Laporan Tugas Rancang I ( Rencana Garis ) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Umum Jenis struktur bangunan lepas pantai khususnya yang berkaitan dengan eksploitasi dan eksplorasi minyak dan gas di lepas pantai secara umum terdiri dari: “Floating Offshore Structures” Bangunan-bangunan di lepas pantai yang terapung dalam fungsinya menunjang operasi eksploitasi dan eksplorasi minyak dan gas. Beberapa jenis bangunan ini antara lain: Motor tanker, Floating Production Storage Offloading (FPSO), Floating Storage Offloading (FSO), Drilling Ship, Offshore Supply Vessel, Crew Boat, dll. “Fixed Offshore Structures” Bangunan-bangunan di lepas pantai yang terpancang di dasar laut, dalam fungsinya menunjang operasi eksploitasi dan eksplorasi minyak dan gas. Beberapa jenis bangunan ini antara lain: Rig dan Jacket . Khususnya untuk jenis bangunan-bangunan “Floating Offshore Structures” dalam perancangannya maupun fabrikasinya pada saat membangun baru pertama kali harus dilaksanakan “Perancangan Lines Plan”. Haqiqi Ilham Muchammad 1 4315100143
70
Embed
Rencana Garis (Lines Plan) - Cara Membuat Kapal Tanker
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Laporan Tugas Rancang I ( Rencana Garis )
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pengertian Umum
Jenis struktur bangunan lepas pantai khususnya yang berkaitan dengan
eksploitasi dan eksplorasi minyak dan gas di lepas pantai secara umum terdiri
dari:
“Floating Offshore Structures”
Bangunan-bangunan di lepas pantai yang terapung dalam fungsinya
menunjang operasi eksploitasi dan eksplorasi minyak dan gas. Beberapa
jenis bangunan ini antara lain: Motor tanker, Floating Production Storage
Berdasarkan latar belakang seperti tersebut diatas, betapa pentingnya
filosofi pemahaman Perancangan Lines Plan bagi para mahasiswa, praktisi,
serta engineer baik yang beraktifitas di bidang perencanaan, pembangunan
maupun pengawasan.
Dengan diperolehnya pemahaman dasar-dasar perancangan Lines Plan
yang dilaksanakan dengan perhitungan secara manual maka diharapkan
tercapainya basic philosophy pemahaman Lines Plan secara mendalam,
sehingga nantinya pada saat merancang Lines Plan dengan menggunakan
“software“ (maxsurf ,dll) akan lebih memahami, lebih mudah, cepat dan dapat
diperoleh hasil Lines Plan yang optimal dan akurat.
1.3 Permasalahan
Dalam tugas rencana garis ini hal yang menjadi permasalahan adalah
penghitungan besaran-besaran dalam kapal yang mana data-data utama dari
kapal telah ditentukan oleh koordinator Dosen Pembimbing Tugas Rencana
Garis. Serta penggambaran rencana garis tersebut.
1.4 Tujuan
Tujuan dalam tugas rencana garis ini adalah agar mahasiswa mampu
dalam :
a. Mengerti dan memahami masalah rencana garis
b. Menguasai cara merencanakan garis yang dipakai dalam pembuatan kapal
c. Dapat menyusun laporan
d. Memenuhi mata kuliah Tugas Rencana Garis
Haqiqi Ilham Muchammad 3 4315100143
Laporan Tugas Rancang I ( Rencana Garis )
1.5 Sistematika Laporan
Laporan Tugas Rancang I ini tersusun atas lembar pengesahan tugas,
abstrak, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel, pendahuluan, perhitungan
pembuatan Curve of Section Area (CSA), perhitungan garis air (water
line), perhitungan jari-jari bilga, merencanakan body plan, perhitungan
chamber, kemudi, dan lampiran yang terdiri atas lampiran koreksi body
plan, gambar body plan, gambar Curve of section Area (CSA), daftar
pustaka dan lampiran.
Haqiqi Ilham Muchammad 4 4315100143
Laporan Tugas Rancang I ( Rencana Garis )
BAB II
DEFINISI-DEFINISI
2.1 Ukuran Utama
Length Between Perpendicular (Lpp)
- Panjang Kapal antara dua garis tegak buritan dan garis tegak haluan
yang diukur pada garis air muatPanjang kapal yang menghubungkan
antara 2 garis tegak yaitu jarak horizontal antara garis tegak
depan/haluan/(FP) dengan garis tegak belakang/buritan/(AP).
- After Perpendicular (AP)Adalah garis tegak buritan yaitu garis tegak
yang terletak berimpit pada sumbu poros kemudi.
- Fore Perpendicular (FP)Adalah garis tegak haluan yaitu garis tegak yang
terletak pada/melalui titik potong antara linggi haluan dengan garis air
pada sarat air muatan penuh yang telah direncanakan.(Lihat Gambar 2.1)
Length of Water Line (Lwl)
Lwl adalah panjang garis air yang diukur mulai dari perpotongan
linggi buritan dengan garis air pada sarat sampai dengan pada perpotongan
linggi haluan dengan garis air / FP (jarak mendatar antara kedua ujung
garis muat). Sebagai pendekatan, panjang garis air dapat dirumuskan
sebagai fungsi dari Lpp sebesar 4% yaitu :
LWL = Lpp + (2 ÷ 4)% Lpp (m)
(Lihat Gambar 2.1)
Length of Displacement (Ldisp)
Haqiqi Ilham Muchammad 5 4315100143
Laporan Tugas Rancang I ( Rencana Garis )
Adalah panjang kapal imajiner yang terjadi karena adanya
perpindahan fluida sebagai akibat dari tercelupnya badan kapal. Dalam
kaitan perancangan Lines Plan dengan metode diagram NSP, panjang ini
digunakan untuk menentukan seberapa besar luasan-luasan bagian yang
tercelup air, pada saat Ldisp dibagi menjadi 20 station.Panjang
displacement dirumuskan sebagai rata-rata antara Lpp dan LWL, yaitu:
Ldisp = ½ (Lpp + Lwl) (m)
(Lihat Gambar 2.1)
Length Over All (Loa)
Adalah panjang keseluruhan kapal yang diukur dari ujung bagian
belakang kapal sampai dengan ujung bagian depan badan kapal.(Lihat
Gambar 2.2)
Breadth (B)
Breadth adalah lebar kapal yang merupakan jarak mendatar dari
gading utama (midship) yang diukur pada bagian luar gading ( tidak
termasuk tebal pelat lambung ).(Lihat Gambar 2.1)
Depth (H)
Tinggi geladak utama (main deck) kapal adalah jarak vertikal yang
diukur pada bidang tengah kapal (midship) dari atas keel (lunas) sampai sisi
atas geladak di sisi kapal.(Lihat Gambar 2.1)
Draught / Draft (T)
Sarat air kapal yaitu jarak vertikal yang diukur dari sisi atas lunas
sampai dengan garis air/ waterline pada bidang tengah kapal (midship).
(Lihat Gambar 2.1)
Service Speed (Vs)
Kecepatan dinas adalah kecepatan operasional kapal saat berlayar
di laut. Kecepatam dinas umumnya (60÷80)% kecepatan maximum.
Displacement ()
Haqiqi Ilham Muchammad 6 4315100143
Laporan Tugas Rancang I ( Rencana Garis )
Merupakan berat keseluruhan badan kapal termasuk didalamnya
adalah konstruksi badan kapal, permesinan dan sistemnya, elektrikal dan
sistemnya, forniture dan interior, crew dan bawaannya, logistic, bahan
bakar, pelumas, air tawar, dan muatan kapal. Dengan difinisi diatas, satuan
displacement adalah ton. Displacement dapat dirumuskan sebagai berikut:
Δ = LWT+ DWT
= LWL x B x T x Cb x γair laut ….(ton)
= ∇x γair laut ….. (ton)
Volume Displacement (∇)
Adalah volume perpindahan fluida (air) sebagai akibat adanya bagian
badan kapal yang tercelup di bagian bawah permukaan air, yang
dirumuskan sebagai : ∇= LWL x B x T x Cb (m3)
Light Weight (LWT)
Adalah berat komponen-komponen dalam kapal yang tidak
berubah dalam fungsi waktu operasional kapal. Secara umum yang
termasuk dalam LWT adalah berat-berat konstruksi badan kapal, mesin
induk dan sistemnya, mesin bantu dan sistemnya, pompa-pompa dan
sistemnya, elektrikal dan sistemnya, permesinan gladak, perlengkapan
keselamatan, interior/furniture kapal, serta ditambah juga perlengkapan
lainnya.
Dead Weight (DWT)
Adalah berat komponen-komponen dalam kapal yang bisa berubah
dalam fungsi waktu operasional kapal. Secara umum yang termasuk dalam
DWT adalah berat-berat muatan kapal, bahan bakar, pelumas, air tawar,
bahan-bahan logistic, crew dan bawaannya.
Haqiqi Ilham Muchammad 7 4315100143
Laporan Tugas Rancang I ( Rencana Garis )
Haqiqi Ilham Muchammad 8 4315100143
Laporan Tugas Rancang I ( Rencana Garis )
Gambar 2.1 Ukuran Utama Kapal
Haqiqi Ilham Muchammad 9 4315100143
Laporan Tugas Rancang I ( Rencana Garis )
2.2 Potongan-Potongan Badan Kapal
Dalam perancangan floating offshore structures khususnya pada tahapan
perancangan Lines Plan, perlu dipahami beberapa macam potongan-potongan
badan kapal sebagai berikut seperti dijelaskan oleh Bryan Barrass dan D.R
Derrett (2006) dalam bukunya yang berjudul Ship Stability for Masters and
Mates, Sixth Edition.
Station
Station merupakan bidang penampang melintang sepanjang kapal
dari belakang (buritan) sampai depan (haluan). Selain itu,
merupakan potongan-potongan vertical melintang sepanjang kapal.
Pada umumnya panjang kapal (Lpp)dibagi menjadi 20 station dari
AP sampai dengan FP dengan jarak antar station sama.
Station no.10 yang merupakan bagian melintang tengah kapal
disebut sebagai “Midship Section”. Luasan bidang/station no.10/
luasan bidang tengah kapal disebut sebagai “Midship Section
Area”.
Bagian badan kapal dari station AP sampai dengan station FP
disebut sebagai “Main Part”. Sedangkan bagian badan kapal di
daerah belakang (buritan) yaitu dari station AP sampai dengan
ujung buritan kapal disebut sebagai “Cant Part”. Panjang Cant Part
ini diberi notasi Lcp, dimana Lcp = Lwl - Lpp.
Buttock Line
Adalah bidang penampang vertical memanjang, merupakan
potongan-potongan vertical memanjang kapal. Pada umumnya dalam
perancangan Lines Plan, dari bagian tengah memanjang kapal (center line)
kesamping kanan atau kiri lambung 14 kapal dibuat potongan-potongan
buttock line seperti BL-0m; BL-1,8m; BL-3,6m; BL-5,4m; BL-7,2m; BL-
Haqiqi Ilham Muchammad 10 4315100143
Laporan Tugas Rancang I ( Rencana Garis )
10,2m; dst,melebar sampai dengan lambung kanan/kiri kapal. Jadi, dalam
hal ini BL-0m berada tepat/berimpit pada center line (C ).
Water Line
Adalah bidang penampang horizontal memanjang kapal,
merupakan potongan-potongan horizontal memanjang kapal dari
bagian dasar badan kapal sampai dengan sarat air (draft)
maksimum.
Pada umumnya dalam perancanaan Lines Plan dibuat potongan-
potongan horizontal memanjang kapal dari bidang dasar kapal
(base line) seperti WL-0,4m; WL-0,8m; WL-1,8m; WL-2,8m; dst,
sampai dengan sarat air (draft) maksimum. Jadi dalam hal ini, WL-
0m merupakan bidang dasar badan kapal.
Bidang penampang horizontal memanjang kapal pada posisi sarat
air maksimum pada umumnya disebut sebagai “Water Plane Area”
(WPA).
2.3 Koefisien Bentuk Kapal
Block Coeffisient (Cb)
Adalah perbandingan antara volume kapal dengan hasil kali antara panjang, lebar dan sarat kapal, (Gambar 2.2). Koefisien blok ini menunjukkan kerampingan kapal. Rumusnya yaitu :
Cb= ∇Lwl x B xT
Gambar 2.2 Block Coefficient
Prismatic Coeffisient (Cp / )
Haqiqi Ilham Muchammad 11 4315100143
Laporan Tugas Rancang I ( Rencana Garis )
Merupakan perbandingan antara bentuk kapal di bawah sarat dengan sebuah prisma yang dibentuk oleh bidang tengah kapal.(Gambar 2.3).
- Prismatic Coeffisient of Perpendicular (CpLpp) CpLpp= CbLpp/ Cm
- Prismatic Coeffisient of Water Line ( CpLwl)CpLwl= CbLwl/ Cm
- Prismatic Coeffisient of Displacement (CpLdisp)CpLdisp = CbLdisp / Cm
Gambar 2.3 Prismatic Coefficient
Midship Coeffisient ( Cm / )
Merupakan perbandingan antara luas penampang menghitung tengah kapal (Midship Area) dengan luasan suatu bidang yang lebarnya B dan tingginya T pada penampang melintang tengah kapal.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada (Gambar 2.4).
Cm= AmB xT
Gambar 2.4 Midship Section
Waterline Coefficient (Cw)
Haqiqi Ilham Muchammad 12 4315100143
Laporan Tugas Rancang I ( Rencana Garis )
Waterline Coefficient adalah perbandingan antara luar bidang garis air dibagi dengan luasan bidang yang panjangnya LWL dikalikan dengan lebarnya B. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada (Gambar 2.5).
Cw= WPALwl x B
Gambar 2.5 Water Plane Area
Radius Bilga (R)
Adalah jari-jari lengkung bagian penampang menghitung tengah
kapal yang menghubungkan antara bagian samping dan bagian dasar
kapal, yang dirumuskan sebagai :
R=√ 0.5 [ (BxT ) ]−Am(1−0.25 π)
Gambar 2.6 Radius Bilga
Haqiqi Ilham Muchammad 13 4315100143
Laporan Tugas Rancang I ( Rencana Garis )
2.4 Komponen – Komponen Lines Plan
Curve of Sectional Area (CSA)
Curve of sectional Area atau CSA adalah kurva yang menunjukan
area (luasan) pada tiap-tiap station . Cara pembuatannya adalah panjang
kapal (Lpp) dibagi menjadi 20 station (st0 – st20 ) dengan mencari
presentase area setiap station terhadap luas midship dengan
menggunakan diagram NSP , yaitu dengan cara menghitung nilai dari 𝑉s/√𝐿 , kemudian membuat garis datar dari nilai 𝑉s/√𝐿itu. Dari garis
mendatar tersebut akan didapatkan nilai 𝛿𝜙 presentase luas tiap
station(st0 – st20) terhadap luas midship , dan letak titik tekan
memanjang (LCB).
Body Plan
Body plan adalah bentuk potongan-potongan melintang station-
station pada kapal dari pandangan depan maupun belakang. Jadi body
plan adalah potongan-potongan badan kapal secara melintang.
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar 2.7
Gambar 2.7 Body Plan
Gambar pada body plan biasanya hanya digambar setengah dari
keseluruhan garis potongan melintang kapal untuk setiap station,
Haqiqi Ilham Muchammad 14 4315100143
Laporan Tugas Rancang I ( Rencana Garis )
maksudnya adalah gambar body plan kapal untuk setiap station digambar
dari centerline sampai dengan lebar sisi kapal. Hal ini dimaksudkan agar
gambar tidak penuh dengan garis-garis sebenarnya saling bersimentri
antara sisi kiri (port side) dan sisi kanan (starboard side). Kemudian pada
sisi kiri centerline pada gambar body plan adalah garis-garis proyeksi
pada station-station dibelakang midship, sedangkan pada sisi kanan
centerline pada gambar body plan adalah garis-garis proyeksi pada
station-station didepan midship.
Pada gambar body plan terdapat garis-garis proyeksi setiap station
secara melintang kapal yang berupa garis-garis lengkung, garis-garis air
(water line) yang berupa garis-garis horizontal, garis-garis buttockline
yang berupa garis-garis vertikal, sent line yang berupa garis diagonal,
dan fairness line yang dibentuk dari titik-titik perpotongan antara 𝐴/2𝑇 dengan garis body plan disetiap stationnya.
Half Breadth Plan
Half Breadth plan merupakan gambar potongan-potongan
horizontal memanjang kapal jika dilihat dari atas pada setiap garis air
(waterline) . Jadi half breadth plan adalah potongan-potongan bentuk
kapal secara horizontal memanjang . Untuk lebih jelasnya perhatikan
gambar 2.8
Gambar 2.8 Half Breadth Plan
Haqiqi Ilham Muchammad 15 4315100143
Laporan Tugas Rancang I ( Rencana Garis )
Gambar half breadth plan pada umumnya hanya digambar setengah
dari keseluruhan garis proyeksi kapal , yaitu dari centerline sampai
dengan lebar sisi kapal. Kemudian pada sisi atas dari centerline pada
gambar half breadth plan adalah garis-garis proyeksi pada tiap-tiap
waterline ,sedangkan pada sisi bawah dari centerline padagambar half
breadth plan adalah garis sent line yang jaraknya dari masing-masing
station yang telah diukur berdasarkan gambar bodyplan. Pada gambar
half breadth plan terdapat garis-garis proyeksi setiap waterline secara
horizontal memanjang kapal yang berupa garis-garis lengkung, garis-
garis bodyplan yang berupa garis-garus vertikal, garis buttockline yang
berupa garis-garis horizontal, dan sent line yang berupa garis lengkung.
Sheer Plan
Sheer plan ini merupakan gambar irisan-irisan kapal jika dilihat
dari samping pada setiap buttockline . Jadi sheer plan adalah potongan-
potongan bentuk kapal secara vertikal memanjang.
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar 2.9
Gambar 2.9 Sheer Plan
Pada gambar sheer plan terdapat garis-garis proyeksi setiap buttock
line secara vertikal memanjang kapal yang berupa garis-garis lengkung,
garis-garis body plan yang berupa garis-garis vertikal, garis-garis half
Haqiqi Ilham Muchammad 16 4315100143
Laporan Tugas Rancang I ( Rencana Garis )
breadth plan yang berupa garis-garis horizontal. Biasanya pada station-
station parallel middle body dipotong dan dihilangkan yang kemudian
menjadi ruang kosong pada gambar. Ruang kosong ini kemudian diisi
oleh gambar body plan yang sebelumnya sudah digambar. Hal ini
dimaksudkan untuk memudahkan dalam penarikan garis-garis proyeksi
ke masing-masing garis (body plan, half breadth, dan sheer plan). Selain
itu juga untuk menghemat ruang dari kertas.
Geladak Utama
Geladak utama merupakan deck utama yang berada dipermukaan
air. Geladak Utama secara memanjang maupun melintang dibuat
melengkung agar air laut tidak sampai naik ke atas geladak, kalaupun air
laut naik ke atas kapal, lengkungan ini berfungsi agar air laut cepat keluar
kembali dari atas geladak utama.
Lengkung Memanjang Geladak Utama (Sheer)
Lengkung geladak secara memanjang biasa disebut sebagai “
Sheer”. Pada perkembangannya, khusus untuk kapal jenis tanker tidak
perlu dibuat garis miring memakai sheer Jadi tidak mempunyai lengkung
geladak. Hal ini berdasarkan pertimbangan utama agar dalam tangki-
tangki muatan cair tidak ada permukaan bebas cairan.
Lengkung Melintang Geladak Utama (Chamber)
Selain membuat lengkung secara memanjang, geladak utama juga
perlu dibuat lengkung secara melintang. Titik lengkung geladak berada
pada pada tengah-tengah geladak utama (centerline). Besarnya tinggi
lengkungan tergantung pada lebar kapal yang nilainya ditentukan sebagai
chamber yang nilainya seperlimapuluh lebar geladak di detiap satuan
memanjang kapal.
Geladak Akil (Forecastle Deck)
Geladak Akil atau Forecastle deck (Gambar 2.14) adalah geladak
yang berada di bagian depan kapal berfungsi untuk mengurangi atau
Haqiqi Ilham Muchammad 17 4315100143
Laporan Tugas Rancang I ( Rencana Garis )
mencegah air laut masuk melalui haluan kapal. Dimana perencanaannya
yaitu setinggi 2,25÷2,50m di atas main deck, dan panjangnya dimulai
dari linggi haluan sampai collision bulkhead. (Jarak collision bulkhead
dari FP adalah 0,1÷0,15 LPP dimana collision bulkhead terletak pada
nomor gading, bukan nomor station). Forecastle Deck
Gambar 2.10 Forecastle Deck
Geladak Kimbul (Poop Deck)
Poop Deck adalah super structure yang berada pada bagian buritan
kapal. Fungsinya sama seperti forecastle deck pada haluan.
Perencanaannya dalah setinggi 2,25 ÷ 2,50m diatas geladak utama (upper
deck side line).
Panjang dari geladak ini dimulai dari ujung belakang umumnya
sampai dengan sekat kamar mesin, dimana sekat kamar mesin diletakan
pada nomor gading, bukan nomor station. Sebagai perkiraan awal, dapat
Haqiqi Ilham Muchammad 18 4315100143
Laporan Tugas Rancang I ( Rencana Garis )
dipakai estimasi pendekatan panjang kamar mesin 17÷23% LPP dihitung
dari AP. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada (Gambar 2.11)
Gambar 2.11 Poop Deck
BAB IIIPERHITUNGAN RENCANA GARIS
NAMA KAPAL : “DAPPU RANM”
TYPE KAPAL : OIL TANKER
3.1 Ukuran Utama :
Haqiqi Ilham Muchammad 19 4315100143
Laporan Tugas Rancang I ( Rencana Garis )
Tonnage ( GRT ) : - Ton
Bobot Mati (DWT) : - Ton
Panjang ( Loa ) : 175,68 m
Panjang ( Lpp ) : 165 m
Lebar ( B ) : 28,6 m
Sarat Air ( T ) : 10 m
Tinggi ( H ) : 15 m
Kecepatan Dinas ( Vs ) : 17 knot
3.2 Langkah-Langkah
1. Menghitung Lwl dan Ldisp
LWL = LPP + ( 2-3% x LPP )
= 165 + ( 2,42 % x 165)
= 169 m
L displ = ½ x ( LPP + LWL ) 1 feet : 0.3048 m
= ½ x ( 165 + 169 )
= 167 m
= 548 feet
2. Menghitung Speed Ratio
Speed Ratio = Vs / ( L displ )1/2
= 17 / (548)1/2
= 0,726 knot/feet
Haqiqi Ilham Muchammad 20 4315100143
Laporan Tugas Rancang I ( Rencana Garis )
Gambar 3.1 diagram NSP
Kemudian harga dari speed ratio (Vs/L) ini di masukan ke
diagram NSP dan kita tarik garis horizontal kekanan pada diagram NSP,
dari perpotongan garis ini dengan kurva tiap-tiap station kita tarik garis
vertikal kebawah sehingga kita mendapatkan persentase dari LCB dan
tarik garis vertikal keatas sehingga memotong suatu harga tertentu dari
persentase luasan tiap-tiapstation terhadap luasan midship, data-data
tersebut dimasukkan ke dalam tabel 1 untuk memperoleh luasan gading
sebenarnya. Sehingga diperoleh harga-harga dari koefisien midship,
koefisien blok, koefisen koefisien prismatik, persentase luasan untuk