Ornamen (Ragam Hias)Ragam hias yang ada pada arsitektur Jawa di
daerah Daerah IstimewaYogyakarta antara lain terdiri dari7:1.
Lung-lunganBiasanya ragam hias ini berupa relief pada kayu yang
tidak diwarnai, kecuali padarumah bangsawan (warna dasar merah atau
coklat warna lunglungan emas, warnadasar hijau tua warna
lung-lungan emas, atau warna tangkai dan daun hijau putihwarna buah
dan bunga merah putih). Hiasan ini merupakan hiasan yang
palingbanyak ditemui pada rumah-rumah, dan biasanya ditempatkan
pada balok-balokkerangka rumah, pemidangan serta tebeng pintu dan
jendela.2. SatonRagam hias ini juga berupa pahatan pada kayu dan
biasanya ditempatkan pada balokbalokkayu serta tebeng jendela dan
pintu, dan selalu ditempatkan pada ujung danpangkalnya. Saton
biasanya terangkai dengan ragam hias lain. Ragam hias ini
biladiwarnai, maka warna dasarnya berwarna hijau tua atau merah tua
sementarasatonnya sendiri berwarna kuning emas. Selain itu biasa
juga dijumpai hiasan initidak diwarnai.3. WajikanRagam hias ini
berupa pahatan kayu yang dibuat terpisah dengan balok kayu
yangdihias. Wajikan biasanya ditempatkan pada bagian tengah dari
tiang atau pada titikpersilangan balok-balok kayu pada pagar.
Warnanya biasanya kontras dengan warnadasarnya.4. NanasanRagam hias
ini biasanya terdapat pada rumah bangsawan atau istana.
Warnanyabiasanya menyesuaikan dengan warna bangunannya, kecuali
jika warna bangunanadalah hijau tua atau merah tua, di mana nanasan
diberi warna emas dan merah.Hiasan ini biasanya ditempatkan pada
ujung sakabentung dan pada balok lainnya.5. TlacapanRagam hias ini
biasa ditempatkan pada ujung balok kerangka bangunan. Padabangunan
yang tidak berhias, maka hiasan ini dibiarkan tidak berwarna,
sementarapada bangunan yang berhias, maka hiasan ini diwarnai emas
atau hijau dan merah.Jika ada garis tepinya, maka garis tepi
tersebut berwarna emas, dengan warna dasarhijau tua atau merah tua
menurut warna dasar balok yang dihias.6. KebenanRagam hias ini
berbentuk pahatan kayu, yang diberi warna bila digunakan
padabangunan bangsawan, sementara untuk rumah biasa biasanya tidak
diberi warna.Hiasan ditempatkan pada ujung-ujung sakabentung, dan
pada setiap sudut blandarsisi luar pada rumah joglo. Karena itu
hiasan ini banyak ditemui pada rumah jogloatau pada bangunan yang
menggunakan lambang gantung.7. PatranRagam hias ini dipahatkan pada
kayu kerangka bangunan. Biasanya dibiarkan polos,sementara jika
diwarnai maka akan diberi warna hijau atau biru yang
bervariasihingga ke putih. Hiasan ini ditempatkan pada balok
kerangka bangunan. Padaumumnya hiasan ini ditemui pada sisi tipis
balok dengan posisi ujung daun di bawah.8. PadmaRagam hias ini
hanya digunakan pada umpak. Hiasan yang melambangkan kesucianini
berupa pahatan pada batu umpak dan tidak diberi warna atau berwarna
hitampekat. Biasanya penempatannya adalah pada tiang-tiang
sakaguru, penanggapmaupun penitih.9. KemamangRagam hias ini berupa
gambar atau relief yang mukanya diberi warna emas, rambutdan kumis
hitam pekat, bibir dan lidah yang berwarna merah, walaupun ada
jugayang polos. Hiasan ini tidak terdapat pada rumah biasa, tetapi
pada bangunan istanadan ditempatkan pada pintu masuk, gerbang dan
benteng.10. Peksi garudaRagam hias ini dapt berupa relief, lukisan
atau pahatan plastis, baik dari logam, kayu,tembok ataupun
tembikar. Bentuknya bisa naturalistis, stilisasi ataupun
hanyasimbolik, dan sering dipergunakan sebagai sengkalan memet.
Biasanya hiasan inidiberi warna kuning emas (atau prada emas pada
rumah bangsawan) dan ditempatkanpada bubungan, tebeng atau pada
pintu-pintu.11. NagaRagam hias ini seperti juga peksi garuda dapat
berupa relief ataupun lukisanyang terbuat dari kayu, logam, dan
tembok. Hiasan ini selalu muncul dalambentuk naga secara utuh dan
lengkap. Pewarnaannya bisa natural, sungginganataupun polos. Bila
polos biasanya menggunakan warna emas. Hiasan inibanyak ditempatkan
pada pintu gerbang.12. JagoRagam hias ini terbuat dari tembikar
atau seng yang tidak diberi warna dandiletakkan di atas bubungan
atap.13. MirongRagam hias ini dipahatkan pada tiang dan banyak
dijumpai pada sakaguru, tiangtiangpenanggap maupun penitih. Ragam
hias ini selalu digunakan sepasang padasetiap tiang. Untuk
tiang-tiang yang memiliki ukuran yang berbeda, maka ukuranmirongnya
juga berbeda. Pewarnaannya selalu menggunakan warna emas pada
garistepinya.14. GununganRagam hias ini terbuat dari seng atau
tembikar yang tidak diberi warna.Penempatannya adalah pada
tengah-tengah bubungan. Bentuknya bermacam-macam,bisa sederhana
sekali seperti gunungan dalam wayang kulit, ataupun stilisasi
bentukgunung.15. MakuthaRagam hias ini berbentuk mahkota dengan
jenis yang bermacam-macam dan terbuatdari seng atau tembikar.
Pewarnaannya dibiarkan polos atau diberi warna hitam danditempatkan
pada tengah-tengah bubungan bangunan. Hiasan ini biasanya
dipakaipada rumah joglo, walaupun ada juga yang ditempatkan pada
bangunan limasan dankampung.16. PrabaRagam hias ini berupa relief
yang dipahatkan pada tiang-tiang bangunan utama danselalu diberi
warna baik warna emas, hijau, biru ataupun merah. Pada tiang,
hiasanini ditempatkan pada keempat sisi ujung dan pangkal tiang.
Hiasan ini hanya terdapatdi kraton Yogyakarta dan tidak terdapat
pada sembarang bangunan.17. KepetanRagam hias ini sederhana, berupa
relief dari kayu dan ditempatkan pada tiap sudutdaun pintu,
patangaring, dan dinding gebyog. Biasanya hiasan ini tidak diberi
warna.18. PanahanRagam hias ini berupa relief tembus dari kayu yang
ditempatkan pada tebeng pintudan jendela. Panahan ini diberi warna
sesuai dengan warna kayu tebengnya. Bilakayunya tidak dicat, maka
panahan tersebut juga tidak dicat.19. Mega mendungRagam hias ini
berupa relief pada balok-balok kayu dan juga pada tepi tebengdan
daun pintu dan jendela . Hiasan ini ada yang dicat dan ada yang
diberiwarna. Pewarnaan mega mendung ini selalu gelap-terang, bahkan
kadangdiberi warna mengkilat yang berupa prada emas. Hiasan ini
selain berdirisendiri juga biasanya dikombinasikan dengan
lunglungan.20. Banyu tetesRagam hias ini berupa relief dan tidak
berupa lukisan. Penempatannya adalah padabagian kerangka bangunan.
Banyutetes ini selalu dipadukan dengan patran
secaraberselang-seling. Bila patran diwarnai maka banyutetes juga
diwarnai, sementara bilapatran tidak diwarnai maka banyutetes juga
dibiarkan polos.21. MustakaRagam hias ini merupakan hiasan pada
puncak bangunan berbentuk tajug, yangdibuat dari seng yang bisa
dicat dan bisa juga tidak dicat.22. KaligrafiRagam hias berupa
kaligrafi ini ada yang dipahatkan atau digambarkan secarawajar, ada
juga yang distilisasikan , dirangkumkan dalam bentuk suatu
hiasanserta kata jawa yang mirip dengan kata arab diwujudkan dalam
bentukujudnya. Karena itu perwujudannya bisa dalam bentuk lukisan,
relief maupunbentuk tiga dimensi. Kaligrafi pada balok kerangka
bangunan diberi warnakuning atau emas, sementara kaligrafi pada
umpak tidak diberi warna.Jadi ragam hias dalam arsitektur Jawa :a.
Sebagian besar bermotif alam yang distilisasi, dan hanya sedikit
saja yangbermotif benda-benda selain alam seperti kaligrafi,
panahan, mustaka, danmakutha.b. Kebanyakan ragam hias tersebut
ditempatkan pada kerangka bangunan yangterbuat dari kayu.
Penempatan ragam hias tersebut pada kayu kerangkabangunan adalah
pada ujung-ujung dan bagian tengah-tengah balok.
Gambar . Ragam hias Jawa (sumber: Dakung, 1987)
ARSITEKTUR EROPA Arsitektur KlasikArsitektur Jawa diberi nama
berdasarkan bentuk atapnya, sementara arsitektur Eropa diberi nama
berdasarkan bentuk kolomnya dan detil-detil yang menyertai kolom
tersebut. Arsitektur Eropa berasal dari arsitektur Yunani yang
dikenal adanya tiga order utama, yaitu Doric, Ionic dan Corinthian
serta arsitektur Romawi yang kemudian menambahkan dua order
tambahan yaitu Tuscan dan Composite. Kelima order tersebut memiliki
penampang kolom yang berbentuk bundar.
Gambar. Order klasik Yunani(sumber: Porphyrios, 1991)
Gambar. Order klasik yang diciptakan oleh Romawi(sumber: Harris,
1975)
Doric merupakan order yang paling sederhana, Ionic merupakan
bentuk orderyang lebih rumit daripada Doric, dengan kepala yang
memiliki dua lengkungan yangsaling membelakangi (volutes). Bentuk
Ionic lebih ringan dan lebih feminin daripadaDoric. Bentuk
Corinthian merupakan yang paling rumit dari ketiga order Yunani,
bentuk kolomnya lebih langsing dan kepala kolomnya berbentuk dua
susun daundaun acanthus yang memiliki detil yang lebih rumit dari
kedua order yang sebelumnya.
Gambar . Daun acanthus(sumber: Harris, 1975)
Order Corinthian ini kemudian banyak dipakai oleh bangsa Romawi
karena penampakannya yang menonjol. Order Composite dan Tuscan
adalah order ciptaan bangsa Romawi yang merupakan pengembangan dari
ketiga order Yunani tersebut.Order Composite merupakan gabungan
dari Corinthian dan Ionic. Kepala kolomnyaterdiri dari dua susun
daun acanthus dengan volute Ionic. Order Tuscan merupakanmodifikasi
dari order Doric yang disederhanakan. Dasar kolom (base) dari
tiapkolom tersebut berbeda-beda.
Gambar. Base kolom klasik Eropa(sumber: Harris, 1975)
Di bawah base kolom, terdapat suatu dasar berbentuk persegi atau
bujur sangkar yang disebut plinth. Jika kolom yang digunakan akan
dikelompokkan menjadi dua-dua, kadang-kadang di bawah plinth
terdapat suatu balok yang menggabungkan dua plinth dan sekaligus
dua kolom. Balok ini disebut scamillus.
Bangsal KencanaBangsal Kencana merupakan bangsal yang sangat
penting, berfungsi untuk menerima tamu kerajaan, melantik pangeran,
tempat upacara persembahan putra-putri (sembah bekti) dan
acara-acara penting lainnya serta sebagai tempat untuk menari
bedaya. Bangsal Prabayeksa berfungsi sebagai tempat tinggal sultan
dan tempat pengambilan sumpah bagi sultan baru. Dua bangsal ini
merupakan bangunan utama pada kompleks Kedhaton. Bangsal Kencana
ini pada awalnya bernama Bangsal Alus, yang dibangun pada tahun
1763M. pada masa sultan Hamengku Buwana VIII, bangsal ini dipugar.
Perubahan yang terjadi pada saat itu adalah penambahan sekat kaca
yang memisahkan antara bangsal Kencana dengan tratag
Prabayeksa.Bangsal Kencana merupakan bangunan terbesar pada
kompleks ini, yang berbentuk joglo mangkurat, yaitu bangunan dengan
atap joglo susun tiga yang terbuat dari lei. Atapnya disangga oleh
36 buah kolom dengan empat di antaranya adalah sakaguru. Sakaguru
tersebut berukuran 27 x 27 cm. Di sebelah luarnya terdapat 12 kolom
berukuran 19 x 19 cm. Dan bagian paling luar disangga oleh 20 buah
kolom berukuran 17 x 17 cm. Ketiga jenis kolom tersebut terbuat
dari kayu, dengan umpak berbentuk bunga padma yang berornamen
kaligrafi, dan kolom yang dicat hijau dan ornamen-ornamen pada
bagian bawah, tengah dan puncaknya. Ornamen pada bagian bawah kolom
berwujud praba yang berwarna emas. Pada bagian atas, selain
berwarna emas juga terdapat sedikit warna merah. Bagian tengah
kolom berornamen mirong dengan warna emas, tumpal yang diisi
suluran. Di sekitarnya terdapat tratag dengan atap yang disangga
oleh kolom-kolom hijau dari besi cor dengan bentuk yang mengecil ke
atas. Kolom-kolom tersebut bertekstur garis-garis vertikal. Kepala
kolom berbentuk dua susun dedaunan, dan pada bagian tengah kolom
terdapat ornamen bunga padma merah dan di atasnya terdapat ornament
bunga-bunga kecil yang terpilin mengelilingi kolom.Hiasan yang ada
pada bangsal ini antara lain adalah hiasan motif suluran berwarna
prada dan merah, patran, bunga dan daun pada blandar di
langit-langit, sementara hiasan pada kolomnya bermotif mirong,
tumpal yang diisi suluran. Bentuk kolom ini sama dengan bentuk
kolom yang ada pada tratag Pancaniti.
Gambar . Denah bangsal Kencana(sumber: PT. Kertagana)
Tampak barat
Tampak utara
Gambar . Analisis golden section pada tampak bangsal
Kencana(sumber: PT. Kertagana)
Bangsal Kencana terbagi dua, yaitu bagian inti dan bagian
tratagnya. Bagian inti bangsal memiliki kolom K15 sementara bagian
tratag memiliki kolom K11 seperti yang terdapat pada tratag bangsal
Pancaniti. Kolom K11 merupakan kolom Eropa dengan ornamen Jawa.a.
Bentuk Bangsal KencanaBentuk joglo (Jawa)Kolom bagian tratag adalah
kolom K11 (klasik Eropa)Kolom bagian dalam adalah kolom K15
(Jawa)b. Ornamen--c. ProporsiGolden section (klasik Eropa)
Gambar IV.52. Analisis kolom K15(sumber: PT. Kertagana)
Bentuk K15Kolom kayu berpenampang persegi (Jawa)Umpak batu
berbentuk padma (Jawa)b. OrnamenOrnamen mirong dan kaligrafi
(Jawa)Ornamen praba (Jawa)c. ProporsiTidak menggunakan proporsi
golden section.Kolom K15 ini merupakan kolom Jawa. Kolom ini
terdapat pada bangsalKencana. Bangsal Kencana merupakan sebuah
bangunan Jawa, sementaratratagnya merupakan suatu arsitektur Jawa
dengan kolom Eropa.