1 RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PASAL 1 STANDAR YANG BERLAKU Semua pekerjaan dalam Syarat-syarat ini harus dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi persyaratan- persyaratan teknis yang tertera dalam persyaratan SKSNI, SNI, dan Standar Industri Indonesia (SII) dan peraturan-peratuiran setempat lainnya yang berlaku atas jenis-jenis pekerjaan yang bersangkutan antara lain : SKSNI T-15-1991-03 BUKU STANDAR BETON 1991 SKSNI S-05-1990-F UKURAN KAYU BANGUNAN 1253-1989-A CAT EMULSI SP 74 : 1977 CAT TENTANG BESI DAN TENTANG KAYU SNI 2407 TATA CARA PENGECATAN KAYU SNI 1729 TATA CARA PERENCANAAN BANGUNAN BAJA AVWI PERATURAN UMUM INSTALASI AIR 1974 PEDOMAN PLUMBING INDONESIA
37
Embed
Rencana Kerja Dan Syarat (RKS) Drainase Pemukiman dan perumahan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PASAL 1
STANDAR YANG BERLAKU
Semua pekerjaan dalam Syarat-syarat ini harus
dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi persyaratan-
persyaratan teknis yang tertera dalam persyaratan SKSNI, SNI,
dan Standar Industri Indonesia (SII) dan peraturan-peratuiran
setempat lainnya yang berlaku atas jenis-jenis pekerjaan yang
bersangkutan antara lain :
SKSNI T-15-1991-03 BUKU STANDAR
BETON 1991
SKSNI S-05-1990-F UKURAN KAYU
BANGUNAN
1253-1989-A
CAT EMULSI
SP 74 : 1977 CAT TENTANG BESI DAN TENTANG KAYU
SNI 2407 TATA CARA PENGECATAN KAYU
SNI 1729 TATA CARA PERENCANAAN BANGUNAN BAJA
AVWI PERATURAN
UMUM INSTALASI AIR
1974
PEDOMAN PLUMBING INDONESIA
2
Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standar-
standar yang tersebut diatas. maupun standar-standar Nasional
lainnya, maka diberlakukan standar-standar internasional yang
berlaku atas pekerjaan-pekerjaan tersebut atau setidak-
tidaknya berlaku standar-standar Persyaratan Teknis dan Negara-
negara asal bahan/pekerjaan yang bersangkutan.
PASAL 2
LOKASI PEKERJAAN
Lokasi Pekerjaan ini berada di Kelurahan Cigugur Tengah,
Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi.
PASAL 3
JENIS DAN MUTU BAHAN
3.1. Semua Bahan yang dipakai harus berkualitas baik
3.2. Semen yang digunakan adalah Portland cement (PC) type 1
dalam kualitas baik, dalam artian belum membeku atau
mengeras
3.3. Bahan batu dipakai batu kali atau batu gunung ukuran
10-20cm, terdiri dari batu keras dengan permukaan keras
tanpa cacat dan retak terbebas dari kotoran lumpur.
3.4. Bahan pasir harus dari butiran alami yang keras dan
kandungan lempung atau bahan lolos saringan No. 200 tidak
3
boleh melebihi dari 6% dari berat pasir
3.5. Agregat keras/krikil adalah krikil alam dengan butiran
yang keras dan bergradasi menerus dengan diameter maksimum
3cm, butirannya harus bersih dengan kandungan lumpur
maksimum 1% .
3.6. Bahan air harus bebas dari bahan-bahan yang merusak
seperti lumpur, asam dan unsur organik.
PASAL 4
PEMBERITAHUAN UNTUK MEMULAI PEKERJAAN
Dalam keadaan apapun tidak dibenarkan untuk memulai pekerjaan
yang sifatnya permanen tanpa terlebih dahulu mendapat
persetujuan tertulis dari Direksi atau Konsultan Pengawas.
Pemberitahuan yang lengkap dan jelas harus terlebih dahulu
disampaikan kepada Direksi atau Konsultan Pengawas dan dalam
jangka waktu yang cukup, bila dipertimbangkan bahwa perlu
mengadakan penelitian dan pengujian terlebih dahulu atas
persiapan pekerjaan tersebut.
PASAL 5
PERINTAH UNTUK PELAKSANAAN
Bila Pemborong tidak berada ditempat pekerjaan dimana Direksi
atau Konsultan Pengawas bermaksud untuk memberikan petunjuk-
petunjuknya, maka petunjuk-petunjuk harus diturut dan
4
dilaksanakan oleh Pelaksana atau orang-orang yang ditunjuk
untuk itu oleh Pemborong.
PASAL 6
ADMINISTRASI DAN DOKUMENTASI
6.1. Administrasi
1. Pelaksana wajib menyediakan buku direks dan buku tamu.
2. Membuat request sheet untuk menerima persetujuan
direksi/Pengawas tentang kesiapan untuk melaksanakan
suatu pekerjaan.
3. Membuat laporan harian tentang pelaksanaan kegiatan
harian pekerjaan.
4. Bila pelaksanaan pekerjaan berlangsung ditemui hal-hal
yang melibatkan perubahan kontrak (addendum) dalam
variasi volume pekerjaan, maka pelaksana wajib membuat
perhitungan tambah/kurang dengan memperoleh persetujuan
dari pihak pemilik kegiatan dan hasil perhitungan
terlebih dahulu harus diperiksa oleh konsultan pengawas.
6.2. Dokumentasi
Pelaksana wajib mengambil rekaman pekerjaan pada kondisi 0%
(Nol Persen), 50% (lima puluh persen, dan 100% (Seratus Persen)
PASAL 7
PENGUKURAN
5
Pemborong harus memulai pekerjaan pengukuran dari garis-garis
dasar yang telah disetujui oleh Direksi atau Konsultan
Pengawas dan bertanggung jawab penuh atas pengukuran
pengukuran yang dibuatnya.
Pemborong harus menyediakan semua bahan, peralatan dan tenaga
kerja, termasuk juru-juru ukur (Surveyor) yang dibutuhkan
sehubungan dengan pengukuran untuk setiap bagian pekerjaan
yang memerlukannya.
Dasar ukuran tinggi + 0,00 adalah dasar tinggi permukaan
lantai bangunan induk, seperti yang dinyatakan dalam gambar,
dan selanjutnya menurut petunjuk Pelaksana, Tinggi lantai ini
harus disesuaikan dengan tinggi lantai saluran yang telah
ada/selesai dibangun, sehingga dalam pekerjaan ini, termasuk
pula pekerjaan pengurugan tanah.
PASAL 8
PAPAN NAMA KEGIATAN
Pelaksana harus memasang papan nama kegiatan pada lokasi
kegiatan dengan ukuran 120x80 cm2 sebagai papan nama
pemberitahuan yang berisikan informasi, Pekerjaan yang
dilaksanakan, Pembiayaan, Janga waktu pelaksanaan, Nama
konsultan pengawa, Dan Nama Kontraktor pelaksana. Papan nama
kegiatan ini dipasang sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai dan
seluruh beban yang timbul menjadi beban dan kewajiban
pelaksana.
6
PASAL 9
PEKERJAAN BONGKARAN
9.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Bongkaran Ini meliputi jika terdapat lokasi yang
harus dibongkar
9.2. Pelaksanaan
Sebelum melaksanakan pekerjaan bongkaran, Pemborong harus
meminta ijin dulu kepada Pihak User dan dalam hal
pelaksanaannya hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain
:
1. Memperhatikan faktor keselamatan dan lingkungan kerja.
2. Bekas bongkaran yang masih dapat dipergunakan disimpan
dan diamankan sesuai petunjuk dari User.
3. Berangkal/puing-puing bekas bongkaran harus dibuang ke
luar site
4. Teknik pelaksanaan pembongkaran sedemikian rupa dengan
memperhatikan urutan pelaksanaan.
5. Dalam pelaksanaan pembongkaran, adanya kerusakan diluar
lingkup pekerjaan yang ada di RAB, karena
diakibatkan oleh kelalaian/kecerobohan Pemborong
maka kerusakan tersebut menjadi tanggung jawab
Pemborong.
7
PASAL 10
PEKERJAAN TANAH, GALIAN DAN URUGAN KEMBALI
10.1 Lingkup
Pekerjaan
Termasuk dalam pekerjaan ini adalah melaksanakan galian tanah
sesuai dengan persyaratan yang ditentukan, menjaga terhadap
kemungkinan terjadinya longsoran sehingga mengganggu
pelaksanaan pekerjaan selanjutnya sampai pengurugan kembali
hingga padat.
10.2 Pembersihan
Pemborong harus membersihkan dan menyingkirkan semua puing-
puing bekas bongkaran di dalam daerah pekerjaan.
10.3 Penggalian dan Penimbunan Kembali
1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi semua pekerjaan penggalian,
penimbunan kembali, termasuk pengupasan dan penimbunan
kembali lapisan tanah atas (Top Soil) serta pekerjaan-
pekerjaan yang berhubungan dengan itu, yang disesuaikan
dengan gambar-gambar.
2. Pelaksanaan
a. Penggalian
Penggalian harus dilakukan untuk mencapai garis
elevasi permukaan dan kedalaman yang perlu untuk dasar
bangunan yang dipersyaratkan atau diperlihatkan pada
gambar- gambar.
8
Penggalian mencakup pemindahan tanah serta batu-batu dan
bahan lain yang dijumpai dalam pekerjaannya. Jika
ternyata dijumpai kondisi yang tak memuaskan
pada kedalaman yang diperlihatkan dalam gambar-
gambar maka penggalian harus diperdalam, diperbesar atau
diubah sampai disetujui Konsultan Pengawas, untuk mana
pekerjaan ini akan dimulai sebagai pekerjaan tambah
kurang.
Jika terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk
dasar pondasi sehingga dicapai kedalaman yang melebihi
apa yang tertera dalam gambar atau yang dapat disetujui
oleh Direksi atau Konsultan Pengawas, maka kelebihan
diatas harus ditimbun kembali dengan pasir yang
dipadatkan tanpa pembebanan biaya tambahan kepada
pemilik.
Pada pekerjaan penggalian untuk mencapai/membentuk
permukaan tanah rencana maka Pemborong harus
mengusahakan dan meyakini bahwa pada pekerjaan galian
tersebut tidak merusak/mengganggu bangunan atau
konstruksi yang sudah ada.
b. Penimbunan
Penimbunan dan Penimbunan kembali harus
dilaksanakan didaerah-daerah ataupun bagian-bagian
pekerjaan, serta mengikuti ukuran-ukuran
ketinggian. kemiringan- kemiringan dan bentuk-bentuk
seperti yang ditunjukkan dalam gambar-gambar. Penimbunan
9
harus dilaksanakan dalam bentuk-bentuk lapisan-lapisan
dengan ketebalan maksimum 20 cm. Padatkan sesuai dengan
Instruksi Direksi atau Konsultan Pengawas. Penimbunan
dan timbun kembali, kecuali ditentukan lain oleh
Konsultan Pengawas, harus dari bahan galian pekerjaan
ini.
Bahan timbunan harus bebas dari kotoran-kotoran, tumbuh-
tumbuhan, batu-batuan atau bahan lain yang dapat merusak
pekerjaan.
c. Perlindungan Terhadap Air
Selama pekerjaan berlangsung Pemborong harus dengan
semua cara yang disetujui Direksi atau Konsultan
Pengawas, menjamin agar tidak terjadi genangan-genangan
air yang dapat mengganggu atau merusak semua pekerjaan
galian atau urugan.
d. Penghamparan dan Pernadatan
Tanah harus dihamparkan dalam lapisan-lapisan setebal
tidak lebih dari 20 cm gembur, agar dapat mengatur
kepadatan yang merata untuk seluruh ketebalannya. Tanah
urugan harus dibasahi secukupnya (sebelum dipadatkan)
untuk mencapai kepadatan yang dipersyaratkan.
10.4 Permukaan Tanah
Sebelum memulai suatu penggalian, Pemborong harus memeriksa
permukaan tanah, baik setempat maupun garis transisi yang
tertera dalam kontrak adalah betul. Jika tidak sesuai
Pelaksana harus memberitahu secara tertulis kepada Pemberi
10
Tugas/Pengawas, jika tidak maka tuntutan mengenai
ketidaksamaan permukaan tanah tidak akan dipertimbangkan.
10.5 Tinggi Pendugaan (Peil)
Dasar ukuran tinggi + 0,00 adalah dasar tinggi permukaan
lantai bangunan induk, seperti yang dinyatakan dalam gambar,
dan selanjutnya menurut petunjuk Pelaksana. Tinggi lantai ini
harus disesuaikan dengan tinggi lantai gedung yang telah
ada/selesai dibangun, sehingga dalam pekerjaan ini, termasuk
pula pekerjaan pengurugan tanah.
PASAL 11
PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI
11. 1 Lingkup
Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan semua pondasi
batu kali sesuai dengan gambar dan persyaratan disini.
11. 2 Bahan-bahan
1. Batu
Batu-batu harus keras dengan permukaan kasar tanpa
cacat/retak. dan cara pengerjaannya harus dilakukan
menurut cara terbaik yang dikenal.
2. Pasir
Galian pondasi harus diurug dengan pasir setebal 5 cm
dan dipadatkan dengan alat timbris tangan terbuat dari
logam atau stamper.
11
3. Pipa
Pipa yang digunakan adalah diameter 2’ dengan kualitas
Pipa PVC Maspion putih
4. Adukan
Adukan yang dipakai terdiri dari campuran 1 semen : 3
pasir.
5. Air
Air harus bersih dan bebas dari bahan-bahan yang merusak
seperti, minyak, asam, dan unsur organik kecuali
ditunjukkan lain, Pemborong harus menyediakan air kerja
atas biaya sendiri.
11. 3 Pemasangan
Pekerjaan pasangan batu dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan
bentuk-bentuk yang ditunjukkan dalam gambar. Tiap-tiap batu
harus dipasang penuh dengan adukan sehingga semua hubungan
batu melekat satu sama lain dengan sempurna. Setiap batu harus
dipasang diatas lapisan adukan dan diketok ke tempatnya hingga
teguh.
Adukan harus mengisi penuh rongga-rongga antar batu untuk
mendapatkan massa yang kuat dan integral di beberapa sisi luar
dan dalam. batu yang akan dipasang dibasahi dahulu, lalu
dibentuk menjadi bidang luar sesuai dengan gambar rencana atau
petunjuk Ahli. Ankor/Stek dipasang dengan cara dibungkus
campuran batu kali dengan adukan 10 cm sekelilingnya, sedalam
20 cm tiap 1 m dengan diameter anker/stek minimum 10 mm.
Pemasangan Pipa Untuk Sulingan atau resapan air berjarak 1
12
meter antara pipa yang lainnya dengan dimasukan injuk agar pipa
tidak tersendat oleh tanah atau bahan lainnya yang dapat
mengganggu resapan air.
PASAL 12
PLESTER DAN ADUKAN
12.1. Lingkup Pekerjaan
Dalam hal ini meliputi seluruh pekerjaan plester dan adukan
seperti yang dijelaskan dalam gambar-gambar pelaksanaan.
12.2. Bahan-bahan
Semua bahan yang digunakan dalam pekerjan ini terdiri dari :
1. Pasir
Pasir yang dipakai harus kasar. tajam, bersih dan bebas
dari tanah liat, lumpur atau campuran-campuran lain.
2. Portland cement
Portland cement yang dipakai harus baru, tidak ada
bagian-bagian yang membantu dan dalam zak yang tertutup
seperti yang disyaratkan. Hanya sebuah merk dari satu
jenis semen yang boleh dipakai dalam pekerjaan.
3. Air
Air harus bersih dan bebas dari bahan-bahan yang merusak
seperti, minyak, asam, dan unsur organik kecuali
ditunjukkan lain, Pemborong harus menyediakan air kerja
atas biaya sendiri.
12.3. Perencanaan
13
1. Campuran Adukan dan Plester
Perbandingan adukan dan pengetesannya dapat
dilaksanakan dalam waktu 1 minggu dan tidak ada
penambahan waktu lagi untuk itu.
Plester/adukan dengan campuran 1 pc : 4 ps digunakan
pada daerah-daerah seluruh dinding bata seperti
ditunjukkan dalam gambar.
2. Acian
Acian dibuat dalam campuran 1 pc : 2 air
(volume) dan digunakan hanya pada dinding-dinding yang
akan di cat.
12.4. Pelaksanaan
1. Umum
Pergunakan peralatan yaug memadai. Bersihkan semua
permukaani yang akan diplester dari bahan-bahan yang
akan merusak plesteran dan disiram air hingga jenuh.
Pekerjaan plesteran harus rata sesuai perintah Direksi
atau Pengawas, dengan tebal plesteran, kecuali bila
dinyatakan lain < adalah 15 mm dengan toleransi minimum
13 mm dan maksimum 25 mm.
2. Pencampuran
Membuat campuran adukan/plester tanpa mesin
pengaduk hanya dapat dilaksanakan bila ada izin dari
Direksi atau Pengawas.
3. Pelaksanaan Adukan/Plesteran
a. Adukan pasangan batu : lihat Pekerjaan
14
Pemasangan Batu.
b. Plesteran : Plesteran ke dinding batu
kali.
PASAL 13
PEKERJAAN SIAR
13.1. Ketentuan umum
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan yang meliputi pada gambar
rencana
13.2. Bahan-bahan
Komposisi adukan pada siar adalah 1 PC : 2 PP
13.3. Pelaksanaan
1. Sebisa mungkin menggunakan mesin pengaduk (molen) dan
peralatan memadai. Persiapan da bersihkan permukaan-
permukaan yang di plester dari kotoran-kotoran dan bahan-
bahan lain yang dapat merusak plesteran, tukang-tukang
plester yang tidak cakap, karena pekerjaan yang buruk
harus diganti dengan pekerja yang baik.
2. Siar/ adukan yang tidak sesuai dengan persayaratan teknis
ini harus disingkirkan dari pekerjaan
3. Pekerjaan siar harus timbul dari bidang pemasangannya, dan
pekerjaan yang cacat harus diperbaiki sesuai perintah
pengawas.
4. Adukan dibuat dalam jumlah yang dapat dipakai habis dalam
waktu 45 menit. Adukan dapat dipakai sampai batas adukan
15
tidak dapat diolah (lebih kurang dari 90 menit setelah
adukan jadi).
5. Membuang adukan tanpa mesin pengaduk hanya dapat dilakukan
dengan izin pengawas
6. Membuang adukan dengan mesin pengaduk/molen, bak Molen
Harus benar-benar bersih, isikan setengah sejumlah air
yang dibutuhkan berikut masukan pasir, lalu tambahkan
semen sementara bak pengaduk berputar, kemudian tambahkan
air sesuai kebutuhan.
PASAL 14
PEMASANGAN BUIS BETON DAN GRAVEL (1/2 BUIS)
14.1. Ketentuan umum
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan yang meliputi pada gambar
rencana
14.2. Bahan-bahan
Bahan Yang digunakan untuk Buis beton ini sesuai dengan SNI yang
telah ditentukan di dalam RAB
14.3. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan pemasangan Buis beton ini perlu adanya lapisan
sebelum memasang buis yakni terletak di bawah dan samping buis,
jika buis beton hanya diurug tanpa dipasang dalam pasangan batu,
maka harus terdapat pasir urug yntuk menahan buis dari bahan-
bahan yang dapat mengganggu kekuatan buis minimal 2-10 cm
pasangan pasir, kemudian jika terdapat pasangan buis/grefel yang
16
dipasang dalam pasangan batu, maka harus terdapat campuran atau
plesteran yang dapat mengikat antara pasangan buis/grefel dengan
saluran.
PASAL 15
PEKERJAAN BETON
15.1. KETENTUAN UMUM
1. Persyaratan-persyaratan Konstruksi Beton, istilah teknis
dan syarat-syarat pelaksanaan beton secara umum
menjadi kesatuan dalam bagian buku persyaratan
teknis ini. Kecuali ditentukan lain dalam buku
persyaratan teknis ini, maka semua pekerjaan beton harus
sesuai dengan referensi di bawah ini:
a. Peraturan Beton SKSNI 1991
b. Peraturan pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983 c.
American Society of Testing Materials (ASTM)
c. Standar Industri Indonesia ( SII)
2. Bilamana ada ketidaksesuaian antara peraturan-
peraturan tersebut di atas maka peraturan-peraturan
Indonesia yang menentukan.
3. Pemborong harus melaksanakan pekerjaan ini dengan
17
ketetapan dan kesesuaian yang tinggi menurut persyaratan
teknis ini, gambar rencana dan instruksi-instruksi yang
dikeluarkan oleh Direksi atau Konsultan Pengawas, semua
pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan harus
dibongkar dan diganti atas biaya pemborong sendiri.
4. Semua material harus baru dengan kualitas yang
terbaik sesuai persyaratan dan disetujui oleh Direksi
atau Konsultan Pengawas. Direksi atau Konsultan Pengawas
berhak untuk meminta diadakan pengujian bahan-bahan
tersebut dan pemborong bertanggung jawab atas segala
biayanya. Semua material yang tidak disetujui oleh
Direksi atau Konsultan Pengawas harus segera dikeluarkan
dari proyek /site dalam waktu 3 x 24 jam.
15.2. LINGKUP PEKERJAAN
1. Meliputi segala pekerjaan yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan beton sesuai dengan gambar rencana
termasuk pengadaan bahan, upah, pengujian dan peralatan
pembantu.
2. Pengadaan, detail, fabrikasi dan pemasangan semua
penulangan dan bagian-bagian dari pekerjaan lain yang
tertanam dalam beton.
15.3. BAHAN – BAHAN
1. Semen:
a. Semua semen yang digunakan adalah jenis
portland Cement sesuai dengan persyaratan NI-2 Bab
3 Standar Indonesia NI-8 /1964, SH 0013-81 atau ASTM
18
C-150 dan produksi dari satu merk / pabrik.
b. Pemborong harus mengirimkan surat pernyataan pabrik
yang menyebutkan type, kualitas dari semen yang
digunakan "manufacture's test certificate "
yang menyatakan memenuhi persyaratan tersebut dalam
huruf "a" di atas.
c. Pemborong harus menempatkan semen tersebut dalam
gudang yang baik untuk mencegah terjadinya kerusakan,
dan tidak boleh ditaruh langsung di atas tanah tanpa
alas kayu.
d. Semen yang menggumpal, sweeping, tercampur
dengan kotoran atau kena air/lembab tidak
diizinkan untuk digunakan dan harus segera dikeluarkan
dan proyek dalam batas 3 x 24 jam.
e. Penggunaan semen harus sesuai dengan urutan
pengirimannya.
2. Agregat Kasar:
a. Berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu
dengan spesifikasi sesuai menurut SNI-2 pasal 3, 4, 5
bab III dan serta mempunyai ukuran terbesar 2,5 cm.
b. Agregat kasar terdiri dari butir-butir yang kasar,
keras, tidak berpori dan berbentuk kubus. Bila ada
butir yang pipih maka jumlahnya tidak boleh melebihi 20
% dari volume dan tidak boleh mengalami pembekuan
hingga melebihi 50 % kehilangan berat menurut test
mesin Los Angeles (L A).
19
c. Bahan harus bersih dari zat-zat organik, zat-zat reaktif
alkali atau substansi yang merusak beton dan tidak boleh
mengandung lumpur lebih dari 1 % serta mempunyai gradasi
seperti berikut:
Saringan Ukuran % Lewat Saringan
1” 25,00 mm 100¾” 20,00 mm 90 - 1003/8” 95,00 mm 20 – 55No.4 4,76 mm 0 – 1
Hasil “crushing test” dari laboratorium yang berwenang
terhadap kubus-kubus beton yang berumur 7, 14, dan 21
hari harus dilaporkan kepada direksi atau konsultan
pengawas untuk dimintakan persetujuannya.
3. Agregat Halus :
a. Dapat menggunakan pasir alam atau pasir yang
dihasilkan dari mesin pemecah batu dan harus bersih
dari bahan organik, lumpur, zat-zat alkali dan tidak
mengandung lebih dari 50% substansi-substansi yang
merusak beton atau SNI - 2 pasal 3 bab 3, sebagai
referensi, boleh digunakan pasir Cimangkok Sukabumi
atau Ciapus Bogor.
b. Pasir laut tidak diperkenankan dipergunakan dan pasir
harus terdiri dan partikel- partikel yang tajam dan
keras mempunyai gradasi seperti tabel berikut:
Saringan Ukuran % Lewat Saringan
3/8 9,5 mm 100No. 4 4,76 mm 90 – 100
20
No. 8 2,39 mm 80 – 100No. 16 1,19 mm 50 – 85No. 30 0,19 mm 25 – 65No. 50 0,297 mm 10 – 30No. 100 0,149 mm 5 – 10No. 200 0,074 mm 0 – 5
4. Air :
Air yang digunakan harus bersih dan jernih tidak
mengandung minyak atau garam serta zat-zat yang dapat
memsak beton baja bertulang. Dalam hal ini sebaiknya
digunakan air bersih yang dapat diminum. atau seperti SNI -
2 pasal 6 Bab 3.
5. Tulangan :
a. Baja tulangan yang digunakan adalah Besi Wiremesh
M10 dengan jarak antara tulangan 150 mm
b. Batang-batang tulangan harus disimpan tidak menyentuh
tanah secara langsung dan penimbunan baja tulangan
diudara terbuka harus dihindari.
c. Kawat ikat berukuran. minimal Ø 1 mm.
d. Batang-batang tulangan yang berlainan ukurannya
harus ditimbun pada tempat terpisah dan diberi tanda
yang jelas.
6. Bahan pencampur:
a. Penggunaan bahan pencampur (admixture) tidak dijinkan
tanpa persetujuan tertulis dari Direksi atau Konsultan
Pengawas dan Konsultan Perencana.
b. Apabila akan digunakan bahan pencampur,
pemborong harus mengadakan percobaani-percobaan
21
perbandingan berat dan W/C ratio dari penambahan
bahan pencampur (admixture) tersebut.
7. Cetakan Beton:
Dapat menggunakan kayu kelas II dengan ketebalan minimal 3
cm, atau multiplek tebal minimal 12 mm atau plat baja,
dengan syarat memenuhi ketentuan-ketentuan yang tersebut
dalam SKSNI jarak rangka kayu harus disetujui Direksi atau
Konsultan Pengawas.
15.4. MUTU BETON
1. Mutu beton untuk Konstruksi bangunan harus memenuhi
persyaratan kekuatan tekan karakteristik sebagai
berikut:
Mutu beton Jenis PekerjaanK 150 Lantai KerjaK 225 Semua struktur
2. Slump (kekentalan beton) untuk jenis konstruksi