Top Banner
14 REKLAMASI TAMBANG 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan memerlukan sumberdaya alam (SDA), antara lain mineral, batubara dan panas bumi. Indonesia relatif kaya dengan berbagai SDA yang harus dioptimalkan pemanfaatannya, salah satunya adalah bijih timah dengan kandungan stannum (Sn). Menurut Noer (1998), mineral utama pembentuk timah adalah kasiterit (SnO2) dengan batuan pembawanya berupa granit. Pulau Bangka merupakan pulau penghasil timah terbesar di Indonesia. Dari luas Pulau Bangka 1.294.050 ha, sebesar 27,56 % daratan pulau ini merupakan areal Kuasa Penambangan (KP) timah. PT. Tambang Timah (anak perusahaan PT. Timah Tbk) menguasai lahan seluas 321.577 ha dan PT. Koba Tin seluas 35.063 ha (Bappeda Bangka 2000). Selain kedua perusahan tersebut, izin kuasa penambangan (KP) timah juga diberikan kepada perusahaan swasta. Sampai dengan pertengahan tahun 2007, jumlah KP timah mencapai 101 izin dengan luas pencadangan 320.219 ha, dan yang telah ditambang 6.084 ha (Dinas Pertambangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2007).
21

REKLAMASI PT KOBA TIN

Mar 31, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: REKLAMASI PT KOBA TIN

14

REKLAMASI TAMBANG 2015

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan memerlukan sumberdaya alam (SDA),

antara lain mineral, batubara dan panas bumi. Indonesia

relatif kaya dengan berbagai SDA yang harus

dioptimalkan pemanfaatannya, salah satunya adalah bijih

timah dengan kandungan stannum (Sn). Menurut Noer

(1998), mineral utama pembentuk timah adalah kasiterit

(SnO2) dengan batuan pembawanya berupa granit.

Pulau Bangka merupakan pulau penghasil timah

terbesar di Indonesia. Dari luas Pulau Bangka 1.294.050

ha, sebesar 27,56 % daratan pulau ini merupakan areal

Kuasa Penambangan (KP) timah. PT. Tambang Timah (anak

perusahaan PT. Timah Tbk) menguasai lahan seluas

321.577 ha dan PT. Koba Tin seluas 35.063 ha (Bappeda

Bangka 2000). Selain kedua perusahan tersebut, izin

kuasa penambangan (KP) timah juga diberikan kepada

perusahaan swasta. Sampai dengan pertengahan tahun

2007, jumlah KP timah mencapai 101 izin dengan luas

pencadangan 320.219 ha, dan yang telah ditambang 6.084

ha (Dinas Pertambangan Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung 2007).

Page 2: REKLAMASI PT KOBA TIN

14

REKLAMASI TAMBANG 2015

Penambangan timah di darat dilakukan dengan sistem

tambang semprot, tambang dalam dan kapal keruk darat

(Sujitno 2007). Kegiatan operasi tambang berdampak

secara nyata terhadap lingkungan hidup. Selama operasi

penambangan, kawasan tertutup vegetasi berubah secara

keseluruhan menjadi lahan terbuka dengan topografi yang

beragam. Kondisi tanah asli mengalamai perubahan

setelah penambangan, dan erosi menyebabkan sedimentasi

saluran air dan sungai (Tanpibal dan Sahunalu 1989).

Selain itu menurut Setiadi (2006), terjadi juga

gangguan terhadap vegetasi, hewan dan tanah yang ada,

serta ekosistem alami Dampak kehilangan vegetasi dan

degradasi lahan secara potensial dapat menyebabkan

erosi tanah, kehilangan biodiversitas, berkurangnya

habitat hewan liar, dan degradasi daerah penampung air.

Pertambangan adalah kegiatan dengan penggunaan

lahan yang bersifat sementara, oleh karena itu lahan

pasca tambang dapat dimanfaatkan untuk berbagai

kegiatan produktif lain. Untuk memanfaatkan lahan pasca

tambang maka harus ada upaya untuk memulihkan kembali

lahan yang telah rusak akibat dari kegiatan

penambangan. Upaya perbaikan lahan bekas tambang

dilakukan melalui program reklamasi dan revegetasi.

1.2. Tujuan Penulisan

Page 3: REKLAMASI PT KOBA TIN

14

REKLAMASI TAMBANG 2015

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai

berikut :

a. Untuk mengetahui sekilas mengenai kegiatan

reklamasi tambang,

b. Untuk mempelajari sekilas mengenai reklamasi

tambang timah di Bangka Belitung,

c. Untuk meninjau (secara studi literatur) reklamasi

tambang timah oleh PT Koba Tin.

BAB II

DASAR TEORI

Page 4: REKLAMASI PT KOBA TIN

14

REKLAMASI TAMBANG 2015

2.1. Reklamasi Tambang

Gambar 2.1. Revegetasi Lahan Bekas Tambang

Sumber daya alam yang meliputi vegetasi, tanah, air

dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya merupakan

salah satu modal dasar dalam pembangunan nasional, oleh

karena itu harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk

kepentingan rakyat dan kepentingan pembangunan nasional

dengan memperhatikan kelestariannya.

Salah satu kegiatan dalam memanfaatkan sumberdaya

alam tersebut alah kegiatan pertambangan bahan galian

yang hingga saat ini merupakan salah satu sektor

penyumbangan devisa negara yang terbesar. Akan tetapi

kegiatan pertambangan apabila tidak dilaksanakan secara

tepat dapat menimbulkan dampak negatif terhadap

lingkungan yang cukup besar antara lain berupa :

Page 5: REKLAMASI PT KOBA TIN

14

REKLAMASI TAMBANG 2015

o Penurunan produktivitas tanah.

o Terjadinya erosi dan sedimentasi.

o Terjadinya gerakan tanah/ longsoran.

o Gangguan terhadap flora dan fauna.

o Perubahan iklim mikro.

o Permasalahan sosial.

Dampak negatif usaha pertambangan terhadap lingkungan

tersebut perlu dikendalikan untuk mencegah kerusakan

lingkungan di luar batas kewajaran.

Reklamasi ialah usaha memperbaiki (memulihkan

kembali) lahan yang rusak sebagai akibat kegiatan usaha

pertambangan, agar dapat berfungsi secara optimal

sesuai dengan kemampuan. Dalam UU No. 4/2009 tentang

Pertambangan Mineral dan Batubara disebutkan bahwa

reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang

tahapan usaha pertambangan untuk menata, memulihkan,

dan memperbaiki kualitas lingkungan dan ekosistem agar

dapat berfungsi kembali sesuai peruntukannya. Bila

kegiatan reklamasi ini dikelola dengan baik, maka

seiring dengan waktu hutan hasil reklamasi dapat

berfungsi kembali melalui suksesi hutan yang merupakan

proses alami. Tanaman-tanaman pioner yang toleran

terhadap kemasaman, kesuburan tanah dan kelembaban akan

terbentuk pada tahap awal reklamasi. Tanah di lokasi

reklamasi dengan berjalannya waktu dan pertumbuhan

Page 6: REKLAMASI PT KOBA TIN

14

REKLAMASI TAMBANG 2015

tanaman pioner juga kualitasnya akan meningkat, melalui

peningkatan kadar bahan organik tanah hasil dekomposisi

serasah. Peningkatan kualitas tanah akan meningkatkan

juga populasi flora-fauna makro dan mikro. Selanjutnya

terbentuk habitat untuk kehidupan hewan liar dan kayu-

kayu jenis local non-pioner dapat berkembang lebih

baik.

Prinsip dasar kegiatan reklamasi adalah bahwa :

a. Kegiatan reklamasi harus dianggap sebagai kesatuan

yang utuh “holistic” dari kegiatan penambangan.

b. Kegiatan reklamasi harus dilakukan sedini mungkin

dan tidak harus menunggu proses penambangan secara

keseluruhan selesai dilakukan.

Upaya pengendalian dampak negatif kegiatan

pertambangan terhadap lingkungan hidup dilakukan

berdasarkan peraturan perundang-undangan sebagai

berikut :

1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang

Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan.

2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-

Ketentuan Pokok Pengolahan Lingkungan Hidup.

3. Undang-Undang No. 24 Tahun 1992 tantang Penataan

Ruang.

4. Mijn Politie Reglement (MPR Stbl 1930 No. 341).

Page 7: REKLAMASI PT KOBA TIN

14

REKLAMASI TAMBANG 2015

5. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1993 tentang

Analisa Mengenai Dampak Lingkungan.

6. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1993 tentang

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.

7. Intruksi Presiden R.I No. 1 Tahun 1976 tentang

Sinkronisasi Pelaksanaan Tugas Bidang Keagrariaan

dengan Bidang Kehutanan, Pertambangan, Transmigrasi

dan Pekerjaan Umum.

8. SKB Menteri Pertambangan dan Energi dan Menteri

kehutanan Nomor : 996 K/05/M. PE/1969 tentang

Pedoman Pengaturan Pelaksanaan Undang-undang No.

429/K.pts. II/1939 Pertambangan dan Energi dalam

Kawasan Hutan.

9. SKB menteri Pertambangan dan Energi dan Menteri

Kehutanan Nomor : 1101. K/702/M. PE/1991 tentang

Pembentukan Team koordinasi 36/Kpts.II/1991 Tetap

Departemen Pertambangan dan Energi dan Departemen

Kehutanan dan perubahan Tatacara Pengajuan Izin

Usaha Pertambangan dan Energi dalam Kawasan Hutan.

10. Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi

No.0185.K/008/M.PE/1988 tentang Pedomanan Teknis

Penyusunan Penyajian Informasi Lingkungan, Analisis

Dampak Lingkungan untuk Kegiatan di Bidang

Pertambangan Umum dan Bidang Pertambangan Minyak

dan Gas Bumi dan Sumberdaya Panas Bumi.

Page 8: REKLAMASI PT KOBA TIN

14

REKLAMASI TAMBANG 2015

11. Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No.

1158.K/008/M.PE/1989 tentang Ketentuan Pelaksanaan

Analsis Dampak Lingkungan dalam Usaha Pertambangan

dan Energi.

12. Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No.

1211.K/008/M/PE/1995 tentang Pencegahan dan

Penanggulangan Kerusakan dan Pencemaran Lingkungan

pada Kegiatan Usaha Pertambangan Umum.

2.2. Perencanaan Reklamasi

Untuk melaksanakan reklamasi diperlukan perencanaan

yang baik, agar dalam pelaksanaannya dapat tercapai

sasaran sesuai yang dikehendaki. Dalam hal ini

reklamasi harus disesuaikan dengan tata ruang.

Perencanaan reklamasi harus sudah disiapkan sebelum

melakukan operasi penambangan dan merupakan program

yang terpadu dalam kegiatan operasi penambangan. Hal-

hal yang harus diperhatikan di dalam perencanaan

reklamasi adalah sebagai berikut :

- Mempersiapkan rencana reklamasi sebelum pelaksanaan

penambangan.

- Luas areal yang direklamasi sama dengan luas areal

penambangan.

Page 9: REKLAMASI PT KOBA TIN

14

REKLAMASI TAMBANG 2015

- Memeindahkan dan menempatkantanah pucuk pada tempat

tertentu dan mengatur sedemikian rupa untuk

keperluan vegetasi.

- Mengembalikan/memperbaiki kandungan (kadar) bahan

beracun sampai tingkat yang aman sebelum dapat

dibuang ke suatu tempat pembuangan.

- Mengembalikan lahan seperti keadaan semula dan/atau

sesuai dengan tujuan penggunaannya.

- Memperkecil erosi selama dan setelah proses

reklamasi.

- Memindahkan semua peralatan yang tidak digunakan

lagi dalam aktivitas penambangan.

- Permukaan yang padat harus digemburkan namun bila

tidak memungkinkan untuk agar ditanami dengan

tanaman pionir yang akarnya mampu menembus tanah

yang keras.

- Setelah penambangan maka pada lahan bekas tambang

yang diperuntukan bagi vegetasi, segera dilakukan

penanaman kembali dengan jenis tanaman yang sesuai

dengan rencana rehabilitasi.

- Mencegah masuknya hama dan gulma berbahaya, dan

- Memantau dan mengelola areal reklamasi sesuai

dengan kondisi yang diharapkan.

2.2.1. Pemerian Lahan

Page 10: REKLAMASI PT KOBA TIN

14

REKLAMASI TAMBANG 2015

Pemerian lahan pertambangan merupakan hal yang

terpenting untuk merencanakan jenis perlakuan dalam

kegiatan reklamasi. Jenis perlakuan reklamasi

dipengaruhi oleh berbagai faktor utama :

1. Kondisi Iklim,

2. Geologi,

3. Jenis Tanah,

4. Bentuk Alam,

5. Air permukaan dan air tanah,

6. Flora dan Fauna,

7. Penggunaan lahan,

8. Tata ruang dan lain-lain.

Untuk memperoleh data dimaksud diperlukan suatu

penelitian lapangan. Dari berbagai faktor tersebut di

atas, kondisi iklim terutama curah hujan dan jenis

tanah merupakan faktor yang terpenting.

2.2.2. Kegiatan Pemetaan

Rencana operasi penambangan yang sudah

memperhatikan upaya reklamasi atau sebaliknya dengan

sendirinya akan saling mendukung dalam pelaksanaan

kedua kegiatan tersebut. Rencana (tahapan pelaksanaan)

tapak reklamasi ditetapkan sesuai dengan kondisi

setempat dan rencana kemajuan penambangan. Rencana

tahap reklamasi tersebut dilengkapi degan peta skala

1 : 1000 atau skala lainnya yang disetujui, disertai

Page 11: REKLAMASI PT KOBA TIN

14

REKLAMASI TAMBANG 2015

gambar-gambar teknis bangunan reklamasi. Selanjutnya

peta tersebut dilengkapi dengan peta indeks dengan

skala memadai.

Di dalam peta tersebut digambarkan situasi

penambangan dan lingkungan, misalnya kemajuan

penambangan, timbunan tanah penutup, timbunan terak

(slag), penyimpanan sementara tanah pucuk, kolam

pengendap, kolam persediaan air, pemukiman, sungai

jembatan, jalan, revegetasi, dan sebagainya serta

mencantumkan tanggal situasi/ pembuatannya.

2.2.3. Peralatan yang Digunakan

Untuk menunjang keberhasilan reklamasi biasanya

digunakan peralatan dan sarana prasarana, antara

lain :”Dump Truck”, Bulldozer, excavator, traktor,

tugal, back hoe, sekop, cangkul, bangunan pengendali

erosi (a.l : susunan karung pasir, tanggul, susunan

jerami, bronjong, pagar keliling), beton pelat baja

untuk menghindari kecelakaan dan lain-lain.

2.3. Pelaksanaan Reklamasi

Kegiatan pelaksanaan reklamasi harus segera dimulai

sesuai dengan rencana tahunan pengelolaan lingkungan

(RTKL) yang telah disetujui dan harus sudah selesai

pada waktu yang telah ditetapkan. Dalam melaksanakan

Page 12: REKLAMASI PT KOBA TIN

14

REKLAMASI TAMBANG 2015

kegiatan reklamasi, perusahaan pertambangan bertanggung

jawab sampai kondisi/rona akhir yang telah disepakati

tercapai.

Setiap lokasi penambangan mempunyai kondisi

tertentu yang mempengaruhi pelaksanaan reklamasi.

Pelaksanaan reklamasi umumnya merupakan gabungan dari

pekerjaan teknik sipil dan teknik vegetasi. Pekerjaan

teknik sipil meliputi : pembuatan teras, saluran

pembuangan akhir (SPA), bangunan pengendali lereng,

check dam, penengkap oli bekas (“oil cather”) dan lain-

lain yang disesuaikan dengan kondisi setempat.

Pekerjaan teknik vegetasi meliputi : pola tanam,

sistem penanaman (monokultur, multiple croping), jenis

tanaman yang disesuaikan kondisi setempat, “cover crop”

(tanaman penutup) dan lain-lain. Pelaksanaan reklamasi

lahan meliputi kegiatan sebagai berikut :

a) Persiapan lahan yang berupa pengamanan lahan bekas

tambang, pengaturan bentuk tambang (landscaping),

pengaturan/penempatan bahan tambang kadar rendah

(low Grade) yang belum dimanfaatkan.

b) Pengendalian erosi dan sedimentasi.

c) Pengelolaan tanah pucuk (top soil)

d) Revegatasi (penanaman kembali) dan/atau pemanfaatan

lahan bekas tambang untuk tujuan lainnya.

Page 13: REKLAMASI PT KOBA TIN

14

REKLAMASI TAMBANG 2015

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Reklamasi Tambang Timah PT Koba Tin

Page 14: REKLAMASI PT KOBA TIN

14

REKLAMASI TAMBANG 2015

Gambar 3.1. Kenampakan Wilayah Penambangan di Bangka Tengah dari Udara

PT Koba Tin merupakan perusahaan swasta yang

bergerak dalam usaha pertambangan mineral Timah yang

terletak di kabupaten Bangka Tengah, provinsi Kepulauan

Bangka Belitung.

Gambar 3.2. PT Koba Tin

Page 15: REKLAMASI PT KOBA TIN

14

REKLAMASI TAMBANG 2015

Gambar 3.2. Peta Kabupaten Bangka Tengah

Pasca tidak dilanjutkannya izin kontrak karya (KK)

milik PT Koba Tin, banyak hal negative yang

ditinggalkannya. Salah satu hal yang paling vital

adalah kegiatan reklamasi di lahan kuasa pertambangan

milik PT Koba Tin. PT Koba Tin yang telah resmi di

tutup pada tahun 2013 ini masih meninggalkan ribuan

hektar lahan pertambangan yang belum di reklamasi.

Dari luas wilayah kontrak karya PT Koba Tin seluas

41.510 hektar yang sudah dioperasikan untuk areal

pertambangan sekitar baru 13.300 hektar atau sekitar 32

persennya yang telah di eksploitasi.

Dari yang sudah dieksploitasi tersebut, hingga

2010 yang sudah direklamasi seluas 5638 Ha. Sedangkan

Page 16: REKLAMASI PT KOBA TIN

14

REKLAMASI TAMBANG 2015

di 2011 dari rencana semula 1500 Ha, baru terealisasi

seluas 610,6 Ha. Jadi luas total reklamasi yang sudah

dilakukan PT Koba Tin, seluas 6248,6 Ha (dalam Bangka

Pos (11/28)).

Keberlanjutan masalah reklamasi PT Koba Tin sampai

saat ini masih belum jelas. Banyak pihak yang

menyebutkan masalah kerugian PT Koba Tin. Salah satu

kendala dalam kegiatan reklamasi PT Koba Tin pasca

tidak dilanjutkannya KK (Kontrak Karya) nya adalah

belum disepakati mengenai pembagian saham dalam

perushaan swasta tersebut. (dalam Antara Babel)

Pihak manajemen PT Koba Tin telah menjaminkan dana

reklamasi pasca tambang mencapai US$ 16,7 juta atau

berkisar 192 milyar. Adapun pelaksanaan reklamasi

menunggu kepastian pengelolaan dari konsorsium PT Timah

Bemban. (dalam Energy Today)

Menurut Direktur Teknik dan Lingkungan Direktorat

Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Bambang

Susigit, luas wilayah lahan yang akan direklamasi Koba

Tin sekitar 3.800 hektare (ha).

Baru-baru ini muncul pula berita yang menyebutkan

bahwa Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

menyetujui usul dana reklamasi atau jaminan penutupan

pasca penambangan yang diajukan PT Koba Tin. Dana

Page 17: REKLAMASI PT KOBA TIN

14

REKLAMASI TAMBANG 2015

tersebut disetujui dan dicairkan Kementerian ESDM

sebesar Rp7,5 miliar yang saat ini dideposito atas nama

PT Koba Tin di Bank BNI 46. Total pencairannya sebesar

Rp7.569.325.000 dengan rincian pelaksanaan pembongkaran

kapal Merapin Rp1.672.250.000, Lubuk Power Station Rp

2,5 juta, Koba Power Station Rp5 juta, Fuel Farm (main

tank) + concrete Rp1.233.750.000, Tripot + pipe line

Rp208.275.000 dan biaya tenaga kerja untuk satu tahun

pertama 2013-2014 Rp4.447.300.000. (dalam Bangka News

(19/1/2015)).

Dengan belum adanya keberlanjutan kegiatan

reklamasi di lahan bekas penambangan PT Koba Tin saat

ini, banyak warga setempat yang melakukan kegiatan

penambangan illegal di lahan ex-tambang tersebut.

Sejumlah penambang inkonvensional melakukan aktivitas

di pinggiran kolam di lokasi penambangan timah di

kawasan Bemban 12, Desa Nibung, Kabupaten Bangka

Tengah. Pascakeputusan pemerintah tidak memperpanjang

Kontrak Karya (KK) PT Koba Tin, terjadi penjarahan di

kawasan KK yang luasnya total sekitar 41.000 hektare.

Kawasan Bemban adalah salah satu kawasan KK yang

digarap PT Koba Tin. (dalam Tribunews (30/9/2013)).

Page 18: REKLAMASI PT KOBA TIN

14

REKLAMASI TAMBANG 2015

Gambar 3.4. Tambang Inkonvesional Warga di Lahan KK PT Koba Tin

Gambar 3.5. Kegiatan Tambang Inkonvesional di Bemban 12

Page 19: REKLAMASI PT KOBA TIN

14

REKLAMASI TAMBANG 2015

BAB IV

KESIMPULAN

Dari studi literatur yang telah dilakukan, dapat

ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

a. Dalam UU No. 4/2009 tentang Pertambangan Mineral

dan Batubara disebutkan bahwa reklamasi adalah

kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha

pertambangan untuk menata, memulihkan, dan

memperbaiki kualitas lingkungan dan ekosistem agar

dapat berfungsi kembali sesuai peruntukannya.

b. Banyak hal yang harus diperhatikan pada saat akan

melakukan kegiatan reklamasi lahan pertambangan,

seperti persiapan lahan, alat-alat yang digunakan,

dan perencanaan reklamasi.

c. PT Koba Tin yang resmi ditutup karena Kontrak Karya

yang tidak diberikan ijin lanjut pada tahun 2013

masih menyisakan kegiatan reklamasi yang hingga

saat ini belum terealisasi. Banyak hal yang menjadi

kendala dalam merealisasikan kegiatan tersebut,

salah satunya adalah pembagian saham yang hingga

saat ini belum mencapai kesepakatan. Dari jumlah

area KK PT Koba Tin, yaitu 41.510 Ha, telah

Page 20: REKLAMASI PT KOBA TIN

14

REKLAMASI TAMBANG 2015

dieksploitasi sebanyak 13.300Ha dan baru

direklamasi sebanyak 6.486,6Ha.

DAFTAR PUSTAKA

Sumber : Internet

- Ismunadi, M. 2013. Penambangan Liar Timah di

Bemban Koba. www.tribunnews.com (diakses pada

tanggal 11 Maret 2015)

- Us. 2015. Koba Tin Siapkan Dana Reklamasi Us 16,7

Juta. http://energitoday.com (diakses pada tanggal

11 Maret 2015)

- Anti. 2015. Reklamasi Tambang Eks PT Kobatin 7.9

Milyar. http://bangkanews.com (diakses pada

tanggal 11 Maret 2015)

Page 21: REKLAMASI PT KOBA TIN

14

REKLAMASI TAMBANG 2015

- Zulkodri. 2013. PT Koba Tin Baru Reklamasi Lahan

Tambang 6248,6 Ha. www.bangkapos.com (diakses pada

tanggal 11 Maret 2015)

- Najib. 2011. Prinsip-Prinsip Reklamasi Tambang.

http://www.najibpanjah.com (diakses pada tanggal 11

Maret 2015)