Page 1
BAB IV
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
4.1 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam
penyusunan laporan PKL (Praktek Kerja Lapangan) ini
adalah:
4.1.1 Observasi
Observasi atau pengamatan langsung adalah
pengumpulan data dimana peneliti atau kolaboratornya
mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan
selama penelitian (Gulo, 2005).
Pengumpulan data dilakukan dengan melihat
langsung proses dan kegiatan bisnis yang berjalan
pada PT Aplikanusa Lintasarta. Pada tanggal 1
Februari 2012 – 29 Februari 2012, dilakukan 4 hari
dalam seminggu selama 1 bulan yang bertempat di Jl.
T.B. Simatupang (R.A Kartini) Kav.10 Jakarta
Selatan, 12430. Hasil yang akan dicapai adalah
melihat proses bisnis yang berjalan dan segala
kegiatan yang dilaksanakan. Kegiatan pengamatan
langsung ini dilakukan di bawah pengawasan Bapak
48
Page 2
Kadek Agus Yudhana selaku Asisten Manajer Gold
Divisi Customer Relationship dan Bapak Abdurrahim Fachri
Nasution selaku Asisten Manajer Silver Divisi
Customer Relationship PT Aplikanusa Lintasarta.
Beliau memberikan data-data yang dibutuhkan
untuk menganalisis dan merancang perbaikan aplikasi
helpdesk pada portal ISDS (Integrated Service Delivery
System). Seperti data bisnis proses dalam pemakaian
aplikasi ISDS dari mulai pre sales service hingga after
sales service, penjelasan seputar pemakaian aplikasi
ISDS khususnya pada aplikasi helpdesk, serta data-
data profil perusahaan.
4.1.2 Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan
untuk tujuan penelitian dengan cara melakukan tanya
jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau
pewawancara dengan si penjawab atau responden
dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide
(Nazir, 2005).
Metode wawancara yang digunakan untuk
mendapatkan data adalah dengan cara mengajukan
pertanyaan kepada pihak yang terlibat langsung
dengan aplikasi helpdesk ISDS (Integrated Service and
Delivery System) khususnya pada Divisi CR (Customer
49
Page 3
relationship) yang melayani penanganan aduan gangguan
pelanggan.
Pihak yang terkait pada wawancara ini adalah
pembimbing lapangan di perusahaan tempat saya PKL
yaitu Bapak Kadek Agus Yudhana dan Bapak Abdurrahim
Fachri Nasution. Pertanyaan yang saya ajukan ke
Bapak Fachri diantaranya adalah “Apakah aplikasi
helpdesk pada portal ISDS ini mampu melayani
penanganan pengaduan pelanggan dengan baik? sebagai
salah satu asisten manajer CAR ini pun menjawab
“Saat ini aplikasi helpdesk ISDS berjalan cukup
baik, namun masih ada beberapa kekurangan yang
terdapat pada aplikasi ini diantaranya adalah
aplikasi ini belum memiliki sistem alert sebagai
reminder (pengingat) kepada helpdesk/CAR untuk
melakukan update penanganan gangguan kepada
pelanggan.
50
Page 4
4.1.3 Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan mempelajari
teori-teori yang berhubungan dengan sistem aplikasi
helpdesk. Teori-teori tersebut berasal dari buku,
jurnal, internet, maupun majalah. Buku-buku yang
digunakan antara lain Petunjuk Penggunaan Sistem Remedy
Helpdesk, (2004), PT. RTM, Pengenalan Teknologi
Informasi, Metode Desain dan Analisis Sistem dan
lain sebagainya.
4.2 Indentifikasi dan Seleksi Proyek
Saat ini PT Aplikanusa Lintasarta, Jakarta Selatan
telah menerapkan sistem terintegrasi yang dinamakan ISDS
(Integrated Service and Delivery System) yang digunakan untuk
beberapa divisi. Divisi CR (Customer Relationship)
menggunakan sistem ini sebagai sistem helpdesk untuk
penanganan aduan gangguan. Pada sistem aplikasi helpdesk,
masih terdapat beberapa kekurangan yang mampu
menyebabkan pelayanan kepada pelanggan kurang maksimal,
diantaranya adalah belum adanya alert untuk mengingatkan
helpdesk/CAR agar melakukan update perkembangan penanganan
aduan gangguan ke pelanggan dan sistem pengiriman
notifikasi email otomatis yang berfungsi untuk
mengirimkan pemberitahuan ke email helpdesk/CAR agar51
Page 5
segera melakukan update penanganan gangguan ke pelanggan
dan segera melakukan punutupan tiket (close ticket) setelah
melewati batas ketentuan perusahaan. Oleh karena itu,
untuk mengoptimalkan pelayanan penanganan aduan gangguan
kepada pelanggan dibutuhkan suatu perbaikan terhadap
aplikasi yang telah berjalan sehingga pelayanan kepada
pelanggan dapat optimal.
4.3 Inisiasi dan Perencanaan Sistem
Pada tahap ini ada beberapa persiapan yang perlu
dilakukan dalam menganalisis dan merancang aplikasi
helpdesk, antara lain:
a. Profil perusahaan PT Aplikanusa Lintasarta, yaitu
uraian mengenai latar belakang, visi, misi, dan core
values perusahaan.
b. Identifikasi masalah, yaitu mengidentifikasi masalah-
masalah yang terdapat pada aplikasi helpdesk yang
sedang berjalan, sehingga dapat memberikan solusi
atau pemecahan masalah untuk perbaikan dan
pengembangan sistem. Identifikasi masalah pada sistem
yang berjalan diantaranya adalah:
1. Sistem aplikasi helpdesk belum memiliki fitur yang
mampu mengirimkan notifikasi secara langsung ke
52
Page 6
email pelanggan setelah helpdesk/CAR membuat ataupun
meng-update tiket pelanggan.
2. Sistem aplikasi helpdesk belum memiliki sistem alert
untuk mengingatkan helpdesk/CAR yang seringkali lupa
untuk melakukan update informasi ke pelanggan dan
melakukan close ticket apabila dalam kurun waktu lebih
dari 2 jam, helpdesk/CAR belum memberikan informasi
ke pelanggan.
3. Sistem aplikasi helpdesk belum memiliki sistem
automation (otomasi) yang berguna untuk mengirimkan
notifikasi ke email helpdesk/CAR yang belum melakukan
close ticket dan update penanganan gangguan jaringan ke
pelanggan apabila dalam jangka waktu lebih dari 4
jam, helpdesk/CAR belum melakukan update penanganan
gangguan pelanggan dan belum melakukan close ticket yang
dapat dapat menyebabkan laporan SLA (Service Level
Agreement) pelanggan tidak muncul dan dapat
mengalami lompat bulan.
c. Lingkup sistem, yaitu menentukan batasan ruang
lingkup sistem yang akan dibangun. Lingkup sistem
yang akan dibangun di antaranya adalah:
a. Sistem dapat mengolah data tiket, data
pelanggan, data jaringan, data alert, data trigger,
data otomasi, data penanggung jawab.
53
Page 7
b. Sistem yang akan dikembangkan dapat digunakan
untuk memperbaiki sistem aplikasi helpdesk yang
sudah ada.
c. Tujuan sistem, yaitu menentukan untuk apa dan
untuk siapa sistem ini dibangun. Perancangan
perbaikan aplikasi sistem helpdesk ini bertujuan
untuk memberikan solusi optimal terhadap
permasalahan-permasalahan yang terjadi selama
ini pada aplikasi helpdesk di PT Aplikanusa
Lintasarta.
4.4 Analisis
4.4.1 Bisnis Proses Sistem Aplikasi ISDS pada PT
Aplikanusa Lintasarta
Gambar 4.1 Bisnis Proses Sistem Aplikasi ISDS PT
Aplikanusa Lintasarta
54
Page 8
Sistem ISDS merupakan suatu portal web yang
terintegrasi dengan beberapa divisi di lingkup PT
Aplikanusa Lintasarta, seperti Divisi CR (Customer
relationship), Divisi Service delivery/ Divisi Pasang Baru
(PSB), Divisi Operasional Harian (Ophar), serta
Divisi Keuangan. Sistem ISDS ini hanya dapat
dijalankan pada jaringan internal perusahaan dan
yang dapat mengakses sistem ini hanyalah orang-
orang yang bekerja menggunakan sistem ini dan telah
terdaftar, dalam hal ini adalah karyawan PT
Aplikanusa Lintasarta itu sendiri, baik dari kantor
pusat maupun dari kantor-kantor cabang yang saling
terhubung.
4.4.1.1 Proses Online Billing Jaringan Dari Pre Sales Service
hingga After Sales Service
55
Page 9
Gambar 4.2 Flowchart Online Billing Jaringan
Penjelasan Proses Online Billing Jaringan
1. Pelanggan menghubungi bagian sales untuk proses
pemasangan baru jaringan
2. Sales memberikan Form Pemasangan Baru (FPB) kepada
pelanggan. Form Pasang Baru (FPB) mencakup alamat
pelanggan, Ketentuan RFS (Ready for Service) yang disetujui
56
Page 10
oleh pelanggan dan penyedia jasa, Besaranya bandwith
yang akan dipasang, serta PIC Remote (Personel In Charge).
3. Bagian Dukjul (Dukungan Penjualan) pada sales memproses
data-data yang telah diberikan untuk kemudian diberikan
ke Divisi Service Delivery.
4. DCO (Delivery Control Officer) yang merupakan bagian dari
Divisi Service Delivery bertugas memasukan data pelanggan
baru yang telah diperoleh ke dalam FPB Online pada
sistem ISDS.
5. Bagian Product Management akan melakukan proses verifikasi
RFS (Ready for Service), Kebutuhan kapasitas, Alokasi Datek
(Data Telekomunikasi).
6. Setelah segala keperluan menyangkut survey awal selesai,
maka terbitlah SPK (Surat Perintah Kerja) dan kegiatan
instalasi jaringan oleh Divisi Service Delivery (Pasang Baru)
dilakukan.
7. Proses Aktivasi jaringan mulai dilakukan setelah BAO
(Berita Acara Operasional) terbit dan secara otomotis
online billing pun mulai berjalan.
8. Pada tahapan ini jaringan pelanggan sudah dapat
digunakan dengan status online billing yang berarti jaringan
masih ada garansi selama 2 minggu atau 14 hari.
9. Helpdesk/CAR akan melakukan konfirmasi ke pelanggan bahwa
proses pemasangan baru jaringan telah berhasil dan
jaringan telah dapat digunakan oleh pelanggan.
57
Page 11
4.4.1.2 Proses Cabut Jaringan
58
Page 12
Gambar 4.3 Flowchart Cabut Jaringan
Penjelasan Proses Dalam Cabut Jaringan Pelanggan
59
Page 13
1. Pelanggan menghubungi helpdesk/CAR untuk menangani aduan.
2. Helpdesk/CAR merespon aduan pelanggan
3. Helpdesk/CAR melakukan verifikasi data pelanggan guna
memperoleh nomor jaringan pelanggan melalui aplikasi
ISDS.
4. Jika aplikasi ISDS tidak mampu melacak pelanggan
berdasarkan nomor jaringan, nama perusahaan, dan alamat,
maka helpdesk/CAR akan menghubungi bagian sales untuk
menanyakan nomor jaringan, sebab pada awal pemasangan
jaringan, bagian sales yang langsung berhubungan dengan
pelanggan dan telah memasukan data pelanggan ke sistem
penjualan.
5. Pelanggan ingin melakukan cabut jaringan, maka
helpdesk/CAR akan mengembalikan permasalahan ke Divisi
Service Delivery/ Pasang Baru.
6. Pelanggan akan diberikan Form Permintaan Cabut (FPC)
untuk diisi dari bagian sales.
7. Setelah diisi form ketentuanya, maka akan diterbitkan
SPK (Surat Perintah Kerja) sebagai surat resmi dari
perusahaan yang menyampaikan bahwa jaringan yang
dipasang di tempat pelanggan akan dilakukan proses
pencabutan. Ada beberapa alasan mengapa pelanggan
melakukan proses cabut jaringan, diantaranya adalah:
60
Page 14
Masa kontrak antara pelanggan dengan PT Aplikanusa
Lintasarta telah habis. Perjanjian pemasangan
jaringan biasanya selama 1 tahun.
Jaringan yan bermasalah, sehingga mengakibatkan
pelanggan memutuskan untuk mencabut jaringan.
Ditutupnya cabang perusahaan pelanggan.
Jaringan sudah tidak digunakan.
Harga yang semakin meningkat utnuk pemasangan
jaringan.
8. Dengan adanya SPK dari perusahaan pula maka NMS (Network
management system) dapat dilakukan proses shutdown dan
deinstalasi jaringan.
4.4.1.3 Proses Mutasi Jaringan
61
Page 15
Gambar 4.4 Flowchart Mutasi Jaringan
Penjelasan Proses Mutasi Jaringan Pelanggan
62
Page 16
1. Pelanggan menghubungi helpdesk/CAR untuk menangani
permasalahan.
2. Helpdesk/CAR merespon aduan pelanggan
3. Helpdesk/CAR melakukan validasii data pelanggan guna
memperoleh nomor jaringan pelanggan melalui sistem ISDS.
4. Jika aplikasi ISDS tidak mampu melacak pelanggan
berdasarkan nomor jaringan, nama perusahaan, dan alamat,
maka helpdesk/CAR akan menghubungi bagian sales untuk
menanyakan nomor jaringan, sebab pada awal pemasangan
jaringan, bagian sales yang langsung berhubungan dengan
pelanggan dan telah memasukan data pelanggan ke sistem
penjualan.
5. Pelanggan ingin melakukan mutasi jaringan, maka
helpdesk/CAR akan mengembalikan permasalahan ke Divisi
Service Delivery/ Pasang Baru
6. Pelanggan akan diberikan Form Permintaan Perubahan (FPP)
untuk diisi.
7. Setelah diisi form ketentuanya, maka akan diterbitkan
SPK (Surat Perintah Kerja) sebagai surat resmi dari
perusahaan yang menyampaikan bahwa jaringan yang
dipasang di tempat pelanggan akan dilakukan proses
mutasi. Ada beberapa alasan mengapa pelanggan melakukan
proses mutasi, diantaranya adalah:
Pelanggan menginginkan upgrade ataupun downgrade
kecepatan jaringan
63
Page 17
Mutasi alamat, yakni adanya perubahan alamat
perusahaan pelanggan
8. Dengan adanya SPK dari perusahaan pula maka akan ada
proses provisioning. Proses provisioning diantaranya adalah
instalasi, aktivasi jaringan, dan lain-lain.
9. Setelah semua prosedur selesai maka proses mutasi pun
berhasil.
4.4.2 Analisa Sistem yang Sedang Berjalan
4.4.2.1 Aplikasi Helpdesk ISDS (Integrated Service Delivery
System) PT Aplikanusa Lintasarta
Pada dasarnya, aplikasi ISDS hanya dapat
dijalankan pada jaringan internal PT Aplikanusa
Lintasarta dan yang berhak menggunakan hanyalah
orang-orang yang dalam keseharian bekerja dengan
sistem ini dan telah terdaftar pada database
sistem, dalam hal ini adalah karyawan PT Aplikanusa
Lintasarta itu sendiri, baik karyawan dari kantor
pusat maupun dari kantor-kantor cabang yang saling
terhubung. Aplikasi ISDS ini dapat diakses oleh
berbagai divisi, diantaranya adalah Divisi Customer
Relationship, Divisi Service Delivery, Divisi Operasional
Harian, dan Divisi Keuangan. Walaupun semua divisi
tersebut mampu mengakses halaman yang sama, namun
64
Page 18
tetap saja mereka hanya dapat menggunakan halaman-
halaman pada aplikasi yang menjadi tugas mereka,
seperti Divisi CR yang terdiri dari helpdesk/CAR,
walaupun mereka dapat melihat pekerjaan-pekerjaan
yang dilakukan oleh divisi lain, namun karena
mereka tidak mengerti tugas yang dilakukan oleh
divisi lain, maka halaman tersebut tidak perlu
dibuka, cukup membuka halaman tempat mereka
bekerja.
Helpdesk/CAR menggunakan aplikasi ISDS ini
untuk menangani keluhan pelanggan terkait dengan
gangguan komunikasi data dan internet, jadi apabila
pelanggan mengadukan hal-hal diluar gangguan, maka
tidak diproses oleh helpdesk/CAR dan akan dilempar
ke divisi lain sesuai dengan masalah yang dihadapi
pelanggan. Seorang helpdesk/CAR mampu memasukan data
keluhan pelanggan, membuat tiket aduan, melakukan
eskalasi masalah, monitoring gangguan, dan membuat
laporan gangguan. Berikut ini merupakan gambar dari
sistem ISDS yang terdapat pada PT Aplikanusa
Lintasarta.
65
Page 19
Gambar 4.7 Kolom Untuk Melakukan Validasi Data
Pelanggan
Gambar 4.8 Kolom Pencarian History Gangguan Pelanggan
66
Page 20
Gambar 4.9 Log Gangguan pada Aplikasi Helpdesk ISDS
4.4.2.2 Proses Penanganan Aduan Gangguan Dengan Aplikasi
Helpdesk ISDS
67
Page 21
Gambar 4.10 Penanganan Aduan Gangguan Dengan Aplikasi
Helpdesk ISDS
68
Page 22
Penjelasan Prosedur Dalam Penanganan Aduan Gangguan
1. Pelanggan menghubungi helpdesk/CAR untuk menangani
keluhan.
2. Helpdesk/CAR merespon keluhan pelanggan yang diterima
melalui telepon ataupun email. Keluhan yang dialami
pelanggan berkaitan dengan permasalahan jaringan
komunikasi data.
3. Helpdesk/CAR memverifikasi data pelanggan dengan
menanyakan nama perusahaan, alamat perusahaan, dan lain
sebagainya untuk memperoleh nomor jaringan pelanggan
yang di input pada sistem aplikasi ISDS.
4. Jika aplikasi tidak mampu melacak pelanggan nomor
jaringan pelanggan, maka helpdesk/CAR akan menghubungi
sales untuk menanyakan nomor jaringan, sebab pada awal
pemasangan jaringan, bagian sales yang langsung
berhubungan dengan pelanggan dan sales telah memasukan
data pelanggan ke sistem penjualan.
5. Setelah proses verifikasi data pelanggan selesai
kemudian helpdesk/CAR mengidentifikasi gangguan jaringan
pelanggan, misalnya link pelanggan mengalami
penurunan/down atau aplikasi lambat atau tidak bisa
mengakses ke link internasional.
6. Setelah teridentifikasi masalah yang dikeluhkan oleh
pelanggan, maka helpdesk/CAR akan membuat tiket aduan dan
69
Page 23
secara otomatis pelanggan akan memperoleh nomor tiket.
Status tiket terdiri dari :
a. Open ticket adalah tiket yang sedang dilakukan proses
penanganan aduan gangguan sesuai komitmen service level
agreement (SLA).
b. Pending ticket adalah tiket yang sedang dalam proses
penanganan tetapi ditunda kerena beberapa hal,
misalnya kendala transportasi, cuaca, kendala
teknis maupun non teknis.
c. Stop clock adalah sistem yang diperuntukan atas
kesepakatan dengan pelanggan jika terjadi hal
diluar ketentuan teknis, misalnya dilokasi sedang
mengalami musibah, mati listrik, kendala
transportasi. Hal ini dilakukan agar counter durasi
perbaikan sesuai dengan service level agreement.
d. Close ticket adalah suatu tiket yang sudah selesai
ditangani oleh helpdesk/CAR maupun teknisi.
7. Setelah memasukan tiket aduan, maka status tiket akan
berubah menjadi open ticket.
8. Kemudian dilakukan proses pengecekan oleh bagian terkait
sesuai dengan masalah dan jenis jaringannya.
9. Apabila hasil pengecekan ternyata jaringan pelanggan
normal maka helpdesk/CAR akan melakukan close ticket dan log
gangguan akan ter-update, lalu helpdesk/CAR akan melakukan
update informasi ke pelanggan.
70
Page 24
10. Namun, jika ternyata setelah dilakukan pengecekan
masih terdapat masalah, maka helpdesk/CAR akan melakukan
first level handling, dimana helpdesk/CAR akan melakukan
koordinasi dengan pelanggan untuk melakukan pengecekan
NMS (Network Management System) pelanggan serta pengecekan
perangkat yang dipasang di tempat pelanggan yang dapat
dilakukan dengan melakukan reset modem pelanggan.
11. Apabila setelah melakukan reset modem jaringan
belum normal, maka helpdesk/CAR akan melakukan second level
handling dengan men-dispatch tiket ke divisi operasional
harian. Divisi ini terlebih dahulu akan menetapkan tugas
kepada teknisi dan kemudian mengirim teknisi ke lokasi
pelanggan untuk mengecek lebih lanjut gangguan jaringan
pelanggan dan kemudian akan memonitor gangguan
pelanggan.
12. Setelah masalah terselesaikan, maka tiket akan
dikembalikan ke helpdesk/CAR yang bersangkutan. Kemudian
helpdesk/CAR akan melakukan close ticket dan mengirim update
informasi ke pelanggan melalui email ataupun telepon.
4.4.2.3 Eskalasi
Eskalasi adalah suatu kejadian dimana ketika bagian
helpdesk tidak mampu melayani pelayanan pengaduan
gangguan pelanggan dan belum mampu memberikan alternatif
solusi kepada pelanggan dalam jangka waktu lebih dari 2
71
Page 25
jam, maka bagian helpdesk akan melakukan eskalasi atau
proses untuk meningkatkan penanganan ke level yang
lebih tinggi. Berikut ini merupakan tabel eskalasi
berdasarkan waktu penanganan.
Tabel 4.1 – Tabel Eskalasi
Sumber : Dokumentasi PT Aplikanusa Lintasarta
Level Waktu Eskalasi0 0 s/d 0.25 Lintasarta Customer Care1 0.25 s/d 4 Customer relationship
Management2 4 s/d 6 AVP Customer relationship
3 6 s/d 8 VP Customer relationship Group4 8 s/d 24 SVP Customer relationship
Group5 > 24 Business Director
4.4.2.4 Teknologi Pengolahan Data yang Digunakan
Teknologi pengolahan data yang digunakan untuk
menjalankan aplikasi helpdesk ISDS di PT Aplikanusa
Lintasarta antara lain:
1. Hardware
a) Processor : Intel Pentium 4 1.80 Ghz
b) RAM : 512 MB
72
Page 26
c) Harddisk : 40 GB
d) Floopy Disk : -
e) Mouse : Scrool
f) Keyboard : Logitech
g) Monitor : LCD 15” Samsung
h) Telepon PABX : Notel Network
2. Software
a) Sistem Operasi : Windows XP
b) Aplikasi Program : Microsoft Office 2007,
Mozilla Firefox, Microsoft Outlook.
4.4.3 Analisa Sistem Usulan
Sistem yang diusulkan adalah dengan menambahkan
beberapa fitur tambahan pada aplikasi helpdesk ISDS.
Penjelasan pada gambaran analisa sistem yang diajukan
adalah:
1) Sistem alert. Alert ini akan berjalan ketika helpdesk/CR
tidak melakukan update informasi ke pelanggan selama
lebih dari 2 jam, alert juga akan berjalan apabila
helpdesk/CAR belum melakukan close ticket selama lebih dari
2 jam setelah tiket terpecahkan (solved) dan setelah
dilakukan update informasi ke pelanggan.Tiket yang
belum ditutup dapat menyebabkan tidak munculnya
laporan bulanan dan waktu respon terhadap penangan
pelanggan yang melebihi SLA (Service Level Agreement).
73
Page 27
2) Sistem lain yang diusulkan adalah dengan menambahkan
sistem trigger (pemicu), sistem ini dapat mengirimkan
notifikasi otomatis ke email pelanggan secara
langsung tanpa butuh pengaturan waktu sebelumnya.
Salah satu contoh notifikasi yang diusulkan adalah
notify requester of received ticket, dengan adanya notifikasi
ini maka secara otomatis sistem trigger akan langsung
mengirimkan notifikasi ke email pelanggan dan
memberitahuan ke pelanggan bahwa aduan mereka telah
diterima dan telah menjadi tiket.
3) Sistem automation (otomasi), sistem ini hampir sama
dengan sistem trigger (pemicu), namun yang membedakan
adalah sistem ini membutuhkan pengaturan waktu pada
kondisi tertentu. Dalam kasus ini PT Aplikanusa
Lintasarta menginginkan agar sistem otomasi ini dapat
mengirimkan notifikasi ke email helpdesk/CAR ketika
dalam jangka waktu lebih dari 4 jam helpdesk/CAR tidak
segera melakukan update informasi ke pelanggan dan
melakukan close ticket.
4.4.3.1 Sistem Usulan Trigger, Alert, dan Otomasi
74
Page 29
Gambar 4.11 Sistem Usulan Trigger, Alert, dan Otomasi
76
Page 30
4.5 Desain Sistem
Dalam menerapkan sistem perbaikan pada aplikasi
helpdesk ISDS, alur proses digambarkan dengan menggunakan
tools DFD (Data Flow Diagram) seperti Context diagram, Zero
diagram, diagram level 1, dan lain-lain (Jones,2008).
4.5.1 Rancangan Diagram Aliran Data (Data Flow Diagram)
4.5.1.1 Rancangan Diagram Konteks (Level 0)
Diagram konteks menggambarkan proses
sistem secara umum. Diagram ini dibuat untuk
menggambarkan sumber serta distribusi data
yang akan diproses atau dengan kata lain
diagram tersebut untuk menggambarkan secara
lebih menyeluruh dari keseluruhan sistem yang
ada, khususnya pada kasus ini adalah aplikasi
helpdesk ISDS. Diagram konteks dapat dilihat
pada Gambar 4.12.
77
Page 31
Gambar 4.12 Rancangan Diagram Konteks (Level 0)
Diagram konteks (level 0) menggambarkan
bahwa sistem sebagai proses berinteraksi
dengan lima entitas yaitu helpdesk/CAR,
operasional harian, teknisi lapangan, manajer,
dan pelanggan. Hal yang pertama kali dilakukan
oleh ketiga entitas tersebut (helpdesk/CAR,
operasional harian, dan manajer) agar dapat
mengakses aplikasi helpdesk adalah dengan
memasukan user name dan password masing-masing.
Jika berhasil masuk ke sistem,maka sistem akan
masuk ke menu utama. Apabila terdapat
pelanggan yang mengeluhkan gangguan kepada
helpdesk/CAR, maka sebelum melakukan proses
78
Page 32
lebih lanjut helpdesk/CAR akan melakukan
validasi data pelanggan yang sebelumnya telah
tersimpan di dalam database pelanggan yang
nantinya akan menghasilkan keluaran berupa
informasi detail pelanggan. Keluhan pelanggan
tersebut kemudian akan menjadi tiket.
Helpdesk/CAR lalu akan melakukan pengaturan
terhadap fungsi trigger, alert, dan otomasi pada
sistem. Trigger yang telah dilakukan
pengaktifan, maka akan langsung mengirimkan
notifikasi ke email pelanggan yang
memberitahukan bahwa tiket telah dibuat.
Helpdesk/CAR kemudian melakukan first level
handling, apabila masalah gangguan jaringan
pelanggan belum bisa ditangani, maka
helpdesk/CAR akan melakukan Second Level Handling,
dimana tiket dilempar ke Divisi Operasional.
Divisi ini yang kemudian akan menugaskan
teknisi lapangan untuk melihat masalah
jaringan di tempat pelanggan. Jika masalah
telah ditemukan, maka teknisi lapangan akan
memberikan informasi solusi ke Divisi
Operasional. Lalu Divisi Operasional akan
menyerahkan kembali tiket tersebut ke
helpdesk/CAR. Helpdesk/CAR kemudian melakukan
79
Page 33
update tiket ke pelanggan dan dilanjutkan
dengan melakukan close ticket.
Pada tiap bulan helpdesk/CAR akan
menyerahkan laporan rekapitulasi gangguan
jaringan pelanggan kepada manajer sehingga
manajer mampu memetakan apa saja gangguan-
gangguan yang sering dialami oleh pelanggan
dan dapat memberikan solusi lebih lanjut dalam
penanganannya.
4.5.1.2 Rancangan Diagram Zero (Level 1)
80
Page 34
Gambar 4.13 Rancangan Diagram Zero (Level1)
Diagram zero (level 1) menunjukkan fungsi-
fungsi utama atau proses yang ada, aliran
data, external entity, dan data store yang digunakan
pada sistem yang diusulkan. Dalam diagram zero
(level 1) pada sistem yang diusulkan terdapat:
1. Empat proses, yaitu login, pengolahan
data keluhan pelanggan, pengolahan81
Page 35
trigger, alert, dan otomasi, dan pembuatan
laporan.
2. Lima data store, yaitu login, pelanggan,
tiket, solusi, dan trigger, alert, otomasi.
3. Lima external entity seperti helpdesk/CAR,
operasional harian, teknisi lapangan,
manajer, dan pelanggan.
4.5.1.3 Rancangan Diagram Detail Level 1
Gambar 4.14 Diagram Detail Level 1
82
Page 36
Pada gambar Diagram Detail level 1 proses
login digambarkan arus data secara lebih
detail dan terperinci lagi dari tahapan proses
yang ada dalam diagram nol. Pada diagram
diatas dijelaskan bahwa ada tiga entitas yang
berinteraksi langsung dengan aplikasi helpdesk
ISDS, diantaranya adalah helpdesk/CAR, Divisi
Operasional Harian, dan manajer. Untuk
melakukan login ke aplikasi, ketiga entitas
tersebut harus memasukan username dan password
yang telah diberikan. Hal ini dilakukan agar
data-data yang terdapat pada sistem dapat
terjaga dan tidak menjadi konsumsi masyarakat
luas
4.5.1.4 Rancangan Diagram Detail Level 2
83
Page 37
Gambar 4.15 Rancangan Diagram Detail Level 2
Pada rancangan diagram detail level 2 ini
dijelaskan proses penangana keluhan pelanggan yang
dimulai dari validasi data pelanggan dimana
sebelumnya data pelanggan telah terinput ke dalam
database pelanggan kemudian dilanjutkan dengan input
keluhan pelanggan yang akan disimpan ke dalam
database tiket, dilanjutkan dengan input data
solusi. Data solusi diperoleh dari divisi
operasional harian yang telah melakukan pengecekan
84
Page 38
lapangan untuk menangani gangguan jaringan
pelanggan dan hasil yang diperoleh kemudian akan
diteruskan ke helpdesk/CAR untuk di input ke database
solusi sebelum pada akhirnya solusi tersebut
disampaikan ke pelanggan. Setelah masalah
terpecahkan, maka helpdesk/CAR akan melakukan tutup
tiket (close ticket).
4.5.1.5 Rancangan Diagram Detail Level 3
85
Page 39
Gambar 4.16 Rancangan Diagram Detail Level 3
Pada diagram detail level 3 ini menjelaskan
tentang langkah-langkah pengaturan trigger, alert, dan
otomasi. Langkah pertama untuk menambahkan trigger
86
Page 40
yang akan diimplementasikan pada tiket adalah
dengan memilih notifikasi yang akan dijalankan. Ada
beberapa pilihan notifikasi yang tersedia pada
aplikasi, diantaranya adalah Notify requester of received
ticket, Notify requester of comment update, Notify requester of
solved request, Notify asignee of comment update, Notify asignee
of assignment, Notify asignee of reopened ticket,Notify group of
assignment,Notify all agents of received request. Pada aplikasi
helpdesk ISDS, notifikasi yang digunakan untuk
memberikan notifikasi ke pelanggan adalah notify
requester of received ticket dan notify assignee of assignment,
namun helpdesk/CAR yang bertanggung jawab dapat
menambahkan notifikasi lainnya ke dalam aplikasi
dan tentunya harus disesuaikan dengan kebutuhan.
4.5.2 Kamus Data
Kamus data atau Data Dictionary adalah katalog fakta
tentang data dan kebutuhan informasi. Dengan menggunakan
kamus data analisis sistem dapat mendefinisikan aliran
data yang ada di sistem dengan lengkap. Kamus data
dibuat pada tahap analisis sistem dan digunakan dengan
baik pada tahap analisis maupun tahap perancangan
sistem. Kamus data menggambarkan data (dokumen) yang
mengalir dari suatu proses ke proses lainnya, dari
entitas luar ke proses atau dari proses ke entitas luar.
87
Page 41
Arus data ini dibutuhkan baik oleh sistem maupun
entitas. Berikut ini adalah kamus data dari masing-
masing arus data yang mengalir pada aplikasi helpdesk ISDS
:
tb_login :
{ @id_login + username + password }ⁿ
@id_login : *id untuk mengurut record member (auto
increment)*;1 {integer}10
username : *username*;1{varchar}10
password : *password*;1{varchar}8
tb_tiket :
{ @no_tiket + info_tiket + stat_update + tgl_mulai +
tgl_selesai + durasi + masalah + no_jar + nama_jar +
kelas_jaringan + nama_pelanggan + kelas_pelanggan + nama_pj +
kelas_pj }ⁿ
@no_tiket: *nomor untuk mengurut nomor tiket aduan (auto
increment)*;1 {integer}10
info_tiket: *info tiket*;1{varchar}20
stat_update: *status update tiket aduan pelanggan*;1
{varchar}20
tgl_mulai: *tanggal mulai penanganan aduan gangguan*;1 {date
and time}
88
Page 42
tgl_selesai: *tanggal selesai penanganan aduan*;1 {date and
time}
durasi : *durasi penanganan aduan*;1 {integer}10
masalah: *masalah aduan*;1 {varchar}200
no_jar: *nomor jaringan pelanggan*;1{integer}10
nama_jaringan : *nama jaringan pelanggan*;1{varchar}30
kelas_jaringan: *kelas jaringan pelanggan*;1{varchar}10
nama_pelanggan: *nama pelanggan*; 1{integer}25
kelas_pelanggan: *kelas pelanggan*;1{varchar}10
nama_pj: *nama penanggung jawab*;1 {varchar}20
kelas_pj: *kelas penanggung jawab*;1{integer}10
tb_pelanggan :
{@id_pelanggan + nama_pelanggan + alamat_pelanggan +
kelas_pelanggan + email + telp }ⁿ
@id_pelanggan : *ID untuk mengurut pelanggan perusahaan (auto
increment)*;1 {integer}10
nama_pelanggan : *nama pelanggan perusahaan;1*{varchar}25
alamat_pelanggan : *alamat pelanggan perusahaan;1*{varchar}50
kelas_pelanggan : *tipe pelanggan perusahaan (bronze,silver atau
platinum};1*{varchar}10
email : *alamat email pelanggan*;1{varchar}25
telp : *telepon pelanggan*;1 {integer}15
tb_jaringan :89
Page 43
{@id_jaringan + nama_jaringan + kelas _jaringan}ⁿ
@id_jaringan : *ID untuk mengurut nomor jaringan pelanggan
(auto increment)*;1{integer}10
nama_jaringan : *nama jaringan pelanggan;1*{varchar}20
kelas_jaringan : *kelas jaringan;1*{varchar}10
tb_alert:
{@id_alert + no_tiket + aktivasi}ⁿ
@id_alert : *ID untuk mengurut nomor alert (auto
increment)*;1{integer}10
aktivasi : *mengaktifkan atau menon aktifkan alert*;1
{varchar}10
no_tiket : *nomor tiket pelanggan*;1{integer}10
info_tiket : *info tiket pelanggan*;1{varchar}20
tb_trigger :
{@id_trigger + notifikasi + judul + kondisi + aksi + pesan +
no_tiket + info_tiket }ⁿ
@id_trigger : *ID untuk mengurut nomor trigger pada tiket
pelanggan (auto increment)*;1{integer}10
notifikasi : *notifikasi trigger;1*{varchar}30
judul : *judul trigger;1*{varchar}25
kondisi : *kondisi trigger;1*{varchar}30
aksi : *aksi trigger;1*{varchar}30
pesan : *pesan yang akan dikirim;1*{200}
90
Page 44
no_tiket : *nomor tiket pelanggan;1*{integer}10
info_tiket : *info tiket pelanggan;1*{varchar}20
tb_otomasi
{@id_otomasi + no_tiket + info_tiket + notifikasi + judul +
kondisi + aksi + pesan}ⁿ
@id_otomasi : *ID untuk mengurut nomor otomasi pada tiket
pelanggan (auto increment)*;1{integer}10
notifikasi : *notifikasi trigger;1*{varchar}30
judul : *judul trigger;1*{varchar}25
kondisi : *kondisi trigger;1*{varchar}30
aksi : *aksi trigger;1*{varchar}30
pesan : *pesan yang akan dikirim;1*{varchar}200
no_tiket : *nomor tiket pelanggan;1*{integer}10
info_tiket : *info tiket pelanggan;1*{varchar}20
tb_pj
{@id_pj + nama_pj + jenis_kelamin + tgl_lahir + tgl_masuk
+ alamat + kota + kode_pos + departemen + wilayah + email +
telp}ⁿ
@id_pj : *ID untuk mengurut penanggung jawab (auto
increment)*;1{integer}10
nama_pj : *nama penanggung jawab*;1{varchar}25
jenis_kelamin : *jenis kelamin penanggung jawab*;1{varchar}9
tgl_lahir : *tanggal lahir penanggung jawab*;1{date and time}
91
Page 45
tgl_masuk : *tanggal masuk penanggung jawab*;1{date and time}
alamat : *alamat penanggung jawab*;1{50}
kota : *kota penanggung jawab*;1{25}
kode_pos : *kode pos penanggung jawab*;1{8}
departemen : *departemen penanggung jawab*;1{varchar}20
wilayah : *wilayah penanggung jawab*;1{varchar}25
email : *email;1*{varchar}15
telp :*telepon;1*{integer}15
tb_solusi
{@id_solusi + masalah + solusi }ⁿ
@id_solusi : *ID untuk mengurut solusi aduan pelanggan (auto
increment)*;1{integer}10
masalah : *masalah aduan pelanggan*;1{varchar}200
solusi : *solusi masalah aduan pelanggan*;1{varchar}200
tb_keljar
{@no_keljar + kelas_jaringan + keterangan }ⁿ
@no_keljar: *Nomor untuk mengurut kelas jaringan pelanggan
(auto increment)*;1{integer}5
kelas_jaringan : *kelas jaringan pelanggan*;1{varchar}10
keterangan: *keterangan kelas jaringan*;1{varchar}30
tb_kelas
{@no_kelas + kelas_pelanggan + keterangan }ⁿ
92
Page 46
@no_kelas : *Nomor untuk mengurut kelas pelanggan (auto
increment)*;1{integer}5
kelas_pelanggan: *kelas pelanggan*;1{varchar}10
keterangan: *keterangan kelas pelanggan*;1{varchar}30
tb_departemen
{@id_departemen + departemen + keterangan }ⁿ
@id_departemen : *ID untuk mengurut departemen pegawai (auto
increment)*;1{integer}5
departemen : *departemen pegawai*;1{varchar}30
keterangan: *keterangan departemen pegawai*;1{varchar}30
4.6 Perancangan Database
Perancangan database dapat dilakukan dengan menggunakan
Entity Relationship Diagram (ERD).
4.6.1 Perancangan Entity Relationship Diagram (ERD)
Setelah menggunakan database dengan teknik
normalisasi, maka akan dihasilkan tabel yang telah
mencapai bentuk normal dan memiliki relasi satu
sama lain. Berikut rancangan ERD:
93
Page 48
Gambar 4.17 Entity Relationship Diagram (ERD)
95
Page 49
Penjelasan Gambar 4.17 ERD (Entity Relationship Diagram) adalah
sebagai berikut :
Gambar 4.17 menjelaskan ERD yang tampil ada beberapa entitas,
relasi, dan kardinalitas. Dilihat dari ERD, ada beberapa
entitas yang terdapat pada perancangan basis data, yaitu :
1. Pelanggan, attibutnya: id_pelanggan, nama_pelanggan,
alamat_pelanggan, kelas_pelanggan, email, telp
2. Kelas, atributnya : no_kelas, kelas_jaringan, keterangan
3. PJ, atributnya : id_pj, nama_pj, jenis_kelamin,
tgl_lahir, tgl_masuk, alamat, kota, kode_pos,
departemen, wilayah, email, telepon
4. Login, atributnya : username, password
5. Departemen, atributnya : id_departemen, departemen,
keterangan
6. Tiket, atributnya : no_tiket, info_tiket, stat_update,
tgl_mulai, tgl_selesai, durasi, masalah,no_jar,
nama_jaringan, kelas_jaringan, nama_pelanggan,
kelas_pelanggan, nama_pj, kelas_pj
7. Jaringan, atributnya : id_jaringan, nama_jaringan,
kelas_jaringan
8. Keljar, atributnya : no_keljar, kelas_jaringan,
keterangan
9. Solusi, atributnya : id_solusi, masalah, solusi
96
Page 50
10. Trigger, atributnya : id_trigger, notifikasi,
judul, kondisi, aksi, pesan, no_tiket, info_tiket
11. Alert, atributnya : id_alert, aktivasi, no_tiket,
info_tiket
12. Otomasi, atributnya : id_otomasi, notiikasi, judul,
kondisi, aksi, pesan, no_tiket, info_tiket
Sedangkan, relasi dan kardinalitasnya pada ERD nya, adalah :
1. Relasi antara pelanggan dengan penanggung jawab
(helpdesk/CAR), yaitu one to one, satu pelanggan
mengubungi satu penanggung jawab (helpdesk/CAR).
2. Relasi antara penanggung jawab (helpdesk/CAR) dengan
login, yaitu one to one, satu penanggung
jawab(helpdesk/CAR) memiliki satu account untuk login
(username, password).
3. Relasi antara penanggung jawab (helpdesk/CAR) dengan
jaringan, yaitu one to many, satu helpdesk/CAR mengecek
banyak jaringan.
4. Relasi antara pelanggan dengan jaringan, yaitu one to
many, satu pelanggan dapat memasang banyak jaringan.
5. Relasi antara jaringan dengan kelas jaringan, yaitu
many to many, jaringan memiliki beberapa kelas
jaringan.
97
Page 51
6. Relasi antara pelanggan dengan kelas, yaitu one to one,
satu pelanggan hanya memiliki satu kelas pelanggan.
7. Relasi antara penanggung jawab (helpdesk/CAR) dengan
tiket, yaitu one to one, satu penanggung jawab
(helpdesk/CAR) membuat satu tiket.
8. Relasi antara pelanggan dengan tiket, yaitu one to one,
satu pelanggan mendapat satu tiket.
9. Relasi antara penanggung jawab (helpdesk/CAR) dengan
departemen, yaitu one to one, satu penanggung jawab
(helpdesk/CAR) memiliki satu departemen.
10.Relasi antara tiket dengan solusi, yaitu one to one,
satu tiket menghasilkan satu solusi.
11.Relasi antara tiket dengan trigger, yaitu one to many,
satu tiket memiliki banyak trigger.
12.Relasi antara tiket dengan alert, yaitu one to one, satu
tiket hanya memiliki satu alert.
13.Relasi antara tiket dengan otomasi, yaitu one to many,
satu tiket memiliki banyak otomasi.
4.6.2 Normalisasi
Normalisasi berguna untuk mengidentifikasi
tabel kelompok atribut yang memiliki ketergantungan
tinggi antara satu atribut dengan atribut lainnya
(Ladjamudin, 2005).
1) Tabel Login98
Page 52
a) Unnormalized Form (UNF)
Tabel 4.2 Tabel Login (UNF)
id_logi
n
username passwo
rd
b) First Normal Form (1 NF)
Tabel 4.3 Tabel Login (1 NF)
id_logi
n
username passwo
rd
Pada Tabel 4.3, sudah memenuhi kriteria 1NF
karena semua atributnya sudah bernilai atomic
dan tidak ada elemen data yang berulang.
c) Second Normal Form (2 NF)
Tabel 4.4 Tabel Login (2 NF)
id_logi
n
username
id_logi
n
password
99
Page 53
id_login username
id_login password
Pada Tabel 4.4, sudah memenuhi kriteria 2NF
karena nilai dari semua atribut yang bukan
primary key tergantung penuh pada primary key
(id_login).
2) Tabel Tiket
a) Unnormalized Form (UNF)
Tabel 4.5 Tabel Tiket (UNF)
no_ti
ket
info_t
iket
stat_up
date
tgl_mul
ai
tgl_sel
esai
dura
si
masala
h
no_ja
r
nama_jaring
an
.....
..
..
.
kelas_jarin
gan
nama_pelang
gan
kelas_pelang
gan
nama_p
j
kelas_
pj
b) First Normal Form (1NF)
Tabel 4.6 Tabel Tiket (1NF)
100
Page 54
no_ti
ket
info_t
iket
stat_up
date
tgl_mul
ai
tgl_sel
esai
dura
si
masala
h
no_ja
r
nama_jaring
an
.....
..
..
.
kelas_jarin
gan
nama_pelang
gan
kelas_pelang
gan
nama_p
j
kelas_
pj
Pada Tabel 4.6, sudah memenuhi kriteria 1NF
karena semua atributnya sudah bernilai atomic
dan tidak ada elemen data yang berulang.
c) Second Normal Form (2NF)
Tabel 4.7 Tabel Tiket (2NF)
no_tik
et
info_ti
ket
stat_upd
ate
tgl_mul
ai
tgl_sel
esai
dura
si
masala
h
no_ja
r
nama_jaringa
n
...
..
..
..
.
no_kelja
r
kelas_jari
ngan
id_pelangga
n
nama_pelangg
an
no_kelas kelas_pelan
ggan
no_pj ....
.
..... nama_pj kelas_pj
101
Page 55
no_tiket info_tiket + stat_update +
tgl_mulai + tgl_selesai + durasi + masalah
no_jar nama_jaringan
no_keljarkelas_jaringan
id_pelanggan nama_pelanggan
no_kelas kelas_pelanggan
no_pj nama_pj + kelas_pj
Pada Tabel 4.7, sudah memenuhi kriteria 2NF
karena nilai dari semua atribut yang bukan
primary key tergantung penuh pada primary key
(no_tiket untuk tabel tiket; no_jar untuk
tabel jaringan; no_keljar untuk tabel kelas
jaringan; id_pelanggan untuk tabel pelanggan;
no_kelas untuk tabel kelas; dan no_pj untuk
tabel penanggung jawab (pj).
3) Tabel Pelanggan
a) Unnormalized Form (UNF)
Tabel 4.8 Tabel Pelanggan (UNF)
id_pelang
gan
nama_pelang
gan
alamat_pelan
ggan
kelas_pelangg
an
email telp
102
Page 56
b) First Normal Form (1NF)
Tabel 4.9 Tabel Pelanggan (1NF)id_pelang
gan
nama_pelang
gan
alamat_pelan
ggan
kelas_pelangg
an
email telp
Pada Tabel 4.9, sudah memenuhi kriteria 1NF
karena semua atributnya sudah bernilai atomic
dan tidak ada elemen data yang berulang.
c) Second Normal Form (2NF)
Tabel 4.10 Tabel Pelanggan (2NF)id_pelang
gan
nama_pelang
gan
alamat_pelan
ggan
no_kelas kelas_pelangg
an
email telp
id_pelanggan nama_pelanggan +
alamat_pelanggan + email + telp
no_kelas kelas_pelanggan
Pada Tabel 4.10, sudah memenuhi kriteria 2NF
karena nilai dari semua atribut yang bukan
primary key tergantung penuh pada primary key
(id_pelanggan untuk tabel pelanggan; no_kelas
untuk tabel kelas.
103
Page 57
4) Tabel Jaringan
a) Unnormalized Form (UNF)
Tabel 4.11 Tabel Jaringan (UNF)id_jaring
an
nama_jaring
an
kelas_jaring
an
b) First Normal Form (1NF)
Tabel 4.12 Tabel Jaringan (1NF)id_jaring
an
nama_jaring
an
kelas_jaring
an
Pada Tabel 4.12, sudah memenuhi kriteria 1NF
karena semua atributnya sudah bernilai atomic
dan tidak ada elemen data yang berulang.
c) Second Normal Form (2 NF)
Tabel 4.13 Tabel Jaringan (2 NF)id_jaring
an
nama_jaring
an
no_keljar kelas_jaring
an
id_jaringan nama_jaringan
no_keljar kelas_jaringan
104
Page 58
Pada Tabel 4.13, sudah memenuhi kriteria 2NF
karena nilai dari semua atribut yang bukan
primary key tergantung penuh pada primary key
(id_jaringan untuk tabel jaringan; no_keljar
untuk tabel kelas jaringan.
5) Tabel Trigger
a) Unnormalized Form (UNF)
Tabel 4.14 Tabel Trigger (UNF)id_trigg
er
notifika
si
judul kondisi aksi pesan no_tiket info_tike
t
b) First Normal Form (1NF)
Tabel 4.15 Tabel Trigger (1NF)id_trigg
er
notifika
si
judul kondisi aksi pesan no_tiket info_tike
t
Pada Tabel 4.15, sudah memenuhi kriteria 1NF
karena semua atributnya sudah bernilai atomic
dan tidak ada elemen data yang berulang.
c) Second Normal Form (2NF)
Tabel 4.16 Tabel Trigger (2NF)
105
Page 59
id_trigg
er
notifika
si
judul kondisi aksi pesan no_tiket info_tike
t
id_trigger notifikasi + judul + kondisi +
aksi + pesan
no_tiket info_tiket
Pada Tabel 4.16, sudah memenuhi kriteria 2NF
karena nilai dari semua atribut yang bukan
primary key tergantung penuh pada primary key
(id_trigger untuk tabel trigger; no_tiket
untuk tabel tiket.
6) Tabel Alert
a) Unnormalized Form (UNF)
Tabel 4.17 Tabel Alert (UNF)
id_alert aktivasi no_tike
t
info_tik
et
b) First Normal Form (1NF)
Tabel 4.18 Tabel Alert (1NF)
106
Page 60
id_alert aktivasi no_tike
t
info_tik
et
Pada Tabel 4.18, sudah memenuhi kriteria 1NF
karena semua atributnya sudah bernilai atomic
dan tidak ada elemen data yang berulang.
c) Second Normal Form (2NF)
Tabel 4.19 Tabel Alert (2NF)id_alert aktivasi no_tike
t
info_tik
et
id_alert aktivasi
no_tiket info_tiket
Pada Tabel 4.19, sudah memenuhi kriteria 2NF
karena nilai dari semua atribut yang bukan
primary key tergantung penuh pada primary key
(id_alert untuk tabel alert; no_tiket untuk
tabel tiket.
7) Tabel Otomasi
a) Unnormalized Form (UNF)
Tabel 4.20 Tabel Otomasi (UNF)
107
Page 61
id_otoma
si
notifika
si
judul kondisi aksi pesan no_tiket info_tike
t
b) First Normal Form (1NF)
Tabel 4.21 Tabel Otomasi (1NF)id_otoma
si
notifika
si
judul kondisi aksi pesan no_tiket info_tike
t
Pada Tabel 4.21, sudah memenuhi kriteria 1NF
karena semua atributnya sudah bernilai atomic
dan tidak ada elemen data yang berulang.
c) Second Normal Form (2NF)
Tabel 4.22 Tabel Otomasi (2NF)id_otoma
si
notifika
si
judul kondisi aksi pesan no_tiket info_tike
t
id_otomasi notifikasi + judul + kondisi +
aksi + pesan
no_tiket info_tiket
Pada Tabel 4.22, sudah memenuhi kriteria 2NF
karena nilai dari semua atribut yang bukan108
Page 62
primary key tergantung penuh pada primary key
(id_otomasi untuk tabel otomasi; no_tiket
untuk tabel tiket.
8) Tabel Penanggung Jawab (PJ)
a) Unnormalize Form (UNF)
Tabel 4.23 Tabel Penanggung Jawab (PJ)
(UNF)id_p
j
nama_p
j
jenis_kel
amin
tgl_la
hir
tgl_mas
uk
alam
at
kota kode_po
s
departe
men
.....
....
.
wilaya
h
email telepo
n
b) First Normal Form (1NF)
Tabel 4.24 Tabel Penanggung Jawab (PJ)
(1NF)id_p
j
nama_p
j
jenis_kel
amin
tgl_la
hir
tgl_mas
uk
alam
at
kota kode_po
s
departe
men
.....
....
.
wilaya
h
email telepo
n
109
Page 63
Pada Tabel 4.24, sudah memenuhi kriteria 1NF
karena semua atributnya sudah bernilai atomic
dan tidak ada elemen data yang berulang.
c) Second Normal Form (2NF)
Tabel 4.25 Tabel Penanggung Jawab (PJ)
(2NF)id_p
j
nama_p
j
jenis_kel
amin
tgl_la
hir
tgl_mas
uk
alam
at
kot
a
kode_po
s
id_departe
men
.....
....
.
departe
men
wilaya
h
email telepo
n
id_pj nama_pj + jenis_kelamin + tgl_lahir +
tgl_masuk + alamat + kota + kode_pos
id_departemen departemen + wilayah + email +
telepon
Pada Tabel 4.25, sudah memenuhi kriteria 2NF
karena nilai dari semua atribut yang bukan
primary key tergantung penuh pada primary key
(id_pj untuk tabel penanggung jawab (pj);
id_departemen untuk tabel departemen.
110
Page 64
9) Tabel Solusi
a) Unnormalize Form (UNF)
Tabel 4.26 Tabel Solusi (UNF)id_solus
i
masalah solusi
b) First Normal Form (1NF)
Tabel 4.27 Tabel Solusi (1NF)id_solus
i
masalah solusi
Pada Tabel 4.27, sudah memenuhi kriteria 1NF
karena semua atributnya sudah bernilai atomic
dan tidak ada elemen data yang berulang.
10) Tabel Keljar
a) Unnormalize Form (UNF)
Tabel 4.28 Tabel Keljar (UNF)no_kel
jar
kelas_jarin
gan
keterang
an
b) First Normal Form (1NF)
111
Page 65
Tabel 4.29 Tabel Keljar (1NF)no_kel
jar
kelas_jarin
gan
keterang
an
Pada Tabel 4.29, sudah memenuhi kriteria 1NF
karena semua atributnya sudah bernilai atomic
dan tidak ada elemen data yang berulang.
11)Tabel Kelas Pelanggan
c) Unnormalize Form (UNF)
Tabel 4.30 Tabel Kelas (UNF)no_kel
as
kelas_pelan
ggan
keterang
an
d) First Normal Form (1NF)
Tabel 4.31 Tabel Kelas (1NF)no_kel
as
kelas_pelan
ggan
keterang
an
Pada Tabel 4.31, sudah memenuhi kriteria 1NF
karena semua atributnya sudah bernilai atomic
dan tidak ada elemen data yang berulang.
112
Page 66
12) Tabel Departemen
a) Unnormalize Form (UNF)
Tabel 4.32 Tabel Departemen (UNF)id_departem
en
departemen keterangan
b) First Normal Form (1NF)
Tabel 4.33 Tabel Departemen (1NF)id_departem
en
departemen keterangan
Pada Tabel 4.33, sudah memenuhi kriteria 1NF
karena semua atributnya sudah bernilai atomic
dan tidak ada elemen data yang berulang.
4.6.3 Struktur Database
1) Tabel Login
Nama File : login.sql
Fungsi : Menyimpan data login
Primary : id_login
No Nama Field Tipe data Size Keterangan
113
Page 67
1. id_login integer 10 ID Login Pengguna
2. username varchar 10 Username Pengguna
3. password varchar 8 Password Pengguna
2) Tabel Tiket
Nama File : tiket.sql
Fungsi : Menyimpan tiket aduan pelanggan
Primary : no_tiket
No Nama Field Tipe data Size Keterangan
1. no_tiket integer 10 Nomor Tiket Aduan Pelanggan
2. info_tiket varchar 20 Informasi Tiket Pelanggan
3. stat_update varchar 20 Status UpdateTiket Pelanggan
4. tgl_mulai date and
time
Tanggal Mulai Penanganan
5. tgl_selesai date and
time
Tanggal Selesai Penanganan
6. durasi integer 10 Durasi Penanganan Aduan
7. masalah varchar 200 Masalah Aduan
114
Page 68
8. no_jar integer 10 Nomor Jaringan Pelanggan
9. nama_jar varchar 30 Nama Jaringan Pelanggan
10.kelas_jarin
gan
varchar 10 Kelas Jaringan Pelanggan
11.nama_pelang
gan
varchar 25 Nama Pelanggan
12.kelas_pelan
ggan
varchar 10 Kelas Jaringan Pelanggan
13.nama_pj varchar 20 Nama Penanggung Jawab
(Helpdesk/CAR)
14.kelas_pj varchar 10 Kelas Penanggung Jawab
Pelanggan
3) Tabel Pelanggan
Nama File : pelanggan.sql
Fungsi : Menyimpan data pelanggan
Primary : id_pelanggan
No Nama Field Tipe data Size Keterangan
1. id_pelanggan integer 10 ID Pelanggan Perusahaan
115
Page 69
2. nama_pelangg
an
varchar 25 Nama Pelanggan Perusahaan
3. alamat_pelan
ggan
varchar 50 Alamat Pelanggan Perusahaan
4. kelas_pelang
gan
varchar 10 Kelas Pelanggan
5. email varchar 25 Email Pelanggan
6. telp integer 15 Nomor Telepon Pelanggan
4) Tabel Jaringan
Nama File : jaringan.sql
Fungsi : Menyimpan data jaringan pelanggan
Primary : id_jaringan
No Nama Field Tipe data Size Keterangan
4. id_jaringan integer 10 ID Pelanggan Perusahaan
5. nama_jaringa
n
varchar 20 Nama Pelanggan Perusahaan
6. kelas_jaring
an
varchar 10 Kelas Jaringan Pelanggan
116
Page 70
5) Tabel Trigger
Nama File : trigger.sql
Fungsi : Menyimpan data trigger
Primary : id_trigger
No Nama Field Tipe data Size Keterangan
1. id_trigger integer 10 ID Trigger
2. notifikasi varchar 30 Notifikasi Trigger
3. judul varchar 25 Judul Trigger
4. kondisi varchar 30 Kondisi Trigger
5. aksi varchar 30 Aksi Trigger
6. pesan vacrhar 200 Pesan Yang Akan Dikirimkan Ke Email
7. no_tiket integer 10 Nomor Tiket Pelanggan
8. info_tiket varchar 20 Informasi Tiket Pelanggan
6) Tabel Alert
Nama File : alert.sql
Fungsi : Menyimpan data alert
Primary : id_alert
117
Page 71
No Nama Field Tipe data Size Keterangan
1. id_alert integer 10 ID Pelanggan Perusahaan
2. aktivasi varchar 10 Jenis Jaringan Pelanggan
3. no_tiket integer 10 Nama Pelanggan Perusahaan
4. info_tiket varchar 20 Informasi Tiket Pelanggan
7) Tabel Otomasi
Nama File : otomasi.sql
Fungsi : Menyimpan data otomasi
Primary : id_otomasi
No Nama Field Tipe data Size Keterangan
1. id_otomasi integer 10 ID Otomasi
2. notifikasi varchar 30 Notifikasi Trigger
3. judul varchar 25 Judul Trigger
4. kondisi varchar 30 Kondisi Trigger
5. aksi varchar 30 Aksi Trigger
6. pesan vacrhar 200 Pesan Yang Akan Dikirimkan Ke Email
7. no_tiket integer 10 Nomor Tiket Pelanggan
118
Page 72
8. info_tiket varchar 20 Informasi Tiket Pelanggan
8) Tabel Penanggung Jawab (PJ)
Nama File : pj.sql
Fungsi : Menyimpan data penanggung jawab
Primary : id_pj
No Nama Field Tipe data Size Keterangan
1. id_pj integer 10 ID Pelanggan Perusahaan
2. nama_pj varchar 25 Nama Penanggung Jawab
3. jenis_kelami
n
varchar 9 Jenis Kelamin Penanggung Jawab
4. tgl_lahir date time Tanggal Lahir Penanggung Jawab
5. tgl_masuk date time Tanggal Masuk PJ
6. alamat varchar 50 Alamat PJ
7. kota varchar 25 Kota PJ
8. kode_pos integer 8 Kode Pos PJ
9. departemen varchar 20 Departemen PJ
119
Page 73
10.wilayah varchar 25 Wilayah PJ
11.email varchar 15 Email Penanggung Jawab
12.telepon integer 15 Telepon Penanggung Jawab
9) Tabel Solusi
Nama File : solusi.sql
Fungsi : Menyimpan data solusi masalah
Primary : id_solusi
No Nama Field Tipe data Size Keterangan
1. id_solusi integer 10 ID Solusi Masalah
2. masalah varchar 200 Detail Masalah Pelanggan
3. solusi varchar 200 Detail Solusi Masalah Pelanggan
10)Tabel Kelas Jaringan
Nama File : keljar.sql
Fungsi : Menyimpan data kelas jaringan
Primary : no_keljar
No Nama Field Tipe data Size Keterangan
120
Page 74
1. no_keljar integer 5 Nomor Kelas Jaringan
2. kelas_jaring
an
varchar 10 Kelas Jaringan
3. keterangan varchar 30 Keterangan Kelas Jaringan
11)Tabel Kelas
Nama File : kelas.sql
Fungsi : Menyimpan data kelas pelanggan
Primary : no_kelas
No Nama Field Tipe data Size Keterangan
1. no_kelas integer 5 Nomor Kelas Pelanggan
2. kelas_pelang
gan
varchar 10 Kelas Pelanggan
3. keterangan varchar 30 Keterangan Kelas Pelanggan
12)Tabel Departemen
Nama File : departemen.sql
Fungsi : Menyimpan data departemen
Primary : id_departemen
121
Page 75
No Nama Field Tipe data Size Keterangan
1. id_departeme
n
integer 5 ID Departemen Pegawai
2. departemen varchar 30 Departemen Pegawai
3. keterangan varchar 30 Keterangan Departemen Pegawai
4.7 Perancangan Tampilan Aplikasi
4.7.1 Sistem Usulan Trigger (Pemicu)
Trigger (pemicu) adalah aturan yang akan
mengeksekusi perintah secara otomatis sebagai
akibat sampingan dari proses modifikasi
(insert/update/delete) dalam database. Pada sistem
usulan untuk aplikasi helpdesk, trigger dijalankan
setelah tiket dibuat atau di update. Contohnya,
sebuah trigger dapat digunakan untuk mengirimkan
notifikasi secara otomatis ke email pelanggan
ketika tiket dibuka (open ticket). Contoh lainnya
adalah sistem dapat secara otomatis mengirimkan
notifikasi email kepada pelanggan ketika tiket
telah terpecahkan (solved) dan tiket ditutup (close
ticket) oleh helpdesk/CAR. Hanya petugas helpdesk yang
dapat membuat dan mengatur trigger. 122
Page 76
4.7.1.1 Perancangan Tampilan Usulan Sistem Trigger
(Pemicu)
Gambar 4.18 Tampilan Sistem Usulan Trigger (Pemicu) Untuk
Mengirim Notifikasi Email
Penjelasan Masing-Masing Fungsi Pada Halaman Pengaturan Trigger
(Pemicu):
1. Kolom sorted by position (urut berdasarkan posisi) berfungsi
untuk menampilkan daftar tiket sesuai posisi nomor urut
tiket.
2. Add trigger (menambah pemicu) berfungsi untuk menambah
trigger pada tiket yang akan dikirimkan notifikasi melalui
email.
123
Page 77
Gambar 4.19 Pengaturan Trigger Pada Tiket
Gambar diatas menampilkan halaman pengaturan trigger untuk
mengaktifkan notifikasi “notify requester of recieved request”.
Jadi untuk setiap aduan dari pelanggan yang terkait
dengan gangguan jaringan akan dibuatkan tiket oleh
helpdesk/CAR dan disimpan ke dalam log gangguan. Setelah
memperoleh nomor tiket kemudian helpdesk/CAR membuat
trigger dan mengatur ketentuan trigger yg akan dikirimkan
kepada pelanggan. Trigger ini terhubung dengan database
tiket, sehingga setiap ada penambahan tiket baru ataupun
tutup tiket (close ticket), maka secara otomatis sistem akan
mengirimkan email yang memberitahu ke pelanggan bahwa
tiket telah diterima oleh helpdesk/ telah menjadi tiket
ataupun memberitahukan bahwa tiket telah ditutup (closed
124
Page 78
ticket). Berikut ini merupakan penjelasan masing-masing
fungsi pada halaman penambahan trigger:
1) Trigger Title (judul pemicu) berfungsi untuk
membuat judul trigger pada notifikasi yang akan
dikirimkan ke pelanggan, misalnya helpdesk/CAR
akan membuat notifikasi kepada pelanggan bahwa
permintaan penanganan gangguan telah diterima
dan tiket telah dibuat, maka dapat diberi
judul notifikasi penerimaan permohonan
penanganan aduan.
2) Meet all of the following conditions (memenuhi semua
kondisi berikut) yang berarti helpdesk/CAR
mengetahui bahwa kondisi pada tiket semuanya
benar. Jika ada kondisi gagal (tidak benar),
trigger tidak akan bertindak pada tiket. Trigger
berisi kondisi dan aksi, maksudnya adalah
helpdesk/CAR dapat mengkombinasikkan tiket-
tiket ini untuk menciptakan “ if and then” - jika
dan kemudian (jika tiket berisi kondisi yang
benar kemudian aksi membuat update yang
diinginkan untuk tiket dan membuat notifikasi
ke pelanggan).
3) Pernyataan Kondisi
Pernyataan kondisi dapat dilogika kan sebagai
if statement (jika).
125
Page 79
Tabel 4.35 Kondisi Otomatis
Kondisi PenjelasanStatus Status tiket aduan diantaranya adalah
New (Baru) = Tiket yang baru dibuat.
Open (Buka) = Tiket telah ditetapkan kepada
seorang yang bertanggung jawab menangani
aduan pelanggan (Helpdesk/CAR).
Pending (Tunda) = Tiket mengalami penundaan
pengerjaan, misalnya karena lokasi pelanggan
sedang mengalami banjir atau listrik mati
sehingga proses pengerjaan masalah pada
gangguan mengalami penundaan.
Closed (Tutup) = Tiket telah dikunci dan tidak
dapat dibuka kembali ataupun di update. Type (Tipe) Tipe tiket diantaranya adalah
Incident (Insiden) = Mengindikasikan bahwa ada
lebih dari satu kejadian dengan masalah yang
sama.
Problem (masalah) = Masalah yang membutuhkan
penyelesaian.Priority (Prioritas) Ada empat nilai dari prioritas, yaitu Low,
Normal, High, and Urgent.Assignee (Penunjuk) Yang termasuk assignee (penunjuk) diantaranya :
Requester = pemohon tiket. Anda dapat memilih
126
Page 80
opsi ini untuk mengembalikan tiket yang
dibuka dan kemudian ditugaskan ke petugas
yang sama, misalnya.
Assignee = Orang yang ditugaskan pada tiket.Requester (Pemohon) Yang termasuk requester (pemohon) adalah
Requester (Pemohon) adalah pemohon tiket.
Assignee (Penerima) adalah orang yang
bertanggung jawab pada tiket. Current User (Pengguna
saat ini)
Yang termasuk kategori pengguna saat ini adalah
Agent (agen) = anggota staf
End user = helpdesk/CARTicket Satisfaction
(Kepuasan tiket)
Tingkatan kepuasan pelanggan, diantaranya:
Unoffered (Belum diterima) = Survey belum
diterima oleh pelanggan
Offered (Diterima ) = Survey telah dikirim
Bad = Tiket telah diterima dengan nilai
negatif
Good = Tiket telah diterima dengan nilai
positifTicket is ( tiket
adalah)
Tiket dibuat atau di update
Tickt received at (Tiket
diterima di )
Gunakan kondisi ini untuk menentukan alamat email
dimana tiket diterima
4) Pernyataan Aksi Otomatis
127
Page 81
Pernyataan aksi mendefinisikan apa yang akan
terjadi jika semua pernyataan kondis adalah
benar dan trigger (pemicu) dijalankan.
Pernyataan aksi dapat di logika kan sebagai
“then” statement ( kemudian). Jadi jika semua
kondisi adalah benar maka panggil pernyataan
aksi ini untuk update tiket dan mengirimkan
notifikasi.
Tabel 4.36 Aksi Otomatis
Aksi PenjelasanStatus Status tiket aduan memiliki beberapa kategori,
diantaranya adalah :
New (Baru) = Tiket yang baru dibuat.
Open (Buka) = Tiket telah ditetapkan kepada
seorang yang bertanggung jawab menangani
aduan pelanggan (Helpdesk/CAR).
Pending (Tunda) = Tiket mengalami penundaan
pengerjaan, misalnya karena lokasi pelanggan
sedang mengalami banjir atau listrik mati
sehingga proses pengerjaan masalah pada
gangguan mengalami penundaan.
Closed (Tutup) = Tiket telah dikunci dan
tidak dapat dibuka kembali ataupun di update.Type (Tipe) Tipe-tipe tiket diantaranya adalah
128
Page 82
Incident (Insiden) = Mengindikasikan bahwa ada
lebih dari satu kejadian dengan masalah yang
sama.
Problem (masalah) = Masalah yang membutuhkan
penyelesaian.Priority (Prioritas) Ada empat nilai dari prioritas, yaitu Low,
Normal, High, and Urgent.Assignee (Penunjuk) Yang termasuk assignee (penunjuk) adalah
Requester (Pemohon) = Pemohon tiket. Anda
dapat memilih opsi ini untuk mengembalikan
tiket yang dibuka dan kemudian ditugaskan ke
petugas yang sama, misalnya.
Assignee (Penunjuk) = Orang yang ditugaskan
pada tiket.Ticket Satisfaction
(Kepuasan tiket)
Permintaan survei telah dikirim ke pelanggan.
Email User (Email
Pengguna)
Alamat email yang telah di registrasi dan akan
menerima email.
Anda dapat mengatur pengguna email ke salah satu
dari berikut :
Pelanggan = Orang yang mengajukan tiket
aduan
Penerima = Helpdesk/CAR yang ditugaskan untuk
tiket
Semua = Mencakup semua staf yang memiliki
129
Page 83
hak akses terhadap tiket pelanggan
5) Meet any of the following condition (Memenuhi kondisi
apapun)
Setidaknya satu dari kondisi apapun (any
conditions) juga harus benar, Pada kondisi
apapun (any conditions), jika salah satu dari
kondisi benar, trigger akan berjalan. Kondisi
apapun (any conditions) bertindak seperti semua
kondisi (all condition).
6) Email Body (Bagian email) = Aksi mengatur ticket
properties dan mengirimkan notifikasi email,
seperti pada Gambar 4.20 dibawah ini
Gambar 4.20 Bagian Tubuh Email
130
Page 84
Untuk mengirimkan isi email dapat menggunakan placeholder.
Placeholder berfungsi untuk membuat teks di dalam sebuah input
form. Teks tersebut akan disembunyikan ketika form telah diisi
atau kursor telah diklik fokus ke form tersebut. Placeholder
adalah referensi untuk tiket dan data pengguna yang diletakan
pada subjek dan teks pemberitahuan email. Tanpa placeholder
tidak mungkin untuk membuat pesan otomatis. Placeholder diisi
diantara kurung kurawal ganda. Ketika mengirim notifikasi
email, pengguna dapat melihat daftar placeholder dengan
mengklik view available placeholders (lihat placeholder yang
tersedia), contoh {{ticket.submitter.name}},
{{current_user.name}},dan lain sebagainya.
Setelah semua ketentuan yang terdapat pada halaman add trigger
(penambahan trigger) diisi, maka helpdesk/CAR dapat menekan
tombol create trigger (buat trigger/pemicu) untuk melihat apakah
kondisi dan aksi sesuai dengan ketentuan. Jika antara kondisi
dan aksi tidak sesuai maka trigger tidak akan berjalan, namun
jika sesuai maka trigger akan sukses berjalan. Berikut gambar
4.19 yang menampilkan bahwa proses create trigger pada tiket
telah berhasil.
131
Page 85
Gambar 4.21 Trigger Berhasil Diperbaharui
3. Deactivate (Menonaktifkan) = Tidak mengaktifkan notifikasi
pengiriman untuk tiket. Misalnya, perusahaan tidak ingin
menampilan fungsi notify all agents of received request, notify assignee
of assignment, notify group of assignment, maka helpdesk/CAR dapat
melakukan deactivate (non aktivasi) fungsi tersebut.
Berikut Gambar 4.22 yang menampilkan fungsi deactivate
notifikasi.
132
Page 86
Gambar 4.22 Deactivated Notifikasi
4. Clone (Kloning) = Menyalin trigger yang telah dibuat dan
dan dapat di modifikasi untuk tujuan tertentu.
5. Edit = Memodifikasi judul, kondisi, dan aksi yang
dibutuhkan. Proses edit sama dengan menambahkan trigger.
6. Notify requester of received ticket (Memberitahu pemohon, tiket
telah diterima) = Memberitahu pelanggan bahwa aduan
mereka telah diterima dan telah menjadi tiket.
7. Notify requester of comment update = Beritahu pelanggan bahwa
helpdesk/CAR menambahkan komentar pada tiket dan akan
diberitahukan melalui emai.
8. Notify requester of solved request = Ketika agen menyelesaikan
tiket, pelanggan akan diberitahu melalui email. Pesan
email mengundang pelanggan untuk meninjau kembali
133
Page 87
keputusan tersebut dan menambahkan komentar dan membuka
kembali tiket jika diperlukan
9. Notify asignee of comment update = Memberitahu agen ditugaskan
saat komentar ditambahkan ke tiket. Komentar dapat
berupa swasta (ditambahkan oleh petugas) atau publik
(ditambahkan oleh pelanggan atau petugas).
10. Notify asignee of assignment = Memberitahu tugas masing-
masing petugas.
11. Notify asignee of reopened ticket = Memberitahu petugas yang
ditugaskan bahwa tiket dibuka kembali.
12. Notify group of assignment = Memberitahu tugas kepada
kelompok.
13. Notify all agents of received request = Memberitahu semua
petugas (helpdesk/CAR, teknisi, dan lain-lain) tanpa
dibatasi bahwa permintaan perbaikan telah diterima.
4.7.2 Sistem Usulan Alert
Alert berungsi sebagai pengingat (remainder) untuk
helpdesk/CAR yang bertanggung jawab dalam menangani aduan
pelanggan. Alert ini akan aktif ketika helpdesk/CAR telah
melakukan pengaturan sebelumnya. Pada aplikasi helpdesk
ISDS ini, alert dapat berjalan apabila setelah lebih dari
2 jam helpdesk/CAR tidak melakukan update informasi ke
pelanggan terkait penangaan gangguan. Fungsi alert ini
134
Page 88
akan ditambahkan pada database tiket di log gangguan.
Berikut ini merupakan gambar tiket aduan pelanggan yang
terdapat pada log gangguan yang telah berjalan pada
aplikasi helpdesk.
Gambar 4.23 Tiket Aduan Gangguan Pelanggan
Dapat dilihat bahwa log gangguan di atas hanya
memberikan informasi berkaitan dengan data gangguan dari
pelanggan yang masuk berikut data mengenai pelanggan.
Namun pada tiket tersebut belum terdapat informasi
apakah tiket aduan tersebut sudah dilakukan update
penanganan aduan ke pelanggan atau belum. Oleh karna
itu, tiket ini harus memiliki field (kolom) baru yang
berfungsi sebagai tempat meletakan status update ke
pelanggan.
4.7.2.1 Perancangan Tampilan Usulan Sistem Aler
Akan ada penambahan kolom database bernama
status aduan. Status aduan akan diletakkan di
antara kolom durasi dan MTTR. Apabila CAR belum135
Page 89
melakukan update ke pelanggan selama 2 jam maka
sistem akan menampilkan tulisan berikut ini “Belum
update Ke Pelanggan” dengan penambahan blink (kerlap
kerlip) sehingga akan lebih terlihat jelas oleh
bagian CAR bahwa progress penanganan aduan belum
disampaikan kepada pelanggan. Untuk mematikan alert
tersebut, maka helpdesk/CAR harus memasukan data
gangguan pada input box yang nantinya akan disimpan
pada log gangguan yang berisi kronologis gangguan
dan disertai dengan detail informasinya. Berikut
Gambar 4.24 yang merupakan sistem usulan yang
diajukan.
Gambar 4.24 Sistem Usulan Alert
4.7.3 Sistem Usulan Automation (Otomasi)
136
Page 90
Otomasi sama dengan trigger (pemicu) karena keduanya
mendefinisikan kondisi dan aksi yang sama pada ticket
properties dan dapat mengirimkan notifikasi email ke
pelanggan dan staf pendukung. Yang membedakan diantara
keduanya adalah otomasi berjalan ketika waktu kegiatan
terjadi (dari satu jam sampai 30 hari) setelah properti
tiket di atur dan di update, maka akan secara langsung
mengirimkan notifikasi. Hanya staf yang bertanggung jawab
yang dapat membuat dan mengatur otomasi. Otomasi membantu
mengatur alur kerja dan mengukur kinerja karena otomasi
tersebut dapat dijadikan suatu peringatan ke helpdesk/CAR
bahwa masih ada tiket yang masih belum di update maupun di
tutup. Berikut ini adalah beberapa manfaat dari penggunaan
otomasi :
Memberitahukan kepada helpdesk/CAR terkait ketika masih
terdapat tiket yang belum terpecahkan untuk x jumlah
jam.
Memberitahukan kepada helpdesk/CAR terkait bahwa masih
ada tiket yang belum di update ke pelanggan setelah x
jumlah jam
Memberitahukan kepada staf terkait agar menutup tiket
(close ticket) dalam x jumlah jam setelah masalah
terpecahkan.
Otomasi menggunakan kondisi yang berbasis waktu untuk
mengupdate tiket. Sebagai contoh, helpdesk/CAR mengatur tiket
137
Page 91
agar ditutup 4 jam setelah petugas menyelesaikan masalah.
Otomasi berjalan sekali pada jam-jam yang telah diatur dan
hanya untuk tiket yang diupdate kurang dari 31 hari. Otomasi
dapat diaktifasi sesuai kebutuhan.
4.7.3.1 Perancangan Tampilan Usulan Sistem Otomasi
Gambar 4.26 Halaman Otomasi
1. Add Automation (Menambah Otomasi)
PT Aplikanusa Lintasarta ingin menambahkan otomasi
dengan waktu tertentu pada setiap tiket aduan pelanggan
agar helpdesk/CAR tidak lupa untuk memperbarui status
tiket ke pelanggan. Ketentuan dari perusahaan adalah
jika gangguan telah ditemukan,maka helpdesk/CAR harus
melakukan proses update (pembaruan) penanganan aduan ke
pelanggan. Jika lebih dari 4 jam, helpdesk/CAR belum
melakukan update penangan aduan gangguan, maka secara138
Page 92
otomatis tiket akan dikirimkan ke email heldesk/CAR yang
bertanggung jawab dalam melakukan update penanganan aduan
pelanggan.
Gambar 4.27 Membuat Otomasi update Tiket Pelanggan Untuk
Helpdesk/CAR
Gambar 4.27 merupakan contoh dari penggunaan otomasi update
tiket pelanggan untuk helpdesk/CAR. Pada kolom kondisi diisi
dengan “ jika status tiket pelanggan adalah solved
(terpecahkan)”, maka kolom aksi diisi dengan ” kemudian jam
sejak masalah dipecahkan adalah 4”, maka aksi akan
menampilkan pengiriman notifikasi ke email helpdesk/CAR.
Apabila kondisi dan aksi sesuai, maka tiket akan berhasil
dibuat. Berikut ini Gambar 4.28 yang menampilkan otomasi
update tiket pelanggan berhasil dibuat.
139
Page 93
Gambar 4.28 Otomasi update Tiket Berhasil Dibuat dan Telah
Aktif
Kemudian perusahaan juga ingin menambahkan otomasi untuk
tutup tiket ( close ticket) dimana ketika penanganan aduan
gangguan telah terpecahkan, maka staf (heldesk/CAR) harus
segera melakukan penutupan tiket (close ticket) jika dalam waktu
lebih dari 4 jam tidak dilakukan penutupan tiket, maka
otomasi tiket ke helpdesk/CAR akan berjalan. Berikut ini
Gambar 4.29 yang menampilkan ketentuan tersebut.
140
Page 94
Gambar 4.29 Otomasi Close ticket
Pada kolom kondisi diisi dengan ketentuan “jika status tiket
adalah closed (tutup)”, maka kolom aksi diisi dengan “kemudian
jam sejak dilakukan penutupan tiket adalah 4 jam”, maka aksi
akan menampilkan status closed(tiket ditutup) dan akan dikirim
ke email helpdesk/CAR. Setelah kondisi dan aksi sesuai, maka
otomasi akan berhasil dijalankan, namun jika tidak sesuai,
maka otomasi akan gagal dijalankan. Berikut ini gambar 4.27
yang menampilkan bahwa otomasi tutup tiket (close ticket) telah
berhasil dibuat.
141
Page 95
Gambar 4.30 Otomasi Closed Ticket Berhasil Diaktifkan
142