RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014 BALAI BESAR TEKNOLOGI PENCEGAHAN PENCEMARAN INDUSTRI DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN RI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI BESAR TEKNOLOGI PENCEGAHAN PENCEMARAN INDUSTRI Jl. Ki Mangunsarkoro No. 6 Semarang 50136 Tel. 024-8316315, 8314312 Fax. 024-8414811 Email. [email protected]Website. http://www.bbtppi.bppi.depperin.go.id SEMARANG – 2009
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014
BALAI BESAR TEKNOLOGI PENCEGAHAN
PENCEMARAN INDUSTRI
DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN RI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
BALAI BESAR TEKNOLOGI PENCEGAHAN PENCEMARAN INDUSTRI Jl. Ki Mangunsarkoro No. 6 Semarang 50136
mendapatkan Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI
(SPPT-SNI) dengan lingkup : makanan dan minuman, dan
pupuk. Daftar klien pengujian sebagaimana ditunjukkan
dalam Lampiran III.
BISQA (BIS Quality Assurance) diakreditasi KAN sejak
tahun 1999 yang melayani industri untuk mendapatkan
Sertikat ISO 9001:2008 (Quality Management System)
dengan lingkup : makanan, minuman, tembakau,
konstruksi, dan TPT. Daftar klien pengujian sebagaimana
ditunjukkan dalam Lampiran III.
BRISEMA (BRIS Environment Management Assurance)
sudah diakreditasi KAN tahun 2006 yang melayani industri
untuk mendapatkan Sertifikat ISO 14001:2004
(Environmental Management System) dengan lingkup :
makanan, dan minuman. Daftar klien pengujian
sebagaimana ditunjukkan dalam Lampiran III.
Realisasi pelayanan jasa teknis sertifikasi dari tahun 2005
sampai dengan September 2009 mengalami kenaikan dari tahun
ke tahun dan dapat memenuhi target seperti pada Tabel 1.
Ruang lingkup sertifikasi SPPT-SNI yang telah diakreditasi oleh
KAN telah meliputi 16 komoditi makanan & minuman dan pupuk,
termasuk di dalamnya beberapa komoditi yang telah
diberlakukan wajib SNI, seperti Air Minum Dalam Kemasan,
Tepung Terigu sebagai bahan makanan, gula rafinasi, dan garam
konsumsi beryodium. Untuk mengantisipasi pemberlakuan SNI
wajib bagi komoditi lainnya, maka LS-Pro BBTPPI perlu
mempersiapkan diri untuk memperluas ruang lingkup komoditi
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
28
yang diakreditasi oleh KAN. Persiapan ini meliputi perbaikan
sistem manajemen mutu internal lembaga LS-Pro BBTPPI,
peningkatan jumlah & kompetensi auditor, serta peningkatan
sarana & prasarana. Selain itu diperlukan peningkatan efisiensi
melalui layanan one stop services (layanan satu atap) sebagai
langkah antisipasi untuk menghadapi persaingan dengan
lembaga sertifikasi asing yang telah memiliki reputasi dan
jaringan di dunia international, terutama dalam hal perolehan
klien sertifikasi sistem manajemen mutu ISO 9001 dan sertifikasi
sistem manajemen lingkungan ISO 14001. Jasa pelayanan teknis
untuk masing-masing sertifikasi dari tahun 2005 – September
2009 sebagaimana terlihat pada grafik di bawah:
8) Rancang Bangun Perekayasaan Industri (RBPI)
Jasa Pelayanan Teknis RBPI didukung oleh peralatan yang
cukup memadai untuk membantu industri kecil dan menengah.
Pelayanan JPT RBPI dapat berupa gambar desain peralatan,
pembuatan peralatan industri, pengawasan pembuatan dan uji
Sertifikasi Mutu Produk (SNI)
0
10
20
30
40
1 2 3 4 5
Tahun 2005 - Sept 2009
Jum
lah
Indu
stri
Target
Realisasi
Jasa Sertifikasi ISO 9001
01020304050
1 2 3 4 5
Tahun 2005-Sept 2009
Jum
lah
Indu
stri
Target
Realisasi
Jasa Ser ifikasi ISO 14001
00,5
11,5
22,5
1 2 3 4 5
Tahun 2005 - Sept 2009
Jum
lah
Indu
stri
Target
Realisasi
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
29
coba peralatan. Peralatan tersebut diantaranya Unit Pengolah
Limbah Cair, Wet Scrubber Ash Collector, Unit Pengolah Gas
Buang NH3, Unit Biogas IPAL industri tahu. Daftar klien
pengujian sebagaimana ditunjukkan dalam Lampiran II.
Jasa pelayanan teknis RBPI mempunyai pesaing cukup banyak
dengan berkembangnya bengkel dan instansi lain yang juga
memberikan jasa sejenis dengan harga yang kompetitif. Selain
itu juga jasa pelayanan RBPI terdapat beberapa kelemahan
diantaranya makin berkurangnya tenaga teknis yang secara
langsung melakukan kegiatan, dan harga yang kurang kompetitif
karena tingginya overhead cost. Namun demikian jasa pelayanan
teknis RBPI BBTPPI mempunyai keunggulan diantaranya
kemampuan SDM dalam rancangan alat/mesin yang terus
berkembang, lokasi yang strategis, sudah dikenal hampir di
seluruh Indonesia serta adanya pendampingan pelatihan
sehingga peralatan tersebut bisa berjalan/beroperasi. Dengan
berkembangnya industri di daerah dan program pemerintah pusat
dan daerah yang memprioritaskan ke industri berwawasan
lingkungan dalam rangka meningkatkan daya saing merupakan
peluang BBTPPI untuk melakukan kerjasama/bermitra yang
sinergis dengan bengkel lokal. Hal ini dilakukan dalam rangka
membangun bersama industri prioritas dan kompetensi inti
daerah sesuai dengan program pemerintah pusat dan daerah.
Perkembangan kegiatan Jasa pelayanan teknis untuk RBPI dari
tahun 2005 – September 2009 sebagaimana terlihat pada grafik
di bawah.
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
30
9) Penanganan Pencemaran
Realisasi jasa layanan penanganan pencemaran pada tahun
2005 sampai dengan September 2009 sebagian besar memenuhi
target yang telah ditetapkan. Pada tahun 2007, terjadi penurunan
pada jumlah contoh yang dianalisa (lihat grafik dibawah), namun
dilihat dari biaya yang didapat telah melebihi target yang
ditetapkan. Hal tersebut dikarenakan kegiatan penanganan
pencemaran pada tahun bersangkutan sebagian besar
didasarkan pada pelayanan “knowledge base”.
Sementara untuk jasa layanan penanganan pencemaran ini telah
muncul berbagai kendala. Adapun kendala yang dihadapi dalam
penanganan pencemaran lingkungan (UKL/UPL) yaitu dari segi
pendekatan dan biaya yang tidak dapat bersaing dengan instansi
lain (seperti Dinas), selain itu pabrik/perusahaan juga akan lebih
intensif/aktif melakukan konsultansi UKL/UPL apabila ada
himbauan dari pemerintah.
Berdasarkan Laporan Analisis Kepuasan Pelanggan (2008),
pada umumnya pelayanan jasa yang diberikan BBTPPI masih
berada di bawah harapan pelanggan, meskipun secara umum
perbedaan antara harapan pelanggan dengan jasa yang
diberikan masih termasuk dalam kategori pelayanan yang baik.
Umumnya ketidaksesuaian antara harapan pelanggan dengan
pelayanan yang diberikan adalah pada kecepatan pelayanan
Jasa RBPI
00,20,40,60,8
11,2
1 2 3 4 5
Tahun 2005 - Sept 2009
Jum
lah
Indu
stri
Target
Realisasi
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
31
pengujian. Daftar klien penanganan pencemaran sebagaimana
ditunjukkan dalam Lampiran V. Adapun Perkembangan kegiatan
Jasa pelayanan teknis untuk penanganan pencemaran dari tahun
2005 – September 2009 sebagaimana terlihat pada grafik di
bawah:
10) JPT lainnya : Audit Energi
Jasa layanan lainnya seperti Audit Energi mempunyai prospek
yang baik di masa yang akan datang karena sejalan dengan
semakin meningkatnya kesadaran industri dalam pengelolaan
energi dalam rangka konservasi energi dan Clean Development
Mechanism (CDM), sedangkan yang menjadi kendala adalah
belum dikenalnya BBTPPI sebagai lembaga yang dapat
melakukan audit energi di dunia usaha, sehingga memerlukan
promosi yang lebih aktif.
Sementara ini ditinjau dari aspek layanan, kinerja Balai pada tahun
2009 (sampai dengan 30 September) dalam memberikan layanan
kepada masyarakat industri berjalan dengan baik. Realisasi
pencapaian target sangat bervariasi, masih ada yang kosong, tetapi
ada juga sudah mendekati targetnya. Pendapatan PNBP yang tidak
proporsional tersebut merupakan kelemahan yang harus segera
Jasa Penanganan Pencem aran
0
500
1000
1500
2000
1 2 3 4 5
Tahun 2005 - Sept 2009
Jum
lah
cont
oh
Target
Realisasi
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
32
diatasi agar perencanaan lebih baik dan semua jenis layanan dapat
berkembang secara seimbang.
Jasa layanan Penelitian dan pengembangan sampai dengan 30
September 2009 belum terealisasi layanannya, akan tetapi sudah
terjadi pembicaraan tahap negosiasi dan pengajuan proposal
kerjasama litbang kepada 2 perusahaan.
Realisasi dari jasa layanan pelatihan teknik operasional untuk tahun
2009 (per 30 September 2009) mencapai 68 % atau sebanyak 34
orang SDM industri dari target 50 SDM industri.
Pengujian bahan dan produk sampai dengan tanggal 30 September
2009 baru mencapai 2.339 contoh (97,87 %) dari target penerimaan
2.390 contoh.
Kalibrasi peralatan dan mesin baru terealisasi 116,67 % atau
sebanyak 70 alat yang dikalibrasi sedangkan target tahun 2009
sebanyak 60 alat.
Jasa layanan konsultansi s.d. 30 September 2009 baru dapat
merealisasikan layanannya sebesar 100 % atau sebanyak 3 MoU dari
target yang telah ditetapkan sebanyak 3 MoU.
Sedangkan layanan standardisasi s.d 30 September 2009 dapat
memberikan layanan 6 (enam) RSNI atau 100 % dari targetnya 6
(enam) RSNI.
Jasa Sertifikasi dapat merealisasikan layanannya sebesar 79 MoU
atau sebesar 109,72 % dari target yang telah ditetapkan untuk tahun
2009 sebesar 72 MoU.
Jasa layanan rancang bangun dan perekayasaan industri untuk tahun
2009 telah memberikan layanan sebesar 100 % atau 1 MoU dari 1
MoU yang ditargetkan.
Jasa pelayanan teknis lainnya yang terdiri dari Audit Energi yang saat
ini masih dalam tahap pengembangan.
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
33
2. Aspek Keuangan
Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya didukung oleh sumber anggaran yang berasal dari Anggaran Rupiah Murni (RM) dan dari Penerimaan Negara Bukan Pajak ( PNBP) yang diperoleh BBTPPI dari pendapatan atas Jasa Pelayanan Teknis (JPT) yang diberikan kepada masyarakat industri. Anggaran RM dan PNBP digunakan untuk belanja pegawai, belanja barang dan belanja modal, namun anggaran dari PNBP lebih diutamakan untuk biaya operasional dalam memberikan layanan kepada masyarakat industri. Nilai pagu penggunaan dari masing-masing sumber anggaran dan total realisasi penggunaan anggaran yang digunakan BBTPPI selama tahun 2005 sampai tahun 2009, cenderung meningkat seperti terlihat dalam Tabel 2.
Tabel 2. Realisasi Pendapatan dan Belanja Tahun 2005 s.d. 2009
(Rp. 000) No. Sumber 2005 2006 2007 2008 2009*) 2009
Dari seluruh komponen jasa layanan BBTPPI, jasa pengujian
memberikan kontribusi tertinggi dan terus meningkat secara konsisten.
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
41
Hal ini ditunjang oleh sumber daya manusia yang berpengalaman,
sarana peralatan yang cukup memadai, layanan yang semakin
profesional, dan tarif yang kompetitif sehingga jasa pengujian BBTPPI
mendapat kepercayaan dari pelanggan dan dapat bersaing dengan
lembaga pengujian lainnya. Walaupun pada tahun 2008 diberlakukan
tarif baru, jumlah contoh yang masuk tetap meningkat, karena tarif
tersebut sebagian besar relatif masih murah dibandingkan dengan
lembaga lain, meskipun ada tarif pengujian tertentu yang lebih mahal.
Seperti terlihat pada Tabel 4 diatas, maka tidak semua target
penerimaan dapat tercapai, sehingga berdampak kepada belum
proporsionalnya pendapatan JPT. Hal ini disebabkan adanya prioritas
untuk layanan yang sudah mempunyai pelanggan tetap seperti
penanganan pencemaran, pengujian, kalibrasi dan sertifikasi diberi
kenaikan pagu, sementara untuk jasa lainnya target pagunya harus
diturunkan, kecuali sudah ada kerjasama yang disepakati sebelumnya.
Dalam pelaksanaannya, ternyata tidak mudah merencanakan
penerimaan berdasarkan ketersediaan pagu dan seringkali
menyebabkan pelaksanaan layanan tidak optimal, ketika perencanaan
tersebut tidak sesuai kebutuhan yang sebenarnya. Hal ini
menyebabkan tidak diketahui kinerja yang sebenarnya dari layanan
tersebut.
Dari Tabel 4 diatas terlihat bahwa penerimaan PNBP melebihi target
kecuali tahun 2007, sehingga data pada Tabel 4 diatas hanya
menggambarkan yang telah dilakukan bukan maksimal yang dapat
dilakukan. Dengan demikian diperlukan pengelolaan keuangan yang
lebih progresif guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
industri. Namun dari sisi trend penerimaan PNBP selalu meningkat
sebagaimana tergambar pada grafik di bawah ini.
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
42
Target dan Realisasi PNBP
0
500.000
1.000.000
1.500.000
2.000.000
2.500.000
3.000.000
3.500.000
4.000.000
0 1 2 3 4 5
Tahun 2005 - 2008
Dal
am R
ibua
n R
p.
Target
Realisasi
3. Aspek Sumber Daya Manusia dan Organisasi
Potensi sumber daya manusia pada saat ini merupakan hasil
pembinaan yang panjang. Pada awal tahun 1980-an, Balai melakukan
perekrutan pegawai secara besar-besaran, puncaknya terjadi pada
tahun 1984. Untuk meningkatkan kompetensi SDM dilakukan program
pendidikan ke luar negeri bagi pegawai-pegawai tersebut, sehingga
pada awal tahun 1990-an Balai ini mempunyai SDM yang kompeten di
lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Industri. Pada tahun
1995 diberlakukan kebijakan zero growth yakni tidak diperkenankan
adanya penambahan pegawai baru. Kebijakan tersebut berdampak
pada terhambatnya proses kaderisasi karena SDM yang berkompeten
mulai memasuki masa persiapan pensiun.
Penggabungan Departemen Perindustrian dan Departemen
Perdagangan pada tahun 1996, tidak berdampak kepada peningkatan
jumlah maupun kualitas SDM di Balai, karena sifat bidang tugasnya
yang spesifik, ketika digabungkan dan kemudian dipisahkan kembali
pada tahun 2004, tidak banyak terjadi perpindahan pegawai.
Kesenjangan generasi terjadi karena penerimaan pegawai baru baru
dilakukan mulai tahun 2002, sementara itu sudah banyak pegawai
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
43
lama yang akan masuk masa persiapan pensiun. Apabila tidak segera
ditanggulangi hal tersebut akan menyebabkan semakin berkurangnya
SDM kompeten. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kesenjangan
tersebut diantaranya dengan recruitment CPNS sesuai kebutuhan
BBTPPI dan setiap pegawai senantiasa meningkatkan pengetahuan
dan kemampuan sesuai dengan bidangnya melalui pendidikan formal
dan non-formal, sehingga proses kaderisasi dapat tercapai.
Perkembangan kekuatan SDM BBTPPI dari tahun 2005 sampai
dengan 2009, berdasarkan tingkat pendidikan ( D 3 keatas) dapat
dilihat pada Tabel 5 berikut. :
Tabel 5. Kekuatan SDM BBTPPI Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pendidikan 2005 2006 2007 2008 2009 S3
Teknologi Pangan 1 1 - - - S2
Master Engineering - - - - 1 Mgstr. Ilmu Lingkungan - 3 4 6 6 Mgstr. Ilmu Kimia - - 3 3 3 Ekonomi - - - - 1 Manajemen 1 1 1 4 4 Administrasi Bisnis 1 1 1 1 1
S1 Teknik Kimia 14 13 14 14 11 MIPA Kimia 4 3 3 3 1 MIPA Matematika 1 1 1 1 1 Farmasi 1 1 1 1 1 Fisika - - - - 2 Biologi 3 2 2 2 1 Biologi Lingkungan - 1 1 1 1 Teknik Lingkungan - - - 3 3 Teknik Industri - - - - 2 Teknologi Pertanian 5 5 5 5 5 Exacta 1 1 1 1 1 Teknik Informatika 1 1 1 1 1 Komputerisasi Informasi - 1 1 1 1 Manajemen 5 7 7 7 7 Akutansi 1 1 1 2 2
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
44
Pendidikan 2005 2006 2007 2008 2009 Hukum 7 7 7 6 5 Pendidikan 1 1 1 1 1
D3 Teknik Kimia 11 11 11 11 10 Teknik Mesin 1 1 1 1 1 Teknologi Pangan 1 1 1 1 1 Teknik Komputer 1 - - - - Teknik Sipil 1 1 1 1 2 Akademi Teknologi Kulit 1 1 1 1 1 AKA / Analis Kimia 1 1 1 1 3 Teknologi Hasil Pertanian 1 1 1 1 1 Akafarma 2 2 2 1 1 APP 1 1 1 1 1 Akuntansi 1 1 1 1 2 Kearsipan 1 1 1 1 1 Perpustakaan - - - - 1 Sekretaris - - - - 1
Total 70 73 77 84 88
Sedangkan posisi SDM BBTPPI dari per Desember 2009, secara
keseluruhan, dapat dilihat pada Tabel 6 berikut. :
Tabel 6. Posisi SDM BBTPPI Semarang (per-Desember 2009)
No. Pendidikan Jml Latar Belakang Pdd. Usia (th)
1. Master graduates / S2
16 6 org Mgtr Ilmu Lingkungan 3 org Mgtr Ilmu Kimia 1 org Engineering 4 org Manajemen 1 org Ekonomi 1 org Administrasi Bisnis
28 – 60 28 – 30 49 44 – 49 56 47
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
45
No. Pendidikan Jml Latar Belakang Pdd. Usia (th)
2. Sarjana S1 46 31 org Teknologi (kimia, industri, pertanian, farmasi, lingkungan) dan MIPA (biologi, fisika, kimia, matematika) 2 diantaranya teknik informatika dan komputerisasi Informasi
15 org ilmu sosial (hukum, akuntansi, manajemen, pendidikan dll)
10 usia > 51 - 58 4 usia > 41 - 50 5 usia > 31 - 40 12 usia < 30 4 usia > 51 - 55 9 usia > 41 - 50 1 usia > 31 – 40 1 usia < 30
3. Akademi / D3
26 20 org Teknologi & MIPA (Kimia, AKA, Mesin, ATK, Teknologi Pangan, THP, Akafarma)
6 org Sosial (APP, Kearsipan, Perpustakaan, Akuntansi, Sekretaris)
9 usia > 51-58 4 usia > 41- 50 3 usia > 31-40 4 usia < 30 3 usia > 41-50 3 usia < 28
4. SLTA & Teknisi
31 27 org SMAK/SAKMA, SMTI/STMA, SMA IPA, STM, SMEA, SKKA
4 org SMEA, SMA-IPS, SKKA
9 usia > 51-55 14 usia > 41-50 3 usia < 31-40 1 usia < 30 4 usia < 51-55
5. SLTP & SD 8 3 org SLTP 5 org SD
3 org rerata usia 48 5 org rerata usia 45
Sumber: Daftar Urut Kepegawaian (DUK) per Desember 2009, Diolah Catatan: Umur tertinggi karyawan BBTPPI adalah 60 tahun
Data pada Tabel 5 menunjukkan peningkataan jumlah SDM BBTPPI
yang berstatus PNS dari tahun 2005 hingga 2009. Adanya perubahan
jumlah dikarenakan adanya pegawai yang memasuki masa pensiun,
mutasi pegawai, serta adanya penerimaan pegawai baru melalui
seleksi CPNS.
Kebijakan meningkatkan pengetahuan dan kemampuan SDM melalui
pendidikan formal maupun non formal berupa diklat dalam negeri
maupun di luar negeri, kerjasama dengan luar negeri misalnya dalam
bentuk, pelatihan teknis, kerjasama litbang dan lain sebagainya, serta
mendatangkan tenaga ahli (expert) dari luar negeri untuk
memutakhirkan teknik pengujian dan instrumentasi, telah berpengaruh
kepada peningkatan tingkat pendidikan SDM.
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
46
Selain itu ada juga pegawai yang melanjutkan sekolah ke jenjang yang
lebih tinggi (dari D3 ke S1) dengan biaya sendiri dan sejak tahun 2008
sudah dirintis meminta CPNS dengan pendidikan S2, sehingga
diharapkan gap generasi dapat teratasi, namun tetap diperlukan
anggaran yang cukup besar untuk kaderisasi SDM tersebut. Latar
belakang pendidikan SDM BBTPPI sebagian besar berpendidikan
teknis seperti Teknik Lingkungan, Teknik Industri, Teknik Pertanian,
Teknologi Industri Pertanian, Teknologi Pangan, Teknik Kimia, Teknik
Mesin, Teknik Fisika, MIPA, Kimia Analisis dan tenaga non teknis
seperti Magister Manajemen, Ilmu Administrasi, Sekretaris,
Perpustakaan, Ilmu Hukum, Ekonomi Akuntansi dan Ekonomi
Manajemen. SDM yang berlatar pendidikan SLTP ke bawah
ditempatkan pada posisi keamanan dan kebersihan.
Dengan semakin meningkatnya layanan yang harus diberikan,
penurunan jumlah pegawai dan kebijakan pemerintah yang
mempersyaratkan pendidikan minimal D3, sementara BBTPPI
membutuhkan SDM berlatar belakang pendidikan Sekolah Menengah
Analis Kimia sebagai tenaga analis laboratorium dan berlatar belakang
pendidikan SMA sebagai tenaga satpam, supir dan kebersihan
menyebabkan kebutuhan tenaga harian ini tidak dapat dihindari.
Jumlah tenaga honorer/harian lepas yang ada di BBTPPI dapat dilihat
pada Tabel 6.
Tabel 7. SDM BBTPPI (Honorer/Tenaga Harian Lepas) Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pendidikan 2005 2006 2007 2008 2009 D3 1 1 1 1 1
SLTA 3 2 2 2 2 SLTP − − − − -
SD 2 2 2 2 2 Total 6 5 5 5 5
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
47
Seperti terlihat pada Tabel diatas, tenaga harian lepas yang banyak
dibutuhkan adalah dari Sekolah Menengah Analis Kimia sebagai
tenaga analis untuk menyelesaikan jumlah contoh yang terus
meningkat. Dalam jangka pendek, masalah tenaga analis ini dapat
diatasi, namun pada saat dibutuhkan kualifikasi SDM yang lebih tinggi,
sedangkan SDM yang potensial dan berpengalaman sudah mulai
masuk pensiun, penggunaan tenaga harian lepas ini tidak dapat
diandalkan karena membutuhkan investasi yang besar untuk
meningkatkan kompetensi mereka, sementara tidak ada ikatan yang
kuat sebagai tenaga lepas. Oleh karena itu, percepatan kaderisasi
tenaga PNS tetap menjadi prioritas dan pembinaan akan dilakukan
secara selektif serta diarahkan untuk meningkatkan pelayanan yang
lebih baik dan cepat.
Pembinaan dan Pengembangan kompetensi SDM BBTPPI terus
dilakukan setiap tahun baik melalui Diklat maupun pendidikan formal.
Tabel 8 di bawah menunjukkan Pembinaan dan Pengembangan
kompetensi SDM BBTPPI pada tahun 2007 dan 2008.
TABEL 8. Pendidikan dan Pelatihan Yang Diikuti Oleh Pegawai
TAHUN 2007-2008 UNIT KERJA : BALAI BESAR TEKNOLOGI PENCEGAHAN PENCEMARAN INDUSTRI
NO. JENIS DIKLAT GOLONGAN
KET I II III IV TOTAL
1 2 3 4 5 6 7 8 TA. 2007
1. Diklat Struktural a. Diklatpim Tk. III Angkatan VI - - 3 - 3 b. Diklatpim Tk. IV Angkatan VI - - 1 - 1 c. Diklatpim Tk. IV Angkatan VII - - 2 - 2 d. Diklat Prajabatan Gol. II Angkatan I - 1 - - 1
2. Diklat Fungsional a. Diklat Penyuluh Perindag Tingkat Dasar - - 1 - 1 b. Diskusi tentang Penilaian Angka Kredit
Fungsional Pengendali Dampak Lingkungan
- 1 3 - 4
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
48
NO. JENIS DIKLAT GOLONGAN
KET I II III IV TOTAL
c. Diklat Fungsional Peneliti Tingkat I Angkatan XLVI
- - 1 - 1
d. Diklat Fungsional Peneliti Tingkat I Angkatan LVI
- - 1 - 1
e. Peningkatan Ketrampilan Fungsional Analis Kepegawaian
- - 1 - 1
3. Diklat Teknis 1). The Training Program on Industry and
Environmental Protection for Indonesia - - 2 - 2
2). Certificate Course in Office Toola and E-Commers
- - 2 - 2
3). Workshop SABMN - - 2 - 2 4). Workshop ISO 17021 : 2006 - 1 3 - 4 5). Diklat Sistem Industri Aparatur - - 1 1 2 6). Workshop Competitive Intelligent Angk. I - - 1 1 2 7). Workshop Competitive Intelligent Angk. II - - 1 1 2 8). Diskusi Peraturan Disiplin Pegawai - - 1 - 1 9). Diklat Studi Kelayakan UKM - - - 1 1 10). Temu Teknis Jabatan Fungsional Peneliti - - - 1 1 11). Diklat Public Relation - - - 1 1 12). Pelatihan dan Bimbingan Penyusunan
KTI - - 1 1 2
13). Training Continuous Improvement ISO/IEC 17025 : 2005
33). Sosialisasi Peningkatan Sistem Pengelolaan Penggajian
- - 2 - 2
34). Sosialisasi Sistem Informasi Database Fungsional T. Litkayasa
- 1 2 - 3
4 Pendidikan formal a. S2 Magister Ilmu Lingkungan - - - 2 2 b. S2 Magister Teknik Kimia - - 1 - 1 c. S2 Magister Ilmu Kimia - - 2 - 2 d. S1 MIPA Kimia - 1 - - 1 e. S1 Teknik Informatika - - 1 - 1 f. S1 Teknologi Hasil Pertanian - 1 - - 1
JUMLAH (2007) - 9 76 23 108 TA. 2008
1 Diklat Struktural
a. Diklatpim Tk. III - - 1 - 1 b. Diklatpim Tk. IV - - 3 - 3 c. Diklat Prajabatan Golongan III - - 4 - 4 c. Diklat Prajabatan Golongan II - 1 - - 1
2 Diklat Fungsional
Diklat Fungsional Peneliti Tingkat Pertama - - 2 - 2 3 Diklat Penjenjangan
Diklat Penyetaraan Golongan Pendidikan S1 - 1 - - 1 3 Diklat Teknis
1). Diklat Sistem Industri Aparatur I dan II - - 1 1 2 2). Diklat Leadership dan Manajemen
Perubahan - - - 1 1
3). Workshop Penyusunan Laporan Keuangan
- 1 1 - 2
4). Workshop Conformity Assesment System and Certification
- - 1 1 2
5). Diklat Perencanaan Startegis - - - 1 1 6). Diklat Hubungan Ekonomi Internasional - - 1 - 1
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
50
NO. JENIS DIKLAT GOLONGAN
KET I II III IV TOTAL
7). Diklat Program Percepatan Akuntabilitas Keuangan Pemerintah (PPAKP)
- - 1 - 1
8). ToT Penentuan Klaisifikasi, Pelabelan dan Penyusunan Lembar Data Keselamatan Bahan Kimia Berdasarkan GHS
- - 1 - 1
9). Pelatihan Kalibrasi Bidang Teori Ketidakpastian, Kalibrasi Massa dan Timbangan, Kalibrasi Volume
- - 1 - 1
10). Pelatihan Asesor Kompetensi Bidang Furniture dan Kayu Olahan
13). Pelatihan Patent Drafting Lanjutan - - 2 - 2 14). Pelatihan Keppres No. 80 Tahun 2003 - 2 - 2 4 15). Training Method Validation on
Microbiology Analalysis - - 2 - 2
4 Pendidikan formal
a. S3 Ilmu Kimia - - 1 - 1 b. S2 Magister Manajemen - - 1 - 1 c. S2 Magister Teknik Kimia - - 1 - 1 d. S2 Magister Ilmu Lingkungan - - - 1 1 e. S1 Teknik Informatika - - 1 - 1 f. S1 Komputer Bisnis - 1 - - 1 g. S1 Teknik Kimia - 1 - - 1
JUMLAH (2008) - 7 26 9 42
4. Aspek Sarana dan Prasarana
BBTPPI mempunyai sarana dan prasarana gedung perkantoran,
laboratorium uji/kalibrasi dan laboratorium proses yang berlokasi di Jl.
Ki Mangunsarkoro No. 6 Semarang. Gedung BBTPPI berada di pusat
kota sehingga sangat strategis dan mudah dijangkau oleh masyarakat
industri, namun lahan yang tersedia terbatas, sehingga perluasan
kapasitas tidak memungkinkan kecuali mendirikan bangunan
bertingkat.
Per 30 Juni 2009, BBTPPI memiliki aset total sebesar 30 Milyar rupiah
dengan 15,5 Milyar diantaranya berupa peralatan dan mesin
penunjang jasa layanan pengujian, kalibrasi, dan litbang.
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
51
Luasan gedung, peruntukan dan peralatan yang tersedia dapat dilihat
pada Tabel 9.
Tabel 9. Kapasitas Ruangan dan Laboratorium
No. Ruangan Luas (M2)
Jumlah Personil Alat Jumlah Keterangan
1. Lab. Instrumental Lab. Limbah Padat dan B3
150 8 orang AAS 2 Jumlah contoh sekitar 306 buah / bulan
37. Autoclave - - - 1 - 1 Alat Hibah Audit Energy dari
Ditjend ILMTA :
38. Alat Ukur Arus Listrik (Clamp on Meter)
- - - - 2 2
39. Alat Ukur Gas (Combustion Efficiency)
- - - - 1 1
40. Alat Ukur Kecepatan Angin (Digital Anemometer)
- - - - 2 2
41. Alat Ukur Cahaya (Digital Luxmeter)
- - - - 1 1
42. Alat Ukur Suhu (Digital Thermometer)
- - - - 2 2
43. Alat Ukur Suhu (Infra Red Thermometer)
- - - - 2 2
44. Alat Ukur Arus Listrik (Power Meter)
- - - - 1 1
45. Alat Ukur Kebocoran Gas (Steam Trap Detector)
- - - - 1 1
46. Alat Ukur Kecepatan Putaran Suatu Benda (Tachometer/Stroboscope)
- - - - 1 1
47. Alat Ukur Kelembaban (Temperature Humidity Meter)
- - - - 1 1
48. Alat Ukur Arus Air (Ultrasonic Flowmeter)
- - - - 1 1
49. Alat Ukur Gambar (Thermal Imager)
- - - - 1 1
Dilihat pada Tabel 10, beberapa peralatan diperoleh melalui dana
Anggaran Biaya Tambahan (ABT) seperti pada tahun 2006.
Penerimaan ABT ini dapat membantu terutama dalam pengadaan alat
di luar rencana sebelumnya atau pagu untuk pengadaan alat yang
tidak mencukupi, hanya sistem ABT ini banyak resikonya dan peluang
untuk gagal besar karena waktu pengadaan yang terbatas.
BBTPPI masih membutuhkan UPS (Uninterrupted Power Supply)
mengingat peralatan-peralatan yang ada membutuhkan kestabilan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
59
dalam tegangan listrik untuk mengurangi risiko kerusakan peralatan
dalam rangka memperpanjang umur pakai alat dan mengurangi biaya
perbaikan.
Dalam rangka mendukung jasa pelayanan teknis secara profesional,
maka BBTPPI membutuhkan penelitian dan pengembangan yang
mendukung kemutakhiran teknologi. Kegiatan litbang tersebut sangat
didukung dengan sarana dan prasarana yang ada di laboratorium
litbang/riset BBTPPI. Dengan adanya laboratorium litbang/riset,
BBTPPI dapat mengadakan berbagai kegiatan untuk kerjasama
penelitian dalam rangka pengembangan produk, perbaikan proses
maupun riset pasar termasuk pelatihan.
Sarana dan prasarana yang dimiliki BBTPPI dirasakan belum mampu
menunjang kegiatan-kegiatan BBTPPI dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat industri. Oleh karena itu, dalam upaya terus
meningkatkan layanan ini, masih dibutuhkan dukungan anggaran RM
untuk pengadaan, pemeliharaan dan perawatannya.
B. Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator sasaran,
guna mengukur apakah kegiatan yang dilakukan sudah mencapai sasaran
yang sesuai dengan program, kebijakan dan tujuan yang telah ditetapkan
dalam mewujudkan visi dan misi BBTPPI. Target dan pencapaian kinerja
BBTPPI dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Pengukuran Kinerja Tahun 2009
Sasaran Kegiatan Indikator Satuan
Capaian Indikator Kinerja
Target Reali-sasi
Persen-tase
Terselenggaranya kegiatan litbang
Penelitian dan Pengembangan
Jumlah kegiatan litbang
Paket 10 10 10 100% 73% 73%
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
60
Sasaran Kegiatan Indikator Satuan
Capaian Indikator Kinerja
Target Reali-sasi
Persen-tase
terapan dan RBPI yang berfokus pada teknologi pencegahan pencemaran
industri
Jumlah SDM yg menguasai tek.
pencegahan pencemaran
industri
Orang 12 12 100%
Jumlah litbang yg didesiminasikan
Paket 12 12 100%
Semakin berkembangnya Jasa Pelayanan
teknis
Penelitian dan Pengembangan
Jumlah kerjasama
litbang
MOU 10 8 80%
Pelatihan Teknik Operasional
Jumlah SDM industri yg dilatih
Orang 8 9 112,50%
Pengujian Bahan dan Produk
Jumlah contoh pengujian
Contoh 600 508 84,67%
Konsultasi Keteknikan
Jumlah perusahaan yg
dikonsultasi
MOU 3 3 100%
Standardisasi dan Pengawasan
Mutu Produk
Jumlah RSNI RSNI 6 6 100% Jumlah contoh
pengujian Contoh 90 44 48,89%
Kalibrasi Jumlah alat yg dikalibrasi
Unit 60 70 116,67%
Sertifikasi Jumlah perusahaan yg
disertifikasi
MOU 72 79 109,72%
Rancang Bangun dan
Perekayasaan Industri (RBPI)
Jumlah perusahaan yg
pesan alat
MOU 1 1 100,00%
Penanganan Pencemaran
Jumlah contoh pengujian
Contoh 1.700 1.787 105,12%
Berdasarkan data sampai dengan bulan September 2009, target total
penerimaan dari jasa layanan telah tercapai, namun per jenis layanan akan
bervariasi, dimana akan ada yang melebihi target dan ada juga yang tidak
mencapai target.
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab IV. Analisis Lingkungan
61
BAB IV ANALISIS LINGKUNGAN
A. Analisis TOWS
Organisasi hidup dalam suatu sistem yang saling berhubungan dan saling
mempengaruhi, sehingga untuk mempertahankan eksistensinya, organisasi
tersebut perlu mengenali dan menguasai berbagai informasi lingkungan
strategisnya.
Tujuan kegiatan pencermatan lingkungan strategis adalah untuk memahami
peluang dan tantangan eksternal organisasi dan mengenali kekuatan dan
kelemahan internal organisasi sehingga organisasi dapat mengantisipasi
perubahan-perubahan yang akan terjadi di masa yang akan datang.
Demikian juga tentunya dengan BBTPPI, guna mempertahankan eksistensi
serta meningkatkan pelayanan yang lebih baik, perlu dilakukan analisis
lingkungan internal maupun eksternal yang difokuskan pada aspek layanan,
keuangan, SDM dan organisasi serta sarana dan prasarana. Analisis
lingkungan strategis tersebut diuraikan sebagai berikut ini.
1. Analisis Lingkungan Internal
Berdasarkan analisis maka faktor-faktor internal yang mempengaruhi
pencapaian visi, misi dan tujuan BBTPPI adalah sebagai berikut :
a. Kekuatan a) Aspek Layanan
1) Mempunyai pelanggan tetap.
BBTPPI mempunyai pelanggan tetap ± 550 untuk jasa
layanan pengujian, kalibrasi dan sertifikasi yang
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab IV. Analisis Lingkungan
62
secara rutin memanfaatkan jasa layanan yang ada di
BBTPPI. Pelanggan tetap tersebut berasal dari industri
maupun instansi pemerintah terutama di Jawa Tengah.
2) Adanya layanan plus ”One Stop Services” yang
ditawarkan.
BBTPPI memiliki layanan “One Stop Services”
(layanan satu atap), sehingga memudahkan
pelanggan dalam perolehan sertifikat (SNI, Sistem
Manajemen Mutu dan Sistem Manajemen
Lingkungan). BBTPPI mempunyai jasa layanan
sertifikasi yang didukung layanan pengambilan contoh,
layanan pengujian, kalibrasi, maupun pelatihannya.
Sebagai contoh lembaga-lembaga sertifikasi
(sertifikasi produk/ISO 9001/ISO 14001) yang
membutuhkan jasa pengujian, kalibrasi, dan pelatihan
maka semua jasa layanan tersebut bisa sekaligus
dilakukan di BBTPPI.
3) Merupakan laboratorium yang ditunjuk untuk
pelayanan pengujian dalam rangka monitoring
pencemaran lingkungan.
Laboratorium pengujian BBTPPI merupakan
laboratorium yang ditunjuk dalam rangka monitoring
pencemaran lingkungan oleh Kementrian Negara
Lingkungan Hidup dan Badan Lingkungan Hidup
Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota.
4) Mampu mengembangkan jenis layanan melalui
dukungan inovasi litbang.
Kegiatan Litbang di BBTPPI dilakukan secara rutin
dengan dana dari APBN. Penelitian yang dilakukan
berkaitan dengan teknologi proses, pengembangan
produk dan bahan baku/bahan penolong,
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab IV. Analisis Lingkungan
63
pengembangan metode uji dan rancang bangun
perekayasaan industri. Hasil litbang ini akan
meningkatkan kemampuan BBTPPI dalam
memberikan jasa layanan. Penelitian dan
pengembangan teknologi pencegahan pencemaran
industri akan mendukung jasa layanan pelatihan dan
konsultansi.
5) Mampu melakukan layanan audit energi.
Dalam melaksanakan layanan audit energi kepada
pelanggan, BBTPPI mempunyai SDM dan peralatan
yang mampu melakukan identifikasi peluang bagi
pelanggan untuk melakukan penghematan
penggunaan energi.
b) Aspek Keuangan
1) Pendapatan meningkat dari tahun ke tahun.
Realisasi PNBP setiap tahun selalu mengalami
peningkatan yakni pada tahun 2005 sebesar Rp 2,09
milyar dan pada tahun 2009 menjadi Rp 4,60 milyar.
Peningkatan ini didukung oleh layanan yang semakin
profesional, SDM yang berpengalaman, serta sarana
peralatan yang cukup memadai terutama untuk
layanan penanganan pencemaran.
2) Tarif jasa layanan kompetitif.
Dalam memberikan jasa layanannya, BBTPPI
memberlakukan tarif layanan yang relatif lebih murah
dan kompetitif dibanding dengan lembaga lain yang
sejenis disamping hasil pengujian yang akurat,
sehingga dapat meningkatkan jumlah pemakai jasa
layanan pengujian BBTPPI.
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab IV. Analisis Lingkungan
64
3) Adanya dukungan anggaran dari APBN.
Anggaran BBTPPI selain bersumber dari PNBP juga
dari Rupiah Murni (RM). RM tersebut digunakan untuk
pembayaran 1) Belanja Pegawai, 2) Belanja Barang,
3) Belanja Modal. Dengan adanya dukungan dari RM,
pengadaan peralatan JPT yang relatif mahal dan
belanja pegawai dapat terpenuhi.
c) Aspek SDM dan Organisasi
1) Memiliki SDM berkompeten.
BBTPPI dalam melaksanakan JPT didukung oleh SDM
yang memiliki kompetensi serta latar belakang
pendidikan formal dan non-formal yang mendukung
pelaksanaan tupoksi.
2) Adanya sistem pola karier bagi pegawai baru.
Dalam pembinaan karier pegawai BBTPPI telah
menggunakan sistem pola karir sesuai dengan
Permenperin No. 91/M-IND/PER/11/2007 tentang
pedoman mutasi jabatan dan pengembangan karir
pegawai Departemen Perindustrian. Dengan adanya
pola karir tersebut diharapkan mampu membentuk
pribadi yang disiplin dan profesional sehingga dapat
mendorong peningkatan kinerja pegawai.
3) Tata kelola organisasi jasa pelayanan teknis pengujian, kalibrasi dan sertifikasi sudah mengikuti ketentuan yang berlaku secara internasional. Tata kelola untuk layanan sertifikasi ISO 9001 oleh
BISQA dan untuk layanan sertifikasi ISO 14000 oleh
BRISEMA telah terakreditasi oleh KAN sesuai ISO/IEC
17021:2006. Tata kelola untuk layanan pengujian oleh
Lab. Uji dan untuk layanan kalibrasi oleh Lab. Kalibrasi
telah terakreditasi oleh KAN sesuai ISO/IEC
17025:2005. Tata kelola untuk layanan sertifikasi
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab IV. Analisis Lingkungan
65
produk oleh LSPro-BBTPPI telah terakreditasi oleh
KAN sesuai ISO/IEC Guide 65:1996.
d) Aspek Sarana dan Prasarana
1) Lokasi BBTPPI yang strategis.
Lokasi BBTPPI terletak di tengah kota dan mudah
dijangkau, sehingga memudahkan pelanggan untuk
memperoleh jasa layanan yang dibutuhkan.
2) Memiliki peralatan, pengujian, kalibrasi, dan proses.
Laboratorium BBTPPI memiliki peralatan yang lengkap
baik untuk pengujian, kalibrasi, maupun peralatan
proses. Kelengkapan ini memberikan dukungan bagi
kelancaran pelayanan kepada pelanggan BBTPPI.
3) Memiliki website.
BBTPPI memiliki website dengan alamat
http://www.bbtppi.org/ yang memudahkan pelanggan
untuk mengakses jasa pelayanan teknis yang dapat
diberikan oleh BBTPPI.
b. Kelemahan a) Aspek Layanan
1) Waktu penyelesaian layanan yang lama.
Penyelesaian layanan pengujian tidak tepat waktu dan
memerlukan waktu yang lama dikarenakan jumlah
contoh yang semakin banyak dan bervariasi baik
komoditas maupun parameter uji, sedangkan
kapasitas sarana dan prasarana serta SDM cenderung
menurun.
2) Parameter pengujian/kalibrasi dan ruang lingkup
sertifikasi belum terakreditasi seluruhnya.
BBTPPI mempunyai laboratorium terakreditasi yang
mampu melakukan pengujian (komoditas SNI wajib
dan pencemaran) namun belum untuk seluruh
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab IV. Analisis Lingkungan
66
parameter; laboratorium kalibrasi terakreditasi yang
mampu melakukan kalibrasi peralatan dan mesin
namun dengan lingkup yang terbatas; dan lembaga
sertifikasi terakreditasi namun dengan lingkup yang
terbatas.
3) Belum diterapkannya teknologi informasi secara
optimal.
Teknologi informasi belum diterapkan secara optimal
pada setiap jenis layanan sehingga kurang
mendukung layanan yang cepat tanggap dalam
memenuhi kebutuhan pelanggan.
4) Lemahnya networking/jejaring kerjasama.
Dalam memberikan jasa layanan teknis yang
komprehensif sesuai kebutuhan pelanggan, BBTPPI
belum memiliki jejaring yang efektif dengan
lembaga/institusi yang komplementer.
5) Pemasaran belum efektif.
Kegiatan pemasaran yang menawarkan jasa layanan
teknis BBTPPI termasuk survei kebutuhan pelanggan
belum dilakukan secara efektif, sehingga belum
diperoleh data yang lengkap mengenai jenis layanan
yang dibutuhkan pelanggan.
b) Aspek Keuangan
1) Pendapatan PNBP belum proporsional.
Adanya kenaikan pagu yang sudah mempunyai
pelanggan tetap seperti pengujian, kalibrasi dan
sertifikasi dibandingkan jasa layanan lainnya
menyebabkan tidak semua target penerimaan tercapai
karena terbatasnya pagu penggunaan yang
dialokasikan sehingga pendapatan PNBP belum
proporsional.
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab IV. Analisis Lingkungan
67
2) Perencanaan anggaran belum efektif.
Perencanaan pengalokasian belanja sering tidak tepat,
sehingga harus dilakukan revisi anggaran sedangkan
revisi anggaran membutuhkan waktu yang lama.
3) Biaya investasi/pemeliharaan terbatas.
BBTPPI menghadapi kendala memenuhi kebutuhan
investasi dan pemeliharaan yang semakin meningkat
sejalan dengan meningkatnya layanan, namun pagu
yang disediakan terbatas.
4) Penetapan tarif jasa layanan tidak bisa direvisi dalam
waktu yang relatif singkat.
Tarif yang digunakan sekarang mengacu kepada tarif
yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah
No 63 tahun 2007 tentang jenis dan tarif atas jenis
PNBP yang berlaku pada Departemen Perindustrian,
mulai diterapkan pada awal tahun anggaran 2008.
Pada saat terjadi perubahan nilai tukar dollar, inflasi,
adanya jenis layanan baru, dan sebagainya, seringkali
tarif yang digunakan sudah tidak sesuai dengan
kondisi yang sebenarnya dan karena ditetapkan
dengan peraturan pemerintah, tarif tersebut tidak bisa
direvisi dalam waktu yang relatif singkat.
c) Aspek SDM dan Organisasi
1) Pengembangan SDM untuk mengikuti perkembangan
iptek terbatas.
Terbatasnya kesempatan SDM mengikuti
perkembangan iptek dikarenakan keterbatasan
anggaran. Hal ini mengakibatkan kaderisasi untuk
menggantikan posisi yang membutuhkan keahlian
tertentu memerlukan waktu yang lama, karena SDM
yunior memiliki pengalaman yang terbatas.
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab IV. Analisis Lingkungan
68
2) Pemberdayaan SDM yang berkompeten belum
terencana dengan baik.
Pemberdayaan SDM yang berkompeten belum
terencana dengan baik di dalam menangani beban
kerja, sehingga waktu tunggu pelaksanaan jasa
layanan semakin meningkat.
3) Pelaksanaan jasa pelayanan teknis belum
dilaksanakan sesuai organisasi BBTPPI.
Agar implementasi ISO/IEC 17025, ISO/IEC 17021
dan ISO/IEC Guide 65 lebih efektif, maka fungsi mutu,
teknis dan administratif dilaksanakan sesuai struktur
organisasi berdasarkan Peraturan Menteri
Perindustrian RI Nomor : 47/M-IND/PER/6/2006
tentang Organisasi dan Tata Kerja BBTPPI.
4) Tata kelola organisasi jasa pelayanan teknis penelitian
dan pengembangan belum mengikuti ketentuan yang
berlaku secara nasional/internasional.
Pranata litbang BBTPPI belum diakreditasi oleh
Komite Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan
Pengembangan (KNAPPP) untuk menunjang seluruh
kerjasama litbang BBTPPI dan mempertahankan mutu
layanan.
d) Aspek Sarana dan Prasarana
1) Keterbatasan kapasitas sarana dan prasarana lab.
pengujian dan kalibrasi.
Keterbatasan kapasitas sarana dan prasarana lab.
pengujian dan kalibrasi mengakibatkan kendala dalam
melayani kebutuhan pelanggan yang semakin
meningkat.
2) Pemeliharaan sarana dan prasarana belum terencana
dengan baik.
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab IV. Analisis Lingkungan
69
Pemeliharaan sarana dan prasarana BBTPPI belum
terencana dengan baik karena pemeliharaan masih
bersifat perbaikan dan belum merupakan
pemeliharaan preventif yang mendukung utilisasi
sarana dan prasarana secara optimal.
3) Belum tersedianya sistem informasi yang mendukung
jasa layanan.
Agar pelaksanaan pekerjaan di lingkungan BBTPPI
menjadi lebih cepat dan sistematis sehingga dapat
memberikan layanan yang lebih baik, BBTPPI perlu
mengembangkan sistem informasi yang meliputi
antara lain : SIL (Sistem Informasi Laboratorium),
SIKAL (Sistem informasi Kalibrasi), SIS (Sistem
Informasi Sertifikasi), dan SIP (Sistem Informasi
Persediaan) termasuk infrastruktur jaringan.
2. Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis lingkungan eksternal juga dilakukan dengan
mempertimbangkan 4 Aspek yaitu : Aspek Layanan, Aspek Keuangan,
Aspek SDM dan Organisasi dan Aspek Sarana dan Prasarana.
Berdasarkan analisa, faktor-faktor eksternal yang berpengaruh dan
perlu dicermati dengan seksama adalah sebagai berikut:
a. Peluang
a) Aspek Layanan
1) Potensi dan pangsa pasar untuk penanganan dan
pencegahan pencemaran industri dan pengelolaan
energi di industri relatif besar.
Potensi pasar yang ada relatif masih besar
sehubungan dengan kebutuhan industri akan
penanganan dan pencegahan pencemaran industri
dan pengelolaan energi di industri. Saat ini pasar yang
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab IV. Analisis Lingkungan
70
sudah digarap masih terkonsentrasi di provinsi Jawa
Tengah, sehingga masih terbuka peluang di tingkat
nasional.
2) Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
yang pesat.
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi
memungkinkan "delivery" jasa layanan teknis dapat
dipercepat sehingga memberikan peluang dalam
meningkatkan jasa layanan teknis BBTPPI.
3) Peraturan pelestarian lingkungan yang semakin ketat
Peraturan pelestarian lingkungan yang semakin ketat
memaksa industri mengurangi, mengolah dan
mendaur ulang limbahnya yang akan menumbuhkan
kebutuhan untuk jasa layanan teknis seperti :
konsultansi dan sertifikasi sistem lingkungan serta
litbang, RBPI dan konsultasi terkait green production
technology, perencanaan IPAL dlsb.
4) Kebijakan Pemerintah mengenai SNI wajib.
Dengan adanya kebijakan SNI wajib maka
diperkirakan kegiatan BBTPPI yang berhubungan
dengan layanan pengujian, sertifikasi dan kalibrasi
akan semakin meningkat. Disamping itu BBTPPI
berperan serta di dalam mendukung kebijakan industri
nasional dalam pengawasan produk melalui layanan
pengujian.
b) Aspek Keuangan
1) Pengelolaan Keuangan BLU (PK-BLU).
Adanya kebijakan dari Pemerintah mengenai
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK-
BLU) yang lebih memberikan keleluasaan dalam
merencanakan dan menggunakan pagu anggaran
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab IV. Analisis Lingkungan
71
PNBP sehingga BBTPPI dapat memberikan layanan
maksimal dengan jumlah pelanggan yang lebih
banyak.
2) Anggaran Rupiah Murni (RM) meningkat.
Pembiayaan yang bersumber dari RM cenderung
semakin meningkat dari tahun ke tahun sehingga
semakin mendukung alokasi anggaran pengadaan
peralatan untuk jasa layanan terkait dengan
pemberlakuan SNI wajib serta untuk kegiatan litbang
sesuai fokus yang diprioritaskan.
c) Aspek SDM dan Organisasi
1) Terbukanya kesempatan meningkatkan kompetensi.
Kesempatan untuk meningkatkan kompetensi sangat
terbuka baik melalui diklat-diklat maupun program bea
siswa S2 dan S3. yang didanai oleh BPPI atau pihak
lain.
2) Berkembangnya sertifikasi profesi.
Sertifikasi profesi sangat mendukung pengembangan
SDM berbasis kompetensi sehingga BBTPPI dapat
memberikan jasa layanan teknis yang sesuai dengan
tujuan dan sasaran organisasi dengan standar kinerja
yang telah ditetapkan.
3) Berlakunya sistem reformasi birokrasi untuk
meningkatkan kinerja.
Upaya pemerintah untuk meningkatkan kinerja SDM
dilakukan dengan melakukan reformasi birokrasi
melalui penempatan SDM sesuai kompetensinya
dengan sarana & prasarana yang memadai untuk
meningkatkan layanan prima.
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
1) Kerjasama penggunaan sarana laboratorium proses.
BBTPPI dapat melakukan kerjasama dengan industri
DN/LN menggunakan peralatan proses yang tersedia
untuk melakukan uji coba produksi, pengembangan
produk/bahan baku/bahan penolong, perbaikan mutu,
formulasi produk, market riset, efisiensi proses,
standardisasi proses dan produk, dan lain sebagainya.
2) Adanya program bantuan dari DN/LN.
Terbukanya lembaga/institusi baik dalam negeri
maupun luar negeri yang bisa memberikan bantuan
peralatan seperti ABT, kerjasama luar negeri.
3) Tersedianya peralatan uji cepat (Rapid Test).
BBTPPI belum memiliki peralatan uji cepat seperti
untuk penetapan kadar air, parameter pada
mikrobiologi dan parameter pada AMDK yang dapat
mendukung kecepatan penyelesaian pengujian.
b. Ancaman
a) Aspek Layanan
1) Adanya lembaga layanan sejenis.
Keberadaan lembaga layanan yang sejenis baik
nasional termasuk perguruan tinggi maupun
internasional terutama di tingkat ASEAN yang
memberikan layanan sejenis dengan jasa layanan
BBTPPI akan berpotensi sebagai pesaing dan dapat
meningkatkan persaingan yang ketat.
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab IV. Analisis Lingkungan
73
2) Perkembangan iptek yang cepat.
Perkembangan teknologi pencegahan pencemaran
industri, nanoteknologi dan bioteknologi lingkungan,
'green production' sangat cepat sehingga BBTPPI
perlu meningkatkan kemampuannya untuk mengejar
ketertinggalan tersebut guna mendorong peningkatan
daya saing industri melalui upaya pelestarian
lingkungan.
3) Tuntutan pelanggan akan layanan prima.
Dengan semakin meningkatnya kesadaran dan
pemahaman pelanggan tentang mutu layanan, maka
akan mengakibatkan tuntutan pelangggan terhadap
layanan prima.
b) Aspek Keuangan
1) Tingkat inflasi.
Apabila terjadi inflasi yang tinggi, tarif yang ada untuk
jasa pelayanan teknis akan tidak sesuai lagi dengan
kondisi riil.
2) Nilai tukar Rupiah.
Bahan kimia, peralatan, suku cadang dan standar
yang digunakan untuk pengujian sebagian besar
masih di impor sehingga nilai tukar rupiah yang
melemah mengakibatkan membengkaknya jumlah
rupiah yang dibutuhkan, kondisi ini akan meningkatkan
anggaran yang dibutuhkan dan dampak lain yang
dapat ditimbulkan oleh melemahnya nilai tukar rupiah
ini adalah pengadaan barang atau bahan menjadi
batal atau terhambat.
3) Investasi Sektor Industri menurun.
Pertumbuhan industri akan berpengaruh sangat
signifikan kepada jasa layanan BBTPPI. Apabila
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab IV. Analisis Lingkungan
74
investasi sektor industri menurun akan berdampak
negatif pada perkembangan jasa layanan BBTPPI.
c) Aspek SDM dan Organisasi
1) Perubahan-perubahan lingkungan yang berlangsung
cepat.
Perubahan-perubahan lingkungan yang berlangsung
cepat akibat globalisasi menuntu organisasi yang
memberikan layanan harus responsif, cepat bereaksi
dan 'cost-effective' agar dapat bersaing dan
'sustainable' sesuai tuntutan perubahan.
2) Kebijakan Pemerintah tentang rekruitmen / formasi
tenaga lab.
Adanya Kebijakan dalam Pengadaan CPNS bahwa
Formasi CPNS pendidikan terendah adalah D3 keatas.
Sementara ini BBTPPI membutuhkan lebih banyak
tenaga Laboratorium yang berasal dari lulusan
Sekolah Menengah Analis Kimia yang sesuai dengan
tuntutan pekerjaannya.
d) Aspek Sarana dan Prasarana
1) Adanya peralatan mutakhir yang dimiliki lab/lembaga
pesaing.
Lembaga atau lab sejenis yang memiliki peralatan
lebih mutakhir berpotensi menarik pelanggan BBTPPI.
2) Siklus hidup peralatan lab. pengujian, kalibrasi, dan
proses yang cepat.
Perkembangan IPTEK yang cepat akan mempercepat
siklus hidup peralatan sehingga peralatan yang
tersedia sekarang tidak sesuai lagi dengan tuntutan
memberikan pelayanan prima.
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab IV. Analisis Lingkungan
75
3) Ketidaksinambungan pasokan suku cadang.
Sebagian peralatan yang digunakan di BBTPPI sudah
tergolong lama namun masih layak dioperasikan.
Beberapa suku cadang yang dibutuhkan sulit
ditemukan di pasaran karena produsen tidak
memproduksi lagi sehingga perlu re-investasi untuk
peralatan yang baru.
B. Penentuan Strategi Setiap Aspek Berdasarkan Matrik Internal-Eksternal
Untuk menentukan posisi masing-masing layanan pada matrik strategi,
dilakukan skoring terhadap masing-masing faktor internal dan eksternal,
sehingga didapat posisi Layanan, Keuangan, SDM dan Organisasi serta
Sarana dan Prasarana seperti terlihat pada Tabel 12-14 di bawah ini.
Tabel 12. Penentuan Posisi Aspek Layanan Pada Matrik Strategi
ASPEK LAYANAN Bobot Rating Skor Faktor Kekuatan
1. Mempunyai pelanggan tetap. 0,16 3 0,48 2. Adanya layanan plus ”One Stop Services” yang
ditawarkan. 0,16 4 0,64
3. Merupakan laboratorium yang ditunjuk untuk pelayanan pengujian dalam rangka monitoring pencemaran lingkungan.
0,12 4 0,48
4. Mampu mengembangkan jenis layanan melalui dukungan inovasi litbang.
0,06 2 0,12
5. Mampu melakukan layanan audit energi. 0,06 3 0,18 Faktor Kelemahan
1. Waktu penyelesaian layanan yang lama. 0,14 4 0,56 2. Parameter pengujian/kalibrasi dan ruang lingkup sertifikasi
belum terakreditasi seluruhnya. 0,14 3 0,42
3. Belum diterapkannya teknologi informasi secara optimal. 0,06 2 0,12 4. Lemahnya networking/jejaring kerjasama. 0,02 2 0,04 5. Pemasaran belum efektif. 0,08 3 0,24
Jumlah 1,00 3,28 Faktor Peluang
1. Potensi dan pangsa pasar untuk penanganan dan pencegahan pencemaran industri dan pengelolaan energi di industri relatif besar.
0,20 4 0,80
2. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat.
0,07 4 0,27
3. Peraturan pelestarian lingkungan yang semakin ketat 0,17 4 0,67
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab IV. Analisis Lingkungan
76
ASPEK LAYANAN Bobot Rating Skor 4. Kebijakan Pemerintah mengenai SNI wajib. 0,10 4 0,40
Faktor Ancaman 1. Adanya lembaga layanan sejenis. 0,13 2 0,27 2. Perkembangan iptek yang cepat. 0,10 2 0,20 3. Tuntutan pelanggan akan layanan prima. 0,23 4 0,93
Jumlah 1,00 3,53
Tabel 13 : Penentuan Posisi Aspek Keuangan Pada Matrik strategi
ASPEK KEUANGAN Bobot Rating Skor Faktor Kekuatan
1. Pendapatan meningkat dari tahun ke tahun. 0,15 3 0,44 2. Tarif jasa layanan kompetitif. 0,15 4 0,59 3. Adanya dukungan anggaran dari APBN. 0,19 3 0,56
Faktor Kelemahan 1. Pendapatan PNBP belum proporsional. 0,04 1 0,04 2. Perencanaan anggaran belum efektif. 0,15 1 0,15 3. Biaya investasi/pemeliharaan terbatas. 0,26 4 1,04 4. Penetapan tarif jasa layanan tidak bisa direvisi dalam
Faktor Ancaman 1. Tingkat inflasi. 0,13 2 0,27 2. Nilai tukar rupiah. 0,07 2 0,13 3. Investasi sektor industri menurun. 0,20 2 0,40
Jumlah 1,00 3,20
Tabel 14 : Penentuan Posisi Aspek SDM dan Organisasi Pada Matrik strategi
ASPEK SDM DAN ORGANISASI Faktor Kekuatan
1. Memiliki SDM berkompeten. 0,25 4 1,00 2. Adanya sistem pola karier bagi pegawai baru. 0,17 4 0,67 3. Tata kelola organisasi jasa pelayanan teknis pengujian,
kalibrasi dan sertifikasi sudah mengikuti ketentuan yang berlaku secara internasional.
0,13 3 0,38
Faktor Kelemahan 1. Pengembangan SDM untuk mengikuti perkembangan
iptek terbatas. 0,17 3 0,50
2. Pemberdayaan SDM yang berkompeten belum terencana dengan baik.
0,21 4 0,83
3. Pelaksanaan jasa pelayanan teknis belum dilaksanakan sesuai organisasi BBTPPI.
0,04 4 0,17
4. Tata kelola organisasi jasa pelayanan teknis penelitian dan pengembangan belum mengikuti ketentuan yang berlaku secara nasional/internasional.
0,04 2 0,08
Jumlah 1,00 3,63
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab IV. Analisis Lingkungan
77
ASPEK SDM DAN ORGANISASI Faktor Peluang
1. Terbukanya kesempatan meningkatkan kompetensi. 0,19 4 0,76 2. Berkembangnya sertifikasi profesi. 0,10 3 0,29 3. Berlakunya sistem reformasi birokrasi untuk meningkatkan
kinerja. 0,29 3 0,86
4. Tersedianya berbagai jabatan fungsional. 0,05 3 0,14 Faktor Ancaman
1. Perubahan-perubahan lingkungan yang berlangsung cepat.
0,19 2 0,38
2. Kebijakan Pemerintah tentang rekruitmen / formasi tenaga lab.
0,19 2 0,38
Jumlah 1,00 2,81
Tabel 15 : Penentuan Posisi Aspek Sarana dan Prasarana Pada Matrik Strategi
ASPEK SARANA DAN PRASARANA Bobot Rating Skor Faktor Kekuatan
1. Lokasi BBTPPI yang strategis. 0,14 3 0,43 2. Memiliki peralatan, pengujian, kalibrasi, dan proses. 0,24 4 0,95 3. Memiliki website. 0,05 3 0,14
2. Pemeliharaan sarana dan prasarana belum terencana dengan baik.
0,19 3 0,57
3. Belum tersedianya sistem informasi yang mendukung jasa layanan.
0,10 3 0,29
Jumlah 1,00 3,52 Faktor Peluang
1. Kerjasama penggunaan sarana laboratorium proses. 0,10 4 0,38 2. Adanya program bantuan dari DN/LN. 0,10 3 0,29 3. Tersedianya peralatan uji cepat (Rapid Test). 0,14 3 0,43
Faktor Ancaman 1. Adanya peralatan mutakhir yang dimiliki lab/lembaga
pesaing. 0,29 2 0,57
2. Siklus hidup peralatan lab. pengujian, kalibrasi, dan proses yang cepat.
0,24 3 0,71
3. Ketidaksinambungan pasokan suku cadang. 0,14 3 0,43 Jumlah 1,00 2,81
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab IV. Analisis Lingkungan
78
Hasil dari pembobotan untuk setiap aspek tersebut nilainya adalah sebagai
berikut:
NO. ASPEK SIMBOL SKOR
1. Layanan ♥ 3,28 – 3,53
2. Keuangan ♦ 3,04 – 3,20
3. SDM dan Organisasi ♣ 3,63 – 2,81
4. Sarana dan Prasarana ♠ 3,52 – 2,81
Nilai tersebut bila disajikan pada matrik IE dapat dilihat pada gambar 1 di
bawah ini:
I II III
IV V VI
VII VIII IX
Total IFE Tertimbang
4 Kuat 3 Rata-rata 2 Lemah 1
Tota
l EFE
Ter
timba
ng
1R
enda
h2
Sed
ang
3Ti
nggi
♥
♦
♣♠
Grow & build
Hold & maintain
Harvest & divest
Gambar 2. Matrik Internal dan Eksternal.
I, II, IV Strategi pembangunan dan pertumbuhan (intensif dan
integratif)
III, V, VII Strategi bertahan
VI, VIII, IX Strategi panen dan pengurangan investasi (divestasi)
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab IV. Analisis Lingkungan
79
Posisi dan strategi untuk aspek Layanan, Keuangan, SDM & Organisasi, dan Sarana & Prasarana.
Berdasarkan analisa matrik internal-eksternal terhadap aspek Layanan,
Keuangan, SDM & Organisasi, dan Sarana & Prasarana BBTPPI berada
pada posisi kuadran I dan IV yaitu pada strategi pembangunan dan
pertumbuhan, maka untuk meningkatkan layanan diperlukan langkah-
langkah strategi intensif dan strategi integratif setiap jenis layanan dengan
meningkatkan mutu dan jenis layanan yang diberikan. Strategi intensif
dapat dilakukan melalui intensifikasi promosi atau penetrasi pasar untuk
setiap jenis layanan jasa teknis dalam rangka mempertahankan pelanggan
tetap dan menarik pelanggan baru secara terus menerus serta peningkatan
kapasitas sarana dan prasarana BBTPPI dengan melakukan penambahan
peralatan modern yang mendukung layanan lebih cepat dan akurat. Strategi
integratif dilakukan melalui pelayanan one stop services.
C. TOWS Matrix dan Pemilihan Strategi
Dalam menentukan dan memilih strategi operasional perlu disusun TOWS
matrik dengan mempertimbangkan faktor internal dan eksternal, sehingga
dapat diidentifikasi Strategi S-O, Strategi W-O, Strategi S-T dan Strategi W-
T sebagaimana dapat dilihat pada TOWS Matrix Lampiran V.
Setelah teridentifikasi semua strategi operasional, selanjutnya perlu
dilakukan pemilihan strategi yang tepat dan sesuai dengan Visi, Misi, dan
nilai-nilai yang dianut oleh BBTPPI. Hasil skoring terhadap masing-masing
strategi dapat dilihat pada Tabel 16 di bawah ini.
Tabel 16. Pemilihan Strategi
No. Strategi Visi Misi Nilai-Nilai Total 1. 2. 3. 1. 2. 3. 4. 5. Strategi S-O
1. Mengusulkan perubahan pengelolaan keuangan BBTPPI menggunakan sistem PK-BLU
4 3 2 1 4 3 3 2 1 23
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab IV. Analisis Lingkungan
80
No. Strategi Visi Misi Nilai-Nilai Total 1. 2. 3. 1. 2. 3. 4. 5. 2. Membangun jejaring kerja untuk
kerjasama JPT dengan instansi Pemerintah/ Swasta/ Lembaga terkait
4 4 2 2 4 4 3 3 2 28
3. Pemanfaatan sarana kerja 4 4 2 2 4 4 3 3 2 28 4. Optimalisasi tawaran bantuan dan
kerjasama 4 3 3 2 3 2 1 2 1 21
5. Memanfaatkan sistem reformasi birokrasi dlm mendukung pelaksanaan sistem pola karier
2 2 2 1 3 2 3 2 1 18
6. Memanfaatkan jab fungsional sesuai kompetensi SDM
2 2 1 1 3 3 2 2 1 17
7. Penetrasi dan pengembangan pasar untuk JPT
4 3 4 3 3 3 3 2 2 27
8. Mempromosikan Jasa Audit Energi 2 3 1 1 2 1 1 1 1 13 9. Memperdalam kemampuan
kompetensi inti dan mengembangkan litbang terapan di bidang teknologi produksi bersih dan bioteknologi lingkungan
4 3 4 3 3 3 3 2 2 27
10. Meningkatkan kemampuan teknis untuk mendukung Kebijakan industri nasional
4 3 2 4 4 2 3 2 1 25
11 Pengembangan kemampuan layanan 3 4 4 3 3 3 2 2 2 26 12 Peningkatan kualitas Layanan 4 3 2 1 4 3 3 2 1 23 Strategi W-O
1. Menyusun anggaran yang proporsional untuk setiap jasa layanan teknis
2 3 2 1 3 1 2 1 1 16
2. Memelihara peralatan lab proses 2 3 2 2 3 2 1 1 1 17 3. Memanfaatkan program bantuan
untuk meningkatkan kemampuan BBTPPI
3 3 3 1 3 1 2 1 1 18
4. Merencanakan training bagi SDM BBTPPI
4 3 4 3 3 3 3 2 2 27
5. Meningkatkan kompetensi SDM melalui sertifikasi personil
3 2 1 1 3 2 2 1 1 16
6. Menyusun perencanaan pengadaan SDM menghadapi penerapan sistem reformasi birokrasi
2 2 1 1 3 1 1 2 1 14
7. Pengembangan SDM yunior melalui pola kaderisasi
3 3 2 1 3 2 1 3 1 19
8. Mengefektifkan sistem informasi dan pemasaran
3 2 2 1 3 1 1 1 1 15
9. Meningkatkan kemampuan SDM Audit Energi
3 2 2 1 3 2 2 1 1 17
10. Sistem informasi didorong untuk dimanfaatkan secara efektif
2 2 1 1 2 2 1 1 1 13
11. Investasi peralatan prioritas yang mutakhir
3 4 4 3 3 3 2 2 2 26
12. Peningkatan Usaha Marketing yang agresif
2 2 1 1 2 1 1 1 1 12
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab IV. Analisis Lingkungan
81
No. Strategi Visi Misi Nilai-Nilai Total 1. 2. 3. 1. 2. 3. 4. 5. Strategi S-T
1. Merencanakan pengadaan barang/jasa produksi dalam negeri.
2 3 1 1 2 1 1 1 1 13
2. Pemeliharaan peralatan menggunakan Jasa Pihak III
2 3 2 2 3 2 2 1 1 18
3. Selektif dalam memilih pemasok pelatanan
2 3 2 1 2 1 1 1 1 14
4. Pengadaan SDM yang disesuaikan dengan jenis layanan
3 2 1 1 3 2 2 1 1 16
5. Mengembangkan sistem reward/remunerasi berbasis kinerja
3 3 2 2 3 2 1 1 1 18
6. Melakukan kerjasama sub kontrak jasa pengujian
2 3 2 1 3 1 2 1 1 16
7. Rekruitment SDM baru dan Expert untuk peningkatan kapasitas layanan dan pengganti yang pensiun
3 2 1 1 2 1 2 1 1 14
Strategi W-T 1. Efisiensi penggunaan anggaran
berdasarkan prioritas 2 3 1 1 2 1 1 1 1 13
2. Mengurangi frekuensi promosi jasa pengujian
2 2 1 1 2 2 2 1 1 14
3. Pengadaan peralatan rapid test 2 4 2 2 3 2 1 1 1 18 4. Menyusun rencana pemeliharaan alat 3 3 2 1 3 2 1 1 1 17 5. Mengembangkan kerjasama dengan
lembaga sejenis. 3 3 2 1 3 2 1 1 1 17
6. Memperbaiki kinerja pelayanan secara berkesinambungan
4 2 2 4 3 3 3 1 1 23
7. Reformasi birokrasi dengan penerapan skema PK-BLU
4 3 2 1 3 2 2 3 1 21
8. Penyusunan SOP konsultansi dan sertifikasi
2 3 2 1 4 3 2 3 1 21
Rating: Nilai 4 : Berpengaruh Sangat besar 3 : Berpengaruh Besar 2 : Berpengaruh Cukup 1 : Berpengaruh Tidak Banyak
D. Strategi Terpilih
Berdasarkan hasil skoring terhadap berbagai strategi alternatif pada Tabel
16 di atas, maka ditetapkan 8 (delapan) strategi terpilih yang memiliki skor
tertinggi adalah sebagai berikut:
1) Membangun jejaring kerja untuk kerjasama JPT dengan instansi
Pemerintah/ Swasta/ Lembaga terkait
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab IV. Analisis Lingkungan
82
Untuk menghubungkan kemampuan BBTPPI di bidang jasa layanan
teknis, di satu sisi dengan masyarakat sebagai pengguna jasa di sisi
lain, diperlukan media dan strategi yang mampu mempertemukan
keduanya dalam jejaring kerjasama yang saling menguntungkan.
2) Pemanfaatan sarana kerja
BBTPPI memiliki fasilitas peralatan proses yang cukup memadai dan
belum dimanfaatkan secara optimal oleh BBTPPI, oleh karena itu
membangun kerjasama dalam pemanfaatan alat proses yang berada
di Lab Proses oleh industri pangan akan memberikan manfaat yang
bersifat kerjasama yang saling menguntungkan.
3) Memperdalam kemampuan kompetensi inti dan mengembangkan
litbang terapan di bidang teknologi produksi bersih dan bioteknologi
lingkungan
BBTPPI telah menetapkan kompetensi inti di bidang teknologi produksi
bersih dan bioteknologi lingkungan yang sejalan pula dengan salah
satu tugas pokok dan fungsi BBTPPI di bidang litbang teknologi
pencegahan pencemaran industri. Bahwa dengan mempertimbangkan
kemampuan SDM yang dimiliki dan terbukanya kesempatan untuk
mengembangan kompetensi inti, serta masih tingginya potensi pasar
pada kegiatan litbang maka strategi memperdalam kemampuan
kompetensi inti dan mengembangkan litbang terapan yang inovatif dan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat menjadikan sesuatu yang harus
direspon oleh BBTPPI. Selain itu kegiatan litbang yang berhasil dan
bermutu baik pada dasarnya akan mendukung setiap jasa layanan
yang dikembangkan BBTPPI seperti kegiatan pengujian, RBPI dan
pelatihan SDM industri sehingga jasa layanan teknis akan semakin
berkembang.
4) Penetrasi dan Pengembangan Pasar JPT
Tujuannya adalah untuk mendapatkan pengalaman, memperluas dan
memantapkan posisi BBTPPI di pasar tertentu. Dengan demikian
harga jual yang diterapkan sangat bersaing (mungkin sedikit lebih
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab IV. Analisis Lingkungan
83
rendah dibandingkan pesaing). Utamanya adalah masuk dulu di
pasar/pelanggan potensial baru setelah itu meraih keuntungan.
5) Merencanakan Training bagi SDM BBTPPI
Program pelatihan dan pendidikan yang diikuti harus diseleksi betul
agar sesuai dengan kebutuhan BBTPPI dan proyeksi kebutuhan pasar
terhadap bidang keahlian/kompetensi di masa mendatang. Hal ini
untuk menghindari pemborosan investasi. Untuk itu, secara periodik,
misal 2(dua) tahun sekali, perlu dilakukan analisa kebutuhan pelatihan
(training need assessment) yang mengidentifikasi kebutuhan pelatihan
apa saja yang diperlukan bagi tenaga alhi dan peneliti untuk
meningkatkan keahlian dan kompetensinya, sesuai dengan lingkup
bisnis inti BBTPPI.
6) Investasi peralatan prioritas yang mutakhir.
Dalam rangka meningkatkan kemampuan layanan, maka strategi yang
dapat ditempuh adalah melalukan upaya secara sistematis dan
terprogram dalam meningkatkan kapasitas peralatan. Peningkatan
kapasitas peralatan ini harus diprioritaskan pada layanan pengujian,
penanganan pencemaran dan audit energi yang potensial dalam
meningkatkan pendapatan.
7) Pengembangan Kemampuan Layanan
Ditujukan pada Pengembangan dan sosialisasi paradigma baru
menjadi organisasi litbang yang handal dan terkemuka, serta
berorientasi pada pasar (outward looking). Disamping itu perlu
dibangun budaya organisasi (corporate culture) yang ber-etika
professional, dan berintegritas tinggi. Serta menyusun dan
mengembangkan sistem dan prosedur kerja, petunjuk teknis dan
pelaksanaan organisasi yang jelas dan lugas
8) Meningkatkan kemampuan teknis untuk mendukung Kebijakan Industri
Nasional.
Sebagai instansi Pemerintah dan unit pelaksana teknis dari Badan
Litbang Industri (BPPI), maka BBTPPI memiliki kewajiban untuk
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab IV. Analisis Lingkungan
84
menjalankan Kebijakan Industri Nasional serta memberikan
dukungannya terhadap kebijakan litbang yang ditetapkan oleh BPPI
dengan fokus pada nanoteknologi dan bioteknologi lingkungan serta
litbang terapan yang mendukung energi baru dan terbarukan serta
pelestarian lingkungan dalam upaya membangun kompetensi inti
daerah. Sehubungan dengan itu BBTPPI harus mengambil peran
dalam menjalankan kegiatan litbang tersebut sesuai dengan
kapabilitas yang dimiliki, dalam koridor tugas pokoknya di bidang
teknologi pencegahan pencemaran industri.
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab V. Rencana Strategis Bisnis 5 Tahun
85
BAB V RENCANA STRATEGIS BISNIS 5 TAHUN
A. Perumusan Strategi Bisnis BBTPPI
Dalam upaya untuk mencapai Visi dan Misi BBTPPI maka perlu disusun
Rencana Strategis Bisnis untuk lima tahun kedepan (2010-2014) yang
diuraikan sebagai berikut:
1. Visi
Visi merupakan potret masa depan BBTPPI yang dicita-citakan yaitu :
“Menjadi pusat unggulan (center of excellence) untuk
litbang teknologi dan layanan teknis di bidang pencegahan
pencemaran industri.”
2. Misi
Misi merupakan tugas atau peran yang diemban oleh BBTPPI yaitu :
1) Memberikan layanan teknis dalam mendukung pengembangan
industri yang berorientasi pada teknologi, jaminan mutu dan
berwawasan lingkungan
2) Melakukan pengkajian, riset, pengembangan dan pendalaman
teknologi pencegahan pencemaran industri secara
berkesinambungan untuk mendukung pembangunan industri
yang berwawasan lingkungan.
3) Mendukung Pemerintah Pusat dalam rangka melaksanakan
kebijakan pembangunan industri nasional.
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab V. Rencana Strategis Bisnis 5 Tahun
86
3. Nilai-Nilai
Nilai-nilai yang harus ditanamkan dalam setiap pegawai BBTPPI agar
pelaksanaan tugas berjalan secara optimal dan sesuai dengan yang
diinginkan adalah :
1) Pelayanan Prima
Dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari setiap karyawan
harus selalu mengutamakan kepuasan semua pihak dengan
memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggannya
(internal dan eksternal) sesuai standar mutu layanan yang
memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
2) Inovatif
Pegawai didorong untuk mampu melakukan terobosan baru
dan/atau alternatif pemecahan masalah yang kreatif dalam aspek
teknologi maupun aspek manajerial sehingga pada akhirnya akan
mampu meningkatkan reputasi BBTPPI dimasa depan.
3) Kerjasama
Kerjasama secara internal adalah bentuk kesepakatan diantara
para pegawai untuk menyelesaikan tugas pekerjaan atau
masalah secara bersama dengan melakukan koordinasi dan
sinkronisasi serta komunikasi agar tidak terjadi tumpang tindih
pekerjaan atau tidak jelas siapa mengerjakan apa. Secara
eksternal kerjasamapun harus dibangun dengan seluruh
stakeholder (pemerintah, industri, lembaga sejenis, perguruan
tinggi, LSM dll).
4) Integritas
Setiap pegawai berpegang teguh pada komitmen dan tanggung
jawab dalam melaksanakan tugasnya.
5) Kepemilikan
Setiap pegawai merasa menjadi bagian dan ikut memiliki
BBTPPI sehingga dalam melaksanakan tugasnya menerima
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab V. Rencana Strategis Bisnis 5 Tahun
87
tanggung jawab personal untuk pencapaian kepuasan
pelanggan dan sasaran Balai.
4. Tujuan
Dengan memperhatikan potensi dan kendala untuk mencapai Visi dan
Misi yang diuraikan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai yaitu:
1) Meningkatkan Jasa Pelayanan Teknis melalui pelayanan
prima.
Jasa Pelayanan Teknis yang dapat diberikan oleh Balai harus
ditingkatkan guna memenuhi permintaan pelanggan yang
semakin bervariasi dan meningkat sesuai kebutuhannya, dan
pelayanan tersebut harus prima agar dapat bersaing.
Standar Pelayanan Minimum yang harus dapat dipenuhi oleh
BBTPPI diatur dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor
163/M-IND/PER/11/2009, tanggal 30-11-2009.
2) Meningkatkan kemampuan layanan BBTPPI bidang litbang teknologi pencegahan pencemaran industri.
Peran litbang sangat penting dalam mendukung perkembangan
industri yang berwawasan lingkungan, oleh karena itu kerjasama
litbang dengan industri harus terus di kembangkan dan
ditingkatkan melalui penguasaan teknologi yang inovatif dan
dapat meningkatkan daya saing serta nilai tambah.
3) Mendukung tercapainya target pertumbuhan industri
nasional.
Peran Balai dalam mendukung kebijakan pemerintah perlu terus
ditingkatkan, utamanya untuk penerapan standar dan
pengembangan kompetensi inti daerah.
5. Sasaran
Sasaran adalah penjabaran dari tujuan yang lebih spesifik, terukur,
dapat dicapai, berorientasi kepada hasil serta ada rentang waktunya.
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab V. Rencana Strategis Bisnis 5 Tahun
88
Sasaran yang ingin dicapai dalam kurun waktu 5 tahun kedepan dapat
dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17. Sasaran dan Indikator Sasaran Dalam Prosentase
No. Sasaran Indikator Sasaran
Rencana Tingkat Capaian 2010 2011 2012 2013 2014
1. Meningkatnya Jasa Pelayanan Teknis *)
PNBP 20% 20% 20% 20% 20%
2. Meningkatnya kompetensi SDM jasa layanan teknis
Orang 20% 40% 60% 80% 100%
3. Meningkatnya jangkauan pasar
Lokasi pelanggan
20% 40% 100% 100% 100%
4. Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana litbang serta pelayanan teknis
Kapasitas layanan
50% 60% 70% 80% 90%
5. Meningkatnya kemampuan penguasaan teknologi pencegahan pencemaran industri.
Paket teknologi
50% 50% 75% 75% 100%
6. Meningkatnya kemampuan teknis dalam melaksanakan kebijakan pengembangan industri nasional.
Paket 20% 40% 50% 60% 70%
Keterangan : *) peningkatan prosentase sebesar 20 % dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
6. Strategi
Berdasarkan hasil Analisis TOWS yang kemudian dilakukan
pembobotan maka dihasilkan delapan strategi terpilih sebagai berikut:
1) Membangun jejaring kerja untuk kerjasama JPT dengan instansi
Pemerintah/ Swasta/ Lembaga terkait.
2) Pemanfaatan sarana kerja.
3) Penetrasi dan pengembangan pasar untuk JPT.
4) Memperdalam kemampuan kompetensi inti dan mengembangkan
litbang terapan di bidang teknologi produksi bersih dan
bioteknologi lingkungan.
5) Merencanakan training bagi SDM BBTPPI.
6) Investasi peralatan prioritas yang mutakhir.
7) Pengembangan kemampuan layanan.
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab V. Rencana Strategis Bisnis 5 Tahun
89
8) Meningkatkan kemampuan teknis untuk mendukung Kebijakan
industri nasional.
7. Kebijakan
Pada dasarnya kebijakan adalah ketentuan-ketentuan atau langkah
yang akan ditempuh dalam rangka mencapai sasaran, tujuan, misi dan
visi, dan ditetapkan oleh pimpinan unit (Kepala BBTPPI) untuk
dijadikan pedoman, pegangan, atau petunjuk bagi setiap usaha dan
kegiatan pegawai.
Kebijakan teknis BBTPPI yang dapat mendukung tercapainya tujuan
dan sasaran yang ditetapkan adalah :
1) Mendayagunakan kemampuan jasa layanan secara optimal.
2) Menetapkan tarif layanan dengan memperhitungkan harga pokok
per jenis layanan.
3) Pengaturan jam kerja layanan.untuk mempercepat waktu
penyerahan.
4) Mengembangkan lembaga jasa layanan teknis yang diakui
secara nasional dan internasional.
5) Optimalisasi pemanfaatan sarana dan prasarana.
6) Penyediaan diklat yang mendukung jasa layanan teknis.
7) Pengembangan pasar.
8) Peningkatan kapasitas sarana dan prasarana.
9) Kegiatan litbang diseleksi melalui forum peneliti, diutamakan
yang bersifat inovatif dan terkait dengan pencegahan
pencemaran industri.
10) Memprioritaskan peningkatan kemampuan SDM yang terkait
dengan teknologi pencegahan pencemaran industri.
11) Mendukung kebijakan pengembangan kompetensi inti industri
daerah.
12) Mendukung kebijakan penerapan SNI wajib.
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab V. Rencana Strategis Bisnis 5 Tahun
90
8. Program
Program adalah rencana yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan
berdasarkan kepada kebijakan yang telah ditetapkan, mencakup
aspek layanan, aspek keuangan, aspek SDM dan Organisasi, serta
aspek sarana dan prasarana. Program yang akan dilaksanakan oleh
BBTPPI pada tahun 2010-2014, yaitu :
1) Program Peningkatan JPT.
2) Program Pengembangan Kelembagaan Jasa Layanan Teknis.
3) Peningkatan kerjasama pemanfaatan sarana dan prasarana.
4) Program Pengembangan SDM jasa layanan teknis.
5) Promosi dan riset kepuasan pelanggan.
6) Pengembangan sistem informasi BBTPPI.
7) Program pengembangan sarana dan prasarana jasa Layanan.
8) Program peningkatan kompetensi inti.
9) Program pengembangan SDM litbang.
10) Program litbang yang mendukung fokus pengembangan
kompetensi inti industri daerah.
11) Program validasi metode uji dan akreditasi perluasan ruang
lingkup SNI.
9. Kegiatan
Selanjutnya disusun rencana kegiatan yang merupakan penjabaran
dari program selama lima tahun berikut anggaran dan indikator
outputnya.
B. Rencana Aksi dan Penganggarannya
Rencana kegiatan yang akan dilakukan selama lima tahun kedepan (tahun
2010 s.d. 2014), dikaitkan dengan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Program
disajikan pada Tabel 18.
Pada Tabel 18, dapat dilihat jenis kegiatan yang harus dilakukan
berdasarkan program, kebijakan dan strategi guna mencapai tujuan.
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab V. Rencana Strategis Bisnis 5 Tahun
91
Proyeksi kegiatan, sasaran dan anggaran masing-masing kegiatan dan
satuan out-putnya dirinci pada Tabel 19. Sumber dana untuk membiayai
pelaksanaan kegiatan BBTPPI tersebut menjadi beban APBN dan PNBP.
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab V. Rencana Strategis Bisnis 5 Tahun
92
Tabel 18. Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan, Program dan Kegiatan, dan Aspek VISI MISI TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN ASPEK
Menjadi pusat unggulan (center of excellence) untuk litbang teknologi dan layanan teknis di bidang pencegahan pencemaran industri.
1. Memberikan layanan jasa teknologi dalam mendukung pengembangan industri yang berorientasi pada teknologi, jaminan mutu dan berwawasan lingkungan.
1. Meningkatkan Jasa Pelayanan Teknis melalui pelayanan prima
1. Meningkatnya JPT
1. Membangun jejaring kerja untuk kerjasama JPT dengan instansi Pemerintah/ Swasta/ Lembaga terkait.
1.Mendayagunakan kemampuan jasa layanan secara optimal. 2. Menetapkan tarif layanan dengan memperhitungkan harga pokok per jenis layanan. 3. Pengaturan jam kerja layanan.untuk mempercepat waktu penyerahan.
1. Program Peningkatan JPT
1.1. Jasa Penelitian dan Pengembangan teknologi pencegahan pencemaran industri .
1
1.2. Jasa Pelatihan Teknik Operasional untuk teknis analisis laboratorium, sistem manajemen, dan pengelolaan limbah dan lingkungan.
1
1.3. Jasa Pengujian Limbah dan Lingkungan dan Aneka Komoditi.
1
1.4. Jasa Konsultansi Sistem manajemen (ISO 9000, ISO 14000, ISO 17025), Teknologi proses, Teknologi Limbah dan Lingkungan.
1
1.5. Jasa Standardisasi dan Pengawasan Mutu Produk untuk perumusan RSNI dan Pengujian mutu produk terkait pengawasan SPPT SNI.
1
1.6. Jasa Kalibrasi peralatan dan mesin untuk suhu dan massa.
1
1.7. Jasa Sertifikasi (SNI, ISO 9001, dan ISO 14001)
1
1.8.Jasa Rancang Bangun dan Perekayasaan Industri berupa gambar desain, pembuatan alat, pengawasan dan uji coba untuk Pencegahan dan Penanganan Pencemaran.
1
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab V. Rencana Strategis Bisnis 5 Tahun
93
VISI MISI TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN ASPEK 1.9. Jasa Penanganan Pencemaran untuk Limbah Cair, Limbah Padat, Limbah Gas dan Partikel, dan Kebisingan dan Getaran.
1
1.10. Jasa Audit Energi. 1 2. Pengembangan kemampuan layanan.
Mengembangkan lembaga jasa layanan teknis yang diakui secara nasional dan internasional.
2. Program Pengembangan Kelembagaan Jasa Layanan Teknis.
2.1. Kegiatan Pengembangan Kelembagaan (LSPro, Lab. Uji, Lab. Kalibrasi, BISQA, BRISEMA, Pranata Litbang).
4
3. Pemanfaatan sarana kerja.
Optimalisasi pemanfaatan sarana dan prasarana
3. Peningkatan kerjasama pemanfaatan sarana dan prasarana
3.1. Pendayagunaan aset BBTPPI melalui kerjasama dengan industri
1
2. Meningkatnya kompetensi SDM jasa layanan teknis
4. Merencanakan training bagi SDM BBTPPI.
Penyediaan diklat yang mendukung jasa layanan teknis.
4. Program Pengembangan SDM jasa layanan teknis
4.1. Diklat SDM (Analis, Auditor, Lead Assesor/ Assesor, Inspektor, Instruktur Pelatihan, Petugas Pengambil Contoh, Petugas Kalibrasi dan Administrator)
3
3. Meningkatnya jangkauan pasar
5. Penetrasi dan pengembangan pasar untuk JPT.
Pengembangan pasar. 5. Promosi dan riset kepuasan pelanggan
5.1. Kegiatan Promosi dan Penyebaran Informasi (pameran, diseminasi, road show, business gathering, kunjungan perusahaan, FGD, riset kepuasan pelanggan, jurnal ilmiah )
1
6. Pengembangan Sistem Informasi BBTPPI
6.1. Perbaikan infrastruktur jaringan dan website BBTPPI serta mengembangkan sistem pendaftaran Online
1
4. Meningkatnya
6. Investasi peralatan prioritas
Peningkatan kapasitas sarana dan prasarana.
7. Program pengembangan sarana
7.1. Pengadaan peralatan jasa layanan teknis dan litbang.
4
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab V. Rencana Strategis Bisnis 5 Tahun
94
VISI MISI TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN ASPEK kapasitas sarana dan prasarana litbang serta pelayanan teknis
2. Melakukan pengkajian, riset, pengembangan dan pendalaman teknologi pencegahan pencemaran industri untuk mendukung pembangunan industri yang berwawasan lingkungan.
2. Meningkatnya kemampuan layanan BBTPPI bidang litbang teknologi pencegahan pencemaran industri.
5. Meningkatnya kemampuan penguasaan teknologi pencegahan pencemaran industri.
7. Memperdalam kemampuan kompetensi inti dan mengembangkan litbang terapan di bidang teknologi produksi bersih dan bioteknologi lingkungan.
1. Kegiatan litbang diseleksi melalui forum peneliti, diutamakan yang bersifat inovatif dan terkait dengan pencegahan pencemaran industri.
8. Program peningkatan kompetensi inti.
8.1. Penelitian dan pengembangan teknologi pencegahan pencemaran industri yang difokuskan pada tahap “Pre Process”, “Inside Process”, “Outside Process”, dan ”Post Process” serta pemanfaatan perkembangan Teknologi Nano dan Teknologi Bio.
1
2. Memprioritaskan peningkatan kemampuan SDM yang terkait dengan teknologi pencegahan pencemaran industri.
9. Program pengembangan SDM litbang
9.1. Pendidikan Formal (S2/S3 bidang Teknologi Kimia, Bioteknologi)
3
9.2. Pendidikan Non Formal (Penguji Mutu Barang, Teknisi Litkayasa, Peneliti, Perekayasa)
3
9.3. Inhouse Research (uji coba/ penelitian skala Lab)
1
3. Mendukung Pemerintah Pusat dalam rangka melaksanakan kebijakan industri nasional.
3.Mendukung tercapainya target pertumbuhan industri nasional
6. Meningkatnya kemampuan teknis dalam melaksanakan kebijakan pengembangan industri nasional.
8. Meningkatkan kemampuan teknis untuk mendukung Kebijakan Industri Nasional.
1. Mendukung kebijakan pengembangan kompetensi inti industri daerah.
10. Program litbang yang mendukung fokus pengembangan kompetensi inti industri daerah
10.1. Pilot project bidang Lingkungan, Bioteknologi, Nano teknologi, Energi baru dan terbarukan.
1
2. Mendukung kebijakan penerapan SNI wajib.
11. Program validasi metode uji dan akreditasi perluasan ruang lingkup SNI.
11.1. Validasi metode uji dan akreditasi perluasan ruang lingkup SNI.
1
Keterangan :
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab V. Rencana Strategis Bisnis 5 Tahun
95
Aspek 1: Layanan
2: Keuangan
3: SDM dan Organisasi
4: Sarana dan Prasaran
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab V. Rencana Strategis Bisnis 5 Tahun
96
Proyeksi Kegiatan dan Anggaran 5 Tahun Tabel 19. Proyeksi Kegiatan dan Anggaran Tahun 2010 s.d. 2014.
1.8. Jasa Rancang Bangun dan Perekayasaan Industri berupa gambar desain, pembuatan alat, pengawasan dan uji coba untuk Pencegahan dan Penanganan Pencemaran.
7.3. Pengadaan kendaraan R-4 Bertambahnya jumlah kendaraan
Unit 1 254.480 - 0 1 307.921 - 338.713 1 372.584
7.4. Rehabilitasi gedung/ruangan kantor
Terpenuhinya rehab gedung/ruang kantor
Paket - 0 1 100.000 1 100.000 1 100.000 2 200.000
8. Program peningkatan kompetensi inti.
8.1. Penelitian dan pengembangan teknologi pencegahan pencemaran industri yang difokuskan pada tahap “Pre Process”, “Inside Process”, “Outside Process”, dan ”Post Process” serta pemanfaatan perkembangan Teknologi Nano dan Teknologi Bio.
B. Pegawai 5.334.446 6.147.739 6.676.444 7.250.618 7.874.172 B. Barang 2.713.887 2.654.772 2.950.898 3.278.824 3.641.875 B. Modal 332.994 361.632 392.732 426.507 463.187 B. Bansos - - - - -
Total RM 8.381.327 9.164.143 10.020.074 10.955.949 11.979.234
PNBP B. Pegawai - - - - - B. Barang 4.876.524 5.844.872 7.006.243 8.399.182 10.069.937 B. Modal 523.476 635.128 769.757 932.018 1.127.503
Total PNBP 5.400.000 6.480.000 7.776.000 9.331.200 11.197.440 TOTAL BELANJA 13.781.327 15.644.143 17.796.074 20,287,149 23.176.674
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab VI. Penutup
101
Dalam perencanaan belanja tersebut diasumsikan belanja pegawai
dari anggaran rutin untuk gaji naik rata-rata sebesar 10,26 % per
tahun, untuk belanja barang naik rata-rata sebesar 16,24 % per tahun
dan untuk belanja modal naik rata-rata sebesar 16,74 % per tahun
sebagai investasi peralatan mengalami peningkatan sesuai dengan
kebutuhan guna memberikan pelayanan kepada masyarakat yang
lebih baik.
2. Proyeksi Pendapatan 5 Tahun
Proyeksi pendapatan tahun 2010 s.d. 2014 yang bersumber dari
APBN dan PNBP dapat dilihat pada Tabel 21 berikut :
Tabel 21. Proyeksi Pendapatan Tahun 2010 – 2014 (Rp. 000)
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Lampiran II. Hasil Rancang Bangun dan Perekayasaan Industri (RBPI)
118
LAMPIRAN II HASIL RANCANG BANGUN DAN
PEREKAYASAAN INDUSTRI (RBPI)
KERJASAMA KEMAMPUAN JASA PELAYANAN TEKNIS DALAM BIDANG
HASIL REKAYASA TEKNOLOGI
No Kegiatan Keterangan 1 Unit Pengolah Limbah Cair PT. Nissin Biscuit, Ungaran 2 Unit Pengolah Limbah Cair PT. Foomaco, Semarang 3 Unit Pengolah Limbah Cair PT. Saritex Jaya Swasthi Batang 4 Unit Pengolah Limbah Cair Industri tahu di Magelang 5 Unit Pengolahan Limbah Cair PT. Kayu Lapis Indonesia Kendal 6 Unit Pengolahan Limbah Cair PT. Usman Jaya tekstil Magelang 7 Wet Scrubber Ash Collector PG. Rendeng Kudus 8 Unit Pengolah Limbah Cair PT. IMI Batang 9 Unit Pengolah Gas Buang NH3 PT. Batang Alum, Batang
10 Unit Biogas IPAL industri tahu Persh. Tahu Wismilak Semarang
HASIL LITBANG DAN REKAYASA TEKNOLOGI PROSES PADA INDUSTRI
No Kegiatan Keterangan 1 Peralatan yodisasi industri garam beryodium Telah diterapkan di industri 2 Alat pencucian garam Telah diterapkan di industri 3 Alat uji garam beryodium Telah diterapkan di industri 4 Alat Turbidity meter Skala penelitian 5 Alat uji derajat putih Skala penelitian 6 Alat uji NaCl dalam garam Skala penelitian 7 Iodium test kit for salt Telah diterapkan di industri 8 Alat pencabik daging ikan Skala penelitian 9 Alat pengetus minyak dalam pembuatan abon ikan Skala penelitian
10 Alat pengering sale pisang Telah diterapkan di industri 11 Pemanfaatan panas AC untuk pengeringan kayu Skala penelitian 12 Alat Penangkap Bau Skala penelitian 13 Alat Pembuatan Briket Arang Tempurung Kelapa Skala penelitian 14 Mixer pembuatan bahan bangunan dari limbah Skala penelitian 15 Biofilter Skala penelitian
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Lampiran II. Hasil Rancang Bangun dan Perekayasaan Industri (RBPI)
119
No Kegiatan Keterangan 16 Penggunaan bakteri untuk untuk reduksi warna pada
pengolahan air limbah tekstil Skala penelitian
17 Teknologi elektro flotasi untuk logam & minyak Telah diterapkan di industri 18 Incenerator Skala penelitian 19 Alat Pengolah Limbah Industri Jean Skala penelitian 20 Alat Pengolah Limbah Chroom Skala penelitian 21 Pemisahan logam dan minyak terlarut pada air limbah
karakteristik khusus dengan alternatif teknologi elektro-flotasi
Skala penelitian
22 Reduksi amoniak pada limbah cair tekstil Skala penelitian 23 Pengolahan air limbah industri fillet ikan Skala penelitian 24 Pengembangan teknologi pengolahan limbah cair industri
detergen dengan sistim airasi bertingkat Skala penelitian
25 Penghilang warna pd limbah cair ind. Tekstil tenun pewarnaan dengan menggunakan white root fungi.
27 Teknik solidifikasi limbah padat B3 sbg upaya penimbunan sementara di lokasi limbah B3.
Skala penelitian
28 Purifikasi cafein dari limbah padat industri teh botol. Skala penelitian 29 Penelitian Pemanfaatan Abu dari Tungku Pembakaran
Batu Bara untuk Bahan Bangunan Murah dan Aman untuk Lingkungan.
Skala penelitian
30 Penelitian Teknologi Pengolahan Air Limbah IKM Tenun Pewarnaan.
Skala penelitian
31 Prototipe alat ekstraksi Mg dan K Skala IKM (prototipe)
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Lampiran III. Klien Sertifikasi
120
LAMPIRAN III KLIEN SERTIFIKASI
A. SERTIFIKASI PRODUK PENGGUNAAN TANDA SNI
No Perusahaan Produk 1 PDAM AMDK MAKHOA, Magelang AMDK 2 CV. Bima Tirta, Bandung AMDK 3 CV. Makmur, Batang AMDK 4 PT. Tirta Sumber Kehidupan, Karanganyar AMDK 5 PT. Berselingk Cipta Persada, Bawen Pupuk NPK Padat 6 UD. Sinar Mandiri, Rembang Garam Konsumsi Beryodium 7 PT. Mitra Insan Sarana, Tegal AMDK 8 UD. Anugerah Tirta, Ungaran AMDK 9 UD. Putra Bhakti, Semarang Garam Konsumsi Beryodium 10 PT. Arya Kusuma Persada, Semarang AMDK 11 PT. Sariguna Primatirta, Kudus AMDK 12 CV. Tirta Makmur, Ungaran AMDK 13 CV. Pancuran Tirta Mulia, Karawang AMDK 14 PT. Sarana Sumber Tirta, Cirebon AMDK 15 PT. Bengawan Murni, Mojokerto AMDK 16 PT. Globalindo Perkasa, Salatiga AMDK 17 CV. Buana Sakti, Karawang AMDK 18 PT. Tirtamas Megah, Temanggung AMDK 19 CV. Tirta Guna Abadi Jaya, Semarang AMDK 20 CV. Tirta Anugerah Sejati, Brebes AMDK 21 CV. Maju Rahayu, Sragen AMDK 22 PT. Mujur Jaya Makmur, Banyumas Pupuk NPK Padat 23 CV. Titis Margahayu, Karanganyar AMDK 24 CV. Jaya Manunggal Sentosa, Semarang AMDK 25 PT. Tirta Karunia Abadi, Ungaran AMDK
B. SERTIFIKASI ISO 9001
No Nama Organisasi Lokasi Ruang Lingkup Sertifikasi 1 PT. Erindo Mandiri Pandaan - Jatim Manufacture of bottled drinking water 2 PT. Indoxide Surabaya - Jatim Manufacture of zinc oxide 3 PT. Rimba Partikel
Indonesia Kendal - Jateng Manufacture of partikel board
4 PT. Bengawan Murni Mojokerto - Jatim Manufacture of bottled drinking water 5 PT. Tonggorejo Pasuruan - Jatim Manufacture of sodium cyclamate
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Lampiran III. Klien Sertifikasi
121
No Nama Organisasi Lokasi Ruang Lingkup Sertifikasi 6 PT. Swabina Gatra Gresik - Jatim Manufacture of bottled drinking water 7 PT. Tiga Pilar Sejahtera Sragen - Jateng Manufacture of dried noodle 8 PT. Master Indo Aroma
Mitra Makassar - Sulsel Manufacture of ice cream
9 PT. Amanah Insanillahia Batusangkar - Sumbar
Manufacture of bottled drinking water
10 PT. Tiga Pilar Sejahtera Sragen - Jateng Manufacture of instant noodle & seasoning
11 PT. Dewi Samudra Kusuma
Surakarta - Jateng Manufacture of garment
12 PT. Pismatex Textile Industry
Pekalongan - Jateng Manufacture of woven saroong
13 PT. Pisma Putra Textile Pekalongan - Jateng Manufacture of spinning mills 14 PT. Agrimitra Utama
Persada Padang - Sumbar Manufacture of bottled drinking water
15 PT. Narmada Awet Muda
Lombok - NTB Manufacture of bottled drinking water
16 PT. Cipta Bangun Abadi Pekanbaru - Riau General construction 17 PT. Abadi Kimia Surabaya - Jatim Manufacture of aluminium sulfate 18 PT. Suryamulia
Gitagraha Pekanbaru - Riau General construction
19 PT. Bhina Citra Nusa Konst.
Pekanbaru - Riau General construction
20 PT. Royal Korindah Purbalingga - Jateng Manufacture of eyelishes 21 PT. Limajabat Jaya Jakarta Selatan -
DKI Building construction
22 PT. John’s Glove Factory
Semarang - Jateng Manufacture of gloves
23 PT. Industri Jamu Borobudur
Semarang - Jateng Herbal medicine industry
24 PT. Lince Romauli Raya Jakarta - DKI General construction 25 PT. Ultra Jasa Persada
Prima Jakarta - DKI Building construct. and specialist of
precast 26 PT. Tiga Pilar Sejahtera Sragen - Jateng Manufacture of biscuit and wafer stick 27 PT. Merdeka Suryatama Semarang - Jateng Const of roads and buildings 28 PT. Satwika Sarana Semarang - Jateng Const of buildings 29 PT. Katama Suryabumi Jakarta - DKI Const of buildings, roads, bridge and
run way 30 PT. Bangun Cipta Prima
M. Tegal - Jateng Const of buildings, roads, bridge and
drainage 31 PT. Putra Bhineka
Perkasa Denpasar - Bali Manufacture of coffee
32 PT. Duta Ananda Utama Text.
Pekalongan - Jateng Manufacture of woven saroong
33 PT. Surya Putera Perdana
Yogyakarta - DIY Construction of buildings, roads and bridge
34 PT. Graha Surya Pratama
Yogyakarta - DIY Construction of buildings, drainage and bridge
35 PT. Tiga Pilar Sejahtera Sragen - Jateng Manufacture of dried vermicelli 40 PT. Vincent Guna Abadi Jakarta Barat - DKI Construction of buildings 39 PT. Tri Mustika Abadi Jakarta Barat - DKI Construction of buildings 38 PT. Jasamas Graha Semarang - Jateng Construction of buildings
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Lampiran III. Klien Sertifikasi
122
No Nama Organisasi Lokasi Ruang Lingkup Sertifikasi Utama
36 PT. Kosoema Nanda Putra
Klaten Weaving
37 PT. Muara Mitra Mandiri Yogyakarta Construction of buildings
C. SERTIFIKASI ISO 14001
No Nama Organisasi Lokasi Ruang Lingkup Sertifikasi 1 PT INDOTIRTA JAYA
ABADI Jl. Majapahit 765, Semarang, Jawa Tengah
Perusahaan AMDK
2 PT ROYAL KORINDAH Desa Banjarsari, Kembaran Kulon, Purbalingga
Perusahaan Bulu Mata Palsu
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Lampiran IV. Klien Pengujian, Pengawasan Mutu Produk dan Penanganan Pencemaran
LAMPIRAN IV KLIEN PENGUJIAN, PENGAWASAN
MUTU PRODUK DAN PENANGANAN PENCEMARAN
No Klien 1 perorangan 2 Bappedal Prop. Jateng 3 pemerintah Kota Tegal 4 PT. Geo Dipa Energi, Banjarnegara 5 PT. Dan Liris Spinning III, Semarang 6 Baristand Indag, banjarbaru 7 Balai Besar Kulit, Karet, dan Plastik,
Yogyakarta 8 PT. CP.Prima, Kab. Demak 9 PT. Charoen Phokphand, Kab. Semarang
10 PT. Tanggul Sakti, Semarang 11 PT. Wahana, Solo Baru 12 PT. Aorta, Semarang 13 CV. Saprotan Utama, Semarang 14 BBP. Budidaya Air Payuh, Jepara 15 CV. Niki Harum, Semarang 16 PT. Semarang Mineral, Semarang 17 CV. Tunas Mekar Abadi, Ambarawa 18 PT. Nisin Biscuit, Semarang 19 PT. Ulam Tiba Halim, Semarang 20 PT. Pepertech Indonesia, Magelang 21 Pt. Kusuma Mulia, Solo 22 KLH. Proper, Jakarta 23 PT. Juifa Internasional, Cilacap 24 PT. Blue Sea, Pekalongan 25 CV. Sinar Kalvari, Solo 26 Lab. Klepu 27 PT. Cassanatama, Semarang 28 Polda Jateng 29 Lab Forensik, Cab. Semarang 30 CV. Berkah Abadi, Semarang 31 PT. Nusantara Building, Demak
No Klien 32 PT. suka Sari, Semarang 33 RS. Tlogorejo, Semarang 34 PT. Erela, Semarang 35 PT. Fishindo Makmur, Semarang 36 CV. Waringin Putih, Semarang 37 PT. Sukses Jaya Mandiri, Semarang 38 PT. Degepham, Semarang 39 PR. Santos, Purworejo 40 CV. Bumi Makmur, Semarang 41 PT. Sido Muncul, Semarang 42 PT. Zenith, Semarang 43 PT. TKPI, Magelang 44 PT. Sucofindo, Semarang 45 UNICEF, Jakarta 46 PT. Sriboga Raturaya, Semarang 47 PR. Perjuangan, Magelang 48 PT. Cherio Primas, Bawen 49 PT. Thomas Perkasa, Bawen 50 BPPT, Jakarta Pusat 51 CV. Sekar Jagat Mekar, Semarang 52 CV. Jaya Sentosa, Semarang 53 PDAM. Lab, Semarang 54 CV. Setia Jaya, Semarang 55 PT. Gentong Gotri, Semarang 56 PT. Madu Baru, Bantul 57 PR. Randu Sari, Kab. Grobogan 58 PR. Silampari Lingkungan, Purworejo 59 PT. Kinosentra, Semarang 60 PT. Lince Rumoli Raya, Jakarta 61 PT. Sekar Bengawan, Karanganyar 62 CV. Bengawan Solo, Karanganyar
No Klien 63 PT. duniatek, Karanganyar 64 PT. Hanil Indonesia, Boyolali 65 PT. Tirta investama, Wonosobo 66 PT. Sari Warna Asli IV, Karanganyar 67 PT. Batamtex, Ungaran 68 PT. Timatex, Salatiga 69 PT. Taruna Kusuma, Kab. Semarang 70 PT. Inti General Jaya Steel, Semarang 71 PT. raja Besi, Semarang 72 PT. Indonesia Miki Industries, batang 73 PT. Konimex, Sukoharjo 74 Fa. Asatex, Surakarta 75 PT. Iskandartex, Surakarta 76 PT. Alladitex (SWA III) 77 CV. Suburtex, Karanganyar 78 PT. Sandang Anggur Moratex,
Sokoharjo 79 PT. Indo Abadi Tekstil, Karanganyar 80 PT. Polysindo Eka Perkasa, Kendal 81 PT. Kayu Lapis, Kendal 82 PG. Sragi, Pekalongan 83 PT. Unggul Rejo Wasono, Purworejo 84 PT. ISTW, Semarang 85 PT. Bina Mandiri, Jakarta 86 PT. Primatexco Indonesia, Batang 87 PT. Dan Liris, Sukoharjo 88 PT. Lombok Gandaria, Karanganyar 89 PT. danarhadi, Surakarta 90 PT. Lojitex, Pekalongan 91 PT. Dupantex, Pekalongan 92 PT. Tyfountex, Sukaharja 93 PT. Sumber Jaya Garment,
Karanganyar 94 PT. Sri Rejeki Isman, Sukoharjo 95 PT. Batik Semar, Surakarta 96 PT. Indovetsin, Surakarta 97 Fallas Jeans, Pekalongan 98 RSI. Sunan Kudus 99 PT. Kamaltex, Kab. Semarang
100 PT. Kanasritex, kab. Semarang 101 PT. Dunia Sandang, Karanganyar 102 PT. Sinar Sosro, Bawen 103 PT. Tirta Gajah Mungkur, Semarang 104 PT. Wiratman Associate, Jakarta 105 PT. Lembah Tidar, Magelang 106 PT. Rodeo, Semarang 107 PT. Candi Mekar, Pemalang 108 PT. Sapi Gunung, Karanganyar 109 PT. Kimia Farma, Semarang 110 PT. Kharisma Parwitex, Karanganyar 111 PT. Karya Alam Indonesia,
No Klien Karanganyar
112 CV. Putra Tama Jaya, Temanggung 113 CV. Perkasa Teknis, Temanggung 114 PT. Damatex, Salatiga 115 PKLH 116 DPKLH, Kota Pekalongan 117 RSUD, Batang 118 PT. Fumira, Semarang 119 Persh. Anggur Wannen, Surakarta 120 Persh. Madu Murni Whellery,
Surakarta 121 PT. Tirta Mas Manuggal Jaya,
Semarang 122 Persh. Bihun 'Hasrat Kerja', Semarang 123 Persh. Cahaya Tiga Tunggal,
Surakarta 124 UD. Sinar Mandiri, Rembang 125 PT. Tirta Sumber Kehidupan,
Karanganyar 126 PT. Latansa Tobaco, Cilacap 127 Kepolisian Negara Banyumas 128 CV. Andika Praja, Semarang 129 PT. tiga Pilar Sejahtera, Surakarta 130 PT. Tri Bintang Inti, Kab. Kendal 131 PT. adi Supra Jaya, Kab. Demak 132 CV. Alam Lestari Mulya, Kendal 133 PT. Puri Keraton, Kab. Jepara 134 PT. Nusantara Building, Semarang 135 CV. Argo Seto, Semarang 136 PT. INNAN, Semarang 137 CV. Pismat Concultant, Brebes 138 PT. Tanindo Subur Prima, Magelang 139 PT. Indofood Fritolay Makmur,
Semarang 140 Eka Paultry Industrial, Semarang 141 PR. Kapuas Karya Tama, Kudus 142 PU. Indah, Pekalongan 143 PT. Java Mete, Semarang 144 PR. Bintang Terang, Temanggung 145 Dinas Perikanan dan Kelautan
Semarang 146 PT. Mangkok, Semarang 147 CV. Sinar Tirta, Semarang 148 CV. Alamanda, Semarang 149 CV. Karya Tunggal Mandiri,
Semarang 150 PR. Roseuryn, Kudus 151 CV. Lumintu, Semarang 152 PT. Hartono Istana Teknologi,
Semarang 153 PR. Nahkoda Jaya, Pati 154 PR. Pezzo. Kab. Kudus 155 CV. Kendaga, Semarang
No Klien 156 PT. Sinar Indah Kertas, Pati 157 SMP Al-Azhar 14, Semarang 158 PR. Lembung Madu, Kudus 159 PR. Pelita Jaya, Kudus 160 CV. Bumitama, Semarang 161 PR. Dian Putri Jaya, Kudus 162 PR. Hargo Jimbangan, Kudus 163 PR. Libero Tangguh Prima, Kudus 164 CV. Tri Design, Semarang 165 PT. Sumber Sarana Makmur,
Semarang 166 PR. Sang Poemama, Jepara 167 PT. Central Pertiwi Bahari, Rembang 168 PR. Bojong Gede, Desa Bojong Gede 169 CV. Saprotan Bangkok Plaza C7,
Semarang 170 PR. Sekar Madya Mulya, Kab. Kudus 171 PT. Inti Sukses Garmindo, Bawen 172 PR. P Nusa Mekar, Ambarawa 173 CV. Rupan Mekar, Ambarawa 174 PG. PKBI, Medan 175 Alaminda, Pati 176 Dinas Pengendalian Lingkungan
Hidup, Magelang 177 PT. Bumi Regency Family, Semarang 178 CV. Podojoyonyo, Kab. Jepara 179 PR. Menara gading, Kab. Demak 180 PT. Noroyono, Kudus 181 PT. Fajar Jaya Loundry, Kendal 182 PT. Tesindo, Kendal 183 PT. Philips Seafood, Pemalang 184 PT. Rimba Partikel Indonesia, Batang 185 PT. Pritexmaxco Indonesia, batang 186 PT. Pismatex, Pekalongan 187 PT. Sinar Sosro, Kab Semarang 188 PR. Gowa Jaya Lestari, Kudus 189 PR. Pereng Bersinar, Kudus 190 PT. Sinar Terang Bulan, Kab Jepara 191 PR. Pesisir Adiguna Karya, Kab
Jepara 192 PR. Barito, Kudus 193 PR. Batu Hitam Mulia, Kudus 194 Lab. Kes. Mas DKK, purbalingga 195 PT. Indo Tirta Jaya Abadi, Semarang 196 PR. Sikas Mas Tua, Kab. Grobogan 197 PR. Intan Celsa, Kab. Grobogan 198 PR. Glodok 5000, Kab. Grobogan 199 CV. Mandiri Pati, Semarang 200 PR. Surya Mukti, Kudus 201 PT. Surya Bersinar, Kudus 202 PR. Pancuran, Kab. Kudus 203 PR. Mengkudu, Kab. Kudus
No Klien 204 PT. Djohartex, Magelang 205 PT. Indovestin, Solo 206 PT. Konimex, Sukoharjo 207 PR. Klampox, Kudus 208 PR. Kereta Senja, Kudus 209 PT. Nafira Jaya Perkasa, Jepara 210 PR. Pratama Baru Persada, Kudus 211 PR. Garbis Putra Mandiri, Kudus 212 PT. Hidup Makmur Barokah, Cilacap 213 PR. MO, Cilacap 214 CV. Sarana Argo Kultura. Kab.
Grobogan 215 Hotel Laras asri, Jepara 216 Asdep UPP dan SL, Jakarta 217 PT. Sandang Asia Maju, Semarang 218 Dinas Bina Marga, Semarang 219 CV. Asca Amoghasida, Semarang 220 PT. Manunggal Asri Pura, Semarang 221 PT. Subali Makmur, Semarang 222 PT. Nyonya Menir, Semarang 223 Bappedal. Kota Tegal 224 Bappedal, Pangkalan Bun 225 Firma Pangkal Rejo, Semarang 226 CV. Saprotan, Semarang 227 Perum Perhutani, Semarang 228 Yayasan Permatasari Semarang 229 KSM. Mandiri Lestari, Semarang 230 PT. Sumber Mitra, Semaang 231 PR. Rantai Mas, Temanggung 232 PR. Erlinda Jaya Abadi, Kab. Kudus 233 PT, Tirta, Purbalingga 234 PR. Danu Pratama, Grobogan 235 RS. Bunda, Semarang 236 Pt. Kurios Utama 237 PT. Kubota Indonesia, Semarang 238 PT. Bima Guna Kimia, Kab. Semarang 239 PT. Grada Widyakarsa, Semarang 240 PT. Sobisco, Sukoharjo 241 PT. Semarang Makmur, Semarang 242 PT. Sinar Pancar Jaya, Semarang 243 PT. Maya Food Industries,
Pekalongan 244 PT. Bonaza Megah, Demak 245 PT. New Armada, Magelang 246 PT. Mekar Armada, Magelang 247 PT. Hartono Istana, Demak 248 PT. Sandratex, Semarang 249 PT. Nanya Indah, Semarang 250 PT. Sango Kramik, Semarang 251 PT. Wijaya Kwarta Penta,
Karanganyar
No Klien 252 PT. Pelindo III, Tegal 253 PT. Herculon Carpet, Semarang 254 PT. Bengawantex, Karanganyar 255 PT. Apac Inti Corpora, Bawen 256 PT. Perindo Bapak Djenggot,
Karangjati 257 PT. Panamtex, Pekalongan 258 PT Tirta Investama, Klaten 259 PT. Konimex, Surakarta 260 PT. Sarana Nugraha, Tbk,
Karanganyar 261 PT. New Aditex, Pekalongan 262 PT. Palur Raya, Karanganyar 263 PT. Kusumahadi Sentosa,
Karanganyar 264 PT. Sawah Karunia Agung,
Karanganyer 265 PT. Kesmatex, Pekalongan 266 PT. Gunatex Jaya, Pekalongan 267 CV. Afantex, Karanganyar 268 PT. Pismatex, Pekalongan 269 Persh. Bihun 'Hasrat Kerja', Sukoharjo 270 PT. Damatex, Semarang 271 PT. Kanigara, Ungaran 272 PT. Kusuma Remaja, Karanganyar 273 PT. Primatexco, Pekalongan 274 PT. Pepsi Cola, Ungaran 275 PT. Djarum, Kudus 276 PT. Ratna Jaya, Pekalongan 277 PT. Arga Kencana, Karanganyar 278 IPAL Bersama, Pekalongan 279 PT. Phapros, Semarang 280 PT. Triangga Dewi, Surakarta 281 Hotel Amanjiwo, Magelang 282 PT. Mega Rubber, Semarang 283 PT. Pura Nusa Persada, Kudus 284 DHL, Kab. Semarang 285 Disperindag, Kota Salatiga 286 DKLH, kab. Cilacap 287 PT. Adhinusa Dian, Tegal 288 CV. Mitra Adi Pranata, Semarang 289 PT. Tiga Tunggal, Sukoharjo 290 PT. Tirta Mas Megah, Temanggung 291 PT. Amor Abadi, Semarang 292 PT. Tunggak Warusemi, Karanganyar 293 Dinas Lingkungan Hidup, Kab.
Semarang 294 Kementrian Lingkungan Hidup 295 PT. Ecostar Engineering, Semarang 296 PR. Pendopo Istana, Kudus 297 PR. Janur Kuning 298 PR. Rambutan Super, Kudus
No Klien 299 PR. Magenta, Kudus 300 PR. Kelapa Gading Kembar 301 PR. Hendra Jaya, Kudus 302 PR. Djari Mas, Barongan 303 PR. Mutiara Hikmah, Jepara 304 PR. Semar Bakti, Jepara 305 PT. Rimba Partikel Indonesia, Kendal 306 Universitas Pekalongan 307 PR. MH Barokah Jaya, Kudus 308 PR. Gudang Jaya Abadi, Kudus 309 PR. Musang Kaswari, Kudus 310 UD. Arsa, Purworejo 311 PR. Patran Nusa Pragatama, Kudus 312 PR. Sentana Pisang Wulung, Kudus 313 PR. Anggrek Bulan Mecca, Kudus 314 CV. Frezindo Makmur Jaya Sentosa.
Pati 315 Sadu Perdana, Semarang 316 PKP. Farm, kab. Semarang 317 PT. Notodjo Mulya, Kudus 318 PT. Inti Sukses, Semarang 319 PTP Nusantara, Salatiga 320 PT. Loji Kanakatama, Pekalongan 321 PT. Citra Mega Pratama, cilacap 322 PR. Joko Sutra Makaryo, Kudus 323 Gita Snack, Solo 324 PR. Putra Permata Biru, Kendal 325 PR. Putra Lima Persada, Jepara 326 PT. Lokatex, Pekalongan 327 PT. Tiga Pilar Sejahtera, Solo 328 PT. Sanferoring, Semarang 329 PT. Inti Jaya, Semarang 330 PT. Astra Internasional, Semarang 331 CV. Dewi Sri, Sukoharjo 332 PR. Januari Kuncup Satu, Kudus 333 PR. Fikyal Ghani, Kab. Kudus 334 CV. Hindro Konsultan Teknik, Kudus 335 PR. Janoko Mekar Aren, Kudus 336 PR. Fani Jaya, Kudus 337 PR. Dinda Zakiya Jainatul firdaus,
Kudus 338 PR. Dinda Zakiya Jainatul firdaus,
Kudus 339 PR. Pemuda Berbudi Luhur Sentosa,
Kudus 340 PR. Pelita Alam Abadi Sentosa,
Kudus 341 PR. Restorasi Klasi, Kudus 342 PR. Maykid Puja Jaya, Jepara 343 PR. Risca Pesantenan Jaya, Jepara 344 PR. Alva Ranggan Dewa Jaya, Jepara 345 PR. Bomber Bolo-bolo, Jepara
No Klien 346 PR. Bambu Kunig Gading, Jepara 347 PR. Menado Jaya Utama, Kab.
Semarang 348 CV. Sahid Aditama, Semarang 349 Dinas Perindustrian dan Perdagangan
BMS 350 PR. Sukses Jaya Utama, Kab.
Semarang 351 PR. Bimbing Mas Barokah, Kab.
Jepara 352 PR. Netral Jaya Abadi, Pati 353 PR. Panji Buana, Purworejo 354 PR. Lituma, Temanggung 355 PT. Ecolab, Semarang 356 CV. Pubel, Yogyakarta 357 PR. Gapura Jaya Makmur,
Purwokerto 358 PT. Bawen Mediatama, Bawen 359 PR. Oval Saputra, Kudus 360 PR. Daun Sirih Segar, Kudus 361 PT. Sinar Permata Tunggal, Kudus 362 PR. Gambir Coklat Muda, Kudus 363 PR. Sinyo 82, Kudus 364 PR. Malindo Jaya abadi, Kudus 365 PR. Era Usaha, Kudus 366 PR. Gunung Mas, Sleman 367 PD. Niaga, Cirebon 368 Dins Kesehatan Kendal 369 PT. Alya Kusuma Perdana, Gunung
Pati 370 PT. Karang Jaya Mandiri, Juana 371 PT. Tiro Samodra Mulya, Juana 372 PT. Agung Samudra, Batang 373 PT. Garam Nasional, Juana 374 PT. Citra Abadi Mulya, Yogyakarta 375 CV. Bima Tirta, Bandung 376 CV. Sarana Argo Kultura, kab.
Grobogan 377 PR. Kecap Mirama, Semarang 378 PT. Mirota SM, Yogyakarta 379 CV. Makmur, Batang 380 Anggur 5000, Yogyakarta 381 PT. Kharisma Prima Abadi,
Yogyakarta 382 PT. Indo Sentra Pelangi, Semarang 383 PT. Indofood Sukses Makmur,
Semarang 384 PT. Benselink Cipta Perdana, Bawen 385 CV. Tunggal Nugroho, Semarang 386 PT. Intrasal, Semarang 387 PT. Multi Instrumentasi, Semarang 388 PT. Intijaya Meta Ratna, Semarang 389 PT. Cipta Bangun, Pekanbaru
No Klien 390 PT. Swabina gatra, Gresik 391 PT. Bina Citra, Semarang 392 PT. Royal Korindah, Purbalingga 393 PT. Jhon's Glove, Semarang 394 PT. Intimanis, Semarang 395 PT. Amanah, Makasar 396 PT. Focus Indolighting, Jakarta 397 PT. Narmada Awet Muda, Lombok 398 PT. Sagita Puspa, Kaltim 399 PR. AMOK Mahkota, Magelang 400 PT. Tirta Tama Bahagia, Bogor 401 PT. Tirta Bahagia, Pandaan 402 PT. Dewi Samodra, Solo 403 PT. Agrimitra, Padang 404 PT. Surya Mulia, Pekanbaru 405 PT. Inhutani II, jakarta 406 PT. Master Indo Aroma, Makasar 407 PT. Global Export, ampenan 408 PT. Abadi Kimia, Surabaya 409 PT. Cita Nasional, salitiga 410 Yayasan Harapan Ibu, Purbalingga 411 PT. BPR Weleri Makmur, Semarang 412 PT. Industri Jamu Borobudur,
Semarang 413 PT. Karunia Tirta, Makasar 414 PT. Sinar Sosro, Ungaran 415 Pengguna Dana Bappedal Prop.
Jateng 416 PT. SA Moratex, Sukoharjo 417 Dinas Kesehatan Kota Semarang 418 Decorus Furniture 419 PT. Unggul Rejo Wasono, Purworejo 420 PT. Indratex, Pekalongan 421 Kantor Lingkungan Hidup Purbalingga 422 Dinas Kebersihan dan LH, Kab.
Cilacap 423 PT. Smart Sukses Selalu, Semarang 424 PG. Trangkil, Pati 425 PT. Kedaung Medan, Semarang 426 PT. Hadikusumo Bros Coy, Semarang 427 PT. CPS, Rembang 428 Sumitomo Corporation, jakarta
Selatan 429 PT. Kharisma Megah Dharma,
Semarang 430 PT. Mitra Lestari Abadi 431 RS. Ibu dan Anak, Tegal 432 Pusdiklat Mugas, Cepu 433 PT. Pandatex, Magelang 434 PT. Wonorejo Katon, Solo 435 PT. Sukorintex, Batang 436 PT. Triangga Dewi, Solo
No Klien 437 PT. Kanasritex, Ungaran 438 PG. Jatibarang, Brebes 439 PT. Dua Kelinci, Pati 440 PG. Sumberharjo, Pemalang 441 Persh. Krupuk Sami Jaya, Semarang 442 PT. Bina Mandiri, Bogor 443 PMK. Dua Naga 444 PT. Batik Semar, Solo 445 Persh. Bihun 'Hasrat Kerja', Surakarta 446 PG. Gondang baru, Klaten 447 PG. tasik Madu, Karanganyar 448 PT. Yuro Mustika, Semarang 449 PT. Daya Manuggal Tekstil 450 PT. Tanjung Kreasi Parguet Industri 451 PG. Mojo, Sragen 452 PT. Bitratex Industri, Demak 453 RSUD. Kardinal, Tegal 454 PT. Coca Cola, Ungaran 455 PG. Pangka, Tegal 456 PT. Faltatex, Pekalongan 457 PT. Restu Rancang Bangun 458 PT. Jamu Borobudur, Semarang 459 PT. Indoxide, Surabaya 460 PT. Asia Megah, Padang 461 PT. Tonggorejo, Pandaan 462 PT. Duta Khaisar, Surakarta 463 Lab. Lingkungan Akprin, Yogyakarta 464 PT. Manyong Mando, Semarang 465 CV. Dwi Tunggal Sejahtera,
Semarang 466 UD. Anugrah Tirta, Ungaran 467 PT. Sumber Daya Alam, Wonosobo 468 CV. Olimpic Makmur Jaya 469 Persh. Madu Nusantara 470 PT. Bapak Djenggot, Bawen 471 PT. Coca-cola Bottling Indonesia,
Semarang 472 CV. Tirta Anugerah Sejati, Brebes 473 PR. Tujuh Samodra, Temanggung 474 Glory, Semarang 475 PR. Buah Merah, Kudus 476 PR. Kembang Suko Sakti, Kudus 477 PR. Putri Yuko, Kudus 478 CV. Asia Food Working, Pati 479 CV. Hasil Karya, Semarang 480 PT. Libra, Semarang 481 PR. Nuansa Citra Abadi. Kudus 482 PR. Bengawan Solo, Kudus 483 PR. Helmi Jaya Abadi, Kudus 484 PR. Sembilan, Kudus
No Klien 485 PR. Cap Gading, Demak 486 PR. Nambah Rejeki, temanggung 487 PR. FAB, Boyolali 488 PR. Cincin Delima, Kab. Kudus 489 PR. Piala Kencana Sakti, Kudus 490 PR Sandang Pancuran, Ds.
Prambatan 491 ASA, Semarang 492 UD. Quasil, Semarang 493 CV. Masa Jaya, Semarang 494 CV. Karagen Indonesia, Semarang 495 PR. Kondang Harum, Karanganyar 496 PR. Keluarga Besar 092, Jepara 497 PR. Bina Arta Kencana, Semarang 498 PR. Bunga Malam, Demak 499 UD. Al-Farah, Cilacap 500 PR. Turi Mekar Mas Jaya, Kudus 501 PR. Tugu Mas Kencana, Kab. Demak 502 PR. Margo Jojoguna, Kudus 503 PR. Poenjoel, Kudus 504 PR. Gunung Cetak Kidul, Kudus 505 PR. Chi Hana Santosa, Kudus 506 PR. Finan Lasta Produk, Kudus 507 PR. Shifa Jaya Utama, Kudus 508 PR. Ruzuas Djumar, Kudus 509 PR. Friendship Business, Kudus 510 PR. Buana Fajar, Kudus 511 PR. Granito Mulia, Kudus 512 PR. Voleta, Kudus 513 PR. Umi Kharomah, Kudus 514 PPLH UNSOED, Purworkerto 515 PR. Pirandi, Kudus 516 PR. Pamudji Raharjo, Sukoharjo 517 Deperindag Kop. Kab. Rembang 518 PT. Setia Widjaja Bhakti Sentosa,
Tegal 519 PT. Mitra Insani Sarana, tegal 520 CV. Surya Kartika Indotama, Ungaran 521 PT IMI, Batang 522 PT. Batang Alum, Batang 523 Balai Pengobatan, Ungaran 524 PT. Garuda Food, Pati 525 PT. Saari Junietex, boyolali 526 PT. Perkebunan IX, Klaten 527 CV. Risetya Putri Sejati 528 PT. Unggul Jaya, Pekalongan 529 PT. Kertas Blabak, Magelang 530 Kantor Pedalda, Kab. Kendal
Lampiran V. Matrik TOWS
129
LAMPIRAN V MATRIK TOWS
Lampiran V. Matrik TOWS
130
MATRIK TOWS PELUANG / OPPORTUNITY ANCAMAN / THREAT Aspek Layanan Aspek Layanan
1. Potensi dan pangsa pasar untuk penanganan dan pencegahan pencemaran industri dan pengelolaan energi di industri relatif besar.
1. Adanya lembaga layanan sejenis.
2. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang
pesat. 2. Perkembangan iptek yang cepat.
3. Peraturan pelestarian lingkungan yang semakin ketat 3. Tuntutan pelanggan akan layanan prima. 4. Kebijakan Pemerintah mengenai SNI wajib. Aspek Keuangan Aspek Keuangan 1. Pengelolaan Keuangan BLU (PK-BLU). 1. Tingkat inflasi. 2. Anggaran Rupiah Murni (RM) meningkat. 2. Nilai tukar rupiah. 3. Investasi sektor industri menurun. Aspek SDM & Organisasi Aspek SDM & Organisasi 1. Terbukanya kesempatan meningkatkan kompetensi. 1. Perubahan-perubahan lingkungan yang berlangsung cepat.
2. Berkembangnya sertifikasi profesi. 2. Kebijakan Pemerintah tentang rekruitmen / formasi tenaga
lab.
3. Berlakunya sistem reformasi birokrasi untuk meningkatkan
kinerja.
4. Tersedianya berbagai jabatan fungsional. Aspek Sarana & Prasarana Aspek Sarana & Prasarana
1. Kerjasama penggunaan sarana laboratorium proses. 1. Adanya peralatan mutakhir yang dimiliki lab/lembaga
pesaing.
2. Adanya program bantuan dari DN/LN. 2. Siklus hidup peralatan lab. pengujian, kalibrasi, dan proses
yang cepat.
3. Tersedianya peralatan uji cepat (Rapid Test).
3. Ketidaksinambungan pasokan suku cadang.
Lampiran V. Matrik TOWS
131
KEKUATAN / STRENGTH Strategi S-O Mengoptimalkan kekuatan untuk menangkap peluang.
Strategi S-T Memanfaatkan kekuatan untuk menghadapi ancaman.
Aspek Layanan 1.
2.
3. 4. 5.
6.
7. 8.
9.
10. 11.
Mengusulkan perubahan pengelolaan keuangan BBTPPI menggunakan sistem PK-BLU Membangun jejaring kerja untuk kerjasama JPT dengan instansi Pemerintah/ Swasta/ Lembaga terkait. Pemanfaatan sarana kerja Optimalisasi tawaran bantuan dan kerjasama Memanfaatkan sistem reformasi birokrasi dlm mendukung pelaksanaan sistem pola karier Memanfaatkan jab fungsional sesuai kompetensi SDM Penetrasi dan pengembangan pasar untuk JPT Mempromosikan Jasa Audit Energi Memperdalam kemampuan kompetensi inti dan mengembangkan litbang terapan di bidang teknologi produksi bersih dan bioteknologi lingkungan Meningkatkan kemampuan teknis untuk mendukung Kebijakan industri nasional Pengembangan kemampuan layanan Peningkatan kualitas Layanan
1.
2. 3. 4. 5. 6. 7.
Merencanakan pengadaan barang/jasa produksi dalam negeri. Pemeliharaan peralatan menggunakan Jasa Pihak III. Selektif dalam memilih pemasok pelatanan. Pengadaan SDM yang disesuaikan dengan jenis layanan. Mengembangkan sistem reward/remunerasi berbasis kinerja. Melakukan kerjasama sub kontrak jasa pengujian. Rekruitment SDM baru dan Expert untuk peningkatan kapasitas layanan dan pengganti yang pensiun.
1. Mempunyai pelanggan tetap. 2. Adanya layanan plus ”One Stop Services” yang ditawarkan. 3. Merupakan laboratorium yang ditunjuk untuk pelayanan
pengujian dalam rangka monitoring pencemaran lingkungan.
4. Mampu mengembangkan jenis layanan melalui dukungan inovasi litbang.
5. Mampu melakukan layanan audit energi. Aspek Keuangan
1. Pendapatan meningkat dari tahun ke tahun. 2. Tarif jasa layanan kompetitif. 3. Adanya dukungan anggaran dari APBN.
Aspek SDM & Organisasi 1. Memiliki SDM berkompeten. 2. Adanya sistem pola karier bagi pegawai baru. 3. Tata kelola organisasi jasa pelayanan teknis pengujian,
kalibrasi dan sertifikasi sudah mengikuti ketentuan yang berlaku secara internasional.
Aspek Sarana & Prasarana 1. Lokasi BBTPPI yang strategis. 2. Memiliki peralatan, pengujian, kalibrasi, dan proses. 3. Memiliki website.
Menyusun anggaran yang proporsional untuk setiap jasa layanan teknis Memelihara peralatan lab proses Memanfaatkan program bantuan untuk meningkatkan kemampuan BBTPPI Merencanakan training bagi SDM BBTPPI Meningkatkan kompetensi SDM melalui sertifikasi personil Menyusun perencanaan pengadaan SDM menghadapi penerapan sistem reformasi birokrasi Pengembangan SDM yunior melalui pola kaderisasi Mengefektifkan sistem informasi dan pemasaran Meningkatkan kemampuan SDM Audit Energi Sistem informasi didorong untuk dimanfaatkan secara efektif Investasi peralatan prioritas yang mutakhir Peningkatan Usaha Marketing yang agresif
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Efisiensi penggunaan anggaran berdasarkan prioritas. Mengurangi frekuensi promosi jasa pengujian. Pengadaan peralatan rapid test. Menyusun rencana pemeliharaan alat. Mengembangkan kerjasama dengan lembaga sejenis. Memperbaiki kinerja pelayanan secara berkesinambungan. Reformasi birokrasi dengan penerapan skema PK-BLU. Penyusunan SOP konsultansi dan sertifikasi.
1. Waktu penyelesaian layanan yang lama. 2. Parameter pengujian/kalibrasi dan ruang lingkup sertifikasi
belum terakreditasi seluruhnya. 3. Belum diterapkannya teknologi informasi secara optimal. 4. Lemahnya networking/jejaring kerjasama. 5. Pemasaran belum efektif.
Aspek Keuangan 1. Pendapatan PNBP belum proporsional. 2. Perencanaan anggaran belum efektif. 3. Biaya investasi/pemeliharaan terbatas. 4. Penetapan tarif jasa layanan tidak bisa direvisi dalam waktu
yang relatif singkat. Aspek SDM & Organisasi
1. Pengembangan SDM untuk mengikuti perkembangan iptek terbatas.
2. Pemberdayaan SDM yang berkompeten belum terencana dengan baik.
3. Pelaksanaan jasa pelayanan teknis belum dilaksanakan sesuai organisasi BBTPPI.
4. Tata kelola organisasi jasa pelayanan teknis penelitian dan pengembangan belum mengikuti ketentuan yang berlaku secara nasional/internasional.