Top Banner

of 29

rasa aman dan nyaman.docx

Oct 05, 2015

Download

Documents

KHUSNI ALI
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

BAB IPENDAHULUANA. LATAR BELAKANGDalam kehidupan sehari-hari sering kita menjumpai ganguan rasa aman dan nyaman pada orang-orang yang mengalami sakit, cidera dan lain-lain. nyeri adalah salah satu ganguan rasa aman dan nyaman, salah satu yang sering kita jumpai pada manusia. Ganguan rasa aman nyaman yaitu nyeri, nyeri merupakan sauatu keadaan sensori dimana tubuh mengalami suatu syok atau injuri yang menyebabkan pusat rangsangan rasa sakit pada hipotalamus menjadi aktif kemudian orang tersebut mengalami rasa sakit yang tergantung lokasi, luas dan tingkat nyeri tersebut. Saat ini, ganguan rasa aman nyaman atau yang biasa disebut nyeri merupakan gangguan akibat insiden yang angka kejadiannya (prevalensinya) terus di temukan di rumah sakit. Risiko kematian akibat nyeri berkisar antara 5-10% pertahun pada kasus nyeri ringan, yang akan meningkat menjadi 30-40% pada nyeri berat. Selain itu, nyeri merupakan yang paling sering memerlukan perawatan ulang dirumah sakit (readmission), meskipun pengobatan rawat jalan telah diberikan secara optimal.Gangguan rasa aman dan nyaman ini merupakan masalah kesehatan utama yang dialami masyarakat pada umumnya. Hal ini dikarenakan, tubuh manusia sangat rentan terhadap suatu injuri. Pada zaman modern ini Angka gangguan rasa aman nyaman atau nyeri semakin meningkat. Baik di Negara maju maupun berkembang. Hal ini sangat membahayakan bagi kehidupan seseorang, sehingga untuk mencegah komplikasi lebih lanjut harus segera mendapat perawatan medis di rumah sakit.Untuk mrmberikan perawatan medis yang tepat dan efektif, khususnya bagi tenaga keperawatan, harus memahami konsep asuhan keperawatan pada ganguan rasa aman dan nyaman Apalagi dalam keadaan kedaruratan yang membutuhkan keahlian dalam memberikan pertolongan pada pasien.B. RUMUSAN MASALAHAdapun rumusan maslah dari makalah ini adalah sebagai berikut:1. Apa definisi dari nyeri?2. Apa saja etiologi dari nyeri?3. Di bagi menjadi berapakah klasifikasi nyeri?4. Bagaimana patofisiologi dari nyeri?5. Apa manifestasi klinis dari nyeri?6. Apa saja komplikasi dari nyeri7. Apa saja pemeriksaan penunjang dan yang dapat di lakukan pada nyeri?8. Bagaimana penatalaksanaan dari nyeri?

C. TUJUAN 1. Tujuan umumMengetahui secara menyeluruh mengenai konsep teori dan konsep asuhan keperawatan dengan pasien gangguan rasa aman dan nyaman (nyeri)2. Tujuan khusus1. Memahami definisi dari nyeri1. Mengetahuietiologi nyeri 1. Memahami klasifikasi nyeri1. Memahami patofisiologi dari nyeri 1. Mengetahui manifestasi klinis.1. Mengetahui pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada nyeri 1. Mengetahui penatalaksanaan dari nyeri.1. Mengetahui komplikasi dari nyeri1. Menguasai konsep asuhan keperawatan pada nyeri

D. MANFAAT1. Bgi rumah sakit Memberi tambahan refrensi bagi mahasiswa, tenaga medis atau petugas kesehatan untuk memberikan informasi tentang kebutuhan rasa aman dan nyaman (nyeri) bila ada yang embutuhkan informasi.2. Bagi institusiMengembangkan ilmu keperawatan Kebutuhan Dasar Manusia dan menambah literature tentang kebutuhan rasa aman dan nyaman.3. Bagi penulisMenambah pengetahuan dan wawasan tentang asuhan keperawatan kebutuhan rasa aman dan Nyman (nyari) yang dapat di jadikan tambahan refrensi untuk persiapan memasuki dunia kerja di bidang keperawatan

BAB IIKONSEP DASAR NYERIA. Definisinyeri adalah sensori subjektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang di dapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual dan potensial. Atau menggambarkan kondisi terjadinya pernapasan, menurut Internasional Association For Study Of Paint (IAPS)nyeri didefinisikan ilangksebagai keadaan yang mempengaruhi seseorang dan ekstensinya di ketahui bila seseorang pernah mengalami (Tansuri : 2007)Arthur C. Curton (1983) : nyeri merupakan suatu keadaan mekanisme mekanisme produksi bagi tubuh, timbul ketika jaringan sedang di rusak dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan rangsangan nyeri.B. Klasifikasi nyeriNyeri dapat di bedakan berdasarkan jenis dan bentuknya :1. Jenis nyeria. Nyeri perifer1) Nyeri superficial adalah rasa nyeri muncul akibat rangsangan pada kulit dan mukosa2) Nyeri viseral adalah rasa nyeri timbul akibat rangsangan pada reseptor nyeri di rongga abdomen, cranium, dan torak.3) Nyeri alih adalah rasa nyeri di rasakan di daerah lain yang jauh dari jaringan penyebab nyerib. Nyeri sentralNyeri sentral adalah nyeri yang muncul akibat ransangan pada medulla spinalis, batang otak dan thalamus.c. Nyeri psikogenikNyeri psikogenik adalah nyeri yang penyebab fisiknya tidak di ketahui. Umumnya nyeri ini di sebabkan oleh factor psikologis.

Selain jenis-jenis nyeri yang telah di sebutkan sebelumnya, terdapat beberapa jenis nyeri yang lain. Contohnya sebagai berikut :a. Nyeri somatik : nyeri yang berasal dari tendon, tulang, saraf, dan pembuluh darah.b. Nyeli menjalar : nyeri yang terasa di bagian tubuh yang lain, umumnya di sebabkan oleh kerusakan atau cidera pada organ visceral.c. Nyeri neorologis : bentuk nyeri tajam yang di sebabkan oleh spasme di sepanjang atau di beberapa jalur saraf.d. Nyeri phantom : nyeri yang di rasakan pada bagian tubuh yang hilang, misalnya pada bagian kaki yang sebenarnya sudah diamputasi.2. Bentuk nyeria. Nyeri akutMerupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang, umumnya nyeri ini tidak lebih dari enam bulan.b. Nyeri kronisMerupakan nyeri yang berlangsung berkepanjangan, berulang atau menetap selama lebih dari enam bulan.C. EtiologiFactor-faktor yang mempengaruhi nyeri, yaitu:1. Usia2. Jenis kelamin3. Budaya4. kulture5. makna nyeri6. ansietasD. PatofisiologiSecara ringkas, stimulasi nyeri di tranmisikan medulla spinalis, selanjutnya serabut mentranmisikan nyeri ke seluruh bagian otak, Termasuk area limbik. Area ini mengandung sel-sel yang bisa mengontrol emosi (khusunya ansietas). Area limbic yang akan berperan dalam memproses reaksi emosi terhadap nyeri. Setelah tranmisi saraf berakhir di pusat otak, maka individu akan mempersepsikan nyeri.Pada saat sel saraf rusak akibat trauma jaringan, maka terbentuklah zat-zat kimia seperti briakinin, serotonin, dan enzim preteotik. Kemudian zat-zat tersebut meransang dan merusak ujung syaraf reseptor nyeri yang ransangannya tersebut akan di hantarkan ke hipotalamus melalui syaraf asendon. Sedangkan di korteks nyeri akan di persiapkan sehingga individu mengalami nyeri. Selain di hantarkan ke hipotalamus nyeri dapat menurunkan stimulus terhadap reseptor mekanis sensitif pada termosensitif sehingga dapat juga menyebabkan atau mengalami nyeri (wahit chayatin, n. Mubarak. 2007) E. Pathway

Stimulus nyeri

Medulla spinalis

Memiliki serabut-serabut (untuk mentranmisikan nyeri)

Seluruh bagian otak (termasuk area limbic)

Memiliki sel-sel (pengontrol emosi)

Berperan aktif memproses reaksi emosi

Se telah semua proses berakhir (pusat otak)

Persepsi nyeri (merasakan nyeri)

F. Manifestasi klinis1. Respon simpatika. Peningkatan tekan darahb. Peningkatan suhuc. Peningkatan respirasi2. Respon musculara. Gelisahb. Merabac. Membatasi respirasi3. Respon emosionala. Perubahan prilakub. Merintih dan menangisc. Ekspresi wajah

G. Pengukuran intensitas nyeri Intensitas nyeri dapat di ukur dengan beberapa cara, antara lain dengan menggunakan skala menurut hyward, sebaga berikut:0 = tidak nyeri1-3= nyeri ringan4-6= nyeri sedang7-9= sangat nyeri, tapi masih dapat di kendalikan dengan aktivitas yang bisa di lakukan10= sangat nyeri dan tidak bisa di kendalikanH. Komplikasi1. Edema pulmonal2. Hipopolemik3. Kejang4. Hipertermi5. Masalah mobilisasi6. HipertensiI. Pemeriksaan diagnostic dan pemeriksaan penunjang1. Pemeriksaan USG 2. Rontgen3. Ct-scan (cidera kepala)4. Pemeriksaan laboratorium

J. Penatalaksanaan1. Farmakologia. Analgetik opiat (morfin, kodein)b. Non opiate (aspirin, ibubprofen)c. Analgetik adjuvansd. Anastesi local dan regionale. Analgesic epidural2. Non-farmakologiTerdiri dari penatalaksaan secara fisik dan kognitif-prilakua. Intervensi fisik1) Stimulasi kutanius ( masase, kompres panas dingin, akupresur, conteriritan, contralateral)2) Imobilisasi3) distraksi4) Stimulasi saraf elektrik transkuteus (SSET)b. Kognitif-prilaku1) Hypnotis2) Imajinasi terbimbing

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. PengkajianTindakan perawat yang perlu dilakuan dalam mengkaji pasien selama nyeri akut adalah :1. Mengkaji perasaan pasien (respon psikologis yang muncul).2. Menetapkan respon fisiologis pasien terhadap nyeri dan lokasi nyeri.3. Mengkaji tingkat keparahan dan kualitas nyeri.Untuk pasien yang mengalami nyeri kronis maka pengkajian yang lebih baik adalah dengan memfokouskan pengkajian pada dimensi perilaku, afektif, kognitif.Terdapat beberapa komponen yang harus diperhatikan seorang perawat dalam memulai mengkaj respon nyeri yang dialami pasien, diantaranya :1. Penentuan ada tidaknay nyeriDalam melakukan pengkajian terhadap nyeri, perawat harus mempercayai ketika pasien melaporkan adanya nyeri, walaupun dalam observasi perawat tidak menemukan adanya cedera atau luka.Setiap nyeri yang dilaporkan oleh pasien adalah nyata.2. Karakterisktik nyeri Faktor Pencetus (P : Provocate)Perawat mengkaji tentang penyebab atau stimulus-stimulus nyeri pada klien, dalam hal inin perawat juga dapat melakukan observasi bagian-bagian tubuh yang mengalami cedera. Apabila perawat mencurigai adanya nyeri psikogenik maka perawat harus dapat mengeksplore perasaan klien dan menanyakan perasaan apa yang mencetuskan nyeri. Kualitas (Q: quality)Sering kali pasien mengungkapkan nyeri dengan kalimat0kalimat : tjam, tumpul, berdenyut, berpindah-pindah seperti tertindih, perih, tertusuk, dan lain-lain dimana tiap pasien mungkin berbeda dalam melaporkan kualitas nyeri yang dirasakan. Lokasi (region)Mengkaji lokasi nyeri maka perawat meminta pasien menunjukkan semu bagian/daerah yang dirasakan tidak nyaman oleh pasien. Keparahan (S: serve)Tingkat keparahan pasien tentang nyeir merupakan karakteristik yang palin subjektif.Pada pengkajian ini pasien diminta untuk menggambarkan nyeri yang dirasakan sebagai nyeri ringan, sedang atau berat.Skala deskriptif Verbal (VDS) merupakan salah satu alat ukur tingkat keparahan yang lebih bersifat objetif. Skala inimerupakn sebuah garis yang terdiri dari beberapa kalimat pendeskrispsi yang tersusun dalam jarak yang sama sepanjang garis.Skala Numerik (NRS) digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata. Dalam hal ini pasien menilai eyeri dengan skal 0 sampai 10. Skala ini efektif digunakan untuk mengkaji intensitas nyeri sebelum dan sesudah intervensi terapeutik.Skala Analog Visual (VAS) merupakan garis lurus yang mewakili alat pendeskripsi kebebasan penuh pada pasien untuk mengidentifikasi tingkat keparahan nyeri yang ia rasakan. VAS merupakn pengukur keparahan nyeri yang lebih sensitif karena pasien dapat mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian daripada dipaksa memilih satu kata atau satu angka. Durasi (Time)Perawat menanyakan pada pasien untuk menentukan awitan, durasi, dan rangkaian nyeri.

Faktor yang memperberat/memperinganPerlu mengkaji faktor-faktor yang mempererat nyeri pasien untuk memberikan tindakan yang tepat untuk menghindari peningkatan respon nyeri pada pasien.3. Respon perilaku4. Respon afektifRespon afektif juga perlu diperhatikan missalnya cemas, depresi, dll.5. Pengaruh nyeri terhadap kehidupan klienBertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan pasien dalam berpartisipasi terhadap kegiatan-kegiatan sehari-hari, sehingga perawat juga mengetahui sejau mana dia membantu dalam program aktivitas pasien.6. Persepsi klien tentang nyeriPerawat perlu mnegkaji persepsi pasien terhapada nyeri, bagaimana pasien menghubungkan antara neyri yang dialami dengan proses penyakti atau hal lain dalam diri atau lingkungan sekitarnya.7. Mekanisme adaptasi klien terhadap nyeriPerlu mnegkaji cara-cara yang biasa pasien gunakan untuk menurunkan nyeri agar dapat memasukkannya dalam rencana keperawatan.

B. Diagnose keperawatan1. Nyeri akut berhubungan dengan dengan cidera fisik2. Nyeri kronis berhubungan dengan kerusakan jaringan3. Nyeri berhubungan dengan cidera tindakan dan imobilisasi

C. Intervensi (diagnose keperawatan, NOC, NIC, dan rasional)28

NODIANOSA KEPERAWATANNOCNICRASIONALISASI

1Nyeri akut berhubungan dengan dengan cidera fisik

Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3 x24 jam nyeri dapat berkurang sampai hilang dengan criteria hasil: Nyeri berkurang hingga skala 1-3 Klien tampak rilekGuidance Pantau karakteristik nyeri, catat laporan verbal, petunjuk non-verbal, dan respon hemodinamikSupport Bantu melakukan teknik relaksasiTeaching Ajarkan nafas dalam dan imajinasi terbimbingDevelopment environment Ciptakan lingkungan yang kondusifCollaboration Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat Variasi penampilan dan prilaku pasien karena nyeri terjadi sebagai temuan pengkajian

Membantu dalam penurunan persepsi atau respon nyeri Ajarkan klien agar tidak tergantung dengan obat

Memberikan kenyamanan kepada klien Bantu mengurangi rasa sakit

2Nyeri kronis berhubungan dengan kerusakan jaringan

keperawatan selama 3 x24 jam nyeri dapat berkurang sampai hilang dengan criteria hasil: Nyeri teratasi Nyeri berkurang hingga skala 1-3 Klien tampak rilekGuidance Pantau karakteristik nyeri, catat laporan verbal, petunjuk non-verbal, dan respon hemodinamikSupport Beri posisi semi faulerTeaching Ajarkan teknik relaksasi

Development environment Ciptakan lingkungan yang kondusifCollaborationKolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat Variasi penampilan dan prilaku pasien karena nyeri terjadi sebagai temuan pengkajian dan mempermudah dalam pengobatan Memberikan rasa nyaman kepada klien Menambah pengetahuan klien dalam mengurangi rasa nyeri

Memberikan kenyaman kepada klien Bantu mengurangi rasa sakit

3Nyeri berhubungan dengan cidera tindakan dan imobilisasi

keperawatan selama 3 x24 jam nyeri dapat berkurang sampai hilang dengan criteria hasil: Nyeri teratasi Nyeri berkurang hingga skala 1-3Klien tampak rilekGuidance Pantau karakteristik nyeri, catat laporan verbal, petunjuk non-verbal, dan respon hemodinamik Yakinkan, bahwa kita mengetahui dan paham nyeri yang di rasaSupport Lakukan tindakan distraksi dan mobilisasi Anjurkan klien mengurangi hal- hal yang dapat menimbulkan nyeriTeaching Ajarkan teknik imajinasi terbimbing

Development environment Ciptakan lingkungan yang kondusifCollaboration Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat Mempermudah dalam menganalisa dan menentukan asuhan keperawatan selanjutnya Ketidak yakinan klien dengan tim medis dapat meningkatkan ansietas klien Mengurangi rasa sakit

Meminimalisir terjadinya nyeri

Agar klien tidak terfokus pada objek nyeri

Memberikan kenyaman kepada klien Bantu mengurangi rasa sakit

D. EvaluasiKaji tanda tanda relaksasi dan penurunan skala nyeri pada klien1. Penurunan ketegangan otot2. Pernafasanklien dalam batas normal3. Intensitas nyeri berkurang4. Pasien mampu beraktivitas secara normal

BAB IIIASUHAN KEPERAWATANGANGGUAN RASA AMAN DAN NYAMAN (NYERI)A. Pengkajian 1. Pengumpulan dataa. Identitas umum pasienNama: An. AUmur:12 tahunJenis klamin: PrempuanAgama: IslamSuku: MelayuPendidikan: SDAlamat : Jln. Dusun Cempaka Kel. Sui. Kunyit Dalam Kec. Sui. KunyitPekerjaan: PelajarTgl masuk RS: 19-01-2015Tgl pengkajian: 19-01-2015Diagnosa medis: Trauma Tumpul Torak dan Abdomen

b. Identitas penanggung jawabNama: Tn. AJenis kelamin: laki-lakiHubungan dengan pasien: Ayah Pasien

2. Riwayat kesehatana. Alasan masuk rumah sakitPasien merupakan, pasien rujukan dari RSUD. Rubini dengan trauma torak dan trauma abdomen. Saat ini pasien mengeluhkan nyeri dada kanan dan nyeri perut karena jatuh dari motor lalu dada membentur setang motor. Pada saat jatuh pasie sempat sadar, pingsan, dan sadar kembali.b. Keluhan utamaPasien mengatakan sesak dan nyeriP: nyeri bila bergerak dan di tekanQ: seperti di tusuk-tusukR: dada dan perutS: 4-6T: hilang timbulc. Keluhan saat di kaji Pasien mengatakan dada dan perutnya terasa nyeri Pasien mengatakan kurang nafsu makan di karenakan mual dan muntah (sudah dua kali muntah pada tanggal 19 Januari 2015) Pasien dan keluarga mengatakan bingung dan tidak mengetahui cara untuk mengatasi keluhan.d. Riwayat penyakit terdahuluPasien mengatakan baru kali ini mengalami kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan masuk rumah sakit.e. riwayat kesehatan keluargapasien mngatakan keluarganya dalam keadaan sehat tidak ada yang pernah menderita penyakit kronis lainnya.

3. Genogram

Keterangan :: laki-laki: prempuan: pasien

4. Data biologisa. Pola nutrisiSMRS: pasien makan 3x sehari porsi normal MRS: pasien makan 2x sehari menggunakan NGT, pada hari pengkajian ke dua pasien dalam kondisi puasa.b. Pola minumSMRS: pasien minum 6-7 gelas /hari (1-1,5 l) MRS: pasien minum 3-4 gelas /hari (0,3-0,5 l )c. Pola eleminasiSMRS: pasien BAB 1x sehari BAK 1-6 x sehari MRS: pasien jarang BAB karna jarang makan dan perutnya nyeri, hanya 1x dalam dua hari, BAK menggunakan Kateter dengan volume 400-500 ml/harid. Pola istirahat tidurSMRS: pasien tidur 7-8 jam /hari MRS: pasien tidur hanya 4-5 jam /harie. Pola aktivitasSMRS: pasien melakukan aktivitas secara mandiri MRS : pasien bedress belum bisa melakukan aktivitas mandirif. Pola hygieneSMRS: pasien mandi 3x sehari MRS: pasie mandi 2 hari 1x dengan bantuan keluargag. Pola spiritualPasien beragama islam, namun pasien tidak melakuka ibadah karena sakit5. Pemeriksaan fisika. Kesadaran umumKesadaran : compos mentisTTV: TD: 100/60mmHg N: 88x/m RR:28x/m T : 36,5 Cb. Berat badanSMRS: 28 kg (Kurang lebih 2 bulan yang lalu) MRS: 25 kgc. KepalaInspeksi: simetris, tidak ada luka, tidak ada terepanasi, tidak ada hidrosepalus, bentuk bulatPalpasi: tidak ada nyeri tekan dan juga benjoland. MataInspeksi: konjungtiva anemis, mata simetris, sclera merah muda, reaksi pupil terhadap cahaya mengecil, tidak ada nistagmus dan strabismusPalpasi: terdapat nyeri tekan di klopak mata

e. TelingaInspeksi: simetris, tidak ada serumen, tidak ada lesi, tidak ada perdarahanPalpasi : tidak ada nyeri tekan dan pembengkakkanf. HidungInspeksi: simetreris, tidak ada polip, tidak ada secret, penciuman baik.Palpasi : tidak ada nyeri tekan, dan pembengkakang. MulutInspeksi: simetris, tidak ada stomatitis, bibir kering, h. LeherInspeksi: tidak ada pembesaran kelenjar, vena jugularis tampakPalpasi: arteri karotis teraba kuati. DadaJantungInspeksi: ictus cordis tidak NampakPalpasi: ictus cordis terabaPerkusi: Aukultasi: terdengan normal (blub-dub)Paru-paruInspeksi: tidak ada retraksi dinding dadaAuskultasi: pesikularPerkusi: sonorj. AbdomenInspeksi: simetrisPalpasi; nyeri tekan bagia perut bawah dengan skala 6-7Auskultasi: bising usus 10x /mPerkusi: timpanik. GenetaliaTerpasang kateter, saluran kemih lancer

l. EkstermitasEAD 4444444444 EBD

EAS5555544444 EBSKeteranganTerpasang infis di tangan kiri ( RL 20 TPM)0 : tidak mampu bergerak sama sekali1 : hanya mampu menggerakkan ujung ekstermitas2 : hanya mampu mengeser sedikit3 : mampu mengangkat tangan dengan bantuan, sesaat bantuan di lepas tangan jatuh4 : kekuatan tonus otot turun tp mampu malawan gaya gravitasi5 : kekuatan otot utuh mampu melawan gaya gravitasi6. Data psikologisa. Status emosiKlien dapat mengendalikan emosi dengan baikb. Konsep diriKonsep diri menurun di karenakan proses penyakitc. Gaya berkomonikasiKlien sulit di ajak komonikasi, data di dapat dari keluarga pasiend. Pola interaksiInteraksi keluarga dan pasien terhambat di karenkan proses penyakit7. Terapi medicHari pertama tgl 19-01-2015 RL 500ml 20 TPM Dextra ampul Ranitidin 1 ampul Ceftriaxone1 gr Katerolac1 ampulHari kedua tgl 20-01-2015 RL 500ml 20 TPM Tranfusi 2 kampil Ranitidin 1 ampul Ceftriaxone1 gr Katerolac1 ampulHari ketiga tgl 21-01-2015 RL 500ml 20 TPM Ranitidin 1 ampul Ceftriaxone1 gr Katerolac1 ampul8. Data penunjangData laboratorium tanggal 19-01-2015 Hb: 8,6 g/dl Ht: 24,2% Leokosit: 28,400 /ml Trombosit:209,00 /mlFoto rontgen tanggal 19-01-2015 Abdomen + kontras

B. Analisa DataNoDataEtiologimaslah

1DS :Klien mengatakan nyeri pada bagian dada hingga ke perut bagian atas P : nyeri bila bergerak dan di tekan Q : seperti di tusuk-tusuk R : di bagian dada kanan dan perut bagian atas S : berat (7-9) T : hilang timbulDO : pasien tampak berwajah topeng (meringis ke sakitan) TTV : TD 100/60mmHg N 88x/m RR 28x/m T 36,9 CBenturan benda keras dan tumpul pada bagian objek

Menyebabkan trauma tumpul thorak dan abdomen

Vaskularisasi objek injuri

Memar

nyeri dada dan abdomen

2DS : - keluarga pasien mengata-kan dalam perjalanan menuju rumah sakit, pasien muntah 2 x - keluarga pasien mengata-kan pasien sempat tak sadarkan diri

DO: - pasie tampak lemah Pasien tampak lesu dan pucat, kesadaran compos mentis, dan tidak nafsu makan

Trauma tumpul pada abdomen

Gangguan pada fungsi pencernaan

Peningkatan asam lambung

Anoreksia dan vomiting

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhGangguan nutrisi

3DS : klien dan keluarga mengatakan tidak paham akan proses pengobatan penyakit

DO : klien dan keluarga tampak bingungakan proses penyembuhan serta pengobatan penyakitnya.Tingkat pendidikan yang rendah

Tidak mengerti proses dan pengobatan penyakitnya

Kurang pengetahuanKurang pengetahuan

Daftar Masalah KeperawatanNoDiagnose keperawatanTanggal masalahparaf

Ditemukanteratasi

1Nyeri berhubungan dengan trauma tumpul torak dan abdomen di tandai dengan :

DS :Klien mengatakan nyeri pada bagian dada hingga ke perut bagian atas P : nyeri bila bergerak dan di tekan Q : seperti di tusuk-tusuk R : di bagian dada kanan dan perut bagian atas S : berat (7-9) T : hilang timbulDO : pasien tampak berwajah topeng (meringis ke sakitan) TTV : TD 100/60mmHg N 88x/m RR 28x/m T 36,9 C19-01-201521-01-2015

2Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan denag intake makanan berkurang di tandai dengan :

DS : - keluarga pasien mengata-kan dalam perjalanan menuju rumah sakit, pasien muntah 2 x - keluarga pasien mengata-kan pasien sempat tak sadarkan diri

DO: - pasie tampak lemah Pasien tampak lesu dan pucat, kesadaran compos mentis, dan tidak nafsu makan19-01-201521-01-2015

3Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai proses pengobatan di tandai dengan :

DS : klien dan keluarga mengatakan tidak paham akan proses pengobatan penyakit

DO : klien dan keluarga tampak bingungakan proses penyembuhan serta pengobatan penyakitnya.19-01-201520-01-2015

Rencana KeperawatanNoDiagnose keperawatanNocNicrasional

1Nyeri berhubungan dengan trauma tumpul torak dan abdomen di tandai dengan :

DS :Klien mengatakan nyeri pada bagian dada hingga ke perut bagian atas P : nyeri bila bergerak dan di tekan Q : seperti di tusuk-tusuk R : di bagian dada kanan dan perut bagian atas S : berat (7-9) T : hilang timbulDO : pasien tampak berwajah topeng (meringis ke sakitan) TTV : TD 100/60mmHg N 88x/m RR 28x/m T 36,9 CSetelah di lakukan tindakan keperawatan selam 3x24 jam,nyeri teratasi dan pasien memperlihatkan pengendalian yang dibuktikan dengan skala nyeri berkurang (3-4) dan pasien menjadi lebih rileks Kaji tingkat nyeri pasien Manajemen nyeri Kompres hangat Latihan nafas dalam Berikan pasien lingkungan yang tenang dan nyaman Berkolaborasi dengan doctor Pemberian obat analgetik iintravena untuk mengetahui derajat nyeri pasien mengurangi rasa nyeri sampai tingkat nyaman yang dapat diterima pasien memudahkan pasien untuk bersantai dan juga beristirahat mengurangi dan menghilangkan rasa nyeri secara farmakologi

2Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan denag intake makanan berkurang di tandai dengan :

DS : - keluarga pasien mengata-kan dalam perjalanan menuju rumah sakit, pasien muntah 2 x - keluarga pasien mengata-kan pasien sempat tak sadarkan diri

DO: - pasie tampak lemah Pasien tampak lesu dan pucat, kesadaran compos mentis, dan tidak nafsu makanSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam,kebutuhan nutrisi pasien tercukupi dengan criteria hasil status gizi berupa asupan makanan dan cairan terpenuhi dan nafsu makan meningkat Manajemen nutrisi Berikan pasien makan yang bergizi Anjurkan pasien makn walaupun sedikit Pemberian nutrisi parenteral Membantu pasien untuk mendapatkan asupan makanan dan cairan dengan seimbang

3Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai proses pengobatan di tandai dengan :

DS : klien dan keluarga mengatakan tidak paham akan proses pengobatan penyakit

DO : klien dan keluarga tampak bingungakan proses penyembuhan serta pengobatan penyakitnyaSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam pengetahuan pasien akan proses pengobatan bertambah dengan criteria hasil Klein dan keluarga dapat mengerti dan paham akan proses pengobatan penyakit nya

Guidance Kaji tingkat pengetahuan pasien SupportBerikan penyuluhan kesehatan TeachingAnjurkan pasien menindak lanjuti intervensi Dev.invorementBerikan lingkungan yang kondusif CollaborationBerkolaborasi dengan penyuluh kesehatan Mengetahui tingkat pemahaman pasien Meningkatkan tingkat kepahaman pasien Untuk pemahaman lebih dalam Mempermudah pasien untuk menyimak materi penyuluhan yang disampaikan Meingkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang proses pengobatan penyakit nya

E. Catatan Perkembangan dan Evaluasi NONOHari/tanggal/jamImplementasievaluasiparaf

DX

11Sen 19-01 -201507.00-13.00 Mengkaji pola nyeri observasi TTV TD : 100/60 mmHg N : 88x/menit RR : 22x/menit S : 36x/menit

Anjurkan pasien untuk latihan nafas dalam Anjurkan pasien untuk diberikan kompres hangat pada bagian dada han abdomen nya R/ pasien mengikiuti semua instruksi H:nyeri sedikit teratasi S :pasien mengatakan masih sangat nyeri di bagian dada dan juga perutnya O :pasien menangis dan meringis kesakitn,pasien bedrestA :masalah belum teratasiP :intervensi dilanjutkan mengkaji tambah TTV mengkaji factor-faktor penyebab nyeri pembarian analgetik IV Ranit 1 ampl Keto 1ampl Cefri 1 ampl

2Sen 19-01-201507.00-13.00 Kaji pola nutrisi pasien dan anjurkan untuk makan walaupun sedikit . Anjurkan pasein untuk minum air putih R:/pasien mengikiuti semua instruksi H:nutrisi pasien sedikit terpenuhi

S : pasien mengatakan masih lemah dan sulit untuk makan melalui mulut secara langsungO : pasien tampak pucat dan lemahA : masalah belu teratasiP : intervensi di lanjutkan Mengkaji pola makan pasien untuk menambah nutrisi Melakukan pemasangan conde (NGT)

3Sen 19-01-201507.00-13.00 Kaji tingkat pengetahuan pasien Anjurkan pasien untuk mendengarkan penyuluhan yang di berikandengan baik R/ :paseien mengikuti instruksi,dan pasien bertanya pada penyuluhS : pasien dan keluarga masih mengata-kan tidak mengertiO : pasien dan keluarga masih tampak bingungA : masalah belum teratasiP : intervensi di lanjutkan Mengkaji pengetahuan pasien dengan bertanya seputar penyakitnya

21Sel 20-01-201507.00-13.00 Kaji sekala nyeri Menganjurkan px untuk mengatur posisi tidur sehingga nyeri dapat berkurang R/ pasien mengatur posisi senyaman mungkin Menganjurkan pasien untuk latihan nafas dalam sebagai upaya manajemen nyeri R/ pasien mengikuti intruksi dengan baik Menganjurkan pasien untuk kompres hangat pada bagian nyeri R/ pasien dan keluarga melakukan intruksiS : pasien mengatakan nyerinya sudah berkurang, dan nyeri tekan di dada dan perut sudah berkurang, skala nyeri (2-3)O : pasien lebih tenang, pasien sudah bisa memposisikan diri menjadi posisi sim dan semi fauler sajaA : masalah teratasi sebagiaP : intervensi di lanjutkan Manajemen nyeri Pengaturan posisi Pengaturan napas dalam Pemberian kompres hangat dingin Kolaborasi denga dokter pemberian medikasi

2Sel 20-01-201507.00-13.00 Mengkaji pola nutrisi pasien Menganjurkan pasien untuk makan sesuai porsi yang di siapkan R/ pasien makan namun jarang dan tidak hibis Menganjurkan pasien untuk banyak mengkonsumsi air putih R/ pasien mengikuti intruksi Menganjurkan pasien untuk banyak makan buah-buahan R/ pasien tidak mau makanS : pasien mengatakan masih sulit makan banyak di karenakn perutnya terkadang suka nyeriO : pasien masih tampak lemah, turgor kulit baik. TD. 100/60 mmHgA : masalah belum teratasiP : intervensi di lanjutkan Pemberian nutrisi parenteral Pemberian makanan bergizi tambahan Pemantauan status gizi

3Sel 20-01-201507.00-13.00 Mengkaji pengetahuan pasien dan keluarga mengenai proses penyakit dan proses penyembuhan Menganjurkan pasien dan juga keluarga untuj untuk melanjutkan pembelajaran lebih lanjut R/ pasien dan keluarga mengikuti Menganjurkan pasien dan keluarga untuk menyimak PENKES yang di berikan berkenaan dengan penyakit dan proses penyembuhan. R/ Pasien mendengarkanS :pasien dan keluarga sudah mengarti denga faktor penyebab penyakitnyaO : pasien dan keluarga dapat melakukan upaya pencegahan komplikasi dan memanajemennyaA : masalah teratasiP : intervensi di hentikan

31Rab 21-01-201507.00-13.00 Mengkaji skala nyeri dan pola istirahat pasien Mengkaji tanda-tanda vital pasien Menganjurkan pasien untuk duduk R/ pasien mengikuti Menganjurkan pasien untuk melakukan aktivitas-aktivitas ringan R/ pasien mengikuti

S : pasien mengatakan nyeri sudah sangat berkurang, nyeri tekan di dada dan abdomen pun sudah tidak terasaO : TTV pasien normal, tidak ada tanda-tanda nyeri, pasien sudah bisa duduk dan berjalanA : masalah teratasiP : intervensi di hentikan

2Rab 21-01-201507.00-13.00 Mengkaji motivasi klien untuk mengubah pola kebiasaan makan memantau nilai laboratorium khususnya transferin, albumin, dan elektrolit mengkaji makanan kesukaan pasien mengajarkan pasien dan keluarga tentang makanan bergizi dan tidak mahal memberikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan cara memenuhinya anjurkan pasien untuk makan dan minum yang bergizi, tinggi protein, dan kalori yang siap di konsumsiS : pasien mengatakan nafsu makannya bertambah, pasien mengatakan motivasi makannya meningkat demi kesembuhannyaO : kadar albumin, transferin, dan elektrolit dalam batas normal, pasien tampak lebih segar dan berat badan meningkat.A : masalah teratasiP : intervensi di hentikan

BAB IVPENUTUPA. KESIMPULANAn. A datang ke Rumah Sakit RSUD ABDUL AZIZ tanggal 19 Januari 2015 bersama keluarga, dengan keluhan dada dan perutnya terasa nyeri, kurang nafsu makan di karenakan mual dan muntah (sudah dua kali muntah pada tanggal 19 Januari 2015), dan keluarga mengatakan bingung dan tidak mengetahui cara untuk mengatasi keluhan. An. A merupakan, pasien rujukan dari dari RSUD Rubini dengan trauma torak dan trauma abdomen yang di sebabkan jatuh saat berkendara menggunakan motor.Dari berbagai keluhan pasien di atas, dan di lakukan proses keperawatan selama proses penyembuhan dengan diagnosa keperawatan, Nyeri berhubungan dengan tarauma tumpul torak dan abdomen, perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake makanan berkurang, dan kurang pengetahuan behubungan dengan kurangnya informasi mengenai proses pengobatan. Dan di lakukan tindakan keperawatan berdasarkan hasil analisa data dan pengkajian tingkat skala nyeri dengan memanajemen nyeri, memberikan kompres hangat, menganjurkan pasien untuk latihan napas dalam dan memberikan lingkungan yang kondusif serta berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi secara farmakologi.Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, di hari pertama, dua dan ketiga kebutuhan rasa aman dan nyaman pasien dapat terpenuhi dengan hasil nyeri sudah teratasi dan pasien sudah di perbolehkan pulang.

B. SARANDemikian makalah ini kami susun sebagaimana mestinya, semoga bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi tim penyusun dan semua mahasiswa dan mahasiswi kesehatan pada umumnya. Saran kami, lebih banyak membaca untuk meningkatkan pengetahuan, serta lebih mendalam dalam melakukan pengkajian.

DAFTAR PUSTAKASaputra, dr. Lyndon. 2013. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Tangerang Selatan: Binarupa AksaraCarpento, Lynda Juall. 1995. Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGCHidayat, A. Aziz, Alimul. 2008. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia-Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta: Selemba MedikaMubarok, Wahit Iqbal. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia, Teori dan Aplikasi dalam Praktik. Jakarta: EGCKozeir & Glenora Erbs. 2002. Technique In Clinical Nursing, Edisi 5. Pearson Edu.

MENGETAHUI

Pembimbing lapangan/CIpembimbing akademik

Heny triany NZ. S.ST NIP:197902042006042007

Mahasiswa/I