BAB I
DYSPNEA
Oleh: Hafsha Rizki Yuliani, S.Ked
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pengertian pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai
dari pengambilan oksigen,pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan
energi di dalam tubuh. Manusia dalam bernapas menghirup oksigen
dalam udara bebas dan membuang karbon dioksida ke lingkungan.
Sistem pernafasan tersusun atas saluran pernafasan dan paru-paru
sebagai tempat perrtukaraan udara pernafasan. Pernafasan merupakan
proses untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang diperlukan untuk
mengubah sumber energi menjadi energi dan membuang CO2 sebagai sisa
metabolisme.Sistem pernafasan terdiri daripada hidung , trakea ,
paru-paru , tulang rusuk , otot interkosta , bronkus , bronkiol ,
alveolus dan diafragma .kemudian Udara masuk ke dalam paru-paru
melalui hidung dan trakea. Dinding trakea dilindungi oleh tulang
rawan agar selalu terbuka. Trakea bercabang kepada bronkus kanan
dan bronkus kiri yang disambungkan pada paru-paru. Kedua bronkus
bercabang lagi kepada bronkiolus dan alveolus pada ujung
bronkiolus.
Alat-alat pernapasan merupakan organ-organ tubuh yang sangat
penting. Jika ini terganggu karena penyakit atau kelainan maka
proses pernapasan akan terganggu, bahkan dapat menyebabkan
kematian.BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi sistem pernapasana. Saluran Nafas Atas
Hidung
Terdiri atas bagian eksternal dan internal
Bagian eksternal menonjol dari wajah dan disangga oleh tulang
hidung dan kartilago
Bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang dipisahkan
menjadi rongga hidung kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang
sempit, yang disebut septum
Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat banyak
mengandung vaskular yang disebut mukosa hidungPermukaan mukosa
hidung dilapisi oleh sel-sel goblet yang mensekresi lendir secara
terus menerus dan bergerak ke belakang ke nasofaring oleh gerakan
silia
Hidung berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ke dan
dari paru-paru
Hidung juga berfungsi sebagai penyaring kotoran dan melembabkan
serta menghangatkan udara yang dihirup ke dalam paru-paru
Hidung juga bertanggung jawab terhadap olfaktori (penghidu)
karena reseptor olfaktori terletak dalam mukosa hidung, dan fungsi
ini berkurang sejalan dengan pertambahan usia
Faring
Faring atau tenggorok merupakan struktur seperti tuba yang
menghubungkan hidung dan rongga mulut ke laring
Faring dibagi menjadi tiga region : nasal (nasofaring), oral
(orofaring), dan laring (laringofaring)
Fungsi faring adalah untuk menyediakan saluran pada traktus
respiratorius dan digestifLaring Laring atau organ suara merupakan
struktur epitel kartilago yang menghubungkan faring dan trakea
Laring sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas
:Epiglotis : daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah
laring selama menelanGlotis : ostium antara pita suara dalam
laringKartilago tiroid : kartilago terbesar pada trakea, sebagian
dari kartilago ini membentuk jakun (Adams apple)Kartilago krikoid :
satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring (terletak
di bawah kartilago tiroid)Kartilago aritenoid : digunakan dalam
gerakan pita suara dengan kartilago tiroidPita suara : ligamen yang
dikontrol oleh gerakan otot yang menghasilkan bunyi suara (pita
suara melekat pada lumen laring)
Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya
vokalisasi
Laring juga berfungsi melindungi jalan nafas bawah dari
obstruksi benda asing dan memudahkan batuTrakea
Disebut juga batang tenggorok
Ujung trakea bercabang menjadi dua bronkus yang disebut
karina
b. Saluran Nafas Bawah
Bronkus
Terbagi menjadi bronkus kanan dan kiri
Disebut bronkus lobaris kanan (3 lobus) dan bronkus lobaris kiri
(2 bronkus)
Bronkus lobaris kanan terbagi menjadi 10 bronkus segmental dan
bronkus lobaris kiri terbagi menjadi 9 bronkus segmental
Bronkus segmentalis ini kemudian terbagi lagi menjadi bronkus
subsegmental yang dikelilingi oleh jaringan ikat yang memiliki :
arteri, limfatik dan saraf
Bronkiolus
Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi bronkiolus
Bronkiolus mengadung kelenjar submukosa yang memproduksi lendir
yang membentuk selimut tidak terputus untuk melapisi bagian dalam
jalan napas
Bronkiolus Terminalis
Bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis
(yang tidak mempunyai kelenjar lendir dan silia) Bronkiolus
respiratori
Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus
respiratori
Bronkiolus respiratori dianggap sebagai saluran transisional
antara jalan napas konduksi dan jalan udara pertukaran gas
Duktus alveolar dan Sakus alveolar
Bronkiolus respiratori kemudian mengarah ke dalam duktus
alveolar dan sakus alveolar dan kemudian menjadi alveoliAlveoli
Merupakan tempat pertukaran O2 dan CO2
Terdapat sekitar 300 juta yang jika bersatu membentuk satu
lembar akan seluas 70 m2
Terdiri atas 3 tipe :Sel-sel alveolar tipe I : adalah sel epitel
yang membentuk dinding alveoliSel-sel alveolar tipe II : adalah sel
yang aktif secara metabolik dan mensekresi surfaktan (suatu
fosfolipid yang melapisi permukaan dalam dan mencegah alveolar agar
tidak kolaps)Sel-sel alveolar tipe III : adalah makrofag yang
merupakan sel-sel fagotosis dan bekerja sebagai mekanisme
pertahanan
Paru-paru
Merupakan organ yang elastis berbentuk kerucut
Terletak dalam rongga dada atau toraks
Kedua paru dipisahkan oleh mediastinum sentral yang berisi
jantung dan beberapa pembuluh darah besar Setiap paru mempunyai
apeks dan basis
Paru kanan lebih besar dan terbagi menjadi 3 lobus oleh fisura
interlobaris
Paru kiri lebih kecil dan terbagi menjadi 2 lobus
Lobus-lobus tersebut terbagi lagi menjadi beberapa segmen sesuai
dengan segmen bronkusnya
Pleura
Merupakan lapisan tipis yang mengandung kolagen dan jaringan
elastis
Terbagi mejadi 2 :Pleura parietalis yaitu yang melapisi rongga
dadaPleura viseralis yaitu yang menyelubingi setiap paru-paru
Diantara pleura terdapat rongga pleura yang berisi cairan tipis
pleura yang berfungsi untuk memudahkan kedua permukaan itu bergerak
selama pernapasan, juga untuk mencegah pemisahan toraks dengan
paru-paru
Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfir,
hal ini untuk mencegah kolaps paru-paru
Gambar 1. Anatomi saluran pernapasanB. Fisiologi sistem
pernapasan
Proses bernafas terdiri dari 3 bagian, yaitu :
a. Ventilasi yaitu masuk dan keluarnya udara atmosfir dari
alveolus ke paru-paru atau sebaliknya.
Proses keluar masuknya udara paru-paru tergantung pada perbedaan
tekanan antara udara atmosfir dengan alveoli. Pada inspirasi, dada
,mengembang, diafragma turun dan volume paru bertambah. Sedangkan
ekspirasi merupakan gerakan pasif.Faktor-faktor yang mempengaruhi
ventilasi :
Tekanan udara atmosfir Jalan nafas yang bersih
Pengembangan paru yang adekuat
b. Difusi yaitu pertukaran gas-gas (oksigen dan karbondioksida)
antara alveolus dan kapiler paru-paru.
Proses keluar masuknya udara yaitu dari darah yang
bertekanan/konsentrasi lebih besar ke darah dengan
tekanan/konsentrasi yang lebih rendah. Karena dinding alveoli
sangat tipis dan dikelilingi oleh jaringan pembuluh darah kapiler
yang sangat rapat, membran ini kadang disebut membran
respirasi.
Perbedaan tekanan pada gas-gas yang terdapat pada masing-masing
sisi membran respirasi sangat mempengaruhi proses difusi. Secara
normal gradien tekanan oksigen antara alveoli dan darah yang
memasuki kapiler pulmonal sekitar 40 mmHg.
Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi :
Luas permukaan paru
Tebal membran respirasi
Jumlah darah
Keadaan/jumlah kapiler darah
Afinitas
Waktu adanya udara di alveolic. Transpor yaitu pengangkutan
oksigen melalui darah ke sel-sel jaringan tubuh dan sebaliknya
karbondioksida dari jaringan tubuh ke kapiler.
Oksigen perlu ditransportasikan dari paru-paru ke jaringan dan
karbondioksida harus ditransportasikan dari jaringan kembali ke
paru-paru. Secara normal 97 % oksigen akan berikatan dengan
hemoglobin di dalam sel darah merah dan dibawa ke jaringan sebagai
oksihemoglobin. Sisanya 3 % ditransportasikan ke dalam cairan
plasma dan sel-sel.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju transportasi :
Curah jantung (cardiac Output / CO)
Jumlah sel darah merah
Hematokrit darah
Latihan (exercise)C. Faktor-faktor yang mempengaruhi
pernapasan
Faktor-faktor yang mempengaruhi oksigenasi adalah :
a. Tahap Perkembangan
Saat lahir terjadi perubahan respirasi yang besar yaitu
paru-paru yang sebelumnya berisi cairan menjadi berisi udara. Bayi
memiliki dada yang kecil dan jalan nafas yang pendek. Bentuk dada
bulat pada waktu bayi dan masa kanak-kanak, diameter dari depan ke
belakang berkurang dengan proporsi terhadap diameter transversal.
Pada orang dewasa thorak diasumsikan berbentuk oval. Pada lanjut
usia juga terjadi perubahan pada bentuk thorak dan pola napas.
b. Lingkungan
Ketinggian, panas, dingin dan polusi mempengaruhi oksigenasi.
Makin tinggi daratan, makin rendah PaO2, sehingga makin sedikit O2
yang dapat dihirup individu. Sebagai akibatnya individu pada daerah
ketinggian memiliki laju pernapasan dan jantung yang meningkat,
juga kedalaman pernapasan yang meningkat.Sebagai respon terhadap
panas, pembuluh darah perifer akan berdilatasi, sehingga darah akan
mengalir ke kulit. Meningkatnya jumlah panas yang hilang dari
permukaan tubuh akan mengakibatkan curah jantung meningkat sehingga
kebutuhan oksigen juga akan meningkat. Pada lingkungan yang dingin
sebaliknya terjadi kontriksi pembuluh darah perifer, akibatnya
meningkatkan tekanan darah yang akan menurunkan kegiatan-kegiatan
jantung sehingga mengurangi kebutuhan akan oksigen.
c. Gaya Hidup
Aktifitas dan latihan fisik meningkatkan laju dan kedalaman
pernapasan dan denyut jantung, demikian juga suplay oksigen dalam
tubuh. Merokok dan pekerjaan tertentu pada tempat yang berdebu
dapat menjadi predisposisi penyakit paru.
d. Status Kesehatan
Pada orang yang sehat sistem kardiovaskuler dan pernapasan dapat
menyediakan oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan
tetapi penyakit pada sistem kardiovaskuler kadang berakibat pada
terganggunya pengiriman oksigen ke sel-sel tubuh. Selain itu
penyakit-penyakit pada sistem pernapasan dapat mempunyai efek
sebaliknya terhadap oksigen darah. Salah satu contoh kondisi
kardiovaskuler yang mempengaruhi oksigen adalah anemia, karena
hemoglobin berfungsi membawa oksigen dan karbondioksida maka anemia
dapat mempengaruhi transportasi gas-gas tersebut ke dan dari
sel.
e. Narkotika
Narkotika seperti morfin dan dapat menurunkan laju dan kedalam
pernapasan ketika depresi pusat pernapasan dimedula. Oleh karena
itu bila memberikan obat-obat narkotik analgetik, perawat harus
memantau laju dan kedalaman pernapasan.
f. Perubahan/gangguan pada fungsi pernapasan
Fungsi pernapasan dapat terganggu oleh kondisi-kondisi yang
dapat mempengarhi pernapasan yaitu :
Pergerakan udara ke dalam atau keluar paru
Difusi oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan kapiler
paru
Transpor oksigen dan transpor dioksida melalui darah ke dan dari
sel jaringan. Gangguan pada respirasi yaitu hipoksia, perubahan
pola napas dan obstruksi sebagian jalan napas. Hipoksia yaitu suatu
kondisi ketika ketidakcukupan oksigen di dalam tubuh yang
diinspirasi sampai jaringan. Hal ini dapat berhubungan dengan
ventilasi, difusi gas atau transpor gas oleh darah yang dapat
disebabkan oleh kondisi yang dapat merubah satu atau lebih
bagian-bagian dari proses respirasi. Penyebab lain hipoksia adalah
hipoventilasi alveolar yang tidak adekuat sehubungan dengan
menurunnya tidal volume, sehingga karbondioksida kadang
berakumulasi didalam darah. Sianosis dapat ditandai dengan warna
kebiruan pada kulit, dasar kuku dan membran mukosa yang disebabkan
oleh kekurangan kadar oksigen dalam hemoglobin. Oksigenasi yang
adekuat sangat penting untuk fungsi serebral. Korteks serebral
dapat mentoleransi hipoksia hanya selama 3 5 menit sebelum terjadi
kerusakan permanen. Wajah orang hipoksia akut biasanya terlihat
cemas, lelah dan pucat.g. Perubahan pola nafas
Pernapasan yang normal dilakukan tanpa usaha dan pernapasan ini
sama jaraknya dan sedikit perbedaan kedalamannya. Bernapas yang
sulit disebut dyspnoe (sesak). Kadang-kadang terdapat napas cuping
hidung karena usaha inspirasi yang meningkat, denyut jantung
meningkat. Orthopneo yaitu ketidakmampuan untuk bernapas kecuali
pada posisi duduk dan berdiri seperti pada penderita asma.
h. Obstruksi jalan napas Obstruksi jalan napas lengkap atau
sebagaian dapat terjadi di sepanjang saluran pernapasan di sebelah
atas atau bawah. Obstruksi jalan napas bagian atas meliputi :
hidung, pharing, laring atau trakhea, dapat terjadi karena adanya
benda asing seperti makanan, karena lidah yang jatuh kebelakang
(otrhopharing) bila individu tidak sadar atau bila sekresi menumpuk
disaluran napas.
Obstruksi jalan napas di bagian bawah melibatkan oklusi sebagian
atau lengkap dari saluran napas ke bronkhus dan paru-paru.
Mempertahankan jalan napas yang terbuka merupakan intervensi
keperawatan yang kadang-kadang membutuhkan tindakan yang tepat.
Onbstruksi sebagian jalan napas ditandai dengan adanya suara
mengorok selama inhalasi (inspirasi).
SHAPE \* MERGEFORMAT
Gambar 2. Fisiologi Pernafasan
D. Gangguan Pola Pernapasana. Bradipnea:Frekwensi pernapasan
lambat yangabnormal, irama teraturb. Takipnea:Frekwensi pernapasan
cepat yangabnormal
c. Hiperpnea:Pernafasan cepat dan dalam
d. Apnea
:Berhenti bernapas
e. Hiperventilasi:Sesak nafas yang diakibatkan dari kegagalan
vertikel kiri
f. Hipoventilasi:Pernafasan tampak sulit dan tertahan terutama
saat ekspirasi
g. Pernapasan kussmaul:Nafas dalam yangabnormalbisa cepat,
normal atau lambat pada umumnya pada asidosis metabolikh.
Pernapasan biok:Tidak terlihat pada kerusakan otak bagian bawah dan
depresi pernapasan
i. Pernapasan Cheynestokes:Periodepernapasan cepat dalam yang
bergantian denganperiodeapnea, umumnya pada bayi dan anak selama
tidur terasa nyenyak, depresi dan kerusakan otak.
E. Dispnea / sesak nafasa. Definisi
Suatu istilah yang menggambarkan suatu persepsi subjektif
mengenai ketidaknyamanan bernapas yang terdiri dari berbagai
sensasi yang berbeda intensitasnya.
Merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor fisiologi,
psikologi, sosial dan lingkungan dan dapat menginduksi respons
fisiologis dan perilaku sekunder.b. Mekanisme Dispnea
sensasi dispnea berawal dari aktivasi sistem sensorik yang
terlibat dalam sistem respirasi
informasi sensorik sampai pada pusat pernapasan di otak dan
meproses respiratory related signals dan menghasilkan pengaruh
kognitif, kontekstual, dan perilaku sehingga terjadi sensasi
dispnea.
Gambar 3. mekanisme Dispneac. Pembagian Dispnea
Dispnea akut: sesak napas yang berlangsung < 1 bulan
Dispnea kronik: sesak napas yang berlangsung > 1 bulan
d. Etiologi Sistem Kardiovaskular, yaitu dispneu yang disebabkan
oleh adanya kelainan pada jantung, misalnya : infark jantung akut
(IMA), dimana dispneu serangannya terjadi bersama-sama dengan nyeri
dada yang hebat. Fibrilasi atrium, dispneu timbul secara tiba-tiba,
dimana sudah terdapat penyakit katup jantung sebelumnya. Kegagalan
jantung kiri (Infark miokard akut dengan komplikasi, example :
edema paru kardiogenik) dimana dispneu terjadi dengan mendadak pada
malam hari pada waktu penderita sedang tidur; disebutParoxysmal
nocturnal dyspnoe. Pada keadaan ini biasanya disertai otopneu
dimana dispneu akan berkurang bila si pasien mengambil posisi
duduk.Sistem respirasi; Pneumotoraks, penderita menjadi sesak
dengan tiba-tiba, sesak nafas tidak akan berkurang dengan perubahan
posisi. Asma bronchiale, yang khas disini adalah terdapatnya
pemanjangan dari ekspirasi dan wheezing (mengi). COPD, sesak
bersifat kronik dimana dispneu mempunyai hubungan dengan exertional
(latihan). Edema paru yang akut, sebab dan tipe dari dispneu disini
adalah sama dengan dispneu yang terjadi pada penyakit
jantung.Hematogenous dispneuDisebabkan oleh karena adanya asidosis,
anemia atau anoksia, biasanya berhubungan dengan exertional
(latihan).
Neurogenik dispneu;Psikogenik dispneu yang terjadi misalnya oleh
karena emosi dan organik dispneu yang terjadi akibat kerusakan
jaringan otak atau karena paralisis dari otot-otot
pernafasan.Sistem metabolic/ ginjal;
Pada CKD dan sindrom nefrotik.Sistem EndokrinPada
hipertiroid.IntoksikasiPada overdosis aspirin, shock
anafilaktik.
Obesitas Pada obesitas masif.
Psikogenik;
Pada gangguan somatisasi, ansietas dan depresi.
Gambar 4. tabel kondisi dispneu pada berbagai sistemf.
Patofisiologi1. Kekurangan oksigen (O2) Gangguan konduksimaupun
difusi gas keparu-paru Obstruksi dari jalan nafas, misalnya
padabronchospasme& adanyabenda asing Berkurangnya alveoli
ventilasi, misalnya padaedema paru, radang paru, emfisema. Fungsi
restriksi yang berkurang, misalnya pada.pneumotoraks, efusi
pleuradanbarrel chest. Penekanan pada pusat respirasi2. Gangguan
pertukaran gas dan hipoventilasi Gangguan neuro muscular Gangguan
pusat respirasi, misal karena pengaruhsedatif Gangguan medulla
spinalis misalnyasindrom guillain-barre Gangguan saraf prenikus,
misalnya pada poliomielitis Gangguan diafragma, misalnya tetanus
Gangguan rongga dada, misalnya kifiskoliosis Gangguan obstruksi
jalan nafas: Obstruksi jalan nafas atas, misal laringitis/udem
laring; Obstruksi jalan nafas bawah, misal asma brochiale dalam hal
inistatus asmatikussebagai kasus emergency Gangguan pada parenkim
paru, misalnyaemfisemadan pneumonia Gangguan yang sirkulasi oksigen
dalam darah, misalnya pada keadaan ARDS dan keadaan kurang darah.3.
Pertukaran gas di paru-paru normal tapi kadar oksigen di dalam
paru-paru berkurang. Hal ini oleh karena 3 hal, yaitu : Kadar Hb
yang berkurang Kadar Hb yang tinggi, tapi mengikat gas yang
afinitasnya lebih tinggi misalnya CO ( pada kasuskeracunan ketika
inhalasi gas) Perubahan pada inti Hb, misalnya terbentuknya met-Hb
yang mempunyai inti Fe3+.4. Stagnasi dari aliran darah, dapat
dibagi atas : Sentral, yang disebabkan oleh karena kelemahan
jantung. Gangguan aliran darah perifer yang disebabkan oleh
renjatan (shock), contoh syok hipovolemik akibat hemototaks. Lokal,
disebabkan oleh karena terdapat vasokontriksi lokal Dapat pula
disebabkan oleh karena jaringan tidak dapat mengikat O2, terdapat
contohnya padaintoksikasi sianida.5. Kelebihan carbon dioksida (
CO2 )
Karena terdapatnya shunting pada COPD sehingga menyebabkan
terjadinya aliran dari kanan ke kiri.
6. Hiperaktivasi refleks pernafasan
Pada beberapa keadaan refleksHearing-Breuerdapat menjadi aktif.
Hal ini disebabkan olek karena reflekspulmonary stretch.7. Emosi8.
Asidosis
Banyak hubungannya dengan kadar CO2dalam darah dan juga karena
kompensasi metabolik.9. Penambahan kecepatan metabolisme
Pada umumnya tidak menyebabkan dispneu kecuali bila terdapat
penyakit penyerta seperti COPD dan payah jantung (dekomensasi
kordis).
g. Diagnosis Banding
tabel 1. diagnosis banding dispnea
Dispnea akutDispnea kronik
a. Jantung:
CHF, CAD, aritmia, perikarditis, AMI, anemia.
b. Pulmoner:
COPD, asma, pneumonia, pneumotoraks, efusi pleura, edema
pulmonal, GERD dengan asfiksia.
c. Psikogenik:
Panic attack, hiperventilasi, sensasi nyeri, ansietas.
d. Obstruksi saluran napas atas:
Epiglotitis, croup, Epstain-Barr virus
e. Endokrin
Asidosis metabolic
f. Sentral:
Neuromuscular disorder, nyeri, overdosis aspirin, hipoksiaa.
Jantung:CHF, CAD, aritmia, pericardiac disease, valvular heart
disease
b. Pulmoner:
COPD, asma, efusi pleura, bronkiektasis, keganasan.
c. Noncardiac nonpulmonary
Tromboemboli
Hipertensi pulmonal
Obesitas massif
Anemia berat
Sirosis Hepatis
Uremia
Penyakit tiroid
Neuromuscular (myasthenia gravis)
Laryngeal disease
Tracheal
g. Penatalaksanaan
a. Manajemen dispnea yang paling penting adalah mengobati
penyakit dasar serta komplikasinya.
b. Penatalaksaan simptomatis antara lain:
Pemberian oksigen 3 lt/menit untuk nasal, atau 5 lt/menit dengan
sungkup
Mengurangi aktifitas yang dapat menyebabkan sesak dengan tirah
baring.
Posisi
Bronkodilator (theophylline) Pada keaadan psikogenik dapat
diberikan sedative
Edukasi
Psikoterapi
h. Algoritma
1. Dispnea Akut
2. Dispnea Kronik
BAB IIIPENUTUP
Pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari
pengambilan oksigen,pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan
energi di dalam tubuh. Sistem pernafasan tersusun atas saluran
pernafasan dan paru-paru sebagai tempat perrtukaraan udara
pernafasan. Pernafasan merupakan proses untuk memenuhi kebutuhan
oksigen yang diperlukan untuk mengubah sumber energi menjadi energi
dan membuang CO2 sebagai sisa metabolisme. Alat-alat pernapasan
merupakan organ-organ tubuh yang sangat penting. Jika ini terganggu
karena penyakit atau kelainan maka proses pernapasan akan
terganggu, bahkan dapat menyebabkan kematian.Dispnea merupakan
suatu istilah yang menggambarkan suatu persepsi subjektif mengenai
ketidaknyamanan bernapas yang terdiri dari berbagai sensasi yang
berbeda intensitasnya. Selain itu juga merupakan hasil interaksi
dari berbagai faktor fisiologi, psikologi, sosial dan lingkungan
dan dapat menginduksi respons fisiologis dan perilaku
sekunder.Dispnea dapat disebabkan oleh gangguan organ dan sistem
organ antara lain; sistem kardiovaskulaar, sistem respirasi, sistem
neuromuskular, sistem endokrin, sistem hematologi, sistem
metabolik, dan psikogenik. Penatalaksaan dispnea yang terutama
adalah mengobati penyakit dasar dan komplikasinya. Selebihnya
merupakan penatalaksaan simptomatis.PAGE 1