Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui suatu defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan (karnadihardja, 2005). Penyakit Hernia Inguinalis Lateralis pada anak tetap merupakan problem kesehatan yang tidak bisa lepas dari problem sosial. Banyak orang tua membawa anaknya dengan benjolan dilipat paha kemudian dibawa ke dukun sebelum dibawa ke rumah sakit atau dokter. Ada pula sebagian masyarakat yang merasa malu bila anak mereka diketahui orang lain sakit demikian, sehingga hal-hal inilah yang kadang kala memperlambat penanganan penyakit dan khususnya hernia. Problem kedokteran yang penting adalah bagaimana mengurangi frekuensi timbulnya hernia inguinalis lateralis. (Daninilege, 2008 dalam Hidayati, 2009). Hernia inguinalis lateralis merupakan keadaan yang lazim dan membutuhkan pembedahan pada kelompok umur anak insiden hernia pada anak belum ditegakkan tetapi antara 10-20: 1000 kelahiran hidup. Rasio antara anak laki-laki dan wanita 4:1. sekitar 50% akan muncul sebelum umur 1 tahun, kebanyakan muncul pada umur 6 bulan. Hernia inguinalis yang paling sering pada anak adalah hernia inguinalis lateralis (indirect). Hernia inguinalis medialis (direct) jarang dan terjadi pada sekitar 1% dari seluruh hernia inguinalis. 60% dari kasus hernia inguinalis biasanya biasanya ada pada sisi kanan, 30% pada sisi kiri dan 10% bilateral (shochat, 2000). Bayi prematur mempunyai insiden hernia inguinalis lateralis lebih tinggi. Sampai dengan 7% anak laki-laki yang dilahirkan kurang dari 30 minggu usia kehamilan menderita hernia inguinalis
29

Referatku Tralala

Jan 19, 2016

Download

Documents

Putri Kartika
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Referatku Tralala

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui suatu defek

atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan (karnadihardja, 2005).

Penyakit Hernia Inguinalis Lateralis pada anak tetap merupakan problem kesehatan

yang tidak bisa lepas dari problem sosial. Banyak orang tua membawa anaknya dengan

benjolan dilipat paha kemudian dibawa ke dukun sebelum dibawa ke rumah sakit atau

dokter. Ada pula sebagian masyarakat yang merasa malu bila anak mereka diketahui

orang lain sakit demikian, sehingga hal-hal inilah yang kadang kala memperlambat

penanganan penyakit dan khususnya hernia. Problem kedokteran yang penting adalah

bagaimana mengurangi frekuensi timbulnya hernia inguinalis lateralis. (Daninilege, 2008

dalam Hidayati, 2009).

Hernia inguinalis lateralis merupakan keadaan yang lazim dan membutuhkan

pembedahan pada kelompok umur anak insiden hernia pada anak belum ditegakkan

tetapi antara 10-20: 1000 kelahiran hidup. Rasio antara anak laki-laki dan wanita 4:1.

sekitar 50% akan muncul sebelum umur 1 tahun, kebanyakan muncul pada umur 6

bulan. Hernia inguinalis yang paling sering pada anak adalah hernia inguinalis lateralis

(indirect). Hernia inguinalis medialis (direct) jarang dan terjadi pada sekitar 1% dari

seluruh hernia inguinalis. 60% dari kasus hernia inguinalis biasanya biasanya ada pada

sisi kanan, 30% pada sisi kiri dan 10% bilateral (shochat, 2000).

Bayi prematur mempunyai insiden hernia inguinalis lateralis lebih tinggi. Sampai

dengan 7% anak laki-laki yang dilahirkan kurang dari 30 minggu usia kehamilan

menderita hernia inguinalis lateralis dibanding 0,6% bayi laki-laki yang lahir lebih dari 36

minggu usia kehamilan. Lagi pula, sekitar 20 kali lebih besar insiden hernia pada bayi

prematur dengan berat badan kurang dari 1.500 gr di banding bayi-bayi yang lebih

besar, karena inkarserata mendekati 30% pada populasi ini, perbaikan hernia secara

elektif harus dipertimbangkan sebelum dipulangkan dari perwatan intensif neonatus

(shochat, 2000).

Menurut Ilham (2008) dalam Nurlaili Hidayati (2009), di Indonesia diperkirakan 102

ribu anak menderita penyakit hernia. Untuk data di Jawa Tengah, mayoritas usia

penderita selama Januari-Desember 2007 berkisar antara 2-5 tahun, dengan rincian

umur kurang dari 1 tahun sebanyak 51-211 penderita, dan umur 5 tahun berkisar antara

150-214 penderita.

Hernia inguinalis lateralis seringkali dapat didorong kembali ke dalam rongga perut.

Tetapi jika tidak dapat didorong kembali melalui dinding perut, maka usus bisa

Page 2: Referatku Tralala

terperangkap di dalam kanalis inguinalis (inkarserasi) dan aliran darahnya terputus

(strangulasi). Jika tidak ditangani, bagian usus yang mengalami strangulasi bisa mati

karena kekurangan darah. Biasanya dilakukan pembedahan untuk mengembalikan usus

ke tempat asalnya dan untuk menutup lubang pada dinding perut agar hernia inguinalis

lateralis tidak berulang. (karnadihardja, 2005)

Hidrokel adalah penimbunan cairan dalam selaput yang membungkus testis, yang

menyebabkan pembengkakan lunak pada salah satu testis. Penyebabnya karena

gangguan dalam pembentukan alat genitalia eksternal, yaitu kegagalan penutupan

saluran tempat turunnya testis dari rongga perut ke dalam skrotum. Cairan peritoneum

mengalir melalui saluran yang terbuka tersebut dan terperangkap di dalam skrotum

sehingga skrotum membengkak. Sekitar 10% bayi baru lahir mengalami hidrokel, dan

umumnya akan hilang sendiri dalam tahun pertama kehidupan. Biasanya tidak terasa

nyeri dan jarang membahayakan sehingga tidak membutuhkan pengobatan segera. Di

USA, insidensi hidrokel adalah sekitar 10-20 per 1000 kelahiran hidup dan lebih sering

terjadi pada bayi premature. Lokasi tersering adalah di sebelah kanan, dan hanya 10%

yang terjadi secara bilateral.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara mendiagnosis hernia inguinalis lateralis dan hidrokel?

2. Bagaimana manajemen yang tepat untuk hernia inguinalis lateralis dan hidrokel?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui cara mendiagnosis hernia ingunalis lateralis dan hidrokel

2. Mengetahui manajemen yang tepat untuk hernia inguinalis lateralis dan hidrokel

Page 3: Referatku Tralala

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hernia Ingunalis Lateralis

2.1.1 Anatomi Testis

Testis adalah organ genitalia pria yang terletak di skrotum. Ukuran testis pada orang

dewasa adalah 4×3×2,5 cm dengan volume 15-25 ml berbentuk ovoid kedua buah testis

terbungkus oleh jaringan tunika albuginea yang melekat pada testis. Diluar tunika albuginea

terdapat tunika vaginalis yang terdiri atas lapisan viseralis dan parietalis, serta tunika dartos.

Otot kremaster yang berada disekitar testis memungkinkan testis dapat digerakan

mendekati rongga abdomen untuk mempertahankan temperatur testis agar tetap stabil. 

Secara histopatologis, testis terdiri atas kurang lebih 250 lobuli dan tiap lobulus terdiri

atas tubuli seminiferi. Didalam tubulus seminiferus terdapat sel-sel spermatogenia dan sel

Sertoli, sedang diantara tubulus seminiferi terdapat sel-sel Leyding. Sel-sel spermatogenia

pada proses spermatogenesis menjadi sel spermatozoa. Sel-sel Sertoli berfungsi memberi

makanan pada bakal sperma, sedangkan sel-sel Leyding atau disebut sel interstisial testis

berfungsi dalam menghasilkan hormon testosteron. Sel-sel spermatozoa yang diproduksi di

tubuli seminiferi testis disimpan dan mengalami pematangan atau maturasi diepididimis

setelah mature (dewasa) sel-sel spermatozoa bersama-sama dengan getah dari epididimis

dan vas deferens disalurkan menuju ke ampula vas deferens. Sel-sel itu setelah dicampur

dengan cairan-caidari epididimis, vas deferens, vesikula seminalis, serta cairan prostat

menbentuk cairan semen.

Testis mendapatkan darah dari beberapa cabang arteri, yaitu : 

1. Arteri spermatika interna yang merupakan cabang dari aorta 

2. Arteri deferensialis cabang dari arteri vesikalis inferior 

3. Arteri kremasterika yang merupakan cabang arteri epigastrika. 

Pembuluh vena yang meninggalkan testis berkumpul membentuk pleksus Pampiniformis.

Page 4: Referatku Tralala

2.1.2 Definisi

Hernia merupakan protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian

lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi perut menonjol melalui

defek atau bagian lemah dari lapisan muskolo-aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri atas

cincin, kantong, dan isi hernia. (Jong, 2004).

Hernia iguinalis lateralis adalah suatu keadaan dimana sebagian organ intraabdomen

masuk melalui sebuah lubang pada dinding perut ke dalam kanalis inguinalis. Kanalis

inguinalis adalah saluran berbentuk tabung, yang merupakan jalan tempat turunnya testis

(buah zakar) dari perut ke dalam skrotum (kantung zakar) sesaat sebelum bayi dilahirkan.

2.1.3 Epidemiologi

Hernia inguinalis lateralis merupakan keadaan yang lazim dan membutuhkan

pembedahan pada kelompok umur anak insiden hernia pada anak belum ditegakkan tetapi

antara 10-20: 1000 kelahiran hidup. Rasio antara anak laki-laki dan wanita 4:1. sekitar 50%

akan muncul sebelum umur 1 tahun, kebanyakan muncul pada umur 6 bulan.

Hernia inguinalis yang paling sering pada anak adalah hernia inguinalis lateralis

(indirect). Hernia inguinalis medialis (direct) jarang dan terjadi pada sekitar 1% dari seluruh

hernia inguinalis. 60% dari kasus hernia inguinalis biasanya biasanya ada pada sisi kanan,

30% pada sisi kiri dan 10% bilateral (shochat, 2000). Bayi prematur mempunyai insiden

hernia inguinalis lateralis lebih tinggi. Sampai dengan 7% anak laki-laki yang dilahirkan

Page 5: Referatku Tralala

kurang dari 30 minggu usia kehamilan menderita hernia inguinalis lateralis dibanding 0,6%

bayi laki-laki yang lahir lebih dari 36 minggu usia kehamilan. Lagi pula, sekitar 20 kali lebih

besar insiden hernia pada bayi prematur dengan berat badan kurang dari 1.500 gr di

banding bayi-bayi yang lebih besar, karena inkarserata mendekati 30% pada populasi ini,

perbaikan hernia secara elektif harus dipertimbangkan sebelum dipulangkan dari perwatan

intensif neonatus (shochat, 2000).

Menurut Ilham (2008) dalam Nurlaili Hidayati (2009), di Indonesia diperkirakan 102

ribu anak menderita penyakit hernia. Untuk data di Jawa Tengah, mayoritas usia penderita

selama Januari-Desember 2007 berkisar antara 2-5 tahun, dengan rincian umur kurang dari

1 tahun sebanyak 51-211 penderita, dan umur 5 tahun berkisar antara 150-214 penderita.

Menurut data di RSUD Saiful Anwar Malang jumlah anak yang menderita hernia

inguinalis pada tahun 2008 - 2013 sebanyak 296, dengan rincian anak laki-laki sebanyak

256 anak dan anak perempuan sebanyak 40 anak. Diantara jumlah tersebut anak yang

berumur ≤ 1 tahun sebanyak 108 anak dan > 1 tahun sebanyak 188 anak.

2.1.4 Etiologi

Hernia inguinalis lateralis dapat terjadi karena anomaly congenital atau sebab yang

didapat, hernia inguinalis lateralis dapat di jumpai pada semua usia, lebih banyak pada pria

dari pada wanita. Berbagai faktor penyebab berperan pada pembentukan pintu masuk pada

annulus internus yang cukup lebar sehingga dapat dilalui oleh kantong dan isi hernia.

Disamping itu diperlukan pula faktor yang dapat mendorong isi hernia untuk melewati pintu

yang cukup lebar tersebut. Faktor yang dipandang berperan kausal adalah, adanya

prosesus vaginalis yang terbuka, peninggian tekanan dalam rongga perut dan kelemahan

otot dinding perut karena usia (karnadihardja, 2005).

Proses turunnya testis mengikuti prosesus vaginalis, pada neonatus kurang lebih 90%

prosesus vaginalis tetap terbuka, sedangkan pada bayi umur satu tahun sekitar 30%

prosesus vaginalis belum tertutup. Tapi kejadian hernia inguinalis lateralis pada anak usia ini

hanya beberapa persen. Umumnya disimpulkan bahwa adanya prosesus vaginalis yang

patent bukan merupakan penyebab tunggal terjadinya hernia inguinalis lateralis, tetapi

diperlukan faktor lain, seperti anulus inguinalis yang cukup besar (karnadihardja, 2005)

Sebagian besar tipe hernia inguinalis adalah hernia inguinalis lateralis, dan laki-laki

lebih sering terkena dari pada perempuan (9:1), hernia dapat terjadi pada waktu lahir dan

dapat terlihat pada usia berapa pun. Insidensi pada bayi populasi umum 1% dan pada bayi-

bayi prematur dapat mendekati 5 %, hernia inguinal dilaporkan kurang lebih 30% kasus

terjadi pada bayi laki-laki dengan berat badan 1000 gr atau kurang.

Page 6: Referatku Tralala

2.1.5 Klasifikasi Hernia Inguinalis

A. Hernia Inguinalis Direk (Medialis)

Hernia inguinalis direk terjadi sekitar 15% dari semua hernia inguinalis. Kantong

hernia inguinalis direk menonjol langsung ke anterior melalui dinding posterior kanalis

inguinais medial terhadap arteria, dan vena epigastrika inferior, karena adanya tendo

conjunctivus (tendo gabungan insersio musculus obliquus internus abdominis dan musculus

transversus abdominis) yang kuat, hernia ini biasanya hanya merupakan penonjolan biasa,

oleh karena itu leher kantong hernia lebar. (Snell, 2006).

Hernia inguinalis direk jarang pada perempuan, dan sebagian besar bersifat

bersifat bilateral. Hernia ini merupakan penyakit pada laki-laki tua dengan kelemahan otot

dinding abdomen. (Snell, 2006).

B. Hernia Inguinalis Indirek (Lateralis)

Hernia inguinalis indirek merupakan bentuk hernia yang paling sering ditemukan

dan diduga mempunyai penyebab kongenital. (Snell, 2006). Hernia inguinalis lateralis

adalah hernia yang melalui anulus inguinalis internus yang terletak di sebelah lateral vasa

epigastric inferior, menyusuri kanalis inguinalis dan keluar ke rongga perut melalui anulus

inguinalis eksternus. (Mansjoer, 2000).

Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke-8

kehamilan, terjadi desensus testis melalui kanal tersebut. Penutunan testis tersebut akan

menarik peritonium ke daerah skrotum sehingga terjadi penonjolan peritoneum yang disebut

prosesus vaginalis peritonei. Pada bayi yang sudah lahir, umumnya prosesus ini sudah

mengalami obliterasi sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut. Namun

dalam beberapa hal, sering kali kanalis ini tidak menutup. Karena testis kiri turun lebih

Page 7: Referatku Tralala

dahulu maka kanalis kanan lebih sering terbuka. Dalam keadaan normal kanalis yang

terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan. (Mansjoer, 2000).

2.1.6 Embriologi dan Patogenesis

Mayoritas hernia inguinalis pada anak adalah hernia inguinalis lateralis akibat dari

prosesus vaginalis yang patent. Pada janin gonad mulai berkembang selama 5 minggu

kehamilan, ketika sel benih primordial berpindah dari kantung telur (yolk sac) ke rigi gonad.

Gubernakulum ligamentosa terbentuk dan turun pada salah satu sisi abdomen pada kutub

inferior gonad dan melekat pada permukaan dalam lipatan labium-skrotum. Selama

perjalanan turun, gubernakulum melalui dinding anterior abdomen pada tempat cincin

inguinalis interna dan kanalis inguinalis. Prosesus vaginalis merupakan penonjolan di

vertikulum peritoneum yang terbentuk tepat sebelah ventral gubernakulum dan berherniasi

melalui dinding abdomen dengan gubernakulum kedalam kanalis inguinalis. Testis yang

pada mulanya terletak didalam rigi urogenital di retroperitoneum, turun ke daerah cincin

dalam pada sekitar umur kehamilan 28 minggu. Penurunan testis melalui kanalis inguinalis

diatur oleh hormon androgen dan faktor mekanis (meningkatkan tekanan abdomen), testis

turun kedalam skrotum pada umur kehamilan 29 minggu. Setiap testis turun melalui kanalis

inguinalis eksterna ke prosesus vaginalis (shochat, 2000).

Ovarium juga turun kedalam pelvis dari rigi urogenital tetapi tidak keluar dari rongga

abdomen. Bagian kranial gubernakulum berdiferensiasi menjadi ligamentum ovarii, dan

bagian inferior gubernakulum menjadi ligamentum teres uteri, yang masuk melalui cincin

dalam, ke dalam labia mayor, prosesus vaginalis pada anak wanita meluas kedalam labia

mayor melalui kanalis inguinalis, yang juga dikenal sebagai kanal nuck (shochat, 2000).

Selama beberapa minggu terakhir kahamilan atau segera setelah, lapisan prosesus

vaginalis secara normal berfusi bersama dan berobliterasi masuk ke dalam saluran inguinal

di sekitar cincin interna. Kegagalan obliterasi mengakibatkan berbagai anomali inguinal.

Kegagalan total obliterasi akan menghasilkan hernia inguinalis total. Obliterasi distal dengan

bagian distal patensi akan menghasilkan hernia inguinalis lateralis (shochat, 2000)

2.1.7 Manifestasi Klinis

Hernia inguinalis lateralis biasanya terlihat sebagai benjolan pada daerah inguinal

dan meluas ke depan atau ke dalam skrotum. Kadang-kadang, anak akan datang dengan

bengkak skrotum tanpa benjolan sebelumnya pada daerah inguinal. Orang tuanya biasanya

sebagai orang pertama yang melihat benjolan ini, yang mungkin muncul hanya saat

menangis atau mengejan. Selama tidur atau apabila pada keadaan istirahat atau santai,

hernia menghilang spontan tanpa adanya benjolan atau pembesaran skrotum. Riwayat

bengkak pada pangkal paha, labia, atau skrotum berulang-ulang yang hilang secara

spontan adalah tanda klasik untuk hernia inguinalis lateralis (shochat, 2000)

Page 8: Referatku Tralala

Pemeriksaan fisik akan menunjukkan benjolan inguinal pada setinggi cincin interna

atau eksterna atau pembengkakan skrotum yang ukurannya dapat berkurang atau

berfluktuasi. Cara klasik memeriksa hernia inguinalis orang dewasa dengan menempatkan

jari telunjuk pada kanalis inguinalis, yang sebenarnya pada bayi tidak perlu dilakukan, dan

ternyata bisa menyebabkan perasaan tidak enak. Hal ini karena cincin interna dan eksterna

pada dan anak paralel. Hernia inguinalis lateralis dapat diketahui dengan meletakkan bayi

tidur telentang dengan kaki lurus dan tangan diatas kepala. Posisi. Posisi ini dapat

menyebabkan bayi menangis menangis, dan dapat meningkatkan tekanan intra abdomen

dan akan memperlihatkan benjolan di tuberkulum pubis (cincin eksterna) atau

pembengkakan di dalam skrotum. Anak yang lebih tua dapat diperiksa dengan berdiri, yang

juga akan meningkatkan tekanan intra abdomen dan memperlihatkan hernia tersebut. Testis

yang retraksi sering terjadi pada bayi dan anak-anak daan bisa menyerupai hernia inguinalis

dengan benjolan di atas cincin eksterna. Karena itu sangat penting meraba testis sebelum

meraba benjolan inguinal. Hal ini akan memungkinkan diferensiasi antara keduanya dan

menghindari tindakan bedah yang tidak perlu (shochat, 2000).

Pada diagnosa yang sulit, pemeriksaan rektum bisa membantu membedakan

kelainan pangkal paha akut, pemeriksa awalnya memeriksa cincin interna pada sisi yang

tidak terlihat dan kemudian dapat mengusapkan jari telunjuk atau jari kelima ke cincin

interna pada daerah yang terlibat. Pada kasus dengan hernia inguinalis lateralis organ

dalam abdomen bisa di palpasi secara menyeluruh melalui cincin interna. Cara ini sangat

mebantu dalam membedakan hernia inkarserasi dengan hidrokel tali akut atau kelainan

linguinal lain seperti adenitis inguinalis (shochat, 2000).

2.1.8 Tata Laksana

Terapi pililihan untuk hernia inguinalis lateralis adalah operasi, karena hernia inguinalis

lateralis tidak bisa sembuh secara spontan. Operasi ini harus segera dilakukan secera elektif

setelah diagnosis di tentukan, karena akan beresiko tinggi terjadinya inkarserata di

kemudian hari setelah terutama selama tahun pertama kehidupan. Perbaikan elektif hernia

inguinalis lateralis dapat dilakukan pada penderita rawat jalan (shochat, 2000).

Ada kontroversi tentang kapan dilakukan eksplorasi pangkal paha kontralateral pada

bayi dan anak dengan hernia inguinalis lateralis unilateral. Insiden prosesus vaginalis yang

terbuka sekitar 60% pada bayi 2 bulan dan sekitar 40% pada umur 2 tahun. Prosesus

vaginalis yang terbuka di temukan pada 30% populasi umum. Setelah perbaikan hernia

unilateral pada anak, hernia kontralateral menjadi 30% kasus. Jika perbaikan unilateral pada

sisi kiri, peluang terjadinya hernia sisi kanan 40%, kemungkinan karena penurunan testis

pada sisi kanan lebih lambat. Resiko terjadinya inkarserata lebih tinggi pada anak umur 1

tahun tahun, biasanya terjadi pada umur 6 bulan (shochat, 2000).

Page 9: Referatku Tralala

Berdasarkan data ini, kebanyakan ahli bedah anak menganjurkan eksplorasi inguinal

bilateral pada semua anak laki-laki kurang dari 1 tahun, anak wanita dengan umur kurang

dari 2 tahun. Anak laki-laki dan wanita yang datang dengan hernia inguinalis sisi kiri

beresiko terjadi hernia kontralateral dan harus dilakukan eksplorasi sisi kanan, (shochat,

2000).

Manual reduction hernia inguinalis lateralis yang terinkarserasi dapat dilakukan setelah

bayi tenang, bayi dalam posisi trendelenburg, dengan menggunakan kantong es diletakkan

pada posisi yang terserang. Ini di kontraindikasikan pada inkarserasi yang lebih dari 12 jam

atau adanya buang air besar bercanpur darah (stool), (shocat, 2000).

Pembedahan efektif untuk hernia inguinalis lateralis di anjurkan pada saat kondisi

anak dalam keadaan baik, dan koreksi pada sisi asimptomatis sering dilakukan pada anak

berusia kurang dari 2 tahun, terutama pada perempuan.

Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong

dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan kemudian direposisi. Kantong dijahit-

ikat setinggi mungkin lalu dipotong (karnadihardja, 2005). Pada herniaplastik dilakukan

tindakan memperkecil anulus inguinalis internus dan memperkuat dinding belakang kanalis

inguinalis (karnadihardja, 2005). Strangulasi di tangani dengan nasogastric suction,

rehidrasi, perbaikan defisiensi elektrolit, dan operasi dapat di lakukan setelah kondisi pasien

stabil.

Page 10: Referatku Tralala

2.2 Hidrokel

2.2.1 Anatomi Testis

Testis adalah organ genitalia pria yang terletak di skrotum. Ukuran testis pada orang

dewasa adalah 4×3×2,5 cm dengan volume 15-25 ml berbentuk ovoid kedua buah testis

terbungkus oleh jaringan tunika albuginea yang melekat pada testis. Diluar tunika albuginea

terdapat tunika vaginalis yang terdiri atas lapisan viseralis dan parietalis, serta tunika dartos.

Otot kremaster yang berada disekitar testis memungkinkan testis dapat digerakan

mendekati rongga abdomen untuk mempertahankan temperatur testis agar tetap stabil. 

Secara histopatologis, testis terdiri atas kurang lebih 250 lobuli dan tiap lobulus terdiri

atas tubuli seminiferi. Didalam tubulus seminiferus terdapat sel-sel spermatogenia dan sel

Sertoli, sedang diantara tubulus seminiferi terdapat sel-sel Leyding. Sel-sel spermatogenia

pada proses spermatogenesis menjadi sel spermatozoa. Sel-sel Sertoli berfungsi memberi

makanan pada bakal sperma, sedangkan sel-sel Leyding atau disebut sel interstisial testis

berfungsi dalam menghasilkan hormon testosteron. Sel-sel spermatozoa yang diproduksi di

tubuli seminiferi testis disimpan dan mengalami pematangan atau maturasi diepididimis

setelah mature (dewasa) sel-sel spermatozoa bersama-sama dengan getah dari epididimis

dan vas deferens disalurkan menuju ke ampula vas deferens. Sel-sel itu setelah dicampur

dengan cairan-caidari epididimis, vas deferens, vesikula seminalis, serta cairan prostat

menbentuk cairan semen.

Testis mendapatkan darah dari beberapa cabang arteri, yaitu : 

1. Arteri spermatika interna yang merupakan cabang dari aorta 

2. Arteri deferensialis cabang dari arteri vesikalis inferior 

3. Arteri kremasterika yang merupakan cabang arteri epigastrika. 

Pembuluh vena yang meninggalkan testis berkumpul membentuk pleksus Pampiniformis.

Page 11: Referatku Tralala

2.2.2 Definisi

Hidrokel adalah penumpukan cairan berbatas tegas yang berlebihan di antara

lapisan parietalis dan viseralis tunika vaginalis. Dalam keadaan normal, cairan yang berada

di dalam rongga itu memang ada dan berada dalam keseimbangan antara produksi dan

reabsorbsi oleh sistem limfatik di sekitarnya.

2.2.3 Epidemiologi

Di USA, insidensi hidrokel adalah sekitar 10-20 per 1000 kelahiran hidup dan lebih

sering terjadi pada bayi premature. Lokasi tersering adalah di sebelah kanan, dan hanya

10% yang terjadi secara bilateral.

Insidensi PPPVP (Persistent Patent Processus Vaginalis Peritonei) menurun seiring

dengan bertambahnya umur. Pada neonates, 80%-94% memiliki PPPVP. Risiko hidrokel

lebih tinggi pada bayi premature dengan berat badan lahir kurang dari 1500 gram

dibandingkan dengan bayi aterm.

Menurut data di RSUD dr. Saiful Anwar Malang jumlah total anak yang mengalami

hidrokel pada tahun 2008 – 2013 sebanyak 61 anak, dengan rincian 2 anak perempuan dan

59 anak laki-laki. Dari jumlah tersebut jumlah anak yang berumur ≤ 1 tahun sebanyak 11

anak dan > 1 tahun sebanyak 50 anak.

Page 12: Referatku Tralala

2.2.4 Etiologi

Hidrokel yang terjadi pada bayi baru lahir dapat disebabkan karena : (1) belum

sempurnanya penutupan prosesus vaginalis sehingga terjadi aliran cairan peritoneum ke

prosesus vaginalis atau (2) belum sempurnanya sistem limfatik di daerah skrotum dalam

melakukan reabsorbsi cairan hidrokel.

2.2.5 Klasifikasi Hidrokel

Hidrokel dapat diklasifikasi menjadi dua jenis berdasarkan kapan terjadinya yaitu:

1. Hidrokel_primer

Hidrokel primer terlihat pada anak akibat kegagalan penutupan prosesus vaginalis.

Prosesus vaginalis adalah suatu divertikulum peritoneum embrionik yang melintasi

kanalis inguinalis dan membentuk tunika vaginalis. Hidrokel jenis ini tidak diperlukan

terapi karena dengan sendirinya rongga ini akan menutup dan cairan dalam tunika

akan diabsorpsi.

2. Hidrokel_sekunder

Pada orang dewasa, hidrokel sekunder cenderung berkembang lambat dalam suatu

masa dan dianggap sekunder terhadap obstruksi aliran keluar limfe. Dapat disebabkan

oleh kelainan testis atau epididimis. Keadaan ini dapat karena radang atau karena

suatu proses neoplastik. Radang lapisan mesotel dan tunika vaginalis menyebabkan

terjadinya produksi cairan berlebihan yang tidak dapat dibuang keluar dalam jumlah

yang cukup oleh saluran limfe dalam lapisan luar tunika.

Berdasarkan kejadian dibagi menjadi :

1. Hidrokel akut

Biasanya berlangsung dengan cepat dan dapat menyebabkan nyeri. Cairan

berrwarna kemerahan mengandung protein, fibrin, eritrosit dan sel polimorf.

2. Hidrokel kronis

Hidrokel jenis ini hanya menyebabkan peregangan tunika secara perlahan dan

walaupun akan menjadi besar dan memberikan rasa berat, jarang menyebabkan

nyeri.

Menurut letak kantong hidrokel terhadap testis, secara klinis dibedakan beberapa

macam hidrokel, yaitu

1. Hidrokel testis.

Kantong hidrokel seolah-olah mengelilingi testis sehingga testis tak dapat diraba.

Pada anamnesis, besarnya kantong hidrokel tidak berubah sepanjang hari.

2. Hidrokel funikulus.

Kantong hidrokel berada di funikulus yaitu terletak di sebelah kranial dari testis,

sehingga pada palpasi, testis dapat diraba dan berada di luar kantong hidrokel. Pada

anamnesis kantong hidrokel besarnya tetap sepanjang hari.

Page 13: Referatku Tralala

3. Hidrokel Komunikan 

Terdapat hubungan antara prosesus vaginalis dengan rongga peritoneum sehingga

prosesus vaginalis dapat terisi cairan peritoneum. Pada anamnesis kantong hidrokel

besarnya dapat berubah-ubah yaitu bertambah pada saat anak menangis. Pada

palpasi kantong hidrokel terpisah dari testis dan dapat dimasukkan kedalam rongga

abdomen 

2.2.6 Embriologi dan Patogenesis

Hidrokel disebabkan oleh kelainan kongenital (bawaan sejak lahir) ataupun

ketidaksempurnaan dari prosesus vaginalis tersebut menyebabkan tidak menutupnya

rongga peritoneum dengan prosessus vaginalis. Sehingga terbentuklah rongga antara tunika

vaginalis dengan cavum peritoneal dan menyebabkan terakumulasinya cairan yang berasal

dari sistem limfatik disekitar.

Cairan yanng seharusnya merupakan keseimbangan antara produksi dan reabsorbsi

oleh sistem limfatik di sekitarnya. Tetapi pada penyakit ini, telah terganggunya sistem

sekresi atau reabsorbsi cairan limfa. Dan terjadilah penimbunan di tunika vaginalis tersebut.

Akibat dari tekanan yang terus-menerus, mengakibatkan Obstruksi aliran limfe atau vena di

dalam funikulus spermatikus. Dan terjadilah atrofi testis dikarenakan akibat dari tekanan

pembuluh darah yang ada di daerah sekitar testis tersebut.

Selama perkembangan janin, testis terletak di sebelah bawah ginjal, di dalam rongga

peritoneal. Ketika testis turun melalui canalis inguinalis ke dalam scrotum, testis diikuti

dengan ekstensi peritoneum dengan bentuk seperti kantung, yang dikenal sebagai

processus vaginalis. Setelah testis turun, procesus vaginalis akan terobliterasi dan menjadi

fibrous cord tanpa lumen. Ujung distal dari procesus vaginalis menetap sebagai tunika yang

melapisi testis, yang dikenal sebagai tunika vaginalis. Normalnya, region inguinal dan

scrotum tidak saling berhubungan dengan abdomen. Organ viscera intraabdominal maupun

cairan peritonel seharusnya tidak dapat masuk ke dalam scrotum ataupun canalis inguinalis.

Bila procesus vaginalis tidak tertutup, dikenal sebagai persistent patent processus vaginalis

peritonei (PPPVP).

Page 14: Referatku Tralala

2.2.7 Manifestasi Klinis

Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya benjolan di kantong skrotum dengan

konsistensi kistus dan pada pemeriksaan penerawangan menunjukkan adanya

transiluminasi.

Pada hidrokel testis, kantong hidrokel seolah-olah mengelilingi testis sehingga testis

tak dapat diraba. Pada anamnesis, besarnya kantong hidrokel tidak berubah sepanjang hari.

Pada hidrokel funikulus, kantong hidrokel berada di funikulus yaitu terletak di sebelah

kranial testis, sehingga pada palpasi, testis dapat diraba dan berada di luar kantong

hidrokel. Pada anamnesis, kantong hidrokel besarnya tetap sepanjang hari.

Pada hidrokel komunikan terdapat hubungan antara prosesus vaginalis dengan

rongga peritoneum sehingga prosesus vaginalis dapat terisi cairan peritoneum. Pada

anamnesis, kantong hidrokel besarnya dapat berubah-ubah yaitu bertambah besar pada

saat anak menangis. Pada palpasi, kantong hidrokel terpisah dari testis dan dapat

dimasukkan ke dalam rongga abdomen.

Pemeriksaan fisik dilakukan pada posisi berbaring dan berdiri. Jika pada posisi berdiri

tonjolan tampak jelas, baringkan pasien pada posisi supine. Bila terdapat resolusi pada

tonjolan (dapat mengecil), harus dipikirkan kemungkinan hidrokel komunikan atau hernia.

Bila tonjolan tidak terlihat, lakukan valsava maneuver untuk meningkatkan tekanan

intaabdominal. Pada anak yang lebih besar, dapat dilakukan dengan menyuruh pasien

meniup balon, atau batuk. Pada bayi, dapat dilakukan dengan memberikan tekanan pada

Page 15: Referatku Tralala

abdomen (palpasi dalam) atau dengan menahan kedua tangan bayi diatas kepalanya

sehingga bayi akan memberontak sehingga akan menimbulkan tonjolan.

Pemeriksaan transiluminasi pada scrotum menunjukkan cairan dalam tunika vaginalis.

2.2.8 Tata Laksana

Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu hingga anak mencapai usia 1 tahun dengan

harapan setelah prosesus vaginalis menutup, hidrokel akan sembuh sendiri; tetapi jika

hidrokel masih tetap ada atau bertambah besar perlu dipikirkan untuk dilakukan koreksi.

Mayoritas hidrokel pada neonates akan hilang karena penutupan spontan dari PPPVP awal

setelah kelahiran. Cairan dalam hidrokel biasanya akan direabsorpsi sebelum bayi berumur

1 tahun.

Indikasi operasi perbaikan hidrokel :

- Gagal untuk hilang pada umur 2 tahun

- Rasa tidak nyaman terus-menerus akibat hidrokel permagna

- Pembesaran volume cairan hidrokel sehingga dapat menekan pembuluh darah

- Adanya infeksi sekunder (sangat jarang)

Penyembuhan post-operasi hidrokel biasanya cepat.

Terapi yang diberikan antara lain :

- Analgetik

- Bayi : Ibuprofen 10mg/kg setiap 6-8 jam; paracetamol 15 mg/kg setiap 6-

8 jam; hindari penggunaan narkotika pada bayi karena adanya risiko

apneu

- Anak yang lebih besar – Paracetamol dengan kodein (1mg/kg kodein)

setiap 6-8 jam

- Sekitar 2 minggu setelah operasi, posisi mengangkang (naik sepeda) harus

dihindari untuk mencegah perpindahan testis yang mobile keluar dari

scrotum, dimana dapat terjebak oleh jaringan ikat dan mengakibatkan

cryptorchidism sekunder.

Page 16: Referatku Tralala

- Pada anak dengan usia sekolah, aktivitas olahraga harus dibatasi selama 4-

6 minggu.

Teknik Operasi Hidrokel (High Ligation) :

o Memeriksa anak untuk mengkonfirmasi adanya testis.

o Membuat incisi inguinal kecil

o Masuk ke canalis inguinalis dan diseksi PV, yang merupakan kantung hidrokel,

harus bebas dari vas deferens dan pembuluh darah.

o Keluarkan isi kantung hidrokel (cairan) ke dalam abdomen

o Ligasi kantung pada atau di atas annulus inguinalis interna

o Inspeksi annulus inguinalis interna untuk memastikan seluruh isi kantung telah

dikeluarkan seluruhnya.

o Jahit lapisan fascia dan kulit..

Page 17: Referatku Tralala

Keterangan Gambar :

A. Incisi pada kuadran bawah abdomen sepanjang 2-4cm, ke arah lateral dari titik tepat di

atas spina pubic.

B. Fascia superfisialis telah diincisi. Musculus obliqus externus terlihat.

C. Musculus obliqus externus telah diincisi, tampak kantung hidrokel dan cord.

D. Fascia oblique externus dijepit, memperlihatkan musculus cremaster dan fascia

spermaticus interna melapisi kantung dan cord.

Page 18: Referatku Tralala

E. Kantung yang melalui canalis inguinalis dan annulus inguinalis externa dipisahkan dari

cord di bawahnya. Ujung distal telah dibuka sebagian. Ujung proximal akan dilakukan

high ligation pada leher kantung.

F. Ujung proximal kantung diangkat. Retroperitoneal fat pad yang selalu ada dan

merupakan indikasi titik untuk high ligation. Jahitan dilakukan pada leher kantung.

Setelah dijahit, jahitan kedua dilakukan pada distal dari jahitan pertama untuk

memastikan ligasi yang permanen.

G. Musculus oblique externus dijahit.

H. Menjahit jaringan subcuticular.

Page 19: Referatku Tralala

BAB III

PEMBAHASAN

Diagram jumlah pasien hidrokel di RS Saiful Anwar periode 2008-2013 adalah sebagai

berikut :

Usia Jenis kelamin44

46

48

50

52

54

56

58

60

62

perempuanLaki-laki< 1 tahun> 1 tahun

Data pasien penderita hidrokel di RS Saiful Anwar Malang di tahun 2008-2013 total

sebanyak 60 pasien, dengan persebaran 50 pasien berusia diatas 1 tahun dan 10 pasien

dibawah 1 tahun, 58 pasien laki-laki dan 2 pasien perempuan. Data di USA menunjukkan

bahwa insidensi hidrokel adalah sekitar 10-20 per 1000 kelahiran hidup dan lebih sering

terjadi pada bayi premature. Menurut steven (2012), paten prosesus vaginalis ditemukan

pada 80-90% bayi laki-laki saat lahir dan frekuensinya akan menurun sampai usia 2 tahun.

Terapi operatif yang dilakukan di RS Saiful Anwar Malang pada kasus hidrokel pada

anak adalah dengan melakukan ligasi tinggi dan atau hidrocelectomy. Menurut literatur,

hidrokel pada bayi biasanya ditunggu hingga anak mencapai usia 1 tahun dengan harapan

setelah prosesus vaginalis menutup, hidrokel akan sembuh sendiri; tetapi jika hidrokel masih

tetap ada atau bertambah besar perlu dipikirkan untuk dilakukan koreksi. Indikasi operasi

perbaikan hidrokel adalah gagal untuk hilang pada umur 2 tahun, rasa tidak nyaman terus-

menerus akibat hidrokel permagna, pembesaran volume cairan hidrokel sehingga dapat

menekan pembuluh darah, adanya infeksi sekunder (sangat jarang).

Page 20: Referatku Tralala

Diagram jumlah pasien hernia inguinalis di RS Saiful Anwar tahun 2008-2013 adalah

sebagai berikut :

Jenis kelamin Usia0

50

100

150

200

250

300

350

>1tahun≤ 1 tahunperempuanlaki-laki

Data pasien anak yang menderita hernia inguinalis lateralis di RS Saiful Anwar Malang

pada tahun 2008 – 2013 sebanyak 296, dengan rincian anak laki-laki sebanyak 256 anak

dan anak perempuan sebanyak 40 anak. Diantara jumlah tersebut anak yang berumur ≤ 1

tahun sebanyak 108 anak dan > 1 tahun sebanyak 188 anak. Sedangkan, menurut literatur

didapatan hernia inguinalis merupakan keadaan yang lazim terjadi antara 10-20: 1000

kelahiran hidup, dengan rasio antara anak laki-laki dan wanita 4:1. Penanganan hernia

inguinalis lateralis pada anak di RS Saiful Anwar Malang pada tahun 2008 – 2013 adalah

dengan dilakukan herniotomi, ini sesuai dengan literatur bahwa penanganan untuk hernia

inguinalis adalah operasi, karena hernia inguinalis lateralis tidak bisa sembuh secara

spontan. Operasi ini harus segera dilakukan secera elektif setelah diagnosis di tentukan,

karena akan beresiko tinggi terjadinya inkarserata di kemudian hari setelah terutama selama

tahun pertama kehidupan. Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai

ke lehernya, kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan kemudian

direposisi. Kantong dijahit-ikat setinggi mungkin lalu dipotong.

Page 21: Referatku Tralala

BAB IV

KESIMPULAN

Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui suatu defek atau

bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan (karnadihardja, 2005).

Hernia inguinalis lateralis merupakan keadaan yang lazim dan membutuhkan

pembedahan pada kelompok umur anak insiden hernia pada anak belum ditegakkan

tetapi antara 10-20: 1000 kelahiran hidup. Rasio antara anak laki-laki dan wanita 4:1

Hidrokel adalah penumpukan cairan berbatas tegas yang berlebihan di antara

lapisan parietalis dan viseralis tunika vaginalis. Dalam keadaan normal, cairan yang

berada di dalam rongga itu memang ada dan berada dalam keseimbangan antara

produksi dan reabsorbsi oleh sistem limfatik di sekitarnya.

Di USA, insidensi hidrokel adalah sekitar 10-20 per 1000 kelahiran hidup dan lebih

sering terjadi pada bayi premature. Lokasi tersering adalah di sebelah kanan, dan

hanya 10% yang terjadi secara bilateral.

Insidensi PPPVP (Persistent Patent Processus Vaginalis Peritonei) menurun seiring

dengan bertambahnya umur. Pada neonates, 80%-94% memiliki PPPVP. Risiko

hidrokel lebih tinggi pada bayi premature dengan berat badan lahir kurang dari 1500

gram dibandingkan dengan bayi aterm.

Adapun data pasien penderita hidrokel di RS Saiful Anwar malang di tahun 2008-

2013 total sebanyak 61 anak, dengan rincian 2 anak perempuan dan 59 anak laki-

laki. Dari jumlah tersebut jumlah anak yang berumur ≤ 1 tahun sebanyak 11 anak

dan > 1 tahun sebanyak 50 anak.

Page 22: Referatku Tralala

DAFTAR PUSTAKA

1. Benson CD, Mustard WT. Pediatric Surgery. Volume 1. 1962. Year Book Medical

Publishers, Inc. USA. p. 580-582

2. Sjamsuhidajat R. dan Jong W.D., Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 4, Jakarta, EGC, 1997

3. James M Becker. Essentials of Surgery. Edisi 1. Saunders Elsevier. Philadelphia. p

118-129

4. Gerard M Doherty. Current Surgical Diagnosis and Treatment. Edisi 12. McGraw-Hill

Companies. New York. p 245-259  

5. Brunicardi FC et al. Schwartz’s principles of surgery. 8th edition. United States

America : McGraw Hill, 2005.826-42.

6. http://www.medindia.net/patients/patientinfo/hydrocele-adult-

surgery.htm#ixzz12zjIvvR5

7. http://emedicine.medscape.com/article/777386-print

8. http://emedicine.medscape.com/article/1015147-print

9. http://emedicine.medscape.com/article/438724-overview

10. Snel, R.S., 2006. Abdomen: Bagian I Dinding Abdomen. Dalam: Hartanto, Huriawati, ed.

Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakarta: EGC, 147–200.

11. Karnadihardja, W, 2004. Dinding perut, hernia, retroperitoneum, omentum. Dalam buku

ajar ilmu bedah edisi 2: Jakarta: Halaman: 519-540.

12. Steven, Lee. 2012. Hydrocele. http://emedicine.medscape.com/article/777386-

overview. diakses tanggal 27 Januari 2014