REKLAMASI DI PT ADARO INDONESIA I. Pengenalan Perusahaan PT Adaro Indonesia adalah salah satu kontraktor Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) yang melakukan kegiatan eksplorasi dan penambangan batubara di Kabupaten Balangan dan Kabupaten Tabalong, Propinsi Kalimantan Selatan. Luas wilayah pertambangan (mining area) Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara PT Adaro Indonesia seluas 35.800 Ha (tiga puluh lima ribu delapan ratus hektar) yang berlaku mulai tanggal 29 April 1998. Metode penambangan yang dilakukan adalah tambang terbuka dengan dengan sisitem Open PIT menggunakan kombinasi kerja alat gali-muat dan angkut. Lokasi penambangan terletak di kabupaten Tabalong dan Kabupaten Balangan Propinsi Kalimantan Selatan, yang di bagi dalam tiga bagian tambang yaitu Tambang Tutupan, Tambang Paringin dan Tambangan Wara. Akibat dari tambang terbuka ini adalah terbuka lahan lebih cepat dan berubahnya ekosistem, sehingga diperlukan pengelolaan lingkungan. Pengelolaan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari operasional tambang. Salah satu pengelolaan lingkungan yang dilakukan oleh PT. Adaro Indonesia adalah dengan melakukan kegiatan reklamasi.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
REKLAMASI DI PT ADARO INDONESIA
I. Pengenalan Perusahaan
PT Adaro Indonesia adalah salah satu kontraktor Perjanjian Karya Pengusahaan
Pertambangan Batubara (PKP2B) yang melakukan kegiatan eksplorasi dan penambangan
batubara di Kabupaten Balangan dan Kabupaten Tabalong, Propinsi Kalimantan Selatan. Luas
wilayah pertambangan (mining area) Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara
PT Adaro Indonesia seluas 35.800 Ha (tiga puluh lima ribu delapan ratus hektar) yang berlaku
mulai tanggal 29 April 1998.
Metode penambangan yang dilakukan adalah tambang terbuka dengan dengan sisitem
Open PIT menggunakan kombinasi kerja alat gali-muat dan angkut. Lokasi penambangan
terletak di kabupaten Tabalong dan Kabupaten Balangan Propinsi Kalimantan Selatan, yang
di bagi dalam tiga bagian tambang yaitu Tambang Tutupan, Tambang Paringin dan
Tambangan Wara. Akibat dari tambang terbuka ini adalah terbuka lahan lebih cepat dan
berubahnya ekosistem, sehingga diperlukan pengelolaan lingkungan. Pengelolaan lingkungan
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari operasional tambang. Salah satu
pengelolaan lingkungan yang dilakukan oleh PT. Adaro Indonesia adalah dengan melakukan
kegiatan reklamasi.
Lokasi penambangan terletak di Kabupaten Balangan dan Kabupaten Tabalong
Propinsi Kalimantan Selatan, berjarak lebih kurang 220 km dari kota Banjarmasin ke arah
utara. Lokasi pengolahan batubara (crushing plant) dan Pelabuhan Khusus batubara berada di
Kabupaten Barito Selatan Provinsi Kalimantan Tengah. Lokasi jalan khusus angkutan
batubara yang menghubungkan area penambangan dengan pengolahan dan pelabuhan
batubara dibangun oleh PT Adaro Indonesia berjarak ± 84 km. Lokasi jalan ini melintasi dan
berada di wilayah Kabupaten Tabalong, Kabupaten Barito Timur dan Kabupaten Barito
Selatan.
Kegiatan pertambangan batubara berada pada lokasi :
1. Tambang Tutupan, meliputi :- Desa Padang Panjang Kecamatan Tanta Kabupaten Tabalong Propinsi Kalimantan
Selatan.
- Desa Buntu Karau Kecamatan Juai Kabupaten Balangan Propinsi Kalimantan Selatan.
- Desa Lamida Atas Kecamatan Paringin Kabupaten Balangan Propinsi Kalimantan
Selatan.
2. Tambang Paringin, meliputi :- Desa Lasung Batu Kecamatan Paringin Kabupaten Balangan Propinsi Kalimantan
Selatan.
- Desa Sungai Ketapi Kecamatan Paringin Kabupaten Balangan Propinsi Kalimantan
Selatan.
- Desa Dahai Kecamatan Paringin Kabupaten Balangan Propinsi Kalimantan Selatan.
3. Pengolahan dan Pelabuhan batubara, meliputi :- Desa Kelanis Kecamatan Dusun Hilir Kabupaten Barito Selatan Propinsi Kalimantan
Tengah.
II. Kegiatan Reklamasi
Reklamasi merupakan suatu usaha memperbaiki atau memulihkan kembali lahan dan
vegetasi dalam kawasan hutan atau bukan kawasan hutan yang rusak sebagai akibat kegiatan
usaha pertambangan dan energi agar dapat berfungsi secara optimal sesuai dengan
peruntukannya.
Sesuai dengan definisinya, tujuan utama reklamasi adalah menjadikan kawasan yang
rusak atau tak berguna menjadi lebih baik dan bermanfaat. Kawasan baru tersebut, biasanya
dimanfaatkan untuk kawasan pemukiman, perindustrian, bisnis dan pertokoan, pertanian, serta
objek wisata.
Haparan yang diinginkan dari kegiatan reklamasi ini adalah menjadikan lahan bekas
tambang sebagai area stabil, dengan fungsi lingkungan yang pulih kembali, mempunyai
manfaat ekonomi secara berkesinambungan dengan mengacu kepada rencana tataguna lahan
dan tata ruang wilayah.
Dari hal tersebut kriteria keberhasilan reklamasi, adalah :
1. biaya reklamasi
2. kesuburan tanah dari waktu ke waktu meningkat
3. pertumbuhan tanaman memenuhi criteria yang ditetapkan
4. jenis tanaman sesuai dengan kesesuaian lahan dan kondisi lingkungan
5. lahan yang telah di serah terimakan dari bagian operasional dapat segera direklamasikan
Adapun indicator keberhasilan reklamasi adalah :
1. tanaman reklamasi sustain (berkelanjutan)
2. erosi di area reklamasi semakin kecil dan kualitas air ynag dihasilkan semakin baik
3. keanekaragaman hayati yang semakin baik
Kegiatan reklamasi ini mempunyai prosedur operasional agar hasil reklamasi sesuai
dengan yang diharapkan. Langkah-langkah ini meliputi:
A. Alat dan Bahan
1. Pengelolaan top soil, menggunakan peralatan seperti dozer, excapator, dan dump truck
2. Revegetasi, penanaman secara manual dan menggunakan metode hydroseeding
dengan alat hydroseeder.
3. Pengendalian erosi, menggunakan peralatan seperti dozer, excapator, dump truck.
Konstruksi pengendali erosi seperti drainase permanen, drainase drop structure
menggunakan ban-ban bekas, bronjong.
B. Prosedur Kerja
1. Pembentukan disposal dan pengaturan permukaan
a. Tujuan
Menciptakan tempat penimbunan lapisan tanah penutup yang stabil
Menyediakan lokasi penanaman kembali yang sesuai untuk pertumbuhan
tanaman
Meminimalkan erosi
b. Target
Segera dapat dilakukan penanaman kembali
c. Kegiatan
Membentuk waste dump dengan slope 1 : 2,8, tinggi jenjeng 12 m, lebar 24
(gambar 2)
Membentuk back slope dan cross fall dengan grade maksimum 2% (gambar3)
2. Perlindungan top soil
a. Tujuan
Mengamankan lapisan top soil/ tanah humus yang kaya dengan unsure-unsur
hara yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman dan kaya dengan benoh-benih
tanaman lokal (seed bank)
b. Target
Mencegah hilangnya volume tanah saat pengupasan dan pemindahan top soil
c. Kegiatan
Mengupas top soil pada lokasi yang digunakan untuk opersional, ketebalatan
sampai pada zona pengakaran tanaman
Memindahkan top soil ke lokasi penyinpanan sementara atau penghamparan
pada area yang telah siap
Tatacara penimbunan top soil di tempat penyimpanan sementara, dengan