1. PENDAHULUAN A. Dasar Teori Tentang Dinding Penahan Tanah Dinding penahan tanah adalah suatu bangunan yang dibangun untuk mencegah keruntuhan tanah curam atau lereng yang dibangun ditempat dimana kemantapannya tidak dapat dijamin oleh lereng itu sendiri dan dipengaruhi oleh kondisi gambaran fotografi tempat itu. Dinding penahan tanah merupakan struktur yang umumnya digunakan dalam banyak kontruksi bangunaan. Jenis-jenis dinding penahan tanah yang umum digunakan dapat dikelompokkkan kedakan empat kelompok, yaitu : a. Dinding penahan tanah Grivitasi ( gravity retaining Walls) b. Dinding penahan tanah semi gravitasi ( semi gravity retaining walls ) c. Dinding penahan yang kontitener ( contibrer retaining walls ) d. Dinding penahan tanah cuontfort ( counterfort retaining walls ) 1. a. Dinding Penahan Tanah Gravitasi Dinding penahan tanah gravitasi tersebut dari beton biasa atau pasangan batu. Didinding ini mengandalkan beratnya sendiri dan tanah yang berada pada pasangan batu unruk ketahanan terhadap tekanan tanah. Bentuknya sederhana dan pelaksanannya mudah. Jenis dinding ini sering di gunakan bila dibutuhkan kotruksi panahan yang tidak terlalu tinggi. Beton/pasangan batu
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1. PENDAHULUAN
A. Dasar Teori Tentang Dinding Penahan Tanah
Dinding penahan tanah adalah suatu bangunan yang dibangun untuk
mencegah keruntuhan tanah curam atau lereng yang dibangun ditempat
dimana kemantapannya tidak dapat dijamin oleh lereng itu sendiri dan
dipengaruhi oleh kondisi gambaran fotografi tempat itu.
Dinding penahan tanah merupakan struktur yang umumnya
digunakan dalam banyak kontruksi bangunaan. Jenis-jenis dinding penahan
tanah yang umum digunakan dapat dikelompokkkan kedakan empat
kelompok, yaitu :
a. Dinding penahan tanah Grivitasi ( gravity retaining Walls)
b. Dinding penahan tanah semi gravitasi ( semi gravity retaining walls )
c. Dinding penahan yang kontitener ( contibrer retaining walls )
d. Dinding penahan tanah cuontfort ( counterfort retaining walls )
1. a. Dinding Penahan Tanah Gravitasi
Dinding penahan tanah gravitasi tersebut dari beton biasa atau
pasangan batu. Didinding ini mengandalkan beratnya sendiri dan
tanah yang berada pada pasangan batu unruk ketahanan terhadap
tekanan tanah.
Bentuknya sederhana dan pelaksanannya mudah. Jenis dinding ini
sering di gunakan bila dibutuhkan kotruksi panahan yang tidak
terlalu tinggi.
Beton/pasangan batu
2.b. Dinding Penahan Tanah Semi Grafitasi
Sifat dinding grafitasi antara lain :
a. Digunakan sejumlah kecil baja tulangan untuk pembangunan
didnding panahan grafitasi ini, yang akan mengurangi ukuran
penampang dinding.
b. Mendapatkan kemantapan denagn dindingnya sendiri, tetapi
dalam jenis ini batangan tulangan disusun karena adanya
tengangan tarik pada bahan didinding.
3.c. Dinding Penahan Tanah Kontilever
Dinding panahan terdiri dari kontilever terbuat dari beton
bertulang yang terdiri atas pondasi tipis dan subuh pelat dasar. Jenis
dinding ini ekonomis bila digunakan untuk tembok yang tingginy
alebih dari delapan meter.
Rein for cemen
Rein for cemen
4.d. Dinding Penahan Tanah Counterfort
Dinding jenis ini sam dengan panahan kontilever, akan tetapi
pada jarak tertentu diberi pelat beton vertikal yang tipis. Dinding ini
berfungsi untuk mengurangi geser momen yang terjadi.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan dinding panahan
tanah adalah sebagai berikut:
1. Beban yang akan didukung oleh dinding panahan terdiri dari;
a. Berat sendiri dinding panahan serta berat tanah pada
bagian atas plat lantai.
b. Tekanan tanah, baik tekanan tanah aktif maupun pasif
yaitu tekanan tanah yang dalam keadaan batas dimana tanah
isian dibagian belakang akan mulai runtuh mengelincir
karena berat sendiri.
c. Beban pembebanan
Bila permukaan tanah dibelakng dinding digunakan untuk
jalan raya, maka pembebanan harus dimaukkan dalam
perhitungan.
d. Beban-beban lain
Seperti daya apung dan tekanan yang hatus dimasukkan
daalm perhitungan.
Counterfort
2. Stabilitas Dinding Penahan
Untuk memeriksa stanilitas dinding penahan dilakukan dengan
perhitungan terhadap :
a. Stabilitas terhadap guling ( over turning )
b. Stabilitas terhadap geser ( sliding )
c. Stabilitas terhadap daya dukung ( Bearing capasity )
d. Stabilitas seluruh sistem termasuk penanggulangan atau
pengisian pada bagian belakang dan tanah pondasi sebagai
satu kesatuan.
Dalam melaksanakan perencanan dinding penahan tanah :
Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Memperkirakan ukuran / dimensi dari pada dinding penahan tanah.
2. Mencari besarnya tanah, baik secaar analisis, maupun grafis sesuai
dengan tiope dinding panahan tanah yaitu colume atau renkine.
3. Lebar dasar dinding panahan tanah harus cukup memobilisasi daya
dukung tanahnya dimana tekanan yang terjadi bekerja akibat
konstruksi dan gaya lain tidak melebihi daya dukung yang
diizinkan.
4. Perhitungan kekuatan struktur dari kontruksi dinding panahan
tanah. Dilakukan pemeriksaan terhadap tegangan geser dan tekanan
dari struktur dinding panahan tanah.
5. Dinding panahan tanah harus aman terhadap stabilitas guling
( sliding )
6. Dinding penahan tanah harus aman terhadap stabilitas geser
( sliding )
7. Menetukan lokasi penempatan dinding penahan tersebut :
Dinding penahan harus terletak pada suatu daerah dimana
stabilitas dari kemiringan lerengnya memenuhi nilai faktor keamanan
( faktor of safety ) or. Fs tertentu, yaitu :
- Fs > 1,5 untuk pelebaran tetap
- Fs > 1,3 untuk pembebanan sementara
Teori Perencanaan Stabilitas dan Kekuatan
Struktur Dinding Penahan Tanah
a. Teori Rankine
Gambar di samping
menunjukkan gaya-
gaya yang bekerja
pada dinding
penahan kontilever
Bedasarkan gambar
:
Pr = Pa sin α0
Pr = Pa cos α0
Keterangan :
Pp : tekanan tanah pasif
Pa : tekanan tanah aktif
Jadi, Wtotal termasuk berat tanah diatas tumit (toe) dan (heel) dari dinding
penahan tanah :
b. Teori Coulomb
Mencari titik tangkap resultan gaya.
Pada tahap pekerjaan ini. Pp dianggap = 0
Rv . x = w . x1 + Pv . x2 + Ph . z
x = Pvw
z .Ph x. Pv x. w 21
+++
= ΣVΣM
PpW3
W4
W2 W1
Dimana : ΣM = Jumlah momen
ΣV = Total gaya vertikal
Gaya Rv (ΣV) bekerja ⊥ dasar
Diagran tegangan yang mungkin adalah :
Keterangan :
Gambar a : Menunjjukkan rasultan gaya R pada titik berjamak e < b/g
menimbulkan teganagn V pada kedua ujung dasar dinding.
Gambar b : Menunjukkan gaya R bekerja paad titik berjarak e = b/G masih
menimbulkan diagram tegangan tekan : F1 = b
2Rv ; F2 = 0
Apabila e > b/g, maka tegangan titik terhadap di B, kita ketahui tanah pada
umumunya hanya tahap bertahap terhadap tekan, maka tegangan akan
Ph
Z
Ph
Pv PaW
R
a
Pv
W
Pp
b/2 b/2
No X1 X2
C B
b/3 b/3 b/3
f1
f2 b/3 b/3 b/3
f1
f2
b
Rvf
2=Gb. a Gb. b
didistribusikan kembali sepanjang 3 bi, dimana bi adaalh dari jark titik
bekerjanya R ketikan ujung C.
Lihat gambar C
F1 = 13b
2Rv ; dimana b1 b/2 – e, maka F1 =
e)-3(b/2
2Rv
Tegangan pada ujung-ujung dasar dinding panahan tanah diberikan sebagai
berikut :
F1 = bRvΣ
(1+be/b) F1 = bRvΣ
(1-be/b)
Keterangan : b = lebar dasar
E = eksentrisitas / jarak dari tengah-tengan dasar keempat
gaya bekerja
e = b/2 - x
Pemeriksaan Terhadap Stabilitas Guling (over turning stability)
Disini tekanan tanah pasif (Pp) dianggap = O < Pp = O>
Ambil ΣM pada ujung tumit (toe) dinding = ΣMR
Dimana Fs (cover turing) = kan menggulingakan yangMomen
menahanakan yangMomen
Fs (over turning) = ΣMoΣMR
> 1,5 ~ 2
Kontrol Terhadap Stabilitas Geser / Gelincir (sliding stability)