Top Banner
Ramalan Jayabaya
22

Ramalan joyoboyo

Jul 21, 2015

Download

Education

Fauzi Kurniawan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Ramalan joyoboyo

Ramalan Jayabaya

Page 2: Ramalan joyoboyo

Ramalan pertama

"Murcane Sabdo Palon Noyo Genggong"

by m ba h Su bow o bi n Su k a r i s

Usai 1000 tahun berkembang Hindu-Buddha maka sudah pada tempatnya giliran bagi

yang lain, yakni akan digantikan oleh Islam sebagai agama negara bagi kerajaan di Jawa dan

Nusantara. Sri Aji Jayabaya juga menyatakan Dang Hyang Tanah Jawi Sabdo Palon dan

pendahulunya Noyo Genggong akan murca dari marcapada selama perkembangan agama

Islam berkembang dengan bangkitnya kerajaan Islam

di Jawa. Sabdo Palon tidak akan mencampuri Islam dan perkembangannya di Jawa dan

Nusantara demi membikin manusianya jadi manusia komplit alias sempurna.

Maka terimalah, sudah menjadi takdir kerajaan Hindu-Buddha yang gemilang Majapahit

berganti kerajaan Islam pertama di Nusantara Demak. Dan sayang sekali karena baru berdiri

kerajaan Demak yang tidak memiliki angkatan laut sekuat Majapahit harus berhadapan

dengan kekuatan unggul dari Eropa sehingga hanya dapat sedikit menahan masuknya pelaut

bersenjata Portugis, bahkan Portugis berhasil memasuki Nusantara tanpa menemui lawan

tangguh di medan laut. Dan berturut-turut bangsa Barat berikutnya Belanda bahkan sangat

cerdik untuk mengadu domba kerajaan-kerajaan sisa Majapahit sehingga saling bertempur

satu sama lain. Selanjutnya Belanda tinggal memetik hasilnya yakni menguasai kedua

belah pihak dalam segala hal, terutama mengandalkan keunggulan kekuatan laut dan

persenjataan maju yang berhasil dikembangkan Eropa, mesiu atau senjata api mulai ukuran

senapan hingga meriam.

Dengan demikian kekalahan kerajaan Islam terhadap gempuran bangsa Eropa bukanlah

menjadi tanggung jawab danghyang tanah Jawi Sabdo Palon Noyo Genggong. Dan andai

kata kerajaan Islam atau negara yang menjunjung Islam memperoleh kejayaan maka itu pun

bukan melalui campurtangan sang pepunden Nusantara.

Tiap-tiap masa sebuah kerajaan bangkit dan hancur mengalami hal yang sama dengan

siklus bintang. Dan semua kerajaan di Jawa mengakui Semar sebagai penguasa gaib dari

dunia gaib dengan kemampuan khususnya mengejawantah sebagai manusia biasa. Semar bisa

berperan sebagai abdi, punakawan, dan bahkan penasihat utama negara. Tokoh ini selalu

turut hadir bersama jatuh-bangunnya kehidupan sederhana maupun sebuah pemerintahan

Page 3: Ramalan joyoboyo

rumit dalam kerajaan. Dan Semar yang terakhir dalam siklus perkembangan 1000 tahun

Hindu-Buddha ialah Sabdo Palon Noyo Genggong.

Majapahit yang jaya di laut dan di bumi Selatan, sementara Tiongkok yang berada di

bumi Utara adalah pengimbang tatanan politik dunia pada masa itu. Bumi Selatan ada dalam

genggaman Majapahit dan dengan keruntuhan Majapahit maka tatanan politik dunia menjadi

jomplang dan dengan mudah pula bangsa Barat berkulit putih mengkolonisasi bumi selatan

mulai dengan Afrika, Amerika Latin, dan Asia Selatan menjadi

jalur tanpa ada penjagaan laut yang kuat.

Kehancuran Majapahit oleh berkembangnya Islam yang masuk ke Jawa adalah sebuah

siklus sejarah perkembangan kelas, dan perjuangan kelas. Sabdo Palon Noyo Genggong tahu

bahwa Islam harus berkembang di Jawa dan Nusantara maka dari itu ia bersiap-siap untuk

murca dari peranannya mengawal takhta dalam kurun 1000 tahun terakhir. Dalam

sumpahnya, ia akan hadir kembali dalam jangka 500 tahun, adakah itu mengisyaratkan Islam

akan menemui persoalan rumit setelah berkembang 500 tahun di Nusantara?

"Murcane Sabdo Palon Noyo Genggong" ramalan Prabu Jayabaya yang pertama memang

menjadi kenyataan tatkala Raja Majapahit yang terakhir Brawijaya memilih meninggalkan

agama negara sendiri dan memeluk Islam. Dengan sendirinya Sabdo Palon memutuskan

untuk menghilang atau murca dengan cara baik-baik dari hadapan Sri Brawijaya, "Yang

Mulia, kami tidak akan melawan perkembangan sejarah, sejarah yang terus berkembang

maju tak pernah mundur seinci pun itu, dan di hadapan Yang Mulia maka Kami berjanji

akan kembali kelak di mana bumi manusia mengalami gonjang-ganjing dan segalanya harus

dimulai dari awal lagi. Demi melindungi Tanah Jawa dan Nusantara serta bumi selatan.

Howght!" demikianlah ucapan terakhir sebagai kata pamit Sabdo Palon. Majapahit tak pelak

lagi meluncur menemui kehancurannya, atas kehendak takdir sejarah.

Page 4: Ramalan joyoboyo

Ramalan kedua

"Semut ireng anak-anak sapi"

(1)

Marcopolo penjelajah Italia pada 1292 meninggalkan daratan Tiongkok setelah bermukim

sekian tahun membawa berita dunia menakjubkan bagi benua Eropa. Duaratus tahun

kemudian 1492 Christophorus Columbus juga orang Italia mendarat di benua milik bangsa

Indian Amerika Utara dan mengabarkan bahwa dunia berbentuk bulat, bundar bola.

Bangsa Eropa berkulit putih terkenal sangat rajin dan ulet bekerja bagai semut hitam, dan

selalu meminum susu sapi sejak bayi. Mereka mulai gelisah dan menyiapkan diri dengan

kapal-kapal layar kecil gesit dan cepat begitu mengetahui kabar ada dunia besar lain penuh

tantangan petualangan. Bertahun-tahun mereka perlukan mendesign kapal yang

dipersenjatai untuk mengarungi samudera menemukan dunia baru dalam rangka mencari

bahan mentah baru, dan rempah-rempah dari sumbernya langsung di dunia Timur atau di

belahan dunia lain.

Ramalan Sri Aji Jayabaya kedua, "semut ireng anak-anak sapi" telah terbukti

kebenarannya sejak pertama kali dikumandangkan duaratus tahun yang silam dihitung

sejak Marco Polo tiba di Tiongkok bersamaan waktunya dengan berdirinya Majapahit.

Majapahit berdiri 1292 bersamaan waktunya bangsa Eropa mulai memodernisasi kapal-

kapal laut mereka dengan bantuan orang semacam Marcopolo yang kembali dari negeri

Timur terutama Tiongkok dengan membawa cerita hebat kemajuan teknologi baru dan

menerapkannya di Eropa.

Majapahit dan benua Eropa berlomba membangun kebesaran masing- masing dengan

kapal-kapal laut yang siap bertempur di tengah samudera, Majapahit berada di balik

bumi daripada benua Eropa maupun Amerika. Kelak bangsa Eropa berhasil memasuki

wilayah Majapahit Nusantara tak perlu berperang menghadapi kekuatan hebat Majapahit

karena sedang mengalami konflik intern yang menghancurkan diri-sendiri dalam perang

paregreg. Kekuatan adidaya di bumi belahan Selatan itu hancur sama sekali sehingga tidak

pernah berkesempatan menghadapi bangsa kulit putih yang datang untuk menginvasi dunia.

Hindu-Buddha Majapahit tergusur oleh kerajaan Islam yang tidak memiliki angkatan laut

yang sekuat Majapahit, akan tetapi memiliki angkatan darat yang tak kalah hebat dengan

milik Majapahit. Mereka berhimpun dengan kekuatan Islam di mana-mana yang siap siaga

menghadapi bangsa Eropa Nasrani dengan kapal perang bersenjata yang sulit ditaklukkan di

mana-mana. Siapa yang lebih unggul dalam pertarungan itu? Konflik perang salib di Eropa

Page 5: Ramalan joyoboyo

dan perbatasan dengan Asia berpindah ke dunia baru, Asia Selatan, Afrika, Amerika Latin,

dan

Asia Tenggara serta Asia Timur. Pasukan Tiongkok yang dikirimkan ke perairan Selatan

(Nan Yang) tidak begitu kuat untuk membantu kerajaan- kerajaan kecil di Nusantara

menahan banjir bandang kapal-kapal orang Eropa. Tiongkok bahkan berperan dalam

merontokkan kekuatan Majapahit sehingga tak ada tameng di perairan Selatan yang cukup

disegani di masa sebelumnya. Kekuatan Tiongkok lebih dipusatkan untuk menjaga keamanan

di belahan bumi Utara. Sehingga tidak mampu mengisi kekosongan yang ditinggalkan

Majapahit.

Paus Leo X gerah dengan pertikaian sesama bangsa Eropa Nasrani memperebutkan

daerah baru di belahan dunia lain, sudah menjadi kewajiban Sri Paus untuk

mendamaikan hal tersebut dengan mengeluarkan Jus Patronatus atau Padroado pada

1514. Spanyol mendapat bagian berlayar ke Barat dan Portugis mendapat bagian

berlayar ke Timur.

Dua kekuatan Nasrani yang berlayar berlawanan arah ini akhirnya benar-benar

mengelilingi dunia dan bentrok di kepulauan Philipina, Spanyol bertahan di kepulauan

tersebut, Portugis mencelat ke Timor Timur. Dua-duanya berusaha memantau dan tetap

"ndedepi" kepulauan Maluku penghasil rempah-rempah antara lain pala, minyak kayuputih,

dan cengkeh.

Sementara itu ada sebuah bangsa Eropa lain, semut ireng paling rajin bekerja:

membendung laut untuk dijadikan daratan dan memiliki sapi penghasil susu paling banyak di

daerah Friesland, dan meminum susunya lebih banyak daripada bangsa lain yakni bangsa

Belanda. Cornellis de Houtman mendarat di Batavia atau Sunda Kelapa pada 1596. Bangsa

yang paling rajin dan tertib administrasinya ini berhasil menguasai wilayah Nusantara dengan

menaklukkan kerajaan Islam dan sisa-sisa pecahan kerajaan Majapahit: Makasar,

Kalimantan, Aceh, Bali, Papua, dan Nusa Tenggara. Inilah kedatangan bangsa asing yang

sudah diramalkan oleh Sri Aji Jayabaya limaratus tahun sebelumnya, "semut ireng anak-anak

sapi".

Belanda bertahan menguasai Nusantara selama tigaratus limapuluh tahun, dan terusir

bersamaan waktunya dengan kedatangan ramalan Jayabaya keempat, "kejajah saumur jagung

karo wong cebol kepalang" alias bangsa Jepang.

Page 6: Ramalan joyoboyo

Ramalan ketiga

"Kebo nyabrang kali"

Georgi Dimitrov salah satu petinggi Komintern atau Komunis Internasional dituduh oleh

pengadilan Jerman Adolf Hitler mendalangi sebuah aksi kerusuhan membakar reichstaat

Jerman. Pokok pangkal inilah Hitler telah merekayasa tuduhan yang tidak terbukti maka

dianggap mengumumkan genderang perang terhadap komunisme.

Dimitrov pun memaklumatkan seruan ke seluruh kubu komunis berperang terhadap

fasisme. Maka Jerman menghadapi lawan tangguh negeri-negeri sosialis dan terutama Sovyet

Uni, negeri sosialis pertama di dunia.

Semenjak krisis ekonomi 1929 Adolf Hitler tampil memimpin Nazi 1933 dan

menggerakkan Jerman dengan fokus utama industri Jerman ialah membangun kekuatan

militer besar-besaran, dan dalam tempo lima tahun

1938 kekuatan militer yang terkuat di Eropa itu menganeksasi Austria. Sekutu yang

dimotori Inggris dan Amerika Serikat belum mengambil tindakan sampai Jerman Hitler

menyerbu Ceko dengan kekuatan militer besar-besaran melancarkan dan menguji coba

blitzkriegnya yang gemilang. Akhirnya 3 September 1939 Sekutu mengumumkan perang

terhadap Jerman. Sementara itu berturut-turut balatentara Jerman berhasil menaklukkan

Prancis dan tak ketinggalan Belanda, Belgia tunduk pada keperkasaan Jerman.

Dalam bayang-bayang pasukan Hitler yang menggentarkan itu maka pemerintahan

kerajaan Belanda mengungsi ke Inggris, menyeberangi selat Channel. Sementara Belanda

bergabung dengan Sekutu berperang terhadap Jerman, negeri jajahan Hindia Belanda atau

Nusantara mengambil sikap netral terhadap Jerman. Hengkangnya pemerintah Kerajaan

Belanda mengungsi ke Inggris inilah yang telah diramalkan oleh Raja Kediri Sri Aji

Jayabaya, "Kebo nyabrang kali."

Hindia Belanda terlalu jauh dari pasukan blitzkrieg Hitler di Eropa, akan tetapi terlalu

dekat bagi sekutu Jerman di Timur Jauh yakni Jepang. Masuknya Jepang ke Hindia Belanda

pada giliran terakhir dalam serbuan pasukan Negeri Matahari Terbit itu sekali lagi

pemerintahan jajahan seberang lautan Hindia Belanda mengungsi ke Australia. Kebo

nyabrang kali untuk kedua kalinya. Belanda mengungsi karena sudah terlalu kenyang

mengeruk kekayaan di Nusantara, kekayaan itu disetor untuk mengenyangkan negeri induk

Nederland yang terbukti tidak kuat bergerak menghadapi serbuan Jerman. Sama halnya

negeri induknya Hindia Belanda yang kekenyangan tidak mampu menghadapi pasukan

Page 7: Ramalan joyoboyo

Negeri Sakura yang beringas masih kelaparan menyedot semua sumber daya alam dan

kekayaan negeri yang ditaklukkannya.

Hengkangnya pemerintah pusat kerajaan Belanda dan juga pemerintahan jajahan

mengungsi menyeberangi lautan itulah yang sudah diramalkan oleh Jayabaya raja Kediri

delapan ratus tahun yang silam.

Hindia-Belanda tidak sendirian menghadapi serbuan Jepang, juga Inggris di Malaya,

Singapura, dan pasukan Prancis di Indocina serta Amerika Serikat di Filipina. Semua saja

menyeberangi lautan untuk mengungsi menyelamatkan ekor sendiri meninggalkan anak

jajahan diambil orang lain.

Seekor kerbau punya hobi mandi di kubangan yang berisi air, apalagi di sebuah sungai

yang melimpah-ruah airnya, ia tidak mungkin mau mentas dan menyeberangi sungai tanpa

alasan yang luarbiasa. Alasan agar seekor kerbau menyeberangi sungai cuma dengan dipaksa

atau terpaksa saja. Karena kerbau yang sudah kenyang makan dan kenyang berendam di air

akan cenderung bermalas-malasan saja. Dan yang memaksa kerbau Belanda hengkang ialah

kekuatan militer unggul bangsa lain. Sementara kekuatan militer sendiri tidak siap digunakan

menghadapi serbuan dari luar semacam itu, melainkan hanya dipersiapkan dan digunakan

untuk menindas pribumi jajahan yang tidak bersenjata dan lemah dari segi apapun. Pasukan

militer Belanda punya kemampuan militer hanya sekelas menundukkan kerajaan-kerajaan

kecil di Nusantara. Belanda lebih menggunakan akal yang diwujudkan dengan politik pecah-

belah dan kuasailah. Dan terutama berkat bantuan Pribumi sendiri yang lebih memilih

berpihak pada kekuatan asing.

Pasukan blitzkrieg Jerman akhirnya gagal menghadapi Tentara Merah di front Timur

dalam daerah Uni Sovyet. Kekalahan di Russia itu menyebabkan keruntuhan kekuatan

Jerman, dan Hitler bunuh diri atau dibunuh oleh pihak tertentu. Dengan demikian pada

akhirnya pasukan militer Jerman menyerah pada Sekutu setahun lebih dulu daripada

menyerahnya kekaisaran Jepang pada Amerika Serikat karena ledakan bom atom di jantung

kota Jepang yang dijatuhkan dari pesawat militer Amerika Serikat. Sovyet Uni atau Uni

Sovyet yang berada di pihak Sekutu ikut berhak keluar sebagai salah satu negeri pemenang

Perang Dunia Kedua, dunia komunis mendapat kehormatan dengan keunggulan pasukan

Merah Uni Sovyet. Dan anugerah kemenangan itu juga dipersembahkan bagi petinggi

Komintern Georgi Dimitrov yang gagah berani membela Komintern dan komunisme di

depan pengadilan fasis Jerman Adolf Hitler atas tuduhan palsu hasil kerja rekayasa intelijen

Nazi Jerman dalam mengenyahkan hantu komunis sejagad.

Page 8: Ramalan joyoboyo

Ramalan keempat

"Kejajah saumur jagung karo wong cebol kepalang"

8 Maret 1942 Balatentara darat, laut, dan udara Dai Nippon dan pasukan sipil bunga

Sakura yang berani mati dan selalu menang dalam pertempuran melawan bangsa

Barat mendarat di segenap penjuru wilayah Nusantara. Lunaslah ramalan Jayabaya keempat,

"kejajah saumur jagung karo wong cebol kepalang". Tentara Kerajaan Belanda tidak kalah

gagah- berani menghadapi pasukan dari negeri Asia yang pernah menaklukkan Manchuria,

wilayah kerajaan Tsar Rusia pada 1904-1905.

Semangat tentara kerajaan masih kalah dengan tentara kekaisaran Matahari Terbit,

Dewa Amaterasu berpihak pada sang penyerbu dari Utara. Sejak masa kuno orang-orang di

Nusantara sudah diperingatkan oleh nenek-moyang agar selalu waspada terhadap arah Utara,

karena dari sanalah musuh datang menyerang, dari Utara juga bencana bakal datang di Tanah

Jawa. Oleh sebab itu ada sedikit peninggalan warisan leluhur sejak seribu tahun silam atau

masa Prabu Jayabaya dari kerajaan Kediri bertakhta, yakni, "jangan membikin tungku atau

luweng untuk memasak mulutnya menghadap ke Utara." Satu lagi, "jangan membuat kakus

atau wc yang posisi orang yang mendudukinya sampai menghadap ke arah Utara."

Bahkan seorang pujangga masyhur Nusantara menulis soal arus balik dari Utara yang

terus mengalir ke Selatan: ilmu pengetahuannya, budayanya dan barang-barang dagangannya.

Sebaliknya di masa keemasan Majapahit, dan bahkan sejak jaman kerajaan Srivijaya arus

mengalir ke Utara: ilmu pengetahuan, budaya, dan barang-barang produk unggulannya.

Hinomaru berkibar di seluruh Pantai Timur benua Asia sampai ke lautan Pasific di Timur

Papua. Terbentuklah garis pertahanan militer yang sangat lebar dan sulit dijaga dari serbuan

pasukan Sekutu yang dipimpin negeri Paman Sam. Berturut-turut hengkang dari

wilayah koloni atau jajahannya: Prancis di Indocina, Belanda di Hindia Belanda, Inggris di

Malaya, dan Singapura. Bangsa Jepang berhasil mengubah peta politik dunia, khususnya di

Asia.

Prabu Jayabaya sudah mengidentifikasi bangsa cebol kepalang ini seribu tahun yang lalu

bakal menjadi superpower di bidang militer. Dalam pandangan Jawa yang kecil akan

mengalahkan yang besar, orang cebol kepalang atau bertubuh pendeklah yang bakal

mengalahkan orang-orang besar dari Barat.

Pribumi Nusantara yang terpuruk melata di bahwa kaki bangsa Barat selama tigaratus

limapuluh tahun mendadak sontak dibangunkan dari tanah dengan didikan pasukan Jepang

yang keras dan tak kenal ampun. Senjata mulai diberikan kepada Pribumi yang mau

Page 9: Ramalan joyoboyo

berjuang bersama Jepang untuk menghadapi bangsa Barat atau Sekutu. Korban selama masa

pendidikan militer Jepang berjatuhan, kesengsaraan hidup melanda rakyat di segenap

wilayah Nusantara. Kelak buah kesengsaraan itu yang diawali hengkangnya bangsa Barat

membikin Pribumi harus berdiri di atas kaki sendiri di atas tanah tumpah darah negeri sendiri

dan memerintah bangsa sendiri, semua itu dapat ditempuh dengan merebut kemerdekaan dan

kedaulatan ibu pertiwi Nusantara.

Dai Nippon diramalkan menjajah Nusantara selama seumur benih jagung dapat disimpan,

tiga setengah tahun! Dai Nippon yang bergabung dengan Jerman Hitler masih terus

berjuang sendiri dengan ulet dan tekun. Sekutu merasa biaya militer sudah terlampau besar

dikeluarkan di medan Eropa menghadapi Jerman dan sekutunya. Untuk menaklukkan

pasukan Dai Nippon yang memiliki garis pertahanan begitu panjang di Asia Timur dan

sebagian kepulauan di Pasifik pada akhirnya Sekutu atau Amerika Serikat memilih

menggunakan cara ekonomis dan praktis: meledakkan bom nuklir di jantung wilayah Jepang.

Walhasil pemenang perang dunia kedua yang sejati adalah senjata nuklir dan bukan Amerika

Serikat. Pasukan Amerika tidak mati-matian dalam mengalahkan Jepang dengan cara yang

umum dan terhormat.

Jepang tidak sepenuhnya kalah di medan peperangan akan tetapi kalah karena atas

instruksi pimpinan tertingginya Kaisar Jepang.

Bangsa cebol kepalang itu selama menduduki Jawa dan Nusantara menghadapi lawan-

lawan tangguhnya: partai komunis Indonesia, Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, partai

sosialis, partai nasionalis, dan orang-orang Islam progresif lainnya, dan tentu saja

segenap rakyat Nusantara. Segenap komponen perlawanan itu telah memilih pemimpin

mereka: Bung Karno. Bung Karno tidak terang-terangan memusuhi Jepang, akan tetapi

mengambil taktik berpijak di dua tempat sekaligus. Kaki kiri berada bersama pasukan Dai

Nippon, sementara kaki kanannya bahu-membahu melawan Jepang dengan berbagai cara

bersama pejuang Pribumi lainnya.

Bung Karno tahu siapa-siapa yang berjasa dalam merebut kemerdekaan, orang komunis,

orang nasionalis, dan orang sosialis, dan orang Islam dan seterusnya.

Dai Nippon menyerah kepada bom nuklir milik Amerika Serikat pada 14 Agustus 1945.

Pemenang perang dunia kedua lainnya Sovyet Uni dedengkot negeri komunis pertama di

dunia rupanya tidak dapat hidup berdampingan secara damai dengan negeri kapitalis lainnya,

karena sudah sejak manifes komunis diluncurkan pada abad kedelapan belas hantu komunis

tidak pernah ditolerir oleh paham lain di dunia ini. Sasaran tembak Amerika adalah negeri

komunis Soviet Uni dan berakibat timbulnya Perang Dunia Dingin. Dua ideologi

Page 10: Ramalan joyoboyo

mengelompokkan diri masing-masing dengan memilih salah satu pihak. Slogan Amerika

lebih keras lagi, "berkawan dengan kami memusuhi komunis atau menjadi musuh besar

kami." Tidak adanya pilihan netral sama sekali.

Imbas Perang Dunia Dingin itu sangat mewarnai kemerdekaan yang akhirnya

dikumandangkan oleh Penyambung Hati Rakyat Indonesia: Soekarno didampingi M. Hatta.

Semasa pendudukan Jepang keduanya sudah sering menyusun strategi bersama menghadapi

masa depan. Mereka dalam menyikapi Perang Dunia Dingin mengambil sikap berlawanan.

Bung Karno bersikap Netral sementara Hatta memihak memusuhi komunis. Dua peran

antagonis dari kedua proklamator RI itulah yang pada akhirnya melahirkan drama-drama

perang kemerdekaan yang memilukan. Bangsa sendiri bertempur dengan sesama saudara

sendiri.

Perang saudara antar bangsa sendiri sejak perang kemerdekaan ternyata terus

membesar dan puncak klimaksnya termaktub dalam ramalan Jayabaya kelima, "pitik

tarung sak kandang."

Page 11: Ramalan joyoboyo

Ramalan kelima

"Pitik tarung sak kandang"

Pada 30 September 1965 di lapisan stratosfir langit malam, pada radius tiga kilometer dari

kraton Sri Aji Jayabaya, para penduduk menyaksikan "lintang kemukus" bergerak pelahan ke

arah utara. Benda langit cerah bersinar persis pesawat angkasa luar yang diidentifikasi selama

berabad "lintang kemukus" yang bergerak lambat di langit itu menjadi pertanda datangnya

peristiwa besar di jagad manusia.

Malam-malam perburuan 20 juta anggota komunis di Nusantara mulai dicanangkan.

Partai komunis ketiga terbesar di dunia berada dalam kepungan negeri berpenduduk muslim

terbesar di dunia. Sepuluh tahun yang silam kaum komunis berhasil menempati anak tangga

keempat dalam pemilu paling demokratis di negeri Pancasila, suatu sintesis ideologi-

ideologi yang ada di gelanggang politik dunia dicetuskan Bung Karno, penyambung hati

rakyat Indonesia.

Sri Aji Jayabaya seorang putra dari cinta sejati Dewi Sekartaji dan Inu Kertapati, kedua

remaja pilihan ini adalah putra mahkota dari dua kerajaan di tepi sungai Brantas. Dewi

Sekartaji seorang putri raja Amisena dari kerajaan Daha/Kediri. Sedangkan Inu Kertapati

atau lebih termasyhur disebut Panji berasal dari kerajaan Jenggala, putra mahkota dari raja

Lembu Amilanur. Silsilah kedua putra mahkota ini adalah cucu Prabu Erlangga dari hasil

perkawinan dengan para selir. Sedangkan paramesywari Erlangga melahirkan seorang gadis

bernama Dewi Sanggramawijaya atau lebih dikenal Dewi Kilisuci. Dewi Kilisuci tidak dapat

menggantikan Erlangga menduduki takhta, maka kerajaan dibelah menjadi dua, Daha/Kediri

dan Jenggala. Perkawinan kerajaan yang mereka jalani sebelumnya penuh dengan drama

percintaan paling dikenang selama berabad oleh penduduk Jawa bagian Timur.

Dewi Sekartaji dan Inu Kertapati yang belum bertemu satu sama lain sempat menolak

perjodohan dua kerajaan atas diri mereka. Dewi Sekartaji mengembara bertahun-tahun,

demikian pula Inu Kertapati, keduanya remaja paling cantik dan paling tampan di kerajaan

Daha dan Jenggala. Singkatnya mereka akhirnya bertemu di pulau Dewata dan saling jatuh

cinta satu sama lain. Perkawinan pun berlangsung meriah, dua kerajaan digabungkan, dan

dari hasil cinta sejati mereka lahirlah seorang manusia unggul Sri Aji Jayabaya yang kelak

marak menjadi raja kerajaan Kediri. Dalam masa pemerintahannya sastra dan seni

berkembang luar biasa pesatnya. Perkataan yang berwujud ramalan-

ramalan dari segenap cerdik-pandai di seluruh negeri dikumpulkan dan dipilih yang

terbaik untuk dipersembahkan kepada yang mulia Sri Aji Jayabaya. Dengan bahan melimpah

Page 12: Ramalan joyoboyo

itulah sang raja besar itu mempublikasikan ramalan kelima "pitik tarung sak kandang" untuk

menggambarkan perang saudara masa depan di tanah Jawa.

Gerakan september 1965 memicu pertarungan dua ideologi yang bertentangan, di satu sisi

kubu materialis, yang diwakili oleh 20 juta komunis, di sisi lain terdapat kubu idealis, yang

diwakili 60 juta muslim. Kaum komunis menggunakan sistem filsafat materialisme dialektis.

Kaum muslim masuk kubu idealis. Jika kedua sistem itu berhadapan dalam realitas

kehidupan maka yang terjadi adalah pertentangan paham, tidak kurang-kurangnya Bung

Karno berusaha mendamaikan pertentangan komunis dan Islam dalam wadah Nasakom,

lebih lanjut lagi di forum legislatif dibentuk kabinet "gotong-royong". Usaha kecil Bung

Karno yang memiliki visi luar biasa sejak 1926, berusaha menghindarkan terjadinya "pitik

tarung sak kandang". Bung Karno sangat menguasai ramalan Sri Aji Jayabaya tersebut.

"Pitik tarung sak kandang" artinya ayam peliharaan yang setiap pagi dan petang berada

dalam ruangan yang sama. Ayam dalam satu ruangan itu setiap hari hidup rukun di luar

ruangan. Kandang di sini bukan kandang yang rapat, ayam yang dipelihara penduduk di Jawa

biasanya dibuatkan pijakan-pijakan bambu atau kayu untuk tidur si ayam. Ayam tersebut

bebas keluar masuk ruangan kapan saja atas kemauan sendiri. Mereka berada dalam rumah

yang sama dan hidup rukun. Sangat jarang terjadi ayam dalam satu "kandang" saling

berkelahi di dalam kandangnya. Bahkan tidak pernah terjadi perkelahian ayam dalam

kandang bebasnya itu. Perkelahian kecil biasanya rebutan tempat "mangkring" yang kuat,

ayam dewasa, memilih berada di depan. Ayam muda oleh pemiliknya dipisahkan, dikurung

tersendiri.

Dalam kandangnya puluhan ayam itu tidak pernah berkelahi karena mereka hanya

berkumpul pada petang hari untuk mulai tidur malamnya yang berlangsung hingga subuh.

Saat mereka terbangun dan keluar kandang itulah sang pemilik menjamu santapan

pertama, selanjutnya terserah anda mau cari makan di mana.

Dalam enam bulan saja komunis dibantai lawan-lawannya, segenap peranan mereka telah

disingkirkan dari pemerintahan, pers, dunia pendidikan dengan memenjarakan tanpa proses

pengadilan. Jutaan pegawai aparat pemerintah Bung Karno tidak perlu dibayarkan pensiun

mereka, walau sudah bekerja sejak perang kemerdekaan. Sangat ekonomis!

Pembantaian kaum komunis yang tengah terjadi itu adalah hasil provokasi oleh oknum

yang dimaksud dalam ramalan keenam sri Aji Jayabaya: "kodok ijo ongkang-ongkang",

yang berkuasa tepat selama empat windu. "Kodok ijo ongkang-ongkang" dibantu oleh pihak

asing yang tengah menjalankan doktrin McCarthy, membasmi komunis dari muka bumi.

Page 13: Ramalan joyoboyo

Komunis Indonesia musnah tak bersisa yang tersisa onggokan arang yang mengepulkan

asap tipis. Di musim penghujan bakal tumbuh tunas baru di tumpukan berwarna hitam itu,

karena negeri Nusantara sangat subur untuk mengubah kegersangan menjadi hijau kembali

dengan tumbuhnya beraneka tanaman baru, termasuk yang sudah dianggap musnah.

Page 14: Ramalan joyoboyo

Ramalan Keenam

"Kodok Ijo Ongkang-Ongkang"

Partai Komunis Indonesia hancur berantakan dalam semalam, bahkan tanpa seorang

pun pasukan Amerika Serikat nongol di sini untuk turun tangan langsung. Di Vietnam sana

di waktu yang bersamaan pasukan Amerika Serikat sudah lebih dari setengah juta pasukan

bekerja keras turun tangan langsung dalam membasmi orang-orang komunis Vietcong.

Usaha Amerika itu tidak juga berhasil mengatasi terowongan tikus orang Vietnam yang

tersohor itu. Tidak cukup dengan pasukan militer, juga ikut diterjunkan ke medan

pertempuran Vietnam segala jenis senjata modern, senjata kimia, senjata biologi semua saja

ditujukan untuk membasmi manusia komunis Vietnam. Amerika gagal menghadapi pasukan

komunis vietnam, karena orang-orang komunis Vietnam lebih unggul daripada orang-orang

komunis Indonesia yang masih dibangunkan oleh Bung Karno nasion dan character

rakyatnya. Paman Ho atau Ho Chi Minh lebih berhasil membangun character dan nation

rakyat Vietnam. Paman Ho mendapat bantuan dari tetangga akrabnya Republik Rakyat

Tiongkok yang dikomandani Kawan Mao Dze Dong yang masyhur dalam memimpin

Tentara Merah Tiongkok berhasil mengalahkan pasukan Chiang Kaishek, Kuomintang

dukungan Amerika Serikat.

Jangan dilupakan peran sentral Zhou Enlai, Perdana Menteri Tiongkok yang disebut-

sebut lebih dulu menjadi anggota PKT daripada sang ketua Mao sekitar 1921. Kawan Zhou

dan Paman Ho dekat sekali hubungannya terutama tatkala Vietnam membutuhkan sokongan

moril maupun materil dalam menahan serangan pasukan militer Amerika Serikat

pemenang perang dunia kedua, kekuatannya tak diragukan lagi.

Ramalan keenam Jayabaya, "Kodok ijo ongkang-ongkang" bisa berarti berkuasanya kaum

hijau yang juga bisa berarti hijau daun atau hijau berlian. Hijau berlian berarti simbol pakaian

militer angkatan darat. Hijau daun berarti bendera salah satu negeri di jazirah Arab, Saudi

Arabia simbol dunia Islam.

Kodok ijo mengeluarkan suara dari kantung udaranya dan terdengar, "oooong....kaaaang,

oong... kang.....ong....kang.". Suara sang kodok itu di musim banjir penghujan sangat riuh-

rendah, bahkan ribuan kodok ijo berkumpul menjelang hari mulai gelap untuk melantunkan

orchestra simfoni, "ong-kang-ong-kang" mengisi keheningan malam basah oleh banjir

atau hujan terus-menerus. Sang kodok begitu riuhnya memperdengarkan kemerduan

suaranya dengan satu tujuan menarik lawan jenisnya untuk dikawininya.

Page 15: Ramalan joyoboyo

Tanpa ada air melimpah ruang di kebun atau di halaman rumah atau di tegalan, maka tak

akan datang kodok ijo dan riuh-rendah sepanjang malam bersimfoni ria. Banjir darah akibat

gerakan September 1965 mengundang militer angkatan darat turun ke arena untuk

mengambil alih kekuasaan di Nusantara dari tangan Bung Karno yang berusaha membikin

keseimbangan antara PKI dan AD.

Dengan sendirinya AD yang hijau itu menjadi kekuatan dominan di Nusantara dan

mendukung penguasa baru Jendral Suharto yang fasis dan otoriter sehingga berhasil berkuasa

selama empat windu untuk membikin rakyat Nusantara seragam berfikir dan berbuat dalam

hidupnya. Mau coba pikiran dan suara lain, hadiahnya penjara. Kalau agak ringan

kesalahannya akan mendapatkan hadiah "diponggal-panggil" koramil atau kodim. Di sana

dapat bogem mentah atau tidak itu lain perkara lagi.

Masa rejim "kodok ijo ongkang-ongkang" tidak berarti militer terutama AD hanya

ongkang-ongkang kaki saja, tidak. Justru AD bekerja keras untuk tetap menjaga bahaya laten

komunis yang baru saja dikalahkan oleh AD sendiri. Komunis yang tumpas sampai ke

akarnya berkat mantra sakti Jendral Soeharto, "tumpas habis sampai tujuh turunan" siapa saja

yang terlibat komunis, selalu bekerja keras mencegah bangkitnya komunis di negeri

Nusantara yang berubah menjadi negeri tergantung sejak masuknya modal asing akibat

dibukanya keran modal oleh Jendral Besar Soeharto yang membikin sebagaian rakyat

memujanya mampu membikin rakyat sejahtera.

Akan tetapi sayang sekali slogan "awas bahaya laten komunis" itu terlalu berlebihan

dikoar-koarkan selama Jendral Soeharto berkuasa. Padahal sudah jelas bin gamblang

komunis sudah hancur tak punya kekuatan apapun, eeeeh kok menakuti rakyat banyak akan

bahaya komunis yang cuma pepesan kosong itu. Eiit itu bicara waktu itu lho. Entah kekuatan

mereka saat ini 2010. Ujung-ujungnya intimidasi dan teror kepada rakyat, dan ujung-

ujungnya lagi Bapak Pembangunan itu terus terpilih dan terpilih lagi jadi Raja eh Presiden

RI.

Prabu Jayabaya hampir seribu tahun yang silam sudah meramalkan datangnya penguasa

militer baru berbusana hijau, yakni AD. Ceritanya sang penguasa itu muncul setelah

terjadinya perang saudara di Nusantara dalam, "Pitik tarung sak kandang". Setelah sang

kodok tidak berkuasa lagi

tampillah rejim baru yang disebut rejim reformasi. Apa yang terjadi, "kodok ijo, kodok

bangkak, kodok percil, dan kodok pohon, dan lainnya ramai-ramai memperdengarkan

suaranya tanpa hambatan lagi datang dari manapun. Dan ujung dari kebebasan itu ialah eyel-

eyelan untuk menonjolkan pendapat sendiri yang belum tentu benar.

Page 16: Ramalan joyoboyo
Page 17: Ramalan joyoboyo

Ramalan ketujuh

"Tikus Pithi Anoto Baris"

Ramalan ketujuh Sri Aji Jayabaya (1145-an): Tikus pithi anoto baris interpretasinya

tikus merah menyusun barisan! Merah tatkala masih bayi belum tumbuh bulu, dan kelak

menjadi hitam oleh bulunya sendiri. Sifat utama tikus phiti antara lain: gesit, semau sendiri,

susah diatur, dan lucu. Tikus phiti pandai menyembunyikan diri akan tetapi belum mampu

bikin persembunyian sendiri, yakni berupa lubang-lubang dalam tanah, atau membikin sarang

dari bahan yang ada di sekitarnya. Manusia tanpa alat bantu susah untuk menangkap dan

memburu makhluk yang satu ini.

Tikus yang satu ini benar-benar menyusun barisan bila pemimpin besarnya (induknya)

dibunuh atau melarikan diri karena diuber-uber. Jika keadaan biasa tanpa gangguan maka ia

bergerak tanpa formasi alias kocar-kacir tanpa tujuan semua gerakannya.

Tikus-tikus pithi menyusun barisan bila mereka sedang kelaparan hebat, karena musim

paceklik atau sarangnya diobrak-abrik dan digusur, dan juga berubah agresif tatkala mereka

mendapat mangsa empuk.

Semasa Sri Aji Jayabaya memerintah di Kediri tikus pithi sebagai julukan pada anak-anak

remaja yang beranjak dewasa, tidak lagi merah tapi sudah bersemu kehitaman. Tikus dalam

konteks ramalan bisa sebagai perlambang kaum muda, angkatan muda, atau pemuda dalam

lingkup pusat kerajaan Kediri. Sri Aji Jayabaya sangat membutuhkan pasukan laut terutama

bertugas sebagai prajurit dan paling dapat dipercaya tentu pemuda setempat dan di samping

itu suara mereka benar-benar diperhitungkan dalam percaturan politik kerajaan.

Kerajaan laut tapi berpusat di pedalaman itu menguasai daerah pengaruh meliputi Jambi

di pulau Sumatra, Kalimantan, Bali, dan Tidore, sehingga selalu memperkuat pasukan laut

demi keperluan menjaga wibawa kerajaan di wilayah pengaruhnya. Angkatan muda

mendapat porsi lebih untuk diterima sebagai abdi negara. Dengan strategi sedemikian rupa

membuka peluang bagi pemuda, maka tidak ada gerakan pemuda yang berusaha untuk

menggalang persatuan merongrong kekuasaan sang Prabu Jayabaya.

Sejarah kemudian mencatat pada 1222, seratus tahun sejak kekuasaan Sri Aji Jayabaya di

mana angkatan mudanya sudah kurang mendapatkan porsi dalam pemerintahan, tiba-tiba

dari suatu daerah kurang lebih limapuluh kilometer arah ke Timur kerajaan Kediri,

gerakan pemuda pimpinan Arok membariskan pasukannya menggempur Kediri. Panglima

perang kerajaan Kediri Mahesa Wulung adik dari raja Dandang Gendis atau Krtajaya tewas

Page 18: Ramalan joyoboyo

di Ganter sehingga pasukan Kediri menelan kekalahan dalam pertempuran melawan pasukan

Arok.

Arok tercatat sebagai orang pertama yang memimpin pemberontakan atau kudeta dengan

hasil gemilang dalam sejarah Nusantara.

Kembali ke tahun 2010, adanya ramalan tikus pithi anoto baris ditafsirkan sebagai

pemberontakan bersenjata rakyat dari segenap penjuru Nusantara adalah mustahil, kecuali

dilakukan oleh unsur militer yang menguasai senjata. Rakyat jelata jelas tidak punya senjata

api dalam jumlah cukup untuk mengadakan pemberontakan skala besar.

Kaum muda memang mulai mengorganisir diri akan tetapi terpecah- pecah dan

berorientasi ke berbagai jurusan, masing-masing berkutat di dalam kelompok sendiri.

Mereka berwarna-warni idealismenya ada merah, hijau, biru, kuning, dan merah jambu

serta mengelompokkan di sebagai kiri, tengah, dan kanan. Ibarat dalam jejer wayang mereka

saling berseberangan sehingga mudah diadu-dombakan.

Angkatan muda memang selalu tampil dalam setiap goro-goro dalam pemerintahan RI,

dan keberhasilan mereka selalu berpindah tangan dan diambil alih pihak lain. Peranan mereka

kembali cuma penggembira yang tidak mampu memfolloup hasil gerakannya yang berhasil.

Sepertinya mereka mulai menyadari hal demikian, dan mulai memasang strategi baru.

Demo damai yang berubah anarkis mudah sekali ditumpas, atau mengambil jalan

parlementer yang memerlukan waktu panjang dalam meraih kemenangan. Hingga pada

akhirnya yang paling mudah bagi angkatan muda dengan jalan mengumpulkan opini massa

menggunakan jejaring sosial digital.

Jadi "tikus phiti anoto baris" berarti angkatan muda menyusun barisan. Bukan barisan

pemberontakan bersenjata, bukan demo anarchi, dan bukan menunggu waktu generasi

tua menyerahkan kekuasaan kepada angkatan muda. Sehingga angkatan muda menjadi

angkatan tua. Pemuda maju lain lagi masih memiliki kekuatan kecil dalam mendukung

gerakan perubahan sistemik, dalam pada itu idealisme pilihan mereka belum mampu

mempersatukan kekuatan dari berbagai elemen. Idea-idea pemersatu yang sudah tersedia

antara lain Bhinneka Tunggal Ika, Pancasila, atau Nasakom, sejak era Majapahit hingga

Kemerdekaan RI dan pasca kemerdekaan. Sekarang idea terakhir itu sudah pincang, karena

salah satu kakinya buntung. Sedangkan idea yang lain diselewengkan menurut kepentingan

penguasa sendiri. Adalah tugas angkatan muda membikin utuh dan memurnikan kembali

seperti sediakala semua idea yang dicetuskan dan diajarkan oleh para pemimpin

Nusantara sesuai jamannya itu.

Page 19: Ramalan joyoboyo

Kelak dengan berhasilnya angkatan muda menyusun barisan bersama untuk tujuan

bersama memurnikan semua idea pemersatu dan mampu mewujudkannya dalam aksi, maka

makna sesungguhnya ramalan Jayabaya ketujuh itu terbuktilah kebenarannya.

\

Page 20: Ramalan joyoboyo

Ramalan kedelapan

"Reinkarnasi Noyo Genggong Sabdo Palon"

Dua pendeta penasihat sekaligus punakawan kerajaan Majapahit ini memang bukan

tokoh sembarangan. Selama ini ditafsirkan sebagai makhluk halus. Wadag atau

tubuhnya memang sebagaimana lazimnya orang biasa. Roh halus atau roh gaibnya yang

luarbiasa, ia mampu bereinkarnasi ribuan kali sejak manusia pertama tinggal di bumi.

Sebagai pendeta Buddha Jawa (Jowo Sanyoto, agama negara Majapahit) utama di

kerajaan Majapahit ilmu agamanya sempurna bahkan lebih sempurna dibanding para

pengikut utama Dalai Lama di Tibet. Dari jaman ke jaman Sabdo Palon* terus-menerus

berganti raga (wadag), yakni pada saat raganya memang sudah tua dan meninggal dunia.

Wadag baru pilihan itu tidak atas kemauan pribadi roh Sabdo Palon akan tetapi atas

kehendak Sang Hyang Wenang ing Jagad.

Jadi sebenarnya walau Majapahit runtuh, Sabdo Palon dan pendahulunya Noyo

Genggong tidak pernah murca atau hilang, dia hidup sebagai manusia biasa di bumi manusia

ini. Silsilah Sabdo Palon dalam 2500 tahun terakhir mengayomi tanah Jawa, dan bumi bagian

Selatan (Man Yang) adalah sbb.: Semar, Humarmoyo, Manikmoyo, Ismoyo, Noyo Genggong,

Sabdo Palon, Ki K, WS, dan pada 2010 ini ......???!

Ramalan Sri Aji Jayabaya kedelapan bahwa Sabdo Palon akan kembali ke Nusantara,

tentu ditafsirkan Sabdo Palon kelak berkiprah kembali sebagai pendamping dan penasihat

daripada pemimpin negeri suatu kerajaan.

Tatkala Majapahit pada era keruntuhannya sekitar 1478, di hadapan Prabu Brawijaya

yang berganti haluan memeluk Islam sedangkan Sabdo Palon tetap bertahan sebagai titah

dengan Jowo Sanyoto sebelum murca (lenyap) Sabdo Palon berjanji, "Yang Mulia, kita

ditakdirkan untuk berpisah, tetapi harap Yang Mulia ingat limaratus tahun lagi aku akan

kembali ke marcapada bumi Nusantara untuk menjalankan titah-Nya."

Tepat waktu sebagaimana dijanjikan Sabdo Palon maka pada 1978 (500 tahun sejak

Majapahit runtuh berikut murcanya Sabdo Palon) seorang penduduk biasa Jawa Tengah

wadagnya dipergunakan oleh Sabdo Palon lengkap dengan Jowo Sanyoto-nya, lelaki tua itu

menyebut dirinya Ki K. Pada awal 1990-an sosoknya yang sudah sepuh itu masih berstamina

dan memiliki energi besar ditambah daya intelijensinya masih sangat kuat. Bicaranya

menyihir barangsiapa saja yang mendengarkan. Sabdo Palon yang satu ini membawa ajaran

dalam kitab "suci" Adam Makna (bukan Betaljemur Adam Makna). Salah satu isi kitab itu

ialah penjabaran daripada abjad huruf Jawa ho no co ro ko do to so wo lo po dho jo yo nyo

Page 21: Ramalan joyoboyo

mo nggo bo tho ngo (yang bagi orang Sunda sangat penting sekali, ilmu tertinggi dalam dunia

kebathinan dan falsafah di Nusantara). Beliau meninggal sekitar pertengahan 1990-an. Sabdo

Palon berganti wadag lagi, dan kali ini dalam diri WS (65 tahunan) tangan kanan dan orang

dekat Ki K sendiri. Kehadiran kembali Sabdo Palon dengan melalui reinkarnasi berabad pada

sosok manusia pilihan itu atas kehendak dan kuasa Sang Hyang Wenang ing Jagad.

WS meninggal sekitar 2006, (bersamaan waktunya dengan meletusnya Gunung Merapi),

sepak-terjang beliau semasa hidupnya mirip tokoh misterius yang gerakannya juga

misterius, ia pernah mencoba memberikan nasihat kepada Presiden Suharto yang di masa

itu dikelilingi tokoh-tokoh spiritual tingkat tinggi dan sulit didekati siapapun, konon hasilnya

kurang memuaskan; dan beliau di samping itu juga mencoba memberi nasihat atau petuah

pada berbagai petinggi militer maupun sipil. Sepak-terjangnya tidak pernah membikin heboh

karena setiap lakunya dikerjakan tanpa menarik perhatian. Dan tentu saja ia tidak pernah

mengumumkan jatidirinya kepada siapapun. Sosoknya biasa saja, keistimewaannya ialah

stamina tubuhnya luarbiasa apalagi saat ia berbicara seolah menyihir para pendengarnya. Dan

keberaniannya berbicara menghadapi tokoh manapun sangat luarbiasa.

Semasa jaman Majapahit dalam wasiatnya Sabdo Palon mengatakan, "Hanya atas

kehendak Sang Hyang Wenang ing Jagad yang maha menentukan manusia pilihan sebagai

wadag baru Sabdo Palon." Prosesnya perpindahan Sabdo Palon ke wadag baru berbeda

dengan reinkarnasi pendeta Buddha Tibet. Sabdo Palon memasuki tubuh remaja atau dewasa

yang telah ditakdirkan Sang Hyang Wenang ing Jagad meninggal dunia dan atas

kehendakNya pula tubuh tersebut hidup kembali sebagai reinkarnasi Sabdo Palon baru

dengan nama baru. Pada reinkarnasi pendeta Tibet terjadi sejak dalam kandungan ibunya,

hingga lahir ke dunia sebagai bayi reinkarnasi pendeta si A atau si B.

Menurut penuturan Ki K, pada jaman Jepang, Sabdo Palon sebelumnya -- yang kini

bersemayam dalam dirinya -- turut bersama balatentara Dai Nippon menyerbu Jawa,

membebaskan tanah Jawa dari bangsa kulit putih. Akan tetapi naas di Singapura pesawat

tempur Zero yang ditumpangi Sabdo Palon tertembak oleh musuh, seluruh awak tewas,

tatkala itulah meloncatlah roh Sabdo Palon dari tubuh seseorang yang tewas dalam pesawat

tersebut (orang Jepang!). Sabdo Palon yang memang hendak ke tanah Jawa konon

mendarat seorang diri di kaki Gunung Merapi. Pesawat naas itu berangkat dari salah satu kota

Jepang.

Kejayaan Nusantara dalam ramalan Sri Aji Jayabaya akan terjadi tatkala munculnya

kembali Sabdo Palon dan Noyo Genggong. Sabdo Palon alias Ki K pada 1980 mengatakan,

"Kejayaan Nusantara yang lebih dahsyat daripada kerajaan Majapahit terwujud bila dunia

Page 22: Ramalan joyoboyo

mengalami goro-goro besar semacam perang dunia dahsyat atau bencana alam berskala besar,

misalnya jatuhnya benda angkasa, meletusnya gunung berapi, dan lain- lain. Usai goro-goro

terjadi maka dunia akan kembali seperti sediakala. Pada saat itulah tatanan politik dunia baru

akan terbentuk dan jauh berbeda dari peta dunia modern sebelumnya. Pasca goro-goro itulah

di Nusantara akan muncul Ratu adil dan Sabdo Palon berdampingan menentukan nasib

Nusantara dan bumi bagian selatan (Man Yang) dalam satu tata pusat pemerintahan baru,"

demikian ucapan orisinil Sabdo Palon pada 1980.

Kapankah terjadinya goro-goro besar dan munculnya ratu adil? Pertanyaan itu akan

terjawab setelah ada jawaban atas pertanyaan berikut, "Siapakah yang kini dipilih oleh Sang

Hyang Wenang ing Jagad menjadi manusia pilihanNya sebagai wadag terbaru daripada

reinkarnasi Sabdo Palon?"

Beliaulah sumber jawabannya.

mbah

* Makam salah satu wadag Sabdo Palon yang "cuma" seorang abdi rendahan semasa

kerajaan Majapahit berada di situs Trowulan Majapahit, makam Troloyo, Mojokerto, Jatim,

Indonesia (lembaga situs Majapahit, Trowulan).