RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP) SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT PRINGSEWU) A. PENDAHULUAN Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pendidikan, pembangunan nasional telah membawa implikasi terutama yang berkenaan dengan kebutuhan tenaga guru/ pendidik yang berkompetensi dan professional di Kabupaten Pringsewu. Beberapa sektor pembangunan yang terus dan telah digalakkan di Pringsewu seperti sektor pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia telah mendapat perhatian yang sangat besar baik dari daerah maupun dari pemerintah pusat. Kebijaksanaan ini didasarkan pada kesadaran bahwa pembangunan dibidang pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas merupakan bagian integral pembangunan nasional. Hasil pembangunan tersebut dapat diperoleh melalui proses pendidikan terencana dan terpadu. Sebab masalah pendidikan merupakan masalah kebutuhan dan 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP)SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH
(STIT PRINGSEWU)
A. PENDAHULUAN
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
di bidang pendidikan, pembangunan nasional telah membawa
implikasi terutama yang berkenaan dengan kebutuhan tenaga
guru/ pendidik yang berkompetensi dan professional di
Kabupaten Pringsewu. Beberapa sektor pembangunan yang terus
dan telah digalakkan di Pringsewu seperti sektor pendidikan
dan pengembangan sumber daya manusia telah mendapat
perhatian yang sangat besar baik dari daerah maupun dari
pemerintah pusat.
Kebijaksanaan ini didasarkan pada kesadaran bahwa
pembangunan dibidang pendidikan dan pengembangan sumber
daya manusia yang berkualitas merupakan bagian integral
pembangunan nasional. Hasil pembangunan tersebut dapat
diperoleh melalui proses pendidikan terencana dan terpadu.
Sebab masalah pendidikan merupakan masalah kebutuhan dan
hal yang sangat mendasar dari setiap manusia, masyarakat
dan Negara.
1
B. POLA DASAR PENGEMBANGAN 1. Maksud dan Tujuan Pedoman Rencana Induk Pengembangan (RIP) STIT Pringsewu
dimaksudkan sebagai pedoman yang memberikan arah bagi
seluruh kebijakan serta kegiatan akademiknya dalam rangka
meningkatkan perannya yang nyata dalam menunjang
pembangunan Bangsa dan Negara khususnya Kabupaten
Pringsewu. Sejalan dengan hal tersebut maka Rencana Induk
Pengembangan (RIP) STIT Pringsewu bertujuan:
a. Penyelenggaraan dan penyempurnaan pendidikan
b. Mengembangkan penelitian
c. Meningkatkan pengabdian kepada masyarakat
d. Mengembangkan kerja sama dengan lembaga lembaga lain
baik yang berada di dalam maupun di luar negeri guna
meningkatkan tugas dan fungsinya sebagai lembaga pendidikan
tinggi.
2. Kebijaksanaan Dasar Sehubungan dengan maksud dan tujuan pendirian STIT
Pringsewu sebagaimana tersebut di atas, maka secara umum
Rencana Induk Pengembangan (RIP) STIT Pringsewu disusun
dengan dilandasi oleh kebijaksanaan dasar sebagai berikut:
a. Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945 yang menekankan kepada upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, berikut
pasal 31:1 dan 2 yang berbunyi: Tiap tiap warga Negara
berhak mendapatkan pendidikan. Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang
diatur dalam undang- undang.
B. Garis garis Besar Haluan Negara yang diatur dalam TAP MPR tahun 1993 yang berkaitan dengan dan peranan pendidikan
tinggi yang antara lain disebutkan sebagai berikut:
2
1. Pendidikan tinggi diarahkan dan dikembangkan: a. Menjadikan perguruan Tinggi sebagai pusat pemeliharaan,
penelitian, dan pengembangan Ilmu Pengetahuan dan
teknologi sesuai dengan kebutuhan pembangunan masa
sekarang dan masa yang akan datang.
b. Mendidik mahasiswa agar berjiwa penuh pengabdian serta
memiliki rasa tanggung jawab masa depan Bangsa dan
Negara Indonesia.
c. Menggiatkan mahasiswa sehingga bermanfaat bagi usaha
usaha pembangunan nasional dan daerah.
d. Mengembangkan tata kehidupan yang memadai dan tampak
jelas corak khas kepribadian Indonesia.
2. Meningkatkan peranan Perguruan Tinggi dan lembaga lembaga penelitian dalam kegiatan pembangunan antara lain: A.Penggunaan kebebasan mimbar akademis dalam bentuk yang
kreatif, konstrukstif dan bertanggung jawab tetap dijamin
sehingga bermanfaat bagi masyarakat dan pembangunan.
B.Integrasi dan konsolidasi kegiatan kegiatan mahasiswa
dan cendikiawan sesuai dengan profesinya dalam wadah
wadah yang efektif, sehingga mereka dapat menyumbangkan
prestasi serta partisipasi yang positif.
c. Sarana dan prasarana pendidikan termasuk gedung,
peralatan, perpustakaan, fasilitas kerja dan kondisi
kehidupan yang layak bagi seluruh tenaga pendidikan dan
pengajaran makin disempurnakan dan ditingkatkan.
d. Strategi pengembangan ini akan dilaksanakan melalui
pendekatan administrasi pembangunan dengan system
perencanaan penyusunan program dan penganggaran.
E. Kebijakan dasar pengembangan Pendidikan Tinggi
Pengembangan pendidikan tinggi di masa mendatang akan
terus dilaksanakan dengan memperhatikan kedudukannya 3
dengan pembangunan, ilmu pengetahuan dan teknologi,
kebutuhan masyarakat, kebudayaan serta kerjasama nasional
dan Regional. Oleh karena itu sekolah Tinggi Ilmu
Tarbiyah Merupakan sub system Pendidikan Nasional
Indonesia yang berdasarkan Undang Undang No 2 Tahun 1989
tentang system pendidikan nasional diarahkan:
1. Menjadi bagian integral dari usaha usaha pembangunan
baik nasional maupun regional.
2. Menjadi penghubung antara dunia ilmu pengetahuan,
teknologi, dan kebutuhan masyarakat.
3. Menggiatkan pendidikan berdasarkan pola pemikiran yang
Analitis, praktis dan berorientasi pada pemecahan
masalah disertai oleh pandangan masa depan
4. Meningkatkan partisipasi dalam perbaikan dan
pengembangan mutu kehidupan dan mutu kebudayaan, ilmu
pengetahuan dan penerapannya serta penumbuhan pengertian
dan kerja sama Nasional dalam usaha mencapai
perdamaian dunia serta kesejahteraan umum manusia.
5. Meningkatkan terlaksananya:
a. Pengembangan seluruh kemampuan serta kepribadian
manusia.
b. Mobilitas mahasiswa dari suatu pengalaman pendidikan ke
pendidikan yang lain.
c. Diversifikasi kepengalaman pendidikan dan proses
belajar.
d. Demokratisasi dalam pendidikan proses belajar.
e. Mobilitas sumber-sumber masyarakat yang dapat
Dimanfaatkan dalam pendidikan dan pertumbuhan kegiatan
riset.
Pada Undang-Undang nomor 30 Tahun 1995 tentang Sistem
Pendidikan Nasional ditegaskan bahwa tugas pokok Sekolah
Tinggi adalah menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran di
atas perguruan menengah dan memberikan pendidikan dan 4
pengajaran berdasarkan kebudayaan kebangsaan Indonesia
dengan cara ilmiah meliputi pendidikan dan pengajaran,
penelitian dan pengabdian masyarakat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sehubungan dengan itu untuk masa 5 sampai 10 tahun
mendatang Sekolah Tinggi mampu menjalankan tugas-tugas
pokok seperti tercantum dalam Undang-undang tersebut diatas
dan segala peraturan pelaksanaannya serta ditingkatkan
terus menuju tercapainya sasaran yang ditetapkan.
3. Strategi Dasar Strategi dasar STIT Pringsewu mampu menjalankan tugas-tugas
sebagai berikut:
a. Peranan masa sekarang dan masa yang akan datang. STIT Pringsewu mempunyai azas dan tujuan membina manusia-
manusia pembangunan yang berimtaq dan paham iptek yakni
manusia Indonesia yang sehat jasmani dan rohaninya,
memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam mengembangkan
kreatifitas dan tanggung jawab, dapat menyalurkan demokrasi
dan sifat tenggang rasa, dapat mengembangkan kecerdasan
tinggi disertai budi pekerti yang luhur,mencintai bangsanya
dan sesamanya sesuai dengan tujuan yang termaksud dalam
Undang-Undang Dasar 1945 dan segala aturan pelaksanaannya.
Disamping STIT Pringsewu menyelenggarakan pendidikan tinggi
dengan jalan menggali, memelihara, mengembangkan serta
mengamalkan ilmu dan teknologi demi tercapainya tujuan
pembangunan nasional, sesuai dengan kebijaksanaan
pemerintah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Hubungan antara sekolah tinggi dengan sistem Pendidikan
Tinggi Nasional. Bahwa sesungguhnya tugas mencerdaskan
kehidupan bangsa adalah menjadi tanggung jawab seluruh
bangsa Indonesia dengan kata lain, tugas itu menjadi 5
tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat
dalam rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya sesuai
dengan falsafah bangsa yaitu Pancasila. Oleh karena itu
STIT Pringsewu yang merupakan sub sistem pendidikan
nasional, mempunyai tugas dan kewajiban antara lain berupa
pemeliharaan dan pengembangan ilmu pengetahuan, penelitian
dan pengabdian pada masyarakat sesuai dengan tujuan
pendidikan tinggi dalam rangka membina kemampuan dan
keperibadian warga negara.
c. Tugas dan kewajiban STIT Pringsewu. STIT Pringsewu bertugas menyelenggarakan pendidikan tinggi
sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah dibidang hukum yang
dtetapkan berdasarkan peraturan yang berlaku. Untuk
menyelenggarakan tugas pokok tersebut, STIT Pringsewu
mempunyai kewajiban:
1. Menyelenggarakan, membina dan mengembangkan pendidikan
tinggi dan pengajaran.
2. Menyelenggarakan, membina dan mengembangkan penelitian
serta usaha dalam rangka penyelenggaranaan pengawasan
dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
kebudayaan dan kehidupan masyarakat.
3. Menyelenggarakan, membina dan mengembangkan pengabdian
pada masyarakat, meningkatkan kehidupan manusia pada
umumnya.
4. Melaksanakan ketiga kewajiban tersebut diatas yang juga
diarahkan pada pemantapan pembinaan civitas akademik
pada umumnya serta pembinaan mahasiswa pada khususnya.
4. Sasaran. Sasaran yang ingin dicapai melalui rencana Induk
Pengembangan STIT Pringsewu ini meliputi empat bidang:
6
a. Bidang akademis/ pendidikan yakni berupa penyelenggaraan
, perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan sesuai dengan
Program-program pendidikan yang dibina.
b. Bidang penelitian yakni mengembangkan penelitian
dibidang pendidikan sesuai dengan karakteristik STIT
Pringsewu guna menunjang pembangunan nasional dan
daerah.
c. Bidang pengabdian masyarakat yaitu membantu masyarakat
khususnya yang bergerak dibidang kemasyarakatan sebagai
bentuk pengabdian nyata STIT Pringsewu kepada masyarakat
d. Bidang pembinaan kemahasiswaan dengan menekankan
terutama pada bidang penalaran (reasoning), minat
(interest), dan kesejahteraan mahasiswa (walfare).
5. TantanganTantangan menunjuk kepada adanya perkembangan situasi di
luar STIT Pringsewu yang terbagi ke dalam tantangan
perkembangan dunia internasional, nasional, regional,
perubahan pada stakeholder, dan perkembangan kompetitor.
Perkembangan globalisasi dunia yang berintikan
liberalisasi informasi, liberalisasi perdagangan, dan
liberalisasi investasi telah menghadapkan STIT Pringsewu
sebagai salah satu lembaga yang pendidikan yang
tertantang untuk menjadi good brand and good quality.
Liberalisasi informasi dan investasi yang merambah dunia
pendidikan mendorong STIT Pringsewu untuk dapat menjadi
lembaga pendidikan yang mampu disandingkan dan
dipertandingkan dalam pergaulan nasional, regional dan
international. Perkembangan lingkup nasional dan
regional telah mendorong stakeholder (pemerintah,
mahasiswa, sponsor mahasiswa, pengguna lulusan, pengguna
berbagai jasa STIT Pringsewu) menuntut lebih banyak
kepada STIT Pringsewu untuk lebih berkualitas sehingga 7
STIT Pringsewu ke depan diharap melakukan peningkatan
kualitas yang berkelanjutan (continuous improvement)
sesuai kebutuhan stakeholder sehingga memenuhi tuntutan
akuntabilitas. Perkembangan perguruan tinggi lain baik
PTN, PTS, maupun PTAI adalah pesaing dalam usaha namun
sekaligus mitra dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
Keadaan ini dapat dijadikan dasar bagi STIT Pringsewu
untuk bertekad dan berusaha menjadi lembaga yang unggul
dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.
6. Masalah UtamaMasalah utama pengembangan sebagai lembaga pendidikan
terkemuka dikategorikan menjadi Lima jenis, yaitu:
1. Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia. STIT Pringsewu memiliki perbedaan ratio dosen terhadap
mahasiswa yang sangat signifikan dan variatif di
masing-masing unit, keperluan pembinaan etos kerja,
tuntutan peningkatan karir dosen/karyawan, dan
tuntutan peningkatan kesejahteraan.
2. Peningkatan Kualitas Metode Pedagogi. Metode pedagogi yang terfokus pada ceramah diharapkan berkembang
dengan peningkatan kualitas praktikum, magang di dunia
kerja, studi banding, penulisan inovatif dan karya-
karya kreatif mahasiswa. Interaksi ilmiah dosen dengan
mahasiswa di luar perkuliahan dan bimbingan skripsi
masih relatif rendah sehingga diperlukan adanya
dorongan untuk melakukan hal itu.
3. Peningkatan Kualitas Bahan Pembelajaran. Sebagai sebuah lembaga yang belum terkemuka dalam
pengembangan ilmu pengetahuan STIT Pringsewu perlu
peningkatan produktivitas dan kualitas buku dan
berbagai jenis bahan ajar yang lain, peningkatan
8
produksi jurnal dan akses jurnal, peningkatan kualitas
hasil penelitian dan diseminasinya.
4. Pengadaan dan Optimalisasi Peralatan. Pengadaan peralatan untuk peningkatan kualitas
pembelajaran baik karena belum memiliki peralatan yang
dimaksud maupun untuk memenuhi rasio yang labih baik
antara jumlah peralatan dan jumlah mahasiswa. STIT
Pringsewu sudah ditunjang dengan perpustakaan
sederhana. Peralatan yang belum optimal dimanfaatkan
sebagai alat pembelajaran adalah internet. Kritikan
dari dosen maupun mahasiswa terhadap kelengkapan
peralatan ruang kuliah yang memadai untuk berbagai
metode pembelajaran memerlukan tindak lanjut yang
nyata sehingga peningkatan kualitas pembelajaran
terpenuhi.
5. Peningkatan Kualitas Lingkungan. STIT Pringsewu memerlukan peningkatan suasana akademik
yang mencerminkan diri sebagai lembaga pendidikan
tinggi dibanding sebagai tempat berkumpulnya individu
semata. STIT Pringsewu tidak hidup dalam ruang kosong
sehingga perubahan lingkungan, baik regional,
nasional, maupun internasional perlu terus diikuti,
untuk ini STIT Pringsewu perlu membangun jaringan
kerjasama yang lebih harmonis dan erat dengan berbagai
pihak yang dapat mendukung fungsi pendidikan tinggi.
Perlu usaha-usaha khusus untuk meningkatkan kerjasama
regional, nasional, maupun internasional. Mahasiswa
STIT Pringsewu adalah mahasiswa S-1 yang dibiayai oleh
orangtuanya, oleh karena itu hubungan dengan orang tua
mahasiswa yang selama ini hanya pada saat mahasiswa
baru dan wisuda dapat dijalin dengan mensosialisasikan
9
akses orang tua terhadap internet untuk mengontrol
mahasiswa.
7. PendekatanPendekatan yang perlu digunakan untuk menjawab tantangan
dan masalah yang dihadapi maka pendekatan yang dipilih
adalah melakukan peningkatan kualitas yang berkelanjutan
(continuous improvement) dengan dasar pemikiran yang
bersifat sirkuler dalam teknis pelaksanaannya yaitu
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan perbaikan
(PDCA = Plan, Do, Check, Act). Perencanaan yang dimaksud
adalah perencanaan kualitas unit kerja yang diidenti-
fikasi sesuai dengan kebutuhan. Pelaksanaan rencana
yang telah ditetapkan benar-benar dikerjakan sehingga
mencapai mutu. Evaluasi terhadap pelaksanaan dilakukan