Top Banner
Relasi Rusia dengan Dunia Islam pada Masa Pemerintahan Vladimir Putin Naldo Helmys Rusia dan Islam memiliki akar kesejarahan yang panjang dan telah berinteraksi di sepanjang zaman dalam bentuk konflik atau kerjasama. Munculnya Putin pada Abad ke-21 sebagai Presiden Rusia, keran kerjasama Rusia-Dunia Islam itu perlahan kembali dibuka. Dengan menggali relasi tersebut dengan menempatkan Rusia dan Dunia Islam sebagai agen-agen yang bertindak dalam struktur mikro sosial konstruktivis, maka penting untuk menjelaskan bahwa bermitra dengan Dunia Islam merupakan pilihan yang tepat bagi Rusia. Keyword: Rusia, Dunia Islam, Vladimir Putin, Konstruktivis, Struktur Mikro Pendahuluan Rusia sebagai sebuah bangsa memiliki identitas yang terbangun dari kesejarahan yang panjang. Bangsa ini telah lama eksis sebagai salah satu suku Bangsa Slavia yang kemudian mengorganisir diri mereka secara politik ke dalam sebuah monarki pg. 1
26

Relasi Rusia dengan Dunia Islam pada Masa Pemerintahan Vladimir Putin

Feb 01, 2023

Download

Documents

adrian ermanda
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Relasi Rusia dengan Dunia Islam pada Masa Pemerintahan Vladimir Putin

Relasi Rusia dengan Dunia Islam pada Masa Pemerintahan

Vladimir Putin

Naldo Helmys

Rusia dan Islam memiliki akar kesejarahan yang panjang dan telah berinteraksi

di sepanjang zaman dalam bentuk konflik atau kerjasama. Munculnya Putin

pada Abad ke-21 sebagai Presiden Rusia, keran kerjasama Rusia-Dunia Islam itu

perlahan kembali dibuka. Dengan menggali relasi tersebut dengan

menempatkan Rusia dan Dunia Islam sebagai agen-agen yang bertindak dalam

struktur mikro sosial konstruktivis, maka penting untuk menjelaskan bahwa

bermitra dengan Dunia Islam merupakan pilihan yang tepat bagi Rusia.

Keyword: Rusia, Dunia Islam, Vladimir Putin, Konstruktivis,

Struktur Mikro

Pendahuluan

Rusia sebagai sebuah bangsa memiliki identitas yang

terbangun dari kesejarahan yang panjang. Bangsa ini telah lama

eksis sebagai salah satu suku Bangsa Slavia yang kemudian

mengorganisir diri mereka secara politik ke dalam sebuah monarki

pg. 1

Page 2: Relasi Rusia dengan Dunia Islam pada Masa Pemerintahan Vladimir Putin

yang dipimpin oleh seorang ‘tsar’. Monarki yang eksis ratusan

tahun di Rusia ini berinteraksi baik yang bersifat konfliktual

maupun koperatif dengan berbagai peradaban dalam lintas zamannya.

Peradaban Islam merupakan salah satu dari beberapa peradaban yang

berinteraksi dan turut serta berkontribusi dalam membentuk

identitas Rusia. Interaksi paling awal yang berhasil direkam

antara Rusia dengan Islam adalah sepuluh tahun setelah wafatnya

Nabi Muhammad, ketika Suraqa bin Amr memimpin sebuah pasukan Arab

yang berhasil mencapai Derbent, bagian selatan Dagestan. Wilayah

Dagestan ini kemudian benar-benar berhasil ditaklukan pada tahun

652 dan banyak penduduknya yang menjadi Muslim.1 Dengan cepat

kawasan Dagestan, yang dikenal juga sebagai bagian dari Kaukasus

telah menjadi salah satu tempat dimana Islam berkembang. Kawasan

lain di Rusia yang juga tidak bisa dilepaskan dari Islam selain

Kaukasus adalah kawasan Kazan. Kontak pertama antara Rusia dengan

Islam di daerah Kazan adalah pada masa pemerintahan Tsar Vladimir

(980-1015) yang sering berperang dengan Bangsa Kazan yang

Muslim.2

1 Robert Bruce & Enver Kisriev.2010.Dagestan: Russian Hegemony and Islamic Resistance inthe North Caucasus.New York & London: M.E. Sharpe. Hal 5-62 DJ.Q. Nasution,Sejarah Romawi Timur,tanpa tahun, direproduksi oleh Tim ReproJurusan Sejarah UNP 2011,Kompilasi Buku Modul Sejarah Eropa.Hal 161-168

pg. 2

Page 3: Relasi Rusia dengan Dunia Islam pada Masa Pemerintahan Vladimir Putin

Selama berabad-abad, meskipun tetap didominasi oleh Bangsa

Slavia yang menganut Kristen Ortodoks, tetapi masyarakat Muslim

tetap menjadi bagian dari Rusia. Namun, pada tahun 1917 ketika

terjadi Revolusi Bolshevick di saat-saat Perang Dunia I dimana

Turki Ottoman sebagai representasi politik Islam terkuat pada

masa itu mengalami kekalahan, maka seiring dengan itu pula,

masyarakat Muslim di Rusia juga tidak bernasib baik. Ketsaran

Rusia berubah menjadi sebuah negara sosialis-komunis yang tidak

bersikap pro terhadap identitas keagamaan sehingga sejumlah

simbol agama seperti masjid dialihfungsikan menjadi barak-barak

militer.

Identitas keagamaan kembali muncul dalam ranah sosial

politik Rusia seiring dengan berakhirnya era Uni Soviet. Akhir-

akhir ini, sejak pemerintahan Vladimir Putin, wacana yang coba

menjadikan Islam sebagai bagian dari identitas masyarakat Rusia

kembali dimunculkan, bahkan oleh Putin sendiri yang memberikan

pandangan positif terhadap ini. Putin menyatakan bahwa masyarakat

Rusia banyak mempraktekan ajaran Islam yang didasarkan pada

nilai-nilai kebaikan, kasih sayang, dan keadilan.3 Sangat

3 Sebagaimana diberitakan oleh RT dalam situsnya, http://rt.com/politics/islam-inseparable-russias-society-915/ diakses pada 30

pg. 3

Page 4: Relasi Rusia dengan Dunia Islam pada Masa Pemerintahan Vladimir Putin

beralasan kiranya Putin mengatakan hal tersebut mengingat sekitar

10-15 persen dari penduduk Rusia adalah Muslim. Tidak hanya itu,

kebijakan luar negeri yang diambil oleh Putin terhadap

perpolitikan Dunia Islam juga lebih bersifat proaktif

dibandingkan negara adidaya yang selama ini menjadi rival Rusia,

Amerika Serikat. Rusia lebih bersikap moderat terhadap Hamas yang

menjadi simbol perjuangan Palestina melawan Israel ketika Amerika

Serikat mengkategorikannya sebagai teroris. Belum lagi sikap

Rusia yang mencoba mempertahankan Saddam Hussein ketika Amerika

Serikat mengintervensi, mencoba bersikap moderat terhadap program

nuklir Iran, dan terakhir membela posisi Bashar al-Assad di

Suriah.4 Dalam hubungannya dengan aktor non-negara, Rusia juga

telah menjalin aliansi kebudayaan dengan Dunia Islam dengan

menggandeng tokoh-tokoh Islam dunia guna berkontribusi dalam

menyelesaikan persoalan dunia sejak tahun 20065 dan di dalam

negeri sendiri Rusia telah mengembangkan pusat keuangan syariah.6

Melihat begitu seringnya Putin menyibukan dirinya dengan

Dunia Islam baik itu di dalam maupun luar negeri maka yang tampakSeptember 2013 pada pukul 10:474 Seperti yang dipetakan oleh Mike Bowker (2007). Russia, America, and the Islamic World. Ashgate : Hampshire, England. Hal.7-105 Kompas, 31 Agustus 20066 Republika, 18 September 2013

pg. 4

Page 5: Relasi Rusia dengan Dunia Islam pada Masa Pemerintahan Vladimir Putin

di sini adalah, Rusia sedang mencoba membangun relasi yang lebih

serius lagi dengan Dunia Islam. Dengan mempertanyakan kenapa

relasi dengan Dunia Islam ini menjadi penting dan apa

konsekuensinya terhadap eksistensi kedua belah pihak sebagai

agen-agen yang bertindak di level internasional, maka tulisan ini

akan dilihat dari sudut pandang konstruktivis.

Melihat Rusia dan Dunia Islam Sebagai Agen-Agen yang Bertindak

dalam Struktur Sosial

Terminologi Dunia Islam sebenarnya merupakan bentuk yang

lebih kontemporer dari istilah ummah yang ada di dalam Islam itu

sendiri. Sebagaimana yang digambarkan oleh Reinhard Schulze,

terminologi ‘Dunia Islam’ merupakan istilah yang menyeluruh

dimana meliputi setiap negara, kawasan, dan masyarakat yang mana

di dalamnya Muslim hidup bersama sebagai mayoritas, dan yang mana

secara historis mereka terhubung dengan kemajuan peradaban Islam

yang telah dimulai sejak Abad ke-7.7 Memberikan pemahaman ini

penting di awal, karena seringkali peneliti terjebak dengan

melihat Dunia Islam sebagai sesuatu yang terpisah-pisah. Esensi

7 Reinhard Schulze (2002). A Modern History of the Islamic World. London & New York : I.B. Tauris Publishers. Hal.1

pg. 5

Page 6: Relasi Rusia dengan Dunia Islam pada Masa Pemerintahan Vladimir Putin

kesatuan Tuhan, menjadi identitas bersama dari Muslim dimanapun

mereka berada, yang disebut dengan Ummah.

Ada dua poin yang dapat ditarik dari pengertian yang

diberikan oleh Schulze. Pertama apa yang disebut dengan Dunia

Islam, haruslah sekelompok masyarakat apakah mereka menempati

sebuah negara atau kawasan, dimana mereka menjadi mayoritas.

Untuk mengidentifikasi ini secara jelas tentu tidaklah sulit

dimana kita dapat melihat kepada negara-negara yang mengakui diri

mereka sebagai negara Islam seperti Iran dan Afghanistan pada

masa pemerintahan Taliban, ataupun negara berpenduduk mayoritas

Muslim seperti Indonesia dan Suriah.

Kedua, Dunia Islam tidak hanya secara geografis dimana Muslim

menjadi mayoritas ataupun menjalankan kekuasaan negara. Dunia

Islam secara kesejarahan juga terkait dengan kemajuan Islam yang

sudah dimulai sejak Abad ke-7. Proses yang panjang ini –

setidaknya sampai pada kejatuhan Turki Usmani pada tahun 1923 –

telah membentangkan Dunia Islam menjadi begitu luas, termasuk

pada tempat di mana Muslim sekarang menjadi minoritas. Dengan

kata lain, meskipun di wilayah yang sebelumnya dikenal dengan

Eretz Israel, Muslim Arab yang kita sebut dengan Palestina adalah

pg. 6

Page 7: Relasi Rusia dengan Dunia Islam pada Masa Pemerintahan Vladimir Putin

minoritas karena masih berada di bawah dominasi Yahudi Israel;

Muslim Bosnia yang berada di bawah dominasi Bangsa Serbia; atau

Muslim Kaukasus yang berada di bawah dominasi Rusia; akan tetapi

mereka tetap dikategorikan sebagai Dunia Islam karena secara

historis mereka adalah bagian dari ummah. Rusia, khususnya

semasa diperintah oleh Vladimir Putin, berinteraksi dengan Dunia

Islam dalam kedua pengertian di atas.

Kajian mengenai Rusia dengan Dunia Islam sebetulnya cukup

menyeret perhatian dari kalangan para akademisi, khususnya mereka

melihat relasi Rusia-Dunia Islam sejak pemerintahan Putin. Salah

satu yang menarik dan cukup lengkap datang dari tulisan Mike

Bowker dalam Russia, America and the Islamic World yang melakukan studi

komparasi sikap Rusia dengan Amerika Serikat terhadap Dunia Islam

yang pada kesimpulannya, melihat Rusia lebih bersikap proaktif

terhadap Dunia Islam dibanding rivalnya tersebut. Bowker juga

menyatakan bahwa di Rusia tidak terjadi apa yang dibesar-besarkan

oleh Barat sebagai clash of civilization.8 Namun Bowker kurang

menganalisa bagaimana sikap Rusia terhadap Dunia Islam yang

berada di lingkungan domestiknya sendiri.

8 Mike Bowker,2007,Russia, America and the Islamic World.Hampshire: Ashgate

pg. 7

Page 8: Relasi Rusia dengan Dunia Islam pada Masa Pemerintahan Vladimir Putin

Kajian yang dilakukan oleh Roland Dannreuther yang

dipublikasikan oleh sebuah pusat studi di London, Chatham House,

juga membahas mengenai hubungan antara Rusia dengan Timur Tengah

dan Politik Islam. Namun, kajian ini hanya sebatas menjelaskan

arti penting Timur Tengah dan Dunia Islam dari segi geopolitik

bagi Rusia, dan belum mengeksplorasi bagaimana proses sosial dari

kedua belah pihak ini dan implikasinya bagi eksistensi keduanya.9

Maka untuk membongkar relasi Rusia dan Dunia Islam dengan

memandang keduanya sebagai agen-agen sosial sehingga dapat

dilihat bagaimana proses relasi itu berjalan, dan apa konsekuensi

dari relasi tersebut bagi keduanya, kembali ditelusuri dari teori

sosial politik internasional yang diformulasikan oleh Alexander

Wendt sebagai salah satu pakar konstruktivis.

Alexander Wendt menggambarkan konstruktivis sebagai sebuah

teori struktural sistem internasional dengan asumsi: 1) negara

adalah unit yang paling prinsipil dalam menganalisa politik

internasional; 2) struktur utama dalam sistem negara adalah

intersubjektif ketimbang material; dan 3) identitas negara dan

kepentingan negara adalah hal yang penting yang dikonstruksi oleh

9 Roland Dannreuther,2009,Russia, the Middle East and Political Islam: Internal and External Challenges.London: Chatham House

pg. 8

Page 9: Relasi Rusia dengan Dunia Islam pada Masa Pemerintahan Vladimir Putin

struktur sosial, bukan ada begitu saja dari luar sistem yang

berasal dari politik domestik dan sifat alamiah manusia.10 Lebih

lanjut, Wendt menegaskan terdapat tiga elemen dalam struktur

sistem sosial yaitu kondisi material, kepentingan, dan ide. Tanpa

ide, tidak ada yang namanya kepentingan, tanpa kepentingan tidak

akan ada kondisi material, dan tanpa kondisi material tidak ada

yang namanya realitas.11 Realitas hubungan Rusia dengan Dunia

Islam, tidak lepas dari kondisi material pada saat hubungan itu

berlangsung. Di balik kondisi material tidak dapat dipungkiri

bahwa Rusia memiliki kepentingan nasional seperti mengejar

stabilitas kawasan di Kaukasus. Namun, konstruktivis melihat

bagaimana berlangsungnya proses yang melibatkan kumpulan ide-ide

tersebut. Sementara itu ide-ide atau gagasan yang di dalamnya

tersimpan makna, hanya bisa terungkap apabila yang memiliki ide

atau gagasan dilihat sebagai subjek yang memiliki identitas yang

bertindak di dalam suatu struktur sosial.

Rusia sebagai subjek memiliki identitas tersendiri dalam

struktur sosial. Sebagaimana identitas yang muncul pada negara-

10 Maja Zehfuss (2004). Constructivism in International Relations: The Politics of Realitiy. Cambridge: Cambridge University Press. Hal.3911 Alexander Wendt (1999).Social Theory of International Politics.Cambridge: Cambridge University Press.Hal.139

pg. 9

Page 10: Relasi Rusia dengan Dunia Islam pada Masa Pemerintahan Vladimir Putin

negara pemenang Perang Dunia II, Rusia melihat dirinya sendiri

sebagai negara besar pada masa Perang Dingin. Tampil sebagai

rival Amerika Serikat dalam menghadang liberalisme-kapitalisme

dan mempromosikan sosialisme-komunisme kepada sejumlah negara

menjadi perhatian utama yang coba dibangun oleh Rusia di masa

lampau. Rusia pun dalam beberapa hal dinilai sukses tampil

sebagai agen sosial yang bertindak sebagai pembela negara-negara

progresif seperti Kuba dan Indonesia pada kurun waktu 1960an.

Namun, kondisinya sekarang adalah runtuhnya Uni Soviet, dan

terlepasnya sejumlah wilayah menjadi negara merdeka, serta

tertinggal jauh dari segi perekonomian dari Amerika Serikat,

telah mengubah identitas Rusia sebagai sebuah bangsa di dalam

hubungan sosial di level internasional. Negara yang tadinya

adidaya, kini tengah berada pada kondisi dimana mereka harus

merangkul mitra yang tepat untuk kembali mencapai hegemon.

Sementara itu Dunia Islam juga berada pada posisi yang tidak

menguntungkan pasca Perang Dunia II. Identitas yang

terfragmentasi menjadi nasionalisme yang eksklusif, ternyata

membawa Dunia Islam dalam hubungan politik dan sosial di level

internasional menjadi kelompok kelas dua, padahal sebelum era

pg. 10

Page 11: Relasi Rusia dengan Dunia Islam pada Masa Pemerintahan Vladimir Putin

kolonial mereka adalah kekuatan hegemon di dunia internasional.

Kendati demikian, keinginan Dunia Islam untuk kembali merebut

posisi hegemon masih ada, sehingga untuk kembali muncul sebagai

kekuatan yang mendominasi, membutuhkan proses yang panjang dan

mitra yang tepat, yang pilihannya sepertinya jatuh kepada Rusia.

Ketika telah jelas menempatkan Rusia dan Dunia Islam sebagai

agen-agen sosial yang satu sama lain saling berinteraksi sehingga

proses hubungan keduanya dianggap sebagai sebuah konstruksi, maka

yang penting selanjutnya adalah pada struktur apa mereka harus

bertindak. Alexander Wendt menggambarkan terdapat dua bentuk

struktur sosial yaitu struktur mikro dan stuktur makro. Letak beda

keduanya bukan pada istilah luasnya suatu struktur. Struktur

mikro merupakan struktur yang didasarkan pada cara pandang unit

aktor. Dengan kata lain, struktur tempat Rusia dan Dunia Islam

berinteraksi, dilihat dari pandangan masing-masing agen.

Sederhananya melihat dunia dari cara pandang Rusia atau Dunia

Islam. Sedangkan struktur makro yaitu melihat struktur dari

sistem itu sendiri. Dengan kata lain, menganalisis relasi Rusia

dan Dunia Islam dari cara pandang sistem yang menaungi

pg. 11

Page 12: Relasi Rusia dengan Dunia Islam pada Masa Pemerintahan Vladimir Putin

keduanya.12 Guna memberikan limitasi dari skop kajian mengenai

relasi Rusia dengan Dunia Islam, maka analisis yang dilihat hanya

dari struktur mikro dengan mengkhususkan pada bagaimana Rusia

melihat pentingnya bermitra dengan Dunia Islam serta bagaimana

proses relasi tersebut dikonstruksi.

Proses yang Berlangsung dalam Pembentukan Relasi Rusia-Dunia

Islam semasa Pemerintahan Vladimir Putin

Ketika Rusia dan Dunia Islam telah ditempatkan sebagai agen

sosial pada struktur yang tepat, maka selanjutnya yang perlu

dibongkar adalah bagaimana proses tersebut berlangsung sehingga

Rusia merasa perlu bermitra dengan Dunia Islam. Untuk melihat hal

ini, tidak bisa lepas dari sejarah panjang Rusia dengan Dunia

Islam yang telah dimulai sejak Abad ke-7. Setelah Islam dan Rusia

sama-sama berkembang, maka keduanya menjadi saling berebut

pengaruh atas wilayah Asia Tengah, Kaukasus, dan Laut Hitam

sehingga tidak jarang Turki Ottoman berperang melawan Rusia.13 Di

masa moderen pun Rusia beberapa kali terlibat konflik dengan

Dunia Islam seperti menduduki wilayah Asia Tengah, Kaukasus, dan

12 Ibid. Hal 145-15213 Ali Muhammad Ash-Shalabi,2011,Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Utsmaniyah diterjemahkan oleh Samson Rahman dari Daulah ‘Utsmaniyah.Jakarta: Pustaka Al Kautsar.Hal 400

pg. 12

Page 13: Relasi Rusia dengan Dunia Islam pada Masa Pemerintahan Vladimir Putin

mencoba menguasai Afghanistan. Namun, apa yang ditunjukan oleh

Rusia pada masa pemerintahan Vladimir Putin, berbeda dari sejarah

masa lalu Rusia yang sering memosisikan diri sebagai musuh

politik Islam. Namun, itu semua cukup beralasan karena dulunya

Dunia Islam memang menjadi kekuatan hegemon dan sekarang baik

Islam maupun Rusia sama-sama berada di bawah dominasi Barat,

sehingga alternatif yang dilihat Putin adalah, Rusia harus

merengkul Islam sebagai mitra. Namun, proses ini tidak mudah,

karena awalnya Putin harus bersikap tegas terhadap Chechnya yang

merupakan bagian dari Dunia Islam.

Vladimir Putin sudah bertindak sebagai presiden pada akhir

tahun 1999 ketika Presiden Boris Yeltsin mendadak mengundurkan

diri dari jabatannya. Sebelumnya Putin adalah Perdana Menteri

Rusia. Permasalahan awal yang dihadapi oleh Putin ketika menjabat

sebagai presiden adalah gerkan kelompok militan di Chechnya.

Pejuang-pejuang Muslim dari Kaukasus Utara ini telah menjadi

permasalahan di Rusia sejak menjelang keruntuhan Uni Soviet.

Berbeda dengan Boris Yeltsin yang memandang Chechnya hanya

sebagai kelompok separatis atau teroris lokal, Putin melihat

militan di Chechnya adalah bagian dari terorisme global. Namun

pg. 13

Page 14: Relasi Rusia dengan Dunia Islam pada Masa Pemerintahan Vladimir Putin

sebetulnya hal ini hanya alasan Putin untuk mengambil langkah

aman agar tuntutan orang-orang Chechnya untuk merdeka tidak

sampai mempengaruhi etnis lain di Rusia untuk melakukan aksi

separatisme serupa sehingga Rusia mengajak dunia global untuk

bersama-sama memerangi terorisme.14 Dalam konferensi G8 di

Okinawa pada Juli 2000, Putin menyatakan bahwa dunia harus

bersungguh-sungguh melawan ‘bulan sabit terorisme Islam’ yang

merentang dari Filipina melalui Afghanistan, Chechnya dan Kosovo.

Konsep Keamanan dan Doktrin Militer Rusia yang dipublikasikan

pada tahun 2000, memperlihatkan bahwa Putin lebih menekankan

permasalahan terorisme internasional dibandingkan pendahulunya

(Bowker 2007:91).15 Ketika Amerika Serikat melempar isu memerangi

terorisme global pasca kejadian 9/11, Rusia mengulurkan tangan,

bersikap yang sama. Dalam hal ini, keinginan Rusia untuk

mengkonsolidasi permasalahan Chechnya belum tampak, justru

terjebak dengan konstruksi yang dibangun oleh Amerika Serikat,

dan tentu saja di sini belum muncul keinginan untuk bermitra

dengan Dunia Islam.

14 Paolo Calzini,2005,Vladimir Putin and the Chechen War.Instituto Affari Internazionali15 Mike Bowker.op.cit.,Hal.90-91.

pg. 14

Page 15: Relasi Rusia dengan Dunia Islam pada Masa Pemerintahan Vladimir Putin

Sikap-sikap yang dibangun oleh Putin telah memberikan

identitas bahwa di satu sisi, Rusia adalah negara yang memiliki

peran dalam melindungi dunia dari ancaman terorisme, namun di

sisi lain, Putin telah menghadirkan Dunia Islam sebagai ancaman.

Meski tidak separah Amerika Serikat dalam mengalami islamophobia,

tetapi Putin juga tidak kalah berdarah ketika memberantas

terorisme di Chechnya. Sikap Putin yang gagal mengupayakan

rekonsiliasi terhadap Muslim Chechnya, bahkan secara tidak adil

melebeli gerakan yang menginginkan kemerdekaan ini sebagai

teroris, membuat gerakan di Chechnya semakin brutal. Salah satu

bentuk aksi teror yang dilakukan oleh militan Chechnya ini adalah

serangan dan pembantaian terhadap sekolah di Beslan yang dipimpin

oleh Shamil Basayev. Identitas yang dibangun oleh Putin terhadap

Chechnya adalah bahwa mereka adalah teroris yang harus ditumpas,

bahkan saat ini pandangan Putin terhadap Chechnya tidak

berubah.16 Konstruksi yang diciptakan oleh Putin, pada dasarnya

mempertahankan status quo bagi Dunia Islam, khususnya dalam

pandangan gerakan-gerakan Islam yang lebih global seperti Hizbut16 Suara Karya http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=116753 diakses pada 20 September 2013 pada 09.01 WIB, dan Okezone http://international.okezone.com/read/2013/04/26/414/798187/putin-bom-boston-buktikan-separatis-chechnya-teroris diakses pada 20 September 2013 pada pukul 09.03 WIB

pg. 15

Page 16: Relasi Rusia dengan Dunia Islam pada Masa Pemerintahan Vladimir Putin

Tahrir bahwa Muslim Chechnya harus dibebaskan dari penjajahan

Rusia.

Tahun 2003, Amerika Serikat melempar isu bahwa perlu

dilakukan intervensi militer ke Irak dengan alasan: 1) Irak

dipimpin oleh Saddam Hussein yang diktator, perlu untuk mengubah

Irak menjadi lebih demokratis; 2) Saddam Hussein dituduh

menggunakan senjata biologis terhadap minoritas Kurdi di Irak.

Namun, di sisi lain, Saddam Hussein menghadirkan dirinya sebagai

figur heroik yang berani menentang Barat dalam Dunia Islam. Rusia

memandang rezim Saddam Hussein harus dipertahankan dengan

berupaya menghentikan perang. Rusia dengan Irak memang memiliki

hubungan ekonomi yang kompleks. Akan tetapi, sikap Rusia yang

dipimpin oleh Putin mencoba mencegah jatuhnya rezim Saddam

Hussein adalah berangkat dari gagasan dan idea bahwa Putin

memiliki rasa takut bahwa investasi Rusia, hutang yang belum

terbayarkan, dan kontrak di masa depan, semuanya akan hilang

begitu saja andaikata Saddam tumbang. Moskow juga memiliki rasa

takut bahwa invasi ke Irak akan membangkitkan militansi Islam.17

Kondisi ini memberikan gambaran bahwa Rusia masih berada dalam

17 Mike Bowker.op.cit.Hal.104-107

pg. 16

Page 17: Relasi Rusia dengan Dunia Islam pada Masa Pemerintahan Vladimir Putin

proses untuk menarik simpati Dunia Islam, dan meskipun dukungan

Rusia terhadap rezim Saddam Hussein kurang jelas tetapi hal ini

tidak dipandang buruk oleh Dunia Islam karena Saddam sendiri pada

saat-saat intervensi kurang populer bagi Dunia Islam.

Pada tahun 2006, naiknya Mahmoud Ahmadinejad sebagai

Presiden Republik Islam Iran memunculkan kekhawatiran dunia bahwa

Iran akan mengembangkan senjata nuklir. Amerika Serikat melihat

pengayaan nuklir Iran sebagai mimpi buruk. Rusia memiliki cara

pandang tersendiri mengenai nuklir Iran. Putin tetap berkomitmen

untuk tidak melakukan pengayaan nuklir, tetapi sikap Moskow

terhadap Tehran, berbeda dengan Washington.18 Putin mengkritik

‘metode tangan besi’ yang sering ditonjolkan oleh A.S dengan

memberikan penilaian bahwa metode itu hanya akan mampu memberikan

sedikit pencapaian dan bahkan konsekuensinya dapat menjadi lebih

menakutkan daripada ancaman awal.19

Menganalisa sikap negara tertentu, termasuk Rusia, terhadap

Dunia Islam, kurang lengkap memang, jika tidak melihat sikap

mereka terhadap konflik berkepanjangan antara Israel dan

18 Mark N. Katz,2006,Putin, Ahmadinejad and the Iranian Nuclear Crisis.Journal Compilation, Middle East Policy Council19 Mike Bowker,op.cit.Hal.121

pg. 17

Page 18: Relasi Rusia dengan Dunia Islam pada Masa Pemerintahan Vladimir Putin

Palestina. Konflik ini menjadi pusat perhatian Dunia Islam sejak

berakhirnya Perang Dunia Kedua. Konflik ini juga yang paling

ampuh untuk menggalang rasa solidaritas Dunia Islam, membuatnya

menjadi lebih emosional. Ide dan gagasan yang ada pada Rusia

mengenai konflik ini, berbeda dengan yang dipahami Amerika

Serikat dan Israel. Kedua pihak tersebut jelas menjadi yang

paling bersemangat melawan eksistensi Palestina, terutama

keberadaan Hamas. Rusia, memiliki cara pandang yang berbeda,

ketika pada tahun 2006 menyambut Hamas dan berdialog agar Hamas

mau bersatu dengan Fatah, meninggalkan aksi kekerasan dan

mengakui Israel.20 Baik Rusia maupun Amerika sama-sama mengakui

keberadaan Israel sejak negara ini pertama kali diproklamirkan.

Akan tetapi pendekatan kedua negara jelas berbeda. Rusia di satu

sisi tetap mengakui Israel, tetapi tidak memperlakukan Hamas

sebagai musuh.21

Manuver terkini dari Rusia pada politik internasional dalam

hubungannya dengan Dunia Islam adalah bagaimana Rusia memosisikan

dirinya dalam konflik Suriah. Rusia mempertahankan pemerintahan

20 Mark A.Smith,2006,The Russia-Hamas Dialogue, and the Israeli Parliamentary Elections.Conflic Studies Research Centre, Middle East Series21 Mike Bowker,op.cit.Hal.132-134

pg. 18

Page 19: Relasi Rusia dengan Dunia Islam pada Masa Pemerintahan Vladimir Putin

Bashar Al Assad sementara A.S menginginkan sebaliknya. Bentuk

tindakan Rusia yang melindungi Suriah dari intervensi militer A.S

tampak seolah sama secara ide, meski secara praksis tampak

berbeda, ketika mereka dulu mempertahankan Saddam Hussein.

Perbedaan secara praksisnya adalah, jika dulu Rusia tidak populer

ketika mendukung Saddam karena konstruksi ide dalam Masyarakat

Internasional pada masa itu menerima dan membenarkan tindakan

Amerika, meski ditentang oleh Dunia Islam; maka dalam kasus

Suriah, konstruksi ide yang berhasil dimainkan Rusia bahwa

tindakan mereka menghalangi intervensi dipandang sebagai langkah

bijak oleh Dunia Internasional, tetapi Dunia Islam berbeda sikap

menanggapinya dengan hadirnya Turki yang menginginkan kekuasaan

Bashar Al Assad berakhir.

Proses relasi yang berlangsung antara Rusia dengan Dunia

Islam tidak muncul hanya dengan aktor-aktor negara semata atau

yang berhubungan dengan konflik politik semata. Rusia juga

membangun relasi dengan Dunia Islam dalam bentuk adanya aliansi

kebudayaan yang pertama kali diselenggarakan pada 27-28 Maret

2006 dengan menggandeng sejumlah individu populer sebagai tokoh

Islam dari beberapa negara, termasuk Din Syamsuddin sebagai Ketua

pg. 19

Page 20: Relasi Rusia dengan Dunia Islam pada Masa Pemerintahan Vladimir Putin

Muhammadiyah dari Indonesia. Aliansi kebudayaan ini merupakan

kesempatan Rusia untuk menjalin hubungan yang baik dengan Dunia

Islam secara internasional dan domestik karena sentral dari

terselenggaranya aliansi kebudayaan ini adalah Tatarstan, salah

satu negara bagian Rusia yang dihuni oleh Bangsa Kazan yang

memiliki sejarah keislaman yang panjang. Proses yang berjalan

lancar ini pada akhirnya membawa hubungan Kazan dengan Rusia

lebih harmonis yang tampak dari didirikannya pusat keuangan

syariah yang dikelola oleh Badan Pengembangan Investigasi

Tatarstan (TIDA).

Pentingya Berhubungan dengan Dunia Islam bagi Rusia

Sebagaimana yang dipaparkan juga pada bagian awal, bahwa

cukup banyak Muslim di Rusia, maka penting bagi Rusia untuk

membangun hubungan yang baik dengan Dunia Islam. Bahkan studi

yang dilakukan oleh Mark A. Smith menunjukan bahwa gejala yang

muncul sejak tahun 2006 adalah pertumbuhan penduduk Muslim lebih

tinggi di Rusia dibandingkan dengan pertumbuhan Bangsa Slavia

sendiri, dan pengaruh Muslim dalam masyarakat, politik, dan

kebijakan luar negeri Rusia akan tampak jelas di kemudian hari

pg. 20

Page 21: Relasi Rusia dengan Dunia Islam pada Masa Pemerintahan Vladimir Putin

meskipun pada saat penelitian berlangsung (2006) Muslim belum

memainkan lobi politik yang berarti di Rusia.22 Tahun 2013 lobi-

lobi Muslim terutama dari Tatarstan jelas mulai mempengaruhi

kebijakan luar negeri Rusia meskipun sebatas di bidang ekonomi.

Apabila proses ini tetap terjaga dengan baik antara Dunia

Islam dengan Rusia, maka karena analisanya adalah dari struktur

mikro, maka penting untuk mengemukakan beberapa kemungkinan

keuntungan yang diperoleh oleh Rusia sehingga dirinya mau

bermitra dengan Dunia Islam, yaitu:

1) Bermitra dengan Dunia Islam bisa meningkatkan kepercayaan

Dunia Islam secara umum terhadap Rusia. Artinya akses Rusia

akan lebih mudah dibandingkan rivalnya, Amerika Serikat.

Ketika kepercayaan antar agen ini meningkat, maka relasi

kerjasama akan semakin banyak. Jika sekarang Rusia hanya

terlibat dalam urusan politik, ketika ada konflik yang

melanda Dunia Islam, maka ke depannya keduanya bisa

membangun relasi ekonomi yang bisa menjadi modal bagi Rusia

untuk menjadi kekuatan hegemon.

22 Mark A.Smith,2006,Islam in the Russian Federation,Conflict Studies Research Centre,Russian Series

pg. 21

Page 22: Relasi Rusia dengan Dunia Islam pada Masa Pemerintahan Vladimir Putin

2) Pentingnya bermitra dengan Dunia Islam juga akan memberikan

kestabilan politik dan sosial dalam ranah domestik Rusia

sendiri. Setidaknya tidak lagi semua Muslim yang harus

dikhawatirkan oleh Rusia, melainkan hanya sebatas kelompok

garis keras. Hal ini juga berdampak baik terhadap

pembentukan identitas Dunia Islam sekarang ini yang apabila

mereka berkontribusi dalam membangun Rusia yang lebih

beradab ke depannya, maka kepercayaan diri Dunia Islam akan

meningkat karena ada sifat yang dari dulu mereka miliki,

yaitu rasa bangga ketika berkontribusi dalam sebuah kemajuan

peradaban.

3) Apabila relasi yang baik dengan Dunia Islam ini juga secara

efektif bisa diterapkan dalam kontur sosial domestik, maka

Rusia bisa menjadi penghubung antara Timur dan Barat

sehingga jurang pemisah di antara keduanya menjadi kabur.

Jika ini terjadi, tentunya Rusia sendiri akan lebih kaya

secara budaya, dan dengan memahami Timur sebaik memahami

Barat maka diharapkan benturan peradaban sebagaimana yang

sering dibesar-besarkan oleh Barat tidak terlalu tampak

lagi. Bangsa Rusia yang dari dulunya dikenal sebagai

pg. 22

Page 23: Relasi Rusia dengan Dunia Islam pada Masa Pemerintahan Vladimir Putin

masyarakat yang relijius dengan Kristen Ortodoks mereka,

akan menghasilkan sebuah peradaban yang maju apabila

dikawinkan dengan nilai-nilai universal yang apabila sukses

ditonjolkan oleh Dunia Islam.

pg. 23

Page 24: Relasi Rusia dengan Dunia Islam pada Masa Pemerintahan Vladimir Putin

Daftar Pustaka

Ash-Shalabi, Ali Muhammad.Bangkit dan Runtuhna Khilafah

Utsmaniyah.Jakarta: Pustaka Al Kautsar.2011

Bowker, Mike.Russia, America, and the Islamic World.Hampshire:

Ashgate.2007

Bruce, Robert & Enver Kisriev.Dagestan: Russian Hegemony and

Islamic Resistance in the North Caucasus.New York & London: M.E.

Sharpe.2010

Calzini, Pablo.Vladimir Putin and the Chechen War.Instituto Affari

Internazionali.2005

Dannreuther, Roland.Russia, the Middle East and Political Islam: Internal

and External Challenges.London: Chatham House.2009

Katz, Mark N.Putin, Ahmadinejad and the Iranian Nuclear Crisis.Journal

Compilation, Middle East Policy Council

Nasution, DJ. Q.Sejarah Romawi Timur.Direproduksi oleh Tim

Repro Jurusan Sejarah UNP 2011,Kompilasi Buku Modul Sejarah Eropa

Schulze, Reinhard.A Modern History of the Islamic World.London & New

York: I.B. Tauris Publisher.2002

pg. 24

Page 25: Relasi Rusia dengan Dunia Islam pada Masa Pemerintahan Vladimir Putin

Smith, Mark A.The Russia-Hamas Dialogue, and the Israeli Parliamentari

Elections.Conflict Studies Research Centre,Middle East

Series,2006

------.Islam in the Russian Federation,Conflict Studies Research

Centre, Russian Series.2006

Wendt, Alexander.Social Theory of International Politics.Cambridge:

Cambridge University Press.1999

Zehfuss, Maja.Constructivism in International Relations: The Politics of

Reality.Cambridge: Cambridge University Press.2004

Kompas, 31 Agustus 2006

Republika, 18 September 2013

http://rt.com/politics/islam-inseparable-russias-society-

915/ diakses pada 30 September 2013 pada pukul 10:47 WIB

http://international.okezone.com/read/

2013/04/26/414/798187/putin-bom-boston-buktikan-separatis-

chechnya-teroris diakses pada 20 September 2013 pada pukul

09.03 WIB

http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=116753 diakses

pada 20 September 2013 pada 09.01 WIB

pg. 25

Page 26: Relasi Rusia dengan Dunia Islam pada Masa Pemerintahan Vladimir Putin

pg. 26