Top Banner
Cakrawala Pendidikan , Juni 1999, Th XVIII, No.3 93 REFORMASI PENDIDIKAN UNTUK MENGURANGI PERILAKU ANARKI MENUJU D. are interrelation alTIOng and involved the process of lnrl·l'\T1rll1''l1 education course and persons who democratic values In a and prosperous Pendahuluan Flal yang ironisjika bangsa Indonesia yang selama tentraln dan dalnai yang berlandaskan tiba-tiba digoncang dengan peristiwa yang sangat memprihatinkan. Berbagai peris- tiwa yang sudah terjadi, seperti praktek DOM di Aceh, peristiwa Tanjung Priok'l Lalupung'l 27 luli, Dili, dan yang terjadi di Irian Jaya'l bahkan Inenyusul juga peristiwa pertengahan Mei 1998 yang sangat traumatis, ditalnbah dengan peristiwa Banyuwangi., Semanggi'l Ketapang., Kupang, Alnbon'l dan lain sebagainya. Berbagai krisis yang sedang terjadi di negara kita, boleh jadi sebagai pelnicu terjadinya peristiwa- tersebut. Akan tetapi'l selnua peristiwa yang selalu Inelnakan korban tnanusia tersebut tnenggalnbarkan satu fen0111ena baru bahwa perilaku anarkhis111e sedang terus berlangsung di dalalTI rpasyarakat kita. Bahkan, anarkhislne dapat siap teJjadi setiap saatjika keadaan enl0sional tnasyarakat tidak terkendali. Pada saat sekarang ada kecenderungan bahwa emotional- behavior tanlpaknya lneningkat di semua lapisan kita. Pertanyaan yang lnuncul dalam diri kita adalah "s1apakah yang salah dalam hal ini?" Mencari sUlTIber pokok dan sebuah persoalan bukanlah pekerjaan yang tTIudah karena sebuah persoalan seringkali mengandung berbagai aspek yang bersifat kOlTIpleks. Akan tetapL dalam mengkaji Inasalah perilaku Inanusia maka aspek pendidikan tnenjadi dOlninan dan penting untuk dikaji. Jika benar bahwa sistelTI pendidikan ikut berperan di dalam tnelllbentuk dasar dan perilaku anarkisme maka dapatlah dikatakan bahwa ada yang salah dalam sistem The acts of anarchy occurring in social life Inay be caused by the unsuccessful implementation of the national educational systeln in the course of shaping society Inelnbers into and dignified individuals who live well. What has been wrong in the application of the national educational system has been the utilization of education as a tool to maintain authority rather than an effort of humanizing man. In so doing the national educational system has also eliminated the individual freedom of expression and creativity. A reformation of the national education for the purpose of supporting the formation of a civil society is Kata klU1Ci : -:l1"lt]Ir'VI-\1C"1..."a reformasi oerldtcUKaLn nasional, Inasyarakat lnadani Abstract tindakan anarki di dalaln fi\vIIIUULJ(.I!l kita, boleh disebabkan bel ber'ha::Hlrlya pelaks;an<lan sistem nasional Inengalntalrkatn warga masyarakatnya menjadi individu yang bermartabat, dan hidup sejahtera. Kesalahan pemerintah dalam Inenerapkan sistem pen- didikan nasionallnenjadikan pendidikan sebagai alat untuk lnelnpertahankan kekuasaan, dan bukan sebagai upaya untuk tnetnanusiakan lnanusia. Sistem pendidikan nasional juga telah Inenghilangkan kebebasan individu untuk berkehendak, dan untuk berkreasi. Refonnasi pendidikan nasional yang bertujuan untuk tnendukung terbentuknya lnasyarakat madani lnenjadi penting untuk dilaksanakan. Agenda refonnasi pendidikan hanya mlU1gkin berhasil jika terjadi keterkaitan dan kerelaan selnua pihak yang terlibat di dalam proses pendidikan, baik individu Inaupun masyarakat di dalam Inembentuk masya- rakat manusia yang berbudaya, bermartabat, dan lnenjunjung tinggi nilai demokrasi di dalam membangun masyarakat yang damai dan sejahtera. REFORMATION OF NATIONAL EDUCATION TO REDUCE ANARCHY AND TO BUILD A CIVIL SOCIETY
7

REFORMASI PENDIDIKAN UNTUK MENGURANGI PERILAKU ANARKI

Oct 05, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: REFORMASI PENDIDIKAN UNTUK MENGURANGI PERILAKU ANARKI

Cakrawala Pendidikan , Juni 1999, Th XVIII, No.3 93

REFORMASI PENDIDIKAN UNTUKMENGURANGI PERILAKU ANARKI MENUJU

D.

are interrelation alTIOng andinvolved the process of lnrl·l'\T1rll1''l1

education courseand persons who democratic valuesIn a and prosperous

Pendahuluan

Flal yang ironisjika bangsa Indonesia yang selamatentraln dan dalnai yang berlandaskantiba-tiba digoncang dengan

peristiwa yang sangat memprihatinkan. Berbagai peris­tiwa yang sudah terjadi, seperti praktek DOM di Aceh,peristiwa Tanjung Priok'l Lalupung'l 27 luli, Dili, danyang terjadi di Irian Jaya'l bahkan Inenyusul jugaperistiwa pertengahan Mei 1998 yang sangat traumatis,ditalnbah dengan peristiwa Banyuwangi., Semanggi'lKetapang., Kupang, Alnbon'l dan lain sebagainya.

Berbagai krisis yang sedang terjadi di negara kita,boleh jadi sebagai pelnicu terjadinya peristiwa­

tersebut. Akan tetapi'l selnua peristiwa yangselalu Inelnakan korban tnanusia tersebuttnenggalnbarkan satu fen0111ena baru bahwa perilakuanarkhis111e sedang terus berlangsung di dalalTI

rpasyarakat kita. Bahkan,anarkhislne dapat siap teJjadi setiap saatjika keadaanenl0sional tnasyarakat tidak terkendali. Pada saatsekarang ada kecenderungan bahwa emotional­behavior tanlpaknya lneningkat di semua lapisanInasyara~atkita. Pertanyaan yang lnuncul dalam dirikita adalah "s1apakah yang salah dalam hal ini?"

Mencari sUlTIber pokok dan sebuah persoalanbukanlah pekerjaan yang tTIudah karena sebuahpersoalan seringkali mengandung berbagai aspek yangbersifat kOlTIpleks. Akan tetapL dalam mengkajiInasalah perilaku Inanusia maka aspek pendidikantnenjadi dOlninan dan penting untuk dikaji. Jika benarbahwa sistelTI pendidikan ikut berperan di dalamtnelllbentuk dasar dan perilaku anarkisme makadapatlah dikatakan bahwa ada yang salah dalam sistem

The acts of anarchy occurring in social life Inay becaused by the unsuccessful implementation of the nationaleducational systeln in the course ofshaping society Inelnbersinto cultur~d and dignified individuals who live well.

What has been wrong in the government~s

application of the national educational system has been theutilization ofeducation as a tool to maintain authority ratherthan an effort of humanizing man. In so doing the nationaleducational system has also eliminated the individualfreedom of expression and creativity.

A reformation of the national education for thepurpose of supporting the formation of a civil society is

Kata klU1Ci : -:l1"lt]Ir'VI-\1C"1..."a reformasi oerldtcUKaLn nasional,Inasyarakat lnadani

Abstract

tindakan anarki di dalaln fi\vIIIUULJ(.I!l

kita, boleh disebabkan belber'ha::Hlrlya pelaks;an<lan sistem nasionalInengalntalrkatn warga masyarakatnya menjadi individu yang

bermartabat, dan hidup sejahtera.

Kesalahan pemerintah dalam Inenerapkan sistem pen­didikan nasionallnenjadikan pendidikan sebagai alat untuklnelnpertahankan kekuasaan, dan bukan sebagai upaya untuktnetnanusiakan lnanusia. Sistem pendidikan nasional jugatelah Inenghilangkan kebebasan individu untukberkehendak, dan untuk berkreasi.

Refonnasi pendidikan nasional yang bertujuan untuktnendukung terbentuknya lnasyarakat madani lnenjadipenting untuk dilaksanakan. Agenda refonnasi pendidikanhanya mlU1gkin berhasil jika terjadi keterkaitan dan kerelaanselnua pihak yang terlibat di dalam proses pendidikan, baikindividu Inaupun masyarakat di dalam Inembentuk masya­rakat manusia yang berbudaya, bermartabat, danlnenjunjung tinggi nilai demokrasi di dalam membangunmasyarakat yang damai dan sejahtera.

REFORMATION OF NATIONALEDUCATION TO REDUCE ANARCHY

AND TO BUILD A CIVIL SOCIETY

Page 2: REFORMASI PENDIDIKAN UNTUK MENGURANGI PERILAKU ANARKI

94

pendidikan nasional kita. Oleh karena itu., refonnasipendidikan nasional perlu dilakukan~

Perilaku Anarkis

Pernerintah didirikan untuk menciptakan danmenjaga ketertiban, serta untuk Inelindungi rakyat daritindak kekerasan sesama merekamaupun ancalnan danluar negeri. Dengan lain kata, anarkisme dapat diartikantak ada ketertiban sarna sekali dan tak ada perlindungansarna sekali. Anarki berarti kekacauan dan kekisruhan.Anarki diartikan sarna sekali tak ada pemerintah dansarna sekali tak ada hukum (Hoffman,· 1999: 463).Anarkisme adalah teori yang mengulnandangkananarki.

Salah satu ciri keyakinan anarkisme adalah se­mangat untuk melnberontak terhadap tatanan masya­rakat mapan, dan unsur inilah satu dari segelintir unsuryang ~iyakini semua anarkis. Pemberontakan lnerekaada yang murni bersifat filosofis., ada yang berusahamengubah tatanan lnasyarakat lewat cara-cara damaLada yang berupa kekerasanagitasi, revolusi. (Hofflnan,1999:463)

Motivasi pemberontakan mengarah ke segala kon­disi sosial yang dipikimya rnenindas manusia, sepertihalnya pemerintah, hak milik pribadi yang berlebihan,serta sejumlah lelnbaga sosial yang oleh kaum non­anarkis dianggap sebagai pilar-pilar yang adil dalalnmasyarakat yang tertib dan tentraln.

Perilaku para anarki adalah menyerang apa yangbagi orang lain vital sehingga orang tidak dapat mento­lerir anarkisme. Anarkisme pada dasarnya anti sosialsehingga tergarnbar perilaku yang Inencerminkan ke­merdekaan individual (Hoilman, 1999:. 464).

Kebanyakan anarkis' Inenghendaki terciptanya·masyarakat adit dan bersatu, tetapi ada perbedaangagasan atau ide dengan pikiran kita. Para anarkismempunyai keyakinan bahwa Iflallusia bisasepenuhnya menjadi Inakhluk sosiaL dan bila tiapindividu sungguh-sungguh bebas, masyarakatnya punakan hebas. Mereka ingin agar masyarakat diaturberdasarkan kerja sarna sukarela., dan pengendaliandiri oleh tiap individu sendiri., bukan lewat kekuasaanpemaksa. Mereka yakin bahwa tiap individu mampumempertahankan ketertiban dartkeadilan sosial tanpacampur tangan otoritas dari luar. (Hoffman, 1999:466). Dengan dernikian dapat juga dikatakan bahwapara anarkis mempercayai pada sesuatu yang dalamarti tertentu menyerupai "pemerintah", tapi"pemerintah" versi anarkis adalah pemerintah dirisendiri oleh diri sendiri, bukan pelnerintah sebagianorang at~s sebagian orang lainnya.

Cakrawala Pendldikan, Juni 1999, Th XVIII, NO.3

Bila kita kaji keyakinan yang dinliliki oleh paraanarkis maka ada pertanyaan yang munculdalam dirikita bahwa "bagailnana kita bisa berubah danmengubah masyarakat bil~ tanpa pengarah?"Kelelnahan yang dimiliki oleh para anarkis adalahketidakjelasan tentang bentuk aturan-aturan yang dapatdiberlakukan kepada individu untuk mengekang ataupun mengatur perilaku Inereka. Bagaimanapun jugakebebasan yang tidak dikendalikan pada umumnyaakan menghasilkan tindakan se\venang-wenang. dantakjarang Inenilnbulkan korban manusia. Sebaliknya,tindakan-tindakan yang diatur oleh hukum yang adillebih dapat Inencerluinkan sebuah kebebasankententralnan., dan kedamaian. '

Oleh karenanya, pelnerintah berdasarkan hukumyang adiI dapat Inendorong terciptanya kebebasan~

Kehidupan orang bebas Inenurut aturan-aturan rasionallebih In.~nJalnin terciptanya kehidupao yang alllall dandamai. Menurut Rob'ert Hofflnan (1999: 474),bahwahidup Inenurut aturan-aturan penalaran yang tepatInembebaskan manusia untuk Inelatih dan mengelll­bangkan kelnarnpuan-kemampuan alamiah. Dengancara tersebut, kernajuan sosial d~pat tercapai. Bagai­manapun, pemerintah diperlukan untuk menjamm agartiap individu punya kesempatan·untuk hidup sepertittu. Pelnerintah juga diperlukan untuk merumuskanaturan-aturan, serta mengajarkannya pada orang-orangyang tak mampu merumuskannya.

Berdasarkan pemikiran Hoffman dapatlah disim...pulkan bahwa pemerintahan yang dapat memberlaku­kan hukwn secara adillnerupakan dasar terbentuknyasebuah kebebasan yang terkendali bagi setiap individu\.lntuk Inengembangkan potensi dirinya. Dengan katalain, tindakan anarkisme tidak akan terjadi jika di dalammasyarakat terkondisikan dengan kehidupan yanglnenempatkan pentingnya lnartabat semua manusia.

Membentuk masyarakat Inanusia yang berbudayadan berlnartabat bl.1kanlah pekerjaan yang ml.1dah.Proses pelnbentukan tersebut merupakan proses sosi­alisasi dan proses internalisasi yang berlangsungsecara teruS-lnenerus antargenerasi. Pada proses sosi­alisasl' dan internalisasi inilah dunia pendidikanInell1iliki peranyang sangat penting. Sistempendidikan nasional sebagai kerangka kerja nasionaldi dalam mengantarkan warganya menjadi manusia

·,yang b.erbudaya dan bennartabat menjadi dasar bagisemua proses pendidikan individu yang berlangsungdalam suatu negara. Oleh karenanya, sistempendidikan nasional ikut bertanggungjawab terhadapsemua kegagalan maupun persoalan yang berkaitandengan Inasalah kehidupan perilaku warga masyarakat.

Page 3: REFORMASI PENDIDIKAN UNTUK MENGURANGI PERILAKU ANARKI

Cakrawala Pendidikan, Juni 1999, Th XVIII, NO.3 95

De]~beda(ln-1nel'helcia2ln antara anak dan kurikulunlbatas yang dalam 3

9"lL.a.~"C'I"''''''' I milik si anakruang dan waktu batas yang

keludlLlP2Ln anak yang satu danversus dan pelnbagian dalam kurikulum.

ikatan-ikatan praktis-emosional dalam kehi-anak versus abstrak klasifikasi

dan pengaturan logis. Dengan adanya versus-versuskonflik tersebut'l tulnbuh sekte-sekte pendidikan yangberbeda.

i Y.l'l.....':H."-.li-/I..-Ul pen,:11C11K2ln Inemiliki hPo1roh'JI0"'Cl1

dalalTI proses mencenninkanberbagai kOlnpleksitas persoalan yang belum t-C>.~"11,r·1~tr<,.....

se01elULlllIlva. Sebagailnana ditulis oleh Johnbahwa

8. Jika kita Inenuntut agar pengajaran mestiInemenuhi tolok ukur dalam keilmuan, ini tidaklahInengancam kebebasan mengajar. Kebebasanlllengajar terancam hila ada IVAI.1l-rv"\r\r\v

Persoalan yang dunia seslli1g-guhnya tidak hanya berhubungan dengan proses danhasil dari proses pendidikan itu sendiri. Akan tetapiyang lebih problematik adalah ketidakberhasilanperan lembaga pendidikan sebagai penyelenggara.Pemerintah yang selama ini dipercaya sebagaiperencana pendidikan nasional, Inendapat berbagaikritikan tajam karena kegagalannya di dalammenerapkan sistetTI pendidikannya.

Berbagai kritikan tajalTI yang dilontarkan kepadapemerintah tentang pelaksanaan sistem pendidikannasional sebagailTIana ditulis oleh Joel H. Spring( 1997: 501-507) antara lain adalah:

1. Pendidikan nasional di tangan negara akan menjadipelayan kepentingan politis orang-orang yangberkuasa.

2. Pendidikan di tangan agen akanluelnbuka keselnpatan bagi mereka untuklnelnanfaatkan pendidikan demi kekuasaan111ereka.

3. Pendidikan dimonopoli oleh pemerintah. Dalamlnasyarakat industri, pendidikan cenderung untukInemenuhi kebutuhan ekonomis daripada sebagaijalan untuk memanusiakan manusia.

4. Sekolah dikendalikan oleh pemerintah dengandikondisikan supaya patuh dan jinak.

5. Pendidikan yang dikontrol oleh pemerintahcenderung menggantikan dogma-dogma politis,dan diusahakan untuk membentuk individuInenjadi warga negara yang berguna dengan

perla!ellKaln di

Perilaku anarki yang dicenninkan dalalll tindakan­tindakan yang cenderung destruktif bagaimanapunjuga merupakan salah satu bentuk ketidakberhasilansistem pendidikan kita dalam membentuk manusiayang Oleh karena sistem pe][101.0Hcannasional hams kelnbali agar sesuai

r'Ilt::Jlo1nr11r11l,rn~ nasional.

me:nY1eOlaK,ln plela1t1h,ln cara-cara ...,"""' ... IIJA''"'" ......

me~na.asclr yang terwakili dalam U''''''''.' .

DeJ[1Qt~taJ1U(;ln alaIn, matematika, Ke:su~;aster'aa:n.

bahasa, kesenian, dan lain-lain, yang selama inioelrKemt>an.g dalam ~a,r"\f''''.''''''~'~ penj2;et;ahtlandapat digunakan oleh lnanusia, perjalananmenggapai pemahalnan budaya, dan upayaberkelanjutan untuk meraih kekuatan intelektual.

2. Kemampuan untuk menangani dan menerapkangagasan-gagasan yang rumit, untuk Inencarikanmanfaat sejumlah pengetahuan akurat, dan untukmenguasai cara-cara ungkap yang efektif adalahkemampuan yang berharga bukan saja buat kaUlTIcendikia atau ilmuwan, melainkan juga bemilaibagi warga negara, pelaku bisnis, pekerja terlatih,petani, dan orangtua.

3. Filosofi pendidikan yang sifatnya antiintelektuaIdan antidemokratik akan tampak bila ia menyatakanpelatihan yang baik dalam hal disiplin-disiplinintelektual mendasar, dan hanya layak diberikanpada minoritas'l yakni siswa-siswa yang bersiap-siapmasuk perguruan tinggi, dan profesi-profesi kerahputih saja, serta mengusulkan agar sisanya tidakperiu dilatih seperti itu, tetapi sebaliknya, diberiprogram-program yang melninimalkan sasaranintelektual.

4. lsi kurikulUln pendidikan uinum penting sekaliartinya bagi keseluruhan hidup intelektuaL ihTIiah~

dan profesional bangsa.

5. Disiplin-disiplin intelektual yang penting bukanhanya seberkas fakta dan seikat rumus, melainkancara-cara berpikir dengan struktur-strukturterorganisasi.

6. Semua program pelatihan dan pemberian ijazahpada para calon guru harus menekankan kompe­tensi dalam bidang studi masing-masing.

7. Kebebasanmenuntut adanya tanggungjawab, dankebebasan mengajar mengisyaratkan tanggungjawab guru untuk mengetahui fakta-fakta danmenerapkan metode-metode kritis.

Page 4: REFORMASI PENDIDIKAN UNTUK MENGURANGI PERILAKU ANARKI

96

melecehkan otonomi individual, caranya batas­batas kehendak individu ditetapkan oleh negara.

6. Sekolah-sekolah yang ada, bekerja melawan kebe­basan berkehendak.

7. Persekolahan haruslah rnenjadi proses kebudayaandan bukan proses pendidikan. Artinya, sekolahtanpa, kewajiban dan tanpa campur-tangan. Paramurid bebasbelajar apa yang mereka inginkan.

Keadaan pendidikan nasional di Indonesia, dewasaini pun terperangkap di dalam sistem kehidupan yango.presif yang terkungkung di dalam paradigma­paradigma yang tunduk kepada kekuasaan otoriter danmemperbodoh rakyat banyak. Seperti yang diuraikanoleh H.A.R. Tilaar (1998: 26-28), bahwa ada 3 ciriutama yang dapat dicermati di dalam proses sistempendidikan nasional:

1. Sistem yang kaku dan sentralistik.

Suatu sistem yang terperangkap di rlalalnkekuasaan otoriter pasti akan kaku sifatnya. Ciri-cirisentralisme, birokrasi yang ketat, telah me\\'arnaipenyelenggaraan sistem pendidikan nasionaL Hal inimudah dimengerti karena suatu sistem yang otoritermemang menghendaki penerapan asas sentralisasi agarmudah disetir dan satu tangan. Seiring dengan itu biro­krasi telah terpupuk begitu ketat sehingga segala ke­giatan tinggal menunggu komando dariatas. Setiapinterpretasi, setiap usaha inovasi dianggap sebagaikegiatan penghambat kemajuan sehingga sistemcen­derung sangat kaku karena tidak ada tempat untukimprovisasi.

Sesuai dengan asas sentralisme, maka penyeleng­garaan pendidikan nasional cenderung menuruti garispetunjuk dari atas atau indoktrinasi. Segala sesuatutelah disiapkan di dalam bentuk juklak dan juknissehingga tidak ada tempat l!!1tuk berpikir altematif.,

, Organisasi pendidikan diatur begitu rupa sehinggatidak ada tempat bagi suatu organisasi yang dinamiskarena segala sesuatunya ditentukan dari atas denganberkedok kepada kesatuan persepsi dan arah, kesatuanwadah, kesatuan tekad dan sebagainya..

Sistem yang kaku dan otoriter mengandungkelemahan-kelemahan dalam kepemimpinan. Mudahsekali pola kepemimpinan yang otoriter tersebutdimasuki oleh kepentingan-kepentingan pribadi ataukelompok. Bukan merupakan suatu rahasia bahwapeIiyelenggnrnnn sistcm pcndidikan nasional akhir­akhir ini telah dimasuki oleh praktek-prakteksektarisme yang membahayakan bagi kesatuannasional dan keutuhan kehidupan berbangsa. Bahayasektarisme ini sangat sulit untuk dikoreksi apabila telahbergabung dengan struktur kekuasaan yang berlaku.

Cakrawala Pendidikan, Juni 1999, ThXVIIJ, NO.3

2. Praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme sertakoncoisme.

Sistem pendidikan nasional di dalampelaksanaannya telah diracuni oleh unsur-unsurkorupsL kolusi.. nepotismedan koncoisme (cronyism).Sebagai suatu sistetTI yang teltutup tnaka sangat mudahterjadi praktek-praktek korupsi, baik yang bersifatmaterial maupun nonmaterial demi untuk memuaskankeinginan penguasa. Manipulasi dana masyarakatbanyak sekali terjadi karena praktek-praktek korupsiyang terkait dengan kolusi di antarapejabat, haik ituuntuk kepentingan organisasi politik atau kelompokmaupun lUltuk kepentingan diri sendiri, Dengan sistemyang tertutup lnaka tidak jarang terjadi asasprofesionalisme dikesarnpingkan dan diganti dengannepotislne dan koncoisme. Melnang sistem pendidikannasional telah terperangkap dengan pekerjaan asal jadi,1s~1 Bapak Senang. (ABS) sehingga. tidaktuengherankan tujuan luhur untuk meningkatkan mutudan efisiensi pendidikan nasional buyar oleh praktek­praktek tercela tersebut. Koreksi menjadi tidaktnungkin, bahkan siapa yang tidak ikut memboncenglnengikuti suasana (joining the bandwagon) mak.a diaakan lnelnbunuh diri sendiri. Praktek KKN yang jugatelah rnenjadi kanker di dalam tubuh sistem pendidikannasional dengan sendirinya telah memerosotkan mutudan cita-cita luhur pendidikan oleh karena sumber­sumber dana yang terbatas tidak dinikmati manfaatnyaoleh rakyat banyak. Pendidikan nasional· bukanmencerdaskan kehidupan bangsa tetapi semakin lamamemperbodoh masyarakat.

3. SistelTI pendidikan yang tidakberorientasi padapetnberdayaan rakyat.

Tujuan pendidikan untuk mencerdaskankehi;i4upan rakyat telah sirna, dan diganti denganpraKtek-praktek yang memberatkan rakyat, untukrnelnperoleh pendidikan yang berkualitas. BebankurikululTI Inenjadi sangat berat, dan pendidikandiarahkan kepada pseudo-mutu, misalnya di dalampembodohan masyarakat melalui praktek EBTANASyang nilai-nilainya diInanipulasi.

Kita sedang menuntut adanya reformasi di dalamkehidupan politik. Delnikian pula dalam bidangekonolni, dan hukuln serta sektor-sektor kehidupanlainnya yang keseluruhannya menuntut peningkatankeberdayaan rakynt. Rakyat yang intcligen adalahc

rakyat yang terbina oleh pendidikan yang bennutusehingga dia clapat Inelnilih kehidupan politik sesuaidengan hati nuraninya, dia dapat berdiri sendiri didalam kehidupan ekonomi nasional yang menguntlmg­kan rakyat kecit dan pelaksanaan hukum yang berlaku

Page 5: REFORMASI PENDIDIKAN UNTUK MENGURANGI PERILAKU ANARKI

Cakrawala Pendidikan, Juni 1999, Th XVIII, NO.3 97

lJP>t'Y1 h,orrl (]I",{"r:ll (]In mahasiswa.

guru.

pernhlaV~]an IJ'VJ. .L~.l~.l.L'\o..U..ll yang demokratis.9.

6. Pendidikan lTIutu dan otonomi pe)1alall~~an

3. Desentralisasi pengelolaan pendidikan dan isikurikulum.

4. Peningkatan dasar danpenuntasan

5.

Wltuk semua orang demi kebaikan bersama dan bukanWltuk segolongan keeil penguasa.

Dengan keadaan sistem pendidikan yang U\.I.1..HJ,ft..U;Ul

tak heranjika bangsa kita saat ini menghadapi ber­yang besar dan ftVJllAlJl\.ln0.

moralitas VU.Ll~0U.

rendahnya rasa dan Jika duapersoalan besar tersebut dibiarkan, maka tindakananarki akan terns dan selanllutlt1Va

bersama.

Tujuan ICara 1

Cara 2

Cara 3

dst.

reforlnasiInemerlukan ...... _'.l'-u•.l..l.~,"jUI

bersama bahwaperldul1k(;ln adalah tangglmg

Gambar 1Struktur Perilaku Parsons's

Aktor f

Mencertnatioleb Tilaar "'".lll.lIJ'-4..I.'-.lJl

masyarakat luas dan

Untuk lllengajak SelTIUa masyarakat bila reformasipe]t1<11(11~~anadalah bersama dan dimlaipenting oleh selnua pihak tnaka seeara suka rela diper­lukan berbagai tindakan perubahan seeara teoritis.Untuk melnahalni perilaku sukarela ini, dapat mengacupada teori Struktur Perilaku yang dikembangkan olehTalcott Parson (Zamroni'l1988) sebagai berikut.

Dalam analisis teori Struktur Perilaku Parson'sbahwa pembentukan masyarakat madani sangatditentukan oleh perilaku-perilaku individu (aktor).Bengan kata lain'l keberhasilan mewujudkan masyara­kat madani sangatlah ditentukan oleh keinginan semuawarga masyarakat Indonesia. Bentuk perilaku wargamasyarakat menuju masyarakat madani dibentuk olehsistem nilai yang dijunjung tinggi oleh semua wargamasyarakatnya. Oleh karena itu, refonnasi pada sistea

Agenda Reformasi PendidikanNasional Menuju Masyarakat Madani

Reformasi pendidikan nasional yang didasarkanpada paradigma-paradigma barn yang bertujuan untukmewujudkan suatu masyarakat Inadani yang delnokra­tis hams dilakukan. Masyarakat delnikian adalah Ina­syarakat yang terbuka yang anggota-anggotanya sadarakan hakikat kemanusiaannya, bertanggungjawab ter­hadap kehidupannya, dan bukan berdasarkan paksaandari sekelompok penguasa yang hanya bertujuan untukkepentingan dirinya sendiri.

Masyarakat madam dilnaksudkan yaitu bagailnanamengembangkan dan sekaligus menjaga ruang antaranegatifnya kemetdekaan dan positifnya kebebasansambi! mencari bentuk barn egalitarian dan solidaritasdengan selalu menjaga kemampuan economic self­regulation (Cohen dan Arato lnelalui Moeslim Abdur­rahman).

Membentuk Inasyarakat lnadani adalah eita-citabersama dan harus diperjuangkan bersama agar ter­bentuk masyarakat yang bebas dari segala bentuk peri­laku anarki yang mengarah pada tindakan destruktif,kriminalitas. Masyarakat madani adalah masyarakatyang cinta akan kedamaian, ketenangan, ketertiban,keteraturan, dan kesejahteraan.

Melakukan reformasi pendidikan berarti membuatsuatu kerangka kerja barn di dalatn membentuk sistemnilai baru di dunla pendidikan sehingga mampumengarahkan secara lebih tepat arah transformasisosial menuju masyarakat madam. Menurut H.A.R~Tilaar, prograln reformasi yang periu dilaksanakanmeliputi sebelas agenda prioritas (1998: 31-34):

10 Pengikisan korupsi, kolusi, nepotisme, dankoncoisme.

2. Melaksanakan asas profesionalisme.

Page 6: REFORMASI PENDIDIKAN UNTUK MENGURANGI PERILAKU ANARKI

98

pendidikannasional· sebagai bagian dari proses per­ubahan sistem nilai harns disosialisasikan dan di­intemalisasikan pada. semua warga masyarakat. Disamping itu, situasi dan kondisi masyarakat yang men­dukung proses perubahan menuju masyarakat Madaniperiu diciptakan, seperti halnya kestabilan dan ke­amanan masyarakat, kesejahteraan ekonomi masya­~"akat. Dengan kata lain, reformasi bidang lain sepertireformasi politik, ekonomi, hukum periu dilakukan.

Lebih lanjut lagi, keberhasilan individu-individu didalam membentuk masyarakat madani ditentukan pulaoleh cara-eara yang dilakukannya. Dengan demikian,langkah-langkah konkrit yang dilakl.lkan oleh pihak­pihakyang terkait dalam proses pendidikan ikut menen­tukankeherhasilan dalam melakukan transfonnasi sosialmenuju masyarakat madani. Jikatidak, maka refonnasipendidikan hanyaberbentuk sebuah konsep saja.

Cakrawala Pendidikan, Juni 1999, ThXVIII, No.3

dan menciptakan ketertiban sosial harns ditingkatkan

dan dioptimalkan.

Meningkatkan fungsi pendidikan sekolah

Sekolah tidak hanya mengembangkan IQ anak danterjebak dengan target kurikulum tetapi hams mem­berikan perhatian untuk mengembangkan IQ anak.

Meningkalkanfungs i pendidikan a/lernatif

Pendidikan formal dan informal perlu dikemas

lebih· baik denganmengembangkan berbagai modelbelajar, seperti kelas terbuka, outward-bound,kepanduan, dan lain-lain. Pendidikan informal untuk

anak-anak putus sekolah dan anak jalanan harusditingkatkan dan diintensifkan dengan pendekatanterpadu.

MASYARAKAT MADANI

SOSfAUSASI PROGRAMREFORMASI PENDIDIKAN

NASIONAL

,/ ----'---~Menlngkatkan fungsi pendidlkan keluarga r:====M=a=n=U=Si=a:::be=r=bU=d=ay=a==::::::;-'

• Meningkatkan fungsi pendidikan masyarakat bermartabat dan demokratis,

• Meningkatkan fungsi pendidikan sekolah egaliter

• Meningkatkan fungsi pendidikan alternatif

• Reformasi Politik• Reformasi Ekonomi• Reformasi Hukum

Masyarakat:

• Aman • Adit• Tertlb • Sejahtera

.Langkah~langkahko$it yang mendukung prosespembentukan masyarakat Madani adalahmeningkatkan kembali peran-peran lembagapendidikan, baik yang bersifat formal maupuninformal, yang selama ini cenderung belum berfungsisecara maksimal.

Meningkatkan fungsi pendidikan keluarga.

Keluarga hams kembali pada fungsi utamanyasebagai tempat yang pertama dan utama bagi anakuntuk tumbuh dan berkembang. Keluarga adalahtempatpertama bagi seorang anak belajarketerampilansosial, budi pekerti, pendidikan moral, dan agama.

Meningkatkan fungsi pendidikan masyarakat

Peran masyarakat sebagai mekanisme kontrolsosial di"dalam mengatur kehidupan bermasyarakat

Kesimplilan

Kegagalan sistem pendidikan nasional di dalam

Incnghasilkan manusia yang berbudaya, bennartabat,dan hidup sejahtera telah menghasilkan berbagai tin­

dakan anarki yang cenderung ke arah destruktif dan

bersifat kriminal.

Tindakan anarki yang disebabkan oleh kegaga.lan

pelaksanaan pendidikan karena pemerintah cenderungtidak mendukung prinsip-prinsip pendidikan, tetapi

lebih banyak" tilenggunakan pendidikan sebagai alatuntuk mempertahankan dan mendukung kekuasaan.

Pembentukan masyarakat madani sebagai cita-citabersama di dalam mewujudkan masyarakat yang ber­budaya, bermartabat, dan menjunjung tinggi nilai

Page 7: REFORMASI PENDIDIKAN UNTUK MENGURANGI PERILAKU ANARKI

Cakrawala Pendidikan, Juni 1999, Th XVIII, No.3 99

April 1999). "Peransebagai bagian dan

DAFTAR PUSTAKA

pe]t1C11C1H~Canmalsyc:lrakat:ny,a. Reformasi

De]I1C11al~cannasional berarti memberikan"t",l3'\t"'1,"t" •.,.,.,."rv n,ar1lllk~I~~,..,. sistem

mampu

demokratis adalah masyarakatyang menentang semua

tindakan anark.isme.

Proses tranfOfluasi sosial menUllu ~."",C"'.r""9'·,..IT.",t-

madam oleh IT",....·,.._.,.".I"."..,

v ~, ....,. warga dalam me:nvl~l~no-

dapat meningkatkan kembali fungsi-fungsi sosialnya.