Top Banner
1 RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PASAL 1 STANDAR YANG BERLAKU Semua pekerjaan dalam Syarat-syarat ini harus dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi persyaratan- persyaratan teknis yang tertera dalam persyaratan SKSNI, SNI, dan Standar Industri Indonesia (SII) dan peraturan-peratuiran setempat lainnya yang berlaku atas jenis-jenis pekerjaan yang bersangkutan antara lain : SKSNI T-15-1991-03 BUKU STANDAR BETON 1991 SKSNI S-05-1990-F UKURAN KAYU BANGUNAN 1253-1989-A CAT EMULSI SP 74 : 1977 CAT TENTANG BESI DAN TENTANG KAYU SNI 2407 TATA CARA PENGECATAN KAYU SNI 1729 TATA CARA PERENCANAAN BANGUNAN BAJA AVWI PERATURAN UMUM INSTALASI AIR 1974 PEDOMAN PLUMBING INDONESIA
37

Rencana Kerja Dan Syarat (RKS) Drainase Pemukiman dan perumahan

May 05, 2023

Download

Documents

Indri Annisa
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Rencana Kerja Dan Syarat (RKS) Drainase Pemukiman dan  perumahan

1

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

PASAL 1

STANDAR YANG BERLAKU

Semua pekerjaan dalam Syarat-syarat ini harus

dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi persyaratan-

persyaratan teknis yang tertera dalam persyaratan SKSNI, SNI,

dan Standar Industri Indonesia (SII) dan peraturan-peratuiran

setempat lainnya yang berlaku atas jenis-jenis pekerjaan yang

bersangkutan antara lain :

SKSNI T-15-1991-03 BUKU STANDAR

BETON 1991

SKSNI S-05-1990-F UKURAN KAYU

BANGUNAN

1253-1989-A

CAT EMULSI

SP 74 : 1977 CAT TENTANG BESI DAN TENTANG KAYU

SNI 2407 TATA CARA PENGECATAN KAYU

SNI 1729 TATA CARA PERENCANAAN BANGUNAN BAJA

AVWI PERATURAN

UMUM INSTALASI AIR

1974

PEDOMAN PLUMBING INDONESIA

Page 2: Rencana Kerja Dan Syarat (RKS) Drainase Pemukiman dan  perumahan

2

Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standar-

standar yang tersebut diatas. maupun standar-standar Nasional

lainnya, maka diberlakukan standar-standar internasional yang

berlaku atas pekerjaan-pekerjaan tersebut atau setidak-

tidaknya berlaku standar-standar Persyaratan Teknis dan Negara-

negara asal bahan/pekerjaan yang bersangkutan.

PASAL 2

LOKASI PEKERJAAN

Lokasi Pekerjaan ini berada di Kelurahan Cigugur Tengah,

Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi.

PASAL 3

JENIS DAN MUTU BAHAN

3.1. Semua Bahan yang dipakai harus berkualitas baik

3.2. Semen yang digunakan adalah Portland cement (PC) type 1

dalam kualitas baik, dalam artian belum membeku atau

mengeras

3.3. Bahan batu dipakai batu kali atau batu gunung ukuran

10-20cm, terdiri dari batu keras dengan permukaan keras

tanpa cacat dan retak terbebas dari kotoran lumpur.

3.4. Bahan pasir harus dari butiran alami yang keras dan

kandungan lempung atau bahan lolos saringan No. 200 tidak

Page 3: Rencana Kerja Dan Syarat (RKS) Drainase Pemukiman dan  perumahan

3

boleh melebihi dari 6% dari berat pasir

3.5. Agregat keras/krikil adalah krikil alam dengan butiran

yang keras dan bergradasi menerus dengan diameter maksimum

3cm, butirannya harus bersih dengan kandungan lumpur

maksimum 1% .

3.6. Bahan air harus bebas dari bahan-bahan yang merusak

seperti lumpur, asam dan unsur organik.

PASAL 4

PEMBERITAHUAN UNTUK MEMULAI PEKERJAAN

Dalam keadaan apapun tidak dibenarkan untuk memulai pekerjaan

yang sifatnya permanen tanpa terlebih dahulu mendapat

persetujuan tertulis dari Direksi atau Konsultan Pengawas.

Pemberitahuan yang lengkap dan jelas harus terlebih dahulu

disampaikan kepada Direksi atau Konsultan Pengawas dan dalam

jangka waktu yang cukup, bila dipertimbangkan bahwa perlu

mengadakan penelitian dan pengujian terlebih dahulu atas

persiapan pekerjaan tersebut.

PASAL 5

PERINTAH UNTUK PELAKSANAAN

Bila Pemborong tidak berada ditempat pekerjaan dimana Direksi

atau Konsultan Pengawas bermaksud untuk memberikan petunjuk-

petunjuknya, maka petunjuk-petunjuk harus diturut dan

Page 4: Rencana Kerja Dan Syarat (RKS) Drainase Pemukiman dan  perumahan

4

dilaksanakan oleh Pelaksana atau orang-orang yang ditunjuk

untuk itu oleh Pemborong.

PASAL 6

ADMINISTRASI DAN DOKUMENTASI

6.1. Administrasi

1. Pelaksana wajib menyediakan buku direks dan buku tamu.

2. Membuat request sheet untuk menerima persetujuan

direksi/Pengawas tentang kesiapan untuk melaksanakan

suatu pekerjaan.

3. Membuat laporan harian tentang pelaksanaan kegiatan

harian pekerjaan.

4. Bila pelaksanaan pekerjaan berlangsung ditemui hal-hal

yang melibatkan perubahan kontrak (addendum) dalam

variasi volume pekerjaan, maka pelaksana wajib membuat

perhitungan tambah/kurang dengan memperoleh persetujuan

dari pihak pemilik kegiatan dan hasil perhitungan

terlebih dahulu harus diperiksa oleh konsultan pengawas.

6.2. Dokumentasi

Pelaksana wajib mengambil rekaman pekerjaan pada kondisi 0%

(Nol Persen), 50% (lima puluh persen, dan 100% (Seratus Persen)

PASAL 7

PENGUKURAN

Page 5: Rencana Kerja Dan Syarat (RKS) Drainase Pemukiman dan  perumahan

5

Pemborong harus memulai pekerjaan pengukuran dari garis-garis

dasar yang telah disetujui oleh Direksi atau Konsultan

Pengawas dan bertanggung jawab penuh atas pengukuran

pengukuran yang dibuatnya.

Pemborong harus menyediakan semua bahan, peralatan dan tenaga

kerja, termasuk juru-juru ukur (Surveyor) yang dibutuhkan

sehubungan dengan pengukuran untuk setiap bagian pekerjaan

yang memerlukannya.

Dasar ukuran tinggi + 0,00 adalah dasar tinggi permukaan

lantai bangunan induk, seperti yang dinyatakan dalam gambar,

dan selanjutnya menurut petunjuk Pelaksana, Tinggi lantai ini

harus disesuaikan dengan tinggi lantai saluran yang telah

ada/selesai dibangun, sehingga dalam pekerjaan ini, termasuk

pula pekerjaan pengurugan tanah.

PASAL 8

PAPAN NAMA KEGIATAN

Pelaksana harus memasang papan nama kegiatan pada lokasi

kegiatan dengan ukuran 120x80 cm2 sebagai papan nama

pemberitahuan yang berisikan informasi, Pekerjaan yang

dilaksanakan, Pembiayaan, Janga waktu pelaksanaan, Nama

konsultan pengawa, Dan Nama Kontraktor pelaksana. Papan nama

kegiatan ini dipasang sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai dan

seluruh beban yang timbul menjadi beban dan kewajiban

pelaksana.

Page 6: Rencana Kerja Dan Syarat (RKS) Drainase Pemukiman dan  perumahan

6

PASAL 9

PEKERJAAN BONGKARAN

9.1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan Bongkaran Ini meliputi jika terdapat lokasi yang

harus dibongkar

9.2. Pelaksanaan

Sebelum melaksanakan pekerjaan bongkaran, Pemborong harus

meminta ijin dulu kepada Pihak User dan dalam hal

pelaksanaannya hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain

:

1. Memperhatikan faktor keselamatan dan lingkungan kerja.

2. Bekas bongkaran yang masih dapat dipergunakan disimpan

dan diamankan sesuai petunjuk dari User.

3. Berangkal/puing-puing bekas bongkaran harus dibuang ke

luar site

4. Teknik pelaksanaan pembongkaran sedemikian rupa dengan

memperhatikan urutan pelaksanaan.

5. Dalam pelaksanaan pembongkaran, adanya kerusakan diluar

lingkup pekerjaan yang ada di RAB, karena

diakibatkan oleh kelalaian/kecerobohan Pemborong

maka kerusakan tersebut menjadi tanggung jawab

Pemborong.

Page 7: Rencana Kerja Dan Syarat (RKS) Drainase Pemukiman dan  perumahan

7

PASAL 10

PEKERJAAN TANAH, GALIAN DAN URUGAN KEMBALI

10.1 Lingkup

Pekerjaan

Termasuk dalam pekerjaan ini adalah melaksanakan galian tanah

sesuai dengan persyaratan yang ditentukan, menjaga terhadap

kemungkinan terjadinya longsoran sehingga mengganggu

pelaksanaan pekerjaan selanjutnya sampai pengurugan kembali

hingga padat.

10.2 Pembersihan

Pemborong harus membersihkan dan menyingkirkan semua puing-

puing bekas bongkaran di dalam daerah pekerjaan.

10.3 Penggalian dan Penimbunan Kembali

1. Lingkup Pekerjaan

Bagian ini meliputi semua pekerjaan penggalian,

penimbunan kembali, termasuk pengupasan dan penimbunan

kembali lapisan tanah atas (Top Soil) serta pekerjaan-

pekerjaan yang berhubungan dengan itu, yang disesuaikan

dengan gambar-gambar.

2. Pelaksanaan

a. Penggalian

Penggalian harus dilakukan untuk mencapai garis

elevasi permukaan dan kedalaman yang perlu untuk dasar

bangunan yang dipersyaratkan atau diperlihatkan pada

gambar- gambar.

Page 8: Rencana Kerja Dan Syarat (RKS) Drainase Pemukiman dan  perumahan

8

Penggalian mencakup pemindahan tanah serta batu-batu dan

bahan lain yang dijumpai dalam pekerjaannya. Jika

ternyata dijumpai kondisi yang tak memuaskan

pada kedalaman yang diperlihatkan dalam gambar-

gambar maka penggalian harus diperdalam, diperbesar atau

diubah sampai disetujui Konsultan Pengawas, untuk mana

pekerjaan ini akan dimulai sebagai pekerjaan tambah

kurang.

Jika terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk

dasar pondasi sehingga dicapai kedalaman yang melebihi

apa yang tertera dalam gambar atau yang dapat disetujui

oleh Direksi atau Konsultan Pengawas, maka kelebihan

diatas harus ditimbun kembali dengan pasir yang

dipadatkan tanpa pembebanan biaya tambahan kepada

pemilik.

Pada pekerjaan penggalian untuk mencapai/membentuk

permukaan tanah rencana maka Pemborong harus

mengusahakan dan meyakini bahwa pada pekerjaan galian

tersebut tidak merusak/mengganggu bangunan atau

konstruksi yang sudah ada.

b. Penimbunan

Penimbunan dan Penimbunan kembali harus

dilaksanakan didaerah-daerah ataupun bagian-bagian

pekerjaan, serta mengikuti ukuran-ukuran

ketinggian. kemiringan- kemiringan dan bentuk-bentuk

seperti yang ditunjukkan dalam gambar-gambar. Penimbunan

Page 9: Rencana Kerja Dan Syarat (RKS) Drainase Pemukiman dan  perumahan

9

harus dilaksanakan dalam bentuk-bentuk lapisan-lapisan

dengan ketebalan maksimum 20 cm. Padatkan sesuai dengan

Instruksi Direksi atau Konsultan Pengawas. Penimbunan

dan timbun kembali, kecuali ditentukan lain oleh

Konsultan Pengawas, harus dari bahan galian pekerjaan

ini.

Bahan timbunan harus bebas dari kotoran-kotoran, tumbuh-

tumbuhan, batu-batuan atau bahan lain yang dapat merusak

pekerjaan.

c. Perlindungan Terhadap Air

Selama pekerjaan berlangsung Pemborong harus dengan

semua cara yang disetujui Direksi atau Konsultan

Pengawas, menjamin agar tidak terjadi genangan-genangan

air yang dapat mengganggu atau merusak semua pekerjaan

galian atau urugan.

d. Penghamparan dan Pernadatan

Tanah harus dihamparkan dalam lapisan-lapisan setebal

tidak lebih dari 20 cm gembur, agar dapat mengatur

kepadatan yang merata untuk seluruh ketebalannya. Tanah

urugan harus dibasahi secukupnya (sebelum dipadatkan)

untuk mencapai kepadatan yang dipersyaratkan.

10.4 Permukaan Tanah

Sebelum memulai suatu penggalian, Pemborong harus memeriksa

permukaan tanah, baik setempat maupun garis transisi yang

tertera dalam kontrak adalah betul. Jika tidak sesuai

Pelaksana harus memberitahu secara tertulis kepada Pemberi

Page 10: Rencana Kerja Dan Syarat (RKS) Drainase Pemukiman dan  perumahan

10

Tugas/Pengawas, jika tidak maka tuntutan mengenai

ketidaksamaan permukaan tanah tidak akan dipertimbangkan.

10.5 Tinggi Pendugaan (Peil)

Dasar ukuran tinggi + 0,00 adalah dasar tinggi permukaan

lantai bangunan induk, seperti yang dinyatakan dalam gambar,

dan selanjutnya menurut petunjuk Pelaksana. Tinggi lantai ini

harus disesuaikan dengan tinggi lantai gedung yang telah

ada/selesai dibangun, sehingga dalam pekerjaan ini, termasuk

pula pekerjaan pengurugan tanah.

PASAL 11

PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI

11. 1 Lingkup

Pekerjaan

Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan semua pondasi

batu kali sesuai dengan gambar dan persyaratan disini.

11. 2 Bahan-bahan

1. Batu

Batu-batu harus keras dengan permukaan kasar tanpa

cacat/retak. dan cara pengerjaannya harus dilakukan

menurut cara terbaik yang dikenal.

2. Pasir

Galian pondasi harus diurug dengan pasir setebal 5 cm

dan dipadatkan dengan alat timbris tangan terbuat dari

logam atau stamper.

Page 11: Rencana Kerja Dan Syarat (RKS) Drainase Pemukiman dan  perumahan

11

3. Pipa

Pipa yang digunakan adalah diameter 2’ dengan kualitas

Pipa PVC Maspion putih

4. Adukan

Adukan yang dipakai terdiri dari campuran 1 semen : 3

pasir.

5. Air

Air harus bersih dan bebas dari bahan-bahan yang merusak

seperti, minyak, asam, dan unsur organik kecuali

ditunjukkan lain, Pemborong harus menyediakan air kerja

atas biaya sendiri.

11. 3 Pemasangan

Pekerjaan pasangan batu dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan

bentuk-bentuk yang ditunjukkan dalam gambar. Tiap-tiap batu

harus dipasang penuh dengan adukan sehingga semua hubungan

batu melekat satu sama lain dengan sempurna. Setiap batu harus

dipasang diatas lapisan adukan dan diketok ke tempatnya hingga

teguh.

Adukan harus mengisi penuh rongga-rongga antar batu untuk

mendapatkan massa yang kuat dan integral di beberapa sisi luar

dan dalam. batu yang akan dipasang dibasahi dahulu, lalu

dibentuk menjadi bidang luar sesuai dengan gambar rencana atau

petunjuk Ahli. Ankor/Stek dipasang dengan cara dibungkus

campuran batu kali dengan adukan 10 cm sekelilingnya, sedalam

20 cm tiap 1 m dengan diameter anker/stek minimum 10 mm.

Pemasangan Pipa Untuk Sulingan atau resapan air berjarak 1

Page 12: Rencana Kerja Dan Syarat (RKS) Drainase Pemukiman dan  perumahan

12

meter antara pipa yang lainnya dengan dimasukan injuk agar pipa

tidak tersendat oleh tanah atau bahan lainnya yang dapat

mengganggu resapan air.

PASAL 12

PLESTER DAN ADUKAN

12.1. Lingkup Pekerjaan

Dalam hal ini meliputi seluruh pekerjaan plester dan adukan

seperti yang dijelaskan dalam gambar-gambar pelaksanaan.

12.2. Bahan-bahan

Semua bahan yang digunakan dalam pekerjan ini terdiri dari :

1. Pasir

Pasir yang dipakai harus kasar. tajam, bersih dan bebas

dari tanah liat, lumpur atau campuran-campuran lain.

2. Portland cement

Portland cement yang dipakai harus baru, tidak ada

bagian-bagian yang membantu dan dalam zak yang tertutup

seperti yang disyaratkan. Hanya sebuah merk dari satu

jenis semen yang boleh dipakai dalam pekerjaan.

3. Air

Air harus bersih dan bebas dari bahan-bahan yang merusak

seperti, minyak, asam, dan unsur organik kecuali

ditunjukkan lain, Pemborong harus menyediakan air kerja

atas biaya sendiri.

12.3. Perencanaan

Page 13: Rencana Kerja Dan Syarat (RKS) Drainase Pemukiman dan  perumahan

13

1. Campuran Adukan dan Plester

Perbandingan adukan dan pengetesannya dapat

dilaksanakan dalam waktu 1 minggu dan tidak ada

penambahan waktu lagi untuk itu.

Plester/adukan dengan campuran 1 pc : 4 ps digunakan

pada daerah-daerah seluruh dinding bata seperti

ditunjukkan dalam gambar.

2. Acian

Acian dibuat dalam campuran 1 pc : 2 air

(volume) dan digunakan hanya pada dinding-dinding yang

akan di cat.

12.4. Pelaksanaan

1. Umum

Pergunakan peralatan yaug memadai. Bersihkan semua

permukaani yang akan diplester dari bahan-bahan yang

akan merusak plesteran dan disiram air hingga jenuh.

Pekerjaan plesteran harus rata sesuai perintah Direksi

atau Pengawas, dengan tebal plesteran, kecuali bila

dinyatakan lain < adalah 15 mm dengan toleransi minimum

13 mm dan maksimum 25 mm.

2. Pencampuran

Membuat campuran adukan/plester tanpa mesin

pengaduk hanya dapat dilaksanakan bila ada izin dari

Direksi atau Pengawas.

3. Pelaksanaan Adukan/Plesteran

a. Adukan pasangan batu : lihat Pekerjaan

Page 14: Rencana Kerja Dan Syarat (RKS) Drainase Pemukiman dan  perumahan

14

Pemasangan Batu.

b. Plesteran : Plesteran ke dinding batu

kali.

PASAL 13

PEKERJAAN SIAR

13.1. Ketentuan umum

Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan yang meliputi pada gambar

rencana

13.2. Bahan-bahan

Komposisi adukan pada siar adalah 1 PC : 2 PP

13.3. Pelaksanaan

1. Sebisa mungkin menggunakan mesin pengaduk (molen) dan

peralatan memadai. Persiapan da bersihkan permukaan-

permukaan yang di plester dari kotoran-kotoran dan bahan-

bahan lain yang dapat merusak plesteran, tukang-tukang

plester yang tidak cakap, karena pekerjaan yang buruk

harus diganti dengan pekerja yang baik.

2. Siar/ adukan yang tidak sesuai dengan persayaratan teknis

ini harus disingkirkan dari pekerjaan

3. Pekerjaan siar harus timbul dari bidang pemasangannya, dan

pekerjaan yang cacat harus diperbaiki sesuai perintah

pengawas.

4. Adukan dibuat dalam jumlah yang dapat dipakai habis dalam

waktu 45 menit. Adukan dapat dipakai sampai batas adukan

Page 15: Rencana Kerja Dan Syarat (RKS) Drainase Pemukiman dan  perumahan

15

tidak dapat diolah (lebih kurang dari 90 menit setelah

adukan jadi).

5. Membuang adukan tanpa mesin pengaduk hanya dapat dilakukan

dengan izin pengawas

6. Membuang adukan dengan mesin pengaduk/molen, bak Molen

Harus benar-benar bersih, isikan setengah sejumlah air

yang dibutuhkan berikut masukan pasir, lalu tambahkan

semen sementara bak pengaduk berputar, kemudian tambahkan

air sesuai kebutuhan.

PASAL 14

PEMASANGAN BUIS BETON DAN GRAVEL (1/2 BUIS)

14.1. Ketentuan umum

Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan yang meliputi pada gambar

rencana

14.2. Bahan-bahan

Bahan Yang digunakan untuk Buis beton ini sesuai dengan SNI yang

telah ditentukan di dalam RAB

14.3. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan pemasangan Buis beton ini perlu adanya lapisan

sebelum memasang buis yakni terletak di bawah dan samping buis,

jika buis beton hanya diurug tanpa dipasang dalam pasangan batu,

maka harus terdapat pasir urug yntuk menahan buis dari bahan-

bahan yang dapat mengganggu kekuatan buis minimal 2-10 cm

pasangan pasir, kemudian jika terdapat pasangan buis/grefel yang

Page 16: Rencana Kerja Dan Syarat (RKS) Drainase Pemukiman dan  perumahan

16

dipasang dalam pasangan batu, maka harus terdapat campuran atau

plesteran yang dapat mengikat antara pasangan buis/grefel dengan

saluran.

PASAL 15

PEKERJAAN BETON

15.1. KETENTUAN UMUM

1. Persyaratan-persyaratan Konstruksi Beton, istilah teknis

dan syarat-syarat pelaksanaan beton secara umum

menjadi kesatuan dalam bagian buku persyaratan

teknis ini. Kecuali ditentukan lain dalam buku

persyaratan teknis ini, maka semua pekerjaan beton harus

sesuai dengan referensi di bawah ini:

a. Peraturan Beton SKSNI 1991

b. Peraturan pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983 c.

American Society of Testing Materials (ASTM)

c. Standar Industri Indonesia ( SII)

2. Bilamana ada ketidaksesuaian antara peraturan-

peraturan tersebut di atas maka peraturan-peraturan

Indonesia yang menentukan.

3. Pemborong harus melaksanakan pekerjaan ini dengan

Page 17: Rencana Kerja Dan Syarat (RKS) Drainase Pemukiman dan  perumahan

17

ketetapan dan kesesuaian yang tinggi menurut persyaratan

teknis ini, gambar rencana dan instruksi-instruksi yang

dikeluarkan oleh Direksi atau Konsultan Pengawas, semua

pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan harus

dibongkar dan diganti atas biaya pemborong sendiri.

4. Semua material harus baru dengan kualitas yang

terbaik sesuai persyaratan dan disetujui oleh Direksi

atau Konsultan Pengawas. Direksi atau Konsultan Pengawas

berhak untuk meminta diadakan pengujian bahan-bahan

tersebut dan pemborong bertanggung jawab atas segala

biayanya. Semua material yang tidak disetujui oleh

Direksi atau Konsultan Pengawas harus segera dikeluarkan

dari proyek /site dalam waktu 3 x 24 jam.

15.2. LINGKUP PEKERJAAN

1. Meliputi segala pekerjaan yang diperlukan untuk

pelaksanaan pekerjaan beton sesuai dengan gambar rencana

termasuk pengadaan bahan, upah, pengujian dan peralatan

pembantu.

2. Pengadaan, detail, fabrikasi dan pemasangan semua

penulangan dan bagian-bagian dari pekerjaan lain yang

tertanam dalam beton.

15.3. BAHAN – BAHAN

1. Semen:

a. Semua semen yang digunakan adalah jenis

portland Cement sesuai dengan persyaratan NI-2 Bab

3 Standar Indonesia NI-8 /1964, SH 0013-81 atau ASTM

Page 18: Rencana Kerja Dan Syarat (RKS) Drainase Pemukiman dan  perumahan

18

C-150 dan produksi dari satu merk / pabrik.

b. Pemborong harus mengirimkan surat pernyataan pabrik

yang menyebutkan type, kualitas dari semen yang

digunakan "manufacture's test certificate "

yang menyatakan memenuhi persyaratan tersebut dalam

huruf "a" di atas.

c. Pemborong harus menempatkan semen tersebut dalam

gudang yang baik untuk mencegah terjadinya kerusakan,

dan tidak boleh ditaruh langsung di atas tanah tanpa

alas kayu.

d. Semen yang menggumpal, sweeping, tercampur

dengan kotoran atau kena air/lembab tidak

diizinkan untuk digunakan dan harus segera dikeluarkan

dan proyek dalam batas 3 x 24 jam.

e. Penggunaan semen harus sesuai dengan urutan

pengirimannya.

2. Agregat Kasar:

a. Berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu

dengan spesifikasi sesuai menurut SNI-2 pasal 3, 4, 5

bab III dan serta mempunyai ukuran terbesar 2,5 cm.

b. Agregat kasar terdiri dari butir-butir yang kasar,

keras, tidak berpori dan berbentuk kubus. Bila ada

butir yang pipih maka jumlahnya tidak boleh melebihi 20

% dari volume dan tidak boleh mengalami pembekuan

hingga melebihi 50 % kehilangan berat menurut test

mesin Los Angeles (L A).

Page 19: Rencana Kerja Dan Syarat (RKS) Drainase Pemukiman dan  perumahan

19

c. Bahan harus bersih dari zat-zat organik, zat-zat reaktif

alkali atau substansi yang merusak beton dan tidak boleh

mengandung lumpur lebih dari 1 % serta mempunyai gradasi

seperti berikut:

Saringan Ukuran % Lewat Saringan

1” 25,00 mm 100¾” 20,00 mm 90 - 1003/8” 95,00 mm 20 – 55No.4 4,76 mm 0 – 1

Hasil “crushing test” dari laboratorium yang berwenang

terhadap kubus-kubus beton yang berumur 7, 14, dan 21

hari harus dilaporkan kepada direksi atau konsultan

pengawas untuk dimintakan persetujuannya.

3. Agregat Halus :

a. Dapat menggunakan pasir alam atau pasir yang

dihasilkan dari mesin pemecah batu dan harus bersih

dari bahan organik, lumpur, zat-zat alkali dan tidak

mengandung lebih dari 50% substansi-substansi yang

merusak beton atau SNI - 2 pasal 3 bab 3, sebagai

referensi, boleh digunakan pasir Cimangkok Sukabumi

atau Ciapus Bogor.

b. Pasir laut tidak diperkenankan dipergunakan dan pasir

harus terdiri dan partikel- partikel yang tajam dan

keras mempunyai gradasi seperti tabel berikut:

Saringan Ukuran % Lewat Saringan

3/8 9,5 mm 100No. 4 4,76 mm 90 – 100

Page 20: Rencana Kerja Dan Syarat (RKS) Drainase Pemukiman dan  perumahan

20

No. 8 2,39 mm 80 – 100No. 16 1,19 mm 50 – 85No. 30 0,19 mm 25 – 65No. 50 0,297 mm 10 – 30No. 100 0,149 mm 5 – 10No. 200 0,074 mm 0 – 5

4. Air :

Air yang digunakan harus bersih dan jernih tidak

mengandung minyak atau garam serta zat-zat yang dapat

memsak beton baja bertulang. Dalam hal ini sebaiknya

digunakan air bersih yang dapat diminum. atau seperti SNI -

2 pasal 6 Bab 3.

5. Tulangan :

a. Baja tulangan yang digunakan adalah Besi Wiremesh

M10 dengan jarak antara tulangan 150 mm

b. Batang-batang tulangan harus disimpan tidak menyentuh

tanah secara langsung dan penimbunan baja tulangan

diudara terbuka harus dihindari.

c. Kawat ikat berukuran. minimal Ø 1 mm.

d. Batang-batang tulangan yang berlainan ukurannya

harus ditimbun pada tempat terpisah dan diberi tanda

yang jelas.

6. Bahan pencampur:

a. Penggunaan bahan pencampur (admixture) tidak dijinkan

tanpa persetujuan tertulis dari Direksi atau Konsultan

Pengawas dan Konsultan Perencana.

b. Apabila akan digunakan bahan pencampur,

pemborong harus mengadakan percobaani-percobaan

Page 21: Rencana Kerja Dan Syarat (RKS) Drainase Pemukiman dan  perumahan

21

perbandingan berat dan W/C ratio dari penambahan

bahan pencampur (admixture) tersebut.

7. Cetakan Beton:

Dapat menggunakan kayu kelas II dengan ketebalan minimal 3

cm, atau multiplek tebal minimal 12 mm atau plat baja,

dengan syarat memenuhi ketentuan-ketentuan yang tersebut

dalam SKSNI jarak rangka kayu harus disetujui Direksi atau

Konsultan Pengawas.

15.4. MUTU BETON

1. Mutu beton untuk Konstruksi bangunan harus memenuhi

persyaratan kekuatan tekan karakteristik sebagai

berikut:

Mutu beton Jenis PekerjaanK 150 Lantai KerjaK 225 Semua struktur

2. Slump (kekentalan beton) untuk jenis konstruksi

berdasarkan SKSNI adalah sebagai berikut:

Jenis Konstruksi Slump Slump

Pelat & Dinding Pondasi 12,5 5,0Pelat, Balok & Dinding, Kolom 15,0 7,5

Kaison & Konstruksi bawah 9,0 2,5Pelat diatas tanah/pergeseran 7,5 5,0

3. Bila tidak digunakan alat penggetar dengan frekwensi

getaran tinggi, maka harga tersebut diatas dapat

dinaikan sebesar 50 % dengan catatan tidak boleh

melebihi 15 cm.

15.5. PERCOBAAN PENDAHULUAN

Page 22: Rencana Kerja Dan Syarat (RKS) Drainase Pemukiman dan  perumahan

22

1. Pemborong harus menyediakan peralatan dan perlengkapan

yang mempunyai ketelitian cukup untuk menetapkan dan

mengawasi jumlah takaran dari masing- masing bahan

pembentukan beton dengan persetujuan dari Direksi atau

Konsultan Pengawas.

2. Pengaturan untuk pengangkutan, penimbangan dan

pencampuran dari material- material harus dengan

persetujuan Direksi atau Konsultan Pengawas dan seluruh

operasi harus dikontrol dan diawasi terus menerus oleh

seorang inspektor yang berpengalaman dan bertanggung

jawab .

3. Pengadukan harus dilakukan dengan mesin pengaduk beton

(Batch Mixer atau Portable Continuous Mixer). Mesin

pengaduk harus betul-betul kosong sebelum menerima

bahan-bahan dari adukan selanjutnya dan harus dicuci

bila tidak digunakan lebih dari 30 menit.

4. Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan

diaduk selama 1,5 menit sesudah semua bahan ada dalam

mixer. Waktu pengadukan harus ditambah, bila kapasitas

mesin lebih besar dari 1,5 m3 dan Direksi atau Konsultan

Pengawas berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika

ternyata pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal

untuk mendapatkan hasil adukan dengan kekentalan dan

warna yang merata/seragam. Beton yang dihasilkan harus

seragam dalam komposisi dan konsistensi dalam setiap

adukan

Page 23: Rencana Kerja Dan Syarat (RKS) Drainase Pemukiman dan  perumahan

23

5. Mesin pengaduk tidak boleh dibebani melebihi kapasitas

yang telah ditentukan. Air habis dituang terlebih dahulu

untuk selanjutnya ditambahkan selama pengadukan. Tidak

diperkenankan melakukan pengadukan yang berlebihan yang

membutuhkan penambahan air untuk mendapatkan konsistensi

beton yang dikehendaki.

15.6. PERSIAPAN PENGECORAN

1. Sebelum pengecoran dimulai, semua bagian-bagian yang

akan dicor harus bersih dan bebas dari kotoran-kotoran

dan bagian beton yang lepas. Bagian-bagian yang akan

ditanam dalam beton harus sudah terpasang (pipa-pipa

untuk instalasi listrik, plumbing dan perlengkapan-

perlengkapan lain).

2. Cetakan atau pasangan dinding yang akan

berhubungan dengan beton harus dibasahi dengan air

sampai jenuh dan tulangan harus sudah terpasang dengan

baik. Bidang-bidang beton lama yang akan dicor harus

dibuat kasar terlebih dahulu dan kemudian dibersihkan

dari segala kotoran yang lepas.

3. Sesaat sebelum beton dicor, maka bidang-bidang tersebut

harus disapu dengan spesi mortar dengan susunan yang sama

seperti adukan beton dan air harus dibuang dari semua

bagian-bagian yang akan dicor.

4. Pemborong harus tetap menjaga kondisi bagian-bagian

tersebut sampai ijin pengecoran diberikan oleh Direksi

atau Konsultan Pengawas.

Page 24: Rencana Kerja Dan Syarat (RKS) Drainase Pemukiman dan  perumahan

24

5. Apabila pengecoran tidak memakai bekisting kayu maka

dasar permukaan yang akan dicat harus diberi beton dengan

adukan 1 pc : 3 ps : 5 krk setebal 5 cm.

15.7. ACUAN / CETAKAN BETON / BEKISTING

1. Rencana cetakan beton menjadi tanggung jawab Pemborong

sepenuhnya. Cetakan harus sesuai dengan bentuk, ukuran

batas-batas dan bidang dari hasil beton yang

direncanakan, serta tidak boleh bocor dan harus cukup

kaku untuk mencegah terjadinya perpindahan tempat atau

kelonggaran dari penyangga harus menggunakan Multiplex.

2. Permukaan cetakan harus cukup rata dan halus serta tidak

boleh ada lekukan, lubang-lubang atau terjadi lendutan.

Sehubungan pada cetakan diusahakan lurus dan rata dalam

arah Horisontal dan Vertikal, terutama untuk permukaan

beton yang tidak di "finish" ( exposed concrete).

3. Tiang-tiang penyangga harus direncanakan sedemikian

rupa agar dapat memberikan penunjang seperti yang

dibutuhkan tanpa adanya "overstress" atau perpindahan

termpat pada beberapa bagian konstruksi yang dibebani

Struktur dari tiang penyangga harus kuat dan kaku untuk

menunjang berat sendiri dan beban yang ada diatasnya

selama pelaksanaan.

4. Penulangan, cetakan harus diteliti untuk memastikan

kebenaran letaknya, kekuatan dan tidak akan terjadi

penurunan dan pengembangan pada saat beton dituang.

Permukaan cetakan harus bersih dari segala macam

Page 25: Rencana Kerja Dan Syarat (RKS) Drainase Pemukiman dan  perumahan

25

kotoran, dan diberi "form oil" untuk mencegah lekatnya

beton pada cetakan. Pelaksanaannya harus berhati-hati

agar tidak terjadi kontak dengan baja tulangan yang

dapat mengurangi daya lekat beton dan dengan tulangan.

5. Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan

terlulis dari Direksi atau Konsultan Pengawas, atau

jika beton telah melampaui waktu sebagai berikut:

a. Bagian sisi balok 48 jam

b. Balok tanpa beban konstruksi 7 hari

c. Balok dengan beban konstruksi 21 hari

d. Plat lantai / atap / tangga 21 hari

6. Dengan persetujuan Direksi atau Konsultan Pengawas

cetakan dapat dibongkar lebih awal apabila basil

pengujian dari benda uji yang mempunyai kondisi sama

dengan beton sebenarnya, telah mencapai 75% dari

kekuatan beton pada umur 28 hari. Segala ijin yang

diberikan oleh Direksi atau Konsultan Pengawas, tidak

mengurangi atau membebaskan tanggung jawab Pemborong

tehadap kerusakan yang timbul akibat pembongkaran

cetakan.

7. Pembongkaran cetakan harus dilaksanakan dengan hati-hati

sehingga tidak menyebabkan cacat pada permukaan beton

dan dapat menjamin keselamatan penuh atas struktur-

struktur yang dicetak.

8. Dalam hal terjadi bentuk beton yang tidak sesuai

dengan gambar rencana, Pemborong wajib mengadakan

Page 26: Rencana Kerja Dan Syarat (RKS) Drainase Pemukiman dan  perumahan

26

perbaikan atau pembentukan kembali.

9. Permukaan beton harus bersih dari sisa-sisa kayu cetakan

dan pada bagian-bagian konstruksi yang terpendam dalam

tanah, cetakan harus dicabut dan dibersihkan sebelum

pengurugan dilakukan.

10. Untuk permukan beton yang diharuskan exposed, maka

pemborong wajib memfinishnya tanpa pekerjaan tambah.

15.8. PENGANGKUTAN DAN PENGECORAN

1. Waktu pengangkutan harus diperhitungkan dengan cermat,

sehingga waktu antara pengadukan dan pengecoran tidak

lebih dari 1 (satu) jam dan tidak terjadi

perbedaan pengikatan yang menyolok antara beton yang

sudah dicor dan yang akan dicor.

2. Apabila waktu yang dibutuhkan untuk pengangkutan melebihi

waktu yang ditentukan, maka harus dipakai bahan-bahan

penghambat pengikatan (retarder) dengan persetujuan

Direksi atau Konsultan Pengawas.

3. Pemborong harus memberitahukan Direksi atau Konsultan

Pengawas selambat- lambatnya 2 (dua) hari sebelum

pengecoran beton dilaksanakan. Persetujuan untuk

melaksanakan pengecoran beton berkaitan dengan

pelaksanaan pekerjaan cetakan dan pemasangan baja

tulangan serta bukti bahwa Pemborong akan dapat

melaksanakan pengecoran tanpa gangguan.

4. Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak

dicampurnya air pada semen dan agregat telah melampaui

Page 27: Rencana Kerja Dan Syarat (RKS) Drainase Pemukiman dan  perumahan

27

1,5 jam, dan waktu ini dapat berkurang, bila Direksi atau

Konsultan Pengawas menganggap perlu berdasarkan kondisi

tertentu.

5. Pengecoran harus dilakukan sedemikian rupa untuk

menghindarkan terjadinya pemisahan material (segregation)

dan perubahan letak tulangan. Cara penuangan dengan alat-

alat pembantu seperti talang, pipa, chute dan sebagainya

harus mendapat persetujuan Direksi atau Konsultan

Pengawas dan alat-alat tersebut harus selalu bersih dan

bebas dari sisa-sisa beton yang mengeras.

6. Adukan tidak boloh dijatuhkan secara bebas dari

ketinggian lebih dari 1,5 m. Bila memungkinkan sebaiknya

digunakan pipa yang terisi penuh adukan dengan pangkalnya

terbenam dalam adukan yang baru dituang.

7. Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang

telah mengalami "initial set" atau yang telah mengeras

dalam batas dimana beton akan menjadi plastis karena

getaran, penggetaran harus bersamaan dengan penuangan

beton.

8. Semua pengecoran bagian dasar konstruksi beton yang

menyentuh tanah harus diberi lantai kerja setebal 5-10

cm, agar menjamin duduknya tulangan dengan baik dan

mencegah penyerapan air semen oleh tanah /pasir secara

langsung.

9. Bila pengecoran beton harus berhenti sementara, sedang

beton sudah menjadi keras dan tidak berubah bentuk, maka

Page 28: Rencana Kerja Dan Syarat (RKS) Drainase Pemukiman dan  perumahan

28

bagian tersebut harus dibersihkan dari lapisan air semen

(laitance) dan partikel-partikel yang terlepas sampai

suatu kedalaman yang cukup, sehingga didapat beton yang

padat. Segera setelah pemberhentian pengecoran, adukan

yang lekat pada tulangan dan cetakan harus dibersihkan.

10. Semua pengecoran harus dilaksanakan siang hari dan

apabila diperkirakan pengecoran dari suatu bagian tidak

dapat diselesaikan pada siang hari, maka sebaiknya tidak

dilaksanakan, kecuali atas persetujuan Direksi atau

Konsultan Pengawas dapat dilaksanakan pada malam haii

dengan ketentuan bahwa sistem penerangan sudali disiapkan

dan memenuhi syarat, serta penyiapan tenda-tenda untuk

menjaga terjadi hujan

15.9. PEMADATAN BETON

1. Pemborong bertanggung jawab untuk menyediakan peralatan

guna pengangkutan penuangan beton dengan kekentalan

secukupnya agar didapat beton yang padat tanpa perlu

penggetaran secara berlebih.

2. Pemadatan beton seluruhnya harus dilaksanakan dengan

"Mechanical Vibrator" dan dioperasikan oleh orang yang

berpengalaman.

3. Penggetaran dilakukan secukupnya agar tidak

mengakibatkan "Over Vibration" dan tidak

diperkenankan melakukan penggetaran dengan maksud

untuk mengalirkan beton.

4. Hasil beton harus merupakan masa yang utuh, bebas dari

Page 29: Rencana Kerja Dan Syarat (RKS) Drainase Pemukiman dan  perumahan

29

lubang-lubang, segregasi atau keropos.

5. Pada daerah penulangan yang rapat, penggetaran

dilakukan dengan alat penggetar yang mempunyai

frekwensi tinggi (rpm tinggi) untuk menjamin pengisian

beton dan pemadatan yang baik.

6. Dalam hal penggunaan vibrator, maka slump dari beton

boleh melebihi 12,5.

7. Jarum penggetar harus dimasukkan ke dalam adukan

vertikal, tetapi dalam keadaan khusus boleh miring 45

derajat dan jarum vibrator tidak boleh digerakkan

secara horizontal.

8. Alat penggetar tidak boleh disentuh pada

tulangan-tulangan, terutama pada tulangan yang telah

masuk pada beton yang telah mulai mengeras, serta

berjarak minimal 5 cm dari bekisting.

9. Setelah sekitar jarum nampak mengkilap, maka secara

perlahan-lahan harus ditarik, hal ini tercapai setelah

bergetar 30 detik (maksimal).

15.10. PENYAMBUNGAN KONSTRUKSI DAN DILATASI

1. Rencana atau schedule pengecoran harus disiapkan untuk

penyelesaian satu konstruksi secara menyeluruh, termasuk

persetujuan letak " Construction joints" (sambungan

konstruksi). Dalam keadaan tertentu dan mendesak.

Konsultan Pengawas dapat merubah letak "Construction

joints" tersebut .

2. Permukaan " Construction joints" harus bersih dan dibuat

Page 30: Rencana Kerja Dan Syarat (RKS) Drainase Pemukiman dan  perumahan

30

kasar dengan mengupas seluruh permukaan sampai di dapat

permukaan beton yang padat.

3. "Construction joints' harus diusahakan berbentuk

garis miring. Sedapat mungkin dihindarkan adanya

"Construction joints" tegak, kalaupun diperlukan maka

harus dimintakan persetujuan dari Direksi atau Konsultan

Pengawas. Bila "Construction joints" tegak diperlukan,

maka tulangan harus menonjol sedemikian rupa sehingga

didapatkan suatu struktur yang monolit.

4. Sebelum pengecoran dilanjutkan, permukaan beton

harus dibasahi dan diberi lapisan "grout" segera

sebelum beton dituang.

5. Untuk penyambungan beton lama dan baru, harus

menggunakan.bahan additive "Bonding Agent" (lem beton)

yang disetujui Direksi atau konsultan pengawas.

6. Dilatasi antar kolom atau balok menggunakan Styrofoam

dan Sealant.

15.11. BAJA TULANGAN

1. Semua baja tulangan yang dipakai adalah tulangan besi

polos, tulangan besi ulir harus bersih dari segala macam

kotoran, karat, minyak, cat dan lain-lain yang akan

2. Pelaksanaan penyambungan, pemotongan, pembengkokan dan

pemasangan harus sesuai dengan persyaratan dalam SKSNI T

15-1991

3. Selimut beton harus mempunyai ketebalan minimal sebagai

berikut:

Page 31: Rencana Kerja Dan Syarat (RKS) Drainase Pemukiman dan  perumahan

31

Bagian Konstruksi Tebal Selimut Beton Bagian-bagian pada Mini 5,0

Balok praktis 2,5Kolom praktis 2,5

Sloof dan Pondasi 3

15.12. BENDA - BENDA YANG TERTANAM DALAM BETON

1. Semua angkur, baut pipa dan benda-benda lain yang

diperlukan tertanam dalam beton, harus terikat dengan

baik pada cetakan sebelum pengecoran.

2. Benda-benda tersebut harus dalam keadaan bersih, bebas

dari karat dan kotoran- kotoran lain pada saat

pengecoran.

3. Sebelum dilakukan pengecoran pipa-pipa harus sudah

diuji dengan baik, baru boleh dicor.

15.13. PENYELESAIAN BETON

1. Semua permukaan jadi hasil pekerjaan beton harus rata,

lurus tanpa ada bagian- bagian yang membekas pada

permukaan. Ujung-ujung atau sudut-sudut harus berbentuk

penuh dan tajam.

2. Bagian-bagian yang rapuh, kasar, berlubang, dan

tidak memenuhi persyaratan harus segera diperbaiki

dengan cara memahatnya dan mengisinya kembali dengan

adukan beton yang sesuai baik kekuatan maupun warnanya

untuk kemudian diratakan. Bila diperlukan, seluruh

permukaan beton dihaluskan dengan ampelas, carborondum

atau gurinda.

3. Permukaan pekerjaan beton harus mempunyai bentuk jadi

Page 32: Rencana Kerja Dan Syarat (RKS) Drainase Pemukiman dan  perumahan

32

yang rata. Toleransi kerataan pada permukaan lantai

tidak boleh melampaui 1cm dalam jarak 10 m. Tidak

dibenarkan untuk menaburkan semen kering pada permukaan

beton dengan maksud menyerap kelebihan air.

4. Apabila pengecoran dilakukan dengan ready mix harus

ditunjukkan pesanannya yang menunjukkan kekuatan tekan

karakteristik beton

15.14. PERAWATAN DAN PERLINDUNGAN BETON

1. Semua pekerjaan beton harus dirawat secara baik dengan

cara yang disetujui oleh Direksi atau Konsultan

Pengawas. Setelah pengecoran selesai, permukaan beton

yang tidak tertutup oleh cetakan harus tetap dijaga

kelembabannya dengan jalan membasahi secara terus

menerus selama 7 (tujuh) hari.

2. Permukaan-permukaan beton yang dibongkar cetakannya

sedang masa perawatan beton belum dilampaui, harus

dirawat dan dilindungi seperti tersebut pada ayat (1)

tidak boleh tertindih barang atau terinjak langsung pada

permukaan beton.

3. Cetakan beton yang tidak dilindungi terhadap penguapan

dan belum dibongkar, selama masa perawatan beton harus

selalu dibasahi untuk mengurangi keretakan dan

terjadinya celah-celah pada sambungan.

4. Lantai beton atau permukaan beton lainnya yang

tidak disebut di atas, harus

15.15. PENGUJ1AN BETON

Page 33: Rencana Kerja Dan Syarat (RKS) Drainase Pemukiman dan  perumahan

33

1. Secara umum pengujian beton harus mengikuti ketentuan

dalam SKSNI dan minimum memenuhi persyaratan seperti

yang tersebut dalam ayat berikut.

2. Untuk setiap jenis beton harus dibuat satu pengujian,

yang dikerjakan dalam satu hari dengan volume sampai

sejumlah 5 m3, atau 2 benda uji.

3. Untuk satu pengujian dibutuhkan 4 (empat) buah benda uji

berbentuk kubus 15 x 15 x 15 cm. Satu benda uji akan

dites pada umur 28 hari dan hasilnya segera dilaporkan

kepada Direksi atau Konsultan Pengawas, sedangkan 3

(tiga) benda uji lainnya hasil rata-rata dan ketiga

spesimen tersebut. Batas kekuatan beton rata-rata harus

sama atau lebih dari kekuatan karakteristik 225 kg/cm2

untuk mutu beton K 225, tidak boleh ada satu benda uji

yang hasil tesnya lebih kecil dari =160 kg/cm2.

4. Bila diperlukan dapat ditambah dengan satu benda uji

lagi ditinggal di lapangan, dibiarkan mengalami proses

perawatan yang sama dengan keadaan sebenamya.

5. Kubus-kubus yang baru dicetak disimpan pada tempat yang

bebas getaran dan ditutup dengan karung basah selama 24

jam.

15.16. SUHU / TEMPERATUR

1. Suhu beton pada waktu dicor tidak boleh lebih dari 32

derajat Celsius. Bila suhu dari beton yang ditaruh

berada antara 27 derajat dan 32 derajat Celsius, maka

beton harus diaduk ditempat pekerjaan dan langsung

Page 34: Rencana Kerja Dan Syarat (RKS) Drainase Pemukiman dan  perumahan

34

dicor.

2. Bila pada saat pembuatan beton berada pada iklim yang

dapat mengakibatkan suhu beton melebihi dari 32

derajat Celsius, maka pemborong harus mengambil

langkah-langkah yang efektif, umpamanya mendinginkan

agregat atau mengecor pada waktu malam hari.

15.17. PERIZINAN

1. Pemborong harus memberitahukan pada Direksi atau

Konsultan Pengawas minimal 1 minggu sebelum pengecoran

dimulai.

2. Pengecoran boleh dilaksanakan apabila sudah ada Berita

Acara Pengecoran dan izin tertulis dari Direksi atau

Konsultan Pengawas.

PASAL 16

PEKERJAAN PELAPIS LANTAI/PEKERJAAN LANTAI KERJA

16.1. LINGKUP PEKERJAAN

1. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,

bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang

diperlukan dalam terlaksananya pekerjaan ini sehingga

dapat diperoleh hasil pekerjaan yang baik.

2. Pekerjaan lantai kerja ini meliputi seluruh detail

yang disebutkan/ditunjukkan

16.2. PERSYARATAN BAHAN

Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih

Page 35: Rencana Kerja Dan Syarat (RKS) Drainase Pemukiman dan  perumahan

35

dahulu harus diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi atau

Konsultan Pengawas untuk disetujui.

16.3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

1. Untuk pasangan yang langsung di atas tanah, tanah yang

akan dipasang lantai kerja harus dipadatkan untuk

mendapatkan permukaan yang rata dan padat sehingga

diperoleh daya dukung tanah yang maksimum, pemadatan

dipergunakan alat timbris.

2. Untuk pasangan di atas pelat beton, pelat beton diberi

lapisan dengan mutu k-150 dan diberi pasir setebal

minimum 5 - 10 cm dengan memperhatikan kemiringan

lantai, terutama di daerah basah.

3. Lantai kerja beton tumbuk di atas lantai dasar

permukaannya harus dibuat benar- benar rata, dengan

memperhatikan kemiringan lantai di daerah basah.

PASAL 17

PEKERJAAN PINTUAIR OTOMATIS

17.1. LINGKUP PEKERJAAN

1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan

dan alat bantu lainnya,untuk melaksanakan pekerjaan

sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang baik dan

sempurna.

2. Pekerjaan ini meliputi seluruh Pintu air otomatis yang

siap pakai atau pabrikasi

Page 36: Rencana Kerja Dan Syarat (RKS) Drainase Pemukiman dan  perumahan

36

17.2. PERSYARATAN BAHAN

1. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian

dan syarat- syarat fiber serta memenuhi ketentuan-

ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.

2. Konstruksi Pintu air otomatis yang dikerjakan seperti

yang ditunjukkan dalam detail gambar termasuk bentuk dan

ukurannya.

3. Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi

terlebih dahulu sesuai dengan bentuk toleransi ukuran,

ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan yang

dipersyaratkan Bahan Finishing

4. Treatment untuk permukaan kusen jendela dan daun pintu

yang bersentuhan dengan bahan alkaline seperti beton,

aduk atau plester dan bahan lainnya harus diberi lapisan

finish dari laquer yang jernih atau anti corrosive

treatment dengan insulating warnish seperti asphaltic

varnish atau bahan insulation lainnya.

17.3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

1. Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor diwajibkan

meneliti gambar-gambar dan

2. Prioritas proses fabrikasi, harus sudah siap sebelum

pekerjaan dimulai, dengan membuat lengkap dahulu shop

drawing dengan petunjuk Konsultan Pengawas meliputi

gambar denah, lokasi, merk, kualitas, bentuk dan ukuran.

3. Semua frame/kusen baik untuk dinding, jendela dan pintu

dikerjakan secara fabrikasi dengan teliti sesuai dengan

Page 37: Rencana Kerja Dan Syarat (RKS) Drainase Pemukiman dan  perumahan

37

ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat

dipertanggungjawabkan.

PASAL 18

PEMBERSIHAN AKHIR/FINISHING

Pada Akhir Pekerjaan Seluruh Permukaan Pasangan Batu dan

Sebagainya harus bersih dari sisa-sisa semen dan kotoran

lainnya. Gundukan-gndukan tanah bekas galian harus diratakan

serta bahan-bahan yang tidak terpakai lagi harus diangkut

keluar dari lokasi pekerjaan. Bila ada bagian-bagian

pekerjaan yang oleh suatu hal menyebabkan kecacatan pada

bagian pekerjaan tersebut belum memenuhi persyaratan yang

telah ditentukan, maka pelaksana wajib melakukan perbaikan-

perbaikan terhadap bagian-bagian pekerjaan tersebut.