PENDAHULUAN Bayi berat lahir rendah yaitu bayi yang dilahirkan dengan berat lahir <2500 gram tanpa memandang masa gestasi. BBLR dapat disebabkan oleh: kehamilan kurang bulan, bayi kecil untuk masa kehamilan atau kombinasi keduanya. Bayi BBLR dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu : prematuritas murni dan dismaturitas. Bayi prematur secara umum ialah bayi dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu. Penentuan usia kehamilan dapat ditentukan dengan menggunakan skor Ballard dan kurva Battaglia dan Lubchenco. Bayi prematur memiliki berbagai masalah akibat belum berkembangnya organ-organ tubuh, sehingga belum siap untuk berfungsi di luar rahim. Masalah yang sering dijumpai pada bayi kurang bulan dan BBLR adalah : Asfiksia, gangguan nafas, hipoglikemia, hipotermia, maslah pemberian ASI, ikterus, infeksi, masalah 1
30
Embed
Refleksi Kasus 8 Bayi praterm (smk) +BBLR+ Asfiksia +Gangguan Napas
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENDAHULUAN
Bayi berat lahir rendah yaitu bayi yang dilahirkan dengan berat lahir <2500
gram tanpa memandang masa gestasi. BBLR dapat disebabkan oleh: kehamilan
kurang bulan, bayi kecil untuk masa kehamilan atau kombinasi keduanya. Bayi
BBLR dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu : prematuritas murni dan
dismaturitas. Bayi prematur secara umum ialah bayi dengan usia kehamilan
kurang dari 37 minggu. Penentuan usia kehamilan dapat ditentukan dengan
menggunakan skor Ballard dan kurva Battaglia dan Lubchenco. Bayi prematur
memiliki berbagai masalah akibat belum berkembangnya organ-organ tubuh,
sehingga belum siap untuk berfungsi di luar rahim. Masalah yang sering dijumpai
pada bayi kurang bulan dan BBLR adalah : Asfiksia, gangguan nafas,
hipoglikemia, hipotermia, maslah pemberian ASI, ikterus, infeksi, masalah
perdarahan. Penatalaksanaan didasarkan pada masalah yang muncul yang
berkaitan dengan berat badan lahir rendah. (1) (2) (3)
Asfiksia neonatorum adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal
bernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Asfiksia pada BBL
merupakan penyebab kematian 19% dari 5 juta kematian BBL setiap tahun.
Resusitasi merupakan tindakan utama pada asfiksia. (1)
Gangguan napas merupakan keadaan meningkatnya kerja pernapasan yang
Gangguan pernapasan merupakan suatu keadaan meningkatnya kerja
pernapasan yang ditandai dengan gejala : takipnea, bayi dengan sianosis sentral,
15
tarikan dinding dada, bayi apneu, dan merintih. Penyebab gangguan napas dapat
dibedakan menurut masa gestasi (1) (8) :
1. Pada bayi kurang bulan : penyakit membrane hialin, asfiksia, pneumonia,
kelainan atau malformasi kongenital
2. Pada bayi cukup bulan : “transient tachypnea of the newborn”, pneumonia,
aspirasi mekonium, asidosis metabolik, kelainan atau malformasi kongenital.
Bayi normal / asfiksia yang berhasil dengan resusitasi akan mengalami
gangguan napas:
1. Frekuensi napas bayi lebih 60 kali/menit, mungkin menunjukkan satu atau
lebih tanda tambahan gangguan napas.
2. Frekuensi napas bayi kurang 30 kali/menit.
3. Bayi dengan sianosis sentral (biru pada lidah dan bibir).
4. Bayi apnea (napas berhenti lebih 20 detik).
Tabel 1. Klasifikasi gangguan napas(8)
Frekuensi Frekuensi napasnapas
Gejala tambahan Gejala tambahan gangguan napasgangguan napas
KlasifikasiKlasifikasi
> 60 kali/menit> 60 kali/menit DENGANDENGAN Sianosis sentral DAN Sianosis sentral DAN tarikan dinding dada tarikan dinding dada atau merintih saat atau merintih saat ekspirasi.ekspirasi.
Gangguan Gangguan napas beratnapas berat
ATAU > 90 kali/ ATAU > 90 kali/ menitmenit
DENGANDENGAN Sianosis sentral ATAUSianosis sentral ATAU tarikan dinding dada tarikan dinding dada ATAU merintih saat ATAU merintih saat ekspirasi.ekspirasi.
ATAU < 30 kali/ ATAU < 30 kali/ menitmenit
DENGANDENGANatau TANPAatau TANPA
Gejala lain dari Gejala lain dari gangguan napas.gangguan napas.
60-90 kali/menit60-90 kali/menit DENGANDENGAN Tarikan dinding dada Tarikan dinding dada ATAU merintih saat ATAU merintih saat ekspirasi ekspirasi
Gangguan Gangguan napas napas sedangsedang
TetapiTetapiTANPATANPA
Sianosis sentralSianosis sentral
ATAU > 90 kali/ ATAU > 90 kali/ menitmenit
TANPATANPA Tarikan dinding dada Tarikan dinding dada atau merintih saat atau merintih saat
16
ekspirasi atau sianosisekspirasi atau sianosis sentral.sentral.
60-90 kali/menit60-90 kali/menit TANPATANPA Tarikan dinding dada Tarikan dinding dada atau merintih saat atau merintih saat ekspirasi atau sianosisekspirasi atau sianosis sentral.sentral.
Gangguan Gangguan napas napas ringanringan
60-90 kali/menit60-90 kali/menit DENGAN DENGAN Sianosis sentral Sianosis sentral Kelainan Kelainan jantung jantung kongenitalkongenital
Pada kasus ini, gangguan napas yang terjadi berkaitan dengan asfiksia, karena
bayi dengan asfiksia yang berhasil diresusitasi akan mengalami gangguan napas.
Gangguan napas yang terjadi tergolong gangguan napas sedang karena frekuensi
napas adalah 60-90 kali/menit dengan merintih. Gangguan napas pada kasus ini
juga dapat berupa TTN (Transient tachypnea of newborn) yang dapat terjadi pada
bayi aterm atau yang mendekati aterm.
Manajemen umum gangguan napas adalah sebagai berikut(8):
1. Pasang jalur infus intravena ,
2. Bila bayi tidak dalam keadaan dehidrasi berikan infuse Dekstrosa 5 %
3. Pantau selalu tanda vital
4. Jaga patensi jalan napas
5. Berikan Oksigen ( 2-3 liter/menit dengan kateter nasal )
6. Jika bayi mengalami apnea:
a. Lakukan tindakan resusitasi sesuai tahap yang diperlukan
b. Lakukan penilaian lanjut
7. Bila terjadi kejang potong kejang
8. Segera periksa kadar glukosa darah ( bila fasilitas tersedia )
9. Pemberian nutrisi adekuat
17
Manajemen bayi dengan gangguan napas sedang(1):
1. Lanjutkan pemberian O₂ 2-3 liter/menit dengan kateter nasal, bila masih
sesak dapat diberikan O₂ 4-5 liter/menit dengan sungkup
2. Bayi jangan diberikan minum.
3. Jika ada tanda berikut, ambil sampel darah untuk kultur dan berikan
antibiotika (ampisilin dan gentamisin) untuk terapi kemungkinan besar
sepsis.
4. Bila suhu aksiler 34-36,50C atau 37,5-390C tangani untuk masalah suhu
abnormal dan nilai ulang setelah 2 jam.
5. Bila suhu masih belum stabil atau gangguan napas belum ada perbaikan,
ambil sampel darah, dan berikan antibiotik untuk terapi kemungkinan besar
sepsis.
6. Jika suhu normal, terus amati bayi. Apabila suhu kembali abnormal, ulangi
tahapan tersebut diatas.
7. Bila tidak ada tanda-tanda ke arah sepsis, nilai kembali bayi setelah 2 jam.
Apabila bayi tidak menunjukkan perbaikan atau tanda-tanda perburukan
setelah 2 jam, terapi untuk kemungkinan besar sepsis.
8. Bila bayi sudah menunjukkan tanda-tanda perbaikan, kurangi terapi O2 secara
bertahap. Apabila tidak diperlukan lagi pemberian O2 , mulailah melatih bayi
menyusu. Bila bayi tidak dapat menyusu, berikan ASI peras dengan memakai
salah satu cara alternatif pemberian minum.
18
9. Amati bayi setelah 24 jam pemberian antibiotik dihentikan. Bila bayi kembali
tampak kemerahan tanpa pemberian O2 selama 3 hari, minum baik dan tidak
ada alasan bayi tetap tinggal di rumah sakit, bayi dapat dipulangkan.
Prognosis pada kasus ini terutama berkaitan dengan adanya BBLR, dimana
pemantauan tumbuh kembang perlu dilakukan dengan seksama. Prognosis juga
ditentukan oleh ada tidaknya masalah yang muncul berkaitan dengan BBLR.
19
DAFTAR PUSTAKA
1. Hariarti, M, Yunanto, A, Usman, A, Saroso, GI. Buku Ajar Neonatologi
edisi I. Jakarta: IDAI, 2008.
2. FKUI. Ilmu Kesehatan Anak jilid 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 1985.
3. Klaus, M. Fanaroff,A. Penalatalaksanaan Neonatus Risiko Tinggi, ed. 4.
Jakarta: EGC, 1998.
4. Tim Poned UKK Perinatologi IDAI. Bayi Berat Lahir Rendah. Palu: Ilmu
Kesehatan Anak RSUD UNDATA, 2012.
5. Kliegman, RM. Janin dan Bayi Neonatus, in Behrman, RE, Kliegman, R,
Arvin, AM. (Eds.): Nelson Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15 Vol. 1. Jakarta:
EGC, 2000.
6. Tim Poned IDAI. Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir. Palu: Tim Poned UKK
Perinatologi IDAI, 2009.
7. Lee, AC, Mullany, LC, Tielsch, JM, Katz, J. Risk Factors for Neonatal
Mortality Due to Birth Asphyxia in Southern Nepal. Pediatrics. 2008
May; 121 (5) : e1381–e1390 .
8. Tim Poned UKK Perinatologi IDAI. Gangguan Nafas pada Bayi Baru
Lahir. Palu: Ilmu Kesehatan Anak RSUD UNDATA, 2012