Top Banner
Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat |Bab II- 1
80

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Mar 02, 2019

Download

Documents

truongnhu
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat |Bab II- 1

Page 2: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat |Bab II- 2

Kata Pengantar

Rencana strategis Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

Tahun 2013 -2018 disusun sebagai penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah Tahun 2005-2025 (RPJPD), rencana pembangunan Jangka Menengah

Daerah Tahun 2013-2018 (RPJMBD), renstra kementrian Lembaga, serta memperhatikan

hasil evaluasi pelaksanaan pembangunan sektor peternakan yang sesuai dengan tugas,

fungsi dan kewenangan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat.

Secara operasional akan menjadi landasan dalam penyusunan Rencana Kerja

Pembangunan Daerah (RKPD) untuk periode I (satu) tahun, sehingga secara sistematis akan

terwujud keselarasan dan keterpaduan dalam penjabaran program pembangunan peternakan

di Provinsi Jawa Barat. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Ketahanan Pangan dan

Peternakan serta kewenangan provinsi sebagai daerah otonom di bidang peternakan, melalui

berbagai kajian dan bahasan telah berhasil merumuskan rencana strategis tahun 2013-2018

ini, yang menggambarkan visi, misi, tujuan, sasaran dan strategi serta berfungsi menjabarkan

RPJMD Provinsi Jawa Barat tahun 2013 –2018 dapat tersusun. Dengan demikian renstra ini

merupakan jawaban dari masalah sekaligus langkah-langkah mengatasinya yang tercermin

dari program dan kegiatan yang dilakukan khususnya higga tahun 2018.

Atas kerjasama semua pihak terkait, yang melibatkan unsur pimpinan, pejabat dan

staf yang mampu memberikan masukan dan pemangku kepentingan lainnya di lingkungan

Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat, maka rencana strategis Dinas

Ketahanan Pangan dan Peternakan Jawa Barat tahun 2013-2018 dapat tersusun. Dengan

demikian diharapkan renstra ini dapat merupakan jawaban dari masalah sekaligus langkah-

langkah mengatasinya yang tercermin dari program dan kegiatan yang dilakukan khususnya

hingga tahun 2018.

Maka dengan tersusunnya rencana strategis Dinas Ketahanan Pangan dan

Peternakan Provinsi Jawa Barat, diharapkan kepada pihak terkait dengan pengembangan

dapat memanfaatkan sebagai bahan bahan acuan dan masukan terutama dalam

meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi program dan kegiatan. Kami menyadari bahwa

Page 3: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat |Bab II- 3

renstra ini belum sempurna dan memerlukan masukan dan sasaran dalam rangka perbaikan

dan penyempuraan di masa-masa datang.

Akhirnya disampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih kepada semua pihak

yang telah ikut berpartisipasi aktif dalam penyusunan rencana strategis ini.

KEPALA DINAS KETAHANAN PANGAN

DAN PETERNAKAN PROVINSI JAWA BARAT

Ir. DODY FORMAN NUGRAHA Pembina Utama Muda

NIP. 19591030 198503 1 008

Page 4: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat |Bab II- 4

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

iii

iv

1 PENDAHULUAN I-1

1.1 Latar Belakang ..................………………………………....... I-1

1.2 Landasan Hukum.............…………………........................... I-3

1.4 Maksud dan Tujuan ……………………………...................... I-5

1.6 Sistematika Penulisan...……………………….......................... I-6

II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KETAHANAN PANGAN

DAN PETERNAKAN PROVINSI JAWA BARAT

II-1

2.1. Struktur Organisasi Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan

Provinsi Jawa Barat.……………………................................

II-1

2.2. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Ketahanan Pangan dan

Peternakan Provinsi Jawa Barat......…………………..............

II-2

2.3. Sumber Daya Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan

Provinsi Jawa Barat................………………..........................

II-3

2.4. Fungsi Pelayanan Umum Dinas Ketahanan Pangan dan

Peternakan Provinsi Jawa Barat..............................................

II-3

2.5. Kinerja Pelayanan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan

Provinsi Jawa Barat................................................................

II-6

2.6. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas

Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat..........

II-12

2.7. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas

Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat..........

II-21

Page 5: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat |Bab II- 5

Halaman

III ISU-ISU STRATEGIS III-1

3.1. Identifikasi Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi............... III-1

3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil

Kepala daerah ..........................................................................

III-5

3.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra Dinas Ketahanan Pangan

dan Peternakan Provinsi Jawa Barat.....................................

III-10

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian

Lingkungan Hidup Strategis...................................................

III-17

3.6. Penentuan Isu-Isu Strategis....................................................... III-21

IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN

KEBIJAKAN

IV-1

4.1 Visi dan Misi Jangka Menengah Dinas Ketahanan Pangan

dan Peternakan Provinsi Jawa Barat......................................

IV-1

4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Ketahanan

Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa

Barat......................................................................................

IV-1

4.2.1 Tujuan....................................................................... IV-1

4.2.2 Sasaran........................................................................ IV-2

4.3 Strategi dan Kebijakan Dinas Ketahanan Pangan dan

Peternakan Provinsi Jawa Barat................................................ IV-5

4.3.1 Strategi......................................................................... IV-5

4.3.2 Kebijakan..................................................................... IV-5

V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR

KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN

INDIKATIF

V-1

5.1 Rencana Program/Kegiatan Dinas Ketahanan Pangan

dan Peternakan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 –

2018.............................................................................

V-1

5.2. Program dan Kegiatan Dinas Ketahanan Pangan Dan

Peternakan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018.... V-2

5.2.1. Rencana Kegiatan.............................................. V-4

5.3. Kelompok Sasaran....................................................... V-6

Page 6: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat |Bab II- 6

Halaman

5.4. Pendanaan Indikatif...................................................... V-6

VI INDIKATOR KINERJA OPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

VI-1

VII PENUTUP VII-1

LAMPIRAN

Page 7: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat |Bab II- 7

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

1 Jumlah Pegawai DKPP Berdasarkan Pangkat dan

Golongan..................................................................................... II-3

2 Kualifikasi Pendidikan dan Jenis Kelamin.................................... II-3

3 Hasil Telaahan Struktur Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat....... II-11

4 Telaahan Pola Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat....................... II-15

5 Hasil Analisis Terhadap Dokumen KLHS Dinas Ketahanan

Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013.............. II-17

6 Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Ketahanan Pangan dan

Peternakan Provinsi Jawa Barat..................................................

II-19

7 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas Ketahanan

Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat..................................

II-20

8 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Dinas

Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat................

III-1

9 Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan Dinas Ketahanan

Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat Terhadap Penetapan

Visi, Misi dan Program Kepala Dinas Provinsi Jawa Barat...........

III-10

10 Permasalahan Pelayanan Dinas Ketahanan Pangan dan

Peternakan Provinsi Jawa Barat Berdasarkan Sasaran Renstra

Kementerian Pertanian Beserta Faktor Pendorong dan

Penghambat Keberhasilan Penangannya.........................................

III-15

11 Permasalahan Pelayanan Dinas Ketahanan Pangan dan

Peternakan Provinsi Jawa Barat Berdasarkan Sasaran Renstra

Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Kabupaten Kota............ III-18

12 Permasalahan Pelayanan Dinas Ketahanan Pangan dan

Peternakan Provinsi Jawa Barat Berdasarkan Telaahan Rencana

Tata Ruang Wilayah Serta Faktor Penghambat dan Pendorong

Keberhasilan Penanganannya..........................................................

III-20

13 Permasalahan Pelayanan OPD Berdasarkan Analisis KLHS serta

Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya

III-21

14 Skor Penentuan Isu Strategis....................................................... III-22

15 Nilai Skala Kriteria....................................................................... III-22

16 Rata-Rata Skor Isu Strategis........................................................ III-23

17 Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Indikator Kinerja Dinas

Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat Tahun

Page 8: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat |Bab II- 8

Tabel Judul Halaman

2014 – 2018................................................................................ IV-2

18 Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan........................................ IV-6

19 Indikator Kinerja Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan

Provinsi Jawa Barat yang mengacu pada Tujuan dan Sasaran

RPJMD......................................................................................... VI-1

Page 9: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat |Bab II- 9

DAFTAR GAMBAR

Tabel Judul Halaman

1 Struktur Organisasi Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan

Provinsi Jawa Barat ................................................................... II-1

Page 10: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat |Bab II- 10

BAB. I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan dokumen

perencanaan daerah periode 5 (lima) tahun. Dokumen RPJMD bersifat makro, yang memuat

visi, misi dan program prioritas serta rencana penganggaran. RPJMD merupakan

kesepakatan para pemangku kepentingan dalam pembangunan daerah mengenai program

prioritas 5 (lima) tahun kedepan yang akan menjadi pedoman bagi seluruh pemangku

kepentingan pembangunan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, sebagai koridor

penyusunan visi, misi dan program program pembangunan Selain itu RPJMD menjadi

pedoman penyusunan program prioritas jangka menengah bagi Kabupaten/Kota yang

disesuaikan dengan kondisi, potensi dan karakteristik daerah serta penyusunan Rencana

Strategis (Renstra) OPD/Biro Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018.

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) merupakan unsur penyelenggara

pemerintahan daerah yang dalam upaya mencapai keberhasilannya perlu didukung dengan

perencanaan yang baik sesuai dengan visi dan misi organisasi. Pendekatan yang dilakukan

adalah melalui perencanaan strategis yang merupakan serangkaian rencana tindakan dan

kegiatan mendasar yang dibuat untuk diimplementasikan oleh organisasi dalam rangka

pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Setiap SKPD wajib

menyusun dokumen Rencana Strategis (Renstra) SKPD. Undang-Undang Nomor 25 Tahun

2004 menyebutkan bahwa Renstra SKPD merupakan dokumen perencanaan SKPD untuk

periode 5 (lima) tahun. Renstra SKPD memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program

dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD serta berpedoman pada

RPJMD dan bersifat indikatif.

Selanjutnya Renstra SKPD akan menjadi pedoman SKPD saat menyusun

Rencana Kerja (Renja) SKPD yang merupakan dokumen perencanaan untuk periode 1 (satu)

tahun. Di dalam ketentuan lainnya yaitu Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7

Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dinyatakan bahwa

Page 11: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat |Bab II- 11

perencanaan strategis merupakan langkah awal yang harus dilakukan agar mampu

menjawab tuntutan lingkungan strategis lokal, nasional dan global, dan tetap berada dalam

tatanan Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dokumen Rencana

Strategis dimaksud setidaknya memuat visi, misi, tujuan, sasaran dan strategi (cara mencapai

tujuan dan sasaran), serta memuat kebijakan, program dan kegiatan.

Terkait dengan penyusunan Renstra SKPD, Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 54 Tahun 2010 telah mengatur bahwa RPJMD yang telah ditetapkan dengan

peraturan daerah harus menjadi pedoman dalam penyusunan Renstra SKPD. Visi, misi,

tujuan, strategi dan kebijakan yang tertuang di dalam Renstra SKPD dirumuskan dalam

rangka mewujudkan pencapaian sasaran program yang ditetapkan dalam RPJMD.

Pembangunan di Jawa Barat telah dilaksanakan oleh segenap unsur pemerintah,

masyarakat dan dunia usaha sejak terbentuknya pemerintahan Provinsi Jawa Barat pada

tanggal 4 Juli 1950. Sesuai dengan amanat dalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat

Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah

Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025, saat ini sudah memasuki tahapan pembangunan

jangka menengah ketiga 2013-2018. Pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah ketiga tersebut ditujukan untuk mencapai kemandirian Jawa Barat dalam segala

bidang sehingga tingkat ketergantungan terhadap pihak eksternal dapat direduksi. Selain itu

pencapaian kemandirian juga dimaksudkan untuk meningkatkan kontribusi Jawa Barat

terhadap pembangunan nasional.

Prioritas pembangunan pada tahapan keempat ini diantaranya adalah ketahanan

pangan dan bidang pertanian diarahkan pada pemantapan mutu melalui pengembangan

teknologi pertanian hulu sampai dengan hilir, setelah diperolehnya komitmen terhadap

pembangunan pertanian di Provinsi Jawa Barat. Di bidang pertanian, sektor peternakan

merupakan salah satu sektor yang cukup penting di Jawa Barat. Selain berkontribusi dalam

menyumbang pendapatan regional, sektor ini juga mampu memberikan lapangan pekerjaan

yang cukup luas bagi masyarakat Jawa Barat, baik dari hulu sampai hilir. Hal yang terpenting

lainnya dalam rangka mewujudkan Ketahanan Pangan, sektor peternakan berperan dalam

Page 12: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat |Bab II- 12

mensuplai kebutuhan protein hewani bagi masyarakat Jawa Barat, khususnya telur, daging

dan susu.

Begitu pentingnya sektor ketahanan pangan dan peternakan, Pemerintah Provinsi

Jawa Barat telah memberikan tugas khusus kepada Dinas Ketahanan Pangan dan

Peternakan Provinsi Jawa Barat untuk melakukan fungsi-fungsi di bidang ketahanan pangan

seperti ketersediaan pangan, distribusi pangan, konsumsi pangan dan keamanan pangan.

Kemudian fungsi di bidang peternakan seperti pembibitan, budidaya, pakan, kesehatan

hewan, kesehatan masyarakat veteriner, pengembangan usaha, sarana prasarana dan

pelayanan bagi seluruh stakeholder yang membutuhkan layanan peternakan. Sejalan

dengan perkembangan pertumbuhan ekonomi global dan perkembangan jumlah penduduk

yang cukup tinggi, tugas dan fungsi Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan semakin

kompleks sehingga Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan harus responsif terhadap

perkembangan teknologi, permintaan produk peternakan, penyakit hewan dan isu-isu lainnya

yang berkembang di dunia global, seperti "climate change", "animal walfare", "food security"

dan sebagainya. Oleh karena itu, untuk merespon kompleksnya permasalahan, tantangan

dan besarnya lingkup pekerjaan yang harus dilakukan dalam sektor ketahanan pangan dan

peternakan, maka jelas bahwa pembangunan sektor ketahanan pangan dan peternakan tidak

bisa dilakukan hanya oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat.

Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan memerlukan dukungan dari

semua pemangku kepentingan yang mencakup sektor lainnya, perguruan tinggi, pemerintah

Kabupaten/Kota, dunia usaha, perbankan, lembaga-lembaga pembiayaan bukan bank,

organisasi profesi dan kemasyarakatan, serta peran aktif dari semua di Jawa Barat sebagai

pelaku utama pembangunan.

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan tahun 2013 – 2018 merupakan

rencana stratejik (mengenai sasaran-sasaran utama yang akan dicapai) untuk kurun waktu 5

(lima) tahun yang akan datang, yaitu tahun 2013 – 2018 dengan memperhitungkan potensi,

peluang dan ancaman yang ada atau mungkin timbul. Rencana stratejik mengandung Visi,

Misi, Tujuan, Sasaran dan Strategi (cara untuk mencapai tujuan dan sasaran) yang berfungsi

menjabarkan RPJMD Provinsi Jawa Barat tahun 2013 – 2018 dibidang ketahanan pangan

Page 13: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat |Bab II- 13

dan peternakan. Penyusunan Renstra telah dilaksanakan secara partisipasif dengan

melibatkan unsur Pimpinan, Pejabat kunci dan Staf yang mampu memberikan masukan serta

pemangku kepentingan lainnya. Selain itu Penyusunan Renstra telah memperhatikan Renstra

Kementrian Pertanian Pemerintah Provinsi Jawa Barat serta Renstra OPD Kabupaten/Kota

dilingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Dengan demikian Renstra Dinas Ketahanan

Pangan dan Peternakan Pemerintah Jawa Barat tahun 2013 – 2018 telah diselaraskan

dengan Renstra Kementrian Pertanian RI dan Renstra OPD Kabupaten/Kota di wilayah

Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 – 2018.

1.2. Landasan Hukum

Dalam Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Ketahanan Pangan dan

Peternakan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018, peraturan perundang-undangan yang

dijadikan landasan hukum adalah sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen;

2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 164, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 4421);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 33,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 4700);

4. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran

Negara Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4725);

5. Undang-Undang No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan;

6. Undang Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan jo

Undang Undang Nomor 41 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang Undang

Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan;

7. Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

8. Undang Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal;

Page 14: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat |Bab II- 14

9. Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 1992 tentang Obat Hewan;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2011 tentang Sumber Daya Genetik dan

Perbibitan Ternak;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2012 tentang Alat dan Mesin Peternakan;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 95 Tahun 2012 tentang Kesehatan Masyarakat

Veteriner dan Kesejahteraan Hewan;

13. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2013 tentang Budidaya Hewan Peliharaan;

14. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2014 tentang Pengendalian dan

Penanggulangan Penyakit Hewan;

15. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi

16. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Peraturan Perangkat Daerah

17. Peraturan Presiden Nomor 30 Tahun 2011 tentang Pengendalian Zoonosa;

18. Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 381/Kpts/OT.140/10/2005 tentang Pedoman

Sertifikasi Kontrol Veteriner Unit Usaha Pangan Asal Hewan;

19. Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 64/Permentan/OT/.140/9/2007 tentang Pedoman

Pelayanan Pusat Kesehatan Hewan;

20. Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 74/Permentan/OT.140/12/2007 tentang

Pengawasan Obat Hewan;

21. Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 28/ Permetan/OT.140/5/ 2008 tentang Pedoman

Penataan Kompartemen dan Penataan Zona Usaha Perunggasan;

22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan,

Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.

23. Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 02/Permentan/OT.140/1/2010 tentang Pedoman

Pelayanan Jasa Medik Veteriner;

24. Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 13/Permentan/OT.140/1/2010 tentang

Persyaratan Rumah Potong Hewan Ruminansia dan Unit Penanganan Daging (Meat

Cutting Plant);

Page 15: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat |Bab II- 15

25. Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 35/Permentan/OT.140/7/2011 tentang

Pengendalian Ternak Ruminansia Betina Produktif;

26. Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 04/Permentan/OT.140/1/2013 tentang Unit

Respon Cepat Penyakit Hewan Menular Strategis;

27. Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 100/Permentan/OT.140/7/2014 tentang

Pedoman Pembibitan Sapi Perah yang Baik;

28. Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 114/Permentan/ PD.410/9/2014 tentang

Pemotongan Hewan Kurban;

29. Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 23/Permentan/PK.130/4/2015 tentang

Pemasukan dan Pengeluaran Bahan Pakan Asal Hewan ke Dan Dari Wilayah Negara

Republik Indonesia;

30. Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 58/Permentan/PK.210/11/2015 tentang

Pemasukan Karkas, Daging dan/atau Olahannya ke Dalam Wilayah Negara Republik

Indonesia;

31. Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 46/Permentan/PK.210/8/2015 tentang Pedoman

Budidaya Sapi Potong Yang Baik;

32. Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 48/Permentan/PK.440/8/2015 tentang

Pemasukan Sapi Bakalan dan Sapi Indukan ke dalam Wilayah Negara Republik

Indonesia;

33. Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 61/Permentan/PK.320/12/2015 tentang

Pemberantasan Penyakit Hewan;

34. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia dan Kepala Badan

Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2013 dan Nomor

02 Tahun 2013 tentang Pengawasan Bahan Berbahaya yang Disalahgunakan dalam

Pangan;

35. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2012 tentang

Penyelenggaraan Peternakan dan Kesehatan Hewan;

36. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pembinaan dan

Pengawasan Produk Barang Higienis dan Halal;

Page 16: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat |Bab II- 16

37. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan

dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Jawa Barat;

38. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 19 Tahun 2007 tentang Intensifikasi

Penanganan dan Pengendalian Virus Flu Burung (Avian Influenza) di Jawa Barat;

39. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 49 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan

Peternakan dan Kesehatan Hewan untuk Rumah Potong Hewan Ruminansia;

40. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 tahun 2016 tentang Perubahan Peraturan

Gubernur Jawa Barat Nomor 92 Tahun 2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan

Daerah Jawa Barat Nomor 7 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Pelayanan

Perijinan Terpadu;

41. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 45 Tahun 2016 tentang Kedudukan dan

Susunan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Jawa Barat;

42. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 66 Tahun 2016 tentang Tugas Pokok Fungsi,

Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi

Jawa Barat;

43. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 84 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan

Susunan Organisasi UPTD/Balai di Lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa

Barat;

44. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 89 Tahun 2016 tentang Tugas Pokok, Fungsi,

Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas di Lingkungan Dinas

Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat;

45. Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor : 443/Kep.449-Yansos/2012 tentang Komisi

Pengendalian Zoonosis;

46. Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor : 501.05/Kep.279-Rek/2015 tentang Tim

Pengawas Terpadu Penggunaan Bahan Berbahaya pada Pangan.

Page 17: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat |Bab II- 17

1.3. Maksud dan Tujuan

1.3.1. Maksud

Maksud penyusunan Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan

Provinsi Jawa Barat tahun 2013 – 2018 adalah menyediakan informasi yang

valid mengenai Rencana Jangka Menengah tahun 2013 – 2018 sebagai

dokumen acuan dalam penyusunan Rencana Kinerja Tahunan, RKA-OPD

dan Penetapan Kinerja Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi

Jawa Barat tahun 2013 – 2018 sebagai wujud Transparansi dan Akuntabilitas

Publik.

1.3.2. Tujuan

Tujuan penyusunan Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan

Provinsi Jawa Barat tahun 2013 – 2018 adalah meningkatkan efisiensi dan

efektivitas dalam mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran Dinas Ketahanan

Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat, menjaga eksistensi organisasi

dan sebagai instrumen pertanggungjawaban kepada stakeholder mengenai

rencana penggunaan sumber daya dalam melaksananakan tugas pokok dan

fungsi serta menjabarkan RPJMD Provinsi Jawa Barat tahun 2013 – 2018

agar menjadi lebih optimal untuk mencapai target-target indikator kinerja yang

telah ditetapkan khususnya mengenai ketahanan pangan dan peternakan di

Jawa Barat.

1.4 Sistematika Penulisan

Penulisan Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa

Barat untuk periode tahun 2013–2018 kami susun dengan sistematika penulisan

sebagai berikut :

Page 18: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat |Bab II- 18

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penyusunan Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan

Peternakan Provinsi Jawa Barat

1.2. Landasan Hukum

1.3. Maksud dan tujuan

1.4. Sistematika Penulisan

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KETAHANAN PANGAN DAN

PETERNAKAN PROVINSI JAWA BARAT

2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi

Jawa Barat

2.2. Sumber Daya Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

2.3. Kinerja Pelayanan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa

Barat

2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Ketahanan Pangan

dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

BAB III ISU – ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

Isu – isu strategis yang akan dihadapi, berdasarkan evaluasi, analisis dan prediksi

terhadap pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Ketahanan Pangan dan

Peternakan Provinsi Jawa Barat dalam periode tahun 2013–2018.

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas

Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Terpilih

3.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi/Kabupaten/Kota

Page 19: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat |Bab II- 19

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

3.5. Penentuan Isu – isu Strategis

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN , STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Membahas mengenai :

4.1. Visi dan Misi Jangka Menengah Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan

Provinsi Jawa Barat

4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Ketahanan Pangan dan

Peternakan Provinsi Jawa Barat

4.3. Strategi dan Kebijakan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi

Jawa Barat

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,

KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB VI INDIKATOR KINERJA DINAS KETAHANAN PANGAN DAN

PETERNAKAN PROVINSI JAWA BARAT YANG MENGACU PADA

TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB VII PENUTUP

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 20: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat |Bab II- 20

BAB. II

GAMBARAN PELAYANAN DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PETERNAKAN

PROVINSI JAWA BARAT

2.1 Struktur Organisasi Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan

Susunan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Jawa Barat dapat dilihat pada Gambar

berikut.

Gambar 1. Struktur Organisasi Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa

Barat

KEPALA DINAS

SEKRETARIAT

SUBBAGIAN PERENCANAAN

DAN PELAPORAN

SUBBAGIAN KEUANGAN DAN

ASET

SUBBAGIAN KEPEGAWAIAN

DAN UMUM

BIDANG

KETERSEDIAAN DAN DISTRIBUSI

BIDANG

KONSUMSI DAN PENGEMBANGAN

SUMBERDAYA MANUSIA

BIDANG

PRODUKSI PETERNAKAN

BIDANG

KESEHATAN HEWAN DAN

KESMAVET

JABATAN FUNGSIONAL

SEKSI

KETERSEDIAAN

DAN

KERAWANAN

PANGAN

SEKSI

CADANGAN

DAN

DISTRIBUSI

SEKSI

SUMBER

DAYA DAN

CADANGAN

PANGAN

SEKSI

PENGANEKAR

AGAMAN

PANGAN

SEKSI

KONSUMSI DAN

KEAMANAN PANGAN

SEKSI

SUMBERDAYA

MANUSIA

SEKSI

PERBIBITAN

SEKSI

PENGEMBANGAN USAHA

SEKSI

PRASARANA DAN SARANA

PETERNAKAN

SEKSI

PENGAMATAN

PENYAKIT DAN

PENGAWASAN

OBAT HEWAN SEKSI

PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT HEWAN

SEKSI

KESEHATAN MASYARAKAT

VETERINER

UPTD

Page 21: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat |Bab II- 21

2.2 Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa

Barat

Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 66 Tahun 2016 tentang

Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Dinas Ketahanan Pangan dan

Peternakan Provinsi Jawa Barat, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa

Barat Dinas mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan bidang pangan

dan bidang pertanian, sub urusan peternakan, meliputi ketersediaan dan distribusi, konsumsi

dan pengembangan sumber daya manusia, produksi peternakan serta kesehatan hewan dan

kesehatan masyarakat veteriner yang menjadi kewenangan Provinsi, melaksanakan tugas

dekonsentrasi sampai dengan dibentuk Sekretariat Gubernur sebagai Wakil Pemerintah

Pusat dan melaksanakan tugas pembantuan sesuai bidang tugasnya.

Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

Dinas mempunyai fungsi:

a. penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis di bidang ketahanan pangan dan bidang

pertanian, sub urusan peternakan yang menjadi kewenangan Provinsi;

b. penyelenggaraan ketahanan pangan dan pertanian, sub urusan peternakan yang

menjadi kewenangan Provinsi;

c. penyelenggaraan administrasi Dinas;

d. penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Dinas; dan

e. penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

2.3 Sumber Daya Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Dinas Ketahanan Pangan dan

Peternakan Provinsi Jawa Barat memiliki Sumber Daya Aparatur sebanyak 294 orang yang

tersebar di Kantor Dinas dan UPTD.

Page 22: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat |Bab II- 22

Sumber Daya Aparatur yang dimiliki tersebut dapat digambarkan pada tabel dibawah ini

:

Tabel 1. Jumlah Pegawai DKPP Berdasarkan Pangkat dan Golongan

No Jenis

Kelamin

Gol.I Gol.II Gol.III Gol.IV

Jumlah

a B c d a b c d a b c d a b c d e

1 Laki-laki 0 6 21 5 30 13 39 2 14 30 8 16 10 7 1 0 0 202

2 Perempuan 0 0 2 0 0 0 12 4 8 19 9 17 17 4 0 0 0 92

Jumlah 0 6 23 5 30 13 51 6 22 49 17 33 27 11 1 0 0 294

Tabel 2. Kualifikasi Pendidikan dan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin SD SLTP SLTA D3 S1 S2 S3 Jumlah

1 Laki-laki 10 21 95 5 36 35 0 202

2 Perempuan 0 1 24 7 29 31 0 92

Jumlah 10 22 119 12 65 66 0 294

2.4 Fungsi Pelayanan Umum Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa

Barat.

Pelayanan publik yang diemban oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi

Jawa Barat adalah sesuai dengan tupoksi Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan yang

meliputi pelayanan bidang pangan dan bidang pertanian, sub urusan peternakan, meliputi

ketersediaan dan distribusi, konsumsi dan pengembangan sumber daya manusia, produksi

peternakan serta kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner yang menjadi

kewenangan Provinsi, melaksanakan tugas dekonsentrasi sampai dengan dibentuk

Sekretariat Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat dan melaksanakan tugas pembantuan

sesuai bidang tugasnya.

Page 23: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat |Bab II- 23

Berdasarkan Undang Undang Nomor : 23 Tahun 2014 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan Konkuren antara Pemerintah Pusat dan Daerah Provinsi dan Daerah

Kabupaten/Kota, urusan yang menjadi dasar pelayanan publik yang dapat dilaksanakan oleh

Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat. Beberapa urusan Pemerintah

Provinsi Jawa Barat,yaitu:

Urusan Pangan :

1. Penyelenggaraan Pangan Berdasarkan Kedaulatan Dan Kemandirian :

- Penyediaan infrastruktur dan seluruh pendukung kemandirian pangan pada

berbagai sektor sesuai kewenangan Daerah Provinsi.

2. Penyelenggaraan Ketahanan Pangan

a. Penyediaan dan penyaluran pangan pokok atau pangan lainnya sesuai dengan

kebutuhan Daerah provinsi dalam rangka stabilisasi pasokan dan harga pangan.

b. Pengelolaan cadangan pangan provinsi dan menjaga keseimbangan cadangan

pangan provinsi.

c. Penentuan harga minimum daerah untuk pangan local yang tidak ditetapkan oleh

Pemerintah Pusat.

d. Promosi pencapaian target konsumsi pangan perkapita /tahun sesuai dengan angka

kecukupan gizi melalui media provinsi.

3. Penanganan Kerawanan Pangan

a. Penyusunan peta kerentanan dan ketahanan pangan provinsi dan kab./kota.

b. Penanganan kerawanan pangan provinsi.

c. Pengadaan, pengelolaan, dan penyaluran cadangan pangan pada kerawanan

pangan yang mencakup lebih dari 1 (satu) Daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu)

Daerah provinsi.

4. Keamanan Pangan

Pelaksanaan pengawasan keamanan pangan segar distribusi lintas Daerah

kabupaten/kota.

Page 24: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat |Bab II- 24

Urusan Pemerintahan Bidang Pertanian :

1. Sarana Pertanian

a. Pengelolaan SDG hewan yang terdapat pada lebih dari 1 (satu) Daerah kabupaten

dalam 1 (satu) Daerah provinsi.

b. Pengawasan benih ternak, pakan, HPT dan obat hewan.

c. Pengawasan mutu dan peredaran benih/bibit ternak dan tanaman pakan ternak

serta pakan di lintas Daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) Daerah provinsi.

d. Pengawasan peredaran obat hewan di tingkat distributor.

e. Pengendalian penyediaan dan peredaran benih/bibit ternak, dan hijauan pakan

ternak lintas Daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) Daerah provinsi.

f. Penyediaan benih/bibit ternak dan hijauan pakan ternak yang sumbernya dari

Daerah provinsi lain.

2. Prasarana Pertanian

Pengelolaan wilayah sumber bibit ternak dan rumpun/galur ternak yang wilayahnya

lebih dari 1 (satu) Daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) Daerah provinsi.

3. Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner

a. Penjaminan kesehatan hewan, penutupan dan pembukaan daerah wabah penyakit

hewan menular lintas Daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) Daerah provinsi.

b. Pengawasan pemasukan dan pengeluaran hewan dan produk hewan lintas Daerah

provinsi.

c. Penerapan persyaratan teknis sertifikasi zona/kompartemen bebas penyakit dan

unit usaha produk hewan.

d. Sertifikasi persyaratan teknis kesehatan masyarakat veteriner dan kesejahteraan

hewan.

Page 25: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat |Bab II- 25

2.5 Kinerja Pelayanan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

Bidang Ketahanan Pangan :

Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat sebagai lembaga

penyelenggara urusan Pemerintahan Provinsi di bidang ketahanan pangan mempunyai fungsi

sebagai inisiator, fasilitator dan regulator atas penyelenggaraan ketahanan pangan di Jawa

Barat sesuai arah kebijakan, strategis dan sasaran ketahan pangan nasional.

Sebagai pedoman/acuan bagi Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan

Daerah Kabupaten/Kota dalam menyelenggarakan urusan wajib di bidang ketahanan pangan,

Kementerian Pertanian telah menerbitkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor

65/Permentan/OT.140/12/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Ketahanan

Pangan Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketahanan Pangan bagi Pemerintah

Provinsi terdiri atas 4 (empat) jenis pelayanan dasar berikut :

a. Ketersediaan dan Cadangan Pangan, dengan Idikator Penguatan cadangan pangan

sebesar 60% pada tahun 2015.

Cadangan Pangan Pemerintah terdiri dari cadangan pangan pemerintah pusat,

pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dan pemerintah desa yang

perwujudannya memerlukan inventarisasi cadangan pangan, memperkirakan

kekurangan pangan dan keadaan darurat, sehingga penyelenggaraan pengadaan dan

pengelolaan cadangan pangan dapat berhasil dengan baik.

Definisi Operasional :

Tersedianya cadangan pangan pemerintah di tingkat provinsi minimal sebesar 200 ton

ekuivalen beras dan di tingkat kabupaten/kota minimal sebesar 100 ton ekuivalen beras;

b. Distribusi dan Akses Pangan, dengan indikator Ketersediaan informasi pasokan, harga

dan akses pangan di daerah sebesar 100% pada tahun 2015.

Page 26: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat |Bab II- 26

Informasi harga, pasokan, dan akses pangan adalah kumpulan data harga pangan,

pasokan pangan, dan akses pangan yang dipantau dan dikumpulkan secara rutin atau

periodik oleh provinsi maupun kabupaten/kota untuk dapat digunakan sebagai bahan

untuk membuat analisis perumusan kebijakan yang terkait dengan masalah distribusi

pangan.

Definisi Operasional :

Tersedianya data dan Informasi mencakup komoditas : gabah/beras, jagung, kedele,

daging sapi, daging ayam, telur, minyak goreng, gula pasir, cabe merah yang disajikan

dalam periode mingguan/ bulanan/kuartal/tahunan.

c. Penganekaragaman dan Keamanan Pangan, dengan Indikator Pengawasan dan

Pembinaan Keamanan Pangan sebesar 80% pada tahun 2015.

Keamanan Pangan merupakan kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah

pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang menganggu,

merugikan, dan membahayakan manusia.

Definisi Operasional :

Dalam rangka meningkatkan keamanan pangan segar maka dilakukan pembinaan dan

sertifikasi oleh Lembaga Otoritas Kompetensi Keamamanan Pangan Daerah (OKKPD),

sehingga tersedia informasi tentang keamanan pangan khususnya pada produk-produk

pangan segar yang tersertifikasi sehingga aman dikonsumsi masyarakat. Hasil

pelaksanaaan tugas dan fungsinya OKKPD mengeluarkan sertikat terhadap produk

pangan segar dengan kriteria sebagai berikut :

1) Sertifikat Prima Tiga (P-3) adalah peringkat penilaian yang diberikan terhadap

pelaksanaan usaha tani dimana produk yang dihasilkan aman dikonsumsi.

2) Sertifikat Prima Dua (P-2) adalah peringkat penilaian yang diberikan terhadap

pelaksanaan usaha tani dimana produk yang dihasilkan aman dikonsumsi dan

bermutu baik.

Page 27: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat |Bab II- 27

3) Sertifikat Prima Satu (P-1) adalah peringkat penilaian yang diberikan terhadap

pelaksanaan usaha tani dimana produk yang dihasilkan aman dikonsumsi bermutu

baik serta cara produksinya ramah terhadap lingkungan.

d. Penanganan Kerawanan Pangan, dengan indikator Penanganan daerah rawan pangan

sebesar 60% pada tahun 2015.

Kerawanan pangan adalah suatu kondisi ketidakcukupan pangan yang dialami daerah,

masyarakat atau rumah tangga pada waktu tertentu untuk memenuhi standar kebutuhan

fisiologis bagi pertumbuhan dan kesehatan masyarakat. Berdasarkan factor penyebabnya

kerawanan pangan dibagi menjadi dua yaitu Rawan Pangan Kronis dan Transien

Rawan Pangan kronis adalah ketidakmampuan rumah tangga untuk memenuhi standar

minimum kebutuhan pangan anggotanya pada periode yang lama karena keterbatasan

kepemilikan lahan, asset produktif dan kekurangan pendapatan.

Rawan Pangan Transien adalah suatu keadaan rawan pangan yang bersifat mendadak

dan sementara, yang disebabkan oleh perbuatan manusia (penebangan liar yang

menyebabkan banjir atau karena konflik sosial), maupun karena alam berupa berbagai

musibah yang tidak dapat diduga sebelumnya, seperti: bencana alam (gempa bumi, tanah

longsor, gunung meletus, banjir bandang, tsunami).

Penanganan rawan pangan dilakukan pertama melalui pencegahan kerawanan pangan

untuk menghindari terjadinya rawan pangan disuatu wilayah sedini mungkin dan kedua

melakukan penanggulangan kerawanan pangan pada daerah yang rawan kronis melalui

program-progam sehingga rawan pangan di wilayah tersebut dapat tertangani.

e. Pengembangan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) dengan melaksanakan 3

kegiatan sebagai berikut :

a) Peramalan situasi pangan dan gizi melalui SIDI, termasuk peramalan ketersediaan

pangan dan pemantauan pertumbuhan balita dan hasil pengamatan sosial ekonomi

b) Kajian situasi pangan dan gizi secara berkala berdasarkan hasil survei khusus atau

Page 28: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat |Bab II- 28

dari laporan tahunan.

c) Diseminasi hasil peramalan dan kajian situasi pangan dan gizi bagi perumus

kebijakan (forum koordinasi tingkat desa, kecamatan, kabupaten dan propinsi).

Adapun Pencegahan rawan pangan tersebut dilaksanakan melalui pendekatan sebagai

berikut :

1. Penyusunan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan (Food Security and Vulnerability

Atlas) disusun pada periode 3- 5 tahunan yang menngambarkan kondisi sampai tingkat

kecamatan/desa sebagai acuan dalam penentuan program

2. Penghitungan tingkat kerawanan dengan membandingkan jumlah penduduk miskin

yang mengkonsumsi pangan berdasarkan 3 kriteria prosentase angka kecukupan gizi

(AKG) sebesar 2.000 Kalori yaitu:

a) Penduduk sangat rawan < 70% AKG

b) Penduduk pangan resiko sedang < 70% - 89,9% AKG

c) Penduduk tahan pangan > 89,9% AKG

Bidang Peternakan :

Kemajuan pembangunan Provinsi Jawa Barat tidak terlepas dari peran bidang

peternakan. Sub sektor peternakan memiliki peran yang strategis dalam menyediakan

sumber pangan, energi, dan sumber pendukung lainnya, sehingga berdampak pada

kemajuan kehidupan perekonomian dan pembangunan sumberdaya manusia Jawa Barat.

Kontribusi subsektor peternakan pada pembangunan Jawa Barat yang begitu besar

mengisyaratkan sub-sektor ini untuk terus berbenah diri agar tetap eksis dalam pembangunan

Provinsi Jawa Barat dan juga untuk nasional. Secara umum fungsi Peternakan adalah

melaksanakan tugas-tugas yang memiliki peran yang signifikan untuk mendorong

pertumbuhan di sektor-sektor lainnya, karena peternakan sebagai salah satu sub sektor

didalam pertanian yang akan menjadi salah satu subsektor yang sangat strategis didalam

perekonomian Jawa Barat.

Besarnya potensi kontribusi sektor peternakan di Jawa Barat terhadap

pembangunan ekonomi tidak terlepas dari posisi sub sektor peternakan di dalam struktur

Page 29: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat |Bab II- 29

perekonomian. Kontribusi pertumbuhan ekonomi sektor peternakan terhadap pertanian dan

regional ternyata menunjukkan kecenderungan yang selalu meningkat antar waktu.

Berdasarkan angka BPS 2013, besaran PDRB Jawa Barat tahun 2013 atas dasar harga

berlaku mencapai Rp. 1.070,18 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan (tahun 2000)

mencapai Rp. 386,84 triliun. Secara triwulanan, PDRB Jawa Barat triwulan IV-2013

dibandingkan dengan triwulan III-2013 (q-to-q) turun sebesar 0,53 persen, tapi bila

dibandingkan dengan triwulan IV-2012 (y-on-y) tumbuh sebesar 6,30 persen. Pertumbuhan

ekonomi Jawa Barat pada tahun 2013 menurut sisi penggunaan terjadi pada seluruh

komponen berturut-turut yaitu komponen ekspor barang dan jasa sebesar 10,06 persen,

diikuti komponen pembentukan modal tetap bruto yang tumbuh 6,60 persen, komponen

pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 5,51 persen, komponen pengeluaran konsumsi

rumah tangga dan konsumsi lembaga non profit sebesar 4,02 persen serta komponen

perubahan inventori sebesar 0,61 persen. Sementara komponen impor sebagai faktor

pengurang mengalami pertumbuhan sebesar 12,65 persen. Pada tahun 2013, PDRB harga

berlaku digunakan untuk memenuhi komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga dan

konsumsi lembaga non profit sebesar 57,74 persen, komponen pengeluaran konsumsi

pemerintah 8,86 persen, komponen pembentukan modal tetap bruto atau komponen investasi

fisik 18,16 persen, komponen perubahan inventori 4,86 persen, komponen ekspor 36,39

persen dan komponen impor 28,96 persen.

Pembangunan peternakan berbasis kepada proses dan diarahkan kepada

pencapaian tujuan pembangunan ekonomi, yaitu : (1) meningkatkan pendapatan dan taraf

hidup petani; (2) mewujudkan sistem ketahanan pangan yang berbasis pada keragaman

sumberdaya pangan, kelembagaan dan budaya pangan lokal; (3) meningkatkan daya saing

produk pertanian dan ekspor hasil pertanian; (4) mengembangkan aktivitas ekonomi

pedesaan dan; (5) meningkatkan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha secara adil

melalui pengembangan sistem agribisnis.

Pembangunan peternakan mencakup berbagai kegiatan agribisnis, khususnya sub

sistem usaha tani ternak dengan keluaran berupa primer ternak. Usaha agribisnis berbasis

peternakan pada dasarnya secara operasional memerlukan keterkaitan lintas sub sektor

Page 30: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat |Bab II- 30

maupun dengan sektor lainnya sehingga diperoleh sinergi yang proporsional antara pelaku

agribisnis peternakan baik pada segmen hulu, tengah dan hilir.

Kondisi umum pembangunan peternakan yang telah dilakukan di Jawa Barat melalui

berbagai kebijakan dengan tetap mengacu kepada pengembangan peternakan rakyat agar

menjadi usaha pokok dengan skala usaha ekonomis dan pengembangan perusahaan

peternakan/swasta yang mempunyai keberpihakan kepada peternakan rakyat menjadi mitra

usaha dengan mensinergiskan setiap sub sistem dalam satu manajemen agribisnis yang

terintegrasi secara vertikal.

Sampai dengan saat ini, Jawa Barat masih termasuk salah satu wilayah yang

memiliki pangsa populasi ternak cukup besar di Indonesia; dimana urutannya menempati

urutan tiga teratas serta mempunyai keunggulan dibandingkan dengan Provinsi lain. Fakta

menunjukkan bahwa hampir seluruh jenis ternak yang bersifat komersiel diusahakan di

wilayah Jawa Barat. Terdapat beberapa komoditas ternak yang memiliki peran penting

didalam struktur pangan nasional, antara lain komoditas ternak sapi perah dan ayam ras

pedaging.

Pembangunan peternakan di Provinsi Jawa Barat pada hakekatnya adalah

pembangunan di bidang ekonomi, yang fokus sasarannya adalah peningkatan produksi dan

produktivitas dengan sasaran :

1. Meningkatnya produksi dan produktivitas peternakan, populasi serta bibit ternak;

2. Meningkatnya keterampilan aparatur dan pelaku usaha peternakan di bidang

peternakan;

3. Meningkatnya upaya penanggulangan penyakit hewan menular strategis dan zoonosis;

4. Meningkatnya mutu, promosi dan pemasaran produk hasil peternakan;

5. Terbentuknya kelembagaan usaha peternakan melalui peningkatan kelembagaan

kelompok tani, kemitraan dengan industri dan UPTD;

6. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan disiplin aparatur;

7. Terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana pelayanan publik;

8. Meningkatnya sistem pelayanan, perencanaan dan pelaporan.

Page 31: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat |Bab II- 31

2.6 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Ketahanan Pangan dan

Peternakan Provinsi Jawa Barat

Pada umumnya Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan, Renstra Badan

Ketahanan Pangan, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian

Pertanian RI dan Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Dinas Peternakan di Kabupaten/Kota

di Jawa Barat mempunyai fokus sasaran yang sama yaitu meningkatkan produksi dan

produktivitas peternakan.

Berdasarkan telaahan terhadap RT/RW Provinsi Jawa Barat, wilayah Jawa Barat terbagi

atas 6 (enam) Wilayah Pengembangan (WP), yaitu :

- WP Bodebekpunjur

- WP Purwasuka

- WP Ciayumajakuning

- WP Priangan Timur-Pangandaran

- WP Sukabumi

- WP Kawasan Khusus Cekungan Bandung

Adanya rencana pengembangan di 6 (enam) Wilayah Pengembangan tersebutakan

berdampak pada peningkatan beban tugas Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan

Provinsi Jawa Barat yang akan semakin komplek khususnya di dalam meningkatkan produksi

dan produktivitas peternakan, disebabkan berkurangnya lahan peternakan untuk pemukiman,

industri, dan alih fungsi lahan lainnya.

Page 32: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat |Bab II- 32

Tabel 3. Hasil Telaahan Struktur Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat

No Rencana Struktur

Ruang

Struktur Ruang Saat

Ini

Indikasi

Penempatan Ruang

Pada Periode

2013 – 2018

Pengaruh Rencana

Struktur Ruang

Terhadap Kebutuhan

Pelayanan Dinas

Ketahanan Pangan

dan Peternakan

Arahan Lokasi

Pengembangan

OPD

1 2 3 4 5 6

1

2

3

4

WP Bodebekpunjur

a. PKN

Jabodetabek

b. TPPS Nambo

c. Jalan Tol

Cikapali

d. IPLT Depok

WP Sukabumi

a. PKN Sukabumi

b. PKW

Palabuhanratu

c. Jalan Lingkar

Sukabumi

WP Ciayumajakuning

a. PKN Cirebon

b. PKW Kadipaten

c. PKW Indramayu

d. BIJB

e. Optimalisasi

Pelabuhan

Cirebon

f. Instalasi

Pengolahan

Limbah Cirebon

Raya

g. Jalan Tol

Cisundawu

h. SPAM Pantura

WP Bandung Raya

a. PKN Bandung

Raya

a. PKN Jabodetabek

b. TPPS Nambo

c. Perkotaan

Jabodetabekpunj

ur termasuk

kepulauan seribu

a. PKN Sukabumi

b. PKN Pelabuhan

Ratu

c. Jalan Lingkar

Sukabumi

a. PKN Cirebon

b. PKW Kadipaten

c. PKW Indramayu

d. Persiapan BIJB

e. Pel. Cirebon

WP Bodebekpunjur

a. PKN

Jabodetabek

b. TPPS Nambo

c. Jalan Tol

Cikapali

d. IPLT Depok

WP Sukabumi

a. PKN Sukabumi

b. PKW

Palabuhanratu

c. Jalan Lingkar

Sukabumi

WP Ciayumajakuning

a. PKN Cirebon

b. PKW Kadipaten

c. PKW Indramayu

d. BIJB

e. Optimalisasi

Pelabuhan

Cirebon

f. Instalasi

Pengolahan

Limbah Cirebon

Raya

g. Jalan Tol

Cisundawu

h. SPAM Pantura

Optimalisasi

pelayanan di Bidang

Ketahanan Pangan

dan Peternakan

Lokasi

Pengembangan

pelayanan Dinas

Ketahanan

Pangan dan

Peternakan

adalah di semua

Wilayah

Pengembangan

(6 WP) di wilayah

Jawa Barat

Page 33: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat |Bab II- 33

No Rencana Struktur

Ruang

Struktur Ruang Saat

Ini

Indikasi

Penempatan Ruang

Pada Periode

2013 – 2018

Pengaruh Rencana

Struktur Ruang

Terhadap Kebutuhan

Pelayanan Dinas

Ketahanan Pangan

dan Peternakan

Arahan Lokasi

Pengembangan

OPD

1 2 3 4 5 6

5

b. Pembangunan

Monorail

Bandung Raya

c. Reaktifasi Jalur

Kereta Api

d. Pembangunan

Waduk Jati

Gede

e. SPAM Regional

Bandung Raya

f. Pengolahan

Limbah

g. TPPS Sarimukti

h. TPPS Regional

Legok Nangka

i. BIUTR (Tol

Dalam Kota

Bandung)

j. Jalan Tol Seroja

dan Cisundawu

k. Jalan Bandung-

Pangalengan-

Rancabuaya

l. Jalan Lingkar

Nagreg

m. Kawasan

Pendidikan

Tinggi

Jatinangor

WP Priangan Timur –

Pangandaran

a. Pusat

Pertumbuhan :

- Pangandaran

- Rancabuaya

b. PKW

Pangandaran

c. PKW

a. Kawasan

Perkotaan

Cekungan

Bandung

b. Kawasan

Pendidikan

Jatinangor

c. Kawasan

Pengamat

Dirgantara

Tanjungsari

d. TPPS Sarimukti

e. TPPS Legok

Nangka

f. Jalan Lingkar

Nagreg

WP Bandung Raya

a. PKN Bandung

Raya

b. Pembangunan

Monorail

Bandung Raya

c. Reaktifasi Jalur

Kereta Api

d. Pembangunan

Waduk Jati

Gede

e. SPAM Regional

Bandung Raya

f. Pengolahan

Limbah

g. TPPS Sarimukti

h. TPPS Regional

Legok Nangka

i. BIUTR (Tol

Dalam Kota

Bandung)

j. Jalan Tol Seroja

dan Cisundawu

k. Jalan Bandung-

Pangalengan-

Rancabuaya

l. Jalan Lingkar

Nagreg

m. Kawasan

Pendidikan

Tinggi

Jatinangor

Page 34: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat |Bab II- 34

No Rencana Struktur

Ruang

Struktur Ruang Saat

Ini

Indikasi

Penempatan Ruang

Pada Periode

2013 – 2018

Pengaruh Rencana

Struktur Ruang

Terhadap Kebutuhan

Pelayanan Dinas

Ketahanan Pangan

dan Peternakan

Arahan Lokasi

Pengembangan

OPD

1 2 3 4 5 6

6

Tasikmalaya

d. Kawasan

Strategis

Pangandaran-

Kalipucang-

Sagara Anakan-

Nusakambangan

e. Pengembangan

Bandara

Nusawiru

WP Purwasuka

a. PKW Cikampek-

Cikopo

b. Metropolitan

Bodebekpunjur

c. Pelabuhan

Cilamaya

d. IPLT Subang

e. SPAM Pantura

a. PKW

Pangandaran

b. PKW

Tasikmalaya

c. Kawasan stasiun

pengamat

dirgantara

pamengpeuk

d. Kawasan uji coba

roket

pamengpeuk

e. Bandara

Nusawiru

a. PKW Cikampek-

Cikopo

b. Metropolitan

Bedebekpunjur

WP Priangan Timur –

Pangandaran

a. Pusat

Pertumbuhan :

- Pangandaran

- Rancabuaya

b. PKW

Pangandaran

c. PKW

Tasikmalaya

d. Kawasan

Strategis

Pangandaran-

Kalipucang-

Sagara Anakan-

Nusakambangan

e. Pengembangan

Bandara

Nusawiru

WP Purwasuka

a. PKW Cikampek-

Cikopo

b. Metropolitan

Bodebekpunjur

c. Pelabuhan

Cilamaya

d. IPLT Subang

e. SPAM Pantura

Page 35: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat |Bab II- 35

Tabel 4. Hasil Telaahan Pola Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat

No Rencana Pola

Ruang

Pola Ruang Saat

Ini

Indikasi Program

Pemanfaatan

Ruang Tahun

2013-2018

Pengaruh

Rencana Pola

Ruang

Terhadap

Kebutuhan

Pelayanan

Dinas

Ketahanan

Pangan dan

Peternakan

Arahan Lokasi

Pengembangan

Pelayanan

Dinas

Peternakan dan

Peternakan

1 2 3 4 5 6

1

2

3

4

WP

Bodebekpunjur

a. Industri

b. Perdagangan/J

asa

c. Pertanian

d. Peternakan

e. Perikanan

f. Agrowisata

g. Perkotaan

h. Kawasan

Lindung

WP Sukabumi

a. Pemukiman

b. Pertanian

c. Perikanan

d. Peternakan

e. Wisata

Kelautan

f. Pendidikan

WP

Ciayumajakuning

a. Kota Budaya

b. Perkebunan

c. Perdagangan

d. Peternakan

e. Industri

Kerajinan

f. Pertanian

g. Kawasan

a. Industri

b. Perdagangan/J

asa

c. Pertanian

d. Peternakan

e. Perikanan

f. Pariwisata

g. Perkotaan

a. Pemukiman

b. Pertanian

c. Peternakan

d. Perikanan

e. Pariwisata

f. Pendidikan

a. Kota Budaya

b. Perkebunan

c. Pertanian

d. Peternakan

e. Industri

Rumah

f. Perkotaan

1. Peningkatan

produksi

pertanian

2. Pemberdayaan

sumber daya

pertanian

3. Pencegahan dan

penanggulanga

n penyakit

tanaman,

ternak dan ikan

4. Pemasaran dan

pengelolaan

hasil pertanian,

perkebunan,

peternakan,

perikanan dan

kehutanan

Optimalisasi

pelayanan di

bidang

Ketahanan

Pangan dan

peternakan

Lokasi

Pengembangan

pelayanan Dinas

Ketahanan

Pangan dan

Peternakan

adalah di semua

Wilayah

Pengembangan

(6 WP) di

wilayah Jawa

Barat.

Page 36: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat |Bab II- 36

No Rencana Pola

Ruang

Pola Ruang Saat

Ini

Indikasi Program

Pemanfaatan

Ruang Tahun

2013-2018

Pengaruh

Rencana Pola

Ruang

Terhadap

Kebutuhan

Pelayanan

Dinas

Ketahanan

Pangan dan

Peternakan

Arahan Lokasi

Pengembangan

Pelayanan

Dinas

Peternakan dan

Peternakan

1 2 3 4 5 6

5

6

Lindung

h. Perkotaan

WP Bandung Raya

a. Perkotaan

b. Perdaganngan

/Jasa

c. Pendidikan

d. Industri

Kreatif

e. Persampahan

WP Priangan

Timur –

Pangandaran

a. Pertanian

b. Peternakan

c. Pendidikan

d. Perdagangan/J

asa

WP Purwasuka

a. Pertanian

b. Peternakan

c. Pariwisata

d. Pendidikan

e. Kawasan

Lindung

a. Perkotaan

b. Perdagangan/J

asa

c. Pendidikan

d. Industri

e. Persampahan

a. Pertanian

b. Peternakan

c. Pariwisata

d. Industri

e. Perdagangan/J

asa

a. Pertanian

b. Peternakan

c. Pariwisata

d. Perikanan

Page 37: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat |Bab II- 37

Tabel 5. Hasil Analisis Terhadap Dokumen KLHS Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi

Jawa Barat Tahun 2013

No Aspek Kajian Ringkasan KLHS

Implikasi Terhadap Pelayanan

Dinas Ketahanan Pangan dan

Peternakan Jawa Barat

Catatan Bagi Perumusan

Program dan Kegiatan OPD

1 2 3 4 5

1. Kapasitas daya dukung

dan daya tampung LH

untuk pembangunan

Daya dukung dan daya

tampung LH untuk

pengembangan

pembangunan masih

memungkinkan.

Diperlukan peningkatan ketahanan

pangan, produksi dan produktivitas

peternakan di seluruh wilayah.

Pengembangan dengan mengacu

pada pemanfaatan ruang yang efektif

dan efisien, serta memperhatikan

keseimbangan ekosistem dan

perubahan iklim. Untuk peningkatan

produksi dan produktivitas peternakan

diperlukan peningkatan kualitas dan

kuantitas sarana prasarana,

anggaran, kebijakan dan sumber

daya manusia

Program harus terdiri dari

kegiatan-kegiatan yang

memperhatikan KLHS

2. Perkiraan mengenai

dampak dan resiko

lingkungan hidup

Perubahan fungsi lahan

peternakan menjadi

pemukiman atau industri

mengancam kecukupan

penyediaan pangan hewani

3. Kinerja layanan/ jasa

ekosistem

Belum sepenuhnya kinerja

layanan ekosistem

memenuhi kebutuhan

pengembangan pangan dan

peternakan

4. Efisiensi pemanfaatan

sumber daya alam

Sumber daya alam belum

sepenuhnya dimanfaatkan

untuk meningkatkan

ketahanan pangan dan

usaha peternakan

5. Tingkat kerentanan dan

kapasitas adaptasi

terhadap perubahan iklim

Perubahan iklim belum

sepenuhnya disikapi dengan

benar khususnya musim

panas dan hujan masih

menimbulkan kebakaran dan

banjir yang mengancam

terhadap ketahanan pangan

dan peternakan

6. Tingkat ketahanan dan

potensi sumber daya

hayati

Masih diperlukan pelestarian

sumber daya hayati yang

mendukung pangan dan

usaha peternakan

Capaian kinerja Badan Ketahanan Pangan Daerah terhadap Standar Pelayanan Minimal Pemerintah

Provinsi Jawa Barat sebagaimana terlihat pada Tabel berikut :

Page 38: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat |Bab II- 38

Tabel 6. Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

No Indikator Kinerja

Target SPM

(2015)

Target OPD

(2013)

Target Rensta OPD

Tahun ke

Realisasi Capaian

Tahun Ke

Ratio Capaian (%)

Tahun Ke

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 Penguatan Cadangan Pangan (% dan ton)

60 125 110 110 120 120 125 272,2 232,2 170,9 217,1 - 247,5 211,1 142,4 180,9 -

2 Ketersediaan Informasi Pasokan, Harga dan Akses Pangan di Daerah (%)

100 100 100 100 100 100 100 100 125 125 124 - 100 125 125 124 -

3 Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan (%)

80 70 - - 60 65 70 - - 85 86 - - - 106,2 107,5 -

4 Penanganan Daerah Rawan Pangan (%)

60 60 40 50 60 70 80 45,4 48,6 63,5 74,3 - 113,5 97,2 105,8 106,1 -

Page 39: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat |Bab II- 39

Tabel 7. Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

URAIAN

ANGGARAN PADA TAHUN KE

REALISASI ANGGARAN PADA TAHUN KE

RATIO REALISASI DAN ANGGARAN

2014

2015

2016

2017

2018

2014

2015

2016

2017

2018

2014

2015

2016

2017

2018

KETAHANAN PANGAN

BELANJA TIDAK LANGSUNG

- GAJI DAN TUNJANGAN PEGAWAI

BELANJA LANGSUNG

- BELANJA PEGAWAI

- BELANJA BARANG DAN JASA

- BELANJA MODAL

PETERNAKAN

BELANJA TIDAK LANGSUNG

- GAJI DAN TUNJANGAN PEGAWAI

BELANJA LANGSUNG

- BELANJA PEGAWAI

- BELANJA BARANG DAN JASA

- BELANJA MODAL

Page 40: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

2.7 Tantang dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi

Jawa Barat

Tantangan dalam pembangunan ketahanan pangan secara umum menyangkut

pertambahan penduduk, semakin menurunnya sumber daya alam, masih terbatasnya prasarana dan

sarana usaha di bidang pangan, semakin ketatnya persaingan pasar dengan produk impor, serta besarnya

proporsi penduduk miskin.

Jumlah penduduk Jawa Barat cukup besar, pada tahun 2015 sekitar 47,432 jiwa, dengan laju

pertumbuhan penduduk Jawa Barat adalah 4.47% per tahun. Permintaan bahan pangan per kapita juga

meningkat didorong oleh meningkatnya pendapatan, kesadaran akan kesehatan dan pergeseran pola

makan karena pengaruh globalisasi dan ragam aktivitas masyarakat. Pada sisi lain, ketersediaan

sumber daya lahan semakin berkurang, karena tekanan penduduk serta persaingan pemanfaatan lahan

antara sektor pangan dengan sektor non pangan.

Sementara itu, jumlah penduduk miskin yang rentan terhadap masalah kerawananan pangan

masih cukup tinggi proporsinya yaitu sebesar 9,98 %. Penyebab utama kerawanan pangan dan

kemiskinan adalah keterbatasan keterampilan yang dikuasai, sehingga kesulitan untuk

memasuki lapangan kerja, serta keterbatasan aset dan akses terhadap sumber daya untuk

mengembangkan usaha. Masalah kemiskinan tidak boleh dibiarkan begitu saja. Karena itu

harus ada upaya perbaikan dan peningkatan kemampuan masyarakat miskin. Di antaranya

melalui pemberdayaan masyarakat, penciptaan lapangan kerja dan lain lain. Jika upaya tersebut tidak

dilakukan, dikhawatirkan masyarakat miskin tersebut akan semakin terpuruk dan semakin menderita.

Secara umum potensi dan peluang dalam mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan,

adalah besarnya jumlah penduduk sebagai pasar produk pangan sekaligus penggerak ekonomi

nasional. Di samping itu, perkembangan teknologi informasi merupakan penunjang bagi

efektivitas manajemen pembangunan ketahanan pangan, yang juga menunjang pengembangan

ketersediaan, distribusi dan konsumsi pangan. Di sisi ketersediaan pangan, selain masih tersedia sumber

daya alam yang belum termanfaatkan secara optimal untuk produksi pangan, juga tersedia teknologi untuk

meningkatkan produksi bahan pangan primer maupun olahan. Adapun peluang pengembangan sistem

distribusi pangan ditunjang oleh kemajuan teknologi komunikasi dan alat transportasi yang apabila

didayagunakan dapat membuka keterisolasian daerah terpencil.

Di bidang konsumsi, potensi peningkatan juga ditunjang oleh kemajuan teknologi komunikasi,

kegiatan promosi dan advokasi, serta dukungan organisasi masyarakat sebagai infrastruktur sosial yang

membantu proses peningkatan kesadaran gizi masyarakat.

Dengan jumlah penduduk sekitar 47.432 juta jiwa pada tahun 2015 dan terus bertambah 1.47 persen

per tahun, maka Jawa Barat merupakan potensi pasar yang sangat besar. Penduduk ini juga merupakan

agen pelaku usaha di bidang pangan yang menggerakkan perkonomian daerah maupun nasional.

Sebagian besar PDB (Produk Domestik Bruto) setelah periode krisis dibangkitkan dari konsumsi

Page 41: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

domestik lebih dari 65 persen dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan pangan. Kegiatan

ekonomi pangan masyarakat memiliki peran penting dalam mempertahankan pertumbuhan ekonomi.

Penggunaan rekayasa teknologi informatika untuk pengembangan sistem dan jaringan data

dan informasi sangat menunjang dalam pemantapan ketahanan pangan. Informasi yang di

susun di antaranya mengenai peta-peta produksi, distribusi, konsumsi, dan sistem deteksi dini kerawanan

pangan yang terkoneksi antar daerah dan dengan pusat.

Pengembangan usaha peternakan merupakan bagian penting dari pembangunan pertanian yang

disamping bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi masyarakat luas juga harus mampu

meningkatkan kesejahteraan masyarakat peternak. Untuk mencapai sasaran tersebut, pemerintah

berupaya melaksanakan serangkaian kebijakandan program, namun demikian kendala yang dihadapi

cukup besar sehingga beberapa target belum tercapai seperti yang diharapkan. Hal ini terlihat

perkembangan populasi dan produktivitas ternak yang ditunjang oleh pemberian pakan yang belum

memadai sehingga belum tercapainya kesejahteraan peternak sebagai subyek pembangunan. Kondisi ini

terjadi akibat belum tercapainya keserasiana ntara penyediaan sarana produksi dengan tingkat

pengetahuan /keterampilan masyarakat dalam manajemen usaha peternakan, sedangkan permintaan

pangan hewani saat ini terus meningkat dari tahun ketahun, hal ini sejalan dengan meningkatnya jumlah

penduduk.

Kendala utama yang dihadapi sector peternakan saat ini meliputi kendala dari faktor pakan, struktur

genetik, kesehatan hewan, faktor teknis lain seperti air, sosio-ekonomi dan kelembagaan (kepemilikan

lahan, kebijakan ekonomi seperti kebijakan harga dan perdagangan, kekurangan modal investasi).

Disamping itu keengganan perbankan yang mau membiayai sektor pertanian, salah satunya yaitu non-

performing loan (NPL) yang cukup tinggi. Jumlah tertinggi pada sub-sektor pertanian yang berada di atas

rata-rata NPL sampai 1,94%.

A. Akses Keuangan

Akses keuangan yakni keterbatasan jangkauan jaringan lembaga keuangan, produk keuangan yang tidak

sesuai dengan karakteristik usaha sektor pertanian, peternakan, dan perikanan. Selain itu, ketiadaaan

jaminan dan administrasi yang rumit.

Indikator Aspek:

1. Keterbatasan jangkauan jaringan lembaga keuangan

2. Produk keuangan yang tidak sesuai dengan karakteristik usaha sektor pertanian, peternakan, dan

perikanan

3. Ketiadaaan jaminan

4. Administrasi yang rumit

B. Ketersediaan Informasi dan Rendahnya Literasi Keuangan:

Page 42: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

Ketersediaan informasi dan rendahnya literasi keuangan, banyak UMKM yang kekurangan informasi terkait

sumber pembiayaan, mekanisme dan syarat pembiayaan. Hambatan lainnya, kurangnya sosialisasi dan

edukasi, tidak tersedianya database calon debitur, dan kepercayaan perbankan pada sektor kemaritiman

relatif rendah.

Indikator Aspek:

1. Banyak UMKM yang kekurangan informasi terkait sumber pembiayaan, mekanisme dan syarat

pembiayaan

2. Kurangnya sosialisasi dan edukasi

3. Tidak tersedianya database calon debitur

4. Kepercayaan perbankan pada sektor kemaritiman relatif rendah.

C. Linkage & Sinergi:

Linkage dan sinergi perlu dukungan program pemerintah, perlu linkage antara bank dengan perusahaan

asuransi, pegadaian, perusahaan penjaminan kredit daerah, BPR, dan koperasi, serta dukungan

perusahaan telekomunikasi

Indikator Aspek:

1. Perlu dukungan program pemerintah

2. Perlu linkage antara bank dengan perusahaan asuransi, pegadaian, perusahaan penjaminan kredit

daerah, BPR, dan koperasi

3. Perlu dukungan perusahaan telekomunikasi

D. Infrastruktur:

Infrastruktur. Hambatan infrastruktur diakibatkan kurang meratanya ketersediaan jaringan telekomunikasi

dalam mendukung jangkauan layanan keuangan, rendahnya pemanfaatan teknologi dalam pengembangan

usaha pertanian, peternakan, dan perikanan, serta dukungan regulasi sektor jasa keuangan.

Indikator Aspek:

1. Kurang meratanya ketersediaan jaringan telekomunikasi dalam mendukung jangkauan layanan

keuangan

2. Rendahnya pemanfaatan teknologi dalam pengembangan usaha pertanian, peternakan, dan

perikanan

3. Dukungan regulasi sektor jasa keuangan

Sesuai dengan kenyataannya bahwa pada tahun ini (2015) tejadi sedikit penurunan kredit

perbankan pada sekor riil pertanian dari Tahun sebelumnya, seperti dilaporkan oleh Bank Indonesia.

Namun Demikian Bank Indonesia juga berupaya terus mengkoordinasikan dan mensinergikan pelaksanaan

tugas dan kewenangan dengan Kementerian Pertanian. Pada 2 Desember 2015, Gubernur Bank Indonesia

dan Menteri Pertanian menandatangani kerja sama dalam rangka peningkatan kapasitas dan

pemberdayaan sektor pertanian. Cakupan kerjasama terdiri atas:

Page 43: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

1. Peningkatan kapasitas usaha di bidang pertanian, khususnya komoditas penyumbang inflasi;

2. Pengembangan usaha di sektor pertanian, khususnya skala mikro, kecil dan menengah yang

dilakukan petani, Kelompok Tani (Poktan), dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dalam rangka

peningkatan akses dan jangkauan keuangan;

3. Fasilitasi pemberdayaan kepada lembaga keuangan di sektor pertanian, penyelia mitra tani (PMT),

dan penyuluh pertanian;

4. Implementasi Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) untuk layanan keuangan di bidangpertanian

dalam rangka mewujudkan Less Cash Society dan perluasan akses keuangan;

5. Penelitian dan pengembangan dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas Bank Indonesia dan

Kementerian Pertanian;

6. Pertukaran data dan/atau informasi dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas Bank Indonesia dan

Kementerian Pertanian; dan

7. Sosialisasi dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas Bank Indonesia dan Kementerian Pertanian

antara lain terkait kewajiban penggunaan Uang Rupiah di wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

Dalam rangka pembinaan, monitoring dan evaluasi fasilitasi penguatan permodalan dalam

mengembangakan usaha di sektor peternakan, Bidang Pengembangan Usaha beserta mitra kerja di

Kabupaten/Kota telah melaksanakan kegiatan fasilitasi usaha dalam upaya mensosialisasikan berbagai

layanan kredit perbankan melalui kerjasama dengan bank-bank yang ada di daerah.

Page 44: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

BAB. III

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan

Provinsi Jawa Barat

Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 66 Tahun 2016 tentang Tugas Pokok, Fungsi,

Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat, Dinas

Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat Dinas mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan

pemerintahan bidang pangan dan bidang pertanian, sub urusan peternakan, meliputi ketersediaan dan distribusi,

konsumsi dan pengembangan sumber daya manusia, produksi peternakan serta kesehatan hewan dan kesehatan

masyarakat veteriner yang menjadi kewenangan Provinsi, melaksanakan tugas dekonsentrasi sampai dengan

dibentuk Sekretariat Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat dan melaksanakan tugas pembantuan sesuai

bidang tugasnya.

Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Dinas mempunyai fungsi:

penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis di bidang ketahanan pangan dan bidang pertanian, sub urusan

peternakan yang menjadi kewenangan Provinsi; penyelenggaraan ketahanan pangan dan pertanian, sub urusan

peternakan yang menjadi kewenangan Provinsi; penyelenggaraan administrasi Dinas; penyelenggaraan evaluasi

dan pelaporan Dinas; dan penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Berikut ini disampaikan identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi Dinas Ketahanan

Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat seperti pada tabel 3.1.

Tabel 8. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

Aspek Kajian Capaian/Kondisi

Saat Ini

Standar yang

Digunakan

Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan

Pelayanan Dinas Ketahanan Pangan

dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

Internal (Kewenangan

OPD)

Eksternal (Di luar

Kewenangan OPD)

1 2 3 4 5 6

1. Ketersediaan dan Distribusi

Ketersediaan

Energi dan protein selama tiga tahun terakhir

menunjukkan penurunan. Energi turun 1%/tahun,

Protein turun 7,72/tahun

NBM

Tersedianya alokasi untuk peningkatan produksi pangan lokal

Kebutuhan pangan terus meningkat

Meningkatnya alih fungsi lahan pertanian ke penggunaan non pertanian

Menurunnya kualitas dan kesuburan lahan akibat kerusakan lingkungan

Lambatnya penerapan

Untuk memenuhi ketersediaan energi 2.000 kkal dan protein 57 gr/kapita/hari masih tergantung pada pangan impor/luar daerah

Lemahnya koordinasi lintas sector

Page 45: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

Aspek Kajian Capaian/Kondisi

Saat Ini

Standar yang

Digunakan

Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pelayanan Dinas

Ketahanan Pangan dan Peternakan

Provinsi Jawa Barat

Internal (Kewenangan

OPD)

Eksternal (Di luar

Kewenangan OPD)

1 2 3 4 5 6

Distibusi belum

berjalan secara efisien yang menyebabkan terjadinya ketidak stabilan harga pangan.

Tingginya Prosentase Penduduk rawan pangan 13,02%

BPS

Sistem pasar pangan yang belum efektif.

Belum terdatanya penduduk rawan pangan

tekonologi akibat kurangnya insentif ekonomi;

Anomali iklim dan menurunnya kualitas lingkungan

Terbatasnya

prasarana dan sarana perhubungan untuk menjangkau seluruh wilayah terutama daerah terpencil

Berbagai pungutan telah mengakibatkan biaya distribusi yang tinggi pada berbagai produk pangan

Rendahnya

daya beli masyarakat

Tingginya pangsa pengeluaran pangan (lebih dari 60%)

Rendahnya kemampuan masyarakat dalam mengakses pangan

Lemahnya koordinasi lintas sector.

Lemahnya koordinasi lintas sektor

2. Konsumsi dan

Pengembangan Sumber Daya Manusia

Kualitas konsumsi masyarakat masih rendah, skor PPH 70,2 poin. Aparatur yang menangani fungsi ketahanan pangan dan peternakan masih terbatas.

Pengembangan informasi

ketahanan pangan dan peternakan masih terbatas

BPS Terbatasnya diversifikasi pangan

Terbatasnya produksi pangan lokal

Terbatasnya peningkatan sumber daya manusia.

Terbatasnya

optimalisasi penggunaan SDM, sarana

prasarana dan anggaran

Terbatasnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap pola makan yang bergizi berimbang, aman dan halal

Budaya masyarakat “belum makan bila tidak makan nasi”

Terbatasnya

alokasi dana

untuk peningkatan sumber daya manusia.

Kebijakan

penganekaragam pangan belum optimal

Belum optimalnya pelayanan bidang

ketahanan pangan dan peternakan.

Belum maksimalnya koordinasi kelembagaan ketahanan pangan dan

peternakan. Terbatasnya jumlah

Page 46: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

Aspek Kajian Capaian/Kondisi

Saat Ini

Standar yang

Digunakan

Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pelayanan Dinas

Ketahanan Pangan dan Peternakan

Provinsi Jawa Barat

Internal (Kewenangan

OPD)

Eksternal (Di luar

Kewenangan OPD)

1 2 3 4 5 6

Pengembangan

kelembagaan ketahanan pangan dan peternakan

masih belum optimal Pengembangan

sistem monitoring dan evaluasi belum optimal

Ketersediaan sarana dan prasarana

penunjang ketahanan pangan dan peternakan belum optima

untuk

peningkatan pelayanan kepada

masyarakat bidang ketahanan pangan dan

peternakan

pemerintah pusat

Kebijakan anggota dewan di daerah yang

mendukung upaya peningkatan pelayanan

masyarakat terhadap ketahanan pangan dan

peternak

SDM pengelola

teknologi informasi bidang ketahanan pangan dan peternakan

3. Produksi peternakan

Belum terpenuhinya kebutuhan

bibit ternak (khususnya sapi potong, sapi perah,

kerbau) Peningkatan

kualitas bibit

ternak terus diupayakan

Optimalisasi penggunaan SDM, sarana

prasarana dan dana yang dimiliki

Kebijakan pemerintah pusat

Kebijakan

anggota dewan di daerah

Ketersediaan

dukungan anggaran

Komitmen

pemerintah dalam meningkatkan penyediaan bibit

ternak, khususnya sapi potong, sapi perah, kerbau.

Program pembibitan ternak di masyarakat, membutuhkan biaya yang besar dan waktu

yang lama. Program pembibitan ternak kurang

memberikan keuntungan yang memadai.

Adanya

peningkatan usaha budidaya

Tersedianya

teknologi dan dukungan infrastruktur

sarana dan prasarana.

Tersedianya

pabrik/pengolah

pakan ternak skala besar, sedang dan kecil

Kualitas /mutu pakan ternak yang belum

sesuai standar Ketersediaan

hijauan pakan

ternak kurang

Ketersediaan

dukungan anggaran

Komitmen

pemerintah dalam meningkatkan

usaha budidaya peternakan

Optimalisasi

pembinaan

dan pengawasan mutu pakan ternak.

Optimalisasi pemanfaatan teknologi

pakan ternak

Kebijakan

pemerintah pusat Kebijakan

anggota dewan di daerah.

Tersedianya

bahan baku pakan konsentrat.

Pemanfaatan

ketersediaan lahan untuk pakan hijauan ternak yang

optimal.

Belum optimalnya

pemanfaatan teknologi budidaya peternakan.

Pembinaan dan pengawasan mutu

pakan ternak belum optimal.

Terbatasnya jumlah petugas pengawas mutu pakan ternak.

4. Kesehatan Hewan dan Kesmavet

Masih adanya kasus penyakit

hewan

Optimalisasi pengamatan, pencegahan

dan

Kebijakan yang mendukung dari pemerintah pusat

Kelembagaan

Terbatasnya fasilitas dan SDM (medik dan paramedik veteriner)

pelayanan kesehatan

Page 47: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

Aspek Kajian Capaian/Kondisi

Saat Ini

Standar yang

Digunakan

Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pelayanan Dinas

Ketahanan Pangan dan Peternakan

Provinsi Jawa Barat

Internal (Kewenangan

OPD)

Eksternal (Di luar

Kewenangan OPD)

1 2 3 4 5 6

menular

strategis. Lalu lintas

hewan masih

sulit diawasi Masih adanya

obat hewan

yang beredar belum terdaftar dan

diregristrasi

pengendalian

penyakit hewan menular

strategis. Tersedianya

sarana

pelayanan kesehatan hewan

Adanya

regulasi yang mewadahi pengawasan

lalu lintas hewan dan obat hewan

yang menangani

fungsi kesehatan hewan dan pengawasan obat

hewan di Kabupaten/Kota

Adanya anggaran

dan fasilitasi di Kabupaten/Kota yang menjadi skala prioritas

hewan.

Masih adanya Rumah

Potong Hewan yang dikelola pemerintah

belum memenuhi persyaratan

Belum

optimalnya penerapan kesejahteraan

hewan (kesrawan) di Rumah

Potong Hewan Penerapan

higiene

sanitasi di unit pangan asal hewan belum optimal

Masih adanya produk hewan yang beredar

belum memenuhi persyaratan

Kesehatan Masyarakat Veteriner

Lalu lintas

produk hewan masih sulit diawasi.

Pembinaan dan fasilitasi

Rumah Potong Hewan

Sertifikasi Nomor Kontrol

Veteriner Kemampuan

laboratorium

untuk pengujian produk hewan

Adanya

regulasi yang yang mewadahi

pengawasan lalu lintas produk hewan

Kebijakan pemerintah pusat

Kebijakan Kabupaten/Kota

Kelembagaan

yang menangani fungsi kesehatan masyarakat

veteriner di Kabupaten/Kota yang menjadi

skala prioritas Adanya anggaran

dan fasilitasi

berupa sarana dan prasarana di Kabupaten/Kota yang menjadi

skala prioritas Tersedianya SDM

Kesehatan Masyarakat Veteriner di Kabupaten/kota

Terbatasnya fasilitas dan SDM (medik dan paramedik veteriner)

kesehatan masyarakat veteriner.

3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih

Visi Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat yaitu“Jawa Barat Maju dan Sejahtera Untuk Semua”.

Memperhatikan Visi tersebut serta perubahan paradigma dan kondisi yang akan dihadapi pada masa yang

Page 48: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

akan datang, diharapkan Provinsi Jawa Barat dapat lebih berperan dalam perubahan yang terjadi di lingkup

nasional, regional, maupun global.

Penjabaran makna dari Visi Jawa Barat tersebut adalah sebagai berikut :

1. Terciptanya masyarakat yang produktif, berdaya saing, dan mandiri

2. Melahirkan SDM yang terdidik, terampil, inovatif dan berdaya saing tinggi melalui kolaborasi dengan

institusi pendidikan-penelitian

3. Perwujudan tata kelola pemerintahan (governance) sebagai provinsi modern yang bermutu dan

akuntabel, handal, efektif serta efisien.

4. Tatanan sosial masyarakat yang toleran, rasional, bijak dan adaptif terhadap dinamika perubahan

namun tetap berpegang pada nilai budaya serta kearifan lokal.

5. Berdaulat secara pangan, ketahanan ekonomi dan sosial

1. Kemajuan seluruh elemen yang ada di masyarakat baik masyarakat, wilayah maupun pelaku usaha.

2. Berbasis pada ketahanan keluarga sebagai dasar pengokohan sosial masyarakat .

3. Merupakan perpaduan antara kesejahteraan lahiriah/materil dengan kesejahteraan bathiniah/jiwa.

4. Memberikan manfaat bagi masyarakat di sekitarnya serta membangun kepercayaan diri kolektif.

1. Hasil pembangunan dirasakan oleh seluruh lapisan, elemen dan komponen masyarakat Jawa Barat

2. Hasil pembangunan yang berkeadilan dan tersebar di Kabupaten/Kota, kecamatan dan desa/kelurahan

sebagai satu kesatuan Jawa Barat

3. Keikutsertaan seluruh lapisan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi

pembangunan serta berperan aktif dalam pergaulan dunia

4. Keterbukaan informasi pembangunan dan terwujudnya jejaring komunikasi bagi seluruh institusi dan

masyarakat

Dalam rangka pencapaian visi yang telah ditetapkan dengan tetap memperhatikan kondisi dan

permasalahan yang ada serta tantangan ke depan, dan memperhitungkan peluang yang dimiliki, maka

ditetapkan 5 (lima) misi Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebagai berikut:

Misi Pertama, Membangun Masyarakat yang Berkualitas dan Berdaya Saing, dengan tujuan

membangun sumber daya manusia Jawa Barat yang menguasai IPTEK, senantiasa berkarya, kompetitif,

dengan tetap memepertahankan identitas dan ciri khas masyarakat yang santun dan berbudaya.

Misi Kedua, Membangun Perekonomian yang Kokoh dan Berkeadilan, dengan tujuan mewujudkan

pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan mengurangi disparitas ekonomi antar wilayah.

Page 49: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

Misi Ketiga, Meningkatkan Kinerja Pemerintahan Melalui Profesionalisme Tata Kelola dan Perluasan

Partisipasi Publik, dengan tujuan meningkatkan kualitas birokrasi yang profesional dan akuntabel dalam

rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik serta pembangunan partisipatif, mewujudkan pemerintahan

modern, mrewujudkan profesionaliusme pemerintahan yang didukung oleh aparatur yang kompeten serta

mewujudkan stabilitas di daerah.

Misi Keempat, Mewujudkan Jawa Barat yang Nyaman dengan Pembangunan Infrastruktur Strategis

yang Berkelanjutan, dengan tujuan meningkatkan kelestarian lingkungan hidup dan keberlanjutan

pembangunan serta meningkatkan ketersediaan infrastruktur untuk peningkatan produktivitas ekonomi dan

pelayanan dasar.

Misi Kelima, Mengokohkan Kehidupan Sosial Kemasyarakatan Melalui Peningkatan Peran Pemuda,

dengan tujuan mewujudkan kesejahteraan para penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS),

mewujudkan pemuda yang tangguh dan berdaya saing serta meningkatkan prestasi olahraga, melestarikan

seni dan budaya berbasis kearifan lokal dan mengembangkan pariwisata yang berdaya saing, serta

mewujudkan pemenuhan kebutuhan dasar dan hak dasar manusia.

Misi Pemerintah Provinsi Jawa Barat tersebut dijabarkan oleh Organisasi Perangkat Daerah sesuai

tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat, sebagai salah satu OPD,

yang mempunyai tugas pokok yaitu menyelenggarakan urusan Pemerintahan Daerah bidang peternakan

berdasarkan asas otonomi, asas dekonsentrasi dan tugas pembantuan, mengemban amanah untuk

mewujudkan Misi Kedua Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yaitu Membangun perekonomian yang kokoh

dan berkeadilan.

Berdasarkan telaahan terhadap Visi dan Misi Pemerintah Provinsi Jawa Barat serta analisis faktor

internal dan eksternal di lingkungan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat, maka

dalam rangka memberikan pelayanan di bidang ketahanan pangan dan peternakan yang lebih baik kepada

masyarakat, serta mengacu pada visi Kepala Daerah Provinsi Jawa Barat maka Dinas Ketahanan Pangan

dan Peternakan Provinsi Jawa Barat menetapkan Visi tahun 2013-2018 yaitu :

“Menjadi institusi andal dalam mewujudkan kemandirian pangan berbasis protein hewani tahun

2018”

Visi Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat dirumuskan dengan tetap

mengacu pada Visi Pemerintah Daerah Jawa Barat sebagai induk organisasinya. Pada visi tersebut ada

beberapa kata kunci yang menjadi pedoman bagi pembangunan peternakan di Jawa Barat, yaitu :

1. Institusi andal, berarti sebagai lembaga yang cermat dan mendalam dipercaya dalam membangun

kemandirian pangan dan protein hewani yang kokoh.

2. Kemandirian pangan, berarti dapat mengelola, menghasilkan, mengolah, memanfaatkan dan dapat

memenuhi kebutuhan sendiri yang tidak tergantung kepada fihak lain.

Page 50: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

3. Protein hewani, berarti protein yang sempurna yang dibutuhkan oleh tubuh manusia untuk memenuhi

kebutuhan gizi dengan tujuan untuk mencerdaskan dan membangun masyarakat Jawa Barat yang

sehat seutuhnya.

4. Arti dari VISI tersebut adalah bahwa Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

berkeinginan menjadi dinas yang memiliki kemampuan dan komitmen mengelola, menghasilkan,

mengolah dan memanfaatkan produksi pangan hewani yang beranekaragam dari dalam negeri guna

menjamin pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi masyarakat Jawa Barat Tahun 2018.

Selanjutnya dengan mengacu pada Misi Jawa Barat yang berhubungan erat dengan tugas pokok dan

fungsi Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat, khususnya berkenaan dengan Misi

kedua Jawa Barat yaitu “Membangun Perekonomian yang Kokoh dan Berkeadilan”, maka Dinas

Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat menetapkan Misi sebagai berikut:

Misi 1 : Meningkatkan kapasitas sumber daya bidang pangan dan peternakan.

Misi 2 : Meningkatkan ketersediaan serta distribusi pangan dan ternak

Misi 3 : Meningkatkan kualitas konsumsi dan keamanan pangan masyarakat

berbasis sumberdaya lokal

Misi 4 : Meningkatkan produktivitas ternak dan usaha peternakan yang

berwawasan lingkungan dan berdaya saing

Misi 5 : Mewujudkan lingkungan kesehatan hewan dan kesehatan

masyarakat veteriner yang kondusif.

Tabel 9. Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan

Provinsi Jawa Barat Terhadap Penetapan Visi, Misi dan Program Kepala Dinas Provinsi Jawa Barat

Visi: “JAWA BARAT MAJU DAN SEJAHTERA UNTUK SEMUA”

No. Misi dan Program

KDH dan Wakil KDH Terpilih

Permasalahan Pelayanan OPD

Faktor

Penghambat Pendorong

1. Misi 2: “Membangun Perekonomian yang Kokoh dan Berkeadilan” Urusan Wajib Ketahanan Pangan : Program 1: Peningkatan Ketahanan Pangan Urusan Pilihan Pertanian : Program 1: Peningkatan produksi pertanian Program 2: Pemberdayaan

a. Masih rendahnya kesejahteraan petani sebagai pelaku produksi pangan dan peternakan

b. Semakin terbatasnya lahan untuk pengembangan pangan dan peternakan

c. Belum optimalnya peningkatan produksi dan produktivitas ternak

d. Masih terbatasnya sumber daya manusia bidang pangan dan ternak

e. Pangan belum terdistribusikan dengan baik dan terjangkau oleh

a. Tidak stabilnya harga pangan dan ternak di tingkat petani

b. Tingginya alih fungsi lahan untuk pangan dan tidak adanya kepastian lahan peruntukan peternakan.

c. Kompetensi aparatur Dinas yang menangani fungsi ketahanan pangan dan peternakan belum sepenuhnya merata dan sesuai dengan yang diharapkan.

d. Belum maksimalnya tingkat koordinasi di internal dinas ataupun dengan

a. Adanya program peningkatan usaha ekonomi produktif di pedesaan.

b. Komitmen pimpinan daerah dalam peningkatan ketahanan pangan, khususnya pangan asal hewani.

c. Peraturan Gubernur Nomor 66 Tahun 2016 tentang Tugas Pokok Fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat.

d. Berdasarkan Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, dibeberapa Kab./Kota di

Page 51: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

Visi: “JAWA BARAT MAJU DAN SEJAHTERA UNTUK SEMUA”

No. Misi dan Program

KDH dan Wakil KDH Terpilih

Permasalahan Pelayanan OPD

Faktor

Penghambat Pendorong

sumberdaya pertanian Program 3: Pencegahan dan penanggulangan penyakit tanaman, ternak, dan ikan Program 4: Pemasaran dan pengolahan hasil pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan

seluruh lapisan masyarakat jawa barat.

f. Masih tingginya tingkat ketergantungan akan produk impor pangan dan ternak.

g. Terbatasnya aksesbilitas peternak terhadap sarana produksi, pemasaran dan permodalan.

h. Masih adanya penyakit-penyakit hewan yang menular strategis dan zoonosa

dinas lainnya terkait program yang terintegrasi

e. Belum optimalnya pelayanan UPTD yang sesuai dengan tupoksinya untuk meningkatkan produksi dan produktivitas ternak.

f. Belum optimalnya koordinasi antar stakeholder yang terkait dengan peternakan

Jawa Barat terdapat Dinas yang khusus menangani fungsi ketahanan pangan dan peternakan.

e. Peraturan Gubernur Nomor 89 Tahun 2016 tentang Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas di lingkungan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

f. Provinsi Jawa Barat tidak hanya sebagai sumber produksi ternak, sekaligus juga sebagai pasar produk peternakan dan mempunyai akses yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta yang berkorelasi positif bagi perdagangan ternak.

3.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

1. Renstra Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian R.I

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan mengamanatkan bahwa negara

berkewajiban mewujudkan ketersediaan, keterjangkauan, dan pemenuhan konsumsi pangan yang cukup,

aman, bermutu, dan bergizi seimbang, baik pada tingkat nasional maupun daerah hingga perseorangan

secara merata di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sepanjang waktu dengan

memanfaatkan sumber daya, kelembagaan, dan budaya lokal. Sejalan dengan amanat Undang-Undang

Pangan tersebut, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019

memprioritaskan peningkatan kedaulatan pangan sebagai salah satu sub agenda prioritas untuk

mewujudkan agenda pembangunan nasional yakni kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-

sektor strategis ekonomi domestik.

Dalam rangka meningkatkan dan memperkuat kedaulatan pangan tersebut, maka kebijakan umum

dalam RPJMN 2015-2019 diarahkan pada: (1) pemantapan ketahanan pangan menuju kemandirian pangan

dengan peningkatan produksi pangan pokok; (2) stabilisasi harga pangan; (3) perbaikan kualitas konsumsi

pangan dan gizi masyarakat; (4) mitigasi gangguan terhadap ketahanan pangan; dan (5) peningkatan

kesejahteraan pelaku usaha pangan.

Dalam rangka pemantapan ketahanan pangan, pada tahun 2015-2019 Kementerian Pertanian akan

fokus pada peningkatan produksi pangan pokok strategis padi, jagung, kedelai, gula (tebu) dan daging sapi-

kerbau serta komoditas pertanian lainnya, untuk memenuhi kebutuhan pangan di dalam negeri.

Page 52: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

Pemantapan ketahanan pangan tersebut, harus berlandaskan kemandirian dan kedaulatan pangan yang

didukung oleh subsistem ketersediaan, distribusi dan konsumsi pangan yang terintegrasi.

Pencapaian ketahanan pangan yang mantap merupakan wahana penguatan stabilitas ekonomi dan

politik, dan jaminan ketersediaan pangan dengan harga yang terjangkau. Selain itu juga sebagai

perwujudan komitmen bangsa untuk ikut serta mewujudkan tujuan pembangunan global (Millennium

Development Goals/MDGs) dalam menurunkan kemiskinan dan kelaparan. Indonesia telah berhasil

mencapai target MDGs poin 1 (satu) dengan menurunkan proporsi tingkat kelaparan dari 19,9 persen di

tahun 1990-1992 hingga menjadi 8,6 persen pada tahun 2010-2012. Prestasi ini melebihi penurunan angka

proporsi yang ditargetkan dalam MDG yaitu sebesar 9,9 persen (catatan FAO, Juni 2013). Badan

Ketahanan Pangan, melalui program seperti Desa Mandiri Pangan, Percepatan Penganekaragaman

Konsumsi Pangan, Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat, dan Lumbung Pangan Masyarakat, aktif

memberdayakan masyarakat agar keluar dari lingkaran kemiskinan.

RENSTRA BKP TAHUN 2015-2019 (REVISI KE-1) 2 Upaya memantapkan ketahanan pangan

menuju kemandirian pangan, menghadapi tantangan dan permasalahan yang berasal dari dalam negeri

maupun luar negeri. Pemenuhan kebutuhan pangan pokok dari produksi dalam negeri, dihadapkan pada

permasalahan antara lain: (i) konversi lahan pertanian yang terus berlanjut karena perkembangan industri

dan lokasi pemukiman; (ii) perluasan lahan yang terkendala baik kualitas tanah maupun kepemilikan lahan

di luar jawa; (iii) perubahan iklim dan cuaca yang mempengaruhi produksi pangan; dan (iv) agribisnis

pangan yang belum optimal sangat mempengaruhi tingkat kesejahteraan petani.

Sementara itu, situasi ekonomi dan perdagangan bebas di dunia internasional, berpengaruh cukup

kuat terhadap ketahanan pangan di dalam negeri, terutama harga dan pasokan pangan yang begitu

dinamis mempengaruhi ketersediaan pangan di dalam negeri. Dalam menghadapi tantangan dan

permasalahan ketahanan pangan tersebut, Badan Ketahanan Pangan selaku Sekretariat Dewan

Ketahanan Pangan berperan secara aktif untuk mengoordinasikan, mensinkronkan dan mendorong seluruh

pemangku kepentingan baik secara horizontal maupun vertikal dalam mewujudkan ketahanan pangan

sampai tingkat perseorangan dengan berlandaskan kedaulatan pangan dan kemandirian pangan secara

berkesinambungan.

Renstra Badan Ketahanan Pangan Tahun 2015-2019 disusun sebagai acuan pelaksanaan kegiatan

jangka menengah untuk mewujudkan pemantapan ketahanan pangan sampai tingkat perseorangan, yang

tercermin dari menurunnya jumlah penduduk rawan pangan, stabilnya harga dan pasokan pangan pokok,

dan meningkatnya keanekaragaman konsumsi pangan masyarakat. Renstra tersebut akan dijabarkan

dalam rencana kegiatan tahunan dengan memperhatikan evaluasi tahunan dan perkembangan kebijakan

dan kebutuhan masyarakat.

Page 53: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

2. Renstra Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian R.I

Kewenangan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian R.I

diantaranya mengatur beberapa kebijakan dan regulasi untuk mewadahi aspirasi masyarakat dalam

pemenuhan kebutuhan konsumsi pangan hewani asal ternak, dan kebutuhan untuk industri. Memasuki

periode pembangunan jangka menengah 2010-2014, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan

Hewan, Kementerian Pertanian R.I menyusun dokumen Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2010-2014;

dan sesuai dengan Visi dan Misi yang telah ditetapkan maka tujuan Direktorat Jenderal Peternakan dan

Kesehatan Hewan dalam periode tahun 2010-2014 adalah merumuskan kebijakan dan standarisasi teknis

bidang peternakan dan kesehatan hewan yang berbasis sumber daya lokal yaitu dalam rangka : (1)

Meningkatkan produksi ternak dan produk peternakan dan kesehatan hewan yang berdaya saing, (2)

Mengendalikan penyakit hewan menular strategis dan penyakit zoonosis, (3) Menyediakan pangan asal

hewan yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH), (4) Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan

peternak.

Tujuan yang tercantum dalam Renstra Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan

Tahun 2010-2014 tersebut diatas menunjukkan bahwa peranan Direktorat Jenderal Peternakan dan

Kesehatan Hewan adalah untuk mendongkrak pembangunan peternakan dan kesehatan hewan yang ada di

masyarakat di Daerah.Oleh karena itu Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan merupakan

salah satu aktor penting dalam pembangunan peternakan dan kesehatan hewan selain aktor-aktor lainnya

yaitu para peternak dan kelompok peternak, pengusaha swasta, akademisi, dan perbankan. Dengan

berbagai kendala yang ada, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian

R.I dalam menjalankan perannya telah mendorong dan melakukan upaya koordinasi yang melibatkan

seluruh pelaku guna meningkatkan pembangunan daerah salah satunya dalam produksi peternakan.

Selaras dengan visi dan misi yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Peternakan dan

Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian R.I tersebut, pembangunan peternakan di Jawa Baratpun tidak

dapat dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat semata, akan tetapi perlu dukungan dari stakeholders

lainnya seperti Legislatif, Instansi Vertikal yang ada di Pusat, wilayah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah

Daerah Kabupaten dan Kota, serta masyarakat termasuk dunia usaha didalamnya yang berkewajiban untuk

melaksanakan program-program yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018.

Berkaitan dengan hal tersebut, maka Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dalam menyusun

Rencana Strategis Tahun 2013-2018 mengacu kepada Rencana Strategis Direktorat Jenderal Peternakan

dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian R.I. dan RPJMD Provinsi Jawa Barat.

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian R.I menetapkan

arah kebijakan dan strateginya sebagai bagian dari 12 program yang dilaksanakan oleh Kementerian

Pertanian, yang mengemban satu program nasional yaitu Swasembada Daging Sapi/KerbauTahun 2014

Page 54: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

dengan sasaran produksi 624.364 ton atau kenaikan rata-rata 7,49% pertahun. Strategi yang ditempuh oleh

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan yaitu :

1. Memperlancar arus produk peternakan melalui peningkatan efisiensi distribusi;

2. Meningkatkan daya saing produk peternakan dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya

lokal;

3. Memperkuat regulasi untuk mendorong peran peternak dalam negeri sehingga menjadi mandiri;

4. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar sektor terkait serta networking antar daerah;

5. Meningkatkan promosi produk peternakan untuk ekspor;

6. Memperkuat kelembagaan peternakan di semua lapisan dan otoritas veteriner.

Selain mengacu kepada Renstra Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan,

Kementerian Pertanian R.I juga mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) Provinsi Jawa Barat 2013-2014, bahwa pada Misi Kedua yang tercantum didalam RPJMD

Provinsi Jawa Barat yang merupakan tahap ketiga dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

(RPJPD) 2005-2025 dimana pada saat ini merupakan tahap memantapkan pembangunan secara

menyeluruh dalam rangka penyiapan kemandirian masyarakat Jawa Barat, yaitu "Membangun

Perekonomian yang Kokoh dan Berkeadilan"; maka ditetapkan tujuan Misi Provinsi Jawa Barat adalah

Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas dan Mengurangi Disparitas Ekonomi antar Wilayah

dengan sasaran Misinya adalah Meningkatkan Daya Saing Usaha Pertanian. Sedangkan strategi dan arah

kebijakan strategis untuk mencapai sasaran Misi Provinsi Jawa Barat serta indikator kinerja program

masing-masing adalah:

Strategi : Meningkatkan produksi, inovasi dan nilai tambah hasil pertanian, perkebunan dan peternakan.

Arah Kebijakan dengan indikator kinerja program :

1. Peningkatan produksi dan produktivitas komoditas pertanian, perkebunan dan peternakan, dengan

indikator kinerja program meningkatnya produksi peternakan untuk jumlah produksi daging, jumlah

produksi telur dan jumlah produksi susu;

2. Peningkatan kinerja sumber daya dan kelembagaan pertanian, perkebunan dan peternakan, dengan

indikator kinerja program jumlah peserta pelatihan bidang peternakan;

3. Peningkatan kuantitas pengendalian hama dan penyakit tanaman dan ternak, dengan indikator kinerja

program jumlah kasus penyakit hewan (anthrax, avian influenza, brucellosis, rabies);

4. Pengembangan usaha dan sarana prasarana pengolahan serta pemasaran produk pertanian,

perkebunan dan peternakan, dengan indikator kinerja program jumlah pembinaan penerapan sistem

jaminan mutu produk peternakan.

Page 55: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

Tabel 10. Permasalahan Pelayanan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat Berdasarkan Sasaran Renstra Kementerian Pertanian Beserta Faktor Pendorong dan Penghambat Keberhasilan Penangannya

No. Sasaran Jangka

Menengah Renstra Kementerian Pertanian

Permasalahan Pelayanan OPD Provinsi

Faktor

Penghambat Pendorong

1.

2.

3.

4.

5.

Badan Ketahanan Pangan Kementan RI Makin berkurangnya jumlah penduduk rawan pangan minimal 1 % setiap tahun Menurunnya konsumsi beras per kapita per tahun sebesar 1,5 % diimbangi dengan kenaikan konsumsi umbi-umbian dan sumber protein hewani dan nabati, sehingga tercapai peningkatan kualitas konsumsi masyarakat dengan skor pola pangan harapan (PPH) tahun 2015 sebesar 78,3. Tercapainya peningkatan distribusi pangan yang mampu menjaga harga pangan yang terjangkau bagi masyarakat Meningkatnya penanganan keamanan pangan segar melalui peningkatan peran produsen dan kepedulian konsumsi. Meningkatnya efektifitas koordinasi kebijakan ketahanan pangan melalui Dewan Ketahanan Pangan. Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan RI Swasembada daging sapi pada tahun 2014 dengan target produksi daging sapi sebesar 624.364 ton di tahun 2014 atau kenaikan rata-rata 7,49%/tahun. Sedangkan target produksi ternak lainnya pada tahun 2014 adalah sebagai berikut:

daging kerbau: 39.657 ton

daging kambing:

Tingginya prosentase penduduk rawan pangan (13,02 %) Tingginya ketergantungan masyarakat terhadap pangan pokok beras, dengan rata-rata konsumsi per tahun sebesar 90,59 Kg/kapita Belum efektifnya pola distribusi pangan yang menyebabkan tidak stabilnya harga pangan Masih ditemukannya kasus ketidakamanan pangan Sering terjadi ketidak sinambungan antara program pemerintah dengan program di daerah

a. Semakin terbatasnya lahan untuk pengembangan peternakan

b. Makin tingginya harga agroinput sebagai salah satu faktor produksi

c. Terbatasnya kemampuan modal peternak

d. Masih lemahnya daya tawar peternak/kelompok

Belum teridentifikasinya Penduduk Rawan Pangan

Budaya masyarakat yang mengganggap ”belum makan bila belum makan nasi”

Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang diversifikasi pangan

Kelembagaan pemasaran hasil-hasil pangan belum berperan optimal sebagai penyangga kestabilan distribusi dan harga pangan. Rendahnya kepedulian produsen dalam menghasilkan produk pangan yang aman

Lemahnya koordinasi antara pemerintah di berbagai tingkatan pemerintah

a. Provinsi Jawa Barat bukan sebagai daerah produksi daging sapi melainkan sebagai daerah konsumsi. Dengan demikian, peningkatan populasi sapi potong ditujukan untuk mengurangi ketergantungan yang besar terhadap daerah luar provinsi

b. Keterbatasan anggaran menjadi permasalahan

Adanya Data Kemiskinan hasil PPLS, by name by addres

Berkembangnya teknologi pembuatan beras analog

Telah terbitnya SK Gub Peraturan Gubernur Jawa Barat No. 60 Tahun 2010 tentang Percepatan Penganeka-ragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal

Terpantaunya Informasi pasokan dan harga pangan secara periodik Telah dibentuk Otoritas Kompetensi Keamanan Pangan Daerah

Telah dibentuk Dewan Ketahanan Pangan Jawa Barat

a. Komitmen pimpinan

daerah dalam peningkatan ketahanan pangan, khususnya pangan asal ternak

b. Banyaknya perusahaan agroinput, pengolahan produk ternak, penggemukan sapi dan sebagainya yang berdomisili di Jawa Barat sehingga bisa mendorong perkembangan

Page 56: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

No. Sasaran Jangka

Menengah Renstra Kementerian Pertanian

Permasalahan Pelayanan OPD Provinsi

Faktor

Penghambat Pendorong

85.700 ton

daging domba: 74.994 ton

daging babi: 247.420 ton

daging ayam buras: 400.806 ton

daging itik:33.032 ton

telur : 1.791.609 ton

susu : 1.470.237 ton

peternak terhadap pedagang agroinput dan pasca produksi

e. Masih tingginya tingkat ketergantungan akan produk impor, khususnya bahan baku pakan, obat-obatan hewan, dan daging sapi

f. Timbulnya penyakit-penyakit hewan yang menular strategis dan zoonosa.

tersendiri dalam mendukung upaya pembangunan peternakan

peternakan c. Terdapatnya beberapa

UPT Pusat dan UPTD khusus dibidang peternakan yang dibangun di Jawa Barat

d. Provinsi Jawa Barat tidak hanya sebagai sumber produksi ternak, sekaligus juga sebagai pasar produk peternakan karena tingginya jumlah penduduk di Jawa Barat

e. Provinsi Jawa Barat berbatasan langsung dengan DKI Jakarta yang berkorelasi positif bagi perdagangan ternak.

Tabel 11. Permasalahan Pelayanan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat Berdasarkan Sasaran Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Kabupaten/Kota

No. Sasaran Jangka

Menengah Renstra OPD Kabupaten/Kota

Permasalahan Pelayanan OPD Provinsi

Faktor

Penghambat Pendorong

1. 2.

Pengembangan Desa Mandiri Pangan Peningkatan populasi ternak.

Masih tingginya tingkat kerawanan pangan di Jawa Barat. Masih rendahnya populasi ternak : a. Semakin terbatasnya

lahan untuk pengembangan peternakan

b. Makin tingginya harga agroinput sebagai salah satu faktor produksi

c. Terbatasnya kemampuan modal peternak

d. Masih lemahnya daya tawar peternak/kelompok peternak terhadap pedagang agroinput dan pasca produksi hewan, dan daging sapi

g. Masih tingginya tingkat ketergantungan akan produk impor, khususnya bahan baku pakan, obat-obatan hewan, dan daging sapi

e. Timbulnya penyakit-penyakit hewan yang menular strategis dan zoonosa

Tidak semua Kabupaten/kota memiliki data kerawanan pangan. Belum tercapainya kinerja peternakan yang berkualitas : a. Keterbatasan anggaran

menjadi permasalahan tersendiri dalam mendukung upaya pembangunan peternakan

b. Belum optimalnya pelaksanaan tupoksi

Dukungan Anggaran yang bersumber dari APBN. a. Komitmen pimpinan

daerah dalam peningkatan ternak

b. Banyaknya perusahaan agroinput, pengolahan produk ternak, penggemukan sapi dan sebagainya yang berdomisili di Jawa Barat sehingga bisa mendorong perkembangan peternakan

c. Provinsi Jawa Barat tidak hanya sebagai sumber produksi ternak, sekaligus juga sebagai pasar produk peternakan karena tingginya jumlah penduduk di Jawa Barat

d. Provinsi Jawa Barat berbatasan langsung dengan DKI Jakarta yang berkorelasi positif bagi perdagangan ternak.

Page 57: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang

batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional. Sedangkan

kawasan adalah wilayah yang memilki fungsi utama lindung atau budidaya.

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang selama ini masih diandalkan oleh Negara

Indonesia karena sektor pertanian mampu memberikan pemulihan dalam mengatasi krisis yang terjadi di

Indonesia. Keadaan inilah yang menampakkan bahwa sektor pertanian sebagai salah satu sektor yang

andal dan mempunyai potensi besar untuk berperan sebagai pemicu pemulihan ekonomi nasional melalui

salah satunnya adalah ketahanan pangan nasional. Dengan demikian diharapkan kebijakan untuk sektor

pertanian lebih diutamakan. Namun setiap tahun untuk luas lahan pertanaian selalu mengalami alih fungsi

lahan dari lahan sawah ke lahan non sawah.

Pengurangan lahan sawah (konversi) baik secara nasional maupun menurut propinsi dan

kabupaten menunjukkan angka yang bervariasi. Dari hasil penelitian ini, dengan menggunakan data hasil

Survey Pertanian (SP) diperoleh gambaran bahwa dalam kurun waktu 18 tahun (1981-1998) di Jawa telah

terjadi pengurangan lahan sawah seluas 1 juta hektar atau rata-rata sekitar 55 ribu hektar per tahun.

Namun karena adanya kegiatan pencetakan lahan sawah baru, maka luas lahan sawah yang

tersedia di Jawa sebenarnya menyusut sekitar 484 ribu hektar atau sekitar 27 ribu hektar per tahun.

Secara umum konversi lahan sawah lebih banyak terjadi pada propinsi atau kebupaten/kota yang

memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi dan penduduk yang relatif tinggi, serta kabupaten/kota yang

merupakan penyangga pusat-pusat pertumbuhan. Di Jawa Barat adalah Kab. Bogor, Kab. Bekasi, Kab.

Karawang, Kota Bogor, Kota Bekasi dan Kota Depok.

Kegiatan konversi lahan sawah cenderung menimbulkan penurunan produksi per satuan lahan

yang semakin besar dari tahun ketahun, sebaliknya pencetakan sawah cenderung memberikan dampak

peningkatan produksi per satuan lahan yang semakin kecil.

Kecenderungan demikian terjadi karena konversi lahan sawah sesmakin bergeser ke daerah

dengan teknologi usahatani yang cukup tinggi, sedangkan pencetakan lahan sawah semakin bergeser ke

daerah dengan teknologi usahatani yang semakin rendah. Hal ini menunjukkan bahwa ketersediaan

sumberdaya alam (lahan dan air) yang potensial bagi pencetakan sawah semakin terbatas.

Dengan demikian, pada kenyataannya bahwa penurunan produksi Padi tidak bisa dihindarkan.

Akibat konversi lahan sawah di Jawa selama kurun waktu 18 tahun (1981-1998) diperhitungkan secara

akumulasi telah hilang sebesar 50,9 juta ton gabah atau sekitar 2,82 juta ton gabah per tahun. Bila dihitung

setara beras, maka kehilangan produksi pangan tersebut adalah sekitar 1,7 juta ton beras pertahun. Jumlah

kehilangan produksi beras tersebut hampir sebanding dengan jumlah impor beras pada tahun 1984-1997

yang berkisar 1,5 – 2,5 juta ton beras per tahun. Artinya, apabila konversi lahan sawah dapat ditekan, maka

hal itu akan memberikan dampak yang cukup besar bagi pangadaan beras nasional. Upaya pengendalian

konversi lahan sawah ini menjadi cukup mendesak mengingat pertumbuhan produksi pada akhir-akhir ini

mengalami stagnasi akibat kendla kejenuhan teknologi.

Page 58: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

Pengurangan produksi akibat terjadinya konversi lahan sawah terbesar adalah di propinsi Jawa

Timur dengan proporsi 44,2 persen (22,5 juta ton Padi) dari total pengurangan produksi di Jawa.

Sedangkan urutan kedua dan ketiga adalah di Jawa Tengah dan Jawa Barat masing-masing 15,9 dan 10,8

juta ton Padi.

Sudah cukup banyak upaya pemerintah untuk pengendalian konversi lahan sawah ini. Namun

pendekatan yang diterapkan baru sebatas pendekatan hukum (law enfercement) yang masih banyak

kelemmahannya. Sehingga peraturan-peraturan tentang lahan belum mampu mengendalikan kegiatan

konversi lahan sawah di Jawa. Tiga kelemahan mendasar adalah : (1) obyek lahan yang dilindungi dari

kegiatan konversi terutama ditentukan olehkondisi fisik lahan (contoh: irigasi teknis) padahal kondisi fisik

tersebut begitu mudah untuk dimodifikasi dengan rekayasa tertentu; (2) Pertaturan-peraturan yang

bertujuan untuk mencegah konversi lahan secara umum lebih bersifat himbauan dan tidak dilengkapi

dengan sangsi yang jelas, baik yang menyangkut besarnya sangsi maupun pihak yang dikenai sangsi; (3)

Kelemahan-kelemahan tersebut pada gilirannya membuka peluang bagi aparat daerah tertentu untuk

meraih keuntungan pribadi dari kegiatan konversi lahan dengan dalih untuk mendorong pertumbuhan

ekonomi daerah.

Implikasi Kebijakan Fakta empirik membuktikan bahwa konversilahan sawah di Jawa telah

memberikan dampak yang sangat nyata bagi penyediaan pangan (beras). Oleh karena itu peningkatan

kapasitas produksi pangan menjadi kata kunci, baik melalui pencetakan sawah maupun meningkatan

kapasitas irigasi seperti rehabilitasi jaringan irigasi dan investasi pompa.

Khususnya di Jawa, dalam pengendalian konversi lahan sawah disamping pendekatan

lawnemforcement yang selama ini sudah berjalan, perlu didukung oleh peraturan lainnya pengawasan dan

penerapan sangsi yang adil. Disamping itu pendekatan ekonomi seperti melalui kompensasi, dan pajak

adalah perlu dipertimbangkan.

Berdasarkan hasil telaahan Dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan

Hidup Strategis seperti pada tabel berikut :

Tabel 12. Hasil Analisis Terhadap Dokumen KLHS Provinsi

No. Aspek Kajian Ringkasan KLHS Implikasi Terhadap Pelayanan

SKPD

Catatan Bagi Perumusan Program dan Kegiatan SKPD

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Kecukupan pangan sampai ditingkat individu

- Dinamika pembangunan memberi pengaruh terhadap alih fungsi lahan, keterbatasan infrastruktur, konservasi tanah dan air - Potensi bencana cukup tinggi

Ketahanan pangan wilayah harus tetap terjaga.

Peningkatan ketersediaan, Stabilisasi harga, keamanan pangan dan pencapaian skor PPH.

Page 59: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

No. Aspek Kajian Ringkasan KLHS Implikasi Terhadap Pelayanan

SKPD

Catatan Bagi Perumusan Program dan Kegiatan SKPD

2. Peningkatan Konversi lahan pertanian menjadi non pertanian

Sebagian besar lahan sawah yang terkonversi itu pada mulanya beririgasi teknis/semiteknis dengan produktivitas yang tinggi. Secara langsung maupun tidak langsung konversi lahan sawah mempunyai potensi ancaman yang nyata terhadap kapasitas nasional dalam mewujudkan pasokan pangan yang aman untuk mendukung ketahanan pangan yang mantap. Oleh sebab itu kebijaksanaan yang secara khusus ditujukan untuk mengendalikan konversi lahan sawah ke penggunaan lain sangat dirasakan urgensinya. Agar implementasi kebijaksanaan efektif, sistem perhitungan mengenai kerugian akibat konversi lahan sawah harus komprehensif dan pada saat yang sama diperlukan perbaikan dalam sistem pemantauan, pendataan, dan dokumentasi mutasi lahan.

- Penurunan Produksi Pangan - Konversi lahan sawah di Jawa telah memberikan dampak yang sangat nyata bagi penyediaan pangan (beras)

Pengendalian konversi lahan sawah disamping pendekatan law emforcement yang selama ini sudah berjalan, perlu didukung oleh peraturan lainnya, pengawasan dan penerapan sangsi yang adil. Disamping itu pendekatan ekonomi seperti melalui kompensasi, dan pajak adalah perlu dipertimbangkan.

Sebagian besar lahan sawah yang terkonversi itu pada mulanya beririgasi teknis/semi teknis

dengan produktivitas yang tinggi. Konversi lahan sawah juga mengakibatkan degradasi kualitas irigasi pada

lahan sawah sekitarnya. Secara langsung maupun tidak langsung konversi lahan sawah mempunyai

potensi ancaman yang nyata terhadap kapasitas nasional dalam mewujudkan pasokan pangan yang aman

untuk mendukung ketahanan pangan yang mantap. Oleh sebab itu kebijaksanaan yang secara khusus

ditujukan untuk mengendalikan konversi lahan sawah ke penggunaan lain sangat dirasakan urgensinya.

Agar implementasi kebijaksanaan efektif, system perhitungan mengenai kerugian akibat konversi lahan

sawah harus komprehensif dan pada saat yang sama diperlukan perbaikan dalam sistem pemantauan,

pendataan, dan dokumentasi mutasi lahan.

3.5 Penentuan Isu-isu Strategis

Isu strategis yang tertuang di dalam RPJMD Provinsi Jawa Barat mencakup aksesibilitas dan

mutu pelayanan pendidikan masyarakat, pelayanan kesehatan masyarakat, ketersediaan dan pelayanan

infrastruktur, penanganan kemiskinan dan pengangguran, penanganan bencana alam, pengendalian

lingkungan hidup, penanganan ketenagakerjaan, pemerintahan dan politik, pengendalian kependudukan,

pemberdayaan ekonomi, apresiasi budaya daerah dan pemerintahan otonom.

Page 60: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

Memperhatikan isu-isu strategis Pemerintah Provinsi Jawa Barat, terkait dengan dinamika

perkembangan masalah pembangunan ketahanan pangan dan peternakan di Provinsi Jawa Barat baik

kualitas maupun kuantitasnya, maka terdapat beberapa isu strategis yaitu :

1. Pangan belum terdistribusikan dengan baik dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

2. Masih rendahnya kualitas konsumsi protein hewani di masyarakat

3. Tingginya ketergantungan masyarakat terhadap pangan pokok beras

4. Tingginya ketergantungan impor pangan strategis

5. Masih rendahnya ketahanan pangan rumah tangga di wilayah rawan pangan

6. Masih ditemukannya kasus ketidakamanan pangan

7. Belum optimalnya produksi dan produktivitas ternak

8. Masih terbatasnya sumber daya manusia pangan dan ternak

9. Tingginya alih fungsi lahan untuk pangan dan tidak adanya kepastian lahan peruntukan peternakan

10. Lemahnya perlindungan terhadap peternak

11. Terbatasnya aksesbilitas peternak terhadap sarana produksi, pemasaran dan permodalan;

12. Masih tingginya ancaman terhadap penyakit hewan menular strategis dan zoonosis;

Tabel 13. Permasalahan Pelayanan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat Berdasarkan Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah Serta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya

No

Rencana Tata Ruang Wilayah Terkait Tugas

dan Fungsi Dinas Ketahanan Pangan dan

Peternakan

Permasalahan Pelayanan Dinas Peternakan Prov

Jabar

Faktor

Penghambat Pendorong

1.

2.

Pengembangan Desa Mandiri Pangan Pengembangan PKN, PKW dan pusat pengembangan yang berada di wilayah pengembangan Provinsi Jawa Barat mempersempit lahan peternakan sehingga diperlukan inovasi baru dalam budi daya ternak

Masih tingginya tingkat kerawanan pangan di jawa barat.

Pelayanan belum dapat dilaksanakan secara optimal

1. Tidak semua Kab./Kota memiliki data desa rawan pangan.

2. Belum sinerginya pelayanan karena lemahnya koordinasi antar instansi

3. Masih kurangnya tenaga teknis peternakan

4. Semakin terbatasnya lahan untuk peternakan

1. Adanya dukungan anggaran APBN

2. Adanya dukungan pemerintah pusat dan provinsi untuk mengembangkan investasi

3. Adanya kebutuhan investor dan calon investor akan jasa layanan Dinas Peternakan

Tabel 14. Permasalahan Pelayanan OPD Berdasarkan Analisis KLHS serta Faktor Penghambat dan

Pendorong Keberhasilan Penanganannya

No. KLHS terkait tugas pokok dan fungsi

Permasalahan Pelayanan OPD

Faktor

Penghambat Pendorong

1. 2.

Kondisi iklim yang tidak stabil (anomali iklim) dapat mengakibatkan terjadinya gagal panen yang menimbulkan kondisi Rawan Pangan Banyaknya daerah

Belum semua Desa memiliki lumbung pangan masyarakat untuk mengantisipasi terjadinya Rawan Pangan Lambannya antisipasi

Belum terdatanya lumbung pangan yang dibangun oleh masyarakat Terbenturnya birokrasi dalam

Dukungan Anggaran yang bersumber dari APBN Tersedianya cadangan

Page 61: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

No. KLHS terkait tugas pokok dan fungsi

Permasalahan Pelayanan OPD

Faktor

Penghambat Pendorong

3.

rawan bencana alam Kontribusi sektor peternakan terhadap perekonomian Jawa Barat Penyerapan tenaga kerja di sektor peternakan Dampak investasi sektor peternakan Kerjasama antar instansi Pengurangan efek rumah kaca dari sektor peternakan

dalam penyaluran bantuan pangan terhadap korban bencana alam a. Belum maksimalnya

pelaksanaan tupoksi yang dikaitkan dengan RT/RW

b. Seringkali terhambatnya program karena dibatasi tahun anggaran

penyaluran cadangan pangan a. Belum optimalnya akses

informasi peternakan b. Rendahnya tingkat

partisipasi generasi penerus yang mau berusaha di bidang peternakan

c. Ada beberapa regulasi yang menghambat perkembangan sektor peternakan, misalnya masalah pencemaran udara, retribusi ataupun pajak

d. Sebagai sektor penghasil limbah, sektor peternakan sering menjadi tumpuan kesalahan penyebab polusi sehingga sektor ini harus mempunyai rentah yang cukup jauh dengan permukiman penduduk

pangan pemerintah dalam jumlah yang cukup a. Sudah diterbitkannya

Undang-undang peternakan yang baru sebagai pedoman bagi sektor peternakan

b. Banyak peternak dan perusahaan peternakan yang telah memanfaatkan teknologi penanganan limbah menjadi biogas ataupun kompos

Tabel 14. Skor Penentuan Isu Strategis

1 Kriteria Bobot

1 Memiliki pengaruh yang lebih besar/signifikan terhadap pencapaian sasaran Renstra Ditjen PKH atau Renstra Provinsi

20

2 Merupakan tugas dan tanggungjawab 20

3 Dampak yang ditimbulkannya terhadap publik 20

4 Mempunyai daya ungkit untuk pembangunan daerah 15

5 Kemungkinan atau kemudahannya untuk ditangani 10

6 Prioritas janji politik yang perlu diwujudkan 15

Total 100

Tabel 15. Nilai Skala Kriteria

No Isu Strategis Nilai Skala ke- Total

1 2 3 4 5 6

1. Pangan belum terdistribusikan dengan baik dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

20 20 20 15 10 10 95

2. Rendahnya kualitas konsumsi protein hewani 15 20 20 15 10 10 90

3 Tingginya ketergantungan masyarakat terhadap pangan pokok beras

15 20 15 15 10 10 85

4. Tingginya ketergantungan impor pangan strategis 20 20 15 15 10 10 90

5. Ketersediaan pangan dan ternak masih tergantung pada pangan dan ternak impor/luar daerah

20 15 15 15 10 10 85

Page 62: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

No Isu Strategis Nilai Skala ke- Total

1 2 3 4 5 6

6. Masih ditemukannya kasus ketidaknyamanan pangan 15 20 15 15 10 10 85

7. Belum optimalnya produksi dan produktivitas ternak 20 15 15 10 10 10 80

8. Terbatasnya sumber daya manusia pangan dan ternak 15 15 15 10 10 10 75

9. Tingginya alih fungsi lahan untuk pangan dan tidak adanya kepastian lahan untuk peternakan

20 20 20 15 10 10 95

10. Lemahnya perlindungan terhadap peternak 15 15 10 10 10 10 70

11. Terbatasnya aksesbilitas peternak terhadap sarana produksi, pemasaran dan permodalan

15 20 15 10 10 10 80

12. Tingginya ancaman terhadap penyakit hewan menular strategis dan zoonosis

15 15 15 15 10 10 80

Tabel 16. Rata-Rata Skor Isu Strategis

No. Isu-Isu Strategis Total Skor

Rata-rata Skor

1. Pangan belum terdistribusikan dengan baik dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.

95 15,83

2. Rendahnya kualitas konsumsi protein hewani di masyarakat 90 15,00

3 Tingginya ketergantungan masyarakat terhadap pangan pokok beras 85 14,16

4. Tingginya ketergantungan impor pangan strategis 90 15,00

5. Ketersediaan pangan dan ternak masih tergantung pada pangan dan ternak impor/luar daerah

85 14,16

6. Masih ditemukannya kasus ketidaknyamanan pangan 85 14,16

7. Belum optimalnya produksi dan produktivitas ternak 80 13,33

8. Terbatasnya sumber daya manusia pangan dan ternak 75 12,50

9. Tingginya alih fungsi lahan untuk pangan dan tidak adanya kepastian lahan untuk peternakan

95 15,83

10. Lemahnya perlindungan terhadap peternak 70 11,66

11. Terbatasnya aksesbilitas peternak terhadap sarana produksi, pemasaran dan permodalan

80 13,33

12. Tingginya ancaman terhadap penyakit hewan menular strategis dan zoonosis 80 13,33

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata skor isu strategis, maka dapat diurutkan isu strategis dari nilai tertinggi

sampai dengan terendah sebagaimana tabel di bawah ini :

Page 63: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

Tabel 17. Urutan Hasil Perhitungan berdasarkan rata-rata skor Isu Strategis

No. Isu-Isu Strategis Total Skor

Rata-rata Skor

1. Pangan belum terdistribusikan dengan baik dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.

95 15,83

2. Tingginya alih fungsi lahan untuk pangan dan tidak adanya kepastian lahan untuk peternakan

95 15,83

3. Rendahnya kualitas konsumsi protein hewani 90 15,00

4. Tingginya ketergantungan masyarakat terhadap pangan pokok beras 90 15,00

5. Ketersediaan pangan dan ternak masih tergantung pada pangan dan ternak impor/luar daerah

85 14,16

6. Masih ditemukannya kasus ketidakamanan pangan 85 14,16

7. Tingginya ketergantungan impor pangan strategis 85 14,16

8. Belum optimalnya produksi dan produktivitas ternak 80 13,33

9. Terbatasnya aksesbilitas peternak terhadap sarana produksi, pemasaran dan permodalan

80 13,33

10. Terbatasnya sumber daya manusia pangan dan ternak 80 13,33

11. Lemahnya perlindungan terhadap peternak 75 12,50

12. Tingginya ancaman terhadap penyakit hewan menular strategis dan zoonosis 70 11,66

Page 64: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

BAB. IV

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1. Visi dan Misi Jangka Menengah Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

Dalam upaya mendukung terwujudnya Visi dan Misi Jawa Barat yaitu “Maju dan Sejahtera

untuk Semua”, serta mempertimbangkan permasalahan dan isu strategis pembangunan Ketahanan

Pangan dan Peternakan di Jawa Barat, maka Visi Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi

Jawa Barat pada Tahun 2013 – 2018 adalah :

“Menjadi institusi andal dalam mewujudkan kemandirian pangan berbasis protein hewani tahun

2018”

Arti dari VISI tersebut adalah bahwa Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

berkeinginan menjadi dinas yang memiliki kemampuan dan komitmen mengelola, menghasilkan, mengolah

dan memanfaatkan produksi pangan hewani yang beranekaragam dari dalam negeri untuk menjamin

pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi masyarakat Jawa Barat Tahun 2018.

Mengacu kepada Visi Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat dimaksud

maka Misi yang akan dilaksanakan pada Tahun 2013 – 2018 adalah sebagai berikut :

Misi 1 : Meningkatkan kapasitas sumber daya bidang pangan dan peternakan.

Misi 2 : Meningkatkan ketersediaan serta distribusi pangan dan ternak

Misi 3 : Meningkatkan kualitas konsumsi dan keamanan pangan masyarakat berbasis

sumberdaya lokal.

Misi 4 : Meningkatkan produktivitas ternak dan usaha peternakan yang berwawasan

lingkungan dan berdaya saing.

Misi 5 : Mewujudkan lingkungan kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat

veteriner yang kondusif.

4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa

Barat

4.2.1. Tujuan

Tujuan penyelenggaraan fungsi ketahanan pangan dan peternakan oleh Dinas Ketahanan Pangan

dan Peternakan Provinsi Jawa Barat adalah :

1. Meningkatkan peran dan fungsi kelembagaan pangan dan peternakan

2. Meningkatkan akses pangan masyarakat.

3. Meningkatkan konsumsi dan keamanan pangan masyarakat yang beragam, bergizi, seimbang, aman

dan halal berbasis sumberdaya lokal.

Page 65: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

4. Meningkatkan populasi, produksi, nilai tambah produk peternakan dan usaha peternakan

berkelanjutan.

5. Meningkatkan status kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner

4.2.2. Sasaran

Sasaran strategis penyelenggaraan fungsi ketahanan pangan dan peternakan oleh Dinas

Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat adalah :

1. Meningkatnya kinerja sumber daya dan kelembagaan pangan dan peternakan.

2. Tersedianya pangan dalam jumlah yang cukup.

3. Stabilitas pasokan dan harga pangan.

4. Menurunnya jumlah daerah rawan pangan

5. Meningkatnya aksesibilitas pasar hasil peternakan.

6. Meningkatnya kualitas pangan dan gizi

7. Meningkatnya keamanan pangan

8. Meningkatnya populasi, produksi, nilai tambah produk peternakan.

9. Meningkatnya usaha peternakan yang ekonomis.

10. Terfasilitasinya kawasan usaha peternakan yang berwawasan lingkungan.

11. Terkendalinya penyakit hewan menular strategis dan zoonosa.

12. Meningkatnya kualitas dan keamanan produk hewan.

Tabel 17. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Indikator Kinerja Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi

Jawa Barat Tahun 2014 – 2018

No Tujuan Sasaran Indikator Kinerja

Target Kinerja Sasaran (%)

Tahun

2014 2015 2016 2017 2018

Target Target Target Target Target

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Visi : "Menjadi institusi andal dalam mewujudkan kemandirian pangan berbasis protein hewani tahun 2018"

Misi 1. Meningkatkan kapasitas sumber daya bidang pangan dan peternakan

1.1 Meningkatkan peran dan fungsi kelembagaan pangan dan peternakan

1.1.1 Meningkatnya kinerja sumber daya dan kelembagaan pangan dan peternakan

1.1.1 Prosentase kapasitas kompetensi SDM aparatur dan masyarakat bidang ketahanan pangan (%)

75 75 75 75 75

1.1.2 Jumlah kelompok yang meningkatkan usahanya (kelompok)

30 30 30 30 30

Page 66: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

No Tujuan Sasaran Indikator Kinerja

Target Kinerja Sasaran (%)

Tahun

2014 2015 2016 2017 2018

Target Target Target Target Target

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Misi 2. Meningkatkan ketersediaan serta distribusi pangan dan ternak

2. 1. Meningkatkan akses

pangan masyarakat.

2.1.1 Tersedianya pangan dalam jumlah yang cukup.

2.1.1.1 Skor Pola Pangan Harapan Tingkat Ketersediaan (Point).

89 89 89 89 89

2.1.1.2 Jumlah tonase cadangan pangan pokok pemerintah (Ton)

400 400 0 400 0

2.1.1.3 Jumlah cadangan pangan masyarakat (Kelompok)

500 70 500 200 250

2. 1.2 Stabilitas pasokan dan harga pangan

2.1.2.1. Persentase Capaian Stabilitas pasokan dan harga pangan pokok strategis (%)

100 100 100 100 100

2.1.3 Menurunnya prosentase daerah rawan pangan

2.1.3.1 Prosentase intervensi lokasi potensi rawan pangan (Desa)

20 40 60 70 100

2.1.4 Meningkatnya aksesibilitas pasar hasil peternakan.

2.1.4.1 Jumlah pelaku usaha yang bisa mengakses pasar regional dan nasional (buah)

5 5 5 5 5

2.1.4.2 Jumlah sarana pemasaran peternakan di kab/kota yang memenuhi standar pelayanan minimal SOP (buah)

5 5 5 5 5

Misi : 3. Meningkatkan kualitas konsumsi dan keamanan pangan masyarakat berbasis sumberdaya lokal

3.1 Meningkatkan konsumsi dan keamanan pangan masyarakat yang

beragam, bergizi, seimbang, aman dan halal berbasis sumberdaya lokal

3.1.1 Meningkatnya kualitas pangan dan gizi

3.1.1.1 Persentase tingkat konsumsi pangan (%)

100 100 100 100 100

3.1.1.2 Energi (kkal/Kap/hr) 1999 2000 2050 2100 2150

3.1.1.3 Protein (gr/Kap/hr) 54 55 56 56 56

3.1.1.4 Protein hewani /dagin , telur, susu)

(gr/Kap/hr

80 85 90 95 100

3.1.1.5 Skor Pola Pangan Harapan tingkat konsumsi

72 72 78 80 82

3.1.2 Meningkatnya keamanan pangan

3.1.2.1 Persentase sampel komoditi pangan segar yang tersertifikat (%)

85 85 85 88 90

Page 67: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

No Tujuan Sasaran Indikator Kinerja

Target Kinerja Sasaran (%)

Tahun

2014 2015 2016 2017 2018

Target Target Target Target Target

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Misi : 4. Meningkatkan produktivitas ternak dan usaha peternakan yang berwawasan lingkungan dan berdaya saing

4.1 Meningkatkan populasi, produksi, nilai tambah produk peternakan dan usaha peternakan berkelanjutan

4.1.1 Meningkatnya populasi, produksi, nilai tambah produk peternakan

4.1.1.1 Jumlah produksi yang dihasilkan (ton) :

- Daging 715.901 741.709 768.495 797.661 827.497

- Telur 204.344 210.664 217.235 224.089 233.232 - Susu 252.557 261.792 268.797 276.079 283.655 4.1.1.2 Jumlah Populasi

ternak (ekor) :

- Sapi Potong 401.024 447.978 466.272 486.402 508.730

- Sapi Perah 109.024 140.555 143.774 148.156 152.709

- Kerbau 109.386 138.017 143.594 149.670 156.318 - Domba` 9.942.711 11.022.084 12.285.690 13.754.734 15.487.426 - Kambing 2.367.031 2.420.985 2.477.171 2.535.756 2.596.099 - Ayam Ras Petelur 13.211.939 13.572.330 13.941.114 14.331.790 14.727.929 - Ayam Ras

Pedaging 120.026.952 125.785.511 131.860.302 138.506.124 145.638.730

- Ayam Buras 27.352.287 28.117.785 28.939.719 29.841.442 30.867.468

- Itik 9.417.538 9.801.117 10.207.731 10.626.370 11.057.756

4.1.2 Meningkatnya usaha peternakan yang ekonomis.

4.1.2.1 Prosentase pelaku usaha yang berdaya saing (%)

10 10 10 10 10

4.1.3 Terfasilitasinya kawasan usaha peternakan yang berwawasan lingkungan

4.1.3.1 Jumlah kawasan usaha peternakan (kawasan)

5 5 5 5 5

Misi : 5.Mewujudkan lingkungan kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner yang kondusif.

5.1 Meningkatkan status kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner

5.1.1 Terkendalinya penyakit hewan menular strategis dan zoonosa

5.1.1.1 Jumlah kasus penyakit hewan menular strategis dan zoonosa :

- Anthtrax

(kasus/tahun)

0 0 0 0 0

- Rabies (kasus/tahun)

0 0 0 0 0

- Al (kasus/tahun) 65 60 55 50 45

- Brucellosis (prevalensi %)

4 3.5 3 2.5 2

5.1.2 Meningkatnya kualitas dan keamanan produk hewan

5.1..2.1 Prosentase produk peternakan yang sesuai SNI (%) :

- Daging 60 62 65 68 70 - Telur 60 62 65 68 70 - Susu 50 51 52 53 55 5.1.2.2 Jumlah unit usaha

yang mendapat sertifikat / rekomendasi teknis sistem jaminan mutu (unit)

48 54 52 54 56

Page 68: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

4.3. Strategi dan Kebijakan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

4.3.1 Strategi

Strategi dalam penyelenggaraan pelayanan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Tahun 2013-

2018 adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan kapasitas kompetensi SDM aparatur dan masyarakat bidang ketahanan pangan

dan peternakan.

2. Meningkatkan kapasitas produksi pangan melalui penetapan lahan abadi untuk produksi pangan

dalam rencana tata ruang wilayah dan meningkatkan kualitas lingkungan serta sumberdaya lahan dan

air.

3. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi sistem distribusi dan perdagangan pangan melalui

pengembangan infrastruktur distribusi, pengembangan jaringan pemasaran dan distribusi antar

daerah serta membuka daerah yang terisolir, pengembangan sistem informasi pasar, dan penguatan

lembaga pemasaran daerah.

4. Mendorong, mengembangkan dan membangun, serta memfasilitasi peran serta masyarakat dalam

pemenuhan pangan sebagai implementasi Pemenuhan hak atas pangan.

5. Pengembangan jaringan pemasaran hasil peternakan dan membuka pasar hasil peternakan di daerah

yang terisolir.

6. Peningkatan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) melalui promosi konsumsi pangan lokal (umbi-

umbian), sayuran dan buah-buahan, serta pangan hewani.

7. Pengembangan dan percepatan diversifikasi konsumsi pangan berbasis pangan lokal melalui

pengkajian berbagai teknologi tepat guna dan terjangkau mengenai pengolahan pangan berbasis

tepung umbi-umbian lokal dan pengembangan aneka pangan lokal lainnya.

8. Penguatan pengawasan dan pembinaan keamanan pangan.

9. Pengembangan dan penerapan teknologi peternakan.

10. Optimalisasi kinerja sumber daya dan kelembagaan peternakan.

11. Peningkatan kinerja sumberdaya dan kelembagaan kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat

veteriner.

4.3.2. Kebijakan

Kebijakan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat tahun 2013-2018 dalam

penyelenggaraan pelayanan ketahanan pangan dan peternakan adalah :

1. Peningkatan Dewan ketahanan Pangan

2. Peningkatan manajemen kelembagaan ketahanan pangan dan peternakan

3. Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 27 Tahun 2010 tentang Perlindungan

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.

4. Pengembangan dan Penguatan lembaga dIstribusi pangan, dan lembaga akses pangan masyarakat.

Page 69: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

5. Pembangunan Sistem aplikasi KM 0 Pro Poor sbg rujukan penanganan kemiskinan berdasarkan

pendekatan by name by address by picture.

6. Peningkatan sistem informasi pasar hasil peternakan, dan penguatan lembaga pemasaran hasil

ternak daerah.

7. Penetapan Pola Pangan Harapan (PPH) sebagai salah satu indiaktor keberhasilan Pembangunan

Daerah dalam RPJMD Jawa Barat Tahun 2013-2018.

8. Implementasi Pergub No. 60 TH 2010 tentang Perce-patan Penganekaragaman Konsumsi Pangan

Berbasis Potensi Lokal

9. Optimalisasi Otoritas Kompetensi Keamanan Pangan Daerah (OKKPD) yang telah dibentuk

berdasarkan Keputusan Gub. Nor 501/Kep.236-BKPD/2010 Tahun 2010 tentang Penunjukan Badan

Ketahanan Pangan Daerah sebagai pelaksana Otoritas Kompetensi Keamanan Pangan Daerah Jawa

Barat

10. Peningkatan kuantitas, kualitas, keamanan produk hewan dan kesehatan masyarakat veteriner.

11. Pengembangan usaha, prasarana dan sarana peternakan.

12. Pengembangan usaha, prasarana dan sarana peternakan.

Tabel 18. Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan

VISI : “Menjadi institusi andal dalam mewujudkan kemandirian pangan berbasis protein hewani tahun 2018”

MISI I : Meningkatkan kapasitas sumber daya bidang pangan dan peternakan

TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN

1.1 Meningkatkan peran dan fungsi kelembagaan pangan dan peternakan

1.1.1 Meningkatnya kinerja sumber

daya dan kelembagaan pangan dan peternakan

Meningkatkan kapasitas kompetensi SDM aparatur dan masyarakat bidang ketahanan pangan dan peternakan

Peningkatan Dewan

ketahanan Pangan

Peningkatan manajemen

kelembagaan ketahanan

pangan dan peternakan

MISI II : Meningkatkan ketersediaan serta distribusi pangan dan ternak

TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN

2.1 Meningkatkan

akses pangan

masyarakat.

2.1.1 Tersedianya

pangan dalam

jumlah yang

cukup

Meningkatkan kapasitas produksi

pangan melalui penetapan lahan

abadi untuk produksi pangan

dalam rencana tata ruang wilayah

dan meningkatkan kualitas

lingkungan serta sumberdaya

lahan dan air.

- Implementasi Peraturan Daerah

Provinsi Jawa Barat Nomor 27

Tahun 2010 tentang

Perlindungan Lahan Pertanian

Pangan Berkelanjutan.

2.1.2 Stabilitas

pasokan dan

harga pangan

Meningkatkan efektivitas dan

efisiensi sistem distribusi dan

perdagangan pangan melalui

pengembangan infrastruktur

distribusi, pengembangan

jaringan pemasaran dan distribusi

- Pengembangan dan Penguatan

lembaga dIstribusi pangan, dan

lembaga akses pangan

masyarakat.

Page 70: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

antar daerah serta membuka

daerah yang terisolir,

pengembangan sistem informasi

pasar, dan penguatan lembaga

pemasaran daerah.

TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN

2.1.3 Menurunnya

jumlah daerah

rawan pangan

Mendorong, mengembangkan dan

membangun, serta memfasilitasi

peran serta masyarakat dalam

pemenuhan pangan sebagai

implementasi Pemenuhan hak

atas pangan.

Pembangunan Sistem aplikasi

KM 0 Pro Poor sbg rujukan

penanganan kemiskinan

berdasarkan pendekatan by

name by address by picture

2.1.4 Meningkatnya

aksesibilitas

pasar hasil

peternakan

Pengembangan jaringan

pemasaran hasil peternakan dan

membuka pasar hasil peternakan

di daerah yang terisolir.

Peningkatan sistem informasi

pasar hasil peternakan, dan

penguatan lembaga pemasaran

hasil ternak daerah.

MISI III : Meningkatkan kualitas konsumsi dan keamanan pangan masyarakat berbasis sumberdaya lokal.

TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN

2.2 Meningkatkan

konsumsi dan

keamanan

pangan

masyarakat yang

beragam,

bergizi,

seimbang, aman

dan halal

berbasis

sumberdaya

lokal.

3.1.1 Meningkatnya

kualitas pangan

dan gizi

Peningkatan Skor Pola Pangan

Harapan (PPH) melalui promosi

konsumsi pangan lokal (umbi-

umbian), sayuran dan buah-

buahan, serta pangan hewani.

Pengembangan dan percepatan

diversifikasi konsumsi pangan

berbasis pangan lokal melalui

pengkajian berbagai teknologi

tepat guna dan terjangkau

mengenai pengolahan pangan

berbasis tepung umbi-umbian

lokal dan pengembangan aneka

pangan lokal lainnya.

Penetapan Pola Pangan

Harapan (PPH) sebagai salah

satu indiaktor keberhasilan

Pembangunan Daerah dalam

RPJMD Jawa Barat Tahun

2013-2018.

Implementasi Pergub No. 60 TH

2010 tentang Perce-patan

Penganekaragaman Konsumsi

Pangan Berbasis Potensi Lokal

3.1.2 Meningkatnya

keamanan

pangan

Penguatan pengawasan dan

pembinaan keamanan pangan

Optimalisasi Otoritas

Kompetensi Keamanan Pangan

Daerah (OKKPD) yang telah

dibentuk berdasarkan

Keputusan Gub. Nor

501/Kep.236-BKPD/2010 Tahun

2010 tentang Penunjukan

Badan Ketahanan Pangan

Daerah sebagai pelaksana

Otoritas Kompetensi Keamanan

Pangan Daerah Jawa Barat.

MISI IV : Meningkatkan produktivitas ternak dan usaha peternakan yang berwawasan lingkungan dan berdaya

saing.

Page 71: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN

2.3 Meningkatkan

populasi, produksi,

nilai tambah produk

peternakan dan

usaha peternakan

berkelanjutan

2.3.1 Meningkatnya

populasi,

produksi, nilai

tambah produk

peternakan.

Pengembangan dan penerapan

teknologi peternakan

Peningkatan kuantitas,

kualitas, keamanan produk

hewan dan kesehatan

masyarakat veteriner

2.3.2 Meningkatnya

usaha

peternakan yang

ekonomis.

2.3.3 Terfasilitasinya

kawasan usaha

peternakan yang

berwawasan

lingkungan.

Optimalisasi kinerja sumber

daya dan kelembagaan

peternakan.

Pengembangan usaha,

prasarana dan sarana

peternakan

MISI V : Mewujudkan lingkungan kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner yang kondusif.

TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN

5.1 Meningkatkan status

kesehatan hewan dan

kesehatan

masyarakat veteriner.

5.1.1 Terkendalinya

penyakit hewan

menular

strategis dan

zoonosa.

5.1.2 Meningkatnya

kualitas dan

keamanan

produk hewan

Peningkatan kinerja

sumberdaya dan kelembagaan

kesehatan hewan dan

kesehatan masyarakat veteriner

Peningkatan pengendalian

penyakit penyakit hewan dan

keamanan produk hewan

Page 72: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

BAB. V

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,

KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

5.1. RENCANA PROGRAM/KEGIATAN DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PETERNAKAN PROVINSI

JAWA BARAT TAHUN 2013 – 2018

Perencanaan pembangunan ketahanan pangan dan peternakan diarahkan untuk menghasilkan

rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah dan tahunan yang dilaksanakan oleh

unsur penyelenggara pemerintahan di provinsi dan kabupaten/kota dengan melibatkan peran masyarakat

(individu, keluarga, kelompok, masyarakat dan organisasi non pemerintah yang berkepentingan dengan

kegiatan dan hasil pembangunan baik sebagai penanggung biaya, pelaku, penerima manfaat maupun

penanggung jawab).

Sebagaimana perencanaan pembangunan lainnya, perencanaan pembangunan ketahanan

pangan dan peternakan merupakan perpaduan perencanaan yang :

1) Partisipatif;

2) Dari atas (top-down)

3) Dari bawah (bottom-up)

Perencanaan partisipatif dilaksanakan dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan

(Stakeholder) terhadap koordinasi, promosi dan kerjasama penanaman modal. Pelibatan mereka adalah

untuk mendapatkan aspirasi dan menciptakan rasa memiliki.

Perencanaan dari atas merupakan media untuk penyesuaian sumber dana penegakan

rambu-rambu substansi serta administrasi; sementara perencanaan dari bawah dilaksanakan agar

rencana program benar-benar realistik sesuai kondisi, kebutuhan, dan potensi lapangan. Proses dari atas

dan dari bawah diselaraskan melalui musyawarah yang dilaksanakan baik di tingkat Nasional,

Provinsi,Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Desa. Ketiga pendekatan ini harus didasarkan pada data yang

akurat dan dapat dipertanggung jawabkan, komitmen dan integritas perencanaan disemua lapisan.

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional; pada Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat, sebagai

berikut :

1. Disusun Renstra sebagai acuan rencana program jangka menengah, mengacu pada RPJMD 2013-

2018;

2. Menindaklanjuti dengan penyusunan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan Rencana Kerja Anggaran

SKPD (RKA-SKPD);

3. Perumusan perencanaan dengan mengakomodasikan filosofi, konsep dan kebutuhan/Kondisi aktual

di bidang ketahanan pangan dan peternakan;

Page 73: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

4. Merumuskan Jabaran Rencana Program Tahunan secara lebih “Holistik Integratif” : sesuai

kebutuhan, kemampuan di dalam konteks Pembangunan Daerah dan bidang lain, tidak Eksklusif

dan Konservatif;

5. Mencermati proporsi-proporsi antar ruang-ruang mata anggaran sehingga pembelanjaan menjadi

efisien, tidak ada biaya terbuang, kegiatan optimal mengacu pada rambu-rambu pekerjaan sosial.

Hal ini sangat perlu disadari, agar karakteristik program-program pembangunan ketahanan pangan

dan peternakan jelas dan terarah;

6. Membuka komunikasi, informasi, koordinasi yang lebih luas dan bermanfaat dengan Daerah,

Masyarakat, Dunia Usaha dan lintas sektor dalam proses perencanaan, untuk mempertegas

eksistensi, memperkaya muatan dan menyerap aspirasi; perhatian untuk jajaran Legislatif;

7. Sosialisasi, arah, isi, mekanisme rencana program memanfaatkan sumber yang tersedia secara

optimal, sehingga pemahaman dan keselarasan provinsi, kabupaten/kota dan masyarakat menjadi

optimal, demikian pula dengan sosialisasi secara reguler dengan jajaran pengawasan sehingga

antara fungsi Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengawasan benar-benar mengalir, antara lain

menghasilkan “Roling – Plan”.

8. Memperhatikan rambu-rambu penganggaran sesuai peruntukan sumber APBN (Dekonsentrasi dan

Tugas Perbantuan), sehingga perpaduan APBD-APBN dapat diarahkan untuk :

a. Meningkatkan Jangkauan Sasaran Program; dan

b. Meningkatkan Kualitas Pembangunan Ketahanan Pangan dan Peternakan;

5.2. PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PETERNAKAN PROVINSI JAWA

BARAT TAHUN 2013-2018

Program adalah seperangkat kegiatan pembangunan yang diatur demikian rupa sehingga dapat

dilaksanakan oleh seluruh stakeholder di dalam sektor peternakan secara terurut dan terukur. Di dalam

konteks pencapaian sasaran dan tujuan, seluruh kegiatan Dinas akan berada di dalam koridor program-

program Pembangunan Jawa Barat dan Pembangunan Nasional. Berdasarkan visi dan misi yang telah

ditetapkan, terdapat beberapa program besar di dalam sektor ketahanan pangan dan peternakan yang

juga mengacu kepada RPJMD Jawa Barat. Program-program yang direncanakan tersebut disajikan

berikut ini :

1. Program Peningkatan Ketahanan Pangan, dengan sasaran meningkatnya cadangan pangan

pemerintah, meningkatnya ketersediaan informasi, harga dan akses pangan, menurunnya

konsumsi beras per kapita, meningkatnya pengawasan dan pembinaan keamanan pangan dan

meningkatnya penanganan daerah rawan pangan.

2. Program Peningkatan Produksi Pertanian, dengan sasaran meningkatnya produksi,

produktivitas, dan kualitas produk peternakan

Page 74: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

3. Program Pemberdayaan Sumber Daya Pertanian, dengan sasaran meningkatnya kinerja

sumber daya pertanian Jawa Barat serta meningkatnya kemampuan peran kelembagaan usaha

agribisnis

4. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tanaman, Ternak, dan Ikan, dengan

sasaran terkendalinya hama dan penyakit ternak

5. Program Pemasaran dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan

dan Kehutanan, dengan sasaran meningkatnya sarana pemasaran hasil peternakan serta

meningkatnya nilai tambah pengolahan hasil peternakan

6. Program Perencanaan, Pengendalian, dan Evaluasi Pembangunan Daerah, dengan sasaran

tercapainya kesesuaian antara perencanaan dengan implementasi, terwujudnya kesesuaian

antara dokumen perencanaan provinsi dengan pusat dan kabupaten/kota, serta tersedianya

dokumen perencanaan daerah, baik berupa data spasial maupun data sektoral

7. Program pembinaan, Peningkatan Kapasitas, dan Pengembangan Aparatur, dengan sasaran

meningkatnya pengetahuan dan keterampilan aparatur berbasis kompetensi

8. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, dengan sasaran terpenuhinya kebutuhan dasar

operasional unit kerja lingkup Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

dalam mendukung tugas pokok dan fungsinya

9. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana aparatur, dengan sasaran meningkatkan

pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana kerja aparatur sesuai standar daerah

10. Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur, dengan sasaran terpeliharanya sarana

dan prasarana operasional unit kerja lingkup Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi

Jawa Barat

11. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan,

dengan sasaran meningkatkan pelayanan, pengelolaan, dan pelaporan keuangan daerah melalui

kesesuaian antara pelaporan capaian kinerja dengan peraturan yang berlaku

12. Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah, dengan sasaran meningkatkan

pengelolaan data, sehingga data dan informasi pembangunan Jawa Barat tersedia tepat waktu,

akurat, dan disepakati oleh seluruh pemangku kepentingan serta data dan informasi tersebut

tersimpan dalam sistem yang terintegrasi

13. Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi dan Peningkatan Penyediaan Pangan

Hewani yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal, dengan tujuan meningkatnya ketersedianaan

pangan hewani, kontribusi ternak domestik dalam penyediaan pangan hewani, ketersediaan

protein hewani asal ternakdan tersedianya daging sapi domestik

14. Program Peningkatan Nilai Tambah Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran, dan Eksport Hasil

Pertanian, dengan tujuan meningkatnya usaha pengolahan dan pemasaran hasil pertanian

berkelanjutan

Page 75: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

15. Program Penyediaan dan Pengembangan Sarana dan Prasarana Pertanian, dengan tujuan

terlaksananya pengembangan fasilitas dalam pengelolaan lahan dan air melalui upaya

pemberdayaan lahan pertanian, pengelolaan air, irigasi pertanian, dan perluasan area

5.2.1. Rencana Kegiatan

Dalam Operasionalisasi kebijakan pembangunan ketahanan pangan dan peternakan di

Jawa Barat, dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan pembangunan ketahanan pangan dan

peternakan, dimana kegiatan tersebut secara teknis sejalan dengan program-program Kementrian

Pertanian serta program Pembangunan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Kegiatan-kegiatan

tersebut adalah :

1. Program Peningkatan Ketahanan Pangan, dilaksanakan melalui kegiatan :

a. Penguatan Cadangan Pangan Pemerintah

b. Penguatan Cadangan Pangan Masyarakat

c. Pengembangan Sumber Daya dan Cadangan Pangan

d. Analisis Ketersediaan Pangan di Jawa Barat

e. Peningkatan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan

f. Piloting Penanggulangan Kemiskinan Melalui Pemanfaatan Lahan Pekarangan

g. Pemantauan Distribusi dan Pasokan Harga Pangan.

h. Penguatan Pemasaran dan Distribusi Pangan

i. Penguatan dan Pengembangan Lembaga Akses Pangan Masyarakat

j. Penguatan dan Pengembangan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat

k. Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan

l. Analisis Pola Pangan Harapan (PPH) Tingkat Konsumsi

m. Lingkungan Bebas Rawan Pangan

n. Lomba Cipta Menu

o. Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)

p. Otoritas Kompeten Keamanan Pangan

q. Peningkatan Sumber Daya Manusia

r. Dewan Ketahanan Pangan Jawa Barat

s. Manajemen Kelembagaan dan Infrastruktur Pangan

2. Program Peningkatan Produksi Pertanian, dilaksanakan melalui kegiatan :

a. Pengembangan produksi ternak di Jawa Barat

b. Penguatan kualitas dan kuantitas bibit ternak dalam meningkatkan produktivitas

ternak

c. Peningkatan kualitas dan kuantitas pakan ternak dalam mendukung produksi dan

produktivitas ternak

d. Pengembangan kawasan peternakan di Jawa Barat

Page 76: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

e. Pengembangan dan penguatan perbibitan di UPTD

f. Pengembangan UPTD sebagai pusat pengembangan teknologi bibit berkualitas

di Jawa Barat

g. Pengendalian dan pengujian mutu pakan

3. Program Pemberdayaan Sumber Daya Pertanian , dilaksanakan melalui kegiatan :

a. Pelatihan teknis peternakan

4. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tanaman, Ternak, dan Ikan,

dilaksanakan melalui kegiatan :

a. Pengendalian, pencegahan, dan pemberantasan penyakit hewan

b. Pengujian dan penyelidikan penyakit hewan, obat hewan, dan pangan asal hewan

5. Program pemasaran dan pengelolaan hasil pertanian, perkebunan, peternakan,

perikanan, dan kehutanan dilaksanakan melalui kegiatan :

a. Pengembangan usaha peternakan, dan

b. Fasilitasi keamanan produk pangan asal hewan

6. Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi dan Peningkatan Penyediaan Pangan

Hewani yang Aman, Sehat, Utuh, dan Halal dilaksanakan melalui kegiatan :

a. Kegiatan peningkatan kualitas dan kuantitas benih dan bibit dengan mengoptimalkan

sumber daya lokal

b. Kegiatan peningkatan produksi ternak dengan pendayagunaan sumber daya lokal

c. Kegiatan peningkatan produksi pakan ternak dengan pendayagunaan sumber daya

lokal

d. Kegiatan pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan menular stratergis dan

penyakit zoonosis

e. Kegiatan penjaminan pangan asla hewan yang aman dan halal serta pemenuhan

persyaratan produk hewan non pangan

f. Kegiatan peningkatan koordinasi dan dukungan manajemen di bidang pertanian

7. Program Peningkatan Nilai Tambah Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran, dan Eksport

Hasil Pertanian, dilaksanakan melalui kegiatan :

a. Kegiatan pengembangan mutu dan standarisasi pertanian

b. Kegiatan pengembangan pemasaran domestik

c. Kegiatan pengembangan pengolahan hasil pertanian

8. Program Penyediaan dan Pengembangan Sarana dan Prasarana Pertanian, dilaksanakan

melalui kegiatan :

a. Pengelolaan air irigasi untuk pertanian

b. Perluasan areal dan pengelolaan hasil pertanian

c. Fasilitas pupuk dan pertisida

Page 77: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

d. Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya Dirjen Pemasaran dan Sarana

Pertanian

e. Pelayanan pembiayaan pertanian dan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan

(PUAP)

5.3. KELOMPOK SASARAN

Dalam pelaksanaan kegiatan di Lingkungan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi

Jawa Barat t terdapat 2 ( dua ) kelompok sasaran, yaitu :

a. Kelompok Tani dan Ternak

Berkaitan pelayanan di bidang ketahanan pangan dan peternakan sasaran pelayanan adalah petani

dan peternak

b. Kabupaten/Kota

Kabupaten/Kota merupakan sasaran pelayanan dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan dan

produksi dan produktivitas hasil ternak

5.4. PENDANAAN INDIKATIF

Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat dalam melaksanakan kegiatan

pembangunan bidang ekonomi, dalam pendanaan diupayakan dengan pengaturan pola pembelanjaan

yang proporsional, efisien dan efektif, dengan berprinsip pada pro growth, pro poor, pro job, pro

environment, pro public, melalui belanja langsung dan belanja tidak langsung yang bersumber dari APBD

Provinsi Jawa Barat.

Page 78: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

BAB. VI

INDIKATOR KINERJA OPD YANG MENGACU PADA TUJUAN

DAN SASARAN RPJMD

Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai ukuran

keberhasilan pencapaian visi dan misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah pada akhir periode masa jabatan.

Hal ini ditunjukan dari akumulasi pencapaian indikator outcome program pembangunan daerah setiap tahun atau

indikator capaian yang bersifat mandiri setiap tahun sehingga kondisi kinerja yang diinginkan pada akhir periode

RPJMD dapat dicapai.

Sesuai dengan araha kebijakan bidang ketahanan pangan dan peternakan, Dinas Ketahanan Pangan

dan Peternakan Provinsi Jawa Barat telah menetapkan indikator kinerja yang akan dicapai Dinas dalam lima tahun

mendatang sebagai komitmen yang secara langsung mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD adalah

sebagaimana terlihat pada Tabel berikut :

Tabel 19. Indikator Kinerja Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat yang mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD

No Indikator

Kondisi Kinerja pada

awal periode RPJMD

2013

Target Capaian Setiap Tahun

Tahun ke Kondisi Kinerja Pada Akhir Periode

RPJMD 2014 2015 2016 2017 2018

1. Meningkatnya Skor Pola Pangan Harapan (PPH)

70,2 74 76 78 80 82 80

2. Menurunnya Konsumsi Beras (Kg/kapita/th)

94,00 90 88 85 84 83 83

3. Penguatan cadangan pangan Pemerintah (ton beras)

200 200 200 200 200 200 200

4. Informasi pasokan, harga dan akses pangan (%)

66,70 100 100 100 100 100 100

5. Pengawasan dan pembinaan keamanan pangan (%)

80 85 85 85 88 90 90

6. Penurunan Daerah Rawan Pangan

813 713 613 513 413 313 313

7. Jumlah produksi daging (ton)

692.191 715.901 741.709 768.495 797.661 827.497 4.543.454

8. Jumlah produksi telur (ton)

198.854 204.344 210.664 217.235 224.089 233.232 1.288.418

Page 79: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

No Indikator

Kondisi Kinerja pada

awal periode RPJMD

2013

Target Capaian Setiap Tahun

Tahun ke Kondisi Kinerja Pada Akhir Periode

RPJMD 2014 2015 2016 2017 2018

9. Jumlah produksi susu (ton)

242.929 252.557 261.792 268.797 276.079 283.655 1.585.809

10. Jumlah peserta pelatihan bidang peternakan (orang)

600 600 600 600 600 600 3.600

11. Jumlah kasus penyakit hewan Anthrax (kasus/tahun)

0 0 0 0 0 0 0

12. Jumlah kasus penyakit hewan Avian Influenza (kasus/tahun)

75 65 60 55 50 45 350

13. Jumlah kasus penyakit hewan Brucellosis (kasus/tahun)

4,24 4,00 3,50 3,00 3,50 2,00 2,00

14. Jumlah kasus penyakit hewan Rabies (kasus/tahun)

1 0 0 0 0 0 1

15. Jumlah kelompok penerapan sistem jaminan mutu (pelaku)

40 50 50 50 50 50 290

Page 80: Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi …dkpp.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/08/RENSTRA-DKPP.pdf · Pembangunan Ketahanan Pangan dan sub sektor peternakan

Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

BAB VII

PENUTUP

Rencana Strategis Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat 2013-2018

merupakan komitmen bersama aparat Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan dalam mewujudkan visi yang telah ditetapkan "Menjadi institusi andal dalam mewujudkan kemandirian pangan berbasis protein hewani tahun 2018" Renstra akan menjadi Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Tahunan 2014, 2015, 2016, 2017 dan 2018 yang berisikan rincian pelaksanaan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat , baik yang bersumber dari dana APBD maupun APBN.

Dalam tahap implementasi, amanat yang digariskan dalam Renstra ini, keberhasilannya sangat ditentukan oleh kesungguhan dan dukungan dari semua pihak yang berkepentingan, di samping konsisten seluruh jajaran Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat terhadap komitmen tersebut di atas.