LAPORAN TETAP PRAKTIKUM
SATUAN OPERASI II
PENGERINGAN ZAT PADAT I
Disusun Oleh
KELOMPOK : II (4 KA)
1. Astri Handayani(061330400290)
2. Diah Lestari(061330400294)
3. Dwi Sandi Wahyudi(061330400297)
4. Intan Nevianita(061330400300)
5. Nurul Agustini(061330400306)
6. Ridho Tri Julian(061330400311)
Instruktur: Ir. Selastia Yuliati, M.T.
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
PALEMBANG
2015
PENGERINGAN ZAT PADAT
1. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk mengeringkan bahan padat dan mengalirkan udara panas dan
menentukan laju alir pengeringan
2. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
2.1 Alat yang digunakan
a. Termometer1 buah
b. Termometer bola basah1 buah
c. Plate dryer1 set
d. Neraca analitik1 buah
e. Stopwatch 1 buah
2.2 Bahan yang digunakan
a. Kemplang 4 buah
3. DASAR TEORI
Pengeringan zat padat adalah pemisahan sejumlah kecil air atau
zat cair dari bahan padat. Pengeringan biasanya merupakan langkah
akhir dari sederetan operasi. Hasil pengeringan lalusiap dikemas.
Zat padat yang akan dikeringkan mungkin berbentuk biji, serbuk,
kristal, lempengan/lembaran.
Klasifikasi pengeringan meliputi pengeringan adiabatik, non
adiabatik, atau gabungan keduanya. Pengeringan adiabatik dimana zat
padat bersentuhan langsung dengan gas panas sebagai media
pengeringa. Pengering non adiabatik dimana perpindahan kalor
langsung dari medium luar atau pengering tak langsung.
Udara memasuki ruang pengering jarang sekali berada dengan
keadaan benar kering. Tapi selalu mengandung air dan kelembaban
relative. Air bebas adalah selisih antara kandungan air total
didalam zat padat dalam keadaan kering:
X=Xt-X*
Dalam perhitungan kg menjadi pekdian adalah X, bukan Xt pada
basis kering:
X=kg H2O/kg zat padat kering tulang
Dengan berjalannya waktu, kandungan kebasahan akan berkurang
seperti contoh yang ditunjukan pada gambar A. Selanjutnya saat
umpan dipanaskan sampai suhu penguapan dan sesudah itu grafik
menjadi linier. Untuk kemudian melengkung lagi kearah horizontal
dan akhirnya mendatar. Lalu pengeringan menunjukkan laju
pengeringan kemudian melengkung kebawah.
Sesudah periode penyesuaian masing-masing kurva mempunyai
segmentasi horizontal AB kg dinamakan laju pengeringan periode
konstan. Periode ini diartikan oleh laju pengeringan yang tidak
bergantung pada kandungan kebasahan.
Selama periode konstan, laju pengeringan persatuan luas
adalah:
RC= kg/jam.m2
Bila udara panas mengalir sejajar permukaan zat padat, maka
koefisien perpindahan panas (h):
H= 0,002040,8
Dimana : h= W/m C dan G= kg/jam m2
Humiditi volume udara panas dapat ditaksir dengan persamaan:
Vh=(2,8 X10-3 + 4,56 X10-3 H)T
Density udara ():
=kg/m3
Kecepatan massa:
G= V kg/jam m2
Waktu pengeringan selama periode konstan:
Tc=
Bila difusi zat cair terkendali oleh laju pengeringan pada
periode menurun, maka saat laj pengeringan berkurang berlaku hukum
ficks II tentang difusi:
= DL
Bila diasumsi kandngan kebasahan terdistribusi merata pada saat
t=0 maka integral.
Bila difusi dimulai dari X1=X2 maka persamaan menjadi:
=e
Sehingga waktu pengeringan adalah:
T=
1. Pengertian Pengeringan (Drying)
Pengeringan (drying) zat padat berarti pemisahan sejumlah kecil
air atau zat cair lain dari bahan padat, sehingga mengurangi
kandungan sisa zat cair di dalam zat padat itu sampai suatu nilai
terendah yang dapat diterima. Pengeringan biasanya merupakan alat
terakhir dari sederetan operasi, dan hasil pengeringan biasanya
siap untuk dikemas. (McCabe, 2002)
2. Klasifikasi Pengering
Ada pengering yang beroperasi secara kontinyu (sinambung) dan
batch.Untuk mengurangi suhu pengeringan, beberapa pengering
beroperasi dalam vakum.Beberapa pengering dapat menangani segala
jenis bahan, tetapi ada pula yang sangat terbatas dalam hal umpan
yang ditanganinya.
Pembagian pokok pengering (dryer) :
Pengering (dryer) dimana zat yang dikeringkan bersentuhan
langsung dengan gas panas (biasanya udara) disebut pengering
adiabatik (adiabatic dryer) atau pengering langsung (direct
dryer).
Pengering (dryer) dimana kalor berpindah dari zat ke medium
luar, misalnya uap yang terkondensasi, biasanya melalui permukaan
logam yang bersentuhan disebut pengering non adiabatik (non
adiabatic dryer) atau pengering tak langsung (indirect dryer). (Mc.
Cabe, 2002)
3. Konsep Dasar Sistem Pengeringan
Proses pengeringan merupakan proses perpindahan panas dari
sebuah permukaan benda sehingga kandungan air pada permukaan benda
berkurang. Perpindahan panas dapat terjadi karena adanya perbedaan
temperatur yang signifikan antara dua permukaan. Perbedaan
temperatur ini ditimbulkan oleh adanya aliran udara panas diatas
permukaan benda yang akan dikeringkan yang mempunyai temperatur
lebih dingin.
4. Prinsip-prinsip Pengeringan
Banyaknya ragam bahan yang dikeringkan di dalam peralatan
komersial dan banyaknya macam peralatan yang digunakan orang, maka
tidak ada satu teori pun mengenai pengeringan yang dapat meliputi
semua jenis bahan dan peralatan yang ada.Variasi bentuk dan ukuran
bahan, keseimbangan kebasahannya (moisture) mekanisme aliran bahan
pembasah itu, serta metode pemberian kalor yang diperlukan untuk
penguapan.
Prinsip prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembuatan alat
pengering antara lain :
Pola suhu di dalam pengering
Perpindahan kalor di dalam pengering
Perhitungan beban kalor
Satuan perpindahan kalor
5. Rotary Dryer
Rotary Dryer merupakan suatu alat pengering yang berbentuk
silinder dan bergerak secara berputar yang berfungsi untuk
mengurangi kadar air dari bahan solid dengan cara mengontakkannya
dengan udara kering. Bahan yang akan dikeringkan masuk ada ujung
pengering yang tinggi, dengan adanya putaran dari pengering maka
produk akan keluar secara perlahan lahan pada ujung yang lebih
rendah.
Sumber panas untuk pengering berupa udara panas yang mengalir di
dalam pengering disebut direct-heated dryer, panas tersebut dapat
disuplai dari luar shell dryer disebut indirect heated dryer.
Gambar 1. Rotary Dryer
Pada alat Rotary Dryer panas diperoleh dari pembakaran bahan
bakar atau memanaskan udara dengan steam. Pemanasan dilakukan
dengan kontak langsung dengan udara panas yang mengalir secara
berlawanan arah. Rotary Dryer tepat digunakan untuk proses
pengeringan zat padat.
4. LANGKAH KERJA
Mengeringkan zat padat dengan ukuran tebal tertentu dalam oven 2
jam hingga tidak mengandung air lagi, mendinginkan lalu menimbang.
Ini adalah zat padat kering tulang.
Merebus zat padat dalam air mendidih selam 15 menit dan
mendinginkan hingga suhu ruang, menimbang beratnya.
Selisih berat zat padat basah kering tulang dengan zat padat
kering adalah kadar air awal zat padat yang akan dikeringkan
Menyiapkan alat pengering, menghidupkan blower dan elemen
pemanas hingga suhu konstan 65oC.
Mencatat volume humidity suhu bola basah udara masuk ruang
panggang, menentukan dew point udara dengan menggunakan humidity
chart.
Membaca tekanan uap air dari tabel tekanan uap dengan temperatur
dew point.
Mancatat laju alir udara.
Menetukan laju alir udara kering masuk ruang pengering dengan
persamaan: (Nt - NH2O) . BM adalah massa udara kering masuk ruang
panggang.
Mencatat relative humidity setiap 15 menit.
Mengulangi percobaan diatas.
Laju alir udara dan suhu pengering selama percobaan dijaga
konstan.
5. DATA PENGAMATAN
Waktu (menit)
Suhu (oC)
H
Rh
Dew Point
(oC)
TBB
TBK
0
31
60
0,017
12%
22
15
39
62
0,037
22%
35
30
40
63
0,039
23%
36
45
47
65
0,063
28%
44
60
47
64
0,064
34%
45
75
47
64
0,064
34%
45
90
46
64
0,064
33%
44
105
46
63
0,060
33%
43
120
46
63
0,060
33%
43
Waktu
(menit)
X
(kg/ kg dry air)
Vh
(m3/ kg dry air)
g
(kg/ m3)
G
(kg/ jam.m2)
h
(kg/ jam.m2)
Rc
(kg/ jam.m2)
0
0,4121
0,9927
1,0349
6147,306
21,9068
1108,9298
15
-2,4494
1,0136
1,0230
6076,62
21,7050
836,4575
30
-5,5931
1,0166
1,0220
6070,68
21,6880
803,2262
45
-14,1956
1,0536
1,0089
5992,866
21,4653
570,3893
60
-19,3739
1,0552
1,0083
5989,302
21,4551
570,1183
75
-24,3199
1,0552
1,0083
5989,302
21,4551
570,1183
90
-27,8742
1,0506
1,0099
5998,806
21,4824
602,7056
105
-32,0483
1,049
1,0105
6002,37
21,4926
602,9917
120
-36,6838
1,049
1,0105
6002,37
21,4926
602,9917
X*= 0,01
d cerobong= 3,7 cm = 0,037 m
A cerobong= r2 = 3,14 (0,037)2
= 1,047 . 10-3 m2
v= 2,5 m/s
udara= 1,22 kg/ m3
V= 1,65 m/s = 5940 m/ jam
6. PERHITUNGAN
Q= v. A
= 2,5 m/s . 3,14 (0,0185)2 m2
= 2,68 . 10-3 m3/s
Berat udara per jam= Q . udara
= 2,68 . 10-3 m3/s . 1,22 kg/ m3
= 11,79 kg/jam
1. t= 0 menit
H= 0,017 kg H2O/ kg dry air
berat udara kering= 11,79 kg/jam . 1/60 jam/menit . 0 menit
= 0 kg
Kg H2O= H . berat udara kering
= 0,017 kg H2O/ kg dry air . 0 kg
= 0 kg
(XT=0) =
=
= 0,4221 kg/kg dry air
Xo = (XT=0) X*
= (0,4221 0,01) kg H2O/ kg dry air
= 0,4121 kg H2O/ kg dry air
Vh (volume humidity); T= 65 + 273 = 338 K
Vh= [2,83. 10-3 + 4,56 . 10-3 . H]T
= [2,83. 10-3 + 4,56 . 10-3 . 0,017 kg H2O/ kg dry air] 338
K
= 0,9827 m3K / kg dry air
g=
=
= 1,0349 kg / m3
G= . Vg
= 1,0349 kg / m3 . 5940 m / jam
= 6147,306 kg/ jam.m2
h= 0,0204 G0,8
= 0,0204 (6147,306 kg/ jam.m2)0.8
= 21,9068 kg/ jam.m2
Rc= kg/ jam.m2
= kg/ jam.m2
= 1108,9298 kg/ jam.m2
2. t= 15 menit
H= 0,037 kg H2O/ kg dry air
berat udara kering= 11,79 kg/jam . 1/60 jam/menit . 15 menit
= 2,9475 kg
Kg H2O= H . berat udara kering
= 0,037 kg H2O/ kg dry air . 2,9475 kg
= 0,1091 kg
(WT=15)= Wo kg H2O
= (0,05424 0,1091) kg
= -0,0549 kg
(XT=15) =
=
= -2,4394 kg/kg dry air
Xo = (XT=15) X*
= (-2,4394 0,01) kg H2O/ kg dry air
= -2,4494 kg H2O/ kg dry air
Vh (volume humidity); T= 65 + 273 = 338 K
Vh= [2,83. 10-3 + 4,56 . 10-3 . H]T
= [2,83. 10-3 + 4,56 . 10-3 . 0,037 kg H2O/ kg dry air] 338
K
= 1,0136 m3K / kg dry air
g=
=
= 1,0230 kg / m3
G= . Vg
= 1,0230 kg / m3 . 5940 m / jam
= 6076,62 kg/ jam.m2
h= 0,0204 G0,8
= 0,0204 (6076,62 kg/ jam.m2)0.8
= 21,7050 kg/ jam.m2
Rc= kg/ jam.m2
= kg/ jam.m2
= 836,4575 kg/ jam.m2
3. t= 30 menit
H= 0,039 kg H2O/ kg dry air
berat udara kering= 11,79 kg/jam . 1/60 jam/menit . 30 menit
= 5,895 kg
Kg H2O= H . berat udara kering
= 0,039 kh H2O/ kg dry air . 5,895 kg
= 0,229 kg
(WT=30)= Wo kg H2O
= (0,05424 0,229) kg
= -0,1748 kg
(XT=30) =
=
= -5,5831 kg/kg dry air
Xo = (XT=15) X*
= (-5,5831 0,01) kg H2O/ kg dry air
= -5,5931 kg H2O/ kg dry air
Vh (volume humidity); T= 65 + 273 = 338 K
Vh= [2,83. 10-3 + 4,56 . 10-3 . H]T
= [2,83. 10-3 + 4,56 . 10-3 . 0,039 kg H2O/ kg dry air] 338
K
= 1,0166 m3K / kg dry air
g=
=
= 1,0220 kg / m3
G= . Vg
= 1,0220 kg / m3 . 5940 m / jam
= 6070,68 kg/ jam.m2
h= 0,0204 G0,8
= 0,0204 (6070,68 kg/ jam.m2)0.8
= 21,6880 kg/ jam.m2
Rc= kg/ jam.m2
= kg/ jam.m2
= 803,2262 kg/ jam.m2
1. t= 45 menit
H= 0,063 kg H2O/ kg dry air
berat udara kering= 11,79 kg/jam . 1/60 jam/menit . 45 menit
= 8,8425 kg
Kg H2O= H . berat udara kering
= 0,063 kg H2O/ kg dry air . 8,8425 kg
= 0,5571 kg
(WT=45)= Wo kg H2O
= (0,05424 0,5571) kg
= -0,5029 kg
(XT=45) =
=
= -14,1856 kg/kg dry air
Xo = (XT=45) X*
= (-14,1856 0,01) kg H2O/ kg dry air
= -14,1956 kg H2O/ kg dry air
Vh (volume humidity); T= 65 + 273 = 338 K
Vh= [2,83. 10-3 + 4,56 . 10-3 . H]T
= [2,83. 10-3 + 4,56 . 10-3 . 0,063 kg H2O/ kg dry air] 338
K
= 1,0536 m3K / kg dry air
g=
=
= 1,0089 kg / m3
G= . Vg
= 1,0089 kg / m3 . 5940 m / jam
= 5992,866 kg/ jam.m2
h= 0,0204 G0,8
= 0,0204 (5992,866 kg/ jam.m2)0.8
= 21,4653 kg/ jam.m2
Rc= kg/ jam.m2
= kg/ jam.m2
= 570,3893 kg/ jam.m2
2. t= 60 menit
H= 0,064 kg H2O/ kg dry air
berat udara kering= 11,79 kg/jam . 1/60 jam/menit . 60 menit
= 11,79 kg
Kg H2O= H . berat udara kering
= 0,064 kg H2O/ kg dry air . 11,79 kg
= 0,7546 kg
(WT=60)= Wo kg H2O
= (0,05424 0,7546) kg
= -0,7004 kg
(XT=60) =
=
= -19,3639 kg/kg dry air
Xo = (XT=60) X*
= (-19,3639 0,01) kg H2O/ kg dry air
= -19,3739 kg H2O/ kg dry air
Vh (volume humidity); T= 65 + 273 = 338 K
Vh= [2,83. 10-3 + 4,56 . 10-3 . H]T
= [2,83. 10-3 + 4,56 . 10-3 . 0,064 kg H2O/ kg dry air] 338
K
= 1,0552 m3K / kg dry air
g=
=
= 1,0083 kg / m3
G= . Vg
= 1,0083 kg / m3 . 5940 m / jam
= 5989,302 kg/ jam.m2
h= 0,0204 G0,8
= 0,0204 (5989,302 kg/ jam.m2)0.8
= 21,4551 kg/ jam.m2
Rc= kg/ jam.m2
= kg/ jam.m2
= 570,1183 kg/ jam.m2
3. t= 75 menit
H= 0,064 kg H2O/ kg dry air
berat udara kering= 11,79 kg/jam . 1/60 jam/menit . 75 menit
= 14,7375 kg
Kg H2O= H . berat udara kering
= 0,064 kg H2O/ kg dry air . 14,7375 kg
= 0,9432 kg
(WT=75)= Wo kg H2O
= (0,05424 0,9432) kg
= -0,8090 kg
(XT=75) =
=
= -24,3089 kg/kg dry air
Xo = (XT=75) X*
= (-24,3089 0,01) kg H2O/ kg dry air
= -24,3189 kg H2O/ kg dry air
Vh (volume humidity); T= 65 + 273 = 338 K
Vh= [2,83. 10-3 + 4,56 . 10-3 . H]T
= [2,83. 10-3 + 4,56 . 10-3 . 0,064 kg H2O/ kg dry air] 338
K
= 1,0052 m3K / kg dry air
g=
=
= 1,0083 kg / m3
G= . Vg
= 1,0083 kg / m3 . 5940 m / jam
= 5989,302 kg/ jam.m2
h= 0,0204 G0,8
= 0,0204 (5989,302 kg/ jam.m2)0.8
= 21,4551 kg/ jam.m2
Rc= kg/ jam.m2
= kg/ jam.m2
= 570,1183 kg/ jam.m2
4. t= 90 menit
H= 0,061 kg H2O/ kg dry air
berat udara kering= 11,79 kg/jam . 1/60 jam/menit . 90 menit
= 17,685 kg
Kg H2O= H . berat udara kering
= 0,061 kg H2O/ kg dry air . 17,685 kg
= 1,0788 kg
(WT=90)= Wo kg H2O
= (0,05424 1,0788) kg
= -1,0246 kg
(XT=90) =
=
= -27,8642 kg/kg dry air
Xo = (XT=90) X*
= (-27,8642 0,01) kg H2O/ kg dry air
= -27,8742 kg H2O/ kg dry air
Vh (volume humidity); T= 65 + 273 = 338 K
Vh= [2,83. 10-3 + 4,56 . 10-3 . H]T
= [2,83. 10-3 + 4,56 . 10-3 . 0,061 kg H2O/ kg dry air] 338
K
= 1,0506 m3K / kg dry air
g=
=
= 1,0099 kg / m3
G= . Vg
= 1,0099 kg / m3 . 5940 m / jam
= 5998,806 kg/ jam.m2
h= 0,0204 G0,8
= 0,0204 (5998,806 kg/ jam.m2)0.8
= 21,4824 kg/ jam.m2
Rc= kg/ jam.m2
= kg/ jam.m2
= 602,7056 kg/ jam.m2
5. t= 105 menit
H= 0,060 kg H2O/ kg dry air
berat udara kering= 11,79 kg/jam . 1/60 jam/menit . 105
menit
= 20,6325 kg
Kg H2O= H . berat udara kering
= 0,060 kg H2O/ kg dry air . 20,6325 kg
= 1,2380 kg
(WT=105)= Wo kg H2O
= (0,05424 1,2380) kg
= -1,1838 kg
(XT=105) =
=
= -32,0383 kg/kg dry air
Xo = (XT=105) X*
= (-32,0383 0,01) kg H2O/ kg dry air
= -32,0483 kg H2O/ kg dry air
Vh (volume humidity); T= 65 + 273 = 338 K
Vh= [2,83. 10-3 + 4,56 . 10-3 . H]T
= [2,83. 10-3 + 4,56 . 10-3 . 0,06 kg H2O/ kg dry air] 338 K
= 1,049 m3K / kg dry air
g=
=
= 1,0105 kg / m3
G= . Vg
= 0,9776 kg / m3 . 5940 m / jam
= 6002,37 kg/ jam.m2
h= 0,0204 G0,8
= 0,0204 (6002,37 kg/ jam.m2)0.8
= 21,4926 kg/ jam.m2
Rc= kg/ jam.m2
= kg/ jam.m2
= 602,9917 kg/ jam.m2
6. t= 120 menit
H= 0,06 kg H2O/ kg dry air
berat udara kering= 11,79 kg/jam . 1/60 jam/menit . 120
menit
= 23,58 kg
Kg H2O= H . berat udara kering
= 0,06 kg H2O/ kg dry air . 23,58 kg
= 1,4148 kg
(WT=120)= Wo kg H2O
= (0,05424 1,4148) kg
= -1,36056 kg
(XT=120) =
=
= -36,6738 kg/kg dry air
Xo = (XT=120) X*
= (-36,6738 0,01) kg H2O/ kg dry air
= -36,6838 kg H2O/ kg dry air
Vh (volume humidity); T= 65 + 273 = 338 K
Vh= [2,83. 10-3 + 4,56 . 10-3 . H]T
= [2,83. 10-3 + 4,56 . 10-3 . 0,06 kg H2O/ kg dry air] 338 K
= 1,049 m3K / kg dry air
g=
=
= 1,0105 kg / m3
G= . Vg
= 1,0105 kg / m3 . 5940 m / jam
= 6002,37 kg/ jam.m2
h= 0,0204 G0,8
= 0,0204 (6002,37 kg/ jam.m2)0.8
= 21,4926 kg/ jam.m2
Rc= kg/ jam.m2
= kg/ jam.m2
= 602,9917 kg/ jam.m2
3. Hitung waktu pengeringan periode konstan (tc).
Jawab:
Waktu
(menit)
Tc
(menit)
0
0,792
15
6,234
30
14,826
45
32,598
60
72,36
75
90,828
90
98,538
105
113,238
120
129,546
4. Hitung laju pengeringan periode konstan.
Jawab:
Berdasarkan hasil perhitungan didapat:
Waktu
(menit)
Rc
(kg/ jam.m2)
0
1108,9298
15
836,4575
30
803,2262
45
570,3893
60
570,1183
75
570,1183
90
602,7056
105
602,9917
120
602,9917
5. Hitung waktu pengeringan periode konstan.
Jawab:
a. t= 0 menit
Tc=
=
= 0,792 menit
b. t= 15 menit
Tc=
=
= 6,234 menit
c. t= 30 menit
Tc=
=
= 14,826 menit
d. t= 45 menit
Tc=
=
= -32,598 menit
e. t= 60 menit
Tc=
=
= 72,36 menit
f. t= 75 menit
Tc=
=
= 90,828 menit
g. t= 90 menit
Tc=
=
= 98,538 menit
h. t= 105 menit
Tc=
=
=113,238 menit
i. t= 120 menit
Tc=
=
= 129,546 menit
6. ANALISA PERCOBAAN
Pengeringan zat padat (drying) dapat diartikan sebagai pemisahan
sejumlah kecil air atau zat dari bahan padat sehingga dapat
mengurangi kandungan sisa zat cair di dalam zat padat itu samapai
suatu nilai terendah yang dapat diterima (Mc.Cabe, 2002).
Pengeringan dapat terjadi karena adanya perbedaan kelembapan
(humidity) antara udara kering dengan bahan yang dikeringkan.
Pada percobaan ini sampel yang digunakan adalah kemplang yang
telah direndam di dalam air kurang lebih selama 1 jam yang kemudian
dioven selama kurang lebih 20 menit baru selanjutnya dimasukkan ke
dalam alat pengering (Plate Dryer). Prinsip pemisahan pada plate
dryer ini adalah akan terjadi perpindahan massa air yang terdapat
pada kemplang dengan adanya penambahan panas. Perpindahan panas
dapat terjadi karena adanya perbedaan temperature oleh adanya
aliran udara panas di atas permukaan kemplang yang akan dikeringkan
ke dalam alat pengering, maka kandungan air di dalam kemplang
tersebut menguap. Uap air ini akan dikeluarkan melalui cerobong
asap dengan dibawa oleh udara. Udara panas yang mengalir tersebut
sejajar dengan bahan padat yang dikeringkan sehingga disebut
konveksi. Selain itu di dalam percobaan ini salah satu factor yang
paling penting adalah temperatur, dalam percobaan ini temperatur
harus dijaga konstan (60oC) karena plate drying ini termasuk ke
klasifikasi pengeringan adiabatic yang dimana memiliki arti tidak
ada panas yang masuk ataupun keluar selama proses pengeringan
berlangsung dan bahan padat yang dikeringkan bersentuhan langsung
dengan gas panas sebagai media pengering.
Kadar air adalah pesentase kandungan air suatu bahan yang dapat
dinyatakan berdasarkan berat basah atau berat kering. Kadar air
basah mempunyai batas maksimum teoritis sebesar 100% sedangkan
berat kering dapat lebih dari 100%. Kadar air memegang peranan
penting pada percobaan ini, selain kadar air laju pengeringan pun
salah satu factor yang diperlukan untuk mengetahui berapa lama
waktu yang dibutuhkan oleh pengering untuk mengeringkan zat padat
tersebut. Dari grafik antara hubungan humididtas terhadap waktu
dapat dilihat bahwa semakin lama waktu pengeringan maka semakin
naik perbedaan suhu media pemanas, namun aka nada waktunya suhu itu
tetap dan suhu itu akan menurun seiring berjalannya waktu, inilah
yang dikenal dengan laju pengeringan konstan dan laju pengeringan
menurun. Unutk humidity, relaatif humidity, dan dew point dapat
dilihat melalui humidity chart. Dan untuk mengetahui nilai-nilai
tersebut sebelumnnya harus diketahui terlebih dahulu berapa
temperature bola basah (TBB) dan temperature bola kering (TBK),
setelah keduanya dihubungkan maka akan didapat nilai humidity,
relative humidity dan dew point.
7. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan ini dapat disimpulkan bahwa:
a. Perpindahan panas dapat terjadi karena adanya perbedaan
temperatur oleh adanya aliran udara panas yang mengalir pada bahan
padat yang dikeringkan. Udara panas tersebut mengalir sejajar
dengan bahan padat atau konveksi dan berlangsung secara
adiabatik.
b. Laju pengeringan pada kadar air (setimbang) atau equilibrium
moisture yang merupakan kandungan uap air yang terendah yang
didapat pada proses pengeringan. Laju pengeringan Rc semakin
menurun dengan lamanya proses pengeringan.
c. Semakin lama waktu pengeringan maka kelembaban bahan padat
semakin berkurang dan kelembaban uap semakin meningkat.
8. DAFTAR PUSTAKA
Tim Laboratorium. 2015. Penuntun Praktikum Satuan Operasi II.
Palembang: Politeknik Negeri Sriwijaya.