RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPENDUDUKAN GUNA PEMETAAN DEMOGRAFI WILAYAH PROGRAM DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA BERENCANA BERBASIS WEB (Studi Kasus : Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta) Naskah Publikasi diajukan oleh Dyan Raditya Sinukarta 07.12.2692 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011
20
Embed
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_07.12.2692.pdf · PROGRAM DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA BERENCANA BERBASIS WEB (Studi Kasus : Badan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
KEPENDUDUKAN GUNA PEMETAAN DEMOGRAFI WILAYAH
PROGRAM DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA BERENCANA
BERBASIS WEB
(Studi Kasus : Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta)
Naskah Publikasi
diajukan oleh
Dyan Raditya Sinukarta
07.12.2692
kepada
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
AMIKOM
YOGYAKARTA
2011
ii
iii
CONSTRUCTION PLANNING OF POPULATION MANAGEMENT INFORMATION SYSTEM IN ORDER TO DEMOGRAPHIC MAPPING REGION PROGRAM AND
PROSPERITY FAMILY PLANNING USING WEB-BASED. (CASE STUDY: BOARD OF NATIONAL FAMILY PLANNING COORDINATOR
PROVINCE OF THE SPECIAL REGION OF YOGYAKARTA)
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPENDUDUKAN GUNA PEMETAAN DEMOGRAFI WILAYAH PROGRAM DAN KESEJAHTERAAN
KELUARGA BERENCANA BERBASIS WEB. (STUDI KASUS : BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL
PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA)
Dyan Raditya Sinukarta Jurusan Sistem Informasi
STMIK AMIKOM Yogyakarta
ABSTRACT
Population Management Information System is an information system is built to support the administration that includes the registration of the population and civil registration. With the existence of a web-based Population Management Information System is expected to create a national population database gradually. Population Management Information System is a reliable tool to deal with population data, which in Population Management Information System data maintained in digital form so that the data is denser than in printed form, table or in other conventional forms which will eventually speed up and ease the cost of the work required. The purpose of the utilization of the Population Management Information System is to facilitate getting information that has been processed and stored can be either an attribute or a location or object. Population Management Information System will be designed one of them has a mapping visualization features and demographic distribution of the population can certainly facilitate the basic data that has not been specified.
BKKBN (Board of National Family Planning Coordinator) is a non-ministerial government institutions that laid the foundation of the development of small family happy and prosperous in every family which is one indicator of success in implementing national development and also become a capital base in realizing the vision "The whole family followed the Family Planning" and achieve the mission of "Creating Happy Little Family and Prosperous ". One of the most valuable support in the success of family planning programs is the provision of family planning program information data in a rapid, precise, accurate and current conducted through the implementation and management of a series of activities the program management information system in all levels of the national family planning program areas. Population Management Information System with the visualization mapping population demographics of the National Family Planning Program is part of the Management Information System National Family Planning Program, which seeks to provide family planning program of spatial data that can be used as reference data by the leaders, managers and implementers of the program and policy decisions. It is also expected to be used as reference data in determining the strategy of socialize, implementing, monitoring and evaluation of policies in managing the family planning program in order to foster awareness, participation and independence in conducting family planning program.
Keywords: Population, Management, Information System, Web.
1
1. Pendahuluan
Salah satu agenda reformasi yang akan terus menerus dilaksanakan oleh negara
dan bangsa Indonesia adalah mewujudkan pemerintahan yang baik atau yang dikenal
dengan sebutan good governance. Adapun salah satu ciri good governance tersebut
adalah pemerintahan yang memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. Pelayanan
yang dilakukan pemerintah meliputi semua aspek kehidupan masyarakat, termasuk di
bidang kependudukan (Soleh, 2001 : 23).
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah lembaga
pemerintah non departemen yang meletakkan dasar pembangunan keluarga kecil
bahagia dan sejahtera pada setiap keluarga yang merupakan salah satu indikator
keberhasilan dalam melaksanakan pembangunan nasional dan sekaligus menjadi modal
dasar dalam mewujudkan visi “Seluruh Keluarga Ikut KB” serta mencapai misi
“Mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera”. Salah satu dukungan yang sangat
berharga dalam keberhasilan program KB adalah penyediaan data informasi Program KB
secara cepat, tepat, akurat dan terkini yang dilakukan melalui pelaksanaan dan
pengelolaan rangkaian kegiatan Sistem informasi manajemen program KB Nasional
disemua tingkatan wilayah program. Sekitar 21.000 Petugas Lapangan Keluarga
Berencana (PLKB) dari BKKBN telah tersebar di seluruh pelosok pedesaan di Indonesia
(sumber data BKKBN tahun : 2008), yang siap untuk memasukan data secara aktual.
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai wilayah geografis yang terdiri
dari puluhan kecamatan, dengan jumlah penduduk 3.116.956 jiwa (menurut data tahun
2009), serta tidak merata kepadatannya. Kondisi yang demikian banyak menimbulkan
permasalahan di bidang administrasi kependudukan, terutama karena belum memiliki
database-database kependudukan yang memungkinkan tukar menukar data secara
lancar.
Sistem Informasi Manajemen Kependudukan (SIMDUK) merupakan sebuah
sistem informasi yang mengelola, mengkaji, menyimpan dan mengembangkan Sistem
Informasi Kependudukan untuk tercapai tertib administrasi di bidang kependudukan; atau
dapat didefinisikan sebagai sebuah sistem informasi yang dibangun untuk mendukung
proses administrasi kependudukan yang meliputi pendaftaran penduduk dan pencatatan
sipil. Dengan adanya sistem ini akan terwujud database kependudukan nasional secara
bertahap. Pengembangan sistem ini telah dimulai pada tahun 2003 dengan
diluncurkannya SIAK Online dari Kecamatan ke Data Center Kependudukan yang
kemudian disusul dengan SIAK Offline di Kabupaten/Kota pada tahun 2005. SIAK Online
memberikan layanan pendaftaran penduduk dan catatan sipil di Tempat Perekaman
Pendaftaran Penduduk (TPDK) di kecamatan-kecamatan yang langsung terhubung
dengan Data Center Direktorat Jenderal Administrasi Kependudukan (Ditjen Adminduk)
2
melalui VPN Dial. Hingga saat ini telah terhubung sebanyak 70 kecamatan ke Data
Center. Namun demikian, ada beberapa kendala yang dialami dalam pengoperasian
aplikasi SIAK Online antara lain biaya koneksi VPN Dial dan lambatnya waktu transmisi.
Dari permasalahan diatas jika kita hubungkan dengan jumlah dan arah
penyebaran pertumbuhan penduduk dalam lima atau sepuluh tahun ke depan
merupakan salah satu hal penting yang perlu diketahui dalam proses perencanaan dan
pembangunan suatu wilayah. Untuk mengetahui data tersebut, dilakukan prediksi jumlah
penduduk dengan menggunakan regresi linier. Visualisasi arah pertumbuhan penduduk
dilakukan dengan menggunakan model mean spasial. Model regresi linier dan model
mean spasial diintegrasikan dengan Sistem Informasi Manajemen Kependudukan yang
divisualisasikan secara demogratif dan grafik sehingga menghasilkan produk yang
mampu memvisualisasikan secara spasial; jumlah dan arah sebaran pertumbuhan
penduduk di suatu wilayah.
Oleh karena itu diperlukan sebuah Sistem Informasi Manajemen Kependudukan
(SIMDUK) Program KB Nasional yang merupakan bagian dari Sistem Informasi
Manajemen Program Keluarga Berencana Nasional, yang berupaya menyediakan data
spasial dan visualisasi keberhasilan Program KB yang dapat dimanfaatkan sebagai data
rujukan oleh para pimpinan, pengelola dan pelaksana program KB dalam mengambil
keputusan dan kebijakan. Selain itu juga diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai data
rujukan dalam menetapkan strategi dalam menyosialisasikan, mengimplementasikan,
monitoring dan evaluasi dari kebijakan dalam pengelolaan Program KB guna
menumbuhkan kepedulian, partisipasi dan kemandirian dalam menyelenggarakan
Program KB.
2. Landasan Teori
Dalam pelaksanaan penelitian skripsi ini diperlukan pemahaman terhadap
sejumlah teori-teori untuk mendukung terhadap berbagai dasar yang dijadikan patokan
dalam membangun penelitian ini, teori-teori tersebut merupakan konstribusi dari berbagai
sumber dan literatur.
2.1. Sistem Informasi
Istilah “Data” dan “Informasi” sering digunakan secara bergantian dan saling
tertukar, meskipun kedua istilah ini sebenarnya merujuk pada masing-masing konsep
yang berbeda. Data merupakan bahasa, mathematical, dan simbol-simbol pengganti lain
yang disepakati oleh umum dalam menggambarkan objek, manusia, peristiwa, aktifitas,
konsep, dan objek-objek penting lainnya. Singkatnya, data merupakan suatu kenyataan
apa adanya (raw facts). Sedangkan informasi adalah data yang ditempatkan pada
konteks yang penuh arti oleh penerimanya. Dapat disimpulkan bahwa sistem informasi
3
mencakup sejumlah komponen (manusia, komputer, teknologi informasi, dan prosedur
kerja), ada sesuatu yang diproses (data menjadi informasi), dan dimaksudkan untuk
mencapai suatu sasaran atau tujuan.
2.2. Sistem Informasi Manajemen Kependudukan
Pemahaman mengenai apa itu sistem informasi manajemen kependudukan
(SUMDUK) tentu saja merupakan hal penting. Sehubungan dengan hal ini, maka penulis
pada bab ini akan memberikan pemahaman mengenai konsep dasar SIMDUK melalui
beberapa aspek pentingnya; konsep dasar, definisi, sub-sistem, komponen, cara kerja,
kemampuan contoh aplikasi, kedudukan dan prespektif.
2.2.1. Konsep Sistem Informasi Manajemen Kependudukan
Sistem Informasi Manajemen Kependudukan adalah Sistem Informasi sangat
mendukung proses dalam suatu organisasi khususnya dalam menjalankan fungsi
managerial yang meliputi: perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian. Berdasarkan
UU No 23 tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan, Sistem Informasi
Kependudukan adalah suatu sistem informasi yang pengelolaan, pengkajian, penyimpan
dan pengembangan Sistem Informasi Kependudukan untuk tercapai tertib administrasi di
bidang kependudukan. Pada Pasal 83 dalam Undang-Undang tersebut lebih dijelaskan
tentang Sistem Informasi Administrasi Kependudukan adalah sebagai berikut:
1. Data Penduduk yang dihasilkan oleh Sistem Informasi Administrasi
Kependudukan dan tersimpan di dalam database kependudukan
dimanfaatkan untuk kepentingan perumusan kebijakan di bidang
pemerintahan dan pembangunan.
2. Pemanfaatan data Penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
mendapatkan izin Penyelenggara.
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara mendapatkan izin
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam Peraturan Menteri.
2.2.2. Tujuan Sistem Informasi Manajemen Kependudukan
Tujuan adanya SIMDUK, yaitu :
1. Database Kependudukan terpusat.
2. Database Kependudukan dapat diintegrasikan untuk kepentingan lain
(Statistik, Pajak, Imigrasi, dan lain-lain)
3. Sistem SIAK terintegrasi (RT/RW, Kelurahan, Kecamatan, Pendaftaran
Penduduk, Catatan Sipil)
4. Standarisasi Nasional
a. No. Pengenal Tunggal (NIK)
b. Blangko Standar Nasional (KK, KTP, Buku, Register, Akta Capil)
c. Formulir-formulir Standar Nasional (termasuk kodefikasinya)
4
Implementasi SIAK (Sistem Informasi Administrasi Kependudukan) online, yang
telah diatur dalam Keputusan Presiden (Keppres) No 88/2004 tentang Pengelolaan
Administrasi Kependudukan dan Permendagri No 18/2005 tentang Administrasi
Kependudukan.
Pada hakekatnya bahwa upaya Tertib Dokumen Kependudukan atau Tertib
Administrasi Kependudukan, tidak sekedar pengawasan terhadap pengadaan blangko-
blangko yang dipersyaratkan dalam penerbitan dokumen, tapi hendaknya harus
tersistem, konkrit dan pragmatis. Artinya mudah dipahami oleh penduduk dan diyakini
bermakna secara hukum berfungsi melindungi, mengakui/mengesahkan status
kependudukan atau peristiwa vital (vital event) yang dialami penduduk, sehingga
dibutuhkan oleh penduduk karena dapat memudahkan atau melancarkan urusannya
dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain dokumen kependudukan memiliki
insentif/benefit bagi si pemegang dokumen atau penduduk.
2.3. Permodelan Sistem
Sistem terdiri dari elemen-elemen yang saling berhubungan dan terkait satu
sama lain serta bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam pemodelan sistem
terdapat sejumlah cara untuk menggambarkan sistem melalui diagram misalnya flow
chart, Data Flow Diagram (DFD), Entity Relational Diagram (ERD), data dictionary dan
lain-lain. Pada dasarnya kita dapat menggunakan model apa saja tergantung dari situasi.
Pemakai yang berbeda mungkin akan membutuhkan pemodelan yang berbeda pula
(Hoffer, Presscott, dkk, 2002). Pemodelan sistem yang dimaksud sebagai berikut :
2.3.1. Diagram Konteks
Diagram konteks menampilkan seluruh proses bisnis hanya dalam satu proses
(proses 0), serta menampilkan semua entitas eksternal yang menerima informasi dari
sistem atau mengkontribusikan informasi ke sistem. (Dennis & Haley Wixom, 2003).
2.3.2. Normalisasi
Normalisasi merupakan cara pendekatan lain dalam dalam membangun desain
lojik basis data relational yang tidak secara langsung berkaitan dengan model data, tetapi
dengan menerapkan sejumlah aturan dan kriteria standar untuk menghasilkan struktur
tabel yang normal. Perancangan basis data diperlukan agar kita bisa memiliki basis data
yang kompak dan efisien dalam ruang penyimpanan, cepat dalam mengakses dan
mudah dalam pemanipulasian (ubah, tambah, hapus) data.
3. Analisis
3.1. Analisis Sistem
3.1.1. Analisis Masalah
5
Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem
informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponen dengan maksud untuk
mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan, kesempatan, hambatan yang
terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan.
Tahap analisis sistem dilakukan setelah tahap perancangan sistem. Tahap
analisis ini merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena permasalahan
didalam tahap ini akan menyebabkan juga kesalahan pada tahap selanjutnya.
Dalam analisis sistem, mengidentifikasi masalah merupakan tahap awal yang
harus dilakukan. Masalah dapat diidentifikasikan sebagai suatu hal yang akan
menghambat proses pencapaian tujuan. Permasalahan yang ada harus ditindak lanjuti
untuk menemukan solusi pemecahan masalah sebagai suatu alternatif agar sistem
dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan tujuan sistem dapat tercapai.
3.1.2. Identifikasi Masalah
Mengidentifikasi masalah merupakan langkah pertama yang harus dilakukan
dalam tahapan analisis sistem. Masalah dapat didefinisikan sebagai suatu pertanyaan
yang ingin dipecahkan, karena masalah inilah yang sering menyebabkan sasaran dari
suatu sistem tidak dapat dicapai. Suatu masalah tidak akan timbul dengan sendirinya,
mengidentifikasi masalah dimulai dengan mengkaji subjek permasalahan yang
diutarakan.
1. Permasalahan yang timbul
Dari applikasi excel yang biasa/sebelumnya digunakan sebagai alat analisis
keberhasilan program Keluarga Berencana sekarang ini berpotensi menimbulkan
masalah-masalah sebagai berikut:
a. Kemampuan kerja sistem masih kurang baik karena belum terkomputerisasi,
tersusun dalam database yang dapat dimaanfaatkan dan diintegrasikan
dengan sistem yang lain, karena sistem pencatatan masih dilakukan secara
manual.
b. Proses pencarian data yang kurang tepat dan akurat.
2. Identifikasi penyebab masalah
Penyebab dari masalah yang timbul sebagaimana tersebut diatas adalah belum
adanya program aplikasi pengelolaan data kependudukan Keluarga Berencana
yang dapat divisualisasikan dengan bentuk demografi pada Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
3.1.3. Spesifikasi Sistem Informasi (Output)
Aplikasi yang dibangun diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut:
a. Menghasilkan peta dan grafik sebaran penduduk secara demografis sebagai
analisa sumber data.
6
b. Menghasilkan peta dan grafik analisa klasifikasi penerimaan bantuan
pemerintah di wilayah tertentu.
c. Menghasilkan peta dan grafik tinggi rendahnya tingkat pendidikan
berdasarkan Kepala Keluarga yang tidak tamat Sekolah Dasar yang akan
menentukan kesejahteraan keluarga pada wilayah tertentu.
d. Menghasilkan peta dan grafik tinggi rendahnya tingkat Sumber Daya
Manusia dan kelas ekonomi dalam keluarga dengan adanya data demografi
kepala keluarga yang tidak bekerja pada suatu daerah yang akan berujung
pada kesejahteraan keluarga.
e. Menghasilkan peta dan grafik tinggi rendahnya tingkat kesadaran kesehatan
bagi balita yang umurnya kurang dari 1 tahun dan juga 1 tahun sampai
dengan kurang dari 5 tahun yang tidak ikut dalam posyandu pada suatu
wilayah tertentu.
f. Menghasilkan peta dan grafik tinggi rendahnya tingkat kesadaran pendidikan
bagi anak umur 7 tahun sampai dengan 15 tahun yang tidak sekolah pada
suatu wilayah tertentu yang akan menentukan juga kelas ekonomi dan
kesejahteraan keluarga pada suatu daerah.
g. Menghasilkan peta dan grafik tinggi rendahnya tingkat pasangan usia subur
yang usianya kurang dari 20 tahun pada suatu wilayah tertentu yang akan
menentukan pertumbuhan penduduk dan tingkat kesehatan pada suatu
daerah.
h. Menghasilkan peta dan grafik tinggi rendahnya tingkat kesadaran kesertaan
Program Keluarga Berencana untuk Swasta dan Pemerintah pada suatu
wilayah tertentu yang akan menentukan keberhasilan program Keluarga
Berencana pada suatu daerah.
i. Menghasilkan peta dan grafik tinggi rendahnya tingkat kesadaran kesertaan
Program Keluarga Berencana untuk Swasta dan Pemerintah pada suatu
wilayah tertentu yang akan menentukan keberhasilan program Keluarga
Berencana pada suatu daerah.
j. Menghasilkan peta dan grafik tinggi rendahnya tingkat “Un Meet Need”
(kondisi pasangan usia subur non KB) pada suatu wilayah tertentu yang
akan menentukan tingkat keberhasilan program Keluarga Berencana pada
suatu daerah.
k. Menghasilkan peta dan grafik sasaran Program Keluarga Berencana pada
suatu wilayah tertentu yang akan menentukan sasaran keberhasilan program
Keluarga Berencana pada suatu daerah.
7
l. Menghasilkan peta dan grafik hasil Pentahapan Keluarga Sejahtera Program
Keluarga Berencana pada suatu wilayah tertentu yang akan menentukan
keberhasilan program Keluarga Berencana dan kesejahteraan keluarga pada
suatu daerah.
3.2. Analisis Kebutuhan Sistem
Sejalan dengan tujuan perancangan sistem yang akan dibuat, diperlukan
perangkat teknologi pendukungnya. Perangkat teknologi itu meliputi personil, peralatan
dan perlengkapannya. Analisis kebutuhan sistem bertujuan untuk mengetahui sistem
seperti apa yang cocok diterapkan, perangkat keras dan perangkat lunak apa saja yang
dibutuhkan serta siapa saja pengguna yang akan menggunakan sistem ini.
3.2.1. Analisis Perangkat Keras
Analisis perangkat keras bertujuan untuk mengetahui secara tepat perangkat
keras yang dibutuhkan. Adapun hardware yang dibutuhkan untuk menjalankan sistem
pengolahan data kependudukan pada Badan Koordinasi Keluarga Berencana Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta adalah:
a. Minimum requirement: processor 450MHz, Hardisk 3 GB, Memory 64MB,
VGA 16MB.
b. Recommended: processor 900MHz, Hardisk 10GB, Memory 128MB,VGA
16MB.
3.2.2. Analisis Perangkat Lunak
Analisis perangkat lunak bertujuan untuk mengetahui secara tepat perangkat
lunak apa saja yang dibutuhkan untuk menjalankan sistem informasi manajemen
kependudukan adalah:
1. Perangkat lunak saat perancangan sistem:
a. Macromedia Dreamweaver 8.(*opsional)
b. Notepad++ v 5.5.
2. Kebutuhan perangkat lunak saat sistem berjalan:
a. Apache Server Minimum Requirement: Version 2.2.11
b. MySQL Database Server Minimum Requirement: Version 5.1.36
c. PHP Server Minimum Requirement: Version 5.3.0
3.3. Perancangan Sistem
Perancangan sistem merupakan bagian awal dari pembuatan sistem informasi
dimana tahapan ini bertujuan untuk memberikan ketentuan bentuk dan proses pada
perangkat lunak yang dibuat agar pembuata program tidak menyimpang dari aturan dan
hasil analisis yang yang telah diterapkan pada perancangan program. Rencana sistem
secara umum juga merupakan gambaran secara umum yang ditunjukkan kepada user
tentang sistem yang diusulkan.
8
3.3.1. Flowchart System
Flowchart system adalah gambaran secara umum bagaimana sistem berjalanan.
Adapun gambaran flowchart sistem informasi manajemen kependudukan sebagai berikut:
Gambar 3.1 Flowchart Sistem yang diusulkan
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.1. Tampilan Website
4.1.1. Halaman Website Frontend User Interface
4.1.1.1. Halaman Beranda (Home)
Berikut ini adalah gambaran halaman depan user interface.
9
Gambar 4.1 Halaman beranda frontend user interface
4.1.1.2. Halaman Menu Tentang
Berikut ini adalah gambaran halaman menu tentang program Sistem Informasi
Manajemen Kependudukan BKKBN.
10
Gambar 4.2 Halaman menu tentang kami
4.1.1.3. Halaman Menu Kontak
Berikut ini adalah gambaran halaman form kontak melalui email.
Gambar 4.3 Halaman menu kontak email
4.1.1.4. Halaman Interaktif Kontak dengan Yahoo Messenger
Berikut ini adalah gambaran Form kontak melalui yahoo messenger.
11
Gambar 4.4 Halaman menu kontak online
4.1.1.5. Halaman Menu Bantuan
Berikut ini adalah gambaran halaman bantuan dari BKKBN tentang sistem
informasi manajemen kependudukan.
Gambar 4.5 Halaman menu bantuan
4.1.1.6. Halaman Pilihan Visualisasi Data Kependudukan
Berikut ini adalah gambaran halaman pencarian data kependudukan.
12
Gambar 4.6 Halaman menu pencarian data
4.1.1.7. Halaman Tampilan Peta
Berikut ini adalah gambaran halaman yang menampilkan peta.
Gambar 4.7 Halaman peta
4.1.1.8. Halaman Legenda Peta
Berikut ini adalah gambaran halaman ini menjelaskan isi peta.
13
Gambar 4.8 Halaman legenda
4.1.1.9. Halaman Tampilan Grafik
Berikut ini adalah gambaran halaman yang menampilkan grafik dari data