BAB I PENDAHULUAN ALS sering disebut jugaLou Gehrig’ s Disease, merupakan suatu penyakit neurodegenerative yang menyerang sel saraf di otak dan korda spinalis. Penyakit ini bersifat progresif dan Amyotrophic Lateral Scleros is (ALS) merupakan suatu bentuk paling umum dari penyakit motor neuron progresif dan merupakan contoh utama dari penyakit neurodegeneratif (auci ! Longo, "##$). S%& dialami '#.### orang pertahun di Amerika Serikat . rang hidup dengan S%& diper kir akan sekit ar '$. ###*"#.## # (St ove r e t a l , '++). -enurut at ion al Spinal %ord &njury Statistical %enter (S%&S%) tahun "###, lebih dari sepuluh tahun lalu angka kejadian antara pria dan /anita adalah 01 2, dengan rata*rata cedera pada usia ',$ tahun dengan #3 cedera pada usia '4*# tahun. S%&S% mengump ulkan data epidemiologi di Amerika Serikat dari tahun '+0*'++0 tentang penyebab dari S % & diketahui bah/a sekitar 23 karena kecelakaan kendaraan bermotor,""3 karena jatuh atau pukulan benda keras, '+3 karena kekerasaan dan ''3 karena cedera olahraga. 5asus lain, penyebab S%& bukan karena trauma hanya 3 seperti spinal stenosis,tumor, ischemia, infeksi dan inflamasi (6ecker ! 7eLisa, '+++8 -c 5inley et al, '+++). -enu rut AS &A ("###) par apa res e kar ena S%& dapat ber upa par apa rese komplit dan paraparese inkomplit. Pada paraparese komplit, pasien kehilangan fungsi sensorik dan motori k secara total diba/ah lesi hingga segmen sakral yang terba/ah. Sedangkan pada paraparese inkomplit pasien kehilangan sebagian fungsi sensorik dan atau motorik diba/ah lesi hingga segmen sakral yang terba/ah (9 rombly , "##"). Par apar ese ber das arkan topisn ya, dib agi me njad i dua yai tu paraparese spastik yang terjadi karena kerusakan yang mengenai upper motor neuron (:-) dan paraparese flaksid yang terjadi karena kerusakan yang mengenai lo/er motorneuron (L-). Pada kerusakan yang mengenai :-terjadi peningkatan tonus ot ot '
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
-edula spinalis berfungsi sebagai pusat refleks spinal dan juga sebagai jaras
konduksi impuls dari atau ke otak. -edula spinalis merupakan perpanjangan dari
otak dalam menginervasi bagian ba/ah dari tubuh, karenanya komposisi medula
spinalis mirip otak yaitu terdiri dari substansia alba (serabut saraf bermielin) dengan bagian dalam terdiri dari substansia grisea (jaringan saraf tak bermielin). Substansia
alba berfungsi sebagai jaras konduksi impuls aferen dan eferen antara berbagai
tingkat medulla spinalis dan otak. Substansia grisea merupakan tempat integrasi
refleks*refleks spinal. -edula spinalis dimulai dari akhir medula oblongata di
Lintasan traktus medulla spinalis terdiri dari traktus ascendens dan traktus
descendens. 9raktus ascendens memba/a informasi sensorik ke SSP dan dapat
berjalan ke bagian*bagian medulla spinalis dan otak. 9raktus spinotalamikus lateralis
merupakan suatu traktus ascendens penting, yang memba/a serabut*serabut untuk
jaras nyeri dan suhu. <aras untuk raba halus, propiosepsi sadar, dan getar mempunyaiserabut*serabut yang membentuk kolumna dorsalis substansia alba medulla spinalis.
&mpuls dari berbagai bagian otak yang menuju neuron*neuron motorik batang otak
dan medulla spinalis disebut traktus descendens. 9raktus kortikospinalis lateralis dan
ventralis merupakan jaras motorik voluntar dalam medulla spinalis. 9raktus asosiatif
9abel ".' 9raktus Ascendens dan 7escendens pada -edula Spinalis
Trakts Fngsi
AS!ENDENS
Kolmna dorsalis "#ost$rior%
Fasikls kn$ats "T& dan di atasn'a(
)agian atas t)*%
Fasikls grasilis "T+ dan di )a,a*n'a(
)agian )a,a* t)*%
S#inotalamiks
S#inotalamiks lat$ralis
S#inotalamiks -$ntralis
S#inos$r$)$laris
S#inos$r$)$laris dorsalis
S#inos$r$)$laris -$ntralis
DES!ENDENS
Kortikos#inalis
Kortikos#inalis lat$ralis
Kortikos#inalis -$ntralis
)ros#inalis
T$ktos#inalis
/$sti)los#inalis
5emampuan untuk melokalisasi stimulus dari sentuhan halus, kemampuan untuk membedakan tekanan dan intensitas(membedakan dua*titik, persepsi berat badan)
5esadaran propioseptif (merasakan posisi)
?ibrasi (sensasi fasik)
>antaran cepat informasi sensorik
yeri9emperatur, termasuk sensasi hangat dan dingin
5urang dapat melokalisasi stimulus dari sentuhan kasar serta membedakan tekanan dan intensitasSensasi gatal dan geli
>antaran informasi sensorik lebih lambat daripada kolumna dorsalis
Propioseptif yang tidak disadari (sensasi otot)5oordinasi postur tubuh dan gerakan ekstremitas
&nformasi sensorik yang dihantarkan hampir seluruhnya dari apparatus tendon ;olgi dan gelendong ototSerabut traktus*besar yang menghantarkan impuls lebih cepat daripada neuron*neuron lain dalam tubuh
9raktus piramidalis memba/a impuls untuk pengendalian voluntar otot ekstremitas
9raktus piramidalis memba/a impuls untuk pengendalian voluntar otot tubuh9raktus ekstrapiramidalis mengurus integrasi yang tidak disadari dan koordinasi gerakan otot yang disesuaikan dengan masukan
propioseptif 9raktus ekstrapiramidalis mengurus gerakan pemindaian dan pergantian refleks pada kepala dan gerakan refleks pada lengan
sebagai respons terhadap sensasi penglihatan, pendengaran, atau kulit
9raktus ekstrapiramidalis terlibat dalam mempertahankan keseimbangan dan koordinasi gerakan kepala dan mata
berupa kelumpuhan L- pada otot*otot yang merupakan sebagian kecil dari otot*
otot toraks dan abdomen, namun kelumpuhan yang terjadi tidak begitu jelas terlihat
dikarenakan peranan dari otot*otot tersebut kurang menonjol. >al ini dikarenakan lesi
dapat mengenai kornu anterior medula spinalis. 7an diba/ah tingkat lesi dapat terjadi
gangguan motorik berupa kelumpuhan :- karena jaras kortikospinal lateral
segmen thorakal terputus.
;angguan fungsi sensorik dapat terjadi karena lesi yang mengenai kornu
posterior medula spinalis maka akan terjadi penurunan fungsi sensibilitas diba/ah
lesi. Sehingga penderita berkurang merasakan adanya rangsang taktil, rangsang nyeri,
rangsang thermal, rangsang discrim dan rangsang lokalis.
;angguan fungsi autonom dapat terjadi karena terputusnya jaras ascenden
spinothalamicus sehingga inkotinensia urin dan inkotinensia alvi.
9ingkat lesi transversal di medula spinalis mudah terungkap oleh batas
defisit sensorik. 7iba/ah batas tersebut, tanda*tanda :- dapat ditemukan pada
kedua tungkai secara lengkap.
Paraparese dapat disebabkan oleh suatu infeksi, satu hingga dua segmen dari
medula spinalis dapat rusak secara sekaligus. &nfeksi langsung dapat terjadi melaluiemboli septic, luka terbuka dari tulang belakang, penjalaran osteomielitis, atau
perluasan dari proses meningitis piogenik. &stilah mielitis tidak saja digunakan untuk
proses peradangan pada medulla spinalis namun juga digunakan apabila lesinya
menyerupai proses peradangan dan disebabkan oleh proses patologi yang mempunyai
hubungan dengan infeksi, adanya tumor baik tumor ekstramedular maupun
intramedular serta trauma yang menyebabkan cedera medulla spinalis.
5elumpuhan :- dicirikan oleh tanda*tanda khas disfungsi susunan :-
adalah sebagai berikut 1
a. 9onus otot meningkat atau hipertonus
;ejala ini terjadi karena hilangnya pengaruh inhibisi korteks motorik
tambahan terhadap inti*inti intrinsik medulla spinalis. >ipertonus adalah cirri khas
bagi disfungsi komponen ekstrapiramidal susunan :-. >ipertonus tidak akan
bangkit bahkan tonus otot menurun, jika lesi paralitik merusak hanya korteks
motorik primer saja. Lesi hipertonus menjadi jelas apabila korteks motorik tambahan
(area 2 dan area 4) ikut terlibat dalam lesi. Lesi paralitik yang mengganggu pyramidal
juga pasti akan mengganggu serabut*serabut kortikobulbarDspinal dan juga serabut
frontopontin, temporo parietopontin berikut serabut*serabut striatal utama. >al itu
menggambarkan bah/a komponen pyramidal dan ekstrapiramidal akan mengalami
gangguan bersama. >al ini terjadi karena lintasan pyramidal dan ekstrapiramidal
berada dika/asan yang sama yaitu pedunkulus serebri, pes pontis, piramis, dan
funikulus posterolateralisDsulkomarginal.
>ipertonus yang diiringi kelumpuhan pada :- tidak melibatkan semua
otot skeletal, melainkan otot fleksor seluruh lengan serta otot abductor bahu dan padatungkai seluruh otot ekstensornya serta otot*otot plantar fleksi kaki.
9ergantung dalam jumlah serabut penghantar impuls ektrapiramidal dan pyramidal
yang terkena gangguan, anggota gerak yang lumpuh dapat memperlihatkan hipertonia
dalam posisi fleksi atau ekstensi. >al ini terjadi pada kelumpuhan :- yang
melanda bagian ba/ah tubuh (paraparese) akibat oleh karena lesi transversal di
medulla spinalis di atas intumesensia lubosakralis. Apabila paraparese yang
disebabkan oleh lesi yang terutama merusak serabut penghantar impuls pyramidal
saja,maka parapleginya menunjukan hipertonus dalam posisi ekstensi. Apabila jumlah
serabut penghantar impuls ekspiramidal ( terlibat dalam lesi, maka hipertonus dalam