STUDI PUSTAKA DAN LAPANG 1. PENGERTIAN Studi pustaka dan studi lapang diperlukan sebagai studi pendahuluan sebelum proses merancang dilakukan. 2. POKOK-POK OK PEMBAHASAN Hal yang perlu diperhatikan diantaranya sbb : –Studi pustaka dilakukan pada tipologi judul yang sama atau sejenis –Studi lapang diupayakan pada topik yang sama atau sejenis. –Dsb 1. STUD I PUSTAKA DAN LAPANG Gunakan metode tertentu pada saat melakukan studi pustaka maupu n lapang. Salah satu acuan diantaranya ‘Precedence in Architecture’. Perhatikan contoh berikut. 2. CATATAN 1.Studi Pustaka Studi pustaka : • Membaca literatur seperti kamus/dictionary, buku standar, karya ilmiah, dll dengan kata kunci: Apartemen, serta Fasilitas Komersial khususnya fasilitas perbelanjaan. Perhatikan definisi serta pengertian fasilitas tsb. • Buat kompilasi dan klasifikasi data 2. Bedah Karya Ambil karya perancangan sejenis yang cukup lengkap (copy dan lampirkan), selanjutnya analisa data/informasi tsb, seperti : a. Kenali konsumen atau pengh uni apartemen (jelaskan s tatus sosial dan ekono minya). b. Pelaj ari lay-o ut bangu nan pada tap ak, dena h, besar an unit, dll c. Uraikan ragam fasilitas. d. Data dan informasi lain silakan analisa, buat rin gkasa n atau skema. 3. Produk-Isian Lembar Tugas (ILT)1 Hasil studi pustaka dan bedah karya agar disusun pada lembar yang telah tersedia (terlampir). 4. Contoh Berikut contoh kutipan dari Britannica Encyclopaedia-2002 dengan topik Apartemen dan Shopping Area, coba perhatikan dan pahami, buat ringkasan dan lengkapi dengan pustaka lainnya. Apartment house also called apartment block, or block of flats building containing more than one dwelling unit, most of which are designed for domestic use, but sometimes including shops and other nonresidential features. Apartment buildings have existed for centuries. In the great cities of the Roman Empire, because of urban congestion, the individual house, or domus, had given way in early imperial times to the c ommunal dwelling, or insula (q.v.), except for the residences of the very wealthy. Four stories were common, and six-, seven- , or eight-story buildings were occasionally constructed. Another type of apartment existed in Europe in the Middle Ages, consisting of a great Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Budi Susetyo MT PERANCANGA N ARSITEK TUR V
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Latar belakang timbulnya kegiatan komersil pada mulanya manusia hanya berusaha memenuhikebutuhan hidupnya masing–masing baik secara individu maupun berkelornpok kemudian timbulinteraksi sosial dengan kelornpok masyarakat lain dalam bentuk tukar menukar barang atau hasilkarya yang diproduksi oleh masing–masing individu atau kelompok tersebut. Pada akhirnya timbulsuatu tempat tukar menukar barang yang bersifat sementara kemudian berkembang menjadi suatutempat yang tetap dan dikenal sebagai pasar.
Perdagangan berkembang terus sehingga barang–barang di produksi dan dipasarkan secara luas yangkemudian timbul peredaran uang sebagai standar nilai tukar menukar. Pesatnya perkernbanganperekonomian dan peradaban manusia yang ditunjang oleh kemajuan di bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat di mana manusia lebih memanfaatkanefisiensi waktu dan ruang. Pntuk meningkatkan pelayanan aktivitas tersebut dibutuhkan fasilitasseperti: Kantor sebagai wadah untuk menarnpung kegiatan administrasl, Bank sebagai wadah yangmengatur peredaran uang, Restoran sebagai wadah yang memberikan fasilitas pelayanan makan danminum.
2. Fungsi Pusat PerbelanjaanPusat perbelanjaan memiliki beberapa fungsi, seperti :a. Merupakan ternpat perternuan antara penjual dan pernbeli.b. Ternpat untuk bertukar barang dan informasi.c. Tempat peragaan untuk memasarkan suatu jenis barang kepada konsurnen akhir, yang
dimaksudkan untuk dapat mengetahui kernampuan produsen dalarn memproduksi suatujenis barang.
d. Sebagai titik orientasi kehidupan sosial masyarakat untuk menghidupkan suasana denganaktifitas yang teljadi.
e. Sebagai fasilitas urnum yang menyediakan kebutuhan hidup masyarakat dan juga sebagaiternpat berekreasi.
3. Klasifikasi Pusat PerbelanjaanKlasifikasi pusat perbelanjaan menurut bentuk, meliputi :a. Shopping street ; toko yang berdiri sepanjang sisi sisi jalan.b. Shopping center ; komplek pertokoan yang terdiri dari stand stand yang disewakan atau
dijual.c. Shopping Precint ; kompleks pertokoan dengan bagian depan toko menghadap ke ruang
terbuka yang bebas dari kendaraan.d. Departement store ; toko yang sangat besar terdiri dari beberapa lantai menjual berbagai
macam barang.e. Supermarket; toko yang menjual barang¬barang kebutuhan sehad had dengar system
swalayan.f. Super-store, toko satu lantai yang menjual barang¬ barang kebutuhan sandang dengan
sistem swalayan.g, Shopping mall ; shopping precint dimana ruang terbukanya merupakan pusat orientasi dari
pusat kompleks pertokoan.
4. Klasifikasi Pusat Perbelanjaan Menurut Jenis BarangMenurut Jenis Barang Yang Dijual, meliputi :a. Convinience Store
Pertokoan yang enjual barang kebutuhan sehari-harib. Demand Store
Pertokoan yang menjual barang barang tertentu yang biasa dibutuhkan oleh pelanggan.c. Impulse Store
Pertokoan yang menjual barang barang mewah.
5. Klasifikasi Berdasarkan Variasi BarangMenurut Variasi Barang yang Dijual
a. Speciality ShopToko, yang menjual barang barang tertentu saja.
b. Variety ShopToko, yang menjual berbagai jenis barang.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Budi Susetyo MTPERANCANGAN ARSITEKTUR V
6. Klasifikasi Pusat Perbelanjaan Berdasarkan Jangkauan PelayananMenurut Radius Pelayanan pusat belanja, meliputi :a. Pusat perbelanjaan lokal
• Jangkauan pelayanan 0,5 mil (0,8 km) untuk 5.000–40.000 penduduk.• Luas area berkisar antara 2.787–9.290 m2• Barang yang diperdagangkan urnumnya kebutuhan sehari–hari.• Lokasi terletak pada perpotongan jalan kolektor.
b. Pusat perbelanjaan distrik• Jangkauan pelayanan 2 mil (3,2 km) untuk 40.000–150.000 penduduk.• Luas area berkisar antara 9.290–23.225 m2• Barang yang diperdagangkan urnumnya untuk keperluan berkala.• Lokasi terletak pada perpotongan jalan utama
c. Pusat perbelanjaan regional• Jangkauan pelayanan 4 mil (6,4 km) untuk 150,000-400.000 penduduk• Luas area berkisar antara 27.870–92.900 M2• Terdiri dari bermacam–macam toko, departemen store, supermarket dan sebagainya.• Sarana perbelanjaan ini tumbuh bersarho sarana komersil, ekspansi, industri dan transportasi
pendukungnya.
7. Sarana NiagaMenurut Pemda DKI Tentang Sarana Niaga, dapat diklasifikasikan sbb :
a. Warung• Jangkauan pelayanan 0.5 mil untuk 250 penduduk.• Luas area berkisar antara 100 m2.• Barang yang untuk kebutuhan sehari–hari.• Lokasi di tengaah–tengah kelompok keluarga.
b. Pertokoan• Jangkauan pelayanan hanya 1% dari luas area untuk 2.500 penduduk.• Luas area berkisar antara 1.200 m2.• Barang yang dijual untuk kebutuhan sehari–hari.• Lokasi di pusat.
c. Pusat perbelanjaan lingkungan• Jangkauan pelayanan hanya 0,9–1% dari luas area untuk 30.000 penduduk.• Luas area berkisar antara 13.500 m2.•
Barang yang dijual untuk kebutuhan sehari–hari.• Lokasi di pusat lingkungan.• Terdiri dari toko–toko dan pasar.
d. Pusat perbelanjaan dan niaga, lokasi di pusat kecamatan atau dekat terminal, terdirl dari toko–toko,bank, pasar, kantor dan, industri
e. Pusat perbelanjaan dan niaga dengan jangkauan pelayanan meliputi luas area untuk 480.000penduduk. Lahan berkisar– antara 96.000 m2. Lokasi di pusat wilayah dekat terminal. Terdiri daritoko–toko, bank, pasar, kantor dan industri.
8. Dasar Pertimbangan Perencanaan/Re-disain Pusat-Perbelanjaana. Dasar pertimbangan perencanaan/re-disain pusat perbelanjaan, meliputi1. Tapak
• Pertimbangan terhadap kemudahan pencapaian untuk akses pengiriman barang.• Kelengkapan jaringan utilitas kota.• Potensi site.• Karakter fisik site.• Legalitas dan pemerintahan setempat
2. Market and ekonomy study, analisa terhadap ekonomi market secara umum meliputi Pencapaianyang mudah dan dekat dengan jalur jalan raya regional. Analisa perkembangan jumlah pendudukdan proyeksi income dalam radius 1–6 mil. Survey lamanya pencapaian ke tapak dendan kendaraanbermotor. Memastikan bahwa– tidak ada shopping center dalam satu area perdagangan.
3. Traffic study, Beberapa poin yang harus dipertimbangkan adalah:
• Memilih lokasi tapak.• Desain hubungan jaringan jalan luar dan negoisasi dengan perrierintahan setempat.• Merencana kan sirku Iasi dan fasilitas parkir yang bak.• Pembuatan rambu rambu dan petunjuk jalan atau sign.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Budi Susetyo MTPERANCANGAN ARSITEKTUR V
Dalam merancang pusat perbelanjaan ada beberapa factor yang harus diperhatikan :
1. Mall
Pusat perbelanjaan identik sekali dengan mall, yaitu ruang sirkulasi dalam pusat perbelanjaan yangmenghubungkan selurub area dalam pertokoan. Mall ini harus mempunyai orlentasi yang komunikatif,tidak monoton. Adapun jenis mall ini ada dua yaitu Mall terbuka, Mall terbuka ini berhubungan denganlangsung dengan udara terbuka, dengan menggunakan system pedestrianisasi yang terdiril dari streetfurniture, soft, hard landscape, lampu hias, petunjuk jalan. Unit-unit pertokoan membentuk arcadedan untuk melindungi dari cuaca beberapa open mall menggunakan kanopi. Mall tertutup kegiatansosial, pameran, pertunjukan, arena promosi.
Fungsi sebuah pusat perbelanjaan tidak hanya, sebagai sarana. jual beli barang, narnun mempunyaifungsi rekreatif, maka, pusat belanja perlu dilengkapi dengan sarana, yang menunjang fungsinya,sebagai sarana, rekreasi, selain itu shopping mall juga, berfungsi sebagai (1) Fungsi ekonomi, Yaitusebagai pendukung dinamisasi perekonomian. kota. dan wadah penampungan dan penyaluranproduksi dan produsen untuk kebutuhan masyarakat.
(2) Sebagai fasilitas penunjang perbelanjaan, Adanya, keinginan untuk menyediakan. fasilitasperbelanjaan yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat secara materi baik secara, kualitasmaupun. kuantitas.
Revitaslisasi Sualu pusat perdagangan pada, suatu kota, untuk menaikan penjualan eceran, menaikannilai bangunan, menyaingi pusat perbelanjaan, meningkatkan daya saing daerah serta mendoronginvestasi dengan menciptakan dan meningkatkan suatu lingkungan yang stabil bagi bisnis retail.Menciptakan Image baru dari suatu kota, menimbulkan suatu perasaan bangga pada penghuninyadanmendemonstrasikan bukti bahwa antara pejabat pemerintah kota dan rakyat dapat bekerja samauntuk membangun kota. Menjadi suatu tempat dimana kualitas dan variasi aktivitas pusatperdagangan diperbaiki, Shopping mall mengediakan suatu pusat pameran, konser musik, fasionshow, pameran otomotif, kerajinan seni dan lain–lain Shopping mall yang dibangun dengan baikmenciptakan perbaikan lingkungan fisik dan sosial bagi kawasan tersebut. Shopping Mall juga dapatmenimbulkan citra baru terhadap suatu kota, menimbulkan rasa bangga bagi penduduk disekitarnya.
Unsur – Unsur Dalam Shopping Mall, Shopping Mall merupakan penggarnbaran dari kota, yangterbentuk oleh elemen –elemen sbb. Anchor (magnet) Merupakan transformasi dari "nodes"dapat pula berfungsi sebagai landmark perwujudan berupa plaza dalam shopping mall. Secondary
Anchor (Magnet Sekunder ) merupakan transformasi dari "distrik" perwujudannya berupa pendestrian.yang menghubungkan magnet–magnet. StreetMall merupakan transformasi "Paths" perwujudannyaberupa pendestrian yang menghubungkan magnet–magnet. Landscaping merupakan tranformasi dari" edges" sebagai perwujudannya pusat pertokoan di tempat – tempat luar.
Typologi Shopping Mail meliputi MallTerbuka (Open Mall) Mall terbuka langsung terhadap cahayamatahari, merupakan mall tanpa pelingkup, perlinduingan terhadap cuaca dilakukan melaluipenggunaan kanopi menerus sepanjang muka toko, Keuntungan adalah kesanluas dan perencanaanteknis yang mudah sehingga biaya. lebih murah. Mall tertutup (Enclosed Mall)terlindung dari cuaca,merupakan mall dengan pelingkup atap. Keuntungan adalah climatic control ( kenyamanan ).Kerugiannya adalah biaya akan lebih mahal dan kesan kurang luas. Mall Terpadu (Integrated/
Composit mall and Enclosed Mall, merupakan penggabungan antara mall terbuka dan tertutup.Biasanya berupa mall tertutup dengan akhiran terbuka. Munculnya bentuk ini merupakan antisipasiterhadap keborosan energi untuk control serta tingginya biaya pernbuatan dan perawatan malltertutup.
2. Single atau multi–level
Penentuan system lantai single level, atau multi–level ini tergantung pada kondisi tapak yangdirencanakan dan factor ekonomi. Untuk pusat perbelanjaan single level, memerlukan penanganankhusus terutama desai tampak bang,unan. level merupakan satu kesatuan tetapi harus menghindarikesan monoton. Sedangkan untuk pusat perbelanjaan multi–level: penanganan khusus agar lantai–lantai atas laku disewa, karena. ada kecenderungan bahwa para penyewa menolak atau fidakmenyukai lantai atas. Untuk itu perlu dilakukan upaya sepertl membed vid –pa0a lantai–lantaidiatasnya, kemudian bias juga dengan membuat enterance dad lantai atas, sehingga memungkinkanorang mergerak dad atas ke awah.
3. Membuat karakter pusat perbelanjaan
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Budi Susetyo MTPERANCANGAN ARSITEKTUR V
Dalam membuat pusat perbelanjaan peranan arsitek sangat penting untuk menggunakan imajenasi,perancangan fisik yang balk, batas financial, penyesuaian dengan peraturan dan alternatif yang baikuntuk kesuksesan dari segi komersial dan secara estetis. Untuk memunculkan karakter tersebut dapatdimunculkan melalui system konstruksinya, pemillhan lahan bangunan, kombinasi warna, levelpencahayaan, perlengkapan dan furniture yang disatukan dalam mail dan court.
4. Layout pertokoan
Dalam penataan ruang, pembagian lantai, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan : enterancemasuk atau keluar harus terhubung denqa.n .fasilitas transportasi umum, parkir kendaraar,atau ruangsirkulasi utama.
5. Sirkulasi
Permasalahan sirkulasi pada pusat perbelanjagn ini sangat berkaitan dengan perencdnaan mall yangmencakup tentang aksesbelitas dengan parkir kendaraan transportasi dan jangkauan keamanan.Untuk menghindari kelelahan pengunjung, jarak antara focal point adalah tiap 200–250 m.
6. Desain mall
Penataan elemen–elemen mall seperti landscape, penataan tampat duduk, kolam kecil, kios–kios kecil, sernuanya diintegrasikan kedalam suatu kondisi yang nyaman, menyenangkan, memberi lingkunganbersemangat bukan yang melelahkan.
7. Pemeliharaan
Untuk memelihara bangunan dibagi kedalam tiga kategori:
a. Rutin setiap harii atau secara periodik.
b. Perbaikan dan restorasi, serta redekorasi untuk jangka panjang.
c. Perlengkapan peralatan yang cukup untuk staff cleaning service.
8. Parkir Kendaraan
Parkir secara tidak langsung menjadi image dari pusat perdagangan, sehingga penataannya harusmudah dicapai darii jalur utama datangnya pengunjung. Untuk gedung parkir bertingkat, apabila tidakdi desain secara baik akan mendominasi dan merusak karakter dan bentuk pusat perbelanjaan.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Budi Susetyo MTPERANCANGAN ARSITEKTUR V