RENSTRA KECAMATAN GIRISUBO 2016-2021 | 1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS PERANGKAT DAERAH TAHUN 2016 -2021 RENCANA STRATEGIS KECAMATAN GIRISUBO TAHUN 2016 - 2021 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, setelah kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih dilantik harus menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sebagai penjabaran visi, misi, dan program kepala daerah terpilih yang berlaku 5 (lima) tahun sesuai masa jabatan kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih. Kabupaten Gunungkidul sebagai salah satu daerah yang melaksanakan pemilihan kepala daerah secara serentak pada tahun 2015 dan kepala daerah serta wakil kepala daerah telah dilantik pada tanggal 17 Februari 2016, saat ini RPJMD telah disusun dan disahkan dengan Peraturan daerah Gunungkidul Nomor 4 Tahun 2016, tanggal 16 Agustus 2016. RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah yang memuat tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan, pembangunan Daerah dan keuangan Daerah, serta program Perangkat Daerah dan lintas Perangkat Daerah yang disertai dengan kerangka pendanaan bersifat indikatif untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang disusun dengan berpedoman pada RPJPD dan RPJMN. Apabila melihat tahapan pembangunan jangka panjang daerah sebagaimana tertuang dalam Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005- 2025, semestinya periode RPJMD yang saat ini disusun masuk dalam tahapan Pembangunan Lima Tahun Ketiga Tahun 2015-2020. Namun sebagai implikasi dari pelaksanaan pemilihan kepala daerah secara serentak periode RPJMD menjadi tahun 2016-2021. Hal ini sesuai dengan amanat dalam Surat Edaran Menteri Dalam Negeri
101
Embed
RENCANA STRATEGIS KECAMATAN GIRISUBO TAHUN 2016 - …e-gov.gunungkidulkab.go.id/uploads/2020/148_kecamatan... · 2020-02-14 · RENSTRA KECAMATAN GIRISUBO 2016-2021 | 2 Republik Indonesia
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
RENSTRA KECAMATAN GIRISUBO 2016-2021 | 1
LAMPIRAN PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL
NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS
PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS
PERANGKAT DAERAH TAHUN 2016 -2021
RENCANA STRATEGIS
KECAMATAN GIRISUBO
TAHUN 2016 - 2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah,
setelah kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih dilantik harus
menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) sebagai penjabaran visi, misi, dan program kepala daerah
terpilih yang berlaku 5 (lima) tahun sesuai masa jabatan kepala
daerah dan wakil kepala daerah terpilih. Kabupaten Gunungkidul
sebagai salah satu daerah yang melaksanakan pemilihan kepala
daerah secara serentak pada tahun 2015 dan kepala daerah serta
wakil kepala daerah telah dilantik pada tanggal 17 Februari 2016,
saat ini RPJMD telah disusun dan disahkan dengan Peraturan
daerah Gunungkidul Nomor 4 Tahun 2016, tanggal 16 Agustus 2016.
RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program
kepala daerah yang memuat tujuan, sasaran, strategi,
arah kebijakan, pembangunan Daerah dan keuangan Daerah,
serta program Perangkat Daerah dan lintas Perangkat Daerah
yang disertai dengan kerangka pendanaan bersifat indikatif untuk
jangka waktu 5 (lima) tahun yang disusun dengan berpedoman
pada RPJPD dan RPJMN.
Apabila melihat tahapan pembangunan jangka panjang daerah
sebagaimana tertuang dalam Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2010
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-
2025, semestinya periode RPJMD yang saat ini disusun masuk dalam
tahapan Pembangunan Lima Tahun Ketiga Tahun 2015-2020.
Namun sebagai implikasi dari pelaksanaan pemilihan kepala daerah
secara serentak periode RPJMD menjadi tahun 2016-2021. Hal ini
sesuai dengan amanat dalam Surat Edaran Menteri Dalam Negeri
RENSTRA KECAMATAN GIRISUBO 2016-2021 | 2
Republik Indonesia Nomor: 050/795/SJ tanggal 4 Maret 2016
tentang Penyusunan RPJMD dan RKPD Tahun 2017, yang antara
lain mengatur hal- hal sebagai berikut :
1. Penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah
berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86
Tahun 2017 tentang tentang Tata Cara Perencanaan,
Pengendalian, dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara
evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana
Pembangunan Menengah Daerah, serta tata cara Perubahan
Rencana Pembangunan jangka Panjang Daerah, Rencana
Pembangunan Menengah Daerah dan Rencana Kerja Pemerintah
Daerah;
2. Periodisasi Peraturan Daerah tentang RPJMD pasca pemilukada
Tahun 2015 adalah “Tahun 2016-2021” ;
3. Bagi daerah yang melaksanakan Pemilukada Tahun 2015,
penyusunan rancangan awal RKPD Tahun 2017 berpedoman
pada arah kebijakan dan sasaran pokok RPJPD, serta
memperhatikan visi, misi, dan program kepala daerah terpilih;
4. Bagi daerah yang periodisasi RPJMD-nya berakhir pada Tahun
2015, maka daerah tersebut dalam menyusun RPJMD Tahun
2016-2021, selain memuat perencanaan pembangunan daerah
sampai dengan Tahun 2021, juga harus memasukkan program
rencana kerja pemerintah daerah (RKPD) Tahun 2016.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
tahun 2016-2021 telah disahkan dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Gunungkidul Nomor 4 tahun 2016. Sebagai dokumen
perencanaan daerah yang berlaku lima tahun tersebut selanjutnya
harus diterjemahkan dalam perencanaan jangka menengah
Perangkat Daerah (PD) yang selanjutnya disebut Rencana Strategis
Perangkat Daerah (Renstra PD) dengan periode menyesuaikan periode
RPJMD. Renstra PD harus mampu menjabarkan visi, misi, tujuan,
sasaran, dan program pembangunan jangka menengah dalam
RPJMD ke dalam visi, misi, tujuan, sasaran, program dan kegiatan
prioritas sesuai tugas dan fungsi PD. Untuk menjamin terwujudnya
sinkronisasi dan konsistensi antar RPJMD dengan Renstra PD perlu
disusun pedoman penyusunan Rencana Strategis Perangkat
DaerahTahun 2016-2021.
Penyusunan Rencana Strategis Kecamatan Girisubo Tahun
2016-2021 (selanjutnya disebut Renstra PD) pada dasarnya dilatar
belakangi oleh keinginan untuk menjalankan amanat yang
ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku,
serta untuk turut mendukung suksesnya pencapaian sasaran
pembangunan daerah sebagaimana yang telah ditetapkan dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
RENSTRA KECAMATAN GIRISUBO 2016-2021 | 3
Kabupaten Gunungkidul tahun 2016-2021.
Oleh karena itu dalam rangka melaksanakan tugas sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi yang dimiliki Kecamatan Girisubo,
maka disusunlah Renstra Kecamatan Girisubo sebagai satu bagian
yang utuh dari manajemen kerja di lingkungan Pemerintah
Kabupaten Gunungkidul. Sejalan dengan hal itu pemerintah melalui
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tata
Cara penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah, menyebutkan bahwa setiap Perangkat Daerah
(PD) wajib bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugas pokok dan
fungsinya serta kewenangan pengelolaan sumber daya dengan
didasarkan pada suatu perencanaan strategik yang ditentukan oleh
PD yang bersangkutan.
Selanjutnya sebagai implementasinya, penyusunan rencana
strategis instansi harus dibuat dengan kaidah yang diatur dalam
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara, dan Undang-undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah. Renstra Kecamatan Girisubo
memuat gambaran keadaan yang ingin dicapai dalam melaksanakan
tugas yang di formulasikan dalam bentuk pernyataan visi, misi
hingga strategi yang akan dijalankan selama kurun waktu 5 tahun
kedepan.
Hubungan Rencana Strategis Kecamatan dengan dokumen
perencanaan lainnya adalah sebagai berikut :
1. Hubungan Rencana Strategis dengan RPJM Daerah adalah bahwa
RPJM merupakan kerangka acuan bagi penyusunan Rencana
Strategis Perangkat Daerah yang didalamnya memuat penjabaran
teknis operasional berupa visi, misi, kebijakan teknis dan
indikasi rencana program dalam jangka waktu 5 tahunan;
2. Hubungan Rencana Strategis Perangkat Daerah dengan RKA PD
adalah bahwa RKA merupakan penjabaran dari Rencana Strategis
Perangkat Daerah ditinjau dari aspek pembiayaan/pendanaan
yang disusun setiap tahunnya;
3. Hubungan Rencana Strategis Perangkat Daerah dengan Dokumen
Hasil Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang)
Kecamatan adalah bahwa Rencana Strategis menjadi acuan atau
panduan dalam evaluasi program, pemantapan dan penyusunan
rencana pembangunan tahunan Kecamatan;
4. Hubungan Rencana Strategis Perangkat Daerah dengan Dokumen
Rencana Tata Ruang dan Wilayah adalah bahwa dalam
penyusunan Rencana Strategis harus memperhatikan aspek
penataan ruang dari wilayah sehingga tidak terjadi konflik
kepentingan diantara masing-masing bidang pembangunan
maupun dari pelaku pembangunan.
Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25
RENSTRA KECAMATAN GIRISUBO 2016-2021 | 4
Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
(SPPN), yang mengamanatkan bahwa setiap daerah harus
menyusun rencana pembangunan daerah secara sistematis,
terarah, terpadu, menyeluruh, dan tanggap terhadap perubahan
( Pasal 2 Ayat 2 ), dengan jenjang perencanaan yaitu perencanaan
jangka panjang, perencanaan jangka menengah, maupun
perencanaan tahunan. Untuk setiap daerah (kabupaten/kota) harus
menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)
Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah,
dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).
Kaitan Renja PD dengan Dokumen Perencanaan Lain
5.
6.
7.
Menurut Undang-Undang 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), bahwa perencanaan
pembangunan di daerah merupakan satu kesatuan integral
perencanaan pembangunan Nasional. Konsekuensi logisnya adalah
bahwa dokumen perencanaan pembangunan di bawah harus
mengacu dokumen perencanaan diatasnya. Hal ini mengisyaratkan
perlu adanya penyempurnaan sistem Perencanaan dan
Penganggaran Nasional, baik pada aspek proses mekanismenya
maupun dokumen perencanaan yang harus disusun di tingkat
Pusat dan Daerah.
Oleh karena itu pada penyusunan rencana kerja pembangunan
daerah Kabupaten Gunungkidul, juga dilakukan sinkronisasi
dengan tema dan prioritas pembangunan nasional dan Pemerintah
Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta. Dokumen dimaksud meliputi
Dokumen Perencanaan Pembangunan Jangka Panjang, Menengah
dan Tahunan. Pemerintah daerah harus menyusun dokumen
RPJP DAERAH
RPJM DAERAH
RKP DAERAH
RENSTRA
SKPD
RENJA SKPD
RPJP NASIONAL
RPJM NASIONAL
RKP
PEDOMAN
PEDOMAN
DIPERHATIKAN
DIJABARKAN
DIACU
PEDOMAN DIJABARKAN
PEDOMAN
5 TAHUN 1 TAHUN
20 TAHUN
5 TAHUN 1 TAHUN
Pedoman
penyusunan RAPBD
RENSTRA KECAMATAN GIRISUBO 2016-2021 | 5
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan juga
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD),
sedangkan setiap Perangkat Daerah harus menyusun Rencana
Strategis (Renstra) Perangkat Daerah.
Sedangkan regulasi teknis terkait kebijakan kementrian
sesuai dengan kewenangan dan tugas pokok dan fungsi Perangkat
Daerah antara lain :
1. Reformasi birokrasi untuk meningkatkan profesionalisme
aparatur sipil negara, dan untuk mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik, agar mampu mendukung keberhasilan
pembangunan dan peningkatan kualitas pelayanan publik sesuai
kebutuhan dan harapan masyarakat dan dunia usaha;
2. Peningkatan kesejahteraan rakyat yang semakin merata dan
berkeadilan melalui pembangunan sumber daya manusia yang
berkualitas, pemerataan dan perluasan akses layanan pendidikan
dan kesehatan, pelestarian dan pengembangan kebudayaan,
e. Semakin meningkatnya dana dana yang masuk ke desa
untuk dikelola desa ( ADD, Dana Desa, bantuan Hibah,
Sumber lain)
Kegiatan-kegiatan tersebut di atas merupakan kegiatan yang
dilaksanakan oleh Kecamatan Girisubo dari tahun 2010 sampai
dengan tahun 2015. Dari sekian kegiatan yang dilaksanakan,
terdapat beberapa kegiatan yang kurang sesuai dengan tugas,
pokok, dan fungsi dari kecamatan. Namun dari tahun ke tahun
telah mengalami perbaikan sehingga disesuaikan dengan tugas
pokok dan fungsi, serta plafond anggaran yang ada. Sehingga
arahan pengembangan pelayanan yang dibutuhkan adalah
kegiatan pelayanan yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
dari Kecamatan.
RENSTRA KECAMATAN GIRISUBO 2016-2021 | 36
BAB III
PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS
PERANGKAT DAERAH
3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN
FUNGSI PELAYANAN KECAMATAN GIRISUBO
Berdasar ketentuan :
a. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 17 Tahun
2016 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi Kedudukan
dan Tugas Kecamatan;
b. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 206 Tahun 2008 tentang
Uraian Tugas Kecamatan Kabupaten Gunungkidul;
c. Keputusan Bupati Gunungkidul Nomor 223 / KPTS / 2003
tentang Tata Hubungan Kerja antara Kecamatan dengan
Perangkat Daerah lainnya dan antara Kecamatan dengan
Pemerintah Desa di Kabupaten Gunungkidul;
Pola hubungan kecamatan dengan lembaga Perangkat Daerah
maupun instansi vertikal ditetapkan sebagai berikut :
a. Hubungan kerja Kecamatan dengan desa meliputi : pembinaan,
fasilitasi dan pengendalian.
b. Hubungan kerja Kecamatan dengan UPT, Instansi Vertikal
koordinasi dan tanggung jawab teknis operasional.
c. Hubungan kerja Kecamatan dengan Dinas, Badan, Kantor,
Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan , pelaksanaan tugas
operasional, koordinasi tugas lapangan dan pengendalian tugas
di lapangan.
Pola hubungan tersebut penting menunjang pelaksanaan tugas dan
fungsi kecamatan secara optimal. Sampai dengan saat ini
pelaksanaan pola hubungan sebagaimana tersebut belum
sepenuhnya terwujud. Untuk proyeksi ke depan agar pelaksanaan
tugas dan fungsi dapat terwujud secara optimal, perlu ditetapkan
langkah-langkah stratejik :
a. Sosialisasi dasar hukum tentang koordinasi dan
pertanggungjawaban.
b. Menyusun media koordinasi dan pertanggungjawaban :
1. Sinkronisasi program kerja di awal tahun
2. Evaluasi program kerja secara berkala (triwulan)
3. Susun laporan evaluasi program dikirim ke Bupati, Sekretaris
Daerah, Kepala Dinas yang bersangkutan.
c. Pusatkan kegiatan lintas sektor di Kecamatan terutama yang
melibatkan Kepala Desa, Perangkat Desa dan kelompok-
kelompok masyarakat.
RENSTRA KECAMATAN GIRISUBO 2016-2021 | 37
Sedangkan Permasalahan dan isu strategis Pembangunan Jangka
Menengah Daerah di Kabupaten Gunungkidul adalah :
2.3.1. Pemerintahan
1. Akuntabilitas kinerja pemerintah dan kualitas pengelolaan
keuangan daerah masih perlu ditingkatkan.
2. Pelaksanaan reformasi birokrasi belum optimal
3. Penyelenggaraan pelayanan publik belum optimal
4. Penyelenggaraan pemerintahan desa belum seluruhnya
berjalan dengan baik.
5. Sinergi dan koordinasi pelaksanaan program dan kegiatan
internal SKPD dan antar SKPD masih perlu ditingkatkan
6. Kerjasama antar daerah belum berjalan secara optimal
2.3.2. Sosial dan Budaya
1. Sosial
a. Angka kemiskinan masih cukup tinggi;
b. Jangkauan, mutu dan akses pelayanan sosial dasar masih
kurang;
c. Sistem jaminan sosial masyarakat yang berkelanjutan belum
menjangkau seluruh penduduk;
d. Kerjasama pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam
memberdayakan kelompok penyandang masalah
kesejahteraan sosial masyarakat belum efektif;
e. Pemberdayaan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS) masih belum optimal;
f. Penanganan dan pelayanan sosial bagi penyandang
disabilitas, penduduk lanjut usia dan penduduk rawan social
lainnya, dalam rangka mendorong kemandirian serta
memberikan peluang untuk berperan nyata dalam usaha-
usaha kesejahteraan sosial belum berjalan seperti yang
diharapkan.
2. Pendidikan
a. Harapan lama sekolah penduduk masih rendah;
b. Akses dan kualitas layanan pendidikan belum optimal;
c. Standar pelayanan minimal pendidikan belum terpenuhi
d. Capaian standar nasional pendidikan sebagai keberlanjutan
dari standar pelayanan minimal belum merata dan optimal;
e. Jumlah dan distribusi tenaga kependidikan belum merata;
f. Pendidikan berbasis keunggulan dan kearifan lokal yang
berwawasan global serta teknologi informasi belum
dikembangkan dengan baik;
g. Atmosfir yang kondusif dan infrastruktur pendidikan yang
berkualitas bagi proses pendidikan, penelitian, pengembangan
wawasan keilmuan belum tercipta;
h. Pendidikan yang mengintegrasikan nilai-nilai keagamaan dan
landasan moralitas serta kepribadian mulia, untuk
RENSTRA KECAMATAN GIRISUBO 2016-2021 | 38
memberikan landasan pada keberlanjutan pendidikan dan
berorientasi pembentukan karakter kewirausahaan, belum
optimal;
i. Penuntasan wajib belajar 9 tahun belum berjalan sesuai
harapan;
j. Daya saing pendidikan masih perlu ditingkatkan;
3. Kesehatan
a. Ketersediaan sarana pelayanan kesehatan dasar dan tenaga
medis belum memadai untuk penyeleggaraan layanan yang
bermutu;
b. Jumlah dan distribusi pelayanan kesehatan rujukan terbatas
dan belum merata;
c. Mutu layanan kesehatan belum sepenuhnya sesuai dengan
standar nasional;
d. Perilaku hidup bersih dan sehat di kalangan masyarakat
menuju derajat kesehatan yang lebih baik masih perlu
ditingkatkan;
e. Profesionalisme tenaga kesehatan, serta ketercukupan jumlah
tenaga-tenaga medis dan spesialis serta paramedis, bidan, ahli
gizi, dan ahli sanitasi masih perlu ditingkatkan;
f. Sistem Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM)
bagi masyarakat Gunungkidul belum optimal.
4. Kebudayaan
a. Pelestarian nilai-nilai luhur budaya, adat dan tradisi lokal
belum optimal;
b. Peninggalan warisan budaya belum semua ditangani secara
optimal;
c. Budaya sebagai aset dalam membangun jati diri dan mewarnai
segenap sektor kehidupan serta menjadi daya tarik yang khas
untuk menarik kunjungan dan perhatian pihak luar dalam
skala regional, nasional dan internasional belum dikelola
secara optimal;
d. Perlindungan hukum bagi semua aset kebudayaan baik yang
fisik maupun non fisik dalam bentuk Hak dan Kekayaan
Intelektual bangsa belum optimal;
e. Kebudayaan sosial belum menjadi gaya hidup masyarakat,
sehingga perlu peningkatan apresiasi masyarakat terhadap
seni, budaya, dan sejarah;
f. Budaya penggalian, reaktualisasi dan revitalisasi nilai-nilai
budaya belum optimal;
5. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
a. Pengaruh-pengaruh negatif dari globalisasi bagi anak dan
remaja;
RENSTRA KECAMATAN GIRISUBO 2016-2021 | 39
b. Peran perempuan dalam berbagai bidang pembangunan
terutama dalam struktur pemerintahan dan organisasi politik
belum optimal;
c. Penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak dasar
perempuan dalam kehidupan sosial, ekonomi, budaya dan
politik belum memadai;
d. Pengarusutamaan gender dalam perumusan peraturan
perundang-undangan, kelembagaan, dan kebijakan anggaran
masih kurang;
e. Kasus perdagangan perempuan dan anak (trafficking), dan
tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak masih terjadi.
6. Tenaga kerja dan transmigrasi
a. Peningkatan mutu dan produktifitas tenaga kerja melalui
pendidikan dan pelatihan keterampilan belum optimal;
b. Pendidikan dan pelatihan keterampilan yang dilaksanakan
belum semua sesuai dengan kebutuhan pasar kerja;
c. Pengembangan semangat wirausaha bagi penduduk usia kerja
untuk dapat berusaha secara mandiri dan menciptakan
lapangan kerja baru belum optimal;
d. Perbaikan perekonomian daerah untuk mendorong perluasan
lapangan kerja dan penyerapn tenaga kerja masih rendah;
e. Pemetaan potensi lokal untuk pemberdayaan tenaga kerja
belum tergarap secara optimal.
2.3.3. Kependudukan dan Keluarga Berencana
1. Meningkatnya Usia Harapan Hidup mengakibatkan
bertambahnya penduduk usia lanjut yang perlu mendapatkan
layanan.
2. Penduduk usia produktif dan terdidik cenderung memilih
meninggalkan daerah untuk mencari kerja ke kota.
3. Kualitas keluarga sebagai dasar untuk mewujudkan
ketahanan keluarga belum mendapatkan perhatian yang
memadahi.
4. Meningkatnya angka pertumbuhan penduduk (total fertility
rate).
2.3.4. Ekonomi, Pariwisata, dan Sumber daya Alam
1. Investasi
a. Insentif dan kemudahan investasi untuk menarik investasi
belum berjalan optimal;
b. Kualitas dan kapasitas kelembagaan pelayanan investasi
belum optimal;
c. Daya dukung terhadap peluang investasi unggulan belum
siap;
d. Inovasi dan upaya promosi belum optimal;
e. Dukungan infrastruktur untuk meningkatkan daya saing
investasi masih kurang;
RENSTRA KECAMATAN GIRISUBO 2016-2021 | 40
f. Realisasi investasi masih rendah.
2. Industri
a. Daya saing produk UMKM belum kuat;
b. Penggunaan bahan baku lokal belum optimal dan tergantung
bahan baku/penolong impor;
c. Sistem pengembangan industri/usaha mikro, kecil dan
menengah belum komprehensif dan berkelanjutan;
d. Belum optimalnya peningkatan kualitas produk melalui
standarisasi dan sertifikasi produk serta perlindungan hak
atas Kekayaan Intelektual (HAKI);
e. Kemampuan teknologi industri kecil menengah(IKM) masih
kurang.
3. Perdagangan
a. Akses pasar yang masih rendah;
b. Inovasi dan jaringan pemasaran serta pemberian fasilitas
masih kurang mendukung;
c. Kesadaran produsen dan konsumen tentang tertib niaga dan
perlindungan konsumen masih kurang;
d. Terbatasnya pelaku usaha UMKM yang berorientasi ekspor;
e. Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap penggunaan
produk dalam negeri;
f. Belum optimalnya pengamanan dan penguatan pasar
lokal/domestik.
4. Pariwisata
a. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara masih terbatas;
b. Lama tinggal wisatawan masih rendah;
c. Pengembangan daya tarik wisata berbasis budaya belum
optimal;
d. Daya saing kelembagaan usaha pariwisata belum kuat dan
memadai;
e. Kualitas pelayanan bagi wisatawan belum semuanya
memenuhi standar;
f. Upaya dan inovasi dalam pemasaran, promosi, dan event
pariwisata masih kurang;
g. Sistem manajemen pariwisata baik pemerintah, masyarakat
dan pelaku usaha di bidang pariwisata masih lemah;
h. Pengembangan produk pariwisata belum optimal karena
masih terbatasnya investasi di bidang pariwisata;
i. Ketergantungan pada destinasi daerah lain masih cukup
tinggi.
RENSTRA KECAMATAN GIRISUBO 2016-2021 | 41
5. Ketahanan Pangan
a. Ketersediaan dan cadangan pangan dalam rangka mewujudkan
ketahanan pangan di tingkat perseorangan/individu masih
kurang;
b. Belum optimalnya pemantauan distribusi, harga dan akses
pangan masyarakat;
c. Keamanan dan keanekaragaman konsumsi pangan melalui
pengembangan pangan lokal masih kurang;
d. Masih adanya desa rawan pangan;
e. Kuantitas dan kualitas tenaga penyuluh pertanian, perikanan
dan kehutanan masih rendah
6. Pertanian
a. Belum terwujudnya penyaluran dan pemenuhan kebutuhan
pupuk bagi petani secara optimal;
b. Belum efektifnya kebijakan pengendalian alih fungsi lahan
pertanian;
c. Agribisnis pertanian yang didukung pemanfaatan teknologi
untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk
pertanian melalui pola pertanian berkelanjutan dan ramah
lingkungan masih kurang optimal;
d. Kualitas SDM dan kelembagaan pertanian untuk meningkatkan
kesejahteraan petani masih kurang;
e. Produksi, produktifitas dan mutu tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan dan peternakna dalam rangka berkontribusi pada
pencapaian swasembada pangan nasional belum mengalami
peningkatan yang signifikan.
7. Perikanan dan Kelautan
a. Profesi nelayan sebagai mata pencaharian masyarakat belum
banyak diminati;
b. Produksi perikanan melalui optimalisasi perikanan budidaya
dan peningkatan pengembangan perikanan tangkap belum
optimal;
c. SDM dan kelembagaan usaha perikanan kurang memadai;
d. Sarana dan prasarana perikanan masih kurang memadai;
e. Pemanfaatan teknologi untuk peningkatan daya saing serta
penguatan pemasaran belum optimal;
8. Koperasi dan UMKM
a. Jumlah koperasi aktif masih sedikit;
b. Manajemen usaha koperasi dan UMKM belum optimal;
c. Kualitas kelembagaan koperasi dan UMKM masih kurang;
d. Kualitas SDM pengelola koperasi dan UMKM masih rendah;
e. Akses pemodalan bagi koperasi dan UMKM masih rendah.
f. Produk UMKM belum mampu bersaing di pasar global.
RENSTRA KECAMATAN GIRISUBO 2016-2021 | 42
2.3.5. Prasarana Wilayah
1. Sumber daya air
a. Potensi sumber air baku untuk pemenuhan kebutuhan air
minum belum dimanfaatkan secara optimal;
b. Penurunan debit air sungai bawah tanah sebagai akibat
berkurangnya daerah tangkapan air hujan dan kerusakan
bentang alam kars;
c. Pemanfaatan sungai bawah tanah dengan teknologi mikrohidro
dalam operasional dan perawatan belum berjalan optimal.
d. Kelembagaan pengelolaan irigasi dan pengairan masih lemah;
e. Infrastruktur irigasi banyak yang telah mengalami kerusakan;
f. Banyak telaga dan sumber air kering akibat kerusakan
lingkungan;
2. Kebinamargaan
a. Kondisi jalan kabupaten kondisi baik berkurang akibat adanya
penambahan ruas-ruas baru;
b. Belum optimalnya peran pemerintah dalam pengujian dan
laboratorium kebinamargaan;
c. Belum optimalnya peralatan berat yang dimiliki pemerintah
dalam mendukung terselenggaranya pembangunan, peningkatan
dan pemeliharaan jalan yang hingga saat ini peralatan dengan
kondisi baik masih 66,67%;
3. Keciptakaryaan
a. Bertambahnya perumahan dan permukiman memerlukan
pengembangan prasarana dan sarana dasar yang terpadu;
b. Layanan perpipaan air minum belum optimal dengan cakupan
layanan baru mencapai 68%;
c. Penanganan kawasan kumuh belum tuntas dan masih terdapat
13 kawasan kumuh kategori sedang dan ringan dengan luas
146,50 ha yang harus ditangani;
d. Cakupan akses sanitasi masih rendah dengan cakupan sebesar
40%;
e. Masih terdapat 10 titik genangan akibat belum optimalnya
sistem drainase perkotaan;
f. Belum optimalnya penanganan persampahan serta masih
terdapat 7 IKK belum terlayani sistem persampahan.
g. Belum optimalnya layanan jasa konstruksi;
h. Masih banyak gedung pemerintah yang kurang memadai;
i. Infrastruktur publik bagi penyandang disabilitas pada kawasan
pusat pertumbuhan dan kawasan strategis masih minim.
4. Transportasi
a. Sistem transportasi wilayah yang memperhitungkan keterkaitan
dan keterpaduan moda dan antar wilayah belum tertata dengan
baik;
RENSTRA KECAMATAN GIRISUBO 2016-2021 | 43
b. Terjadi kepadatan dan kemacetan pada ruas-ruas jalan utama
menuju obyek wisata;
c. Berkuragnya jumlah armada angkutan umum akibat load factor
yang rendah;
d. Pelayanan infrastruktur penghubung antar obyek wisata belum
ada;
e. Pelayanan transportasi yang aman, nyaman, efisien dan terpadu
yang mendukung mobilitas penduduk dan barang antara pusat
kota dengan kawasan perdesaan dan perbaatasan belum optimal.
5. Tata Ruang
a. Belum optimalnya pemanfaatan dokumen rencana tata ruang
sebagai acuan dalam perencanaan pembangunan;
b. Pengembangan wilayah yang belum merata ditunjukkan masih
terdapatnya disparitas antar wilayah, yang membutuhkan
percepatan pembangunan melalui pembangunan perdesaan,
pengembangan Pusat Pelayanan Kecamatan (PPK) dan Pusat
Pelayanan Lokal (PKL);
c. Kurangnya percepatan pengembangan kawasan strategis guna
mendorong perkembangan kawasan potensial;
d. Munculnya konversi lahan akibat tekanan untuk kebutuhan
pembangunan;
e. Belum optimalnya pemanfaatan ruang yang diatur dalam
rencana umum akibat belum adanya rencana rinci tata ruang;
f. Belum optimalnya pengendalian pemanfaatan ruang akibat
belum optimalnya pelaksanaan IMB (Ijin Mendirikan Bangunan);
g. Munculnya konflik pemanfaatan ruang akibat belum optimalnya
pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan serta
pengendalian pemanfaatan ruang dengan pelaksanaan
penegakan yustisi.
6. Energi dan Sumber Daya Mineral
a. Adanya perubahan kewenangan daerah seiring berlakunya
Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintahan
daerah;
b. Masih terdapat dusun yang belum terlayani jaringan listrik;
c. Upaya pemenuhan kebutuhan energy di Kabupaten Gunungkidul
melalui penyediaan energi baru terbarukan masih belum optimal;
d. Pemanfaatan sumberdaya mineral dan pengelolaan
pertambangan yang ramah lingkungan belum dilaksanakan
secara baik;
e. Pemanfaatan sumberdaya mineral terutama pertambangan batu
gamping akan berdampak pada kelestarian ekosistem kars jika
tidak dibatasi dan dikendalikan secara ketat.
RENSTRA KECAMATAN GIRISUBO 2016-2021 | 44
7. Komunikasi dan Informatika
a. Minimnya infrastruktur dan sumberdaya di bidang teknologi
informasi dan komputer (TIK) dalam rangka implementasi sistem
pelayanan pemerintahan berbasis digital (digital government
services/DGS);
b. Belum adanya sistem tunggal layanan DGS yang unggul dan
terintegrasi;
c. Belum optimalnya pemberitaan pembangunan yang
dilaksanakan oleh pemerintah pada mass media dan media
online;
d. Masih terdapatnya wilayah blank spot yang belum terlayani
akses informasi.
2.3.6. Geomorfologi dan Lingkungan Hidup
a. Sebagian besar kawasan karst merupakan kawasan lindung
geologi, sehingga kegiatan pertambangan yang tidak
dikendalikan akan merusak ekosistem;
b. Terjadi kerawanan bencana tanah longsor, angin ribut, banjir,
dan kekeringan;
c. Penurunan kualitas sumber daya hutan dan lahan, serta sumber
daya air;
d. Kesadaran masyarakat terhadap lingkungan dan pengelolaan
sampah secara mandiri masih kurang;
e. Masih rendahnya tingkat keteduhan di Perkotaan Wonosari yang
ditunjukkan luasan RTH publik perkotaan baru mencapai
sebesar 1,67%.
Sedangkan permasalahan yang dihadapi Kecamatan Girisubo
antara lain :
1. Ekonomi dan Pembangunan
Kedepan diproyeksikan pendapatan dan daya beli masyarakat dapat
lebih ditingkatkan seiring dengan mulai terpenuhinya beberapa
kebutuhan vital mulai dari air bersih, pendidikan dan kesehatan,
disamping itu juga didukung dengan perbaikan kondisi ekonomi,
lapangan kerja yang lebih terbuka, semangat kewirausahaan yang
mulai tumbuh dan berkembang. Sektor Pertanian pada umumnya
juga akan menjadi perhatian utama untuk ditangani karena
merupakan mata pencaharian sebagian besar penduduk di wilayah
Girisubo sehingga nantinya dapat meningkatkan hasil pertanian
untuk mendorong taraf hidup masyarakat kearah yang lebih baik.
2. Air Bersih
Dalam hal penanganan penyediaan air bersih pemerintah Kecamatan
Girisubo mengharapkan dapat segera diselesaikan permasalahannya,
karena dari 82 pedukuhan untuk 8 desa sebagian besar masih
kesulitan air bersih. Sehingga setiap tahun pada musim kemarau
selalu diadakan droping air bersih lewat kendaraan tangki air.
RENSTRA KECAMATAN GIRISUBO 2016-2021 | 45
3. Pendidikan dan Kesehatan
Akses masyarakat terhadap bidang ini harus lebih terbuka lagi
karena kedua bidang yakni kesehatan dan pendidikan merupakan
kebutuhan dasar, yang tetap diperlukan dalam memperbaiki angka
indeks pembangunan manusia. Lebih-lebih bagi masyarakat miskin
yang merupakan. bagian terbesar dari komposisi penduduk wilayah
Kecamatan Girisubo. Disamping itu perlu dibangun sistem jaminan
kesehatan yang lebih bersifat lokal dan memadai, sehingga dapat
dipangkas prosedur birokrasinya. Untuk bidang pendidikan, perlu
diupayakan angka melek huruf yang dicapai dapat lebih besar dan
kemampuan penyelesaian wajib belajar 9 tahun harus lebih
ditingkatkan.
4. Program kerja Seksi Pemerintahan, secara umum dapat terlaksana
sebagaimana yang diprogramkan. Untuk Pernerintahan Desa, tahun
2016 telah dilaksanakan fasilitasi penyelenggaraan Pemerintahan
Desa. Untuk fasilitasi pengisian Perangkat Desa telah dilaksanakan
dengan berdasarkan pada peraturan yang berlaku. Sebagai akibat
dari hal ini sudah tidak ada lagi jabatan lowong untuk Perangkat
Desa yang belum terisi. Sebagai langkah selanjutnya tinggal
meningkatkan kinerja dan produktivitas aparat Pemerintah Desa.
5. Materi non regular yang menjadi tanggung jawab Seksi PMD
diantaranya PNPM-MP. Hasil Musyawarah Antar Desa (MAD) yang
diikuti oleh delapan desa se-Kecamatan Girisubo yang kemudian
dituangkan dalam Surat Penetapan Camat Girisubo. Dalam
pelaksanaannya ada beberapa hambatan yang dialami oleh desa
yakni :
1. Kegiatan sarana/ prasarana fisik
a. Musim hujan : banyak masyarakat yang mengutamakan
kegiatan di sektor pertanian sehingga tenaga kerja agak
terhambat, juga mengenai pengesahan material.
b. Sosial Budaya : Hari Raya Lebaran banyak masyarakat yang
menggunakan sarana transportasi di lokasi sasaran PNPM-
MP sehingga TPK merencanakan pelaksanaan kegiatan
perkerasan dan cor blok jalan serta pembuatan jembatan,
buk/gorong-gorong serta talud.
2. Kegiatan Ekonomi : pengembalian relatif lancar walaupun ada
beberapa kelompok yang angsurannya kurang lancar dan sudah
ada upaya penyelesaian masalahnya.
6. Beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Seksi
Kesejahteran Sosial diantaranya adalah penyaluran
bantuan beras, penyaluran bantuan air bersih (yang
disalurkan oleh beberapa donatur, lembaga di luar
pemerintah), penyaluran bantuan bencana alam (baik
dari pemerintah kabupaten maupun dari lembaga
lain).
RENSTRA KECAMATAN GIRISUBO 2016-2021 | 46
Aspek pelayanan pada masyarakat selalu menjadi titik tekan
tersendiri bagi Pemerintah Kecamatan, paradigma bahwa sebagai pelayan
masyarakat diejawantahkan dalam memberikan pelayanan yang terbaik
bagi masyarakat berupa peningkatan ruang pelayanan umum menjadi
lebih representatif, disertai kualitas pelayanan dengan mengedepankan
aspek pemberdayaan seluruh karyawan untuk dilibatkan langsung dalam
pola pelayanan satu pintu. Hasil pemantauan dari Bagian Organisasi
Sekretariat Daerah Kabupaten Gunungkidul mengenai IKM (Indeks
Kepuasan Masyarakat) menyatakan bahwa hasil yang dicapai oleh
pelayanan umum di Kecamatan Girisubo masuk kategori baik. Sesuai
dengan kaidah standar pelayanan minimum, berikut faktor-faktor
pendukung pelaksanaan pelayanan umum di Kecamatan Girisubo :
a. Kesiapan Fisik
1. Penyiapan ruang khusus
2. Meja khusus pelayanan dan rak / file cabinet
3. Kotak saran
4. Ketentuan jam / waktu pelayanan
5. Daftar jenis pelayanan
6. Bagan mekanisme pelayanan
7. Papan pengumuman
8. Kursi tunggu
9. Televisi
10. Pot bunga
b. Kesiapan Non Fisik
1. Jadwal petugas pelayanan
2. Jadwal penanggung jawab harian pelayanan
3. Pembekalan SDM untuk dapat bersikap, berperilaku dan
bertanggung jawab sebagai seorang pelayan : ( simpatik, ramah,
sopan, menguasai tugas dan aturan, cekatan, cepat tanggap serta
jujur ).
4. Keterbukaan pengelolaan keuangan
5. Evaluasi dan pengendalian
- KONDISI UMUM DAERAH MASA KINI
a. Potensi Wilayah
1. Luas Wilayah : 9.654,90 Ha
2. Jumlah Penduduk : 22.121 jiwa
a. Laki-laki : 10.631 jiwa
b. Perempuan : 11.490 jiwa
3. Jumlah Kepala Keluarga : 6.324. KK
4. Jumlah Desa : 8 desa ( 82 padukuhan )
a. Desa Balong : 9 padukuhan
b. Desa Jepitu : 10 padukuhan
c. Desa Karangawen : 8 padukuhan
d. Desa Tileng : 16 padukuhan
RENSTRA KECAMATAN GIRISUBO 2016-2021 | 47
e. Desa Nglindur : 8 padukuhan
f. Desa Jerukwudel : 8 padukuhan
g. Desa Pucung : 10 padukuhan
h. Desa Songbanyu : 13 padukuhan
5. Lembaga Perangkat Daerah :
a. Kecamatan terdiri dari 1 Sekretariat Kecamatan dan 4
Seksi
b. UPT TK/SD
c. UPT Puskesmas
d. BPP
6. Instansi Vertikal
a. POLSEK
b. KORAMIL
c. KUA
6. Aparat Dinas / Badan / Kantor
a. Mantri Pajak
b. Petugas PLKB
c. Mantri Ternak
d. Mantri Tani
7. Lembaga - lembaga lain :
a. BRI
b. BPD
c. UPK/PNPM-MP
b. Potensi Pertanian
1. Komoditas Pertanian
NO DESA PADI
GOGO JAGUNG KEDELAI
KACANG
TANAH
UBI
KAYU
SORG
UM
UBI
JALAR
1 Balong 280 670 4 652 389 2 -
2. Jepitu 486 506 4 858 453 - 2
3 Karangawen 191 581 - 631 229 - 1
4 Tileng 487 417 - 552 463 - -
5 Nglindur 286 464 - 553 362 - -
6 Jerukwudel 198 378 - 450 296 - -
7 Pucung 371 571 - 565 368 - -
8 Songbanyu 411 611 - 864 389 - 3
Jumlah : 2330 26238 8 3174 2846 2 3
7. Kelembagaan Sektor Pertanian
NO URAIAN JUMLAH
1 Jumlah Kelompok Tani 76 Klp
2 Jumlah anggota kelompok 1.640 orang
3 Jumlah semua petani 7.155 orang
4 Mantri Tani 1 orang
5 Mantri Kehutanan 1 orang
6 Mantri Ternak 1 orang
7 PPL Pangan 3 orang
RENSTRA KECAMATAN GIRISUBO 2016-2021 | 48
8 Petugas Pengamat Hama 1 orang
9 PPL Perikanan 1 orang
10 PPL Kehutanan dan Perkebunan 1 orang
11 Koordinator Penyuluh Perkebunan 1 orang
c. Potensi Peternakan
1. Jumlah ternak menurut jenis
NO DESA SAPI KAMBING
AYAM JANTAN BETINA JANTAN BETINA
1 Balong 661 424 920 550 1425
2 Jepitu 710 374 590 570 1537
3 Karangawen 461 326 412 390 1975
4 Nglindur 473 486 518 489 1657
5 Jerukwudel 641 546 521 589 1928
6 Tileng 786 654 599 499 1579
7 Pucung 680 381 476 591 1894
8 Songbanyu 665 358 523 580 1907
2. Ketersediaan Hijauan Pakan Ternak
NO JENIS HPT ADA/TIDAK CUKUP/TIDAK
1 Jerami Ada Tidak cukup
2 Tebon Ada Kurang
3 Rumput gajah Ada Kurang
4 Lainnya Ada Kurang
8. Teknologi Peternakan
NO JENIS TEKNOLOGI ADA/TIDAK CUKUP/TIDAK
1 Kawin suntik Ada
2 Kastrasi - -
3 Pembuatan silase
(rumput pakan
ternak yang
dikeringkan)
Tidak ada -
d. Potensi Perikanan
1. Potensi Tempat Perikanan
NO POTENSI JUMLAH
1 Telaga 12 buah
2 Kolam Ikan 87 buah
3 Pelabuhan Pantai 1 buah
RENSTRA KECAMATAN GIRISUBO 2016-2021 | 49
2. Hasil / Panen Perikanan
NO JENIS IKAN JUMLAH (KG)
1 Tuna 115.000
2 Tongkol 3.200
3 Kakap Merah 12.400
4 Lele 1.500
e. Potensi Kehutanan dan pekebunan
1. Luas lahan tanamaan buah-buahan
NO JENIS TANAMAN JUMLAH BATANG
1 Pisang 38.800
2 Mangga 3.110
3 Jeruk 315
4 Pepaya 22.365
5 Sirsak 11.610
2. Jumlah Telaga
No LOKASI TELAGA JUMLAH DAYA TAMPUNG
1 Balong 1 2 ha
2 Jepitu 1 2 ha
3 Karangawen 1 2 ha
4 Tileng 2 4 ha
5 Nglindur 2 4 ha
6 Jerukwudel 1 2 ha
7 Pucung 2 4 ha
8 Songbanyu 2 4 ha
F. Potensi Pendidikan
NO NAMA SEKOLAH JUMLAH KET
1. SMK 2 UNIT
2. SMP 5 UNIT
3. SD/MI 20 UNIT
G. Profil bidang Kesehatan
1. Lembaga / Pokmas / Sarana Kesehatan Masyarakat
1 Balai Pengobatan BP 1 Buah
2 Dokter Praktek Swasta 1 Orang
3 Bidan Praktek Swasta 4 Orang
4 Posyandu 82 Unit
5 Pustu 5 Unit
RENSTRA KECAMATAN GIRISUBO 2016-2021 | 50
2. Sumber Daya Manusia (SDM) Puskesmas
NO URAIAN JUMLAH KETERANGAN
1. Dokter Spesialis -
2. Dokter Umum 3
3. Dokter Gigi 1
4 Bidan 8
5 Perawat 8
6 Perawat Gigi 1
7 Tenaga Analisis Farmasi 1
8 Tenaga Fungsional Kesehatan
Lingkungan
1
9 Tenaga Fungsional Gizi 1
10 Tenaga Farmasi 1
3.2 TELAAHAN VISI DAN MISI RPJM DAERAH 2016-2021
Penentuan arah pembangunan di Kabupaten Gunungkidul
didasarkan pada filosofi atau sesanti yang adiluhung dari leluhur
serta sebagai perspektif ke depan, maka penyusunan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016 –
2021 dijiwai filosofi pembangunan Kabupaten Gunungkidul yaitu:
“DHAKSINARGHA BUMIKARTA” yang memiliki cakrawala yang luas
dan mampu menjadi pedoman bagi daerah dalam menentukan visi,
misi, dan arah pembangunan. Filosofi pembangunan Kabupaten
Gunungkidul tersebut sesuai dengan Filosofi Daerah Istimewa
Yogyakarta yaitu: “HAMEMAYU HAYUNING BAWANA”.
Filosofi pembangunan Kabupaten Gunungkidul
DHAKSINARGHA BUMIKARTA merupakan tekad masyarakat
Gunungkidul untuk senantiasa ingin mewujudkan semboyan yang
mengandung harapan agar Gunungkidul menjadi Daerah yang
subur dan makmur, dalam rangka mencapai Hamemayu Hayuning
Bawana, sebagai cita-cita luhur untuk mewujudkan tata nilai
kehidupan masyarakat yang berkelanjutan berdasarkan nilai
budaya.
Konsep pembangunan Kabupaten Gunungkidul juga dilandasi filosofi pembangunan Daerah Istimewa Yogyakarta sebagaimana tertuang dalam Perda DIY Nomor 6 Tahun 2013 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Hamemayu Hayuning Bawana, sebagai cita-cita
luhur untuk mewujudkan tata nilai kehidupan masyarakat Yogyakarta berdasarkan nilai budaya. Hakekat budaya adalah hasil cipta, karsa dan rasa, yang diyakini masyarakat sebagai sesuatu
yang benar dan bermanfaat.Demikian pula budaya Jawa, yang diyakini oleh masyarakat DIY sebagai salah satu acuan dalam hidup bermasyarakat, baik ke dalam maupun ke luar.Ini berarti bahwa
RENSTRA KECAMATAN GIRISUBO 2016-2021 | 51
budaya tersebut bertujuan untuk mewujudkan masyarakat gemah ripah loh jinawi, ayom, ayem, tata, titi, tentrem, kerta raharja. Dengan perkataan lain, budaya tersebut akan bermuara pada
kehidupan masyarakat yang penuh dengan kedamaian, baik ke dalam maupun ke luar.
Enam nilai dasar budaya (Hamemayu Hayuning Bawana,
Sangkan Paraning Dumadi, Manunggaling Kawula Gusti, Tahta
Untuk Rakyat, Golong-Gilig Sawiji Greget Sengguh Ora Mingkuh,
Catur Gatra Tunggal dengan Sumbu Tugu-Krapyak, dan Pathok
Negara) dalam konteks keistimewaan Yogyakarta perlu didudukkan
sebagai nilai rujukan deskriptif dan preskriptif, serta perlu
dijabarkan sebagai pemandu gerak nyata kehidupan di Yogyakarta.
Demikian juga halnya dengan konsep Tahta Untuk Rakyat
dan Manunggaling Kawulo Gusti sangat dekat dan mirip dengan
konsep-konsep demokrasi dan partisipatori. Konsep Pathok Nagara
memiliki pesan yang mirip dengan konsep green belt dalam
pembangunan kota moderen. Konsep Catur Gatra Tunggal dan
Sumbu Kraton-Tugu mirip dengan kota-kota Teokrasi di Eropa yang
dibangun pada abad pertengahan yang menyimbolkan centrum dan
identitas dan sampai saat ini masih dirawat dengan sangat baik
sehingga menjadi bagian penting bagi kegiatan pariwisata. Konsep
Sawiji Greget Sengguh Ora Mingkuh, mirip dengan spirit atau
semangat Bushido yang telah menjadi acuan mental manusia
Jepang moderen dalam membangun negara dan bangsanya.
Filosofi pembangunan daerah Kabupaten Gunungkidul yang
juga dilandasi filosofi pembangunan Daerah Istimewa Yogyakarta
selanjutnya menjadi ruh atau jiwa dalam Visi pembangunan daerah
sebagai suatu pernyataan yang merupakan ungkapan atau
artikulasi dari citra, nilai arah, dan tujuan organisasi yang realistis,
memberikan kekuatan, semangat, dan komitmen serta memiliki
daya tarik yang dapat dipercaya sebagai pemandu dalam
pelaksanaan aktivitas dan pencapaian tujuan organisasi
Berlandaskan filosofi Kabupaten Gunungkidul, maka Visi
sebagai suatu pernyataan yang merupakan ungkapan atau
artikulasi dari citra, nilai arah, dan tujuan organisasi yang realistis,
memberikan kekuatan, semangat, dan komitmen serta memiliki
daya tarik yang dapat dipercaya sebagai pemandu dalam
pelaksanaan aktivitas dan pencapaian tujuan organisasi.
Penyusunan visi mempedomani Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Gunungkidul Tahun 2005-
2025.
Pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
Tahapan Lima Tahunan Kedua Tahun 2010-2015, pembangunan
daerah dititikberatkan pada bidang industri kecil dan menengah
berbasis pertanian serta pariwisata yang unggul dan mampu
menjadi basis aktivitas ekonomi dan menghasilkan produk yang
RENSTRA KECAMATAN GIRISUBO 2016-2021 | 52
berkualitas dan berdaya saing menjadi penggerak perekonomian
daerah yang didukung oleh masyarakat yang maju. Pada lima tahun
kedua, masyarakat yang diwujudkan adalah masyarakat yang maju.
Sedangkan prioritas pembangunan diarahkan pada :
1. Revitalisasi pertanian terus dilakukan dalam rangka
peningkatan ketahanan pangan dan penyediaan bahan baku
industri yang didukung dengan penyediaan prasarana dan
sarana produksi dan pengolahan hasil dan pemasaran.
2. Inovasi pengembangan obyek wisata yang meliputi wisata alam,
wisata berbasis keindahan alam dan lingkungan (ecotourism)
dengan tetap memperhatikan unsur kelestarian lingkungan dan
memperhatikan tata ruang wilayah serta pencegahan
pemanasan global (global warming).
3. Pengembangan perekonomian daerah yang bertumpu pada
pengembangan tidak hanya pariwisata (tourism), tetapi juga
perdagangan (trade) dan investasi (investment) sebagaimana
kecenderungan perekonomian dunia sekarang.
Adapun rumusan Visi Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016 -
2021 adalah sebagai berikut :
“Mewujudkan Gunungkidul sebagai daerah tujuan wisata yang
terkemuka dan berbudaya menuju masyarakat yang berdaya
saing, maju, mandiri, dan sejahtera tahun 2021.”
Penjelasan visi sebagai berikut:
Daerah tujuan wisata yang terkemuka dimaknai sebagai
sebuah kondisi kabupaten Gunungkidul mampu menjadi salah satu
tujuan wisata utama menjadi salah satu tujuan wisata utama dalam
skala regional dan nasional. Daerah tujuan wisata yang berbudaya
dimaknai bahwa dalam pengembangan pariwisata yang juga
mengoptimalkan potensi dan kekayaan budaya lokal dengan konsep
mengembangkan dan mempertahankan budaya, adat istiadat, serta
nilai-nilai luhur budaya (keistimewaan).Berbudaya juga dimaknai
sebagai kondisi dimana budaya lokal juga mampu menyerap dan
menyaring budaya asing namun tetap mempertahankan identitas
budaya lokal.
Masyarakat yang berdaya saing adalah kondisi masyarakat
Gunungkidul dengan tingkat pendidikan dan kesehatan yang baik,
mempunyai kemampuan dan keterampilan memadai untuk bersaing
dalam berbagai bidang.
Masyarakat yang maju adalah kondisi masyarakat
Gunungkidul yang tumbuh dan berkembang secara ekonomi dan
dan politik.Ditinjau dari aspek ekonomi masyarakat yang maju
diukur dari tingkat pendapatan yang lebih baik dan distribusi yang
lebih merata. Proses produksi telah berkembang dengan
keterpaduan antar sektor, terutama sektor industri, sektor
RENSTRA KECAMATAN GIRISUBO 2016-2021 | 53
pertanian, dan sektor jasa-jasa terutama pariwisata, didukung
pemanfaatan sumber daya alam secara rasional, efisien, dan
berwawasan lingkungan. Dalam aspek politik, masyarakat yang
maju adalah masyarakat yang mampu mengembangkan sistem dan
kelembagaan politik yang demokratis, hak-hak politik masyarakat
terjamin, dan peran serta masyarakat dalam berbagai bidang tinggi.
Masyarakat yang mandiri adalah kondisi masyarakat
Gunungkidul yang memiliki jiwa wirausaha dan kemampuan untuk
mengelola dan memanfatkan potensi yang dimiliki dengan baik,
efektif, dan efisien untuk memenuhi kebutuhan.
Masyarakat yang sejahtera adalah kondisi masyarakat
Gunungkidul yang telah terpenuhi kebutuhan dasar hidup lahir dan
batin, yang ditandai oleh kecukupan pangan, sandang, papan,
kesehatan, pendidikan, situasi keamanan yang kondusif, suasana
kehidupan yang religius, rukun, saling menghormati dan
menghargai, serta menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi dan
keadilan. Pernyataan visi di atas dilandasi filosofi gotong royong
yang akan dijabarkan berikut ini untuk membangun kesamaan
persepsi, sikap, komitmen, perilaku, etos kerja, dan partisipasi
segenap pemangku kepentingan (stakeholders) dalam setiap tahapan
proses pembangunan selama 5 (lima tahun) ke depan. Gunungkidul
lebih maju, lebih makmur, dan lebih sejahtera merupakan keadaan
masyarakat Gunungkidul yang lebih kreatif, inovatif, dinamis,
professional, selalu bergerak ke depan untuk mencapai nilai-nilai
yang lebih berkualitas, unggul, dan handal dalam meningkatkan
standar kehidupan, baik dalam peningkatan pendapatan,
penyediaan lapangan kerja, perbaikan kualitas pendidikan,
penghormatan atas nilai-nilai budaya, kemanusiaan, kesetaraan
“gender”, menumbuhkan jati diri baik pribadi maupun masyarakat,
dan perwujudan kondisi masyarakat yang tercukupi dan terpenuhi
kebutuhan dasarnya serta meningkat taraf hidup dan kualitas
hidupnya dari waktu ke waktu.
Pengertian maju adalah perwujudan kondisi masyarakat yang
tumbuh dan berkembang baik secara ekonomi, sosial,
kependudukan, dan politik. Ditinjau dari aspek ekonomi
masyarakat yang maju diukur dari tingkat kemakmurannya yang
tercermin pada tingkat pendapatan yang lebih tinggi dari
pendapatan rata-rata dan pembagian yang lebih merata. Proses
produksi telah berkembang dengan keterpaduan antar sektor,
terutama sektor industri, sektor pertanian, dan sektor-sektor jasa,
serta didukung suatu pemanfaatan sumber daya alam secara
rasional, efisien, dan berwawasan lingkungan. Lembaga dan pranata
ekonomi telah tertata dan berjalan serta berfungsi dengan baik,
sehingga mendukung perekonomian yang efisien dengan
produktivitas tinggi. Ditinjau dari aspek sosial, masyarakat yang
RENSTRA KECAMATAN GIRISUBO 2016-2021 | 54
maju berkaitan dengan kualitas sumber daya manusianya, yang
dicerminkan semakin tinggi tingkat pendidikan penduduknya.
Ditinjau dari aspek kependudukan, masyarakat yang maju
adalah masyarakat yang sehat, usia harapan hidup yang tinggi,
kualitas pelayanan sosial yang baik, dan tingkat pertumbuhan
penduduk yang lebih kecil. Ditinjau dari aspek politik, masyarakat
yang maju adalah masyarakat yang telah mampu mengembangkan
sistem dan kelembagaan politik yang demokratis dan mantap,
warganya terjamin hak-haknya, dan adanya peran serta
masyarakat secara nyata dan efektif dalam segala aspek kehidupan
Sementara itu, kondisi masyarakat yang lebih makmur dan
sejahtera adalah tercukupinya kebutuhan dasar hidup masyarakat
baik lahir maupun batin, yang ditandai oleh kecukupan pangan,
100% 8 kali/8 desa 2.000.000 8 kali/8 desa 3.475.000 8 kali/8 desa 2.000.000 8 kali/8 desa
Frekwensi Rakor
penanggulangan
kemiskinan dan
PMKS
100% 5 kali/200 orang 9.140.000 5 kali/200 orang 10.855.000 5 kali/200 orang 9.140.000 5 kali/200 orang 9.140.000 5 kali/200 orang 9.140.000 25 kali/1000
orang
Terlaksananya
pengadaan colsed,
semen, pasir untuk
STOP BABS
100% 50 KK
Pembinaan Org
pemuda,
perempuan/PKK
100% 12 kali/8 desa 2.725.000 12 kali/8 desa
4 desa/150 hari 85.400.000 4 desa/150 hari 76.900.000 4 desa/150 hari 92.000.000 4 desa/150 hari
Jumlah
Petugas/Tim
Pengadaan Barang
dan jasa Stop BABS
100% 5 orang/1 bulan 0 5 orang/1 bulan 5 orang/1 bulan 5 orang/1 bulan
Frekwensi Rakor
bidang kesehatan
100% 2 kali/100 orang 3.000.000 2 kali/100 orang 3.000.000 2 kali/100 orang 3.000.000 2 kali/100 orang
125.000.000
1.550.000 1.550.000 1.550.0001.550.000
125.000.000 125.000.000 125.000.000
99.000.000 4 desa/150 hari 102.000.000 20 desa/750 hari
50 KK 50 KK 250 KK PIWK
2 kali/300 orang 14.980.000 2 kali/300 orang 15.000.000 2 kali/300 orang 20.000.000 10 kali/1500
orang
29.725.000
2.000.000 8 kali/8 desa 2.000.000 40 kali/60 desa
7.000.000 12 kali/8 desa 8.000.000 60 kali/40 desa
18.300.000 12 kali/5 orang 18.300.000 60 kali/25 orang
47.415.000
500.000.000
6.200.000
15.000.000
455.300.000
11.475.000
5 orang/1 bulan 25 orang/5 bulan
3.000.000 2 kali/100 orang 3.000.000 1 0kali/500 orang
78.200.000
Jumlah cabor yang
diikuti dalam
Porkab
100% 6 Jenis
(sepakbola, voli
pa,volly pi,
badminton,catur
, volly pasir)
200.000 6 Jenis
(sepakbola, voli
pa,volly pi,
badminton,catur,
volly pasir)
1.875.000 6 Jenis
(sepakbola, voli
pa,volly pi,
badminton,catur
, volly pasir)
6.000.000 6 Jenis
(sepakbola, voli
pa,volly pi,
badminton,catur
, volly pasir)
7.000.000 6 Jenis
(sepakbola, voli
pa,volly pi,
badminton,catur,
volly pasir)
8.000.000 30 Jenis
(sepakbola, voli
pa,volly pi,
badminton,catur,
volly pasir)
79.010.000 Frekwensi
Pengiriman
kelompok seni dlm
even budaya
100% 2 kali/300 orang 13.075.000 2 kali/300 orang 15.955.000
3.000.000 1 kali/200 orang
7.000.000 1 kali/116 orang 8.000.000 5 kali/580 orang
Pelaksanaan Patroli
terpadu
100% 12 kali/5 orang 5.000.000 12 kali/5 orang 18.300.000 12 kali/5 orang
Jumlah Linmas
yang terbina
100% 1 kali/116 orang 4.000.000 1 kali/116 orang 6.000.000 1 kali/116 orang 6.000.000 1 kali/116 orang
100% 8 desa 7.000.000 8 desa 6.000.000 8 desa 7.000.000 8 desa 7.000.000 8 desa 7.000.000 60 desa 34.000.000
Frekwensi rakor
pelestarian aset
program
pemberdayaan
100% 2 kali/100 orang 5.000.000 2 kali/100 orang 2.097.500 2 kali/100 orang 5.000.000 2 kali/100 orang 5.000.000 2 kali/100 orang 5.000.000 10 kali/500 orang 22.097.500
100% 6 kelompok 2.585.000 6 kelompok 2.820.000 6 kelompok 5.000.000 6 kelompok 6.000.000 6 kelompok 7.000.000 30 kelompok 23.405.000
Jumlah peserta
pameran
100% 6 kelompok 2.390.000 1 kali pameran 5.000.000 1 kali pameran 6.000.000 1 kali pameran 7.500.000 1 kali pameran 8.000.000 5 kali pameran 28.890.000