Slide 1
REFERAT
Pemeriksaan Fisik Pada Bayi
Oleh:Amin Kamaril Wahyudi 082011101051Pembimbing:dr. H. Ahmad
Nuri, Sp. Adr. Gebyar TB, Sp. Adr. Ramzi Syamlan, Sp. Adr.
Saraswati, Sp. AFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBERSMF ILMU
KESEHATAN ANAKRSUD dr. SOEBANDI JEMBER2013
PendahuluanKehidupan pada masa BBL sangat rawan oleh karena
memerlukan penyesuaian fisiologik agar bayi di luar kandungan dapat
hidup sebaik-baiknya. Hal ini dapat dilihat dari tingginya angka
kesakitan dan angka kematian BBL. Diperkirakan 2/3 kematian bayi di
bawah umur 1 tahun terjadi pada masa BBL. Peralihan dari kehidupan
itrauterin ke ekstraeuterin memerlukan berbagai perubahan biokimia
dan faali. Dengan terpisahnya bayi dari ibu, maka terjadilah awal
proses fisiologis seperti berikut: (1) Pertukaran gas melalui
plasenta digantikan oleh aktifnya fungsi paru untuk bernafas
(pertukaran oksigen dengan karbon dioksida), (2) Saluran cerna
berfungsi untuk menyerap makanan, (3) Ginjal berfungsi untuk
mengeluarkan bahan yang tidak terpakai lagi oleh tubuh untuk
mempertahankan homeostasis kimia darah, (4) hati berfungsi untuk
menetralisasi dan mengekskresi bahan racun yang tidak diperlukan
badan, (5) System imunologi berfungsi untuk mencegah infeksi, dan
(6) System kardiovaskular serta endokrin bayi menyesuaikan diri
dengan perubahan fungsi organ tersebut diatas.
Pemeriksaan fisik pada bayiPemeriksaan bayi perlu dilakukan
dalam keadaan bayi telanjang di bawah lampu yang terang yang
berfungsi juga sebagai pemanas untuk mencegah kehilangan panas.
Tangan serta alat yang digunakan untuk pemeriksaan fisis harus
bersih dan hangat. Pemeriksaan fisis pada BBL dilakukan paling
kurang tiga kali, yakni (1) pada saat lahir, (2) pemeriksaan yang
dilakukan dalam 24 jam di ruang perawatan , dan (3) pemeriksaan
pada waktu pulang.
Pemeriksaan pertama pada BBL harus dilakukan di kamar bersalin.
Tujuannya adalah:Menilai gangguan adaptasi BBL dari kehidupan
intrauterine ke ekstrauterin yang memerlukan resusitasiUntuk
menemukan kelainan seperti cacat bawaan yang perlu tindakan segera
(mis. Atresia ani, atresia esophagus), trauma lahirMenentukan
apakah BBL tersebut dapat dirawat bersama ibu (rawat gabung) atau
di tempat perawatan khusus untuk diawasi, atau di ruang intensif,
atau segera dioperasi
Penilaian Apgar skorProsedur :1. hitung frekuensi jantung2. kaji
kemampuan bernafas3. kaji tonus otot4. kaji kemampuan refleks5.
kaji warna kulit6. hitung total skor yang didapat dari hasil
pengkajian7. Tentukan hasil penilaian ke dalam tiga kategori
asfiksia, yaitu :A. adaptasi baik : 7-10B. asfiksia ringan sedang:
4-6C. asfiksia berat: 0-3Penilaian tersebut dilakukan pada 1 menit,
5 menit, 10 menit dan 15 menit setelah bayi baru lahir.
Komponen penilaian Apgar skorKomponenSkor012Frekuensi
jantungTidak ada< 100 x / menit> 100 x / menitKemampuan
bernafasTidak adaLambat / tidak teraturMenangis kuatTonus
ototlumpuhEkstremitas agak fleksiGerakan aktifReflekstidakGerakan
sedikitGerakan kuat / melawanWarna kulitBiru / pucatBadan kemerahan
/ ekstremitas biruSeluruh tubuh kemerahan
Pemeriksaan cairan amnionProsedur : 1. kaji jumlah cairan amnion
2. lakukan penilaian jumlah cairan tersebut, dengan kategori :a.
>2000 ml : bayi mengalami polihidramnionb.