BAB I PENDAHULUAN . Prolaps rektum merupakan suatu keadaan turunnya rektum melalui anus atau suatu keadaan berupa keluarnya seluruh tebal dinding rektum. Prolaps rektum jarang ditemukan bahkan jarang dibahas, tetapi jumlah kasus yang sebenarnya tidak diketahui karena jarang dilaporkan khususnya bila terjadi pada daerah terpencil. Prolaps rektum lebih sering terjadi pada orang dewasa dan bayi. Prolaps rektum atau prosidensia yang lengkap pada orang dewasa biasanya terjadi pada perempuan, terutama pada perempuan usia di atas 60 tahun. 1,2 Kausa prolaps rektum pada orang dewasa akibat kurangnya daya tahan jaringan penunjang rektum yang biasanya disertai tingginya tekanan intraabdomen. Bagian puborektum otot levator melipatkan rektum sehingga rektum dan anus membentuk sudut tajam. Prolaps rektum pada anak ditemukan sebagai kelainan bawaan atau karena kebiasaan menahan fesesnya. Pada orang dewasa, prolas kadang disebabkan oleh cedera otot puborektalis atau paralisis otot panggul. 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
. Prolaps rektum merupakan suatu keadaan turunnya rektum melalui anus
atau suatu keadaan berupa keluarnya seluruh tebal dinding rektum. Prolaps rektum
jarang ditemukan bahkan jarang dibahas, tetapi jumlah kasus yang sebenarnya
tidak diketahui karena jarang dilaporkan khususnya bila terjadi pada daerah
terpencil. Prolaps rektum lebih sering terjadi pada orang dewasa dan bayi. Prolaps
rektum atau prosidensia yang lengkap pada orang dewasa biasanya terjadi pada
perempuan, terutama pada perempuan usia di atas 60 tahun.1,2 Kausa prolaps
rektum pada orang dewasa akibat kurangnya daya tahan jaringan penunjang
rektum yang biasanya disertai tingginya tekanan intraabdomen. Bagian
puborektum otot levator melipatkan rektum sehingga rektum dan anus
membentuk sudut tajam. Prolaps rektum pada anak ditemukan sebagai kelainan
bawaan atau karena kebiasaan menahan fesesnya. Pada orang dewasa, prolas
kadang disebabkan oleh cedera otot puborektalis atau paralisis otot panggul.
1
BAB II
ISI
I. ANATOMI REKTUM
Rektum bersinambung di superior dengan colon sigmoid. Rektum mulai
pada kira-kira setinggi bagian ketiga sakrum ( vertebrae S3 ). Panjang rektum kira-
kira 12 cm, mengikuti lengkung sakrum dan coccygeus hingga kira-kira 3 cm
melewati ujung coccygeus dan berakhir dengan membelok ke posteroinferior
menjadi canalis analis.3,4
Gambar 1 Rektum dan Otot-otot Penahannya
M. puborectalis membentuk suatu hubungan pada juncture antara rektum
dan kanalis analis, membentuk angulus anorektalis. Di inferior rektum terletak di
posterior dekat glandula prostate pada pria dan vagina pada perempuan. Akhir dari
rektum terletak posterior terhadap rektum tendineum perinea pada kedua jenis
kelamin, dan apex prostat pada pria.4
Peritoneum Pembungkus Rektum
Dua pertiga bagian rektum dibungkus oleh peritoneum. Peritoneum
membungkus 1/3 bagian superior rektum pada facies anterior dan lateralisnya,
2
daerah 1/3 media mempunyai peritoneum hanya pada facies anteriornya, 1/3
inferior rektum tidak dibungkus oleh peritoneum.4
Pada laki-laki, peritoneum melipat dari facies anterior rektum ke dinding
posterior vesica urinaria, pada tempat itu peritoneum membentuk lantai kantung
rectovesicalis. Pada anak laki-laki, di mana vesica urinaria berada pada abdomen,
peritoneum membentang ke inferior hingga basis prostat. Pada saat vesica urinaria
berpindah ke dalam pelvis minor pada masa pubertas, hubungan-hubungan
peritoneum seperti pada orang dewasa dicapai. Pada perempuan, peritoneum
melipat ke rektum forniks posterior vaginae dan pada tempat tersebut peritoneum
membentuk lantai kantung rectouterina (cavitas Douglasii).3,4
Pada laki-laki dan perempuan, peritoneum melipat ke lateralis dari rektum
membentuk fossa pararectal pada tiap sisi rektum di bagian 1/3 superiornya. Fossa
pararectal memungkinkan rektum untuk menggelembung.4
Rektum dan Flexuranya
Meskipun sesuai asal namanya (rectus=lurus), rektum melengkung
mengikuti lengkungan sacrococcygealis. Pars terminalisnya menekuk tajam dalam
arah posterior, di mana rektum beralih menjadi canalis analis. Walaupun
umumnya mempunyai caliber lebih kecil dari colon sigmoid, diameter rektum
membesar sewaktu melintas ke inferior. Pars inferiornya yaitu ampulla recti sangat
melebar.4
Rektum membentuk huruf “S” pada planum coronalis. Ada tiga
kecembungan di rektum yang ditunjukkan oleh flexura, yang menyebabkan
terdapatnya lipatan bagian dalam (valvula) membrana mukosa yang disebut plica
rectalis transversa (plica transversalis), yang sebagian tertutup lumen rektum.4
Plica rectalis terdiri dari membrane mukosa yang membungkus otot polos
sirkuler. Bentuk rektum dipertahankan oleh perluasan taenia coli (pita muscularis)
pada dinding anterior dan posterior rektum.4
Hubungan – hubungan Rektum
Rektum berhubungan di posterior dengan: 4
(1) 3 vertebrae sacralis bagian inferior,
3
(2) os coccygeus,
(3) ligamentum anococcygeum,
(4) vasa sacralis media,
(5) cabang-cabang a. rectalis superior, dan
(6) ujung inferior truncus symphaticus.
Rektum dikelilingi oleh suatu selubung facialis dan melekat dengan
longgar ke facies anterior sacri.4
Di anterior pada laki-laki, rektum berhubungan dengan: 4
(1) basis vesica urinaria,
(2) pars terminalis ureter,
(3) ductus deferens,
(4) vesicula seminalis, dan glandula prostat.
Kedua lapisan septum rectovesicalis terletak pada planum medianum
antara vesica urinaria dan rektum dan berhubungan erat dengan vesicular
seminalis dan glandula prostat. Septum rectovesicalis menggambarkan suatu
bidang potensial yang menjadi pemisah antara rektum dan glandula prostat.3,4
Pada perempuan hubungan anterior rektum adalah :4
(1) vagina : rektum terpisah dari fornix posterior vagina,
(2) cervix uteri : rektum terpisah dari cervix uteri oleh kantung
rectouterina, dan
(3) septum rectovaginalis memisahkan vagina dan rektum pada bagian
inferior kantung rectouterina.
Pasokan Arteri Rektum
Terdapat arteri rectalis yang beranastomosis secara bebas antara satu sama
lain, sebagai berikut.3,4
(1) A. rectalis superior, lanjutan dari a. mesenterica inferior.
Arteri ini memasok pars terminalis colon sigmoid dan pars superior
rektum. Arteri ini melintasi vasa iliaca communis sinistra dan turun ke
4
dalam pelvis minor dalam mesocolon sigmoid. Pada kira-kira setinggi
vertebrae S3, a.rectalis superior membagi diri dalam dua cabang yang
menuruni tiap sisi rektum.
(2) Dua aa.rectalis media, cabang-cabang a.iliaca interna yang memperdarahi
rektum pars media dan inferior.
(3) Dua aa.rectalis inferior, cabang - cabang aa.pudenda interna.
Arteri ini mulai dari fossa ischiorectalis, dam memperdarahi pars inferior
rektum dan canalis analis.
Vaskularisasi kanal anal berasal dari :
A. Hemorrhoidalis superior, cabang dari a. Mesenterika inferior
A. Hemorrhoidalis media, cabang dari a. Iliaca interna
A. Hemorrhoidalis inferior, cabang dari a. Pudenda
Aliran Venosus Rektum
Aliran venosus rektum dialirkan melalui vv.rectalis superior, media, dan
inferior. Terdapat banyak anastomosis di antara vasa ini.3,4
Plexus venosus rectalis mengelilingi rektum dan bergabung ke plexus
venosus vesicalis pada laki-laki dan plexus venosus uterovaginalis pada
perempuan. Plexus venosus rectalis terdiri dari dua bagian :3,4
(1) plexus venosus rectalis internus yang terlatak profunda terhadap epithelium
rektum, dan
(2) plexus venosus rectalis externus yang terletak externa terhadap lapisan
muscularis rektum.
Plexus rectalis internus mengalirkan darahnya ke dalam v.rectalis superior,
tetapi berhubungan bebas dengan plexus venosus rectalis externus. Pars superior
plexus venosus rectalis externus mengalir ke dalam v.rectalis superior yaitu
permulaan dari v.mesenterica superior. Pars inferior plexus venosus rectalis
externus mengalir ke dalam v.iliaca interna.4
5
Gambar 2. Aliran Darah Rektum
Aliran vena diatas anorektal junction melalui sistem porta sedangkan
kanalis ani langsung ke vena cava inferior.
V. Hemorrhoidalis superior
Berasal dari pleksus venosus hemorrhoidalis internus bermuara ke
vena mesenterica inferior kemudian ke vena porta. Vena ini tidak
mempunyai valvula, sering untuk penyebaran kanker.
V. Hemorroidalis inferior
Mengalirkan darah dari vena pudenda interna menuju ke vena
iliaca interna bermuara di vena cava. Sering menimbulkan
menimbulkan gejala hemorrhoid.
6
Aliran Limfe Rektum
Aliran limfe dari rektum mengikuti vasa hemorrhoidales superior ke inn
mesenterika inferior menuju Inn paraaorta, sedang dari kanalis ani menuju ke Inn
inguinalis kemudian ke Inn iliaca eksterna dan Inn iliaca kommunis, sehingga
apabila ada keganasan dan infeksi akan menyebar sampai inguinal.
Saraf-Saraf Rektum
Pasokan saraf ke rektum berasal dari systerna symphaticum dan
parasymphaticum. Plexus rectus media adalah bagian dari plexus hypogastricus
inferior. Empat sampai delapan saraf melintas langsung dari plexus ini ke rektum.
Saraf-saraf parasimpatis berasal dari nn.S2, S3, dan S4 berjalan melalui
nn.splanchnicus pelvicus sacralis. Saraf-saraf sensorik mengikuti jalan-jalan saraf
parasimpatis dan serabut-serabutnya dirangsang oleh regangan dinding rektum.3,4
Inversi kanalis ani diatur oleh saraf somatik sehingga sangat sensitif dengan rasa
sakit, sedang rektum oleh saraf viseral sehingga kurang sensitif terhadap rasa
sakit. Rektum diinervasi oleh sarah simpatik dai pleksus Mesenterika inferior dan
n. Presakralis (hipogastrika) yang berasal dari L 2,3,4 dan saraf parasimpatis S2,3,4
II. HISTOLOGI REKTUM
Rektum terdiri dari 4 lapisan : Tunika mukosa, tunika submukosa, tunika
muskularis, tunika adventitia.
Lumen rektum dilapisi mukosa glanduler usus sedang kanalis ani dilapisi
epitel squamosum stratifikatum lanjutan kulit luar. Daerah batas antara rektum
dan kanalis ani disebut Anorectal Junction ditandai oleh linea pectinea/linea
dentata yang terdiri dari sel – sel transisional.
7
III. FISIOLOGI REKTUM
Proses defekasi
Defekasi adalah pengeluaran feses dari anus dan rektum. Frekuensi
defekasi pada setiap orang sangat bervariasi dari beberapa kali perhari sampai 2
atau 3 kali perminggu. Banyaknya feses juga bervariasi setiap orang. Ketika
gelombang peristaltik mendorong feses ke dalam colon sigmoid dan rektum, saraf
sensoris dalam rektum dirangsang dan individu menjadi sadar terhadap kebutuhan
untuk defekasi.6
Rektum biasanya kosong sampai menjelang defekasi. Hal ini karena
terdapat sfingter fungsional yang lemah sekitar 20 cm dari anus pada perbatasan
antara colon sigmoid dan rektum. Di sini juga terdapat sebuah sudut tajam yang
menambah resistensi terhadap pengisian rektum. Bila pergerakan massa mendorng
feses masuk ke dalam rektum, secara normal timbul keinginan untuk defekasi,
termasuk refleks kontraksi rektum dan relaksasi sfingter anus.6
Pendorongan massa feses yang terus-menerus melalui anus dicegah oleh
kontraksi tonik dari (1) sfingter ani internus, penebalan otot polos sirkular
sepanjang beberapa centimeter yang terletak tepat di dalam anus, dan (2) sfingter
ani eksternus, yang terdiri dari otot lurik volunter yang mengelilingi sfingter
internus dan meluas ke sebelah distal.6
Defekasi biasanya dimulai oleh dua refleks defekasi. Salah satu dari
refleks-relfleks ini adalah refleks intrinsik yang diperantarai oleh system saraf
enterik setempat. Hal ini dijelaskan sebagai berikut. Ketika feses masuk kedalam
rektum, pengembangan dinding rektum memberi suatu sinyal aferen yang
menyebar melalui pleksus mesenterikus untuk memulai gelombang peristaltik
pada colon desenden, colon sigmoid, dan di dalam rektum. Gelombang ini
menekan feses kearah anus. Begitu gelombang peristaltik mendekati anus, sfingter
ani internus direlaksasi oleh sinyal-sinyal penghambat dari pleksus mesenterikus;
jika sfingter ani eksternus secara sadar, secara volunter berelaksasi di waktu yang