BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang (1)Jaringan lunak adalah bagian dari tubuh
yang terletak antara kulit dan tulang serta organ tubuh bagian
dalam. Yang tergolong jaringan lunak antara lain adalah otot,
tendon, jaringan ikat, lemak dan jaringan synovial (jaringan di
sekitar persendian). Tumor adalah benjolan atau pembengkakan
abnormal dalam tubuh, tetapi dalam artian khusus tumor adalah
benjolan yang disebabkan oleh neoplasma. Secara klinis, tumor
dibedakan atas golongan neoplasma dan nonneoplasma misalnya kista,
akibat reaksi radang atau hipertrofi.Tumor jaringan lunak dapat
terjadi di seluruh bagian tubuh mulai dari ujung kepala sampai
ujung kaki. Tumor jaringan lunak ini ada yang jinak dan ada yang
ganas. Tumor ganas atau kanker pada jaringan lunak dikenal sebagai
sarcoma jaringan lunak atau Soft Tissue Sarcoma (STS).Kanker
jaringan lunak termasuk kanker yang jarang ditemukan, insidensnya
hanya sekitar 1% dari seluruh keganasan yang ditemukan pada orang
dewasa dan 7-15% dari seluruh keganasan pada anak. Bisa ditemukan
pada semua kelompok umur. Pada anak-anak paling sering pada umur
sekitar 4 tahun dan pada orang dewasa paling banyak pada umur 45-50
tahun.Sarkoma jaringan lunak (SJL) tergolong keganasan yang relatif
jarang ditemukan. Di Amerika angka kejadian 7800 kasus baru per
tahun dan hampir 50% meninggal akibat penyakitnya. Di Indonesia
belum ada data tentang SJL, baik yang berbasis Rumah Sakit maupun
yang berbasis populasi.Sampai saat ini penyebab pasti SJL belum
diketahui pasti tetapi diperkirakan terdapat peran faktor radiasi,
bahan kimia, riwayat trauma dan mutasi genetik pada stem cell
mesenchymal.Lokasi yang paling sering ditemukan adalah pada anggota
gerak bawah yaitu sebesar 46% di mana 75% ada diatas lutut terutama
di daerah paha. Di anggota gerak atas mulai dari lengan atas,
lengan bawah hingga telapak tangan sekitar 13%. 30% di tubuh bagian
luar maupun dalam, seperti pada dinding perut, dan juga pada
jaringan lunak dalam perut maupun dekat ginjal atau yang disebut
daerah retroperitoneum. Pada daerah kepala dan leher sekitar 9% dan
1% di tempat lainnya, antara lain di dada.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi (2)Jaringan lunak adalah bagian dari tubuh yang
terletak antara kulit dan tulang serta organ tubuh bagian dalam.
Yang tergolong jaringan lunak adalah yang berasal dari jaringan
embrional mesoderm yaitu jaringan ikat, otot,pembuluh darah dan
limfe, jaringan lemak, dan selaput saraf.Tumor jaringan lunak atau
Soft Tissue Tumor (STT) adalah suatu benjolan atau pembengkakan
abnormal yang disebabkan pertumbuhan sel baru.
2.2 Anatomi dan Histologi (2)Menurut jaringan embrional manusia
terdapat 3 lapisan, yaitu :1. Ektoderm : berkembang biak menjadi
epitel kulit dengan adneksanya, neuroektoderm, yaitu sel otak dan
syaraf.2. Endoderm : berkembang menjadi epitel mukosa, kelenjar,
parenchim organ visceral.3. Mesoderm : berkembang menjadi jaringan
lunak, jaringan ikat, tulang, otot, jantung, pembuluh darah dan
limfe, selaput saraf.
a. Jaringan lemak (3)
Lemak (bahasa Inggris: fat) merujuk pada sekelompok besar
molekul-molekul alam yang terdiri atas unsur-unsur karbon,
hidrogen, dan oksigen meliputi asam lemak, malam, sterol,
vitamin-vitamin yang larut di dalam lemak (contohnya A, D, E, dan
K), monogliserida, digliserida, fosfolipid, glikolipid, terpenoid
(termasuk di dalamnya getah dan steroid) dan lain-lain.Secara umum
dapat dikatakan bahwa lemak memenuhi fungsi dasar bagi manusia,
yaitu:1. Menjadi cadangan energi dalam bentuk sel lemak. 1 gram
lemak menghasilkan 39.06 kjoule atau 9,3 kcal.2. Lemak mempunyai
fungsi selular dan komponen struktural pada membran sel yang
berkaitan dengan karbohidrat dan protein demi menjalankan aliran
air, ion dan molekul lain, keluar dan masuk ke dalam sel.3.
Menopang fungsi senyawa organik sebagai penghantar sinyal, seperti
pada prostaglandin dan steroid hormon dan kelenjar empedu.4.
Menjadi suspensi bagi vitamin A, D, E dan K yang berguna untuk
proses biologis5. Berfungsi sebagai penahan goncangan demi
melindungi organ vital dan melindungi tubuh dari suhu luar yang
kurang bersahabat.Lemak juga merupakan sarana sirkulasi energi di
dalam tubuh dan komponen utama yang membentuk membran semua jenis
sel.
b. Jaringan fibrosa (4)
Jaringan ikat Fibrosa (Fibrosa) Jaringan fibrosa tersusun dari
matriks yang mengandung serabut fleksibel berupa kolagen dan
bersifat tidak elastis. Fibrosa ditemukan pada tendon otot,
ligamen, dan simfisis pubis. Fungsinya antara lain sebagai
penyokong dan pelindung, penghubung antara otot dan tulang serta
penghubung antara tulang dan tulang.
c. Otot (5)Otot adalah sebuah jaringan dalam tubuh dengan
kontraksi sebagai tugas utama. Otot diklasifikasikan menjadi tiga
jenis yaitu otot lurik, otot polos dan otot jantung. Otot
menyebabkan pergerakan suatu organisme maupun pergerakan dari organ
dalam organisme tersebut. Otot lurik
Memiliki desain yang efektif untuk pergerakan yang spontan dan
membutuhkan tenaga besar. Pergerakannya diatur sinyal dari sel
syaraf motorik. Otot ini menempel pada kerangka dan digunakan untuk
pergerakan.
Otot polos
Otot yang ditemukan dalam intestinum dan pembuluh darah bekerja
dengan pengaturan dari sistem saraf tak sadar, yaitu saraf otonom.
Otot polos dibangun oleh sel-sel otot yang terbentuk gelondong
dengan kedua ujung meruncing,serta mempunyai satu inti.
d. Pembuluh darah dan limfe (6) Pembuluh darah
Terdapat 3 jenis pembuluh darah, yaitu:a. kapilerb. arteric.
venaa. Kapiler Merupakan selapis sel endotel Terdapat 2 jenis:-
kapiler fenestra- kapiler kontinu Fungsi: pertukaran bahan secara
difusi melalui ruang antar sel.b. Arteri Tunika intima- selapis
endotel.- membrana elastika interna jelas. Tunika media- lapisan
otot polos sangat tebal arteri muscular. Tunika adventitia-
jaringan ikat kendor.- membrana elastika eksterna c. Vena Dinding
tipis tekanan 1/10 arteri. Jaringan elastis konstan karena aliran
darah vena konstan. Katup +. Mudah direnggangkan sehingga dapat
berfungsi sebagai reservoir. Dinding vena tampak kendor. Tunika
media tidak berkembang. Tunika adventitia lebih tebal &
dominan.
Limfe
Struktur pembuluh limfe serupa dengan vena kecil, tetapi
memiliki lebih banyak katup sehingga pembuluh limfe tampaknya
seperti rangkaian petasan. Pembuluh limfe yang terkecil atau
kapiler limfe lebih besar dari kapiler darah dan terdiri hanya atas
selapis endotelium. Pembuluh limfe bermula sebagai jalinan halus
kapiler yang sangat kecil atau sebagai rongga-rongga limfe di dalam
jaringan berbagai organ. Sejenis pembuluh limfe khusus, disebut
lacteal (khilus) dijumpai dalam vili usus kecil.Fungsi1.
Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke dalam sirkulasi
darah.2. Mengangkut limfosit dari kelenjar limfe ke sirkulasi
darah.3. Untuk membawa lemak yang sudah dibuat emulsi dari usus ke
sirkulasi darah. Saluran limfe yang melaksanakan fungsi ini ialah
saluran lakteal. 4. Kelenjar limfe menyaring dan menghancurkan
mikroorganisme untuk menghindarkan penyebaran organism itu dari
tempat masuknya ke dalam jaringan, ke bagian lain tubuh. 5. Apabila
ada infeksi, kelenjar limfe menghasilkan zat anti (antibodi) untuk
melindungi tubuh terhadap kelanjutan infeksi.
e. Saraf perifer (6)
Sistem saraf tepi, selanjutnya disebut SST, tersusun atas
akson-akson yang keluar menuju organ efektor dan diorganisasikan
menjadisaraf. Akson SST pada ummnya termielinasi, sehingga terlihat
berwarnaputih.Organisasi akson-akson saraf tepi menjadi berkas
saraf melaluijaringan pengika. Saraf-saraf tepi terdiri atas
serabut-serabut saraf (akson) yang saling berkumpul bersama, dan
disatukan melalui jaringan penyambung,sehingga menghasilkan
kumpulan serabut saraf, disebut dengan fasikulus. Dalam satu
fasikel pada umumnya mengandung persarafanbaik sensorik maupun
motorik. Beberapa fasikulus membentuk bundelberkas serat saraf.
Bundel berkas serat saraf ini diikat oleh Epineurium, yakni suatu
jaringan ikat yang padat, tidak beraturan, tersusun mayoritasoleh
kolagen dan sel-sel fibroblast.
2.3 Etiologi (8)1. Kondisi genetikAda bukti tertentu pembentukan
gen dan mutasi gen adalah faktor predisposisi untuk beberapa tumor
jaringan lunak, dalam daftar laporan gen yang abnormal, bahwa gen
memiliki peran penting dalam diagnosis.2. RadiasiMekanisme yang
patogenik adalah munculnya mutasi gen radiasi-induksi yang
mendorong transformasi neoplastik.3. Lingkungan karsinogenSebuah
hubungan antara eksposur ke berbagai karsinogen dan setelah itu
dilaporkan meningkatnya insiden tumor jaringan lunak.4.
InfeksiInfeksi virus Epstein-Barr dalam orang yang kekebalannya
lemah juga akan meningkatkan kemungkinan tumor jaringan lunak.5.
TraumaHubungan antara trauma dan Soft Tissue Tumors nampaknya
kebetulan. Trauma mungkin menarik perhatian medis ke pra-luka yang
ada.
2.4 Klasifikasi (9)No.Jaringan AsalBentuk Tumor
1.FibrousFibroma/Fibrosarcoma
2.FibrohistiocyticMalignant fibrous histiocytoma
3.LipomatousLipoma/Liposarcoma
4.Smooth muscleLeiomyoma/Leiomyosarcoma
5.Skeletal muscleRhabdomyoma/Rhabdomyosarcoma
6.Blood vesselAngioma/Angiosarcoma
7.Lymph vesselLymphangiosarcoma
8.PerivascularHemangioma/Malignant hemangio pericytoma
9.SynovialSynovial sarcoma
10.ParaganglionicMalignant paraganglioma
11.MesothelialMalignant schwannoma
12.Extra skeletal cartilaginous dan
osseusChondroma/Extraskeletal chondrosarcomaExtraskeletal
osteosarcoma
13.MesenchymalMalignant mesenchymoma
14.NeuralNeuroblastomaExtraskeletal Ewings sarcoma
15.MiscellaneousAlveolar soft part sarcomaEpithelioid
sarcomaMalignant extra renal rhabdoid tumorDesmoplastic small cell
tumor
Gradasi Histopatologis (9)Termasuk dalam penilaian gradasi
adalah :- Tingkat selularitas- Diferensiasi- Pleomorfi- Nekrosis-
Jumlah mitosisAmerican Joint Commission on Cancer (AJCC) dan
Memorial Sloan-Kettering Cancer Center (MSKCC) membedakan atas
gradasi rendah dan tinggi.Disamping gradasi, diperlukan pula
informasi pemeriksaan histopatologi berupa :- Ukuran tumor- Tipe
dan sub-tipe- Batas sayatan (margin)- Invasi
STADIUM KLINIKBerdasarkan UICC dan AJCC 2002T Primary tumorT0 No
evidence of primary tumorT1 Tumor 5 cm in greatest dimensionT2a
Superficial tumorT2b Deep tumorN Regional lymph nodesN0No regional
lymph node metastasisN1 Regional lymph node metastasisM Distant
metastasisM0No distant metastasisM1Distant metastasisG
Histopathologic gradeLow gradeHigh gradeStage Grouping (TNM System
6th edition, 2002)Stage IA Low grade T1a N0 M0 Low grade T1b N0
M0Stage IB Low grade T2a N0 M0 Low grade T2b N0 M0Stage IIA High
grade T1a N0 M0 High grade T1b N0 M0Stage IIB High grade T2a N0
M0Stage III High grade T2b N0 M0Stage IV Any Any T N1 M0Any AnyT
AnyNM1
MACAM MACAM TUMOR JARINGAN LUNAK
1. Jaringan LemakLipoma (2)Lipoma ialah tumor jaringan jinak
jaringan lemak. Tumor ini sering bercampur dengan jaringan lainnya,
sehingga ada bermacam-macam tipe lipoma.Tabel. Macam-macam
LipomaNo.Jenis Lipoma
1.Fibrolipoma
2.Fibromyxolipoma
3.Intramuscular lipoma
4.Angiomyolipoma
5.Angiolipoma
6.Angiolipoma, infiltrate
7.Myelolipoma
8.Hybernoma
Lipoma dapat single dapat pula multiple. Bentuk lipoma bila
msaih kecil bulat atau oval, bila sudah besar berbenjol-benjol atau
lobuler, karena adanya sekat-sekat jaringan ikat yang masuk ke
dalam tumor. Lipoma dapat mencapai ukuran yang sangat besar 10 kg
atau lebih dan dapat menggantung dari kulit sepert buah.
Konsistensi lipoma tergantung dari jaringan lain yang menyertai.
Umumnya lunak, dapat kisteus (pseudokisteus) dan dapat pula
padat.Lipoma umumnya terdapat subkutan, tetapi dapat di tempat
lain, seperti di mediasstinum, retroperitoneum, dsb.Terapi :
eksisi
Liposarcoma (10,11)Adalah tumor ganas yang muncul dalam sel-sel
lemak termasuk dalam jaringan lunak , seperti bahwa di dalam paha
atau di retroperitoneum. Biasanya merupakan tumor besar yang
cenderung memiliki satelit yang kecil meluas hingga melampaui batas
dari tumornya sendiri. Liposarcoma, sama seperti semua sarcoma
jarang terjadi.GejalaBiasanya pasien tidak mengeluhkan adanya
benjolan di tubuhnya. Hanya ketika tumor sangat besar dengan gejala
nyeri atau gangguan fungsional terjadi. Tumor retroperitoneal dapat
menampilkan diri dengan tanda-tanda penurunan berat badan, dan
sakit pada perut. Tumor ini juga dapat menyumbat ureter menyebabkan
gagal ginjal.DiagnosaDiagnosis ditegakkan dengan histologist
pemeriksaan jaringan, yaitu biopsy atau biopsy eksisi. Lipoblast
sering terlihat, ini adalah sel-sel dengan jelass berlimpah multi
vacuolated sitoplasma dan inti muram pewarnaan eksentrik yang
menjorok oleh vakuola.Beberapa subtipe liposarcoma antara lain :
Liposarcoma berdiferensiasi baik, identik dengan tumor lipomatous
atipikal. Istilah ini hampir secara eksklusif untuk lesi di
retroperitoneum, sedangkan yang kedua digunakan untuk lesi yang
timbul di tempat lain. Liposarcoma terdiferensiasi yang terdiri
dari liposarcoma berdiferensiasi baik sampai batas tumor yang lebih
sulit dibedakan. Myxoid/putaran liposarcoma sel Pleomorfik
liposarcoma.Insiden dan PrevalensiPaling sering pada orang dewasa
muda dan lebih tua (usia 40 tahun ke atas), liposarcoma adalah
urutan kedua yang paling umum dari semu jaringan lunak sarcoma
mengikuti hitiocytoma berserat ganas. Setiap tahun 2,5% kasus
terjadi per juta penduduk.PrognosisPrognosis bervariasi tergantung
pada tempat asal, jenis kanker, ukuran tumor, kedalaman, dan
kedekatan dnegan Kelenjar getah bening. Liposarcoma berdiferensiasi
baik dilakukan tindakan pembedahan dan radiasi memiliki tingkat
kekambuhan rendah (sekitar 10%) dan jarang bermetastatis lima tahun
tingkat kelangsungan hidup bervariasi dari 100% menjadi 39%
berdasarkan subtipe histologist.
2. Jaringan FibrousFibroma (2)Fibroma ialah tumor jinak yang
berasal dari jaringan ikat. Seperti halnya dengan lipoma, fibroma
itu dapat bercampur dengan tumor jaringan lainnya, sehingga ada
bermacam-macam tipe fibroma.Tabel. Macam-macam FibromaNo.Jenis
Fibroma
1.Fibroma durum
2.Myxofibroma
3.Periostalfibroma
4.Fascial fibroma
5.Elastofibroma
6.Fibrohistiocytoma
7.Neurofibroma
8.Fibroma mobile
9.Aggressive fibromatosis
10.Abdominal fibromatosis
11.Desmoplastic fibroma
12.Atyp. Fibroxanthoma
13.Atyp. Fibrohistiocytoma
14.Neurofibromatosis
Konsistensi fibroma tergantung dari banyaknya jaringan ikat yang
terdapat dalam tumor. Makin banyak jaringan ikat, makin keras
konsistensinya. Fibroma durum konsistensinya keras dan fibroma
mobile lunak.Terapi: Fibroma: eksisi sederhana Desmoid: eksisi luas
Neurofibromatosis jinak: eksisi sederhana untuk tumor yang besar
saja atau yang mengganggu, karena tidak mungkin mengangkat semua
tumor. Neufibrosarkoma: eksisi luas.
Fibrosarcoma (12)Fibrosarcoma adalah tumor ganas yang berasal
dari jaringan ikat fibrosa dan ditandai oleh adanya perkembangan
fibroblast yang belum matang secara banyak atau tidak dibedakan
anaplastik sel spindle. Hal ini biasnya ditemukan pada pria usia
30-40 tahun. Tumor ganas ini berasala dari jaringan fibrosa tulang
dan menyerang tulang panjang atau flat sepeeti femur, tibia, dan
mandibula. Hal ini juga melibatkan periosteum dan oto
atasnya.PatologiTumor dapat menimbulkan berbagai tingkat
diferensiasi : grade rendah (berdiferensiasi baik), keganasan
menengah dan keganasan tinggi (anaplastik). Tergantung pada
diferensiasi ini, sel-sel tumor bisa menyerupai fibroblast dewasa
(berbentuk geledong), mesekresi kolagen, dengan mitosis jarang.
Sel-sel ini diatur dalam fasikula pendek yang memisahkan diri dan
bergabung, memberikan penampilan tulang ikan yang dikenal sebagai
pola heeringbone. Tumor dengan diferensiasi buruk terdiri dalam sel
lebih atipikal, pleomorfik, sel raksasa, berinti, mitosis atipikal
banyak dan produksi kolagen berkurang. Adanya pembuluh darah yang
belum matang (pembuluh sarkomatous dengan sedikit sel endotel)
dapat bermetastasis melalui aliran darah.
Malignant Fibrous Histiocytoma (13,14)Malignant Fibrous
Histiocytoma (MFH) adalah bagian sarcoma jaringan lunak, merupakan
suatu massa yang tanpa rasa nyeri, paling sering terdapat pada
ekstremitas, walaupun dapat tumbuh dimana saja dalam tubuh. Awalnya
dari sel histiosit dan muncul dalam jaringan lunak pada bagian
tubuh mana saja. Sering ditemui pada dewasa, sangat jarang pada
anak-anak. Prevalensinya 20-30 % dari seluruh keganasan jaringan
lunak.Klasifikasi MFH :a. Stroriform Pleimorphieb. Myxoidc.
Malignant giant cell tumor of the soft partsd. Inflammatory
malignant fibrous histiocyromaEtiologiPenyebab pastinya tidak jelas
etiologinya.Faktor predisposisi : Genetic autosomal dominan 8-9%
Radiasi intensif Bahan kimia : paparan herbisida, insektisida Agent
kemoterapi tertentu Protesa benda asing : plat/protesa
sendiGambaran Histopatologi Adanya giant sel, bentuk sel yang
storiform atau pleomorfik. Bentuk lain : angiomatoid, myxoid dan
tipe inflamatori. Pada perwarnaan perak ditemukan serat retikulin
yang terbungkus oleh fibroblast.Gambaran Klinis MFH biasanya
menyerang jaringan yang elastic dan mudah bergerak, awalnya tumor
tidak terlihat yang kemudian menjadi besar dan menekan jaringan
sekitarnya dengan konsistensi yang umumnya keras. mFH biasanya
tumbuh di daerah yang susah dijangkau atau kurang kapsulasinya.
Pertumbuhannya lambat dan kadang disertai masa akselerasi, dimana
terjadi percepatan pertumbuhan yang jauh lebih pesat disbanding
perjalanan sebelumnya. Gejala tergantung pada ukuran, lokasi dan
penyebaran tumor. Gejala dappat berupa : pembengkakan, tidak nyeri,
nyeri biila menekan saraf atau oot, sulit bila berjalan, retriksi
gerakan sendi pada sendi yang terdekat. Efek sistemik yang terjadi
: penurunan berat badan, demam dan malaise. Bila massa tumor tidak
diketahui penyebabnya dilakukan biopsy incise atau
eksisi.Diagnosis1. Anamnesis Letak pada persendian menyebabkan
gangguan pergerakan. Nyeri dan gangguan aliran darah pada bagian
distal dari lesi. Riwayat paparan pekerjaan, radioterapi lama,
bekas luka lama. 2. Pemeriksaan penunjang X-ray : penurunan
radiosensitivitas dan kalsifikasi USG CT scan MRITerapi Biopsy,
wide eksisi, skin atau bone graft, rekontruksi tulang, dan amputasi
Radioterapi dan kemoterapi
3. Jaringan OtotLeiomyiomaLeiomioma adalah neoplasma jinak
jaringan lunak yang timbul dari otot polos, pertama kali dijelaskan
oleh Virchow pada 1854. Bentuk herediter, yang menyebabkan,
beberapa leiomioma, pada awalnya dicatat oleh Kloepfer dkk pada
tahun 1958. Mereka dapat mengembangkan otot polos di mana pun
hadir. Transformasi maligna mungkin tidak terjadi. (15)Leiomioma
dapat dikategorikan ke dalam 4 jenis berikut: Beberapa
piloleiomyomas Solitary piloleiomyoma Angioleiomyoma (soliter)
Genital leiomyoma (soliter) Tiga jenis yang cukup berbeda dari
leiomioma kulit ada: piloleiomyomas, angioleiomyomas, dan leiomioma
genitalia. Klasifikasi ini mencerminkan asal yang paling logis dari
tumor otot polos dan sesuai dengan histologis atau anatomi dimana
leiomioma ditemukan. Piloleiomyomas berasal dari otot pili arrector
unit pilosebaceous, sedangkan angioleiomyomas berasal dari otot
polos (yaitu, media tunika) dalam dinding-dinding arteri dan vena.
Leiomioma genitalia berasal dari otot dartos skrotum dan labia
majora. Tumor pada klasifikasi masing-masing memiliki karakteristik
klinis dan / atau histologis yang berbeda. Epidemiologi (16)Menurut
data di Amerika Serikat leiomyoma jarang terjadi. Leiomyoma
genitalia cenderung menjadi yang paling umum dari 3 jenis.
Angioleiomyoma lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria,
dengan perbandingan 2:1 secara keseluruhan. Menurut usia leiomyoma
dapat dilihat beberapa contoh sebagai berikut : Beberapa
piloleiomyomas umumnya terjadi pada mereka yang berusia 10-30
tahun. Ketika soliter, piloleiomyomas biasanya muncul kemudian.
Sebagai contoh, dalam serangkaian 28 leiomioma kulit soliter, usia
pasien rata-rata pada presentasi adalah 53 tahun. Angioleiomyomas
paling sering terjadi pada tahun-tahun usia 20-60, meskipun
beberapa peneliti melaporkan jendela sempit insiden meningkat pada
tahun-tahun 20-40 tua. Dalam analisis retrospektif terhadap 562
klinikopatologi angioleiomyomas, usia rata-rata pasien adalah 47
tahun; rentang usia mereka secara keseluruhan adalah 12-84 tahun.
Leiomioma ditandai sebagai leiomioma genital jarang terjadi cukup
bahwa kecenderungan usia umumnya tidak dijelaskan. Gambaran Klinis
Piloleiomyoma merupakan tumor tunggal dengan permukaan halus
,papula, atau nodul, biasanya lebih kecil dengan diameter 2 cm dan
berwarna coklat kemerahan. Tempat predileksi pada tubuh, wajah atau
ekstremitas. Pola distribusi bilateral simetris, dikelompokkan
dermatomal dan pola linier.
Angioleiomyoma biasanya didefinisikan sebagai nodul pada kulit
yang cukup dalam dengan diameter 4 cm. biasanya dirasakan nyeri
terutama pada saat palpasi. Angioleiomyoma umumnya soliter dan
terjadi terutama pada ekstremitas bawah. Leiomyoma genitalia pada
vulva atau skrotum biasanya berukuran lebih besar dari kedua jenis
leiomyoma yang lainnya.Pemeriksaan HistologiLeiomioma adalah tumor
otot polos yang umumnya juga dibedakan. Inti otot karakteristik
halus yang memanjang dengan ujung tumpul, dan mereka sering
digambarkan sebagai cerutu atau belut berbentuk. Ketika serat ini
dipotong di penampang, vacuolization perinuklear dapat dihargai.
Dengan mikroskop elektron, sel-sel otot polos leiomyoma yang tampak
normal. Piloleiomyomas terjadi terutama dalam dermis retikular dan
tidak dikemas. Berkas otot polos tumor ini interlaced dengan jumlah
variabel kolagen. Tingkat aktivitas mitosis, jika ada, rendah.
Leiomioma genital mirip dengan piloleiomyomas dalam penampilan
histologis mereka. Sebaliknya, angioleiomyomas mengandung spasi
banyak pembuluh darah melebar di tengah-tengah kumpulan otot polos
diatur dengan cara yang lebih konsentris. Ruang-ruang pembuluh
darah dilapisi oleh endotelium sebuah. Untuk perbedaan lebih
lanjut, angioleiomyomas baik dibatasi atau dienkapsulasi dan
mengandung kolagen minimal. Selain itu, angioleiomyomas lebih besar
sering memiliki bidang perubahan mucinous.Penatalaksanaan
(16)Pemeriksaan jaringan harus dialakukan untuk menetapkan
diagnosis, dapat dilakukan biopsy atau eksisi biopsi. Selain itu
beberapa penelitian melaporkan bahwa calcium channel blockers,
sehingga dapat digunakan nifedipin sebagai pengurang rasa sakit
untuk kasus piloleiomyoma.
Leiomyosarcoma (17,18)Leiomyomasarcoma adalah tumor mesenkim
yang berasal dari otot polos terutama terjadi pada usus.
Leiomyosarcoma berasal antara propria muskularis dan lapisan mukosa
muskularis dinding usus. Metastasis adalah terutama hematologi.
Metastasis kelenjar getah bening jarang, terjadi pada 0-15% kasus,
tergantung pada seri. Leiomyosarcomas menyebar ke hati dan
peritoneum pertama. Menyebar ke paru-paru terjadi lebih jarang
daripada menyebar ke hati dan peritoneum. Hal ini berbeda dengan
lainnya sarkoma jaringan lunak di mana paru-paru adalah situs yang
paling umum dari metastasis. Tentang 20-40% pasien memiliki
metastasis pada laparotomi awal.EpidemiologiLeiomyosarcomas usus
cukup langka, dengan frekuensi sekitar 1,4 kasus per 100.000
pasien. Sebuah studi tahun 2004 oleh Jun Zhan dan rekan menentukan
bahwa tumor ganas adalah penyakit yang paling umum usus kecil. Dari
125 pasien dengan tumor ganas, 11% memiliki leiomyosarcoma, 11%
memiliki adenokarsinoma, dan 9% memiliki limfoma usus kecil. Pasien
dengan penyakit usus kecil primer yang paling sering disajikan
dengan nyeri periumbilikalis.Menurut usia leiomyosarcoma terjadi
pada orang setengah baya dengan kisaran usia antara decade kelima
hingga ketujuh.Gambaran klinikTidak dapat terlihat dengan jelas
kecuali terdapat perdarahan akut dan massa jarang
teraba.Pemeriksaan HistologiDapat dilakukan pemeriksaan dengan
biopsi pada dinding lumen yang dipadukan dengan uSG endoskopi.Tumor
ini spindle sel dalam karakter, dengan selularitas tinggi. Hitungan
angka mitosis adalah yang sangat penting. Sebuah hitungan lebih
dari 5 angka mitosis per 10 bertenaga tinggi bidang menempatkan
tumor ke dalam kategori high grade. Nekrosis sering terjadi pada
tumor dengan stadium tinggi.
PenatalaksanaanKemoterapi dan radiasi telah menunjukkan manfaat
hanya terbatas dalam pengobatan leiomyosarcomas. Tingkat Respon
untuk resimen kemoterapi berbagai umumnya sudah di bawah 40%.
Rhabdomyoma (19)Rhabdomyoma adalah tumor otot lurik. Ada 2 jenis
rhabdomyoma adalah neoplastik dan hamartoma. Hamartoma dibagi
menjadi rhabdomyoma jantung dan mesenchymal rhabdomyomatous kulit.
Paling banyak terdapat terdapat pada daerah kepala dan leher.
Penyebab dari rhabdomyoma kemungkinan terbesar merupakan varian
genetic dari perkembangan otot lurik.Epidemiologi Di Amerika
Serikat rhabdomyoma adalah tumor yang sangat jarang terjadi
disbanding dengan tumor jaringan lunak yang lain. Secara khusus
dalam kategori tumor primer jinak jantung, rhabdomyoma memiliki
insiden yang relatif sekitar 5,8%. Biasa terjadi pada sebagian
besar pada pria. Gambaran Klinis Pemeriksaan fisik pada pasien
dewasa dengan rhabdomyoma mengungkapkan adanya massa polypoid di
wilayah leher, dan bisa terdapat pada daerah kepala serta leher.
Pasien dengan rhabdomyoma jantung terdapat murmur jantung.
Pemeriksaan PenunjangDapat dilakukan pemeriksaan radiografi seperti
MRI dan CT scan jantung.
Pada gambar terlihat adanya atrial rhabdomyoma.Pemeriksaan
HistologiSetiap massa pada kepala dan leher harus dilakukan biopsi
untuk menentukan diagnosa. Temuan histologist yang terdapat pada
rhabdomyoma adalah ditandai oleh adanya sel-sel besar yang
menyerupai otot lurik, sel-sel ini sangat eosinofilik poligonal
dengan inti di perifer.
PenatalaksanaanPasien dengan rhabdomyoma dewasa mungkin akan
mengalami kesulita progresif bernafas dan menelan. Dalam hal ini
dapat diberikan oksigen melalui lubang hidung dengan kesulitan
bernafas. Dan dalam keadaan sulit menelan dapat diberikan cairan
infuse tambahan sampai pembedahan dilakukan. Pasien dengan
rhabdomyoma jantung harus di bawah kardiologi.
Rhabdomyosarcoma(20)Rabdomiosarkoma (RMS) kata ini berasal dari
bahasa Yunani, (rhabdo yang artinya bentuk lurik, dan myo yang
artinya otot). Rabdomiosarkoma merupakan suatu tumor ganas yang
aslinya berasal dari jaringan lunak ( soft tissue ) tubuh, termasuk
disini adalah jaringan otot, tendon dan connective tissue.
Rabdomiosarkoma merupakan keganasan yang sering didapatkan pada
anak-anak. Respon pengobatan dan prognosis dari penyakit ini sangat
bergantung dari lokasi dan gambaran histologi dari tumor ini
sendiri.Insidensi tertinggi pada umur rata-rata 6 tahun dan dapat
ditemukan sejak masa bayi baru lahir sampai dewasa muda. Biasanya
tampak sebagai masa tumor, paling sering di daerah kepala dan leher
yang meliputi orbita, nasofaring, sinus, telinga tengah dan kulit
kepala, dan dapat dijumpai pula pada saluran urogenital. Lesi pada
otak frekuensinya rendah; selain penyebaran hematogen dapat juga
perluasan langsung dari kepala dan leher. Penyakit ini sangat
ganas, sehingga pada saat diagnosis ditegakkan biasanya telah
terjadi metastasis luas.Histopatologi RhabdomyosarcomaTumor ini
dapat muncul dimanapun. Pada 30 persen kasus paling sering muncul
di daerah kepala-leher; lalu dalam insidensinya, menyusul lengan
dan tungkai, saluran kemih dan organ-organ kelamin serta akhirnya
tubuh (10%). Penyebaranya secara lifogen dan hematogen.
1. Embrional : Jenis ini merupakan jenis yang tersering didapati
pada anak-anak didapati >60% kasus. Tumor bisa tumbuh dimana
saja, tetapitempat yang paling sering terkena adalah pada bagian
genitourinaria atau pada bagian kepala dan leher.2. Alveolar :
Tumor jenis ini kurang lebih 31% dari semua kasus Rabdomiosarkoma.
Tumor ini banyak didapati pada orang dewasa dan tumbuh pada bagian
ekstremitas, perianal dan atau perirektal.3. Botryoid embrional :
Terdapat 6% dari seluuruh kasus dari Rabdomiosarkoma.Tipe ini khas
muncul di atas permukaan mukosa mulut, dengan bentuk tumor seperti
polipoid dan seperti buah anggur.4. Sel Spindel Rabdomiosarkoma :
Tumor ini terdapat kurang lebih 3% dari semua kasus
Rabdomiosarkoma, dan memiliki pola pertumbuhan yang fasikuler,
spindle, dan leimimatous. Jenis ini jarang muncul didaerah kepala
dan leher, dan sering muncul didaerah paratestikuler.5. Anaplastik
Rabdomiosarkoma : Dulunya jenis ini dikenal dengan nama Pleomorfik
Rabdomiosarkoma, tumor ini adalah tumor yang paling jarang terjadi,
paling sering diderita oleh pasien berusia 30-50 tahun.Manifestasi
KlinikTerdapat berbagai macam manifestasi klinik pada RMS, perlu
disadari bahwa penderita RMS terutama anak-anak mungkin mendapat
gejala-gejala yang berbeda satu dengan yang lain tergantung dari
lokasi tumor itu sendiri. Gejala sering kali tidak muncul sebelum
tumor mencapai ukuran yang besar, teristimewa jika tumor terletak
pada jaringan otot yang dalam pada perut. Ini adalah manifestasi
klinik yang paling sering terjadi pada RMS. Massa dari RMS yang
dapat dilihat dan dirasakan, bisa dirasakan nyeri maupun tidak.
Perdarahan pada hidung, vagina, rectum, atau mulut dapat terjadi
jika tumor terletak pada area ini. Rasa geli, nyeri serta
pergerakan dapat terjadi jika tumor menekan saraf pada area yang
terkena. Penonjolan serta kelopak mata yang layu, dapat
mengindikasikan suatu tumor dibelakang area ini.Pemeriksaan
Penunjang a. Pemeriksaan Laboratorium Pada pemeriksaan darah :
Dapat dijumpai anemia, hal ini dapat diakibatkan adanya suatu
proses inflamasi, atau pansitopenia dapat terlihat pada bone
marrow. Tes fungsi hati, termasuk pemeriksaan LDH, AST, ALT,
alkalin fosfatase, dan level bilirubin. Suatu proses metastase pada
hati dapat membuat perubahan pada jumlah dari protein-protein
tersebut. Tes fungsi hati juga perlu dilakukan sebelum memulai
kemoterapi. Tes fungsi ginjal, termasuk pemeriksaan pada BUN dan
kreatinin : Fungsi ginjal juga harus diperiksa sebelum dilakukan
kemoterapi. Urinalisis (UA) : Terdapatnya hematuria dapat
mengindikasikan terlibatnya GU tract dalam proses metastase tumor.
Elektrolit dan kimia darah : perlu dilakukan pengecekan terhadap
sodium, potassium, klorida, karbon dioksida, kalsium, fosfor, dan
albumin.b. Pemeriksaan Radiologi MRI : MRI meningkatkan kejelasan
jika terdapat invasi tumor pada organ-organ tubuh. Terutama pada
orbita, paraspinal, bagian parameningeal CT-Scan : CT-Scan pada
dada perlu dilakukan sebagai evaluasi apakah terdapat metastase
pada paru-paru. CT-Scan dada baik dilakukan sebelum dilakukan
operasi untuk menghindari kesalaham dimana atelektasis dapat
disangka sebagai proses meastase. CT juga dapat membantu dalam
mengevaluasi tulang, apakah terdapat erosi tulang dan untuk follow
up terhadap respon dari terapi. CT pada hati dengan tumor primer
pada bagian abdomen atau pelvis sangat membantu untuk mengetahui
jika adanya metastase. Pada foto polos : foto pada dada sangat
membantu untuk mengetahui adanya kalsifikasi dan keterlibatan
tulang dalam pada tumor primer dan untuk mengetahui apakah terdapat
metastase pada paru-paru. Bone scanning : Untuk mencari jika
terdapat metastase pada tulang. USG : Untuk memperoleh gambaran
sonogram dari hati pada pasien dengan tumor primer pada abdomen dan
pelvis.DiagnosaDiagnosa dari RMS selain dari gejala-gejala klinik
yang Nampak jelas, diperlukan pemeriksaan penunjang berupa : Biopsi
tumor. Pemeriksaan darah dan urine. Pemeriksaan Radiologis :
CT-Scan, MRI, USG, Bone Scans. Lumbal punksi. Aspirasi sumsum
tulang.
TerapiTerapi pada penderita RMS melibatkan kombinasi dari
operasi, kemoterapi, dan terapi radiasi. Karena pengobatan yang
akan dijalani kompleks dan lama, terlebih khusus pada anak-anak
banyak hal yang perlu diperhatikan, maka pasien yang akan menjalani
pengobatan, perlu dirujuk ke pusat-pusat kanker yang lengkap
terlebih khusus buat anak-anak. Rabdomiosarkoma yang terdapat pada
lengan atau kaki dipertimbangkan untuk diamputasi. Setelah terapi
dilaksanakan seorang penderita tetap harus dipantau untuk melihat
apakah tumor tersebut telah hilang atau tetap ada, dalam hal ini
digunaka pemeriksaan penunjang seperti CT-Scan, bone-scans,
x-ray.Terapi OperatifTerapi operatif pada penderita RMS bervariasi,
bergantung dari lokasi dari tumor itu. Jika memungkinkan dilakukan
operasi pengangkatan tumor tanpa menyebabkan kegagalan fungsi dari
tempat lokasi tumor. Walaupun terdapat metastase dari RMS,
pengangkatan tumor primer haruslah dilakukan, jika hal itu
memungkinkan.Terapi MedikamentosaTerapi ini dimaksudkan untuk
membunuh sel-sel tumor melalui obat-obatan. Kemoterapi kanker
adalah berdasarkan dari pemahaman terhadap bagaimana sel tumor
berreplikasi/bertumbuh, dan bagaimana obat-obatan ini
mempengaruhinya. Setelah sel membelah, sel memasuki periode
pertumbuhan (G1), diikuti oleh sintesis DNA (fase S). Fase
berikutnya adalah fase premiosis (G2) dan akhirnya tiba pada fase
miosis sel (fase M). Obat-obat anti neoplasma bekerja dengan
menghambat proses ini. Beberapa obat spesifik pada tahap pembelahan
sel ada juga beberapa yang tidak.PrognosisPrognosis dari penyakit
RMS bergantung pada : Staging dari penyakit Lokasi serta besar dari
tumor. Ada atau tidaknya metastase. Respon tumor terhadap terapi.
Umur serta kondisi kesehatan dari penderita. Toleransi penderita
terhadap pengobatan, prosedur terapi. Penemuan pengobatan yang
terbaru.Pada pasien dengan RMS yang terlokalisasi, dapat mencapai
angka harapan hidup 5 tahun >80% dengan kombinasi dari operasi,
terapi radiasi, dan kemoterapi. Pada pasien dengan tumor yang telah
bermetastase, telah terjadi peningkatan serta perkembangan yang
baik dalam hal angka harapan hidup 5 tahun, dimana telah mencapai 3
cm dilakukan biopsi incisi. Untuk kasus kasus tertentu bila
pemeriksaan Histo PA meragukan, dilakukan pemeriksaan
imunohistokimia.Setelah dilakukan pemeriksaan di atas Diagnosis
Klinis Onkologi telah dapat ditegakkan, selanjutnya ditentukan
Stadium Klinik tumor soft tissue Sesuai tabel di atas.Sebelum
melakukan tindakan terapi terlebih dahulu harus dipastikan apakah
kasus tumor soft tissue tersebut kurabel atau tidak, resektabel
atau tidak, dan harus dipastikan modalitas apa yang dimiliki
(operasi, radiasi, khemoterapi), serta kemungkinan tindakan
rehabilitasi.
2.6 Penatalaksanaan (9)Pada dasarnya prinsip penatalaksanaan
untuk tumor jinak jaringan lunak adalah eksisi yaitu pengangkatan
seluruh jaringan tumor. Tapi penatalaksanaan berbeda pada sarkoma
jaringan lunak.Prosedur terapi untuk sarkoma jaringan lunak yaitu
dibedakan atas lokasinya, antara lain :a. Ekstremitasb.
Visceral/retroperitonealc. Bagian tubuh laind. SJL dengan
metastasis jauha. EkstremitasPengelolaan SJL di daerah ekstremitas
sedapat mungkin haruslah dengan tindakan the limb-sparring
operation dengan atau tanpa terapi adjuvant (radiasi/khemoterapi).
Tindakan amputasi harus ditempatkan sebagai pilihan terakhir.
Tindakan yang dapat dilakukan selain tindakan operasi adalah dengan
khemoterapi intra arterial atau dengan hyperthermia dan limb
perfusion.1. SJL Pada Ekstremitas yang ResektabelSetelah diagnosis
klinis onkologi dan diagnosis histopatologi ditegakkan secara
biopsi incisi/ eksisi, dan setelah ditentukan gradasi SJL serta
stadium klinisnya, maka dilakukan tindakan eksisi luas. Untuk SJL
yang masih operabel / resektabel, eksisi luas yang dilakukan adalah
eksisi dengan curative wide margin yaitu eksisi pada jarak 5 cm
atau lebih dari zona reaktif tumor yaitu daerah yang mengalami
perubahan warna disekitar tumor yang terlihat secara inspeksi, yang
berhubungan dengan jaringan yang vaskuler, degenerasi otot, edema
dan jaringan sikatrik. Untuk SJL ukuran < 5 cm dan gradasi
rendah, tidak ada tindakan ajuvantsetelah tindakan eksisi luas.
Bila SJL ukuran > 5 cm dan gradasi rendah, perlu ditambahkan
radioterapi eksterna sebagai terapi ajuvan. Untuk SJL ukuran 5-10
cm dan gradasi tinggi perlu ditambahkan radioterapi eksterna atau
brakhiterapi sebagai terapi ajuvan. Bila SJL ukuran > 10 cm dan
gradasi tinggi, perlu dipertimbangkan pemberian khemoterapi
preoperatif dan pasca operatif disamping pemberian radioterapi
eksterna atau brakhiterapi.2. SJL Pada Ekstremitas yang Tidak
Resektabel Ada 2 pilihan yang dapat dilakukan, yaitu : Sebelum
tindakan eksisi luas terlebih dahulu dilakukan radioterapi
preoperatif atau neo ajuvan khemoterapi sebanyak 3 kali. Pilihan
lain adalah dilakukan terlebih dahulu eksisi kemudian dilanjutkan
dengan radiasi pasca operasi atau khemoterapi.Eksisi yang dapat
dilakukan : Eksisi wide margin yaitu 1 cm diluar zona reaktif.
Eksisi marginal margin yaitu pada batas pseudo capsul. Eksisi
intralesional margin yaitu memotong parenchim tumor atau de
bulking, dengan syarat harus membuang massa tumor > 50% dan
tumornya harus berespon terhadap radioterapi atau khemoterapi.Perlu
perhatian khusus untuk SJL yang tidak ada respon terhadap
radioterapi atau khemoterapi dapat dipertimbangkan tindakan
amputasi.3. SJL Pada Ekstremitas yang ResidifBila masih resektabel
dilakukan eksisi luas dilanjutkan terapi ajuvan radioterapi /
khemoterapi. Bila sebelumnya pernah mendapat terapi ajuvan, perlu
dipertimbangkan kembali apakah masih mungkin untuk khemoterapi
ajuvan dengan regimen yang berbeda atau radiasi dengan modalitas
yang lain. Untuk kasus residif yang tidak resektabel dilakukan
amputasi, bila pasien menolak dapat dipertimbangkan pengelolaan
seperti kasus primer yang tidak resektabel.
b. Viseral / Retroperitoneal Jenis histopatologi yang sering
ditemukan adalah liposarkoma dan leiomiosarkoma. Bila dari
penilaian klinis / penunjang ditegakkan diagnosis SJL viseral /
retroperitoneal harus dilakukan pemeriksaan tes fungsi ginjal dan
pemeriksaan untuk menilai pasase usus. Sebelum operasi dilakukan
persiapan kolon untuk kemungkinan dilakukan reseksi kolon.
Modalitas terapi yang utama untuk SJL viseral / retroperitoneal
adalah tindakan operasi.Bila SJL telah menginfiltrasi ginjal dan
dari tes fungsi ginjal diketahui ginjal kontralateral dalam kondisi
baik, maka tindakan eksisi luas harus disertai dengan tindakan
nefrektomi. Dan bila telah menginfiltrasi kolon, maka dilakukan
reseksi kolon.Seringkali tindakan eksisi luas yang dilakukan tidak
dapat mencapai reseksi radikal karena terbatas oleh organ-organ
vital seperti aorta, vena cava, dan sebagainya, sehingga tindakan
yang dilakukan tidak radikal dan terbatas pada pseudo kapsul. Untuk
kasus yang demikian perlu dipikirkan terapi ajuvan, berupa
khemoterapi dan atau radioterapi. Setelah dilakukan pemeriksaan
laboratorium / pemeriksaan penunjang ditegakkan diagnosis SJL
viseral / retroperitoneal, kemudian dilakukan eksisi luas yang
harus dinilai apakah tindakannya eksisi dengan wide margin atau
marginal margin atau intra lesional.1. Bila tindakan adalah reseksi
radikal maka harus ditentukan gradasi dan ukuran tumor Bila gradasi
rendah, selanjutnya cukup di follow up Bila gradasi tinggi dan
ukuran < 10 cm, cukup di follow up Bila gradasi tinggi dan
ukuran > 10 cm maka harus dilanjutkan dengan tindakan
khemoterapi ajuvan dan atau radioterapi.2. Bila tindakan tidak
radikal maka harus dilanjutkan dengan tindakan khemoterapi ajuvan
dan atau radioterapi.c. Bagian Tubuh Lain Bila tumor masih
resektabel, dilakukan eksisi, umumnya dengan marginal margin,
dilanjutkan dengan radioterapi ajuvan. Bila tumor tidak resektabel,
dilakukan radioterapi preoperatif dilanjutkan dengan tindakan
eksisi marginal margin. Bila tidak memungkinkan untuk tindakan
eksisi luas, maka dilakukan radioterapi primer atau khemoterapi.
Pada SJL di kepala dan leher yang tidak mungkin dilakukan eksisi
luas maka dapat diberikan khemo radiasi.d. Dengan Metastasis
JauhBila lesi metastasis tunggal masih operabel / resektabel dapat
dilakukan tindakan eksisi, tetapi bila tidak dapat dieksisi, maka
dilakukan khemoterapi dengan Doxorubicin sebagai obat tunggal atau
dengan obat khemoterapi kombinasi, yaitu Doxorubicin + Ifosfamide,
terutama untuk pasien dengan status performance yang baik.Obat-obat
kombinasi yang lain adalah : Doxorubicin + Dacarbazine CyVADIC
Doxorubicin + Ifosfamide Mesna + Dacarbazine
2.7 Prognosis (2,9)Prognosis dari sarkoma jaringan lunak
bergantung pada : Staging dari penyakit Lokasi serta besar dari
tumor. Ada atau tidaknya metastase Respon tumor terhadap terapi.
Umur serta kondisi kesehatan dari penderita. Toleransi penderita
terhadap pengobatan, prosedur terapi. Penemuan pengobatan yang
terbaru.Status Penampilan WHO (1979)0 Baik, dapat bekerja normal1
Cukup, tidak dapat bekerja berat, ringan bisa2 Lemah, tidak dapat
bekerja, tetapi dapat berjalan dan merawat diri sendiri 50% dari
waktu sadar3 Jelek, tidak dapat berjalan, dapat bangun dan merawat
diri sendiri, perlu tiduran >50% waktu sadar4 Jelek sekali,
tidak dapat bangun dan merawat diri sendiri, hanya tiduran saja
Status Karnofsky100%: mampu melaksanakan aktivitas normal, tanpa
keluhan/ tidak ada kelainan.90%: tidak perlu perawatan khusus,
keluhan gejala minimal.80%: tidak perlu perawatan khusus, dengan
beberapa keluhan/gejala.70%: tidak mampu bekerja, mampu merawat
diri.60%: kadang perlu bantuan tetapi umumnya dapat melakukan untuk
keperluan sendiri.50%: perlu bantuan dan umumnya perlu
obat-obatan.40%: tidak mampu merawat diri, perlu bantuan dan
perawatan khusus.30%: perlu pertimbangan rawat di rumah sakit.20%:
sakit berat, perlu perawatan di rumah sakit.10%: mendekati
kematian0%: meninggal Rest in Peace and No PainUntuk mencapai angka
ketahanan hidup (survival rate) yang tinggi maka diperlukan : Kerja
sama yang erat dengan disiplin lain. Diagnosis klinis yang tepat
Startegi pengobatan yang tepat, dimana masalah ini tergantung dari
Evaluasi patologi anatomic pascaa bedah Evaluasi derajat kegansan
Perlu atau tidaknya terapi adjuvant (kemoterapi atau
radioterapi)
BAB IIIKESIMPULAN
1. Jaringan lunak adalah bagian dari tubuh yang terletak antara
kulit dan tulang serta organ tubuh bagian dalam. Yang tergolong
jaringan lunak adalah yang berasal dari jaringan embrional mesoderm
yaitu jaringan ikat, otot,pembuluh darah dan limfe, jaringan lemak,
dan selaput saraf.2. Etiologi dari tumor jaringan lunak bisa
disebabkan oleh kondisi genetic, radiasi, lingkungan karsinogen,
infeksi, dan trauma.3. Penilaian gradasi hitopatologis dapat
ditentukan dari tingkat selularitas, ukuran tumor, jumlah mitosis,
dan staging.4. Diagnosis dapat ditegakkan dari anamnesis yaitu
tumor jinak biasnya tumbuh lambat, tidak cepat membesar, bila
diraba terasa lunak dan bila tumor digerakan relatif mudah
digerakan. Sedangkan pertumbuhan kanker jaringan lunak relatif
cepat membesar,berkembang menjadi benjolan yang keras, dan bila
digerakan agak ssular serta dapat menyebar ke seluruh terutama
paru-paru.5. Pada dasarnya prinsip penatalaksanaan untuk tumor
jinak jaringan lunak adalah eksisi yaitu pengangkatan seluruh
jaringan tumor. Tapi penatalaksanaan berbeda pada sarcoma jaringan
lunak karena dibedakan atas lokasinya, antara lain: ekstremitas,
visceral, bagian tubuh lain, dan SJL dengan metastasis jauh.6.
Prognosis dari sarkoma jaringan lunak bergantung pada : staging,
lokasi serta besar tumor, respon tumor terhadap terapi, umur serta
kondisi kesehatan dari penderita, dan penemuan pengobatan baru.
DAFTAR PUSTAKA1. Tassya,A.2011.Tumor jaringan Lunak
(http://www.dokterbook.com/2011/12/soft-tissue-tumor/) diakses
tanggal 10 Mei 2012.2. I Dewa Gede Sukardja.2005. Onkologi
Klinik.Edisi 2. Airlangga University Press.Surabaya.3.
http://www.anatomyatlases.org/MicroscopicAnatomy/Section03/Plate0340.shtml
diakses tanggal 20 Mei 2012.4.
http://www.tutorvista.com/content/biology/biology-iii/animal-histology/connective-tissue-proper.php
diakses tanggal 20 Mei 2012.5.
http://www.anatomyatlases.org/MicroscopicAnatomy/Section05/Plate0568.shtml
diakses tanggal 20 Mei 2012.6.
http://www.anatomyatlases.org/MicroscopicAnatomy/Section08/Plate08152.shtml
diakses tanggal 20 Mei 2012.7.
http://www.anatomyatlases.org/MicroscopicAnatomy/Section06/Plate06121.shtml
diakses tanggal 20 Mei 2012.8. Staf Pengajar Bagian Ilmu Bedah
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2011. Kumpulan Kuliah
Ilmu Bedah. Jakarta.9.
http://ilmubedah.info/sarkoma-jaringan-lunak-soft-tissue-sarcoma-20110509.html
diakses tanggal 10 Mei 2012.10. Dei Tos AP (Agustus 2008).
"Liposarcoma: entitas baru dan konsep yang berkembang" diakses
tanggal 10 Mei 2012.11. Goldstein-Beras, E (2008). "Pentingnya
Perawatan di Pusat Khusus untuk sarkoma" diakses tanggal 10 Mei
2012.12. Ettinger, Stephen J.; Feldman, Edward C. (1995) Buku
Kedokteran Internal Hewan (4th ed ed.)... WB Saunders Company.13.
Eary, J. F.; O'Sullivan, F.; Powitan, Y.; Chandhury, K. R.; Vernon,
C.; Bruckner, J. D.; and Conrad, E. U.: Sarcoma tumor FDG uptake
measured by PET and patient outcome: a retrospective analysis. Eur
J Nucl Med Mol Imaging, 29(9): 1149-54, 2002.14. World Health
Organization Classification of Tumors: Pathology and Genetics of
Tumors of Soft Tissue and Bone. Edited by Fletcher CDM, U. K.,
Mertens F., Lyon, France, IARC Press, 2002.15. Virchow R. Ueber
Makroglossie und pathologische Neubildung quergestreifter
Muskelfasern. Virchows Arch (Pathol Anat).16. Batchelor RJ, Lyon
CC, Highet AS. Successful treatment of pain in two patients with
cutaneous leiomyomata with the oral alpha-1 adrenoceptor
antagonist, doxazosin. Br J Dermatol. Apr 200417. Martin RG.
Malignant tumors of the small intestine. Surg Clin North Am. Aug
1998.18. D'Adamo D. Advances in the treatment of gastrointestinal
stromal tumor. Adv Ther. Oct 2 2009;epub ahead of print.19.
Bjorndal Sorensen K, Godballe C, Ostergaard B, Krogdahl A. Adult
extracardiac rhabdomyoma: light and immunohistochemical studies of
two cases in the parapharyngeal space. Head Neck. Mar 200620.
http://ilmubedah.info/rhabdomyosarcoma-20120421.html diakses
tanggal 8 Mei 2012.21. Toro JR, Travis LB, Wu HJ, Zhu K, Fletcher
CD, Devesa SS. Incidence patterns of soft tissue sarcomas,
regardless of primary site, in the surveillance, epidemiology and
end results program, 1978-2001: An analysis of 26,758 cases. Int J
Cancer. Dec 15 2006.22. Lahat G, Dhuka AR, Hallevi H, Xiao L, Zou
C, Smith KD, et al. Angiosarcoma: clinical and molecular insights.
Ann Surg. Jun 2010.23. Muir D, Neubauer D, Lim TI, Yachnis AT,
Wallace MR. . (2003) "Tumorigenic Sifat Neurofibromin-Kekurangan
Sel Schwann Neurofibroma." American Journal of Pathology .24.
Mautner VF, Friedrich RE, von Deimling A, Hagel C, Korf B, Knfel
MT, Wenzel R, Fnsterer C. (2003). "Ganas tumor selubung saraf
perifer di neurofibromatosis tipe 1: MRI mendukung diagnosis
neurofibroma plexiform ganas." American Journal of Pathology 45
(9).25. Eilber FC, Dry SM. Diagnosis and management of synovial
sarcoma. J Surg Oncol. 2008.