REFERATHEMATURIAUntuk memenuhi tugas Kepaniteraan Klinik Bagian
Ilmu Bedahdi RS PKU Muhammadiyah Temanggung
Pembimbing :dr. Ahmad Aryono, Sp.B
Disusun oleh :Nushroh Ulfah Azzahro HariyonoH2A010036
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG2014
BAB IPENDAHULUANDarah dalam kemih merupakan suatu tanda yang
perlu segera di tindak lanjuti dengan berbagai pemeriksaan
laboratorium. Hematuria merupakan suatu gejala yang penting pada
berbagai penyakit ginjal dan salurannya, sedangkan proteinuria
lebih memiliki arti dalam hal diagnostic dan prognostic penyakit.
Hematuria dapat merupakan tanda dari suatu penyakit yang serius
sehingga oleh karenanya sangat penting untuk di pastikan adanya sel
darah merah dalam saluran kemih serta ditentukan tingkat
keparahannya dan persistensinya. Penanganan pasien dengan hematuria
yang disertai dengan proteinuria dan penurunan fungsi ginjal tidak
banyak diperdebatkan, tetapi penanganan pasien dengan isolated
hematuria merupakan hal yang masih selalu menjadi
perdebatan.Hematuria dapat dijumpai dalam berbagai keadaan, seperti
misalnya: sebagai bagian dari suatu episode hematuria makroskopi ,
sebagai gejala dari infesi saluran kemih atau sebagai tanda lain
dari suatu kebetulan yang ditemukan dalam pemeriksaan rutin.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
I. Anatomi Tractus Urinarius 1. GinjalGinjal terletak di bagian
belakang abdomen atas, di belakang peritoneum, di depan dua kosta
terakhir dan tiga otot-otot besar transverses abdominis, kuadratus
lumborum dan psoas mayor. Ginjal dipertahankan dalam posisi
tersebut oleh bantalan lemak yang tebal. Kelenjar adrenal terletak
di atas kutup masing-masing ginjal. Ginjal terlindung dengan baik
dari trauma langsung di sebelah posterior dilindungi oleh kosta dan
otot-otot yang meliputi kosta, sedangkan di anterior dilindungi
oleh bantalan usus yang tebal. Pada orang dewasa, ginjal panjangnya
12-13 cm, lebarnya 6 cm dan beratnya anatara 120-150 gram.Ukurannya
tidak berbeda menurut bentuk dan ukuran tubuh. Permukaan anterior
dan posterior kutu atas dan bawah serta pingir lateral ginjal
berbentuk konveks sedangkan pinggir medialnya berbentuk konkaf
karena adanya hilus. Ada beberapa struktur yang yang masuk atau
keluar dari ginjal ,melalui hilus anatara lain arteria dan vena
renalis, saraf dan pembuluh getah bening. Ginjal diliputi oleh
suatu kapsula fibrosa tipis mengkilat yang berikatan longgar dengan
jaringan di bawahnya dan dapat dilepaskan dengan mudah dari
permukaan ginjal. Ginjal merupakan organ yang berbentuk seperti
kacang, terletak di kedua sisi kolumna vertebralis. Ginjal kanan
sedikit lebih rendah dibandingkan dengan ginjal kiri karena
tertekan ke bawah oleh hati. Secara umum, ginjal terdiri dari
beberapa bagian:a. Korteks, yaitu bagian ginjal di mana di dalamnya
terdapat/terdiri dari korpus renalis/Malpighi (glomerulus dan
kapsul Bowman), tubulus kontortus proksimal dan tubulus kontortus
distalis.b. Medula, yang terdiri dari 9-14 pyiramid. Di dalamnya
terdiri dari tubulus rektus, lengkung Henle dan tubukus pengumpul
(ductus colligent).c. Columna renalis, yaitu bagian korteks di
antara pyramid ginjal.d. Processus renalis, yaitu bagian
pyramid/medula yang menonjol ke arah korteks.e. Hilus renalis,
yaitu suatu bagian/area di mana pembuluh darah, serabut saraf atau
duktus memasuki/meninggalkan ginjal.f. Papilla renalis, yaitu
bagian yang menghubungkan antara duktus pengumpul dan calix
minor.g. Calix minor, yaitu percabangan dari calix major.h. Calix
major, yaitu percabangan dari pelvis renalis.i. Pelvis renalis,
disebut juga piala ginjal, yaitu bagian yang menghubungkan antara
calix major dan ureter.j. Ureter, yaitu saluran yang membawa urine
menuju vesica urinaria.
Fungsi primer ginjal adalah mempertahankan volume dan komposisi
cairan ekstrasel dalam batas-batas normal. Komposisi dan volume
cairan ekstrasel ini dikontrol oleh filtrasi glomerolus, reabsorpsi
dan sekresi tubulus. Darah memasuki glomerulus dari arteriol aferen
dan kemudian meninggalkannya melalui arteriol eferen. Tekanan darah
di dalam glomerulus menyebabkan cairan difiltrasikan ke dalam
kapsula bowman lalu mengalir pertama ke dalam tubulus proksimalis.
Dari sini cairan tersebut mengalir ke dalam ansa henle, ansa yang
sangat dekat dengan medulla ginjal tersebut nefron-nefron
jukstameduler dan mereka mempunyai ansa henle turun ke bawah ke
medulla ginjal sekitar sepetiga sampai seperlima ansa menembus jauh
ke dalam medulla. Bagian bawah ansa tersebut mempunyai dinding
sangat tipis dan oleh karena itu disebut segmen tipis ansa henle.
Dari ansa henle cairan tersebut mengalir melalui tubulus distalis.
Akhirnya cairan tersebut mengalir ke dalam tubulus (duktus)
koligens yang mengumpulkan cairan dari beberapa nefron. Duktus
kologens berjalan dari korteks kembali ke bawah melalui medulla,
sejajar dengan ansa henle kemudian bermuara ke dalam pelvis ginjal.
Ketika filtrate glomerulus mengalir melalui tubulus tersebut,
kebanyakan air dan berbagai zat yang terlarut di dalamnya
direabsorpsi ke dalam kapiler peritubulus dan sejumlah kecil solute
lain disekresikan ke dalam tubulus. Air dan solute tubular yang
tersisa menjadi urina.2. Ureter Ureter merupakan saluran muskuler
silindris urine yang mentranspor urin dari ginjal menuju vesica
urinaria.Merupakan organ retroperitoneal.Panjang sekitar 20-30 cm
diameter 1.7 cm, memiliki 3 penyempitan: a. Perbatasan pelvis
renalis ureter (pelvi-ureter junction)b. Peralihan ureter pars
abdominalis ke pars pelvinac. Saat masuk ke dalam vesica
urinaria
Bagian-bagian ureter:1. pars abdominalis (nempel di peritoneum
parietal) : yang berada dari pelvis renalis sampai menyilang
vasailiaka2. pars pelvic : mulai dari persilangan dengan vasa
iliaka sampai masuk kekandung kemih.3. pars intra-muralis (menembus
vesica urinaria).Lapisan dinding ureter terdiri dari: 1. Dinding
luar jaringan ikat (jaringan fibrosa) 2. Lapisan tengah lapisan
otot polos.3. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa.
Lapisan-lapisan ureter: 1. tunica mucosa (dalam)2. tunica
muscularis m. longitudinalis interna m. circularis m.
longitudinalis externa tunica serosaLetak: cavum abdomen (bag.
superior), cavum pelvis (bag.inferior)
3) Kandung KemihOrgan tubuh yang mengumpulkan air kencing yang
dikeluarkan oleh ginjal sebelum dibuang. Air kencing memasuki
kandung kemih lewat ureter dan keluar lewat uretra. Kandung kemih
atau buli-buli merupakan organ berongga yang terdiri atas 3 lapisan
otot detrusor yang saling beranyaman. Ia terletak tepat di belakang
pubis di dalam rongga pelvis. Kandung kemih dapat menyimpan urin
orang dewasa pada umumnya kurang lebih 500 ml. Secara anatomi
kandung kemih terdiri atas 3 permukaan, yaitu permukaan superior,
permukaan inferiolateral dan permukaan posterior. Kandung kemih
yang kosong pada orang dewasa terletak di dalam pelvis, bila
kandung kemih terisi maka dinding atasnya masuk ke daerah abdomen
(hipogastrium).
4) UrethraUretra masculina dibagi menjadi dua bagian,yaitu:1.
Uretra posterior adalah proximal terhadap diafragmaurogenitalis dan
termasuk bagian membranosadan prostatik. a) Pars prostatica :
bagian uretra yang melewatiprostat. b) Pars memberanacea : bagain
uretra setinggimusculus sphincter uretra (diafragma pelvis). 2.
Uretra anterior adalah bagian distal daridiafragma urogenitalis. a)
Pars bulbaris : terletak di proksimal,merupakan bagian uretra yang
melewati bulbuspenis. b) Pars pendulan/cavernosa/spongiosa :
bagianuretra yang melewati corpus spongiosum penis. c) Pars glandis
: bagian uretra di glans penis
Uretra masculina dibagimenjadi 4 bagian pars intramuralis = di
dinding vesica urinari pars prostatica = menembusprostat, pars
membranacea = di diafragmaurogenitale pars bulbaris/sponqiosa =
dicorpus spongiosum penis
II. Fungsi GinjalGinjal merupakan organ utama untuk membuang
produk sisa metabolisme yang tidak diprlukan lagi oleh tubuh.
Produk-produk ini meliputi urea ( dari metabolisme asam amino ),
kreatinin ( dari kreatin otot ), asam urat ( dari asama nukleat,
produk akhir adalah pemecahan hemoglobin (seperti bilirubin), dan
metabolik berbagai hormon. Produk-produk sisa ini harus dibersihkan
dari tubuh sescepat produksinya. Ginjal juga membuang sebagian
besar toksin dan zat asing lainya yang diproduksi oleh tubuh atau
pencernaan, seperti pestisida, obat-obatan, dan zat aditif
makanan.
III. Anatomi Fisiologis Ginjal Susunan umum ginjal dan traktus
urinarius. Dua ginjal terletak pada dinding posterior abdomen,
diluar rongga peritoneum. Setipa ginjal pada ornag dewasa beratnya
kira-kira 150 gram dan kira-kira srukuran kepalan tangan. Sisi
medial setipa ginjal merupakan daerah lekukan yang disebut hilum
tempat lewatnya arteri dan vena renalis, cairan limfatik, suplai
saraf, dan ureter yang membawa urin akhir dari ginjal ke kandung
kemih, tmoat urin disimpan dan dikeluarkan. Ginjal dilingkupi
dengan kapsul fibrosa yang keras untuk melindungi struktur dalamnya
yang rapuh.Jika ginjal dibagi dua dari atas ke bawah, dua daerah
utama yang dapat digambarkan yaitu korteks di bagian luar dan
medula di bagian dalam. Medula ginjal terbagi menjadi beberapa
massa jaringan berbentuk kerucut yang disebut piramida ginjal.
Dasar dari piramida dimulai pada perbatasan antara korteks dan
medula serta berakhir di papila, yang menonjol ke dalam ruang
pelvis ginjal, yaitu sambungan ujung ureter bagian atas yang
berbentuk corong. Batas luar pelvis terbagi menjadi kantong-kantong
dengan ujung-ujung terbuka yang disebut kalises mayor, yang melua
ke bawah dan terbagi menjadi kalises minor, yang mengumpulkan urin
dari tubulus setiap papila. Dinding kalises, pelvis, dan ureter
terdiri dari elemen-elemen kontraktil yang mendorong urin menuju
kandung kemih, tempat urin dismpan dan dikeluarkan melalui
mikturisi. Nefron sebagai unit fungsional ginjal.Masing-masing
ginjal manusia terdiri dari kurang lebih 1 juta nefron dan setiap
ginjal mampu membentuk urin. Ginjal tidak dapat membnetuk nefron
baru. Oleh karena itu, pada trauma ginjal, penyakit ginjal, atau
proses penuaan yang normal, akan terjadi penurunan jumlah nefron
secara bertahap. Setelah usia 40 tahun, jumlah nefron yang
berfungsi biasanya menurun kira-kita 10 % setiap tahun. Jadi, pada
usia 80 tahun, jumlah nefron yang berfungsi 40 persen lebih sedikit
daripada ketika usia 40 tahun. Berkurangnya fungsi ini tidak
mengancam jiwa karena perubahan adaptif sisa nefron menyebabkan
nefron tersebut dapat mengeksresikan air, elektrolit, dan produk
sisa dalam jumlah yang tepat.
Setiap nefron terdiri dari: a. glomerulus (sekumpulan kapiler
glomerulus) yang dilalui sejumlah besar cairan yang difiltrasi dari
darah, dan b. tubulus yang panjang tempat cairan hasil filtrasi
diubah menjadi urin dalam perjalananya menuju pelvis ginjal.
Glomerulus tersusun dari suatu jaringan kapiler glomerulus yang
bercabang dan beranastomosis, yang mempunyai tekanan hidrostatik
tinggi ( kira-kira 60 mm Hg) bila dibnadingkan dengan kapiler
lainnya. Kapiler glomerulus dilapisi oleh sel-sel epitel, dan
keseluruhan glomerulus dibungkus dalam kapsula Bowman. Cairan yang
difiltrasi dari kapiler glomerulus mengalir ke dalam kapsula Bowman
dan kemudian masuk ke tubulus proksimal, yang terletak dalam
korteks ginjal. Dari tubulus proksimal, cairan mengalir ke ansa
Henle yang masuk ke dalam medula renal. Setiap lengkung terdiri
atas cabang desenden dan asenden. Dinding cabang desenden dan ujung
cabang asenden yang paling rendah sangat tipis, dan oleh karena itu
disebut bagian tipis ansa Henle. Di tengah kembalinya cabang
asenden dari lengkung tersebut ke korteks, dindingnya menjadi jauh
lebih tebal dan, oleh karena itu disebut bagian tebal cabang
asenden. Pada ujung cabang asenden tebal terdapat pada bagian yang
pendek, yang sebenarnya merupakan plak pada dindingnya, dan dikenla
sebagai makula densa. Seperti yang akan dibahas kemudian, makula
densa memainkan peranan penting dalam mengatur fungsi nefron.
Setelah makula densa, cairan masuki tubulus distal, yang terletak
pada korteks renal (seperti tubulus proksimal). Tubulus ini
kemudian dilanjutkan dengan dengan tubulus renalis arkuatus dan
tubulus koligentes kortikal, yang menuju ke duktus koligentes
kortikal. Bagian awal dari 8 sampai 10 duktus koligentes kortikal
bergabung membentuk duktus koligentes tunggal yang lebih besar,
yang turun ke medula dan menjadi duktus koligentes medula. Duktus
koligentes bergabung membentuk duktus yang lebih besar secara
progresif, yang akhirnya mengalir menuju pelvis renal melalui ujung
papila renal. Setipa ginjla, mempunyai kira-kira 250 duktus
koligentes yang sangat besar, yang masing-masing mengumpulkan urin
dari sekitar 4000 nefron. Perbedaan struktur nefron di berbagai
area: nefron kortikal dan nefron jukstamedular.Meskipun setiap
nefron mempunyai semua komponen seperti yang digambarkan di atas,
tetapi tetap terdapat beberapa perbedaan, bergantung pada seberapa
dalam letak ginjal pada massa nefron. Nefron yang memiliki
glomerulus dan terletak di korteks sis luar disebut nefron
kortikal; nefron tersebut memiliki ansa Henle pendek yang hanya
sedikit menembus ke dalam medula. Kira-kira 20-30% nefron mempunyai
glomerulus yang terletak di korteks renal sebelah dalam dekat
medula, dan disebut nefron jukstamedular. Nefron ini mempunyai ansa
Henle yang penjang dan masuk sangat dalam ke medula. Pada beberapa
kasus, ansa Henle berjalan hingga ke ujung papila renal. Struktur
vaskular yang menyuplai nefron jukstamedular juga berbeda dengan
yang menyuplai nefron kortikal. Pada nefron kortikal, seluruh
tubulus dikelilingi oleh jaringan kapiler peritubular yang luas.
Pada nefron jukstamedular, arteriol eferen yang panjang akan meluas
dari glomerulus turun ke bawah menuju medula bagian luar dan
kemudian membagi diri menjadi kapiler-kapiler peritubulus khusus
yang disebut vaksa rekta, yang meluas ke bawah menuju medula, dan
terletak berdampingan dengan ansa Henle. Seperti ansa Henle, vaksa
rekta kemblai menuju korteks dan mengalirkan isinya ke dalam vena
kortikal. Jaringan kapiler khusus dalam medula ini berperan penting
dalam pembentukan urin yang pekat.
IV. Mikturisi (Berkemih) Mikturisi adalah proses pengosongan
kandung kemih setelah terisi dengan urin. Mikturisi melibatkan 2
tahap utama: Pertama, kandung kemih terisi secara progresif hingga
tegangan dalam dindingnya meningkat melampaui nilai ambang batas;
keadaan ini akan mencetuskan tahap kedua, yaitu adanya refleks
saraf (disebut refleks mikturisi) yang akan mengosongkan kandung
kemih atau, jika gagal, setiknya akan menyebabkan keinginan
berkemih yang didasari. Meskipun refleks mikturisi adalah refleks
medula spinalis yang bersifat autonom, refleks ini dapat dihambat
atau difasilitasi oleh pusat-pusat di korteks serebri atau batang
otak.
V. Transport Urin Dari Ginjal Melalui Ureter Menuju Kandung
Kemih Urin yang dikeluarkan dari kandung kemih pada dasarnya
memiliki komposisi yang sama dengan cairan yang mengalir keluar
dari duktus koligentes; tidak ada perbedaan komposisi urin yang
bermakna selama urin mengalir melalui kalises ginjal dan ureter
menuju ke kandung kemih. Urin mengalir dari duktus koligentes
menuju kalises ginjal. Urin merenggangkan kalises dan meningkatkan
aktivitas pacemaker, yang kemudian akan memicu kontraksi
peristaltik yang menyebar ke pelvis ginjal dan ke arah bawah
sepanjang ureter, dengan demikian memaksa urin mengalir dari pelvis
ginjal ke arah kendung kemih. Dinding ureter terdiri dari otot
polos yang dipersarafi oleh saraf simpatis dan parasimpatis serta
neuron dan serabut saraf pleksus intramural yang meluas di
sepanjang ureter. Seperti otot polos siveral lainnya, kontraksi
peristaltic pada ureter diperkuat oleh rangsangan parasimpatis dan
dihambat oleh rangsangan simpatis. Ureter memasuki kandung kemih
melalui otot detrusor di dalam area trigonum kandung kemih.
Biasanya ureter berjalan miring sepanjang beberapa sentimeter
ketika melawati dinding kandung kemih. Tonus normal otot detrusor
di dalam kandung kemih cenderung akan menekan ureter, dengan
demikian mencegah aliran balik urin dari kandung kemih ketika
terbentuk tekanan di dalam kandung kemih selama mikturisi atau
selama kompresi kandung kemih. Setiap gelombang peristaltik
sepanjang ureter meningkatkan tekanan di dalam ureter sehingga
daerah yang menuju kandung kemih membuka dan memungkinkan aliran
urin ke dalam kandung kemih. Pada beberapa orang, jarak yang
ditempuh ureter di dalam dinding kandung kemih lebih pendek dari
normal, sehingga kontraksi kandung kemih selama mikturisi tidak
selalu menyebabkan oklusi ureter yang lengkap. Sebagai akibatnya,
sebagian neuuron di dalam kandung kemih didorong ke belakang ke
arah ureter, kondisi ini disebut refluks vesikoureter. Refluks
semacam ini dapatmenyebabkan pembesaran ureter dan, jika berat,
dapat meningkatkan tekanan dalam kalises ginjal dan struktur medula
ginjal, menyebabkan kerusakan di daerah ini.
HEMATURIAa) DefinisiHematuria adalah didapatkannya sel-sel darah
merah di dalam urine. Penemuan klinis sering di dapatkan pada
populasi orang dewasa, dengan prevalensi yang mulai dari 2,5%
menjadi 20,0% . Secara visual terdapatnya sel-sel darah merah di
dalam urine dibedakan dalam 2 keadaan, yaitu: Hematuria makroskopik
Hematuria makroskopik adalah hematuria yang dapat dilihat secara
kasat mata sebagai urine yang berwarna merah, mungkin tampak pada
awal miksi atau pada akhirnya yang berasal dari daerah posterior
uretra atau leher kandung kemih. Hematuria makroskopik yang
berlangsung terus menerus dapat mengancam jiwa karena dapat
menimbulkan penyulit berupa: terbentuknya gumpalan darah yang dapat
menyumbat aliran urine, eksanguinasi sehingga menimbulkan syok
hipovolemik/anemi, dan menimbulkan urosepsis. Hematuria
mikroskopik.Hematuria mikroskopik adalah hematuria yang tidak dapat
dilihat secara kasat mata sebagai urine yang berwarna merah tetapi
pada pemeriksaan mikroskopik diketemukan lebih dari 2 sel darah
merah per lapangan pandang. Meskipun gross hematuria didefinisikan
didapatkannya sel-sel darah merah di dalam urine, ada kontroversi
mengenai definisi yang tepat dari hematuria mikroskopik. American
Urological Association (AUA) mendefinisikan hematuria mikroskopis
klinis yang signifikan karena terdapat lebih dari 3 sel darah merah
(sel darah merah) pada lapangan pandang besar pada 2 dari 3
spesimen urin dikumpulkan dengan selama 2 sampai 3 minggu. Namun,
pasien yang berisiko tinggi untuk penyakit urologi harus dievaluasi
secara klinis untuk hematuria jika urinalisis tunggal menunjukkan 2
atau lebih sel darah merah pada lapangan pandang besar .
Gambar 1. Gross Hematuria dan Microscopic Hematuria
Evaluasi yang tepat dan waktu yang cepat sangat penting, karena
setiap derajat hematuria dapat menjadi tanda dari penyakit
genitourinari yang serius.
b) EtiologiHematuria dapat disebabkan oleh kelainan-kelainan
yang berada di dalam sistem urogenitalia atau kelianan yang berada
di luar urogenitalia. Kelainan yang berasal dari sistem
urogenitalia antara lain: Infeksi/inflamasi, antara lain
pielonefritis, glomerulonefritis, ureteritis, sistitis, dan
uretritis. Tumor jinak/tumor ganas, antara lain tumor Wilm, tumor
Grawitz, tumor pielum, tumor ureter, tumor buli-buli, tumor
prostat, dan hiperplasia prostat jinak. Kelainan bawaan sistem
urogenitalia, antara lain kista ginjal dan ren mobilis. Trauma yang
mencederai sistem urogenitalia. Batu saluran kemih
c) EpidemiologiInsiden hematuria kasar tidak diketahui dengan
pasti tetapipastinya kurang lebih sedikit dibanding dengan
hematuria mikroskopik. Hematuria kasar dilaporkan berjumlah
1,3/1.000 pada kunjungan ruang gawat darurat pediatri pasien yang
berobatpada instalasi gawat darurat pada sebuah penelitian
retrospektif. Hematuria mikroskopik bukan hal jarang, terjadi pada
32/1000 anakperempuan usia sekolah dan 14/1000 anak laki-laki.
Dimana hematuria kasartejadi pada 3 sel darah merah per lapangan
pandang.Hal ini kemungkinan disebabkan oleh adanya tekanan pada
akhir kencing yang membuat pembuluh darah kecil melebar. 3. Total
hematuria, jika darah keluar dari awal hingga akhir kencing. Hal
ini kemungkinan akibat darah sudah berkumpul dari salah satu organ
seperti ureter atau ginjal.Keluhan memegang peranan penting untuk
menentukan ke arah mana pemeriksaan selanjutnya, seperti kapan
terjadi hematuria, bagaimana nyerinya dan daerah mana yang terasa
nyeri apakah di pinggang, perut bawah atau perut bagian
tengah.Untuk mendiagnosis hematuria biasanya dilakukan tes urin
dengan menggunakan dipstick, jika hasilnya positif terdapat darah
maka dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan mikroskop, lalu
dilanjutkan dengan pemeriksaan cytology urine dan pemeriksaan
fisik. Jika dalam analisis urine ditemui adanya protein, nitrit
atau leukosit, maka kemungkinan terjadi infeksi pada saluran urine
(urine tract infection / UTI) yang bisa disebabkan oleh bakteri
ataupun virus. Hematuria bisa menjadi indikasi adanya gangguan yang
serius pada tubuh dan biasanya terjadi tanpa adanya gejala yang
muncul sehingga sering diabaikan. Selain itu, mengonsumsi air putih
yang banyak sehingga warna urinenya lebih jernih tidak bisa
menyembuhkan hematuria.
e) DiagnosisEvaluasi Diagnosis . Harus diyakinkan dahulu,
benarkah seorang pasien menderita hematuria, pseudo hematuria, atau
perdarahan per-uretra. Pseudo atau false hematuria adalah urine
yang berwarna merah atau kecoklatan yang bukan disebabkan sel-sel
darah merah. Keadaan ini dapat disebabkan oleh karena
hemoglobinuria, mioglobinuria, konsentrasi asam urat yang
meningkat, sehabis makan/minum bahan yang mengandung pigmen
tumbuh-tumbuhan yang berwarna merah, atau setelah mengkonsumsi
beberapa obat-obatan tertentu antara lain: fenotiazin, piridium,
porfirin, rifampisin, dan fenolftalein. Perdarahan per-uretra
adalah keluarnya darah dari meatus uretra eksterna tanpa melalui
proses miksi, hal ini sering terjadi pada trauma uretra atau tumor
uretra. (Mellisa C Stoppler, 2010).Hemoglobinuria tanpa hematuria
dapat disebabkan oleh adanya hemolisis. Mioglobinuria tanpa
hematuria terjadi pada sindrom rabdiomiolisis setelah cedera otot
rangka dan disertai peningkatan sebanyak lima kali pada kadar
kreatin kinase plasma. Rabdomiolisis dapat terjadi secara sekunder
akibat miositis viral, luka remuk, abnormalitas elektrolit berat
(hipernatremia, hipofosfatemia), hipotensi, koagulasi intravaskulas
terdisseminasi (DIC), toksin (obat, racun), dan kejang
berkepanjangan.Urin tanpa heme dapat terlihat merah, coklat kola,
atau merah keunguan akibat konsumsi berbagai jenis obat, makanan
atau pewarna makanan. Urin dapat berwarna coklat kehitaman atau
hitam jika terdapat berbagai kelainan metabolit urin.
PENYEBAB POSITIF PALSU PADA TES HEMATURIA
HEME POSITIF
Hemoglobin
Mioglobin
HEME NEGATIF
Obat-Obatan
Chloroquine
Deferoxamine
Ibuprofen
Iron sorbitol
Metronidazole
Nitrofurantoin
Phenazopyridine
Phenolphthalein
Phenothiazines
Rifampin
Salisilat
Sulfasalazine
Bahan Pewarna Buah atau Sayuran
Bahan Pewarna Makanan Sintetik
Metabolit
Asam homogentisat
Melanin
Methemoglobin
Porfirin
Tirosinosis
Urat
Gambar 3. Penyebab Positif Palsu pada Tes Hematuria
Penyebab hematuria dapat dilihat pada tabel Sumber hematuria di
dari saluran kemih bagian atas berasal dari nefron (glomerulus,
tubulus kontortus dan interstisium). Hematuria di saluran kemih
bagian bawah berasal dari sistem pelvokaliks, ureter, kandung kemih
dan uretra. Hematuria yang berasal dari nefron seringkali tampak
sebagai urin berwarna coklat, coklat cola, atau merah keunguan,
disertai proteinuria (>100 mg/dL dengan dipstick), terdapat cast
SDM dan akantosit atau kelaianan bentuk SDM lain pada pemeriksaan
mikroskopik urin. Hematuria yang berasal dari tubulus kontortus
dapat dilihat dari keberadaan cast leukosit atau sel epitel tubulus
renal. Hematuria dari saluran kemih bagian bawah umumnya
dihubungkan dengan hematuria berat, hematuria terminal (hematuria
terjadi pada saat aliran urin akan berakhir), bekuan darah,
morfologi urin SDM normal, dan proteinuria minimal pada dipstick
(