nyaman dengan
kegiatan yang dilakukan, maka responden dapat mengundurkan diri.
Apabila Bapak/Ibu bersedia menjadi responden, silahkan
menandatangani pada lembar persetujuan yang telah disediakan. Atas
perhatian dan partisipasinya saya ucapkan terimakasih.
Hormat Saya,
Vila Nurfika
71
Lampiran 3
INFORMED CONSENT
(PERNYATAAN PERSETUJUAN IKUT PENELITIAN)
Yang bertan datangan dibawah ini :Nama :.........................................................................Umur :..........................................................................Jenis Kelamin :.........................................................................Pekerjaan :.........................................................................Alamat :.........................................................................Telah mendapat keterangan secara terinci dan jelas mengenai :
1. Judul karya tulis ilmiah “Asuhan Keperawatan pada Anak Dengue Hemorragic Fiver Dengan Masalah Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Di Ruang Asoka RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan Tahun 2019”
2. Tujuan karya tulis ilmiah melaksanakan Asuhan Keperawatan pada Anak Dengue Hemorragic Fiver Dengan Masalah Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh.
3. Manfaat yang akan diperoleh hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi pengetahuan dan manfaat kepada klien dan keluarga untuk dapat mengetahui cara pemenuhan nutrisi yang benar pada klien Anak Dengue Hemorragic Fiver.
Responden mendapat kesempatan mengajukan pertanyaan mengenai
segala sesuatu yang berhubungan dengan karya tulis ilmiah tersebut. Oleh
karena itu saya bersedia/tidak bersedia*) secara sukarela untuk menjadi subyek
penelitian dengan penuh kesadaran serta tanpa keterpaksaan.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa tekanan dari
pihak manapun.
Jombang, April 2019
Peneliti, Responden,
(………………..) (…………………)
Saksi Pertama
(……………………)
72
PRAKTIK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN
STIKES ICME JOMBANG2019
PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
Pengkajian tgl. : Jam :MRS tanggal : No. RM :Diagnosa Masuk :
A. IDENTITAS PASIENNama : Penanggung jawab biaya :Usia : Nama :Jenis kelamin : Alamat :Suku : Hub. Keluarga :Agama : Telepon :Pendidikan :Alamat :B. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
1. Keluhan Utama :2. Riwayat Penyakit Sekarang :
C. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU1. Riwayat Penyakit Kronik dan Menular ya, jenis : ....................... tidak2. Riwayat Penyakit Alergi ya, jenis : ....................... tidak3. Riwayat Operasi ya, jenis : ....................... tidak
D. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGAya : ........................................ tidak
jelaskan :E. POLA KEGIATAN SEHARI – HARI
POLA KEGIATAN DI RUMAH DI RUMAH SAKIT
Makanan Frekuensi .........................
x/hrJenis..................................Diit ..................................Pantangan ..........................
..Alergi ................................
.....makanan yang disukaiMinumFrekuensi............ x/hariJenis....................Alergi .................
Eliminasi BAB
Lampiran 4
73
Frekuensi .......x/hariwarna .............konsistensiBAKFrekuensi .......X/HariWarna .......Alat bantuKebersihan DiriMandi......................X/hariKeramas .................x/hariSikat Gigi
................X/HariMemotong Kuku..........Ganti Pakaian ............ToiletingIstirahat/TidurTidur
siang.........................jam
Tidur Malam .....................jam
Kebiasaan Merokok/Jamu
F. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK1. Tanda-tanda vitalS : ºC N : x/mnt TD : mmHgRR : x/mnt2. Sistem Pernafasan (B1)
a. Hidung:Pernafasan cuping hidung ada tidakSeptum nasi simetris tidak simetrisLain-lain
b. Bentuk dada simetris asimetris barrel chestFunnel chest Pigeons chest c. Keluhan sesak batuk nyeri waktu napasd. Irama napas teratur tidak terature. Suara napas vesiculer ronchi D/S wheezing D/S rales D/S
Lain-lain:3. Sistem Kardiovakuler (B2)
a. Keluhan nyeri dada ya tidakb. Irama jantung teratur tidak teraturc. CRT < 3 detik > 3 detikd. Konjungtiva pucat ya tidake. JVP normal meningkat menurun
Lain-lain :4. Sistem Persarafan (B3)
a. Kesadaran composmentis apatis somnolen sopor koma
GCS :b. Keluhan pusing ya tidak
Masalah Keperawatan :
Masalah Keperawatan :
Masalah Keperawatan :
Masalah Keperawatan :
74
c. Pupil isokor anisokord. Nyeri tidak ya, skala nyeri : lokasi :
Lain-lain :5. Sistem Perkemihan (B4)
a. Keluhan : kencing menetes inkontinensia retensigross hematuri disuria poliuri oliguri anuri
b. Alat bantu (kateter, dll) ya tidakc. Kandung kencing : membesar ya tidaknyeri tekan ya tidakd. Produksi urine :................ ml/hari warna : ................. bau :..................e. Intake cairan :oral :.............cc/hr parenteral : ...................cc/hr
Lain-lain :6. Sistem Pencernaan (B5)
a. TB : cm BB : kgb. Mukosa mulut : lembab kering merah stomatitisc. Tenggorokan nyeri telan sulit meneland. Abdomen supel tegang nyeri tekan, lokasi :
Luka operasi jejas lokasi :Pembesaran hepar ya tidakPembesaran lien ya tidakAscites ya tidakMual ya tidakMuntah ya tidakTerpasang NGT ya tidakBising usus :..........x/mnte. BAB :........x/hr, konsistensi : lunak cair lendir/darah
konstipasi inkontinensia kolostomif. Diet padat lunak cairFrekuensi :...............x/hari jumlah:............... jenis : ......................
7. Sistem Muskuloskeletal dan Integumen (B6)a. Pergerakan sendi bebas terbatasb. Kelainan ekstremitas ya tidakc. Kelainan tl. belakang ya tidakd. Fraktur ya tidake. Traksi/spalk/gips ya tidakf. Kompartemen sindrom ya tidakg. Kulit ikterik sianosis kemerahan hiperpigmentasih. Akral hangat panas dingin kering basahi. Turgor baik kurang jelekj. Luka : jenis :............. luas : ............... bersih kotor
Lain-lain :8. Sistem Endokrin
a. Pembesaran kelenjar tyroid ya tidakb. Pembesaran kelenjar getah bening ya tidak
Lain-lain :G. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
1. Persepsi klien terhadap penyakitnyacobaan Tuhan hukuman lainnya
2. Ekspresi klien terhadap penyakitnyamurung gelisah tegang marah/menangis
3. Reaksi saat interaksi kooperatif tak kooperatif curiga4. Gangguan konsep diri ya tidak
Masalah
Keperawatan :
Masalah Keperawatan :
Masalah Keperawatan :
Masalah Keperawatan :
Masalah Keperawatan :
Masalah
Keperawatan :
75
Lain-lain :H. PENGKAJIAN SPIRITUALKebiasaan beribadah sering kadang-kadang tidak pernahLain-lain :I. PEMERIKSAAN PENUNJANG (Laboratorium, radiologi, EKG, USG)J. TERAPI ....................., .................................
Mahasiswa
(.............................................)
76
ANALISA DATA
Nama :………………………. No.RM:
…………….
Data Etiologi Masalah KeperawatanData subyektif :Data Obyektif :
SESUAI DENGAN NANDA 2014
Diagnosa Keperawatan yang muncul (Tipe PES minimal 3)
1. ……………………………………………….2. ……………………………………………….3. ……………………………………………….4. ……………………………………………….5. ……………………………………………….
77
Intervensi Keperawatan
Hari/tanggalNo.
diagnosa
Tujuan & kriteria hasil
Waktu Rencana tindakan Rasional
Mengandung SMART
78
Implementasi Keperawatan
Nama :………….. No.RM : ………………………..
Hari/Tanggal
No.
Diag
nosa
Waktu
Implementasi keperawatan Paraf
79
Evaluasi Keperawatan
Nama :………….. No.RM : ………………………..
Hari/Tanggal
No.
Diag
nosa
Waktu
Perkembangan Paraf
S :
O :
A :
P :
80
PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN
STKES ICME JOMBANG
RUANG ………………….. RSUD BANGIL PASURUHAN
DICHARGE PLANNING
No. Reg :Nama :Jenis Kelamin :Alamat :
Tanggal MRS:Tanggal KRS:
Tanggal/Tempat Kontrol :
Dipulangkan dari RSUD JOMBANG dengan keadaan :Sembuh Pulang paksaPindah RS lain MeninggalMeneruskan dengan obat jalan
Aturan Diet :
Obat-obatan yang masih diminum dan jumlahnya :
Cara perawatan luka di rumah :
Aktivitas dan Istirahat :
Lain-lain :
Yang di bawa pulang (Hasil Lab, Foto, ECG) : Lab ....................lembarFoto................... lembarUSG ...................lembar
EKG ......................lembarCT Scan ................lembarlain-lain ..................lembar
Saya selaku keluarga menyatakan telah mendapat penyuluhan hal-hal tersebut di atas oleh mahasiswa D3 KEPERAWATAN STIKES ICME dan telah mengerti.
Jombang , ...................... .20…
Pasien/Keluarga Perawat( ................................. ) ( ........................)