PERHATIKAN pada bacaan yang berwarna merah, akan tetapi jika anda memb aca semua isi dari dok umen ini, haitu ebih baik RE! TI!E" Harm#um$Aga %oom &HA%' Oleh :Arif Riqfi PEN(ANTARRed tide adalah suatu keadaan di mana air, terutama air laut mengalami perubahan warna akibat dari ledakan populasi (blooming) dari fitoplankton. Perubahan warna yang teradi dapat berupa warna merah, !oklat, ungu, kuning, hiau dan lain"lainnya. #stilah red tide saat ini populer dikenal dengan istilah $armfull m"Alga %looms ($A%), karena tidak semua alga yang blooming menyebabkan kematian dan tidak semunya berwarna merah. &aat ini umlah fitopalnkton yang dapat menyebabkan $A% ada sekitar 'enis dan hampi semuanya dari kelompok dinoflagelata. elompok lain hanya terdiri atas marga diatom sebanyak tiga enis dari marga Pseudonist*!hia (Praseno, +-). Pada sisi lain, $A% mer upa kan fenome na ya ng ter adi aki bat ledaka n per kembangan (bl ooming) ya ng beg itu !epat dar i see nis fit opl ankton , mis alny a Ptychodiscus brevis, Proro centrum,Gymnodiniumbreve ,Alexandrium catenelladanNoctiluca Scintillans dari kel omp ok inofl agel lata (Py rrop hyta) yan g dap at meny eba bka n per uba han warna dan konse ntrasi air se!ara drastis, kematian massal biota laut, perubahan struktur komuni tas ekosistem perairan, bahkan kera!unan dan kematian pada manusia. $al inidisebabkan oleh seti daknya empat fa!t or, ya itu pengay aan uns ur har a dal am dasa r lau t atau eut rof ika si, perubahan hidro"meteorologi dalam sekala besar, adanya geala upwellingyaitu pengangkatan massa air yang kaya akan unsur hara ke permukaan, dan akibat huan dan masuknya air tawar ke laut dalam umlah besar. eempat faktor itu, menuru tny a, mer upaka n faktor peny ebab ter adi nya red tide spe sies fitoplankton pyrrophyta berwarna merah. &pesies ini akan hilang dengan sendirinya, bila eko sist em dal am air kembali seimban g, yai tu kembali pada kon dis i nor mal nya . $A% biasanya teradi pada air pesisir pantai dan muara, umlah fitoplankton berlebih di sebuah perairan berpotensi membunuh berbagai enis biota laut se !ara massa l. Pasalnya, keberadaan fitoplankto n mengu rangi umlah oksigen terlaru t.emungkinan lain, insang" insang ikan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
PERHATIKAN pada bacaan yang berwarna merah, akan tetapi
jika anda membaca semua isi dari dokumen ini, ha itu ebih baik
RE! TI!E" Harm#u m$Aga %oom &HA%'
Oleh :Arif Riqfi
PEN(ANTAR
Red tide adalah suatu keadaan di mana air, terutama air laut mengalami perubahan warna
akibat dari ledakan populasi (blooming) dari fitoplankton. Perubahan warna yang teradi
dapat berupa warna merah, !oklat, ungu, kuning, hiau dan lain"lainnya. #stilah red tide saat
ini populer dikenal dengan istilah $armfull m"Alga %looms ($A%), karena tidak semua alga
yang blooming menyebabkan kematian dan tidak semunya berwarna merah. &aat ini umlah
fitopalnkton yang dapat menyebabkan $A% ada sekitar ' enis dan hampi semuanya dari
kelompok dinoflagelata. elompok lain hanya terdiri atas marga diatom sebanyak tiga enis
dari marga Pseudonist*!hia (Praseno, +-).
Pada sisi lain, $A% merupakan fenomena yang teradi akibat ledakan perkembangan(blooming) yang begitu !epat dari seenis fitoplankton, misalnya Ptychodiscus brevis,
Prorocentrum, Gymnodiniumbreve, Alexandrium catenella dan Noctiluca Scintillans dari
kelompok inoflagellata (Pyrrophyta) yang dapat menyebabkan perubahan warna dan
konsentrasi air se!ara drastis, kematian massal biota laut, perubahan struktur komunitas
ekosistem perairan, bahkan kera!unan dan kematian pada manusia. $al inidisebabkan oleh
setidaknya empat fa!tor, yaitu pengayaan unsur hara dalam dasar laut atau eutrofikasi,
perubahan hidro"meteorologi dalam sekala besar, adanya geala upwelling yaitu
pengangkatan massa air yang kaya akan unsur hara ke permukaan, dan akibat huan dan
masuknya air tawar ke laut dalam umlah besar.
eempat faktor itu, menurutnya, merupakan faktor penyebab teradinya red tide spesies
fitoplankton pyrrophyta berwarna merah. &pesies ini akan hilang dengan sendirinya, bila
ekosistem dalam air kembali seimbang, yaitu kembali pada kondisi normalnya. $A%
biasanya teradi pada air pesisir pantai dan muara, umlah fitoplankton berlebih di sebuah
perairan berpotensi membunuh berbagai enis biota laut se!ara massal. Pasalnya, keberadaan
fitoplankton mengurangi umlah oksigen terlarut.emungkinan lain, insang" insang ikan
penuh dengan fitoplankton. Akibatnya, lendir pembersihnya menggumpal karena
fitoplanktonnya berlebih dan ikan pun sulit bernapas.
/enomena pasang merah (0red tide”) ini merupakan peristiwa alam yang umumnya
teradi. 1amun demikian red tide tidak selalu berwarna merah, ada kemungkinan berwarna
kuning atau !oklat tergantung enis fitoplankton yang meyebabkan teradinya red tide
tersebut. Pyrrophyta atau lebih dikenal sebagai inophy!eae atau inoflagellata merupakan
protista yang hidup di laut atau air tawar. Pyrrophyta dinamakan pula sebagai inoflagellata
karena mempunyai sepasang flagella yang tidak sama panang.
inoflagellata dalam umlah yang ke!il sebagai penyusun komunitas plankton laut, tetapi
lebih melimpah di perairan tawar. /enonema menarik yang dihasilkan oleh Pyrrophyta adalah
kemampuan biolumines!en!e (emisi !ahaya oleh organisme), seperti yang dihasilkan
oleh Noctiluca, Gonyaulax, Pyrrocystis, Pyrodinium dan Peridinium sehingga menyebabkan
laut tampak ber!ahaya pada malam hari.
/enomena lainnya adalah pasang merah (red tide) yaitu teradinya blooming Pyrrophyta
dengan +" 2 uta sel per liter. Red tide dapat menyebabkan: ematian ikan dan in3ertebrata,
ika yang blooming adalah Ptychodiscus brevis,
Prorocentrum dan Gymnodinium breve. ematian in3ertebrata ika yang bloomingadalah Gonyaulax, Ceratium dan Cochlodinium. ematian organisme laut, yang lebih dikenal
sebagai paralyti! shellfish poisoning, ika yang blooming adalah Gonyaulax dan Alexandrium
catenella.
i beberapa 1egara, seperti 4epang, Australia, &elandia %aru, /ii, Papua 1ugini, $ongkong,
#ndia, %runei arussalam, /ilipina, 5hailand, dan beberapa 1egara lainnya melaporkan
bahwa masalah yang ditimbulkan $A% merupakan masalah serius. %eberapa pusat budidaya
ikan, udang, dan kerang ha!ur akibat $A%, bahkan kasus kera!unan dan kematian manusia
akibat memakan ikan atau kerang yang terkonatminasi $A% sudah sering dilaporkan.
i #ndonesia pernah teradi peristiwa kematian massal ikan beserta kasus kera!unan dan
kematian manusia akibat $A% pertama kali dialporkan teradi di flores pada tahun +6-.
&elain itu uga pernah terad di 7ung Pandang pada bulan Agustus +68 dan di alimantan
5imur pada bulan 4anuari +66. asus kera!unan ini diduga kuat disebabkan oleh
fitoplankton enis Pyrodinium bahamense. 4enis ini dapat menghasilkan ra!un sa9itosin yang
dapat menyebabkan penyakit Paralyti! &hellfish Poisoning (P&P) pada manusia dan hewan
(Adnan +).
i 4akarta pertama kali dilaporkan teradi peristiwa $A% pada tanggal -+ 4uli +6. eadian
ini tampak pada beberapa ikan yang mati mengapung di atas air laut yang pada mulanya
banyak beranggapan hal ini disebabkan oleh pembuangan bahan kimia dan limbah ke laut.
emungkinan perairan di teluk 4akarta sudah mengalami eutrofikasi yang menadi faktot
utama teradinya $A% (&utomo, +-).
KA)*) HA% &+RE! TI!E !I IN!-NE)IA'
A. HA% di Teuk /akarta
ematian ribuan ikan di 5eluk 4akarta seak ;ei, 2< telah menyita perhatian masyarakat
di wilayah # 4akarta dan sekitarnya. ;asyarakat ibukota dike!am ketakutan
mengkonsumsi ikan yang kematiannya disinyalir akibat kera!unan limbah buangan industri,
sementara nelayan tidak kalah resah dengan rendahnya hasil penualan ikan mereka auh di
atas rata"rata. i lain pihak polemik melanda institusi pemerhati lingkungan dan pemerintah,
sehubungan dengan interpretasi kepastian kematian ribuan ikan tersebut yang sampai saat ini
belum diketahui penyebabnya se!ara ilmiah. Analisis sementara yang diberikan epartemen
elautan dan Perikanan menyatakan telah teradi perkembangan (blooming) yang begitu
!epat seenis fitoplankton Noctiluca scintillans dari kelompok inoflagellata, terutama dari
enis yang menyebabkan perairan terlihat berwarna merah pada kondisi =Red 5ide=.
ondisi $A% sebenarnya tidak selalu membahayakan, karena spesies plankton yang
berbahaya hanya sebagian ke!il dari konsentrasi plankton aman se!ara keseluruhan dan
hampir tidak pernah men!apai kepadatan yang bisa menyebabkan perubahan warna pada
perairan. 1amun demikian, walaupun ke!il, spesies plankton tersebut mengandung ra!un
yang dapat mempengaruhi rantai makanan dan selanutnya membunuh *ooplankton, ikan,
burung dan mamalia laut bahkan manusia. ondisi ini diperburuk dengan tingginya angka
pen!emaran laut di 5eluk 4akarta akibat buangan limbah industri dan akti3itas rumah tangga
yang menadi isu utama masyarakat dewasa ini.
>impahan air sungai (river discharge) yang mengangkut *at hara dan buangan limbah
organik akibat akti3itas rumah tangga dan industri merupakan kandidat utama pemi!u
teradinya $A% di 5eluk 4akarta. ;eningkatnya intensitas !urah huan pada akhir bulan April2< di sekitar wilayah 4akarta, %ogor, 5angerang, dan %ekasi (abotabel) memberikan
memper!epat pemulihan lingkungan di kawasan pulau"pulau tersebut, sekaligus mengungkap
dari mana sumber !emaran minyak ini berasal.
ugaan telah teradinya pertumbuhan algae yang sangat pesat ( !looming
algae atau "armull Algal !loom) seperti yang dikemukakan &taf Ahli dari P>$ ab.
@irebon (;isteri &abuk $itam iduga %looming Algae: PR +8 ;ei 2'), uga merupakan
masukan yang !ukup beralasan karena pada tahun 2- para peneliti %A5A1 bersama
dengan 7ni3ersitas Atmaaya dan Puslitbang Ceologi elautan (PPPC>) telah menemukan
adanya kista yang diduga merupakan kumpulan algae menyerupai enis ynoflagellate pada
sedimen dasar laut di sekitar perairan @irebon. $al ini memberikan indikasi bahwa peluang
teradinya blooming algae ini memungkinkan ika nutrisi atau *at hara disekitar perairan
melimpah dan sinar matahari !ukup menghangatkan perairan sehingga kista yang berada di
dasar laut akan mengalami proses per!ambahan ( germination) dan pe!ah sehingga sel"sel
algae di dalam kista tadi keluar menyebar. &inar matahari akan memper!epat proses
pembelahan sel menadi seuta kali dalam waktu dua sampai tiga minggu. 4ika algae ini
memiliki pigmen warna merah maka limpahan algae yang mengambang di perkukaan laut ini
akan mewarnai perairan menadi merah sehingga fenomena ini disebut ”#ed $ide”.Red 5ide
la*im teradi pada perairan dangkal atau muara, dimana akibat adanya banir di muara sungai
menyebabkan arus dasar laut mengaduk dasar perairan yang mengakibatkan kista"kista algaeyang berada di dalam sedimen lumpur ini teraduk dan terangkat ke permukaan dasar laut.
4ika kandungan oksigen !ukup dan temperatur perairan !ukup hangat maka kista"kista tadi
pe!ah dan sel algae berhamburan melayang pada kolom air laut. 1utrisi dan *at hara yang
terbawa aliran sungai ke laut memper!epat pembelahan sel algae ini sehingga menyebabkan
blooming algae se!ara berlimpah. %erlimpahnya algae ini menutupi permukaan laut pada
malam hari dan turun menyelam ke bagian bawah pada siang hari, sehingga kenampakannya
sulit terlihat pada siang hari. Arus permukaan laut biasanya mengangkut limpahan algae ini
membentuk sabuk memanang mengikuti arah arus, namun ika arus laut tidak !ukup kuat
maka limpahan algae ini membentuk kawasan perairan dengan rona merah, kadang"kadang
ber!ampur warna !oklat atau hitam tergantung dari pigmen enis algae dominannya.
%erlimpahnya algae di permukaan laut uga telah mengakibatkan berkurangnya kandungan
oksigen pada kolom air di bawahnya, akibatnya mahluk hidup lain seperti ikan"ikan ke!il
akan mati lemas kekurangan oksigen. &elain itu, ika enis algae ini bera!un, maka ikan"ikan
besar yang memakan algae ini uga ikut tera!uni, biasanya akan mengalami lumpuh dan
bahkan mati beberapa saat kemudian. %erlimpahnya algae ini uga mengakibatkan kera!unan
mahluk hidup lainnya seperti kerang"kerangan yang hidup di dasar laut. erang yang tera!uni
algae ini sangat bera!un ika dikonsumsi manusia karena mempunyai akumulasi kandungan
ra!un yang lebih tinggi dibandingkan enis ikan. $al lain yang merupakan !iri booming algae
adalah kela*iman teradinya di kawasan pantai, sangat arang teradi di laut lepas karena
ummunya kista"kista algae ini hidup dalam bentuk Ale9andrium istirahat tertimbun sedimen
lumpuran sampai tahunan di perairan dangkal. engan demikian, dugaan adanya indikasi
booming algae sebagai &abuk $itam diperairan @irebon atau #ndramayu yang berarak +"+'
m dari garis pantai kemungkinannya sangat langka. 1amun demikian, ika memang
ditemukan data adanya pertumbuhan algae di laut lepas akan merupakan data baru yang
!ukup signifikan untuk diteliti lebih lanut.
ugaan &abuk hitam di perairan lepas pantai sebagai apungan tumpahan minyak (oil spill)
nampaknya lebih mendekati kenyataan, karena oil spill dapat teradi di perairan dangkal atau
lepas pantai, tergantung dari sumbernya. %entuk luasan oil spill ini biasanya memanang
sesuai dengan arah arus dominan. 1amun di perairan >aut 4awa di mana arus dominan
merupakan arus pasang surut yang berbalik arah dua kali sehari maka diperkirakan arah
orientasi &abuk $itam ini memanang timur"barat. enampakan oil spill ini hanya dapat
dilihat se!ara 3isual ika gelombang relatif tenang, sedangkan pada saat gelombang besar
maka sulit untuk dikenali. engan kata lain, sulit untuk memperkirakan luasan sebarannyahanya berdasarkan pengamatan 3isualisasi saa. 5eknik yang umum untuk mendeteksi bentuk
serta luasan sebaran oil spill ini adalah menggunakan Synthetic Aperture #adar (&AR) yang
memanfaatkan hamburan balik (bac%scatter ) gelombang mikro yang intensitasnya berkurang
pada lapisan oil spill. Rona oil spill pada rekaman &AR umumnya berwarna hitam sedangkan
rona latar air laut berwarna lebih !erah.
4ika indikasi tumpahan minyak ini telah terpetakan maka berbagai upaya penanggulangan
dapat dilakukan agar tidak meluas dan merusak lingkungan laut. Peralatan yang umum
digunakan dalam penanggulangan tumpahan minyak adalah Oil %oom yaitu perangkap
lapisan minyak menggunakan sistem pelampung terapung, Oil &kimmers sebagai penyaring
yang memisahkan minyak dan air, $ydro"/ire %oom menggunakan air yang dibekukan
kemudian tumpahan minyak dibakar di tempat (insitu), dan ispersant &pray ?quipment
menggunakan dispersant kimiawi untuk membuyarkan lapisan tumpahan minyak yang !ukup
tebal. Penggunaan perangkat lunak untuk pemodelan merupakan !ara analitis yang !ukup
ampuh untuk mendeteksi letak sumber tumpahan minyak. &alah satu perangkat lunak yang
sering digunakan adalah /luidyn"/>OB@OA&5 yang dikembangkan dari pemodelan
Ra!un yang dikeluarkan di perairan dapat mematikan organisme lain. @ontoh, anabaena
flosaquae dan mi!ro!ystis. %eberapa spesies @yanobakteria memproduksi ra!un saraf
(neutrotoksin), hati (hepatotoksin), dan sel (sitotoksin). ;ereka membentuk endotoksin
sehingga berbahaya bagi hewan dan manusia.
@yanobakteria yang merugikan manusia sebenarnya berkaitan dengan perbuatan manusia
uga. @yanobakteria dapat hidup pada lingkungan dengan kadar fosfat dan nitrogen yang
tinggi. adar fosfat dan nitrogen yang tinggi pada suatu lingkungan perairan sering
diakibatkan oleh pen!emaran limbah industri dan pertanian. ondisi lingkungan demikian
dapat mengakibatkan tumbuhnya @yanobakteria se!ara berlimpah. >impahan @yanobakteria
dapat menutupi permukaan perairan sehingga sinar matahari dan oksigen yang dibutuhkan
enis organisme di dalam perairan berkurang. &elain itu, limpahan @yanobakteria
menghasilkan ra!un yang dapat membunuh berbagai enis ikan dan organisme perairan
lainnya.
b. @yanoba!teria yang ;enguntungkan
@yanoba!teria ada yang bermanfaat di bidang pertanian dan industri makanan.
%eberapa @yanobakteria yang menghuni perairan melepaskan geosmin, senyawa organik
yang bertanggung awab atas aroma tanahFlumpur.
Anabaena a*ollae bersimbiosis pada akar sikas atau aringan paku air A*olla pinnata dalam
membantu penyediaan nitrogen.
+) Pengikat nitrogen bebas
1osto!, Cleo!apsa, dan Anabaena merupakan @yanoba!teria yang dapat menangkap nitrogen
dari udara. emampuan menangkap nitrogen ini disebut pula sebagai kemampuan
melakukan fiksasi nitrogen. Anabaena a*ollae dapat bersimbiosis dengan tumbuhan A*olla
pinnata, yaitu tumbuhan yang banyak dumpai di sawah dan mengapung di atas air.@yanoba!teria itu melakukan fiksasi nitrogen dari udara dan mengubahnya dengan ammonia.
ganggang biru berbentuk filamen, fiksasi (pengikatan) nitrogen teradi di dalam heterosista.
$eterosista mengandung en*im nitrogenase yang penting untuk proses fiksasi nitrogen.
>ingkungan di dalam sel heterosista merupakan lingkungan anaerob karena proses fiksasi
nitrogen hanya dapat berlangsung dalam kondisi anaerob. arena kemampuannya mengikat
nitrogen ini, ganggang biru potensial digunakan sebagai pupuk hayati (bioferiili*er). @ontoh
ganggang biru yang dapat mengikat nitrogen bebas adalah 1osto! dan Anabaena. %eberapa
enis ganggang biru dapat bersimbiosis dengan lnmut hati, lumut kerak, paku, pakis hai,
proto*oa berflagella, dan ganggang seati. adang kala simbiosis itu merupakan endosimbion
pada sel"sel eukariota. @ontohnya, ganggang biru Anabaena bersimbiosis dengan tanaman
paku air (A*olia). alam simbiosis tersebut, Anabaena mengikat nitrogen agar dapat
digunakan oleh tanaman paku air. &imbiosis antara Anabaena dan tanaman paku air tersebut
banyak digunakan petani untuk menyuburkan tanah pertanian, misalnya sawah. Canggang
biru uga dapat bersimbiosis dengan fungi (kapang) membentuk lumut kerak (li!hensFliken).
>umut kerak disebut uga tumbuhan perintis karena dapat tumbuh pada tempat"tempat
organisme lain tidak dapat tumbuh, misalnya di atas batu"batuan. &etelah batu"batuan tersebut
lapuk, akan terbentuk lapisan tanah sehingga organisme lain dapat hidup di temp at itu.
Canggang biru, misalnya &pirullina, uga dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan
karena memiliki kandungan gi*i yang tinggi, terutama protein, sehingga potensial
dikembangkan sebagai sumber protein yang dikenal dengan protein sel tunggal (P&5). i
beberapa negara tropis, &pirullina merupakan bahan makanan yang penting, dan dimakan
seeara teratur oleh bangsa A*tek. i Amerika &erikat, &pirullina dikenal sebagai makanan
kesehatan yang diual di toko"toko dalam bentuk tablet atau bubuk kering.
b. Peranan yang ;erugikan
&elain menguntungkan, ganggang biru uga memiliki pengaruh yang berbahaya bagi manusia
atau hewan. Canggang biru dapat menimbulkan gangguan apabila mereka TmeledakT(blooming) dalam umlah besar kemudian mati di badan air tawar (misalnya danau) yang