REKAYASA TRAFIK Bab 2. Konsep tentang Trafik Dr. Jusak STIKOM Surabaya
REKAYASA TRAFIK Bab 2. Konsep tentang Trafik
Dr. Jusak
STIKOM Surabaya
Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 2
Definisi tentang Trafik
• Kata traffic berasal dari bahasia
Italia yang berarti bisnis.
• Dalam teletraffic theory kata
traffic ini mengacu pada kata
intensitas trafik (traffic intensity).
• Sedangkan definisi intensitas
trafik menurut ITU-T adalah: “The
instantaneous traffic intensity in a
pool of resources is the number of
busy resources at a given instant
of time”.
• Intensitas trafik diukur dalam
satuan Erlang.
Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 3
Beberapa definisi ‘Intensitas Trafik’
• Traffic intensity is a measure of the average occupancy
of a server or resource during a specified period of time,
normally a busy hour. It is measured in traffic units
(erlangs) and defined as the ratio of the time during which
a facility is cumulatively occupied to the time this facility is
available for occupancy. (Wikipedia).
• Traffic intensity describes the mean number of
simultaneous call in progress. (J. Virtamo)
Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 4
Masih tentang Intensitas Trafik
𝑌 𝑇 =1
𝑇 𝑛(𝑡)𝑇
0
𝑑𝑡
𝑛(𝑡) adalah jumlah okupansi server pada saat t.
Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 5
Satuan-Satuan Trafik 1. Trafik telepon
• Dalam satuan Erlang.
• Satu Erlang berhubungan dengan satu panggilan yang sedang berlangsung atau satu kanal yang sedang diokupasi (sedang diduduki)
2. Trafik data • Bit per second (bps), kilo bps (kbps), mega bps (Mbps), giga bps
(Gbps).
• Packet per second (pps)
Note:
1 byte = 8 bit.
1kbps = 1.000 bps.
1Mbps = 1.000.000 bps
1Gbps = 1.000.000.000 bps
Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 6
Carried Traffic
• Carried traffic disimbolkan dengan 𝐴𝑐 adalah trafik yang
dapat dibawa oleh sebuah grup server dalam interval
waktu 𝑇.
• Secara intuitif kita dapat mengatakan bahwa carried traffic
adalah intensitas trafik:
𝑌 = 𝐴𝑐
• Perlu diperhatikan bahwa carried traffic tidak akan pernah
melebihi jumlah kanal yang tersedia.
Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 7
Carried Traffic (2)
• Misalkan di dalam selang waktu 1 jam terdapat 5
panggilan telepon dengan waktu pendudukan masing-
masing adalah 5, 10, 5, 5 dan 15 menit, maka carried
traffic adalah sebesar: Ac= (5+10+5+5+15) menit/60
menit = 2/3.
• Berdasar rumusan di atas terlihat bahwa trafik tidak
memiliki dimensi, karena itu digunakan Erlang untuk
menandai trafik dengan tujuan untuk mengenang A.K.
Erlang.
Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 8
Carried Traffic (3)
Contoh lagi:
Suatu berkas saluran terdiri dari 4 saluran. Di dalam selang waktu satu jam misalnya diketahui data sebagai berikut: • Saluran 1 diduduki selama total 0,30 jam
• Saluran 2 diduduki selama total 0,50 jam
• Saluran 3 diduduki selama total 0,25 jam
• Saluran 4 diduduki selama total 0,15 jam
Maka Ac= (0,30+0,50+0,25+0,15)jam/1 jam = 1,2 Erlang.
Nilai Ac di atas memiliki arti bahwa jumlah saluran rata-rata yang diduduki selama 1 jam adalah sebanyak 1,2.
Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 9
Berbagai Carried Traffic
1. Circuit-switched traffic, meliputi:
• Jumlah panggilan telepon atau jumlah koneksi telepon yang aktif
pada saat itu (satuan Erlang).
• Dapat dikonversikan ke dalam bit rate pada sistem telepon dijital,
misalnya dengan menggunakan modulasi Pulse Code Modulation
(PCM)
2. Packet-switched traffic, meliputi:
• Dalam bentuk bit stream dengan satuan bps, kbps, Mbps, Gbps.
• Dalam bentuk packet stream dengan satuan pps.
• Jumlah flow yang aktif pada satu saat (satuan Erlang).
Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 10
Offered Traffic • Secara teoritis offered traffic, 𝐴, berarti jumlah traffic yang
dapat dibawa apabila tidak ada call rejection akibat
adanya keterbatasan kapasitas dari sistem.
• Karena itu offered traffic adalah konsep teoritis tentang
jumlah traffic yang dapat dibawa dengan asumsi bahwa
jumlah server tak terbatas. Atau jumlah semua traffic yang
dapat dibawa apabila tidak ada rejection sama sekali.
Hanoi traffic
Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 11
Offered Traffic (2)
• Offered traffic dirumuskan sebagai:
𝐴 = 𝜆. 𝑠
𝜆 adalah jumlah rata-rata trafik yang ditawarkan dalam satu satuan waktu,
𝑠 adalah rata-rata waktu layanan sistem (mean service time).
• Berdasar rumusan di atas terlihat bahwa trafik tidak
memiliki dimensi, karena itu digunakan Erlang untuk
menandai trafik.
• Offered traffic adalah parameter teoritis, di dalam praktek
hanya carried traffic yang dapat diukur.
Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 12
Lost/Rejected Traffic
• Lost atau Rejected traffic, 𝐴𝑙, adalah selisih antara offered
traffic dan carried traffic. Jumlah rejected traffic dapat
dikurangi dengan cara meningkatkan kapasitas dari
sistem.
System
Offered traffic Carried traffic
Overflow/Rejected/Lost traffic
Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 13
Contoh
• Jika intensitas panggilan dalam sebuah sistem telepon
adalah 120 panggilan dalam 1 menit, sedang waktu
layanan rata-rata adalah 2 menit, maka kita katakan
bahwa offered traffic adalah 240 erlang.
• Maka volume offered traffic dalam waktu 12 jam sehari
adalah 240*12=2880 erlang-hours.
• Apabila intensitas kedatangan paket dalam sebuah router
adalah 1000 packet/s dan waktu layanan rata-rata dari
router sebut adalah 500ms, berapa offered traffic dari
sistem di atas?
Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 14
System Utilization
• Apabila kapasitas dari sistem diketahui dan disimbolkan
dengan 𝜑, maka utilisasi dari sistem dapat dihitung
dengan rumusan:
𝜚 =𝜆. 𝑠
𝜑
Utilisasi ini akan memiliki nilai di dalam interval 0 ≤ 𝜚 ≤ 1.
Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 15
Multirate Traffic
Apabila beberapa panggilan menggunakan lebih dari satu
kanal komunikasi, dan tipe trafik ke-𝑖 menempati 𝑑𝑖 kanal,
maka offered traffic yang diekspresikan dalam jumlah kanal
yang sedang sibuk adalah:
𝐴 = 𝜆𝑖
𝑁
𝑖=1
. 𝑠𝑖 . 𝑑𝑖
𝑁 adalah jumlah tipe dari trafik.
Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 16
Traffic Classification
Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 17
Telephone Network
1. Memiliki karakteristik connection
oriented, yaitu:
• Sebelum informasi dikirimkan, perlu
dilakukan penetapan koneksi end-to-end
terlebih dahulu.
• Seluruh sumber daya akan direserved
sampai koneksi selesai.
• Apabila sumber daya tidak tersedia, maka
permintaan panggilan akan mengalami
penolakan (blocking).
2. Informasi dikirimkan secara
streaming.
Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 18
Telephone Traffic Model
1. Trafik dalam jaringan telepon adalah banyaknya panggilan (call).
• Sebuah panggilan menggunakan sebuah kanal dari setiap sambungan (link) sepanjang rute yang dipilih.
• Karakteristik dari panggilan adalah Holding Time.
2. Link Model: pure loss system.
• Sebuah server adalah sebuah kanal.
• Laju layanan rata-rata (service rate), 𝜇, tergantung pada rata-rata holding time.
• Jumlah server, 𝑛, tergantung pada kapasitas sambungan.
• Pada saat semua kanal terpakai, akan terjadi penolakan panggilan (block) dan kehilangan panggilan (lost).
3. Modelling of carried traffic
• Proses trafik (traffic process) adalah jumlah panggilan yang sedang berlangsung = jumlah kanal yang terpakai.
Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 19
Traffic Process
Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 20
Traffic at Packet Level
1. Bersifat connectionless:
• Tidak memiliki proses penetapan koneksi,
• Tidak ada reservasi sumber daya jaringan.
2. Informasi ditransmisikan secara
independen dalam bentuk paket
dengan menggunakan Internet
Protocol (IP).
3. Best Effort service:
• Router akan mem-forward paket secepat
dan sebisa mungkin.
• Paket mungkin hilang, mengalami delay
panjang, urutan berubah tidak ada
jaminan.
Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 21
Traffic Model at Packet Level
1. Data dalam trafik terdiri atas paket-paket: • Paket saling bersaing untuk mendapatkan sumber daya (untuk
pemrosesan dan transmisi).
2. Pemodelan pada offered traffic: • Packet arrival process,
• Distribusi dari packet length.
3. Link model: a single server queueing system: • Laju layanan, 𝜇, tergantung pada kapasitas link dan panjang paket
rata-rata (average packet length).
• Pada saat link dalam kondisi sibuk, paket baru yang datang akan diletakkan dalam buffer, atau dibuang bila buffer penuh.
4. Pemodelan pada carried traffic: • Traffic process adalah jumlah paket di dalam sistem.
Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 22
Traffic Process
Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 23
Transport Layer
1. Traffic pada flow level tergantung pada protokol
transport yang digunakan, yaitu TCP atau UDP.
2. Transmission Control Protocol (TCP):
• Laju transmisi beradaptasi dengan kondisi trafik di dalam jaringan
dengan menggunakan mekanisme congestion control.
• Sesuai untuk trafik yang bersifat non-real time (elastis), misalnya
pengiriman data dokumen.
3. User Datagram Protocol (UDP):
• Laju transmisi data tidak tergantung pada kondisi trafik.
• Sesuai untuk trafik yang bersifat transaksi (pesan pendek) dan juga
data yang bersifat real-time (stream) dengan bantuan protokol di
atasnya misalnya RTP.
Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 24
TCP
1. Merupakan connection oriented end-to-end protocol.
2. Reliable protocol yang mentransfer byte stream. Disebut reliable karena memiliki flow control, error checking dan congestion control.
3. Flow control: mencegah terjadi limpahan data pada memori di sisi penerima.
4. Congestion control: mengendalikan kecepatan pengiriman data untuk mengantisipasi adanya kongesi di dalam jaringan.
• Adanya packet loss adalah pertanda adanya kongesi di dalam jaringan. TCP memiliki algoritma untuk menurunkan kecepatan pada saat terjadi kongesi dan menaikkan kecepatan saat tidak ada kongesi.
Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 25
UDP
1. Merupakan connectionless protocol:
• Tidak memiliki proses penetapan koneksi pada saat inisialisasi.
2. Disebut unreliable protocol karena tidak ada jaminan
bahwa paket data sampai di tempat tujuan.
3. Tidak memiliki flow control.
4. Tidak memiliki congestion control.
Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 26
Traffic at Flow Level
1. Data Traffic merupakan kumpulan flow (aliran data).
Yang dimaksud dengan flow tunggal adalah sebuah
continuous bit stream dengan kecepatan yang mungkin
bervariasi.
2. Sebuah flow dapat diklasifikasikan sebagai:
• Elastic flow, kecepatan transmisi beradaptasi dengan kondisi
jaringan akibat adanya congestion control. Misalnya transmisi data
dengan menggunakan protokol TCP.
• Streaming flow, kecepatan transmisi tidak dipengaruhi oleh kondisi
jaringan. Misalnya transmisi data real time voice, video dengan
menggunakan protokol UDP.
Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 27
Elastic Flow Model 1. Trafik elastis terdiri atas beberapa TCP flow:
• Karakteristik flow: ukuran (dalam data unit)
• Laju transmisi dan durasi transmisi bersifat adaptif tergantung pada kondisi jaringan.
2. Pemodelan pada offered traffic:
• Flow arrival process (untuk prediksi kedatangan flow berikutnya)
• Flow size distribution (untuk perhitungan volume dari trafik)
3. Link model: sharing system
• Karena tidak ada admission control maka tidak ada panggilan yang akan mengalami penolakan.
• Laju layanan, 𝜇, tergantung pada kapasitas link dan ukuran flow rata-rata.
• Kapasitas link terbagi sama rata untuk semua flow.
4. Pemodelan pada carried traffic:
• Traffic process adalah jumlah flow di dalam sistem.
Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 28
Traffic Process
Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 29
Streaming Traffic Clasification
Constant bit rate:
• Packet level: paket dengan ukuran dan durasi yang sama
dibangkitkan secara teratur.
• Flow level: bit stream dengan laju yang konstan.
• Karakteristik flow: laju bit dan durasinya.
• Contoh: CBR coded voice/audio/video.
Variable bit rate:
• Packet level: paket dengan ukuran dan durasi yang bervariasi
dibangkitkan secara teratur.
• Flow level: bit stream dengan laju yang bervariasi.
• Karakteristik flow: laju bit sebagai fungsi waktu.
• Contoh: VBR coded voice/audio/video.
Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 30
Streaming Flow Model 1. Trafik CBR straming terdiri atas UDP flow dengan laju yang
konstan:
• Karakteristik flow: laju bit dan durasinya.
2. Pemodelan pada offered traffic:
• Flow arrival process (untuk prediksi kedatangan flow berikutnya).
• Flow duration distribution (untuk perhitungan waktu penggunaan sistem).
3. Pemodelan link:
• Karena tidak ada admission control maka tidak ada panggilan yang akan mengalami penolakan.
• Laju layanan, 𝜇, tergantung pada durasi flow rata-rata.
• Laju transmisi dan durasi tidak tergantung kondisi jaringan.
• Ketika laju transmisi melebihi kapasitas, akan terjadi penolakan.
4. Pemodelan pada carried traffic:
• Traffic process menunjuk pada jumlah flow dan laju bit total di dalam sistem.
Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 31
Traffic Process
Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 32
Concept of Quality-of-Service (QoS)
• Menurut ITU-T E.800, definisi dari QoS adalah:
“The collective effect of service performance, which
determine the degree of satisfaction of a user of the
service”.
• QoS terdiri atas beberapa parameter yang berkaitan
dengan unjuk kerja jaringan.
• Semakin baik kualitas yang ditawarkan oleh provider
kepada user, maka semakin banyak pelanggan akan
memilih provider tersebut. Tetapi layanan yang baik
berbanding lurus dengan investasi yang tinggi.
• Penentuan kualitas layanan berdasar pada: a.l. Teknologi
jaringan, strategi routing, aspek reliabilitas jaringan, dll.
Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 33
Concept of Grade-of-Service (GoS)
• Menurut ITU-T E.600, definisi Grafe-of-Service adalah:
“A number of traffic engineering variables to provide a
measure of adequacy of a group resources under specific
conditions. These GoS may be probability of loss, dial tone
delay, etc”.
• Perbedaan: QoS adalah penilaian pelanggan terhadap
sebuah layanan, sedang GoS adalah standar yang
diberikan oleh provider terhadap sebuah layanan agar
QoS tercapai.
Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 34
Service Level Agreement (SLA)
• Provider bertugas menjaga standar GoS dari elemen-
elemen jaringan sedemikian rupa sehingga QoS dapat
tercapai.
• Tetapi karena konsep GoS berbeda dengan konsep QoS,
maka seringkali tugas ini tidak mudah.
• Karena itu dibutuhkan SLA untuk menjembatani antara
jaminan layanan yang ditawarkan oleh provider dalam
bentuk GoS dan keinginan pelanggan dalam bentuk QoS.