BAB II Tinjauan Pustaka 1. Definisi ATLS Advanced Trauma Life Support (ATLS) adalah sebuah program pelatihan bagi dokter medis dalam pengelolaan akut trauma kasus, yang dikembangkan oleh American College of Surgeons. Program serupa ada untuk perawat (ATCN) dan paramedis (PTLS). Program ini telah diadopsi di seluruh dunia di lebih dari 40 negara, namun ada juga dibawah nama Emergency Management of Severe Trauma (EMST), khususnya di luar Amerika Utara. Tujuannya adalah untuk mengajarkan pendekatan yang disederhanakan dan standar untuk pasien trauma. Awalnya dirancang untuk situasi darurat di mana hanya satu dokter dan satu perawat yang hadir, ATLS sekarang diterima secara luas sebagai standar perawatan untuk penilaian awal dan pengobatan di pusat-pusat trauma. Premis dari program ATLS adalah menatalaksana ancaman terbesar bagi kehidupan. Hal ini juga pendukung bahwa kurangnya diagnosis definitif dan rinci sejarah seharusnya tidak memperlambat penerapan pengobatan diindikasikan untuk luka yang mengancam hidup, dengan waktu yang paling penting dilakukan intervensi awal. Namun, bukti menunjukkan bahwa ATLS meningkatkan prognosis pasien. 2. Sejarah ATLS
referat, advance traumatic life support, bedah umum, general surgery, atls
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB II
Tinjauan Pustaka
1. Definisi ATLS
Advanced Trauma Life Support (ATLS) adalah sebuah program pelatihan bagi dokter
medis dalam pengelolaan akut trauma kasus, yang dikembangkan oleh American College of
Surgeons. Program serupa ada untuk perawat (ATCN) dan paramedis (PTLS).
Program ini telah diadopsi di seluruh dunia di lebih dari 40 negara, namun ada juga
dibawah nama Emergency Management of Severe Trauma (EMST), khususnya di luar Amerika
Utara. Tujuannya adalah untuk mengajarkan pendekatan yang disederhanakan dan standar untuk
pasien trauma. Awalnya dirancang untuk situasi darurat di mana hanya satu dokter dan satu
perawat yang hadir, ATLS sekarang diterima secara luas sebagai standar perawatan untuk
penilaian awal dan pengobatan di pusat-pusat trauma. Premis dari program ATLS adalah
menatalaksana ancaman terbesar bagi kehidupan. Hal ini juga pendukung bahwa kurangnya
diagnosis definitif dan rinci sejarah seharusnya tidak memperlambat penerapan pengobatan
diindikasikan untuk luka yang mengancam hidup, dengan waktu yang paling penting dilakukan
intervensi awal. Namun, bukti menunjukkan bahwa ATLS meningkatkan prognosis pasien.
2. Sejarah ATLS
Pada bulan Februari 1976, sebuah tragedi terjadi yang mengubah sejarah perawatan trauma
bagi pasien cedera di Amerika Serikat dan di banyak bagian dunia. Dr Jim Styner, seorang ahli
bedah ortopedi, menaiki pesawat kecil yang jatuh ke dalam sebuah ladang jagung di Nebraska
pedesaan. Dr Styner menderita luka serius, tiga anak-anaknya menderita luka kritis, dan satu
anak menderita luka ringan. Istrinya tewas seketika. Perawatan yang ia dan keluarganya terima
tidak memadai oleh standar hari ini. Dokter bedah, mengenali bagaimana perlakuan mereka tidak
memadai, menyatakan, "Ketika saya dapat memberikan perawatan yang lebih baik di lapangan
dengan sumber daya yang terbatas dari apa yang anak-anak saya dan saya diterima di fasilitas
perawatan primer, ada sesuatu yang salah dengan sistem, dan sistem harus diubah.”
Pada bulan Januari 1980, American College of Surgeons memperkenalkan Kursus ATLS
di AS dan luar negeri. Kanada bergabung dengan program ATLS tahun berikutnya. Pada tahun
1986, beberapa negara di Amerika Latin bergabung dengan Komite ACS Trauma dan
memperkenalkan program ATLS di wilayah mereka. Sekarang, ATLS tersedia di hampir 60
negara. Di bawah naungan Komite Militer ACS Trauma, program telah dilakukan untuk dokter
militer AS di Amerika Serikat dan di seluruh dunia.
Selama lebih dari seperempat abad, American College of Surgeons Komite Trauma telah
mengajarkan kursus ATLS untuk lebih dari 1 juta dokter di lebih dari 50 negara. ATLS telah
menjadi dasar dari perawatan untuk pasien cedera dengan mengajar bahasa umum dan
pendekatan umum. Hasilnya adalah ATLS yang kontemporer dan bermakna dalam komunitas
global.
3. Klasifikasi ATLS
ATLS membuat klasifikasi pendarahan berdasarkan persentase volume kehilangan darah,
sebagai berikut:
Kelas I, dengan kehilangan volume darah hingga maksimal 15% of blood volume.
Kelas II, dengan kehilangan volume darah antara 15-30% dari total volume.
Kelas III, dengan kehilangan darah antara 30-40% dari volume pada sirkulasi darah.
Kelas IV, dengan kehilangan yang lebih besar daripada 40% volume sirkulasi darah.
Standar World Health Organization
WHO menetapkan skala gradasi ukuran risiko yang dapat diakibatkan oleh pendarahan sebagai
berikut:
Grade 0 tidak terjadi pendarahan
Grade 1 pendarahan petekial
Grade 2 pendarahan sedang dengan gejala klinis yang signifikan
Grade 3 pendarahan gross, yang memerlukan transfusi darah
Grade 4 pendarahan debilitating yang fatal, retinal maupun cerebral
Kasus-kasus yang perlu penanganan bantuan hidup dasar seperti :
Tenggelam
Kecelakaan
Serangan jantung
Kesetrum listrik
Kehabisan oksigen dan darah
Pangkal lidah yang menutupi tenggorokan
Tujuan dari bantuan hidup dasar adalah menormalkan kembali sistem tubuh antara lain yaitu :
- Sirkulasi pernapasan
- Sirkulasi peredaran darah
Penanganan bantuan hidup dasar merupakan suatu tindakan untuk mencegah terjadinya
kematian. Dari jenis kematian dibagi 2 yaitu :
Mati klinis : Keadaan tanpa napas dan nadi yang baru terjadi sekitar 4-6 menit (bersifat
reversible) belum terjadi kerusakan sel-sel otak.
Mati biologis : suatu keadaan tanpa napas dan denyut nadi yang terjadi lebih dari 8
menti, atau adanya tanda-tanda mati.
Tanda-tanda kematian berupa :
Adanya kekakuan mayat
Terdapat kebiruan disekitar tubuh
Suhu tubuh dingin
Pupil tidak ada refleks dan melebar
Gangguan Mati dalam
Airway Sumbatan 3-5’
Breathing Henti nafas 3-5’
Circulation Shock berat 1-2 jam
Disability Coma 1-2 minggu
Doktrin pertolongan pasien gawat adalah Time saving is life saving, dimana waktu dan data
dasar untuk bertindak sangat terbatas. Sehingga diperlukan konsep berpikir sederhana, tindakan
sistematik dan ketrampilan yang memadai dalam menolong pasien. Prognosis pasien trauma
paling baik pada jam pertama atau yang disebut ”The Golden Hour”.
Trauma meruupakan salah satu yang membutuhkan tindakan bantuan dasar, trauma di negara
berkembang banyak menghadapi kendala sehingga menyebabkan perbedaan konsep penanganan.
Yang disebabkan oleh berbagai macam kendala berupa sumber dana, sumber fasilitas dan
komunikasi yang terbatas. Karena oleh karena keterbatasan ini maka tetap berarah ke
pertolongan individu, membantu dan mengembangkan sistem dan melihat ke arah prevensi.
Pedoman penanganan Hidup dasar (Basic and Advance Life Therapy Support) adalah A, B, C.
Basic and Advance Life Therapy Support (dulu) :
Airway
Breathing
Circulation
Drugs
ECG
Fibrilation Treatment
Basic and Advance Life Therapy Suppport (Sekarang) :
Airway
Breathing
Circulation
Disabilty
Exposure/ Enviroment
Tujuan:
1. Evaluasi korban dengan cepat dan tepat
2. Resusitasi & stabilisasi korban sesuai prioritas.
3. Menentukan kebutuhan korban cukup/melebihi fasilitas yang ada.
4. Mengatur cara rujukan antar rumah sakit.
5. Menjamin bahwa penanganan korban sudah optimum.
6. Life Support selain Advance Trauma Life Support (ATLS)
Selain ATLS kita juga bisa mengikuti pelatihan BTLS yang Instruktur pelatihan Basic Life
Support – Basic Trauma Life Support (BCLS – BTCLS ) meliputi dokter spesialis, dokter umum
dan perawat/Paramedik yang berpengalaman dalam penanggulangan penderita gawat darurat,
bencana, musibah massal dan kejadian luar biasa.
Pelatihan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam menangani
kegawat daruratan, khususnya dalam upaya mengantisipasi kegawat daruratan akibat
trauma, cardiovaskulermaupun kegawat daruratan akibat bencana. Dengan adanya berbagai
macam potensi bencana sehingga mengakibatkan terjadinya krisis kesehatan, maka
diperlukannya kewaspadaan dan kesiapsiagaan petugas imunisasi dan petugas kesehatan lainnya
dalam berperan aktif dalam upaya penanganan dan memberikan pertolongan terhadap korban
kegawat daruratan akibat bencana maupun akibat krisis kesehatan lainnya.
Kematian biasanya terjadi karena ketidakmampuan petugas kesehatan untuk menangani
korban pada tahap gawat darurat (golden periode) ketidakmampuan biasanya disebabkan oleh
tingkat keparahan, kurang memadainya peralatan, belum adanya sistem yang terpadu dan
pengetahuan dan keterampilan dalam penanganan dan memberikan pertolongan kegawat
daruratan pada korban akibat bencana, trauma maupun penyakit cardiovaskuler.
Pengetahuan dan keterampilan dalam menangani dan memberikan pertolongan pada
korban gawat darurat memegang porsi yang paling besar dalam menentukan keberhasilan
pertolongan, saat ini kecelakaan/ trauma dan penyakit cardiovaskuler menduduki peringkat lima
besar penyebab kematian di Indonesia.
MATERI PELATIHAN BTLS Introduction & Overview
Intergrated Medical Emergency Response System
Airway and breathing Management
Circulation & Shock Management
Initial Assesment & Management
Head Trauma Defribilator (AED)
Spinal Trauma
Thoracic Trauma
Abdominal Trauma
Musculosceletal Trauma
Thermal Trauma
Lifting & Moving
Extrication, Stabilization & Transportation
Triage in Emergency Room
Triage in Disaster
Selain mengikuti pelatihan BTLS bisa juga mengikuti GELS. Pelatihan General
Emergency Life Support (GELS) adalah pelatihan penanganan kasus gawat darurat untuk kasus
trauma maupun non trauma.Pelatihan ini dibentuk untuk meningkatkan kompetensi dokter
khususnya di bidang kegawatdaruratan medis.Meningkatnya baik kualitas maupun kuantitas
kegawatan yang terjadi baik kegawatan sehari-hari maupun bencana menuntut dokter harus
selalu aktif dan selalu berusaha meningkatkan kemampuannya.
GELS dirancang dan disusun oleh Brigade Siaga Bencana RSUP dr. Sardjito dengan acuan
standar Departemen Kesehatan RI. Pelatihan dilaksanakan selama 6 hari penuh dan diberikan
dalam bentuk kuliah, diskusi materi dan latihan ketrampilan dalam proporsi yang seimbang.
Saat ini dalam standar pelayanan gawat darurat yang dibuat oleh Departemen Kesehatan sesuai
Keputusan Menteri Kesehatan No: 106/MENKES/SK/I/2004, GELS sudah ditetapkan sebagai
pelatihan dasar untuk dokter yang bekerja pada unit pelayanan gawat darurat.
Diperlukan usaha yang optimal dan menyeluruh dari seluruh komponen panitia pelatihan ini
sehingga mutu pelatihan ini benar-benar terjaga sehingga cita-cita untuk mengembangkan
kemampuan kedokteran khususnya di bidang gawat darurat di seluruh indonesia akan dapat
tercapai.
\
Daftar Pustaka
American College of Surgeon Committe on Trauma. Cedera kepala. Dalam: AdvancedTrauma Life Support for Doctors. Ikatan Ahli Bedah Indonesia, penerjemah. Edisi 7. Komisi trauma IKABI, 2004; 168-193.
American College of Surgeons. 1997. Advanced Trauma Life Support. United States of America: First Impression. American College of Surgeon Committee of Trauma, 2004. Advanced Trauma Life Support Seventh Edition. Indonesia: Ikabi.
American College of Surgeon. 1997. Advanced Trauma Life Support StudentManual. Trauma Abdomen. Ikatan Ahli Bedah Indonesia.
Dorland, 2002, Kamus Saku Kedokteran. Jakarta: EGC6.
Emanuelsen, K.L. & Rosenlicht, J.McQ. (1986). Handbook of critical care nursing. New York: A Wiley
Hudack & Galo (1996), Perawatan Kritis; Pendekatan Holistik, EGC, Jakarta. Purwadianto A. Sampurna B. 2000.