ANESTESIA PADA PASIEN DENGAN LUKA BAKAR Pembimbing : dr. Hendra Deswandi, Sp.An, M.Kes Disusun Oleh: Anthonius Santoso Rulie 2014-061-067 Erika Oktaviana 2014-061-072 SMF Anestesiologi RS Syamsudin,S.H. Oktober 2015
ANESTESIA PADA PASIEN DENGAN LUKA BAKAR
Pembimbing :
dr. Hendra Deswandi, Sp.An, M.Kes
Disusun Oleh:
Anthonius Santoso Rulie 2014-061-067
Erika Oktaviana 2014-061-072
SMF Anestesiologi RS Syamsudin,S.H.Oktober 2015
Klasifikasi Luka Bakar
Derajat Luka Bakar Total body surface area
Rule of nine untuk dewasa Grafik Lund dan Browder untuk anak kecil
Menurut American Burn Association, luka bakar mayor:◦Luka bakar Full-thickness > 10% Luas
Permukaan Tubuh◦Luka bakar Partial-thickness > 25% pada
dewasa atau 20% pada lansia atau anak◦Luka bakar pada daerah wajah, tangan,
kaki, atau perineum◦Luka bakar Inhalasi, kimia, atau luka bakar
listrik◦Luka bakar pada pasien dengan penyakit
penyerta yang serius
Perubahan Fisiologis pada Luka Bakar Rusaknya kulit regulasi termal, homeostasis cairan
elektrolit, proteksi tubuh dari infeksi bakteri. Dilepaskan mediator
- Inflamasi lokal dan edema- Cairan albumin akan berpindah dari intravaskular ke area luka bakar hemokonsentrasi intravaskular.
Peningkatan laju metabolic peningkatan konsumsi O2 dan produksi CO2.
Berkurangnya Cardiac Output (CO) disebabkan olehnya menurunnya volume sirkulasi dan faktor
Capillary Leak Syndrome Terjadi penuruan compliance paru dan dinding dada
penurunan FRC (Functional Residual Capacity).
Komplikasi Luka Bakar
Komplikasi paru Penurunan aktivitas dari cilia pada jalan nafas dan pemberian resusitasi berlebihan edema pulmonal, penurunan sistem imun dan intubasi trakeal sendiri meningkatkan terjadinya pneumonia
Abdominal comparment syndrome. Luka bakar abdomen yang sirkumferensial dan pasien yang menerima cairan IV lebih dari 6 mL/Kg/%TBSA.
Keracunan dari Karbon Monoksida CO memiliki afinitas 250 x lebih besar terhadap Hb dibandingkan dengan O2.
Tatalaksana Luka BakarResusitasi cairan harus didistribusikan secara
adekuat untuk menjamin perfusi jaringan yang baik dan pengeluaran urin yang optimal
Parkland Formula :◦ 24 jam pertama
Ringer laktat. 4 mL/kg/persentase area tubuh yang dengan luka bakar derajat 2 dan 3.
Cairan pada 8 jam pertama : ½ dari jumlah cairan formula Parkland.
Cairan pada 8 jam kedua : ¼ dari jumlah cairan formula Parkland
Cairan pada 8 jam ketiga : ¼ dari jumlah cairan formula Parkland
Target Urine output Dewasa: 0,5-1,0 mL/kg/jam Anak kecil: 1 mL/kg/jam Anak kecil usia <1 tahun : 1-2 mL/kg/jam
24 jam kedua◦ Glukosa di dalam air. Untuk menggantikan kehilangan
cairan akibat evaporasi dan mempertahankan konsentrasi serum sodium sebanyak 140 mEq/L
◦ Cairan koloid ( misalkan albumin) diberikan sesuai dengan presentasi luka bakar yang terjadi 30% - 50% luka bakar : 0,3 mL/kg/ presentase luka bakar 50% - 70% luka bakar : 0,4 mL/kg/presentase luka bakar > 70% luka bakar : 0,5 mL/kg/ presentase luka bakar
◦ Target Urine output Dewasa: 0,5-1,0 mL/kg/jam Anak kecil: 1 mL/kg/jam Anak kecil usia <1 tahun : 1-2 mL/kg/jam
Anestesi pada Luka Bakar Pre Operatif
◦ Jalan napas Inspeksi jalan napas jika ada luka bakar pada jalan
pernapasan harus diintubasi sesegera mungkin karena ditakutkan edema pernapasan atas
Hipermetabolik dan peningkatan CO2, penurunan compliance dinding dada dan paru-paru
Dibutuhkan PEEP dan kontrol ventilasi yang baik Test : analisa gas darah, rontgen thoraks, HbCO
◦ Koagulopaty Pemeriksaan darah rutin
◦ Hypotermia Tidak dapat melakukan regulasi suhu tubuh secara normal Penghangat dengan lampu, penghangat udara, alat
penghangat cairan◦ Pada pasien luka bakar dengan hipertensi : terapi
medikamentosa untuk menurunkan tekanan darah berupa Beta Blocker, Calcium Channel Blocker, Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor, Hydralazine.
◦ Premedikasi yang dapat diberikan pada pasien luka bakar : narkotik dosis tinggi untuk memberikan efek analgesia yang adekuat.
Intra operative◦ Airway
Luka bakar pada wajah dan leher edema berat pada wajah, laring dan faring. Awake intubation dengan ETT kemungkinan pasien untuk mengalami
obstruksi jalan napas oleh lidah dan mengalami desaturasi oksigen lebih kecil. Tracheostomy LMA tidak dianjurkan
◦ Narkotik Morphine, fentanyl, sulfentanil tidak mendepresikan kontraktilitas myocardial
◦ Hypothermia Lingukangan operasi,vasodilatasi,agen anestesi general mempengaruhi pusat
pengaturan suhu sentral Suhu normal pasien luka bakar 38,50
Penghangatan secara aktif dan pencegahan kehilangan panas tubuh lebih lanjut
Akibat :Menurunkan metabolisme, menurunkan denyut jantung, CO dan tekanan darah. Ketika suhu <280 dapat menyebabkan irregularitas denyut jantung. Suhu tubuh 250 sampai 200 dapat menyebabkan fibrilasi ventrikular. Penggeseran kurva disosiasi ke kiri yang menyebabkan berkurangnya pelepasan oksigen dari hemoglobin
◦Muscle relaxant Depolarizing muscle relaxant sebaiknya dihindari.
meningkatkan level pottasium dalam darah Non Depolarizing muscle relaxant Pemilihan muscle relaxant yang tidak
menyebabkan penglepasan histamin vecuronium dan rocuronium
Pada pasien luka bakar terjadi kerusakan otot yang meningkatkan densitas reseptor asetilkolin sehingga akan menurunkan sensitivitas dari nondepolarizing muscle relaxant.
Oleh karena itu diperlukan 1,5x dosis intubasi normal dengan nondepolarizing muscle relaxant. ( vecuronium 1,5 mg/kg ; rocuronium 1,5 mg/kg)
Induksi◦ Resusitasi secara adekuat dapat diberikan propofol
(1,5-2,5 mg/kg IV).◦ Defesiensi volum intravaskular dapat diberikan
etomidate (0,3 mg/kg) atau ketamine (1-3mg/kg).Maintenance
◦ Perubahan fisiologis akibat luka bakar berupa edema pulmonar dan hypermetabolik volume respirasi permenit >30L/min dan PEEP untuk ventilasi yang adekuat.
Emergence◦ Jika pada intraoperatif diberikan resusitasi dalam
jumlah besar diwaspadai adanya edema saluran pernapasan, sebelum melakukan ekstubasi perlu dipastikan jalan napas yang aman.
Post operative◦Pemantauan terhadap Jantung dan
Paru, Oksigenasi dan Hemodinamik harus dilakukan. Hal ini dapat dilihat dari pemantauan EKG, tekanan darah, CVP dan pulse oximetry.
◦Menggigil Respon termoregulasi dari tubuh untuk
mengatasi hipotermia saat intraoperative ( ruangan operasi sering kali dingin).