A. Pengertian Dakwah dan Ilmu Dakwah
Pengertian dakwah menurut bahasa Arab yakni (Daa - yadu dawatan)
yang artinya mengajak, menyeruh, memanggil. Warson Munawir,
menyebutkan bahwa dakwah artinya adalah memanggil, mengundang,
mengajak, menyeru, mendorong, dan memohon.[footnoteRef:1] Dakwah
dalam pengertian tersebut juga dapat dijumpai di dalam ayat-ayat
Al-Quran sebagai berikut : [1: Warson Munawir, Kamus Al-Munawwir,
(Pustaka progresif, 1997),406]
1. Yusuf berkata: "Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai
daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. dan jika tidak engkau
hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung
untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku Termasuk
orang-orang yang bodoh. (QS.Yusuf:33).2. Dan hendaklah ada di
antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh
kepada yang maruf dan mencegah dari yang mungkar ; merekalah
orang-orang yang beruntung. (Q.S.Ali Imran : 104).
3. Seruhlah (manusia) kepada jalan Tuhan-Mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhan-Mu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa
yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk. (Q.S.An-Nahl:125).
Sedangkan Ilmu Dakwah itu sendiri berasal dari dua kata yaitu
Ilmu dan dakwah. Pengertian ilmu sering dikacaukan dengan
pengertian pengetahuan. Yang jelas sewaktu-waktu ilmu itu juga
dikatakan pengetahuan. Pengetahuan adalah kesan yang terdapat di
dalam pemikiran manusia sebagai hasil sentuhan dengan objek
tertentu. Sedangkan ilmu adalah sejumlah pengetahuan yang tersusun
secara sistematis, logis, hasil pemikiran manusia, objektif atau
dapat diuji oleh siapa pun.[footnoteRef:2] [2: Bachtiar, Wardi.
Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah. Jakarta: Logos, 1997.]
Ilmu Dakwah adalah suatu ilmu yang berisi cara cara dan tuntutan
untuk menarik perhatian orang lain agar menganut, mengikuti,
menyetujui atau melaksanakan suatu ideologi agama, pendapat atau
pekerjaan tertentu. Orang yang menyampaikan Dakwah tersebut Dai
sedangkan yang menjadi objek dakwah disebut Madu.
Sedangkan menurut para ahli pengertian Ilmu dakwah sendiri
terbagi dari beberapa pendapat :1. Menurut Prof. Toha Yahya Omar,
M.A.Dakwah adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada
jalan yang benar sesuai dengan perintah Allah SWT, untuk
keselamatan dan kebahagian mereka di dunia dan
akhirat.[footnoteRef:3] [3: Toha Yahya Oemar. Ilmu Dakwah, Jakarta:
Widjaya , 1992), hlm 1]
2. Menurut Dr. M. Quraish ShihabDakwah adalah seruan atau ajakan
kepada keinsyafan atau usaha mengubah situasi kepada situasi yang
lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun
masyarakat.[footnoteRef:4] [4: Dr. M Quraish sihab,Membumikan
Al-Quran.(Bandung: Mizan),194]
B. Dasar Hukum, Fungsi dan Tujuan Dakwah
Dakwah dan islam tidak dapat dipisahkan seperti kita ketahui
bahwa dakwah merupakan suatu usaha untuk mengajak, menyeru, dan
mempengaruhi manusia agar selalu berpegang pada ajaran Allah S.W.T
guna memperoleh kebahagian hidup di dunia dan akhirat. Laisa
al-islam illa bi al-dawah , demikianlah sebuah kata bijak. Ajaran
Islam yang disiarkan melalui dakwah dapat menyelamatkan manusia dan
masyarakat pada umumnya dan hal-hal dapat membawa pada
kehancuran.
1. Dasar Kewajiban Dakwah dalam Al-QuranSangat banyak ayat-ayat
Alquran yang menerangkan tentang kewajiban umat Islam untuk
berdakwah, dan dalil tentang kewajiban dakwah yang terdapat di
dalam Alquran di antaranya adalah sebagai berikut:
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa
yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. An-Nahl (16):125).
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan
beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu
lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan
kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (QS. Ali Imran (3)
: 110).
2. Dasar Kewajiban Dakwah dalam Al-Haditsa. Hadis riwayat imam
Muslim: dari Abi Said al-Khudariyi ra. berkata: aku telah mendengar
Rasulullah bersabda: barang siapa di antara kamu melihat
kemunkaran, maka hendaklah dia mencegah dengan tangannya (kekuatan
atau kekuasaan; jika tidak sanggup, maka cegahlah dengan lidahnya;
dan jika tidak mampu, maka cegahlah dengan hati, dan hal tersebut
merupakan selemah-lemah iman.b. Hadis riwayat imam Tirmii: dari
Khuaifah ra. dari nabi SAW bersabda: demi at yang menguasai diriku,
haruslah kamu mengajak kepada kebaikan dan haruslah kamu mencegah
perbuatan munkar, atau Allah akan menurunkan siksa-Nya kepadamu
kemudian kamu berdoa kepada-Nya dimana Allah tidak akan mengabulkan
permohonanmu. Jadi hukum melaksanakan dakwah wajib dan hal ini
disepakati oleh para ulama . Namun ada perbedaan pendapat para
ulama tentang kewajiban itu apakah fardhu ain atau fardu
kifayah.[footnoteRef:5] [5: Drs.H.Aminuddin Sanwar,Pengantar Ilmu
Dakwah, Diktat Kuliah, Semarang: Fakultas Dakwah IAIN
Walisongo,1992, hlm. 34]
Tujuan umum dakwah Islamiyah ialah membumikan ajaran Islam
(ajaran tauhid) dan memperkenalkan Allah dan Rasul-Nya kepada
manusia, selain itu dakwah bertujuan untuk pembebasan, yakni
penerangan agama tidak lain untuk penghayatan dan pengalaman
agama.Yang diharapkan oleh dakwah adalah terjadinya perubahan dalam
diri manusia baik kelakuan adil maupun aktual, baik pribadi maupun
keluarga, masyarakat, way of thingking atau cara berpikirnya
berubah atau cara hidupnya berubah menjadi lebih baik. Yang
dimaksudkan adalah nilai nilai Agama semakin dimiliki banyak orang
dalam segala situasi dan kondisi.[footnoteRef:6] [6: Bisri Affandi.
Beberapa Percikan jalan Dakwah]
Secara umum, Fungsi Dakwah ada dua aspek, yaitu:1. Aspek
tingkatan isi pesan dakwah atau pesan yang disampaikan meliputi
beberapa tahapan yang harus di capai yaitu :a. Menanamkan
pengertian.b. Membangkitkan kesadaran.c. Mengatualisasikan dalam
tingkah laku.d. Melestarikan dalam kehidupan.
2. Aspek misi perubahan masyarakat. M. Syafaat Habib
mengemukakan bahwa fungsi dakwah sebagai agen perubahan masyarakat
ada 6 fungsi .[footnoteRef:7] [7: M. Syafaat Habib, Buku Pedoman
Dawah,(Jakarta: Widjaya, 1982).]
1. Aspekpraktisnya makadakwah memajukan segala bidang tingkah
laku manusia.2. Aspek natur atau keadaan manusia sendiri.3. Aspek
peranannya sebagai pembaharu masyarakat .4. Dari aspek kehidupan
manusia dan tujuan hidupnya, maka dakwah akan memberikan filter
(penyaring).5. Dari aspek diri manusia terutama dari segi
psikisnya, maka dakwah memberikan pengembangan yang lebih baik.6.
Dari aspek keinginan manusia yang selalu berkembang, maka dakwah
memberikan pengetahuan.7. Dari aspek perlunya manusia berkomunikasi
dengan Allah S.W.T maka dakwah merupakan misiUluhiyah.
C. Proses dan Unsur-Unsur DakwahProses Dakwah sudah ada sejak
pada zaman Rasullullah S.A.W. hingga sekarang. Kegiatan dakwah yang
dialkukan Rasullullah S.A.W. terbagi ke dalam dua periode yakni
periode Mekkah dan periode Madinah serta juga ada beberapan tahapan
metode dakwah yang dilakukan Rasullullah S.A.W. dalam mengemban
misi untuk menyamapaikan Risalah Ilahi kepada umatnya. Berikut ini
akan dipaparkan mengenai tahap-tahap dakwah Rasullullah S.A.W.
yaitu sebagai berikut :1. Periode MekkahDalam periode ini, terdapat
dua fase dakwah yang dilakukan Rasullullah S.A.W. selama di kota
Mekkah yaitu secara sembunyi-sembunyi dan terang-terangan.a. Dakwah
Rasullullah S.A.W. Secara Sembunyi-sembunyi.Dakwah dalam tahap ini
berlangsung selama 3 tahun. Adapun orang-orang yang pertama kali
masuk islam ialah Siti Khodijah binti Khuwalid r.a, Ali bin Abi
Thalib, Zaid bin Haritsa, Abu Bakar bin Abi Kufahah, Usman bin
Affan, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Saad bin Abi Waqqash
dan lainnya.b. Dakwah Rasullullah S.A.W. Secara
Terang-terangan.Dakwah dalam tahap ini segera mendapat reaksi keras
dari orang-orang kafir Mekkah. Siksaan dan penganiyaan datang
bertubi-tubi. Pada tahap ini, para pengikut Rasullullah
sungguh-sungguh diuji samapi sejauh mana kualitas imam mereka
setelah tiga tahun dibina mentalnya di Darul Arqom.Dakwah
Rasullullah S.A.W. pada tahap ini juga merupakan pertarungan
pemikiran antara pemikiran jahiliyah dengan Islam, antara adat
istiadat, budaya dan kepercayaan nenek moyang dan Islam. Hal ini
tersurat pada ayat-ayat Makiyyah yang pada umumnya mengajak manusia
untuk memikirkan kejadian alam semesta, agar meninggalakan
kepercayaan nenek moyang.
2. Periode MadinahDakwah Islam di madinah telah tersebar sejak
dua tahun sebelum Rasullullah hijrah. Kesediaan penduduk Madinah
menerima kedatangan Rasullullah dan menyerahkan segala urusan
mereke kepada beliau, merupakan awal mula tahap tumbuhnya benih
Khilafah Islam. Hijrahnya Kaum Muslimin ke Kota madinah merupakan
awal mula tahap dakwah yang disebut marhalah Tathbiq Ahkamul
Islam.
Unsur-unsur dakwah adalah komponen-komponen yang terdapat dan
selalu ada dalam kegiatan dakwah. Unsur-unsur tersebut adalah daI
(pelaku dakwah), madu (mitra dakwah), maddah (materi dakwah),
wasilah (media dakwah), thariqah (metode), dan atsar (efek dakwah).
Semua ini adalah unsur pokok dakwah yang berarti harus ada dan
tidak bisa dipisahkan dalam proses dakwah sendiri, peran
masing-masing unsur amat berkaitan dan saling mendukung antara satu
dengan yang lainnya. 1. DaiYang dimaksud dai adalah orang yang
melaksanakan dakwah baik lisan maupun tulisan ataupun perbuatan
yang baik secara individu, kelompok atau berbentuk organisasi atau
lembaga. Namun, berkaitan dengan hal-hal yang memerlukan ilmu dan
keterampilan khusus, maka kewajiban dakwah dibebankan kepada
orang-orang tertentu.[footnoteRef:8] [8: Muhammad Munir dan Wahyu
Ilahi, Managemen Dakwah, Cet. I, Jakarta: Kencana, 2006, hlm.
22.]
Kata dai ini secara umum sering disebut dengan mubaligh (orang
yang menyempurnakan ajaran islam) namun sebenarnya sebutan ini
konotasinya sangat sempit karena masyarakat umum cenderung
mengartikan sebagai orang yang menyampaikan ajaran islam melalui
lisan seperti penceramah agama, khatib (orang yang berkhutbah), dan
sebagainya.2. Madu (mitra dakwah atau penerima dakwah)Unsur dakwah
yang kedua adalah madu, yaitu manusia yang menjadi sasaran dakwah
atau manusia penerima dakwah, baik sebagai individu maupun sebagai
kelompok, baik manusia yang beragama islam maupun tidak, atau
dengan kata lain manusia secara keseluruhan. Sesuai dengan firman
Allah QS. Saba 28:Dan kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada
umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai
pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada yang
mengetahui. (QS. Saba: 28)
3. Maudu (Pesan Dakwah)Maudu atau pesan Dakwah adalah
pesan-pesan, materi atau segala sesuatu yang harus disampaikan oleh
dai. Yaitu keseluruhan ajaran islam yang ada di dalam kitabullah
maupun sunnnah Rosulnya.[footnoteRef:9] [9: Hafi Anshori. Pemahaman
dan pengalaman Dakwah,(Surabaya:alikhlas,1993) hal 146]
4. Wasilah (media dakwah)Unsur dakwah yang ke empat adalah
wasilah (media dakwah), yaitu alat yang dipergunakan untuk
menyampaikan materi dakwah (ajaran islam) kepada madu. Media
(terutama media massa) telah meningkatkan intensitas, kecepatan dan
jangkauan komunikasi dilakukan umat manusia begitu luas sebelum
adanya media massa seperti pers, radio, televisi, internet dan
sebagainya. Bahkan dapat dikatakan alat-alat tersebut telah melekat
tak terpisahkan dengan kehidupan manusia di abad
ini.[footnoteRef:10] [10: Moh. Abdul Aziz. Ilmu dakwah. 2004.
Prenada Media: Jakarta. Hal.75-120]
5. Thariqah (metode)Metode dakwah, adalah jalan atau cara yang
dipakai juru dakwah untuk menyampaikan ajaran materi dakwah
(Islam). Sebagaimana yang merujuk dalam Al-Quran surat (An-Nahl
ayat 125) yaitu : 1. Bi Al-Hikmah, 2. Mauizatul Hasanah, 3.
Mujadalah Billati Hiya Ahsan.6. Atsar (Efek Dakwah)Atsar (efek)
dakwah meliputi pada: pengetahuan, sikap, dan prilaku. Sedangkan
efek behavioral merujuk pada prilaku nyata yang dapat diamati, yang
meliputi pola-pola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan
berprilaku.[footnoteRef:11] [11: Muhammad Munir dan Wahyu Ilahi,
Managemen Dakwah, Cet. I, Jakarta: Kencana, 2006, hlm.
138-139.]
D. Macam Model Pendekatan, Media dan Metode DakwahModel
Pendekatan Dakwah adalah rencana, representasi atau deskripsi yang
menjelaskan suatu objek, sistem dan konsep yang sering kali berupa
penyederhanaan atau idealisasi. Bentuknya dapat berupa model fisik,
model citra atau rumusan matematis. Jadi model pendekatan dakwah
adalah dalam pelaksanaan unsur-unsur dakwah harus menggunakan
pendekatan (approach) yang tepat. Yaitu menentukan strategi dan
langkah-langkah untuk mencapai tujuan dakwah. Menurut Masdar Helmy
model pendekatan dakwah adalah titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses dakwah.[footnoteRef:12] [12: Drs.H.Masdar Helmy,
Dakwah dalam Alam Pembangunan, Jilid I, Semarang : CV.ThoaPutra,
1973;]
Adapun pendekatan dakwah terbagi dalam 3 pendekatan yaitu : 1.
Pendekatan SosialPendekatan ini didasarkan atas pandangan bahwa
penerima/mitra dakwah adalah manusia yang bernaluri sosial serta
memiliki keterkaitan dan ketergantungan dengan orang lain.
Interaksi sosial manusia ini meliputi semua aspek kehidupan yaiu
interaksi budaya, pendidikan, politik, dan ekonomi. Maka dari itu
pendekatan ini meliputi :a. Pendekatan Budaya, setiap masyarakat
memiliki budaya sebagai karya mereka sekaligus sebagai pengikat
kebutuhan mereka.b. Pendekatan Politik, banyak hal yang tidak dapat
diselesaikan dengan pendekatan lain kecuali dengan pendekatan
politik, yaitu melakukan nahi munkar tersebut dengan kekuasaan
(politik) pada penguasa.c. Pendekatan Ekonomi, kesejahteraan
ekonomi memang tidak menjamin suburnya kehidupan keimanan
seseorang, akan tetapi sering kali kekafiran akan membawa seseorang
pada kekufuran.2. Pendekatan Psikologisa. Citra pandang dakwah,
pendekatan persuasif, hikmah, dan kasih sayang.
b. Realita pandang dakwah, dengan bimbingan dan penyuluhan
maupun dengan metode-metode yang lain.[footnoteRef:13] [13: Asmuni
Syukir, Dasar- dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya: Al Ikhlas,
1983, hlm 63- 64]
3. Pendekatan Pendidikan Pada masa Nabi, dakwah lewat pendidikan
dilakukan beriringan dengan masuknya Islam kepada para kalangan
sahabat. Begitu juga pada saat ini, kita bisa melihat pendekatan
pendidikan diterapkan dalam lembaga-lembaga pendidikan pesantren,
yayasan Islam ataupun perguruan tinggi/universitas yang ada di
dalamnya terdapat materi-materi keislaman.Media dakwah pada zaman
Rasulullah dan sahabat sangat terbatas yakni berkisar pada
qauliyyah bi al-lisan dan dakwah filiyyah bi al-uswah ditambah
dengan media penggunaan surat (rasail) yang sangat terbatas.
Menurut Wilbur Schramm mendefinisikan media sebagai teknologi
informasi yang dapat digunakan dalam pengajaran. Secara lebih
spesifik yang dimaksud dengan media adalah alat-alat fisik yang
menjelaskan isi pesan atau pengajaran seperti buku, film, video
kaset, slide dan sebagainya.[footnoteRef:14] [14: A.Kadir Munsyi,
Metode Diskusi dalam Dakwah, Surabaya : Al-Ikhlas, 1978]
Media dibagi menjadi dua yaitu :a. Media MassaMedia masa
digunakan dalam komunikasi apabila komunikan berjumlah banyak dan
bertempat tinggal jauh. Media masa yang banyak digunakan dalam
kehidupan sehari-hari umumnya surat kabar, radio, televisi, dan
film bioskop yang beroperasi dalam bidang informasi
dakwah.[footnoteRef:15] [15: Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), hal. 105]
b. Media NonMassa
Media ini biasanya digunakan dalam komunikasi untuk orang
tertentu atau kelompok-kelompok tertentu seperti surat, telepon,
SMS, telegram, faks, papan pengumuman, CD, e-mail, dan lain-lain.
Semua itu dikategorikan karena tidak mengandung nilai keserempakan
dan komunikannya tidak bersifat massal.[footnoteRef:16] [16: Ibid.
hal. 106]
Metode dakwah secara etimologi berasal dari bahasa yunani
metodos yang artinya cara atau jalan. Jadi metode dakwah adalah
jalan atau cara mencapai tujuan dakwah yang dilaksanakan secara
efektif dan efisien.a. Al-Hikmah, diartikan bijaksana, akal budi
yang mulia, dada yang lapang, hati yang bersih, menarik perhatian
orang kepada agama atau Tuhanb. Al-Mauidzatul Hasanah, kata-kata
yang masuk kedalam qalbu dengan penuh kasih sayang dan kedalam
perasaan dengan penuh kelembutan, tidak membongkar atau membeberkan
kesalahan orang lain.c. Al-Mujadalah Billati Hiya Ahsan, maksudnya
adalah tukar pendapat yang dilakukan oleh dua belah pihak secara
sinergis.Macam-Macam Metode Dakwah Yaitu : Metode Ceramah, Tanya
Jawab, Diskusi Propaganda, Keteladanan, Drama, Silaturrahmi (Home
Visit) dan sebagainya.
E. Problematika Dakwah SekarangProblematika berasal dari Bahasa
Inggris yaitu problematik yang artinya persoalan atau masalah.
Sedangkan dalam Bahasa Indonesia problematika berarti hal yang
belum dapat dipecahkan yang meninmbulkan
permasalahan.[footnoteRef:17] [17: Depdikbud, kamus besar bahasa
Indonesia, (Jakarta: Bulan Bintang, 2002), hal 276]
Problematika dakwah adalah berbagai persoalan-persoalan sulit
yang dihadapi dalam proses pemberdayaan baik yang datang dari
individu maupun dalam upaya memperdayakan masyarakat islami secara
langsung dalam masyarakat.[footnoteRef:18] [18: Jalaluddin Rakhmat,
Psikologi Komunikasi, hlm. 189; lihat juga Oning Uchjana Effendy,
Ilmu Komunikasi, hlm. 20]
Faktor-Faktor Problematika Dakwah1. Faktor InternProblematika
datangnya dari dalam atau faktor intern cukup banyak diantaranya
:a. Banyaknya paham atau aliran yang berkembang di tengah-tengah
masyarakat.b. Pengaruh adat istiadat yang sudah mendarah daging.c.
Tingkat pengetahuan jamaah yang tidak sama dalam suatu forum
pengajian atau majelis taklim.d. Banyaknya orang-orang munafik yang
berselimutkan Islam. Bicaranya Islam membicarakan perjuangan tapi
hati dan tingkah lakunya tidak berbeda dengan orang
kafir.[footnoteRef:19] [19: Slamet, Prinsip-prinsip Metodologi
Dakwah, (Jakarta : Usaha Nasional, 1994), hal. 78]
2. Faktor EksternYang menjadi kendala atau problema dalam dakwah
ini bukan saja faktor intern, tapi juga faktor ekstern. Hal ini
mencakup diantaranya:a. Pengaruh budaya asing baik itu melalui
film, video, maupun dengan perantara orang asing itu sendiri yang
datang sebagai turis.b. Pengruh ideologi yang menjurus kepada
mendiskreditkan Islam.c. Aparat atau penegak hukum yang sudah
terlanjur alergi terhadap Islam.d. Peraturan dan undang-undang yang
kurang mendukung terhadap kegiatan dakwah.
Upaya untuk menjawab tantangan problematika dakwah masa kini itu
sendiri ada dua cara utama yang harus dipenuhi :1. Humanisasi Yang
berarti dakwah harus dapat memberikan kostribusi terhadap
nilai-nilai manusiawi dengan selalu memberikan support untuk selalu
berbuat yang terbaik bagi lingkungannya.2. LiberasuYaitu
serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam rangka membebaskan
manusia dari keterbelengguan berpikir kesesatan aqidah,
keterbelakangan, kemiskinan, kebodohan dan seperangkat musuh
manusia yang akan mengiring kepada nilai-nilai negatif dan struktur
sosio-kulturalyang kacau (Qoryah malunah).
F. Faktor Hidayah Dalam DakwahKata Hidayah adalah dari bahasa
Arab atau bahasa Al-Quran yang telah menjadi bahasa Indonesia. Akar
katanya ialah : hadaa, yahdii, haydan, hudam, hidayatan,
hidaayatan. Secara istilah (terminologi), Hidayah ialah penjelasan
dan petunjuk jalan yang akan menyampaikan kepada tujuan sehingga
meraih kemenangan di sisi Allah S.W.A.Hidayah sebagai modal dasar
seorang hamba dalam meraih dan mendapatkan kebahagiaan akhirat,
maupun kebahagian dunia menjadi dambaan setiap orang. Namun karena
pengaruh dari luar diri manusia yang kadang menjadi kendala dan
penghadang bagi seseorang untuk meraih dan mendapatkan
hidayah.Mufassir besar syekh Ahmad Mustofa Al-Maroghi menyebutkan
ada 5 macam hidayah yang di anugerahkan Allah Swt kepada manusia
yaitu[footnoteRef:20] : [20: Ibid, hlm. 110-119]
1. Hidayah Ilham (Naluriyah),hidayah ini adalah fitrah yang
Allah Swt berikan kepada semua makhluk ciptaannya. terbentuk sejak
kita dilahirkan. Kita dituntut oleh Allah SWT untuk memenuhi
kebutuhan pokok kita.
2. Hidayah Hawasi (Indrawi), Hidayah yang membuat makhluk Allah
Swt mampu merespon suatu peristiwa dengan respon yang sesuai. Allah
S.W.A menjelaskan dalam surat Al-Balad yang artinya:
Bukanlah kami telah memberikan kepadanya dua buah mata, lidah
dan dua buah bibir dan kami telah menunjukkan kepadanya dua
jalan.(Q.S.Al-Balad : 8-10).
3. Hidayah Aqli (Akal), Hidayah yang diberikan khusus pada
manusia yang membuatnya bisa berfikir unuk menemukan ilmu dan
sekaligus merespon peristiwa dalam kehidupannya dengan respon yang
bermanfaat bagi dirinya.
4. Hidayah Dien (Agama), Hidayah panduan Ilahiyah yang membuat
manusia mampu membedakan antara hak dan yang batil. Baik dan buruk.
Hidayah agama ini merupakan Standard Operating Procedure (SOP)
untuk menjalani kehidupan.
5. Hidayah Al-Maunah (Taufiq/Pertolongan), mutlak hak milik
Allah, tak satupun makhluk bisa memberikan hidayah ini.
Ulama membagi dua hidayah kepada dua makna yaitu :a. Menuju
kebahagian dunia dan akhirat (Qs. Asy-suraa-52). Dan disinilah daI
memiliki kemampuan untuk mengajak madu kedalam hidayah agama.b.
Petunjuk serta kemampuan untuk melaksanakan isi petunjuk ini tidak
dapat dilaksanakan kecuali oleh Allah Swt (Qs-Qashashs: 56).
Adapun Fungsi hidayah dalam islam sesuatu yang keberadaanya
sangat menentukan masa depan seseorang. Hidayah yang diberikan oleh
Allah kepada manusia terbagi kedalam dua bagian besar,
yaitu[footnoteRef:21] : [21: Munir Samsul. Ilmu dakwah. Jakarta,
Amzah. 2009]
1. Hidayah yang merupakan bawaan sejak lahir.Hidayah bawaan ini
merupakan pemberian dan karunia Allah Swt., kepada manusia dengan
tidak melalui usaha lebih dahulu untuk mendapatkannya. Hidayah
bawaan ini terkadang dimiliki pula oleh makhluk selain manusia,
misalnya hewan dengan manusia masing-masing mempunyai rasa, indra
dan lain sebagainya. 2. Hidayah yang merupakan pengaruh dari luar
diri manusiaWalaupun manusia terlahir dengan fitrah, namun manusia
tidak kuasa menghindar dan menafikan kenyataan bahwa lingkungan
banyak membawa warna bagi kehidupan manusia. Dari sini manusia
dituntut untuk menjatuhkan pilihan apakah kita ingin bahagia di
dunia dan di akhirat atau tidak. Kebahagiaan manusia tergantung
pada pilihan yang diambilnya, apakah dia tetap berada dalam fitrah
(beragama) atau justru menjadi hamba dunia dan pelanggeng
kesesatan.G. Keberadaan dan Pengembangan Ilmu DakwahKeberadaan
dakwah dimulai oleh setiap kedatangan Nabi, semua Nabi Allah dan
semua materi dakwah dibidang Aqidah yang sama. Begitu pula di lihat
dari fungsi kenabian dimana bagi Nabi selain Muahmmad bersifat
local (untuk umatnya saja) sedangkan Muhammad S.A.W. untuk seluruh
manusia.Perkembangan ilmu Dakwah Jalaluddin Rahmat mengatakan bahwa
Dakwah adalah fenomena sosial yang dirangsang keberadaanya oleh
nash-nash agam islam. Fakta-fakta sosial tersebut dapat dikaji
secara empiris terutama pada aspek proses penyampaian dakwah serta
internalisasi nilai agama bagi penerima dakwah.[footnoteRef:22]
[22: Jalaluddin Rahmat.Ilmu Dakwah dan kaitannya dengan ilmu-ilmu
lain, Semarang: Seminar 1990, hal 4]
Sejarah perkembangan ilmu dakwah tidak dapat dilepaskan dari
sejarah dakwah itu sendiri. Sejarah perkembangan ilmu dakwah
mula-mula berawal dari tahap konvensional ketahap
ilmiah.[footnoteRef:23] [23: Rasyidin,dkk, Ilmu Dakwah (Perspektif
Gender),Bandar Publishin. Banda Aceh.2009]
1. Tahap KonvensionalPada tahapan ini dakwah masih merupakan
kegiatan kemanusiaan berupa seruan atau ajakan untuk menganut dan
mengamalkan ajaran islam yang dilakukan secara konvensional.2.
Tahap SistematisPada tahapan ini adanya perhatian masyarakat yang
lebih luas terhadap pelaksanaan dakwah islam sehingga memunculkan
seminar, diskusi, dan pertemuan-pertemuanilmiah lainnya yang secara
khusus membicarakan masalah yang berkenaan dengan dakwah.3. Tahap
IlmiahPada tahapan ini dakwah telah berhasil tersusun sebagai ilmu
pengetahuan setelah melaui tahap sebelumnyadan memenuhi
syarat-syaratnya yang objektif, metodik, dan sistematik.
Ada beberapa tujuan pengembangan ilmu dakwah, diantaranya :1.
Pembentukan Insan Saleh, yakni manusia yang mendekati kesempurnaan.
Pengembangan manusia yang menyembah dan bertaqwa kepada Allah.
2. Pembentukan Masyarakat Shaleh, yakni masyarakat yang memiliki
keadilan, kebenaran, dan kebaikan, dan mereka tidak terpengaruh
oleh factor-faktor waktu dan tempat.3. Menolong masyarakat Islam
dalam mengembangkan diri, dari segi perekonomian, berusaha
memperbaiki suasana kehidupan dari segi matrial dengan memerangi
kejahilan, kemiskinan, dan berbagai macam penyakit.4. Memberi
sumbangan dalam masyarakat Islam, yakni penyesuai dengan tuntutan
kehidupan modern dengan memelihara identitas Islam, sebab Islam
tidak bertentangan dengan perkembangan dan pembaruan.5. Mengkuhkan
identitas budaya Islam, yakni dengan pembentukan kelompok-kelopok
terpelajar, pemikir dan ilmuwan yang bersemangat Islam dan
melaksanakan ajaran agamanya, merasa prihatin dengan peradaban
Islam dengan memikirkannya.
Referensi
Amin, Samsul Munir, Ilmu Dakwah, Jakarta: Amzah, 2009.
Omar, Toha Yahya, Ilmu Dakwah, Jakarta: Wijaya, 1979.
Munir,Samsul , Ilmu Dakwah, Jakarta,Amzah,2009
Slamet, Prinsip-prinsip Metodologi Dakwah, Jakarta: Usaha
Nasional, 1994
Munir, Muhammad. Metode Dakwah, Cet. I, Jakarta: Kencana,
2003.
Aziz, Moh. Ali, Ilmu Dakwah, Jakarta: Prenada Media, 2004
Shihab, M., Quraish, Membumikan al-Quran, Fungsi dan Peran Wahyu
Dalam Kehidupan Masyarakat, Bandung: Mizan, 2001
Syabibi, Ridho. Metodologi Ilmu Dawah, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2008.
18