BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Demam adalah peninggian suhu tubuh dari variasi suhu normal sehari-hari yang berhubungan dengan peningkatan titik patokan suhu di hipotalamus. Demam terjadi pada oral temperature >37,2°C. Demam biasanya disebabkan oleh infeksi (bakteri, virus, jamur, atau parasit), penyakit autoimun, keganasan, ataupun obat-obatan. Demam merupakan gejala yang paling umum dikeluhkan oleh setiap penderita dalam praktek sehari-hari, dan dianggap sebagai penanda adanya suatu gangguan dalam tubuh. Pada umumnya demam terjadi dalam waktu singkat yang terkadang menimbulkan rasa tidak enak atau tidak nyaman bagi penderita. 1,2 Sejak masa Hipocrates, demam sudah diketahui sebagai pertanda adanya suatu penyakit. Galileo pada abad pertengahan menciptakan alat pengukur suhu dan Santorio di Padua melaksanakan aplikasi pertama penemuan alat ini di lingkungan klinik. Tiga abad kemudian baru untuk pertama kali, dokter mulai memonitor suhu pasien demam di tahun 1850-an dan 1860-an, setelah Traube memperkenalkan termometer untuk bangsal rumah sakit dan Wunderlich menerbitkan sebuah analisis yang didasarkan pada pengamatan terhadap 20.000 subyek, yang meyakinkan dokter terhadap 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Demam adalah peninggian suhu tubuh dari variasi suhu normal sehari-hari yang
berhubungan dengan peningkatan titik patokan suhu di hipotalamus. Demam terjadi pada
oral temperature >37,2°C. Demam biasanya disebabkan oleh infeksi (bakteri, virus,
jamur, atau parasit), penyakit autoimun, keganasan, ataupun obat-obatan.
Demam merupakan gejala yang paling umum dikeluhkan oleh setiap penderita
dalam praktek sehari-hari, dan dianggap sebagai penanda adanya suatu gangguan dalam
tubuh. Pada umumnya demam terjadi dalam waktu singkat yang terkadang menimbulkan
rasa tidak enak atau tidak nyaman bagi penderita. 1,2
Sejak masa Hipocrates, demam sudah diketahui sebagai pertanda adanya suatu
penyakit. Galileo pada abad pertengahan menciptakan alat pengukur suhu dan Santorio di
Padua melaksanakan aplikasi pertama penemuan alat ini di lingkungan klinik. Tiga abad
kemudian baru untuk pertama kali, dokter mulai memonitor suhu pasien demam di tahun
1850-an dan 1860-an, setelah Traube memperkenalkan termometer untuk bangsal rumah
sakit dan Wunderlich menerbitkan sebuah analisis yang didasarkan pada pengamatan
terhadap 20.000 subyek, yang meyakinkan dokter terhadap nilai grafik suhu dari waktu
ke waktu. Traube memperlihatkan sebuah kurva suhu secara menyeluruh yang dibuat di
sebuah klinik di Leipzig. Penggunaan kurva suhu semakin meluas setelah
dipublikasikannya pendapat Wunderlich pada tahun 1868, dimana beliau mengatakan
bahwa dengan semakin banyak pengalamannya dalam memakai alat pengukur suhu ini,
semakin bertambah keyakinannya mengenai manfaat pengukuran tersebut, khususnya
untuk mendapatkan informasi yang cukup akurat dan prediktif mengenai kondisi seorang
pasien.1,3
Demam dapat memberikan informasi penting tentang adanya gejala penyakit,
terutama infeksi, dan tentang perubahan status klinis pasien. Pola demam adalah hal
penting untuk membantu dalam diagnosis dan perkembangan terapi penyakit tertentu,
seperti demam malaria, thypus, dan juga malignansi .
1
Salah satu penanganan demam adalah dengan memberikan obat-obatan. Salah
satu diantara obat yang dapat mengatasi demam adalah parasetamol. Parasetamol atau
asetaminofen adalah metabolit fenasetin yang mempunyai efek antipiretik dan analgetik
lemah. Parasetamol merupakan salah satu analgetik yang tergolong sebagai obat bebas.
Terdapat banyak jenis nama dagang dari obat yang mengandung parasetamol yang
beredar dan telah dikenal oleh masyarakat sehingga penggunaannya sangat luas. Terdapat
lebih dari 300 nama dagang dari obat-obatan yang mengandung parasetamol.
2
BAB II
DEMAM
2.1 Definisi Demam
Demam adalah kenaikan suhu tubuh di atas variasi sirkadian yang normal sebagai
akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak dalam hipotalamus anterior.
Suhu tubuh normal rata-rata pada individu yang berusia 18-40 tahun adalah 36,8 ± 0,40 C.
Jadi suhu tubuh pagi hari > 37,2C (98,9F) atau suhu tubuh sore hari >37,7C (99.9F)
disebut sebagai keadaan panas/demam/febris. Terdapat perbedaan pengukuran suhu di
oral, aksila dan rektal sekitar 0,50 C; suhu rektal > suhu oral > suhu aksila.9
Suhu tubuh normal dapat dipertahankan, walaupun ada perubahan suhu tubuh
lingkungan, karena adanya kemampuan pada pusat termoregulasi untuk mengatur
keseimbangan antara panas yang diproduksi oleh jaringan, khususnya oleh otot dan hati,
dengan panas yang hilang. Dalam keadaan demam, keseimbangan tersebut bergeser
hingga terjadi peningkatan suhu dalam tubuh.
Demam mengacu pada peningkatan suhu tubuh yang berhubungan langsung
dengan tingkat sitokin pirogen yang diproduksi untuk mengatasi berbagai rangsang,
misalnya terhadap toksin bakteri, peradangan, dan ransangan pirogenik lain. Bila
produksi sitokin pirogen secara sistemik masih dalam batas yang dapat ditoleransi maka
efeknya akan menguntungkan tubuh secara keseluruhan, tetapi bila telah melampaui
batas kritis tertentu maka sitokin ini membahayakan tubuh. Batas kritis sitokin pirogen
sistemik tersebut sejauh ini belum diketahui.
2.2 Mekanisme Demam9,10,11
Sebagai respon terhadap rangsangan pirogenik, maka monosit, makrofag, dan sel-
sel Kupffer mengeluarkan suatu zat kimia yang dikenal sebagai pirogen endogen IL-
minus), dan African hemorrhagic fever (Marburg, Ebola, dan demam Lassa).
Relapsing fever dan demam periodik:
o Demam periodik ditandai oleh episode demam berulang dengan interval
regular atau irregular. Tiap episode diikuti satu sampai beberapa hari,
beberapa minggu atau beberapa bulan suhu normal. Contoh yang dapat dilihat
adalah malaria (istilah tertiana digunakan bila demam terjadi setiap hari ke-3,
kuartana bila demam terjadi setiap hari ke-4) (Gambar 5.)dan brucellosis.
12
Gambar 5. Pola demam malaria
o Relapsing fever adalah istilah yang biasa dipakai untuk demam rekuren yang
disebabkan oleh sejumlah spesies Borrelia (Gambar 6.)dan ditularkan oleh
kutu (louse-borne RF) atau tick (tick-borne RF).
Gambar 6. Pola demam Borreliosis (pola demam relapsing)
Penyakit ini ditandai oleh demam tinggi mendadak, yang berulang secara tiba-
tiba berlangsung selama 3 – 6 hari, diikuti oleh periode bebas demam dengan
durasi yang hampir sama. Suhu maksimal dapat mencapai 40,6oC pada tick-
borne fever dan 39,5oC pada louse-borne. Gejala penyerta meliputi myalgia,
sakit kepala, nyeri perut, dan perubahan kesadaran. Resolusi tiap episode
demam dapat disertai Jarish-Herxheimer reaction (JHR) selama beberapa jam
(6 – 8 jam), yang umumnya mengikuti pengobatan antibiotik. Reaksi ini
disebabkan oleh pelepasan endotoxin saat organisme dihancurkan oleh
antibiotik. JHR sangat sering ditemukan setelah mengobati pasien syphillis.
Reaksi ini lebih jarang terlihat pada kasus leptospirosis, Lyme disease, dan
brucellosis. Gejala bervariasi dari demam ringan dan fatigue sampai reaksi
anafilaktik full-blown.
13
o Contoh lain adalah rat-bite fever yang disebabkan oleh Spirillum minus dan
Streptobacillus moniliformis. Riwayat gigitan tikus 1 – 10 minggu sebelum
awitan gejala merupakan petunjuk diagnosis.
o Demam Pel-Ebstein (Gambar 7.), digambarkan oleh Pel dan Ebstein pada
1887, pada awalnya dipikirkan khas untuk limfoma Hodgkin (LH). Hanya
sedikit pasien dengan penyakit Hodgkin mengalami pola ini, tetapi bila ada,
sugestif untuk LH. Pola terdiri dari episode rekuren dari demam yang
berlangsung 3 – 10 hari, diikuti oleh periode afebril dalam durasi yang serupa.
Penyebab jenis demam ini mungkin berhubungan dengan destruksi jaringan
atau berhubungan dengan anemia hemolitik.
Gambar 7. Pola demam penyakit Hodgkin (pola Pel-Ebstein).
2.6. Klasifikasi Demam
Klasifikasi demam diperlukan dalam melakukan pendekatan berbasis masalah.2
Untuk kepentingan diagnostik, demam dapat dibedakan atas akut, subakut, atau kronis,
dan dengan atau tanpa localizing signs.7 Tabel 3. dan Tabel 4. memperlihatkan tiga
kelompok utama demam yang ditemukan di praktek pediatrik beserta definisi istilah
yang digunakan.1
Tabel 3. Tiga kelompok utama demam yang dijumpai pada praktek pediatrik
Klasifikasi Penyebab tersering Lama demam pada umumnya
Demam dengan localizing signs Infeksi saluran nafas atas <1 minggu
Demam tanpa localizing signs Infeksi virus, infeksi saluran kemih <1minggu
Fever of unknown origin Infeksi, juvenile idiopathic arthritis >1 minggu
14
Tabel 4. Definisi istilah yang digunakan
Istilah Definisi
Demam dengan localization Penyakit demam akut dengan fokus infeksi, yang dapat didiagnosis setelah anamnesis dan pemeriksaan fisik
Demam tanpa localization Penyakit demam akut tanpa penyebab demam yang jelas setelah anamnesis dan pemeriksaan fisik
Letargi Kontak mata tidak ada atau buruk, tidak ada interaksi dengan pemeriksa atau orang tua, tidak tertarik dengan sekitarnya
Toxic appearance Gejala klinis yang ditandai dengan letargi, perfusi buruk, cyanosis, hipo atau hiperventilasi
Infeksi bakteri serius Menandakan penyakit yang serius, yang dapat mengancam jiwa. Contohnya adalah meningitis, sepsis, infeksi tulang dan sendi, enteritis, infeksi saluran kemih, pneumonia
Bakteremia dan septikemia Bakteremia menunjukkan adanya bakteri dalam darah, dibuktikan dengan biakan darah yang positif, septikemia menunjukkan adanya invasi bakteri ke jaringan, menyebabkan hipoperfusi jaringan dan disfungsi organ
Demam dengan localizing signs
Penyakit demam yang paling sering ditemukan pada praktek pediatrik berada pada
kategori ini (Tabel 5.). Demam biasanya berlangsung singkat, baik karena mereda
secara spontan atau karena pengobatan spesifik seperti pemberian antibiotik.
Diagnosis dapat ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik dan dipastikan
dengan pemeriksaan sederhana seperti pemeriksaan foto rontgen dada.1
Tabel 5. Penyebab utama demam karena penyakit localized signs
Kelompok Penyakit
Infeksi saluran nafas atas ISPA virus, otitis media, tonsillitis, laryngitis, stomatitis herpetika
Pulmonal Bronkiolitis, pneumoniaGastrointestinal Gastroenteritis, hepatitis, appendisitisSistem saraf pusat Meningitis, encephalitisEksantem Campak, cacar airKolagen Rheumathoid arthritis, penyakit KawasakiNeoplasma Leukemia, lymphomaTropis Kala azar, cickle cell anemia
15
Demam tanpa localizing signs
Sekitar 20% dari keseluruhan episode demam menunjukkan tidak ditemukannya
localizing signs pada saat terjadi. Penyebab tersering adalah infeksi virus, terutama
terjadi selama beberapa tahun pertama kehidupan. Infeksi seperti ini harus dipikirkan
hanya setelah menyingkirkan infeksi saluran kemih dan bakteremia. Tabel 6.
menunjukan penyebab paling sering kelompok ini.1 Demam tanpa localizing signs
umumnya memiliki awitan akut, berlangsung kurang dari 1 minggu, dan merupakan
sebuah dilema diagnostik yang sering dihadapi oleh dokter anak dalam merawat anak
berusia kurang dari 36 bulan.6
Tabel 6. Penyebab umum demam tanpa localizing signs
Penyebab Contoh Petunjuk diagnosis
Infeksi Bakteremia/sepsis
Sebagian besar virus (HH-6)
Infeksi saluran kemih
Malaria
Tampak sakit, CRP tinggi, leukositosis
Tampak baik, CRP normal, leukosit normal
Dipstik urine
Di daerah malaria
PUO (persistent pyrexia of unknown origin) atau FUO