-
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Gangguan pernafasan saat tidur merupakan pola pernafasan
abnormal yang menyebabkan
individu sering terbangun, namun hal ini tidak disadari oleh
individu yang bersangkutan
karena terjadi dalam waktu yang relatif singkat. Adapun beberapa
gangguan pernafasan
tersebut, yaitu kebiasaan mendengkur dan sindrom sleep apnea.
Young, dkk (1993)
melaporkan prevalensi penderita apnea menurut indeks
apnea-hipopnea adalah 9% pada
wanita dan 24% pada pria. Hal ini menunjukkan bahwa gangguan
pernafasan lebih sering
terjadi pada pria daripada wanita.3
Data epidemiologis menunjukkan bahwa sindrom sleep apnea
merupakan sindrom yang
paling sering terjadi dalam walaupun dalam bentuk ringan.
Laporan Sleep Commision (1993)
memperkirakan bahwa sekitar 20 juta penduduk Amerika menderita
sleep apnea dan
mayoritas tidak terdiagnosa sehingga tidak terawat. Dengan
meningkatnya pengetahuan
tenaga medis dan keperdulian masyarakat maka pengenalan terhadap
kelainan ini juga
meningkat. Namen, dkk (2002) dalam survei National Ambulatory
Care menyatakan adanya
peningkatan sebesar 12 kali lipat diagnosa dan laporan sleep
apnea pada tahun 19901998.3
Sindrom sleep apnea dapat diklasifikasikan atas 3 tipe yaitu
sleep apnea tipe sentral, tipe
obstruktif dan tipe campuran. Sleep apnea tipe obstruktif
merupakan tipe yang paling sering
terjadi. Manifestasi utama dari sleep apnea tipe obstruktif saat
tidur adalah suara dengkuran
yang keras sehingga mengganggu teman tidur, sedangkan pada waktu
siang penderita ini
cenderung mengalami rasa kantuk yang berlebihan, defek pada
neurokognitif dan depresi.
Hal ini mempengaruhi seluruh sistem di dalam tubuh, menyebabkan
insiden hipertensi,
penyakit jantung, stroke, hipertensi pulmonari, kardiak aritmia
dan fungsi imun yang
terganggu. Insiden kecelakaan kerja dan lalu lintas juga
meningkat pada penderita ini
sehingga menurunkan kualiatas hidup.3
Adapun tujuan perawatan sleep apnea tipe obstruktif adalah
mengurangi kerentanan
kolapsnya saluran nafas bagian atas saat tidur. Saat ini, Nasal
Continuous Positive Airway
Pressure (CPAP) merupakan perawatan yang paling sering
dilakukan, namun yang menjadi
permasalahan adalah ketidaknyamanan yang ditimbulkan sehingga
penderita menolak
-
2
perawatan tipe ini. Oleh karena itu, perawatan bedah merupakan
alternatif pada penderita
obstruktif sleep apnea.3
Adanya penurunan kualitas hidup yang disebabkan oleh penderita
sleep apnea dan kebiasaan
mendengkur, maka pada skripsi ini akan dibahas mengenai
penanganan penderita sleep apnea
dan kebiasaan mendengkur.3
-
3
BAB 2
SLEEP APNEA DAN KEBIASAAN MENDENGKUR
Setiap individu menghabiskan 30% dari hidupnya dengan tidur.
Sejak tahun 1970, para ahli
telah meneliti konsekuensi gangguan tidur yang disebabkan pola
pernafasan abnormal yang
didefinisikan sebagai gangguan pernafasan saat tidur. Gangguan
pernafasan saat tidur
merupakan gangguan pernafasan abnormal secara luas yang memiliki
karakteristik berupa
berhentinya nafas secara berulang selama tidur. Walaupun
gangguan ini sering terjadi pada
populasi masyarakat, namun kebanyakan tidak terdiagnosa.2
Definisi
Sleep apnea didefinisikan sebagai suatu kelainan yang memiliki
karakteristik pernafasan
abnormal berupa berhentinya nafas selama tidur serta memiliki
konsekuensi rasa kantuk di
siang hari dan terganggunya fungsi kognitif, termasuk
terganggunya ingatan. Berhentinya
nafas dapat dikategorikan sebagai apnea bila terjadi sekurangnya
10 detik. Keparahan sleep
apnea dapat dinilai dengan index henti nafas atau apnea-hypopnea
index (AHI); ringan bila
AHI berkisar 515 kali/jam, sedang bila AHI berkisar 1529 kali/
jam, dan parah bila AHI
lebih dari 30 kali/jam.2
Kebiasaan mendengkur menurut Random House Dictionary of English
Language adalah
bernafas selama tidur dengan suara parau yang disebabkan vibrasi
atau getaran dari palatum
lunak. The International Classification of Sleep Disorder:
Diagnostic and Coding Manual
mendefinisikan kebiasaan mendengkur sebagai suara yang keras
pada saluran pernafasan atas
pada saat tidur tanpa adanya apnea atau hipoventilasi. Pasien
dengan kebiasaan mendengkur
memiliki AHI index lebih kecil dari 5 kali/jam dan tanpa
disertai rasa kantuk yang berlebihan
di siang hari.2
Tipe-tipe Sleep apnea
Sleep apnea dapat diklasifikasikan atas 3 tipe yaitu sentral
sleep apnea, obstuktif sleep apnea,
dan campuran sleep apnea. Namun menurut International
Classification of Sleep Disorder-
2nd edition (ICSD 2), 2 kategori utama sleep apnea adalah
sentral sleep apnea dan obstruktif
sleep apnea.2
-
4
Sentral Sleep apnea
Sentral sleep apnea merupakan kelainan yang jarang terjadi
dibanding obstruktif sleep apnea.
Sentral sleep apnea didefinisikan sebagai ketiadaan aliran udara
akibat kurangnya usaha
ventilasi yang disebabkan oleh reduksi impuls dari sistem saraf
pusat ke otot pernafasan.1,9
Kelainan ini terjadi pada pasien dengan insufisiensi sistem
saraf pusat yang mempengaruhi
aliran keluar dari pusat pernafasan ke diafragma dan otot-otot
pernafasan lainnya. Kelainan
sistem saraf yang dihubungkan dengan sentral sleep apnea
meliputi neoplasma batang otak,
infark batang otak, bulbar encephalitis, bedah spinal, cervical
cordotomy, dan primary
iodopitic hypoventilation.2
Obstruktif Sleep apnea
Obstruktif sleep apnea merupakan gangguan pernafasan saat tidur
yang paling sering terjadi,
yang didefinisikan sebagai ketiadaan aliran udara meskipun
terdapat usaha ventilasi yang
ditandai dengan adanya kontraksi otot pernafasan (diafragma).1
Kelainan ini dapat
disebabkan oleh penyempitan dan penutupan saluran nafas bagian
atas saat tidur.7 Obstruktif
sleep apnea sering dikaitkan dengan peningkatan morbiditas dan
mortalitas kardiovaskular.
Akibat psikomotor pada obstruktif sleep apnea adalah rasa kantuk
berlebihan dan lelah pada
siang hari serta kualitas tidur yang buruk karena pasien sering
terbangun saat tidur.2
Gambar 1. Obstruktif sleep apnea
-
5
Campuran Sleep apnea
Campuran sleep apnea merupakan kombinasi dari sentral sleep
apnea dan obstruktif sleep
apnea. Pola ini dimulai dengan setral sleep apnea yang ditandai
oleh tidak adanya aliran
udara yang terdeteksi pada mulut dan hidung serta tidak adanya
aktivitas otot pernafasan.
Pola diakhiri dengan obstruktif sleep apnea yang ditandai dengan
penghentian udara pada
mulut dan hidung.2
Faktor Resiko
1. Jenis kelamin
Sleep apnea obstruktif lebih sering terjadi pada pria
dibandingkan pada wanita. Pria
cenderung memiliki leher yang lebih besar dan lebih berat
daripada wanita. Namun,
perempuan cenderung menambah berat badan yang meningkatkan
risiko sleep apnea.
2. Usia
Sleep apnea paling umum pada orang dewasa usia 40 - 60 tahun.
Namun demikian,
sleep apnea dapat mempengaruhi orang dari segala usia.
3. Ras dan Etnis
Afrika-Amerika menghadapi risiko lebih tinggi untuk sleep apnea
daripada kelompok
etnis lain di Amerika Serikat. Kelompok-kelompok lain pada
peningkatan risiko
meliputi Kepulauan Pasifik dan Meksiko.
4. Keturunan
Orang dengan riwayat keluarga sleep apnea obstruktif berada pada
tingkat risiko
mengalami sleep apnea.
5. Kegemukan
Obesitas merupakan faktor risiko tertentu untuk sleep apnea,
bahkan pada remaja dan
anak-anak. Obesitas dapat berkontribusi untuk sleep apnea saat
timbunan lemak
mengisi jaringan tenggorokan.
6. Merokok dan Alkohol
Merokok. Perokok berada pada risiko tinggi untuk apnea. Mereka
yang merokok lebih
dari dua bungkus sehari memiliki risiko 40 kali lebih besar
dibanding bukan perokok.
Alkohol. Penggunaan alkohol mungkin berhubungan dengan apnea.
Pasien yang
didiagnosis dengan sleep apnea dianjurkan untuk tidak minum
alkohol sebelum
tidur.4
-
6
Patofisiologi
Pada manusia, jalur udara di daerah orofaring dan hipofaring
hampir tidak memiliki
dukungan tulang yang kaku sehingga jalur udara dipertahankan
tetap ada dengan adanya
fungsi otot dilator faring. Otot-otot utama tersebut adalah otot
genioglosus dan tensor
palatina.2
Pasien dengan obstruktif sleep apnea memiliki penyempitan jalur
nafas bagian atas. Dengan
adanya penyempitan jalan nafas tersebut, terjadi percepatan
aliran udara (efek Venturi).
Tekanan negatif ditimbulkan tepi arus aliran udara. Semakin
cepat aliran udara, semakin
besar tekanan negatif (Prinsip Bernauli). Pada saat terbangun,
tekanan negatif pada pasien
obstruktif sleep apnea diambil alih oleh peningkatan aktivitas
otot genioglosus dan tensor
palatina yang menjaga jalan udara tetap ada. Selama tidur,
kompensasi muskular hilang dan
aktivitas otot kembali ke level yang sama pada individu tanpa
obstruktif sleep apnea.
Kehilangan tonus otot paling nyata selama fase rapid eye
movement. Kombinasi penyempitan
anatomi dan kehilangan kontrol neuromuskular menyebabkan
kolapsnya jalan udara dan
hambatan aliran udara.2
Adanya obstruksi nasal merupakan patogenesis gangguan pernafasan
saat tidur termasuk
obstruktif sleep apnea. Perubahan pola pernafasan hidung menjadi
pernafasan mulut
mengubah dinamika saluran pernafasan atas yang merupakan
predisposisi kolapsnya saluran
pernafasan tersebut. Efek stimulasi aliran udara dari hidung
menjadi hilang. Selain itu,
hambatan nasal juga meningkatkan tekanan negatif saat inspirasi,
serta menambah kolapsnya
jalur udara secara anatomis.2
Kebiasaan mendengkur disebabkan oleh vibrasi jaringan lunak
faring yang terjadi akibat
resistensi oleh adanya gumpalan udara yang bergerak cepat.
Tekanan udara yang ditarik ke
dalam dan resistensi menyebabkan kerasnya suara dengkuran,
sedangkan titi nada
dipengaruhi oleh kelebatan dan konsistensi jaringan yang
bergetar. Tepi posterior palatum
lunak, uvula dan pilar tonsil merupakan area yang paling sering
menyebabkan suara
dengkuran.2
Hambatan maupun pengurangan aliran udara selama apnea
menyebabkan hipoksia dan
hiperkabnia. Untuk mengatasi resistensi jalan udara selama
pernafasan, diperlukan
-
7
peningkatan usaha inspirasi. Kombinasi hipoksia, hiperkabnia dan
peningkatan usaha
ventilasi menyebabkan fragmentasi tidur dan terbangun. Pada saat
pasien terbangun, otot
faring menjadi aktif kembali dan jalur udara terbuka. Pasien
kemudian mengadakan
hiperventilasi untuk memperbaiki kekacauan gas dalam darah lalu
kembali tertidur dan siklus
tersebut berulang kembali.2
Manifestasi Klinis
Manifestasi utama obstruktif sleep apnea adalah gangguan selama
tidur dan gangguan setelah
terbangun. Adapun gangguan selama tidur yaitu suara dengkuran
yang keras yang
menyebabkan pasangan tidur terganggu. Suara dengkuran penderita
obstruktif sleep apnea
memiliki variasi makin lama makin keras yang menunjukkan
keparahan penyempitan jalan
udara. Adapun gejala di siang hari yaitu rasa kantuk yang
berlebihan, pasien mudah tertidur
di setiap situasi. Pasien menyangkal bahwa mereka mengantuk dan
berkata bahwa mereka
tertidur hanya pada saat duduk atau bosan. Oleh sebab itu,
pasien obstruktif sleep apnea
cenderung beresiko tinggi pada kecelakaan. Pasien dengan
obstruktif sleep apnea mengalami
peningkatan insiden kecelakaan lalu lintas, kecelakaan kerja,
hasil kerja yang buruk, depresi,
perselisihan keluarga, dan penurunan kualitas hidup. Keluhan
lain pasien adalah sakit kepala
pada pagi hari dan mual yang merupakan akibat dari hiperkabnia,
sulit berkonsentrasi, cepat
lelah serta penurunan libido.2
Kategori utama yang kedua terjadinya morbiditas dari sleep apnea
adalah disfungsi
kardiovaskular. Hipertensi sistemik telah dilaporkan pada lebih
dari 50 persen penderita
dengan sleep apnea. Rata-rata terjadi kenaikan tekanan darah di
pagi hari setara dengan
meningkatnya aktivitas apnea baik pada penderita obesitas maupun
tidak. Kardiak aritmia
juga diasosiasikan dengan sleep apnea tipe obstruktif.
Hipoksemia, aritmia dan peningkatan
tekanan darah sistemik dapat memicu ishkemia miokardial dan
mungkin infarksi miokardial.2
Hipertensi pulmonari, polycithemia, dan cor pulmonale dapat
dipercepat oleh hiperkabnia
dan hipoksemia pada kasus obstruktif sleep apnea yang parah.
Pasien dengan gangguan
pernafasan saat tidur meningkatkan resiko stroke walaupun tanpa
adanya obstruktif sleep
apnea. Hasil akhir adalah meningkatnya mortalitas dan
memperpendek harapan hidup bagi
penderita obstruktif sleep apnea, khususnya bagi mereka dengan
AHI > 20 kali per jam
selama tidur.2
-
8
Diagnosa
Pemeriksaan yang diperlukan untuk menegakkan diagnosa yaitu
pemeriksaan riwayat medis
pasien, pemeriksaan radiografi, fiberoptic nasopharyngoscopy dan
polisomnografi. Informasi
tambahan didapat dari tes darah di laboratorium. Alat diagnostik
tambahan untuk
mendiagnostik pasien sleep apnea mencakup pemeriksaan darah
rutin, serum elektrolit dan
tes fungsi tiroid.2
Riwayat Medis
Langkah utama untuk mengevaluasi individu yang menderita sleep
apnea adalah riwayat
medis yang lengkap. Pasien ditanya mengenai kebiasaan tidur,
rasa kantuk yang berlebihan di
siang hari dan fatique. Penting untuk membedakan antara rasa
kantuk, fatique atau rasa lelah,
yang mana dapat mengacu pada masalah medis lainnya seperti
depresi, anemia maupun gagal
jantung. Suara dengkuran yang keras dan lama, khususnya jika
disertai dengan terbangunnya
pasien pada malam hari serta termegap-megap menunjukkan sleep
apnea. Informasi
tambahan berupa faktor resiko seperti kenaikan berat badan,
konsumsi alkohol, merokok,
penggunaan obat tidur dan sedasi. Kondisi medis predisposisi dan
riwayat keluarga juga
harus diperoleh dari pasien.2
Riwayat medis dapat diperoleh dari pasangan tidur pasien karena
pasien cenderung tidak
menyadari apa yang terjadi di saat tidur. Pasangan tidur mungkin
melaporkan adanya
dengkuran apnea dan tidur yang tidak lelap. Lebih lanjut,
anggota keluarga dapat
memberikan informasi yang berharga mengenai rasa kantuk di siang
hari.2
Pasien disuruh menarik nafas kuat-kuat pada akhir ekspirasi.
Lokasi dan derajat kolapsnya
saluran nafas diperiksa. Pemeriksaan ini dilakukan saat pasien
dalam posisi duduk maupun
terlentang. Penampilan saluran nafas faring dan derajat
kolapsnya dinding faring dinilai
dengan Mller Manuver. Teknik ini diusulkan oleh Borowiecki dan
Sassin. Teknik ini
mencoba menghasilkan kolapsnya saluran nafas atas pada level
retroglosal dan retropalatal,
yang mirip dengan kolaps yang terjadi sewaktu tidur. Manuver ini
dilakukan dengan meminta
pasien menghasilkan inspirasi yang kuat dengan mulut dan hidung
tertutup.2
-
9
Gambar 2. Progresif kolaps pada level velofaring selama Mller
Manuver
Gambar 3. Progresif kolaps pada level orofaring selama Mller
Manuver
Gambar 4. Progresif kolaps pada level retroglosal selama Mller
Manuver
Pemeriksaan Radiografi
Peranan radiografi dalam menegakkan diagnosa masih
kontroversial. Tujuan utama
pemeriksaan radiografi adalah untuk mengidentifikasi lokasi dan
keparahan kolapsnya
saluran nafas bagian atas khususnya hipofaring. Radiografi
saluran nafas bagian atas meliputi
radiografi sefalometri lateral, komputer tomografi dan magnetic
resonance imaging.2
-
10
Sefalometri merupakan metode yang paling sering digunakan untuk
mengevaluasi jaringan
lunak dan skeletal pada kepala dan leher. Gambaran dua dimensi
ini memberikan informasi
mengenai deformintas skeletal seperti retrognatia. Keuntungan
penggunaan sefalometri
adalah mudah dilakukan, tidak mahal dan pemaparan radiografi
yang minimal, sedangkan
keterbatasan sefalometri yaitu tidak dapat mengevaluasi secara
tiga dimensi.2
Posisi maksila dan mandibula dapat dievaluasi dengan berbagai
metode termasuk sudut SNA
dan SNB. Pasien dengan defisiensi skeletal kebanyakan mengalami
obstruksi pada dasar
lidah atau pada level palatum lunak. Rilley dkk menyatakan bahwa
pasien obstruktif sleep
apnea memiliki posisi tulang hyoid yang lebih inferior, palatum
lunak yang lebih panjang
dari normal dan penyempitan dasar lidah.2
Komputer tomografi merupakan metode alternatif selain
sefalometri yang digunakan untuk
menilai saluran nafas bagian atas secara kuantitatif. Dengan
menggunakan rekonstruksi CT
secara tiga dimensi, Lowe dkk melaporkan bahwa penderita
obstruktif sleep apnea memiliki
permukaan lidah yang lebih besar dan permukaan saluran nafas
yang lebih kecil.2
Magnetic Resonance Imaging (MRI) memberikan resolusi jaringan
lunak yang lebih tinggi,
radiografi multi bidang, rekonstruksi tiga dimensi, teknik
radiografi ultrafast dan pemaparan
radiografi yang minimal. MRI juga digunakan untuk mengevaluasi
efikasi bedah jaringan
lunak, namun bukan untuk memprediksi hasil bedah pasien sleep
apnea.2
Polisomnografi
Polisomnografi merupakan alat diagnosa yang penting untuk
mendiagnosa sleep apnea,
melihat keparahan sleep apnea dan menentukan kesuksesan
perawatan. Polisomnografi
dilakukan di laboratorium tidur dengan memonitor tidur pasien
sepanjang malam. Total
waktu tidur yang dicatat paling sedikit 4 jam. Komponen
polisomnogram adalah
electroencephalogram (EEG), electrooculogram (EOG),
electromyogram (EMG) dan
electrocardiogram (ECG). Tahapan dan pola tidur ditentukan oleh
gambaran EEG, EOG, dan
EMG. Kardiak disritmia yang berpotensi mematikan dapat dideteksi
dengan ECG. Penurunan
5% atau lebih saturasi oksigen arteri dari nilai normal adalah
signifikan selama episode apnea
ataupun hipopnea. Usaha respirasi dan pola pernafasan diukur
dengan respiratory inductive
plethysmography ataupun dengan pengukuran perubahan tekanan
intrathoraks dengan balon
-
11
kateter esofagus. Perbedaan antara sentral sleep apnea dan
obstruktif sleep apnea adalah
hubungan antara aliran udara hidung dan mulut dengan pergerakan
otot respirasi abdomen
dan toraks. Sentral sleep apnea terjadi jika aliran udara dan
pergerakan otot respiratori
berhenti secara simultan, sedangkan obstruktif sleep apnea
terjadi jika aliran udara pada
mulut dan hidung terhambat namun otot respiratori pada toraks
dan abdomen tetap bergerak
tanpa berfungsi.2
Gambar 5. Polisomnografi
Pengobatan
Pengobatan mendengkur dan OSA memerlukan pendekatan
multi-disiplin dan logika.
1. Pengobatan untuk Mendengkur
-
12
Pengobatan konservatif
Ini termasuk meniadakan faktor luar yang mungkin berperan.
Misalnya:
Mengurangi berat badan
Menghindari alkohol atau obat-obat lain
Menggunakan obat untuk mengobati hidung tersumbat
Pada kasus berat, upaya-upaya ini jarang berhasil. Evaluasi oleh
dokter spesialis THT
diperlukan untuk memastikan bahwa ini bukan masalah sleep
apnoea.1
Pengobatan melalui pembedahan
Jika seseorang menginginkan pengobatan, ada beberapa pilihan
yang ditujukan pada langit-
langit lunak, hidung dan pangkal lidah.Kebanyakan pengobatan
ditujukan pada langitlangit
lunak (jaringan lunak di belakang langitlangit mulut), karena
ini adalah lokasi dengkur paling
umum.1
Pembedahan langit-langit lunak efektif pada 8090% kasus dan
dapat dikaitkan dengan
nyeri pasca bedah selama 710 hari.
Pada hidung, struktur normal yang disebut turbinat dapat
membesar akibat rinitis alergi yang
menyebabkan pemblokiran aliran udara. Reduksi turbinat dengan
menggunakan frekuensi
radio atau pengurangan melalui pembedahan (turbinektomi) dapat
dilakukan. Septum yang
membagi hidung menjadi dua sisi, dapat juga bengkok dan perlu
diluruskan.
-
13
Pangkal lidah dan tonsil lingual (jaringan limfatik di bagian
belakang lidah) dapat
membesar dan menghalangi aliran udara sewaktu tidur. Penyumbatan
pada lokasi ini dapat
diobati dengan beragam metode, tergantung keparahannya.1
2. Pengobatan untuk Obstructive Sleep Apnoea (OSA)
Indikasi untuk pengobatan OSA mencakup rasa mengantuk yang
berlebihan di siang hari
dengan perubahan kinerja pada siang hari, OSA sedang hingga
parah, menurunnya tingkat
saturasi oksigen darah, dan komplikasi kardiovaskuler
(hipertensi, penyakit jantung iskemik,
jantung tidak normal dan stroke).
Pengobatan OSA dapat mencegah komplikasi kardiovaskuler dan
mengatasi rasa kantuk
siang hari, mengurangi kecelakaan lalu lintas dan kecelakaan di
tempat kerja terkait OSA,
serta memperbaiki kualitas hidup. Pilihan pengobatan saat ini
mencakup metode konservatif
dan pembedahan.1
Pengobatan konservatif
Ini termasuk meniadakan faktor luar yang mungkin berperan.
Faktor lain untuk
dipertimbangkan mencakup:
-
14
Mengurangi berat badan
Menghindari alkohol atau obat-obat lain
Pengobatan penyumbatan hidung dengan obat
Anda akan disarankan untuk tidur miring daripada berbaring
telentang. Pada seseorang yang
mendengkur sangat keras, upaya ini jarang berhasil.1
Pengobatan dengan bantuan alat
Continuous Positive Airflow Pressure (CPAP)
Pengobatan terbaik untuk obstruktif sleep apnea adalah sebuah
sistem yang dikenal sebagai
Continuous Positive Airflow Pressure (CPAP). Hal ini aman dan
efektif bagi orang-orang
untuk semua usia, termasuk anak-anak. Pasien dengan obstruktif
sleep apnea yang
menggunakan CPAP merasa beristirahat lebih baik, memiliki
mengantuk pada siang hari
yang kurang, dan telah meningkatkan konsentrasi dan memori.
Selain itu, CPAP berpotensi
mengurangi risiko untuk masalah jantung seperti tekanan darah
tinggi. Untuk manfaat
maksimal, CPAP harus digunakan untuk setidaknya 6 - 7 jam setiap
malam.
CPAP bekerja dengan cara sebagai berikut:
1. Alat itu sendiri adalah mesin dengan berat sekitar 3 kilogram
yang diletakan tepat di
meja samping tempat tidur.
2. Sebuah masker dengan tabung yang terhubungkan ke mesin dan
menutupi hidung.
3. Mesin ini mengalirankan udara melalui tabung dan mengatur
tekanan udara yang
mengalir untuk menjaga saluran udara tetap terbuka selama
tidur.
Mesin CPAP memberikan tetap, aliran udara konstan. Variasi CPAP
meliputi:
1. Autotitrating positive airway pressure (APAP) secara otomatis
merespon perubahan
pola pernapasan tidur itu dengan menyesuaikan dan memvariasikan
aliran tekanan
udara sepanjang malam. Beberapa pasien menggunakan ini untuk
membuat CPAP
mudah mentolerir.
-
15
2. Bilevel positive airway pressure (BPAP) sistem memberikan dua
tekanan yang
berbeda, yang lebih tinggi untuk inhalasi (menghirup) dan lebih
rendah untuk
pernafasan (napas keluar).1
Alat/ pelindung Gigi
Peralatan oral, juga disebut peralatan gigi atau perangkat,
dapat menjadi pilihan bagi pasien
yang tidak dapat mentoleransi CPAP. The American Academy of
Sleep Medicine
merekomendasikan perangkat gigi untuk pasien dengan sleep apnea
obstruktif ringan sampai
sedang yang tidak dapat mentoleransi CPAP atau yang belum bisa
mentoleransi CPAP
dibantu oleh itu. (CPAP harus digunakan untuk pasien dengan
sleep apnea sedang sampai
parah).1
Operasi
Pembedahan kadang-kadang dianjurkan, biasanya dengan spesialis
THT-KL untuk sleep
apnea obstruktif parah. Seorang pasien harus mencari pendapat
kedua dari spesialis gangguan
tidur.1
Uvulopalatopharyngoplasty (UPPP)
Prosedur. Bedah yang dikenal sebagai uvulopalatopharyngoplasty
(UPPP) ini bertujuan
menghilangkan jaringan lunak di bagian belakang tenggorokan.
Jaringan tersebut meliputi
seluruh atau sebagian dari uvula (flap lembut jaringan yang
menggantung di belakang mulut)
dan bagian dari langit-langit lunak dan jaringan tenggorokan
belakangnya. Jika ada amandel
dan kelenjar gondok akan dihilangkan juga.
Tujuan Bedah. Tujuan dari UPPP adalah tiga:
1. Melebarkan jalan napas pada tenggorokan
2. Memblokir beberapa aksi otot dalam rangka meningkatkan
kemampuan jalan napas
agar tetap terbuka
-
16
3. Meningkatkan gerakan dan penutupan langit-langit lunak
The American Academy of Sleep Medicine tidak mendukung UPPP
sebagai prosedur tunggal
untuk mengobati OSA. The AASM merekomendasikan bahwa pasien
harus
mempertimbangkan operasi ini, tetapi jika sudah mencoba CPAP
atau perangkat gigi.
Komplikasi dari uvulopalatopharyngoplasty adalah salah satu
perawatan yang menyakitkan
bagi sleep apnea, dan pemulihan memakan waktu beberapa minggu.
Prosedur ini juga
memiliki sejumlah komplikasi yang berpotensi serius
termasuk:
1. Infeksi
2. Gangguan fungsi di langit-langit lunak dan otot-otot
tenggorokan (disebut
velopharyngeal insufisiensi), yang dapat mempersulit untuk
menjaga cairan dari jalan
napas
3. Lendir di tenggorokan
4. Perubahan frekuensi suara
5. Menelan masalah
6. Regurgitasi cairan melalui hidung atau mulut
7. Gangguan rasa bau
8. Kegagalan dan kambuhnya apnea. Dalam kasus tersebut, CPAP
sering kurang efektif
sesudahnya.
Secara umum, hanya sebagian kecil pasien mengalami komplikasi
serius. Banyak dari
komplikasi ini dapat dihindari dengan teknik yang tepat dan ahli
bedah yang berpengalaman.
Status kesehatan pasien, termasuk adanya obesitas dan kondisi
kesehatan lainnya, juga dapat
mempengaruhi hasil.1
Laser-Assisted uvulopalatoplasty (LAUP)
Sebuah variasi pada UPPP disebut Laser-Assisted
uvulopalatoplasty (LAUP) semakin
dilakukan untuk mengurangi mendengkur. Ini akan menghapus
sedikit jaringan di belakang
tenggorokan daripada UPPP. Namun pada saat ini, tingkat
keberhasilan jangka panjang
dalam pengobatan sleep apnea obstruktif dengan LAUP sangat
sederhana, terutama untuk
-
17
mengurangi apnea. Beberapa dokter pada kenyataannya khawatir
jika LAUP menghilangkan
mendengkur, mereka mungkin kehilangan diagnosis apnea pada
pasien yang memiliki
kondisi yang lebih serius.
Lebih dari separuh pasien mengeluh tenggorokan kering setelah
operasi. Tenggorokan
menyempitan dan sebagian kecil pasien, mendengkurnya menjadi
lebih buruk sesudah
operasi ini.
Menurut pedoman terbaru dari American Academy of Sleep Medicine
(AASM), LAUP tidak
rutin dianjurkan sebagai pengobatan untuk sleep apnea
obstruktif. Menurut AASM, operasi
ini umumnya tidak membantu memperbaiki gejala, malah dapat
memperburuk kondisi.1
Pilar Palatal Implan
Pilar palatal implan adalah perawatan bedah invasif untuk sleep
apnea ringan sampai sedang
dan mendengkur. Namun, fokus utama dari prosedur ini adalah
pengurangan mendengkur.
Implan membantu mengurangi getaran dan gerakan dari
langit-langit lunak. Dalam prosedur
ini, dokter memasukkan 3 potongan pendek poliester string ke
langit-langit lunak. Prosedur
ini memakan waktu sekitar 10 menit. Tidak seperti
uvulopalatopharyngoplasty (UPPP),
prosedur pilar hanya membutuhkan anestesi lokal dan memiliki
sedikit rasa sakit dan waktu
pemulihan lebih cepat.1
Trakeostomi
Trakeostomi mencakup pembuatan lubang dalam trakea, langsung
mem-bypass penyumbatan
saluran udara bagian atas. Pembedahan jenis ini digunakan pada
orang yang mengalami
penyumbatan yang sulit diatasi pada pangkal lidah dan pada orang
gemuk berlebihan dengan
kondisi medis yang tidak mengizinkan pembedahan yang lebih
ekstensif. Meskipun tingkat
keberhasilannya 100%, namun pilihan ini biasanya tidak diterima
oleh pasien, dan dengan
diperkenalkannya CPAP, trakeostomi jarang digunakan untuk
mengobati OSA.1
-
18
Prosedur lain
Prosedur ini meliputi:
1. Radiofrequency ablation (RFA) untuk lidah atau pengurangan
langit-langit.
2. Kemajuan maksilomandibula (MMA), yang bergerak atas (maxilla)
atau lebih rendah
(mandibula) tulang rahang ke depan.
3. Genioglossus (lidah kemajuan), di mana pembukaan dipotong di
mana lidah
bergabung tulang rahang dan daerah ditarik ke depan.
4. Genioplasty, yang merupakan operasi plastik di dagu.
5. Operasi kemajuan hyoid, di mana tulang bergerak di bawah dagu
yang bergerak maju,
menarik otot lidah bersama dengan itu.
6. Pembedahan untuk penghalang hidung (seperti septum
menyimpang) yang
berkontribusi terhadap mendengkur dan gejala lainnya.1