BAHAN WORKSHOP PPST AHSP KELOMPOK KERJA BENDUNG
RPT0
RANCANGAN PEDOMAN TEKNIS BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA
SIPIL
Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis Volume II : Bendung
Bagian 1 : Pekerjaan Perencanaan
ICS 93.010
BIDANG SUMBER DAYA AIR
SDA
DAFTAR ISIDAFTAR ISI
..................................................................................................................
KATA PENGANTAR
.....................................................................................................
PENDAHULUAN...........................................................................................................
1. 2. 3. 4. 4.1. 4.2. 4.3. 5. 5.1. 5.2. 5.3. 5.4. 6. RUANG LINGKUP
...............................................................................................
ACUAN
NORMATIF.............................................................................................
ISTILAH DAN
DEFINISI.......................................................................................
KETENTUAN DAN
PERSYARATAN...................................................................
Penyediaan Data dan Fasilitas Penunjang
.......................................................... Tenaga
Ahli dan Tenaga Pendukung
..................................................................
Persyaratan
Pelaksanaan....................................................................................
PELAKSANAAN PEKERJAAN
............................................................................
Studi Awal
............................................................................................................
Studi
Identifikasi...................................................................................................
Studi Pengenalan
................................................................................................
Perencaaan Pendahuluan dan Studi Kelayakan
................................................. PENGENDALIAN MUTU
.....................................................................................
i ii iii 1 1 2 2 2 3 3 3 3 5 9 13 20 20 20 20 22 23 26
7. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
.................................................................
7.1. Pengukuran
.........................................................................................................
7.2. Dasar Pembayaran
..............................................................................................
BIBLIOGRAFI
...............................................................................................................
Lampiran A.1 Daftar Alir Kegiatan Studi dan Perencanaan Pendahuluan
............... Lampiran A.2 Contoh Kerangka Acuan
Kerja...........................................................
Lampiran A.3 Matriks Pelaksanaan Kegiatan dan Keluaran yang
dihasilkan dalam Pekerjaan Perencanaan dan Studi
Kelayakan................................... 38
i
KATA PENGANTARKonsep pedoman ini merupakan hasil kajian dari
berbagai pedoman spesifikasi teknik pekerjaan yang ada. Pembahasan
dilakukan pada Kelompok Umum dari Gugus Kerja Pendayagunaan Sumber
Daya Air pada Sub-Panitia Teknis sumber Daya Air yang berada
dibawah naungan Panitia Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan
Rekayasa Sipil, Departemen Pekerjaan Umum. Proses pembahasan yang
dimulai dari Rapat Kelompok Bidang Keahlian, Rapat Gugus Kerja,
Rapat Teknis dan Konsensus pada tingkat Sub-Panitia Teknis Sumber
Daya Air yang kemudian Rapat Penetapan pada Panitia Teknis sesuai
dengan mekanisme proses pembuatan pedoman di Departemen Pekerjaan
Umum. Pelaksanaan pembahasan untuk masing-masing tingkatan harus
dihadiri oleh anggota panitia, nara sumber, konseptor dan tim
editor dari perumusan pedoman ini. Komposisi anggota panitia dan
nara sumber harus memperhatikan keterwakilan para pemangku
kepentingan yaitu antara lain : pemerintah, pakar, konsumen dan
produsen dengan komposisi yang seimbang satu sama lain.
ii
PENDAHULUAN
Berdasarkan Undang-undang No.7 tahun 2004, tentang Sumber Daya
Air bahwa pelaksanaan pembangunan sarana dan prasarana sumber daya
air harus berdasarkan norma, standar, pedoman dan manual (NSPM).
Sehubungan dengan hal tersebut, pada saat ini telah tersusun NSPM
yang umumnya mengenai tata cara perencanaan, cara uji mutu
pekerjaan dan spesifikasi teknis bahan serta konstruksi dari
bangunan air yang akan dibangun. Pedoman ini disusun sesuai dengan
masing-masing tahapan kegiatan yang terdiri dari survey,
investigasi dan desain dimana dalam pelaksanaannya mengacu dan
berpedoman pada norma, standar, pedoman dan manual (NSPM) yang
tercantum pada Acuan Normatif. Pedoman ini menetapkan spesifikasi
teknis pekerjaan pembangunan bendung untuk bagian pekerjaan
perencanaan yang meliputi studi awal, studi identifikasi, studi
pengenalan perencaaan pendahuluan dan studi kelayakan dalam
kegiatan pembangunan bendung. Pedoman ini mencakup kegiatan
pengumpulan data sekunder yang berupa peta topografi, peta geologi
regional, data hidrologi (curah hujan dan peta pos stasiun curah
hujan), data kilmatologi (temperatur, kelembaban relatif, lama
penyinaran dan kecepatan angin) dan data primer yang didapat dari
hasil survey dan investigasi (survey topografi, penyelidikan
geoteknik), analisis hidrologi, desain hidraulik, analisis ekonomi,
analisis dampak lingkungan dan gambar desain yang diperlukan untuk
penyelesaian dari pekerjaan perencanaan bendung.
iii
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis Volume II : Bendung Bagian
1 : Pekerjaan Perencanaan1. RUANG LINGKUP
Pedoman ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, pelaksanaan
pekerjaan, pengendalian mutu serta pengukuran dan pembayaran untuk
setiap masing-masing kegiatan dalam perencanaan bendung. Pedoman
ini menetapkan spesifikasi teknis pekerjaan pembangunan bendung
untuk bagian pekerjaan perencanaan yang meliputi studi awal, studi
identifikasi, studi pengenalan perencaaan pendahuluan dan studi
kelayakan dalam kegiatan pembangunan bendung. Pedoman ini mencakup
kegiatan pengumpulan data sekunder yang berupa peta topografi, peta
geologi regional, data hidrologi (curah hujan dan peta pos stasiun
curah hujan), data kilmatologi (temperatur, kelembaban relatif,
lama penyinaran dan kecepatan angin) dan data primer yang didapat
dari hasil survey dan investigasi (pengukuran topografi dan
pemetaan, penyelidikan geoteknik, survey hidrometri, sampling
sedimen), analisis hidrologi, desain hidraulik, analisis ekonomi,
analisis dampak lingkungan dan gambar desain yang diperlukan untuk
penyelesaian pekerjaan perencanaan bendung. 2. ACUAN NORMATIF
KEPMEN KLH No. 17 Tahun 2001 : Jenis Rencana usaha dan/atau
Kegiatan wajib dilengkapi dengan Analisa Menegenai Dampak
Lingkungan
Keputusan Menteri (KEPMEN) :
Standar Nasional Indonesia (SNI) : SNI 03-1724-1989 : Tata Cara
Perencanaan Hidrologi dan Hidraulik untuk Bangunan di Sungai SNI
03-2401-1991 : Tata Cara Perencanaan Umum Bendung SNI 03-2415-1991
: Metode Perhitungan Debit Banjir SNI 03-3414-1994 : Metode
Pengambilan Contoh Muatan Sedimen Melayang di Sungai dengan Cara
Integrasi Kedalaman berdasarkan Pembagian Debit SNI 03-3961-1995 :
Metode Pengujian Kadar Sedimen Layang Secara Gravimetri dengan
Pengendapan SNI 03-3962-1995 : Metode Pengujian Kadar Sedimen
Layang Secara Gravimetri dengan Ayakan SNI 03-4145-1996 : Metode
Pengujian Berat Jenis Sedimen Layang dengan Piknometer SNI
03-6738-2002 : Metode Perhitungan Debit Andal Air Sungai dengan
Analisis Lengkung Kekerapan RSNI T-01-2004 : Perhitungan
Evapotranspirasi Tanaman Acuan dengan Metode Penman Monteith (FAO)
: Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat
Umum, Bagian-2, Pekerjaan Pengukuran Topografi dan Pemetaan :
Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat Umum,
Bagian-3, Pekerjaan Penyelidikan Geoteknik.
Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) : -
Rancangan Pedoman Teknis : Pd T-xx-200x Pd T-xx-200x
1 dari 42
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
3. 3.1
ISTILAH DAN DEFINISI Perencanaan adalah rangkaian kegiatan untuk
pelaksanaan kegiatan sebelum pembangunannya. Rangkaian kegiatan
tersebut meliputi: identifikasi masalah, pengumpulan data,
penentuan metode, pelaksanaan investigasi dan penyelidikan,
optimasi solusi yang tepat dari berbagai alternatif solusi, serta
penentuan skala prioritas. Studi awal adalah studi penjajagan
apakah memungkinkan suatu pekerjaan diadakan. Pelaksanaan kegiatan
hanya merupakan desk study saja berdasarkan data-data sekunder yang
ada. Studi identifikasi adalah kegiatan studi awal yang diperiksa
di lapangan untuk mendapatkan informasi atau kebenaran tentang
kondisi lapangan. Studi Pengenalan adalah suatu proses untuk
memberikan garis besar pengembangan proyek multisektor dari
segi-segi teknis. Studi kelayakan adalah kegiatan untuk menyaring
berbagai pekerjaan alternatif yang sudah dirumuskan di dalam studi
pengenalan berdasarkan perkiraan biaya dan keuntungan yang dapat
diperoleh. KETENTUAN DAN PERSYARATAN
3.2
3.3 3.4 3.5
4.
Ketentuan dan persyaratan yang perlu diperhatikan dalam pedoman
spesifikasi teknis pekerjaan perencanaan bendung memuat : 4.1.
Penyediaan Data dan Fasilitas Penunjang Dalam pelaksanaan suatu
pekerjaan dalam penyediaan data dan fasilitas penunjang, meliputi
:1) Penyediaan oleh Pengguna Jasa
Data dan fasilitas yang disediakan oleh Pengguna Jasa yang dapat
digunakan dan akan dipelihara oleh Penyedia Jasa : a) Laporan dan
data yang akan diberikan kepada Penyedia Jasa yaitu berbagai
laporan dan data yang tersedia dari hasil studi terdahulu; b)
Akomodasi dan Ruangan Kantor (sesuai kesepakatan); c) Pengguna jasa
akan menunjuk petugas atau wakilnya yang bertindak sebagai pengawas
atau pendamping (countepart), atau project officer (PO) dalam
rangka pelaksanaan jasa konsultansi.2) Penyediaan oleh Penyedia
Jasa
Penyedia Jasa akan menyediakan dan memelihara semua fasilitas
dan peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan
pekerjaan. a) Penyedia Jasa memfasilitasi : peralatan, laboratorium
dan bahan yang sesuai untuk mencapai rencana mutu desain dan
konstruksi; b) Penyedia Jasa harus memberikan hasil pekerjaan
sesuai dengan rencana mutu desain atau rencana mutu konstruksi.
Pekerjaan akan diperiksa sewaktu-waktu untuk menjamin terpenuhinya
persyaratan teknis yang telah ditetapkan. Penyedia Jasa menanggung
biaya pekerjaan tambahan/pengulangan bila ternyata hasil
pekerjaannya tidak memenuhi persyaratan teknis menurut penilaian
pihak Direksi Pekerjaan atau Nara Sumber yang ditunjuk oleh
Pengguna Jasa. 4.2. Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung Dalam
pelaksanaan pekerjaan perlu melibatkan personil baik tenaga ahli
maupun tenaga pendukung dengan ketentuan dan persyaratan sebagai
berikut :2 dari 42
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
1) Tenaga Ahli Tenaga ahli termasuk asisten dan staf tenaga ahli
yang diperlukan dalam rangka penyelesaian pekerjaan harus
berkompeten dibidangnya masing-masingdengan menyerahkan
kualifikasi/sertfikasi dan curriculum vitae/daftar riwayat hidup.
2) Tenaga Pendukung Tenaga pendukung yang berupa tenaga
penyelenggara organisaasi pelaksanaan kegiatan dalam penyelesaian
pekerjaan baik dalam urusan administrasi serta kelancaran
pelaksanaan pekerjaan. 4.3. Persyaratan Pelaksanaan Dalam hal
persyaratan pelaksanaan pekerjaan, Penyedia berikut ini : 1) Jadwal
Pelaksanaan Untuk perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan yang
sebagaimana mestinya atas pekerjaan, Penyedia Jasa harus
mempersiapkan Jadwal Pelaksanaan. Penyedia Jasa harus membuat
Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan dalam bentuk Kurva-S yang
menggambarkan seluruh kemajuan pekerjaan. 2) Diagram Batang
(Bar-Chart) Penyedia Jasa harus membuat diagram batang yang
menginformasikan tentang keterlibatan personil baik tenaga ahli,
asisten, staf tenaga ahli dan staf pendukung yang berhubungan
dengan penyerapan biaya yaitu keterlibatan orang -bulan. 5.
PELAKSANAAN PEKERJAAN Pelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan
dalam pedoman spesifikasi teknik pekerjaan perencanaan bendung
harus memuat : 5.1. Studi Awal Studi awal adalah studi penjajagan
apakah memungkinkan suatu pekerjaan krib diadakan. Pelaksanaan
kegiatan hanya merupakan desk study saja berdasarkan data-data
sekunder yang ada. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan studi awal
berkisar antara 1 2 bulan. Cakupan kegiatan studi awal adalah
sebagai berikut : 1) Pengumpulan Data Sekunder Kegiatan pengumpulan
data sekunder, meliputi : a) Data Topografi Kegiatan yang dilakukan
adalah pengumpulan data peta topografi yang sudah ada, dimana
keadaan topografi suatu daerah akan mempengaruhi bentuk dan ukuran
suatu DAS. Peta topografi yang dikumpulkan harus menampilkan
kondisi tata guna lahan pada daerah studi, dimana kondisi tata guna
lahan akan berpengaruh terhadap laju erosi, kecepatan aliran
permukaan dan daya infiltrasi sesuai dengan SNI 031724-1989.
Perolehan peta topografi dapat diperoleh pada Instansi yang
berwenang, misalkan pihak Pengguna Jasa seperti PSDA berdasarkan
peta yang ada serta skala dengan tingkat ketelitian yang ada. Jika
di Instansi terkait tidak didapat maka pihak Penyedia Jasa dapat
memperoleh di BAKOSURTANAL dengan skala minimum 1 : 250.000. b)
Data Hidrologi Kegiatan pengumpulan data hidrologi berupa
pengumpulan peta stasiun curah hujan, besarnya curah hujan, data
meteorologi, debit historis baik debit minimum, rata-rata dan debit
maksimum pada suatu daerah aliran sungai (DAS) yang pelaksanaan3
dari 42
Jasa harus memperhatikan
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
kegiatannya sesuai dengan SNI 03-1724-1989. Berbagai data dan
informasi dintaranya berupa : i. peta stasiun curah hujan dapat
diperoleh pada instansi bmg dan mungkin juga Pengelola Sumber Daya
Air (PSDA);
ii. data curah hujan harian (terbaru) dapat diperoleh pada
instansi bmg dan mungkin juga Pengelola Sumber Daya Air (PSDA);
iii. data meteorologi berupa kondisi temperatur udara, kelembaban
relatif, lama penyinaran dan kecepatan angin. perolehan data dapat
diperoleh pada instansi BMG; iv. data debit terbaru dengan bisa
periode harian maupun bulanan minimum selama 5 tahun, yang didapat
pada bangunan-bangunan sungai eksiting misalkan bendung. c) Data
Geologi Teknik Kegiatan pengumpulan data geologi adalah pengumpulan
peta geologi regional yang memuat jenis batuan, penyebaran jenis
batuan, sifat fisik batuan serta tekstur dan struktur tanah dengan
skala minimum 1:250.000 sesuai dengan KP01, SK DJ Pengairan No.
185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan. Peta
geologi regional dapat diperoleh di Direktorat Geologi Tata
Lingkungan, jika tidak didapat maka pengumpulan data dapat
diperoleh pada Instansi terkait. d) Data Aspek Multisektor Kegiatan
pengumpulan data aspek multisektor melakukan pengumpulan yang
berupa informasi lingkungan yang menginformasikan tentang kondisi
kependudukan dan penggunaan air sesuai dengan KP01, SK DJ Pengairan
No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan.
Informasi lingkungan dapat diperoleh dari dari BPS, PSDA, dan
BAPEDAL. Data-data tersebut meliputi : i. komponen lingkungan
fisik-kimia yang terdiri dari iklim, fisiografi dan geologi,
hidrologi/kualitas air, ruang lahan dan tanah;
ii. komponen biologi yang terdiri dari kondisi flora, fauna dan
biota air; iii. komponen sosial, ekonomi dan budaya yang meliputi
jumlah penduduk, tingkat pendidikan, mata pencaharaian dan
pendapatan asli daerah (PAD) dan lain-lain; iv. rencana tata ruang
wilayah. 2) Perekayasaan Hasil perekayasaan dari kegiatan ini
adalah menguraikan tentang ketersediaan data sekunder dari suatu
lokasi pekerjaan. 3) Produk yang Dihasilkan Produk yang dihasilkan
dari kegiatan ini meliputi : a) Laporan Pendahuluan harus
dipresentasikan dan menginformasikan tentang metodemetode yang akan
digunakan Penyedia Jasa dalam pelaksanaan dan penyelesaian
pekerjaan. Laporan Pendahuluan akan diserahkan oleh Penyedia Jasa
pada Pengguna Jasa selambat-lambatnya tanggal b) Laporan Akhir
harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang usulan pekerjaan
berikutnya berdasarkan kajian di atas meja dan perumusan untuk
kegiatan selanjutnya.
4 dari 42
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Laporan Akhir akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna
Jasa selambatlambatnya tanggal 4) Tenaga Ahli Tenaga ahli yang
diperlukan untuk kegiatan studi awal adalah Team Leader, Ahli
Hidrologi, Ahli SDA dan Ahli Geologi 5.2. Studi Identifikasi Studi
identifikasi adalah kegiatan studi awal yang diperiksa di lapangan
untuk mendapatkan informasi atau kebenaran tentang kondisi
lapangan. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan studi identifikasi
berkisar antara 1 2 bulan. Cakupan kegiatan studi identifikasi
adalah : 1) Pengumpulan Data Sekunder Kegiatan pengumpulan data
sekunder, meliputi : a) Data Topografi Kegiatan yang dilakukan
adalah pengumpulan data peta topografi yang sudah ada, dimana
keadaan topografi suatu daerah akan mempengaruhi bentuk dan ukuran
suatu DAS. Peta topografi yang dikumpulkan harus menampilkan
kondisi tata guna lahan pada daerah studi, dimana kondisi tata guna
lahan akan berpengaruh terhadap laju erosi, kecepatan aliran
permukaan dan daya infiltrasi sesuai dengan SNI 031724-1989.
Perolehan peta topografi dapat diperoleh pada Instansi yang
berwenang, misalkan pihak Pengguna Jasa seperti PSDA berdasarkan
peta yang ada serta skala dengan tingkat ketelitian yang ada. Jika
di Instansi terkait tidak didapat maka pihak Penyedia Jasa dapat
memperoleh di BAKOSURTANAL dengan skala minimum 1 : 250.000. b)
Data Hidrologi Kegiatan pengumpulan data hidrologi berupa
pengumpulan peta stasiun curah hujan, besarnya curah hujan, data
meteorologi, debit historis baik debit minimum, rata-rata dan debit
maksimum pada suatu daerah aliran sungai (DAS) yang pelaksanaan
kegiatannya sesuai dengan SNI 03-1724-1989. Berbagai data dan
informasi dintaranya berupa : i. peta stasiun curah hujan dapat
diperoleh pada instansi bmg dan mungkin juga Pengelola Sumber Daya
Air (PSDA);
ii. data curah hujan harian (terbaru) dapat diperoleh pada
instansi bmg dan mungkin juga Pengelola Sumber Daya Air (PSDA);
iii. data meteorologi berupa kondisi temperatur udara, kelembaban
relatif, lama penyinaran dan kecepatan angin. perolehan data dapat
diperoleh pada instansi BMG; iv. data debit terbaru dengan bisa
periode harian maupun bulanan minimum selama 5 tahun, yang didapat
pada bangunan-bangunan sungai eksiting misalkan bendung. c) Data
Geologi Teknik Kegiatan pengumpulan data geologi adalah pengumpulan
peta geologi regional yang memuat jenis batuan, penyebaran jenis
batuan, sifat fisik batuan serta tekstur dan struktur tanah dengan
skala minimum 1:250.000 sesuai dengan KP01, SK DJ Pengairan No.
185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan. Peta
geologi regional dapat diperoleh di Direktorat Geologi Tata
Lingkungan, jika tidak didapat maka pengumpulan data dapat
diperoleh pada Instansi terkait. d) Data Aspek Multisektor5 dari
42
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Kegiatan pengumpulan data aspek multisektor melakukan
pengumpulan yang berupa informasi lingkungan yang menginformasikan
tentang kondisi kependudukan dan penggunaan air sesuai dengan KP01,
SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi
pelaksanaan pekerjaan. Informasi lingkungan dapat diperoleh dari
dari BPS, PSDA, dan BAPEDAL. Data-data tersebut meliputi : i.
komponen lingkungan fisik-kimia yang terdiri dari iklim, fisiografi
dan geologi, hidrologi/kualitas air, ruang lahan dan tanah;
ii. komponen biologi yang terdiri dari kondisi flora, fauna dan
biota air; iii. komponen sosial, ekonomi dan budaya yang meliputi
jumlah penduduk, tingkat pendidikan, mata pencaharaian dan
pendapatan asli daerah (PAD) dan lain-lain; iv. rencana tata ruang
wilayah. 2) Survey Kegiatan survey untuk kegiatan studi
identifikasi, meliputi : a) Survey Hidrologi Kegiatan survey
hidrologi berupa kunjungan lapangan yang bertujuan untuk
menginventarisir keadaan tinggi muka air banjir yang terjadi selama
musim hujan sesuai dengan KP01, SK DJ Pengairan No.
185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan.
Kegiatannya meliputi : i. Pengukuran tinggi muka air di sungai; ii.
Inventarisasi dan pengecekan terhadap kondisi bangunanbangunan air
yang diambil data debitnya pada studi awal. b) Survey Topografi
Melakukan kunjungan lapangan berdasarkan peta topografi dengan
tujuan untuk mengecek kondisi topografi sebenarnya di lapangan
sesuai dengan KP01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang
tahapan studi pelaksanaan pekerjaan. Hasil survey topografi disini
adalah inventarisasi kondisi morfologi sungai calon kedudukan
bendung yang meliputi lebar, kemiringan dan elevasi tanggul. c)
Survey Geologi Melakukan kegiatan kunjungan lapangan untuk
keperluan klarifikasi klasfikasi jenis tanah berdasarkan peta
geologi regional wilayah sesuai dengan KP01, SK DJ Pengairan No.
185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan. d)
Survey Aspek Multisektor Kegiatan survey aspek multisektor
melakukan kunjungan lapangan yang bertujuan untuk menginventarisir
permasalahan jika terjadi pengembangan dan menilai latar belakang
sosial-politik sesuai dengan KP01, SK DJ Pengairan No.
185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan. 3)
Analisis Kegiatan analisis pada kegiatan studi identifikasi,
meliputi : a) Analisis Topografi Kegiatan analisis topografi adalah
melakukan kajian di atas meja dengan tujuan menetapkan lokasi
bendung yang cocok berdasarkan kondisi topografi DAS. Analisis yang
dilakukan meliputi : i. Penentuan lokasi bendung berdasarkan
kondisi morfologi sungai, dimana penetapan lokasi bendung harus
dihindari palung sungai yang berkelok-kelok;
6 dari 42
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
ii. Penentuan lokasi bendung harus berdasarkan pada elevasi
diatas daerah yang akan dialiri; iii. Lokasi bangunan bendung
berada diusahakan berdekatan dengan daerah yang akan dialiri. b)
Analisis Geologi Teknik Analisis geoteknik berupa kajian di atas
meja berdasarkan peta geologi regional untuk menilai kecocokan
daerah terhadap usulan pembangunan bendung berdasarkan formasi
geologinya. i. Lokasi bendung hindari pada formasi geologi yang
tidak akan terjadi sesar dan patahan;
ii. Hindari lokasi bendung pada kondisi tebing sungai yang
secara geologi mempunyai kecenderungan untuk longsor. c) Hidrologi
Analisis hidrologi melakukan kajian tentang potensi ketersedian
sumber air, adapun tahap kegiatannya adalah sebagai berikut : (1)
Analisis awal terhadap kondisi klimatologi pada lokasi pekerjaan
yang berupa analisis evaporasi dan evapotranspirasi potensial. i.
Jika data klimatologi yang tersedia adalah suhu udara, kelembaban
relatif, kecepatan angin, lama penyinaran matahari dan tekanan
udara serta data topografi yang meliputi elevasi atau altitude
stasiun pengamatan dan letak garis lintang maka perhitungan
evapotranspirasi menggunakan metode Penman-Monteith sesuai dengan
RSNI T-01-2004;
ii. Jika data klimatologi yang ada adalah suhu udara, kelembaban
relatif, kecepatan angin dan lama penyinaran matahari maka
perhitungan evapotranspirasi menggunakan metode Penman Modifikasi;
iii. Jika data klimatologi yang ada adalah suhu udara dan lama
penyinaran matahari maka perhitungan evapotranspirasi menggunakan
metode Radiasi dan Blaney-Criddle; iv. Jika data klimatologi yang
ada adalah suhu udara maka perhitungan evapotranspirasi menggunakan
metode Thornthwaite; v. Jika data topografi berupa data digital map
maka metode analisisnya digunakan Digital Elevation Modelling (DEM)
Tabel 1 Keperluan Data terhadap Metode Analisis EvapotranspirasiNo.
1. 2. 3. 4. Metode Penman-Monteith Penman Modifikasi Blaney-
Criddle Thornwaite Suhu Udara Kelembaban Relatif Kecepatan Angin
Lama Penyinaran Tekanan Udara
(2) Analisis ketersediaan air adalah besarnya debit aliran yang
ada di sungai sebagai sumber pengambilan untuk pemenuhan kebutuhan
yang meliputi debit andalan dengan berbagai probabilitas
(probability) dalam artian 80 % musim kering. i. Jika data debit
yang tersedia 10 tahun dan berurutan maka metode yang digunakan
adalah analisis lengkung kekerapan sesuai dengan SNI 03-67387 dari
42
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
2002 dan jika data debit yang tercatat kurang lengkap karena
hilang atau rusak maksimum 10 %, maka dapat dilakukan pengisian
sesuai dengan Pd. T-22-2004-A; ii. Jika data debit yang tersedia 10
tahun, untuk memperpanjang data dapat digunakan Model Simulasi
Hidrologi Hujan-Aliran sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
misalkan menggunakan Metode Mock, N-Reca, Scramento dan lain-lain;
iii. Jika data debit dan data hujan tidak ada, maka perhitungan
debit andal dapat dilakukan dengan :- Cara Analisis Wilayah dari
hasil penelitian yang sudah ada atau sesuai
dengan ketentuan yang berlaku;- Model simulasi yang melahirkan
data debit simulasi dengan menggunakan
parameter dari DAS sekitarnya yang mempunyai karakteristik basin
yang sama (kondisi topografi, geologi dan tanaman penutup) sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. (3) Analisis air baku Analisis
kebutuhan air baku sesuai dengan KP-01, SK DJ Pengairan No.
185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan,
meliputi : i. Keperluan irigasi, kegiatannya analisis kebutuhan
penyiapan lahan untuk padi, penggunaan konsumsi padi, perkolasi dan
rembesan, penggantian lapisan air dan curah hujan efektif;
ii. Keperluan air minum; iii. Keperluan air industri 4)
Perekayasaan Hasil perekayasaan dari kegiatan ini adalah
menguraikan tentang potensi ketersediaan sumber air yang akan
digunakan yang didapat dari hasil analisis ketersediaan air serta
serta melakukan analisis terhadap penggunaan air. 5) Produk yang
dihasilkan Produk yang dihasilkan dalam kegiatan studi
identifikasi, meliputi : a) Laporan Pendahuluan Laporan Pendahuluan
menginformasikan tentang metode-metode yang akan digunakan Penyedia
Jasa dalam pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan Laporan
Pendahuluan akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal b) Laporan Akhir Laporan Akhir
menginformasikan tentang potensi ketersediaan sumber air daerah
yang akan dikembangkan serta penggunaan air berdasarkan keperluhan
pemenuhan air baku. Laporan Akhir akan diserahkan oleh Penyedia
Jasa pada Pengguna Jasa selambatlambatnya tanggal 6) Tenaga Ahli
Tenaga ahli yang diperlukan untuk kegiatan studi awal adalah Team
Leader, Ahli Hidrologi, Ahli SDA dan Ahli Geologi
8 dari 42
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
5.3. Studi Pengenalan Studi Pengenalan adalah suatu proses
kegiatan berkelanjutan dari studi identifikasi yang
menginformasikan tentang garis besar perencanaan bangunan bendung
dengan melakukan kegiatan survey lapangan. Jangka waktu pelaksanaan
pekerjaan studi identifikasi berkisar antara 2 3 bulan. Cakupan
kegiatan studi pengenalan adalah sebagai berikut : 1) Pengumpulan
Data Sekunder Kegiatan pengumpulan data sekunder, meliputi : a)
Data Topografi Kegiatan yang dilakukan adalah pengumpulan data peta
topografi yang sudah ada, dimana keadaan topografi suatu daerah
akan mempengaruhi bentuk dan ukuran suatu DAS. Peta topografi yang
dikumpulkan harus menampilkan kondisi tata guna lahan pada daerah
studi, dimana kondisi tata guna lahan akan berpengaruh terhadap
laju erosi, kecepatan aliran permukaan dan daya infiltrasi sesuai
dengan SNI 031724-1989. Perolehan peta topografi dapat diperoleh
pada Instansi yang berwenang, misalkan pihak Pengguna Jasa seperti
PSDA berdasarkan peta yang ada serta skala dengan tingkat
ketelitian yang ada. Jika di Instansi terkait tidak didapat maka
pihak Penyedia Jasa dapat memperoleh di BAKOSURTANAL dengan skala
minimum 1 : 250.000. b) Data Hidrologi Kegiatan pengumpulan data
hidrologi berupa pengumpulan peta stasiun curah hujan, besarnya
curah hujan, data meteorologi, debit historis baik debit minimum,
rata-rata dan debit maksimum pada suatu daerah aliran sungai (DAS)
yang pelaksanaan kegiatannya sesuai dengan SNI 03-1724-1989.
Berbagai data dan informasi dintaranya berupa : i. Peta stasiun
curah hujan dapat diperoleh pada instansi bmg dan mungkin juga
Pengelola Sumber Daya Air (PSDA);
ii. Data curah hujan harian (terbaru) dapat diperoleh pada
instansi bmg dan mungkin juga Pengelola Sumber Daya Air (PSDA);
iii. Data meteorologi berupa kondisi temperatur udara, kelembaban
relatif, lama penyinaran dan kecepatan angin. perolehan data dapat
diperoleh pada instansi BMG; iv. Data debit terbaru dengan bisa
periode harian maupun bulanan minimum selama 5 tahun, yang didapat
pada bangunan-bangunan sungai eksiting misalkan bendung. c) Data
Geologi Teknik Kegiatan pengumpulan data geologi adalah pengumpulan
peta geologi regional yang memuat jenis batuan, penyebaran jenis
batuan, sifat fisik batuan serta tekstur dan struktur tanah dengan
skala minimum 1:250.000 sesuai dengan KP01, SK DJ Pengairan No.
185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan. Peta
geologi regional dapat diperoleh di Direktorat Geologi Tata
Lingkungan, jika tidak didapat maka pengumpulan data dapat
diperoleh pada Instansi terkait. d) Data Aspek Multisektor Kegiatan
pengumpulan data aspek multisektor melakukan pengumpulan yang
berupa informasi lingkungan yang menginformasikan tentang kondisi
kependudukan dan penggunaan air sesuai dengan KP01, SK DJ Pengairan
No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan.
Informasi lingkungan dapat diperoleh dari dari BPS, PSDA, dan
BAPEDAL. Data-data tersebut meliputi :9 dari 42
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
i.
Komponen lingkungan fisik-kimia yang terdiri dari iklim,
fisiografi dan geologi, hidrologi/kualitas air, ruang lahan dan
tanah;
ii. Komponen biologi yang terdiri dari kondisi flora, fauna dan
biota air; iii. Komponen sosial, ekonomi dan budaya yang meliputi
jumlah penduduk, tingkat pendidikan, mata pencaharaian dan
pendapatan asli daerah (PAD) dan lain-lain; iv. Rencana tata ruang
wilayah. 2) Survey Kegiatan survey untuk kegiatan studi pengenalan,
meliputi : a) Survey Topografi Melakukan kegiatan pengukuran dan
pemetaan topografi untuk mendapatkan peta topografi ukuran 1:1.000
atau 1:2.000, kegiatan pengukuran dan pemetaan mengacu dan
berpedoman pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi
Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-2, Pengukuran
Topografi dan Pemetaan. Kegiatannya meliputi : i. Pengukuran
dilakukan disekitar lokasi tubuh bendung sepanjang minimum 200 m ke
hulu dan ke hilir dari rencana lokasi bendung;
ii. Pengukuran yang dilakukan adalah pengukuran memanjang dan
melintang untuk mengetahui profil morfologi sungai; iii. Pemasangan
patok BM di kanan dan di kiri rencana lokasi tubuh bendung. b)
Survey Aspek Multisektor Kegiatan survey aspek multisektor adalah
melakukan identifikasi dengan tujuan untuk mendapatkan informasi
tentang pekerjaan lain yang sedang atau akan dilakukan oleh pihak
yang berwenang lainnya sesuai dengan KP01, SK DJ Pengairan No.
185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan. 3)
Investigasi/Penyelidikan Kegiatan investigasi/penyelidikan pada
kegiatan studi pengenalan, meliputi : a) Sungai (1) Sampling
Sedimen Layang Kegiatan investigasi sungai adalah pengambilan
sampel sedimen baik dasar maupun layang, pengambilan sampel sedimen
layang dilakukan pada lokasi yang tidak terpengaruh adanya aliran
balik yang diakibatkan oleh bangunan air dan sebelum dilakukan
kegiatan pengambilan sampel perlu dilakukan kegiatan pengukuran
yang meliputi penampang melintang dan debit. Perletakan peralatan
pada lubang pengambilan harus berada 10 cm di atas dasar sungai
sesuai dengan SNI 03-3414-1994. (2) Sampling Sedimen Dasar Sampel
diambil dari dasar sungai pada penampang memanjang dan penampang
melintang ditempat yang dianggap dapat mewakili kondisi material
dasar sungai setempat metode pengambilan disesuaikan dengan
ketentuan yang berlaku. b) Geoteknik Investigasi Geoteknik yang
dilakukan adalah pengambilan sampel tanah untuk mendapatkan
parameter perencanaan yang berupa stabilitas pondasi dan lereng
serta menentukan lokasi dan material ketersediaan bahan bangunan.
Kegiatan investigasi geoteknik mengacu dan berpedoman pada Pd
T-xx-xxxx, Pedoman
10 dari 42
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Penyusunan Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum,
Bagian-3, Penyelidikan Geoteknik. 4) Uji Laboratorium Kegiatan
investigasi/penyelidikan laboratorium pada kegiatan studi
pengenalan, meliputi : a) Sedimen Analisis laboratorium sedimen
diperlukan untuk mengetahui karakteristik sedimen yang terbawa oleh
aliran sungai, meliputi : (1) Sedimen Layang (a) Jika pengambilan
contoh benda uji sedimen sesuai dengan SNI 03-34141994, maka metode
pengujian laboratorium yang digunakan untuk mengetahui kadar
sedimen layang digunakan peralatan Piknometer sesuai dengan SNI
03-4145-1996. (b) Jika pengambilan contoh benda uji sedimen layang
dalam pengambilannya dilakukan dengan cara mencelupkan botol pada
posisi berada 20 cm di bawah permukaan air dengan posisi mulut
botol berlawanan dengan arah aliran maka metode pengujiannya
dilakukan secara gravimetri dengan pengendapan untuk mengetahui
kadar sedimen sesuai dengan SNI 03-39611995. Sedangkan untuk
mengetahui distribusi butiran maka dilakukan uji gravimetri dengan
ayakan sesuai dengan SNI 03-3962-1995. (2) Sedimen Dasar Pengujian
sampel sedimen dasar dilakukan berdasarkan ketentuan yang berlaku.
b) Geoteknik (Index Properties) Analisis laboratorium geoteknik
untuk keperluan index properties mengacu dan berpedoman pada Pd
T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang
Bersifat Umum, Bagian-3, Penyelidikan Geoteknik. Uji yang dimaksud
adalah berat jenis tanah, kadar air, gradasi butiran dan Atterberg
Limits. 5) Analisis Kegiatan analisis pada kegiatan studi
pengenalan, meliputi : a) Hidrologi Analisis hidrologi pada
kegiatan ini adalah melakukan analisis frekuensi banjir rancangan
berdasarkan data debit, curah hujan dan luas DAS sesuai dengan SNI
032415-1991. Metode perhitungan adalah sebagai berikut : (1) Metode
analisis probabilitas frekuensi debit banjir; Jika data aliran
sungai yang tersedia cukup panjang (> 20 tahun), sehingga
analisisnya dapat langsung dilakukan dengan Metode Gumbel, Log
Pearson atau Log Normal (2) Metode analisis regional, jika data
debit < 20 tahun dan > dari 10 tahun; (3) Metode puncak
banjir di atas ambang, apabila data debit yang tersedia antara 3 10
tahun; (4) Metode empiris apabila perkiraan besarnya banjir
berdasarkan parameter hujan dan karakteristik DPS antara lain : i.
Metode Rasional, digunakan pada perencanaan sarana drainase dengan
daerah tangkapan yang kecil (< 40 Ha);
ii. Der Weduwen, digunakan untuk analisis debit banjir dari
sebuah DAS dengan luas < 100 km2;11 dari 42
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
iii. Melchior, digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah
DAS dengan luas > 100 km2; iv. Haspers dan Mononobe digunakan
untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS tanpa memperhatikan
luas DAS; v. Metode Hidrograf Satuan; vi. Metode US Soil
Conservation Service (5) Model matematik digunakan apabila selang
waktu pengamatan data hujan lebih panjang daripada pengamatan data
debit selanjutnya yang selanjutnya digunakan untuk memperpanjang
data aliran b) Analisis laju transport sedimen baik sedimen dasar
(bed load) maupun sedimen layang (suspended load) dengan parameter
jenis material, diameter butir dan volume atau berat per satuan
waktu, persamaan yang umum digunakan untuk analisa adalah
Meyer-Peter dan Muller, Engelund-Hansen, Einstein dan
Einstein-Brown sesuai dengan SNI 03-1724-1989. c) Analisis
Kelayakan Ekonomi Analisa kelayakan ekonomi akan dilakukan dengan
mengkaji tiga parameter ekonomi yaitu : (1) Economic Internal Rate
of Return (EIRR) (2) Benefit/Cost ratio (B/C ratio) (3) Net present
value (NPV), Sebagai evaluasi terhadap kemungkinan penundaan atau
perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan juga akan dikaji aspek
sensitivitas EIRR. 6) Perekayasaan Buat garis besar perencanaan
bendung sesuai dengan SNI 03-2401-1991, mencakup sketsa tata letak
dan uraian pekerjaan dengan skala minimal 1:2000. Garis besar
perencanaan bendung memuat : a) Penggambaran peta topografi yang
harus menampilkan kondisi tata guna lahan b) Layout bendung dan
bangunan pelengkapnya c) Dimensi tubuh bendung yang meliputi
elevasi mercu, lebar dan tinggi tubuh bendung 7) Produk yang
dihasilkan Produk yang dihasilkan dalam kegiatan studi pengenalan,
meliputi : a) Laporan Pendahuluan Laporan Pendahuluan
menginformasikan tentang metode-metode yang akan digunakan Penyedia
Jasa dalam pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan. Laporan
Pendahuluan akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal b) Laporan Bulanan Laporan Bulanan
menginformasikan tentang pelaksanaan progres pekerjaan dan tahap
pelaksanaan pekerjaan untuk bulan berikutnya. Laporan Bulanan akan
diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa selambat-lambatnya
tiap seminggu sebelum akhir bulan c) Laporan Interim Laporan
Interim menginformasikan tentang analisis debit banjir rancangan,
hasil kegiatan pelaksanaan survey topografi, lokasi pengambilan
sampel sedimen dan hasil uji laboratorium, lokasi investigasi
geoteknik dan hasil laboratorium, serta konsep lokasi bendung.
12 dari 42
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Laporan Interim akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna
Jasa selambat-lambatnya tanggal d) Laporan Akhir Sementara Laporan
Akhir Sementara harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang
kegiatan hasil studi pengenalan yang mencakup antara lain : hasil
survey topografi, penyelidikan geoteknik, hidrologi, hidrolika,
desain hidraulik dan layout gambar bangunan bendung. Laporan Akhir
Sementara akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal e) Laporan Akhir Laporan Akhir
menginformasikan tentang analisis debit banjir rancangan, analisis
laju sedimen, dimensi dan layout bendung, analisis Benefit/Cost
Ratio dan Economic Internal Rate of Return. Laporan Akhir akan
diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa selambatlambatnya
tanggal 8) Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung Tenaga ahli yang
diperlukan untuk kegiatan studi pengenalan adalah Team Leader, Ahli
Hidrologi, Ahli Bendung, Ahli Geodesi, Ahli Geologi, Ahli
Geoteknik, Ahli Lingkungan dan Ahli Sosial-Ekonomi.
5.4. Perencaaan Pendahuluan dan Studi Kelayakan Studi Kelayakan
adalah kegiatan untuk menyaring berbagai pekerjaan alternatif yang
sudah dirumuskan di dalam studi pengenalan berdasarkan perkiraan
biaya dan keuntungan yang dapat diperoleh. Jangka waktu pelaksanaan
pekerjaan studi identifikasi berkisar antara 3 5 bulan. Cakupan
kegiatan studi adalah sebagai berikut : 1) Pengumpulan Data
Sekunder Kegiatan pengumpulan data sekunder, meliputi : a) Data
Topografi Kegiatan yang dilakukan adalah pengumpulan data peta
topografi yang sudah ada, dimana keadaan topografi suatu daerah
akan mempengaruhi bentuk dan ukuran suatu DAS. Peta topografi yang
dikumpulkan harus menampilkan kondisi tata guna lahan pada daerah
studi, dimana kondisi tata guna lahan akan berpengaruh terhadap
laju erosi, kecepatan aliran permukaan dan daya infiltrasi sesuai
dengan SNI 031724-1989. Perolehan peta topografi dapat diperoleh
pada Instansi yang berwenang, misalkan pihak Pengguna Jasa seperti
PSDA berdasarkan peta yang ada serta skala dengan tingkat
ketelitian yang ada. Jika di Instansi terkait tidak didapat maka
pihak Penyedia Jasa dapat memperoleh di BAKOSURTANAL dengan skala
minimum 1 : 250.000. b) Data Hidrologi Kegiatan pengumpulan data
hidrologi berupa pengumpulan peta stasiun curah hujan, besarnya
curah hujan, data meteorologi, debit historis baik debit minimum,
rata-rata dan debit maksimum pada suatu daerah aliran sungai (DAS)
yang pelaksanaan kegiatannya sesuai dengan SNI 03-1724-1989.
Berbagai data dan informasi dintaranya berupa : i. Peta stasiun
curah hujan dapat diperoleh pada instansi bmg dan mungkin juga
Pengelola Sumber Daya Air (PSDA);
13 dari 42
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
ii. Data curah hujan harian (terbaru) dapat diperoleh pada
instansi bmg dan mungkin juga Pengelola Sumber Daya Air (PSDA);
iii. Data meteorologi berupa kondisi temperatur udara, kelembaban
relatif, lama penyinaran dan kecepatan angin. perolehan data dapat
diperoleh pada instansi BMG; iv. Data debit terbaru dengan bisa
periode harian maupun bulanan minimum selama 5 tahun, yang didapat
pada bangunan-bangunan sungai eksiting misalkan bendung. c) Data
Geologi Teknik Kegiatan pengumpulan data geologi adalah pengumpulan
peta geologi regional yang memuat jenis batuan, penyebaran jenis
batuan, sifat fisik batuan serta tekstur dan struktur tanah dengan
skala minimum 1:250.000 sesuai dengan KP01, SK DJ Pengairan No.
185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan. Peta
geologi regional dapat diperoleh di Direktorat Geologi Tata
Lingkungan, jika tidak didapat maka pengumpulan data dapat
diperoleh pada Instansi terkait. d) Data Aspek Multisektor Kegiatan
pengumpulan data aspek multisektor melakukan pengumpulan yang
berupa informasi lingkungan yang menginformasikan tentang kondisi
kependudukan dan penggunaan air sesuai dengan KP01, SK DJ Pengairan
No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan.
Informasi lingkungan dapat diperoleh dari dari BPS, PSDA, dan
BAPEDAL. Data-data tersebut meliputi : i. komponen lingkungan
fisik-kimia yang terdiri dari iklim, fisiografi dan geologi,
hidrologi/kualitas air, ruang lahan dan tanah;
ii. komponen biologi yang terdiri dari kondisi flora, fauna dan
biota air; iii. komponen sosial, ekonomi dan budaya yang meliputi
jumlah penduduk, tingkat pendidikan, mata pencaharaian dan
pendapatan asli daerah (PAD) dan lain-lain; iv. rencana tata ruang
wilayah 2) Survey Kegiatan survey pada perencanaan pendahuluan dan
studi kelaykan, meliputi : a) Survey Topografi Melakukan kegiatan
pengukuran dan pemetaan topografi untuk mendapatkan peta topografi
ukuran 1 : 2.000, kegiatan pengukuran dan pemetaan mengacu dan
berpedoman pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi
Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-2, Pengukuran
Topografi dan Pemetaan. b) Survey hidrometri Sesuai dengan SNI
03-2414-1991 pelaksanaan pengukuran debit perlu diperhatikan
ketentuan dan persyaratan yang meliputi : i. lokasi pengukuran
debit perlu diperhatikan faktor : kesesuaian dengan perencanaan ;
mudah pencapaian dalam segala situasi dan kondisi; mampu melewatkan
banjir; geomteri dan badan sungai harus stabil; adanya kontrol
penampang; bagian alur sungai atau saluran yang terbuka lurus;
ii. pertimbangan hidraulik meliputi : pola aliran yang seragam
dan mendekati sub kritis; tdak terkena pengaruh arus balik dan
aliran lahar; iii. lama dan periode pelaksanaan : lama pengukuran
debit tergantung dari keadaan aliran pada saat pengukuran jika
aliran rendah pengkuran debit dilaksanakan dua
14 dari 42
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
kali dalam sekali periode waktu pengukuran dan jika kondisi
banjir pengukuran debit dilaksanakan sekali dalam periode waktu
pengukuran sedangkan periode pelaksanaan pengukuran tergantung dari
musim, jika musim kemarau pengukuran debit dilaksanakan cukup
sekali dalam satu bulan dan jika musim penghujan pelaksanaan
pengukuran dilaksanakan berulang kali paling sedikit 3 kali setiap
bulannya; iv. keandalan peralatan dan sarana penunjang; peralatan
dan sarana penunjang harus dipelihara agar dapat berfungsi
sebagaimana mestinya antara lain dengan kalibrasi secara berkala,
dibersihkan dan dirawat dengan baik; v. kemampuan tim pengukurnya.
Pelaksanaan pengukuran tinggi muka air, kecepatan dan debit dapat
digunakan alat ukur arus tipe baling-baling. Cara pelaksanaan
pengukuran dilakukan dengan merawas, menggunakan perahu,
menggunakan jembatan dan menggunakan kerata gantung. Kedalaman
pengukuran minimal 3,5 kali diameter baling-baling sesuai dengan
SNI 03-2819-1992. Jika metode pelaksanaan pengukuran di atas tidak
dapat dipergunakan karena berbagai hal, misal keadaan aliran
membahayakan keselamatan petugas atau peralatannya; kecepatan
aliran melampaui kemampuan spesifikasi alat menurut jenis alat ukur
arus yang digunakan dan untuk mendapatkan debit sesaat maka dapat
dilakukan pengukuran dengan pelampung permukaan sesuai dengan SNI
03-28201992. c) Survey Aspek Multisektor Kegiatan survey aspek
multisektor melakukan kunjungan lapangan yang bertujuan untuk
menginventarisir permasalahan jika terjadi pengembangan dan menilai
latar belakang sosial politik sesuai dengan KP01, SK DJ Pengairan
No. 185/KPTSA/A/1986. 3) Investigasi/Penyelidikan lapangan Kegiatan
investigasi atau penyelidikan lapangan pada kegiatan perencanaan
pendahluan dan studi kelayakan, meliputi : a) Sungai (1) Sampling
Sedimen Layang Kegiatan investigasi sungai adalah pengambilan
sampel sedimen baik dasar maupun layang, pengambilan sampel sedimen
layang dilakukan pada lokasi yang tidak terpengaruh adanya aliran
balik yang diakibatkan oleh bangunan air dan sebelum dilakukan
kegiatan pengambilan sampel perlu dilakukan kegiatan pengukuran
yang meliputi penampang melintang dan debit. Perletakan peralatan
pada lubang pengambilan harus berada 10 cm di atas dasar sungai
sesuai dengan SNI 03-3414-1994. (2) Sampling Sedimen Dasar Sampel
diambil dari dasar sungai pada penampang memanjang dan penampang
melintang ditempat yang dianggap dapat mewakili kondisi material
dasar sungai setempat metode pengambilan disesuaikan dengan
ketentuan yang berlaku. b) Geoteknik Investigasi/penyelidikan
lapangan pada goeteknik yang dilakukan adalah pengambilan sampel
tanah serta pelaksanaan pemboran. Kegiatan investigasi geoteknik
mengacu dan berpedoman pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-3,
Penyelidikan Geoteknik.15 dari 42
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
4) Uji Laboratorium Kegiatan uji laboratorium, meliputi : a)
Sedimen Analisis laboratorium sedimen diperlukan untuk mengetahui
karakteristik sedimen yang terbawa oleh aliran sungai, meliputi :
(1) Sedimen Layang, pengujian dilakukan dengan prinsip sebagai
berikut : i. Jika pengambilan contoh benda uji sedimen sesuai
dengan SNI 03-34141994, maka metode pengujian laboratorium yang
digunakan untuk mengetahui kadar sedimen layang digunakan peralatan
Piknometer sesuai dengan SNI 03-4145-1996.
ii. Jika pengambilan contoh benda uji sedimen layang dalam
pengambilannya dilakukan dengan cara mencelupkan botol pada posisi
berada 20 cm di bawah permukaan air dengan posisi mulut botol
berlawanan dengan arah aliran maka metode pengujiannya dilakukan
secara gravimetri dengan pengendapan untuk mengetahui kadar sedimen
sesuai dengan SNI 03-39611995. Sedangkan untuk mengetahui
distribusi butiran maka dilakukan uji gravimetri dengan ayakan
sesuai dengan SNI 03-3962-1995. (2) Sedimen Dasar Pengujian sampel
sedimen dasar dilakukan berdasarkan ketentuan yang berlaku. b)
Geoteknik (Index Properties dan Engineering Properties) Analisis
laboratorium geoteknik untuk keperluan Index Properties dan
Engineering Properties mengacu dan bepedoman pada Pd T-xx-xxxx,
Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat
Umum, Bagian-3, Penyelidikan Geoteknik. 5) Analisis a) Hidrologi,
meliputi : (1) Ketersediaan air Adapun tahap kegiatannya adalah
sebagai berikut : (a) Analisis awal terhadap kondisi klimatologi
pada lokasi pekerjaan yang berupa analisis evaporasi dan
evapotranspirasi potensial. i. Jika data klimatologi yang tersedia
adalah suhu udara, kelembaban relatif, kecepatan angin, lama
penyinaran matahari dan tekanan udara serta data topografi yang
meliputi elevasi atau altitude stasiun pengamatan dan letak garis
lintang maka perhitungan evapotranspirasi menggunakan metode
Penman-Monteith sesuai dengan RSNI T-01-2004;
ii. Jika data klimatologi yang ada adalah suhu udara, kelembaban
relatif, kecepatan angin dan lama penyinaran matahari maka
perhitungan evapotranspirasi menggunakan metode Penman Modifikasi;
iii. Jika data klimatologi yang ada adalah suhu udara dan lama
penyinaran matahari maka perhitungan evapotranspirasi menggunakan
metode Radiasi dan Blaney-Criddle; iv. Jika data klimatologi yang
ada adalah suhu udara maka perhitungan evapotranspirasi menggunakan
metode Thornthwaite; v. Jika data topografi berupa data digital map
maka metode analisisnya digunakan Digital Elevation Modelling
(DEM)
16 dari 42
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Tabel 1 Keperluan Data terhadap Metode Analisis
EvapotranspirasiNo. 1. 2. 3. 4. Metode Penman-Monteith Penman
Modifikasi Blaney- Criddle Thornwaite Suhu Udara Kelembaban Relatif
Kecepatan Angin Lama Penyinaran Tekanan Udara
(b) Analisis ketersediaan air adalah besarnya debit aliran yang
ada di sungai sebagai sumber pengambilan untuk pemenuhan kebutuhan
yang meliputi debit andalan dengan berbagai probabilitas
(probability) dalam artian 80 % musim kering. i. Jika data debit
yang tersedia 10 tahun dan berurutan maka metode yang digunakan
adalah analisis lengkung kekerapan sesuai dengan SNI 036738-2002
dan jika data debit yang tercatat kurang lengkap karena hilang atau
rusak maksimum 10 %, maka dapat dilakukan pengisian sesuai dengan
Pd. T-22-2004-A;
ii. Jika data debit yang tersedia 10 tahun, untuk memperpanjang
data dapat digunakan Model Simulasi Hidrologi Hujan-Aliran sesuai
dengan ketentuan yang berlaku, misalkan menggunakan Metode Mock,
N-Reca, Scramento dan lain-lain; iii. Jika data debit dan data
hujan tidak ada, maka perhitungan debit andal dapat dilakukan
dengan :- Cara Analisis Wilayah dari hasil penelitian yang sudah
ada atau sesuai
dengan ketentuan yang berlaku;- Model
simulasi yang melahirkan data debit simulasi dengan menggunakan
parameter dari DAS sekitarnya yang mempunyai karakteristik basin
yang sama (kondisi topografi, geologi dan tanaman penutup) sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
(c) Analisis Debit Banjir Rancangan Analisis frekuensi banjir
rancangan berdasarkan data debit, curah hujan dan luas DAS sesuai
dengan SNI 03-2415-1991. Metode perhitungan adalah sebagai berikut
: i. Metode analisis probabilitas frekuensi debit banjir; Jika data
aliran sungai yang tersedia cukup panjang (> 20 tahun), sehingga
analisisnya dapat langsung dilakukan dengan Metode Gumbel, Log
Pearson atau Log Normal ii. Metode analisis regional, jika data
debit < 20 tahun dan > dari 10 tahun; iii. Metode puncak
banjir di atas ambang, apabila data debit yang tersedia antara 3 10
tahun; iv. Metode empiris apabila perkiraan besarnya banjir
berdasarkan parameter hujan dan karakteristik DPS antara lain :-
Metode Rasional, digunakan pada perencanaan sarana drainase
dengan daerah tangkapan yang kecil (< 40 Ha);- Der Weduwen,
digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS
dengan luas < 100 km2;17 dari 42
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A - Melchior, digunakan untuk analisis debit
banjir dari sebuah DAS dengan
luas > 100 km2; - Haspers dan Mononobe digunakan untuk
analisis debit banjir dari sebuah DAS tanpa memperhatikan luas DAS;
- Metode Hidrograf Satuan; - Metode US Soil Conservation Service;
v. Model matematik digunakan apabila selang waktu pengamatan data
hujan lebih panjang daripada pengamatan data debit selanjutnya yang
selanjutnya digunakan untuk memperpanjang data aliran (d) Analisis
air baku Analisis kebutuhan air baku sesuai dengan KP-01, SK DJ
Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan
pekerjaan, meliputi : i. Keperluan irigasi, kegiatannya analisis
kebutuhan penyiapan lahan untuk padi, penggunaan konsumsi padi,
perkolasi dan rembesan, penggantian lapisan air dan curah hujan
efektif;
ii. Keperluan air minum iii. Keperluan air industri (e) Analisis
Kesetimbangan Air Simulasi kesetimbangan air yang harus dilakukan
adalah menganalisa tentang hubungan antara ketersediaan sumber air
dan penggunaan air sesuai dengan KP-01, SK DJ Pengairan No.
185/KPTSA/A/1986. b) Analisis Laju Muatan Sedimen Analisis laju
muatan sedimen baik sedimen dasar (bed load) maupun sedimen layang
(suspended load) dengan parameter jenis material, diameter butir
dan volume atau berat per satuan waktu, persamaan yang umum
digunakan untuk analisa adalah Meyer-Peter dan Muller,
Engelund-Hansen, Einstein dan Einstein-Brown sesuai dengan SNI
03-1724-1989. c) Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Berdasarkan
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2001 untuk kegiatan
pembangunan bendung yang merlukan kajian ANDAL harus, jika bendung
melayani areal irigasi seluas 2000 Ha Ruang lingkup kegiatan ANDAL
meliputi : i. Identifikasi semua rencana usaha dan atau kegiatan
yang akan dilaksanakan, terutama yang menimbulkan dampak besar dan
penting terhadap lingkungan hidup;
ii. Identifikasi komponen-kmponen lingkungan hidup yang akan
terkena dampak besar dan penting; iii. Perkiraan dan evaluasi usaha
dan atau kegiatan yang menimbulkan dampak besar dan penting
terhadap lingkungan hidup; iv. Perumusan RKL dan RPL. d) Analisis
Kelayakan Ekonomi Analisa kelayakan ekonomi akan dilakuakn dengan
mengkaji tiga parameter ekonomi yaitu : (1) Economic Internal Rate
of Return (EIRR) (2) Benefit/Cost ratio (B/C ratio) (3) Net present
value (NPV),18 dari 42
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Sebagai evaluasi terhadap kemungkinan penundaan atau perubahan
schedule pelaksanaan pekerjaan juga akan dikaji aspek sensitivitas
EIRR. 6) Perekayasaan a) b) c) d) Rencana pendahuluan tata letak
bangunan. Kapasitas rencana Tipe bangunan dan penggambaran. Rincian
volume dan perkiraan anggaran biaya
7) Produk yang dihasilkan a) Laporan Pendahuluan Laporan
Pendahuluan menginformasikan tentang metode-metode yang akan
digunakan Penyedia Jasa dalam pelaksanaan dan penyelesaian
pekerjaan. Laporan Pendahuluan akan diserahkan oleh Penyedia Jasa
pada Pengguna Jasa selambat-lambatnya tanggal b) Laporan Bulanan
Laporan Bulanan menginformasikan tentang pelaksanaan progres
pekerjaan dan tahap pelaksanaan pekerjaan untuk bulan berikutnya.
Laporan Bulanan akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna
Jasa selambat-lambatnya tiap seminggu sebelum akhir bulan c)
Laporan Interim Laporan Interim menginformasikan tentang analisis
debit banjir rancangan, hasil kegiatan pelaksanaan survey
topografi, lokasi pengambilan sampel sedimen dan hasil uji
laboratorium, lokasi investigasi geoteknik dan hasil laboratorium,
serta konsep lokasi bendung Laporan Interim akan diserahkan oleh
Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa selambat-lambatnya tanggal d)
Laporan Akhir Sementara Laporan Akhir Sementara harus
dipresentasikan dan menginformasikan tentang kegiatan hasil
perencanaan pendahuluan dan studi kelayakan yang mencakup antara
lain : hasil Investigasi lanjutan topografi, geoteknik, hidrologi,
hidrolika, desain hidraulik dan layout gambar bangunan sungai
beserta bangunan fasilitasnya. Laporan Akhir Sementara akan
diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa selambat-lambatnya
tanggal e) Laporan Akhir Laporan Akhir menginformasikan tentang
analisis debit banjir rancangan, analisis laju sedimen, dimensi dan
layout bendung, dampak lingkungan, analisis Benefit/Cost Ratio dan
Economic Internal Rate of Return dan rincian voulme dan biaya .
Laporan Akhir akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambatlambatnya tanggal 8) Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung
Tenaga ahli yang diperlukan untuk kegiatan studi awal adalah Team
Leader, Ahli Hidrologi, Ahli Bendung, Ahli Geodesi, Ahli Geologi,
Ahli Geoteknik, Ahli Lingkungan dan Ahli Sosial-Ekonomi. 6.
PENGENDALIAN MUTU Pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam
pedoman spesifikasi teknis pekerjaan perencanaan bendung harus
memuat :
19 dari 42
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
1) Diskusi Bulanan dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk
keperluan mengetahui sejauh mana progres pekerjaan dan pembahasan
tentang kesulitan yang diperlukan 2) Diskusi Pendahuluan dilakukan
dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan koordinasi awal
pelaksanaan pekerjaan yang meliputi kegiatan survey, investigasi
lapangan dan persetujuan produk yang berupa laporan pendahuluan 3)
Diskusi Pertengahan/Interim dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa
untuk menentukan arah pembahasan pemecahan masalah berdasarkan data
kondisi lapangan dan proses persetujuan produk yang berupa laporan
pertengahan/interim 4) Diskusi Akhir dilakukan dengan Pihak
Pengguna Jasa untuk keperluan pembahasan seluruh kegiatan pekerjaan
7. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN Pengukuran dan pembayaran yang perlu
diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis pekerjaan perencanaan
bendung harus memuat : 7.1. Pengukuran Kuantitas untuk pekerjaan
perencanaan harus diukur berdasarkan biaya langsung personil yang
meliputi keterlibatan tenaga ahli, tenaga penunjang dan asisten
tanaga ahli serta biaya langsung non personil yang meliputi
perjalanan dinas, survey dan investigasi, biaya operasional kantor
dan diskusi dan pelaporan. Biaya langsung diukur berdasarkan daftar
hadir tenaga ahli, asisten serta tenaga pendukung. Biaya langsung
non personil diukur berdasarkan add cost. 7.2. Dasar Pembayaran
Kuantitas pekerjaan perencanaan yang diukur menurut ketentuan di
atas, akan dibayar menurut satuan pengukuran dengan harga yang
dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk masing-masing
Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah ini, dimana harga dan
pembayaran tersebut.
20 dari 42
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Nomor Pembayaran 1. 2.
Uraian
Satuan Pengukuran OB Orang-kali Unit - Bulan Buah ha m Buah
Sampel Sampel Exemplar Lump-sum
Biaya Langsung Personil Biaya Langsung Non Personil : 2.1. Biaya
Perjalanan Dinas 2.2. Biaya Operasional Kantor 2.3. Pengukuran dan
Pemetaan - Pemasangan Patok BM dan CP - Pengukuran poligon dan
situasi - Pengukuran cross-section 2.4. Penyelidikan Lapangan
Geoteknik 2.5. Penyelidikan Laboratorium Geoteknik 2.6. Survey dan
Penyelidikan Sedimen dan Air 2.7. Biaya Pelaporan 2.8. Biaya
Diskusi
21 dari 42
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Bibliografi
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Badan Penelitian
dan Pengembangan, 2002, SNI 03-1724-1989, Tata Cara Perencanaan
Hidrologi dan Hidraulik untuk Bangunan di Sungai. Jakarta
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Badan Penelitian dan
Pengembangan, 2002, SNI 03-2415-1991, Metode Perhitungan Debit
Banjir, Jakarta Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Badan
Penelitian dan Pengembangan, 2002, KP-02, Kriteria Perencanaan
Bagian Bangunan Utama, Jakarta. Departemen Permukiman dan Prasarana
Wilayah, Badan Penelitian dan Pengembangan, 2002, KP-04, Kriteria
Perencanaan Bagian Bangunan Utama, Jakarta. Departemen Permukiman
dan Prasarana Wilayah, Badan Penelitian dan Pengembangan, 2002,
KP-07, Kriteria Perencanaan Bagian Bangunan Utama, Jakarta. Sinaro,
Radhi, dan A.Yusuf, Iskandar, HATHI, 1987, Perhitungan Simulasi
Debit Sungai Cara Mock Untuk Menafsirkan Debit Andalan, Jakarta.
Keputusan Kepala BAPEDAL, No.09 Tahun 2000
22 dari 42
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
LAMPIRAN A (Informatif) Lampiran A.1 Daftar Alir Kegiatan pada
Tahap Studi dan Perencanaan
23 dari 42
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
24 dari 42
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
B
PERLU PENYESUAIAN ?
YA
PENYESUAIAN PERENCANAAN PENDAHULUAN DENGAN KEADAAAN LAPANGAN
UJI HIDROLIS?
YA
MODIFIKASI PERENCANAAN
TIDAK
RENCANA ELEVASI MUKA AIR DI SALURAN
TINJAU KEMBALI KELAYAKAN
FINAL PERENCANAAN JARINGAN UTAMA
TAMBAHAN PENGUKURAN DAN PENYELIDIKAN
PERENCANAAN JARINGAN TERSIER
PERENCANAAN AKHIR
PERENCANAAN BANGUNAN UTAMA
PERENCANAAN SALURAN
PERENCANAAN BANGUNANBANGUNAN PELAKSANAAN
EKSPLOITASI DAN PEMELIHARAAN
25 dari 42
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Lampiran A.2 Contoh Kerangka Acuan Kerja Pekerjaan Perencanaan
Pendahuluan dan Studi Kelayakan
Perencanaan Pendahuluan dan Studi Kelayakan
Bendung................ di DAS.............
Kabupaten................... 1. LATAR BELAKANG Cakupan isi latar
belakang dalam penyusunan kerangka acuan kerja, menguraikan :
Menginformasikan tentang letak administratif daerah pekerjaan
Menginformasikan kondisi daerah pekerjaan yang meliputi kondisi
topografi, geologi regional, kondisi klimatologi, kondisi hidrologi
serta ekositem pada daerah pekerjaan - Kendala-kendala yang perlu
diantisipasi dalam pelaksanaan pekerjaan - Maksud dan tujuan secara
global dengan adanya kegiatan-
2.
MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dari pekerjaan ini adalah untuk
menyusun rencana pelaksanaan pekerjaan bendung dengan kegiatan
kajian perencanaan pendahuluan dan kajian kelayakan ekonomis
pekerjaan dengan tujuan untuk rnendapatkan hasil survey dan
investigasi secara menyeluruh serta konsep perencanaan bangunan
pengambilan untuk keperluan irigasi.
2.1. Maksud
2.2. Tujuan Tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk melakukan
kajian terhadap rencana pembangunan bendung untuk keperluan irigasi
beserta kajian ekonomis dan lingkungan dari pembangunan bendung 3.
SASARAN Sasaran dari pelaksanaan kegiatan Perencanaan Pendahuluan
dan Studi Kelayakan Pembangunan bendung adalah mengoptimalkan
pengambilan air dari sumber air dengan tujuan peningkatan hasil
panen pada daerah pekerjaan. 4. 5. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA
JASA Satuan Kerja Sementara.....................................
SUMBER PENDANAAN Pelaksanaan kegiatan ini diperlukan biaya kurang
lebih Rp .....,- (..................Rupiah) termasuk PPN dibiayai
APBN-P tahun Anggaran ........ 6. LINGKUP, LOKASI KEGIATAN, DATA
DAN FASILITAS PENUNJANG SERTA ALIH PENGETAHUAN Lingkup pekerjaan
yang dilakukan oleh Penyedia Jasa adalah sebagai berikut : 6.1.1.
Pengumpulan Data Sekunder Kegiatan pengumpulan data sekunder,
meliputi : a) Data Topografi Kegiatan yang dilakukan adalah
pengumpulan data peta topografi yang sudah ada, dimana keadaan
topografi suatu daerah akan mempengaruhi bentuk dan ukuran suatu
DAS. Peta topografi yang dikumpulkan harus
6.1. Lingkup Kegiatan
26 dari 42
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
menampilkan kondisi tata guna lahan pada daerah studi, dimana
kondisi tata guna lahan akan berpengaruh terhadap laju erosi,
kecepatan aliran permukaan dan daya infiltrasi sesuai dengan SNI
03-1724-1989. Perolehan peta topografi dapat diperoleh pada
Instansi yang berwenang, misalkan pihak Pengguna Jasa seperti PSDA
berdasarkan peta yang ada serta skala dengan tingkat ketelitian
yang ada. Jika di Instansi terkait tidak didapat maka pihak
Penyedia Jasa dapat memperoleh di BAKOSURTANAL dengan skala minimum
1 : 250.000. b) Data Hidrologi Kegiatan pengumpulan data hidrologi
berupa pengumpulan peta stasiun curah hujan, besarnya curah hujan,
data meteorologi, debit historis baik debit minimum, rata-rata dan
debit maksimum pada suatu daerah aliran sungai (DAS) yang
pelaksanaan kegiatannya sesuai SNI 03-1724-1989. Berbagai data dan
informasi dintaranya berupa : i. Peta stasiun curah hujan dapat
diperoleh pada instansi bmg dan mungkin juga Pengelola Sumber Daya
Air (PSDA)
ii. Data curah hujan harian (terbaru) dapat diperoleh pada
instansi bmg dan mungkin juga Pengelola Sumber Daya Air (PSDA).
iii. Data meteorologi berupa kondisi temperatur udara, kelembaban
relatif, lama penyinaran dan kecepatan angin. perolehan data dapat
diperoleh pada instansi BMG iv. Data debit terbaru dengan bisa
periode harian maupun bulanan minimum selama 5 tahun, yang didapat
pada bangunan-bangunan sungai eksiting misalkan bendung. c) Data
Geologi Teknik Kegiatan pengumpulan data geologi adalah pengumpulan
peta geologi regional yang memuat jenis batuan, penyebaran jenis
batuan, sifat fisik batuan serta tekstur dan struktur tanah dengan
skala minimum 1:250.000 KP01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986
tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan. Peta geologi regional
dapat diperoleh di Direktorat Geologi Tata Lingkungan, jika tidak
didapat maka pengumpulan data dapat diperoleh pada Instansi
terkait. d) Data Aspek Multisektor Kegiatan pengumpulan data aspek
multisektor melakukan pengumpulan yang berupa informasi lingkungan
yang menginformasikan tentang kondisi kependudukan dan penggunaan
air KP01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan
studi pelaksanaan pekerjaan. Informasi lingkungan dapat diperoleh
dari dari BPS, PSDA, dan BAPEDAL. Data-data tersebut meliputi : i.
Komponen lingkungan fisik-kimia yang terdiri dari iklim, fisiografi
dan geologi, hidrologi/kualitas air, ruang lahan dan tanah
ii. Komponen biologi yang terdiri dari kondisi flora, fauna dan
biota air iii. Komponen sosial, ekonomi dan budaya yang meliputi
jumlah penduduk, tingkat pendidikan, mata pencaharaian dan
pendapatan asli daerah (pad) dan lain-lain. iv. rencana tata ruang
wilayah
27 dari 42
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
6.1.2. Survey Kegiatan survey pada perencanaan pendahuluan dan
studi kelaykan, meliputi : a) Survey Topografi Melakukan kegiatan
pengukuran dan pemetaan topografi untuk mendapatkan peta topografi
ukuran 1 : 2.000, kegiatan pengukuran dan pemetaan mengacu dan
berpedoman pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi
Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-2, Pengukuran
Topografi dan Pemetaan. b) Survey hidrometri Sesuai dengan SNI
03-2414-1991 pelaksanaan pengukuran debit perlu diperhatikan
ketentuan dan persyaratan yang meliputi : i. Lokasi pengukuran
debit perlu diperhatikan faktor : kesesuaian dengan perencanaan ;
mudah pencapaian dalam segala situasi dan kondisi; mampu melewatkan
banjir; geomteri dan badan sungai harus stabil; adanya kontrol
penampang; bagian alur sungai atau saluran yang terbuka lurus.
pertimbangan hidraulik meliputi : pola aliran yang seragam dan
mendekati sub kritis; tdak terkena pengaruh arus balik dan aliran
lahar lama dan periode pelaksanaan : lama pengukuran debit
tergantung dari keadaan aliran pada saat pengukuran jika aliran
rendah pengkuran debit dilaksanakan dua kali dalam sekali periode
waktu pengukuran dan jika kondisi banjir pengukuran debit
dilaksanakan sekali dalam periode waktu pengukuran sedangkan
periode pelaksanaan pengukuran tergantung dari musim, jika musim
kemarau pengukuran debit dilaksanakan cukup sekali dalam satu bulan
dan jika musim penghujan pelaksanaan pengukuran dilaksanakan
berulang kali paling sedikit 3 kali setiap bulannya keandalan
peralatan dan sarana penunjang; peralatan dan sarana penunjang
harus dipelihara agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya antara
lain dengan kalibrasi secara berkala, dibersihkan dan dirawat
dengan baik kemampuan tim pengukurnya
ii. iii.
iv.
v.
Pelaksanaan pengukuran tinggi muka air, kecepatan dan debit
dapat digunakan alat ukur arus tipe baling-baling. Cara pelaksanaan
pengukuran dilakukan dengan merawas, menggunakan perahu,
menggunakan jembatan dan menggunakan kerata gantung. Kedalaman
pengukuran minimal 3,5 kali diameter baling-baling sesuai dengan
SNI 03-2819-1992. Jika metode pelaksanaan pengukuran di atas tidak
dapat dipergunakan karena berbagai hal, misal keadaan aliran
membahayakan keselamatan petugas atau peralatannya; kecepatan
aliran melampaui kemampuan spesifikasi alat menurut jenis alat ukur
arus yang digunakan dan untuk mendapatkan debit sesaat maka dapat
dilakukan pengukuran dengan pelampung permukaan sesuai dengan SNI
03-2820-1992. c) Survey Aspek Multisektor Kegiatan survey aspek
multisektor melakukan kunjungan lapangan yang bertujuan untuk
menginventarisir permasalahan jika terjadi pengembangan dan menilai
latar belakang sosial politik KP01, SK DJ Pengairan No.
185/KPTSA/A/1986.
28 dari 42
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
6.1.3. Investigasi/Penyelidikan lapangan Kegiatan investigasi
atau penyelidikan lapangan pada kegiatan perencanaan pendahluan dan
studi kelayakan, meliputi : a) Sungai (1) Sampling Sedimen Layang
Kegiatan investigasi sungai adalah pengambilan sampel sedimen baik
dasar maupun layang, pengambilan sampel sedimen layang dilakukan
pada lokasi yang tidak terpengaruh adanya aliran balik yang
diakibatkan oleh bangunan air dan sebelum dilakukan kegiatan
pengambilan sampel perlu dilakukan kegiatan pengukuran yang
meliputi penampang melintang dan debit. Perletakan peralatan pada
lubang pengambilan harus berada 10 cm di atas dasar sungai SNI
03-3414-1994. (2) Sampling Sedimen Dasar Sampel diambil dari dasar
sungai pada penampang memanjang dan penampang melintang ditempat
yang dianggap dapat mewakili kondisi material dasar sungai setempat
metode pengambilan disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku. b)
Geoteknik Investigasi/penyelidikan lapangan pada goeteknik yang
dilakukan adalah pengambilan sampel tanah serta pelaksanaan
pemboran. Kegiatan investigasi geoteknik mengacu dan berpedoman
pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Pekerjaan
yang Bersifat Umum, Bagian-3, Penyelidikan Geoteknik. 6.1.4. Uji
Laboratorium Kegiatan uji laboratorium, meliputi : a) Sedimen
Analisis laboratorium sedimen diperlukan untuk mengetahui
karakteristik sedimen yang terbawa oleh aliran sungai. (1) Sedimen
Layang, pengujian dilakukan dengan prinsip sebagai berikut : i.
jika pengambilan contoh benda uji sedimen sesuai dengan SNI
033414-1994, maka metode pengujian laboratorium yang digunakan
untuk mengetahui kadar sedimen layang digunakan peralatan
Piknometer SNI 03-4145-1996.
ii. jika pengambilan contoh benda uji sedimen layang dalam
pengambilannya dilakukan dengan cara mencelupkan botol pada posisi
berada 20 cm di bawah permukaan air dengan posisi mulut botol
berlawanan dengan arah aliran maka metode pengujiannya dilakukan
secara gravimetri dengan pengendapan untuk mengetahui kadar sedimen
SNI 03-3961-1995. Sedangkan untuk mengetahui distribusi butiran
maka dilakukan uji gravimetri dengan ayakan SNI 03-3962-1995. (2)
Sedimen Dasar Pengujian sampel sedimen dasar dilakukan berdasarkan
ketentuan yang berlaku.
29 dari 42
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
b) Geoteknik (Index Properties dan Engineering Properties)
Analisis laboratorium geoteknik untuk keperluan Index Properties
dan Engineering Properties mengacu dan bepedoman pada Pd T-xx-xxxx,
Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat
Umum, Bagian-3, Penyelidikan Geoteknik. 6.1.5. Analisis a)
Hidrologi, meliputi : (1) Ketersediaan air Adapun tahap kegiatannya
adalah sebagai berikut : (a) Analisis awal terhadap kondisi
klimatologi pada lokasi pekerjaan yang berupa analisis evaporasi
dan evapotranspirasi potensial. i. Jika data klimatologi yang
tersedia adalah suhu udara, kelembaban relatif, kecepatan angin,
lama penyinaran matahari dan tekanan udara serta data topografi
yang meliputi elevasi atau altitude stasiun pengamatan dan letak
garis lintang maka perhitungan evapotranspirasi menggunakan metode
PenmanMonteith sesuai dengan RSNI T-01-2004 Jika data klimatologi
yang ada adalah suhu udara, kelembaban relatif, kecepatan angin dan
lama penyinaran matahari maka perhitungan evapotranspirasi
menggunakan metode Penman Modifikasi Jika data klimatologi yang ada
adalah suhu udara dan lama penyinaran matahari maka perhitungan
evapotranspirasi menggunakan metode Radiasi dan Blaney-Criddle Jika
data klimatologi yang ada adalah suhu udara maka perhitungan
evapotranspirasi menggunakan metode Thornthwaite. Jika data
topografi berupa data digital map maka metode analisisnya digunakan
Digital Elevation Modelling (DEM)
ii.
iii.
iv.
v.
Tabel 1 Keperluan Data terhadap Metode Analisis
EvapotranspirasiNo. 1. 2. 3. 4. Metode Penman-Monteith Penman
Modifikasi Blaney- Criddle Thornwaite Suhu Udara Kelembaban Relatif
Kecepatan Angin Lama Penyinaran Tekanan Udara
(b) Analisis ketersediaan air adalah besarnya debit aliran yang
ada di sungai sebagai sumber pengambilan untuk pemenuhan kebutuhan
yang meliputi debit andalan dengan berbagai probabilitas
(probability) dalam artian 80 % musim kering. i. Jika data debit
yang tersedia 10 tahun dan berurutan maka metode yang digunakan
adalah analisis lengkung kekerapan SNI 03-6738-2002 dan jika data
debit yang tercatat kurang lengkap karena hilang atau rusak
maksimum 10 %, maka dapat dilakukan pengisian sesuai dengan Pd.
T-22-2004-A
30 dari 42
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
ii. Jika data debit yang tersedia 10 tahun, untuk memperpanjang
data dapat digunakan Model Simulasi Hidrologi Hujan-Aliran sesuai
dengan ketentuan yang berlaku, misalkan menggunakan Metode Mock,
N-Reca, Scramento dan lain-lain. iii. Jika data debit dan data
hujan tidak ada, maka perhitungan debit andal dapat dilakukan
dengan :-
Cara Analisis Wilayah dari hasil penelitian yang sudah ada atau
sesuai dengan ketentuan yang berlaku Model simulasi yang melahirkan
data debit simulasi dengan menggunakan parameter dari DAS
sekitarnya yang mempunyai karakteristik basin yang sama (kondisi
topografi, geologi dan tanaman penutup) sesuai dengan ketentuan
yang berlaku
(2) Analisis Debit Banjir Rancangan Analisis frekuensi banjir
rancangan berdasarkan data debit, curah hujan dan luas DAS SNI
03-2415-1991. Metode perhitungan adalah sebagai berikut : i. Metode
analisis probabilitas frekuensi debit banjir Jika data aliran
sungai yang tersedia cukup panjang (> 20 tahun), sehingga
analisisnya dapat langsung dilakukan dengan Metode Gumbel, Log
Pearson atau Log Normal ii. Metode analisis regional, jika data
debit < 20 tahun dan > dari 10 tahun iii. Metode puncak
banjir di atas ambang, apabila data debit yang tersedia antara 3 10
tahun iv. Metode empiris apabila perkiraan besarnya banjir
berdasarkan parameter hujan dan karakteristik DPS antara lain
:-
Metode Rasional, digunakan pada perencanaan sarana drainase
dengan daerah tangkapan yang kecil (< 40 Ha) Der Weduwen,
digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS dengan luas
< 100 km2 Melchior, digunakan untuk analisis debit banjir dari
sebuah DAS dengan luas > 100 km2 Haspers dan Mononobe digunakan
untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS tanpa memperhatikan
luas DAS Metode Hidrograf Satuan Metode US Soil Conservation
Service
v. Model matematik digunakan apabila selang waktu pengamatan
data hujan lebih panjang daripada pengamatan data debit selanjutnya
yang selanjutnya digunakan untuk memperpanjang data aliran (3)
Analisis air baku Analisis kebutuhan air baku sesuai dengan KP-01,
SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi
pelaksanaan pekerjaan, meliputi : i. Keperluan irigasi, kegiatannya
analisis kebutuhan penyiapan lahan untuk padi, penggunaan konsumsi
padi, perkolasi dan rembesan, penggantian lapisan air dan curah
hujan efektif; ii. Keperluan air minum31 dari 42
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
iii. Keperluan air industri (4) Analisis Kesetimbangan Air
Simulasi kesetimbangan air yang harus menganalisa tentang hubungan
antara ketersediaan sumber air dan penggunaan air sesuai dengan
KP01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986. b) Analisis Laju Muatan
Sedimen Analisis laju muatan sedimen baik sedimen dasar (bed load)
maupun sedimen layang (suspended load) dengan parameter jenis
material, diameter butir dan volume atau berat per satuan waktu,
persamaan yang umum digunakan untuk analisa adalah Meyer-Peter dan
Muller, EngelundHansen, Einstein dan Einstein-Brown sesuai dengan
SNI 03-1724-1989. c) Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Berdasarkan
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2001 untuk kegiatan
pembangunan bendung yang merlukan kajian ANDAL harus, jika bendung
melayani areal irigasi seluas 2000 Ha Ruang lingkup kegiatan ANDAL
meliputi : i. identifikasi semua rencana usaha dan atau kegiatan
yang akan dilaksanakan, terutama yang menimbulkan dampak besar dan
penting terhadap lingkungan hidup ii. identifikasi komponen-kmponen
lingkungan hidup yang akan terkena dampak besar dan penting iii.
perkiraan dan evaluasi usaha dan atau kegiatan yang menimbulkan
dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup iv. perumusan
RKL dan RPL d) Analisis Kelayakan Ekonomi Analisa kelayakan ekonomi
akan dilakuakn dengan mengkaji tiga parameter ekonomi yaitu : (1)
Economic Internal Rate of Return (EIRR) (2) Benefit/Cost ratio (B/C
ratio) (3) Net present value (NPV), Sebagai evaluasi terhadap
kemungkinan penundaan atau perubahan schedule pelaksanaan pekerjaan
juga akan dikaji aspek sensitivitas EIRR. 6.1.6. Perekayasaan a) b)
c) d) Rencana pendahuluan tata letak bangunan. Kapasitas rencana
Tipe bangunan dan penggambaran. Rincian volume dan perkiraan
anggaran biaya pekerjaan berada di Sungai.............Kecamatan
...........
6.2. Lokasi Kegiatan Lokasi pelaksanaan Kabupaten.........
6.3. Data dan Fasilitas Penunjang Serta Alih Pengetahuan 6.3.1.
Penyediaan Data dan Fasilitas Penunjang 1) Penyediaan oleh Pengguna
Jasa Data dan fasilitas yang disediakan oleh Pengguna Jasa yang
dapat digunakan dan akan dipelihara oleh Penyedia Jasa :
32 dari 42
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
a) Laporan dan data yang akan diberikan kepada Penyedia Jasa
yaitu berbagai laporan dan data yang tersedia dari hasil studi
terdahulu b) Akomodasi dan Ruangan Kantor (sesuai kesepakatan) c)
Pengguna jasa akan menunjuk petugas atau wakilnya yang bertindak
sebagai pengawas atau pendamping (countepart), atau project officer
(PO) dalam rangka pelaksanaan jasa konsultansi 2) Penyediaan oleh
Penyedia Jasa Penyedia Jasa akan menyediakan dan memelihara semua
fasilitas dan peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran
pelaksanaan pekerjaan. a) Penyedia Jasa memfasilitasi : peralatan,
laboratorium dan bahan yang sesuai untuk mencapai rencana mutu
desain dan konstruksi. b) Penyedia Jasa harus memberikan hasil
pekerjaan sesuai dengan rencana mutu desain atau rencana mutu
konstruksi. Pekerjaan akan diperiksa sewaktu-waktu untuk menjamin
terpenuhinya persyaratan teknis yang telah ditetapkan. Penyedia
Jasa menanggung biaya pekerjaan tambahan/pengulangan bila ternyata
hasil pekerjaannya tidak memenuhi persyaratan teknis menurut
penilaian pihak Direksi Pekerjaan atau Nara Sumber yang ditunjuk
oleh Pengguna Jasa. 6.3.2. Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung Dalam
pelaksanaan pekerjaan perlu melibatkan personil baik tenaga ahli
maupun tenaga pendukung dengan ketentuan dan persyaratan sebagai
berikut : 1) Tenaga Ahli Tenaga ahli termasuk asisten dan staf
tenaga ahli yang diperlukan dalam rangka penyelesaian pekerjaan
harus berkompeten dibidangnya masing-masing dengan menyerahkan
kualifikasi/sertfikasi dan curriculum vitae/daftar riwayat hidup.
2) Tenaga Pendukung Tenaga pendukung sifatnya mendukung tenaga ahli
dalam penyelesaian pekerjaan baik dalam segi teknis, urusan
administrasi serta kelancaran pelaksanaan pekerjaan. 6.3.3.
Persyaratan Pelaksanaan Dalam hal persyaratan memperhatikan berikut
ini : 1) Jadwal Pelaksanaan Untuk perencanaan, pelaksanaan dan
pemantauan yang sebagaimana mestinya atas pekerjaan, Penyedia Jasa
harus mempersiapkan Jadwal Pelaksanaan. Penyedia Jasa harus membuat
Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan dalam bentuk Kurva-S yang
menggambarkan seluruh kemajuan pekerjaan. 2) Diagram Batang
(Bar-Chart) Penyedia Jasa harus membuat diagram batang yang
menginformasikan tentang keterlibatan personil baik tenaga ahli,
asisten, staf tenaga ahli dan staf pendukung yang berhubungan
dengan penyerapan biaya yaitu keterlibatan orang -bulan.
pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa harus
33 dari 42
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
7.
METODOLOGI Metodologi yang dilakukan dalam perencanaan ini yaitu
pengumpulan data sekunder (topografi, hidrologi, geologi regional),
pengumpulan data primer (survey pengukuran dan pemetaan, survey
hidrometri dan penyelidikan geoteknik), pengolahan data dan
perencanaan bangunan utama dan penunjang bendung.
8. 9.
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini
diperkirakan ....... (....................) hari kalender PERSONIL
TENAGA AHLI Keperluan tenaga ahli untuk penyelesaian pekerjaan ini
adalah sebagai berikut : 1. Ketua Tim (Team Leader) Ketua Tim
disyaratkan seorang Ahli Sumber Daya Air Profesional Utama/Ahli
Teknik Sipil (S1/S2/S3), berpengalaman dalam bidang Sumber Daya Ait
dalam kegiatan perencanaan, pelaksanaan pembangunan, O&P
bangunan air, dengan pengalaman minimal 10 tahun. 2. Tenaga Ahli
Sungai Tenaga Ahli Sungai adalah Ahli Sumber Daya Air Profesional
Madya/Ahli Teknik Sipil (S1/S2/S3), berpengalaman dalam bidang
Sumber Daya Air dalam kegiatan perencanaan, pelaksanaan
pembangunan, O&P bangunan air, dengan pengalaman minimal 8
tahun. 3. Tenaga Ahli Hidrologi Tenaga Ahli Hidrologi adalah Ahli
Sumber Daya Air Profesional Madya /Ahli Teknik Sipil (S1/S2/S3),
berpengalaman dalam bidang Sumber Daya Air dalam kegiatan
perencanaan, pelaksanaan pembangunan, O&P bangunan air, dengan
pengalaman minimal 7 tahun. 4. Tenaga Ahli Hidraulik Struktur
Tenaga Ahli Hidraulik Struktur adalah Ahli Sumber Daya Air
Profesional Madya /Ahli Teknik Sipil (S1/S2/S3), berpengalaman
dalam bidang Sumber Daya Air dalam kegiatan perencanaan,
pelaksanaan pembangunan, O&P bangunan air, dengan pengalaman
minimal 8 tahun. 5. Tenaga Ahli Geodesi Tenaga ahli yang
disyaratkan adalah Sarjana Geodesi Strata Satu (S.1) lulusan
universitas perguruan tinggi negeri atau yang disamakan yang
berpengalaman melaksanakan pekerjaan dibidang Geodesi subbidang
Survey Topografi sekurangkurangnya.6 (enam) Tahun Lulusan
pendidikan Sarjana Geodesi (S1) dengan pengalaman kerja minimal 5
tahun. 6. Tenaga Ahli Geoteknik Tenaga Ahli Geoteknik adalah Ahli
Sumber Daya Air Profesional Madya/Ahli Teknik Sipil (S1/S2/S3),
berpengalaman dalam bidang Sumber Daya Air dalam kegiatan
perencanaan, penyelidikan dan supervisi geoteknik dengan pengalaman
minimal 10 tahun 7. Tenaga Ahli Lingkungan Tenaga ahli yang
disyaratkan adalah Sarjana Biologi Strata Satu (S1) lulusan
universitas pergururan tinggi negeri atau yang disamakan yang
berpengalaman melaksanakan pekerjaan dibidang Lingkungan subbidang
Analisis Lingkungan sekurang-kurangnya 5 (lima) Tahun. Sebagai
pelaksana dan penanggung jawab pekerjaan pengembangan Sumber Daya
Air di bidang lingkungan.34 dari 42
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
8. Tenaga Ahli Sosial Ekonomi Tenaga ahli yang disyaratkan
adalah Sarjana Ekonomi Strata Satu (S.1) lulusan universitas
pergururan tinggi negeri atau yang disamakan yang berpengalaman
melaksanakan pekerjaan dibidang Analisis Ekonomi subbidang Analisis
Sosial Ekonomi sekurang-kurangnya.5 (lima) Tahun. Ahli Sosial -
Ekonomi bertugas melakukan evaluasi dan analisis bidang ekonomi
yang meliputi : Analisa Nilai Bersih Sekarang (NPV), Nisbah Biaya
Keuntungan (BCR), dan Tingkat Pengembalian Internal (IRR) dan Titik
Impas (BEP) serta menganalisis dampak sosial yang mungkin akan
timbul akibat dari pelaksanaan pembangunan konstruksi. 9. Chief
Surveyor Tenaga Chief Surveyor dengan reputasi yang baik, lulusan
Sarjana Muda Teknik Geodesi dengan pengalaman minimal 7 (tujuh)
tahun atau STM Bangunan Air, atau lebih baik dari pendidikan tenaga
survey dan pemetaan (PTSP) dengan pengalaman sedikitnya 8 (delapan)
tahun dalam menangani pengkuran topografi dibidang keairan antara
lain : sungai, irigasi, dan lain-lain. 10. Chief Draftman Tenaga
Chief Draftman AutoCAD dengan reputasi yang baik, lulusan Sarjana
Muda Teknik Sipil dengan pengalaman minimal 5 (lima) tahun atau STM
Bangunan air dengan dengan pengalaman minimal 8 (delapan) tahun
dalam menangani gambargambar dibidang keairan. 10. KELUARAN
Keluaran dari pelaksanaan kegiatan ini adalah : 1. kajian
pendahuluan bendung 2. kelayakan ekonomis 3. gambar teknis
pendahluan 11. LAPORAN Jenis laporan dan gambar yang akan
diserahkan oleh Penyedia Jasa kepada Pengguna Jasa adalah : 1.
Laporan Pendahuluan Laporan Pendahuluan harus dipresentasikan dan
menginformasikan tentang metode-metode yang akan digunakan Penyedia
Jasa dalam pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan. Laporan
Pendahuluan akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal ......... (tgl/bulan/tahun) 2. Laporan
Bulanan Laporan Bulanan menginformasikan tentang pelaksanaan
progres pekerjaan dan tahap pelaksanaan pekerjaan untuk bulan
berikutnya Laporan Bulanan akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada
Pengguna Jasa selambat-lambatnya tiap seminggu sebelum akhir bulan
3. Laporan Interim Laporan Interim harus dipresentasikan dan
menginformasikan tentang analisis debit banjir rancangan, hasil
kegiatan pelaksanaan survey topografi, lokasi pengambilan
35 dari 42
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
sampel sedimen dan hasil uji laboratorium, lokasi investigasi
geoteknik dan hasil laboratorium, serta konsep perencanaan bendung
Laporan Interim akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna
Jasa selambat-lambatnya tanggal ................(tgl/bulan/tahun)
4. Laporan Akhir Laporan Akhir harus dipresentasikan dan
menginformasikan tentang analisis debit banjir rancangan, analisis
laju sedimen, dimensi dan layout check dam, analisis dampak
lingkungan hidup (ANDAL) dan analisis Benefit/Cost Ratio dan
Economic Internal Rate of Return. Laporan Akhir akan diserahkan
oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa selambat-lambatnya
tanggal...........(tgl/bln/thn) 5. Gambar Teknis Produk gambar yang
harus diserahkan oleh Penyedia Jasa adalah sebagai berikut : i.
peta situasi bangunan dengan skala 1 : 200 ; ii. gambar potongan
memanjang dan melintang bangunan bendung 1 : 100 1 : 200 iii.
gambar detail bangunan Skala 1 : 50 1 : 200. Album gambar akan
diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa selambat-lambatnya
tanggal ...........(tgl/bln/thn) 6. Laporan Penunjang Laporan
penunjang dalam kegiatan ini meliputi : i. Buku Ukur dan Laporan
Pengukuran Topografi dan Pemetaan Buku ukuran dan laporan
pengukuran topografi dan pemetaan harus diserahkan oleh Penyedia
Jasa pada Pengguna Jasa selambat-lambatnya tanggal
...........(tgl/bln/thn) Laporan Penyelidikan Geoteknik harus
diserahkan oleh Penyedia Jasa selambat-lambatnya tanggal
...........(tgl/bln/thn) iii. Laporan Analisis Dampak Lingkungan
Laporan Analisis Dampak Lingkungan harus diserahkan oleh Penyedia
Jasa pada Pengguna Jasa selambat-lambatnya tanggal
...........(tgl/bln/thn) iv. Laporan Analisis Ekonomi Laporan
Laporan Analisis Ekonomi harus diserahkan oleh Penyedia Jasa pada
Pengguna Jasa selambat-lambatnya tanggal ...........(tgl/bln/thn)
12. PENGENDALIAN MUTU Agar dalam pelaksanaan pekerjaan memenuhi
sasaran maka perlu dilakukan pembahasan seperti berikut ini : 1.
Diskusi Bulanan dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk
keperluan mengetahui sejauh mana progres pekerjaan dan pembahasan
tentang kesulitan yang diperlukan 2. Diskusi Pendahuluan dilakukan
dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan koordinasi awal
pelaksanaan pekerjaan yang meliputi kegiatan survey, investigasi
lapangan dan persetujuan produk yang berupa laporan pendahuluan
ii. Laporan Penyelidikan Geoteknik
36 dari 42
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
3. Diskusi Pertengahan/Interim dilakukan dengan Pihak Pengguna
Jasa untuk menentukan arah pembahasan pemecahan masalah berdasarkan
data kondisi lapangan dan proses persetujuan produk yang berupa
laporan pertengahan/interim 4. Diskusi Akhir dilakukan dengan Pihak
pembahasan seluruh kegiatan pekerjaan Pengguna Jasa untuk
keperluan
37 dari 42
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Lampiran A 3 Matriks Pelaksanaan Kegiatan dan Keluaran yang
dihasilkan dalam Pekerjaan Perencanaan dan Studi KelayakanTahapan
Pekerjaan Item Kegiatan Studi Awal1. Pengumpulan Sekunder a.
Topografi Data Peta RUPA BUMI Bakosurtanal minimum skala 1:250.000
Peta Geologi Regional minimum skala 1:250.000 Peta sta. hujan Peta
DPS Data debit harian/ bulanan Data curah hujan harian Data
klimatologi Komponen lingkungan fisikkimia Komponen biologi
Komponen sosial-ekonomibudaya ---------------Kunjungan lapangan
tujuan inventarisasi morfologi sungai dengan kondisi Pengukuran
& pemetaan situasi skala 1:1.000 / 1:2.000 Pengukuran &
pemetaan profil memanjang Pengukuran & pemetaan profil
melintang Pengukuran & pemetaan situasi skala 1:1.000 / 1:2.000
Pengukuran & pemetaan profil memanjang Pengukuran &
pemetaan profil melintang Pengukuran debit Peta RUPA BUMI
Bakosurtanal minimum skala 1:250.000 Peta Geologi Regional minimum
skala 1:250.000 Peta sta. hujan Peta DPS Data debit harian/ bulanan
Data curah hujan harian Data klimatologi Komponen lingkungan
fisikkimia Komponen biologi Komponen sosial-ekonomibudaya Peta RUPA
BUMI Bakosurtanal minimum skala 1:250.000 Peta Geologi Regional
minimum skala 1:250.000 Peta sta. hujan Peta DPS Data debit harian/
bulanan Data curah hujan harian Data klimatologi Komponen
lingkungan fisikkimia Komponen biologi Komponen
sosial-ekonomibudaya Peta RUPA BUMI Bakosurtanal minimum skala
1:250.000 Peta Geologi Regional minimum skala 1:250.000 Peta sta.
hujan Peta DPS Data debit harian/ bulanan Data curah hujan harian
Data klimatologi Komponen lingkungan fisikkimia Komponen biologi
Komponen sosial-ekonomibudaya
Studi Identidikasi
Studi Pengenalan
Perencanaan Pendahluan dan Studi Kelayakan
b. Geologi c. Hidrologi
d. Aspek Multisektor
2. Survey
a. Pengukuran Topografi &Pemetaan
b. Hidrometri
Pengukuran debit
Pengukuran debit
38 dari 42
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Tahapan Pekerjaan Item Kegiatan Studi Awal Studi Identidikasi
Studi Pengenalan Perencanaan Pendahluan dan Studi
KelayakanIdentifikasi informasi pekerjaan lain yang sedang atau
akan dilaksanakan oleh pihak yang berwenang lainnya
c. Aspek Multisektor
-----------------------
Kunjungan lapangan dengan Identifikasi informasi pekerjaan
tujuan inventarisir permasalahan lain yang sedang atau akan yang
akan terjadi dilaksanakan oleh pihak yang berwenang lainnya
3. Investigasi Penyelidikan a. Geoteknik
atau ----------------------Kunjungan lapangan dengan tujuan
klarifikasi jenis tanah Sampling tanah Pengeboran Sampling tanah
Pengeboran tangan Sampling sedimen layang Sampling sedimen
dasar
b. Sungai4. Uji Laboratorium a. Geoteknik
-----------------------
-----------------------
Sampling sedimen layang Sampli