REFERAT
CORPUS ALIENUMPADA TELINGA, HIDUNG DAN TENGGOROKAN
Oleh:Ika Nurwulandari (J500100051)Intani Mundiartasari
(J500100112)Nafisatun Zahrokh (J500100054)Najib Rendra Mukti
(J500100113)Reni Febriana(J500100066)
Pembimbing:KRH. Dr. dr. H. Djoko Sindhusakti Widyodiningrat,
Sp.THT - KL (K), MBA., MARS., M.Si, Audiologistdr. H. Iwan Setiawan
Adji, Sp. THT - KL
KEPANITRAAN KLINIK ILMU TELINGA HIDUNG DAN TENGGOROKANRSUD
KARANGANYARFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA2014Referat
CORPUS ALIENUMPADA TELINGA, HIDUNG DAN TENGGOROKAN
Yang diajukan Oleh :Ika Nurwulandari (J500100051)Intani
Mundiartasari (J500100112)Nafisatun Zahrokh (J500100054)Najib
Rendra Mukti (J500100113)Reni Febriana(J500100066)
Tugas ini dibuat untuk memenuhi persyaratan Program Profesi
Dokter Pada hari , tanggal 2014Pembimbing : KRH. Dr. dr. H. Djoko
Sindhusakti Widyodiningrat,Sp.THT - KL (K), MBA., MARS., M.Si,
Audiologist (...........................)
dr. H. Iwan Setiawan Adji, Sp. THT - KL
(...........................)Kabag. Profesi Dokter dr. Dona Dewi
Nirlawati (...........................)
KEPANITRAAN KLINIK ILMU TELINGA HIDUNG DAN TENGGOROKANRSUD
KARANGANYARFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA2014BAB IPENDAHULUAN
A. Latar BelakangCorpus alienum atau benda asing adalah benda
yang berasal dari luar atau dalam tubuh yang dalam keadaan normal
tidak ada pada tubuh. Benda asing dalam suatu organ dapat terbagi
atas benda asing eksogen (dari luartubuh) dan benda asing endogen
(dari dalam tubuh). Benda asing eksogen terdiri dari benda padat,
cair atau gas. Benda asing eksogen padat terdiri dari zat organik
seperti kacang-kacangan (yang berasal dari tumbuhan-tumbuhan),
tulang (yang berasal dari kerangka binatang) dan zat anorganik
seperti paku, jarum, peniti, batu, dan lain-lain. Benda asing
eksogen cair dibagi dalam benda cair yang bersifat iritatif,
seperti zat kimia, dan benda cair non-iritatif, yaitu cairan dengan
pH 7,4. Benda asing endogen dapat berupa secret kental, darah atau
bekuan darah, nanah, krusta.1,2Benda asing pada telinga, hidung,
dan tenggorok (THT) merupakan masalah kesehatan keluarga, yang
sering terjadi pada anak-anak. Pada anak-anak cenderung
mengeksplorasi tubuhnya, terutama daerah yang berlubang, termasuk
telinga, hidung, dan mulut. Benda-benda asing yang sering ditemukan
pada anak-anak antaranya kacang hijau, manik, mainan, karet
penghapus dan terkadang baterai. Pada orang dewasa yang relatif
sering ditemukan adalah kapas cattonbud yang tertinggal saat
membersihkan telinga, potongan korek api, patahan pensil,
kadang-kadang ditemukan serangga kecil seperti kecoa, semut, atau
nyamuk.3Diagnosis pada pasien sering terlambat karena penyebab
biasanya tidak terlihat, dan gejalanya tidak spesifik, dan sering
terjadi kesalahan diagnosis pada awalnya. Sebagian besar benda
asing pada telinga dan hidung dapat dikeluarkan oleh dokter yang
sudah terlatih dengan komplikasi yang minimal. Pengeluaran benda
asing lazim dilakukan dengan forceps, irigasi dengan air, dan
kateter hisap. Benda asing pada faring atau trakea merupakan
keadaan yang darurat dan memerlukan konsultasi bedah. Hasil
pemeriksaan radiografi biasanya normal. Endoskopi lunak ataupun
kaku sering digunakan untuk memperkuat diagnosis dan untuk
mengeluarkan benda asing.2Pengeluaran benda asing harus dilakukan
sedini mungkin untuk menghindari komplikasi yang dapat ditimbulkan
misalnya terjadi gangguan pendengaran, perdarahan pada hidung,
gangguan menelan dan lain-lain. Usaha mengeluarkan benda asing
seringkali malah mendorongnya lebih ke dalam sehingga harus
dilakukan secara tepat dan hati-hati. Bila kurang hati-hati atau
bila pasien tidak kooperatif, berisiko trauma yang dapat merusak
struktur organ yang lain. Pada anak-anak harus dipegang sedemikian
rupa sehingga tubuh dan kepala tidak dapat bergerak bebas.3Dalam
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 tahun 2014, corpus alienum
merupakan salah satu masalah kesehatan dengan kategori 4A. Hal
tersebut mewajibkan setiap dokter umum mampu menguasai dan dapat
menangani secara mandiri dan tuntas, baik diagnosis maupun
tatalaksananya. Oleh karena itu, perlu pembahasan lebih lanjut
mengenai masalah penegakan diagnosis cepat dan tepat yang
berhubungan dengan corpus alienum untuk mencegah komplikasi yang
berlanjut.B. TujuanMengetahui penegakan diagnosis dan
penatalaksanaan yang tepat terhadap corpus alienum yang terdapat
didalam telinga, hidung dan tenggorok sesuai dengan standart yang
harus dikuasai oleh dokter umum menurut Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 5 tahun 2014
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
A. CORPUS ALIENUM1. Definisi Corpus alienum adalah benda asing
yang berasal dari luar atau dalam tubuh yang dalam keadaan normal
tidak ada pada tubuh1.2. Jenis-jenis Corpus Alienum Benda asing
yang berasal dari luar tubuh disebut benda asing eksogen, biasanya
masuk melalui hidung atau mulut. Sedangkan yang berasal dari dalam
tubuh disebut benda asing endogen. Benda asing eksogen terdiri dari
benda padat, cair atau gas. Benda asing eksogen padat terdiri dari
zat organic seperti kacang-kacangan (yang berasal dari
tumbuhan-tumbuhan), tulang (yang berasal dari kerangka binatang)
dan zat anorganik seperti paku, jarum, peniti, batu, dan lain-lain.
Benda asing eksogen cair dibagi dalam benda cair yang bersifat
iritatif, seperti zat kimia, dan benda cair non-iritatif, yaitu
cairan dengan pH 7,4. Benda asing endogen dapat berupa secret
kental, darah atau bekuan darah, nanah, krusta, perkijuan, membran
difteri, bronkolit. Cairan amnion, mekonium dapat masuk ke dalam
saluran napas bayi pada saat proses persalinan1,2.
B. CORPUS ALIENUM PADA TELINGA1. Anatomi telingaTelinga
merupakan organ untuk pendengaran dan keseimbangan, yang terdiri
dari telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam. Telinga luar
menangkap gelombang suara yang dirubah menjadi energi mekanis oleh
telinga tengah. Telinga tengah merubah energi mekanis menjadi
gelombang saraf yang kemudian dihantarkan ke otak. Telingan dalam
juga membantu menjaga keseimbangan tubuh. Telinga luar terdiri dari
daun telinga (aurikel) dan saluran telinga (meatus auditorius
eksternus). Telinga luar merupakan tulang rawan (kartilago) yang
dilapisi oleh kulit. Suara yang ditangkap oleh daun telinga
mengalir melalui saluran telinga dan kemudian menuju ke membran
timpani4.
Telinga tengah terdiri dari gendang telinga (membran timpani)
dan sebuah ruang kecil berisi udara yang memiliki 3 tulang kecil
yang menghubungkan gendang telinga dengan telinga dalam. Ketiga
tulang tersebut adalah : 4 a. Maleus (bentuknya seperti palu,
melekat pada gendang telinga) b. Inkus (menghugungkan maleus dan
stapes) c. Stapes (melekat pada jendela oval di pintu masuk ke
telinga dalam)
Getaran dari gendang telinga diperkuat secara mekanik oleh
tulang-tulang tersebut dan dihantarkan ke jendela oval. Telinga
tengah juga memiliki 2 otot yang kecil-kecil, yaitu otot tensor
timpani (melekat pada maleus dan menjaga agar gendang telinga tetap
menempel), otot stapedius (melekat pada stapes dan menstabilkan
hubungan antara stapedius dengan jendela oval). Jika telinga
menerima suara yang keras, maka otot stapedius akan berkontraksi
sehingga rangkaian tulang-tulang semakin kaku dan hanya sedikit
suara yang dihantarkan. Respon ini disebut refleks akustik, yang
membantu melindungi telinga dalam yang rapuh dari kerusakan karena
suara3,4.Tuba eustachius adalah saluran kecil yang menghubungkan
teling tengah dengan hidung bagian belakang, yang memungkinkan
masuknya udara luar ke dalam telinga tengah. Tuba eustakius membuka
ketika kita menelan, sehingga membantu menjaga tekanan udara yang
sama pada kedua sisi gendang telinga, yang penting untuk fungsi
pendengaran yang normal dan kenyamanan. Telinga dalam (labirin)
adalah suatu struktur yang kompleks, yang terdiri dari 2 bagian
utama, yaitu koklea (organ pendengaran), Kanalis semisirkuler
(organ keseimbangan). Koklea merupakan saluran berrongga yang
berbentuk seperti rumah siput, terdiri dari cairan kental dan organ
corti yang mengandung ribuan sel-sel kecil (sel rambut) yang
memiliki rambut yang mengarah ke dalam cairan tersebut. Getaran
suara yang dihantarkan dari tulang pendengaran di telinga tengah ke
jendela oval di telinga dalam menyebabkan bergetarnya cairan dan
sel rambut. sel rambut yang berbeda memberikan respon terhadap
frekuensi suara yang berbeda dan merubahnya menjadi gelombang
saraf. Gelombang saraf ini lalu berjalan di sepanjang serat-serat
saraf pendengaran yang akan membawanya ke otak4,5.2. Definisi
corpus alienum pada telinga Corpus alienum pada telinga adalah
keadaan dimana terdapatnya suatu benda asing yang terjepit atau
tersangkut didalam liang telinga 2. Kadang-kadang benda asing
tersebut dapat masuk ke dalam liang telinga dengan disengaja
ataupun tidak, bila kemasukan benda asing di telinga bisa menjadi
suatu keluhan berupa penurunan pendengaran3. Pada anak, anak
biasanya seringkali tidak melaporkan keluhannya sebelum timbul
keluhan nyeri akibat infeksi di telinga tersebut, lama-lama
telinganya bisa mengeluarkan bau. Jika hal ini terjadi, orang tua
patut mencurigainya sebagai akibat kemasukan benda asing. Jangan
menanganinya sendiri karena bisa-bisa benda yang masuk malah
semakin masuk lebih dalam lagi karena anatomi liang telinga yang
berlekuk. Di telinga banyak terdapat saraf-saraf dan bisa terjadi
luka. Benda yang masuk biasanya hanya bisa dikeluarkan oleh dengan
menggunakan peralatan dan keahlian khusus.3. EtiologiAda beberapa
faktor yang dapat menyebabkan benda asing diliang telinga yaitu 4
:a. Faktor kesengajaan, biasanya terjadi pada anak-anak balita.b.
Faktor kecerobohan sering terjadi pada orang dewasa sewaktu
menggunakan alat-alat pembersih telinga misalnya catton bud,
tangkai korek api atau lidi yang tertinggal di dalam telinga.c.
Faktor kebetulan terjadi tanpa sengaja dimana benda asing masuk
kedalam telinga contoh masuknya serangga, kecoa, lalat dan
nyamuk.
Predileksi benda asing di dalam telinga
Berikut beberapa benda asing yang sering masuk ke telinga6:a.
Air Sering kali saat kita mandi, berenang atapun keramas, bisa
membuat air masuk ke dalam telinga. Jika telinga dalam keadaan
bersih, air bisa keluar dengan sendirinya. Tetapi jika didalam
telinga kita ada kotoran, air justru bisa membuat benda lain di
sekitarnya menjadi mengembang dan air sendiri menjadi terperangkap
di dalamnya. b. Cotton BudCotton bud tidak dianjurkan secara medis
untuk membersihkan telinga. Selain kapas bisa tertinggal di dalam
telinga, bahaya lainnya adalah dapat menusuk selaput gendang bila
tidak hati-hati menggunakannya.c. Benda-benda kecil Anak-anak kecil
sering tidak sengaja memasukkan sesuatu ke dalam telinganya.
Misalnya, manik-manik mainan. d. Serangga Bila telinga sampai
kemasukan semut, berarti ada yang salah dengan bagian dalam
telinga. 4. Manifestasi klinik Efek dari masukya benda asing
kedalam telinga dapat tanpa gejala atau dengan gejala sampai berupa
gejala nyeri berat dan adanya penurunan pendengaran6.a. Merasa
tidak enak ditelinga Karena benda asing yang masuk pada telinga,
tentu saja membuat telinga merasa tidak enak ataupun tidak
nyaman.b. TersumbatKarena terdapat benda asing yang masuk kedalam
liang telinga, tentu saja membuat telinga terasa tersumbat.c.
Pendengaran terganggu Biasanya dijumpai tuli konduktif namun dapat
pula bersifat campuran. Beratnya ketulian tergantung dari besar dan
letak perforasi membran timpani serta keutuhan dan mobilitas sistem
pengantaran suara ke telinga tengah.d. Rasa nyeri telinga /
otalgiaNyeri dapat berarti adanya ancaman komplikasi akibat
hambatan pengaliran sekret, terpaparnya durameter atau dinding
sinus lateralis atau ancaman pembentukan abses otak. Nyeri
merupakan tanda berkembang komplikasi telinga akibat benda asing.e.
Pada inspeksi telinga akan terdapat benda asing5.
PatofisiologiMasuknya benda asing ke dalam telinga yaitu ke bagian
kanalis audiotorius eksternus akan menimbulkan perasaaan tersumbat
pada telinga, sehingga pasien akan berusaha mengeluarkan benda
asing tersebut. Namun, tindakan yang pasien lakukan untuk
mengeluarkan benda asing tersebut sering kali berakibat semakin
terdorongnya benda asing ke bagian tulang kanalis eksternus
sehingga menyebabkan laserasi kulit dan melukai membrane timpani.
Akibat dari laserasi kulit dan lukanya membran timpanai, akan
menyebabkan gangguan pendengaran, rasa nyeri telinga/otalgia dan
kemungkinan adanya resiko terjadinya infeksi7.6. Diagnosis7a.
Pemeriksaan dengan OtoskopikCaranya:1) Bersihkan serumen2) Lihat
kanalis dan membran timpaniInterpretasi:1) Warna kemerahan, bau
busuk dan bengkak menandakan adanya infeksi 2) Warna kebiruan dan
kerucut menandakan adanya tumpukan darah dibelakang gendang.3)
Kemungkinan gendang mengalami robekan.
Gambar : pemeriksaan dengan otoskopi
Gambar : benda asing pada liang telingab. Pemeriksaan Ketajaman
PendengaranTest penyaringan sederhana : 1. Lepaskan semua alat
bantu dengar 2. Uji satu telinga secara bergiliran dengan cara
tutup salah satu telinga 3. Berdirilah dengan jarak 30 cm4. Bisikan
angka secara acak 5. Untuk nada frekuensi tinggi : lakukan dengan
suara jamUji Ketajaman Dengan Garpu Tala1. Uji weber 2. Uji Rine3.
Uji Swabach
7. PenatalaksanaanJika terdapat benda yang sangat kecil di dalam
liang telinga dapat dicoba dengan mengoyangkannya secara hati-hati.
Menarik daun telinga kearah posterior meluruskan liangtelinga dan
benda asing dapat keluar dengan goncangan lembut pada telinga. Jika
benda asing masuk lebih dalam maka perlu diangkat oleh dokter yang
kompeten. Tidak dianjurkan untuk mengorek telinga sendiri karena
dapat mendorong lebih kedalam dan menyebabkan ruptur membran
timpani atau dapat melukai liang telinga6.Beberapa tehnik di klinik
pada pengeluaran benda asing di teinga6,7:a. Forceps yang sudah
dimodifikasi dapat digunakan untuk mengambil benda dengan bantuan
otoskopb. Suction dapat digunakan untuk menghisap bendac. Irigasi
liang telinga dengan air hangat dengan pipa kecil dapat membuat
benda-benda keluar dari liang telinga serta membersihkan debris. d.
Penggunaan alat seperti magnet dapat digunakan untuk benda dari
logame. Sedasi pada anak perlu dilakukan jika tidak dapat
mentoleransi rasa sakit dan takut.f. Serangga dalam liang telinga
biasanya diberikan lidocain atau minyak, lalu diirigasi dengan air
hangat.Setelah benda asing keluar, diberikan antibiotik tetes
selama lima hari sampai seminggu untuk mencegah infeksi dari trauma
liang telinga.8. Pencegahana. Usaha pencegahan 6,7:Kebiasaan
terlalu sering memakai cottonbud untuk membersihkan telinga
sebaiknya dijauhi karena dapat menimbulkan beberapa efek samping:
kulit teling kita yang ditumbuhi bulu-bulu halus yang berguna untuk
membuat gerakan menyapu kotoran di telinga kita akan rusak,
sehingga mekanisme pembersihan alami ini akan hilang. Jika kulit
kita lecet dapat terjadi infeksi telinga luar yang sangat tidak
nyaman dan kemungkinan lain bila anda terlalu dalam mendorong
Cottonbud, maka dapat melukai atau menembus gendang
telinga.Hindarkan memberi mainan berupa biji-bijian pada anak-anak,
dapat tejadi bahaya di atas atau juga dapat tertelan dan yang fatal
dapat menyumbat jalan nafas.
C. CORPUS ALIENUM PADA HIDUNG1. Anatomi HidungHidung luar
berbentuk piramid dengan bagian-bagiannya dari atas ke bawah: a.
Pangkal hidung (bridge)b. Batang hidung (dorsum nasi)c. Puncak
hidung (hip)d. Ala nasie. Kolumelaf. Lubang hidung (nares
anterior)8.
BRIDGE Gambar 1. Anatomi Bagian-bagian Hidung LuarHidung luar
dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang rawan yang dilapisi oleh
kulit, jaringan ikat, dan beberapa otot kecil yang berfungsi untuk
melebarkan atau menyempitkan lubang hidung. Kerangka tulang terdiri
dari: 1) Tulang hidung (os nasal)2) Prosessus frontalis os maksila,
dan 3) Prosessus nasalis os frontal. Sedangkan kerangka tulang
rawan terdiri dari beberapa pasang tulang rawan yang terletak di
bagian bawah hidung, yaitu : 1) Sepasang kartilago nasalis
lateralis superior,2) Sepasang kartilago nasalis lateralis
inferior3) Tepi anterior kartilago septum8.Rongga hidung atau kavum
nasi berbentuk terowongan dari depan ke belakang dipisahkan oleh
septum nasi di bagian tengahnya menjadi kavum nasi kanan dan kiri.
Pintu atau lubang masuk cavum nasi disebut nares anterior dan
lubang belakang disebut nares posterior (koana) yang menghubungkan
kavum nasi dengan nasofaring8.Bagian dari kavum nasi yang letaknya
sesuai dengan ala nasi, tepat di belakang nares anterior disebut
vestibulum. Vestibulum dilapisi oleh kulit yang mempunyai banyak
kelenjar sebasea dan rambut-rambut panjang yang disebut
vibrise8.Tiap kavum mempunyai empat buah dinding yaitu dinding
medial, lateral, inferior, dan superior. Dinding medial ialah
septum nasi. Septum dilapisi oleh perikondium pada bagian tulang
rawan dan periosteum pada bagian tulang, sedangkan luarnya dilapisi
oleh mukosa hidung. Pada dinding lateral terdapat empat buah konka
yang terdiri dari konka inferior, media, superior, dan
suprema8.Batas rongga hidung terdiri dari: 1) dinding inferior,
merupakan dasar rongga hidung dan dibentuk oleh os maksila dan os
palatum, 2) dinding superior sangat sempit dan dibentuk oleh lamina
kribriformis, yang memisahkan rongga tengkorak dari rongga hidung,
3) di bagian posterior, atap rongga hidung dibentuk oleh os
sfenoid8.Kompleks osteo meatal (KOM) merupakan celah pada dinding
lateral hidung yang dibatasi oleh konka media dan lamina papirasea.
Struktur anatomi penting yang membentuk KOM adalah prosesus
unsinatus, infundibulum etmoid, hiatus semilunaris, bula etmoid,
agger nasi dan resesus frontal. KOM merupakan unit fungsional yang
merupakan tempat ventilasi dan drainase dari sinus-sinus yang
letaknya anterior yaitu sinus maksila, etmoid anterior dan
frontal8.2. Fisiologi HidungBerdasakan teori structural, teori
evolusioner, dan teori fungsional, fungsi fisiologis hidung dan
sinus paranasal adalah: a. Fungsi respirasi untuk mengatur kondisi
udara, penyaring udara, humidifikasi, penyeimbang dalam pertukaran
tekanan dan mekanisme imunologik local,b. Fungsi penghidu karena
terdapatnya mukosa olfaktorius dan reservoir udara untuk menampung
stimulus penghidu, c. Fungsi fonetik yang berguna untuk resonansi
suara, membantu proses bicara, dan mencegah hantaran suara sendiri
melalui konduksi tulang,d. Fungsi static dan mekanik untuk
meringankan beban kepala, proteksi terhadap trauma, dan pelindung
panas,e. Refleks nasal8.3. Definisi corpus alienum pada
hidungCorpus alienum di hidung adalah benda asing yang berasal dari
luar tubuh atau dalam tubuh, dimana pada keadaan normal tidak
terdapat pada hidung tersebut9.
4. EpidemiologiKasus benda asing di hidung paling sering terjadi
pada anak, terutama usia 1-4 tahun. Pada usia 1-4 tahun, anak
cenderung mengeksplorasi tubuhnya, terutama daerah yang berlubang
termasuk hidung. Mereka dapat memasukkan benda asing sebagai upaya
mengeluarkan sekret atau benda asing yang sebelumnya ada di dalam
hidung, atau untuk mengurangi gatal atau perih akibat iritasi yang
sebelumnya sudah terjadi. Benda asing paling sering ditemukan
adalah sisa makanan, permen, manik-manik, dan kertas9.Faktor yang
mempermudah terjadinya aspirasi benda asing dalam hidung antara
lain faktor personal (umur, jenis kelamin, pekerjaan, kondisi
sosial dan tempat tinggal), kegagalan mekanisme proteksi normal
(keadaan tidur, penurunan kesadaran, alkoholisme, dan epilepsi),
ukuran, bentuk, serta sifat benda asing, serta faktor
kecerobohan9.Benda asing dapat dapat menyebabkan morbiditas bahkan
mortalitas bila masuk ke saluran nafas bawah9.5.
EtiologiBerdasarkan jenis bendanya, etiologi corpus alienum di
hidung dapat dibagi menjadi10.a. Benda asing hidup (benda
organik)1) LalatBeberapa kasus miasis hidung yang pernah ditemukan
di hidung manusia dan hewan di Indonesia disebabkan oleh larva
lalat dari spesies Chryssomya bezziana. Lalat dewasa meletakkan
telurnya pada pada jaringan hidup misalnya pada luka, lubang-lubang
pada tubuh seperti hidung, mata, telinga, dan traktus urogenital.2)
LintahLintah merupakan hewan penghisap darah. Pada saat menghisap
darah, lintah mengeluarkan zat penghilang rasa sakit dan
mengeluarkan zat anti pembekuan darah sehingga darah pada pasien
tidak akan membeku. Setelah selesai menghisap darah, lintah akan
menjatuhkan diri.3) CacingAscaris lumbricoides merupakan nematoda
usus yang masih menjadi masalah di negara berkembang seperti
Indonesia. Hidung dapat menjadi port dentry atau tempat cacing
tersebut bermigrasi dari usus untuk mendapatkan oksigen yang lebih
banyak.b. Benda asing tak hidup (benda anorganik)Benda asing tak
hidup yang tersering adalah manic-manik, baterai logam, dan kancing
baju. Kasus baterai logam di hidung merupakan salah satu kegawatan
yang harus segera dikeluarkan karena kandungan zat kimianya yang
dapat bereaksi terhadap mukosa hidung.
6. Corpus alienumPatofifiologi
Masuk ke dalam cavum nasi
Bertahan di dalam cavum nasi
Terjadi iritasiRespon pertahanan pada hidung
Kerusakan dan kematian selSel goblet epitel respiratorius
Pembusukan sel-sel jaringan yang nekrosis oleh bakteri
Keluar mukus
Medium yang baik untuk pertumbuhan bakteri
Foeter Ex Nasi
Sekret mukopurulen
7. Manifestasi KlinisHidung tersumbat oleh secret mukopurulen
yang banyak dan berbau di salah satu rongga hidung tempat adanya
benda asing. Kadang disertai nyeri, demam, epistaksis dan bersin.
Pada pemeriksaan tampak mukosa edema dengan inflamasi mukosa hidung
unilateral, serta dapat juga terjadi ulserasi11,12.Bila benda asing
berupa lintah, terdapat epistaksis berulang yang sulit berhenti
meskipun sudah diberikan koagulan. Pada rinoskopi posterior tampak
benda asing berwarna coklat tua, lunak, dan melekat erat pada
mukosa hidung atau nasofaring11,12.8. DiagnosisDiagnosis ditegakkan
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang9.Gejala yang timbul pada anak akibat adanya benda asing
di hidung adalah hidung tersumbat, rinore unilateral yang kental
dan berbau. Dapat disertai demam dan nyeri. Gejala lain bervariasi
sesuai patogenesisnya. Misalnya benda asing seperti karet busa,
sangat cepat menimbulkan secret yang berbau busuk. Baterai logam di
dalam hidung dapat menimbulkan keluhan rasa terbakar atau panas di
hidung9.Benda asing hidup yang terdapat di dalam hidung kebanyakan
menimbulkan sensasi benda yang bergerak-gerak. Epitaksis tanpa rasa
nyeri sering menjadi keluhan utama pada pasien dengan lintah di
dalam hidungnya9.Pada pemeriksaan rinoskopi anterior, selain benda
asing yang dapat dilihat langsung, akan tampak edema dengan
inflamasi mukosa hidung unilateral, dan dapat terjadi ulserasi.
Benda asing biasanya tertutup mukous sehingga disangka sinusitis.
Lintah biasanya sulit dilihat dengan rinoskopi anterior, sehingga
kadang memerlukan pemeriksaan endoskopi. Bila terlihat, maka akan
tampak benda asing berwarna coklat tua dengan perabaan lunak dan
melekat pada mukosa. Pada miasis, hidung tampak bengkak, kemerahan
di sekita mata dan sebagian muka atas. Mukosa hidung nekrotik,
kadang-kadang perforasi septum nasi, serta hidung berbau busuk9.9.
Penatalaksanaan Benda asing pada hidung yang harus diperlakukan
sebagai kasus gawat sehingga harus dikeluarkan secepatnya antara
lain baterai dan kapur barus. Cara mengeluarkan benda asing di
hidung ialah memakai pengait (hook) yang dimasukkan ke dalam hidung
bagian atas, menyusuri atap kavum nasi sampai menyentuh nasofaring.
Setelah itu pengait diturunkan sedikit dan ditarik ke depan. Dengan
cara ini benda asing akan ikut terbawa keluar. Dapat juga
menggunakan forsep alligator, cunam Nortman atau wire loop. Bila
benda asing berbentuk bulat, maka sebaiknya digunakan pengait yang
ujungnya tumpul12,13.Cara lain yaitu dengan menggunakan kateter
dengan balon ukuran 5 atau 6 F yang dimasukkan ke dalam hidung
melewati benda asing yang terperangkap, kemudian balon
dikembangkan, sehingga benda asing diharapkan akan keluar ke nares
anterior dan mudah diekstraksi. Sebelum tindakan dilakukan,
terlebih dahulu diberikan fenilefrin 0,5% untuk mengurangi edema
mukosa dan lidokain topikal atau spray sebagai analgetik. Hindari
mendorong benda asing dari hidung kearah nasofaring karena akan
menyebabkan masuknya benda asing tersebut ke dalam laring sehingga
menyebabkan sumbatan saluran nafas13,14.Benda asing hidup sebaiknya
dimatikan terlebih dahulu dengan tetes minyak parafin atau alkohol
sebelum diangkat. Untuk lintah dapat diteteskan tembakau. Untuk
miasis hidung, dianjurkan pemberian reagen tertentu (misalnya
kloroform, premium) yang dapat melemahkan larva, kemudian larva
tersebut diambil satu per satu. Tindakan operatif dengan melakukan
nekrotomi merupakan tindakan alternatif lain yang dilakukan dengan
cara memberikan tetes kloroform terlebih dahulu14.Pemberian
antibiotik sistemik selama 5-7 hari hanya diberikan pada kasus
benda asing di hidung yang telah menimbulkan infeksi pada hidung
maupun sinus13,14.10. KomplikasiPerdarahan merupakan komplikasi
tersering yang terjadi pada corpus alienum di hidung. Edema pada
mukosa dapat menyebabkan obstruksi pada drainase sinus dan tuba
eustachius sehingga mengakibatkan sinusitis dan otitis media akut.
Rinolith dapat timbul bila benda asing bertahan selama
bertahun-tahun. Infeksi struktur jaringan di sekitar hidung juga
dapat terjadi, seperti selulitis periorbital, meningitis,
epiglositis, difteri, dan tetanus14.
D. CORPUS ALIENUM PADA TENGGOROKANAspirasi benda asing merupakan
hal yang paling sering ditemukan dan ditangani di unit gawat
darurat. Secara statistik, presentase aspirasi benda asing
berdasarkan letaknya di hipofaring ssebesar 5%, laring/trakea 12 %
dan bronkus sebanyak 83%. Kebanyakan kasus aspirasi benda asing
terjadi pada anak usia < 15 tahun, 75% aspirasi benda asing
terjadi pada anak usia 1- 3 tahun. Benda asing di bronkus paling
sering pada bronkus kanan, karena bronkus kanan lebih besar,
mempunyai aliran udara lebih besar dan membentuk sudut lebih kecil
terhadap trakea dibandingkan dengan bronkus kiri15,16.1. Anatomi
dan Fisiologi saluran napas16
a. Saluran Nafas Atas1) HidungBerfungsi :a) Fungsi penghidub)
Pernapasanc) Penyaring debud) Kelembapan udara pernapasanRongga
hidung terdiri atas :a) Vestibulum yang dilapisi oleh sel submukosa
sebagai proteksib) Dalam rongga hidung terdapat rambut yang
berperan sebagai penapis udara.c) Struktur konka yang berfungsi
sebagai proteksi terhadap udara luar karena struktur yang
berlapisd) Sel silia yang berperan untuk melemparkan benda asing
keluar dalam usaha untuk membersihkan jalan napas.2) FaringBagian
faring dan fungsinya :a) Nasofaring(1) Ada saluran penghubung
antara nasopharinx dengan telinga bagian tengah yaitu tuba
eustachiius dan tuba auditori.(2) Ada pharingeal tonsil (adenoids),
terletak pada bagian posteriomasopharinx merupakan bagian dari
jaringan lymphatic pada permukaan posterior lidah(3) Mempunyai efek
respiratorikb) Orofaring(1) Bagian tengah faring antara palatum
lunak dan tulang hyoid. Reflek menelan berawal dari orofaring
menimbulkan dua perubahan, makanan terdorong masuk kedalam saluran
pencernaan.(2) Mempunyai fungsi pencernaan makanan.c)
LaringofaringMerupakan posisi terendah dari faring. Pada bagian
bawahnya, sistem respirasi menjadi terpisah dari sistem digestiv.
Makanan masuk ke bagian belakang, oesephagus dan udara masuk ke
arah depan masuk ke laring.3) LaringFungsi utama laring adalah
untuk terjadinya vokalisasi. Laring juga melindungi jalan napas
bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batuk.4)
TrakeaTrakea terdapat pada bagian oesephagus yang terentang mulai
dari cartilago cricoid masuk kedalam rongga thorax. Tersusun dari
1620 cincin tulang rawan berbentuk huruf C yang terbuka pada bagian
belakangnya. Didalamnya mengandung epitel pseudostratified columner
cilia yang memiliki sel goblet untuk sekresi mukus. Terdapat cilia
yang memicu terjadinya reflek batuk/bersin.trakea mengalami
percabangan pada carina mebentuk bronchus kanan dan kiri.b. Saluran
Nafas Bawah1) Bronkus2) Bronkiolus3) Bronkiolus Terminalis4)
Bronkiolus respiratori5) Duktus alveolar dan Sakus alveolar6)
Alveoli20.2. Gejala Corpus Alienum didalam Saluran NafasGejala
sumbatan benda asing di dalam saluran nafas tergantung pada lokasi
benda asing, derajat sumbatan (total atau sebagian), sifat, bentuk
dan ukuran benda asing. Benda asing yang masuk melalui hidung dapat
tersangkut dihidung, nasofaring, laring, trakea dan bronkus.
Tigastadiumaspirasibendaasingyang menimbulkan gejala sebagai
berikut :a. Stadium pertama, batuk-batuk hebat secara tiba-tiba
(violent paroxysms of coughing),rasa tercekik (choking), rasa
tersumbat di tenggorok (gagging) dan obstruksi jalan napasyang
terjadi dengan segera.b. Stadium kedua, gejala stadium
permulaandiikuti oleh interval asimtomatis.c. Stadium ketiga, telah
terjadi gejala komplikasi dengan obstruksi, erosi atau infeksi
sebagai akibat reaksi terhadap benda asing sehingga timbul
batuk-batuk, hemoptosis, pneumonia dan abses paru18.1) Benda Asing
di LaringTerjadi di antara pita suara, sub glotis dan dapat terjadi
sumbatal total maupun sumbatan sebagian. a) Sumbatan totalHal ini
dapat menyebabkan keadaan gawat yang berakibat asfiksia dalam waktu
singkat. Memiliki gejala disfoniaafonia, apneu dan sianosis.b)
Sumbatan tidak total :Sumbatan tipe ini memiliki gejala :(1)
Suaraparau(disfonia)(2) Afonia(3) Batuk disertai sesak (croupy
cough)(4) Odinofagi, mengi, sianosis(5) Hemoptisis(6) Dispneu
dengan derajat bervariasiPada pemeriksaan fisik didapatkan gejala
sumbatan laring yang dibagi dalam 4 stadium (jackson).a. Stadium
pertama, cekungan sedikit pada inspirasi didaerah suprasternal,
kadang-kadang belum ada stridorb. Stadium kedua, Cekungan di
suprasternal dan epigastrium, stridor mulai terdengarc. Stadium
ketiga, Cekungan terdapat di suprasternal, epigastrium, intercostal
dan supraclavicula. Stridor jelas terdengar dan pasien tampak
gelisah.d. Stadium keempat, Cekungan bertambah dalam, sianosis,
pasien yang mula-mula gelisah mulai lemah dan akhirnya kesadaran
menurun.2) Benda Asing di TrakeaBenda asing di trakea ini dapat
menimbulkan gejala batuk yang tiba - tiba berulang dengan rasa
tercekik (choking), rasa tersumbat di tenggorok (gagging), terdapat
gejala patognomonik :(a) Audible slap (batuk dengan mulut
terbuka)(b) Palpatory thud (teraba di trakea pars servikal)(c)
Asthmatoid wheeze ( bunyi saat ekspirasi inspirasi dengan mulut
terbuka )(d) Tracheal flutter (getaran teraba pada benda asing yang
kecil)3) Benda Asing di BronkusLebih banyak terjadi masuk ke dalam
bronkus kanan. Gejala yang ditimbulkan diantaranya :(a) Sputum
haemoragis(b) Rasa logam / aroma khusus(c) Emfisema, atelektasis(d)
Febris (e) Dapat terlihat gambaran bronkiektasis, bronkopneumonia
danabses paruJackson (1936) membagi sumbatan bronkus dalam 4tingkat
:1. By-pass Valve Obstructiona. Sumbatan sebagianb. Udara dapat
lewat waktu inspirasi dan ekspirasi tetapi salurannya sempit bunyi
napas (mengi)c. Biasanya benda asing diam dan kecilPenyebab :a.
Benda asing dalam bronkusb. Penekanan bronkus dari luarc. edema d.
Tumor intraluminer2. Expiratory Check Valve Obstructiona. Udara
inspirasi dapat lewatb. Udara ekspirasi terhambat (oleh karena
kontraksi otot bronkus)c. Emfisema paru obstruktifd. Benda asing
diamPenyebab :a. Benda asing di bronkusb. Edema dinding bronkus
pada bronkitis3. Inspiratory Check-Valve Obstruction4. Inspirasi
terhambat5. Ekspirasi masih dapat terlaksana6.
BendaasingmobilePenyebab :a. Benda asing dalam bronkusb. Mucous
plug (gumpalan ingus)c. Tumor yang berttangkai4. Stop
ValveObstructiona. Inspirasi dan ekspirasi terhambatb. Terjadi
atelektasis tanpa pneumothorax (udara yang sisa diresorbsi)Penyebab
:a. Benda asing menyumbat lumen b. Trauma dinding bronkus
danperadangan berat 19.3. DiagnosaCorpus Alienum didalam Saluran
napasa. AnamnesisGejala dan tanda sumbatan yang tampak fase awal
(gejala sesaat sesudah teraspirasi):1) Batuk tiba-tiba2) Rasa
tercekik (choking)3) Rasa tersumbat di tenggorokan ( gasping)4)
Menahan nafas (gagging)5) Bicara gagap (sputtering)6) Obstruksi
jalan nafas yang terjadi segerab. Pemeriksaan fisik1) Fase
asimtomatis :a) Tanda dan gejala aspirasi benda asing berkurang
/menghilang, b) Refleks-refleks melemah akibat benda asing yang
tersangkut. 2) Fase komplikasiTanda dan gejala sesuai lokasi
tersangkutnya benda asinga) Laring(1) Batuk paroksimal(2) Parau(3)
Disfoni-Afoni(4) Sesak nafas(5) Stridor inspirasi dan ekspirasi(6)
Retraksi otot pernafasan(7) Gelisah(8) Sianosisb) Trakea(1) Batuk
hilang timbul(2) Asthmatoid wheezing(3) Palpatory thud(4) Audible
snap(5) Dispnea(6) Retraksi otot pernafasan(7) Stridor ekspirasi(8)
Gelisah(9) Sianosisc) Bronkus(1) Batuk tidak produktif hingga
produktif(2) Mengi (wheezing)(3) Perkusi : normal /redup /
hipersonor sisi ipsilateral(4) Auskultasi : vesikuler /melemah
hipersonorsisi ipsilateralc. Pemeriksaan radiologi leher-thorax1)
Benda asing radioopak/metal selanjutnya dilakukan foto polos PA dan
leteral (dapat dilakukan segera)2) Benda asing radiolusen dapat
dilakukan foto rontgen setelah 24 jam ( untuk mengetahui adanya
atelektasis/emfisema)3) Video fluoroscopy(a) Cara terbaik melihat
saluran napas keseluruhan(b) Evaluasi saat inspirasi dan ekspirasi
(c) Adanya obstruksi parsialJika 1 tahapan disamping menunjukkan
hasil positif dilanjutkan pemeriksaan endoskopid. Pemeriksaan
endoskopi (diagnosa pasti)1) Laringoskopi2) Bronkoskopi(a)
bronkoskop kaku(b) bronkoskop fleksibel4. Penatalaksanaan
Penanggulangan pada obstruksi saluran nafas atas pada prinsipnya
supaya jalan napas lancar kembali. a. Tindakan konservatif :
pemberian antiinflamasi, amti alergi, antibiotika serta pemberian
oksigen intermitten yang dilakukan pada obstruksi laring stadium
1.b. Tindakan operatif/resusitasi : memasukkan pipa endotrakeal
melalui mulut (intubasiorotrakea) atau melalui hidung
(intubasinasotrakea), membuat trakeostoma yang dilakukan pada
obstruksi laring stadium ii,iii, atau melakukan krikotirotomi yang
dilakukan pada obstruks laring stadium IV.
Untuk menanggulangi obstruksi saluran napas atas :a.
IntubasiIntubasi dilakukan dengan memasukkan pipa endotrakeal lewat
mulut atau hidung. Intubasi endotrakea merupakan tindakan
penyelamatan dan dapat dilakukan tanpa atau dengan analgetika.1)
Membantuventilasi2) Memudahkan mengisap sekret daritraktus
trakeobronkial.3) Mencegah aspirasi sekret yang ada di rongga mulut
atau berasal dari lambung.b. Laringotomi (Krikotirotomi)Laringotomi
dilakukan dengan membuat lubang pada membran tirokrikoid
(krikotirotomi).c. TrakeostomiMerupakan suatu tindakan bedah dengan
mengiris atau membuat lubang sehingga terjadi hubungan langsung
lumen trakea dengan dunia luar untuk mengatasi gangguan pernapasan
atas.d. Perasat Heimlich Suatu cara mengeluarkan benda asing yang
menyumbat laring secara total atau benda asing yang berukuran besar
yang terletak di hipofaring. Prinsip perasat Heimlich adalah
memberikan tekanan pada paru-paru17,18.Pada perasat Heimlich
lakukanlah tekanan ke dalam dan ke atas rongga perut sehingga
menyebabkan diafragma terdorong ke atas. Tenaga dorongan ini akan
mendesak udara dalam paru-paru ke luar. Tata cara pelaksanaannya
adalah penolong berdiri dibelakang penderita sambil memeluk
badannya. Tangan kanan dikepalkan dengan bantuan tangan kiri, kedua
tangan diletakkan pada perut bagian atas, kemudian dilakukan
penekanan rongga perut ke arah dalam dan ke atas dengan hentakan
beberapa kali18.
e. Back blow1) Pada pemeriksa yang sadar.Penderita disuruh
membatukkan keluar benda asing tersebut, Lakukan tiga sampai empat
kali pukulan punggung diikuti tiga sampai limakali hentakan abdomen
atau dada dan ulangi usaha-usaha pembersihan. Tindakan terakhir
yang masih dapat kita lakukan adalah, krikotiroidotomi, dan ini
hanya dapat dilakukan oleh tenaga terlatih18.2) Pada bayi :a)
Pegang bayi dengan muka menghadap ke bawahb) Topang dagu dan leher
dengan lutut dan satu tangan.c) Lakukan pemukulan ringan pada
punggung secara lembut antara kedua tulang belikat.5. Komplikasi a.
Infeksi parub. Bronkiektasisc. Asma. 19
E. Corpus Alienum di Esofagus1. Anatomi Dan Fisiologi Esofagus
Esofagus merupakan bagian saluran cerna yang menghubungkan
hipofaring dengan lambung. Bagian proksimalnya disebut introitus
esophagus yang terletak setinggi batas bawah kartilago krikoid atau
setinggi vertebre servical VI. Di dalam perjalanannya dari daerah
servikal, esophagus masuk ke dalam rongga toraks. Di dalam rongga
toraks, esophagus berada di mediastinum superior antara trakea dan
kolumna vertebra terus ke mediastinum posterior di belakang atrium
kiri dan menembus diafragma setinggi vertebre torakal X dengan
jarak kurang dari 3 cm di depan vertebra. Akhirnya esophagus ini
sampai di rongga abdomen dan bersatu dengan lambung di daerah
kardia.Berdasarkan letaknya esophagus dibagi dalam bagian servikal,
torakal dan abdominal. Esofagus menyempit pada tiga tempat.
Penyempitan pertama bersifat sfingter setinggi tulang rawan krikoid
pada batas antara esophagus dengan faring, yaitu tempat peralihan
otot serat lintang menjadi otot polos. Penyempitan terakhir
terletak pada hiatus esophagus diafragma yaitu tempat esophagus
berakhir pada kardia lambung. Otot polos pada bagian ini murni
bersifat sfingter. Inervasi esophagus berasal dari dua sumber yaitu
saraf parasimpatis nervus vagus dan saraf simpatis dari
serabut-serabut ganglia simpatis servikalis inferior, nervus
torakal dan nervus splangnikus.23
Gambar Anatomi esofagus
2. Definisi Corpus Alineum di Esofagus22Benda asing esophagus
adalah benda yang tajam ataupun tumpul atau makanan yang tersangkut
dan terjepit di esophagus karena tertekan, baik secara sengaja
maupun tidak sengaja.Peristiwa tertelan dan tersangkutnya benda
asing merupakan masalah utama anak usia 6 bulan sampai 6 tahun, dan
dapat terjadi pada semua umur pada tiap lokasi di esophagus, baik
di tempat penyempitan fisiologis maupun ptologis dan dapat pula
menimbulkan komplikasi fatal akibat perforasi. 3. Etiologi dan
Faktor Predisposisi 22,23Secara klinis masalah yang timbul akibat
benda asing esophagus dapat dibagi dalam golongan anak dan dewasa.
Penyebab pada anak antara lain, anomaly congenital termasuk
stenosis kongenital, web, fistel trakeoesofagus, dan pelebaran
pembuluh darah. Faktor predisposisi antara lain :1. Belum tumbuhnya
gigi molar untuk dapat menelan dengan baik 1. Koordinasi proses
menelan dan sfingter laring yang belum sempurna pada kelompok usia
6 bulan sampai 1 tahun.1. Retardasi mental 1. Gangguan pertumbuhan
dan penyakit-penyakit neurologik lain yang mendasarinya.1. Pada
orang dewasa tertelan benda asing sering dialami oleh pemabuk atau
pemakai gigi palsu yang kehilangan sensasi rasa (taktil sensation)
dari palatum, pada pasien gangguan mental dan psikosis.Faktor
predisposisi lian ialah adanya penyakit-penyakit esophagus yang
menimbulkan gejala disfagia kronis, yaitu esofagitis refluks,
striktur pasca esofagitis korosif, akhalasia, karsinoma esophagus
atau lambung, cara mengunyah yang salah dengan gigi palsu yang
kurang baik pemasangannya, mabuk (alkoholisme) dan intoksikasi
(keracunan).4. Epidemiologi 22,23Mati lemas karena sumbatan jalan
nafas (suffocation) akibat tertelan atau teraspirasi benda sing,
merupakan penyebab ketiga kematian mendadak pada anak dibawah umur
1 tahun dan penyebab kematian keempat pada anak usia 1-6 tahun
(National Safety Council 1984). Morbiditas dan mortalitas yang
tinggi tergantung pada komplikasi yang terjadi. Benda asing di
esophagus sering ditemukan di daerah penyempitan fisiologis
esophagus. Benda sing yang bukan makanan kebanyakan tersangkut di
servikal esophagus, biasanya di otot krikofaring atau arkus aorta,
kadang-kadang di daerah penyilangan esophagus dengan bronkus utama
kiri pada sfingter krdio esophagus. 70% dari 2394 kasus benda asing
esophagus ditemukan di daerah servikal, dibawah sfingter kriko
faring, 12 % didaerah hipofaring dan 7,7% didaerah esophagus
torakal. Dilaporkan 48% kasus benda sing yang tersangkut di daerah
esofagogaster menimbulkan nekrosis tekanan atau infeksi lokal. Pada
orang dewasa benda asing yang tersangkut dapat berupa makanan atau
bahan yang tidak dapat dicerna seperti biji buah-buahan, gigi
palsu, tulang ikan, atau potongan daging yang melekat pada
tulang.5. Patogenesis 22,23Ketika benda asing masuk ke oesofagus,
dapat membentuk suatu peradangan pada esophagus dan menimbulkan
suatu efek trauma pada esophagus. Kemudian menimbulkan suatu edema
yang menimbulkan rasa nyeri. Efek lebih lenjut adalah terjadi
penumpukan makanan, rasa penuh di leher dan kemudian dapat
mengganggu sistem pernafasan sebagai akibat trauma yang juga
mempengaruhi trakea, dimana trakea memiliki jarak yang dekat dengan
esophagus.6. Diagnosis 22,23Ditegakkan berdasarkan anamnesis,
gambaran klinis, dengan gejala dan tanda, pemeriksaa radiologik dan
endoskopik. Tindakan endoskopik dilakukan untuk diagnostik dan
terapi. Diagnosis tertelan benda asing, harusnya dipertimbangkan
pada setiap anak dengan rasa tercekik (choking), rasa tersumbat di
tenggorok (gangging), batuk, muntah. Gejala ini diikuti dengan
disfagia, berat badan menurun, demam, gangguan pernafasan. Harus
diketahui dengan baik ukuran, bentuk dan jenis benda asing, dan
apakah mempunyai bagian yang tajam.7. Manifestasi Klinis
22,23Gejala sumbatan tergantung pada ukuran, bentuk, jenis benda
asing, lokasi tersangkutnya komplikasi yang timbul dan lama
tertelan. Mula-mula timbul nyeri didaerah leher, kemudian timbul
rasa tidak enak didaerah substernal atau nyeri di punggung.
Terdapat rasa tercekik, gejala permulaan benda asing esophagus
adalah rasa nyeri di daerah leher bila benda asing tersangkut di
servikal. Bila benda asing tersangkut di esophagus distal, timbul
rasa tidak enak di substernal atau nyeri di punggung. Gejala
disfagia bervariasi tergantung, pada ukuran benda asing, disfagia
lebih berat bila telah terjadi edema mukosa yang memperberat
sumbatan sehingga timbul rasa sumbatan esophagus yang persisten,
gejala yang lain adalah odinofagia, hipersalivasi, regurgitasi dan
muntah, kadang-kadang mudah berdarah. Nyeri di punggung menunjukkan
adanya tanda perforasi atau mediastinitis. Gangguan napas dengan
gejala dispneu, stridor dan sianosis terjadi akibat penekanan
trakea atau benda asing.8. Pemeriksaan Fisik 22,23Terdapat kekakuan
local pada leher bila benda asing terjepit akibat edema yang timbul
progresif . Bila benda asing ireguler menyebabkan perforasi akut,
didapatkan tanda-tanda pneumo-mediastinum, emfisema leher dan pada
auskultasi terdengar suara getaran di daerah pre cordial dan inter
scapula.Bila terjadi mediastinitis, tanda efusi pleura unilateral
atau bilateral dapat dideteksi. Perforasi langsung ke rongga pleura
dan pneumothoraks jarang terjadi tetapi dapat timbul sebagai
komplikas tindakan endoskopi.Pada anak-anak terdapat gejala nyeri
atau batuk, disebabkan oleh aspirasi ludah atau minuman. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan ronkhi, wheezing, demam, abses leher
atau tanda empisema subkutan. Tanda lanjut, berat badan menurun dan
gangguan pertumbuhan. Benda asing yang terdapat di daerah servikal
esophagus dan bagian distal krikofaring, dapat menimbulkan
obstruksi saluran napas dengan stridor karena menekan dinding
trakea bagian (posterior trachea esophageal party wall)9.
Komplikasi 22,23Laserasi mukosa perdarahan, perforasi local dengan
abses leher atau mediastinitis. Perforasi dapat menyebabkan
selulitis local, dan fistel esofagus. Benda asing bulat atau tumpul
dapat menimbulkan perforasi sebagai akibat sekunder dari inflamasi
kronik dan erosi. Jaringan granulasi disekitar benda asing timbul
bila benda asing berada di seofagus dalam waktu yang lama. Gejala
dan tanda perforasi esophagus servikal dan torakal oleh karena
benda asing atau alat, antara lain emfisema subkutis atau
mediastinum, krepitasi di daerah leher atau dada, pembengkakan
leher, kaku leher, demam dan menggigil, gelisah, nadi dan
pernapasan cepat, nyeri yang menjalar ke punggung, retrosternal dan
epigastrium. Bila terjadi perforasi ke pleura dapat menimbulkan
pneumothoraks atau pyotoraks.
10. Pemeriksaan Penunjang 22,231. Pemeriksaan radiologi berupa
foto polos esofagus servikal dan torakal anteroposterior dan
lateral harus dilakukan pada semua pasien yang diduga tertelan
benda asing.1. Esofagogram pakai barium enema dilakukan untuk benda
asing radiolusen akan memperlihatkan filling defect persistent.
Pemeriksaan ini sebaiknya tidak dilakukan untuk benda asing
radioopak, karena densitas pada bahan asing sama dengan zat
kontras, sehingga akan menyulitka penilaian ada tidaknya benda
asing. 1. Xeroradiografi dapat menunjukkan gambaran penyangatan
(enhancement) pada daerah pinggir benda asing.1. CT Scan dapat
menunjukkan gambaran inflamasi dan jaringan lunak1. MRI dapat
memperlihatkan semua gambaran semua keadaan patologik esophagus.11.
Penatalaksaan 22,23Dilakukan esofagoskopi dengan memakai cunam yang
sesuai agar benda asing tersebut dapat dikeluarkan. Kemudian
dilakukan esofagoskopi ulang untuk menilai kelainan-kelainan
esofagus yang telah ada sebelumnya. Untuk benda asing tajam yang
tidak bisa dilakukan dengan esofagoskopi harus segera dilakukan
pembedahan sesuai lokasi benda asing tersebut, yaitu servikotomi,
torakotomi atau esofagotomi. Bila dicurigai perforasi kecil, segera
dipasang pipa nasogaster agar pasien tidak menelan dan diberikan
antibiotic dan analgetik berspektrum luar selama 7-10 hari agar
tidak terjadi sepsis. Benda asing tajam yang telah masuk ke dalam
lambung dapat menyebabkan perforasi di pylorus. Oleh karena itu
perlu dilakukan evaluasi sebaik-baiknya untuk mendapatkan tanda
perforasi dini. Bila letak benda asing menetap selama 2x24 jam maka
benda asing tersebut harus dikeluarkan secara pembedahan
(laparatomi).
Gambar Koin dalam esophagus pada foto Rontgen AP
Gambar Koin dalam esophagus pada foto Rontgen lateral
Gambar Koin dalam esophagus pada pemeriksaan endoskopi
BAB IIIKESIMPULAN DAN PENUTUP
Benda asing adalah masalah yang lazim pada bidang THT, khususnya
pada bidang THT anak, seringkali diikuti berbagai komplikasi,
beberapa mengalami keparahan. Pada tahun awal kehidupan anak
mengalami penjelajahan dan interaksi dengan lingkungan. Ketika anak
mulai dapat merangkak dan berjalan, anak mulai berinteraksi dengan
banyak benda yang biasanya anak suka memasukan benda-benda tersebut
ke dalam lubang mulut, telinga, hidung, dan sampai tenggorokan.Pada
pasien dewasa masalah benda asing biasanya terjadi akibat
kesengajaan atau tidak sengaja yang biasanya dapat diakibatkan oleh
serangga, ataupun benda asing lainnya. Karena benda asing bisa
menjadi suatu keadaan yang darurat maka perlu segera dilakukan
tindakan untuk mengangkat benda asing tersebut. Namun terkadang
terjadi kesulitan dalam pengangkatan benda asing dalam THT.
Pengangkatan benda asing bergantung pada faktor-faktor dari benda
asing sendiri, dokter yang kompeten dengan alat-alat yang memadai,
dan kerjasama dari pasien.
DAFTAR PUSTAKA
1. Medical dictionary. Corpus Alienum.
http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/Corpus+alienum. 2.
Junizaf MH. Benda Asing di Saluran Napas. In: Soepardi EA, Iskandar
N. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Kepala dan
Leher edisi 6. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2008. Hal. 259-65.3.
Boies. Penyakit Telinga Luar. Buku Ajar Penyakit Telinga, Hidung,
Tenggorokan, ed 6, Alih Bahasa Dr. Caroline Wijaya, Penerbit Buku
Kedokteran, EGC, Jakarta, 1994: 78 - 80. 28. 4. Maqbool M.
Shambaugh GE. Surgery of the Ear, 4h ed, Tokyo ; WB Saunders
Company, 1990:5-7,210-1.5. Wright A. Anatomy and Ultrastructure of
the Human Ear, Basic Science, Dalam : Scott- Brown's
Otolaryngology, 6"' ed, Vol I, Oxford ; Butterworth- Heinemann Ltd,
International Editions : 1/1/1 - /11.6. Heim SW, Maughan KL.
Foreign Body in the Ear, Nose, and Throat. University of Virginia
School of Medicine, Charlottesville, Virginia. Am Fam Physician.
2007, Oct 15; 76(8): 1185-897. Cunha JP. Objects or insects in Ear.
http://www.medicinenet.com/objects_or_insects_in_ear/article.htm.8.
Soepardi, E. A., dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala-Leher. Edisi 6. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia9. Ballenger J. 2002. Penyakit
Telinga Hidung Tenggorok dan Kepala Leher. Edisi 13. Jilid II.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia10. Junizaf, M.
H. 2008. Benda Asing di Saluran Napas. Dalam: Buku Ajar Ilmu
Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi 6.
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia11. Mansjoer, A. 2007. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia12. George, L., Adams.
1997. BOEIS : Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok.
Edisi 6. Jakarta: EGC13. Rukmin, S., Herawati, S., 1999. Teknik
Pemeriksaan Telinga Hidung Tenggorok. Jakarta: EGC14. Fischer,
J.I., et al. 2013. Nasal Foreign Bodies. http:
http://emedicine.medscape.com/article/763767 15. Perkasa, M.F.,
2009. Ekstraksi Benda Asing Laring (Rotan) dengan Neuroleptic
Anesthesia. Medicinus , 22(2): 58-60.16. Junizaf, M.H., 2001. Benda
asing di saluran napas. Dalam: Soepardi, E.A., danIskandar, N.,
Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher,
edisi kelima, Balai penerbit FK UI, Jakarta,218-2317. Oswari J.
Corpus Alienum diHidung: Ludman H. Petunjuk Penting pada Penyakit
THT. Hipokrates. Jakata, : 13-1918. Ballenger J. Penyakit THT dan
kepala leher. Ed.13. jlid II. FKUI. Jakarta. 2007, H:305-32519.
Heim SW, Maughan KL. Foreign Body in the Ear, Aose, and Throat.
UniVersity of Virginia School ofMedicine, Charlottesville,
virginia.Am Fam Phisician 2007, oct 15 . 76 (8) 20. Seely S, Tate.
2004. AnatomyandPhysiology, SixthEdition, The McGrawHill
companies.21. Munter DW. Gastrointestinal Foreign Bodies in
Emergency medicine. 22. Yunizaf M. Benda Asing di Esofagus. In:
Soepardi EA, Iskandar N. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorokan Kepala dan Leher edisi 6. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
2008. Hal. 301.23. Adams GL., Penyakit Jalan Nafas Bagian Bawah,
Esofagus dan Mediastinum : Buku Ajar Penyakit THT. Ed Keenam
EGC
1
1