-1- PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR01 TAHUN 2010 TENTANG BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN SULA, Menimbang : a. bahwa beradasarkan Pasal 2 ayat (2) huruf k Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan ditetapkan sebagai salah satu jenis Pajak Kabupaten; b. bahwa sesuai ketentuan Pasal 95 ayat (1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, pajak daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Sula tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 49 Prp Tahun 1960 tentang Panitia Urusan Piutang Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 156, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2104);
294
Embed
RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewApabila diminta oleh Wajib Pajak untuk keperluan pengajuan keberatan, Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk wajib memberikan keterangan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
-1-
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULANOMOR01 TAHUN 2010
TENTANGBEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI KEPULAUAN SULA,
Menimbang : a. bahwa beradasarkan Pasal 2 ayat (2) huruf k Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Bea Perolehan
Hak atas Tanah dan Bangunan ditetapkan sebagai salah satu jenis Pajak
Kabupaten;
b. bahwa sesuai ketentuan Pasal 95 ayat (1) Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, pajak daerah
ditetapkan dengan Peraturan Daerah;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a
dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan
Sula tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 49 Prp Tahun 1960 tentang Panitia Urusan
Piutang Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960
Nomor 156, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
2104);
2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten
Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Kepulauan
Sula, Kabupaten Halmahera Timur dan Kota Tidore Kepulauan di
Provinsi Maluku Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2003 Nomor 21 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4264);
3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209);
-2-
4. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak
dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997,
Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3686) sebagaimana telah diubaha dengan Undang-Undang Nomor 19
Tahun 2000 (Lembaran Negara Tahun 2000, Nomor 129, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3987);
5. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 27,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4189);
6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
7. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
8. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4381);
9. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4400);
10. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4421);
11. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437);
12. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
13. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5049);
-3-
14. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 6, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3258);
15. Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Sula Nomor 2Tahun2008
tentang (Pembentukan Organisasi Dinas - Dinas Daerah) (Lembaran
Daerah Tahun 2008 Nomor 3 Tahun 2008).
Dengan Persetujuan BersamaDEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN SULADan
BUPATI KEPULAUAN SULA
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA TENTANG BEA
PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN
B A B IKETENTUAN UMUM
Pasal 1Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah KabupatenKepulauan Sula;
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati Kepulauan Sulabeserta perangkat Daerah Otonom
sebagai unsur penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
3. Kepala Daerah adalah Bupati Kepulauan Sula;
4. Peraturan Daerah adalah Peraturan Perundang – udangan Daerah yang dibentuk oleh
Kepala Daerah dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;
5. Dinas Pendapatan Daerahadalah Dinas Pendapatan DaerahKabupaten Kepulauan Sula;
6. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan yang selanjutnya disebut pajak adalah pajak
atas perolehan hak atas tanah dan/atau bangunan;
7. Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan adalah perbuatan atau peristiwa hukum yang
mengakibatkan diperolehnya hak atas tanah dan/atau bangunan oleh orang pribadi atau
badan;
8. Hak atas Tanah dan/atau Bangunan adalah hak atas tanah, termasuk hak pengelolaan,
beserta bangunan diatasnya sebagaimana dimaksud dalam undang-undang bidang
pertanahan dan bangunan;
-4-
9. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan, baik yang
melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas,
perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara (BUMN) atau badan
usaha milik daerah (BUMD) dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi,
dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial
politik, atau organisasi yang sejenis, lembaga, bentuk usaha tetap, dan bentuk badan lainnya;
10. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah, yang selanjutnya disingkat SPTPD, adalah surat yang
oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak,
objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan
Setiap pejabat baik petugas pajak maupun mereka yang melakukan tugas di
bidang perpajakan Daerah, dilarang mengungkapkan kerahasiaan Wajib Pajak
yang menyangkut masalah perpajakan Daerah, antara lain:
a. Surat Pemberitahuan, laporan keuangan, dan lain-lain yang dilaporkan oleh
Wajib Pajak;
b. data yang diperoleh dalam rangka pelaksanaan pemeriksaan;
c. dokumen dan/atau data yang diperoleh dari pihak ketiga yang bersifat rahasia;
d. dokumen dan/atau rahasia Wajib Pajak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berkenaan.
Ayat (2)
Para ahli, seperti ahli bahasa, akuntan, pengacara, dan sebagainya yang ditunjuk
oleh Kepala Daerah untuk membantu pelaksanaan Undang-Undang perpajakan
Daerah, adalah sama dengan petugas pajak yang dilarang pula untuk
mengungkapkan kerahasiaan Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan pihak lain, antara lain, adalah lembaga negara atau
instansi pemerintah Daerah yang berwenang melakukan pemeriksaan di bidang
keuangan Daerah. Dalam pengertian keterangan yang dapat diberitahukan,
antara lain, identitas Wajib Pajak dan informasi yang bersifat umum tentang
perpajakan Daerah.
Ayat (4)
Untuk kepentingan Daerah, misalnya dalam rangka penyidikan, penuntutan atau
dalam rangka mengadakan kerja sama dengan instansi lainnya, keterangan atau
bukti tertulis dari atau tentang Wajib Pajak dapat diberikan atau diperlihatkan
kepada pihak tertentu yang ditunjuk oleh Kepala Daerah.
Dalam surat izin yang diterbitkan Kepala Daerah harus dicantumkan nama Wajib
Pajak, nama pihak yang ditunjuk dan nama pejabat atau ahli atau tenaga ahli
yang diizinkan untuk memberikan keterangan atau memperlihatkan bukti tertulis
dari atau tentang Wajib Pajak. Pemberian izin tersebut dilakukan secara terbatas
dalam hal-hal yang dipandang perlu oleh Kepala Daerah.
Ayat (5)
Untuk melaksanakan pemeriksaan di sidang pengadilan dalam perkara pidana
atau perdata yang berhubungan dengan masalah perpajakan Daerah, demi
kepentingan peradilan Kepala Daerah memberikan izin pembebasan atas
kewajiban kerahasiaan kepada pejabat pajak dan para ahli sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), atas permintaan tertulis Hakim ketua sidang.
Ayat (6)
-40-
Maksud dari ayat ini adalah pembatasan dan penegasan, bahwa keterangan
perpajakan Daerah yang diminta tersebut adalah hanya mengenai perkara pidana
atau perdata tentang perbuatan atau peristiwa yang menyangkut bidang
perpajakan Daerah dan hanya terbatas pada tersangka yang bersangkutan.
Pasal 31
Ayat (1)
Dengan adanya sanksi pidana, diharapkan timbulnya kesadaran Wajib Pajak
untuk memenuhi kewajibannya.
Yang dimaksud kealpaan berarti tidak sengaja, lalai, tidak hati-hati, atau kurang
mengindahkan kewajibannya sehingga perbuatan tersebut menimbulkan kerugian
keuangan Daerah.
Ayat (2)
Perbuatan atau tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat ini yang dilakukan
dengan sengaja, dikenakan sanksi yang lebih berat daripada alpa, mengingat
pentingnya penerimaan pajak bagi Daerah.
Ayat (3)
Cukup jelas
Pasal 32
Cukup jelas
Pasal 33
Cukup jelas
Pasal 34
Cukup jelas
Pasal 35
Ayat (1)
Penyidik di bidang perpajakan daerah dan retribusi adalah pejabat pegawai negeri
sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah yang diangkat oleh pejabat yang
berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Penyidikan
tindak pidana di bidang perpajakan daerah dan retribusi dilaksanakan menurut
ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana.
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Pasal 36
Cukup jelas
-41-
(TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01)
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULANOMOR02 TAHUN 2010
T E N T A N GPERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN SULATAHUN ANGGARAN 2010
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI KEPULAUAN SULA,
Menimbang : a. bahwa sehubungan dengan perkembangan yang tidak sesuai dengan
kebijakan umum APBD, keadaan yang menyebabkan pergeseran antara
unit organisasi, antara kegiatan dan antara jenis belanja, keadaan yang
menyebabkan sisa lebih tahun anggaran sebelumnya harus digunakan
untuk pembiayaan dalam tahun anggaran berjalan, maka perlu dilakukan
perubahan APBD tahun anggaran 2010;
b. bahwa sehubungan dengan hal tersebut pada huruf a, perubahan APBD
tahun anggaran 2010 perlu ditetapkan dengan peraturan daerah.
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan
Bangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Nomor (3312) sebagaimana telah diubah
dengan Undang-undang Nomor Tahun 1994 (Lembar Negara Republik
-42-
Indonesia Tahun 1994 Nomor 62 Tambahan Lembaran Negara Nomor
3569);
2. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997
Nomo 41 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685) sebagaimana telah
diubah dengan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 (Lembaran
Negara Tahun 2000 Nomor 246., Tambahan Lembaran Negara Nomor
4048);
3. Undang-undang Nomor 21 Tahun 1997 tentang Bea Perolehan Hak Atas
Tanah dan Bangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1997 Nomor 44 Tambahan Lembaran Negara Nemor 3688);
4. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Bea Hak Atas Tanah dan
Bangun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 nomor 44
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3688);
5. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten
Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Kepulauan
Sula, Kabupaten Halmahera Timur dan Kota Tidore Kepulauan di Provinsi
Maluku Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor
21 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4264);
6. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4355);
7. Udang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
8. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 53, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4389);
9. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4400);
10. Undang-undang Nomor 25 Tahun Tahun 2004, tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4421);
11. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4437); sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang
-43-
Nomor 8 Tahun 2005 tentag Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-undang Nimir 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-
undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 nomor 108,
tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);
12. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000
Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan
Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4090);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 188,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4138);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4139);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan
Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 90, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4416) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2005 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan
Protokoler dan Keuangan Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 94, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4540);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4502);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia 2005 Nomor 136, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 Tentang Sistem Informasi
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
-44-
Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4576);
21. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun Tahun 2005 tentang sistem
Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indoneisa
Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4576)
22. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
23. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4578);
24. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4584);
25. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan
dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2006 Nomor 25 , Tambahan Lembaran negara Republik Indonesia
Nomor 46140);
26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
27. Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Sula Nomor 02 Tahun 2009
tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran
2010;
Dengan Persetujuan BersamaDEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN SULADan
BUPATI KEPULAUAN SULA
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA TENTANG
PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
TAHUN ANGGARAN 2010
-45-
Pasal 1Anggaran Pendapatan Daerah Tahun Anggaran 2010 semula berjumlah Rp. 427.905.250.000
bertambah/berkurang sejumlah (Rp. 411.002.651) Sehingga menjadi Rp. 427.494.247.349 dan
BelanjaDaerahsemula berjumlah Rp. 429.733.374.969, bertambah/berkurang sejumlah
Rp.36.692.283.622 sehingga menjadi Rp 466.425.658.591 dengan rincian sebagai berikut :
1. Pendapatan
a. Semula Rp. 427.905.250.000
b. Bertambah/(berkurang) (Rp. 411.002.651)
Jumlah Pendapatan Setelah Perubahan Rp. 427.494.247.349
2. Belanja
a. Semula Rp. 429.733.374.969
b. Bertambah/(berkurang) Rp. 36.692.283.622
Jumlah Belanja Setelah Perubahan Rp. 466.425.658.591
Surplus/(Defisit) Setelah Perubahan (Rp. 38.931.411.242)
3. Pembiayaan
a. Penerimaan
1). Semula Rp. 3.5000.000.000
2). Bertambah Rp. 36.431.411.242
Jumlah Penerimaan Setelah Perubahan Rp. 39.931.411.242
b. Pengeluaran
1). Semula Rp. 1.000.000.000
2). Bertambah/(berkurang) Rp. -
Jumlah Pengeluaran Setelah Perubahan Rp. 1.000.000.000
Jumlah Pembiayaan Netto Sebelum Perubahan Rp. 2.500.000.000
Jumlah Pembiayaan Setelah Perubahan Rp. 38.931.411.242
Pasal 2(1). Pendapatan Daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 terdiri dari :
a. Pendapatan Asli Daerah
1). Semula Rp. 20.000.000.000
2). Bertambah/(berkurang) Rp. 8.684.200.000
Jumlah Pendapatan Asli Daerah Setelah Perubahan Rp. 28.684.200.000
b. Dana Perimbangan
1). Semula Rp. 348.605.250.000
-46-
2). Bertambah/(berkurang) (Rp. 8.810.378.983)
Jumlah Dana Perimbangan Setelah Perubahan Rp. 339.794.871.017
c. Lain-lain Pendapatan Yang Sah
1). Semula Rp. 59.300.000.000
2). Bertambah/(berkurang) (Rp. 284.823.668)
Jumlah Lain-lain Pendapatan Yang Sah
Setelah Perubahan Rp. 59.015.176.332
2). Pendapatan Asli Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri dari jenis
pendapatan :
a. Pajak Daerah
1). Semula Rp. 1.705.000.000
2). Bertambah/(berkurang) Rp. -
Jumlah Pajak Daerah setelah perubahan Rp. 1.705.000.000
b. Retribusi Daerah
1). Semula Rp. 2.496.000.000
2). Bertambah/(berkurang) Rp. 684.200.000
Jumlah Retribusi setelah perubahan Rp. 3.180.200.000
c. Hasil Pengelolaan Daerah Yang Dipisahkan
1). Semula Rp. 200.000.000..
2). Bertambah/(berkurang) Rp. -
Jumlah Hasil Pengelolaan Daerah Yang
Dipisahkan Setelah perubahan Rp. 200.000.000..
d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah Setelah Perubahan
1). Semula Rp. 15.599.000.000
2). Bertambah/(berkurang) Rp. 8.000.000.000
Jumlah Lain-lain Pendapatan Asli Daerah
setelah perubahan Rp. 23.599.000.000
3). Dana Perimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari jenis
pendapatan:
-47-
a. Dana Bagi Hasil
1). Semula Rp. 20.000.000.000
2). Bertambah/(berkurang) Rp. 55.352.871.017
Jumlah Dana Bagi Hasil setelah perubahan Rp. 75.352.871.017
b. Dana Alokasi Umum
1). Semula Rp. 270.413.200.000
2). Bertambah/(berkurang) (Rp. 34.053.200.000)
Jumlah Dana Alokasi Umum setelah perubahan Rp. 236.360.000.000
c. Dana Alokasi Khusus
1). Semula Rp. 58.192.050.000
2). Bertambah/(berkurang) (Rp. 30.110.050.000)
Jumlah Dana Alokasi Khusus setelah perubahan Rp. 28.082.000.000
4). Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
terdiri dari jenis pendapatan :
a. Hibah
1). Semula Rp. -
2). Bertambah/(berkurang) Rp. 1.000.000.000
Jumlah Hibah setelah perubahan Rp. 1.000.000.000
b. Dana Darurat
1). Semula Rp. 22.500.000.000
2). Bertambah/(berkurang) (Rp. 22.500.000.000)
Jumlah Dana Darurat setelah perubahan Rp. -
c. Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya
1). Semula Rp. 1.800.000.000
2). Bertambah/(berkurang) Rp. 400.000.000
Jumlah Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi
Dan Pemerintah Daerah Lainnya setelah perubahan Rp. 2.200.000.000
d. Dana Penyesuaian Desentralisasi Fiskal dan
Percepatan Pembangunan Daerah
1). Semula Rp. 35.000.000.000
-48-
2). Bertambah/(berkurang) (Rp. 482.040.868)
Jumlah enyesuaian Desentralisasi Fiskal dan
Percepatan Pembangunan Daerah
Setelah Perubahan Rp. 34.517.959.132
e. Dana Penguatan Infrastruktur dan Prasarana
Daerah
1). Semula Rp. -
2). Bertambah/(berkurang) Rp. 11.169.500.000
Jumlah Dana Penguatan Infrastruktur Prasarana
Daerah Setelah Perubahan Rp. 11.169.500.000
f. Dana Penyesuaian Penguatan Infrastruktur dan
Prasarana Pendidikan
1). Semula Rp. -
2). Bertambah/(berkurang) Rp. 3.868.000.000
Jumlah Dana Penyesuaian Penguatan Infrastruktur
dan Prasarana Pendidikan Daerah Setelah Perubahan Rp. 3.868.000.000
g. Dana Tambahan Penghasilan Guru
1). Semula Rp. -
2). Bertambah/(berkurang) Rp. 4.292.700.000
Jumlah Dana Tambahan Penghasilan Guru
Setelah Perubahan Rp. 4.292.700.000
h. Dana Tunjangan Profesi Guru
1). Semula Rp. -
2). Bertambah/(berkurang) Rp. 1.967.017.200
Jumlah Dana Tunjangan Profesi Guru
Setelah Perubahan Rp. 1.967.017.200
Pasal 3(1). Belanja Daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 terdiri dari :
a. Belanja Tidak Langsung
1). Semula Rp. 124.419.809.106
2). Bertambah/(berkurang) Rp. 17.838.991.090
-49-
Jumlah Belanja Tidak Langsung Setelah Perubahan Rp. 142.258.800.196
b. Belanja Langsung
1). Semula Rp. 305.313.565.863
2). Bertambah/(berkurang) Rp. 18.853.292.532
Jumlah Belanja Langsung Setelah Perubahan Rp. 324.166.858.395
(2). Belanja Tidak Langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1 )huruf a terdiri dari jenis
belanja :
a. Belanja Pegawai
1). Semula Rp. 109.419.809.106
2). Bertambah/(berkurang) Rp. 10.012.496.090
Jumlah Belanja Pegawai Setelah Perubahan Rp. 119.432.305.196
b. Belanja Bunga
1). Semula Rp. -
2). Bertambah/(berkurang) Rp. -
Jumlah Belanja Bunga Setelah Perubahan Rp. -
c. Belanja Subsidi
1). Semula Rp. -
2). Bertambah/(berkurang) Rp. -
Jumlah Belanja Subsidi Setelah Perubahan Rp. -
d. Belanja Hibah
1). Semula Rp. 2.000.000.000
2). Bertambah/(berkurang) Rp. 7.520.000.000
Jumlah Belanja Hibah Setelah Perubahan Rp. 9.520.000.000
e. Belanja Bantuan Sosial
1). Semula Rp. 4.880.000.000
2). Bertambah/(berkurang) Rp. 306.495.000
Jumlah Belanja Bantuan Sosial Setelah Perubahan Rp. 5.186.495.000
f. Belanja Bantuan Keuangan dari Provinsi
1). Semula Rp. -
2). Bertambah/(berkurang) Rp. -
-50-
Jumlah Belanja Bantuan Keuangan Setelah Perubahan Rp. -
g. Belanja Tidak Terduga
1). Semula Rp. 500.000.000
2). Bertambah/(berkurang) Rp. -
Jumlah Belanja Tidak Terduga Setelah Perubahan Rp. 500.000.000
(3). Belanja Langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1 )huruf b terdiri dari jenis belanja :
a. Belanja Pegawai
1). Semula Rp. 22.361.640.500
2). Bertambah/(berkurang) Rp. 240.835.500
Jumlah Belanja Pegawai Setelah Perubahan Rp. 22.602.476.000
b. Belanja Barang dan Jasa
1). Semula Rp. 73.988.036.087
2). Bertambah/(berkurang) Rp. 4.548.890.256
Jumlah Belanja Barang dan Jasa Setelah Perubahan Rp. 78.536.926.343
c. Belanja Modal
1). Semula Rp. 208.963.889.276
2). Bertambah/(berkurang) Rp. 14.063.566.776
Jumlah Belanja Modal Setelah Perubahan Rp. 223.027.456.052
Pasal 4(1). Pembiayaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 terdiri dari :
a. Penerimaan
1). Semula Rp. 3.500.000.000
2). Bertambah/(berkurang) Rp. 36.431.411.242
Jumlah Penerimaan Setelah Perubahan Rp. 39.931.411.242
a. Pengeluaran
1). Semula Rp. 1.000.000.000
2). Bertambah/(berkurang) Rp. -
Jumlah Pengeluaran Setelah Perubahan Rp. 1.000.000.000
2). Pembiayaan Penerimaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (1) huruf a terdiri
dari :
a. SILPA Tahun Anggaran Sebelumnya
1). Semula Rp. 3.500.000.000
2). Bertambah/(berkurang) Rp. 36.431.411.242
-51-
Jumlah SILPA Tahun Anggaran Setelah Perubahan Rp. 39.931.411.242
b. Pencairan Dana Cadangan
1). Semula Rp. -
2). Bertambah/(berkurang) Rp. -
Jumlah Pencairan Dana Cadangan Setelah
Perubahan Rp. -
c. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang dipisahkan
1). Semula Rp. -
2). Bertambah/(berkurang) Rp. -
Jumlah Penjualan Kekayaan Daerah yang dipisahkan
Setelah Perubahan Rp. -
d. Penerimaan Pinjaman Daerah
1). Semula Rp. -
2). Bertambah/(berkurang) Rp. -
Jumlah Penerimaan Pinjaman Daerah Setelah
Perubahan Rp. -
e. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman
1). Semula Rp. -
2). Bertambah/(berkurang) Rp. -
Jumlah Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman
Setelah Perubahan Rp. -
f. Penerimaan Pinjaman Daerah
1). Semula Rp. -
2). Bertambah/(berkurang) Rp. -
Jumlah Penerimaan Pinjaman Daerah Setelah
Perubahan Rp. -
3). Pembiayaan Pengeluaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (1) huruf b terdiri dari
:
a. Pembentukan Dana Cadangan
-52-
1). Semula Rp. -
2). Bertambah/(berkurang) Rp. -
Jumlah Pembentukan Dana Cadangan Setelah
Perubahan Rp. -
b. Penyertaan Modal (investasi) Pemerintah Daerah
1). Semula Rp. 1.000.000.000
2). Bertambah/(berkurang) Rp. -
Jumlah Penyertaan Modal (investasi) Pemerintah
Daerah Setelah Perubahan Rp. 1.000.000.000
c. Pembayaran Pokok Utang yang jatuh tempo
1). Semula Rp. -
2). Bertambah/(berkurang) Rp. -
Jumlah Pembayaran Pokok Utang yang jatuh tempo
Daerah Setelah Perubahan Rp. -
d. Pemberian Pinjaman Daerah
1). Semula Rp. -
2). Bertambah/(berkurang) Rp. -
Jumlah Pemberian Pinjaman Daerah Setelah Perubahan Rp. -
Pasal 5Uraian lebih lanjut Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja daerah sebagaimana
dimaksud pada pasal 1, tercantum dalam Lampiran Peraturan Daerah ini yang terdiri dari :
1. Lampiran I Ringkasan Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD);
2. Lampiran II Ringkasan Perubahan APBD menurut Urusan Pemerintahan Daerah
dan Organisasi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD);
3. Lampiran III Rincian Perubahan APBD menurut Urusan Pemerintahan Daerah,
Organisasi SKPD, Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan;
4. Lampiran IV Rekapitulasi Perubahan Belanja Menurut Urusan Pemerintahan
Daerah, Organisasi SKPD, Program dan Kegiatan;
-53-
5. Lampiran V Rekapitulasi Perubahan Belanja Daerah untuk Keselarasan dan
Keterpaduan Urusan Pemerintahan Daerah dan Fungsi dalam
kerangka Pengelolaan Keuangan Daerah;
6. Lampiran VI Daftar Perubahan Jumlah Pegawai Per Golongan dan Per Jabatan.
Pasal 6Bupati menetapkan Peraturan tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
sebagai Landasan Operasional.
Pasal 7Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan
Penetapannya dalam Lembaran Daerah.
Ditetapkan di Sanana
Pada Tanggal 13 September 2010
BUPATI KEPULAUAN SULA
AHMAD HIDAYAT MUSDiundangkan di Sanana
Pada Tanggal 13 September 2010
SEKRETARIS DAERAHKABUPATEN KEPULAUAN SULA
Ir. H. ARMAN SANGADJI
(LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA TAHUN 2010NOMOR 02)
-54-
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULANOMOR03 TAHUN 2010
T E N T A N G PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAHTAHUN ANGGARAN 2009
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI KEPULAUAN SULA,
Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketetuan pasal 184 ayat (1) Undang-undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah
diubah dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005
tentang Perubahan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah menjadi Undang-undang, Kepala Daerah mengajukan
Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan
APBD kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) berupa Laporan
-55-
keuangan yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan paling
lambat 6 (enam) bulan setelah tahun anggaran berakhir;
b. bahwa pertanggungjawaban pelaksanaan APBD sebagaimana dimaksud
pada huruf a perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah tentang
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kabupaten Kepulauan Sula Tahun
Anggaran 2009.
Mengigat : 1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten
Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Kepulauan
Sula, Kabupaten Halmahera Timur dan Kota Tidore Kepulauan di Provinsi
Maluku Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 21
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4264);
2. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1985 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 68, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3312) sebagaimana telah
diubah dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1994 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3569);
3. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak dan Retribusi Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan
Lembaran Republik Indonesia Nomor 3685) sebagaimana telah diubah
dengan Undang-undang Nomor 30 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2000 Nomor 246 Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4048);
4. Undang-undang Nomor 21 Tahun 1997 tentang Bea Perolehan Hak atas
Tanah dan Bangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997
Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3688);
5. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara
Yang Bersih, yang Bebas dari Korupsi; Kolusi dan Nepotisme (Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
6. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
7. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
8. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 35, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);
-56-
9. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan
dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4400);
10. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang sistem Perencaan
Pembangunan Nasional (Lembaran negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran negara Republik Indonesia Nomor 4421);
11. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah
diubah dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 3 tahun 2005
tentang Perubahan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerinatah Daerah menjadi Undang-undang (Lembaran Negara Republik
Indonesia tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia nomor 4548);
12. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4438);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan
pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4090);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 118, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4138);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 Tentang Retribusi Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4139);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4502);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 49 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4503);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 136, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4574);
-57-
19. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 Dana Perimbangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4575);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi
keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576;
21. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4577);
22. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
23. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan
dan Penerapan Standar Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4585);
24. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan
dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4614);
25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah;
26. Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Sula Nomor 04 Tahun 2008
tantang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2009;
27. Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Sula Nomor 01 Tahun 2009
Perubahan Anggaran Pendapatan dan belanja Daerah Tahun Anggaran
2009.
Dengan Persetujan BersamaDEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN SULADan
BUPATI KEPULAUAN SULA
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA TENTANG
PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN
BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2009
-58-
Pasal 1(1) Pertanggunjawaban pelaksanaan APBD berupa laporan keuangan memuat :
a. Laporan realisasi anggaran
b. Neraca
c. Laporan arus kas; dan
d. Catatan atas laporan keuangan
(2) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampiri dengan laporan kinerja
dan ikhtisar laporan keuangan badan usaha milik daerah/perusahaan daerah.
Pasal 2Laporan realisasi anggaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 huruf a tahun anggaran 2008
sebagai berikut :
a. Pendapatan Daerah Rp. 416.005.690.130
b. Belanja Daerah Rp. 418.180.453.992
Surplus/defisit (Rp. 2.174.763.862)
c. Pembiayaan
- Penerimaan….. Rp. 41.398.876.520
- Pengeluaran… Rp. 500.000.000
Surplus/defisit Rp. 40.898.876.520
Pasal 3Uraian Laporan realisasi anggaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 sebagai berikut
(1) Selisih anggaran dengan realisasi pendapatan sejumlah (Rp. 12.365.759.160) dengan
rincian sebagai berikut :
a. Anggaran pendapatan setelah perubahan Rp. 428.371.449.290
b. Realisasi Rp. 416.005.690.130
Sisa Lebih/(kurang) (Rp. 12.365.759.160)
(2) Selisih anggaran dengan realisasi belanja sejumlah Rp. 47.967.110.250 dengan rincian
sebagai berikut :
a. Anggaran belanja setelah perubahan Rp. 466.147.564.242
b. Realisasi Rp. 418.180.543.992
Sisa Lebih/(kurang) Rp. 47.967.110.250
(3) Selisih anggaran dengan realisasi surplus/(defisit) sejumlah Rp. (35.601.351.090) dengan
rincian sebagai berikut :
a. Anggaran surplus/(defisit) setelah perubahan Rp. (37.776.114.952)
b. Realisasi Rp. (2.174.763.862)
-59-
Sisa Lebih/(kurang) Rp. (35.601.351.090)
(4) Selisih anggaran dengan realisasi penerimaan pembiayaan sejumlah Rp. 1.467.465.278
dengan rincian sebagai berikut :
a. Anggaran penerimaan pembiayaan setelah perubahan
Rp. 39.931.411.242
b. Realisasi Rp. 41.398.876.520
Sisa Lebih/(kurang) Rp. 1.467.465.278
(5) Selisih anggaran dengan realisasi pengeluaran pembiayaan sejumlah Rp.1.500.000.000
dengan rincian sebagai berikut :
a. Anggaran Pengeluaran Pembiayaan setelah perubahan
Rp. 2.000.000.000
b. Realisasi Rp. 500.000.000
Sisa Lebih/(kurang) Rp. 1.500.000.000
(6) Selisih anggaran dengan realisasi pembiayaan netto sejumlah Rp. (2.967.465.278) dengan
rincian sebagai berikut :
a. Angaran Pembiayaan Netto setelah perubahan Rp. 37.931.411.242
b. Realisasi Rp. 40.898.876.520
Sisa Lebih/(kurang) Rp. (2.967.465.278)
Pasal 4Neraca sebagaimana dimaksud pada pasal 1 huruf b per 31 Desember tahun 2009 sebagai
berikut :
a. Jumlah asset Rp 756.007.503.749
b. Jumlah kewajiban Rp 4.466.528.335
c. Jumlah ekuitas dana Rp 751.540.975.414
Pasal 5Laporan arus kas sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 huruf c untuk tahun yang berakhir
sampai dengan 31 Desember tahun 2009 sebagai berikut :
a. Saldo kas per 1 Januari 2009 Rp 54.757.264.594,18
b. Arus kas dari aktivitas operasi Rp 221.915.954.118
c. Arus kas dari aktivitas investasi aset non-keuangan Rp (227.648.517.980)
d. Arus kas dari aktivitas pembiayaan Rp 967.465.378
e. Arus kas akhir per 31 Desember tahun 2009 Rp 40.422.387.619,18
Pasal 6
-60-
Catatan atas laporan keuangan sebagaimana dimaksud pasal 1 huruf d tahun anggaran 2009
memuat informasi baik secara kuantitatif maupun kualitatif atas pos-pos laporan keuangan.
Pasal 7Pertanggungjawaban pelaksanaan APBD sebagaimana dimaksud pada pasal 1 tercantum dalam
lampiran Peraturan Daerah ini, terdiri dari :
a. Lampiran I : Laporan realisasi anggaran;
Lampiran I.1 : Ringkasasi laporan realisasi anggaran menurut urusan
pemerintahan daerah dan organisasi;
Lampiran I.2 : Rincian laporan realisasi anggaran menurut urusan pemerintahan
daerah, organisasi, pendapatan, belanja dan pembiayaan;
Lampiran 1.3 : Daftar penyertaan modal (investasi daerah);
Lampiran 1.4 : Daftar realisasi penambahan dan pengurangan aset daerah.
b. Lampiran II : Neraca
c. Lampiran III : Laporan Arus Kas
d. Lampiran IV : Catatan atas laporan keuangan
Pasal 8Bupati menetapkan peraturan kepala daerah tentang penjabaran pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD sebagai rincian lebih lanjut dari pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.
Pasal 9Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahui, memerintahkan pengundangan peraturan daerah ini dengan
penempatannya dalam lembaran daerah.
Ditetapkan diSanana
Pada tanggal14 September 2010
BUPATI KEPULAUAN SULA
AHMAD HIDAYAT MUS
Diundangkan di Sanana
Pada Tanggal14 September 2010
SEKRETARIS DAERAHKABUPATEN KEPULAUAN SULA
-61-
Ir. H. ARMAN SANGADJI
(LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULATAHUN 2010NOMOR 03)
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULANOMOR04 TAHUN 2010
T E N T A N G PEMBENTUKAN DESA WOLIO, DESA FAYAU, DESA HABUNUHA, DESA MALULI, DESA PELENG, DESA GALEBO DAN DESA NGGOLI DI KECAMATAN TALIABU SELATAN, DESA
ONE MAY DI KECAMATAN TALIABU BARAT LAUT, DESA WOYO,DESA LOHO BUBBA, DESA KILONG DAN DESA RATAHAYA DI KECAMATAN TALIABU BARAT, DESA KATAGA DI KECAMATAN TALIABU TIMUR SELATAN, DESA LONDON, WAHE DAN DESA NUNU DI
KECAMATAN TALIABU UTARA, DESA BALOHANG DI KECAMATAN LEDEDAN DESA JERE DIKECAMATAN MANGOLI TENGAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI KEPULAUAN SULA,
Menimbang : a. bahwa perkembangan situasi dan kondisi masyarakat yang lebih dinamis
menuntut kebutuhan pelayanan, pembangunan dan pemberdayaan yang
lebih baik, sehingga perlu dibentuk desa baru;
-62-
b. bahwa pembentukan desa baru sebagaimana di maksud pada huruf a,
adalah untuk pemberian kesempatan wilayah berpotensi untuk berkembang;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan
huruf b perlu ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang Pembentukan
Desa Wolio, Desa Fayau, Desa Habunuha, Desa Maluli, Desa Peleng, Desa
Galebo dan Desa Nggoli di Kecamatan Taliabu Selatan, Desa One May di
Kecamatan Taliabu Barat Laut, Desa Woyo, Desa Loho Bubba, Desa Kilong
dan Desa Ratahaya di Kecamatan Taliabu Barat,Desa Kataga di Kecamatan
Taliabu Timur Selatan,Desa London, Desa Wahe dan Desa Nunu di
Kecamatan Taliabu Utara, Desa Balohang di Kecamatan Lede dan Desa
Jere di Kecamatan Mangoli Tengah.
Mengingat : 1. Undang - undang Nomor 6 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang -
undang Nomor 46 Tahun 1999 tentang Pembentukan Provinsi Maluku Utara,
Kabupaten Buru dan Kabupaten Maluku Tenggara Barat (Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 174 Tahun 1999, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3895);
2. Undang - undang Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten
Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Kepulauan
Sula, Kabupaten Halmahera Timur, dan Kota Tidore Kepulauan di Provinsi
Maluku Utara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 21, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4264);
3. Undang - undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang - undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 53
Tahun 2004, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389);
4. Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4437);
5. Undang - Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Nomor 126 Tahun 2004, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005 tentang
Desa;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 tentang Organisasi Perangkat
Daerah (Lembaran Negara Republik Indoneisa Nomor 14 Tahun 2003,
Tambahan Lembaran Negara RI. Nomor 4262);
8. Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Sula Nomor 16 Tahun 2006
tentang Pembentukan, Penghapusan, dan Penggabungan Desa di
Kabupaten Kepulauan Sula.
-63-
Dengan Persetujuan BersamaDEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN SULAdan
BUPATI KEPULAUAN SULA
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PEMBENTUKAN DESA WOLIO, DESA FAYAU, DESA HABUNUHA,
DESA MALULI, DESA PELENG, DESA GALEBO DAN DESA NGGOLI DI
KECAMATAN TALIABU SELATAN, DESA ONE MAY DI KECAMATAN
TALIABU BARAT LAUT, DESA WOYO, DESA LOHO BUBBA, DESA
KILONG DAN DESA RATAHAYA DI KECAMATAN TALIABU BARAT,
DESA KATAGA DI KECAMATAN TALIABU TIMUR SELATAN, DESA
LONDON, DESA WAHE DAN DESA NUNU DI KECAMATANTALIABU
UTARA, DESA BALOHANG DI KECAMATAN LEDEDAN DESA JERE DI
KECAMATAN MANGOLI TENGAH.
BAB IKETENTUAN UMUM
Pasal 1Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
(1) Daerah adalah Kabupaten Kepulauan Sula;
(2) Pemerintah Daerah adalah Penyelenggara Urusan Pemerintah oleh Pemerintah Daerah
Dengan DPRD menurut asas otonomi dengan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi
seluas - luasnya dalam sistem dan Prinsip Dalam Negara Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Undang - undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
(3) Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara
Pemerintah Daerah;
(4) Bupati adalah Bupati Kepulauan Sula;
(5) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disebut DPRD adalah Lembaga Perwakilan
Rakyat Daerah sebagai Unsur Penyelenggara Pemerintah Daerah;
(6) Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan
asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia;
(7) Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan Desa;
(8) Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa
dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
-64-
setempat, berdasarkan asal -usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam
sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
BAB IIPEMBENTUKAN DESA
Pasal 2Dengan Peraturan Daerah ini, dibentuk Desa - Desa baru, yaitu :
Kecamatan Taliabu Selatan :
1. Desa Wolio;
2. Desa Fayau;
3. Desa Habunuha;
4. Desa Maluli;
5. Desa Peleng;
6. Desa Galebo;
7. Desa Nggoli.
Kecamatan Taliabu Barat Laut :
1. Desa One May.
Kecamatan Taliabu Barat :
1. Desa Woyo;
2. Desa Loho Bubba;
3. Desa Kilong;
4. Desa Ratahaya.
Kecamatan Taliabu Utara ;
1. Desa London;
2. Desa Wahe;
3. Desa Nunu.
Kecamatan Taliabu Timur Selatan ;
1. Desa Kataga.
Kecamatan Lede;
1. Balohang.
Kecamatan Mangoli Tengah ;
1. Desa Jere.
BAB IIILUAS WILAYAH, BATAS WILAYAH
DAN JUMLAH PENDUDUKLUAS DAN BATAS WILAYAH
Pasal 3Dilihat dari karakteristik, semua desa yang dibentuk merupakan wilayah daratan, yang terletak di
sepanjang garis pantai Pulau Taliabu dan Pulau Mangoli dengan luas dan batas wilayah adalah :
-65-
1. Desa Wolio, luas wilayah 9 Km2 dengan batas - batas wilayah :
a. Sebelah Utara dengan Desa Fayau;
b. Sebelah Selatan dengan Laut Banda;
c. Sebelah Timur dengan Desa Habunuha;
d. Sebelah Barat dengan Desa Maluli.
2. Desa Fayau, luas wilayah 9 Km2 dengan batas - batas wilayah :
a. Sebelah Utara dengan Hutan Lindung;
b. Sebelah Selatan dengan Desa Wolio;
c. Sebelah Timur dengan Desa Tabona;
d. Sebelah Barat dengan Desa Minaluli.
3. Desa Habunuha, luas wilayah 9 Km2 dengan batas - batas wilayah :
a. Sebelah Utara dengan Desa Peleng;
b. Sebelah Selatan dengan Laut Banda;
c. Sebelah Timur dengan Desa Tabona;
d. Sebelah Barat dengan Desa Wolio.
4. Desa Maluli, luas wilayah 9 Km2 dengan batas - batas wilayah :
a. Sebelah Utara dengan Hutan Lindung;
b. Sebelah Selatan dengan Laut Banda;
c. Sebelah Timur dengan Desa Wolio;
d. Sebelah Barat dengan Desa Pancado.
5. Desa Peleng, luas wilayah 9 Km2 dengan batas - batas wilayah :
a. Sebelah Utara dengan Hutan Lindung;
b. Sebelah Selatan dengan Desa Habunuha;
c. Sebelah Timur dengan Desa Kabunu;
d. Sebelah Barat dengan Desa Fayau.
6. Desa Galebo, luas wilayah 9 Km2 dengan batas - batas wilayah :
a. Sebelah Utara dengan Hutan Lindung;
b. Sebelah Selatan dengan Laut Banda;
c. Sebelah Timur dengan Desa Kilo;
d. Sebelah Barat dengan Desa Bapenu.
7. Desa Nggoli, luas wilayah 9 Km2 dengan batas - batas wilayah :
a. Sebelah Utara dengan Hutan Lindung;
b. Sebelah Selatan dengan Laut Banda;
c. Sebelah Timur dengan Desa Bahu;
d. Sebelah Barat dengan Desa Kawalo.
8. Desa One May, luas wilayah 9 Km2dengan batas - batas wilayah :
a. Sebelah Utara dengan Desa Nggele;
b. Sebelah Selatan dengan Desa Salati;
c. Sebelah Timur dengan Hutan Lindung;
d. Sebelah Barat dengan Desa Limbo.
-66-
9. Desa Woyo, luas wilayah 6,57 Km2 dengan batas - batas wilayah :
a. Sebelah Utara dengan Desa Nunca;
b. Sebelah Selatan dengan Laut Banda;
c. Sebelah Timur dengan Desa Bahu;
d. Sebelah Barat dengan Desa Kawalo.
10. Desa Loho Bubba, luas wilayah 5 Km2dengan batas - batas wilayah :
a. Sebelah Utara dengan Selat Loho Bubba;
b. Sebelah Selatan dengan Desa Limbo;
c. Sebelah Timur dengan Pantai;
d. Sebelah Barat dengan Laut Sulawesi.
11. Desa Kilong, luas wilayah 5,5 Km2dengan batas - batas wilayah :
a. Sebelah Utara dengan Desa Meranti Jaya;
b. Sebelah Selatan dengan Desa Bobong;
c. Sebelah Timur dengan Desa Ratahaya;
d. Sebelah Barat dengan Laut Maluku.
12. Desa Ratahaya, luas wilayah 7 Km2dengan batas - batas wilayah :
a. Sebelah Utara dengan Desa Kasango;
b. Sebelah Selatan dengan Desa Holbota;
c. Sebelah Timur dengan Desa Kawalo;
d. Sebelah Barat dengan Desa Kilo.
13. Desa London, luas wilayah 9 Km2 dengan batas - batas wilayah :
a. Sebelah Utara dengan Laut Banda;
b. Sebelah Selatan dengan Desa Gela;
c. Sebelah Timur dengan Desa Dege;
d. Sebelah Barat dengan Hutan Lindung.
14. Desa Wahe, luas wilayah 8 Km2 dengan batas - batas wilayah :
a. Sebelah Utara dengan Desa Bua Mbono;
b. Sebelah Selatan dengan Desa Air Kalimat;
c. Sebelah Timur dengan Desa Tanjung Una;
d. Sebelah Barat dengan Hutan Lindung.
15. Desa Nunu, luas wilayah 9 Km2 dengan batas - batas wilayah :
a. Sebelah Utara dengan Laut Banda;
b. Sebelah Selatan dengan Desa Todoli;
c. Sebelah Timur dengan Desa Tikong;
d. Sebelah Barat dengan Desa Padang.
16. Desa Kataga, luas wilayah 33,5 Km2dengan batas - batas wilayah :
a. Sebelah Utara dengan Desa Kabunu;
b. Sebelah Selatan dengan Desa Tabona;
c. Sebelah Timur dengan Desa Kabunu;
d. Sebelah Barat dengan Taliabu Barat.
-67-
17. Desa Balohang, luas wilayah 10 Km2 dengan batas-batas wilayah :
a. Sebelah Utara dengan Desa Tolong;
b. Sebelah Selatan dengan Desa Nggele;
c. Sebelah Timur dengan Hutan Lindung;
d. Sebelah Barat dengan Desa Langganu.
18. Desa Jere, luas wilayah 25,126 Km2 dengan batas - batas wilayah :
a. Sebelah Utara dengan Desa Waitina;
b. Sebelah Selatan dengan Desa Mangoli;
c. Sebelah Timur dengan Laut Maluku;
d. Sebelah Barat dengan Desa Wailoba.
BAGIAN KEDUAJUMLAH PENDUDUK
Pasal 4 1. Jumlah Penduduk Desa Wolio adalah 463 jiwa, dengan komposisi sebagai berikut :
a. Laki - laki 215 jiwa;
b. Perempuan 248jiwa;
c. Keluarga 123 KK.
2. Jumlah Penduduk Desa Fayau adalah 226 jiwa, dengan komposisi sebagai berikut :
a. Laki - laki 109 jiwa;
b. Perempuan 117jiwa;
c. Keluarga 80 KK.
3. Jumlah Penduduk Desa Habunuha adalah 339 jiwa, dengan komposisi sebagai berikut :
a. Laki - laki 163 jiwa;
b. Perempuan 176jiwa;
c. Keluarga 83 KK.
4. Jumlah Penduduk Desa Maluli adalah 426 jiwa, dengan komposisi sebagai berikut :
a. Laki - laki 203 jiwa;
b. Perempuan 223jiwa;
c. Keluarga 112 KK.
5. Jumlah Penduduk Desa Peleng adalah 167 jiwa, dengan komposisi sebagai berikut :
a. Laki - laki 76 jiwa;
b. Perempuan 87 jiwa;
c. Keluarga 76 KK.
6. Jumlah Penduduk Desa Galebo adalah 430 jiwa, dengan komposisi sebagai berikut :
a. Laki - laki 207 jiwa;
b. Perempuan 223jiwa;
c. Keluarga 96 KK.
7. Jumlah Penduduk Desa Nggoli adalah 183 jiwa, dengan komposisi sebagai berikut :
-68-
a. Laki - laki 86 jiwa;
b. Perempuan 97jiwa;
c. Keluarga 77 KK.
8. Jumlah Penduduk Desa One May adalah 1.324 jiwa, dengan komposisi sebagai berikut :
a. Laki - laki 654 jiwa;
b. Perempuan 670 jiwa;
c. Keluarga 500 KK.
9. Jumlah Penduduk Desa Woyo adalah 950 jiwa, dengan komposisi sebagai berikut :
a. Laki - laki 454 jiwa;
b. Perempuan 496 jiwa;
c. Keluarga 370 KK.
10. Jumlah Penduduk Desa Loho Bubba adalah 560 jiwa, dengan komposisi sebagai berikut :
a. Laki - laki 254 jiwa;
b. Perempuan 306 jiwa;
c. Keluarga 165 KK.
11. Jumlah Penduduk Desa Kilong adalah 297 jiwa, dengan komposisi sebagai berikut :
a. Laki - laki 127 jiwa;
b. Perempuan 170 jiwa;
c. Keluarga 125 KK.
12. Jumlah Penduduk Desa Ratahaya adalah 276 jiwa, dengan komposisi sebagai berikut :
a. Laki - laki 110 jiwa;
b. Perempuan 166 jiwa;
c. Keluarga 97 KK.
13. Jumlah Penduduk Desa Kataga adalah 149 jiwa, dengan komposisi sebagai berikut :
a. Laki - laki 70 jiwa;
b. Perempuan 79 jiwa;
c. Keluarga 75 KK.
14. Jumlah Penduduk Desa London adalah 870 jiwa, dengan komposisi sebagai berikut :
a. Laki - laki 413 jiwa;
b. Perempuan 457jiwa;
c. Keluarga 242 KK.
15. Jumlah Penduduk Desa Wahe adalah 300 jiwa, dengan komposisi sebagai berikut :
a. Laki - laki 171 jiwa;
b. Perempuan 129jiwa;
c. Keluarga 71 KK.
16. Jumlah Penduduk Desa Nunu adalah 1020 jiwa, dengan komposisi sebagai berikut :
a. Laki - laki 443 jiwa;
b. Perempuan 577jiwa;
c. Keluarga 257 KK.
17. Jumlah Penduduk Desa Balohang adalah 146 jiwa, dengan komposisi sebagai berikut :
-69-
a. Laki - laki 70 jiwa;
b. Perempuan 76 jiwa;
a. Keluarga 75 KK.
18. Jumlah Penduduk Desa Jere adalah 300 jiwa, dengan komposisi sebagai berikut :
a. Laki - laki 141 jiwa;
b. Perempuan 159 jiwa;
c. Keluarga 81 KK.
Pasal 5Luas dan Batas Wilayah sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 Peraturan Daerah ini dituangkan
dalam peta yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
BAB IVKETENTUAN PERALIHAN
Pasal 61. Untuk menghindari kekosongan pelaksanaan administrasi Desa yang baru dibentuk,
perangkat Desa induk melaksanakan tugas - tugas pemerintahan, pembangunan dan
kemasyarakatan pada Desa yang baru dibentuk sampai ada keputusan pengangkatan
perangkat Desa yang baru.
2. Pengangkatan perangkat Desa yang baru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
dilaksanakan paling lama 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal Peraturan Daerah ini
diundangkan.
BAB VKETENTUAN PENUTUP
Pasal 7Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Daerah ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Kepulauan Sula.
Diundangkan di Sanana
PadaTanggal 20 September 2010
Ditetapkan di SananaPada Tanggal 20 September 2010
BUPATI KEPULAUAN SULA
AHMAD HIDAYAT MUS
SEKRETARIS DAERAHKABUPATEN KEPULAUAN SULA
-70-
(LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA TAHUN 2010NOMOR 04)
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULANOMOR05 TAHUN 2010
TENTANG
PEMBENTUKAN KECAMATAN TABONA DALAM WILAYAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI KEPULAUAN SULA,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelayanan
publik serta percepatan jangkauan pembangunan di pedesaan, perlu
menambah dan membentuk Kecamatan baru dalam Daerah Kabupaten
Kepulauan Sula;
b. bahwa pembentukan kecamatan baru sebagaimana dimaksud pada huruf
a, adalah untuk pemberian kesempatan wilayah berpotensi untuk
berkembang;
SEKRETARIS DAERAHKABUPATEN KEPULAUAN SULA
-71-
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a
dan huruf b di atas perlu ditetapkan Peraturan Daerah tentang
Pembentukan Kecamatan Tabona Dalam Wilayah Kabupaten Kepulauan
Sula.
Mengingat :1. Undang - undang Nomor 46 Tahun 1999 tentang Pembentukan Provinsi
Maluku Utara, Kabupaten Buru, dan Kabupaten Maluku Tenggara Barat
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 174, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3895);
2. Undang - undang Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten
Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Kepulauan
Sula, Kabupaten Halmahera Timur, dan Kota Tidore Kepulauan di Provinsi
Maluku Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor
21, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4264);
3. Undang - undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang - undangan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 53
Tahun 2004, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389 );
4. Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4437);
5. Undang - Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005 tentang
Desa;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah (Lembaran Negara Nomor 89 Tahun 2007, tambahan Lembaran
Negara Nomor 4741).
Dengan Persetujan BersamaDEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN SULADan
BUPATI KEPULAUAN SULA
MEMUTUSKAN :
-72-
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN
TABONA DALAM WILAYAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA
BAB IKETENTUAN UMUM
Pasal 1Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Kepulauan Sula;
2. Pemerintahan Daerah adalah Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan oleh Pemerintah
Daerah dengan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi
seluas - luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Republik Indonesia sebagaiman
dimaksud dalam Undang - undang Negara RI tahun 1945;
3. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara
Pemerintah Daerah;
4. Bupati adalah Bupati Kepulauan Sula;
5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disebut DPRD adalah Lembaga Perwakilan
Rakyat Daerah sebagai Unsur Penyelenggara Pemerintah Daerah;
6. Kecamatan adalah Wilayah Kerja Camat yang dalam pelaksanaan tugasnya sebagai
Perangkat Pemerintah Daerah Otonomi juga menyelenggarakan tugas - tugas umum
Pemerintahan;
7. Pemerintah Kecamatan adalah Pemerintahan dan Perangkat Kecamatan di Wilayah
Kabupaten Kepulauan Sula;
8. Camat adalah Camat dalam Daerah Kabupaten Kepulauan Sula;
9. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal - usul dan adat - istiadat
setempat yang diakui dalam sistem Pemerintahan Nasional;
10. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat lainnya di Wilayah Kabupaten
Kepulauan Sula.
BAB IIPEMBENTUKAN KECAMATAN
Pasal 2Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk Kecamatan Tabona dalam Wilayah Kabupaten Kepulauan
Sula.
BAB IIIMAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 3
-73-
1. Maksud dari Pembentukan Kecamatan adalah untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi
pelayanan publik serta percepatan jangkauan atau rentang kendali Desa - desa;
2. Tujuan Pembentukan kecamatan adalah pemberian kesempatan wilayah - wilayah
berpotensi dan layak untuk berkembang.
BAB IVWILAYAH KECAMATAN
BAGIAN PERTAMAPasal 4
Wilayah Kecamatan Tabona terdiri dari:
a. Desa Tabona;
b. Desa Fayau Nana;
c. Desa Wolio;
d. Desa Kataga;
e. Desa Kabunu;
f. Desa Habunuha;
g. Desa Peleng.
Pasal 5Wilayah Kecamatan Tabona sebagimana dimaksud dalam pasal 4 merupakan Wilayah
Pemekaran Kecamatan Taliabu Selatan.
BAGIAN KEDUABATAS WILAYAH
Pasal 6Secara Geografis, batas - batas Wilayah Kecamatan Tabona adalah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Taliabu Utara ;
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Taliabu Timur Selatan;
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Banda;
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Taliabu Selatan.
BAGIAN KETIGAIBU KOTA KECAMATAN
Pasal 7(1) Ibu Kota Kecamatan Tabona di Tabona;
(2) Peta Kecamatan Tabona, tercantum pada lampiran Peraturan Daerah ini dan merupakan
satu kesatuan yang tak terpisahkan;
BAB V
-74-
KETENTUAN PERALIHAN Pasal 8
(1) Untuk menghindari kekosongan pelaksana administrasi kecamatan yang baru dibentuk,
perangkat kecamatan induk melaksanakan tugas - tugas pemerintahan, pembangunan dan
kemasyaratan pada kecamatan yang baru dibentuk sampai ada keputusan pengangkatan
perangkat kecamatan yang baru;
(2) Pengangkatan perangkat kecamatan yang baru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
dilaksanakan paling lama 1(satu) tahun terhitung sejak tanggal Peraturan Daerah ini
diundangkan.
BAB VIKETENTUAN PENUTUP
Pasal 9Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Daerah ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Kepulauan Sula.
Diundangkan di Sanana
Pada Tanggal20 September 2010
Ditetapkan di SananaPada Tanggal 20 September 2010
BUPATI KEPULAUAN SULA
AHMAD HIDAYAT MUS
SEKRETARIS DAERAHKABUPATEN KEPULAUAN SULA
Ir. H. ARMAN SANGADJI
-75-
(LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA TAHUN 2010NOMOR 05)
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULANOMOR 06TAHUN 2010
TENTANGPERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH
NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DINAS-DINAS DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI KEPULAUAN SULA,
Menimbang : a. bahwa berdasarkan evaluasi beban kerja perangkat daerah, dan untuk
menindaklanjuti Peraturan Pemerintah Nomor: 41 Tahun 2007, tentang
Organisasi Perangkat Daerah serta kebutuhan tertib penyelenggaraan
kegiatan pemerintahan dan pembangunan, perlu dilakukan penataan
kembali terhadap Organisasi Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Kepulauan
Sula;
SEKRETARIS DAERAHKABUPATEN KEPULAUAN SULA
Ir. H. ARMAN SANGADJI
-76-
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf
a, perlu ditetapkan Peraturan Daerah tentang Perubahan Atas Peraturan
Daerah Nomor 2 Tahun 2008 tentang Organisasi Dinas-Dinas Daerah
Kabupaten Kepulauan Sula.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang
Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Rpublik Indonesia Tahun
1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3890);
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten
Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Kepulauan
Sula, Kabupaten Halmahera Timur, dan Kota Tidore Kepulauan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 21,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3961);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun
2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-
Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4438);
5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004, tentang Pembentukan
Peraturan PerUndang-Undang Republik Indonesiaan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2004, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4389);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang
Pertanggungjawaban Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2000 Nomor 202, tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4022);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pembinaan dan
Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);
-77-
8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4741);
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk
Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah ;
11. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2008 tentang Organisasi Dinas-Dinas
Daerah Kabupaten Kepulauan Sula.
Dengan Persetujan BersamaDEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN SULADan
BUPATI KEPULAUAN SULA
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2008
TENTANG ORGANISASI DINAS-DINAS DAERAH KABUPATEN
KEPULAUAN SULA.
Pasal 1Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Sula Nomor 2 Tahun 2008
tentang Organisasi Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Kepulauan Sula (Lembaran Daerah
Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2008 Nomor 2) diubah sebagai berikut :
I. Ketentuan Pasal 2 diubah sehingga Pasal 2 berbunyi :
1. Dinas Pendidikan Nasional;
2. Dinas Pemuda dan Olah Raga;
3. Dinas Perhubungan;
-78-
4. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan;
5. Dinas Kehutanan dan Perkebunan;
6. Dinas Kelautan dan Perikanan;
7. Dinas Pertambangan dan Energi;
8. Dinas Pekerjaan Umum;
9. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi;
10. Dinas Sosial;
11. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil;
12. Dinas Kesehatan;
13. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM;
14. Dinas Tata Kota, Kebersihan dan Pemadam Kebakaran;
15. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset;
16. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.
II. Ketentuan Bab IV Bagian Keempat Pasal 9 diubah, sehingga Ketentuan Bab IV Bagian
Keempat Pasal 9 berbunyi :
Bagian KeempatDinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Pasal 9(1).Susunan organisasi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, terdiri dari :
1. Kepala Dinas ;
2. Sekretariat, membawahi :
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian ;
b. Sub Bagian Perencanaan ;
c. Sub Bagian Keuangan ;
3. Bidang Tanaman Pangan, Hortikultura, membawahi :
a. Seksi Tanaman Pangan ;
b. Seksi Hortikultura;
4. Bidang Peternakan, membawahi :
a. Seksi Produksi dan Pemasaran Ternak;
b. Seksi Kesehatan Hewan;
5. Bidang Ketahanan Pangan, membawahi :
a. Seksi Kelembagaan dan Distribusi Pangan Daerah;
b. Seksi Ketersediaan dam Konsumsi Pangan ;
6. Bidang Pengembangan Sumber Daya (SDP), membawahi :
a. Seksi Pengelolaan Lahan dan Air (PLA) dan Teknologi Pertanian;
b. Seksi Pendidikan, Pelatihan dan Penyuluhan;
7. Unit Pelaksana Teknis Dinas ;
8. Kelompok Jabatan Fungsional.
-79-
(2). Bagan susunan organisasi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), tercantum dalam Lampiran I Peraturan Daerah ini.
III. Ketentuan Bab IV, diantara Pasal 20 dan Pasal 21 ditambah satu Pasal, yakni Pasal 20A,
sehingga Pasal 20A berbunyi :
Bagian KeenambelasDinas Kebudayaan dan Pariwisata
Pasal 20A(1) Susunan organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, terdiri dari :
1. Kepala Dinas ;
2. Sekretariat, membawahi :
a. Sub Bagian mum dan Kepegawaian;
b. Sub Bagian Perencanaan;
c. Sub Bagian Keuangan.
3. Bidang Kebudayaan, membawahi :
a. Seksi Pengembangan Kesenian;
b. Seksi Sejarah dan Kepurbakalan.
4. Bidang Pariwisata, membawahi :
a. Seksi Obyek Wisata, Rekreasi dan Hiburan Umum;
b. Seksi Usaha Jasa dan Usaha Sarana.
5. Bidang Pemasaran, membawahi :
a. Seksi Promosi dan Penyuluhan;
b. Seksi Pengembangan Sumber Daya.
6. Unit Pelaksana Teknis ;
7. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan Struktur Organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kepulauan Sula
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum dalam Lampiran II Peraturan Daerah ini.
IV. Bagan Struktur Organisasi Dinas Daerah sebagaimana tercantum dalam lampiran Peraturan
Daerah ini.
Pasal IIPeraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Kepulauan Sula.
Ditetapkan di Sanana
Pada tanggal 10 November 2010
BUPATI KEPULAUAN SULA
AHMAD HIDAYAT MUS
-80-
Diundangkan di Sanana
Pada Tanggal 10 November 2010
(LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA TAHUN 2010NOMOR 06)
Lampiran Peraturan I Daerah Kabupaten Kepulauan SulaNomor : 6 Tahun 2010Tanggal : 10 November 2010.
BAGAN STRUKTUR ORGANISASIDINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN
KABUPATEN KEPULAUAN SULA
SUB BAGIANUmum dan Kepegawaian
SUB BAGIANPerencanaan
SUB BAGIANKeuangan
Kelompok Jabatan Fungsional
KEPALA DINAS
SEKRETARIAT
BIDANGPengembangan Sumber
Daya (SDP)
BIDANGTanaman Pangan,
Hortikultura
BIDANGPeternakan
BIDANGKetahanan Pangan
BUPATI KEPULAUAN SULA
AHMAD HIDAYAT MUS
Plt.SEKRETARIS DAERAHKABUPATEN KEPULAUAN SULA
H. MUHAMMAD JOISANGADJI, SE
-81-
Lampiran II Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan SulaNomor : 6 Tahun 2010.Tanggal : 10 November 2010.
BAGAN STRUKTUR ORGANISASIDINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
KABUPATEN KEPULAUAN SULA
UPTD
BUPATI KEPULAUAN SULA
AHMAD HIDAYAT MUS
SEKSIPengelolaan Lahan dan Air
(PLA) dan Teknologi Pertanian
SEKSIPendidikan, Pelatihan
dan Penyuluhan
SUB BAGIANUmum dan Kepegawaian
SUB BAGIANPerencanaan
SUB BAGIANKeuangan
Kelompok Jabatan Fungsional
KEPALA DINAS
SEKRETARIAT
SEKSITanaman Pangan
SEKSIProduksi dan
Pemasaran Ternak
SEKSIHortikultura
SEKSIKesehatan Hewan
SEKSIKelembagaan dan Distribusi Pangan
Daerah
SEKSIKetersediaan dam Konsumsi Pangan
-82-
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULANOMOR07 TAHUN 2010
TENTANGPERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH
NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAHKABUPATEN KEPULAUAN SULA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI KEPULAUAN SULA,
Menimbang : a. bahwa berdasarkan evaluasi beban kerja perangkat daerah, dan untuk
menindaklanjuti Peraturan Pemerintah Nomor: 41 Tahun 2007, tentang
SEKSIPengembangan
Kesenian
SEKSIObyek Wisata,
Rekreasi dan Hiburan Umum
SEKSIPromosi dan Penyuluhan
SEKSISejarah dan Kepurbakalaan
SEKSIUsaha Jasa dan Usaha
Sarana
SEKSIPengembangan Sumber
Daya
BIDANGKebudayaan
BIDANGPariwisata
BIDANGPemasaran
UPTD
BUPATI KEPULAUAN SULA
AHMAD HIDAYAT MUS
-83-
Organisasi Perangkat Daerah serta kebutuhan tertib penyelenggaraan
kegiatan pemerintahan dan pembangunan, perlu dilakukan penataan
kembali terhadap Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten
Kepulauan Sula;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Perubahan Atas Peraturan
Daerah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Organisasi Lembaga Teknis Daerah
Kabupaten Kepulauan Sula.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1971 tentang Ketentuan Pokok Kearsipan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1971, Nomor 32, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2964);
2. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten
Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Kepulauan
Sula, Kabupaten Halmahera Timur, dan Kota Tidore Kepulauan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 21, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3961);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4548);
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4438);
6. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004, tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 53
Tahun 2004, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4389);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pembinaan dan
Pengawasan Atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran
-84-
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4593);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4737);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2007 Nomor 89,
Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4741);
10. Peraruran Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk
Tekhnis Penataan Organisasi Perangkat Daerah;
11. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Organisasi Lembaga
Teknis Daerah Kabupaten Kepulauan Sula.
Dengan Persetujuan BersamaDEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN SULA
Dan
BUPATI KEPULAUAN SULA
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 3 TAHUN 2008
TENTANG ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN
KEPULAUAN SULA.
Pasal 1
-85-
Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Sula Nomor 3 Tahun 2008 tentang Organisasi
Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Kepulauan Sula (Lembaran Daerah Kabupaten Kepulauan
Sula Tahun 2008 Nomor 3) diubah sebagai berikut :
1. Ketentuan Pasal 2 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut :
1. Inspektorat;
2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;
3. Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat;
4. Badan Lingkungan Hidup;
5. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa;
6. Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan;
7. Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana;
8. Kantor Pengelolaan Pasar;
9. Rumah Sakit Umum Daerah;
10. Satuan Polisi Pamong Praja;
11. dihapus;
12. Badan Kearsipan dan Perpustakaan.
2. Ketentuan Bab VI Bagian Kedua diubah sehingga berbunyi sebagai berikut :
Bagian KeduaBadan Perencanaan Pembangunan Daerah
Pasal 9(1). Susunan organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, terdiri dari :
1. Kepala Badan;
2. Sekretariat, membawahi:
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
b. Sub Bagian Perencanaan;
c. Sub Bagian Keuangan.
3. Bidang Perencanaan Pengembangan Ekonomi, membawahi:
a. Sub bidang Pertanian, Pertambangan dan Energi;
b. Sub bidang Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Pengembangan Dunia
Usaha.
4. Bidang Perencanaan Pengembangan Sosial Budaya, membawahi :
a. Sub bidang Pendidikan, Agama dan Kesejahteraan Sosia;
b. Sub bidang Pemerintahan dan Kependudukan.
5. Bidang Perencanaan Pengembangan Fisik dan Prasarana Wilayah,membawahi :
a. Sub bidang Fisik;
b. Sub bidang Prasarana Wilayah.
6. Bidang Penelitian, Pengembangan dan Statistik ;
a. Sub Bidang Penelitian dan Pengembangan;
b. Sub Bidang Statistik.
-86-
7. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2). Bagan struktur organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah sebagaimana
tersebut pada ayat (1), tercantum dalam Lampiran I Peraturan Daerah ini, dan
merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan.
3. Ketentuan Bab VI Bagian Ketujuh dan Pasal 14 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut :
Bagian KetujuhBadan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak
dan Keluarga BerencanaPasal 14
(1) Susunan organisasi Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan
Keluarga Berencana, terdiri dari :
1. Kepala Badan ;
2. Sekretariat, membawahi :
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
b. Sub Bagian Keuangan;
c. Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan.
3. Bidang Pengarusutamaan Gender, membawahi :
a. Sub Bidang Penguatan dan Pengembangan Kelembagaan Perempuan;
b. Sub Bidang Advokasi dan Komunikasi, Informasi dan Edukasi.
4. Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak, membawahi:
a. Sub Bidang Pemberdayaan dan Perlindungan Perempuan ;
b. Sub Bidang Pemberdayaan dan Perlindungan Anak.
5. Bidang Keluarga Berencana, membawahi :
a. Sub Bidang Jaminan Pelayanan KB dan KR;
b. Sub Bidang Kesehatan dan Reproduksi Remaja.
6. Bidang Keluarga Sejahtera, membawahi :
a. Sub Bidang Pemberdayaan Ekonomi Keluarga;
b. Sub Bidang Pembinaan Ketahanan Keluarga.
7. Unit Pelaksana Teknis Badan;
8. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan Struktur Organisasi Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan
Keluarga Berencana Kabupaten Kepulauan Sula adalah sebagaimana tercantum dalam
lampiran VI Peraturan Daerah ini, dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
4. Ketentuan Bab VI Bagian Keduabelas Pasal 18 ayat (1) dan (2) dihapus.
5. Ketentuan Bab VI, ditambah satu Pasal, yakni Pasal 18A, sehingga berbunyi sebagai berikut :
Bagian KeduabelasBadan Kearsipan dan Perpustakaan
Pasal 18A(1) Susunan organisasi Badan Kearsipan dan Perpustakaan, terdiri dari :
-87-
1. Kepala Badan ;
2. Sekretariat, membawahi :
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
b. Sub Bagian Keuangan;
c. Sub Bagian Penyusunan Program.
3. Bidang Kearsipan, membawahi :
a. Sub Bidang Pengelolaan Arsip In Aktif;
b. Sub Bidang Pengelolaan Arsip Statis.
4. Bidang Perpustakaan, membawahi :
a. Sub Bidang Pelayanan Perpustakaan;
b. Sub Bidang Pelestarian Bahan Pustaka.
5. Bidang Pengembangan Kearsipan dan Pengolahan Bahan Pustaka, membawahi :
a. Sub Bidang Pengembangan Bahan Kearsipan dan Pustaka;
b. Sub Bidang Deposit Karya Cetak / Karya Rekam.
6. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan Struktur Organisasi Kantor Kearsipan dan Perpustakaan Kepulauan Sula adalah
sebagaimana tercantum dalam lampiran VII Peraturan Daerah ini, dan merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan.
6. Ketentuan Pasal 20 ayat (2) dirubah sehingga berbunyi sebagai berikut :
Pasal 20 ayat (2)Kepala Lembaga Teknis Daerah yang berbentuk Kantor, Satuan dan Sekretaris pada Badan
dan Inspektorat serta Inspektur Pembantu pada Inspektorat adalah Jabatan Eselon IIIa.
7. Dengan Peraturan Daerah ini “Badan Perencanaan Pembangunan dan Statistik Daerah”,
“Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana” serta “Kantor Kebudayaan dan
Pariwisata” dicabut dari komposisi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Kepulauan Sula;
8. Bagan Struktur Organisasi Lembaga Teknis Daerah setelah dirubah terdapat dalam lampiran
Peraturan Daerah ini yang merupakan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan.
9. Ketentuan Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Sula Nomor 3 Tahun 2008 tentang
Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Kepulauan Sula sepanjang tidak dicabut atau
diubah menurut Peraturan Daerah ini dinyatakan masih tetap berlaku.
Pasal IIPeraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Kepulauan Sula.
Ditetapkan di Sanana
Pada tanggal 10 November 2010
BUPATI KEPULAUAN SULA
-88-
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Diundangkan di Sanana
Pada Tanggal 10 November 2010
(LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA TAHUN 2010NOMOR 07)
Lampiran I Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan SulaNomor : 07 Tahun 2010Tanggal : 10 November 2010.
BAGAN STRUKTUR ORGANISASIBADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN SULA
SEKRETARIAT
SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN
KEPALA BADAN
BUPATI KEPULAUAN SULA
Plt.SEKRETARIS DAERAHKABUPATEN KEPULAUAN SULA
H. MUHAMMAD JOISANGADJI, SE
-89-
BIDANGPenelitian dan Pengembangan dan statistikBIDANG
Perencanaan Pengembangan Fisik dan Prasarana Wilayah
BIDANGPerencanaan Pengembangan Ekonomi BIDANG
Perencanaan Pengembangan Sosial Budaya
Sub BidangPertanian, Pertambangan dan Energi
Sub BidangPerindakop dan Pengembangan Dunia Usaha
Sub BidangPendidikan, Agama dan Kesejahteraan Sosial
Sub BidangPemerintahan dan Kependudukan
Sub BidangFisik
Sub BidangPrasarana Wilayah
Sub BidangPenelitian dan Pengembangan
Sub BidangStatistik
KELOMPOKJABATAN FUNGSIONAL
Lampiran VI Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan SulaNomor : 07 Tahun 2010Tanggal : 10 November 2010.
BAGAN STRUKTUR ORGANISASIBADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
PERLINDUNGAN ANAK DAN KELUARGA BERENCANAKABUPATEN KEPULAUAN SULA
Sub Bagian Umum dan
Kepegawaian
KEPALA BADAN
SEKRETARIAT
SUB BAGIAN PERENCANAAN
SUB BAGIAN KEUANGAN
BUPATI KEPULAUAN SULA
AHMAD HIDAYAT MUS
U P T B
-90-KELOMPOK
JABATAN FUNGSIONAL
Lampiran VII Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan SulaNomor : 07 Tahun 2010Tanggal : 10 November 2010.
BAGAN STRUKTUR ORGANISASIBADAN KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN SULA
Sub Bagian Umum dan
Kepegawaian
Sub Bagian Keuangan
KEPALA BADAN
SEKRETARIAT
BUPATI KEPULAUAN SULA
AHMAD HIDAYAT MUS
Sub BidangPenguatan dan Pengembangan Kelembagaan Perempuan
UPTB
Sub Bagian Keuangan
Sub Bagian Program, Evaluasi
dan Pelaporan
Sub BidangAdvokasi dan
Komunikasi, Informasi dan Edukasi
Sub BidangPemberdayaan dan Perlindungan Anak
Sub BidangJaminan Pelayanan
KB dan KR
Sub BidangKesehatan Reproduksi
Remaja
Sub BidangPemberdayaan
Ekonomi Keluarga
Sub BidangPembinaan Ketahanan
Keluarga
BidangKeluarga Sejahtera
BidangKeluarga Berencana
BidangPerlindungan Perempuan
dan anak
BidangPengarusutamaan
Gender
Sub BidangPemberdayaan dan
Perindungan Perempuan
-91-
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULANOMOR 08 TAHUN 2010
TENTANG
ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAINDAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI KEPULAUAN SULA,
BUPATI KEPULAUAN SULA
AHMAD HIDAYAT MUS
Sub BidangPengelolaan Arsip
In-Aktif
Sub BidangPelayanan
Perpustakaan
Sub Bagian Penyusunan Program
Sub BidangPngelolaan Arsip
Statis
Sub BidangPelestarian Bahan
Pustaka
Sub BidangPengembangan Bahan Kearsipan dan Pustaka
Sub BidangDeposit Karya Cetak /
Karya Rekam
BidangPengembangan Kearsipan dan
Pengolahan Bahan Pustaka
BidangPerpustakaanBidang
Kearsipan
-92-
Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan peraturan perundang-undangan, tugas
pemerintahan lainnya sesuai ketentuan dalam pasal 45 ayat (1) Peraturan
Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah,
perlu dibentuk Lembaga Lain sebagai bagian dari perangkat daerah ;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan yang dimaksud huruf a diatas, perlu
menetapkan peraturan daerah tentang Organisasi dan Tata Kerja
Lembaga Lain Daerah Kabupaten Kepulauan Sula.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 46 Tahun 1999 tentang Pembentukan Provinsi
Maluku Utara, Kabupaten Buru, dan Kabupaten Maluku Tenggara Barat
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 174,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3895);
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten
Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Kepulauan
Sula, Kabupaten Halmahera Timur, dan Kota Tidore Kepulauan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 21, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3961);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005
tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108,
Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4548);
4. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nmor 4723);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4737);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4741);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang
Pertanggungjawaban Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
-93-
Indonesia Tahun 2000 Nomor 202, tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4022);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pembinaan dan
Pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk
Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah.
Dengan Persetujan BersamaDEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN SULADan
BUPATI KEPULAUAN SULA
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA
LEMBAGA LAIN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA.
BAB IKETENTUAN UMUM
Pasal 1Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Kepulauan Sula;
2. Pemerintahan Daerah adalah Penyelenggaraan urusan Pemerintahan oleh Pemerintah
Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi
seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945;
3. Pemerintah Daerah adalah Bupati Kepulauan Sula dan Perangkat Daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah;
4. Kepala Daerah adalah Bupati Kepulauan Sula;
5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disebut DPRD adalah lembaga perwakilan
rakyat daerah sebagai unsure penyelenggara Pemerintahan Daerah;
6. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Kepulauan Sula;
7. Lembaga Lain Kabupaten Kepulauan Sula adalah lembaga yang menjadi bagian dari
Perangkat Daerah yang terdiri dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Sekretariat
Dewan Pengurus KORPS Pegawai Negeri Sipil Republik Indonesia Kabupaten Kepulauan
Sula;
-94-
8. Badan Penanggulangan Bencana Daerah selanjutnya disebut BPBD Kabupaten adalah
Perangkat Daerah Kabupaten dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi
penanggulangan bencana;
9. Sekretariat Dewan Pengurus KORPS Pegawai Negeri Sipil Republik Indonesia Kabupaten
selanjutnya disebut KORPRI Kabupaten adalah Sekretariat Dewan Pengurus KORPS
Pegawai Negeri Sipil Republik Indonesia Kabupaten Kepulauan Sula;
10. Kepala adalah Kepala BPBD Kabupaten Kepulauan Sula;
11. Kepala Sekretariat BPBD Kabupaten adalah kepala pelaksana harian yang disebut unsur
pelaksana BPBD Kabupaten Kepulauan Sula;
12. Kepala Sekretariat KORPRI adalah Sekretaris KORPRI Kabupaten Kepulauan Sula;
BAB IIPEMBENTUKAN
Pasal 2Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk Lembaga Lain Daerah Kabupaten Kepulauan Sula, terdiri
dari :
a. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kepulauan Sula;
b. Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI Kabupaten Kepulauan Sula.
BAB IIIBADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
Bagian KesatuKedudukan, Tugas danFungsi
Paragraf 1Kedudukan
Pasal 3BPBD Kabupaten adalah unsur penunjang penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di bidang
penanggulanagn bencana daerah, yang dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang secara ex-
officio dijabat olehSekretaris Daerah yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab
kepada Bupati.
Paragraf 2Tugas Pokok
Pasal 4BPBD Kabupaten mempunyai tugas :
a. menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan bencana yang
mencakup pencegahan bencana, penanganan darurat, rehabilitasi, serta rekonstruksi secara
adil dan setara ;
b. menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan bencana
berdasarkan peraturan perundang-undangan ;
c. menyusun, menetapkan, dan menginformasikan peta rawan bencana;
-95-
d. menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana ;
e. melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Kepala Daerah setiap bulan
sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana ;
f. mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang ;
g. mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD) ; dan
h. melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Paragraf 3FungsiPasal 5
Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Badan Penanggulangan
Bencana Daerah mempunyai fungsi :
a. Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi
dengan bertindak cepat dan tepat, efektif dan efisien;
b. Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana,
terpadu dan menyeluruh.
Bagian KeduaOrganisasiParagraf 1
Susunan OrganisasiPasal 6
Susunan organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah, terdiri dari :
1. Kepala ;
2. Unsur Pengarah ;
3. Unsur Pelaksana.
Paragraf 2Unsur Pengarah
Pasal 7(1) Unsur Pengarah BPBD berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten;
(2) Keanggotaan Unsur Pengarah BPBD berjumlah 11 Anggota terdiri dari 6 Pejabat Instansi
Pemerintah dan 5 Anggota dari Masyarakat Profesional di Daerah;
(3) Ketua Unsur Pengarah dijabat oleh Kepala BPBD Kabupaten;
(4) Ketentuan mengenai keanggotaan serta mekanisme penetapan anggota unsur pengarah
berpedoman pada ketentuan Peraturan Perundang-Undangan.
Pasal 8
-96-
(1) Unsur Pengarah mempunyai tugas memberikan masukan dan saran kepada Kepala Badan
Penanggulangan Bencana Daerah;
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Unsur Pengarah
melaksanakan fungsi :
a. Perumusan Kebijakan Penanggulangan Bencana Daerah;
b. Pemantauan;
c. Evaluasi dalam Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana.
Paragraf 3Unsur Pelaksana
Pasal 9(1) Unsur Pelaksana BPBD berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan
Penanggulangan Bencana Daerah;
(2) Unsur Pelaksana BPBD dipimpin oleh seorang Kepala Pelaksana yang membantu Kepala
Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi
sehari-hari.
Pasal 10Unsur Pelaksana BPBD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 mempunyai tugas melaksanakan
penanggulangan bencana secara terintegrasi meliputi:
a. Prabencana;
b. Saat Tanggap Darurat; dan
c. Pascabencana.
Pasal 11Dalam pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 Unsur Pelaksana BPBD
mempunyai fungsi:
a. Pengkoordinasian;
b. Pengkomandoan; dan
c. Pelaksana.
Pasal 12Fungsi koordinasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 huruf a, merupakan fungsi
koordinasian Unsur Pelaksana BPBD dilaksanakan melalui koordinasi dengan Satuan Kerja
Perangkat Daerah lainnya di daerah, instansi vertikal yang ada di daerah, lembaga usaha
dan/atau pihak lain yang diperlukan pada tahap prabencana dan pasca bencana;
Pasal 13Fungsi komando sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 huruf b, merupakan fungsi komando
Unsur Pelaksana BPBD dilaksanakan melalui pengerahan sumber daya manusia, peralatan,
-97-
logisik dari Satuan Kerja Perangkat Daerah lainnya, instansi vertikal yang ada di daerah serta
langkah-langkah lainnya yang diperlukan dalam rangka penanganan darurat bencana;
Pasal 14Fungsi pelaksana sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 huruf c, merupakan fungsi
Pelaksanaan Unsur Pelaksana BPBD yang dilaksanakan secara terkoordinasi dan terintegrasi
dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah lainnya di daerah, instansi vertikal yang ada di daerah
dengan memperhatikan kebijakan penyelenggaraan penanggulangan bencana dan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 15(1) Unsur Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah terdiri atas:
1. Kepala Pelaksana
2. Sekretariat Unsur Pelaksana, terdiri dari :
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
b. Sub Bagian Perencanaan;
c. Sub Bagian Keuangan.
3. Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan;
a. Seksi Pencegahan ;
b. Seksi Kesiapsiagaan.
4. Bidang Kedaruratan dan Logistik ;
a. Seksi Penyelamatan, Evaluasi dan Penanganan Pengungsi ;
b. Seksi Logistik.
5. Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi;
a. Seksi Rehabilitasi;
b. Seksi Rekonstruksi.
6. Satuan tugas;
7. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan Struktur Organisasi BPBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam
lampiran Peraturan Bupati ini dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
BAB IVSEKRETARIAT DEWAN PENGURUS KORPRI
Bagian KesatuKedudukan, Tugas dan Fungsi
Paragraf 1Kedudukan
Pasal 16
(1) Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI Kabupaten merupakan bagian dari Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD), secara teknis operasional bertanggungjawab kepada Dewan
-98-
Pengurus KORPRI Kabupaten dan secara teknis administratif bertanggungjawab kepada
Bupati melalui Sekretariat Daerah.
(2) Sekretariat Pengurus KORPRI Kabupaten dipimpin oleh seorang Sekretaris.
Paragraf 2Tugas Pokok
Pasal 17Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI Kabupaten mempunyai tugas melaksanakan dukungan
teknis operasional dan administrasi pada Pengurus KORPRI Kabupaten dalam melaksanakan
tugas dan wewenangnya, serta pembinaan terhadap seluruh unsur dalam lingkungan Sekretariat
Pengurus KORPRI Kabupaten.
Paragraf 3Fungsi
Pasal 18Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, Sekretariat Dewan
Pengurus KORPRI mempunyai fungsi :
a. penyelenggaraan pengelolaan administrasi umum dan kerjasama;
b. penyelenggaraan kegiatan pembinaan olah raga, seni, budaya, mental dan rohani;
c. penyelenggaraan kegiatan usaha dan bantuan sosial;
d. pengkoordinasian dan fasilitasi penyelenggaraan Sekretariat Pengurus KORPRI Kabupaten;
dan
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris Daerah Kabupaten dan Ketua
Pengurus KORPRI Kabupaten.
Bagian KeduaOrganisasi
Pasal 19(1) Susunan Organisasi Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI Kabupaten terdiri atas :
a. Subbagian Umum dan Kerjasama;
b. Subbagian Olah Raga, Seni, Budaya, Mental dan Rohani; dan
c. Subbagian Usaha, Bantuan Hukum dan Sosial.
(2) Bagan Struktur Organisasi Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI Kabupaten Kepulauan
Sula sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum pada lampiran Peraturan ini.
BAB VESELON, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN
-99-
Bagian PertamaEsalon
Pasal 20(1) Kepala Pelaksana BPBD adalah Jabatan struktural eselon II.b ;
(2) Kepala Sekretariat, dan Kepala Bidang BPBD dan Sekretaris Dewan Pengurus KORPRI
adalah jabatan struktural eselon III.b ;
(3) Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi BPBD adalah jabatan struktural eselon IV.a ;
(4) Kepala Subbagian pada Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI adalah jabatan struktural
eselon IV.b
Bagian KeduaPENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN
Pasal 21(1) Kepala Pelaksana BPBD, Sekretaris Dewan Pengurus KORPRI diangkat dan diberhentikan
oleh Bupati atas usul Sekretaris Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku ;
(2) Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi pada BPBD diangkat dan
diberhentikan oleh Bupati dari Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi syarat atas usul
Kepala Pelaksana BPBD melalui Sekretaris Daerah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
(3) Kepala Sub Bagian pada Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI diangkat dan diberhentikan
oleh Bupati dari Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi syarat atas usul Sekretaris Dewan
Pengurus KORPRI melalui Sekretaris Daerah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
BAB VIKELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Pasal 22(1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga dalam jenjang jabatan fungsional
yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya.
(2) Setiap kelompok dipimpin oleh seorang pejabat fungsional yang diangkat oleh Bupati.
(3) Jenis, jenjang dan jumlah jabatan fungsional ditetapkan oleh Bupati berdasarkan kebutuhan
dan beban kerja sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB VIITata KerjaPasal 23
-100-
(1) Setiap pemimpin satuan organisasi wajib mengawasi bawahannya msing-masing dan bila
terjadi penyimpangan agar mengambil langkah-langkah yang diperlukan.
(2) Setiap pemimpin satuan organisasi bertanggungjawab memimpin dan mengkoordinasi
bawahan masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan
tugas bawahannya.
(3) Setiap pemimpin satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan
bertanggung jawab pada atasannya masing-masing serta menyampaikan laporan berkala
tepat waktu.
(4) Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan organisasi dan bawahannya wajib diolah dan
dipergunakan sebagai bahan untuk penyusunan laporan lebih lanjut dan untuk memberikan
petunjuk kepada bawahannya.
(5) Dalam penyampaian laporan masing-masing kepada atasan, tembusan laporan wajib
disampaikan pula kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai
hubungan kerja.
BAB VIIIKETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 24Penjabaran lebih lanjut mengenai Tugas Pokok dan Fungsi lembaga lain sebagaimana pada
Pasal 15 dan Pasal 19 peraturan daerah ini ditetapkan dengan Peraturan Bupati.
BAB IXPENUTUPPasal 25
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Kepulauan Sula.
Ditetapkan di Sanana
Pada tanggal 10 November 2010
BUPATI KEPULAUAN SULA
AHMAD HIDAYAT MUS
-101-
Diundangkan di Sanana
Pada Tanggal 10 November 2010
(LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA TAHUN 2010NOMOR 08)
LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULANomor : 08 TAHUN 2010Tanggal : 10 November 2010
BAGAN STRUKTUR ORGANISASIBADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH