8/10/2019 Reaksi-reaksi Trigliserida
1/21
LAPORAN PRAKTIKUM
BIOKIMIA
REAKSI-REAKSI TRIGLISERIDA
NAMA : YUNITA PARE ROMBE NIM : H311 12 012KELOMPOK : I (SATU)HARI/TGL PERC. : KAMIS/19 MARET 2014ASISTEN : AGUSTIANI
LABORATORIUM BIOKIMIA
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
8/10/2019 Reaksi-reaksi Trigliserida
2/21
BAB I
PENDAHULUAN
Trigliserida merupakan triester dari asam lemak dan gliserol, tergolong
sebagai lipid sederhana. Lipid mempunyai peranan penting bagi manusia, hewan dan
tumbuhan. Lipid terdapat dalam semua bagian tubuh manusia terutama dalam otak,
mempunyai peran yang sangat penting dalam proses metabolisme secara umum.
Sebagian besar lipid sel jaringan terdapat sebagai komponen utama membran sel dan
berperan mengatur jalannya metabolisme di dalam sel.
Lipid (dari bahasa Yunani, lipos , lemak) merupakan penyusun tumbuhan atau
hewan yang dicirikan oleh sifat kelarutannya. Lipid tidak larut dalam air, tetapi larut
dalam pelarut organik nonpolar. Lipid dapat diekstraksi dari sel dan jaringan dengan
pelarut organik. Sifat kelarutan ini membedakan lipid dengan tiga golongan utama
lainnya, yaitu karbohidrat, protein dan asam nukleat yang pada umumnya tidak larut
dalam pelarut organik.
Kita akan melakukan dua tes pada percobaan ini untuk mengidentifikasi
adanya kandungan gliserol yaitu tes akrolein dan tes kolorimetri. Dimana tes akrolein
ditandai dengan adanya bau khas dari gliserol, sedangkan pada kalorimetri adanya
gliserol ditandai dengan timbulnya warna hijau zamrud. Kedua tes ini sangat berguna
bagi industri minyak yaitu untuk mengetes pemalsuan minyak. Di mana contoh lipid
yang diidentifikasikan adalah gliserol. Bahan yang akan diuji kandungan gliserolnya
adalah mentega, minyak sawit, minyak wijen, dan lilin.
Melihat betapa besar manfaat zat-zat yang tergolong dalam kelompok lipid
sehingga kita perlu untuk mengetahui banyak hal tentang lipid, salah satunya yaitu
dengan melakukan percobaan ini.
8/10/2019 Reaksi-reaksi Trigliserida
3/21
1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
1.2.1 Maksud Percobaan
Maksud dilakukannya percobaan ini adalah untuk mempelajari danmengetahui adanya gliserol dalam senyawa lipid dengan menggunakan metode
tertentu.
1.2.2 Tujuan Percobaan
Tujuan dilakukannya percobaan ini, yaitu :
1. Mengetahui adanya gliserol dalam beberapa sampel dengan menggunakan tes
akrolein.
2. Mengetahui adanya gliserol dalam beberapa sampel dengan menggunakan tes
kalorimetri.
1.3 Prinsip Percobaan
Prinsip dari percobaan ini adalah :
1. Mengidentifikasi keberadaan gliserol pada beberapa sampel melalui penambahan
KHSO 4 dan pemanasan sehingga timbul bau karakteristik (tengik).
2. Mengidentifikasi keberadaan gliserol dalam beberapa sampel melalui
penambahan pereaksi seperti H 2SO 4, HCl, NaOCl dan -naftol hingga terbentuk
warna hijau zamrud.
8/10/2019 Reaksi-reaksi Trigliserida
4/21
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Senyawa-senyawa yang termasuk lipid dapat dibagi dalam beberapa
golongan. Ada beberapa cara penggolongan yang dikenal. Bloor membagi lipid
dalam tiga golongan besar yakni: (1) lipid sederhana, yaitu ester asam lemak dengan
berbagai alkohol, contohnya lemak atau gliserida dan lilin ( waxes ); (2) lipid
gabungan yaitu ester asam lemak yang mempunyai gugus tambahan, contohnya
fosfolipid, serebrosida; (3) derivat lipid, yaitu senyawa yang dihasilkan oleh hasil
hidrolisis lipid, contohnya asam lemak, gliserol dan sterol. Di samping itu
berdasarkan sifat kimia yang penting, lipid dapat dibagi dalam dua golongan yang
besar, yakni lipid yang dapat disabunkan, yakni dapat dihidrolisis dengan basa
contohnya lemak, dan lipid yang tidak dapat disabunkan, contohnya steroid
(Poedjiadi, 1994).
Lemak dan minyak umumnya merupakan trigliserida yang tidak homogen
dengan beberapa kekecualian. Oleh sebab itu kebanyakan trigliserida mengandungt
dua atau tiga asam lemak yang berbeda, misalnya satu asam palmitat, satu asam
stearat dan satu asam oleat sebagai esternya. Golongan asam lemak yang spesifik
yang ada dalam trigliserida tergantung pada jenis spesies dan koindisi lainnya,
misalnya makanan yang dimakan dan temperatur yang mempengaruhi kehidupannya
(Fessenden, 1997).
Pada umumnya, lemak apabila dibiarkan lama di udara akan menimbulkan
rasa dan bau yang tidak enak. Hal ini disebabkan oleh proses hidrolisis yang
menghasilkan asam lemak bebas. Disamping itu, dapat pula terjadi proses oksidasi
terhadap asam lemak tak jenuh yang hasilnya akan menambah bau dan rasa yang
8/10/2019 Reaksi-reaksi Trigliserida
5/21
tidak enak. Oksidasi asam lemak tidak jenuh akan menghasilkan peroksida dan
selanjutnya akan terbentuk aldehida. Inilah yang menyebabkan terjadinya bau dan
rasa yang tidak enak atau tengik. Kelembapan udara, cahaya, suhu tinggi, dan adanya
bakteri perusak adalah faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya ketengikan lemak
(Poedjiadi, 1994).
Struktur dan sifat-sifat asam lemak ditemukan dalam bentuk ester dengan
gliserol dalam lemak dan minyak. Komponen asam lemak yang umumnya ditemukan
pada binatang dan tumbuh-tumbuhan merupakan trigliserida yang mengandung atom
karbon derngan jumlah yang sama dalam rantai hidrokarbon yang tidak mempunyai
cabang. Rantai hidrokarbon yang panjang dari asam lemak mungkin dalam bentuk
jenuh atau mengandung satu atau lebih karbon-karbon ikatan rangkap. Ikatan
rangkap dalam asam lemak yang tidak jenuh berada dalam bentuk cis dan homoalil
dan tidak dalam bentuk konjugasi (Fessenden, 1997).
Satu molekul gliserol dapat mengikat satu, dua, atau tiga molekul asam lemak
dalam bentuk ester, yang disebut monogliserida, digliserida, atau trigliserida. Pada
lemak, satu molekul gliserol mengikat tiga molekul asam lemak, oleh karena itu
lemak adalah (Poedjiadi, 1994) :
Suatu trigliserida R 1 COOH, R 2 COOH, dan R 3 COOH adalah molekul
asam lemak yang terikat pada gliserol. Ketiga molekul asam lemak itu boleh sama,
boleh berbeda. Asam lemak yang terdapat dalam alam adalah asam palmitat, stearat,
oleat, dan linoleat (Poedjiadi, 1994).
H2C
HC
H2C OH
OH
OH
gliserol
H2C
HC
H2C OH
OH
OCO R 1
monogliserida
H2C
HC
H2C OCO
OCO
OCO
R2
R3
R1
trigliserida
H2C
HC
H2C OCO
OCO
OH
R2
R3
digliserida
8/10/2019 Reaksi-reaksi Trigliserida
6/21
Sumber-sumber lemak dan minyak pada hewan. Banyak dalam jaringan yang
berminyak langsung dibawah kulit, antara otot-otot, dalam sumsung tulang. Sumber
asam lemak pada tumbuh-tumbuhan terdapat dalam minyak kelapa, palam kacang(Riawan, 1990).
Reaksi-reaksi pada trigilserida dengan cara hidrolisis yaitu dengan air
berlebihan, larutan basa steapsin, hidrolisis dengan hidrokarbon berlebihan dapat
dilakukan dengan katalisator asam dan emulgator (Riawan, 1990).
Lilin tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut lemak. Oleh karena itu,
lilin yang terdapat pada tumbuhan berfungsi sebagai lapisan pelindung terhadap air,
misalnya yang terdapat pada daun dan buah. Demikian pula lilin memegang peranan
penting sebagai penahan air pada binatang, misalnya domba, burung dan serangga.
Lilin tidak mudah terhidrolisis seperti lemak dan tidak dapat diuraikan oleh enzim
yang menguraikan lemak. Oleh karenanya lilin tidak berfungsi sebagai bahan
makanan (Poedjiadi, 1994).
Perbedaan lemak dan minyak adalah pada sifat fisiknya. Pada temperatur
kamar, lemak bersifat padat dan minyak bersifat cair. Suatu kekecualian adalah
minyak nabati yaitu minyak kelapa, yang mencair pada temperatur 21 0C 25 0C,
hampir sama dengan temperatur kamar di daerah beriklim dingin dan dibawah
temperatur kamar didaerah tropis. Lemak dan minyak pada umumnya merupakan
trigliserida yang tidak homogen dengan beberapa pengecualian. Oleh sebab itu,
kebanyakan trigliserida mengandung dua atau tiga asam lemak yang berbeda,
misalnya satu asam palmitat, satu asam stearat dan satu asam oleat sebagai esternya.
Golongan asam lemak yang spesifik yang ada dalam trigliserida tergantung pada
jenis spesies dan kondisi lainnya, misalnya makanan yang dimakan dan temperatur
yang mempengaruhi kehidupannya. Binatang berdarah panas cenderung melakukan
8/10/2019 Reaksi-reaksi Trigliserida
7/21
biosintesa lemak yang berbentuk cair pada temperatur tubuhnya. Tumbuh-tumbuhan
yang hidup pada temperatur yang lebih rendah, maka tanaman ini lebih banyak
membentuk trigliserida yang mempunyai titik leleh lebih rendah ( Fessenden dan
Fessenden, 1997).
Penggunaan trigliserida yaitu sebagai isolator, sebagai zat pelindung, sebagai
makanan lemak. Penggunaan trigliserida sebagai isolator karena lemak adalah
pengantar panas yang buruk, maka lemak menghalangi keluarnya panas dari tubuh
(Riawan, 1990).
Kadar trigliserida darah juga dipengaruhi oleh aktivitas enzim LPL
(Lipoprotein Lipase) yang berfungsi untuk menghidralisis trigliserida menjadi asam
lemak dan gliserol. Rendahnya aktifitas LPL ini akan dapat meningkatkan kadar
trigliserida darah. Kadar trigliserida darah tertinggi terdapat pada kelompok diet
tinggi lemak yaitu 169 mg/dl, diikuti diet tinggi Karbohidrat sebesar 130,2 mg/dl dan
yang terendah adalah diet normal yaitu 81.2 mg/dl. Statistik terhadap kadar
Trigliserida serum antar kelompok diet menunjukan perbedaan bermakna (p= 0,011)
(Tsalissavrina, dkk., 2006).
Trigliserida salah satu lemak yang merupakan prekursor pembentukan energi.
Sebagian besar energi yang disimpan dalam tubuh itik berbentuk trigliserida. Apabila
sel membutuhkan energi, enzim lipase dalam sel lemak akan memecah trigliserida
menjadi gliserol dan asam lemak serta melepasnya kedalam pembuluh darah. Asam
lemak selanjutnya akan dihidrolisis didalam hati dan akan menghasilkan produk
sampingan antara lain kolesterol (Wijaya, dkk., 2013).
Perbedaan dari jenis komposisinya, minyak mengandung persentase asam
lemak tak jenuh yang lebih tinggi dibandingkan lemak. Contohnya kebayakan
minyak nabati menghasilakn sekitar 80 % (Hart, 2003).
8/10/2019 Reaksi-reaksi Trigliserida
8/21
8/10/2019 Reaksi-reaksi Trigliserida
9/21
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Bahan Percobaan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah gliserol, minyak
sawit, minyak wijen, minyak kelapa, mentega, lilin (wax), minyak VCO, NaOCl
2 %, H 2SO 4 pekat, KHSO 4, HCl pekat, -naftol, korek api, kertas label, sabun cair,
cairan spritus, akuades, dan tissu roll .
3.2 Alat Percobaan
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi, rak
tabung, pipet tetes, sendok tanduk, lampu spiritus, sikat tabung, pinset, dan gegep.
3.3 Prosedur Percobaan
3.3.1 Tes Akrolein
Tabung reaksi yang bersih dan kering disiapkan sebanyak 7 buah,
masing-masing tabung reaksi diisi dengan 1 mL larutan contoh (lilin, mentega,
minyak sawit, minyak wijen, minyak kelapa, gliserol, dan minyak VCO). KHSO 4
ditambahkan secukupnya 0,5 gram ke dalam masing-masing tabung, kemudian
tiap-tiap tabung reaksi tersebut dipanaskan dengan api kecil. Timbulnya bau tengik
pada tabung menandakan adanya gliserol pada larutan contoh.
3.3.2 Tes Kolorimetri
Tabung reaksi yang bersih dan kering disiapkan sebanyak 8 buah, 7 tabung
reaksi masing-masing diisi dengan 1 mL larutan contoh (lilin, mentega, minyak
sawit, minyak wijen, minyak kelapa, minyak VCO dan gliserol), dan 1 tabung reaksi
8/10/2019 Reaksi-reaksi Trigliserida
10/21
lainnya diisi dengan blanko (akuades). Larutan NaOCl 2% ditambahkan ke dalam
tiap-tiap tabung reaksi sebanyak 1 mL, setelah 2 - 3 menit ditambahkan 4 tetes HCl
pekat, kemudian dididihkan selama 1 menit untuk membuang kelebihan asam.
Larutan -naftol 0,1% 0,2 mL ditambahkan ke dalam tabung reaksi, lalu
ditambahkan 1 mL H 2SO 4 pekat, kemudian semua tabung reaksi dikocok dengan
hati-hati dan diamati perubahan warnanya. Terbentuknya warna hijau zamrud
menandakan adanya gliserol dalam larutan contoh.
8/10/2019 Reaksi-reaksi Trigliserida
11/21
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
4.1.1 Tes Akrolein
Tes akrolein adalah metode untuk uji kualitatif lipid. Pada tes ini terjadi
dehidrasi gliserol dalam bentuk bebas atau dalam lemak/minyak menghasilkan
aldehid akrilat atau akrolein. Berdasarkan pengamatan diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 1. Hasil Tes Akrolein
Contoh 0,5 gram KHSO 4 Panaskan (Bau)
Minyak Wijen Tidak bareaksi -
Minyak Kopra Bereaksi +++
Minyak Sawit Bereaksi ++
Mentega Bereaksi +++
Gliserol Bereaksi ++++
Lilin Tidak Bereaksi -
Minyak VCO Bereaksi ++
Keterangan :
++++ : sangat berbau
+++ : berbau
++ : cukup berbau
+ : kurang berbau
- : tak berbau
8/10/2019 Reaksi-reaksi Trigliserida
12/21
4.1.2 Tes Kolorimeter
Tes kolorimeter merupakan salah satu metode yang digunakan untuk
mengidentifikasi kandungan gliserol pada suatu larutan sampel yang ditandai denganterbentuknya warna hijau zamrud pada larutan sampel tersebut. Berdasarkan
pengamatan diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 2. Hasil Tes Kolorimeter
Contoh Fasa yang terbentuk Warna yang terbentuk (atas,bawah)
Gliserol 1 fasa Hijau zamrud
Minyak sawit 2 fasa Hijau, hitam
minyak kopra 2 fasa Hijau zamrud, kuning pekat
Minyak Wijen 2 fasa Hijau zamrud, cokelat
Mentega 2 fasa Hijau, orange
Lilin 2 fasa Hijau zamrud, hitam kecoklatan
Minyak VCO 2 fasa Hijau bening
Blanko 1 fasa Hijau zamrud
4.2 Reaksi
4.2.1 Tes Akrolein
a. Lilin
H2C (CH 2)14 C OCH 2 (H 2C) 14 CH 3 + KHSO 4
O
8/10/2019 Reaksi-reaksi Trigliserida
13/21
b. Minyak
H 2 C O C (CH 2 ) 16 CH 2
H 2 C O C (CH 2 ) 16 CH 2
HC O C (CH 2 ) 16 CH 2
O
O
O + KHSO 4
H 2 C OH
HC OH
H 2 C OH
+ C 8 H 15 C OH3 C 9 H 18O
H 2 C CH C H + 2 H 2 OO
A k ro le in
c. Gliserol
d. Mentega
H 2 C O C (CH 2 ) 14 CH 3
H 2 C O C (CH 2 ) 14 CH 3
HC O C (CH 2 ) 14 CH 3
O
O
O
H 2 C OH
HC OH
H 2 C OH
+ H 2 C CH C H + 2H 2 OO
A k ro l e in
OH
O
(H 2 C) 14 C3CH 3 3
KHSO4
H 2 C OH
HC
H 2 C
OH
OH
+ KHSO 4
CH 2
CH
HC O
Akrolein
+ 2H 2 O
8/10/2019 Reaksi-reaksi Trigliserida
14/21
4.2.2 Tes Kolorimetri
a. Gliserol
H2C OH
HC OH
H2C OH
+
H2C ONa
HC ONa
H2C ONa
+
H2C OH
HC OH
H2C OH
+ H2SO4
H2C O
HC O
H2C O
OH +
3
3 HOCl + HCl
3 H2O3 NaCl
3 NaOCl
b. Minyak Kelapa
H2C O C (CH2)16CH3
H2C O C (CH2)16CH3
HC O C (CH2)16CH3
O
O
O+
H2C ONa
HC ONa
H2C ONa
+ C8H15 C OClO
H2C OH
HC OH
H2C OH
+H2SO4
H2C O
HC O
H2C O
OH
+3 3 H2O
3 C9H183 NaOCl + HCl
H2C O C
O
(CH 2)16CH3
H2C O
H2C O
C
O
(CH 2)16CH3
C
O
(CH 2)16CH3
8/10/2019 Reaksi-reaksi Trigliserida
15/21
8/10/2019 Reaksi-reaksi Trigliserida
16/21
4.3 Pembahasan
4.3.1 Tes Akrolein
Percobaan tes akrolein yang dilakukan pada larutan sampel, yakni gliserol,minyak sawit, minyak kelapa, minyak wijen, mentega, minyak VCO dan lilin
menimbulkan bau karakteristik yakni berupa ketengikan setelah diberikan perlakuan
seperti penambahan KHSO 4 dan pemanasan. Penambahan KHSO 4 bertujuan untuk
mengidentifikasi adanya gliserol pada sampel tersebut dan berfungsi sebagai katalis
dalam hidrolisis lipid menjadi asam lemak dan gliserol, sedangkan pemanasan akan
mempercepat terbentuknya akrolein atau agar terjadi proses hidrasi pada sampel
sehingga H 2O hilang akan terbentuk akrolein atau akrildehida yang ditandai dengan
timbulnya bau yang khas (tengik).
Menurut teori yang ada, trigliserida cepat menjadi tengik dikarenakan asam
lemak yang mudah menguap (terutama asam butirat) menyebabkan bau tengik
tersebut. Akan tetapi, proses oksidasi (bukan hidrolisis) adalah penyebab utama
ketengikan bahan pangan. Udara hangat dan membiarkan pangan di udara terbuka
merangsang ketengikan oksidatif. Pada ketengikan oksidatif, ikatan ganda dua dalam
ikatan komponen asam lemak tak jenuh dari trigliserida terputus, membentuk
aldehida berbobot molekul rendah dengan bau tak sedap. Aldehida kemudian
dioksidasi menjadi asam lemak berbobot molekul rendah yang juga berbau tidak
enak.
Sampel yang berbentuk padat seperti lilin dan mentega, dipanaskan terlebih
dahulu supaya mencair, hal ini dilakukan untuk mempercepat terjadinya reaksi. Dari
percobaan yang dilakukan mentega, minyak kelapa, minyak sawit, minyak wijen,
lilin, minyak VCO dan gliserol, menimbulkan bau karakteristik yang menyengat,
dimana gliserol > mentega > minyak vco > minyak kopra > minyak sawit namun
8/10/2019 Reaksi-reaksi Trigliserida
17/21
tidak demikian pada lilin dan minyak wijen. Hal ini disebabkan karena pada saat
dihidrolisis lilin hanya menghasilkan asam lemak dan alkohol, ini menunjukkan
bahwa lilin tidak memilki kandungan gliserol.
4.3.2 Tes Kolorimeter
Pada tes kolorimetri yang dilakukan pada larutan sampel yakni, gliserol,
minyak kelapa, minyak sawit, minyak wijen, mentega, lilin, minyak VCO dan air,
hasil pengamatan menunjukkan adanya kandungan gliserol dalam setiap sampel. Hal
ini ditandai oleh timbulnya warna hijau zamrud setelah penambahan H 2SO 4 pekat.
Pada lilin, minyak kelapa, minyak wijen, minyak sawit, mentega, minyak VCO
terbentuk dua fasa larutan yang sudah terlihat jelas setelah dilakukan pendidihan
selama kurang lebih satu menit. Warna orange pada fasa atas dari minyak wijen dan
minyak sawit merupakan efek dari penambahan H 2SO 4 yang berlebihan. Sedangkan
blanko (air) dan gliserol disini digunakan sebagai pembanding.
Penambahan NaOCl 2% dilakukan untuk mereduksi asam lemak dan
penambahan HCl pekat berfungsi sebagai katalis untuk mempercepat reaksi,
sehingga setelah penambahan HCl larutan harus dipanaskan untuk membuang
kelebihan asam akibat HCl. Kemudian ditambahkan -naftol dimana penambahan ini
berfungsi untuk memberikan warna yang menunjukkan adanya gliserol. Setelah
penambahan -naftol ditambahkan pula H 2SO 4 pekat, penambahan ini berfungsi
untuk memisahkan gugus yang terikat dengan OH sehingga gugus benzene yang
terikat pada -naftol bisa berikatan dengan gugus OH pada gliserol sehingga
memberikan warna hijau bening.
8/10/2019 Reaksi-reaksi Trigliserida
18/21
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan hasil percobaan yakni :
1. Larutan sampel (gliserol, minyak kelapa, minyak sawit, dan mentega)
mengandung gliserol pada tes akrolein yang ditandai dengan bau yang khas
(bau tengik), sedangkan lilin dan minyak wijen tidak mengandung gliserol karena
tidak berbau tengik.
2. Larutan sampel (gliserol, minyak kelapa, minyak wijen, akuades, lilin, minyak
sawit, dan mentega) mengandung gliserol pada tes kolorimetri yang ditandai
dengan terbentuknya larutan berwarna hijau zamrud.
5.2 Saran
5.2.1 Saran Untuk Laboratorium
Saran yang dapat saya berikan untuk laboratorium yakni ada baiknya jika
disediakan alat yang dapat membandingkan bau tengik pada tes akrolein, sehingga
perbandingan bau yang didapatkan betul-betul akurat dan praktikan tidak usah
menggunakan lagi organ hidungnya untuk membandingkan bau tersebut, karena hal
ini bisa mengakibatkan kesehatan praktikan terganggu walaupun memang efek yang
dihasilkan kecil dan membuat praktikan tidak nyaman.
5.2.2 Saran Untuk Percobaan
Saran yang bisa saya berikan kepada percobaan yakni ada baiknya larutan
contoh yang diidentifikasi diperbanyak agar dapat diketahui kandungan gliserol dari
beberapa senyawa selain yang diujikan sebelumnya dan metode tes yang digunakan
pun di variasikan sehingga wawasan dan keterampilan praktikan berkembang.
8/10/2019 Reaksi-reaksi Trigliserida
19/21
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, Ralph J., Joan S. Fessenden, 1997, Dasar-dasar Kimia Organik,Binarupa Aksara, Jakarta.
Hart, C., dkk., 2003, Kimia Organik , Erlangga, Jakarta.
Poedjiadi, A., 1994, Dasar-Dasar Biokimia , UI-Press, Jakarta.
Riawan, S., 1990, Kimia Organik , Binarupa Aksara, Jakarta.
Tsalissavrina, I., dkk., 2006, Pengaruh Pemberian Diet Tinggi KarbohidratDibandingkan Diet Tinggi Lemak Terhadap Kadar Trigliserida Dan HdlDarah Pada Rattus Novergicus Galur Wistar, Jurnal Kedokteran Brawijaya ,22 (2):80-89.
Wijaya, V.G., dkk., 2013, Kajian Kadar Kolesterol Dan Trigliserida Darah BerbagaiJenis Itik Lokal Yang Pakannya Disuplementasi Dengan Probiotik, Jurnal
Ilmiah Peternakan , 1(2): 661-668.
8/10/2019 Reaksi-reaksi Trigliserida
20/21
LEMBAR PENGESAHAN
Makassar, 20 Maret 2014
ASISTEN PRAKTIKAN
(Agustiani) (Yunita Pare Rombe)
8/10/2019 Reaksi-reaksi Trigliserida
21/21
Lampiran 1
BAGAN KERJA
1. Tes Akrolein
2. Tes Kolorimetri
- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berbeda.
- Ditambahkan NaOCl 2%.
- Setelah 2-3 menit, ditambahkan HCl pekat
- Dididihkan selama 1 menit.
- Ditambahkan 0,2 mL -naftol.
- Ditambahkan H 2SO 4 pekat.
- Diamati warna yang terbentuk.
-
Larutan Sampel
Larutan Sampel
Blanko
- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
yang berbeda.
- Ditambahkan KHSO 4
- Dipanaskan di atas api kecil.- Diamati baunya.
Data
Data