Top Banner
Kawasan Asia Selatan Pemberian nama kawasan ini lebih merujuk pada ruang geografis untuk menunjukkan beberapa negara yang wilayahnya terletak di sebelah selatan pegunungan Himalaya tepatnya dari Negara Tibet, yang meliputi negara-negara; India, Pakistan, Bangladesh, Nepal, Bhutan, Srilanka (Ceylon), Sikhim (saat ini masuk India), dan Maladewa (Maldives). Pusat-pusat Peradaban Kuno Asia Selatan (Peradaban Lembah Sungai Indus) Sejarah di kawasan Asia Selatan secara umum didominasi oleh sejarah Bangsa India, khususnya mengenai periodisasi Hindu, Budha, Islam, dan penetrasi bangsa-bangsa Eropa. Nama India sendiri dikembangkan dari bahasa Yunani yaitu Indos (air, sungai, laut), sehingga teridentifikasi oleh
5

Pusat Kebudayaan Kawasan Asia Selatan - H Yat Rospia Brata

Jun 21, 2015

Download

Documents

dadan ym

Pusat Kebudayaan Kawasan Asia Selatan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Pusat Kebudayaan Kawasan Asia Selatan - H Yat Rospia Brata

Kawasan Asia Selatan Pemberian nama kawasan ini lebih merujuk pada ruang

geografis untuk menunjukkan beberapa negara yang wilayahnya terletak di sebelah selatan pegunungan Himalaya tepatnya dari Negara Tibet, yang meliputi negara-negara; India, Pakistan, Bangladesh, Nepal, Bhutan, Srilanka (Ceylon), Sikhim (saat ini masuk India), dan Maladewa (Maldives).

Pusat-pusat Peradaban Kuno Asia Selatan (Peradaban Lembah Sungai Indus)

Sejarah di kawasan Asia Selatan secara umum didominasi oleh sejarah Bangsa India, khususnya mengenai periodisasi Hindu, Budha, Islam, dan penetrasi bangsa-bangsa Eropa. Nama India sendiri dikembangkan dari bahasa Yunani yaitu Indos (air, sungai, laut), sehingga teridentifikasi oleh orang-orang Eropa sebagai wilayah perairan. Sedangkan nama konstitusi resmi India saat ini adalah “Bharat Republic” yang diambil dari cerita Mahabharata.

Page 2: Pusat Kebudayaan Kawasan Asia Selatan - H Yat Rospia Brata

Situs sejarah peradaban India yang paling tua ditemukan di lembah sungai Indus pada tahun 1920 oleh arkeolog Inggris, Sir John Marshall dan sejarawan India, Banerjee. Mereka berhasil menemukan dua bekas runtuhan kota kuno Mohenjo Daro di daerah Sind dan Harapa di Punjab (keduanya sekarang masuk ke wilayah Pakistan). Hasil ekskavasi (penggalian) menunjukkan bahwa kedua kota tersebut menurut perhitungan umur geologi diperkirakan dibangun sejak tahun 2.500 s.M., sedangkan berdasarkan temuan dua jenis fosil manusia yang berbeda dan informasi dari tulisan-tulisan kuno mereka, maka pendukung kebudayaan tersebut adalah bangsa Dravida (Daisyo, Anasah) sebagai penduduk asli dan bangsa Arya sebagai bangsa pendatang. Sementara itu kota dibangun berdasarkan tata ruang yang terencana, dimana sistem saluran air, sanitasi, maupun tata letak bangunan sudah teratur sedemikian rupa (town planning). Disamping itu karena ekskavasi situs hingga mencapai tujuh lapisan tanah, maka peradaban mereka diperkirakan telah berlangsung selama tujuh periode serta memiliki kebudayaan tinggi, yang dibuktikan dengan temuan artefak (artifact) berupa peralatan perang, patung-patung, stempel dari tanah liat (limestone) bergambar binatang (totem) dan berhuruf gambar (pictograph writing), benda-benda seni, benda-benda ritual, dan lain-lain.

Benejee Sir John MarshalSekitar tahun 1500 s.M. beberapa gelombang suku Indo

Arya dari pegunungan Kaukasus (Rusia Selatan) melakukan eksodus ke India, hingga akhirnya mereka menaklukan para

Page 3: Pusat Kebudayaan Kawasan Asia Selatan - H Yat Rospia Brata

penguasa setempat serta mengembangkan kepercayaan yang kemudian berevolusi menjadi ajaran agama Hindu. Mengenai keberadaan dua situs tersebut ternyata relevan pula dengan informasi yang terangkum dalam kitab agama Brahma (Rig Veda) dan kitab agama Hindu (Veda) yang ditemukan di beberapa candi Hindu.

Pada abad ke-6 s.M. (periode Upanishad) muncul agama besar lainnya di India yakni, agama Budha yang dibawa oleh Sidharta Gautama dan ajaran Jaina dari seorang resi bernama Mahavira. Namun dalam pertengahan abad tersebut bagian barat laut India diserang bangsa Persia yang diikuti oleh serbuan bangsa Yunani dibawah Iskandar Zulkarnain atau Iskandar Agung (Alexander The Great) pada abad ke-4 s.M. Sementara itu di India sendiri saat itu muncul kerajaan Magadha sebagai suatu kemaharajaan pertama (324 s.M.) yang berhasil mencapai kejayaannya pada masa Raja Chandra Gupta Maurya dan Raja Asyoka Wardhana (274 – 232 s.M.). Raja Asyoka berhasil pula mengembangkan ajaran Budha hingga ke Nepal dan Srilanka, disamping mendirikan tiang-tiang (zuilen) yang bertuliskan undang-undang dan kemegahan kerajaan serta membangun 48.000 stupa di kota Sanchi.

Page 4: Pusat Kebudayaan Kawasan Asia Selatan - H Yat Rospia Brata

Beberapa abad kemudian, kerajaan besar lainnya muncul di India Utara (320 – 500 M.) yakni Kerajaan Gupta dibawah Raja Samudra Gupta yang berhasil mengembangkan iptek, seni, dan ajaran Hindu, sehingga jaman tersebut dianggap sebagai masa keemasan Hindu. Namun sekitar lima abad setelah keruntuhan Kerajaan Gupta tidak ada lagi kemaharajaan besar, sehingga masuklah panji-panji Islam dari Kesultanan Abassiyah (Baghdad) dibawah Sultan Walid II yang mengutus seorang Emir, Muhammad Ibn Kasim (712 M./ 93 H.), kemudian dilanjutkan oleh Mahmud Ghazni, seorang Turki dari Kerajaan Ghazni Persia (Iran) yang berkedudukan di pegunungan Sabuktigin Afghanistan. Kesultanan Islam mencapai kejayaan pada masa Dinasti Moghul di bawah Sultan Akbar, Jahangir, Aurangzeb, dan Shah Jehan di kota Agra dan Delhi yang mampu bertahan hingga awal abad ke-18.

Page 5: Pusat Kebudayaan Kawasan Asia Selatan - H Yat Rospia Brata