KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PENDIDIKAN MUSIK DI SURAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Sebelas Maret DI SUSUN OLEH : NOVIA TINNA WIJAYANTI I 0204091 Dosen Pembimbing: Ir. Rachmadi Nugroho, M.T. Amin Sumadyo, S.T. M.T. JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
164
Embed
PUSAT PENDIDIKAN MUSIK DI SURAKARTA - …/Pusat... · Tugas Akhir ini disu sun untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana ... B. PERKEMBANGAN FUNGSI KOTA SURAKARTA
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
PUSAT PENDIDIKAN MUSIK DI SURAKARTA
TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai
Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Universitas Sebelas Maret
DI SUSUN OLEH :
NOVIA TINNA WIJAYANTI
I 0204091
Dosen Pembimbing:
Ir. Rachmadi Nugroho, M.T.
Amin Sumadyo, S.T. M.T.
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
ii
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Jl. Ir. Sutami No. 36 A Surakarta 57126 ph. (0271) 643666
Warna: perubahan dari warna gelap ke terang atau sebaliknya
Bentuk: perubahan bentuk secara bertahap
c. Oposisi
Oposisi adalah pertemuan garis pada sudut siku-siku, misalnya, daun pintu, lemari, dinding, dsb
d. Transisi
Transisi merupakan perubahan pada garis-garis lengkung
e. Radial
Radial adalh irama yang beradiasi pada sentral axis (sumbu sentral)
B. PENDIDIKAN MUSIK
1. Wadah Pembelajaran
Jalur Pendidikan
Jalur pendidikan meliputi dua jalur pendidikan sekolah dan luar pendidikan sekolah:
a. Jalur Pendidikan Sekolah
Merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah melalui kegiatan belajar mengajar secara
berjenjang dan berkesinambungan yang termasuk dalam jalur pendidikan sekolah Indonesia
adalah Pendidikan Umum, Pendidikan Kejuruan, Luar Biasa, Kedinasan, Keagamaan, Akademi,
dan Pendidikan Profesional.
b. Jalur Pendidikan Luar Sekolah
Merupakan pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah melalui kegiatan belajar mengajar
yang tidak harusberjenjang dan berkesinambungan, misalnya: pendidikan keluarga, kursus-kursus,
pendidikan kepramukaan.
Klasifikasi Pendidikan dan Sekolah
Tripusat Pendidikan
Lingkungan
Pendidikan
Lingkup Tipe Kegiatan Proses Pendidikan
Informal Lingkungan keluarga, merupakan lingkungan terdekat dan paling dulu dikenal
Kegiatan kehidupan sehari-hari dalam berinteraksi antar anggota keluarga, sebagai pendidik dan pengalaman fundamental
Formal Lingkungan sekolah atau pendidikan akademis merupaka lingkungan yang terlemvbagakan (institusional), yang memiliki persyaratan tertentu sesuai peraturan dan kebijakan suatu Negara, serta bertujuan untuk menciptakan SDM
Kegiatan interaksi belajar mengajar dalam suatu wadah yang dilakukan dengan pola berkelompok secara efektif dan efisien, sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan.
Tabel. 1. Klasifikasi Pendidikan dan Sekolah Sumber; Kedaulatan Rakyat, 2003, dan Anshori Rahman, 2007
Pusat Pendidikan Musik di Surakarta
II-13
profesional
Non-Formal Lingkungan masyarakat luas Kegiatan interaksi sosial, wadah komunitas, kursus atau pelatihan dengan jangka waktu pendek.
2. Tempat Pendidikan Musik
Poin-poin sebelum memutuskan memilih tempat belajar bermusik adalah sebagai berikut:
Kurikulum
Agar mencapai suatu standar yang diharapkan, suatu lembaga pendidikan wajib memiliki
kurikulum yang fungsinya sebagai panduan bagi sekolah itu sendiri dalam mengajarkan musik
kepada anak-anak didiknya. Lembaga pendidikan musik (pendidikan non formal) memiliki
kurikulum pendidikan musik yang berbeda-beda. Di Indonesia sekolah musik masih banyak yang
menggunakan standar nasional dengan menyusun kurikulum internalnya sendiri dan adapula yang
menggabungkannya dengan silabus yang dikeluarkan oleh badan penguji internasional, seperti
ABRSM (Associated Board of Royal Schools of Music, London) dan AGMES (Australian Guild of
Music Education System. Lembaga pendidikan yang menggunakan standar internasional seperti,
Yayasan Musik Indonesia yang kurikulumnya dibuat oleh pihak Yamaha di Jepang dengan standar
internasional.
Berdasarkan Thomas Amstrong terdapat beberapa metode pendidikan musik yang digunakan
dalam sebuah lembaga pendidikan musik, yaitu:
- Memainkan lagu dengan musik
- Bernyanyi secara pribadi
- Bernyanyi bersama
- Apresiasi musik
- Menciptaan melodi baru
- Musik suasana, menggunakan rekaman musik untuk membangun suasana yang cocok untuk
pelajaran.
Pengajar
Kualitas pengajar berdampak langsung pada keberhasilan proses belajar mengajar.
Biaya
Untuk urusan biaya, besarnya sangatlah bervariasi, tergantung dari jenis musik yang dipilih
untuk diajarkan sampai jumlah durasi pertemuan dalam seminggu.
Lokasi
Jarak lokasi dari tempat Anda tinggal, akses jalan menuju sekolah (macet atau tidak), lama
perjalanan adalah faktor-faktor yang harus diperhatikan.
Kondisi Fisik
Memperhatikan apakah sekolah/tempat kursus tersebut memiliki ruang kelas yang
penerangannya baik, sirkulasi udara yang bagus dan jangan sampai lupa untuk juga
Pusat Pendidikan Musik di Surakarta
II-14
memperhatikan kondisi instrumen musik dan alat penunjang yang tersedia masih layak pakai atau
sebaliknya. Sumber: Panduan bagi Orang Tua Les Musik untuk Anak Anda (Sandra L. Bernhard,
PT.GPU), berbagai sumber.
a. Kegiatan dalam Tempat Pendidikan Musik
Jenis kegiatan dalam sekolah musik bersifat:
Edukatif
Dengan adanya wadah untuk pengajaran, latihan, konsultasi, bertukar pikiran, informasi
perpustakaan, dan sebagainya yang diharapkan mampu menambah ilmu tentang musik bagi
siswa dan musisi.
Apresiatif dan kreatif
Dengan kegiatan yang bersifat apresiatif pada tempat ini, seperti mengadakan pertunjukkan
musik, mengikuti perkembangan musik, dan mendapatkan informasi dari musisi senior dan
mancanegara akan mengacu kreativitas para siswa, pengajar, musisi, dan apresiator musik di
tanah air. Pelajaran performansi biasanya paling mudah bagi sebagian besar murid untuk
memahami karena mereka sebagian besar terhubung secara langsung dengan peran pemain
musik yang mereka inginkan.
Komunikatif dan informatif
Tempat berkomunikasi dan bertukar pikiran antara musisi baik senior maupun junior dan
masyarakat sehingga mereka dapat saling memberikan dan mendapatkan informasi tentang
perkembangan dan kemajuan musik tanah air.
Rekreatif
Sebagai tempat untuk mendapatkan hiburan musik bagi masyarakat.
Komersial
Fasilitas musik ini diharapkan dapat menicu bibit-bibit baru untuk diorbitkan. Demikian juga
dengan pihak distributor alat musik, buku-buku seni musik, dan lain-lain dapat dipamerkan di
tempat ini.
b. Sistem Pendidikan
Tempat pendidikan musik ini berada di luar jenjang pendidikan nasional atau sering disebut
kursus, yang memiliki kurikulum sendiri. Pengajar dipersiapkan untuk mengajar di tempat ini untuk
berinteraksi dengan siswa, terlibat dalam pengajaran siswa dan menanamkan pengetahuan
seperti yang digarisbawahi dalam sebuah kurikulum yang diadopsi sekelompok pendidik.
Kesuksesan kurikulum tergantung pada kemauan menerima siswa akan materi dan pengajar serta
penerimaan orang tua akan program pengajaran.
Pengajaran musik dapat diukur secara kualitatif dan kuantitatif. Memperkirakan kualitas
program, membutuhkan sejumlah standar minimum yang akan disetujui semua pendidik sebagai
hal mendasar dalam bidang yang diberikan, seperti musik. Untuk mencapai tujuan, pengajar
Pusat Pendidikan Musik di Surakarta
II-15
menerapkan banyak pendekatan, metode, dan materi berbeda tetapi tetap menggunakan konsep
yang sama sebagai dasar tujuan program.
Berikut ini beberapa lembaga pendidikan seni musik di Indonesia dan luar Indonesia serta
kurikulum yang digunakan:
GRML (Gladi resik Musik Lab) sebagai "music lab" mengarahkan sistem pendidikannya lebih
ke praktek (seperti layaknya laboratorium), dari pada sekedar berteori. Dengan demikian sejak
awal siswa sudah diwajibkan menggunakan alat musiknya. Begitu juga pada jam mata
pelajaran, GRML tidak hanya menggunakan metronome sebagai panduan belajar dan berlatih
musik, tapi juga menggunakan drum-loop dari berbagai style musik.
GRML mengadakan berbagai kegiatan live music yang bersifat pendidikan seperti :
Student Live Briefing,
Student Gathering Performance,
Internal Workshop (di lokasi GRML)
External Workshop
Di Indonesia, dari segi waktu, mayoritas siswa musik hanya 1 (satu) x 45 menit, setiap minggu
untuk mengikuti pendidikan musik. Dilema ini sangat mempersulit para pendidik musik di
Indonesia untuk memungkinkan pendidikan musik secara maksimal.
Mengatasi dilema pendidikan musik di Indonesia. Gladi Resik Music Lab menyusun kurikulum :
Full Program Class (FPC). Berupa ringkasan teori & teknik musik yang berkesinambungan
dari awal hingga akhir. Tahap demi tahap kemajuan siswa bisa termonitor secara seksama.
Disusun dalam 3 (tiga) tingkatan dengan jangka waktu yang relatif singkat selama 2 tahun,
yaitu :
- Beginner (Level C)
- Intermediate (Level B)
- Advance (Level A)
Extension Program Class (EPC). Spesifik fokus pada bagian-bagian tertentu dalam
pelatihan musik, misalnya, pendidikan musik dari segi teknik, arranging, composing,
amplifikasi, multi-effect, rekaman, dsb.
Special Program Class (SPC). Kid Class, Hobby Class, dan pengetahuan alat-alat musik
lainnya.
True Basic Brings Excellence, Motto GRML sesuai misi & tujuannya untuk memperkuat
siswa dari sisi dasar, demi memudahkan kelanjutannya berprofesi maupun berkarya di
musik
Untuk lebih menyingkat lagi waktu dalam belajar musik, di awal GRML memperagakan garis
besar sistem pendidikan dengan pengadaan Trial Class.
multimedia dengan koleksi dan informasi sumber daya arsip EMP, dan menyediakan jasa yang
tersedia.
Fungsi The Ed. House sebagai suatu ruang publik bidang pendidikan mencapai lebih dari
target program, menawarkan peluang untuk belajar lebih banyak tentang tema dan barang yang
dipamerkan dalam area, mengambil bagian di berbagai aktivitas yang berbakat musik, dan lebih
lanjut menyelidiki dan mengembangkan kemampuan kreatif dan ketrampilan dan terkait dengan
musik. Sebagai tambahan ruang terdapat suatu rumah makan, toko buku, dan administrasi dengan
area penumpukan barang.
5. The University of Alabama: School of Music
University of Alabama, School of music adalah sekolah musik yang teratk di Tuscoloosa,
Alabama. Sekolah ini berstatus perguruan tinggi seperti IKJ atau ISI di Indonesia. Sekolah ini
memiliki 300 jurusan musik, 52 buah ruang praktek dan mimiliki banyak fasilitas pergelaran seperti
hall, choral/ opera room, instrumental rehearsal room dan concert hall dengan kapasitas 1000
penonton.
Gb. 56. Interior Experience Music Project Sumber; www.google.com
Gb.57. Eksterior The University of Alabama Sumber; www.UAschool.com
Gb.58. Concert Hall Sumber; www.UAschool.com
Pusat Pendidikan Musik di Surakarta
III-1
BAB III
TINJAUAN KOTA SURAKARTA
A. TINJAUAN UMUM WILAYAH KOTA SURAKARTA
Letak geografis kota Surakarta berada di antara 11045’15’ -110 45’35’ Bujur Timur ; 7036’-
7056’ Lintang Selatan. Daerah-daerah yang berbatasan dengan wilayah kota Surakarta :
Sebelah Utara : Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Boyolali
Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sukoharjo
Sebelah Selatan : Kabupaten Sukoharjo
Sebelah Barat : Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sukoharjo
Kota Surakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 92 m diatas permukan air
laut. Kondisi topografinya relatif datar dengan kemiringan rata-rata (0-3)°. Di bagian utara agak
bergelombang dengan kemiringan kurang lebih 5°. Sebagian besar tanahnya berupa tanah liat dengan
pasir (regosol kelabu). Di bagian utara pada beberapa tempat berupa tanah padas dan agak berbatu.
Kota Surakarta berada didataran rendah, antara kaki Gunung Lawu dan Gunung Merapi, dua
buah sungai; kali Pepe dan kali Jenes yang membelah tengah kota, sungai Bengawan Surakarta
mengalir di sebelah Timur kota.
Luas wilayah Kotamadya Dati II Surakarta adalah 440,040 km ( 4404ha ), terdiri dari 5
kecamatan; Banjarsari, Jebres, Laweyan, Pasar Kliwon, dan Serengan.dan 51 kelurahan. Secara
administrasi kota Surakarta berbatasan dengan Kabupaten Boyolali, Kabupaten Karanganyar, dan
Kabupaten Sukoharjo.
Gb.59. Peta Surakarta Sumber; Bappeda Surakarta
Pusat Pendidikan Musik di Surakarta
III-2
Tabel. 3. Fungsi dan Skala Pelayanan Kota
Sumber: Perda No.8/1993
Berdasarkan Perda no.1 tahun 1989, wilayah kodya Dati II Surakarta dibagi dalam 4 wilayah
pengembangan, yaitu Wilayah Pengembangan Utara, Barat, Timur, dan Selatan.
B. PERKEMBANGAN FUNGSI KOTA SURAKARTA
Wilayah Surakarta, merupakan kota yang sudah dapat dikatakan mapan, mempunyai banyak
peranan dan fungsi yaitu sebagai kota pemerintahan, perdagangan, industri, pendidikan, pariwisata,
olahraga serta sosial budaya
NO FUNGSI KOTA SKALA PELAYANAN
1. Pemerintahan Lokal dan Regional
2. Industri Lokal, Regional dan Nasional
3. Pendidikan Lokal, Regional dan Nasional
4. Pariwisata dan Sosial Budaya Lokal, Regional dan Internasional
5. Perdagangan Lokal dan Regional
6. Pusat Olahraga Lokal, Regional dan Nasional
C. RENCANA PENGEMBANGAN SURAKARTA
1. Pembagian Sub wilayah Pengembangan RUTRK (1993-2013)
Rencana pembagian satuan wilayah pembangunan dan pelayanan dibagi dalam 4 WP
(Wilayah Pengembangan) dan 10 SWP (Sub Wilayah Pengembangan). 4 WP tersebut antara lain
WP Utara, WP Selatan, WP Timur, dan WP Barat. Kemudian untuk 10 SWP antara lain :
SWP I, dengan pusat pertumbuhan Kal. Pucangsawit, luas ± 487,52 Ha.
SWP II, dengan pusat pertumbuhan Kal. Kampung Baru, luas ± 430,90 Ha.
SWP III, dengan pusat pertumbuhan Kal. Gajahan, luas ± 494,31 Ha.
SWP IV, dengan pusat pertumbuhan Kal. Sriwedari, luas ± 549,40 Ha.
SWP V, dengan pusat pertumbuhan Kal. Sondakan, luas ± 258,50 Ha.
Gb. 60. Peta Wilayah pengembangan Surakarta Sumber; Bappeda Surakarta
Wilayah Pengembangan Utara :
Colomadu
Wilayah Pengembangan Barat:
Pabelan, Kartasura
Wilayah Pengembangan Timur :
Palur, Jaten
Wilayah Pengembangan selatan: Grogol, Baki, Mojolaban
Pusat Pendidikan Musik di Surakarta
III-3
Tabel. 4. Pembagian Sub Wilayah Surakarta Selatan
Sumber: RUTRK Kodya Surakarta 1993-2013
SWP VI, dengan pusat pertumbuhan Kal. Jajar, luas ± 327,60 Ha.
SWP VII, dengan pusat pertumbuhan Kal. Sumber, luas ± 258,30 Ha.
SWP VIII, dengan pusat pertumbuhan Kal. Jebres, luas ± 349,50 Ha.
SWP IX, dengan pusat pertumbuhan Kal. Kadipiro, luas ± 715,10 Ha.
SWP X, dengan pusat pertumbuhan Kal. Mojosongo, luas ± 532,95 Ha.
Untuk pengembangan wilayah Surakarta Selatan, area perencanaan terdiri dari 7 SWP dari
10 SWP tersebut yaitu SWP I,II,III,IV,V, sebagian SWP VI dan sebagian SWP VIII.
Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
- Rencana Struktur Tata Guna Tanah
Untuk memantapkan struktur yang telah digariskan dalam RUTRK 1993-2013, adapun fungsi
masing-masing SWP dengan prosentase kegiatannya seperti ditunjukkan pada berikut :
SWP
Luas (Ha.) Pusat Pertumbuhan (Kelurahan)
Lingkup Wilayah Kelurahan
I Timur
487,52 Pucangsawit Pucangsawit, Jagalan, Sewu, Gandekan, Sangkrah dan Semanggi
II Selatan
430,90 Kampung Baru Kampung Baru, Kepatihan Kulon. Kepatihan Wetan, Purwodiningratan, Gilingan, Kestalan, Keprabon, Ketelan, Timuran, Punggawan, Setabelan dan Suryodiprajan
Music Studio di Surakarta ini merupakan cabang dari
Purwacaraka Music Studio Jakarta. Purwacarakan sebagai
pemilik, mewaralabakan kursus musiknya, untuk itu demi
menjada kualitasnya, pembelian alat-alat musik dilakukan sendiri oleh Purwacaraka.
Kursus musik ini mempelajari jenis musik modern, seperti kursus alat musik guitar,
piano, biola, organ, drum, keyboard, dan vokal dengan jumlah kelas yang diisyaratkan minimal
delapan dengan target 300 siswa. Jadwal kursus yaitu satu minggu satu kali 45menit. Fasilitas
yang tersedia yaitu kelas dan alat-alat musik selain biola. Sistem pengajarannya privat yaitu
Gb. 67. Purwacaraka Music Studio Sumber; Doc. Pribadi, 2008
Pusat Pendidikan Musik di Surakarta
III-11
satu siswa dibimbing satu pengajar. Siswa PMS Surakarta berasal dari Solo, Sragen, dan
sekitarnya. Sedangkan untuk pengajar di seleksi oleh pihak Purwacaraka pusat.
Kurikulum pembelajaran dibuat oleh Purwacaraka dengan standar nasional. Ujian
dilaksanakan setiap enam bulan sekali (tiap 1 grade) dan juga tergantung kemampuan
siswanya. Setiap grade diberi sertifikat kelulusan (ada 4 grade). Setiap ujian yang menguji
adalah tim penguji dari pusat. Kegiatan lainnya seperti undangan perlombaan dari pihak luar
per siswa atau kelompok, dan siswa mengikuti lomba antar cabang Purwacaraka Music Studio.
Untuk latihan persiapan lomba baik per siswa atau kelompok siswa dilakukan di ruang kelas
biasa.
Berikut ini kurikulum belajar vokal dan alat musik di Purwacaraka Music Studio:
Syarat Ketentuan Materi yang Disampaikan
1. Usia minimal 6 tahun sudah bisa baca & tulis 2. Waktu kursus dari hari senin sampai dengan hari sabtu
mulai pukul 09:00 s.d Pukul 20:00 3. Waktu kursus dapat disesuaikan dengan Jadwal yang
tersedia di tiap Cabang. 4. Bila dalam 1 bulan terdapat 5 kali Pelajaran, maka pada
Minggu kelima tersebut tidak diadakan Pelajaran /Libur. 5. Materi Belajar berdasarkan Kurikulum PURWA
CARAKA MUSIC STUDIO. 6. Sistem Pembelajaran private satu bulan 4x pertemuan,
satu minggu 1 x 45 menit. 7. Ujian dilaksanakan satu tahun 1x dan Akreditasi Dinas
Pendidikan
1. Pengenalan not drum berikut cara-cara penempatan pukulan pada tangan dan kaki serta posisi badan.
2. Rudiment (Latihan tangan) seperti: Single struke, Double struck, Paradiddle triplet dan lain-lain.
3. Penguasaan skill pada permainan drum. 4. Penguasaan pada Beat drum dan full in. 5. Improvisasi (pengembangan) pada permainan
drum 6. Improvisasi/penyampaian kalimat dalam
memainkan drum (Solo Drum)
Syarat dan Ketentuan Materi yang Disampaikan
1. Usia minimal 6 tahun sudah bisa baca & tulis. 2. Waktu kursus dari hari senin sampai dengan hari sabtu
mulai pukul 09:00 s.d Pukul 20:00. 3. Waktu kursus dapat disesuaikan dengan Jadwal yang
tersedia di tiap Cabang. 4. Bila dalam 1 bulan terdapat 5 kali Pelajaran, maka pada
Minggu kelima tersebut tidak diadakan Pelajaran /Libur. 5. Materi Belajar berdasarkan Kurikulum PURWA CARAKA
MUSIC STUDIO. 6. Sistem Pembelajaran private satu bulan 4x pertemuan,
satu minggu 1 x 30 menit. 7. Ujian dilaksanakan satu tahun 1x dan Akreditasi Dinas
Pendidikan
1. Teknik dasar/latihan dasar, Pemakaian kunci G, F dan notasi dikuncinya masing-masing
2. Teknik menggunakan 5 jari dalam permainan Legato
3. Latihan koordinasi tangan : kedua tangan harus memainkan nada bersama-sama
4. Latihan lagu dari komposer – komposer terkenal 5. Latihan lagu – lagu Modern 6. Variasi lagu anak – anak, terutama untuk murid
yang berusia muda.
Syarat dan Ketentuan Materi yang Disampaikan
1. Usia minimal 6 tahun sudah bisa baca & tulis. 2. Waktu kursus dari hari senin sampai dengan hari sabtu
mulai pukul 09:00 s.d Pukul 20:00. 3. Waktu kursus dapat disesuaikan dengan Jadwal yang
tersedia di tiap Cabang. 4. Bila dalam 1 bulan terdapat 5 kali Pelajaran, maka pada
Minggu kelima tersebut tidak diadakan Pelajaran /Libur. 5. Materi Belajar berdasarkan Kurikulum PURWA CARAKA
1. Pengenalan teori dasar musik seperti : Garis birama, Tanda-tanda kunci, staff, dan notasi.
2. Pengenalan instrumen piano pop secara umum. 3. Latihan teknik jari. 4. Pengarahan / pengenalan rhytmic, Style dan
register sederhana. 5. Pengetahuan chord – chord.
Tabel . 7. Kurikulum Drum
Sumber; www.purwacarakamusicstudio.com
Tabel. 8. Kurikulum Piano Klasik
Sumber; www. purwacarakamusicstudio.com
Tabel. 9. Kurikulum Piano pop
Sumber; www.purwacarakamusicstudio.com
Pusat Pendidikan Musik di Surakarta
III-12
MUSIC STUDIO. 6. Sistem Pembelajaran private satu bulan 4x pertemuan,
satu minggu 1 x 30 menit. 7. Ujian dilaksanakan satu tahun 1x dan Akreditasi Dinas
Pendidikan.
Syarat dan Ketentuan Materi yang Disampaikan
1. Usia minimal 5 tahun 2. Waktu kursus dari hari senin sampai dengan hari sabtu
mulai pukul 09:00 s.d Pukul 20:00 3. Waktu kursus dapat disesuaikan dengan Jadwal yang
tersedia di tiap Cabang. 4. Bila dalam 1 bulan terdapat 5 kali Pelajaran, maka pada
Minggu kelima tersebut tidak diadakan Pelajaran /Libur 5. Materi Belajar berdasarkan Kurikulum PURWA CARAKA
MUSIC STUDIO. 6. Sistem Pembelajaran Private satu bulan 4x pertemuan,
satu minggu 1 x 30 menit. 7. Ujian dilaksanakan satu tahun 1x dan Akreditasi Dinas
Pendidikan
1. Pernapasan 2. Tune 3. Vocalising 4. Teknik improvisasi, interpretasi, penghayatan 5. Tingkat pertama sebagai masa pembentukan
dasar dimana siswa akan mampu menyanyi dengan cara yang tepat dan benar untuk tinggat dasar, dalam hal memproduksi suara atau voice producing, dibantu dengan materi pelajaran serta praktek.
6. Tingkat kedua sebagai masa pembentukan dasar ke II dimana siswa akan mampu menyanyi dengan artikulasi dengan interpretasi yang baik, serta mampu membaca partitur musik sederhana dalam notasi balok.
7. Tingkat ketiga sebagai masa pembangunan satu dimana siswa akan dapat menyanyi dengan teknik-teknik lebih tinggi, yang hanya mungkin dilakukan setelah melewati pembentukan dasar I dan II.
8. Tingkat keempat sebagai masa pengembangan II akan mengembangkan potensi personalnya, ditambah dengan kemampuan menyanyi pada teknik-teknik tingkat lanjutan.
Syarat dan Ketentuan Materi yang Disampaikan
1. Usia minimal 6 tahun sudah bisa baca & tulis. 2. Waktu kursus dari hari senin sampai dengan hari sabtu
mulai pukul 09:00 s.d Pukul 20:00. 3. Waktu kursus dapat disesuaikan dengan Jadwal yang
tersedia di tiap Cabang . 4. Bila dalam 1 bulan terdapat 5 kali Pelajaran, maka pada
Minggu kelima tersebut tidak diadakan Pelajaran /Libur. 5. Materi Belajar berdasarkan Kurikulum PURWA CARAKA
MUSIC STUDIO. 6. Sistem Pembelajaran private satu bulan 4x pertemuan,
satu minggu 1 x 30 menit. 7. Ujian dilaksanakan satu tahun 1x dan Akreditasi Dinas
Pendidikan
1. Teknik dasar, tangan kiri dan kanan 2. Latihan ritmis dan baca partitur 3. Mempelajari menala, tanda dinamik, tempo 4. Mempelajari chord yang lebih luas 5. Belajar improvisasi 6. Latihan solo dalam sustained note
Syarat dan Ketentuan Materi yang disampaikan
1. Usia minimal 6 tahun sudah bisa baca & tulis. 2. Waktu kursus dari hari senin sampai dengan hari sabtu
mulai pukul 09:00 s.d Pukul 20:00. 3. Waktu kursus dapat disesuaikan dengan Jadwal yang
tersedia di tiap Cabang. 4. Bila dalam 1 bulan terdapat 5 kali Pelajaran, maka pada
Minggu kelima tersebut tidak diadakan Pelajaran /Libur. 5. Materi Belajar berdasarkan Kurikulum PURWA CARAKA
MUSIC STUDIO.
1. Teknik jari 2. Baca not 3. Mempelajari chord yang lebih luas 4. Belajar improvisasi 5. Mempelajari jenis music Rock, Blues, Jazz
Tabel. 10. Kurikulum Vokal
Sumber; www.purwacarakamusicstudio.com
Tabel. 11. Kurikulum Gitar Klasik
Sumber; www.purwacarakamusicstudio.com
Tabel. 12. Kurikulum Gitar Elektrik
Sumber; www.purwacarakamusicstudio.com
Pusat Pendidikan Musik di Surakarta
III-13
Syarat dan Ketentuan Materi yang Disampaikan
1. Usia minimal 6 tahun sudah bisa baca & tulis. 2. Waktu kursus dari hari senin sampai dengan hari sabtu
mulai pukul 09:00 s.d Pukul 20:00. 3. Waktu kursus dapat disesuaikan dengan Jadwal yang
tersedia di tiap Cabang. 4. Bila dalam 1 bulan terdapat 5 kali Pelajaran, maka pada
Minggu kelima tersebut tidak diadakan Pelajaran /Libur. 5. Materi Belajar berdasarkan Kurikulum PURWA CARAKA
MUSIC STUDIO. 6. Sistem Pembelajaran private satu bulan 4x pertemuan,
satu minggu 1 x 30 menit. 7. Ujian dilaksanakan satu tahun 1x dan Akreditasi Dinas
Pendidikan
1. Latihan cara memegang Bow (Penggesek) dan posisi Biola dibahu, baik memakai Shoul Derrest atau tidak.
2. Latihan posisi senar 1 = E, 2 = A, 3 = D, 4 = G 3. Latihan Gesek senar satu persatu mulai dari
senar 1 sampai dengan 4 dengan Bow yang panjang (Full Bow).
4. Belajar Ketukan, Nilai 4 ketuk, 2 ketuk, 1 ketuk dan sebagainya disemua senar, mulai dengan lambat s/d cukup cepat.
5. Latihan ritme – ritme sederhana agar dapat bermain dengan birama (Jarak waktu yang teratur antar ketukan, dan durasi not tertentu)
Syarat dan Ketentuan Materi yang Disampaikan
1. Usia minimal 6 tahun sudah bisa baca & tulis. 2. Waktu kursus dari hari senin sampai dengan hari sabtu
mulai pukul 09:00 s.d Pukul 20:00. 3. Waktu kursus dapat disesuaikan dengan Jadwal yang
tersedia di tiap Cabang. 4. Bila dalam 1 bulan terdapat 5 kali Pelajaran, maka pada
Minggu kelima tersebut tidak diadakan Pelajaran /Libur. 5. Materi Belajar berdasarkan Kurikulum PURWACARAKA
MUSIC STUDIO. 6. Sistem Pembelajaran private satu bulan 4x pertemuan,
satu minggu 1 x 30 menit. 7. Ujian dilaksanakan satu tahun 1x dan Akreditasi Dinas
Pendidikan.
1. Pengenalan teori dasar musik seperti: Garis birama, Tanda-tanda kunci, staff, dan notasi.
2. Pengenalan instrumen keyboard secara umum. 3. Latihan teknik jari. 4. Pengarahan / pengenalan rhytmic, Style dan
register sederhana. 5. Pengetahuan chord – chord.
b. Elfa’s Music School
Lembaga pendidikan musik Elfa’s di Surakarta yang
berdiri tahun 2007 ini terletak di Jln Prof. Dr. Soepomo
No. 48, Punggawan, Solo, sedangkan cabang yang lain
berada di Ruko Saraswati No. 3 di Jln Raya Solo Permai,
Solo Baru. Elfa’s Music School ini berpusat di Jakarta.
Kursus musik ini mempelajari jenis musik pop, jazz, dan
klasik, kursusnya meliputi kursus alat musik guitar akustik
dan guitar elektrik, piano, biola, bass, dan vokal. Fasilitas
yang tersedia yaitu alat-alat musik selain biola dan 11 kelas (ukuran ± 3x3,5m) yang terdiri dari 3
kelas vokal dan 8 kelas belajar alat musik.
Sistem belajarnya berupa privat, semi privat, dan sanggar. Untuk privat yaitu satu siswa
dibimbing satu pengajar dalam satu kelas (kelas vokal dan belajar alat-alat musik). Untuk kelas
piano selain privat juga dapat memilih kelas semi privat, yaitu 2 siswa dibimbing 1 pengajar.
6. Sistem Pembelajaran private satu bulan 4x pertemuan, satu minggu 1 x 30 menit.
7. Ujian dilaksanakan satu tahun 1x dan Akreditasi Dinas Pendidikan
Gb. 68. Elfa’s Music School Sumber; Doc. Pribadi, 2008
Sumber; Doc. Pribadi, 2008
Tabel. 13. Kurikulum Biola
Sumber; www.purwacarakamusicstudio.com
Tabel. 14. Kurikulum Keyboard
Sumber; www.purwacarakamusicstudio.com.
Pusat Pendidikan Musik di Surakarta
III-14
Sedangkan untuk kursus vokal dapat memilih kelas sanggar, yaitu 3 siswa dibimbing 1 pengajar.
Siswa Elfa’s Music School Surakarta minimal berusia 3,5 tahun yang berasal dari Solo, Sragen,
dan sekitarnya. Jadwal kursus yaitu satu minggu satu kali 45menit. Untuk menjadi pengajar di
sini di seleksi oleh pihak Elfa’s Music School pusat.
Kurikulum pembelajaran dibuat oleh Elfa’s Music School pusat dengan standar nasional.
Ujian dilaksanakan setiap 1 tahun sekali atau setiap grade (tergantung kemampuan siswa) dan
setiap grade diberi sertifikat kelulusan (ada 3 grade). Setiap pelaksanaan ujian yang menguji
adalah tim penguji dari pusat.
Kegiatan lainnya dilakukan setiap 1 bulan sekali, misalnya tampil bareng siswa Elfa’s Music
School, namun Elfa’s Music School tidak mengikuti kegiatan lomba antar sekolah musik (dari
pihak luar).
c. Solo Concert Music
Didirikan tahun 2008 di Surakarta yang berada di Jln. RM.
Said No. 150, Solo. Siswa dapat memilih belajar musik
secara privat atau kelompok. Pelatihan yang diberikan dari
jenis musik modern (alat-alat musik), vokal, keroncong,
kulintang, marching band, dan menulis lagu. Di tempat kursus
musik ini terdapat 1 studio musik dan 4 ruang kelas. Studio
musik dengan luas 4x8 meter ini menggunakan penyerap
bunyi dengan karpet. Studio ini selain digunakan untuk latihan kelompok dan bersama juga
disewakan untuk umum.
Solo Concert Music tidak membatasi siswa yang mengikuti kursus. Kursus dilakukan satu
minggu satu kali 45 menit. Untuk ujian, dilakukan setiap tiga bulan sekali dan lama masa kursus
tidak ditentukan (terserah siswa). Selain kegiatan belajar musik di kelas juga terdapat kegiatan
setiap satu tahun sekali, yaitu Study Music Competisi untuk SCM sendiri dan umum.
d. Yayasan Musik Indonesia (Queen Music)
Music Wonderland Course
Music Wonderland dirancang untuk anak-anak usia 3 tahun, di kelas ini anak-anak
memperoleh pengalaman pertama berkenalan dengan keyboard bersama orang tua, guru,
dan teman-temannya. Mereka memupuk kecintaan terhadap musik dengan mendengarkan,
bernyanyi, merasakan irama, dan bermain dengan keyboard.
Keuntungan yang diperoleh anak dalam kelas ini:
Metode pelajaran
Metode pelajaran di kelas JMC disesuaikan dengan perkembangan fisik dan mental anak-
anak pada umumnya.
Kelas group
Gb. 69. Solo Concert Music Sumber; Doc. Pribadi, 2008
Pusat Pendidikan Musik di Surakarta
III-15
Anak-anak memperoleh pengalaman bermain musik bersama, ini membantu dalam
meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan bekerja sama. Misalnya; anak-anak akan
mendapat pengalaman mendengarkan permainan teman- teman dan kegembiraan
bermain bersama dalam sebuah Ensemble yang menyatukan tempo, volume dll dari tiap
anak, yang tidak akan pernah diperoleh di dalam kursus Privat.
Partisipasi orang tua
Partisipasi orang tua di kelas sangat membantu anak dalam mengembangkan dan
meningkatkan kemampuan bermusiknya, sehingga kegiatan belajar musik di kelas juga
dapat berlangsung optimal.
Menggunakan instrument keyboard
Penggunaan instrument electone di kelas sangat sesuai dengan kekuatan otot jari anak, 2
staff keyboard electone membuat mereka bisa membedakan suara melody dan harmony
dengan jelas, mengeluarkan suara yang tepat pitchnya dibandingkan dengan alat musik
lain dan juga memiliki jangkauan nada (tone range) yang luas.
Junior Extension Course
Setelah mereka memperoleh kemampuan dasar bermusik di KMA, di sini mereka dapat
mengembangkan kebebasan berekspresi & bereaksi sesuai dengan diri masing-masing,
sesuai perkembangan usia mereka, otot-otot jari semakin kuat sehingga mereka akan
mendapat pengalaman yang lebih jauh mengenai teknik permainan dan musikalitas.
Junior Advanced Course
Di tahap ini anak-anak sudah memilih alat musik apa yang menjadi alat musik utama yang
mereka mainkan apakah piano atau electone. Di kursus ini anak-anak diwajibkan untuk
mengambil 2 jenis kursus yaitu private lesson dan group lesson. Di dalam private lesson akan
ditekankan pada peningkatan kemampuan teknik bermain alat musik utama mereka secara
lebih serius.
Advanced Extension Course
Sesuai perkembangan usia yang beranjak remaja, kemampuan fisik untuk melakukan
teknik-teknik bermain yang lebih rumit dan variatif semakin ditingkatkan melalui private
lesson-nya dan juga mereka telah memperoleh lebih banyak pengalaman dalam kehidupan
sehari-hari yang membuat ekspresi musik mereka.
Junior Special Advanced Course
Kursus ini adalah wadah yang menampung anak-anak yang memiliki kemampuan di atas
rata-rata dapat ditempuh setelah anak-anak menyelesaikan KMA-4 dan lulus dalam audisi,
mengingat kemampuan mereka yang mereka miliki maka sejak awal JSAC anak-anak
diwajibkan mengikuti private lesson dan group lesson, sehingga secara teknik dan musikalitas
mereka akan memperoleh kemampuan lebih dini.
Pusat Pendidikan Musik di Surakarta
III-16
Special Advanced Course
Terdiri dari 4 buku, konsepnya sama dengan JSAC tetapi di SAC seluruh kunci (24 kunci)
dalam tangga nada akan diajarkan dan nilai-nilai not yang digunakan dalam lagu-lagunya
akan lebih rumit, demikian juga jenis-jenis tanda birama nada lagu-lagunya akan lebih variatif.
Setelah ditempat cukup lama di JSAC, kemampuan anak-anak dalam membuat komposisi
dan improvisasi akan lebih ditingkatkan dari segi teknik maupun style musik yang dibuat.
Solfege
Keyboard Harmony
Improvisation and Composing
Sound Plaza
Kursus Musik Junior
Yamaha menciptakan sistem pengajaran musik secara berkelompok (Group Lesson)
sesuai dengan usianya. Pelajaran berkelompok ini bisa didapatkan di Kursus Musik Junior
yang dimulai dari usia 6-8 tahun, yang dirancang untuk dapat menciptakan lingkungan yang
nyaman belajar musik.
Yamaha menciptakan sistem pengajaran musik secara berkelompok (Group Lesson)
sesuai dengan usianya. Pelajaran berkelompok ini yang dirancang untuk dapat menciptakan
lingkungan yang nyaman belajar musik, dimana anak-anak pada usia ini cenderung memiliki
rasa ingin tahu yang besar terhadap segala hal dan melalui permainan ensemble akan
membangkitkan sikap positif anak-anak dalam belajar dan bekerja sama.
Dengan menggunakan proses metoda pengajaran (basic learning process) mendengar
(hearing), bernyanyi (singing), bermain musik (playing), membaca not (reading), anak-anak
dapat mengembangkan pengetahuan musik tentang nada-nada dan cara
mengekspresikannya yang akan menumbuhkan kemampuan mereka dalam melakukan
aransemen dan improvisasi.
Alat musik yang digunakan yaitu Yamaha Electone memiliki tiga buah keyboard, upper,
lower dan pedal yang mampu menciptakan harmonisasi yang baik sehingga memperjelas
nada-nada yang sedang dimainkan walaupun secara bersamaan dan anak-anak akan
mendapat pengertian dasar mengenai jenis suara seperti Piano, Biola Terompet dan lain-lain.
Materi yang diajarkan pada Kursus Musik Junior :
Keyboard repertoire
Ensemble Playing
Singing, Solfege dan Lyrics
Aransemen dan improvisasi
Teori musik
Keterangan mengenai kursus:
Pusat Pendidikan Musik di Surakarta
III-17
Pengajaran secara berkelompok (group lesson) terdiri dari 6-8 anak.
1 kali seminggu, 60 menit (kecuali ada hari libur).
Target per level 6 bulan.
Jangka Waktu Kursus :
Tingkat pemula (beginner) step 1 s/d 6, 3 tahun.
Tingkat Menengah (intermediate), Music Town step 1 s/d 3, 2 tahun.
Tingkat Advance, Music Planet 1 tahun
New Electone Study Course
Kursus ESC ditujukan bagi siswa diatas usia 9 tahun, yang belum mempunyai
pengalaman dalam permainan keyboard dan bagi semua orang yang ingin bermain musik
sebagai hobi. Pada kursus ini, para siswa akan diberikan teknik dasar permainan electronic
organ (Electone), teori dasar musik dan istilah-istilah musik.
Dengan menggunakan electone yang memiliki 3 keyboard (upper, lower dan pedal) para
siswa akan mendapatkan pengalaman bermusik yang menyenangkan, dengan menggunakan
berbagai macam rhythm otomatis dan berbagai macam warna suara dari instrument-
instrument seperti Piano, Terompet, Biola dan lain-lain.
Materi pelajaran bagi siswa :
- Textbook Yamaha Electone Study Course Vol 1 s/d 8
- Vol 1 s/d Vol 4 :
Pada awal masa kursus para siswa akan mempelajari teori dasar dalam bermain
electone.
Mempelajari berbagai macam harmoni (accord) disamping latihan-latihan jari (finger
exercises).
Pada Vol 1 & 2, akan diberikan pola dasar accord dan rhythm.
Pada Vol 3 & 4, para siswa belajar memainkan pola rhythm yang lebih variatif.
- Vol 5 & Vol 6 :
Pada tahap ini, para siswa mempelajari berbagai macam teknik dengan tujuan agar
siswa mampu untuk mengaransemen lagu-lagu yang terdapat pada bagian Folio dan
Album.
- Vol 7 :
Pada tahap ini, para siswa mempelajari berbagai macam teknik dengan tujuan agar
siswa mampu untuk mengaransemen lagu-lagu yang terdapat pada bagian Folio dan
Album.
Vol 8 :
Pada tahap ini siswa akan mempelajari Fake dan Adlib, serta peningkatan
kemampuan dalam bermain dan berimprovisasi.
Pusat Pendidikan Musik di Surakarta
III-18
Pada tahap ini, para siswa diharapkan sudah menguasai seluruh materi pelajaran
yang diaplikasikan pada kemampuan bermain serta berimprovisasi pada electone.
Kursus Gitar Junior
Diselenggarakan untuk anak-anak usia 7 s/d 10 tahun.
Pelajaran diberikan dalam bentuk kelompok 2-4 anak dalam satu kelas. Satu kali 30 menit
per minggu, 4 kali per bulan.
Sistim Kurikulum :
- Tingkat Dasar A step 1 : grade 11 (± 12 s/d 16 bulan)
- Tingkat Dasar B step 1 : grade 10 (± 10 s/d 12 bulan)
Bila siswa telah menyelesaikan Tingkat Dasar B, maka siswa tersebut dapat melanjutkan
pelajarannya ke Tingkat Menengah Kursus Guitar Reguler (KGR).
Teknik permainan yang diajarkan adalah memetik (finger-picking) dengan teknik klasikal
serta mengocok (strumming).
Metodanya meliputi solfegio, hearing permainan solo, duet dan trio gitar. Menggunakan
lagu-lagu anak dengan standar international serta lagu-lagu populer dengan notasi
standar
Setelah menyelesaikan setiap tingkatannya siswa mengikuti ujian grade gitar Yamaha
secara berurutan (grade 11 s/d 6).
Kursus Gitar Reguler
Diselenggarakan untuk anak-anak usia 7 s/d 10 tahun. Pelajaran diberikan dalam bentuk
kelompok 2-4 anak dalam satu kelas. Satu kali 30 menit per minggu, 4 kali per bulan.
Sistim Kurikulum :
- Tingkat Dasar : Grade 10 (± 8 s/d 12 bulan).
- Tingkat Menengah : Grade 9 dan 8 (keduanya ± 10 s/d 12 bulan).
- Tingkat Lanjutan : Grade 7 dan 6 (keduanya ± 12 s/d 18 bulan).
Ditujukan Untuk:
- Seseorang yang telah mampu bermain gitar sebelumnya dan dapat membaca notasi
standar, tidak harus memulai kursus dari awal.
- Gitar yang disediakan di kelas adalah gitar dengan senar nilon (gitar klasik). Teknik
permainan yang digunakan adalah memetik dengar jari (finger-picking) serta mengocok
(strumming).
- Metodanya menggunakan lagu-lagu internasional maupun nasional, tradisional
mancanegara maupun lagu populer. Juga musik-musik country, bossa-nova dan
moderen (untuk tingkat lanjutan), selain repertori klasikal dengan notasi standar.
- Setelah menyelesaikan setiap tingkatannya, siswa mengikuti ujian grade Yamaha
secara berurutan (dari grade 10 s/d grade 6).
Pusat Pendidikan Musik di Surakarta
III-19
- Siswa yang telah menamatkan KGR dan telah memperoleh sertifikat grade 6, dapat
melanjutkan pelajaran dan dapat juga ujian grade guru (grade 5 s/d 3).
Popular Piano
Yamaha Music membuka kelas bagi yang ingin bermain piano pop dengan sangat
menyenangkan dan cepat bisa. Kursus Piano Pop dapat dipelajari oleh berbagai macam usia
dari anak-anak, dewasa, sampai dengan orang tua. Sistem pelajaran yang juga dilengkapi
dengan menggunakan Data Disk Player sebagai background musik akan membuat bermain
piano pop lebih menarik dan lebih menyenangkan.
Pada kursus Piano Pop ini juga belajar basic ability ( dasar kemampuan ) dalam bermain
lagu yang sesuai dengan usia mereka. Sehingga mereka dapat bermain lagu dengan
mengekspresikannya dari diri mereka. Para siswa juga dapat bermain lagu sesuai dengan
keinginan mereka selain dari kurikulum yang sudah ditentukan.
Electric Guitar & Bass
Pada kursus Electric Guitar ini sebaiknya dimulai pada usia 11 dan 12 tahun, dimana
pada awalnya disesuaikan dengan kemampuan jari pada siswa tersebut dan kursus ini pun
memberikan suatu sarana yang lengkap dan nyaman bagi siswa untuk membantu dalam
belajar mengekspresikan perasaannya dan juga memberi kemampuan sense of music pada
siswa lebih berkembang dimana sistem belajar yang menggunakan minus one yang sangat
membantu untuk lebih kreatif dalam meningkatkan apresiasi bermusik pada siswa yang juga
memberi suasana yang lebih enjoy dalam bermusik khususnya pada electric guitar.
Materi yang diajarkan pada kursus Gitar Electric :
Comping Patternt & Riff
Blues Style Comping
Various Playing Techniques
Lead Gitar
Adlib
Comments & Review
Style : Pop, Jazz, Fusion, Blues, Funk, Rock a Balade & Contemporary, Arpegio, Hard
Rock
Improvisasi
Yamaha telah menciptakan suatu metode pengajaran untuk Electric bass dengan suatu
system yang cukup mudah untuk dipahami dan menyenangkan. Kursus ini memang
dirancang khusus dengan sistem pelajaran yang menggunakan Data Disk Player / Minus One
sebagai background music sehingga membuat Sense of Rhythm akan lebih mudah dicapai.
Kursus ini berlaku untuk berbagai macam kalangan dari mulai anak-anak dewasa bahkan
orang tua karena para siswa akan enjoy dengan background musik yang sudah tersedia
Pusat Pendidikan Musik di Surakarta
III-20
dimana banyak pattern-pattern Bass dari lagu-lagu yang sudah dikenal. Pada prinsipnya anda
dapat belajar dengan serius tanpa menghilangkan rasa enjoy dalam bermusik. Selain itu
secara teori akan dibahas cara bagaimana membaca notasi balok untuk kunci F ( kunci bass )
Gb. 117. Opera Sidney house Sumber; www.wikipedia.com
Pusat Pendidikan Musik di Surakarta
V-69
5. Penerapan suasana dan karakter ruang yang bersifat edukatif dan komunikatif sesuai dengan sifat
kegiatan pendidikan musik. Unsur edukatif dan komunikatif didapatkan dari penggunaan ornamen
berbentuk simbol-simbol musik seperti gambar alat musik, not balok, dan sebagainya pada ruang
kelas.
I. ANALISA BENTUK MASSA
1. Bentuk Ruang pada Massa
Bentuk dasar Ciri-ciri
Kemudahan dalam pengolahan sirkulasi
Mudah dalam pengembangan
Mudah dalam pengerjaan struktur
Efisiensi dalam pemakaian ruang
Kesan formal,statis
Kemudahan dalam pengolahan sirkulasi
Kurang mudah dalam pengembangan
Mudah dalam pengerjaan struktur
Kurang efisien dalam pemakaian ruang
Kesan tidak formal, dinamis
Kemudahan dalam pengolahan sirkulasi
Kurang mudah dalam pengembangan
Mudah dalam pengerjaan struktur
Kurang efisien dalam pemakaian ruang
Kesan tidak formal, dinamis
Kemudahan dalam pengolahan sirkulasi
Kurang mudah dalam pengembangan
Mudah dalam pengerjaan struktur
Kurang efisien dalam pemakaian ruang
Kesan tidak formal
Kesan dinamis
Sesuai dengan tuntutan kegiatan pada Pusat Pendidikan Musik di surakarta yang dipilih bentuk
dasar massa pada bentuk ruang dari bentuk persegi dan lingkaran. Untuk memperkuat kesan ruang
dapat menggunakan ornamen-ornamen lengkung sehingga tidak terkesan monoton dan formal.
2. Analisa Bentuk Massa
Tujuan : untuk mendapatkan bentuk dasar massa sebagai dasar merancang wadah kegiatan
Bentuk-bentuk dasar yang akan digunakan sebagai acuan dalam penentuan bentuk massa
bangunan meliputi:
Tabel.: 39. Ciri-ciri bentuk dasar
Sumber : Teori Bentuk, Ruang, dan Tatanan (Francis D.K. Ching)
Pusat Pendidikan Musik di Surakarta
V-70
Lingkaran
Segiempat
Merupakan bentuk yang statis netral
Tidak mempunyai arah tertentu
Bentuk bujur sangkar tampak stabil jika berdiri sendiri pada salah
satu sudutnya.
Bisa mendapatkan potensi alamiah yang maksimal pada bentuk
segi empat
Mempunyai sifat labil penempatan lingkaran pada pusat suatu
bidang akan memperkuat sifat alaminya sebagai poros
Sifat-sifat bentuk lingkaran
- Mempunyai kekuatan visual yang kuat - Mempunyai pandangan ke segala arah - Dinamis
Gb 118. Konsep Bentuk Dasar Massa Sumber: Analisa Pribadi,2010
Pengembangan dari bentuk lingkaran
Pengembangan dari bentuk lingkaran
Pusat Pendidikan Musik di Surakarta
V-71
3. Analisa Pola Tata Massa
Dasar Pertimbangan :
Sesuai dengan karakter dan macam kegiatan
Hubungan antar kelompok kegiatan
Kondisi dan potensi alam pada lingkungan tapak, view, visual lingkungan.
Alternatif Definisi Karakter
Pemusatan
Sejumlah ruang-ruang sekunder dikelompokkan mengelilingi suatu massa pusat yang dominan
Pusat pada umumnya teratur dalam bentuk dan berukuran besar.
Bentuk yang introvert yang memusatkan pandangan ke dalam massa pusat.
Radial
Massa terpusat dimana massa linier berkembang menurut bentuk jari-jari.
Penggabungan unsur-unsur massa terpusat maupun linier
Bentuk yang introvert yang mengembang keluar lingkupnya
Lengan-lengan linier berpusat pada porosnya
Linier
Suatu urutan yang linier dari massa-massa bangunan yang berulang
Terdiri dari sederetan massa yang biasanya mirip dalam ukuran, bentuk dan fungsi.
Cluster
Massa dikelompokkan oleh letaknya atau secara bersama-sama menempati letak visual bersama atau berhubungan.
Bentuk luwes, dapat menerima pertambahan dan perubahan langsung tanpa mempengaruhi karakter.
Grid Massa diorganisir dalam kawasan struktur atau grid tiga dimensi lain
Dibentuk dengan menetapkan sebuah pola teratur dan letak yang menentukan pertemuan-pertemuan dari dua set garis sejajar.
Penetapan pola tata massa :
Berdasarkan kriteria diatas alternatif komposisi massa yang dipilih sesuai untuk tuntutan
perencanaan dan perancangan Pusat Pendidikan Musik di Surakarta adalah bentuk komposisi
massa pemusatan.
Tabel.. 40.Alternatif bentuk komposisi massa bangunan
Sumber : D.K. Ching, Arsitektur, bentuk ruang dan susunannya, 1994
Pusat Pendidikan Musik di Surakarta
V-72
Gb 119. Analisa Bentuk dan Pola Massa Sumber: Analisa Pribadi,2010
Gb. 120, Konsep Bentuk dan Pola Massa Sumber: Analisa Pribadi, 2010
Bentuk dasar massa pusat diambil dari bentuk
lengkung pada gitar (waist)
Dikelilingi oleh massa untuk kegiatan penunjang lainnya yaitu kegiatan penjualan dan pementasan music. Ukuran massa lebih kecil dari massa pusat
bangunan.
Pendidikan musik
Servis dan
utilitas
Pertunjukkan musik
Informasi dan
promosi
Konsultasi
Penempatan entrance bangunan yang strategis, terletak di tengah gubahan massa sehingga mudah dijangkau dari segala arah.
Massa untuk kegiatan pendidikan musik sebagai pusat, sesuai dengan fungsi utama bangunan yaitu Pusat Pendidikan Musik. Memiliki ukuran yang dominan dilihat dari besaran maupun ketinggian lantai bangunan.
Pusat Pendidikan Musik di Surakarta
V-73
J. ANALISA MATERIAL
Pemilihan material dan bahan yang sesuai dengan karakter bangunan:
Material Sifat Penampilan Penggunaan
Beton Menahan gaya Formal, keras, kaku, kokoh Bangunan monumental
Baja Menahan gaya Keras, kokoh, kasar Bangunan pemerintah,
bangunan utilitas
Metal Efisien Ringan, dingin Bangunan komersial
Kaca Tembus pandang Dingin, dinamis, kesan ringan Sebagai pengisi
Plastik Mudah dibentuk Ringan, dinamis, informal Sifat, santai
Kayu
Mudah dibentuk, juga utk kontruksi yang kecil, bentuk lengkung
Hangat, lunak, alamiah Rumah tinggal
Batu bata
Fleksibel, bisa untuk struktur
Praktis Perumahan, bangunan monumental, komersil
Batu alam
Tidak butuh proses, dapat
dibentuk/diolah
Berat, alamiah, kasar, sederhana
Pondasi, dinding dekoratif
Marmer Interior-
eksterior,kuat keras bertekstur indah
Mewah, formal Kekuasaan, kemewahan
Jenis Bahan Plus Minus
Karpet Optimal menyerap suara, mudah di dapat, variasi desain dan warna
Mudah kotor, maintenance sedikit repot
Parquet Minim perawatan, kesan alami Kurang optimal menyerap suara
Gypsum Tahan lama, mudah pengerjaan Kurang tahan air dan kelembapan
Plywood Kuat dan tahan lama, mudah dibersihkan Mahal, waktu pengerjaan lebih lama terutama finishing
Kain Optimal menyerap suara, mudah didapat, variasi desain dan warna
Mudah kotor, perawatan cukup repot
Dari beberapa analisa material di atas, maka pada Pusat Pendidikan Musik akan menggunakan
alternatif material yang sifatnya ringan, namun memiliki kekuatan yang mampu menopang bangunan.
Maka, pemilihan material dan bahan yang digunakan pada Pusat Pendidikan Musik ini, antara lain:
Tabel. 41. Sifat dan Kesan Penampilan Material Sumber: UI, Peran Kesan dan Pesan Bentuk Arsitektur, 1982
Tabel. 42. Plus minus material akustik Sumber: Majalah Home Theater, 2007
Bentuk segi empat digunakan untuk bangunan joglo sebagai tempat belajar musik tradisional.
Gb.121. Konsep bentuk
Sumber: Analisa Pribadi, 2010
Pusat Pendidikan Musik di Surakarta
V-74
Gb. 123. Atap Skylight dari bahan kaca
Sumber : www.wikimu.com
Menggunakan material fabrikasi seperti baja, kaca, dan fiber, selain untuk mempermudah dalam
pembangunan juga memberi sentuhan nuansa bangunan yang simpel dan ringan.
Menggunakan bahan keramik, granit, marmer pada dinding masif memberikan kesan menarik,
bersih, sejuk, nyaman.
Menggunakan material akustik seperti parket, plywood, karpet, dan gypsum
K. ANALISA PERSYARATAN RUANG
1. Analisa Pencahayaan
a. Pencahayaan Alami
1) Dasar pertimbangan :
o Pemanfaatan matahari untuk pencahayaan alami pada siang hari.
o Penggunaan pencahayaan sesuai dengan kebutuhan tanpa pemborosan.
2) Analisa :
Sebagian besar waktu operasi Pusat Pendidikan Musik adalah pada siang hari dimana pada
waktu ini, matahari sedang bersinar dengan terangnya. Cahaya alami dibutuhkan sebagai
penerangan alami, khususnya untuk kegiatan yang membutuhkan pencahayaan yang cukup
dan bersifat non privat, misalnya perpustakaan atau pertokoan yang berada di sekitar area
hall agar didapatkan kenyamanan visual dan sebagai pengganti lampu untuk menghemat
pemakaian listrik.
3) Hasil :
Berdasarkan analisa di atas dapat diambil suatu pemecahan untuk mendapatkan
pencahayaan alami, yaitu dengan penyinaran tidak langsung dengan menggunakan skylight.
Skylight
Pemanfaatan cahaya matahari dapat dilakukan dengan
merancang atap bangunan yang memungkinkan cahaya bisa
masuk ke dalam bangunan yaitu dengan menggunakan
bahan penutup atap yang transparan yaitu kaca atau
polycarbonate. Agar sinar matahari tidak langsung masuk ke
dalam bangunan, maka sinar tersebut dipantulkan terlebih
Gb. 122.Penggunaan material kaca Sumber; www.google.com
Penggunaan material kaca dimaksudkan agar aktivitas
di dalam bangunan terlihat dari luar, maka menjadikan
bangunan ini lebih hidup dan menarik. Begitu juga
sebaliknya, dari dalam dapat melihat view keluar.
Pusat Pendidikan Musik di Surakarta
V-75
Tabel. 43. Pendekatan kebutuhan pencahayaan ruang
Sumber:
dahulu ke dinding ruang skylight yang dicat warna terang agar pemantulannya sempurna.
b. Pencahayaan Buatan
1) Dasar pertimbangan :
o Kebutuhan kuat penerangan
o Jenis penerangan
o Jenis ruang
2) Analisa:
Pencahayaan buatan (lampu) digunakan selain untuk memberikan penerangan saat kondisi
cuaca buruk atau malam hari, juga digunakan untuk memberikan penerangan ruang-ruang
yang membutuhkan pencahayaan khusus sesuai dengan fungsi ruang tersebut.
Terdapat beberapa alternatif pencahayaan buatan, diantaranya:
o Fluorescence (FL)
Digunakan untuk ruang-ruang yang menuntut kuat penerangan tinggi, seperti : koridor,
perpustakaan, ruang seminar, ruang informasi, dan ruang penjualan.
o Lampu pijar
Digunakan untuk ruang-ruang yang menuntut kuat penerangan sedang, seperti : lift, shaft,
dan lavatory.
o Special lighting (spot light)
Digunakan untuk ruang-ruang yang membutuhkan kuat penerangan khusus dalam upaya
menciptakan suasana khusus, seperti; hall, ruang pamer ruang perawatan, dan beberapa
bagian dari ruang penjualan.
Terdapat beberapa alternatif pencahayaan buatan, diantaranya:
Bahan Pemantul Suara (reflektor) yaitu permukaan yang terbuat dari material yang bersifat
memantulkan sebagian besar energi suara yang datang kepadanya. Pantulan yang dihasilkan
bersifat spekular (mengikuti kaidah Snelius: sudut datang = sudut pantul). Contoh bahan ini
misalnya keramik, marmer, logam, aluminium, gypsum board, beton, dsb.
Bahan pendifuse/penyebar suara (Diffusor) yaitu permukaan yang dibuat tidak merata secara
akustik yang menyebarkan energi suara yang datang kepadanya. Misalnya QRD diffuser,
BAD panel, diffsorber dsb.
Beberapa fasilitas yang membutuhkan persyaratan akustik dalam ruangan pada bangunan Pusat
Pendidikan Musik di Surakarta ini adalah :
Ruang kelas untuk praktek musik
Pusat Pendidikan Musik di Surakarta
V-78
Studio musik dan studio rekaman
Ruang pertunjukkan musik
1) Analisa persyaratan akustik ruang – ruang kelas untuk praktek musik pada kelompok ruang
pendidikan musik
Secara prinsip, hal yang harus diperhatikan dalam mendesain ruang musik adalah masalah
peredam suara dan pantulan suara. Untuk mendapatkan persyaratan akustik ruang kelas
praktek musik adalah sebagai berikut :
o Terletak pada zona relatif tenang dalam tapak
o Pintu dapat berupa pintu tunggal yang tebal.
o Jika ruang musik memiliki jendela, maka perlu ditutup dengan panel khusus akustik demi
membuat kedap ruangan.
o Melapisi ruang dengan bahan penyerap bunyi baik pada dinding, langit – langit maupun
lantai agar terjadi kondisi keakraban akustik (kenyamanan mendengar).
o Pemberian beberapa material kaca untuk pemantulan suara.
2) Analisa persyaratan akustik ruang studio musik dan studio rekaman
Pada dasarnya ruangan studio musik dirancang untuk kedap suara baik gangguan bising dari
luar maupun suara keluar ruang. Untuk mewujudkan hal tersebut dilakukan :
o Mendesain pintu masuk dengan sistem ganda untuk studio rekaman berupa dua pintu
yang dipisahkan ruang perantara/peralihan untuk meminimalkan perambatan bunyi.
o Jika menggunakan jendela kaca untuk mengamati dari ruang studio dengan ruang kontrol
maka kaca harus kedap suara dapat menggunakan jendela sistem ganda dengan sela
dan pemasanganya harus benar- benar rapat dan tidak sejajar.
o Melapisi ruang dengan bahan penyerap bunyi baik pada dinding, langit – langit maupun
lantai agar terjadi kondisi keakraban akustik (kenyamanan mendengar).
- Pada dinding studio menggunakan sistem dinding ganda. Dinding ganda dibuat dari
bahan yang sama, yaitu dinding bata atau beton yang dilapisi papan kayu yang
dikaitkan pada dinding pertama dan rongganya dapat diisi glass wooll.
- Mendesain lantai dengan sistem ganda yang dibuat dengan bahan yang berbeda
seperti pada ruang kelas.
- Pada plafond ruang studio idealnya tidak dipasang menempel pada rangka atap,
namun dipasang menggantung. Rangka plafond dapat menggunakan bahan dari baja,
alumunium, atau kayu. Kemudian kerangka ditutup dengan papan kayu atau
multipleks, dan dilapisi papan penyerap.
Pusat Pendidikan Musik di Surakarta
V-79
3) Analisa persyaratan akustik ruang pertunjukkan musik
Untuk mencapai kenyamanan mendengarkan yang baik dalam suatu fasilitas pagelaran
musik ada beberapa syarat yang harus dipenuhi:
o Kekerasan yang cukup.
o Dengung dalam ruang harus optimum sesuai dengan karakter yang diwadahi.
o Difusi energi merata.
o Ruangan harus bebas cacat akustik.
o Bebas bising dan getaran.
a) Analisa bentuk denah pada ruang pertunjukkan:
Tabel. 45. Analisa bentuk ruang pertunjukkan Sumber: analisa pribadi
Bentuk
denah ruang
Gambar Analisa
Bentuk segi
empat
Elemen dinding sejajar mengakibatkan adanya
pemantulan sejajar yang kurang baik dalam akustik
gedung pertunjukan.
Kapasitas ruang terbatas, penonton paling belakang
terletak paling jauh dari sumber bunyi.
Bentuk kipas
Elemen dinding tidak sejajar memungkinkan adanya
pemantulan akustik yang menguntungkan.
Penonton lebih dekat dengan sumber bunyi, dapat
menampung jumlah penonton maksimum
Gb. 124. Beberapa model pemasangan plafond
Sumber; Akustika bangunan
Pusat Pendidikan Musik di Surakarta
V-80
Setelah dilakukan analisa bentuk yang dipilih adalah bentuk kipas.
Lantai bentuk kipas membawa penonton lebih dekat dengan sumber bunyi
Dinding belakang yang berbentuk lengkung yang dapat menciptakan gema dapat
diatasi dengan dilapisi dengan peredam bunyi.
b) Analisa bentuk panggung
Tabel. 46. Analisa bentuk panggung Sumber: analisa pribadi
Dari analisa diatas, bentuk panggung yang digunakan pada Pusat Pendidikan Musik di
Surakarta adalah bentuk procenium karena sesuai untuk pertunjukkan musik.
Bentuk tapal
kuda
Dinding yang dilengkungkan cenderung menciptakan
gema, pemantulan dalam jangka waktu yang panjang
dan pemusatan bunyi, sehingga penggunaan bentuk
ini sangat dihindari.
Bentuk tak
teratur
Penonton dapat berada sedekat mungkin dengan
sumber bunyi.
Menghasilkan pemantulan dengan waktu tunda yang
sangat singkat, distribusi secara acak dan difusi.
Bentuk Panggung Gambar Analisa
Bentuk Proscenium
Panggung ini banyak digunakan untuk ruang pertunjukkan musik dengan beberapa pengembangan.
Bentuk terbuka
Daerah pentas menghadap penonton dan dikelilingi oleh penonton pada beberapa sisi. Pada adegan tertentu pemain membelakangi penonton pada sisi lain.
Bentuk arena
Panggung berada di tengah dan penonton berada di sekeliling panggung. Bentuk ini kurang menguntungkan karena pemain terpaksa membelakangi sebagian penonton
Bentuk fleksibel
Panggung yang dapat dirubah sewaktu-waktu dari bentuk dasar ke bentuk yang lain. Perubahan bentuk satu ke bentuk yang lain dapat dilakukan secara manual atau mekanis. Selain itu akustik ruang juga harus disesuaikan.
Pusat Pendidikan Musik di Surakarta
V-81
Gb. 126. Pemakaian plafond bertrap Sumber; Akustika bangunan
c) Beberapa ketentuan yang dapat diterapkan untuk perencanaan ruang
pagelaran/pertunjukkan musik:
Penyelesaian akustik pada area panggung
Pada lantai panggung
Lantai panggung pada ruang tertutup dilapisi dengan bahan yang mampu
meredam bunyi mengganggu, seperti karpet tebal, lantai parquette.
Pada plafond panggung
Plafond tidak terlalu rendah dan menggunakan bahan pemantul. Pantulan suara
dari penyaji di panggung disebarkan ke arah penonton.
Pada dinding panggung
Dinding pembatas di bagian belakang menggunakan bahan penyerap bunyi,
sedangkan dinding samping kiri dan samping kanan diberi bahan pemantul, serta
diposisikan membuka.
Penyelesaian akustik pada area penonton
RT, waktu dengung dalam ruang konser musik, berbeda untuk tiap jenis musik,
untuk musik Baroque RT sedikit diatas1,0 sekon sangat ideal, RT 1,5 sekon
disarankan untuk musik Klasik dan musik Modern dan sedikit diatas 2,0 sekon
Gb. 125. Lantai Parquette Sumber; www.google.com dan doc. pribadi, 2008
Gb. 127. Dinding dilapisi bahan pemantul dan dapat diposisikan membuka Sumber; Akustika bangunan dan www.
Pusat Pendidikan Musik di Surakarta
V-82
Gb. 129. Jarak antar baris tempat duduk Sumber; Akustika bangunan
Gb. 130. Lantai tunggal yang dilapisi karpet tebal
Sumber; Akustika bangunan
disukai untuk musik Romantik. Sehingga diambil kompromi, untuk ruang musik
segala jenis RT rata-rata 1,7 sekon. (Akustik Lingkungan, hal : 93).
Pada lantai area penonton
- Desain lantai dengan sistem trap atau berundak ketinggian lantai dibuat
setinggi 15-25cm dengan peletakkan kursi diatur selang seling. Jika ketinggian
belum cukup dapat dibuat dua kali lipat ketinggian tangga. Lantai dilapisi
dengan bahan lunak yang mampu menyerap kebisingan.
- Volume per tempat duduk penonton untuk ruang pagelaran musik adalah
minimal 6,2 m3, optimum 7,8 m3 dan maksimal 10,8 m3
- Nilai absorbsi bahan tempat duduk diusahakan sama dengan manusia
(penonton) sehingga bila gedung tidak memenuhi kapasitas jumlah penonton,
tidak terjadi perubahan kualitas akustik orang di tempat duduk empuk dalam
teater akan melakukan penyerapan sekitar 4 sampai 5 sabin.
Pada dinding area penonton
Didesain dengan sistem dinding ganda. Pemantulan pada dinding sebaiknya
disebarkan secara merata ada kemungkinan dinding tidak lurus namun dibuat
bergerigi. Sehingga pemantulan menempuh jarak yang sama dan kualitas suara
yang sama.
Pada plafond area penonton
Desain plafond yang digunakan selain plafond datar agar pemantulan suara dapat
secara teratur mengarah ke penonton. Seperti plafond trap atau bergerigi, plafond
lengkung.
Gb. 128. Lantai bertrap memungkinkan penonton bagian belakang memiliki sudut pandang yang baik kea rah panggung
Sumber;Akustika bangunan dan doc.pribadi 2008
Pusat Pendidikan Musik di Surakarta
V-83
d) Sistem Pengeras Suara
Untuk ruang pertunjukkan umumnya digunakan sistem penguat suara gabungan dari
beberapa sistem, yaitu :
Tabel. 47. Analisa bentuk panggung Sumber: analisa pribadi
Jenis System
Penguat Suara
Gambar Analisa
Sistem sentral
Bunyi berasal dari depan, hal ini lebih menguntungkan karena sumber suara yang asli datang dari arah yang sama.
Sistem steriofonik
Pengeras suara yang diletakan di bagian samping atau diatas gedung pagelaran sehingga akan memberikan efek yang dinamis terutama untuk efek stereo dari pementas. Pengeras suara sistem yang didistribusikan harus sekitar 20 sampai 45 ft (6 sampai 13,5 meter) di atas ketinggian lantai.
Dari analisa di atas, system pengeras suara yang digunakan untuk pertunjukkan musik di
Pusat Pendidikan Musik di Surakarta yaitu gabungan dari dua system pengeras suara di
atas.
e) Analisa bentuk penataan (lay out) tempat duduk
Tabel. 48. Analisa bentuk panggung Sumber. analisa pribadi
Bentuk penataan (lay out)
tempat duduk
Kelebihan Kekurangan
Sistem continental
Ekonomis dalam penggunaan ruang. Daerah yang menguntungkan untuk melihat dan mendengar, semua digunakan untuk daerah tempat duduk.
Ruang untuk kaki lebih lega, karena standart jarak antar baris tempat duduk lebih lebar daripada standar jarak untuk type lain.
Untuk luas yang sama, lebih banyak tempat duduk di tengah
Sirkulasi ke tempat duduk di tengah kurang nyaman, karena harus melewati banyak tempat duduk.
Standar pintu ke luar lebih banyak dibandingkan dengan type penataan tempat duduk lain
Sistem conventional
Sirkulasi menuju tiap tempat duduk dan sirkulasi keluar relatif nyaman, karena terdapat lorong-lorong sirkulasi
Standar jumlah pintu keluar lebih sedikit dibandingkan dengan type continental
Untuk luas yang sama lebih banyak tempat duduk dekat ke panggung
Ruang untuk kaki lebih sempit karena standar jarak antar baris tempat duduk lebih sempit
Lorong untuk sirkulasi memakan tempat yang menguntungkan untuk mendengar dan melihat.
Pusat Pendidikan Musik di Surakarta
V-84
Dari analisa di atas, untuk mendapatkan kenyamanan bentuk, dapat menggunakan
penggabungan antara sistem continental dan conventinal.
L. ANALISA SISTEM STRUKTUR
1. Analisa Sub Struktur
a. Tujuan :
Untuk menentukan sistem sub struktur / pondasi yang dapat mendukung bangunan.
b. Faktor penentu :
Bangunan mempunyai ketinggian + 30 meter.
Daya dukung tanah dan kondisi hidrologis, dimana daya dukung tanah dan kondisi ketinggian
air tanahnya normal.
Cukup kaku dalam menghadapi gaya lateral.
Berdasarkan kondisi site,maka sistem alternatif sub struktur yang dipilih adalah :
1) Sistem pondasi sumuran
Digunakan untuk bangunan dengan jumlah lantai banyak (lebih dari 2 dan kurang dari 4
lantai).
2) Sistem pondasi tiang pancang
Untuk bangunan dengan lantai banyak (lebih dari 2 lantai). Mempunyai kemampuan menahan
beban besar dan stabil. Pondasi ini mampu menahan guncangan dari struktur di atasnya.
3) Sistem Pondasi Foot Plate
Untuk bangunan berlantai 2 dengan lebar konstruksi super struktur berat.
Kriteria Sumuran Tiang pancang Foot plate
Daya dukung thd bangunan berlantai banyak Baik Cukup Cukup
Kemudahan dan kecepatan mengerjakan Baik Cukup Cukup
Kesesuaian thd kondisi geologis & hidrologis Baik Baik Cukup
Kekakuan menghadapi gaya lateral Cukup Cukup Cukup
Berdasarkan tabel penilaian pondasi di atas maka pondasi yang dipilih adalah pondasi tiang pancang.
Super struktur merupakan bagian bangunan yang berada di atas sub struktur atau struktur
bangunan inti (bagian tengah) yaitu badan bangunan, yang memiliki fungsi sebagai pemikul beban
atap di atasnya sekaligus juga sebagai elemen pembatas visual maupun akustik ruang dalam. Super
struktur ini terdiri atas komponen kolom, balok, dinding dan atap. Super struktur ini terdiri dari
bermacam-macam sistem, diantaranya adalah sistem rangka/ frame, core wall/ dinding pemikul dan
core dengan campuran core wall.
a. Tujuan :
Untuk menentukan sistem struktur pada bagian atas, yaitu badan bangunan, seperti: dinding,
kolom, dan balok
b. Faktor penentu :
Memiliki fleksibilitas tinggi: dapat memenuhi tuntutan bentuk dan karakter yang sesuai dengan
yang dikehendaki.
Kemampuan menahan gaya-gaya lateral
Kekuatan dan kekakuan struktur
Efisiensi dalam penyaluran beban, pelaksanaan, penggunaan bahan, dan pembiayaan.
Ringan dan konomis : Nilai Ekonomis Struktur ditinjau dari pembiayaan bahan, ekonomis
penggunaan ruang dan ekonomis dalam pemeliharaan.
Estetis : Sistem struktur yang digunakan tidak mengurangi keindahan dari penampilan
eksterior maupun interior bangunan.
Kesesuaian dengan kondisi tanah
Berdasarkan pertimbangan di atas, maka alternatif penentuan sistem struktur antara lain :
1) Rangka/ Frame
Karakter :
o Bentuk dan sistemnya cukup sederhana dan ringan
o Cukup mudah dalam pelaksanaan.
o Lebar bentang rata-rata 14 – 24 m.
o Fleksibilitas penggunaan ruang cukup tinggi.
o Beban dipikul kolom dan balok.
o Memungkinkan buka-bukaan yang cukup banyak.
o Ketinggian bangunan yang dicapai kurang maksimal
Kolom
Kolom diperlukan untuk menyalurkan beban ke pondasi.
Balok
Kolom
Balok
Anak
Balok Induk
Gb. 132. Struktur Rangka
Pusat Pendidikan Musik di Surakarta
V-86
Balok digunakan untuk mendukung beban di atasnya.
Dinding
Fleksibilitas dalam desain dinding sangat diperlukan maka konstruksi yang digunakan adalah
konstruksi rangka dimana dinding tidak berfungsi sebagai pemikul beban. Beban dari atap
disalurkan ke pondasi lewat kolom. Bahan yang digunakan sebagai dinding adalah batu bata
merah dengan lapisan penutup (plester).
2) Shear Wall / Core Wall
Karakter :
o Bentuk dan sistemnya cukup sederhana.
o Lebih rumit dalam pelaksanaannya.
o Fleksibilitas penggunaan ruang rendah.
3. Analisa Upper Struktur
a. Tujuan :
Untuk menentukan sistem upper struktur / struktur atap.
b. Faktor yang menentukan :
Kemudahan dalam teknologi dan material bahan
Mendukung estetika penampilan bangunan
Efisiensi
c. Analisa
Untuk struktur atap terdapat beberapa alternatif struktur, yaitu :
Struktur rangka baja
Bentangan relatif besar, kemungkinan variasi bentuk atap lebih luas. Struktur atap dengan
karakter seperti ini sangat potensial untuk diekspos. Bisa menjadi alternatif ruang-ruang yang
membutuhkan bentang lebar seperti serbaguna atau auditorium.
Struktur Kabel (cable stays)
Dapat menahan atap dengan bentangan besar. Pada dasarnya sistem konstruksi ini
mengacu pada kekuatan gaya tarik kabel yang kemudian dimanfaatkan sebagai penopang
kantilever dengan bentang yang cukup lebar dengan cara menggantungkannya pada sebuah
Gb. 133. truktur Rangka Baja
Sumber : www.greatbuilding.com
Pusat Pendidikan Musik di Surakarta
V-87
Gb.134. Space Frame Sumber : Understanding structure,
Fuller Moore
tiang/kolom struktur. Dengan penggunaan kabel ini kolom penopang atap pada tengah
ruangan dapat ditiadakan.
Space Frame (struktur rangka ruang)
Space frame adalah struktur rangka yang membentuk
bidang 3 dimensi. Struktur ini sangat kaku dan memiliki
kekuatan yang baik. Struktur ini memiliki nilai
ekonomis yang cukup tinggi, dimana untuk mencapai
bentang tertentu yang cukup lebar, hanya
membutuhkan ketebalan 5% dari lebar bentang. Untuk
kantilever membutuhkan ketebalan 7 - 14 persen dari
bentang. Hal ini sangat ekonomis karena hanya
menggunakan rangka baja, tanpa penguatan beton.
Selain itu, pemasangannya pun lebih mudah karena struktur space frame merupakan struktur
berbahan kaku, sehingga pemasangannya hanya dengan merakit modul-modul yang sudah
ada di pasaran tanpa perlu membuat yang baru dilokasi pembangunan.
Struktur beton bertulang
Bentangan besar dan kemungkinan variasi bentuk atap cukup luas.
Struktur rangka kayu
Bentangan relatif kecil dan variasi bentuk terbatas.
Dari analisa di atas, maka struktur atap yang digunakan adalah kombinasi antara struktur kabel,
beton bertulang dan space frame .
Penutup Atap
Beberapa jenis penutup atap yang biasa digunakan adalah :
Material Sifat Khas Bahan
Genteng Keramik
- Rapat air dan tahan lumut - Memperlambat penerusan panas ke dalam bangunan - Mudah dalam pengadaan & pengerjaan - Beban yang dihasilkan cukup besar - Fleksibilitas kurang
Pelat Beton - Daya tahan tinggi - Beban yang dihasilkan cukup tinggi - Variatif dari aspek bentuk, warna dan ukuran - Mudah dalam pengadaan & pengerjaan
Tabel. 50. Sifat khas bahan material penutup atap
Sumber : Ragam Aplikasi Fasad & Secondary Skin
Pusat Pendidikan Musik di Surakarta
V-88
Berdasarkan kriteria di atas, maka bahan penutup yang dipilih untuk Pusat Pendidikan Musik
adalah penggabungan antara pelat beton dan skylight.
M. ANALISA LANSEKAP
1. Tujuan : Memperoleh suasana lansekap pada Gedung Pertunjukan Musik Modern dengan
memanfaatkan potensi site serta mendukung keberadaan site.
2. Dasar Pertimbangan :
Jenis vegetasi
Potensi site dan lingkungannya
View dan kontrol iklim lingkungan
Kenyamanan dan keindahan visual
3. Analisis :
a. Vegetasi
1) Vegetasi sebagai Pengendali Fisik
Sebagai pengendali fisik, vegetasi dimanfaatkan untuk :
o Menciptakan buffer zone untuk mengurangi polusi udara dan kebisingan dari arah area
parkir dan jalan.Contohnya adalah pohon cemara yang berdaun tinggi.
Asbes - Rapat air dan meneruskan panas ke dalam bangunan - Dapat digunakan untuk kemiringan kecil - Daya tahan tinggi - Meredam bunyi
Metal Roof - Mudah dalam pengerjaan - Dapat menyerap panas sampai 61% - Tersedia dalam berbagai warna,bentuk,&ukuran - Beban yang dihasilkan ringan - Mampu digunakan untuk bentang lebar - Daya tahan tinggi
Atap transparan
(skylight)
- Mudah dalam pengerjaan & pengadaan - Beban yang dihasilkan ringan - Dapat dibentuk dalam berbagai variasi - Digunakan untuk pencahayaan alami - Daya tahan tinggi
Pusat Pendidikan Musik di Surakarta
V-89
Contoh tanaman angsana, akasia, teh-tehan berdaun pangkas, bougenville.
Contoh tanaman tanjung, kiara payung, teh-tehan pangkas, bougenville.
o Menciptakan buffer zone sebagai peneduh / penahan terik dan silau sinar matahari di
siang hari.
Contoh tanamannya kiara payung, angsana, tanjung.
Gb. 136. Contoh bentuk dan jenis vegetasi penyerap kebisingan Sumber : “Tata Cara Perencanaan Teknik Lansekap Jalan No.033/TBM/1996”
Dirjen Bina Marga DPU
Untuk tanamna penyerap kebisingan :
- Terdiri dari pohon, perdu/semak. - Membentuk massa. - Bermassa daun rapat. - Berbagai bentuk tajuk.
Untuk tanaman penyerap polusi udara :
- Terdiri dari pohon, perdu/semak. - Memiliki ketahanan tinggi terhadap
pengaruh udara. - Jarak tanam rapat. - Bermassa daun padat.
-
Gb. 135. Contoh bentuk dan jenis vegetasi penyerap polusi Sumber : “Tata Cara Perencanaan Teknik Lansekap Jalan No.033/TBM/1996”
Dirjen Bina Marga DPU
Untuk tanaman peneduh :
- ditempatkan pada jalur tanaman minimal 1,5 m
- percabangan 2 m di atas tanah - Bentuk percabangan batang tidak
merunduk - Bermassa daun padat - Ditanam secara berbaris
Gb. 137. Contoh bentuk dan jenis vegetasi peneduh Sumber : “Tata Cara Perencanaan Teknik Lansekap Jalan No.033/TBM/1996”
Dirjen Bina Marga DPU
Gb. 138. Kiara payung, angsana, tanjung
Pusat Pendidikan Musik di Surakarta
V-90
2) Vegetasi sebagai Pengendali Sirkulasi
Keberadaan vegetasi sebagai pendukung sirkulasi secara langsung dapat memberikan fungsi
kontrol sirkulasi berupa :
o Kejelasan batas terhadap area sirkulasi
o Sebagai pengarah sirkulasi
o Mempertegas jalur sirkulasi
Jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai pembatas jalur sirkulasi adalah tanaman
semak rendah, sedangkan sebagai pengarah sirkulasi dapat digunakan tanaman palem.
3) Vegetasi sebagai Aspek Estetika Visual
Pada lokasi kegiatan, keragaman tanaman asli sangat rendah, oleh karena itu perlu dilakukan
penghijauan dengan tanaman pelindung dan tanaman hias. Jenis tanaman yang dapat
digunakan sebagai aspek estetika visual adalah tanaman bunga seperti soka, juga rumput
sebagai penutup tanah.
b. Elemen Air
Bentuk visual air meliputi :
Pool/Flat
Merupakan suatu bentuk kolam/genangan air yang menggambarkan kondisi stabil dan dapat
memantulkan bayangan benda-benda di sekitarnya secara detail maupun sebagai penetral
dari bentuk visual obyek.
Fountain (air mancur)
Merupakan bentuk air yang menyembur ke atas dan kembali ke bawah air mancur seperti ini
dapat terjadi karena adanya tekanan terhadap air dari bawah/dipompa
Cascade (air mengalir)
Merupakan bentuk dimana air mengalir karena adanya gaya gravitasi. Hal ini terjadi apabila
dasar saluran memiliki kemiringan. Kesan dan karakter yang ditimbulkan tergantung dari
bentuk dan ketinggian air jatuh.
Berdasarkan bentuk visual air di atas, maka yang dipilih untuk Pusat Pendidikan Musik adalah
fountain (air mancur) dan pool/flat.
Gb. 139. Vegetasi sbg pengendali sirkulasi
Pusat Pendidikan Musik di Surakarta
V-91
N. ANALISA SISTEM UTILITAS
1. Analisa Sistem Listrik
a. Tujuan :
Untuk mendapatkan sistem penyediaan listrik dan jumlah kebutuhan listrik.
b. Dasar Pertimbangan :
Jumlah kebutuhan listrik
Jumlah ketersediaan listrik
Efektivitas dan efisiensi
c. Analisa dan Hasil :
Sumber tenaga listrik yang digunakan berasal dari PLN dengan generator (genset) sebagai
sumber listrik cadangan dalam keadaan darurat. Dalam penggunaannya memakai sistem
Automatic Transfer Switch (ATS) yang berfungsi secara otomatis menghidupkan genset pada
waktu listrik PLN mengalami pemadaman. Sedangkan untuk jaringan listrik yang
berhubungan dengan komputer dilengkapi dengan UPS (Uniterrupted Power Supply).
2. Analisa Sistem Air Bersih
a. Tujuan :
Untuk mendapatkan sistem penyediaan air bersih
b. Dasar pertimbangan :
Jumlah pemakai
Sistem Kelebihan Kekurangan
Up Feed Distribution Distribusi air melimpah Tekanan air sama untuk tiap lantai
Boros karena pompa bekerja terus menerus
Jika terjadi kerusakan pada pompa, distribusi air berhenti
Down Feed Distribution Hemat karena pompa tidak bekerja secara menerus
Jika terjadi kerusakan pada pompa, distribusi air masih terus aktif sampai persediaan air di tangki habis
Tekanan air pada tiap lantai tidak sama, makin ke bawah makin besar
Tabel. 51. Perbandingan system up feed dan down feed Sumber : Mata Kuliah Utilitas 05
Bagan. 25. Sistem Jaringan Listrik
Sumber: Analisa pribadi
PLN Meteran
Genset
Panel utama
Panel skunder
Panel skunder
Distribusi
Distribusi
Pusat Pendidikan Musik di Surakarta
V-92
Jaminan ketersediaan air
Efisiensi dan efektivitas
c. Analisa dan Hasil :
Pada prinsipnya dalam penyediaan air ada 2 sumber air bersih, dari sumur & PDAM.
Ada 2 cara pendistribusian air, yaitu Up Feed Distribution dan Down Feed Distribution.
Sistem yang dipilih untuk bangunan Pusat Pendidikan Musik ini adalah sistem down feed
distribution, karena air tanah tidak terus menerus dipompa ke atas (seperti up feed), tetapi
ditampung dalam tangki-tangki air yang diletakkan di atas (top floor) kemudian didistribusikan.
Keuntungan menggunakan sistem ini adalah mampu memperhitungkan jangkauan distribusi
dengan membagi area pelayanan terhadap luasan tapak.
Bagan Down Feed Distribution yang digunakan
3. Analisa Sistem Drainase
a. Tujuan :
Untuk mendapatkan sistem pembuangan air kotor dan air hujan.
b. Dasar Pertimbangan :
Sistem pembuangan air kotor yang memperhatikan kondisi tapak
Menghindari pencemaran lingkungan
c. Analisa dan Hasil :
Jaringan drainase ini meliputi pembuangan :
Air kotor : berasal dari kloset, kamar mandi, dan pantry.
Air hujan : berasal dari atap, halaman, dsb. Pembuangan air hujan disalurkan langsung ke
sumur resapan sedangkan sisanya baru dialirkan ke riol kota.
Bagan.. 26. Down Feed Distribution
Sumber : Analisa pribadi
Sumur Pompa Water
treatment
Top
tank
Pompa
Ground
Reservoir PDAM
KM/WC
Musholla
Cafeteria
Sprinkler
Pantry
Pusat Pendidikan Musik di Surakarta
V-93
4. Analisa Sistem Penanggulangan Kebakaran
a. Tujuan :
Untuk menentukan sistem yang cocok untuk pengamanan terhadap bahaya kebakaran.
b. Dasar Pertimbangan :
Cocok untuk bangunan bertingkat tinggi
Efektivitas dan efisiensi
c. Analisa dan Hasil :
Cara penanggulangan bahaya kebakaran yang digunakan adalah sbb:
Evakuasi
Jalur evakuasi (tangga darurat) adalah jalur yang terpenting untuk diperhatikan dalam usaha
pengamanan bahaya kebakaran. Tangga darurat harus bebas dari asap (gas panas dan
beracun). Ruang tangga yang bertekanan (presurized stair well) diaktifkan secara otomatis
bila terjadi kebakaran.
Hidrant Bangunan
Hidran diletakkan dengan jarak 35 m antara satu dengan lainnya, berada di tempat yang
mudah terjangkau dan relatif aman. Pada umumnya diletakkan di dekat pintu darurat.
Hidrant Halaman
Hidran berada di luar bangunan Pusat Pendidikan Musik pada lokasi yang aman dari api dan
mudah dijangkau.
Sprinkler air
Sprinkler dihubungkan dengan jaringan pipa air bertekanan tinggi. Umumnya sprinkler
dirancang untuk berfungsi jika panas telah mencapai suhu 68ºC dan air akan memancar pada
radius sekitar 3.5 m. Sprinkler air dipasang pada ruangan yang jauh dari barang elektronik.
Misalnya : ruang pelayanan servis.
Pemadam powder (dry chemical)
Powder Dry Chemical atau serbuk kimia kering adalah bahan pemadam yang serbaguna. Alat
deteksinya adalah cara pendeteksian panas yang merupakan gabungan dari sistem deteksi
panas dengan sistem mekanis alat pemadam portable. Alat ini akan bekerja secara otomatis
Bagan. 27. Sistem Drainase
Sumber : Analisa pribadi
Lavatory
Kotoran cair
Kotoran padat
Bak pengolahan limbah
Septictank Sumur peresapan
Air hujan Bak kontrol Sumur resapan
STP
Pusat Pendidikan Musik di Surakarta
V-94
menyemprotkan bahan Dry Chemical bila terjadi kebakaran dan temperatur ruangan
mencapai 72ºC.
5. Analisa Sistem Komunikasi
a. Tujuan :
Untuk menentukan sistem komunikasi di dalam bangunan
b. Dasar Pertimbangan :
Kebutuhan pengguna
Luas lantai
Efektivitas dan efisien
c. Analisa dan Hasil :
Sistem yang digunakan adalah
Operasional
Komunikasi terpusat / PABX
Berita panggilan melalui operator
Intercom di zona pengelola antar ruang-ruang tertentu
Hot spot internet/ wi-fi teknologi
Bagan. 28. Pemadam kebakaran
Sumber : Analisa pribadi
Alat deteksi Panel alarm Manusia /
operator
sistem start
Alat pemadaman aktif
Pemadaman manual (tabung
portable)
API / ASAP
Menghubungi pemadam kebakaran
Pemadaman api dari luar bangunan dengan
hydrant
Gb. 140. Dry chemical powder otomatis dan portable
Sumber : www.digilip.petra.ac.id
Pusat Pendidikan Musik di Surakarta
V-95
6. Analisa Sistem Penangkal Petir
a. Tujuan :
Untuk mendapatkan sistem pengamanan terhadap bahaya petir.
b. Dasar Pertimbangan :
Kemampuan tinggi untuk melindungi gedung dari sambaran petir.
Pemasangan tidak mengganggu tampak dan penampilan bangunan.
Keamanan dan kemudahan penerapan dalam bangunan.
c. Analisa dan Hasil :
Perbandingan cara kerja sistem Franklin dan Faraday
Sistem yang digunakan adalah sistem Faraday, berupa tiang setinggi 50 cm yang dipasang di
puncak atap, kemudian dihubungkan dengan kawat, yang dimasukkan ke dalam pipa yang
tidak memiliki kemampuan menghantarkan listrik (seperti pipa peralon), dan kemudian
dihubungkan ke ground. Sudut yang mampu dilindungi dan terjangkau oleh penangkal petir.
Pada ujung ground diberi kolam air untuk memperbesar penghantar listrik di tanah.
Hal Franklin Faraday
Prinsip kerja Bila terjadi petir maka juga akan terjadi
ionisasi di awan. Loncatan ion-ion
tersebut dapat ditahan oleh preventor
sehingga tidak mengenai bangunan,
radius perlindungan sama dengan
tinggi preventor.
Tiang-tiang faraday yang berjarak
maksimal 30 m (antar tiang) terletak di
sekeliling bangunan untuk menangkap
loncatan ion-ion petir kemudian disalurkan
ke tanah.
Keuntungan Harganya lebih murah dibanding
sistem faraday
Sifat perlindungan lebih baik karena aliran
listrik langsung dihantarkan ke ground di
tanah
Kerugian Bila suatu saat ion–ion pada preventor
tersebut habis atau berkurang maka
daya perlindungannya menjadi
menurun
Lebih mahal dibandingkan sistem franklin.
Tabel.: 52, Alternatif pemilihan sistem pengaman bahaya petir Sumber : Utilitas bangunan, Ir. Hartono Poerbo, M. Arch. 1992
Gb. 141. Pemasangan sistem penangkal petir pada bangunan Sumber : Utilitas Bangunan, Dwi Tanggoro, UI Press, 2004
7. Analisa Sistem Pembuangan Sampah
a. Tujuan :
Untuk mendapatkan sistem pembuangan sampah yang tepat bagi Pusat Pendidikan Musik
b. Dasar Pertimbangan :
Kemudahan pengolahan sampah
Efektivitas dan efisien
c. Analisa dan Hasil :
Pengelolaan sampah dilakukan dengan memisahkan sampah yang masih bisa didaur
ulang dan sampah yang tidak bisa didaur ulang. Hal ini bertujuan untuk menghindari
pembuangan sampah yang dapat merusak lingkungan dengan cara memisahkannya dan
ditempatkan secara terpisah dari sampah-sampah lain yang memungkinkan bisa ditangani lebih
lanjut sebelum dibuang.
Sistem pembuangan sampah dengan cara mengumpulkan sampah melalui shaft sampah
yang dilengkapi lubang hawa, dilapisi bahan kedap suara dan pintu berpegas yang mampu
menutup sendiri. Pembuangan sampah melalui shaft ini memanfaatkan gaya grafitasi menuju bak
penampungan sampah sementara. Pemisahan sampah pada bangunan dilakukan oleh petugas
servis yang kemudian diangkut menuju TPA (tempat pembuangan akhir).
xvi
DAFTAR PUSTAKA
Ashihara dalam Dodit Wahyudi, TGA 2005 Ari - Ferawati, Hadiah. 2008. Taman Pertunjukan Kesenian di Surakarta. TGA. Surakarta: UNS Bernhard L. Sandra. Panduan bagi Orang Tua Les Musik untuk Anak And. PT.GPU Boedojo, Poedio. 1989. Chiara dan Callendar, 1973 De Chiara, Joseph. Time Saver Standards for Building Types. Doelle, Lislie L. 1986. Akustik Lingkungan. Erlangga : Jakarta Doelle, Lislie L. 1990. Akustik Lingkungan. Erlangga : Jakarta Jitulifestyle, Edisi 12, 10 November 2008, halaman 2 Kris-Yordan, Danang. 2009. Modern Music Centre di Surakarta dengan Pendekatan Akustik dan
Metafora Ilustrasi Spektrum Lagu Bengawan Solo. TGA. Surakarta: UNS Neufert, Ernst. 2002. Data Arsitek Jilid 1. Erlangga : Jakarta Neufert, Ernst. 2002. Data Arsitek Jilid 2. Erlangga : Jakarta Mediastika, Christina E. 2005. Akustika Bangunan . Prinsip-prinsip dan Penerapannya di
Indonesia. Erlangga : Jakarta
Munandar, Utami. 1988. Kreativitas Sepanjang Masa. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
xvii
Panjaitan, Fresly Willyater. 2006. Pelaksanaan Teknis Arsitektural proyek gedung bank bukopin Kantor Cabang Solo. TGA. Surakarta: UNS.
Poerbo, Hartono. 1992. Utilitas Bangunan. Djambatan : Jakarta Pikiran Rakyat. 16 januari 2007 Rahman, Anshori. 2007. Surakarta Shcool of Design dengan Penekanan pada Ekspresi Ruang-
Ruang Akustik sebagai Stimulan Proses kreatif. Surakarta: UNS Republika. 01. Oktober 2007 RDRTK SKAsel RUTRK Kodya Surakarta 1993-2013 Seputar Indonesia, 24 Maret 2008, halaman 32 Suara Merdeka. 19 Oktober 2001. halaman 5. Sutedjo, 1982 Tanggoro, Dwi. Utilitas Bangunan. UI Press. 2004 Waskito, Bambang, Jitulifestyle, Edisi 12, 10 November 2008, halaman 2 www.albertabaroque.com www.architectureweeks.com www.avidimages.com www.bonjovi.com