BIODIESEL Febri Liadi RidQa Maulidin Harlinda Mastura Nashru Imaruzi
Biodiesel merupakan minyak diesel yang terbentuk dari hasil pengkonversian minyak nabati seperti minyak kelapa dan minyak jarak. Dengan melakukan pencampuran dan pemanasan minyak nabati dengan alcohol juga bantuan katalis berupa NaOH ,
Kita bisa melakukan kebiasaan hemat energi (energi yang tidak dapat diperbaharui).
Biodiesel merupakan bahan bakar ramah lingkungan sehingga dapat mendukung pencegahan
“GLOBAL WARMING”.
Mengetahui cara pencampuran minyak kelapa dengan methanol dan katalis NaOH yang akan menghasilkan biodiesel dan gliserin.
Mengetahui pengaruh apa saja yang paling menentukan biodiesel yang dihasilkan.
Dapat membedakan karakteristik biodiesel dengan minyak solar/diesel.
=__“ALAT PRAKTIKUM”__=
• Bekker glass• Gelas ukur• Pipet mata• Labu ukur• Thermometer• Statip dan klem
• Stirrer pemanas dan magnet
• Corong pemisah• Stopwatch• Pengaduk• Neraca ohaus
(digital)
!!..<< HASIL PRAKTIKUM >>..!!
Bahan dan hasil Indeks bias
Minyak Kelapa 1,462
Etanol 1,36
Biodiesel 1,452
Penggunaan minyak nabati secara langsung sebagai bahan bakar
alternatif untuk mesin diesel masih menimbulkan masalah. Masalah
tersebut terutama diakibatkan oleh viskositas minyak nabati yang terlalu
tinggi jika dibandingkan dengan minyak diesel, sehingga akan
menyebabkan proses pembakaran yang tidak sempurna. Untuk itu, perlu
dilakukan proses konversi minyak nabati melalui reaksi transesterifikasi
guna menurunkan viskositasnya.
Pada praktikum ini, kami mencoba untuk mengkonversi minyak
nabati (minyak kelapa) menjadi minyak diesel yaitu dengan cara
mereaksikan minyak kelapa dengan etanol. Perbandingan volume minyak
kelapa dengan etanol yang kami gunakan adalah 5 : 1 atau (200 : 40)mL,
serta kami juga menggunakan NaOH sebagai katalis sebesar 1 gr. Reaksi
berlangsung pada temperatur 70 °C dan membutuhkan waktu selama 2
jam. Karakteristik yang kami gunakan untuk menguji produk biodiesel
yang kami hasilkan adalah Indeks Bias. Untuk indeks bias sampel,
diperoleh indeks bias Minyak Kelapa = 1,462 dan indeks bias Etanol =
1,36.
Indeks bias produk biodiesel yang memenuhi karakteristik biodiesel adalah antara 1,32 - 1,45. Sementara indeks bias produk biodiesel yang kami hasilkan sedikit menjauhi dari yang seharusnya yaitu 1,459, kemungkinan hal ini terjadi karena :Katalis (NaOH) yang digunakan terlalu banyak, sehingga berpengaruh terhadap hasil reaksi.
Produk biodiesel yang dihasilkan sangat sedikit, sehingga pada saat pemisahan produk, kemungkinan ada gliserin yang terikut.
Jadi, dapat kami simpulkan bahwa banyaknya Katalis (NaOH) yang digunakan sangat berpengaruh terhadap kualitas produk biodiesel, dimana semakin banyak katalis (NaOH) yang digunakan maka kualitas produk biodiesel yang dihasilkan akan semakin menurun.
KESIMPULAN
jumlah katalis yang digunakan dalam reaksi transesterifikasi mempengaruhi produk biodiesel yang dihasilkan, dimana semakin bertambah jumlah katalis naoh yang digunakan akan menurunkan kualitas produk biodiesel yang dihasilkan.