Top Banner
Rancang Bangun Sistem Pengukur Efisiensi Sel Peltier Berbasis Mikrokontroler Shepta Dh, Prawito, Arief Sudarmaji Departemen Fisika, FMIPA UI, Kampus UI Depok 16424 [email protected] ABSTRAK Sistem pengukur efisiensi sel Peltier berbasis mikrokontroler telah selesai dibuat. Sistem ini menggunakan prinsip kerja dari efek Seebeck dan efek Peltier. Dalam hal ini diterapkan teknologi termoelektrik dengan menggunakan bahan semikonduktor yaitu Sel Peltier. Sel Peltier akan bekerja ketika terjadi perbedaan temperatur di antara ujung sel dan menghasilkan arus listrik. Sistem ini menggunakan Heater 120 watt yang berfungsi sebagai sistem pemanas pada sistem, daya pada heater diatur dengan menggunakan PWM. Sistem ini juga menggunakan sistem pendingin yang dijaga konstan. Adanya perbedaan suhu pada sistem akan dibaca oleh sensor temperatur DS1820. Seluruh sistem dihubungkan pada komputer oleh mikrokontroler memalui kabel serial RS232. Semua hasil pengukuran ditampilkan pada LCD text dan monitoring komputer dengan menggunakan software LabVIEW. Berdasarkan hasil penelitian bahwa nilai efisiensi yang terukur merupakan hasil perbandingan antara daya output sel Peltier dan daya input heater. Kata kunci : DS182; Efek Peltier; Efek Seebeck; Efisiensi; Heater; Sel Peltier. ABSTRACT The Efficiency Measurement System of Peltier Cell Based on Microcontroller has been designed. The system uses Seebeck effect and Peltier effect principles that is implemented by semiconductor-based thermoelectric technology. Peltier cell will work, that is generating electrical current, when the end plates of Peltier cell have a temperature difference. This sistem uses controllable 120W electrical heater that can be set by PWM method. Moreover, this sistem has also uses a cooling system to keep in a fixed temperature. The temperature difference will be read the DS1820 temperature sensor. The entire system is connected to a computer using RS232 communication cable. All measurement results acquaired by the system will be displayed on LCD text and monitoring computer using LabVIEW program. According to the conducted experiment,the measured efficiency which is the ratio of Peltier cell output power and heater input power, depends on the Peltier cell temperature difference. Keywords: DS 1820; Heater; Efficiency; Peltier Cell; Peltier effect; Seebeck effect. Rancang Bangun ..., Shepta Dh, FMIPA UI, 2012
16

Rancang Bangun Sistem Pengukur Efisiensi Sel Peltier ...

Oct 16, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Rancang Bangun Sistem Pengukur Efisiensi Sel Peltier ...

Rancang Bangun Sistem Pengukur Efisiensi Sel PeltierBerbasis Mikrokontroler

Shepta Dh, Prawito, Arief Sudarmaji

Departemen Fisika, FMIPA UI, Kampus UI Depok 16424

[email protected]

ABSTRAK

Sistem pengukur efisiensi sel Peltier berbasis mikrokontroler telah selesai dibuat. Sistemini menggunakan prinsip kerja dari efek Seebeck dan efek Peltier. Dalam hal ini diterapkanteknologi termoelektrik dengan menggunakan bahan semikonduktor yaitu Sel Peltier. Sel Peltierakan bekerja ketika terjadi perbedaan temperatur di antara ujung sel dan menghasilkan aruslistrik. Sistem ini menggunakan Heater 120 watt yang berfungsi sebagai sistem pemanas padasistem, daya pada heater diatur dengan menggunakan PWM. Sistem ini juga menggunakan sistempendingin yang dijaga konstan. Adanya perbedaan suhu pada sistem akan dibaca oleh sensortemperatur DS1820. Seluruh sistem dihubungkan pada komputer oleh mikrokontroler memaluikabel serial RS232. Semua hasil pengukuran ditampilkan pada LCD text dan monitoringkomputer dengan menggunakan software LabVIEW. Berdasarkan hasil penelitian bahwa nilaiefisiensi yang terukur merupakan hasil perbandingan antara daya output sel Peltier dan daya inputheater.

Kata kunci : DS182; Efek Peltier; Efek Seebeck; Efisiensi; Heater; Sel Peltier.

ABSTRACT

The Efficiency Measurement System of Peltier Cell Based on Microcontroller has beendesigned. The system uses Seebeck effect and Peltier effect principles that is implemented bysemiconductor-based thermoelectric technology. Peltier cell will work, that is generatingelectrical current, when the end plates of Peltier cell have a temperature difference. This sistemuses controllable 120W electrical heater that can be set by PWM method. Moreover, this sistemhas also uses a cooling system to keep in a fixed temperature. The temperature difference will beread the DS1820 temperature sensor. The entire system is connected to a computer using RS232communication cable. All measurement results acquaired by the system will be displayed onLCD text and monitoring computer using LabVIEW program. According to the conductedexperiment,the measured efficiency which is the ratio of Peltier cell output power and heaterinput power, depends on the Peltier cell temperature difference.

Keywords: DS 1820; Heater; Efficiency; Peltier Cell; Peltier effect; Seebeck effect.

Rancang Bangun ..., Shepta Dh, FMIPA UI, 2012

Page 2: Rancang Bangun Sistem Pengukur Efisiensi Sel Peltier ...

1. PENDAHULUAN

Kebutuhan energi dunia semakin lama semakin meningkat seiring dengan bertambahnya

jumlah penduduk dan pusat-pusat industri. Menurut data yang berhasil dihimpun (berbagai

sumber), dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta jiwa, Indonesia merupakan negara dengan

tingkat kebutuhan energi nomor 5 dunia setelah Amerika, China, dan India. Sebagian besar

kebutuhan energi itu dialokasikan pada sektor kebutuhan rumah tangga, transportasi, dan industri.

Cadangan energi di Indonesia diperkirakan akan mampu mencukupi kebutuhan energi dalam

negeri selama kurun waktu lebih dari 100 tahun mendatang. Namun demikian, bukan berarti para

pengguna sumber energi tersebut bisa semena-mena sehingga tidak memikirkan generasi

mendatang. Berbagai upaya telah ditempuh sebagai antisipasi penyediaan sumber energi

alternatif. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki sumber energi alamiah yang sangat

besar. Mulai dari minyak bumi, batubara, gas alam, dan lain sebagainya. Letak geografis

Indonesia juga cukup menguntungkan karena memperoleh paparan cahaya matahari sepanjang

tahun. Oleh karena itulah, selain memanfaatkan bahan bakar fosil para ilmuwan Indonesia juga

berusaha memanfaatkan energi surya dengan membuat sel surya atau sel photovoltaic

(Energi_Indonesia,artikel).

Tersedianya sumber energi belum menjamin bahwa energi tersebut dapat digunakan

secara efisien dan efektif. Hal ini sangat bergantung pada alat yang digunakan. Saat ini, system

kerja mesin masih berbasis pada teknologi yang pertama kali dicetuskan oleh James Watt yang

mengawali revolusi industri di Inggris awal abad ke–19. Penemuan tersebut tentu saja tidak lepas

dari peran ilmuwan eksperimentalis terbesar sepanjang masa, Michael Faraday, yang telah

berhasil meletakkan dasar-dasar teori dan eksperimen bagaimana cara mengubah energi yang

tersedia di alam untuk digunakan sebagai pendukung kehidupan sehari-hari. Maka terciptalah

berbagai macam mesin dan alat-alat penunjang kehidupan lainnya yang memanfaatkan, terutama,

bahan bakar minyak. Seiring dengan perkembangan teknologi, alat-alat tersebut semakin lama

semakin berkembang. Tidak hanya terbatas pada fungsi namun juga portabilitas dan kemudahan

manusia dalam mengoperasikannya. Namun, ada satu masalah yang hingga saat ini belum

ditemukan jalan keluar yang memuaskan yaitu efisiensi.

Menurut Sadi Carnot, efisiensi sebuah mesin tidak mungkin mencapai 100%. Hal ini

berarti setiap penggunaan sejumlah bahan bakar tertentu, tidak seluruhnya dimanfaatkan untuk

melakukan kerja. Dengan kata lain, sebagian energi tersebut terbuang menjadi energi lain yang

Rancang Bangun ..., Shepta Dh, FMIPA UI, 2012

Page 3: Rancang Bangun Sistem Pengukur Efisiensi Sel Peltier ...

tentu saja, tidak bisa dimanfaatkan. Energi buang tersebut yang paling dominan adalah berupa

energi panas. Setiap mesin selalu menghasilkan panas di mana panas ini dibuang begitu saja ke

lingkungan yang menurut beberapa ahli turut andil dalam bencana ekologi global warming.

Selain itu, panas yang terbuang ini juga menyebabkan mesin cepat rusak atau aus pada bagian-

bagian tertentu.

Teknologi yang sekarang banyak dikembangkan selalu mengusahakan agar panas yang

dihasilkan sebuah mesin tidak berlebihan. Misalnya pada laptop. Sebagian besar laptop

menggunakan kipas internal dan sistem manajemen panas lainnya untuk membuang panas yang

dihasilkan mesin demi menjaga keawetan mesin. Hal ini menunjukkan bahwa panas yang

dihasilkan laptop belum bias dimanfaatkan. Buktinya, panas yang dihasilkan tersebut dibuang

begitu saja. Masih banyak lagi fenomena sejenis yang intinya residu kerja mesin berupa panas itu

belum bisa dimanfaatkan.

Pada tahun 1821, Thomas Johann Seebeck melakukan sebuah eksperimen dengan

menggunakan tembaga dan besi. Kedua logam itu dirangkai menjadi sebuah sambungan di mana

salah satu sisi logam dipanaskan sedangkan satu sisi logam yang lainnya tetap dijaga pada suhu

konstan. Jarum kompas yang sebelumnya telah diletakkan di antara dua plat tersebut ternyata

mengalami penyimpangan/bergerak. Menurut Ampere, terdefleksinya jarum kompas tersebut

tentu disebabkan karena adanya medan magnet yang dihasilkan oleh plat logam yang dipanaskan.

Dalam kondisi tersebut, medan magnet hanya bisa dihasilkan dari proses induksi elektromagnetik

yaitu medan magnet yang ditimbul karena adanya arus listrik pada logam.

Namun demikian, pada saat itu Seebeck belum mengetahui secara menyeluruh hasil

eksperimen yang ia peroleh. Baru pada periode berikutnya, penemuan Seebeck ini dikaji lebih

lanjut oleh Jean Charles Peltier. Terdorong dari rasa ingin tahunya yang sangat tinggi, Peltier

mencoba merancang sebuah eksperimen yang diharapkan dapat memberikan hasil yang

berkebalikan dengan apa yang diperoleh Seebeck. Peltier mengalirkan listrik pada dua buah

logam yang direkatkan dalam sebuah rangkaian. Ketika arus listrik mengalir, terjadi penyerapan

panas pada sambungan kedua logam tersebut dan pelepasan panas pada sambungan yang lainnya.

Pelepasan dan penyerapan panas ini bersesuaian dengan arah aliran arus listrik yang diberikan

pada logam. Penemuan yang terjadi pada tahun 1934 ini kemudian dikenal dengan efek Peltier.

Penemuan Seebeck dan Peltier inilah yang kemudian menjadi dasar pengembangan teknologi

Rancang Bangun ..., Shepta Dh, FMIPA UI, 2012

Page 4: Rancang Bangun Sistem Pengukur Efisiensi Sel Peltier ...

yang dapat mengubah panas menjadi energi listrik yang lazim disebut sebagai generator

termoelektrik.

Penemuan Seebeck dan Peltier merupakan dasar pengembangan teknologi yang dapat

mengubah panas menjadi energi listrik yang lazim disebut sebagai generator termoelektrik.

Teknologi termoelektrik inilah yang akan diterapkan untuk memanfaatkan energi panas

yang dibuang oleh mesin. Tentu saja, hal ini tidak ada sangkut pautnya dengan efisiensi mesin.

Dengan teknologi termoelektrik ini, panas yang terbuang dapat dimanfaatkan kembali menjadi

energi yang bisa dikonsumsi mesin. Teknologi termoelektrik merupakan teknologi yang relatif

lebih efisien, ramah lingkungan, tahan lama, dan mampu menghasilkan energi dalam skala kecil

hingga skala besar. Prinsip dasar dari teknologi termoelektrik adalah mengubah energi panas

menjadi energi listrik secara langsung (generator termoelektrik) atau penyerap panas (pendingin

termoelektrik).

Untuk menghasilkan arus dan tegangan listrik, sebuah material termoelektrik (biasanya

semikonduktor) cukup diletakkan pada dua daerah yang memiliki beda temperatur (bagian yang

suhunya lebih tinggi disebut sumber panas). Dalam hal ini pengembangan teknologi

termoelektrik sebagai pengembangan energi alternatif seperti energi angin, sel matahari (Solar

Cell), OTEC (Ocean Thermal Energi Conversion), panas bumi dan lain sebagainya perlu

diperhatikan baik dari pemerintah, industri, perguruan tinggi, dan masyarakat. Teknologi

termoelektrik ini diterapkan pada pembangkit listrik pada sumber panas, akan tetapi sampai pada

saat ini pembangkit listrik dari sumber panas yang sekarang ini banyak digunakan melalui

beberapa proses. Contoh penerapan dalam kehidupan sehari-hari bahan bakar fosil yang

menghasilkan putaran turbin ketika dibakar dengan tekanan yang sangat tinggi. Kemudian hasil

putaran turbin akan digunakan untuk memproses tenaga listrik. Efisiensi energi pembangkit ini

masih rendah akibat beberapa kali proses yang berubah-ubah [15].

Dengan memanfaatkan teknologi termoelekrik, maka difokuskan untuk meneliti berapa

besar efisiensi yang dihasilkan dari penelitian yang berjudul “ Rancang Bangun Sistem Pengukur

Efisiensi sel Peltier Berbasis Mikrokontroler”.

Rancang Bangun ..., Shepta Dh, FMIPA UI, 2012

Page 5: Rancang Bangun Sistem Pengukur Efisiensi Sel Peltier ...

2. TINJAUAN TEORITIS

Pengukuran efisiensi sel Peltier membutuhkan beberapa metode. Beberapa metode yaitu

metode Carnot, metode actual dan metode adjusted. Sel Peltier akan bekerja ketika terjadi beda

temperatur dari suhu yang tinggi ke suhu rendah yang mengakibatkan sel Peltier akan

menghasilkan arus listrik. Dengan demikian perhitungan dari beberapa metode tersebut dapat

dilihat dari persamaan berikut ini.

a) Efek Seebeck

Penemuan pertama kali terkait dengan termelektrik terjadi pada tahun 1821, seorang

fisikawan jerman yang bernama Thomas Johan Seebeck melakukan eksperimen dengan

menggunakan dua material logam yang berbeda yaitu tembaga dan besi. Kedua logam itu

dirangkai menjadi sebuah sambungan dimana salah satu sisi logam dipanaskan dan sedangkan

satu sisi logam yang lainnya teteap dijaga pada suhu konstan sehingga arus akan mengalir pada

rangkaian tersebut. Arus listrik yang mengalir akan mengindikasikan adanya beda potensial

antara ujung-ujung kedua sambungan. Jarum kompas yang sebelumnya telah diletakkan diantara

dua plat tersebut ternyata mengalami penyimpangan atau bergerak hal ini disebabkan adanya

medan magnet yang dihasilkan dari proses induksi elektromagnetik yaitu medan magnet yang

timbul karena adanya arus listrik pada logam [20].

Gambar 2.1 Eksperimen Rangkaian dari efek Seebeck [13].

Hubungan anatara tegangan (V) dan perbedaaan temperatur antara kedua

ujung logam dapat dinyatakan dengan persamaan berikut.

(2.1)

(2.2)

Rancang Bangun ..., Shepta Dh, FMIPA UI, 2012

Page 6: Rancang Bangun Sistem Pengukur Efisiensi Sel Peltier ...

Keterangan :

: Tegangan pada logam A dan logam B (Volt)

: Koefisien Seebeck dari logam A dan logam B

: Temperatur 1 (K) dan Temperatur 2 (K)

b) Efek Peltier

Pada tahun 1834 seorang fisikawan bernama Jean Charle Athanase Peltier, menyelidiki

kembali eksperimen dari efek Seebeck. Peltier menemukan kebalikan dari fenomena Seebeck

yaitu ketika arus listrik mengalir pada suatu rangkaian dari material logam yang berbeda terjadi

penyerapan panas pada sambungan kedua logam tersebut dan pelepasan panas pada sambungan

yang lainnya.

Gambar 2.2 Eksperimen Rangkaian dari efek Peltier [13]

(2.3)

Keterangan :

aliran panas (J)

koefisien Peltier

arus yang mengalir (A)

c) Sel Peltier

Pada abad ke 19 tahun 1834 Jeans Charles Athanase Peltier menemukan efek pendingin.

Dimana ketika arus listrik mengalir pada dua bahan konduktor yang berbeda yang menyebabkan

adanya penyerapan dan pelepasan panas. Namun Peltier gagal karena penjelasan fenomena fisika

lemah hal ini tidak mematuhi hukum Ohm. Tahun 1909 dan 1911 ilmuwan lainnya yaitu

Rancang Bangun ..., Shepta Dh, FMIPA UI, 2012

Page 7: Rancang Bangun Sistem Pengukur Efisiensi Sel Peltier ...

Altenkirch menunjukkan bahwa bahan termoelektrik pendingin membutuhkan koefisien Seebeck

yang tinggi [22].

Gambar 2.3 Skematik Sel Peltier [22]

Konsep dasar dari sel peltier yaitu efek Seebeck dan efek Peltier, dimana sel Peltier ini

merupakan bahan semikonduktor yang bertipe-p dan tipe-n. Semikonduktor merupakan bahan

setengah penghantar listrik yang disebabkan perbedaan gaya ikat diantara atom-atom, ion-ion,

atau molekul-molekul.

Gambar 2.4 Sel Peltier [21].

d) Metode Carnot

Fisikawan Prancis (1824) Sadi Carnot menunjukkan bahwa efisiensi maksimum dari

mesin panas hanya bergantung pada suhu antara mesin yang beroperasi bukan pada jenis mesin.

Carnot berdalil tidak mungkin efisiensi mesin mempunyai efisien 0 hal ini sama saja mesin tidak

dapat melakukan kerja apapun. Sehingga dapat menyimpulkan bahwa efisiensi Carnot berkisar

antara 0 sampai 1 [16]. Dengan persamaan dibawah ini maka efisiensi Carnot dapat dihitung

sebagai berikut.

Rancang Bangun ..., Shepta Dh, FMIPA UI, 2012

Page 8: Rancang Bangun Sistem Pengukur Efisiensi Sel Peltier ...

(2.4)

Keterangan :

Efisiensi Carnot.

: suhu panas (K)

: suhu dingin (K)

e) Metode Actual

Efisiensi sebenarnya dilakukan untuk menghitung daya yang dihasilkan oleh kerja mesin

dengan daya masukan dari mesin panas. Dimana daya kerja yang dikeluarkan oleh mesin

bisa sedangkan daya panas dari inputan mesin oleh karena itu, efisiensi yang sebenarnya dapat

dihitung dengan menggunakan persamaan berikut [16].

(2.5)

Dimana :

: Efisiensi Actual

: Daya Kerja Sel Peltier (W)

: Daya heater (W)

f) Metode Adjusted

Metode selanjutnya adalah menghitung efisiensi suhu disekitar atau lingkungan. Metode

ini dilakukan berguna untuk menghitung perubahan suhu yang terjadi ketika panas yang

dikeluarkan oleh mesin lebih besar atau tidak. Perhitungan dari kerugian energi dan

menambahkannya kembali pada . Hal ini menunjukkan bahwa, kerugian atau

kehilangan energi yang terbuang akan dicatat dan efisiensi yang dihasilkan mendekati efisiensi

Carnot yang menunjukkan efisiensi maksimum tidak mungkin mencapai 100% [16]. Sehingga

efisiensi lingkungan dapat diukur dengan menggunakan persamaan dibawah ini :

Rancang Bangun ..., Shepta Dh, FMIPA UI, 2012

Page 9: Rancang Bangun Sistem Pengukur Efisiensi Sel Peltier ...

(2.6)

Untuk mencari resistansi ( r ) dalam sel Peltier:

(2.7)

Dimana :

: Efisiensi Adjusted

: Daya Kerja Sel Peltier ke Dua (W)

: Daya heater ke Dua (W)

: Arus Sel Peltier (A)

: Hambatan di Dalam Sel Peltier (Ω)

: Daya Heater ada hambatan (W)

: Daya Heater Tanpa hambatan (W)

: Output Tegangan Sel Peltier Ada Hambatan (V)

: Output Tegangan Sel Peltier tanpa hambatan (V)

: Hambatan Luar Sel Peltier (Ω)

3. METODA PENELITIAN

Sistem ini dirancang dengan menggunakan teknologi termoelektrik. Dimana teknologi ini

diterapkan untuk memanfaatkan energi listrik yang terbuang oleh mesin. Sistem ini menggunakan

sel Peltier yang akan dimanfaatkan sebagai penghasil energi listrik. Sel Peltier bekerja ketika

terjadi perbedaan temperatur diantara ujung-ujung sel dan menghasilkan arus listrik. Perancangan

sistem dapat dilihat pada blok diagram dibawah ini.

Rancang Bangun ..., Shepta Dh, FMIPA UI, 2012

Page 10: Rancang Bangun Sistem Pengukur Efisiensi Sel Peltier ...

Gambar 2.5 Blok Diagram sistem

Sistem ini menggunakan sel Peltier, dengan tujuan berapa besar nilai efisiensi yang

dihasil kan oleh sel Peltier. Dengan kata lain nilai efisiensi dari sel Peltier yaitu

perbandingan antara nilai energi listrik (E) keluaran dari sel Peltier dengan nilai input dari sistem

pemanas atau perubahan panas dari sistem pemanas .

Sel Peltier mempunyai dua sisi yang berbeda yaitu sisi panas dan sisi dingin. Ketika

sistem pemanas dinyalakan arus akan melewati beberapa resistor (R) sehingga suhu dari

permukaan sel Peltier akan berubah, perubahan suhu pada sistem pemanas akan dibaca oleh

sensor suhu DS1820 yang dihubungkan pada mikrokontroler. Kemudian daya (P) sistem pemanas

akan diukur dengan menggunakan R total dari Heater dan variabel tegangan dengan

menggunakan ADC. Sedangkan sistem pendingin dihubungkan dengan sisi dingin sel Peltier,

suhu pada sistem pendingin akan dijaga konstan yang dibaca oleh sensor suhu DS1820. Sel

Peltier bekerja ketika terjadi beda temperatur sehingga menghasilkan nilai tegangan. Semua data

yang terukur akan dibaca oleh mikrokontroler dan ditampilkan pada LCD serta PC.

Rancang Bangun ..., Shepta Dh, FMIPA UI, 2012

Page 11: Rancang Bangun Sistem Pengukur Efisiensi Sel Peltier ...

4. HASIL

Seluruh sistem sudah dikalibrasi terlebih dahulu sehingga sistem dapat menampilkan hasil

dari efisiensi sel Peltier. Pengukur efisiensi sel Peltier berbasis mikrokontroler dilakukan dengan

menggunakan perbedaan suhu sehingga sel Peltier menghasilkan arus lisrik. Pengujian sistem ini

dilakukan dengan beberapa metode pengukuran.

Untuk mengetahui nilai tegangan yang terukur pada sel Peltier maka dibutuhkan nilai

resistansi yang dipasang pada rangkaian pengendali. Nilai resistansi yang digunakan bertujuan

untuk menghitung daya yang keluar pada sel Peltier. Data dibawah ini merupakan hasil

pengukuran nilai daya heater dan daya Peltier yang terukur serta suhu dan tegangan Peltier.

Pengujian alat ini dilakukan ketika sistem pemanas dan sistem pendingin sudah terdeteksi suhu

sehingga Pengambilan data dilakukan dengan mengatur tegangan pada heater atau pwm dalam %

kemudian suhu panas (TH) akan bertambah ketika nilai tegangan pada heater sudah diatur dari

5V sampai 10V. Suhu dingin diatur dalam keadaam konstan (TC) dan suhu lingkungan akan

dibaca oleh (TE) ketika suhu tersebut berubah.

Berikut ini adalah data yang terukur dan perhitungan efisiensi sel Peltier dengan variabel

nilai hambatan R 1,7 Ω, R 6,3 Ω dan tanpa R 0 Ω, sehingga diperoleh nilai efisiensi dengan 3

metode yaitu metode Carnot, metode actual dan metode adjuste.

Tabel 4.1 Perhitungan efisiensi sel Peltier dengan beberapa metode

R=1,7 Ω

Efisiensi

Carnot

R=1,7 Ω

Efisiensi Actual

R=1,7 Ω dan

R=0 Ω

Efisiensi

Adjusted

R=6,3 Ω

Efisiensi Carnot

R=6,3 Ω

Efisiensi Actual

R=6.3 Ω dan

R=0 Ω

Efisiensi

Adjusted

0,48 4.65 8,7 0.62 1,25 x 8,75

0,7 1,29 6,4 0.64 1,55 6,44

0,78 3,8 8,2 0.7 1,78 x 8,18

0,85 5,17 7,2 0.72 2,67 7,2

0,88 6,39 7 0.79 8,44 7

0,9 6,26 6,8 0.84 8 6,8

Rancang Bangun ..., Shepta Dh, FMIPA UI, 2012

Page 12: Rancang Bangun Sistem Pengukur Efisiensi Sel Peltier ...

5. PEMBAHASAN

Dari data pengujian sistem pengukur efisiensi sel Peltier dilakukan dengan mengatur

tegangan dari heater, mengatur metode apa yang diberikan dan mengatur nilai resistansinya.

Sehingga semakin besar daya heater yang diberikan maka akan semakin cepat juga suhu

mendeteksi. Akan tetapi perubahan suhu perlu dilakukan dengan waktu yang agak lama sehingga

tegangan pada sel Peltier akan meningkat. Dari data suhu dingin diatur dengan pengaliran air es

didalam plat aluminium secara terus menerus, akan tetapi ketika aliran air tidak stabil maka suhu

pada sistem pendingin berubah 0.5˚C. Sedangkan Tegangan Peltier yang keluar selalu mengikuti

perubahan suhu.

Pengukuran dan pengambilan data dilakukan pada suhu yang tidak berubah, kemudian

pada daya heater mengikuti tegangan yang diberikan oleh variabel tegagan dan langsung dibagi

dengan nilai Rtotal dari nilai hambatan heater. Sedangkan daya Peltier diperoleh dari perhitungan

antara Tegangan yang keluar dari sel Peltier dibagi dengan nilai R pada variabel nilai resistansi.

Berikut ini adalah data nilai r sel Peltier , arus I (A) yang terukur pada sel Pelteir dan Heater,

dengan menggunakan variabel R=1,7Ω dan R=6,3 Ω. Berikut ini merupakan grafik yang

diperoleh dari simulasi program Labview, dengan metode Carnot, Actual dan Adjusted.

Gambar 5.1 Pengujian efisiensi metode Carnot pada Program LabView

Rancang Bangun ..., Shepta Dh, FMIPA UI, 2012

Page 13: Rancang Bangun Sistem Pengukur Efisiensi Sel Peltier ...

Gambar 5.2 Pengujian efisiensi pada metode actual pada Program LabView

Gambar 5.3 Pengujian efisiensi pada metode adjusted pada Program LabView

Dari beberapa data diperoleh nilai efisiensi dengan beberapa metode yang sudah terukur,

dimana hasil tersebut sudah sesuai dengan teori efek Seebeck yaitu ketika terjadi beda temperatur

Rancang Bangun ..., Shepta Dh, FMIPA UI, 2012

Page 14: Rancang Bangun Sistem Pengukur Efisiensi Sel Peltier ...

maka terjadi beda potensial listrik dan sesuai dengan teori dari efek Peltier yatu kebalikan dari

efek Seebeck dimana ketika terjadi beda temperatur akan mengakibatkan terjadinya arus listik.

Hal ini menunjukkan bahwa teknologi termoelektrik bisa dijadikan sebagai alternatif untuk energi

cadangan dimasa mendatang, akan keluaran tetapi energi listrik atau daya dari sel Peltier masih

sangat kecil sehingga efisiensi yang diperoleh juga kecil. Hal yang dapat dilakukan nantinya

untuk Pengukuran sel Peltier yang lebih besar digunakan cara untuk menghasilkan energi yang

lebih besar. Jadi teknologi termoelektrik ini akan berguna untuk memanfaatkan panas yang

terbuang dari mesin yang bisa diubah menjadi energi listrik.

6. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengujian sistem dan data hasil penelitian sistem efisiensi sel Peltier, maka

dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa :

1. Semakin besar input variabel tegangan (PWM) yang diberikan pada sistem pemanas maka

suhu sistem pemanas akan meningkat seiring dengan meningkatnya nilai variabel

tegangan yang diberikan.

2. Nilai tegangan sel Peltier akan terukur ketika suhu temperatur sisi panas dan sisi dingin

berbeda.

3. Sistem pendingin dijaga konstan dengan mengalirkan siklus air es kedalam plat yang

dibaca oleh sensor suhu.

4. Daya yang dihasilkan sel Peltier meningkat ketika perbedaan temperatur sisi panas dan

sisi dingin sel Peltier sel Peltier meningkat.

5. Untuk hasil pengukuran Efisiensi, terdapat perbandingan antara metode Carnot, metode

actual dan metode adjusted. Dilihat dari data hasil metode Carnot nilai nya 0.7 hingga

mendekati 0.9, sedangkan hasil efisiensi metode actual lebih kecil nilainya hampir

mendekati 1 x . Bila dibandingkan dengan metode Adjusted maka nilai efisiensi 8,7 x

.

Rancang Bangun ..., Shepta Dh, FMIPA UI, 2012

Page 15: Rancang Bangun Sistem Pengukur Efisiensi Sel Peltier ...

7. SARAN

Dalam perancangan mekanik dan pengujian sistem, masih ada kekurangan yang perlu

diperhatikan, agar nantinya perancangan ini menjadi lebih sempurna dan lebih baik maka terdapat

beberapa saran sebagai berikut.

1. Memperhatikan rangkaian dan data sheet untuk setiap komponen agar tidak short dan

tidak terjadi kerusakan pada komponen lainnya.

2. Agar tidak terjadi banyak noise yang menggangu maka sel Peltier harus terisolasi

dengan bener.

3. Sistem pendingin yang digunakan belum efisien, hal ini dikarenakan saat air es tidak

ada batu es nya lagi data mulai turun ataupun naik.

8. DAFTAR ACUAN

Francis W. Sears and Gerhard L. Salinger. 1995. Thermodynamics, Kinetic Theory, and

Statistical Thermodynamics, Massachusetts: Addison-Wesley Pubishing Company. 111-115.

Giancoli, Douglas C. (1998). PHYSICS, Fifth Edition. Diterjemahkan oleh Dra.Yuhilza

Hanum, M.Eng dan Ir.Irwan Arifin, M.Eng. Jakarta: Erlangga. 65-77

Holman J.P. (1984). Heat Transfer, Fifth Edition. Diterjemahkan oleh Ir E.Jasfi M.Sc.

Jakarta : Erlangga. 1-20.

Kreith Frank. (1985). Principles of Heat Transfer, Third EditionUniversity of Colorado, USA.

Diterjemahkan oleh Arko Prijono M.Sc. Jakarta: Erlangga. 1-22.

Malvino, A.P. (1999). Prinsip-prinsip Elektronika, edisi ke dua. Jakarta: Erlangga.

Seborg, Dale E. (1989). Process Dynamics And Control. John Wiley & Sons Inc.

Zemansky dan Sears. (1999). University Physics. The City College of the City of New York.

Jakarta: Trimitra Madiri. 391-458.

Data Sheet. DS1820. Diakses 06 maret 2012 (11.54 WIB) http://www.alldatasheet.com,

Data Sheet. Thermoelectric Cooler Peltier 12V_45,6W. Diakses 23 Februari 2012 (12.59

WIB) http://www.alldatasheet.com

Data Sheet.Relay. HRS2H-12V. Diakses 12 Oktober 2012 (14.16 WIB)

http://www.alldatasheet.com,

Energi diakses pada 5-april-2012, (19:58 WIB).

http://www.energi.lipi.go.id/utama.cgi?cetakartikel&1125749769

Rancang Bangun ..., Shepta Dh, FMIPA UI, 2012

Page 16: Rancang Bangun Sistem Pengukur Efisiensi Sel Peltier ...

Filtering PWM Signals.pdf . Diakses Selasa, 09 Oktober 2012 (15.50 WIB)

http://www.proaxis.com/~wagnerj/PWMfil/PWM%20Filters.pdf

Ma_clemson_0050M_10835.pdf. Diakses Rabu, 18 April 2012(12.56

WIB)http://etd.lib.clemson.edu/documents/1285787113/Ma_clemson_0050M_10835.pdf

MIT2_997F09_lec02.pdf. Diakses Selasa, 01 mei 2012(12.56 WIB)

http://ocw.mit.edu/courses/mechanical-engineering/2-997-direct-solar-thermal-to-electrical-

energy-conversion-technologies-fall-2009/audio-lectures/MIT2_997F09_lec02.pdf

Nandy Putra.2009. Potensi Pembangkit Termoelektrik Untuk Kendaraan Hibrid.pdf. Depok

: Universitas Indonesia, 2009. 21-April-2012. (15.15 WIB)

http://journal.ui.ac.id/technology/article/view/466/462

Pasco Scientific.1991. Thermal Efficiency Apparatus, Instruction Manual and Experiment

Guide for The Pasco Scientific Model TD-8564, 1991. 23-febuari-2012.(11.59)

http://faculty.rcc.edu/bhattacharya/phy4c/thermal_efficiency.pdf

PWM in AVR v1.0.pdf. Diakses Senin, 15 Oktober 2012(11.47 WIB)

http://robotika.yweb.sk/skola/AVR/visionrobo%20com/PWM%20in%20AVR%20v1.0.pdf

PWM (Pulse Width Modulation) . diakses 15 oktober 2012 (21.40 WIB)

http://digilib.ittelkom.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=820:pwm-

pulse-width-modulation&catid=15:pemrosesan-sinyal&Itemid=14

Semikonduktor, Piranti_Semikonduktor.pdf. diakses Kamis, 5-April-2012

(20.58WIB).http://datapendidik.blogspot.com/2012/03/kumpulan-materi-pelajaran-elektro-

pdf.html.

Tellurex Corporation. 2010. Seebeck-faq.pdf.1462 Inernational Drive Traverse city, MI

49686. Diakses jum’at 15-maret-2012 (21.49 WIB).

http://www.tellurex.com/technology/peltier-faq.php

Tellurex Corporation. 2010. Peltier-faq.pdf.1462 Inernational Drive Traverse

city,MI49686.Diakses jum’at15-maret-2012(21.49WIB).

http://www.tellurex.com/technology/Seebeck-faq.php

Thermoelectric-Cooling-basics .pdf. Diakses Selasa 01 mei 2012 (01.07 WIB)

http://www.enertron-inc.com/enertron-resources/pdf/thermoelectric-cooling-basics.pdf

Teori Relay Elektro Mekanik _ Elektronika Dasar. Diakses 16 oktober 2012 (08.11WIB)

http://elektronika-dasar.com/teori-elektronika/teori-relay-elektro-mekanik/

Rancang Bangun ..., Shepta Dh, FMIPA UI, 2012