BAB I PENDAHULUAN Dalam bidang neurologi, koma merupakan kegawatdaruratan medik yang paling sering dijumpai. Koma bukanlah suatu penyakit melainkan suatu keadaan klinik tertentu yang disebabkan oleh berbagai faktor. Koma memerlukan tindakan yang cepat dan tepat, dimana saja dan kapan saja. Dengan demikian setiap dokter perlu memahami koma dengan sebaik-baiknya. Mengingat faktor penyebab koma yang begitu banyak (yang meliputi bidang neurologi, penyakit dalam, bedah, THT, anestesi dan farmakologi) serta memperhatikan pula patofisiologi koma, maka penanganan penderita pada tingkat pertama akan sangat menentukan prognosisnya. 1 Koma merupakan permasalahan medis yang terus menjadi perhatian bagi banyak kalangan, baik dari jaman para klinisi Yunani kuno sampai masa sekarang. Gangguan kesadaran sebagai bagian yang lebih luas dari koma telah menjadi pusat penelitian dari banyak ilmuwan, namun hingga kini masih banyak aspek dari koma dan gangguan kesadaran yang masih menjadi misteri. Meskipun demikian banyak kemajuan yang telah mampu dicapai oleh dunia medis dalam penelusuran sebab, diagnosis dan tatalaksana dari koma. 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bidang neurologi, koma merupakan kegawatdaruratan medik yang
paling sering dijumpai. Koma bukanlah suatu penyakit melainkan suatu keadaan
klinik tertentu yang disebabkan oleh berbagai faktor. Koma memerlukan tindakan
yang cepat dan tepat, dimana saja dan kapan saja. Dengan demikian setiap dokter
perlu memahami koma dengan sebaik-baiknya. Mengingat faktor penyebab koma
yang begitu banyak (yang meliputi bidang neurologi, penyakit dalam, bedah,
THT, anestesi dan farmakologi) serta memperhatikan pula patofisiologi koma,
maka penanganan penderita pada tingkat pertama akan sangat menentukan
prognosisnya.1
Koma merupakan permasalahan medis yang terus menjadi perhatian bagi
banyak kalangan, baik dari jaman para klinisi Yunani kuno sampai masa sekarang.
Gangguan kesadaran sebagai bagian yang lebih luas dari koma telah menjadi
pusat penelitian dari banyak ilmuwan, namun hingga kini masih banyak aspek
dari koma dan gangguan kesadaran yang masih menjadi misteri. Meskipun
demikian banyak kemajuan yang telah mampu dicapai oleh dunia medis dalam
penelusuran sebab, diagnosis dan tatalaksana dari koma. 1
Koma dan gangguan penurunan kesadaran merupakan gambaran dari
adanya gangguan atau kerusakan fungsi otak yang menyeluruh. Penanganan
medis dan intervensi di dalam koma dan gangguan penurunan kesadaran harus
dilakukan secara tepat dan sesegera mungkin untuk meminimalisir kerusakan dan
memperbesar kemungkinan pemulihan pasien. Kedua hal tersebut di atas perlu
dilakukan oleh karena otak manusia mempunyai cadangan fungsi yang terbatas,
sehingga apabila penanganan tidak dilakukan segera tidak banyak yang dapat
dilakukan untuk mengembalikan atau mencegah kerusakan fungsi lebih lanjut.1
BAB II
ISI
A. DEFINISI
Istilah sadar atau kesadaran bermakna luas, bergantung pada ruang lingkup
bahasan masing-masing cabang ilmu yang berkaitan dengannya. Dengan demikian
kesadaran tidak begitu mudah untuk didefinisikan, namun demikian apabila
terjadi gangguan kesadaran, maka kita akan cepat mengetahuinya melalui gejala-
gejala yang timbul. WHO mendefinisikan koma sebagai suatu keadaan dimana
seseorang tidak dapat membuka mata dengan rangsangan apapun, tidak dapat
membuat suatu kata apapun dan tidak dapat melaksanakan perintah sederhana.1,2
Apabila terjadi gangguan kesadaran secara psikiatrik, maka kita
menyebutnya sebagai perubahan kesadaran. Dan bila terjadi gangguan kesadaran
secara neurologis, maka kita menyebutnya sebagai penurunan kesadaran. Dalam
hal penilaian penurunan kesadaran, dikenal beberapa istilah yang masih dipakai di
klinis seperti compos mentis, somnolen, sopor/stupor, soporokoma, dan koma.
Terminologi tersebut lebih bersifat kualitatif dan mungkin menghasilkan
pemahaman yang berbeda dari setiap klinisi. Sementara itu terdapat penilaian
penurunan kesadaran yang bersifat kuantitatif dan dipakai di seluruh dunia yaitu
dengan menggunakan skala koma Glasgow (GCS). 1,2
B. EPIDEMIOLOGI
Data tentang epidemiologi koma bervariasi dari setiap pusat di suatu
negara, dan bergantung dari data sumber penelititan. Banyak faktor yang turut
mempengaruhi terjadinya koma, seperti kebiasaan, adat-istiadat, keadaan
ekonomi, dan pendidikan pasien sehingga tidak ada data yang pasti tentang koma
jenis apa yang terbanyak di seluas dunia.2
Prevalensi dan insidensi dari koma dan gangguan kesadaran sulit untuk
ditentukan secara pasti, mengingat luas dan beragamnya faktor penyebab dari
koma. Laporan rawat inap nasional dari Inggris tahun 2002-2003 melaporkan
bahwa 0,02% (2.499) dari seluruh konsultasi rumah sakit disebabkan oleh
1
gangguan terkait dengan koma dan penurunan kesadaran, 82% dari kasus tersebut
memerlukan rawat inap di rumah sakit. Koma juga nampaknya lebih banyak
dialami oleh pasien usia paruh baya dan lanjut usia, dengan rata-rata usia rawat
inap untuk koma adalah 57 tahun pada laporan yang sama. (2) Hasil lain
dilaporkan oleh dua rumah sakit daerah Boston, Amerika Serikat, di mana koma
diperkirakan menyebabkan hampir 3% dari seluruh diagnosis masuk rumah sakit.
Penyebab yang paling banyak dari laporan tersebut adalah alkoholisme, trauma
serebri dan stroke, di mana ketiga sebab tersebut menyebabkan kurang lebih 82%
dari semua admisi.2
C. ETIOLOGI
Ada beberapa penyebab koma seperti sirkulasi (meluputi stroke dan
penyakit jantung), ensefalitis (dengan tetap mempertimbangkan adanya
kemungkinan infeksi di tempat lain maupun sepsis), metabolik (hiperglikemia,
hipoglikemia, hipoksia, uremia, dan penyakit hati), elektrolit (misalnya diare dan
muntah), neoplasma (seperti tumor otak baik primer maupun metastasis),
intoksikasi (obat maupun bahan kimia), trauma (seperti comotio, kontusio,
perdarahan epidural, perdarahan subdural), serta epilepsi (pasca serangan
grandmal atau pada status epileptikus).2
D. KLASIFIKASI
Klasifikasi koma lebih bersifat memberi gambaran umum tentang koma,
bukan tujuan terapeutik yang spesifik. Klasifikasi koma didasarkan atas anatomi,
patofisiologi, serta gambaran klinis.3
Berdasarkan anatomi dan patofisiologinya, koma dibagi menjadi :
1. Koma kortikal bihemisferik
Merupakan koma/ensefalopati metabolik, dan/atau gangguan fungsi/lesi
struktur korteks bihemisferik. Faktor penyebabnya antara lain sinkop, syok,
hipoksia, gangguan cairan dan elektrolit, intoksikasi, demam tinggi.
2. Koma diensefalik
2
Dapat bersifat supratentorial, infratentorial, dan kombinasi antara keduanya.
Terjadinya koma dapat melalui mekanisme herniasi unkus, tentorial, atau
sentral. Faktor penyebabnya antara lain stroke atau gangguan peredaran darah