Top Banner
PUPUK DAN PEMUPUKAN RAMAH LINGKUNGAN (smno.jursmtnh.fpub.2013) (Bahan Kajian MK Manajemen Kesuburan Tanah) Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun non-organik (mineral). Pupuk berbeda dari suplemen. Pupuk mengandung bahan baku yang diperlukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sementara suplemen seperti hormon tumbuhan membantu kelancaran proses metabolisme. Meskipun demikian, ke dalam pupuk, khususnya pupuk buatan, dapat ditambahkan sejumlah material suplemen. Dalam aplikasi pupuk harus diperhatikan kebutuhan hara tanaman, agar tanaman tidak mendapatkan suplai hara secara berlebihan. Suplai hara yang terlalu sedikit atau terlalu banyak dapat membahayakan pertumbuhan tanaman. Pupuk dapat diberikan lewat tanah ataupun disemprotkan ke permukaan daun. Pupuk merupakan salah satu faktor produksi utama selain lahan, tenaga kerja dan modal. Pemupukan memegang peranan penting dalam upaya meningkatkan hasil pertanian. Anjuran pemupukan yang tepat terus digalakkan melalui program pemupukan berimbang (dosis dan jenis pupuk yang digunakan sesuai dengan kebutuhan tanaman dan kondisi lokasi/spesifik lokasi), namun sejak sekitar tahun 1996 telah terjadi penurunan produktivitas (leveling off) sedangkan penggunaan pupuk terus meningkat. Hal ini berarti terjadi penurunan efisiensi pemupukan. Berbagai faktor tanah dan lingkungan tanaman harus dikaji leih mendalam. Takaran pupuk yang digunakan untuk memupuk satu jenis tanaman akan berbeda untuk masing-masing jenis tanah, hal ini dapat dipahami karena setiap jenis tanah memiliki karakteristik dan susunan kimia tanah yang berbeda. Oleh karena itu anjuran (rekomendasi) pemupukan harus dibuat lebih rasional dan berimbang berdasarkan kemampuan tanah menyediakan hara dan kebutuhan hara tanaman itu sendiri sehingga efisiensi penggunaan pupuk dan produksi meningkat tanpa merusak lingkungan akibat pemupukan yang berlebihan. Dari uraian di atas terlihat bahwa pemakaian pupuk secara berimbang sampai saat ini masih merupakan pilihan yang paling baik bagi Petani dalam kegiatan usahanya untuk meningkatkan pendapatan. Percepatan peningkatan produksi pangan harus dilaksanakan secara konsepsional melalui program sosialisasi yang terpadu. Pemupukan yang dilakukan pada satu pertanaman berarti menambahkan / menyediakan hara bagi tanaman. Dengan demikian program
51

PUPUK DAN PEMUPUKAN ramah lingkungan

Dec 31, 2016

Download

Documents

lamthien
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PUPUK DAN PEMUPUKAN ramah lingkungan

PUPUK DAN PEMUPUKAN RAMAH LINGKUNGAN(smno.jursmtnh.fpub.2013)

(Bahan Kajian MK Manajemen Kesuburan Tanah)

Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun non-organik (mineral). Pupuk berbeda dari suplemen. Pupuk mengandung bahan baku yang diperlukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sementara suplemen seperti hormon tumbuhan membantu kelancaran proses metabolisme. Meskipun demikian, ke dalam pupuk, khususnya pupuk buatan, dapat ditambahkan sejumlah material suplemen. Dalam aplikasi pupuk harus diperhatikan kebutuhan hara tanaman, agar tanaman tidak mendapatkan suplai hara secara berlebihan. Suplai hara yang terlalu sedikit atau terlalu banyak dapat membahayakan pertumbuhan tanaman. Pupuk dapat diberikan lewat tanah ataupun disemprotkan ke permukaan daun.

Pupuk merupakan salah satu faktor produksi utama selain lahan, tenaga kerja dan modal. Pemupukan memegang peranan penting dalam upaya meningkatkan hasil pertanian.

Anjuran pemupukan yang tepat terus digalakkan melalui program pemupukan berimbang (dosis dan jenis pupuk yang digunakan sesuai dengan kebutuhan tanaman dan kondisi lokasi/spesifik lokasi), namun sejak sekitar tahun 1996 telah terjadi penurunan produktivitas (leveling off) sedangkan penggunaan pupuk terus meningkat. Hal ini berarti terjadi penurunan efisiensi pemupukan. Berbagai faktor tanah dan lingkungan tanaman harus dikaji leih mendalam.

Takaran pupuk yang digunakan untuk memupuk satu jenis tanaman akan berbeda untuk masing-masing jenis tanah, hal ini dapat dipahami karena setiap jenis tanah memiliki karakteristik dan susunan kimia tanah yang berbeda. Oleh karena itu anjuran (rekomendasi) pemupukan harus dibuat lebih rasional dan berimbang berdasarkan kemampuan tanah menyediakan hara dan kebutuhan hara tanaman itu sendiri sehingga efisiensi penggunaan pupuk dan produksi meningkat tanpa merusak lingkungan akibat pemupukan yang berlebihan. Dari uraian di atas terlihat bahwa pemakaian pupuk secara berimbang sampai saat ini masih merupakan pilihan  yang paling baik bagi Petani dalam kegiatan usahanya untuk meningkatkan pendapatan. Percepatan peningkatan produksi pangan harus dilaksanakan secara konsepsional melalui program sosialisasi yang terpadu.

Pemupukan yang dilakukan pada satu pertanaman berarti menambahkan / menyediakan hara bagi tanaman. Dengan demikian program pemupukan berimbang dapat saja menggunakan pupuk tunggal (Urea/ZA, TSP/SP-36 dan KCl) dan atau pupuk majemuk.

 Mengapa pemupukan harus berimbang? Peningkatan hasil dan kualitas padi memerlukan unsure hara dalam jumlah banyak

di antaranya nitrogen (N), fosfat (P), kalium (K) dan belerang (S). Kecuali itu diperlukan hara sekunder Kalsium (Ca) dan magnesium (Mg), dan hara mikro yang jumlahnya sangat sedikit seperti seng (Zn), tembaga (Cu), besi (Fe). Tanaman yang kekurangan N tumbuhnya kerdil, jumlah anakan sedikit dan daunnya berwarna kuning pucat, terutama daun tua. Tanaman yang dipupuk Urea berlebihan, tumbuhnya subur, daunnya hijau, junkah anakan banyak, tetapi jumlah malai sedikit, mudah roboh dan pemasakan bulirnya lambat. Tanaman yang kekurangan P tumbuhnya kerdil, daun berwarna hijau tua, anakan sedikit, malai dan gabah sedikit, pemasakan lambat dan sering tidak menghasilkan gabah. Sedangkan tanaman yang kekurangan Kalium (K), batangnya tidak kuat, daun terkulai dan cepat menua, mudah terserang hama dan penyakit, mudah rebah, gabahnya banyak yang hampa, butir hijau banyak dan mutu beras menurun.

Page 2: PUPUK DAN PEMUPUKAN ramah lingkungan

Kebutuhan belerang tidak sebanyak N, tetapi apabila  kekurangan S maka tanaman juga kerdil, daun berwarna kuning pucat, terutama daun muda, hasil gabah dan mutu beras menurun. Agar tanaman tumbuh sehat dengan hasil dan mutu beras tinggi, maka zat-zat hara tersebut jumlahnya dalam tanah harus cukup untuk memenuhi kebutuhan tanaman. Apabila salah satu zat hara tersebut jumlahnya dalam tanah tidak cukup, maka hasil dan mutu beras akan menurun. Oleh karena itu pemupukan harus berimbang, dimana jenis dan dosis pupuk harus sesuai dengan kebutuhan tanaman dan jumlah zat hara yang tersedia dalam tanah (tingkat kesuburan tanah).

Apa itu pemupukan berimbang?

Selama ini di masyarakat berkembang pengertian bahwa pemupukan berimbang adalah pemupukan yang menggunakan pupuk majemuk NPK. Pengertian ini kurang tepat karena pemupukan berimbang adalah menyediakan semua zat hara yangcukup sehingga tanaman padi mencapai hasil tinggi dan bermutu serta meningkatkan pendapatan petani. Oleh karena itu jenis dan dosis pupuk yang ditambahkan harus sesuai dengan tingkat kesuburan tanah dan kebutuhan tanaman. dengan demikian jenis dan dosis pupuk yang diberikan tidak dapat disamaratakan tetapi harus memiliki spesifik lokasi. Pupuk yang diberikan dapat berupa pupuk tunggal seperti urea, SP-36. TSP dan KCl, pupuk majemuk ditambah pupuk tunggal atau campuran pupuk tunggal.

Apakah keuntungan pemupukan berimbang? Keuntungan utama dari penerapan pemupukan berimbang adalah petani dapat memupuk lebih efisien karena jenis dan dosis pupuk disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan tingkat kesuburan tanah. Apabila tanahnya subur, dimana kadar fosfat dan kaliumnya cukup

Penyesuaian aplikasi pupuk dengan kebutuhan tanaman dan waktu

aplikasinya untuk memaksimumkan manfaat bagi pertumbuhan tanaman.

www.kalkaskacounty.net/planninge...0020.asp

Pencemaran nitrat

Perkolasi dalam

Potensial infiltrasi

Kalau aplikasi tidak tepat

Page 3: PUPUK DAN PEMUPUKAN ramah lingkungan

tinggi, maka sebenarnya cukup diberi Nitrogen N. Pemberian pupuk P dan K sedikit saja, untuk menggangi hara P dan K yang terangkut saat panen, yaitu sebesar 50 kg SP-36 dan 50 kg KCl per ha. Apabila pemberian pupuk P dan K pada tanah tersebut berlebihan, maka sisanya tidak terpakai, sebagian besar hilang bersama air hujan atau air irigasi dan ini merupakan pemborosan. Jika tanah kekurangan fosfat dan kalium makan harus dipupuk lengkap NPK sesuai dosis anjuran. Inilah sebenarnya pengertian pemupukan berimbang. Pada gambar 5 disajikan respon tanaman padi terhadap pemupukan NPK pada tanah Vertisols di Ngawi Jawa Timur yang kadar fosfat (P) dan kaliumnya (K) sangat rendah. pemupukan P sebanyak 1ku TSP/ha dapat meningkatkan hasil gabah 2,1 ton/ha dibandingkan dengan urea saja dan bila ditambah pupuk K sebanyak 1ku KCl/ha, maka hasilnya mencapai 6,5 ton/ha yaitu sekitar 3,2 ton/ha lebih tinggi bila dibandingkan hanya dipupuk urea saja.

Respon tanaman padi terhadap pemupukan berimbang NPK dan jerami pada tanah sawah yang kekurangan P (fosfat) dan K (kalium) di Ngawi, Jawa Timur MT 1989/1990

 

Dimana dan bagaimana menerapkan pemupukan berimbang? Kandunganzat hara N, P, K dalam tanah berbeda-beda, tergantung sifat-sifat tanahnya. Sebagai contoh kandunagn zat hara pada tanah yang berat/liat akan berbeda dengan tanah berpasir. Oleh karena itu jenis dan dosis pupuk pada kedua jenis tanah tersebut harus berbeda. Untuk mengetahui kandungan zat hara dalam tanah diperlukan pemeriksaan kandungan zat hara dalam tanah yang disebut uji tanah.  Siapa yang melakukan pemeriksaan tanah/Uji tanah  dan anjuran pemupukan berimbang? Pemeriksaan tanah dilakukan oleh Balai Penelitian Tanah atau Balai pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) atau Perguruan Tinggi yang ada di daerah. Pemeriksaan tanah diawali dengan pengambilan contoh tanah oleh Penyuluh Pertanian setempat dibantu oleh Petani. Untuk itu perlu adanya pelatihan pengambilan contoh tanah kepada penyuluh dan petani. Setiap contoh tanah mewakili ± 15-25 ha lahan dan pengambilannya cukup dilakukan sekali

Page 4: PUPUK DAN PEMUPUKAN ramah lingkungan

tiap 1-2 tahun. Harga pemeriksaan hara P dan K per contoh tanah yang mewakili luasan 25 ha hanya sekitar Rp 40.000,-. Anjuran jenis dan dosis pupuk kepada petani akan diberikan BPTP setempat melalui Dinas Pertanian dan penyuluh di daerah. Petani bebas memilih pupuk, apakah menggunakan pupuk majemuk atau pupuk tunggal. Namun perlu hati-hati dalam memilih jenis pupuk agar petani tidak dirugikan.

Apa itu peta P dan K tanah dan apa kegunaannya? Saat ini telah dilakukan pemeriksaan kandungan zat hara fosfat (P) dan kalium (K) dalam tanah di sebagian besar lahan sawah di Indonesia. hasilnya berupa peta hara fosfat (P) dan kalium (K). Peta tersebut diberi tiga warna, yaitu merah berarti kandungan haranya rendah, warna kuning berarti sedang dan warna hijau berarti tinggi. Peta tersebut digunakan untuk anjuran pemupukan. Tanah yang kadar hara fosfatnya (P) rendah harus dipupuk 100 kg SP36 per ha, yang kadar hara P-nya sedang dipupuk 75 kg SP36 per ha dan yang P-nya tinggi dipupuk dengan 50 kg SP36 per ha. jadi dosis SP36 untuk lahan sawah berbeda-beda, tergantung kandungan hara P dalam tanah. Tanah yang kadar hara kaliumnya (K) rendah, dipupuk 100 kg KCl per ha, sedang kadar k-nya sedang sampai tinggi, cukup dipupuk 50 kg KCl per ha. Di bawah ini disajikan dosis anjuran pupuk SP36 dan KCl (Tabel 1) serta majemuk NPK (Tabel 2) untuk padi sawah berdasarkan status hara fosfat (P) dan kalium (K) pada lahan sawah. Untuk hara N tidak dilakukan pembuatan peta status hara N karena umumnya kadar N tanah di Indonesian rendah, sehingga secara umum harus dipupuk 250-300 kg Urea per ha.

Tabel 1. Anjuran pemupukan berimbang spesifik lokasi dengan menggunakan pupuk tunggal

Kelas Status Hara Tanah Anjuran pemupukan Berimbang Spesifik Lokasi (Kg/ha)

P K Urea SP36 KClRendah Rendah 250 100 100Sedang Sedang 250 100 50Tinggi Tinggi 250 100 50

Rendah 250 75 100Sedang 250 75 50Tinggi 250 75 50Rendah 250 50 100Sedang 250 50 50Tinggi 250 50 50

Sumber: www.pusri.co.id › ... ›

Pengertian, tujuan, dan manfaat pupuk & pemupukan

PUPUK adalah bahan / unsur-unsur dalam bentuk senyawa Kimia Organik maupun anorganik yang berguna untuk tanah & nutrisi tanaman.PEMUPUKAN adalah pengaplikasian bahan/unsur-unsur kimia organik maupun anorganik yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi kimia tanah dan mengganti kehilangan unsur hara dalam tanah serta bertujuan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara bagi tanaman sehingga dapat meningkatkan produktifitas tanaman.ILMU MEMUPUK adalah Ilmu yang bertujuan menyelidiki zat-zat yang perlu ditambahkan kedalam tanah guna pertumbuhan dan perkembangan tanaman agar dapat berproduksi secara optimal.

Lima Tepat Pemupukan adalah:

Page 5: PUPUK DAN PEMUPUKAN ramah lingkungan

1) Tepat Jenis : Jenis pupuk disesuaikan dengan unsur hara yg dibutuhkan tanaman.2) Tepat Dosis : Pemberian pupuk harus tepat takarannya, disesuaikan dgn jumlah

unsur hara yg dibutuhkan tanaman pada setiap fase pertumbuhan tanaman.3) Tepat Waktu : Harus sesuai dgn masa kebutuhan hara pd setiap fase/umur

tanaman, dan kondisi iklim/cuaca (misal : (a) pemupukan yg baik jika ilakukan di awal musim penghujan atau akhir musim kemarau, (b) pengaplikasian PPC sebaiknya dilakukan pada pagi hari sebelum jam 11 siang)

4) Tepat Cara : Cara pengaplikasian pupuk disesuaikan dengan bentuk fisik pupuk, pola tanam, kondisi lahan dan sifat2 fisik , kimia tanah & biologi tanah.

5) Tepat Sasaran : Pemupukan harus tepat pada sasaran yg ingin dipupuk, misalnya:

(1) Jika yg ingin dipupuk adalah tanaman, maka pemberian pupuk harus berada didalam radius daerah perakaran tanaman, dan sebelum dilakukan pemupukan maka areal pertanaman harus bersih dari gulma-gulma pengganggu.

(2) Jika pemupukan ditujukan untuk tanah, maka aplikasinya dilakukan pada saat pengolahan tanah, dan berdasarkan pada hasil analisa kondisi fisik & kimia tanah.

Page 6: PUPUK DAN PEMUPUKAN ramah lingkungan
Page 7: PUPUK DAN PEMUPUKAN ramah lingkungan

Mengapa Perlu Melakukan Pemupukan..??

Produktivitas tanah semakin lama akan semakin menurun, sbg akibat dari faktor-faktor : 1. Usaha budidaya pertanian.2. Pengikisan top soil3. Pencemaran lingkungan4. Bencana alam5. Pengaruh Iklim.

Faktor produksi dlm usaha tani1. Faktor genetis tanaman (varietas, daya hasil, dll).2. Faktor lingkungan (cuaca, sistim pengairan, perkembangan HPT, dll).3. Faktor Tanah (Sifat fisik, kimia dan biologi tanah).

Penggolongan Kelas Tanah Berdasarkan Sifat Fisik & Kimia tanah:1. Tanah yg kimia kaya dan fisik baik. Biasanya pd tanah pegunungan, contohnya;

tanah andosol, & chernocen. 2. Tanah yg kimia kaya tetapi sifat fisik jelek. Tanah ini umumnya berwarna abu-abu

sampai merah, hal ini menunjukkan kandungan bahan organik dan liat yg cukup tinggi. Misal pada tanah Gromosol (di Jawa Tengah & Jawa Timur)

3. Tanah yg kimia miskin tetapi sifat fisik baik. Pd umumnya, tanah berwarna merah sampai coklat, terbentuk pada daerah2 dgn pencucian tinggi sbg akibat curah hujan yg tinggi. Cth; tanah Lanosol (Jawa Barat).

4. Tanah yg kimia miskin & fisiknya jelek. Sebagian besar tanah2 di Indonesia (60%). Cth : tanah PMK (Podsolik Merah Kuning), dan cocok untuk komoditas perkebunan seperti karet, kelapa sawit, & HTI

Penempatan Pupuk

Potassium fertilizers have been recently used as much as nitrogen

and phosphorus

fertilizers and therefore

much research work has been

done concerning

their placement.

Placement of potassium

fertilizer with the seed has

appeared to be the most effective

method of application

provided the rate of

application is not greater

than the seed can tolerate.

Sumber:159.226.205.16/

curriculum/3w/

02/...dex.html

Page 8: PUPUK DAN PEMUPUKAN ramah lingkungan
Page 9: PUPUK DAN PEMUPUKAN ramah lingkungan

Hasil penelitian Anwar Ispandi dan Abdul Munip (2004) menunjukkan bahwa:1. Pemupukan ZA tanaman kacang tanah di lahan kering Alfisol lebih baik

dibandingkan dengan Urea. Penggunaan pupuk ZA lebih dapat meningkatkan serapan hara P, K dan S, serta hasil polong kering dibandingkan dengan Urea.

2. Pemupukan P kurang efektif dalam meningkatkan hasil kacang tanah. Pemupukan P dosis 50 kg SP36/ha hanya mampu meningkatkan serapan hara P sekitar 15 % dan meningkatkan hasil kacang tanah polong kering sekitar 10 %. Bila dosisnya ditingkatkan sampai dengan 100 kg SP36/ha hanya meningkatkan serapan hara P sekitar 7 % tetapi tidak meningkatkan hasil kacang tanah. Pemupukan 50 kg dan 100 kg SP36/ha tidak jelas pengaruhnya terhadap peningkatan jumlah polong per tanaman, hasil biji dan berat 100 biji dibandingkan dengan yang tanpa pupuk P. Pemupukan P sampai dengan dosis 100 kg SP36/ha tidak jelas pengaruhnya terhadap serapan hara N, K, Ca, Mg dan S.

4. Dosis pupuk K sampai dengan dosis 100 kg KCl/ha dapat meningkatkan serapan hara K sekitar 23 % tetapi tidak meningkatkan serapan hara P dan dapat meningkatkan hasil kacang tanah 14 % bila dibandingkan dengan yang dipupuk 50 kg KCl/ha. Peningkatan dosis menjadi 150 kg KCl/ha justru menurunkan serapan hara K dan hasil kacang tanah, sehingga dosis pemupukan 100 kg KCl/ha merupakan dosis optimal untuk memperoleh hasil kacang tanah yang optimal di lahan kering Alfisol.

5. Pemupukan 100 kg KCl/ha yang diberikan satu kali pada saat tanam adalah yang paling efektif dan efisien daripada yang diberikan dua kali dan tiga kali. Pemupukan dosis 100 kg KCl/ha yang diberikan dua kali, saat tanam dan umur satu bulan tidak jelas pengaruhnya terhadap peningkatan hasil polong kering, hasil biji, berat 100 biji, jumlah polong pertanaman daripada yang diberikan satu kali pada saat tanam. Bila pupuk K tersebut diberikan tiga kali justru menurunkan hasil kacang tanah. Pemupukan 100 kg KCl/ha dapat meningkatkan kadar K dan P dalam tanaman, masing-masing sekitar 21 dan 15 % bila diberikan bersama 50 kg SP 36/ha, atau masing-masing meningkat 28 % dan 23 % bila diberikan bersama 100 kg SP36/ha, semua itu bila dibandingkan dengan yang tidak disertai pupuk P.

Klasifikasi pupuk berdasarkan tingkat kimia, sifat & cirri pupuk alam & buatan.

Pupuk dapat dibedakan berdasarkan bahan asal, senyawa, fasa, cara penggunaan, reaksi fisiologi, jumlah dan macam hara yang dikandungnya. Berdasarkan asalnya dibedakan:1. Pupuk alam ialah pupuk yang terdapat di alam atau dibuat dengan bahan alam tanpa

proses yang berarti. Misalnya: pupuk kompos, pupuk kandang, guano, pupuk hijau dan pupuk batuan P.

2. Pupuk buatan ialah pupuk yang dibuat oleh pabrik. Misalnya: TSP, urea, rustika dan  nitrophoska. Pupuk ini dibuat oleh pabrik dengan mengubah sumber daya alam melalui proses fisika dan/atau kimia.

 Berdasarkan senyawanya dibedakan:1. Pupuk organik ialah pupuk yang berupa senyawa organik. Kebanyakan pupuk alam

tergolong pupuk organik: pupuk kandang, kompos, guano. Pupuk alam yang tidak termasuk pupuk organik misalnya rock phosphat, umumnya berasal dari batuan sejenis apatit [Ca3(PO4)2].

Kurva Respon Hasil:

The curve below describes the

crop response to fertilizers

application

Zone A - Too low fertilizers

application which results in

nutrient deficiencies and

lower yields    Zone B

- Adequate fertilizers

application results in maximum

efficiency and the highest

                 profitability.

    Zone C - Over fertilization

where yield is not affected but

fertilizers are wasted.

 Zone D -

Excessive fertilizers

application which results in

decreased yields, toxicities

and                 salinity

damages

Sumber: www.smart-

fertilizer.com/tips-and-info

Page 10: PUPUK DAN PEMUPUKAN ramah lingkungan

2. Pupuk anorganik atau mineral merupakan pupuk dari senyawa anorganik. Hampir semua pupuk buatan tergolong pupuk anorganik.

 Berdasarkan fasa-nya dibedakan: 1. Padat. Pupuk padat umumnya mempunyai kelarutan yang beragam mulai yang mudah

larut air sampai yang sukar larut.2. Pupuk cair. Pupuk ini berupa cairan, cara penggunaannya dilarutkan dulu dengan air,

Umumnya pupuk ini disemprotkan ke daun. Karena mengandung banyak hara, baik makro maupun mikro, harganya relatif mahal.. Pupuk amoniak cair merupakan pupuk cair yang kadar N nya sangat tinggi sekitar 83%, penggunaannya dapat lewat tanah (injeksikan).

 Berdasarkan cara penggunaannya dibedakan:1. Pupuk daun ialah pupuk yang cara pemupukan dilarutkan dalam air dan disemprotkan

pada permukaan daun.2. Pupuk akar atau pupuk tanah ialah pupuk yang diberikan ke dalam tanah disekitar akar

agar diserap oleh akar tanaman. Berdasarkan reaksi fisiologisnya dibedakan:1. Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis masam artinya bila pupuk tersebut diberikan ke

dalam tanah ada kecenderungan tanah menjadi lebih masam (pH menjadi lebih rendah). Misalnya:  Za dan Urea.

2. Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis basis ialah pupuk yang bila diberikan ke dalam tanah menyebabkan pH tanah cenderung naik misalnya: pupuk chili salpeter, calnitro, kalsium sianida.

 Berdasarkan jumlah hara yang dikandungnya dibedakan:1. Pupuk yang hanya mengandung satu hara tanaman saja. Misalnya: urea hanya

mengandung hara N, TSP hanya dipentingkan P saja (sebetulnya juga mengandung Ca).2. Pupuk majemuk ialah pupuk yang mengandung dua atau lebih dua hara tanaman.

Contoh:  NPK, amophoska, nitrophoska dan rustika. Berdasarkan macam hara tanaman dibedakan:1. Pupuk makro ialah pupuk yang mengandung hanya hara makro saja: NPK, nitrophoska,

gandasil.2. Pupuk mikro ialah pupuk yang hanya mengandung  hara mikro saja misalnya: mikrovet,

mikroplek, metalik.3. Campuran makro dan mikro misalnya pupuk gandasil, bayfolan, rustika. Sering juga ke

dalam pupuk campur makro dan mikro ditambahkan juga zat pengatur tumbuh (hormon tumbuh). 

Pupuk berdasarkan sumber bahanDilihat dari sumber pembuatannya, terdapat dua kelompok besar pupuk: (1) pupuk

organik atau pupuk alami dan (2) pupuk kimia atau pupuk buatan . Pupuk organik mencakup semua pupuk yang dibuat dari sisa-sisa metabolisme atau organ hewan dan tumbuhan, sedangkan pupuk kimia dibuat melalui proses pengolahan oleh manusia dari bahan-bahan mineral. “Pupuk kimia buatan” biasanya lebih "murni" daripada pupuk organik, dengan kandungan haranya dapat dihitung. Pupuk organik sukar ditentukan kandungan haranya, tergantung dari sumbernya; keunggulannya adalah ia dapat memperbaiki kondisi fisik tanah dan biologi tanah.

Pupuk berdasarkan bentuk fisikBerdasarkan bentuk fisiknya, pupuk dibedakan menjadi pupuk padat dan pupuk cair.

Pupuk padat diperdagangkan dalam bentuk onggokan, remahan, butiran, atau kristal. Pupuk cair diperdagangkan dalam bentuk konsentrat atau cairan. Pupuk padatan biasanya

Page 11: PUPUK DAN PEMUPUKAN ramah lingkungan

diaplikan ke tanah/media tanam, sementara pupuk cair diberikan secara disemprot ke tubuh tanaman.

Pupuk berdasarkan kandungannyaDua kelompok pupuk berdasarkan kandunganharanya adalah : pupuk tunggal dan

pupuk majemuk. Pupuk tunggal mengandung hanya satu unsur, sedangkan pupuk majemuk paling tidak mengandung dua unsur yang diperlukan. Terdapat pula pengelompokan yang disebut pupuk mikro, karena mengandung hara mikro (micronutrients). Beberapa merk pupuk majemuk modern sekarang juga diberi campuran zat pengatur tumbuh atau zat lainnya untuk meningkatkan efektivitas penyerapan hara yang diberikan.

Pupuk Nitrogen

Pupuk ZA adalah pupuk kimia buatan yang dirancang untuk memberi tambahan hara nitrogen dan belerang bagi tanaman. Nama ZA adalah singkatan dari istilah bahasa Belanda, zwavelzure ammoniak, yang berarti amonium sulfat (NH4)2SO4. Wujud pupuk ini butiran kristal mirip garam dapur dan terasa asin di lidah. Pupuk ini higroskopis (mudah menyerap air) walaupun tidak sekuat pupuk urea. Karena ion

PUPUK

MAJEMUK

PUPUK CAMPURAN = PUPUK MAJEMUK = pupuk yang mengandung lebihdari satu macam unsur hara esensial N, P, KPUPUK LENGKAP = pupuk yang mengandung unsur hara N, P, K

PENAMPILAN FISIK PUPUK

Umumnya bersifat lepas, sehingga mudah ditabur ke tanahPupuk tidak mudah menggumpal dan mengerasCara menghindarkan penggumpalan:1. Pupuk disimpan dalam kantong kedap air2. Pupuk dicampur dengan bahan yang dapat menyerap air3. Membuat pupuk berbentuk pelet

PENGARUH PUPUK thd pH TANAH

Kebanyakan pupuk majemuk cenderung mengasamkan tanahPengaruh utama adalah karena NH4+ mengalami nitrifikasi:

NH4+ + 2 O2 2H+ + NO3

- + H2O

Page 12: PUPUK DAN PEMUPUKAN ramah lingkungan

sulfat larut secara kuat, sedangkan ion amonium lebih lemah, pupuk ini berpotensi menurunkan pH tanah yang terkena aplikasinya. Sifat ini perlu diperhatikan dalam penyimpanan dan pemberiannya. Pupuk ZA mengandung belerang 24 % dan nitrogen 21 %. Kandungan nitrogennya hanya separuh dari urea, sehingga biasanya pemberiannya dimaksudkan sebagai sumber pemasok hara belerang pada tanah-tanah yang miskin unsur ini. Namun demikian, pupuk ini menjadi pengganti wajib urea sebagai pemasok nitrogen bagi pertanaman tebu karena tebu akan mengalami keracunan bila diberi pupuk urea.Pupuk ini dikenal dengan nama pupuk ZA, mengandung 21% nitrogen dan 26% sulfus, erbentuk kristal dan bersifat kurang higroskopis.  Reaksi kerjanya agak lambat sehinga cocok digunakan untuk pupuk dasar.  Sifat reaksinya asam, sehingga tidak disarankan untuk tanah ber pH rendah

Ammonium Chlorida ( NH4CL)Pupuk ammonium chlorida adalah pupuk berbentuk . Larut didalamkristal berwarna putih. Pupuk ini mempunyai kadar N sebanyak 26 air. Didalam tanah akan terionisasi menjadi ion NH4 dan Cl-. Seperti halnya dengan pupuk ZA, ion ammonium dapat langsung diserap tanaman dan sebagian akan dijerap oleh koloid tanah pada permukaan

Ammonium Nitrat (NH4NO3)Pupuk ammonium nitrat adalah pupuk yang dapat menyumbangkan dua jenis hara N dalam bentuk ammonium dan nitrat. Pupuk ini , termasuk pupuk yang larut didalam air. Berntukmempunyai kadar N sebanyak 33 pupuk ialah padat dan kristalin dan berwarna putih, tidak higrokopis dan berkerja cepat. Kandungan nitratnya membuat pupuk ini cocok digunakan di daerah dingin dan daerah panas.  Pupuk ini akan membakar tanaman apabila diberikan terlalu dekat dengan akar tanaman atau kontak langsung engan daun.  Ketersediaan bagi tanaman sangat cepat sehingga frekuensi pemberiannya harus lebih sering.  Amonium Nitrat bersifat higroskopis sehingga tidak dapat disimpan lebih lama.

Ammonium Sulfat Nitrat ( ASN)Ammonium Sulfat Nitrat adalah pupuk yang diproduksi oleh Ruhr-sticstoff A.G.Jerman, merupakan garam rangkap dari ammonium sulfat dan ammonium nitrat. Pupuk ini diperdagangkan dalam bentuk kristal berwarna seperti kuning kemerah-merahan.

Urea CO(NH2)2Pupuk urea adalah pupuk buatan senyawa kimia organic dari CO(NH2)2, pupuk padat berbentuk butiran bulat kecil . Urea larut sempurna di dalam air. Pupuk ini mempunyai kadar N 45 tidak mengasamkan tanah. Sifat urea lain yang tidak menguntungkan adalah sangat higrokopis dan mulai menarik air dari udara pada kelembaban nisbi sekitar 70-75 persen.

Pupuk CyanamidePupuk cyanamide dan pupuk urea dikenal sebagai pupuk organic buatan. Contoh pupuk cyanamide ialah CaCN2 dibuat dengan memanasi kapur (lime) dengan kokas ( coke).

Pupuk Kalsium Ammonium NitratPupuk ini meruoakan campuran dari ammonium nitrat dengan bubuk tanah liat (kapur mergel). Campuran ini dimaksudkan untuk meniadakan keburukan-keburukan ammonium nitrat. Kalsium ammonium nitrat CaCO3. diperdagangkan dalam bentuk butiran-butiran N dan 30-35mengandung 20,5 kuning muda dan hijau. Pupuk kalsium nitrat ini berbentuk butiran, berwarna putih, sangat cepat larut di dalam air. 

Page 13: PUPUK DAN PEMUPUKAN ramah lingkungan

Kalsium nitrat merupakan sumber kalsium yang baik karena mengandung 19% Ca.  Sifat lainnya adalah bereaksi basa dan higroskopis.

Pupuk Natrium Nitrat (NaNO3)Natrium nitrat juga dikenal dengan nama Chilisalpeter. Disebut dengan chilisalpeter karena pada awalnya pupuk ini merupakan produk alam, yang didapatkan dari endapan didalam tanah didaerah pantai utara chili, peru dan Bolivia dan dipantai barat Amerika Serikat. Sekarang pupuk NaNO3 telah dibuat secara sintetis melalui proses ammonia soda sejalan dengan cara pembuatan ammonium chlorida, yaitu dengan caraproses Solvay (Proses ammonia soda) dengan larutan garam.

Page 14: PUPUK DAN PEMUPUKAN ramah lingkungan

Pupuk Fosfat

SP-36Mengandung 36% fosfor dalam bentuk P2O5.  ppuk ini terbuat dari fosfat alam dan sulfat.  Berbentuk butiran an berwarna au-abu. Sifatnya agak sulit larut dalam air dan bereaksi lambat sehingga selalu digunakan sebagai pupuk dasar.  Reaksi kimianya tergolong netral, tidak higroskopis, dan tidak bersifat membakar.

AMONIA

NH3

Gas amonia dibuat dari unsur-unsurnya, Hidrogen dan nitrogen:

N2 + 3H2 ------------------------ 2 NH3

Penggunaannya:1. Dg menggunakan tekanan tinggi dapat

dicairkan menjadi amonia cair2. Dapat dilarutkan dlm air menjadi

NH4OH3. Gas amonia dipakai untuk pembuatan

pupuk lain

Bagan pembuatan pupuk Nitrogen: + NH3 Am. Nitrat 33%

N

HNO3 Na2CO3 Na-nitrat16% N

+ Batu fosfat Nitrofosfat12- 20% N +O2

+ H2SO4 Am. Sulfat 21% N

NH3 + H3PO4 Am. Fosfat11-21% N

+ CO2 Urea 45% N

+NH4NO3, +Urea, + H2O Larutan N27-53% N

+ H2O Larutan amonia20% N

Page 15: PUPUK DAN PEMUPUKAN ramah lingkungan

Amonium PhosfatPupuk ini umumnya digunakan untuk merangsang pertumbuhan awal.  Bentuknya berupa butiran berwarna coklat kekuningan.  Reaksinya termasuk alkalis dan mudah larut di dalam air.  Sifat lainnya adalah tidak higroskopis sehingga tahan disimpan lebih lama  dan tidak bersifat membakar karena indeks garamnya rendah.

 

Pupuk Kalium

Kalium KloridaMengandung 45% K2O dan klor, bereaksi agak asam dan bersiat higroskopis.  Khlor berpengaruh negatif terhadap tanaman yang tidak membutuhkanya.

Kalium SulfatPupuk ini lebih dikenal dengan nama ZK. Kadar K2O-nya sekitar 48-52%, berbentuk tepung putih yang larut di dalam air, bersifat asam.  Dapat digunakan sebagai pupuk dasar sesudah tanam.

Kalium NitratMengandung 13% N dan 44% K2O, berbentuk butiran berwarna putih yang tidak bersifat higroskopis dengan reaksi yang netral.

  

Page 16: PUPUK DAN PEMUPUKAN ramah lingkungan

 

Pupuk Makro sekunder

Kapur dolomitik

PUPUK KALIU

M

Bahan dasar pupuk kalium adalah hasil tambang garam kalium (klorida dan sulfat) yang terdapat di Jerman, Perancis dan USA.

BAHAN PUPUK KALIUM

Pupuk Rumus KimiaPersentase KaliumKalium klorida KCl 48-60Kalium Sulfat K2SO4

48-50Kalium-magnesium sulfat K dan Mg sulfat 20-30

(25% MgSO4 )Kainit KCl sebagian besar12-16Kalium Nitrat KNO3

44( 13% N)Abu kayu K2CO3 sebagian besar3-7 (1-2% P)Abu ampas tebu An-organik30Abu sabut kelapa An-organik30Sekam padi Organik 2

Page 17: PUPUK DAN PEMUPUKAN ramah lingkungan

Berbentuk bubuk berwarna putih kekuningan, dikenal sebagai bahan untuk menaikan pH tanah.  Dolomit adalah sumber Ca (30%) dan Mg (19%) yang cukup baik.  Kelarutannya agak rendah dan kualitasnya sangat ditentukan oleh ukuran butirannya.  Semakin halus butirannya semakin baik kualitasnya. Kapur KalsitikDikenal sebagai kapur pertanian berbentuk bubuk berfungsi untuk meningkatkan pH tanah.  Warnanya putih dan butirannya halus, mengandung 90199% Ca.  Bersifat lebih cepat larut di dalam air. Kalium Magnesium Sulfat (Paten Kali)Pupuk ini mengandung 30% K2O, 12% S, dan 12% MgO, erbentuk butiran dan berwarna kuning.  Bersifat sukar larut dalam air. Gypsum (CaSO4)Bahan ini berbentuk bubuk berwarna putih.  Mengandung 39% Ca, 53% S, dan sedikit Mg.  Gypsum digunakan untuk meneralisir tanah yang erganggu karena kadar garam yang tingi. Bubuk BelerangBubuk belerang adalah sumber sulfur yang terbesar, kandungannya dapat mencapai 99%.   Namun bubuk ini tidak lazim digunakan untuk mengatasi defisiensi sulfur, tetapi lebih banyak digunakan untuk menurunkan pH tanah.  

Pupuk MikroPupuk sebagai sumber unsur hara mikro ersedia dalam dua entuk, yakni bentuk garam anorganik dan bentuk organik sinteis.  Kedua bentuk ini bersifat mudah larut di dalam air.  Contoh pupuk mikro yang berbentuk garam anorganik adalah Cu, Fe,Z dan Mn yan seluruhnya bergabung dengan sulfat.  Sebagai sumber boron, umumnya digunakan sodium tetra borat yang banyak digunakan sebagai pupuk aun.  Sumber Mo umumnya menggunakan sodium atau amonium molibdat. Bentuk organik sintetis ditandai dengan adanya agen pengikat unsur logam yang disebut chelat.  Chelat adalah bahan kimia organik yang dapat mengikat ion logam seperti yang dilakkan koloid tanah.  Unsur hara mikro yang tersedia  dalam bentuk chelat adalah Fe, Mn, Cu, dan Zn.  Selain itu, unsur mikro juga dapat disediakan oleh berbagai pupuk majemuk yang banyak beredar di pasaran. 

Page 18: PUPUK DAN PEMUPUKAN ramah lingkungan

Karakteristik Pupuk

Analisis pupuk

PUPUK

MIKRO

Pupuk yang mengandung satu atau

lebih unsur hara mikro, dalam bentuk tersedia bagi tanaman

Garam-garam unsur mikro yg lazim untuk pupuk

Tembaga sulfat CuSO4 25-35% CuTembaga sulfat basa CuSO4. 3Cu(OH)2

13-53% CuTembaga karbonat (basa) CuCO3. Cu(OH)2

57 % CuSeng sulfat ZnSO4 23 - 35% ZnSeng sulfat basa ZnSO4.4 Zn(OH)2

55% ZnMangan sulfat MnSO4 23 % MnMangan sulfat basa MnSO4. MnO 40-49 % MnNatrium Borat Na2B4O7 34-44% B2O3

Fero sulfat FeSO4 20% FeFeri sulfat Fe2(SO4)3 17% FeNatrium molibdat Na2MoO4 37-39% Mo.

Page 19: PUPUK DAN PEMUPUKAN ramah lingkungan

Kadar unsur hara yang dikandung pupuk disebut dengan analisis pupuk.  Untuk unsur makro kadar tersebut dinyatakan dalam satuan persen, sedangkan unsur mikro dinyatakan dalam satuan ppm.  Jenis unsur hara yang dikandung ppuk tidak dinyatakan dalam unsur tunggal tetapi dinyatakan dalam persentase total N, P2O5 dan K2O.  Sebagai contoh ppuk urea mengandung 45% N, berarti dalam 100 kg pupuk Urea terdapat 45 kg N total.Pupuk NPK dengan analisis 15:15:15 menunjukkan pupuk tersebut mengandung 15% N, 15% P2O5 dan 15% K2O.  Analisis ppuk selalu tertera pada kemasan pupuk.  Jenis pupuk yang sama belum tentu mengandung analisis yang sama, biasanya berbea sekitar 1-2%.  Hal ini sangat tergantung pada pabrik pemuatnya.  Karena itu saangat penting membaca dan memaami label yang terdapat pada kemasan pupuk. HigroskopisitasHigroskopisitas adalah sifat pupuk yang berkaitan dengan potensinya dalam mengikat air dari udara.  Pupuk dianggap bersifat higroskopis jika di tempat terbuka mudah sekali mencair.  Sifat ini sangat menentukan daya simapan pupuk.  Pupuk yang bersifat higroskopis hendaknya tidak disimpan terlalu lama dan harus disimpan di tempat yang tertutup (kedap udara), kalau tiak ppuk akan cepat mencair atau menggumpal.  Daya larutDaya larut merupakan kemampuan suatu jenis ppuk untuk terlarut dalam air.  Daya larut juga menentukan cepat atau lambatnya unsur hara yang ada di dalam pupuk untuk diserap tanaman atau hilang karena tecuci.  Pupuk engan daya larut tingi lebih cepat diserap oleh tanaman, tetapi mudah tercuci oleh hujan.  Pupuk yang mengandung nitrogen biasanya mempunyai daya larut yang tinggi.  

Reaksi pupukSetelah pupuk ditebarkan ke tanah, pH tanah dapat berubah menjadi lebih tingi atau lebih rendah.  Jenis pupuk yang menyebabkan pH tanah meningkat disebut pupuk bereaksi basa dan pupuk yang menyebabkan pH tanah menurun disebut pupuk bereaksi asam. Indeks garamPenebaran pupuk di tanah kan meningkatkan konsentrasi garam di dalam tanah.  Peningkatan konsentrasi garam ini akan menaikan tekanan osmosis larutan tanah, sehingga berpenaruh terhadap proses penyerapan unsur hara.  Larutan tanah dengan tekanan osmosis yang tinggi dapat menyebabkan larutan hara tidak dapat terserap tetapi cairan sel justru akan keluar dari akar (plasmolisis jaringan akar).  Pupuk dengan indeks garam yang tinggi  harus ditempatkan lebih jauh dari perakaran tanaman dibanding dengan pupuk dengan indeks garam rendah. Perhitungan PupukAgar dosis pupuk yang ditebarkan sesuai dengan yang diinginkan, sebelum melakukan pemupukan diperlukan beberapa penghitungan.  Berikut beberapa contoh penghitungan pupuk sebeluk melaksanakan pemupukan.  Contoh 1Hasil analisis jaringan tanaman merekomendasikan untuk melakkan pemupukan pada tanaman perkebunan dengan 150 gram N, 75 gram P2O5, dan 150 gram K2O pertanaman.  Pupuk yang tersedia di pasaran adalah Urea (45% N), SP-36 (36% P2O5), dan KCl (60% P2O).  Berdasarkan rekomendasi pemupukan, bobot setiap pupuk yang diperlukan untuk memenuhi rekomendasi di atas adalah :

Urea yang diperlukan adalah : 100/45 x 150 g = 333,3 gramSP-36 yang diperlukan adalah : 100/36 x 75 g = 208,3 gram

Page 20: PUPUK DAN PEMUPUKAN ramah lingkungan

KCl yang diperlukan adalah : 100/60 x 150 g = 249,9 gram Contoh 2Seorang petani ingin memupuk tanaman peliharaannya dengan NPK 15:15:15 dengan dosis yang dianjurkan 500 kg NPK/ha.  Jenis pupuk yang tersedia adalah Urea (45% N), SP-36 (36% P2O5), dan KCl (60% P2O).  Langkah yang harus dilakkan adalah mencampur ketiga jenis pupuk tersebut sampai kadarnya setara dengan dosis pupuk NPK yang dianjurkan.  Pertama hitung kadar N, P dan K dalam dosis yang dianjurkan, dan akan diperoleh :

Kadar N                     = 15% x 500 kg = 75 kgKadar P2O5                = 15% x 500 kg = 75 kgKadar K2O                 = 15% x 500 kg = 75 kg

Selanjutnya hitung jumlah kebutuhan pupuk Urea, SP-36, dan KCl sebagai berikut :Kebutuhan Urea      = 100/45 x 75 = 166,67 kgKebutuhan SP-36   = 100/36 x 75 = 208,33 kgKebutuhan KCl        = 100/60 x 75 = 124,99 kg

Page 21: PUPUK DAN PEMUPUKAN ramah lingkungan

Pupuk KandangPupuk kandang ialah zat organik yang digunakan sebagai pupuk organik dalam

pertanian. Pupuk kandang berperan dalam kesuburan tanah dengan menambahkan zat dan nutrien, seperti nitrogen yang ditangkap bakteri dalam tanah. Organisme yang lebih tinggi kemudian hidup dari jamur dan bakteri dalam rantai kehidupan yang membantu jaring makanan tanah. Dalam pengelolaan tanah, pupuk kandang dapat dikelompokkan menjadi 3 macam, yakni pupuk hewan, kompos, dan pupuk hijau.

KomposKompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan

organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobik. Sedangkan pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat campuran bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup, mengaturan aerasi, dan penambahan aktivator pengomposan.

Sampah terdiri dari dua bagian, yaitu bagian organik dan anorganik. Rata-rata persentase bahan organik sampah mencapai ±80%, sehingga pengomposan merupakan alternatif penanganan yang sesuai. Kompos sangat berpotensi untuk dikembangkan mengingat semakin tingginya jumlah sampah organik yang dibuang ke tempat pembuangan akhir dan menyebabkan terjadinya polusi bau dan lepasnya gas metana ke udara.

Jenis-jenis komposKompos cacing (vermicompost), yaitu kompos yang terbuat dari bahan organik

yang dicerna oleh cacing. Yang menjadi pupuk adalah kotoran cacing tersebut. Kompos bagase, yaitu pupuk yang terbuat dari ampas tebu sisa penggilingan tebu di pabrik gula. Kompos bokashi.

Manfaat KomposKompos memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan

organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini membantu tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah. Aktivitas mikroba tanah juga diketahui dapat membantu tanaman menghadapi serangan penyakit. Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik kualitasnya daripada tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, misal: hasil panen lebih tahan disimpan, lebih berat, lebih segar, dan lebih enak.

Kompos memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek:

Aspek Ekonomi :1. Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah2. Mengurangi volume/ukuran limbah3. Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya

Aspek Lingkungan :1. Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah dan pelepasan gas metana

dari sampah organik yang membusuk akibat bakteri metanogen di tempat pembuangan sampah

2. Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan

Page 22: PUPUK DAN PEMUPUKAN ramah lingkungan

Aspek bagi tanah/tanaman:1. Meningkatkan kesuburan tanah2. Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah3. Meningkatkan kapasitas penyerapan air oleh tanah4. Meningkatkan aktivitas mikroba tanah5. Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen)6. Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman7. Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman8. Meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam tanah

Peran bahan organik terhadap sifat fisik tanah diantaranya merangsang granulasi, memperbaiki aerasi tanah, dan meningkatkan kemampuan menahan air. Peran bahan organik terhadap sifat biologis tanah adalah meningkatkan aktivitas mikroorganisme yang berperan pada fiksasi nitrogen dan transfer hara tertentu seperti N, P, dan S. Peran bahan organik terhadap sifat kimia tanah adalah meningkatkan kapasitas tukar kation sehingga mempengaruhi serapan hara oleh tanaman. Beberapa studi telah dilakukan terkait manfaat kompos bagi tanah dan pertumbuhan tanaman. Kompos dapat memberikan peningkatan kadar Kalium pada tanah lebih tinggi dari pada kalium yang disediakan pupuk NPK, namun kadar fosfor tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dengan NPK. Hal ini menyebabkan pertumbuhan tanaman yang ditelitinya ketika itu, caisin (Brassica oleracea), menjadi lebih baik dibandingkan dengan NPK.

Pupuk cacing (vermicompost) dapat memberikan hasil pertumbuhan yang terbaik pada pertumbuhan bibit Salam (Eugenia polyantha Wight) pada media tanam subsoil. Indikatornya terdapat pada diameter batang, dan sebagainya. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa penambahan pupuk anorganik tidak memberikan efek apapun pada pertumbuhan bibit, mengingat media tanam subsoil merupakan media tanam dengan pH yang rendah sehingga penyerapan hara tidak optimal. Pemberian kompos akan menambah bahan organik tanah sehingga meningkatkan kapasitas tukar kation tanah dan mempengaruhi serapan hara oleh tanah, walau tanah dalam keadaan masam.

Kompos bagase (kompos yang dibuat dari ampas tebu) yang diaplikasikan pada tanaman tebu (Saccharum officinarum L) meningkatkan penyerapan nitrogen secara signifikan setelah tiga bulan pengaplikasian dibandingkan degan yang tanpa kompos, namun tidak ada peningkatan yang berarti terhadap penyerapan fosfor, kalium, dan sulfur. Penggunaan kompos bagase dengan pupuk anorganik secara bersamaan tidak meningkatkan laju pertumbuhan, tinggi, dan diameter dari batang, namun diperkirakan dapat meningkatkan rendemen gula dalam tebu.

Page 23: PUPUK DAN PEMUPUKAN ramah lingkungan

Reaksi pupuk dalam tanah

Pemberian pupuk kedalam tanah akan meningkatkan kandungan unsur hara didalam tanah yang dapat segera diserap akar tanaman, namun demikian pemberian pupuk itu mempengaruhi kondisi tanah. Hal itu terjadi karena pengaruh dari sifat-sifat, macam atau jenis pupuk yang diberikan. Setiap pupuk yang ditambahkan kedalam tanah akan mengalami berbagai macam reaksi. Reaksi-reaksi tersebut akan berpengaruh terhadap sifat fisika, kimia dan biologi tanah. Apabila pupuk ditambahkan kedalam tanah maka pupuk akan mengalami reaksi atau perubahan baik dalam bentuk fisik dan sifat kimianya. Perubahan-perubahan ini mulai terjadi apabila pupuk itu bereaksi dengan air tanah. Setelah bereaksi dengan air pupuk akan melarut, sebagian pupuk akan diserap akar tanaman, sebagian ada terfiksasi menjadi bentuk tidak tersedia untuk tanaman, hilang melalui proses denitrifikasi (pupuk N), tercuci (leaching) tereosi dan serta terjadinya penguapan (volatilisasi).

Manfaat pupuk adalah menyediakan unsur hara yang kurang atau bahkan tidak tersedia di tanah menjadi tersedia untuk mendukung pertumbuhan tanaman.  Seperti yang telah kita ketahui bahwa pupuk yang diproduksi dan beredar di pasaran sangatlah beragam, baik dalam hal jenis, bentuk, ukuran, kandungan unsur hara maupun kemasannya.  Dengan beragamnya jenis pupuk dengan berbagai karakter masing-masing, sering membuat pemakainya kebingungan untuk menggunakannya.  Tidak mengherankan jika sering dijumpai kegagalan produksi tanaman sebagai akibat kesalahan pemupukan.  Untuk mengatasi hal tersebut sebelum dilakkan pemupukan ada beberapa hal yang perlu

REAKSI UREA DALAM TANAH

(NH2)2CO + 2H20Urea Water

Equation 1. Hidrolisis UreaSoil

Urease(NH4)2CO3Ammonium CarbonateEquation 2.

(NH4)2CO3 + 2H+ 2NH4 + CO2 + H20Ammonium Ammonium Carbon WaterCarbonate Dioxide (gas)

+

Equation 3.NH4 + OH- NH3 + H2OAmmonium Hydroxyl Ammonia Water

+

Page 24: PUPUK DAN PEMUPUKAN ramah lingkungan

dilakukan, yaitu melakukan analisis tanah dan daun, mengidentifikasi gejala kekurangan unsur hara, dan menentukan metode pemupukan.

Analisis tanah dan daun adalah untuk mengetahui ketersediaan unsur hara dalam tanah dan unsur hara apa yang dibutuhkan tanaman.  Di samping itu dengan mengidentifikasi gejala kerusakan/kelainan pada tanaman kita sudah dapat memprediksi unsur hara yang kurang dan dibutuhkan tanaman.  Untuk mengaplikasikan pupuk sesuai dengan rekomendasi hasil analisis, perlu metode pemupukan yang tepat, karena kesalahan cara aplikasinya, mengakibatkan pemupukan tidak/kurang efisien..

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

0 1 2 3 4

Ure

a ya

ng d

ihid

rolis

is (%

)

79o 62o

50o

Waktu setelah aplikasi urea (hari)

Kecepatan hidrolisis Urea dalam tanah

lempung-debu yang suhunya berbeda-beda

Page 25: PUPUK DAN PEMUPUKAN ramah lingkungan

Faktor – faktor yang mempengaruhi Efisiensi pemupukan

Istilah efisiensi mencakup dua hal, yaitu efisiensi ekonomis dan efisiensi teknis. Efisiensi ekonomis tercapai pada saat keuntungan maksimum dapat dicapai sedangkan efisiensi teknis dicapai pada saat produksi rata-rata mencapai tingkat optimum. Dalam kaitannya dengan pemupukan, konsep efisiensi tidak identik dengan pengurangan atau peniadaan pupuk, tetapi lebih mengarah pada pemberian pupuk yang tepat atau tidak berlebihan. Ketepatan program pemupukan membutuhkan berbagai informasi yang akurat mengenai : kebutuhan potensial hara pada berbagai umur tanaman, varietas dan jumlah tanaman per ha dan kondisi spesifik yang menunjang atau menghambat pertumbuhan dan produksi. Sejak lama telah dikembangkan sistem rekomendasi pemupukan dengan didasarkan pada analisis daun, performance tanaman dan lingkungan tumbuh tanaman serta analisis tanah. Sistem ini mengarah kepada efektivitas dan efisiensi pemupukan dan di pihak praktisi diharapkan dalam pelaksanaan berpegang kepada “7 Prinsip Tepat”, yaitu tepat Jenis, Dosis, Bentuk, Waktu, Cara, Letak, dan Frekuensi. Seringkali pupuk yang diberikan pada tanaman sebagian besar tidak dapat diserap dan dimanfaatkan tanaman, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor alam seperti ; hanyut oleh aliran permukaan (run off), tercuci oleh air perkolasi ke lapisan tanah yang lebih dalam (leaching), menguap, terjerap (fiksasi) oleh senyawa Al dan Fe bebas di dalam tanah.

HIDDEN HUNGER

= KELAPAR

AN TERSEMBUNYI

“Situasi dimana tanaman memerlukan tambahan unsur hara tertentu meskipun belum

ada gejala defisiensi yang spesifik”

Kandungan hara dalam tanaman berada di atas zone

defisiensi, namun masih berada di bawah batas

optimal untuk pertumbuhan dan produksi tanaman

Optimum fisiologis

Top yield

Hidden hunger Optimum ekonomis

Symptoms dosis

pemupukan

Hasil analisis tanaman berguna untuk menyusun program pemupukan musim tanam mendatang .

Hasil uji tanah berguna untuk membantu mengeliminir / mengatasi problematik hara musim tanam sekarangKedua cara ini harus digunakan dengan hati-hati,

terutama dikaitkan dengan sejarah pengelolaan tanah pada masa yang lalu

Melacak hidden hunger

Field trial Tissue test

Plant analyses Feed value

Morfologi

Part analyses

root absorptionSoil tests

air tanah, aerasi, suhu

Page 26: PUPUK DAN PEMUPUKAN ramah lingkungan

Efektivitas Penggunaan Pupuk di Lapangan Efektivitas dan efisiensi penggunaan pupuk di lapangan ditentukan oleh berbagai

faktor, diantaranya : pelaksanaan aplikasi pemupukan di lapangan yang tidak akurat, yaitu ketidaktepatan pemilihan jenis, dosis, cara dan waktu aplikasi pupuk dan ketepatan waktu pengadaan pupuk, misalnya saja Jenis Pupuk. Seringkali penggunaan jenis pupuk tidak sesuai dengan yang direkomendasikan antara lain karena tidak tersedianya pupuk di pasaran dan keterlambatan penyediaan pupuk di kebun. Ada beberapa jenis pupuk yang mempunyai kandungan unsur hara yang sama. Maka penyusunan rekomendasi pemupukan, biasanya rekomendator dalam penentuan jenis pupuk berpedoman kepada : Sifat kemasaman tanah dan kimia pupuk, penggunaan pupuk yang lain, tingkat defisiensi unsur hara tanaman, faktor harga pupuk

Ukuran Efisiensi pemupukan

1. Efisiensi penggunaan hara: hasil kg per ha/ hara dlm tnm kg per ha = kg kg-12. Efisiensi fisiologis: (kg hasil P1 - kg hasil P0)/(kg Serapan P1 – kg Serapan P0)=kg

kg-13. Rasio efisiensi hara: Unit hasil kg / unit hara dalam tanaman kg = kg kg-14. Efisiensi agronomis: {(kg per ha hasil P1 – kg per ha hasil P0)/ kg per ha hara yang

diberikan} = kg kg-1

Ukuran Efisiensi pemupukan1. Efisiensi serapan hara dari tanah: {(kg Serapan P1 – kg Serapan P0)/ kg hara yang

digunakan}x 100%2. Efisiensi Agrofisiologis: {(kg gabah hasil P1 - kg gabah hasil P0)/(kg Serapan jerami

dan gabah P – kg Serapan jerami dan gabah P0)} = kg kg-13. Efisiensi hara pupuk: % hara jaringan tanaman x Efisiensi penggunaan hara = (kg

serapan hara / kg hara yg diberikan) x (kg hasil gabah per kg serapan hara tanaman)

Page 27: PUPUK DAN PEMUPUKAN ramah lingkungan

EKONOMI

PUPUK

Petani melakukan usahataninya bertujuan mendapatkan

keuntungan yang sebesar-besarnya per satuan luas lahan yang digarapnya ……….. Profit

maximizingPara petani berpendapat bahwa : “ia harus membelanjakan uang untyuk menghasilkan uang”

Hal ini tentu saja benar untuk pembiayaan : “kapur, pupuk, dan rabuk”

Use of fertilizers is an index of the use of modern agricultural methods

Faktor lain yg berpengaruh:Water controlSeedbedCultivarDate and rate of seedingStand of populationFertilizer placementCultivationWeed, insect and diseaseHarvesting practices

Page 28: PUPUK DAN PEMUPUKAN ramah lingkungan

Aplikasi Pupuk - Pemupukan

Faktor penentu memilih cara aplikasi

Dalam menentukan aplikasi  atau penempatan pupuk  di tanah harus mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut.

 

a.    Tanaman yang akan dipupuk

1. Nilai ekonomi tanaman dan luas areal tanam.  Tanaman dengan nilai ekonomi yang tinggi atau mempunyai skala penanaman yang sangat luas dapat mempertimangkan cara penempatan pupuk dengan alat mekanis.

2. Umur tanaman.  Tanaman di pesemaian dapat dipupuk dengan cara menyemprotkan pupuk lewat daun.  Pupuk unuk tanaman di lapangan yang masih kecil diberikan dengan cara menugal.  Pada tanaman yang sudah besar pupuk dapat diberikan dengan cara larikan

3. Jarak tanam dan karakter tajuk.  Tanaman dengan jarak tanam yang rapat dapat dipupuk dengan cara larikan pada satu sisi barisan tanaman.  Tanaman yang ditanam berjauhan dapat dipupuk dengan cara membuat larikan yang melingkar mengelilngi pohon

 b.    Jenis pupuk yang digunakan

What are the most profitable rates of plant nutrients?.

Beberapa faktor yang berpengaruh:1. The expected increase in yield from each

increment2. The level of management3. The price of fertilizer4. The price the farmer expects to receive for his

crops5. Additional harvesting and marketing costs6. Residual effects7. Levels of other nutrients in the soil or

fertilizer

Page 29: PUPUK DAN PEMUPUKAN ramah lingkungan

1. Dalam pemupukan kita harus memperhatikan Mobilitasnya di dalam tanah.  Fosfor hampir tidak bersifat mobil, akibatnya pupuk ini tetap berada di tempat semula dalam jangka waktu yang lama sehingga diberikan sekaligus dan harus diberikan dekat dengan perakaran dengan cara menugal atau larikan.  Pupuk Kalium dan Nitrogen cenderung mudah bergerak dari tempat penbarannya.  Pola pergerakannya vertikal ke bawah bersama-sama air. Karena sifatnya yang mobil pupuk kalium dan nitrogen dapat diberikan dengan ara ditebar dipermkaan tanah atau atau dengan larikan.

2. Indeks garam. Pupuk dengan indeks garam yang tingi tidak boleh ditempatkan terlalu dekat dengan akar karena akan merusak tanaman.

3. Ukuran pupuk.  Pupuk dengan ukuran  butiran yang sangat halus seperti kapur umumnya ditebar di atas permukaan tanah.

 c.    Dosis PupukTidak disarankan menempatkan pupuk dengan dosis sangat tinggi di dalam larikan

karena akan merusak tanaman.  Pupuk tersebut sebaiknya ditebar agar idak erjadi penumpukan disatu tempat.  

  Cara aplikasi pupuk1.    Larikan

Caranya buat parit kecil di samping baris tanaman sedalam 6-10 cm, tempatkan pupuk di dalam larikan tersebut, kemudian tutup kembali.  Cara ini dapat dilakukan pada satu atau kedua sisi tanaman.  Pada tanaman dengan jarak tanam yang lebar larikan dibuat melingkar di sekeliling pohon dengan jari-jari 0,5-1 kali jari-jari tajuk pohon. 

2.    Penebaran secara merata di atas permukaan tanahCara ini biasanya dilakukan sebelum penanaman atau bersamaan dengan pengolahan tanah, seperti pada aplikasi kapur.  Pada pemupukan susulan hal ini dapat dilakukan untuk pupuk yang tidak mudah menguap.

3.    Pop UpCaranya ppuk dimasukkan pada lubang tanam pada saat penanaman bibit.  Pupuk yang digunakan harus yang indeks garamnya rendah agar tidak merusak bibit.

4.    FertigasiPupuk dilarutkan kedalam air dan disiramkan pada tanaman melalui air irigasi.  Cara ini banyak dilakukan pada pembibitan

  Waktu pemupukan

Dilihat dari sifat bereaksinya pupuk ada yang cepat ada yang lambat, sehingga hal ini akan mempengaruhi kepada kapan pupuk itu harus diberikan.  Pupuk yang bereaksi cepat biasanya diberikan diawal tanam sebagai pupuk dasar dan akan tersedia dalam jangka waktu yang lama sehingga frekuensi aplikasinya sedikit.  Sedangkan pupuk yang bereaksi cepat biasanya diberikan secara bertahap karena pupuk ini cepat tercuci sehinga cepat berkurang ketersediaanya dalam tanah.  Dilihat dari peranannya ada yang berperan dalam pertumuhan vegetatif dan generatif, sehinga pemberiannyapun disesuaiakan dengan masa pertumbuhan tanaman.

Page 30: PUPUK DAN PEMUPUKAN ramah lingkungan

Peningkatan efisiensi pemupukan pada tanaman jagung Pemupukan urea pada tingkat petani di beberapa tempat sudah berlebih dan tidak

efisien lagi, mislanya , mencapai sekitar 500 - 750 kg/ha. Hasil penelitian Balitsereal, bahwa kebutuhan pupuk urea untuk tanaman jagung hanya 225 - 425 kg urea/ha (tergantung tingkat kesuburan tanah) dengan tingkat hasil yang diperoleh 8 - 12 t/ha. Balai Penelitian Tanaman Serealia (Balitsereal) telah mengembangkan metode pemupukan N (urea) yang dapat menghemat 30 - 50% pupuk urea dan mudah diterapkan petani, yaitu penggunaan Bagan Warna Daun (BWD).

Rekomendasi aplikasi pupuk untuk tanaman padi dengan periode

pertumbuhannya 150−155 hari. Sumber: www.irri.org/irrc/SSNM/country

%2...rice.htmTabur benih

Tanam

bibit

Anakan aktif

Periode

Inisiasi (PI)

Pembungaan

& pengisi

an

Panen

Page 31: PUPUK DAN PEMUPUKAN ramah lingkungan

BWD yang digunakan pada tanaman jagung adalah BWD yang juga dipakai pada tanaman padi. Prinsip penggunaan BWD adalah memberi nilai skala 2-5 dari penampilan warna kuning-hijaunya daun tanaman. Makin kekuningan warna daun tanaman, nilainya

Site-Specific Nutrient Management (SSNM)

for Manual Transplanted Rice in Jiangsu Province, China

Single Japonica rice: 150−155 days growth duration (from seed to harvest)

  SSNM merupakan pendepatan pemupukan

berdasarkan pada kebutuhan hara tanaman, mensuplai tanaman padi dnegan hara yang dubutuhkan oleh tanaman. SSNM meliputi beberapa hal berikut:

Aplikasi pupuk P dan K secukupnya dalam periode 14 hari setelah tanam bibit (DAT) untuk memenuhi kebutuhan tanaman muda. Aplikasi sedikit pupuk N sebelum periode anakan aktif.Aplikasi pupuk N pada periode pembentukan anakan aktif dan fase pertumbuhan berikutnya berdasarkan kebutuhan tanaman , ditentukan dnegan metode LCC (leaf color chart). Applikasi pupuk K pada saat inisiasi bulir berdasarkan kebutuhan tanaman.Aplikasi unru mikro berdasarkan rekomendasi lokal.

Page 32: PUPUK DAN PEMUPUKAN ramah lingkungan

juga makin rendah, sebaliknya jika daun makin hijau maka nilai skalanya juga makin tinggi. Nilai skala warna daun pada saat tanaman masih fase vegetatif (sebelum berbunga) sampai fase pembentukan tongkol ) berhubungan erat dengan produktivitas tanaman. Artinya tanaman yang daunnya hijau pasti memberikan hasil yang lebih tinggi disbanding tanaman yang daunnya kekuningan. Tanaman jagung yang daunnya berwarna kekuningan menunjukan bahwa masih kekurangan hara N, karena itu diperlukan tambahan pupuk urea. Nah, untuk mengetahui apakah tanaman masih membutuhkan hara N (urea) atau tidak dapat diukur secara mudah dengan mengunakan BWD.

Prosedur pemupukan urea pada tanaman jagung berdasarkan BWD adalah sebagai berikut: 1) takaran pemberian awal tanam (umur ±10 hst) sejumlah 110 kg urea/ha, kemudian pemberian kedua pada umur 30 hst, sebanyak 170 kg urea/ha, 2) Pada umur 50 HST (sebelum berbunga) diamati warna daunnya menggunakan BWD. Hasil pengamatan nilai BWD tertentu dipupuk kembali sesuai dengan Tabel 2. Untuk mendapatkan akurasi pengukuran BWD langkah-langkah yang harus dilakukan sebagai berikut: 1) bagian tanaman yang diamati adalah daun ketiga dari atas yang telah terbuka sempurna, 2) jumlah sampel disarankan minimal 20 tanaman secara acak yang mewakili kelompok wilayah/area lahan yang dianggap seragam kondisinya, 3) pengukuran dilakukan pada pagi hari dan dihindari adanya pantulan cahaya matahari pada alat BWD, 4) tanpa ada tenggang waktu antara sampel yang diamati, 5) tanaman tidak dalam keadaan stres kekeringan,6) disamping itu, tanaman tidak kekurangan hara,oleh karena itu harus dilakukan pemupukan yang optimal.

Perkiraan tambahan N berdasarkan nilai BWD tanaman jagung pada umur 40-50 hst

Nilai BWD* Dosis pupuk urea (kg/ha)  Sasaran hasil jagung

hibrida >7 t/haSasaran hasil jagung biasa

< 7 t/ha<4.0 156 1224.0 – 4.25 122 894.25 – 4.50 100 67< 4.5 67 0

(*) Nilai BWD dari rata-rata pengamatan 20 sampel secara acak dalam satu petakan lahan.(Sumber: Hasil penelitian Balitsereal)

Mikroorganisme Meningkatkan Efisiensi Pemupukan Fosfat

Pemupukan fosfat sering tidak efisien karena fosfat terikat menjadi bentuk yang tidak tersedia bagi tanaman. Pemberian pupuk mikroba, yang kini beredar dengan berbagai merek, ternyata cukup efektif mengatasi masalah tersebut. Masalah utama dalam pemupukan P (fosfat) pada lahan pertanian adalah efisiensinya yang rendah, karena hanya 10-30% saja dari pupuk yang kita berikan ke tanah dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Hal ini terjadi karena adanya proses pengikatan atau fiksasi P yang cukup tinggi oleh tanah terhadap pupuk yang diberikan. Pada tanah yang bersifat basa (pH tinggi), fiksasi P dilakukan oleh kalsium (Ca) dan terbentuk ikatan Ca-P yang bersifat sukar larut, sehingga bentuk P ini sukar atau bahkan tidak tersedia bagi tanaman. Pada tanah yang bersifat masam (pH rendah), fiksasi P dilakukan oleh besi (Fe) atau aluminium (Al) dan terbentuk ikatan Fe-P atau Al-P yang juga sukar larut dan tidak tersedia bagi tanaman.

Page 33: PUPUK DAN PEMUPUKAN ramah lingkungan

Mikroorganisme tanah seperti bakteri Pseudomonas sp. dan Bacillus sp. dapat mengeluarkan asamasam organik seperti asam formiat, asetat, dan laktat yang bersifat dapat melarutkan bentuk-bentuk fosfat yang sukar larut tersebut sehingga menjadi bentuk yang tersedia bagi tanaman.

Dasar pertimbangan dalam pemupukan

Pupuk senantiasa menghantui pikiran petani pada saat musim tanam telah tiba. Begitu pentingnya pupuk sehingga kadang-kadang dijadikan seperti gadis cantik jelita yang sedang dipingit, sulit dijumpai di pasaran, harganya pun melambung tinggi. Lalu bagaimana cara menggunakan pupuk yang bijaksana – menguntungkan ?. Paradigma pertanian tanaman pangan ke depan adalah menghasilkan bahan pangan yang lebih banyak per satuan areal dan tetap ramah lingkungan. Dengan demikian keberlanjutan sistem pertanian tersebut dapat dipertahankan. Hal ini mengharuskan kegiatan pertanian khusunya tanaman pangan mempertimbangkan aliran bahan-bahan, terutama aliran unsur hara  dan sisa pestisida.

Pemupukan merupakan salah satu aspek penting dalam sistem budidaya tanaman. Pupuk dapat meringkan hasil tanaman dan juga dapat menyebabkan terjadinya penurunan kualitas lahan pertanian. Karena itu, diperlukan suatu metode pemupukan yang tepa agar hasil yang tinggi tetap dapat tercapai dan dampak negative dari pemupukan tersebut dapat ditekan sekecil mungkin. Pengelolaan hara ataua pemupukan memiliki arti yang luas, tidak saja menyangkut  pengertian tentang kebutuhan (dosis pupuk) yang harus diberikan kepada suatu tanaman pada jenis tanah dan lingkungan yang tertentu pula. Tetapi yang menyangkut pengertian-pengertian (1) sifat-sifat kimia dan fisik pupuk, (2) cara-cara memberi pupuk, (3) waktu memberi pupuk, (4) residu pupuk, (5) dan lain-lain yang berhubungan dengan pupuk.

Hasil-hasil uji kalibrasi pada lingkungan yang spesifik harus mampu merekomendasi berbagai aspek penggunaan pupuk agar efsiensi dan produktivitas tanaman berada pada keadaan yang optimum. Karena itu memahami berbagai aspek pemupukan secara mendalam sangat penting sebagai upaya meningkatkan penggunaan energi dalam bidang pertanian  (Rachim, 1996). Berikut diuraikan secara singkat aspek-aspek yang menyangkut pemupukan. Ada tiga hal yang saling berinteraksi dan perlu diperhatian agar pupuk yang diberikan lebih efektif dana menguntungkan. Untuk  memperoleh manfaat yang cukup banyak perlu menerapkan strategi pengelolaan hara yang baik. Salah satu pendekatan yang dapat dipakai adalaha pemupukan spesifikasi lokasi (site specific Nutrient Management). Dengan pendekatan ini dapat dihindari pemupukan yang berlebihan.

Page 34: PUPUK DAN PEMUPUKAN ramah lingkungan

Tanah yang Dipupuk

Secara biologis tanah merupakan suatu sistem yang dinamis dan hidup. Aneka mikroflora maupun mikrifauna hidup didalam tanah yang mencakup aktinomicetes, bakteri,alga, fungi, nematoda, protozoa, cacing tanah dan serangga. Biodegradasi mikroba ini dan sisa-sisa tanaman secara kimia mensuplai secara besar bahan organik dan hara ke dalam tanah setiap tahun. Melalui siklus karbon, bahan organik dihancurkan dan teroksidasi secara sempurna menjadi CO2 oleh aktivitas mikroba. Mikroba tersebut memanfaatkan karbon sebagai sumber energi. Secara alami hara yang dibutuhkan oleh tanaman dapat berasal dari tanah, bahan organik (seperti sisa tanaman yang dikembalikan ke dalam tanah), air hujan atau air irigasi. Suplai hara dari tanah biasanya tidak cukup untuk menghasilkan produksi yang tinggi. Oleh karena itu, penggunaan pupuk diperlukan untuk menambah unsur hara yang kurang dalam tanah agar dapat memenuhi kebutuhan tanaman.

Setiap jenis tanah memiliki dinamika hara yang khas. Misalnya kandungan haranya berbeda-beda sehingga jumlah pupuk yang diperlukan juga berbeda. Status hara didalam tanah dapat diketahui melalui uji tanah di laboratorium. Uji tanah ini telah lama digunakan secara luas di negara-negara maju untuk menentukana kebutuhan pupuk suatu tanaman.

Landasan Ilmiah bagi Rekomendasi Pemupukan

Yield response as influenced by soil test level and soil test recommendation approach.  (Hergert, 1997)

Tingkat Kritis

Tingkat Uji Tanah

Hasil maksimu

m ekonomis

Tidak boleh memupuk

Pemupukan untuk pemeliharaan

Rekomendasi pupuk dgn:Pendekatan koreksi

defisiensiPendekatan pemeliharaan

% H

asil

tana

man

ST

TRSR

Page 35: PUPUK DAN PEMUPUKAN ramah lingkungan

UJI TANAH = SOIL TESTING

Diunduh dari: ……….. 6/10/2012

Uji tanah merupakan metode kimiawi untuk mengestimasi kemampuan tanah mensuplai unsur hara.

Uji tanah secara kimiawi dapat menentukan dugaan kebutuhan hara sebelum tanaman ditanam.

Uji tanah mengukur sebagian dari total suplai hara dalam tanah.

Untuk dapat menggunakan hasil evaluasi ini untuk menduga kebutuhan unsur hara suatu tanaman maka harus dikalibrasikan dengan percobaan pemupukan di lapangan dan di rumah kaca.

Page 36: PUPUK DAN PEMUPUKAN ramah lingkungan

UJI TANAH = SOIL TESTING

Diunduh dari: ……….. 6/10/2012

Keterkaitan antara hasil uji tanah dengan rekomendasi dosis pupuk

(Tisdale dan Nelson, 1975)

Page 37: PUPUK DAN PEMUPUKAN ramah lingkungan

Tiga konsep pendekatan pemupukan yang dikenal : Pendekatan koreksi defisiensi

hara, Pendekatan pemeliharaan, dan Pendekatan Kehilangan Hara.

Pendekatan ini menekankan bahwa:

Uji tanah hanya mampu mengukur sebagian (fraksi) dari usnur hara tertentu yang ada dalam tanah.Tidak mungkin dapat mengukur berapa banyak unsur hara yang akan mudah tersedia bagi tanaman. Hal ini berarti bahwa nilai uji (analisis) tanah merupakan indeks status kesuburan tanah, dan bukan ukuran kuantitatif total hara dalam tanah atau ketersediaannya.Early researchers recognized that the level of available nutrients measured may range from low to high in a given field. Early recommendations were intended to be applied on a field basis.

Page 38: PUPUK DAN PEMUPUKAN ramah lingkungan

PENDEKATAN KOREKSI DEFISIENSI HARA

Konsep koreksi defisiensi hara menyatakan bahwa suatu hara diberikan hanya kalau ada harapan adanya respon tanaman yang masuk

akal. Hal ini menghasilkan ide Faktor Pembatas.

Uji tanah dikembangkan untuk dapat mendeteksi kapan suatu hara

membatasi kehidupan tanaman pada suatu lahan.

Research is conducted to determine crop yields at different soil test levels for a given

nutrient (correlation).

The next step determines how much fertilizer is required for optimum yields at different soil

test levels (calibration).

Page 39: PUPUK DAN PEMUPUKAN ramah lingkungan

PENDEKATAN PEMELIHARAAN

Pendekatan pemeliharaan ini menetapkan sasaran tingkat ideal uji tanah (kandungan hara dalam tanah) dan merekomendasikan

pemupukan untuk membangun tanah untuk mencapai kandungan hara pada

tingkat ideal tersebut.. Pendekatan ini menggunakan tingkat

(hasil) uji tanah untuk menentukan kapan aplikasi pupuk. Uji tanah masih harus

dikorelasikan. Menurut pendekatan ini, kesuburan tanah harus dijaga pada tingkat yang sama atau lebih tinggi daripada titik hasil maksimum

ekonomis.

Pendekatan ini juga disebut “MEMUPUK TANAH,” since emphasis is placed on

achieving a specific nutrient level in the soil. Those who recommend this approach

have interpreted the research data to conclude that this approach benefits the

producer over time.

BIASANYA, PENDEKATAN PEMELIHARAAN ini menggunakan nilai uji

tanah yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai-kritis yang digunakan oleh

pendekatan koreksi defisiensi hara.

Page 40: PUPUK DAN PEMUPUKAN ramah lingkungan

PENDEKATAN PANEN HARA

Pendekatan ke tiga untuk rekomendasi pemupukan adalah “Panen Hara”.

Tanaman menyerap sejumlah hara dari dalam tanah, dan untuk mempertahankan

produksi yang bagus, sejumlah usnur hara tersebut harus dikembalikan ke

tanah.

This was accomplished through crop residues, wood ashes, and manures. As a simple guideline to adding fertilizers, the

nutrient removal approach is a major advance over not considering crop

nutrition at all.

“Mengembalikan ke tanah apa saja yang dipanen” secara teoritis

dapat menjaga produktivitas dan menghindari degradasi tanah.

Page 41: PUPUK DAN PEMUPUKAN ramah lingkungan

Kemasaman tanah juga mempengaruhi pupuk yang akan diberikan. Dalam hal ini reaksi pupuk di dalam tanah perlu diperhatikan, agar tidak menyebabkan tanah menjadi lebih masam. Pada tanah-tanah tertentu juga dapat terjadi fiksasi (pengikatan) hara oleh unsur tertentu, yang menyebabkan hara tidak tersedia bagi tanaman. Misalnya pada tanah-tanah dengan kandungan Al yang tinggi, Al dapat memfiksasi P. Agar pupuk yang diberikan lebih efektif dan efisien, maka daya fiksasinya harus diminimumkan, misalnya dengan pemberian kapur atau bahan organik.

Fiksasi P-tanah : Rosin Coated SuperphosphateFiksasi P dalam tanah berkapur dapat dikendalikan dengan cara aplikadsi pupuk pelet fosfat diamonium berbungkus rosin, dengan laju pelepasan fosfor yang beragam. Empat tanah dari daerah kering di Spanyol selatan-timur dipilih dan diperlakukan secara terpisah dengan salah satu pupuk berikut ini : superfosfat (SP) atau diamonium fosfat (DAP) dilapisi dengan 0, 10 atau 22% rosin, dengan dosis 1000 Kg P / ha. Setelah aplikasi, contoh tanah diinkubasi selama 8 bulan, selama periode inkubasi diambil contoh tanah untuk mengevaluasi ketersediaan P dengan cara electro-ultrafiltration (EUF).Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan DAP dengan lapisan 22% memungkinkan fiksasi P tanah berkapur dikendalikan. Pembungkusan pupuk ini cukup stabil dan bertahan selama periode pertumbuhan tanaman. (Sumber: Diez, J.A., MaC Cartagena dan A. Vallejo. 1992. Controlling phosphorus fixation in calcareous soils by using coated diammonium phosphate. Fertilizer research. June 1992, Volume 31, Issue 3, pp 269-274).

Kandungan bahan organik tanah juga merupakan suatu hal penting yang perlu diperhatikan agar pupuk yang diberikan lebih efektif. Hasil pengamatan BPTP Sulawesi Selatan menujukkan bahwa sebagian besar C-organik tanah sawah di daerah BOSOWASIPILU dibawah 2 % (rendah). Hasil-hasil pengkajian menujukkan bahwa pemberian 220 kg Urea + 50 kg Za + 50 kg SP-36 + 50 kg KCl + Jerami 1-2 t/ha memberikan hasil 7,4 t gabah per ha. Sedangkan pemberian 240 kg Urea + 70 kg ZA + 35 kg SP-36 +30 kg KCl tanpa jerami hasilnya hanya 5,77 t gabah per hektar. Menurut Adiningsih (1984) jerami padi sebanyak 5 t/ha/musim dapat meningkatkan kandungan C-organik dari 2,4 % menjadi 4 %; setelah 4 musim pemberian. Selain itu kadar unsur hara pada tanah juga meningkatkan terutama K, Mg , Si, dan N. setiap panen padi apabila jerami keseluruhannya diangkut keluar dari sawah diperkirakan jumlah rata-rata 5 t/ha/musim, maka tanaman akan kehilangan 0,4 % C-organik, 0,03 % N tanah, 8,15 % kg P/ha, 42,9 kg K/ha, 15 kg Mg/ha, dan 25 kg Si/ha. Dikabupaten pangkep pemberian 5 ton jerami/ha pada padi dengan cara dibenamkan hasilnya setara dengan padi yang dipupuk dengan 50 kg KCl/ha tanpa jerami.

Tanaman yang Dipupuk

Hal-hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan tanaman dalam pemupukan adalah (a) penggunaan unsur hara oleh tanaman, (b) sifat-sifat akar.

(a). Penggunaan Unsur Hara Oleh TanamanUnsur hara yang diserap oleh tanaman dipergunakan antara lain untuk menyusun

bagian-bagian tubuh tanaman. Jumlah unsur hara yang diperlukan untuk manyusun bagian-bagian tubuh tanaman tersebut berbeda untuk setiap jenis tanaman maupun setiap jenis tanaman yang sama tetapi dengan tingkat produksi yang berbeda. Bagian-bagian tubuh tanaman tersebut bila merupakan bagian yang dipanen dan tidak kembali ke tanah maka

Page 42: PUPUK DAN PEMUPUKAN ramah lingkungan

unsur hara yang ada di dalamnya merupakan unsur hara yang hilang dari tanah. Secara umum kebutuhan tanaman ditentukan oleh macam bagian tanaman yang dipanen:

• Tanaman yang dipanen daunnya memerlukan hara N lebih banyak. Misalnya sayur-sayuran daun.

• Tanaman yang menghasilkan pati atau gula memerlukan unsur N, unsur K cukup tinggi, misalnya ubi jalar, ubikayu, kentang dan tebu.

• Tanaman yang diambil bunga, buah dan bijinya memerlukan banyak unsur N, dan unsur P untuk pertumbuhan generatifnya.

(b). Sifat-Sifat AkarAkar tanaman dapat berupa akar tungang atau akar serabut. Sifat-sifat akar akan

menentukan cara penempatan pupuk dan jumlah pupuk yang harus diberikan. Tanaman berakar tunggang, seperti kopi, jeruk, kakao, pupuk sebaiknya diletakkan di dalam larikan lingkaran mengelilingi batang. Jarak dari batang disesuaikan dengan tajuk tanaman. Penyerapan unsur hara oleh tanaman adalah melalui pertukaran ion antara akar dengan larutan tanah atau kompleks jerapan koloid tanah. Kemapuan menukar kation atau anion dari akar berbeda untuk setiap jenis tanaman. Tanaman seperti dikotil mempunyai Kapasitas Tukar Kation (KTK) akar lebih tinggi dari pada tanaman monokotil. Tanaman dikotil menyerap kation bervalnsi dua (misalnya Mg++, Ca++) lebih banyak dari pada kation bervalesi satu (K+). Sedangkan pada tanaman monokotil adalah sebaliknya.

Pupuk yang diaplikasikan

a. Jenis-jenis PupukBerdasarkan pembuatannya, pupuk dibedakan atas dua macam, yaitu pupuk alam

dan pupuk buatan. Pupuk alam misalnya kompos, guano, fosfat alam, dan sebagainya. Perbedaan di antara keduanya adalah kadar unsure haranya. Pupuk alam memiliki kadar hara relatif lebih rendah dengan kemurnian yang juga relatif rendah. Sedangkan pupuk buatan memiliki kadar dan kemurnian yang lebih tinggi. Menurut komposisi unsur, pupuk dibedakan atas pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Komposisi unsur pada pupuk tunggal untuk memenuhi kebutuhan tanaman dapata diatur, sedangkan majemuk lebih sukar. Pupuk majemuk umumnya digunakan pada perkebunan-perkebuanan yang sudah diketahui kahat akan beberapa hara. Dengana menggunakan pupuk majemuk ini, pengeluaran biaya untuk tenaga kerja memupuk dapat dikurangi. Bagi tanaman setahun, penggunaan lebih banyak dari pada pupuk tunggal, karena aspek-aspek pembiayaan belum dikaji secara mendalam, tidak seperti halnya pada perkebunan yang berorientasi pada keuntungan.

b. Sifat-Sifat PupukPupuk dapat dipakai secara baik apabila memiliki jaminan kualitas yang baik.

Jaminan ini tercermin dari sifat-sifat kimia pupuk, diantaranya :• Kadar Unsur Hara.

Bagi pupuk buatan, kadar hara utama umumnya tergolong tinggi. Bagi hara N, P dan K dinyatakan seabagai persen N, P2O5 dan K2O, seperti :Urea : 45 % N (45 kg n/ 100 kg urea), SP36: 36 % P2O5 (36 KG P2O5/100KG TSP), KCL : 60 % K2O (60 kg K2O/100 kg KCl).

• Higroskopis. Pupuk sering rusak dalam penyimpanan karena mengisap air sehingga mudah cair. Sering pula karena kekeringan, pupuk menjadi mengeras. Oleh sebab itu usaha menjaga kelembaban sesuai dengan sifat pupuk sangat penting. Untuk menghindari kelebihan penyerapan air atapun kekeringan, sering kali pupuk diberi lapisan senyawa yang menghamba penyerapan air, ataupun menguapnya iar. Urea merupakan salah satu pupuk yang mduah menyerap air.

Page 43: PUPUK DAN PEMUPUKAN ramah lingkungan

• Kelarutan. Pupuk N dan K umumnya mudah larut dalam air, sedangkan pupuk P sebaliknya. Untuk P umumnya dibedakan atas pupuk larut dalam air (superfostat, amofos), larut dalam asam sitrat atau ammonium sitral netral (FMP) dan larut dalam asam keras (HCl 25 %).

• KemasamanSeringkali setelah dimasukkan ke dalam tanah pupuk bereaksi masam atau alkalis. Sifat-sifa demikian dapat dinyatakan sebagai Ekuivalen Kemasan yang berarti jumlah CaCO3 yang diperlukan untuk menetralkan sehingga reaksi-reaksi kembali ke arah semula. Pada pupuk yang beraksi basa dinyatakan sebagai ekuivalen kebasaan yaitu jumlah dari asam yang diberikan agar terjadi reaksi penetralan akibat penambahan pupuk.

Misalnya: : - ZA dengan kemasaman 110, berarti untuk menetralkan akibat 100 kg ZA

dibutuhkan 110 kg CaCO3. - Indeks Garam (IG)

Indeks ini menunjukkan kepekatan elektrolit setelah terjadi pelarutan pupuk, diukur dengan kenaikan tekanan osmotik.

Tabel 1. Contoh-Contoh Indeks Garam (IG) Pupuk

No Pupuk Kadar hara (%) IG-Pupuk

1

Nitrogen NH3 anhidrousNH4 NO3NaNO3NH4NO3Co (NH4)2

(NH4)SO4

N82,235.016.535.046.621.2

47.02104.65100.00104.6575.4068.96

2 Fosfor TSPDAP

P2O548.053.8

10.0834.21

3 Kalium KClKNO3

K2SO3

K2O60.046.654.0

116.1673.6346.06

Semakin tinggi IG, pupuk akan cenderung merusak biji tanaman. Oleh sebab itu untuk menghindari hal ini perlu pengolahan yang spesifik , lebih-lebih pada musim kering dimana proses-proses pengenceran sangat kecil sekali. 

Efek Indeks Garam

Respon dua macam pupuk nitrogen pada efisiensi air dan efisiensi nitrogen, dan toleransi garam tanaman Chili (Capsicum annuum L.) cv. Sandia diteliti dalam percobaan rumah kaca. Tingkat salinitas Rendah, sedang dan tinggi (1,5, 4,5, dan 6,5 dS m-1), dan dua tingkat pupuk organik-N (120 dan 200 kg ha-1) dan 120 kg ha-1 pupuk anorganik sebagai amonium nitrat, dirancang dalam rancangan acak kelompok dan diulang empat

Page 44: PUPUK DAN PEMUPUKAN ramah lingkungan

kali. Sumber pupuk organik-N diekstraksi dengan air dari potongan rumput. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan air menurun sekitar 19 dan 30% pada tanaman yang mengalami stress garam medium dan tinggi. Efisiensi penggunaan air menurun hanya pada tanaman yang mengalami stress garam “tinggi”. Efisiensi penggunaan nitrogen menurun dengan meningkatnya salinitas atau meningkatnya dosis N. Peningkatan toleransi garam tercatat ketika tanaman dipupuk dengan sumber organik-N dibandingkan dengan sumber anorganik-N. (Sumber: Lopez, M.A.H., A.L.Ulery dan Z.Samani. 2011. Response of chile pepper (Capsicum annuum L.) To salt stress and organic and inorganic nitrogen sources: iii. Ion uptake and translocation. Tropical and Subtropical Agroecosystems. Vol. 14 No.3.

c. Waktu dan Cara Pemupukan

Pemupukan yang tepat didasarkan pada pertumbuhan tanaman dan sifat-sifat pupuk. Bagi pupuk yang mudah larut bersifat mobil, maka cara pemberiannya diberikan secara bertahap (split application)  seperti yang terjadi pada Urea dan KCl, lebih-lebih apabila tekstur tanah kasar. Sedangkan pupuk yang melarutnya lambat, dapat diberikan sekaligus  pupuk SP36, DSP, dan ESP.

Hasil peneltiian tentang: Pemupukan NPK secara bertahap

Penurunan ketersediaan hara dalam tanah , hasil biji jagung yang relative rendah, pasokan pupuk terlambat dan tingginya biaya pupuk, mendorong perlunya waktu aplikasi pupuk yang tepat untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya pupuk yang langka dalam produksi jagung di Nigeria. Percobaan lapangan dilakukan tahun 2007 dan 2008 selama musim tanamnya di Universitas Pertanian , Abeokuta, untuk mengetahui pengaruh aplikasi bertahap pupuk NPK 20:10:10 terhadap pertumbuhan dan hasil jagung . Enam perlakuan dalam Rancangan Acak lengkap ( acak kelompok ) terdiri dari 600 kg / ha NPK 20:10:10 tahun 2007 dan 300 kg / ha pada tahun 2008 , diterapkan pada 2 dan 6 MST (Minggu setelah tanam ) , 2 dan 8 MST , 4 dan 6 MST , 4 dan 8 MST , 6 dan 8 MST dan tanpa pupuk ( kontrol) .

Tinggi tanaman , hasil gabah , panjang tongkol , tongkol lingkar , seratus bobot biji, semua nya dipengaruhi ( p < 0,05 ) oleh aplikasi bertahap pupuk NPK. Pemupukan meningkatkan hasil gabah sebesar 135 % - 260% pada tahun 2007 dan 67%- 191 % pada 2008. Aplikasi pupuk pada 2 dan 8 MST menghasilkan biji tertinggi secara signifikan. Pada tahun 2008 , menunda dosis pertama pupuk sampai 6 MST dapat meningkatkan hasil biji , tetapi tidak ekonomis. Aplikasi bertahap 300 kg / ha pupuk , pada 2 dan 8 MST memberikan keuntungan ekonomi lebih tinggi dari aplikasi 600 kg / ha pada 4 dan 6 MST atau 4 dan 8 MST . Hasil biji jagung dapat dimaksimalkan jika pupuk diaplikasikan pada 2 dan 8 MST , penundaan aplikasi pupuk 300 kg / ha sampai 6 MST menyebabkan kerugian ekonomi .

(Sumber: Fabunmi, T.O. 2009. Effect of different split applications of npk fertilizer on growthand yield of maize, and economic returns. Nigeria Agriculture Journal. Vol 40, No 1-2, 2009 ).

Metode pemberian pupuk, tujuan ekonomi dan dampak pemupukan.

Cara-cara pemberian harus diselenggarakan pada efektivitas dan efisiensi pemupukan. Dengan demikian penggunaan pupuk secara besar disarankan, kecuali pada pertanaman dengan jarak kurang dari 30 cm.

Cara-cara  pemupukan terdiri dari : Side band (samping tanaman), yaitu ditugal di satu atau dua sisi tanaman

Page 45: PUPUK DAN PEMUPUKAN ramah lingkungan

In the row (dalam larikan), yaitu diberikan pada jarak  5.5 cm dengan kedalaman  5 cm Top

Top dressed atau side dressed, yang diberikan setalah tanaman tumbuh Pop up, diberikan bersamaan dengan biji yang tanam, khusus untuk pupuk IG

rendah Foliar application, diberikan lewat daun, khususnya untuk pupuk cair atau pupuk

yang tergolong kedalam mikro elemen. Fertigation, diberikan melalui air irigasi, khsususnya untuk pupuk nitrogen.

Teknik Aplikasi Pupuk: Fertigasi

Fertigasi memungkinkan aplikasi jumlah hara yang tepat secara seragam ke seluruh zona akar yang dibasahi, dimana sebagian besar akar aktif terkonsentrasi dalam zone ini, dan hal ini dapat membantu meningkatkan efisiensi penggunaan hara oleh tanaman. Fertigasi dianggap ramah lingkungan karena meminimumkan pencucian hara, terutama nitrogen (N-NO3). Dalam fertigasi, hara larut air bergerak bersama dengan zone pembasahan dan sehingga manajemen yang tepat kuantitas irigasi sesuai dnegan dengan dosis dan waktu pemberian hara, sangat penting untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, utamanya produktivitas dan efisiensi penggunaan hara. Di India teknologi pemupukan Fertigasi ini banyak diterapkan dalam pproduksi sayuran. (Sumber: Jat, R A., Wani, S.P., Sahrawat, K.L., Singh, P dan P.L.Dhaka. 2011. Fertigation in Vegetable Crops for Higher Productivity and Resource Use Efficiency. Indian Journal of Fertilizers, 7 (3). pp. 22-37.)

Produksi kacang tanah di lahan kering pada tanah Alfisol rata-rata kurang dari 1 ton polong kering/ha, sedangkan potensi produksi kacangtanah dapat mencapai lebih dari 4 t/ha ( Adisarwanto et al., 1993; Sudaryono dan Indrawati, 2001). Rendahnya hasil ini disebabkan oleh karena tanah miskin humus, miskin hara NPKS dan hara mikro, serta terlalu tingginya kandungan Ca. Unsur hara K merupakan hara yang paling banyak diserap tanaman kacang tanah setelah hara N. Hara N yang diserap tanaman kacang tanah dapat mencapai 230 kg N/ha, sedang hara K sekitar 116 kg K2O/ha, bandingkan dengan serapan hara makro yang lain seperti hara P yang hanya 39 kg P2O5/ha dan Ca hanya 66 kg Ca/ha (Sumarno. 1986). Hara K memang bukan pembentuk senyawa organik dalam tanaman tetapi usur K sangat penting dalam proses pembentukan biji kacang tanah bersama hara P disamping juga penting sebagai pengatur berbagai mekanisme dalam proses metabolik seperti fotosintesis, transportasi hara dari akar ke daun, translokasi asimlat dari daun ke seluruh jaringan tanaman (Sumarno, 1986 ; Sutarto et al., 1988).

Untuk mendapatkan hasil kacang tanah yang optimal salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah adanya keseimbangan antara K : Ca : Mg dalam tanah (Bell et al.,1992). Di lahan kering Alfisol, kandungan hara Ca dan Mg umumnya berharkat “tinggi” atau “sedang”, tetapi kandungan hara K umumnya berharkat “rendah” sampai “sangat rendah” sehingga harus ada tambahan hara K dari luar yang berupa pemupukan K. Unsur K sangat penting dalam pembentukan polong dan pengisian biji kacang tanah disamping sangat penting dalam proses metabolisme dalam tanaman. Kadar ion Ca dalam tanah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan tidak efektifnya pemupukan PK sehingga produksi kacang tanah tidak dapat mencapai optimal.

Untuk meningkatkan efisiensi pemupukan P dan K di lahan kering Alfisol pada tanaman kacang tanah telah dilakukan penelitian di lahan kering Alfisol, Malang Jawa Timur. Rancangan acak kelompok faktorial, tiga ulangan digunakan dalam penelitian ini. Perlakuan percobaan (MT 2002) adalah kombinasi dua jenis pupuk N (Urea dan ZA), tiga dosis pupuk P (0, 50 dan 100 kg SP36/ha) dan tiga frekuensi pemberian pupuk K (diberikan 1x; 2x dan 3x). Perlakuan percobaan (MT 2003) adalah kombinasi dua jenis pupuk N (Urea dan ZA), tiga dosis pupuk K (50, 100 dan 150 kg KCl/ha) dan 3 frekuensi pemberian pupuk K seperti

Page 46: PUPUK DAN PEMUPUKAN ramah lingkungan

pada percobaan MT 2002. Percobaan menggunakan kacang tanah varietas Kelinci yang ditanam dengan jarak tanam 40 cm x 20 cm dua biji per lubang pada petak perlakuan 4 m x 6 m. (Ispandi dan Abdul Munip, 2004)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan pupuk ZA dapat meningkatkan serapan hara P, K dan S serta meningkatkan hasil polong kering sekitar 51 % dibandingkan dengan yang dipupuk Urea. Pemupukan P kurang efektif dalam meningkatkan hasil kacang tanah. Pemupukan 50 kg SP36/ha hanya dapat meningkatkan hasil polong kering sekitar 10 % daripada yang tanpa pupuk P, dan bila dosisnya ditingkatkan menjadi 100 kg SP36/ha justru menurunkan hasil. Pemupukan 50 kg SP36/ha hanya mampu meningkatkan kadar P dalam tanaman sekitar 15 % dan tidak meningkatkan serapan hara yang lain. Bila dosisnya ditingkatkan menjadi 100 kg SP36/ha, kadar P dalam tanaman meningkat sekitar 7 % daripada yang dipupuk 50 kg SP36/ha. Pemupukan 100 kg KCl/ha meningkatkan hasil kacang tanah secara nyata daripada yang dipupuk 50 kgKCl/ha. Pemberian pupuk KCl satu kali pada saat tanam lebih efektif dan lebih efisien daripada diberikan dua kali, pada saat tanam dan umur satu bulan dalam meningkatkan hasil kacang tanah, dan bila diberikan tiga kali, justru menurunkan hasil. Pemupukan 100 kg KCl/ha dapat meningkatkan kadar K dan P dalam tanaman, masing-masing sekitar 21 dan 15 % bila diberikan bersama 50 kg SP 36/ha, atau masing-masing meningkat 28 % dan 23 % bila diberikan bersama 100 kg SP36/ha, semua itu bila dibandingkan dengan yang tidak disertai pupuk P. (Ispandi dan Abdul Munip, 2004).

EKONOMI PEMUPUKAN.Hasil tanaman yang lebih tinggi akan menyediakan peluang yang lebih besar untuk mencapai maximum net-profit per luasan lahan dan memperkecil biaya produksi per satuan hasil. Kesuburan tanah yang baik menjadi faktor utama untuk mendapatkan hasil yang tinggi.

Biaya tetap dalam usahatani adalah biaya yang dikeluarkan oleh petani, tidak tergantung pada besarnya hasil tanaman. Dengan demikian praktek usahatani yang meningkatkan hasil tanaman biasanya akan memperendah biaya produksi per satuan hasil .

Kurva respon hasil tanaman terhadap pemupukan biasanya mengikuti The Law of Diminishing Return (Kurva Asimtotis).Pendapatan per biaya produksi akan semakin menurun, hal ini menjadi pertimbangan utama bagi petani yang modal kerjanya terbatas.

Petani yang progresif biasanya menyadari bahwa profit per hektar lahan lebih penting daripada penghasilan per satuan biaya produksi

Maximum profit dari pemupukan akan tercapai kalau tambahan hasil tanaman sama dengan tambahan biaya pemupukan (dY/dX = dC/dX)

Page 47: PUPUK DAN PEMUPUKAN ramah lingkungan

EKONOMI PEMUPUKAN.Dosis pupuk yang paling menguntungkan dipengatruhi oleh:

1. Peningkatan hasil akibat tambahan pupuk2. Level of farm management3. Harga pupuk4. Harga hasil tanaman5. Tambahan biaya panen6. Biaya pemasaran7. Efek residu8. Tingkat kesuburan tanah.

Level of farm management: derajat sampai dimana semua faktor produksi tanaman dapat berhasil dikendalikan.Pada dosis pupuk yang tinggi, diperlukan kemampuan manajerial yg lebih tinggi

Harga per satuan hara tanaman, beragam dengan bahan pupuk.Pupuk yang kandungan haramya lebih tinggi dianggap lebih murah biaya aplikasinyaPrioritas penggunaan modal kerja sangat penting bagi

petani.Umumnya lebih menguntungkan untuk melakukan

pemupukan sesuai dengan ahsil uji tanah.

Page 48: PUPUK DAN PEMUPUKAN ramah lingkungan

DAFTAR PUSTAKA

Abdurohim, O. 2008. Pengaruh Kompos Terhadap Ketersediaan Hara Dan Produksi Tanaman Caisin Pada Tanah Latosol Dari Gunung Sindur, sebuah skripsi. Dalam IPB Information Resource Center, diunduh 13 Juni 2010.

Adisarwanto T., A.A.Rahmiana dan Suhartina. 1993. Budidaya Kacang Tanah. Kacang Tanah. Monograf Balittan Malang No.12. Malang. H.91-106.

Diez, J.A., MaC Cartagena dan A. Vallejo. 1992. Controlling phosphorus fixation in calcareous soils by using coated diammonium phosphate. Fertilizer research. June 1992, Volume 31, Issue 3, pp 269-274.

Fabunmi, T.O. 2009. Effect of different split applications of npk fertilizer on growthand yield of maize, and economic returns. Nigeria Agriculture Journal. Vol 40, No 1-2 (2009)

Gaur, D. C. 1980. Present Status of Composting and Agricultural Aspect, in: Hesse, P. R. (ed). Improvig Soil Fertility Through Organic Recycling, Compost Technology. FAO of United Nation. New Delhi.

Guntoro D., Purwono, dan Sarwono. 2003. Pengaruh Pemberian Kompos Bagase Terhadap Serapan Hara Dan Pertumbuhan Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.). Dalam Buletin Agronomi, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor.

Handayani, M. 2009. Pengaruh Dosis Pupuk NPK dan Kompos Terhadap Pertumbuhan Bibit Salam, sebuah skripsi. Dalam IPB Information Resource Center diunduh 13 Juni 2010.

Ispandi A. 2000. Pengaruh Pemupukan NPK dan S terhadap dinamika hara di lahan kering Alfisol dan tanaman kacang tanah. Ilmu Pertanian Vol.8. No.2. Des. 2001. p. 83-93. Fakultas Pertanian Universitas gajah mada Yogyakarta.

Ispandi,A. dan Abdul Munip. 2004. Efektivitas pupuk pk dan frekuensi pemberian pupuk k dalam meningkatkan serapan hara dan produksi kacangtanah di lahan kering alfisol. Ilmu Pertanian Vol. 11 No. 2, 2004 : 11-24

Jat, R.A., S.P.Wani, K.L.Sahrawat, P.Singh dan P.L.Dhaka. 2011. Fertigation in Vegetable Crops for Higher Productivity and Resource Use Efficiency. Indian Journal of Fertilizers, 7 (3). pp. 22-37.

Lopez, M.A.H., A.L.Ulery dan Z.Samani. 2011. Response of chile pepper (Capsicum annuum L.) To salt stress and organic and inorganic nitrogen sources: iii. Ion uptake and translocation. Tropical and Subtropical Agroecosystems. Vol. 14 No.3.

Miller M.H., C.P.Mamaril dan G.J.Blair. 1970. Ammonium effect and phosphorus absorbtion through pH change and phosphorus precipitation at the soil root interface. Agron.Journ.62.524-527.

Novizan. 2001. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. AgroMedia Pustaka. Jakarta.Sri setyadi Harjadi. 1979. Pengantar Agronomi. PT. Gramedia. Jakarta.Sudaryono dan Indrawati. 2001. Dinamika hara dan pemupukan kacang tanah dan kacang

hijau pada pola tanam padi – kacang tanah/kacang hijau. Laporan Hasil Penelitian Balitkabi 2001. Balitkabi Malang.

Sumarno. 1986. Teknik Budidaya Kacang Tanah. Sinar Baru. Bandung. 79h. Sutarto I.V., Harnoto dan Sri Astuti Rais. 1988. Kacang Tanah. Balai Penelitian Tanaman

Pangan Bogor. 47 h. Sutedjo,M.M. 1989. Analisis Tanah, Air, dan Jaringan Tanaman. Rineka Cipta. Jakarta.Sutedjo,M.M.. 1985. Pupuk dan Cara Pemupukan. Bina Cipta. Jakarta.Toharisman, A. 1991. Potensi Dan Pemanfaatan Limbah Industri Gula Sebagai Sumber

Bahan Organik Tanah.