TEKNOLOGI PASCA PANEN
Pupuk organik didefinisikan sebagai pupuk yang sebagian atau
seluruhnya berasal dari dari tanaman dan atau hewan yang telah
melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang
digunakan mensuplai bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik,
kimia dan biologi air dan tanah. Definisi tersebut telah dengan
jelas telah menerangkan apa itu pupuk organik.
Pupuk organik mempunyai beragam jenis dan varian. Jenis-jenis
pupuk organik dibedakan dari bahan baku, metode pembuatan dan
wujudnya. Dari sisi bahan baku ada yang terbuat dari kotoran hewan,
hijauan atau campuran keduanya. Dari metode pembuatan ada banyak
ragam seperti kompos aerob, bokashi, dan lain sebagainya.
Sedangakan dari sisi wujud ada yang berwujud serbuk, cair maupun
granul atau tablet.
Teknologi pupuk organik berkembang pesat dewasa ini.
Perkembangan ini tak lepas dari dampak pemakaian pupuk kimia yang
menimbulkan berbagai masalah, mulai dari rusaknya ekosistem,
hilangnya kesuburan air tanah, masalah kesehatan, sampai masalah
ketergantungan pembudidaya terhadap obat-obatan kimia. Oleh karena
itu, pemakaian pupuk organik kembali digalakan untuk mengatasi
berbagai masalah tersebut, karena pencegahan adalah yang
terbaik.
Pupuk mikrobiologis atau biofertilizer atau pupuk hayati adalah
pupuk organik yang mengandung mikroorganisme hidup yang ketika
diterapkan pada air kolam budidaya ikan atau permukaan tanah kolam
akan mendorong pertumbuhan dengan meningkatkan kualitas air dan
pasokan nutrisi utama serta pakan alami untuk ikan. Berbagai hasil
penelitian mengindikasikan bahwa sebagian besar usaha perikanan
intensif menurun produktivitasnya dan telah mengalami degradasi
pada kualitas air, terutama terkait dengan sangat rendahnya
kandungan bahan organik dalam air kolam
Gambar 1. Dalam aplikasinya pupuk organik cukup di letakkan di
dalam kolam tanpa harus ditabur
Beberapa manfaat pupuk organik dalam mendukung kegiatan budidaya
perikanan, antara lain:
1. Pupuk organik sangat bermanfaat bagi peningkatan produksi
perikanan baik kualitas maupun kuantitas, mengurangi pencemaran
lingkungan, dan meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan.2.
Penggunaan pupuk organik dalam jangka panjang dapat meningkatkan
kualitas air kolam sebagai media budidaya
3. Sumber bahan untuk pupuk organik sangat beranekaragam, dengan
karakteristik fisik dan kandungan kimia yang sangat beragam
sehingga pengaruh dari penggunaan pupuk organik terhadap air kolam
dan ikan dapat bervariasi.4. Selain itu, peranannya cukup besar
terhadap perbaikan sifat fisika, kimia biologi air serta
lingkungan.5. Bahan organik juga berperan sebagai sumber energi dan
makanan mikroba dalam air kolam sehingga dapat meningkatkan
aktivitas mikroba tersebut dalam peningkatan kualitas air
6. Peningkatan aktivitas dari mikroba akan mengurangi dan
menekan masuknya bakteri patogen ke dalam lingkungan budidaya.
7. Pemakaian pupuk organik dapat di aplikasikan di berbagai
media budidaya, baik tanah, plastik maupun beton.
8. Dilihat dari sifat kimiawi, pupuk organik mempunyai kemampuan
meningkatkan kapasitas tukar kation. Air kolam yang memiliki
kapaitas kation tinggi lebih mampu menyediakan unsur hara bagi
tanaman dibanding tanah dengan kapasitas ion rendah. Penambahan
bahan organik di samping sebagai sumber nutrisi alami bagi ikan,
juga sebagai sumber energi dan hara bagi mikroba.logam berat
Penggunaan pupuk kandang, limbah industri dan limbah kota
sebagai bahan dasar kompos berbahaya karena banyak mengandung
HYPERLINK "http://id.wikipedia.org/wiki/Pupuk_organik" \l
"cite_note-manfaat-8"
Bahan dasar pupuk organik yang berasal dari sisa tanaman sedikit
mengandung bahan berbahaya. dan asam-asam organik yang dapat
mencemari lingkungan.pengomposanHYPERLINK
"http://id.wikipedia.org/wiki/Pupuk_organik" \l
"cite_note-manfaat-8"
Selama proses , beberapa bahan berbahaya ini akan terkonsentrasi
dalam produk akhir pupuk.Gambar 2. Penambahan bahan organik dan
mikroba dalam prose pembuatan puuk organik
Pupuk organik memiliki fungsi kimia yang penting seperti
penyediaan hara makro (nitrogen, fosfor, kalium, kalsium,
magnesium, dan sulfur) dan mikro seperti zink, tembaga, kobalt,
barium, mangan, dan besi, meskipun jumlahnya relatif sedikit.