perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RELIEF DENGAN TEKNIK MAKRAME SEBAGAI KARYA SENI TEKSTIL PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Jurusan Kriya Seni / Tekstil Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta Disusun Oleh DARSONO C0902005 JURUSAN KRIYA SENI/TEKSTIL FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
75
Embed
RELIEF DENGAN TEKNIK MAKRAME SEBAGAI KARYA SENI …/Relief... · Relief dengan teknik makrame sebagai karya seni tekstil. Tugas Akhir: Jurusan Kriya Seni Tekstil Fakultas Sastra dan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
RELIEF DENGAN TEKNIK MAKRAME SEBAGAI KARYA SENI TEKSTIL
PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Jurusan Kriya Seni / Tekstil
Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Disusun Oleh DARSONO C0902005
JURUSAN KRIYA SENI/TEKSTIL FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERSETUJUAN
RELIEF DENGAN TEKNIK MAKRAME
SEBAGAI KARYA SENI TEKSTIL
Disusun Oleh :
DARSONO C. 0902005
Telah disetujui untuk dihadapkan pada sidang Tugas Akhir oleh :
Pembimbing
Drs. F. Ari Dartono, M.sn. NIP. 19581120 198703 1 002
Telah disetujui oleh Tim Penguji Tugas Akhir Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret
Pada Tanggal…………………..
Jabatan Nama Tanda Tangan
Ketua Drs. Sarwono, M. Sn. ……………… NIP. 19590909 198603 1 002 Sekretaris Dra. Tiwi Bina Affanti, M. Sn. ……………… NIP. 19590709 198601 2 001 Penguji I Drs. F. Ari Dartono, M. Sn. ……………… NIP. 19581120 198703 1 002 Penguji II Dra. Sarah Rum Handayani, M. Hum. ……………… NIP. 19521208 198103 2 001
Mengetahui
Dekan
Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Universitas Sebelas Maret
Drs. Sudarno, M.A NIP. 19530314 198506 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERNYATAAN
Nama : Darsono
NIM : C.0902005
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir berjudul RELIEF DENGAN
TEKNIK MAKRAME SEBAGAI KARYA SENI TEKSTIL adalah benar-benar
karya sendiri, bukan plagiat, dan tugas akhir ini tidak berisi materi yang ditulis oleh
orang lain, kecuali bagian-bagian tertentu yang penulis ambil sebagai acuan dengan
mengikuti tata cara dan etika penulisan ilmiah yang lazim. Hal-hal tersebut dalam
karya ini diberi tanda citasi (kutipan) dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.
Surakarta, April 2010
Yang membuat pernyataan
Darsono
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
MOTTO
Kesempatan adalah waktu yang berharga untuk mendapatkan kebahagiaan diujung
simpulnya.
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
PERSEMBAHAN
Tugas akhir ini dipersembahkan penulis kepada :
Bapak dan ibuku tercinta
Kakak-kakakku tersayang
Sahabat-sahabatku dan teman temanku
Almamaterku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat,
hiadayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang
berjudul RELIEF DENGAN TEKNIK MAKRAME SEBAGAI KARYA SENI
TEKSTIL, untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar sarjana
seni dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir dan penyusunan laporan ini tidak dapat
terwujud apabila tanpa partisipasi dari berbagai pihak yang senantiasa dengan senang
hati memberikan dukungan, bimbingan serta bantuan. Maka dalam kesempatan ini
pula, penulis akan menghaturkan banyak terima kasih kepada :
1. Drs. Sudarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Dra. Theresia Widiastuti, M.Sn, selaku ketua Jurusan Kriya Seni/Tekstil Fakultas
Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. F. Ari Dartono, M.Sn, selaku Pembimbing yang selalu membimbing dengan
penuh kesabaran, memberikan dorongan, semangat dan doanya sampai
terselesaikannya Tugas akhir ini.
4. Dewan penguji Tugas Akhir
5. Bapak, Ibu, kakak-kakakku tercinta serta segenap keluarga yang dengan tulus
ikhlas telah memberikan bantuan material dan spiritual dengan doa-doanya yang
tidak pernah ada putusnya.
6. Sahabat-sahabatku dan teman-temanku yang selalu memberi dukungan, semangat
dan dorongan serta bantuannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
7. Semua pihak yang telah membantu, dan tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
sampai terselesaikannya Tugas Akhir ini.
Dalam penulisan laporan tugas akhir ini penulis sadari masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan masukan, kritik dan
saran yang bersifat membangun dari pihak manapun juga. Penulis juga berharap
semoga hasil tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak khususnya Jurusan
Kriya Seni/Tekstil dan masyarakat pada umumnya.
Surakarta, April 2010
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
PERSETUJUAN ................................................................................................. ii
PENGESAHAN .................................................................................................. iii
PERNYATAAN .................................................................................................. iv
MOTTO .............................................................................................................. v
PERSEMBAHAN ............................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... xii
ABSTRAK .......................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Studi Pustaka ............................................................................. 2
Gambar 1.1 Serat rami yang sudah dipilin menjadi tali atau benang …………. 5
Gambar 1.2 Serat agel………………………………………………………….. 6
Gambar 1.3 Serabut kelapa yang sudah berupa benang atau tali……………… 6
Gambar 1.4 Serat rami yang belum dipilin…………………………………….. 7
Gambar 1.5 Gajih agel………………………………………….………...……. 7
Gambar 1.6 Tahap pembuatan simpul pipih……………………………………. 10
Gambar 1.7 Tahap pembuata simpul kordon…………………………………… 11
Gambar 1.8 Tahap pembuatan simpul kordon horizontal………………………. 12
Gambar 1.9 Tahap pembuatan simpul kordon vertikal……………….............. 12
Gambar 1.10 Tahap pembuatan simpul kordon diagonal……………………… 12
Gambar 1.11 Tahap pembuatan simpul pipih berloncatan…………………….. 12
Gambar 1.12 Tahap pembuatan simpul jangkar………………………………... 12
Gambar 1.13 Cara penyambungan dengan memasukan tali dalam simpul……. 13
Gambar 1.14 Cara penyambungaan dengan cara mengaitkan pilinan tali……... 13
Gambar 2.1 Proses studi kreatif………………………………………………... 17
Gambar 2.2 Karya-karya makrame di PPPPTK Seni dan Budaya Yogyakarta…. 19
Gambar 2.3 Karya-karya Biranul Anas Zaman………………………………… 22
Gambar 2.4 Percobaan 1 ……………………………………………………… 25
Gambar 2.5 Percobaan 2 ……………………………………………………… 26
Gambar 2.6 Percobaan 3………………………………………………………. 27
Gambar 2.7 percobaan 4………………………………………………………. 28
Gambar 2.8 percobaan 5………………………………………………………. 39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
Gambar 4.1 Desain karya 1…………………………………………………….. 43
Gambar 4.2 Foto karya 1………………………………………………………. 44
Gambar 4.3 Desain karya 2……………………………………………………. 46
Gambar 4.4 Foto karya 2 ……………………………………………………… 47
Gambar 4.5 Desain karya 3……………………………………………………. 49
Gambar 4.6 Foto karya 3………………………………………………………. 50
Gambar 4.7 Desain karya 4……………………………………………………. 52
Gambar 4.8 Foto karya 4………………………………………………………. 53
Gambar 4.9 Desain karya 5……………………………………………………. 55
Gambar 4.10 Foto karya 5……………………………………………………… 56
Gambar 4.11 Desain karya 6…………………………………………………… 58
Gambar 4. 12 Foto karya 6…………………………………………………….. 59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
ABSTRAK
Darsono. C0902005. 2010. Relief dengan teknik makrame sebagai karya seni tekstil. Tugas Akhir: Jurusan Kriya Seni Tekstil Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Makrame sebenarnya tergolong pada teknik kerajinan klasik, tetapi pada tahun terakhir ini orang tidak tahu lagi cara pemanfaatannya. Selain untuk membuat kantung jala untuk berbelanja yang menjemukan, orang tidak tahu lagi harus membuat apa dengan makrame itu. Untuk menyikapi keadaan tersebut maka muncul sebuah ide untuk menggarap makrame dengan memunculkan bentuk relief, relief yang pada umumnya dibuat pada permukaan batu, kayu, dan sejenisnya. Kini relief akan dimunculkan dalam bentuk tekstur tanpa mengurangi kesan indah dan lembut yang menjadi karakter utama pada karya tekstil memanfaatkan serat alam sebagai bahan yang akan dirancang sebagai karya tekstil yang lebih dapat diapresiasi.
Permasalahan yang dibahas dalam Tugas Akhir adalah: Bagaimana relief dengaan teknik makrame sebagai karya seni tekstil?
Teknik yang digunakan dalam proyek Tugas Akhir ini adalah teknik makrame. Kata makrame berasal dari kata Arab “Mucharam” (susunan kisi-kisi), kata “makrama” dari Turki yang berarti rumbai-rumbai atau ”migrama” yang artinya penyelesaian (penyempurnaan) garapan lap dan selubung muka dengan simpul (Saraswati 1996: 1-2).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di era yang semakin berkembang kita masih sering menjumpai berbagai
peninggalan-peninggalan sejarah yang mempunyai nilai historis yang tinggi. Dimana
peninggalan-peningalan tersebut berupa candi, prasasti, maupun bangunan-bangunan
bersejarah. Selain mempunyai nilai historis peninggalan-peninggalan tersebut juga
memiliki nilai artistik yang menyebabkan peninggalan tersebut mempunyai nilai seni
yang tinggi, sehinga banyak orang memandangnya suatu keindahan. Hampir disetiap
bangunan pada permukaannya mempunyai karakter khusus yang mana karakter
tersebut mempunyai makna sejarah yang berupa cerita legenda maupun pesan moral
pada masyarakat yang berada di jaman itu hingga pada generasi berikutnya. Biasanya
pesan atau cerita tersebut divisualisasikan dalam bentuk relief pada permukaan
bangunan. Relief yang dipahat pada candi mengambarkan suatu arti atau melukiskan
suatu cerita tertentu. Pada permukaan candi atau prasasti mempunyai bentuk yang
tidak rata dan cenderung kasar. Hal ini akan memberi kesan tersendiri dimana
terdapat arah datar, cembung ataupun cekung. Walaupun sebenarnya masih dalam
bentuk yang sama yaitu dalam satu lembaran bidang. Secara garis besar relief dapat
diartikan sebagai hiasan atau tulisan yang timbul. Pada candi Borobudur relief
tersebut merupakan pahatan pada batu. Relief dapat juga dibuat dengan cara-cara lain.
Seperti dengan menambahkan adukan semen atau bahan lain diatas bidang datar
maupun lengkung yang banyak dilakukan pada hiasan dinding taman (Ensiklopedi
Nasional Indonesia, 1990 : 143).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Melihat relief muncul suatu gagasan menampilkan bentuk relief pada karya
tekstil dengan teknik makrame menggunakan bahan serat alam. Relief yang pada
umumnya tergambar pada suatu permukaan bangunan, akan dimunculkan dalam
bentuk tekstur menggunakan bahan serat alam. Tanpa mengurangi kesan indah dan
lembut yang menjadi karakter utama pada karya tekstil.
Makrame sebenarnya tergolong pada teknik kerajinan klasik, tetapi pada tahun
terakhir ini orang tidak lagi tahu cara memanfaatkannya. Selain untuk membuat
kantung jala untuk berbelanja yang menjemukan, orang tidak tahu lagi harus
membuat apa dengan makrame itu (Saraswati, 1996 : 2). Makrame merupakan teknik
simpul-menyimpul yang dikerjakan dengan cara melingkari dan mengikat dua buah
tali atau lebih. Tali yang melingkari dan mengikat di sebut tali garapan dan tali yang
lain disebut tali taruhan. Teknik simpul makrame dapat menghasilkan berbagai
macam produk tekstil, misalnya busana, pelengkap busana, pelengkap interior, karya
tekstil yang lebih dapat dinikmati keindahannya dan lain-lain. Dari perkembangan
tersebut muncul berbagai ide yang memberikan dorongan pada penulis untuk dapat
menghasilkan karya seni tekstil yang lebih dapat dinikmati baik dari pemanfaatannya
maupun keindahannya. Dalam hal ini akan tampak dalam pemunculan relief pada
permukaan bahan tekstil.
B. Studi pustaka
1. Relief
Relief merupakan hasil karya dengan cara membuat ukiran pada permukaan
benda dengan menggunakan pahat atau benda tajam lainnya. Benda-benda seperti:
batu, kayu, gypsum dan sebagainya, merupakan benda yang seringkali digunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
untuk membuat karya relief. Selain mengunakan teknik ukir relief juga dapat dibuat
dengan cara kolase atau menempelkan suatu benda pada permukaan bidang datar.
Secara garis besar relief dapat diartikan sebagai hiasan atau tulisan bidang yang timbul. Seperti relief pada dinding candi Borobudur. Pada candi Borobudur relief tersebut merupakan pahatan pada batu. Relief juga dapat dibuat dengan cara-cara lain. Seperti dengan menambahkan adukan semen atau bahan lain diatas bidang datar maupun lengkung, yang banyak di lakukan pada hiasan dinding taman (Ensiklopedi Nasional Indonesia, 1990 : 143).
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa relief adalah hasil karya yang
memiliki karakter cembung atau cekung pada bidang datar.
Relief juga dapat diartikan peninggian dalam arti kedudukannya lebih tinggi
dari bidang yang mendasarinya karena dikatakan relief senantiasa peninggian itu
ditempatkan pada suatu dataran. Pada dasarnya relief merupakan karya dua demensi.
Jenis lukisan dinding yang timbul ini dapat menggunakan teknik pahat atau
menempelkan bahan-bahan lain (Mikke Susanto, 2002 : 96).
Pada dasarnya relief merupakan bagian dari arsitektur dan umumnya dipahat
pada bidang atau dinding bangunan. Relief dibagi menjadi dua macam yaitu relief
sebagai penghias belaka dan relief yang memuat cerita atau menggambarkan suatu
kisah tertentu (Tim Penyusun, 1979 : 56). Seperti pada candi prambanan
menggambarkan kisah Ramayana.
2. Serat
Sejarah mengatakan serat telah ditemukan sejak jaman purba, serat tersebut di
ambil dari bulu-bulu hewan dan tumbuhan pada waktu itu saerat sering digunakan
untuk melindungi tubuh dari gejala-gejala alam, misalnya panas matahari, dan
serangan binatang. Serat merupakan sebuah zat yang panjang tipis dan mudah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
dibengkokkan (N. Sugiarto Hartanto, Shigeru Watanabe, 1980 : 2). Dilihat dari
jenisnya serat digolongkan menjadi dua golongan yaitu:
1. Serat alam
Serat alam masih dibagi menjadi tiga dilihat sesuai dengan bahan asalnya, yaitu
serat yang berasal dari tumbuhan, binatang, atau dari bahan galian (mineral). Serat
yang diambil dari tumbuhan antara lain linen, goni, rami, agel, serabut kelapa.
Serta serat yang berasal dari hewan yaitu wol, ulat sutra. Kemudian serat yang
berasal dari bahan galian (mineral) adalah asbes.
2. Serat buatan
Serat buatan adalah serat yang dibuat melalui proses kimiawi yaitu nilon,
polyester, akrilik.
Berdasarkan penggolongan bahan baku diatas maka dapat dijelaskan yang
dimaksud bahan-bahan alam dari jenis tumbuhan antara lain: rami, agel, gajih agel,
serabut kelapa
Bagan Pengamatan Bahan Serat Alam
No Bahan Sifat Kekuatan
1. Agel f KK
2. Serabut Kelapa f K
3 Rami yang belum dipilin f K
4. Rami yang sudah dipilin f K
5. Gajih agel f KK
(Doc. Darsono)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Keterengan:
( kf ) : Kurang fleksibel
( kk ) : Kurang kuat
( f ) : Fleksibel
( k ) : Kuat
Gambar 1.1 Serat rami yang sudah dipilin menjadi tali atau benang
Rami adalah yang paling kuat diantara serat tanaman . Warna rami adalah
coklat muda kekuning-kuningan atau hijau kekuning-kuningan. Rami menjadi putih
mentah jika dikelantang, walaupun terendam air atau kena udara rami tidak akan
menjadi rusak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Gambar 1.2 Serat agel
Agel ini berasal dari rumput-rumputan yaitu pohon gebag, sejenis pohon
palem yang diambil daunnya kemudian dipilin, agel ini mempunyai daya elastis yang
tinggi, berwarna coklat muda.
Gambar 1.3 Serabut kelapa yang sudah berupa benang atau tali
Serbut kelapa ini diambil dari kulit buah kelapa, mempunyai kekuatan yang
baik, berwarna coklat tua, dan memiliki sifat fisik yang kaku, setelah mengalami
proses pemilinan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Gambar 1.4 Serat Rami yang belum di pilin
Rami ini meskipun belum dipilin sudah mempunyai kekuatan yang bagus.
Berbentuk seperti rambut panjang 50 cm, berwarna putih bersih.
Gambar 1.5 Gajih agel
Gajih agel merupakan serat agel yang belum dipilin, berbentuk seperti rumput
dan tekstur daun halus, berwarna coklat kekuningan.
3. Tekstil
Hubungan antar manusia dengan tekstil dapat diibaratkan seperti ikan dengan
air. Sepanjang hidupnya ikan tidak terlepas dari air. Demikian juga manusia tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
akan pernah terlepas dari tekstil, tekstil merupakan salah satu kebutuhan pokok
manusia, terkecuali bagi mereka yang belum mengenal peradapan dan kebudayaan.
Hubungan ini dapat kita lihat dalam perwujudan kehidupan sehari-hari. Misalnya
busana, aksesoris yang kita pakai, elemen interior. Makin maju tingkat kehidupan
masyarakat makin banyak diperlukan peran tekstil untuk pemenuhan kebutuhan.
Pada mulanya tekstil adalah kain tenun. Namun dewasa ini kata tekstil
digunakan untuk menyebut apa saja yang terbuat dari serat atau benang pintal. Tali,
tali kor, renda dan jaring, semuanya adalah tekstil. Kain yang dibuat dengan tenun,
rajut, juga tekstil. (Kathryn Whyman, 2006 : 4)
Kata tekstil atau dalam bahasa ingris textile berasal dari bahasa latin tektilis yang berarti tenunan, atau texere yang berarti menenun. Tekstil dalam arti umum adalah bahan pakaian atau kain-kain. Maka dari itu, kegunaan tekstil tidak hanya untuk pakaian saja, tetapi juga untuk keperluan-keperluan rumah tangga atau industri, misalnya: untuk tirai, kasur, kain layar, sprei, jok kursi, selang untuk minyak dan sebagainya (Gunadi, 1989 : 15)
Pengertian tekstil menurut (Gunadi 1989 : 15). Adalah suatu benda yang
berasal dari serat atau benang yang dianyam (ditenun), dirajut, direnda, ditapis,
dikempa menjadi bahan pakaian atau keperluan lain.
Pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa yang termasuk tekstil tidak
hanya pakaian, tetapi menyangkut produk-produk lain yang berasal dari serat atau
benang dalam lingkup lebih luas baik ditenun, dirajut, dikempa, direnda maupun
ditapis.
4. Makrame
Makrame merupakann teknik simpul-menyimpul atau tali-temali sebetulnya
sering digunakan sebagian masyarakat seperti pada kegiatan pramuka, orang
mengikat barang, dan sebagainya. Namun orang tidak banyak mengerti atau sadar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
bahwa simpul yang mereka kerjakan dapat dikembangkan melalui membuat variasi
simpul itu.
Kata makrame berasal dari kata Arab Mucharam yang berarti susunan kisi-
kisi, sedangkan dari bahasa Turki berasal dari kata Makrama yang berarti rumbai-
rumbai atau juga Migrama yang artinya penyelesaian atau penyempurnaan garapan
selubung muka dengan simpul (Saraswati, 1987 : 1-2). Sedangkan dalam Kamus
Lengkap Bahasa Indonesia, makrame merupakan seni kerajinan tangan simpul-
menyimpul untuk membentuk jumbai dan rumbai dengan mengunakan berbagai
benang (Em Zul Fajri, Ratu Aprilia Senja, 1998 : 544)
Makrame merupakan salah satu kehebatan peradaban seni tertua di dunia yang
tergolong pada seni kerajinan klasik. Ada dugaan makrame ada sebelum tenunan atau
anyaman. Hasil kerajinan ini pembuatannya tidak menggunakan alat melainkan
menggunakan tangan kita sendiri.
Meski makrame itu nampaknya sangat rumit, sebenarnya hanya terdiri dari
dua simpul dasar. Kedua simpul itu adalah simpul pipih dan simpul kordon. Teknik
pengerjaannya adalah dengan melingkari sebuah tali atau beberapa tali. Tali yang
melingkari dan mengikat disebut tali garapan, dan tali yang lain disebut tali taruhan.
Dari simpul itu bisa dibuat banyak pola dengan menggunakan material-material yang
dapat dipilih, seperti benang, wol, tali pancing, tali serat, tali rafia, tampar, kulit, dan
sebagainya (Saraswati, 1996 : 4).
a. Simpul Pipih
Simpul pipih atau ganda juga disebut simpul tas lapang yang dibuat dengan
dua tahap, yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
(Saraswati, 1996 : 6)
1 2
Gambar 1.6 Tahap pembuatan simpul pipih
Tahap pertama: Tali B adalah tali taruhan, A dan C adalah tali garapan. C
ditarik melalui atas B dan bawah A. kemudian A lewat bawah B dan atas C.
Kemudian tali-tali ditarik dan dipasang pada tempatnya.
Tahap kedua: tali A yang kini berada paling kanan, dilewatkan bawah B dan
atas C, dan kemudian C lewat atas B dan atas A secara diagonal dan terus lewat
bawah. Tahap ketiga adalah tinggal tali ditarik dan dipasang, kedua simpul
tersebut dikerjakan secara berseling membentuk sebuah simpul pipih ganda.
b. Simpul kordon (simpul tali bedil)
Simpul kordon tidak lebih dari sebuah sengkelit sederhana yang melingkari
tali kedua. Baru sengkelit yang dibuat melingkari tali itu sendiri (pertama)
merupakan simpul tetap (sebenarnya). Dengan demikian arah letak tali taruhan
pada kebanyakan simpul kordon menentukan arah dari simpul-menyimpul itu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
.
(Saraswati, 1996 : 8)
1 2 3
Gambar 1.7 Tahap pembuatan simpul kordon
Membuat latihan kita cukup mengunakan 2 tali yang panjangnya kira-kira 20
cm. kedua tali itu diletakkan berjajar. Tali B yang terletak dikanan adalah tali
taruhan (lihat sekema cara membuat simpul kordon diatas). Letakan tali pasangan
itu miring lewat atas tali garapan (1). Kini A lewat atas B dan dari atas kebawah
lewat diantara kedua tali (2). Maka terjadilah sebuah sengkelit. Kini dibuat sekali
lagi A diletakkan di atas B dan terus ditarik lewat kedua sengkelit (3). Pada waktu
memasang simpul itu, tali pasangan B tetap kencang. Kini kita pasang beberapa
tali pasangan dan diatasnya kita akan membentuk sederetan simpul kordon.
Sederetan simpul bisa membentuk pola horisontal, vertikal, zig-zag, segi empat
menyilang (Saraswati, 1996 : 8).
Beberapa jenis simpul tersebut dapat dikembangkan sesuai dengan yang
dikehendaki, misal simpul kordon dapat dibuat variasi arah vertikal, horisontal
atau diagonal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
1 2 3 4 5
(Saraswati, 1996 : 12)
Gambar 1.8 Tahap pembuatan simpul kordon horisontal
1 2 3 4 5 6
(Saraswati, 1996 : 8)
Gambar 1.9 Tahap pembuatan simpul kordon vertikal
1 2 3
(Saraswati, 1996 : 15)
Gambar 1.10 Tahap pembuatan simpul kordon diagonal
1 2 3 4
(Saraswati, 1996 : 20)
Gambar 1.11 Tahap pembuatan simpul pipih berloncatan
1 2 3 4
(Saraswati, 1996 : 11)
Gambar 1.12 Tahap pembuatan simpul jangkar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
c. Cara penyambungan benang atau tali
Dalam teknik makrame cara penyambungan benang sangat penting karena
sambungan itu akan mempengaruhi hasil simpulan.
Cara penyambungan dengan memasukan tali dalam simpul, yaitu tali yang
dipakai untuk menyambung dimasukkan sebagai tali taruhan, dan tali tersebut
diikat tali garapan. Langkah berikutnya tali yang dipakai untuk menyambung (tali
taruhan) dijadikan tali garapan lihat gambar 1.13
(Saraswati, 1996 : 3)
Gambar 1.13 Cara penyambungan dengan memasukkan tali dalam simpul
d. Cara penyambungan tali dengan cara mengaitkan pilinan tali
Cara ini sangat bagus namun memerlukan waktu yang lama karena harus
membuka pilinan tali dan mengaitkan satu-persatu, hinga menjadi sambungan
benang yang halus dan kuat.
(Saraswati, 1996 : 7)
Gambar 1.14 Cara penyambungan tali dengan cara mengaitkan pilinan tali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian-uraian diatas maka masalah yang akan diangkat pada
proyek ini adalah:
Bagaimana relief dengan teknik makrame sebagai karya seni tekstil ?
D. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam proyek ini adalah:
Menciptakan karya seni tekstil dengan memunculkan bentuk relief menggunakan
teknik makrame yang bisa diapresiasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
BAB II
METODE PERANCANGAN
A. Analisis Permasalahan
Analisis permasalahan yang didapat dalam pembuatan karya tugas akhir ini
adalah relief dengan teknik makrame difungsikan sebagai karya seni tekstil yang
bisa diapresiasi. Relief yang biasanya kita jumpai dibuat pada batu, kayu, kini dalam
perancangan ini relief akan dibuat pada tekstil dengan desain struktur yaitu teknik
makrame, relief dimunculkan melalui pengolahan-pengolahan simpul pada makrame,
dan memanfaatkan karakter bahan yang dapat mendukung pemunculan bentuk relief.
Bahan yang dipakai dalam perancangan ini adalah serat alam yaitu: serat rami,
serabut kelapa, agel, gajih agel. Bahan serat alam selain mempunyai tekstur yang
sangat berfariasi untuk mendukung dalam pemunculan relief, juga memiliki kekuatan
setelah proses penyimpulan (tidak mudah lepas). Bahan merupakan faktor penting
dalam menciptakan karya tekstil, karena jenis dan kualitas bahan akan sangat
menentukan hasil akhir.
Perancangan desain tersebut diambil dari sumber ide relief. Dalam
perancangan motif akan menampilkan bentuk cembung atau cekung, serta arah datar
untuk menampilkan karakter relief. Karena tidak semua desain motif dapat dicapai
dengan teknik makrame, maka dalam pembuatan karya yang berkaitan dengan
perancangan, ide desain harus memperhatikan bagaimana desainnya agar dapat
dicapai dengan teknik tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
B. Strategi (Langkah dan Pemecahannya)
Berdasarkan dengan permasalahan perlu melakukan setrategi langkah-langkah
pemecahan masalah atas dasar analisa yang telah dilakukan, maka yang harus
ditempuh adalah:
1. Memahami bentuk dan karakter relief. Sebagai bahan acuan dalam proses kreatif.
2. Memanfaatkan bahan yang akan digunakan untuk perancangan karya tekstil yang
dapat mendukung pemunculan bentuk relief, yaitu: serat rami, serabut kelapa,
agel, gajih agel dan sebagainya, Baik yang masih berupa serabut atau yang sudah
dipilin menjadi benang.
3. Melakukan uji coba dan pengembangan berbagai teknik simpul makrame untuk
mencari alternatif variasi-variasi dari hasil penyimpulan sehinga dapat
mendukung dan menjadi acuan dalam proses pembuatan karya.
4. Mengetahui fungsi dan mampu untuk mewujudkan gagasan perancangan melalui
proses pembuatan karya tersebut sesuai dengan konsep.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
C. Pengumpulan Data
Untuk dapat membuat hasil karya yang baik dan sesuai dengan sasaran maka
perlu dibutuhkan data-data yang mendukung. Pengumpulan data dapat diperoleh dari
hasil survei, studi kreatif, wawancara, studi pustaka.
1. Studi kreatif
Pengumpulan data yang berkaitan dengan studi kreatif atau cara penggunaan
teknik makrame dilakukan pada saat Kerja Profesi di PPPPTK Seni dan Budaya
(Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Seni
dan Budaya) dengan alamat jalan Kali urang km 12,5 Seleman Yogyakarta. Dari
hasil studi kreatif. Dapat diperoleh pengetahuan tentang variasi-variasi
pengembangan bentuk simpul makrame. Penulis juga melakukan proses kreatif
dengan membuat variasi simpul makrame menggunakan bahan serat alam.
(Doc. Darsono)
Gambar 2.1 Proses studi kreatif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
2. Wawancara
a. Staf pengajar di PPPPTK Seni dan Budaya Yogyakarta, yaitu kepada ibu Dra.
Parjiah, M.Sn. dan Dra. Sri Handayani tentang proses kreatif, pemanfaatan
bahan serat alam, hasil karya, serta cara-cara penggunaan simpul makrame
dan pengembangannya.
b. Mas Temu, pengrajin atau seniman pembuat relief, dan dekorasi taman. Dari
hasil wawancara dapat ditarik kesimpulan bahwa karya relief pada masa
sekarang ini lebih berorentasi pada kebutuhan manusia, yaitu lebih bersifat
dekoratif dan tidak merupakan urutan sebuah cerita yang sering dijumpai pada
dinding-dinding candi atau monumen. Melainkan relief banyak dipakai untuk
loster, dinding taman, dan sebagainya.
c. Drs. Untung Murdiyanto, M. Sn., Staf pengajar Jurusan Seni Murni Fakultas
Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret, menurut beliau relief
merupakan bentuk cekung atau timbul pada bidang datar. Relief dibagi
menjadi tiga menurut bentuk fisiknya yaitu relief datar merupakan bentuk
relief yang memiliki tonjolan yang hapir setara dengan bidang yang
mendasarinya. Relief sedang yaitu relief yang hanya menampakkan
persepektif dua dimensi. Relief tinggi adalah relief yang mempunyai bentuk
lepas atau tiga dimensi. Relief menurut Drs. Untung Murdiyanto, juga tidak
harus merupakan urutan cerita seperti relief yang terdapat pada dinding-
dinding candi. Perkembangaan relief pada saat ini tidak terbatas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
3. Studi Pustaka
Penelaah terhadap beberapa pustaka, buku-buku, literatur-literatur dan
dokumen-dokumen yang relevan sesuai dengan masalah yang diajukan.
4. Studi visual
Studi visual ini dilakukan di:
a. Tempat dimana terdapat relief seperti di candi-candi,monumen, tempat
pembuatan karya relief. Survei ini bertujuan untuk melihat secara
detail mengenai karakter relief.
b. PPPPTK Seni dan Budaya Yogyakarta pada saat Kerja Profesi, untuk
mengetahui karya-karya makrame.
c. Karya-karya Biranul Anas Zaman.
Gambar 2.2 Karya-karya makrame di PPPPTK Seni dan Budaya Yogyakarta
(PPPPTK Seni dan Budaya, foto. Darsono)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
(PPPPTK Seni dan Budaya, foto. Darsono)
(PPPPTK Seni dan Budaya, foto. Darsono)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
(PPPPTK Seni dan Budaya, foto. Darsono)
(PPPPTK Seni dan Budaya, foto. Darsono)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Gambar 2.3 karya-karya Biranul Anas Zaman
(Biranul Anas Zaman, repro. Darsono)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
D. Percobaan
Untuk dapat memecahkan masalah dalam perancangan perlu dilakukan
percobaan. Percobaan dilakukan untuk memudahkan dalam menentukan motif,
mengetahui sifat dan karakter bahan serat alam, serta menanpilkan bentuk-bentuk
cekung, cembung, datar yang sesuai dengan karakter relief, dan mengetahui
bagaimana suatu desain dapat dibuat dengan teknik simpul makrame. Dalam proses
eksperimen penulis diharapkan lebih mengembangkan ide yang lebih luas untuk dapat
mendukung dan menjadi acuan pada pembuatan karya. Tujuan melakukan
eksperimen dengan membuat variasi simpul makrame agar penulis lebih menguasai
dan terampil dalam melakukan penyimpulan yang nantinya akan berpengaruh pada
proses kreatif. Dapat mengetahui tingkat kesulitan dan kelemahan dari teknik
makrame, juga dapat mengetahui bagai mana suatu desain dapat atau tidak dikerjakan
dengan simpul makrame.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
(Doc. Darsono)
Gambar 2.4 Percobaan 1 pada waktu kerja profesi di PPPPTK Seni dan budaya
Bahan : Serat Rami
Proses : Memotong tali dengan panjang 2 m sebanyak 12 helai, kedua belas tali
ditambat berderet. Selama berlangsungnya garapan itu tali yang paling kanan
atau kiri merupakan tali taruhan, tali tersebut ditarik diagonal dari kanan ke
kiri lewat atas tali-tali lainnya. Dengan semua tali-tali tersebut dibuat simpul
kordon diagonal (lihat gambar 1.10) pada tali taruhan, kemudia ditengah
bentuk segi empat dibuat simpul yosepin dan dikancing dengan simpul
kordon lagi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
(Doc. Darsono)
Gambar 2.5 Percobaan 2 pada waktu kerja profesi di PPPPTK Seni dan Budaya
Bahan : Serat rami dan gajih agel
Proses : Memotong tali dengan panjang 40 cm sebanyak 14 helai, langkah berikutnya
memasang tali garapan pada tali kencang mengunakan simpul jangkar (lihat
gambar 1.12) kemudian mulai menyimpul dengan simpul pipih berloncatan
deret demi deret (gambar 1.11). Garapan itu dikerjakan secara kelompok-
kelompok dari empat tali kita mulai dari sebelah kiri dengan 4 kelompok tali
pertama. Demikian juga dikerjakan dengan seluruh deret, kemudian
memasang bahan gajih agel dengan simpul jangkar dibuat variasi simpul
kordon diagonal dan simpul pipih lurus. Pada akhir simpulan dibuat simpul
mutiara (variasi simpul pipih)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
(Doc. Darsono)
Gambar 2.6 Percobaan 3 pada waktu kerja profesi di PPPPTK Seni dan Budaya
Bahan : Tali agel dan enceng gondok
Proses : Memotong tali agel dengan panjang 30 cm. Kita buat simpul pipih dengan 4
kelompok berjumlah 5 kelompok kemudian antara kelompok satu dengan
yang lainnya kita satukan dengan membuat simpul pipih berloncatan
(gambar 1.11) sesuai panjang yang kita kehendaki. Dan dibagian tengah kita
membuat ruang kosong ( tidak dibuat simpul ) berbentuk persegi untuk
memasang enceng gondok dengan simpul jangkar (gambar 1.12)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
(Doc. Darsono)
Gambar 2.7 Percobaan 4 pada waktu kerja profesi di PPPPTK Seni dan Budaya
Bahan : Tali agel dan serabut kelapa
Proses : Memotong tali dengan panjang 40 cm jumlah 20 helai, menambatkan tali
pada tali kencang dengan simpul jangkar (gambar 1.12) dan memulai
meyimpul dengan simpul pipih berloncatan (gambar 1.11) serta
menambahkan variasi simpul kordon horizontal (gambar 1.8) dengan bahan
serabut kelapa, pada bagian kelompok tali yang paling tepi dan kedua dibuat