Top Banner
Studi Pemilihan Teknologi LNG Receiving Terminal untuk Pulau Bali (Studi kasus suplai LNG dari LNG Plant Tangguh ke Bali) Maria Magdalina 1 , Ketut Buda Artana 2 , Soegiono 3 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Kelautan, FTK-ITS 2) Dosen Jurusan Teknik Sistem Perkapalan, FTK-ITS 3) Dosen Jurusan Teknik Kelautan, FTK-ITS Abstrak Tugas akhir ini menyajikan tentang pemilihan teknologi LNG Receiving Terminal untuk proses distribusi LNG dari LNG Plant Tangguh ke Bali. LNG Receiving terminal merupakan bagian penting dalam LNG suplai chain yang berfungsi untuk meregasifikasi LNG yang kemudian menyalurkan gas ke end user. Pemilihan teknologi ini melibatkan 3 alternatif pilihan teknologi, yaitu Gravity Based Structure, onshore terminal, serta FRSU (Floating Storage Regasfication Unit). Pemilihan teknologi melibatkan atribut kuantitatif dan kualitatif. maka digunakan metode hybrid Multiple Attribute Decision Making (MADM) Untuk kriteria kualitatif dicari relative weight dengan metode Analytic Hierarchy Process (AHP), dari nilai relative weight kemudian dihitung normalize relative weight, basic probability assigment dan total probability assigment sampai mendapatkan nilai preference degree dari kriteria kualitatif. Selanjutnya menggabungkannya dengan nilai preference degree dari kriteria kuantitatif dan merangkingnya dengan metode entrophy. Alternatif teknologi yang terpilih adalah alternatif dengan nilai entrophy tertinggi. Kata kunci : AHP, FSRU, GBS, Hybrid MADM, kriteria kuantitatif, kriteria kualitatif, LNG Receiving Terminal I. PENDAHULUAN Bali sebagai salah satu daerah pemakai listrik terbesar di Indonesia memiliki tiga Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) utama milik PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN). Hingga saat ini ketiga pembangkit listrik di Bali tersebut masih menggunakan Solar (HSD) yang relatif lebih mahal jika dibandingkan dengan gas untuk per satuan unit energi. Jika dikonversi menjadi gas, maka ketiga pembangkit tersebut kurang lebih akan membutuhkan sekitar 74.4 MMSCFD atau setara dengan 0.5 MTPA (10 Cargo Standard LNG Carrier per Tahun) (Artana, 2008). Disamping ketiga pembangkit listrik tersebut, Bali juga menerima suplai listrik lewat sistem interkoneksi Jawa-Bali dengan kapasitas 200 MW. Tabel 1 Kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Gas di Bali Kapasitas (MW) PLTG Gilimanuk 113.8 PLTG dan PLTD Pesanggrahan 196.206 PLTG Pemaron 97.6 (Sumber : Indonesia Power, 2008) Kondisi Bali yang hingga saat ini belum mempunyai Receiving Terminal (Terminal Penerimaan) LNG mengakibatkan daerah tersebut tidak mendapat pasokan gas. Sebagai solusinya, PLTG Pulau Bali akan
15

Receiving Terminal untuk Pulau Bali (Studi kasus suplai ...digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-20121-4307100094-Paper.pdf · Komponen-komponen dalam FSRU : 1. LNG . Loading arms: terdiri

Jul 28, 2018

Download

Documents

hakhanh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Receiving Terminal untuk Pulau Bali (Studi kasus suplai ...digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-20121-4307100094-Paper.pdf · Komponen-komponen dalam FSRU : 1. LNG . Loading arms: terdiri

Studi Pemilihan Teknologi LNG Receiving Terminal untuk Pulau Bali

(Studi kasus suplai LNG dari LNG Plant Tangguh ke Bali)

Maria Magdalina1, Ketut Buda Artana

2, Soegiono

3

1) Mahasiswa Jurusan Teknik Kelautan, FTK-ITS

2) Dosen Jurusan Teknik Sistem Perkapalan, FTK-ITS

3) Dosen Jurusan Teknik Kelautan, FTK-ITS

Abstrak

Tugas akhir ini menyajikan tentang pemilihan teknologi LNG Receiving Terminal untuk proses

distribusi LNG dari LNG Plant Tangguh ke Bali. LNG Receiving terminal merupakan bagian penting

dalam LNG suplai chain yang berfungsi untuk meregasifikasi LNG yang kemudian menyalurkan gas

ke end user. Pemilihan teknologi ini melibatkan 3 alternatif pilihan teknologi, yaitu Gravity Based

Structure, onshore terminal, serta FRSU (Floating Storage Regasfication Unit). Pemilihan teknologi

melibatkan atribut kuantitatif dan kualitatif. maka digunakan metode hybrid Multiple Attribute

Decision Making (MADM) Untuk kriteria kualitatif dicari relative weight dengan metode Analytic

Hierarchy Process (AHP), dari nilai relative weight kemudian dihitung normalize relative weight,

basic probability assigment dan total probability assigment sampai mendapatkan nilai preference

degree dari kriteria kualitatif. Selanjutnya menggabungkannya dengan nilai preference degree dari

kriteria kuantitatif dan merangkingnya dengan metode entrophy. Alternatif teknologi yang terpilih

adalah alternatif dengan nilai entrophy tertinggi.

Kata kunci : AHP, FSRU, GBS, Hybrid MADM, kriteria kuantitatif, kriteria kualitatif, LNG

Receiving Terminal

I. PENDAHULUAN

Bali sebagai salah satu daerah pemakai

listrik terbesar di Indonesia memiliki tiga

Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)

utama milik PT. Perusahaan Listrik Negara

(PLN). Hingga saat ini ketiga pembangkit

listrik di Bali tersebut masih menggunakan

Solar (HSD) yang relatif lebih mahal jika

dibandingkan dengan gas untuk per satuan

unit energi.

Jika dikonversi menjadi gas, maka ketiga

pembangkit tersebut kurang lebih akan

membutuhkan sekitar 74.4 MMSCFD atau

setara dengan 0.5 MTPA (10 Cargo Standard

LNG Carrier per Tahun) (Artana, 2008).

Disamping ketiga pembangkit listrik

tersebut, Bali juga menerima suplai listrik

lewat sistem interkoneksi Jawa-Bali dengan

kapasitas 200 MW.

Tabel 1 Kapasitas Pembangkit Listrik

Tenaga Gas di Bali

PembangkitPPLTG

Kapasitas

(MW)

PLTG Gilimanuk 113.8

PLTG dan PLTD Pesanggrahan 196.206

PLTG Pemaron 97.6

(Sumber : Indonesia Power, 2008)

Kondisi Bali yang hingga saat ini belum

mempunyai Receiving Terminal (Terminal

Penerimaan) LNG mengakibatkan daerah

tersebut tidak mendapat pasokan gas.

Sebagai solusinya, PLTG Pulau Bali akan

Page 2: Receiving Terminal untuk Pulau Bali (Studi kasus suplai ...digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-20121-4307100094-Paper.pdf · Komponen-komponen dalam FSRU : 1. LNG . Loading arms: terdiri

mendapat suplai gas dari LNG Plant

Tangguh, Papua.

Gambar 1. Lokasi PLTG di Pulau Bali

(Sumber : PT. Indonesia Power)

LNG Receiving Terminal (Terminal

Penerimaan) merupakan salah satu

komponen penting dalam rantai LNG antara

ladang gas dan konsumen. Pada dasarnya

teknologi LNG Receiving terminal terbagi

menjadi 3 kelompok, yaitu :

1). Land-Base (Fixed Facilities at Onshore)

2).Gravity Base Structure (Concrete

structure at Near Shore)

3).Regasification Vessel (Floating Offshore).

Ada 4 kriteria yang menjadi pertimbangan

dalam pemilihan teknologi LNG Receiving

Terminal ini, diantaranya, adalah technical,

cost, Health and Safety serta dampak

lingkungan. Pemilihan teknologi dilakukan

dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria

tersebut untuk menghindari resiko dan

kerugian atas pembangunan infrastruktur

tersebut.

2. DASAR TEORI

2.1 LNG (Liquid Natural Gas)

LNG adalah gas alam Methane (CH4) yang

didinginkan sampai suhu -160o Celsius pada

tekanan atmosfir yang membuatnya menjadi

zat cair dan volumenya 1/600 dari kondisi

aslinya semula sebagai gas. Dengan kondisi

cair ini memungkinkan pengangkutan LNG

dilakukan dalam jumlah besar dengan kapal

tanker LNG. Sebelum gas alam dicairkan,

terlebih dahulu partikel–partikel asing

dibersihkan dan diproses antara lain melalui

desulfurization, dehydration dan

pembersihan karbondioksida. Semua proses

ini membuat gas menjadi tidak berwarna,

transparan, tidak berbau, tidak beracun serta

terhindar dari sulfuroksida dan abu. Selain

itu suhu nyala spontan LNG lebih tinggi dari

bensin, sifat ini membuat LNG sebagai

energi relatif aman. Karena LNG terutama

terdiri dari methane, ia mempunyai kalori

lebih tinggi (12.000kcal/kg) dibandingkan

dengan bahan bakar fosil lainnya seperti batu

bara dan minyak bumi (Soegiono dan

Artana, 2006).

Gambar 2. Komposisi LNG

(Sumber : Energy Economic Research, 2007)

2.2 LNG Supply Chain

2.2.1 Eksplorasi dan produksi

Gas alam diperoleh dari cadangan gas alam

di sumur-sumur produksi. Gas alam yang

berhasil didapat kemudian melalui jaringan

pipa dialirkan menuju kilang pencair gas

alam (Liquefaction Plant). Di pelabuhan

penerima gas alam cair tersebut kemudian

dipompa/dikeluarkan menuju tangki

penyimpan sebelum di ubah fasenya kembali

menjadi fase gas untuk kemudian

didistribusikan kepada pelanggan atau

diangkut dalam bentuk cair ke tempat tujuan.

Gambar 4. LNG Supply Chain

Page 3: Receiving Terminal untuk Pulau Bali (Studi kasus suplai ...digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-20121-4307100094-Paper.pdf · Komponen-komponen dalam FSRU : 1. LNG . Loading arms: terdiri

2.2.2 Liquefaction

Proses pendinginan gas alam sampai menjadi

LNG merupakan proses yang sebenarnya

sederhana, yaitu proses fisik menurunkan

suhu, namun aplikasinya dilapangan cukup

rumit. Proses yang merupakan inti dari

kilang LNG merupakan proses pendinginan

bertingkat. Pada tingkat pertama pendinginan

dilakukan dengan propane sebagai media

pendingin, kemudian dilanjutkan dengan

pendinginan dengan media yang disebut

MCR (Multi Components Refrigerant).

Secara garis besar urutan proses

pencairan gas alam menjadi LNG dapat

digambarkan sebagai berikut :

1. Gas alam dari sumur produksi gas

dialirkan ke knock out drum sebelum

kilang.

2. Penghilangan C02 secara kimiawi

dengan menggunakan larutan Amina.

3. Penghilangan uap air secara absorbsi

fisis dengan molecular sieve.

4. Penghilangan hidrokarbon berat secara

fraksional.

5. Pendinginan awal dengan media

pendingin propane.

6. Pendinginan akhir dan pencairan gas

dengan alat pendingin cryogenic dengan

media pendingin multi component

refrigerant.

2.2.3 Pengapalan (Shipping)

Pada saat kedatangan di terminal muat

(loading) atau terminal bongkar

(discharging) setiap kapal tanker LNG

diwajibkan untuk memenuhi berbagai code

of safety rules and procedures. Meskipun

peraturan keselamatan ini beragam pada

setiap pelabuhan dan negara, pada umumnya

kapal tanker LNG tidak diperbolehkan untuk

bersandar pada waktu hari masih gelap.

Pemuatan LNG dilakukan dengan

menggunakan loading arms, dan untuk kapal

berkapasitas 125.000 m3 umumnya

digunakan loading arms berdiameter 16".

Pada waktu pendinginan hanya satu liquid

arm dan satu vapour line digunakan, karena

jumlah LNG yang diperlukan kecil. LNG

dimasukkan kedalam tangki muat dengan

special spray nozzle.

2.2.4 LNG Receiving Terminal (Terminal

Penerimaan)

Terminal penerimaan harus memenuhi

berbagai atribut termasuk di dalamnya dari

segi keselamatan, keamanan, adanya akses

terhadap laut, kedekatan dengan jaringan

distribusi gas, serta luas area yang memadai

untuk menjamin jarak yang aman dari

aktivitas manusia di sekitarnya. Terminal

penerimaan juga harus memenuhi

persyaratan lingkungan (Maulidiana, 2006)

Gambar 5. Teknologi LNG Receiving

Terminal

(Sumber : Journal of the Indonesian Oil and

Gas Community, 2006)

Gambar 6. Komponen LNG Receiving

Terminal

(Sumber : A Proposed Guide Line for LNG,

2009)

Page 4: Receiving Terminal untuk Pulau Bali (Studi kasus suplai ...digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-20121-4307100094-Paper.pdf · Komponen-komponen dalam FSRU : 1. LNG . Loading arms: terdiri

Teknologi LNG Receiving Terminal

diklasifikasikan menjadi 3 jenis teknologi

berdasarkan set-up fasilitasnya, yaitu :

1). Onshore terminal

Onshore terminal adalah teknologi

pembangunan LNG RT yang semua

fasilitasnya berada di darat kecuali

dermaga/jetty. Teknologi onshore terminal

ini jamak dibangun di seluruh dunia.

Informasi terkini menyebutkan bahwa

Singapura dan Hongkong sedang dalam

proses konstruksi pembangunan LNG RT

berbasis Land-Base. Di dalam teknologi ini

telah berkembang banyak varian baik di sisi

proses evaporasinya maupun di sisi teknologi

storage tank.

Onshore terminal harus memiliki beberapa

komponen dibawah ini (Uddin, 2009),

Jetty dan unloading arm

Area proses

LNG storage tanks

Sistem pompa bertekanan rendah dan

tinggi

Area regasifikasi

Vents

Maintenance workshop

Administration building

Guard house

Control room

Gambar 7. British Gas Canvey Island LNG

Terminal Land Base

(Sumber : Energy Economics research,

2007)

Gambar 8. Reganosa LNG Terminal,

Spanyol

(Sumber : Safety & security aspects in LNG

import terminal design, 2010)

2). Gravity Based Structure

Gravity Based Structure adalah teknologi

pembangunan LNG RT yang meletakkan

seluruh fasilitas LNG di atas sebuah struktur

pondasi konkret. Secara umum fasilitas

peralatan LNG relatif tidak jauh berbeda

dengan teknologi Land Base. Pondasi

konkret ini dibangun di lepas pantai dengan

ide dasar (a) meletakkan fasilitas LNG

sejauh mungkin dari pemukiman penduduk

(b) mendapatkan kedalaman dasar laut yang

paling optimum untuk bongkar muat LNG

tanker (c) menggabungkan teknologi

konvensional (Onshore LNG RT) dengan

teknologi baru (offshore concrete structure).

Gambar 9. First GBS LNG Terminal Under

Contruction (ExxonMobil di Porto Levante)

(Sumber : Energy Economics Research,

2006)

Page 5: Receiving Terminal untuk Pulau Bali (Studi kasus suplai ...digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-20121-4307100094-Paper.pdf · Komponen-komponen dalam FSRU : 1. LNG . Loading arms: terdiri

Gambar 10 Top Sides layout Adriatic LNG

Terminal

(Sumber : design and construction of gravity

based structure and modularized LNG tanks

for the adriatic LNG terminal, 2007)

Adriatic LNG Terminal merupakan terminal

penerimaan dengan teknologi GBS pertama

yang ada di dunia. konstruksi terletak pada

seabed dengan kedalaman 29 m. berlokasi 15

kilometer dari garis pantai Veneto, Italia.

GBS terdiri dari dua LNG storage tank

dengan total kapasitas 250.000 m3, sekitar

dua kali kapasitas LNG carrier konvensional.

Keseluruhan dimensi GBS adalah 180 m

panjang, lebar 88 m, tinggi 47 m. (Waters et

all, 2007).

Gambar 11 Komponen dalam GBS

(Sumber : design and construction of gravity

based structure and modularized LNG tanks

for the adriatic LNG terminal, 2007)

3). FSRU (Floating Storage Regasification

Unit)

FSRU merupakan terminal semi permanen

untuk menerima LNG yang terletak jauh dari

pantai, sehingga memungkinkan untuk

melakukan pemindahan LNG dari kapal

LNG carrier.

Jenis penyimpanan LNG yang digunakan

pada FSRU adalah jenis yang digunakan

pada tanker LNG, Berikut ini adalah

beberapa tipe tanki penyimpanan LNG :

1.Self-Supporting Prismatic Type-B (SPB) -

IHI:

a.Tidak ada keterbatasan pengisian

b.Adanya penguat struktur internal

c.Memungkinkan tempat yang lapang untuk

fasilitas produksi di atasnya

d.Kemungkinan adanya sloshing

Gambar 12.Self-Supporting Prismatic TypeB

(Sumber : Kurniawan, 2008)

2. Moss:

a.Tidak ada keterbatasan pengisian

b.Tidak ada penguat struktur internal

c.Tidak memungkinkan tempat yang lapang

untuk fasilitas produksi di atasnya

d.Tidak terpengaruh oleh sloshing

Gambar 13 Moss spherical tank

(Sumber :Kurniawan, 2008)

3. Membran:

a.Ada keterbatasan pengisian

b.Ada penguat struktur internal

c.Memungkinkan tempat yang lapang

untuk fasilitas produksi di atasnya

d.Terpengaruh oleh sloshing

Gambar 14 Membrane Tank

Page 6: Receiving Terminal untuk Pulau Bali (Studi kasus suplai ...digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-20121-4307100094-Paper.pdf · Komponen-komponen dalam FSRU : 1. LNG . Loading arms: terdiri

(Sumber :Kurniawan, 2008).

Gambar 15.Fenomena Sloshing

(Sumber :, 2008)

FSRU didesain dan dibangun untuk

meminimalkan pengaruh berbahaya pada

lokasi sekitarnya.

1. Cenderung menggunakan gas dari pada

minyak untuk bahan bakar Genset.

2. Tidak ada gas yang dibakar di udara .

3. Semua kotor ditreatmen sempurna

dikapal.

4. Tidak ada limbah kimia.

Gambar 16 Detail FSRU

(Sumber : Broadawater, 2007)

Komponen-komponen dalam FSRU :

1. LNG Loading arms : terdiri atas 4

loading arms pada sisi statboard FSRU.

Masing-masing arm mempunyai kapasitas

5.000 m3/ jam dan dikontrol oleh sistem

emergency shutdown.

2. LNG Storage tank : terletak dibawah

deck.

3. Power generation : untk FSRU terdapat

3 gas turbin (22 MW) dengan SCR untuk

mengontrol pembuangan NO.

4. Regasification plant : termasuk

rekondenser boil off gas, STV, superheater,

metering dan peralatan odoration.

5. Nitrogen plant : menggunakan

kompresor udara dan unit membrane

nitrogen generating untuk mengeneralisasi

nitrogen.

6. Area akomodasi : sebagai tempat

bekerja kru sampai 30 orang.

7. YMS : mengikat stationary mooring

tower dan terdir atas jacket, mooring head

dan yoke.

Gambar 17 Proposed Cabrillo Port FRSU

(Sumber : Energy Econnomics Research,

2006)

2.3 Multiple Attribute Decision Making

(MADM)

Masalah pengambilan keputusan dengan

banyak atribut, yaitu kuantitatif dan kualitatif

dan dengan ketidakpastian sangat sering

dijumpai dalam dunia engineering., yang

secara sederhana disebut sebagai

permasalahan hybrid MADM. Untuk

menyelesaikan permasalahan hybrid

MADM, langkah pertama adalah menilai dan

menguantifikasikan atribut kualitatif pada

masing-masing alernatif desain. Untuk

mengerjakan langkah ini, beberapa grade

penilaian ditentukan terlebih dahulu, untuk

atribut pada masing-masing altenatif desain

dapat dinilai (Yang dan Sen, 1993).

H = {H1,…, Hn,…HN} (2.1)

Dengan :

Hn = grade penilaian yk

N = jumlah grade penilaian dalam H

H1 = grade terendah

HN = grade tertinggi

Hn kemudian dikuantifikasikan

menggunakan skala tertentu. p(Hn)

menunjukkan skala dari Hn. Kemudian jika

p(Hn) ditetapkan menjadi bilangan real

dengan interval tertutup [-1 1] yang

menunjukkan sebagai jarak preference

Page 7: Receiving Terminal untuk Pulau Bali (Studi kasus suplai ...digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-20121-4307100094-Paper.pdf · Komponen-komponen dalam FSRU : 1. LNG . Loading arms: terdiri

degree. Kumpulan grade penilaian

dikuantifikasikan oleh

p{H} = [p(H1)…p(Hn)…p(HN)]T

(2.2)

dengan p(Hn) (n= 1,…, N) memenuhi

kondisi dasar

p(H1) = -1, p(HN) = 1, dan p (Hn+1) > p(Hn)

dengan n =1, …, N-1 (2.3)

Dalam hybrid terdapat dua jenis atribut yang

dinilai secara berbeda, yaitu :

1. Atribut Kuantitatif

Atribut kuantitatif secara umum dapat

dibedakan atas 2 jenis yakni atribut cost dan

atribut benefit. Atribut benefit adalah semuan

atribut yang memberi efek menguntungkan

dalam proses pemilihan. Sebaliknya, atribut

cost adalah semua atribut yang memberikan

efek merugikan menimbulkan biaya dalam

proses pemilihan.

Untuk semua atribut benefit maka,

preference degree dapat ditentukan dengan:

1

2minmax

min

kk

krk

rkVV

VVP (2.4)

Untuk semua atribut cost maka, preference

degree dapat ditentukan dengan:

1

2minmax

max

kk

rkk

rkVV

VVP (2.5)

Dengan :

Prk = Preference degree.

Vrk = Nilai atribut pada alternatif yang

dihitung

Vkmin

= Nilai atribut min dari alternatif

yang ada

Vk max = Nilai atribut max dari alternatif

yang ada

r = 1,2,..,n adalah jumlah alternatif

k = jumlah atribut kuantitatif.

2. Atribut Kualitatif

Untuk mengkuantifikasikan subjective

judgment yang diberikan oleh seorang ahli

(expert) dapat diikuti tahap-tahap berikut ini

:

1. Menentukan relative weight.

Dengan pendekatan yang paling sederhana,

yaitu dengan weighting method maka setiap

atribut kualitatif diberi suatu bobot (weight)

dan hal ini disebut relative weight.

2. Menentukan normalize relative weight

Ditentukan dengan membagi relative

weight dengan relative weight yang

tertinggi dari tiap kelompok atribut

,kemudian dibagi sembilan.

max

9.0

ix (2.6)

Dengan

= Normalize relative weight.

i = Nilai relative weight yang

dihitung.

max = Nilai relative weight maksimum.

3. Menentukan general evaluation analysis

Pada gambar 2.20 terdapat multiple level dari

basic factor yang dilibatkan. Model ini

merupakan kerangka kerja dalam proses

multi-level multi-person evaluation model

and algorithms.

4. Menentukan nilai confidence degree

kepada semua basic factor. Pada tugas

akhir ini evaluation grade yang

dipergunakan adalah seperti table

dibawah ini.

Tabel 2. Evaluation grade (Sen, 1994) Bottom grade Poor, memiliki konversi (-1)

B-M Intermediate grade

Indeferent, (-0.4)

Middle grade Average (0)

M-T Intermediate grade

Good (0.4)

Top grade Excellent (1)

Page 8: Receiving Terminal untuk Pulau Bali (Studi kasus suplai ...digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-20121-4307100094-Paper.pdf · Komponen-komponen dalam FSRU : 1. LNG . Loading arms: terdiri

Gambar 18 Hirarki model analisa evaluasi

dengan multiple levels of factors

(Sumber : Sen, 1994)

5. Menghitung basic probability

assignment

Basic probability assignment didapat dengan

mengalikan normalize weight yang

bersesuaian dengan confidence degree yang

diberikan.

6. Menghitung total probability

assignment.

Cara penghitungannya memakai rumus

sebagai berikut :

(2.7)

Dengan : γ = 1, ... , L k - 1

Dengan : 1 ≤ s ≤ t ≤ N

7. Menghitung preference degree.

Penentuan preference degree dapat

dilakukan terhadap atribut kualitatif dengan

mengalikan masing-masing nilai total

probability assignment dengan skala yang

telah ditetapkan sebelumnya ( tabel 2.2).

8. Membuat tabel evaluation matrix seluruh

atribut baik kuantitatif maupun kualitatif.

9. Merangking alternatif dengan metode

entropy.

Persamaan yang digunakan adalah :

)ln()ln(

11 YiYi

mEntrophy m

i (2.8)

Dengan

m = jumlah alternatif.

Yi = nilai preference degree

2.4 Analytic Hierarchy Process (AHP)

Analytic Hierarchy Process (AHP)

merupakan suatu metode analisis untuk

struktur suatu masalah dan dipergunakan

untuk mengambil keputusan atas suatu

alternatif. AHP ini adalah suatu model yang

luwes yang memberikan kesempatan bagi

perorangan atau kelompok untuk

membangun gagasan-gagasan dan

mendefinisikan persoalan dengan cara

membuat asumsi mereka masing-masing dan

memperoleh pemecahan yang diinginkan

darinya. (Riyanto & Anthara, 2008).

Setiap elemen dalam hierarki harus diketahui

bobot relatifnya satu sama lain. Tujuannya

adalah untuk mengetahui tingkat

kepentingan/preferensi pihak-pihak yang

berkepentingan dalam permasalahan

terhadap atribut dan struktur hierarki/sistem

secara keseluruhan. Pendekatan AHP

menggunakan skala Saaty mulai dari nilai

bobot 1 sampai dengan 9 (Saaty, 1987).

Tabel 4 Skala Banding Secara Berpasangan

(Saaty, 1987)

Intensitas Definisi

Kepentingan Verbal

1 Kedua elemen sama pentingnya

3 Elemen yang satu sedikit lebih

penting dari pada yang lain.

5

Elemen yang mempunyai tingkat

kepentingan yang kuat terhadap

yang lain, jelas lebih penting dari

elemen yang lain

7 Satu elemen jelas lebih penting dari

elemen yang lainnya.

9Satu elemen mutlak lebih dari

elemen lainnya

2,4,6,8 Nilai-nilai tengah diantara dua

pertimbangan yang berdampingan

Page 9: Receiving Terminal untuk Pulau Bali (Studi kasus suplai ...digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-20121-4307100094-Paper.pdf · Komponen-komponen dalam FSRU : 1. LNG . Loading arms: terdiri

Langkah-langkah dalam metode Analytic

Hierarchy Process adalah sebagai berikut :

1). Tahap pertama (tahap awal)

Mengumpulkan data melalui

kuisioner/interview

Memindahkan tingkat kepentingan

verbal ke dalam tingkat kepentingan numerik

berdasarkan skala banding berpasangan,

dapat dilihat pada Tabel 1.

2). Tahap kedua (menentukan Geometric

mean)

Menentukan rata-rata hasil perbandingan

berpasangan dengan rata-rata geometric. Hal

ini dilakukan karena penilaian melibatkan

banyak decision makers.

𝐺 = 𝑋1 .𝑋2 .𝑋3 ……… .𝑋𝑛𝑛

(2.9)

Dengan : G = rata-rata geometrik

X1, X2, X3,..., Xn = penilaian ke 1,

2, 3, ....., n (Skala Saaty)

N = banyaknya penilaian (jumlah

responden)

3). Tahap ketiga (pengolahan data)

Perkalian baris

Perhitungan vektor prioritas atau

vektor ciri (eigen value)

Perhitungan akar ciri (eigen value

maksimun)

Perhitungan rasio inkonsisten.

Rasio konsistensi matriks harus kurang dari

10%. Bila lebih dari 10% berarti pengambil

keputusan (responden) tidak konsisten dalam

memberikan penilaian dalam perbandingan

berpasangan. Untuk itu perlu dilakukan lagi

penilaian ulang dengan melakukan

perbandingan berpasangan lagi.

Untuk menghitung rasio konsistensi

(consistency ratio), terlebih dahulu kita harus

mengetahui consistency vector (CV) dari

matriks perbandingan. CV merupakan nilai

rata-rata yang diperoleh dari penjumlahan

perbandingkan nilai setiap elemen pada

matriks perbandingan dengan relative weight

(bobot). Persamaan Consistency Index,

adalah :

CI =λ−n

n−1 (2.10)

Dengan :

Λ = Consistency Vektor maksimum

N = jumlah elemen yang dibandingkan

Untuk menilai Consistency Ratio (CR),

digunakan persamaan berikut :

CR =CI

RIx 100 % (2.11)

Dengan : RI = RI (random index) untuk

matriks perbandingan, Saaty telah

menentukan untuk beberapa jenis ordo

matriks.

3.METODOLOGI

Start

Identifikasi dan Perumusan

Masalah

Studi Literatur

Menentukan alternatif Teknologi dan Lokasi

LNG Receiving Terminal

Menentukan Atribut

Pemilihan (atribut

kuantitatif dan kualitatif)

Menentukan faktor-faktor

penilaian tiap atribut

Pembuatan model

analisis penilaian

hierarkis

Pembuatan kuisioner (verifikasi faktor

penilaian dan bobot relatif tiap faktor)

Pengumpulan data

Uji konsistensi

Pengolahan data

- perhitungan bobot kriteria

- kuantifikasi atribut kualitatif (preference

degree

- perangkingan alternatif

yes

Teknologi LNG

Receiving Terminal

Kesimpulan dan saran

finish

no

Gambar 19. Flow chart penelitian

Page 10: Receiving Terminal untuk Pulau Bali (Studi kasus suplai ...digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-20121-4307100094-Paper.pdf · Komponen-komponen dalam FSRU : 1. LNG . Loading arms: terdiri

4. ANALISA DAN PEMBAHASAN

Pelabuhan Celukan Bawang merupakan

salah satu pelabuhan bongkar muat barang

yang dimiliki oleh Pemerintah provinsi Bali.

Pelabuhan ini umumnya dipergunakan untuk

bongkar muat semen, pupuk, kayu, dan

muatan barang lainnya, termasuk sembako.

Pelabuhan ini terletak di kecamatan

Grokgak, Kabupaten Buleleng. Memiliki

jarak kurang lebih 40 km dari PLTG

Gilimanuk dan 30 km dari PLTG Pamaron.

Gambar 20 Pelabuhan Celukan Bawang

(Sumber : Kurniawan, 2008)

4.1 Penentuan Kriteria kuantitatif dan

kualitatif Pertimbangan pemilihan teknologi

Persyaratan kedalaman

Efisiensi lahan

Jaminan teknologi

Kuantitatif kualitatif

Kapasitas send out

Jarak ke pembangkit

Periode implementasi

Keselamatan dan keamanan

Dampak lingkungan

konflik dengan aktivitas pengapalan

Dampak kebisingan

konstruksi

Kualitas sedimen

Polusi air

Polusi udara

Ekologi/pengerukan

Offcoast distance

biaya

konflik dengan aktivitas wilayah pantai

konflik dengan daerah industri

Operasi

persepsi keselamatan terhadap masyarakat

resiko kegagalan pipa penghubung ke end user

kedekatan infrastruktur terhadap masyarakat

dampak operasi pengapalan LNG carrier

Ekologi laut

Gambar 21 Model pembagian atribut

Tabel 5 data atribut kuantitatif

Tabel 6 data atribut kualitatif (confidence

degree

4.2 perhitungan relative weight dengan

AHP

Dengan membandingkan setiap nilai pada

matriks perbandingan dengan nilai total

masing-masing kolom, kemudian

menjumlahkan hasilnya pada setiap baris

yang dibagi dengan banyaknya elemen maka

didapatkan nilai relative weight (bobot)

seperti yang disajikan dalam tabel di bawah

ini untuk perhitungan masing-masing sub

atribut.

Tabel 7 Relative weight (bobot) sub atribut

Health and Safety pada masa konstruksi

dengan RI (random index) untuk matriks

perbandingan di atas telah ditentukan sebesar

0.58, sehingga nilai CR sub atribut Health

and Safety pada masa konstruksi adalah 9 %

(memenuhi).

atribut code sub atribut code unittipe

atribut

alt.1

(GBS)

alt.2

(onshore

terminal )

alt.3

(FSRU)

y1 jaminan teknologi y1 unit b 1 71 3

y2 efisiensi lahan y2 ha c 0 5 0

y3 periode implementasi y3 tahun c 6 5 3

y4 persyaratan kedalaman air y4 m b 15 13 25

y5 kapasitas send out y5 mmscfd b 1600 450 800

y6 jarak ke pembangkit y6 km c 30 30 31

y7 offcoast distance y7 m b 200 0 500

biaya y8 biaya y8 milion US $ c 900 375 400

teknikal

konflik dengan aktivitas

pengapalanG 0.6 A G 0.5 0.4 G 0.5

konflik dengan aktivitas

wilayah pantaiG 0.5 A 0.5 G 0.6

konflik dengan daerah industri G 0.5 A 0.6 G 0.3

persepsi keselamatan terhadap

masyarakatG 0.6 A 0.6 G 0.5

resiko kegagalan pipa

penghubung ke end userG 0.6 G 0.5 G 0.6

kedekatan infrastruktur

terhadap masyarakatG 0.6 G 0.7 G 0.6

dampak operasi pengapalan

LNG carrierG 0.6 A G 0.7 0.3 G 0.5

A G 0.4 0.6 A 0.4 E 0.8

G 0.5 G 0.4 G 0.7

A 0.6 G 0.7 G 0.5

G 0.7 A 0.5 G 0.7

A 0.6 A 0.5 G 0.0

A 0.6 I 0.5 G 0.7

Keselamatan

dan keamanan

konstruksi

operasi

Dampak

Lingkungan

ekologi/pengerukan

kualitas sedimen

ekologi laut

dampak kebisingan

polusi udara

polusi air

atribut basic factor

confidence degree

alternatif 1 alternatif 2 alternatif 3

grade grade value grade

composite

factorgrade value grade grade value

sub atribut Health and Safety pada masa

konstruksi infrastrukturweight

konflik dengan aktivitas pengapalan 0.42

konflik dengan aktivitas wilayah pantai 0.35

konflik dengan daerah industri 0.23

Pelabuhan Celukan Bawang

Page 11: Receiving Terminal untuk Pulau Bali (Studi kasus suplai ...digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-20121-4307100094-Paper.pdf · Komponen-komponen dalam FSRU : 1. LNG . Loading arms: terdiri

Tabel 8 Relative weight (bobot) sub atribut

Health and Safety pada masa operasi

Dengan RI (random index) untuk matriks

perbandingan di atas telah ditentukan sebesar

0.9, sehingga nilai CR sub atribut Health and

Safety pada masa operasi adalah 4.4 %

(memenuhi).

Tabel 9 Relative weight (bobot) sub dampak

lingkungan

Dengan RI (random index) untuk matriks

perbandingan di atas telah ditentukan sebesar

1.24, sehingga nilai CR sub atribut dampak

lingkungan 2.57 % (memenuhi).

4.3 Perhitungan manual hybrid MADM

Setelah didapatkan bobot (relative weight)

dari decision maker maka langkah

berikutnya adalah menghitung bobot normal

(normalized weight) dengan menggunakan

Persamaan 2.6

Tabel 10 nilai normalized weight

Untuk atribut kualitatif selain data masukan

dari relative weight, juga dibutuhkan data

hasil simulasi responden berupa confidence

degree untuk tiap-tiap alternative yang

dibagi ke dalam lima grade, yaitu poor (P),

indifferent (I), average (A), good (G), dan

excelent (E).

Tabel 11 summary of total probability

Dari hasil perhitungan total probability

assignment yang didapat maka dapat

dihitung preference degree dari masing-

masing atribut kualitatif tersebut dengan cara

mengalikan masing-masing nilai di atas

dengan skala yang telah ditetapkan

sebelumnya, sehingga didapat hasil seperti di

bawah ini.

Tabel 12 Preference degree atribut kualitatif

Hasil perhitungan preference degree atribut

kuantitatif disajikan dalam tabel berikut,

Tabel 13 preference degree atribut kuantitatif

Setelah medapatkan semua nilai preference

degree dari atribut kualitatif dan atribut

kuantitatif, perangkingan semua alternatif

dapat dilakukan dengan menggunakan

metode entropy berdasarkan Persamaan

sub atribut Health and Safety pada masa operasi infrastruktur weight

persepsi keselamatan terhadap masyarakat 0.37

resiko kegagalan pipa penghubung ke end user 0.28

kedekatan infrastruktur terhadap masyarakat 0.20

dampak operasi pengapalan LNG carrier 0.15

sub atribut

environmentweight

ekologi/pengerukan 0.119kualitas sedimen 0.092ekologi laut 0.286dampak kebisingan 0.054polusi udara 0.155polusi air 0.293

komposit faktor kode faktor dasar kode

konflik dengan

aktivitas pengapalane1,3 0.42 0.90

konflik dengan

aktivitas wilayah

pantai

e2,3 0.35 0.74

konflik dengan

daerah industrie3,3 0.23 0.50

persepsi

keselamatan

terhadap masyarakat

e4,3 0.37 0.9

resiko kegagalan

pipa penghubung ke

end user

e5,3 0.28 0.68

kedekatan

infrastruktur

terhadap masyarakat

e6,3 0.20 0.49

dampak operasi

pengapalan LNG

carrier

e7,3 0.15 0.37

e1,4 0.12 0.37

e2,4 0.09 0.28

e3,4 0.29 0.88

e4,4 0.05 0.17

e5,4 0.15 0.47

e6,4 0.29 0.90

relative

weight

normalize

relative

weight

f12operasi

ekologi/pengerukan

kualitas sedimen

ekologi laut

dampak kebisingan

polusi udara

polusi air

faktor

konstruksi f11

Alternatif 1 alternatif 2 alternatif 3

P 0.000 0.000 0.000

I 0.000 0.000 0.000

A 0.000 0.470 0.000

G 0.996 0.518 0.997

E 0.000 0.000 0.000

P 0.000 0.000 0.000

I 0.000 0.000 0.000

A 0.999 0.001 0.000

G 0.001 0.999 1.000

E 0.000 0.000 0.000

summary of total probability

atribute y3

Atribute y4

Alternatif 1 alternatif 2 alternatif 3

0.398 0.207 0.399

0.000 0.400 0.400

atribute y9

attribute y10

preference degree Qualitative

code sub atribut code unittipe

atribut

alt.1

(GBS)

alt.2

(onshore

terminal )

alt.3

(FSRU)

y1 jaminan teknologi y1 unit b -1.00 1.00 -0.94

y2 lahan y2 ha c 1.00 -1.00 1.00

y3 periode implementasi y3 tahun c -1.00 -0.33 1.00

y4 kedalaman air y4 m b -0.67 -1.00 1.00

y5 kapasitas send out y5 mmscfd b 1.00 -1.00 -0.39

y6 jarak ke pembangkit y6 km c 0.20 1.00 -1.00

y7 offcoast distance y7 km b -0.20 -1.00 1.00

y8 biaya kapital y8 milion US $ c -1.00 1.00 0.90

Page 12: Receiving Terminal untuk Pulau Bali (Studi kasus suplai ...digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-20121-4307100094-Paper.pdf · Komponen-komponen dalam FSRU : 1. LNG . Loading arms: terdiri

(2.8). Kemudian alternatif yang mempunyai

nilai tertinggi adalah alternatif yang terpilih

sebagai teknologi LNG Receiving Terminal

yang terbaik untuk pulau Bali.

Tabel 14 Hasil perangkingan alternatif

4.4 Perhitungan dengan menggunakan

software MADM

1. Memasukkan Atribut Kuantitatif dan

Kualitatif

Langkah pertama adalah mendefinisikan

system level, sub system level, component

level. Setelah mendefinisikan system,

kemudian memasukkan atribut kuantitatif

dan kualitatif. Sistem pemilihan teknologi

beserta atribut-atributnya dapat dilihat pada

gambar berikut,

Gambar 21 System Pemilihan Teknologi

LNG Receiving Terminal

2. Memasukkan Alternatif Teknologi

Setelah mendefinisikan System pemilihan

dan memasukkan atribut-aribut, maka

langkah selanjutnya adalah mendefinisikan

alternatif beserta jumlahnya. Hasil pengisian

alternatif teknologi LNG receiving terminal

dapat dilihat pada Gambar 22,

Gambar 22 Alternative Definition

3. Memasukkan Nilai Atribut

Kuantitatif dan Kualitatif

Untuk atribut kualitatif, langkah pertama

adalah menentukan sub atribut. Setelah

menentukan sub atribut, kemudian

memasukkan bobot serta menentukan level

atribut beserta confidence degree. Untuk

atribut kuantitatif, hanya memasukkan nilai

setiap atribut pada masing-masing alternatif

teknologi.

Gambar 23 Pengisian sub atribut kuantitatif

dan kualitatif

Hasil pengisian nilai sub atribut kuantitatif

dan kualitatif dapat dilihat pada Gambar 24,

Gambar 24 Nilai atribut kuantitatif dan

kualitatif

4. Menghitung Preference Degree dan

Rangking alternatif

Setelah memasukkan seluruh nilai atribut

kuantitatif dan kualitatif pada masing-masing

alternatif, maka dapat dihitung preference

degree dan rangking untuk masing-masing

alternatif teknologi.

Hasil perhitungan preference degree dan

rangking dapat dilihat pada Gambar 25,

Alternatif Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3

Entropy 0.0922 0.2617 0.3621

Ranking

Page 13: Receiving Terminal untuk Pulau Bali (Studi kasus suplai ...digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-20121-4307100094-Paper.pdf · Komponen-komponen dalam FSRU : 1. LNG . Loading arms: terdiri

Gambar 25 Hasil Perhitungan preference

degree dan rangking alternatif

Setelah dilakukan perhitungan menggunakan

software, hasil perhitungan rangking manual

mempunyai perbedaan sekitar 0.0002.

Perbedaaan ini didapatkan karena perbedaan

pembulatan nilai desimal perhitungan antara

dua metode diatas.

4.5 Uji Sensitivitas

Perbedaan sensitivitas setiap atribut dalam

pemilihan akan mempengaruhi hasil

perangkingan alternatif, oleh karena itu

diperlukan adanya uji sensitivitas untuk tiap

atribut, baik atribut kuantitatif maupun

kualitatatif. Uji sensitivitas ini akan menilai

seberapa berpengaruh masing-masing atribut

dalam pemilihan teknologi. Uji sensitivitas

dilakukan dengan membandingkan entropy

masing-masing alternatif perhitungan dengan

entropy masing-masing alternatif setelah

dikurangi atribut yang sensitivitasnya diuji.

Tabel 15 hasil uji sensitivitas

Gambar 26 Grafik sensitivitas atribut

Berdasarkan hasil uji sensitivitas atribut,

atribut yang paling tinggi tingkat

pengaruhnya dalam pemilihan adalah atribut

Y3 (periode implementasi) dengan harga

sensitivitas sebesar 0.1460, kemudian atribut

Y9 (dampak lingkungan) dengan harga

sensitivitas sebesar 0.1452.

5. KESIMPULAN

Setelah melaksanakan seluruh proses

pengerjaan Tugas Akhir ini, dan hasil

pengolahan data yang diperoleh, maka dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Atribut pemilihan

- Atribut kuantitatif yang menjadi

pertimbangan dalam pemilihan LNG

Receiving terminal yaitu, jaminan

teknologi, luas lahan, periode

implementasi, kedalaman air, kapasitas

send out, jarak ke pembangkit, offcoast

distance, serta biaya kapital.

- Atribut kualitatif yang menjadi

pertimbangan dalam pemilihan yaitu,

keselamatan dan keamanan serta dampak

lingkungan. Dalam sub atribut

keselamatan dan keamanan pada masa

konstruksi, konflik terhadap aktifitas

pengapalan menjadi pertimbangan yang

utama dengan bobot 0.42. Sedangkan

dalam sub atribut keselamatan dan

keamanan pada masa operasi

infrastruktur, persepsi keselamatan

terhadap masyarakat yang menjadi

pertimbangan utama dalam pemilihan

dengan bobot 0.37. Untuk atribut dampak

atribut perubahan entropy Harga sensitivitas

Y1 0.0531 0.0230

Y2 0.0000 0.0000

Y3 0.3364 0.1460

Y4 0.2430 0.1055

Y5 0.2823 0.1225

Y6 0.2930 0.1271

Y7 0.2930 0.1271

Y8 0.1355 0.0588

Y9 0.3346 0.1452

Y10 0.3337 0.1448

2.3045 1.0000

0.0000

0.1000

0.2000

Y1 Y3 Y5 Y7 Y9

Sensitivitas atribut

Harga Sensitivitas

Page 14: Receiving Terminal untuk Pulau Bali (Studi kasus suplai ...digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-20121-4307100094-Paper.pdf · Komponen-komponen dalam FSRU : 1. LNG . Loading arms: terdiri

lingkungan, polusi air akibat infrastruktur

menjadi pertimbangan yang utama,

dengan bobot 0.29.

2. Pemilihan teknologi LNG berdasarkan

metode hybrid Multiple Attribute

Decision Making (MADM),

- Dengan 3 alternatif pilihan serta

dengan mempertimbangkan atribut

teknikal, biaya, health and safety serta

dampak lingkungan, dapat diambil

keputusan bahwa teknologi yang tepat

untuk pulau Bali dengan lokasi

Celukan Bawang adalah FSRU

(Floating Storage Regasification Unit),

dengan nilai perangkingan yang

dihitung berdasarkan metode Entropy

sebesar 0.3621.

- Hasil perangkingan alternatif

menggunakan software hybrid MADM

adalah FSRU (0.36231), onshore

terminal (0.26189) dan GBS (0.09241).

Terdapat selisih sekitar 0.0002 jika

dibandingkan dengan hasil perhitungan

manual hybrid MADM.

- Berdasarkan hasil uji sensitivitas

atribut, atribut periode implementasi

mempunyai harga sensitas yang cukup

tinggi dalam mempengaruhi pemilihan,

yaitu sebesar 0.1460, kemudian atribut

health and safety sebesar (0.452), dan

atribut environmental impact sebesar

(0.1448).

-

6. DAFTAR PUSTAKA

Dabous, Feras T., Rabhi, Fethi A., Al-

Naeem, Tariq., Al Shalabi, Luai., Using a

Hybrid MADM Approach for the Evaluation

of E-Business Architectural Patterns,

Information Systems Technology and

Management, 2006.

Foss, Michelle.M, Ph.D., Offsore LNG

Receiving Terminal, Energy Economics

Research, 2006.

Foss, Michelle.M, Ph.D., Introduction to

LNG : An overview on liquefied natural gas

(LNG), its properties, organization of the

LNG industry and safety considerations,

Energy Economics Research, 2007.

Ghodsypour, S. H., O’Brien, C., A decision

support system for supplier selection using

an integrated analytic hierarchy process and

linear programming, Journal Production

Economics, 56-58., 199-212., 1999.

Ketut, Artana., Pengambilan Keputusan

Atribut Jamak (MCDM) untuk Pemilihan

Lokasi Floating Storage Regasification Unit

(FSRU) : Studi Kasus Suplai LNG dari

Ladang Tangguh ke Bali, Jurnal Teknik

Industri, 2008.

Kurniawan, Panji, Aplikasi Multiple Criteria

Decision Making (MCDM) untuk Pemilihan

Lokasi Floating Storage and Regasification

Unit (FSRU) dan Sistem Penambatannya

(Studi Kasus Suplai LNG dari ladang

Tangguh ke Bali), Tugas Akhir, Jurusan

Sistem Perkapalan, Institut Teknologi

Sepuluh Nopember, Surabaya, 2008.

Liu, Weilong., Liu Peide., Hybrid multiple

attribute decision making method based on

relative approach degree of grey relation

projection, Journal of Business Management,

Vol. 4(17), pp. 3716-3724, 2010.

Maulidiana, Mira, Prospek Pengembangan

LNG Lepas Pantai, Journal of the Indonesia

Oil and Gas Community, ISSN: 1829-9466,

2006.

Riyanto, Agus., Anthara, Aryantha, Made.,

Penentuan Prioritas untuk Pemilihan

Komponen Gravel Pump Menggunakan

Analytic Hierarchy Process, Teknologi

Informasi (SNATI 2010), ISSN: 1907-5022,

2008.

Page 15: Receiving Terminal untuk Pulau Bali (Studi kasus suplai ...digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-20121-4307100094-Paper.pdf · Komponen-komponen dalam FSRU : 1. LNG . Loading arms: terdiri

Saaty, R., W., The Analytic Hierarchy

Process-what it is and how it is used, Journal

of Math Modelling, Vol. 9, No. 3-5, pp. 161-

176, 1987.

Saaty, Thomas., How to make a decision:

The Analytic Hierarchy Process, Journal of

Operational Research, 1990.

Sen. P., Jian, BY., “A MultipleCriteria

Decision Support Environment for

Engineering Design”, International

Conference on Engineering Design ICED,

The Hague, 1993.

Sen. P., “A General Multi-Level Evaluation

Process for Hybrid MADM”, IEEE

Transaction vol 24, No. 10, October 1994.

Soegiono, Artana, 2006, Transportasi LNG

Indonesia, Unair WordPress : Surabaya.

Wibowo, S. Henry, MADM-TOOL :

Aplikasi Uji Sensitivitas untuk Model

MADM Menggunakan Metode SAW dan

TOPSIS, Teknologi Informasi (SNATI

2010), ISSN: 1907-5022, 2010.

Yu, Xiaohan., Xu, Zeshui., Chen, Qi., A

method based on preference degrees for

handling hybrid multiple attribute decision

making problems, Expert Systems with

Applications, 38, 3147–3154, 2010.